• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EFIKASI DIRI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN DI KELAS XI AKUNTANSI SMK NEGERI 1 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH EFIKASI DIRI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN DI KELAS XI AKUNTANSI SMK NEGERI 1 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

KEMANDIRIAN BELAJAR (SELF REGULATED LEARNING)

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN DI KELAS XI

AKUNTANSI SMK NEGERI 1 BANDUNG TAHUN AJARAN

2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh

Putri Hidayani NIM. 1005646

(2)

Oleh : Putri Hidayani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Putri Hidayani

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.

(3)
(4)

Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama Lengkap : Putri Hidayani N I M : 1005646

Program Studi : Pendidikan Akuntansi

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa skripsi yang berjudul :

PENGARUH EFIKASI DIRI (SELF EFFICACY) DAN KEMANDIRIAN BELAJAR (SELF REGULATED LEARNING) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN DI KELAS XI AKUNTANSI SMK NEGERI 1 BANDUNG TAHUN AJARAN

2014/2015

Adalah hasil karya saya sendiri.

Saya menyatakan pula bahwa saya tidak melakukan pengutipan sebagian atau seluruh gagasan, pemikiran, atau tulisan orang lain dengan cara yang melanggar hukum dan etika penulisan karya ilmiah. Sebagian atau seluruh gagasan, pemikiran, atau tulisan orang lain yang saya kutip dalam skripsi ini telah saya cantumkan sumbernya dalam naskah skripsi dan daftar pustaka.

Atas pernyataan ini saya bersedia menerima sanksi apapun jika dikemudian hari ditemukan adanya bukti pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam skripsi ini atau jika ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian skripsi ini.

Bandung, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

(5)

Hari/Tanggal : Jum’at, 30 Oktober 2015 Waktu : 09.30 – 11.00

Tempat : Ruang Lab Pendidikan Akuntansi

Panitia Ujian :

Ketua : Prof. Dr. H. Disman, M.S NIP. 19590209 198412 1 001 Sekretaris : Dr. Hj. Meta Arief, M.Si

NIP. 19640206 198803 2 001 Anggota : 1. Dr. H. Kusnendi, M.Si

NIP. 19600122 198403 1 003 2. Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M NIP. 19611102 198603 1 002 Penguji : 1. Dr. Kurjono, M.Pd

(6)

Putri Hidayani

Pembimbing : Drs. H. Ajang Mulyadi, MM

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Bandung kelas XI Akuntansi tahun ajaran 2014/2015 mengenai pengaruh efikasi diri dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan efikasi diri, kemandirian belajar, prestasi belajar dan untuk mengetahui pengaruh efikasi diri dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jenis penelitian verifikatif, data diperoleh dengan menyebarkan angket kepada responden yaitu siswa kelas XI Akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung. Teknik sampling yang digunakan yaitu dengan teknik simple random sampling, diperoleh sampel sebanyak 104 siswa dari jumlah populasi sebanyak 140 siswa. Data diolah dengan menggunakan teknik analisis korelasi multipel, sedangkan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t. Hasil penelitian ini adalah: 1) Terdapat pengaruh efikasi diri terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel, yaitu 3,244>1,98373 dan nilai signifikan < 0,05, yaitu 0,002. 2) Terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,573 >1,98373 dan nilai signifikan < 0,05, yaitu 0,012. 3) Terdapat pengaruh efikasi diri dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa sebesar 30,69%, berdasarkan uji F diperoleh Fhitung > Ftabel, yaitu 22,395 > 3,09 dan nilai signifikan < 0,05, yaitu 0,000.

(7)

Putri Hidayani

Pembimbing : Drs. H. Ajang Mulyadi, MM

ABSTRACT

The research was conducted at the high school accounting class XI SMK Negeri 1 Bandung academic year 2014/2015 about the influence of self efficacy and self regulated learning to the student’s achievement learning on financial accounting subject. The purpose of this study was to describe the self efficacy, self regulated

learning, student’s achievement learning and to determine influence of self efficacy and self regulated learning to student’s achievement learning. The method that used in this research was descriptive research with the verification type, the data obtained by distributing questionnaries to the respondents, a class XI student of Accounting of SMK Negeri 1 Bandung. The sampling technique that used was by simple random sampling, obtained a sample of 104 students of total population of 140 students. The data were processed using the technique of multiple correlation analysis, whereas hypothesis testing was done by F test and t test. The result of this reasearch were: 1) There was the influence of self efficacy

to the student’s achievement learning. Based on the t test obtained tcount > ttable,

