• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS KONSELING KETERAMPILAN HIDUP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOLA STRES SISWA : Quasi Eksperimen pada Siswa SMA Negeri di Majalengka tahun ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS KONSELING KETERAMPILAN HIDUP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOLA STRES SISWA : Quasi Eksperimen pada Siswa SMA Negeri di Majalengka tahun ajaran 2012/2013."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS KONSELING KETERAMPILAN HIDUP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENGELOLA STRES SISWA

(Quasi Eksperimen pada Siswa SMA Negeri di Majalengka tahun ajaran 2012/2013)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan dalam Bidang Bimbingan dan Konseling

Oleh

FIRMAN RATNA NUR IMAN NIM. 1102275

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

EFEKTIVITAS KONSELING KETERAMPILAN HIDUP

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENGELOLA STRES SISWA

(Quasi Eksperimen pada Siswa SMA Negeri di Majalengka tahun ajaran 2012/2013)

Oleh :

FIRMAN RATNA NUR IMAN

NIM. 1102275

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan Konseling

©

FIRMAN RATNA NUR IMAN

. 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

FIRMAN RATNA NUR IMAN NIM. 1102275

EFEKTIVITAS KONSELING KETERAMPILAN HIDUP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOLA STRES SISWA

(Quasi Eksperimen pada Siswa SMA Negeri di Majalengka tahun ajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN., M.Pd NIP. 19520620 19820201 1003

Pembimbing II

Dr. Mubiar Agustin, M.Pd NIP. 19770828 200312002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

iii

Firman Ratna Nur Iman, 2014

Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sample Penelitian ... 6

F. Asumsi dan Hipotesis ... 6

BAB II KONSELING KETERAMPILAN HIDUP DAN KETERAMPILAN MENGELOLA STRES A. Konseling Keterampilan Hidup (KKH) ... 8

B. Konsep Dasar Stress ... 15

(5)

2. Teori Stress ... 16

3. Mekanisme terjadinya Stres ... 17

4. Gejala Stress ... 21

5. Faktor Penyebab atau Pemicu Stress ... 21

6. Coping Stress ... 24

C. Penelitian Sebelumnya terkait konseling Keterampilan Hidup ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 27

B. Desain Penelitian ... 27

C. Metode Penelitian ... 28

D. Populasi, Sampel dan Tempat Penelitian ... 28

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 29

F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 30

G. Teknik Pengumpulan Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43

B. Gambaran Umum Stres siswa ... 43

C. Gambaran Umum faktor penyebab (Stressor) Siswa ... 45

D. Gambaran Umum Coping Stres ... 46

E. Program Konseling Keterampilan Hidup untuk meningkatkan Keerampilan Mengelola stres ... 48

(6)

v

Firman Ratna Nur Iman, 2014

Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

(7)

ABSTRAK

Firman Ratna Nur Iman. (2014). Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa. (Quasi Eksperimen pada Siswa SMA Negeri 1 Majalengka tahun Ajaran 2012/2013) Stres tidak hanya berdampak negatif, namun juga dapat berdampak positif. Hal ini bergantung bagaimana cara seseorang mengelola stres tersebut. Fenomena keterampilan mengelola stres yang terjadi pada siswa di SMA N 1 Majalengka, terdapat 18,75 % siswa ada pada kategori tinggi dalam mengelola stres. Terdapat 65,62% siswa ada pada kategori sedang dan terdapat 15,62 % siswa ada pada kategori rendah dalam mengelola stresnya. Oleh karena itu maka diperlukan adanya bantuan yang dapat meningkatkan keterampilan mengelola stress pada siswa. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas Konseling Keterampilan Hidup (KKH) untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Majalengka kelas XI IPA tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif dengan metode quasi eksperimen. Hasil penelitian menunjukan KKH efektif untuk meningkatkan Keterampilan Mengelola Stres. Kesimpulan penelitian ini adalah KKH efektif untuk meningkatkan keterampilan mengelola stres siswa. Rekomendasi dari penelitian ini yaitu bagi guru BK sebelum menangani stres siswa menggunakan KKH, Guru BK seyogyanya menganalisis tingkat Stres, stresor, coping stres siswa terlebih dahulu dan memahami tahapan KKH. Bagi peneliti selanjutnya seyogyanya memfokuskan subjek penelitian pada sampel yang lebih individual sehingga data deskriptif kualitatif tentang kepuasan konseli, suasana konseling, ungkapan perasaan (emosi) konseli dan hal lain yang sifatnya kualitatif .

(8)

Firman Ratna Nur Iman, 2014

Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Firman Ratna Nur Iman. (2014). Effectiveness of Life Skills Counseling to Improve Stress Management Skills of Student. (Quasi-Experimental Research on Students of SMAN 1 Majalengka periode 2013/2014)

Skills to manage stress is important in a person's life because human life will not be spared from stress. Stress not only have a negative impact, but also can have a positive impact. It depends how people manage the stress, as well as the students. The problem faced in this age of increasingly complex. The phenomenon of skills to manage the stress that occurs in students at SMA N 1 Majalengka, there are 18.75% of students in the high category in managing stress. There are 65.62% of the students there are in the medium category and there are 15.62% of students in the low category in managing stress. Therefore it is necessary to help to improve the skills to manage stress in students. The purpose of this study was to examine the effectiveness of Life Skills Counselling to Improve Stress Management Skills of Student. The population of this study were students of SMAN 1 Majalengka grade XI periode 2012/2013. This study uses a quantitative approach with quasi-experimental methods. The results showed Life Skills Counseling Effective to improve Stress Management Skills of students. This is shown by empirical data, difference scores pre-test and scores post-test. Based on the findings of this study, it can be used Life Skills Counseling interventions to improve students' skills to managing stress.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Mempersiapkan manusia Indonesia masa depan sebagai generasi penerus yang disebut-sebut sebagai Generasi Emas 2045 (GE 2045) dengan target manusia yang cerdas, individuasi, berjati diri, berkarakter dan kompetitif, adalah sesuatu yang sudah harus disiapkan dunia pendidikan Indonesia sejak dini. Target lahirnya manusia tersebut sebagai investasi yang paling berharga dalam periode globalisasi saat ini. Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) yang optimal akan berkontribusi pada sendi-sendi kehidupan yang lebih baik. Paradigma tersebut sudah masuk pada setiap institusi, lembaga, bahkan industry-industri bukan hanya Indonesia namun standarisasi internasional menyiratkan bahwa sangat tergantung mutu SDM yang dikembangkannya. Apabila SDM baik maka menjalankan pekerjaan akan sangat professional.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 mendefinisikan bahwa :

(10)

2

Firman Ratna Nur Iman, 2014

Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Implementasi Undang – Undang SIDIKNAS tahun 2003 tersebut tidak bisa dipungkiri membawa tantangan pada tataran penyelenggaraan pendidikan terutama pada siswa yang mulai memasuki usia remaja. Siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) pada umumnya berada pada rentang masa dewasa awal atau remaja akhir. Hurlock (1994) menyebut masa ini sebagai masa bermasalah. Menurut Hurlock (1994), dalam tahun-tahun awal masa remaja akhir banyak masalah baru yang harus dihadapi seorang remaja.

Kompleksitas masalah yang menghampiri remaja, apabila tidak berbanding lurus dengan kecakapannya dalam menyelesaikan masalah yang muncul akan mengakibatkan berbagai hambatan dalam optimalisasi potensi remaja. Remaja yang kurang memiliki kecakapan hidup dalam menyelesaikan masalahnya secara sehat dan positif akan mengalami salah suai (maladjustment) dan tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

Perilaku salah suai tersebut terlihat pada fenomena yang diperoleh dari data Komnas Perlindungan Anak (KOMPAS.com Selasa, 25 September 2012) telah merilis jumlah tawuran pelajar tahun 2012 sebanyak 339 kasus dan memakan korban jiwa sebanyak 82 orang. Tahun sebelumnya, jumlah tawuran antar pelajar sebanyak 128 kasus. Jika dianalisis, kasus berdasarkan data tersebut merupakan cara remaja dalam mereduksi stres yang sedang dialami, namun mereka mereduksi stresnya dengan melakukan hal yang negatif.

(11)

3

dalam mengelola stres. Hal ini berarti siswa dapat memilih coping positif pada saat siswa mengalami stres. Sedangkan 65,62% siswa ada pada kategori sedang. Hal ini berarti terdapat siswa yang perlu bimbingan untuk mengatasi atau mengelola stresnya agar coping yang diambil adalah yang positif. Bila tidak ada pembimbing maka dimungkinkan siswa bisa jadi mengambil coping yang negative. Disamping itu terdapat 15,62 % siswa pada kategori rendah. Data ini menunjukan bahwa siswa memilih coping negative ketika dirinya mengalami stres.

Kategori rendahnya keterampilan mengelola stres yang terjadi dapat disebabkan oleh kompleksitas permasalahan yang dihadapi siswa SMA, secara psikologis masa ini merupakan kelanjutan dari masa-masa sebelumnya dan merupakan pencapaian kematangan mental dalam persiapan mencapai kedewasaan. Namun, berdasarkan gambaran di atas masih terdapat siswa yang kurang memiliki kematangan mental. Hal ini tercermin dalam cara mereka menghadapi stres sehingga salah mengambil keputusan dalam bertindak dan berperilaku. Mereka masih berperilaku tidak efektif. Jika hal ini dibiarkan maka akan sangat dimungkinkan untuk siswa melakukan hal yang lebih merusak baik dirinya maupun lingkungan terdekatnya.