3,244>1,98373 and significance value <0,05, namely 0,002. 2) There was the influence of self regulated learning to the student’s achievement learning. Based on the t test obtained tcount > ttable, 2,573>1,98373 and significance value <0,05,

namely 0,000. 3) There was the influence of self efficacy and self regulated learning to the student’s achievement learning by 30,69%, obtained by the F test Fcount>Ftable, which is 2,573>1,98373 and significance value <0,05, namely 0,000.

(8)

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian... 9

D. Maksud dan Tujuan Penelitian... 10

E. Manfaat Penelitian... 10

BAB II LANDASAN TEORI... 12

A. Prestasi Belajar... 12

1. Pengertian Belajar... 12

2. Teori Belajar Kognitif Sosial... 12

3. Pengertian Prestasi Belajar... 15

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 16

5. Fungsi Prestasi Belajar... 17

6. Pengukuran dan Indikator Prestasi Belajar... 19

B. Efikasi Diri (Self Efficacy)... 20

1. Pengertian Efikasi Diri (Self Efficacy)... 20

2. Sumber Efikasi Diri (Self Efficacy)... 22

(9)

C. Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning)... 28

1. Pengertian Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning)... 28

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning)... 31

3. Indikator Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning)... 35

4. Proses-Proses Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning).... 37

5. Fase-Fase Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning)... 38

6. Karakteristik Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning) Pada Siswa... 39

7. Mengembangkan Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning) Siswa... 39

D. asil Penelitian Terdahulu... 40 E. erangka Pemikiran... 43 F. ipotesis... 48 BAB III METODE PENELITIAN... 49 A. Desain Penelitian... 49

B. Operasional Variabel... 49

C. Populasi dan Sampel... 52

1. Populasi... 52

2. Sampel... 52

D. Teknik Pengumpulan Data... 54

(10)

2. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 62

a. Analisis Deskriptif... 62

b. Uji Normalitas... 68

3. Pengujian Hipotesis... 69

a. Koefisien Korelasi Parsial... 69

b. Koefisien Korelasi Multipel... 70

c. Koefisien Determinasi... 72

d. Uji t (Uji Keberartian Koefisien Korelasi Parsial)... 72

e. Uji F (Uji Keberartian Koefisien Korelasi Multipel)... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 75 A. Gambaran Obyek Penelitian... 75

1. Identitas SMK Negeri 1 Bandung... 75

2. Sejarah Singkat SMK Negeri 1 Bandung... 75

3. Visi, Misi dan Tujuan SMK Negeri 1 Bandung... 76

4. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Bandung... 78

B. Deskripsi Hasil Penelitian... 79

1. Gambaran Umum Responden... 79

2. Deskripsi Efikasi Diri (Self Efficacy)... 79

a. Deskripsi Umum Efikasi Diri (Self Efficacy)... 80

b. Deskripsi Setiap Indikator Efikasi Diri (Self Efficacy)... 82

3. Deskripsi Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning)... 87

a. Deskripsi Umum Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning)... 89

(11)

1. Teknik Analisis Data... 111

a. Uji Normalitas... 111

1) Variabel Efikasi Diri (Self Efficacy)... 111

2) Variabel Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning) 112 3) Variabel Prestasi Belajar... 112

b. Analisis Korelasi... 113

1) Korelasi Parsial... 113

2) Korelasi Multipel... 115

3) Koefisien Determinasi... 117

2. Pengujian Hipotesis Penelitian... 118

a. Uji t (Uji Keberartian Koefisien Korelasi Parsial)... 118

b. Uji F (Uji Keberartian Koefisien Korelasi Multipel)... 120

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 121

1. Pengaruh Efikasi Diri (Self Efficacy) Terhadap Prestasi Belajar... 122

2. Pengaruh Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning) Terhadap Prestasi Belajar... 127

3. Pengaruh Efikasi Diri (Self Efficacy) dan Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning) Terhadap Prestasi Belajar... 133

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 137 A. Kesimpulan... 137

B. Saran... 138

DAFTAR PUSTAKA... 146 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

A. Latar Belakang Penelitian

Suatu negara dapat dikatakan negara maju ketika sumber daya manusia yang dimilikinya telah berkualitas dan siap untuk bersaing dalam segala aspek kehidupannya seiring berkembangnya era kehidupan. Era kehidupan saat ini memasuki era globalisasi yang menuntut suatu bangsa untuk meningkatkan kualitasnya baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, pendidikan maupun budaya. Menurut Munir (2009:6), akibat dari globalisasi dalam dunia pendidikan yaitu:

(1) pembelajaran jarak jauh (distance learning); sharing resource bersama antar lembaga pendidikan dalam sebuah jaringan; (3) banyak sumber informasi, tidak hanya perpustakaan melainkan juga lewat internet; dan (4) efektivitas dan komunikasi dengan multimedia.

Tantangan utama bagi dunia pendidikan dalam era globalisasi adalah bagaimana menyelenggarakan pendidikan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas di masa global, karena pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Dalam menuju era globalisasi Indonesia harus melakukan reformasi dalam dunia pendidikan, yaitu dengan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global. Oleh karena itu, pendidikan harus dirancang sedemikian rupa agar memungkinkan para anak didik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan dan tanggung jawab.

(13)

dan peraturan mengenai isi dan bahan pengajaran, serta cara yang digunakannya dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar”.

Kurikulum pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah saat ini ialah Kurikulum 2013, meskipun akhirnya beberapa lembaga pendidikan kembali menggunakan kurikulum sebelumnya dengan berbagai pertimbangan mengenai kekurangan dan kelebihan dari kurikulum 2013 tersebut. Menurut Poerwati, L.E dan Amri S (2013:68) bahwa:

Kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkatkan capaian pendidikan dengan 2 (dua) strategi utama yaitu peningkatan efektifitas pembelajaran pada satuan pendidikan dan penambahan waktu pembelajaran di sekolah. Efektifitas pembelajaran dicapai melalui 3 tahapan yaitu efektifitas interaksi, efektifitas pemahaman, dan efektifitas penyerapan.

Salah satu perubahan yang terjadi dalam kurikulum 2013 yaitu adanya pergeseran proses belajar mengajar dari siswa diberitahu menjadi siswa mencari tahu, sehingga bukan hanya output saja yang dihasilkan tetapi berupa proses serta output. Oleh karena itu, dalam kurikulum 2013 ini peserta didik diharapkan dan dipacu untuk lebih aktif dengan mengembangkan sikap kemandiriannya dalam belajar guna meningkatkan prestasi belajarnya.

Permasalahan yang cukup menjadi perhatian serius dalam dunia pendidikan hingga saat ini adalah persoalan tinggi rendahnya pencapaian prestasi belajar peserta didik. Prestasi belajar merupakan gambaran hasil dan kualitas peserta didik yang merupakan cerminan dari usaha belajar yang telah dilakukan oleh siswa. Semakin baik usaha belajarnya, diharapkan semakin baik pula prestasi yang diraihnya. Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan dalam belajar. Prestasi belajar yang baik akan dapat dicapai apabila mereka dapat mengetahui dan mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.

(14)

Penilaian pengetahuan dan keterampilan dalam proses pembelajaran dapat dinilai melalui penilaian tertulis dalam bentuk jamak maupun uraian saat diadakannya ujian salah satunya Ujian Tengah Semester.

Berdasarkan data nilai awal yang diperoleh, pada siswa kelas XI Akuntasi di SMK Negeri 1 Bandung tahun ajaran 2014/2015 terutama pada mata pelajaran akuntansi keuangan masih menunjukkan adanya siswa dengan nilai yang belum mencapai kriteria tuntas yang telah ditetapkan. Berikut adalah rekapitulasi nilai ujian tengah semester mata pelajaran akuntansi keuangan kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung :

Tabel 1.1

Rekapitulasi Nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Pelajaran Akuntansi Keuangan Kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran

2014/2015

KELAS Jumlah

siswa

Nilai Rata-Rata Kelas

Siswa Yang Tuntas Siswa yang Belum Tuntas

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

XI-AK1 35 64,34 12 34,29% 23 65,71% XI-AK 2 36 64,00 11 30,56% 25 69,44% XI-AK 3 35 59,77 9 25,71% 26 74,29% XI-AK4 34 58,15 4 11,76% 30 88,24%

TOTAL 140 - 36 25,71% 104 74,29%

Sumber : Diolah Dari Daftar Nilai Siswa Kelas XI AK SMK Negeri 1 Bandung)

(15)

semester mata pelajaran akuntansi keuangan merupakan siswa dengan nilai dibawah nilai ketuntasan.