(12)

4

Firman Ratna Nur Iman, 2014

Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(personal skills) dan kecakapan sosial (social skills), sedangkan kecakapan khusus terdiri atas kecakapan akademis (academic skills) dan kecakapan vokasional (vocational skills).

Di sinilah peran Bimbingan dan Konseling dalam upaya mengembangkan keterampilan berfikir siswa melalui model konseling life skills. Jika siswa memiliki keterampilan ini, diharapkan dapat menolong dirinya sendiri tanpa bergantung pada konselor karena konselor tidak selalu dapat hadir membantu dirinya. Oleh karena itu penelitian ini mengangkat judul Konseling Keterampilan Hidup untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa merupakan layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada penguasaan life skills yang perlu dimiliki oleh setiap individu.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan apa yang dikemukakan sebelumnya, tampak bahwa stres dapat merugikan individu jika tidak dikelola dengan baik. Stres dapat mengganggu keseimbangan fisik maupun psikis dan berdampak pada perilaku yang dilakukan oleh individu. Stres dapat menyebabkan seseorang lelah, tidak berdaya, depresi, putus asa dan sebagainya. Bantuan dalam mengembangkan keterampilan stres diperlukan agar dampak negatif stres dapat dihindari. Keterampilan mengelola stres dapat dikembangkan melalui bimbingan dan konseling.

(13)

5

Untuk menjawab pertanyaan tersebut diperlukan kajian yang komprehensif dan sistematis terutama terhadap hal-hal yang berkenaan dengan :

1. Seperti apakah gambaran umum stres siswa SMA Negeri 1 Majalengka dan cara mengatasi stres?

2. Bagaimanakah Konseling Keterampilan Hidup untuk meningkatkan keterampilan mengelola stres pada siswa SMA ?

3. Bagaimanakah efektivitas Konseling Keterampilan Hidup dalam mengembangkan keterampilan mengelola stres pada siswa SMA ?

Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, kerangka penelitiannya dapat divisualisasikan sebagai berikut :

Gambar 1.1 Visualisasi Kerangka Penelitian Gambaran Umum

Stres dan coping stres Siswa

Konseling keterampilan hidup untuk meningkatkan keterampilan mengelola stres berdasarkan gambaran stres dan stresor siswa

Uji efektivitas Model Konseling

(14)

6

Firman Ratna Nur Iman, 2014

Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui keefektifan Konseling Keterampilan Hidup untuk menningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola stres. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui gambaran umum stres, stresor siswa SMA Negeri 1 Majalengka dan cara mengatasi stres (coping stres)

2. Mengetahui Konseling Keterampilan Hidup untuk meningkatkan keterampilan mengelola stres pada siswa SMA

3. Mengetahui keefektifan Konseling Keterampilan Hidup untuk meningkatkan keterampilan mengelola stres pada siswa SMA

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi positif bagi siswa agar dapat mengembangkan keterampilan mengelola stres, dan keterampilan mengambil keputusan untuk menyelesaikan permasalahan dan membantu diri sendiri dalam menentukan langkah konkrit cara yang positif dalam mengatasi stres. 2. Bagi Guru BK

(15)

7

meningkat keterampilannya dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

3. Bagi Sekolah

Bagi sekolah dengan memperoleh gambaran umum stres, dan coping stres dapat dipetakan kerawanan permasalahan siswa yang terjadi, sehingga dapat segera diatasi melalui program bimbingan dan konseling life skills.

E. Sampel Penelitian

Penelitian ini melibatkan dua buah variable yaitu variable Konseling Keterampilan Hidup dan variabel Keterampilan mengelola stres. Sedangkan yang menjadi sampel penelitiannya adalah siswa SMA negeri 1 Majalengka kelas XI program IPA.

F. Asumsi dan Hipotetis 1. Asumsi

Asumsi yang melandasi penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Usia siswa SMA berada pada stadium remaja akhir yang secara psikologis masa ini merupakan kelanjutan dari masa-masa sebelumnya dan merupakan pencapaian kematangan mental dalam persiapan mencapai kedewasaan.

(16)

8

Firman Ratna Nur Iman, 2014

Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3. Keterampilan mengelola stres termasuk ke dalam kecakapan umum yaitu kecakapan personal (personal skills). Kemampuan mengelola stres akan bergantung pada kecakapan hidup yang dimiliki individu. Sukartini (2003: 51).

4. Kecakapan hidup (life skills) sangat penting dimiliki individu dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang muncul dalam perkembangan hidupnya, baik masalah pribadi, sosial, akademik maupun karir.

5. Kecakapan yang harus dimiliki menurut Yusuf (2003) itu meliputi kecakapan umum dan kecakapan khusus. Kecakapan umun terdiri atas kecakapan pribadi (personal skills) dan kecakapan sosial (social skills), sedangkan kecakapan khusus terdiri atas kecakapan akademis (academic

skills) dan kecakapan vokasional (vocational skills).

2. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang dikaji dalam penelitian ini maka dapat dirumuskan hipotesis yang akan diuji sebagai berikut :

H0 : Konseling Keterampilan Hidup tidak efektif untuk meningkatkan keterampilan mengelola stres siswa

Hi : Konseling Keterampilan Hidup efektif untuk meningkatkan keterampilan mengelola stres siswa

Hipotesis Statistiknya yaitu H0 : µ1 = µ2

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Creswell (2012) menjelaskan bahwa pendekatan kuantitatif dipilih sebagai pendekatan penelitian ketika tujuan penelitian sebagai berikut: menguji teori; mengungkapkan fakta-fakta; menunjukkan hubungan antar variabel; dan memberikan deskripsi. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini untuk mengungkap gambaran umum stres siswa, stressor, coping stress dan untuk mendeskripsikan keefektifan Konseling Keterampilan Hidup untuk mengembangkan keterampilan mengelola stres pada diri siswa.

Dalam penelitian ini dilakukan uji efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk meningkatkan keterampilan mengelola stres siswa. Untuk menguji efektivitas tersebut dilakukan prosedur statistika uji beda dua rata-rata menggunakan uji t-paired. Uji t-paired digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah perlakuan.

B. Desain Penelitian

(18)

31

Firman Ratna Nur Iman, 2014

Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Keterangan :

O1 = Nilai Pre Test (sebelum dilakukan treatment) X = Eksperimen/Tindakan (treatment)

O2 = Nilai Post Test (setelah dilakukan treatment) (Creswell, 2012)

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental. Pada dasarnya quasi eksperimental sama dengan eksperimen murni, yang membedakan adalah dalam pengontrolan variabel. (Syaodih, 2006). Dalam quasi eksperimental, pengontrolan hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.

Metode ini dipilih karena penelitian dengan metode quasi eksperimental bermaksud untuk menguji hipotesis hubungan sebab – akibat (Syaodih, 2006). Hubungan sebab–akibat dalam penelitian ini adalah mengetahui keefektifan Konseling Keterampilan Hidup (Sebab), dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola stres (Akibat).

D. Populasi, Sampel dan Tempat Penelitian

Populasi yang diambil adalah 4 (empat) kelas pada kelas XI program IPA tahun pelajaran 2012-2013. Tempat melakukan penelitian ini berlokasi pada SMA Negeri 1 Majalengka.

Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Cresswell (2012) menyatakan simple random sampling merupakan bentuk paling

(19)

32

populer dan ketat dalam probability sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 64 (enam empat) siswa diambil dari 50 % (lima puluh persen) dari populasi. Sampel diambil secara acak dari populasi, yaitu masing masing perwakilan sejumlah 16 siswa dari tiap kelas XI program IPA. Pengambilan sampel untuk eksperimen dilakukan secara purposive, yakni dengan menentukan siswa dengan karakteristik sebagai berikut :

1. Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Majalengka

2. Siswa yang diberikan perlakuan (treatment) adalah 10 siswa yang mengalami keterampilan megelola stres rendah. Pertimbangan menentukan jumlah berdasarkan perspektif bimbingan kelompok bahwa jumlah anggota kelompok yang efektif adalah 8-15 orang (Winkel, 1997)

3. Siswa bersedia mengikuti proses perlakuan (treatment) E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

a. Variabel Penelitian

Variable penelitian ini adalah Konseling Keterampilan Hidup sebagai variable independent (tidak terikat) dan keterampilan mengelola stres sebagai variabel dependent (terikat).

b. Definisi Operasional Variabel

1. Konseling Keterampilan Hidup (KKH)

(20)

33

Firman Ratna Nur Iman, 2014

Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

mengidentifikasi dan mengklarifikasi permasalahan konseli. 2) Understanding, tahap ini konselor mendefinisikan kembali masalah pokok konseli ke dalam terminology keterampilan dan selanjutnya merencanakan intervensi dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai konseli. 3) Changing, tahap memberikan intervensi untuk mengembangkan/meningkatkan keterampilan konseli agar dapat menolong dirinya sendiri. Tahap ini konselor melatih konseli agar dapat mengaktifkan ‘Self Talk’ Positifnya. Selanjutnya mengakhiri konseling dan

mengkonsolidasikan keterampilan self helping konseli apakah sudah berkembang pada diri konseli atau belum.

2. Definsi Stres

Dalam penelitian ini, stress di definisikan sebagai sebagai ketidak mampuan individu mengatasi ancaman mental, fisik, emosional dan atau spiritual yang suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisiknya. Hal tersebut ditandai oleh perasaan tidak enak, tidak nyaman, atau tertekan, baik terlihat dari gejala fisik maupun psikis sabagai respon atau reaksi individu. Selain itu terlihat dari respons emosi, fisiologi dan tingkah lakunya.