Berdasarkan besarnya jumlah siswa yang belum tuntas pada setiap kelasnya jelas menggambarkan suatu fenomena masih adanya masalah tingkat pencapaian nilai siswa yang masih belum optimal. Hal ini dibuktikan dengan tingginya jumlah persentase siswa yang belum tuntas hingga mencapai 74,29% yang berarti lebih dari 50% siswanya mendapat nilai dibawah nilai ketuntasan minimal yaitu 75. Sedangkan siswa dikatakan tuntas secara individu jika mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah. Namun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyatakan bahwa suatu kelas baru dikatakan tuntas jika persentase ketuntasan siswa dikelas itu minimal 75%.

Rendahnya nilai siswa kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung pada mata pelajaran akuntansi keuangan ini menjadi informasi penting bagi semua pihak yang terkait baik guru, siswa maupun pihak sekolah, yang perlu adanya perhatian khusus yang harus diadakannya segera sebuah perbaikan. Bagaimanapun juga tinggi rendahnya nilai yang diperoleh siswa dari hasil pembelajarannya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar ditingkat selanjutnya dan tujuan yang perlu dicapai dari setiap pembelajaran yang dilakukan pun akan terhambat. Adapun perbaikan yang perlu diperhatikan haruslah melihat dari berbagai faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar tersebut baik dari faktor siswa maupun faktor guru dan faktor lainnya. Karena dalam kurikulum 2013 ini nilai yang harus dicapai bukanlah hanya nilai pengetahuan dan keterampilan saja yang ditekankan, namun juga sikap dan tingkah laku siswa, sehingga dikhawatirkan baik buruknya sikap dan tingkah laku siswa akan berdampak terhadap prestasi belajarnya di masa yang akan datang.

(16)

Belajar adalah usaha sadar dari individu untuk memahami dan menguasai pengetahuan dan keterampilan, sikap dan nilai, guna meningkatkan kualitas tingkah lakunya dalam rangka mengembangkan kepribadiannya.

Salah satu faktor yang dapat mempegaruhi seorang siswa dalam belajar guna mencapai suatu prestasi yang optimal yaitu faktor sosial dan kognitifnya. Berdasarkan teori belajar kognitif sosial yang dikembangkan oleh Bandura bahwa baik proses sosial maupun proses kognitif adalah sentral bagi pemahaman mengenai motivasi, emosi dan tindakan manusia. Teori belajar kognitif sosial menurut Bandura (dalam Ghufron dan Risnawati, 2012:36-37) menyimpulkan bahwa ‘belajar sebagai suatu interaksi, dinamis, dan resiprokal antara faktor-faktor individual, perilaku dan lingkungan.’ Dalam teori ini faktor sosial dan faktor kognitif memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor sosial mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orang tuanya dan faktor kogntif yaitu berupa ekspetasi/penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan. Salah satu aspek yang termasuk ke dalam faktor kogitif yaitu keyakinan diri dalam memecahkan masalah atau tugas yang disebut dengan efikasi diri (self efficacy). Ketika siswa meyakini diri sendiri pada kemampuannya dalam menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif, ia akan memiliki komitmen dalam memecahkan masalahnya dan tidak akan menyerah ketika menemukan bahwa strategi yang sedang digunakannya tidak berhasil.

Selain adanya efikasi diri (self efficacy), kemandirian belajar (self regulated learning) berkembang dari teori kognitif sosial. Bandura (dalam

(17)

Berdasarkan prespektif sosial kogntif, siswa yang dikatakan memiliki kemandirian belajar (self regulated learner) adalah siswa yang secara metakognitif, motivasional, dan behavioral aktif dan turut serta dalam proses belajar mereka. Siswa dengan sendirinya akan berusaha belajar secara langsung dalam memperoleh pengetahuan dan keahlian yang diinginkan, tanpa bergantung pada guru, orang tua dan orang lain. Oleh karena itu, baik efikasi diri (self efficacy) dan kemandirian belajar (self regulated learning) siswa dalam belajar

dapat menjadi peran penting dalam mencapai prestasi belajar optimal yang ingin dicapainya.

Prestasi belajar akuntansi yang tinggi khususnya di SMK Negeri 1 Bandung merupakan dambaan semua pihak, baik siswa secara pribadi, orang tua maupun pihak sekolah. Namun yang terjadi selama kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL), dalam pembelajaran mata pelajaran akuntansi keuangan kelas XI Akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung masih ditemukan permasalahan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan fenomena pada latar belakang di atas, rendahnya prestasi belajar siswa yang belum optimal yang ditunjukkan dengan rendahnya rata-rata nilai Ujian Tengah Semester (UTS) mata pelajaran siswa kelas XI Akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung tersebut dapat dipengaruhi oleh kurangnya kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai mata pelajaran akuntansi keuangan. Kemampuan memahami dan menguasai materi dalam mata pelajaran akuntansi tersebut tidak akan timbul apabila tidak ada keyakinan yang tertanam dalam diri siswa. Adanya pemikiran dan sikap tidak yakin atau keraguan siswa akan kemampuannya sebelum mencoba untuk menyelesaikan suatu tugas yang dihadapi dapat menyebabkan kemampuan yang dihasilkan tidak akan optimal.

(18)

tugas-tugas sekolah dengan alasan tertinggal dirumah atau dengan alasan terlalu banyak tugas mata pelajaran lainnya, masih banyaknya siswa mencontek pada saat ulangan, serta kurang memanfaatkan fasilitas perpustakaan sebagai sumber belajar dan hanya mengandalkan sumber dari internet tanpa mencari perbandingan untuk kebenaran setiap teori yang ditemukannya.

Dikhawatrikan apabila permasalahan tersebut dibiarkan akan memberikan dampak buruk pada perkembangan belajar siswa yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi belajarnya. Oleh karena itu, haruslah diminimalkan atau bahkan dihilangkan dengan memperhatikan dan memperbaiki dari berbagai aspek yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut. Dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi keuangan tersebut perlu ditinjau dari berbagai faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal siswa.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Purwanto (2006:102) dibedakan menjadi dua golongan :

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual, dan

b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial.

Yang termasuk kedalam faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi awal.

Berdasarkan uraian di atas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti faktor yang termasuk ke dalam faktor individual yaitu efikasi diri (self efficacy) dan kemandirian belajar (self regulated learning) sebagai faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya

pencapaian prestasi belajar siswa

(19)

dirinya dalam melaksanakan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.’ Keyakinan akan seluruh kemampuan dalam efikasi diri ini meliputi kepercayaan diri, kemampuan menyesuaikan diri, kapasitas kognitif, kecerdasan dan kapasitas bertindak pada situasi yang penuh tekanan.

Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Bandura 1982, 2000; Schunk & Pajares, 2004 (dalam Ormrod, 2009:21) bahwa ‘perasaan self-efficacy siswa memengaruhi pilihan aktivitas mereka, tujuan mereka, dan usaha serta persistensi mereka dalam aktivitas-aktivitas kelas. Dengan demikian, self-efficacy pun pada akhirnya mempengaruhi pembelajaran dan prestasi mereka’.

Selain penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan, penilaian aspek sikap dan tingkah laku pun dapat mempengaruhi rendahnya pencapaian prestasi belajar. Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran lebih memfokuskan kepada siswa mencari tahu yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Sikap aktif dan tingkah laku siswa yang mandiri sangat diharapkan dalam setiap proses pembelajaran. Tanggung jawab pembelajaran bukan lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru, tetapi menjadi tanggung jawab bersama antara guru dengan siswa. Saat proses pembelajaran siswa berusaha terlebih dahulu untuk memahami materi, apabila memperoleh kesulitan maka siswa akan bertanya atau mendiskusikannya baik dengan teman atau guru, karena dalam proses belajar yang menekankan kemandirian ini siswa tidak berarti terlepas sama sekali dari bimbingan guru.

(20)

Dalam penelitian ini, kemandirian belajar merujuk kepada kemampuan siswa mengatur diri dalam belajar atau yang lebih dikenal dengan self regulated learning. Dalam bahasa Indonesia, self regulated learning sering disamaartikan

dengan kemandirian belajar, regulasi-diri pembelajaran, atau pengelolaan diri dalam belajar.