3. Stressor

(21)

34

4. Coping Stres

Mengelola stress (coping) didefinisikan sebagai “coping as constantly changing cognitive and behavioral efforts to manage specific external and/or

internal demands that are appraised as taxing or exceeding the resources of the

person.” (Lazarus, 1984)

Seperti dikemukakan Lazarus bahwa coping adalah usaha dalam memanaje perilaku dan kognitif yang seringkali berubah disebabkan tuntutan – tuntutan eksternal maupun internal yang dinilai sebagai beban diluar kemampuan dirinya. Dengan kata lain coping merupakan perilaku seseorang dalam mengatasi, mengurangi atau mentoleransi ancaman atau beban perasaan yang tercipta karena stres. Coping seseorang ada yang mengelolanya secara negative ada yang secara positif.

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

Pengembangan instrument stres dikembangkan dari definisi operasional variable yang didapatkan dari Lazarus (1984) dan Weiten (2012) yang dapat dilihat dari gejala-gejalanya, baik fisik, Emosi, Pikiran, Tingkah Laku, sebagai berikut.

(22)

35

Firman Ratna Nur Iman, 2014

Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2) Gejala Emosi, Gelisah, Mudah marah, Takut, Mudah menangis, Merasa diabaikan, Mudah tersinggung, Cemas, Tidak merasakan kepuasan, Merasa tidak bahagia, Mudah panik

3) Gejala Pikiran, Mudah lupa, Tidak memiliki tujuan dan makna hidup, Tidak bisa menentukan prioritas dalam hidup, Merasa kebingungan, Prestasi menurun, Merasa menghadapi jalan buntu, Kehilangan harapan, Berfikir negatif, Merasa diri tidak berguna, Merasa tidak menikmati hidup.

4) Gejala Tingkah Laku (Behaviour), sering marah atau bersikap agresif (baik secara verbal, seperti kata-kata kasar dan menghina; maupun nonverbal seperti menempeleng, menendang, membanting pintu dan memecahkan barang). Menggerutu, Kesulitan tidur atau insomnia, Suka menyendiri, Berbohong, Gugup, Menyalahkan orang lain, Membolos atau mabal, Ketidakmampuan menolong diri sendiri, Mengambil jalan pintas.

Untuk menampilkan gambaran umum stres dan pengelolaan stress maka dibuat kisi – kisi instrument Stres Stresor dan coping stress sebagai berikut :

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Gambaran umum Stress siswa

VARIABEL ASPEK INDIKATOR

Stress Pada 7. Kurang selera makan 8. Sering buang air kecil 9. Mudah mengantuk

PERILAKU

1. Menggerutu

(23)

36

4. Berbohong 5. Gugup

6. Menyalahkan orang lain 7. Membolos atau mabal

8. Ketidakmampuan menolong diri sendiri 9. Mengambil jalan pintas

10. Kesulitan mendisiplinkan karir

PIKIRAN

1. Mudah lupa

2. Tidak memiliki tujuan dan makna hidup 3. Tidak bisa menentukan prioritas dalam

hidup

4. Merasa kebingungan 5. Prestasi menurun

6. Merasa menghadapi jalan buntu 7. Kehilangan harapan

8. Berfikir negatif

9. Merasa diri tidak berguna 10. Merasa tidak menikmati hidup

EMOSI

Coping merupakan perilaku seseorang dalam mengatasi, mengurangi atau

mentoleransi ancaman atau beban perasaan yang tercipta karena stres. Coping seseorang ada yang mengelolanya secara negative ada yang secara positif. Adapun kisi kisi instrument coping stress adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen coping (cara mengelola) Stress siswa

(24)

37

Firman Ratna Nur Iman, 2014

Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu tidak

8 3. Mengendalikan diri

(25)

38

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Stresor siswa

Aspek Faktor Stressor Peristiwa Kehidupan

Psikologis

Kematian seseorang yang sangat berarti dalam hidup

Tugas mata pelajaran yang terlalu banyak

Hubungan dengan pacar tidak terlalu baik

Sulit menjalin hubungan dekat dengan teman baik di sekolah maupun di tempat tinggal (masyarakat/kostan)

Lingkungan

Virus yang mematikan (virus N2H5 (penyebab flu burung), virus HIV, H1N1 dsb)

Bencana alam

Ruangan kelas yang kurang nyaman Kurangnya fasilitas dasar (air, listrik, dsb)

(26)

39

Firman Ratna Nur Iman, 2014

Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik langsung dengan angket. Teknik pengumpulan data dengan angket ini merupakan cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden tinggal mengisi atau menandai dengan mudah dan cepat. (Sudjana, 1975)

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan yang dilakukan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memotret kondisi objektif lapangan, mengetahui secara pasti masalah yang akan diteliti, kepada siapa informasi dapat diperoleh, menentukan metode pengambilan data, dan menentukan cara yang tepat untuk menganalisa data.