Kemandirian belajar (self-regulated learning) menurut Zimmerman (1989:8) adalah “kemampuan untuk menjadi partisipan yang aktif secara metakognisi, motivasi, dan perilaku (behaviour) di dalam proses belajar”. Secara metakognisi, self regulated learner merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan diri, memonitor diri, dan mengevaluasi diri pada tingkatan-tingkatan yang berbeda dari apa yang mereka pelajari. Secara motivasi, mereka merasa diri mereka kompeten, self efficacious, dan mandiri (autonomous). Secara perilaku (behaviorly), mereka memilih, menyusun dan membuat lingkungan mereka untuk belajar yang optimal.

Pintrich (dalam M. Boekaerts, et.al, 2000:453) mendefinisikan kemandirian belajar (self-regulated learning) sebagai:

suatu proses yang aktif, konstruktif, di mana pebelajar menetapkan tujuan belajar mereka dan kemudian memonitor, mengatur, dan mengontrol kognisi, motivasi dan perilaku mereka, yang dipandu oleh tujuan-tujuan mereka dan segi kontekstual terhadap lingkungan.

Kemandirian belajar merupakan salah satu faktor penting yang meningkatkan prestasi akademik siswa. Seseorang yang memiliki kemandirian dalam belajar akan cenderung lebih memiliki prestasi yang baik. Seperti dikemukakan oleh Bronson, 2000; Butler dan Winne, 1995; Winne, 1995a; Zimmerman dan Bandura, 1994; Zimmerman dan Risemberg, 1997 (dalam Ormrod 2004: 327) bahwa ‘Hal ini diperkuat ketika siswa memilik kemandirian belajar (self regulated learning), mereka menetapkan tujuan akademik yang lebih tinggi untuk diri mereka sendiri, belajar lebih efektif dan berprestasi di kelas’.

(21)

“Pengaruh Efikasi Diri (Self Efficacy) dan Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning) Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Akuntansi Keuangan di Kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung Tahun

Ajaran 2014/2015”.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang dipaparkan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran efikasi diri (self efficacy) pada siswa kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.

2. Bagaimana gambaran kemandirian belajar (self regulated learning) pada siswa kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.

3. Bagaimana gambaran prestasi belajar pada mata pelajaran akuntnasi keuangan siswa kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.

4. Bagaimana pengaruh efikasi diri (self efficacy) terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi keuangan di kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.

5. Bagaimana pengaruh kemandirian belajar (self regulated learning) terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi keuangan di kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.

6. Bagaimana pengaruh efikasi diri (self efficacy) dan kemandirian belajar (self regulated learning) terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi keuangan di kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.

D. Maksud dan Tujuan Penelitian

(22)

siswa pada mata pelajaran akuntansi keuangan di kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, antara lain:

a. Untuk mengetahui gambaran efikasi diri (self efficacy) pada siswa kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.

b. Untuk mengetahui gambaran kemandirian belajar (self regulated learning) pada siswa kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.

c. Untuk mengetahui gambaran prestasi belajar pada mata pelajaran akuntnasi keuangan siswa kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung. d. Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri (self efficacy) terhadap

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi keuangan di kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.

e. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar (self regulated learning) terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi

keuangan di kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.

f. Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri (self efficacy) dan kemandirian belajar (self regulated learning) terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi keuangan di kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

(23)

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu efikasi diri (self efficacy) dan kemandirian belajar (self regulated learning).

2. Secara Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini, diantaranya :

a. Bagi pendidik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berkaitan dengan efikasi diri (self efficacy) dan kemandirian belajar (self regulated learning) untuk membantu para pendidik meningkatkan hasil

belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi dan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran akuntansi.

b. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang dapat meningkatkan efikasi diri (self efficacy) dan kemandirian belajar (self regulated learning).

c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta diharapkan menjadi pendorong untuk melakukan penelitian berikutnya baik dalam topik yang sejenis maupun topik-topik lainnya.

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini ditujukan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, yang pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian dan analisis datanya bersifat statistik yang selanjutnya digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Sesuai dengan tujuannya, penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif verifikatif. Menurut Sugiyono (2012: 11) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lain”. Melalui metode penelitian deskriptif ini dapat diperoleh deskripsi mengenai bagaimana efikasi diri (self efficacy), kemandirian belajar (self regulated learning) dan prestasi belajar siswa.