2. Perizinan Penelitian

Langkah perizinan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperlancar proses pelaksanaan pengumpulan data penelitian.

3. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan secara berkala dari sebelum siswa mengikuti treatmen (Konseling Keterampilan Hidup) hingga setiap akhir treatmen (Konseling Keterampilan Hidup). Data sebelum mengikuti treatmen dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum cara mengelola stres yang dilakukan siswa. Selanjutnya data diambil setiap setelah treatment dilakukan untuk mengetahui adakah kemajuan yang dihasilkan dari pemberian treatmen tersebut. Adapun

(27)

40

Tabel. 3.4

Time Schedule Pelaksanaan Pengambilan Data Penelitian Data Pelaksanaan pengambilan data Keterangan

I Oktober minggu ke 1, 2013 Data Awal II Oktober minggu ke 2 hari Selasa, 2013 Hasil Treatment 1 III Oktober minggu ke 3 hari rabu, 2013 Hasil Treatment 2 IV Oktober minggu ke 4 kamis 2013 Hasil Treatment 3 Instrumen pengumpul data Stres, coping stres dan Stresor ini diperoleh melalui beberapa tahapan berikut ini.

Pertama, menguraikan masing-masing aspek, sub aspek dan indikator.

Indikator tersebut dikembangkan dari sub aspek yang akan diteliti yang selanjutnya disusun dalam bentuk kisi-kisi instrument pengumpul data. Secara rinci terlampir pada lampiran 1.

Kedua, menguraikan masing-masing aspek dan indikator yang akan diteliti

ke dalam bentuk pernyataan. Instrumen pengumpul data Secara rinci terlampir pada lampiran 2.

Ketiga, melakukan judgement kepada tiga orang dosen yang dipandang

ahli di bidangnya, yaitu : Dr. Ilfiandra M.Pd., Dr. Ipah Saripah, M.Pd., dan Dr. Tina Hayati Dahlan M.Pd. Dari hasil judgement ketiga dosen tersebut diperoleh beberapa masukan untuk dilakukan revisi. Masukan dari ketiga dosen tersebut hampir sama yaitu turunkan kedalam kata yang lebih konkrit atau operasional, tidak lagi ada kata yang ambigu dan bersifat umum.

Keempat, melakukan uji empiris instrumen pengumpul data penelitian.

(28)

41

Firman Ratna Nur Iman, 2014

Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

tersebut melibatkan seluruh data hasil penelitian yang telah diisi oleh 32 orang siswa sebagai sampel penelitian. Uji kelayakan ini menghasilkan validitas dan reliabilitas instrument yang diperoleh dari perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan Software Microsoft Office Excel 2010.

Uji Validitas. Pengujian validitas dilakukan terhadap seluruh butir item pada instrumen yang mengungkap gejala stres siswa. Pengujian vaiditas butir item dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi skor setiap butir item menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Furqon, 2008:103).

Semakin tinggi nilai validitas pernyataan menunjukkan semakin valid pula instrument tersebut digunakan dilapangan. Signifikansi diperoleh dengan mencari t hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

2

t = harga thitung untuk tingkat signifikansi r = koefisien korelasi

(29)

42

Setelah diperoleh nilai thitung, langkah selanjutnya adalah membandingkan dengan ttabel untuk mengetahui tingkat signifikansinya dengan ketentuan thitung > ttabel. Pengujian validitas instrumen kejenuhan belajar dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010. Rekap hasil uji validitas item instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran 4.

Reliabilitas, Uji reliabilitas instrumen pengumpul data penelitian dimaksudkan untuk melihat konsistensi internal instrumen yang digunakan. Uji reliabilitas menggunakan Split half method, yaitu mengkorelasikan skor pada item-item yang bernomor ganjil dan genap.

Split half method digunakan dengan alasan karena metode ini cukup hanya

menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali (Arikunto, 2001). Split half

method juga dapat menutupi kelemahan penggunaan metode dua tes, dua kali

percobaan dan satu tes dua kali percobaan. (Arikunto, 2001).

Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes digunakan rumus

Spearman-Brown sebagai berikut :

Dimana : r1/21/2 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes r11 = koefisien reliabilitas yang sudah di sesuaikan

Sebagai tolok ukur koefisien Reliabilitas digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas dari Sugiyono dan Edi Wibisono (2001 : 172) sebagai berikut.

(1 + r1/21/2) r11 =

2 r 1/21/2

(30)

43

Firman Ratna Nur Iman, 2014

Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Rentang Koefisien Reliabilitas

Rentang Koefisien Reliabilitas Kategori 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,00 Sangat Kuat

Hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan Software SPSS version

10.0 diperoleh rtt sebesar = 0.6461. Merujuk pada rentang Koefisien reliabilitas yang dikemukakan oleh Sugiyono dan Edi wibisono, skor tersebut termasuk pada kategori kuat.

4. Langkah Konseling Keterampilan Hidup

Nelson-Jones (2012) mengemukakan tahapan dalam Konseling Keterampilan

Hidup dalam akronim DASIE yang diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap RELATING

DEVELOP, yaitu mengembangkan suasana konseling yang nyaman,

mengidentifikasi klien dan mengklarifikasi permasalahan klien 2. Tahap UNDERSTANDING

Tahap ini terdapat 2 (dua) tahapan yaitu

a. ASSES problem(s) and redefine in skills term (menaksir/menilai permasalahan klien dan mendefinisikan kembali masalah pokok klien kedalam terminology keterampilan

(31)

44

3 Tahap CHANGING

Tahap ini terdapat 2 (dua) tahapan yaitu :

a. INTERVENCE to develop self helping skills (memberikan intervensi untuk mengembangkan keterampilan klien agar dapat menolong dirinya sendiri) pada tahap ini konselor melatih agar klien dapat mengembangkan ‘Self Talk’ Positifnya

b. END and Consolidation self Helping skills (mengakhiri konseling dan mengkonsolidasikan keterampilan self helping klien sudah ada pada diri klien atau belum)

5. Pengujian Asumsi Satistik

a. Analisis Normalitas Distribusi Frekuensi

Analisis normalitas distribusi frekuensi dimaksudkan untuk menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis statistik parametrik atau non-parametrik. Perhitungan analisis normalitas distribusi frekuensi ini menggunakan bantuan software SPSS version 16.0 for Windows.

b. Analisis Homogenitas Variansi

(32)

45

Firman Ratna Nur Iman, 2014

Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu F =

Perhitungan uji homogenitas variansi ini menggunakan bantuan

software SPSS version 16.0. Sebagai pedoman dalam menarik kesimpulan apakah

varians homogen atau tidak dapat digunakan aturan berikut :

Jika Fhitung < harga Ftabel berarti varians homogen, Jika Fhitung > Ftabel maka varians tidak homogen. Untuk mendapatkan signifikansi pada dk 95% maka Fhitung paling rendah harus 6,39 (Fhitung < 6,39). (Subino, 1982:137).

c. Analisis Uji beda dua rata-rata

Analisis uji efektivitas treatmen merupakan langkah dalam pengambilan keputusan dari hipotetis penelitian yang diuji. Hipotesis yang diuji yaitu:

H0 : Tidak terdapat pengaruh Konseling Keterampilan Hidup yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan siswa dalam mengelola stress.

Hi : Terdapat pengaruh Konseling Keterampilan Hidup yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan siswa dalam mengelola stres.

Dalam menguji efektivitas dilakukan uji beda dua rata-rata menggunakan uji t-paired. Uji t-paired digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata antara tiap perlakuan (treatment) yang dilakukan.

S

2

b

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Boenisch, Ed dan C. Michele Haney. (2005). The Stress Owner’s Manual

(Meaning, Balance and Health in Your Life). Jakarta: Grasindo

Cottrell, Stella. (2005). Critical Thinking Skills : Developing Effective Analysis

and Argument. New York : Palgrave Macmillan

Creswell, John W. (2011). Educational Research : Planning, Conducting and

Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Boston USA : Pearson

Education Inc.

French, H.C. (2004). Occupational stress and coping mechanisms of therapy

radiographer – a qualitative approach. Journal of radiotherapy inpractico.

Greenberg, Jerrold S. (2011). Comprehensive Stress Management. New York : McGraw-Hill company Inc.

Hurlock, Elizabeth B. (1994). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan dalam

Sepanjang Rentang Kehidupan (edisi kelima). Alih bahasa oleh

Istiwidayanti dan Sudjarwo. Jakarta: Erlangga.

Heppner, Paul P., et. Al (2008). Research Design in Counseling. USA : Thomson Book ColeD

Hake, Richard R., Interactive-engagement vs traditional methods: A sixthousandstudent survey of mechanics test data for introductory physics courses*, http://www.physics.indiana.edu/~sdi/ajpv3i.pdf, (diakses: 23 Februari 20011)

Joyce, Bruce and Marsha Weil. (1986). Models of Teaching. Englewood Cliffs, NJ. Prentice-Hall.

Jones, Richard-Nelson. (2005). Practical Counseling and Helping skills. California : Sage publication

_________________. (2007). Life Coaching Skills : How to Develop Silled

(34)

75

Firman Ratna Nur Iman, 2014

Efektivitas Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengingkatkan Keterampilan Mengelola Stres Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

_________________. (2012). Introduction to Counseling Skills: Text and

Activities. Sage Publication Ltd.

J.Defaye, Barbara., et.all. 2006. Stres and Coping with advanced cancer. Journal palliative and supportive care. DOI: 10.1017/5147895150600317.

Kelly, Peter. (2005). Using Thinking Skills in the Primary Classroom. London : Paul Chapman Publishing, A Sage Publications Company

Lazarus, Richard S and Sussan Folkman (1984). Stress Appraisal, and Coping. New York : Springer Publishing Company, Inc

Manktelow, James. (2007). Mind Tools Essential Skills for an Excellent Career. London : Mind Tool Limited Publishing

Meltzer, David E., “Addendum to: The Relation Between Mathemattics

Preparation and conceptual Learning gain Physics: A Possible Hidden

variable in diagnostic Pretest Scores”, dari

http://physics.iastate.edu/per/docs/addendum_on_normalized_gain.pdf, (Diakses: 23 Agustus 2010 )

National Safety Council. (2004). Manajemen Stres. Jakarta: EGC.

Nurihsan, Juntika. (2003). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

Philips, Lisa Jane. 2010.Comparuson of experiences of stress and coping between

young people at risk of psychosis and a non clinical cohort. Journal

Behavioural and cognitive psychotherapy. DOI : 10.1017/51352465811000397

Palmier-Claus, J.E. et all (2011). Emotional and symptomatic reactivity to stress

individuals at ultra-high risk of developing psychosis. Journal Cambridge

psychological medicine. DOI : 10.107/50033291711001929

Santrock, John W. (2002). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi kelima). Alih bahasa oleh Chusairi dan Damanik. Jakarta: Erlangga.

(35)

76

Sultmann, Bill & Tony Burton. (2003). People Skills Behaviour : Guiding you to

Effective Interpersonal Behaviour. Australian Academic Press

Supriatna, Mamat. (2011). Efektivitas Model Konseling Aktualisasi Diri untuk

mengembangkan Kecakapan Pribadi Mahasiswa. Jurnal Bimbingan dan

Konseling volume II no. 1 Mei 2011, ISSN 141-5026

Surya, Mohammad. (2012). Revitalisasi Konseling dalam Membangun Karakter. Jurnal Psikologi Konseling nomor : 01/SM-2/Juli-2012. Bandung : Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Tsoory, Michael, et all. (2006). Learning under Stress in adult rat is differentialy affected by “juvenille“ or adolescent stress. DOI: 10.1017/S1461145705006255.

Yusuf, Syamsu. (2003). “BimbinganKeterampilan Hidup (Life Skills Counseling)”, dalam ABKIN. (2003), Profesi Bimbingan dan

BimbinganIndonesia Menuju ke Arah Standar Internasional. Bandung: Kerjasama ABKIN dan UPI. Disampaikan dalam Konvensi Nasional XIII bimbingan dan Konseling tanggal 8-10 Desember 2003.

Yusuf, Syamsu. (2004). Mental Hegiene (Pengembangan Kesehatan Mental

dalam Kajian Psikologi dan Agama). Bandung : Pustaka Bani Quraisy.

Weiten, Wayne, and Dunn dkk. (2012). Pshychology Applied to Modern Life,

Adjustment in 21st Century. Ten Edition. USA : Wadsworth Cengage

Learning

Van Wyk, L. (2004). The Relationship Between Procrastination and Stress in the

Life of the High School Teacher. [Online], 112 halaman. Tersedia:

http://www.scre.ac.uk/resreport/rr109/7.html. [30 November 2005].

Gambar

Gambaran Umum
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+3

Referensi

Dokumen terkait

Diberikan sebuah mesin karakter dengan pita berisi karakter (mungkin kosong), Buatlah algoritma untuk menghitung banyaknya huruf 'A' yang ada pada pita tersebut dengan mesin

Koagulan yang ditambahkan dalam proses pemurnian air adalah: larutan tawas (untuk menurunkan kekeruhan air), larutan kapur (karena penambahan tawas air menjadi asam, oleh sebab itu

Kasi Pendidikan

[r]

Respon siswa positif terhadap pembelajaran diantaranya karena siswa diberi kebebasan dan keleluasaan untuk beraktivitas seperti siswa melihat selintas dengan cepat

Masjid Al-Aqsa/ akan diruntuhkan.../ Rakyat Palestina/ kini hidup dalam krisis berkepanjangan/ Yahudinisasi juga makin ditegakkan/ melalui pembangunan pemukiman

PENERAPAN METODE KWL (KNOW-WANT TO KNOW- LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 3 CIKIDANG.. KABUPATEN

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ferri sulfat dan zeolit dalam proses penurunan kadar besi dan mangan dengan metode elektrokoagulasi.. Dalam penelitian ini, ferri sulfat