Adapun penelitian verifikatif menurut Arikunto (2010:15) yaitu “penelitian untuk mengecek kebenaran penelitian sejenis yang dilakukan sebelumnya”. Penelitian verifikatif dimaksudkan untuk menguji kebenaran teori yang menyatakan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh efikasi diri (self efficacy) dan kemandirian belajar (self regulated learning) siswa.

B. Operasional Variabel

(25)

Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas (independent) yaitu efikasi diri (self efficacy) dan kemandirian belajar (self regulated learning) serta satu variabel terikat (dependent) yaitu prestasi belajar

siswa. Berikut adalah penjelasan secara konseptual dan operasional dari kedua variabel :

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2010:33) “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahnnya atau timbulnya variabel dependent (terikat).” Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah efikasi diri (self efficacy) dan kemandirian belajar (self regulated learning).

a. Efikasi Diri (Self Efficacy)

Keyakinan yang dimiliki oleh seseorang atas kemampuannya untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif. Efikasi diri juga berarti meyakini diri sendiri mampu berhasil dan sukses.

b. Kemandirian Belajar (Self regulated Learning)

Upaya meningkatkan pencapaian hasil belajar, mengatur diri dalam belajar dan kesanggupan untuk mengelola lingungan yang kondusif untuk belajar dengan mengikutsertakan kemampuan metakognisi, motivasi instrinsik dan perilaku belajar aktif.

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel/Y)

(26)

Untuk lebih jelasnya, operasional variabel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Operasional Variabel

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR SKALA

Efikasi Diri (Self Efficacy)

(X1)

Level / Magnitude

1. Keyakinan individu atas kemampuannya terhadap tingkat kesulitan

tugas Interval

2. Pemilihan tingkah laku

berdasarkan hambatan atau tingkat kesulitan

suatu tugas atau aktivitas Interval

Strength

1. Tingkat kekuatan keyakinan atau pengharapan individu terhadap

kemampuannya Interval

Generality

1. Keyakinan individu akan kemampuannya melaksanakan tugas di

berbagai aktivitas Interval

Kemandirian

1. Rehearsal; berusaha untuk

mengingat materi dengan cara mengulang terus-menerus

Interval

2. Elaboration; mengenali materi

lebih dalam dengan menggunakan

kalimatnya sendiri untuk merangkum materi

Interval

3. Organization; mencatat,

menggambar diagram atau bagan untuk mengorganisasi materi pelajaran

Interval

4. Metacognitive regulation;

menentukan tujuan dari membaca atau membuat perubahan supaya tugas yang dikerjakan mengalami kemajuan

Interval

1. Self Consequating; menentukan

dan menyediakan konsekuensi instrinsik supaya konsisten dalam aktivitas belajar

Interval

2. Environment Structuring;

berusaha berkonsentrasi penuh untuk mengurangi gangguan di sekitar tempat belajar dan mengatur kesiapan fisik dan mental untuk menyelesaikan tugas akademis

Interval

3. Mastery Talk; memuaskan

keingintahuan, menjadi lebih kompeten atau meningkatkan perasaan otonomi

Interval

(27)

Motivasi

melanjutkan kegiatan belajar

5. Relative Ability Self Talk;

melakukan usaha yang lebih baik dari pada orang lain supaya tetap berusaha keras

Interval

6. Interest Enhacement Strategies;

berusaha meningkatkan motivasi instrinsik dalam mngerjakan tugas melalui salah satu situasi atau minat pribadi

Interval

7. Personal Interest / Relevan

Enhancement; siswa berusaha meningkatkan keterhubungan atau keberartian tugas dengan kehidupan atau minat personal yang dimiliki

Interval

Perilaku

1. Effort regulation; meregulasi

usaha

Interval

2. Time / Study environment;

mengatur waktu dan tempat dengan membuat jadwal belajar untuk mempermudah proses belajar

Interval

3. Help seeking; mencoba

mendapatkan bantuan dari teman sebaya, guru, dan orang dewasa

Interval

Prestasi Belajar (Y)

Nilai Nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Interval

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Nawawi (dalam Riduwan, 2010: 54) menyebutkan bahwa, ‘populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap’.

Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 140 siswa. Dan terdiri dari empat kelas yang terperinci dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.2

Data Jumlah Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015

Kelas Jumlah

XI – AK1 35

(28)

2. Sampel

Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi, tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (representatif). Arikunto (2010:174) mengatakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah Probability Sampling, sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Simple

Random Sampling, yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak

tanpa memperhatikan strata. Dalam menentukan jumlah sampel siswa digunakan rumus Taro Yamane sebagai berikut:

(Riduwan, 2010:65) Dimana :

n = Ukuran sampel keseluruhan N = Ukuran populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan (5%)

Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

XI – AK3 35

XI – AK4 34

(29)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 104 orang siswa (dengan pembulatan). Setelah jumlah sampel ditentukan maka langkah selanjutnya adalah menentukan sampel setiap kelas secara proposional sesuai dengan rumus berikut ini :

(Riduwan, 2010:66) Keterangan :

= jumlah sampel menurut stratum = jumlah sampel seluruhnya = jumlah populas menurut stratum = jumlah populasi seluruhnya

Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel setiap kelas secara proporsional adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Sampel Siswa XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung

No Kelas Jumlah Siswa Sampel Siswa

1 XI – AK1 35

(30)

Berdasarkan perhitungan dalam tabel di atas maka dari kelas XI Akuntansi 1 akan diambil sampel sebanyak 26 siswa, dari kelas XI Akuntansi 2 akan diambil sampel sebanyak 27 siswa, dari kelas XI Akuntansi 3 akan diambil sampel sebanyak 26 siswa, dan dari kelas XI Akuntansi 4 akan diambil sampel sebanyak 25 siswa, sehingga seluruh sampel berjumlah 104 siswa yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Riduwan (2010: 97) mengatakan bahwa “metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.” Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah melalui dokumentasi dan angket.

1. Dokumentasi

“Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian” (Riduwan, 2010: 105). Dokumentasi merupakan sumber data yang diperlukan untuk melengkapi penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun dokumen yang diteliti adalah daftar nilai ujian tengah semester (UTS) semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Data yang telah diolah dijadikan sebagai data awal mengenai prestasi belajar siswa yang menjadi acuan mengenai prestasi belajar siswa yang belum optimal.

3 XI – AK3 35

4. XI – AK4 34

(31)

2. Angket / Kuesioner

“Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab” (Sugiyono, 2012: 199). Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup (angket berstruktur). Menurut Riduwan (2010: 100), angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang atau tanda checklist.

Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan efikasi diri dan kemandirian belajar (self regulated learning). Adapun bentuk angket untuk setiap variabel memiliki karakteristik masing-masing. Berikut adalah penjelasan keduanya:

a. Angket Efikasi diri

Angket efikasi diri ini disusun berdasarkan pada dimensi efikasi diri yang dikembangkan oleh Albert Bandura yang meliputi aspek level/magnitude, strenght, dan generality. Dalam skala efikasi diri peneliti berpedoman pada

hal-hal berikut :

1) Efikasi diri didefinisikan dan diukur bukan sebagai ciri namun sebagai keyakinan tentang kemampuan untuk mengatur berbagai keterampilan dan kemampuan mencapai tujuan yang diharapkan, dalam domain spesifik dan kondisi atau keadaan khusus (Maddux, 2000).

2) Item-item pernyataan dibuat disesuaikan dengan area-area spesifik atau tugas-tugas spesifik dari responden. Dalam penelitian ini area spesifik yang dimaksud adalah tuntutan akademik siswa.

3) Skala efikasi diri adalah unipolar, berkisar 0 hingga kekuatan maksimum. 4) Skala efikasi diri lebih baik menggunakan 11 respon sikap dengan interval

(32)

Tidak Mampu

Cukup

Yakin mampu

Sangat Yakin Mampu 5) Untuk pengskoran digunakan skor 0-10 untuk setiap item pernyataan yang

diajukan sesuai dengan alternatif jawaban yang dipilih.

b. Angket Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning)

Skala kemandirian belajar (self regulated learning) dalam penelitian ini diadaptasi dari skala MSLQ (Motivation Strategies for Learninf Questionare) pada jurnal assessing for self-regulated learning (Wolters dkk, 2003). MSLQ ini merupakan jenis instrumen self-report yang memberikan pertanyaan kepada siswa tentang strategi kognitif dan metakognitifnya untuk pembelajaran. Instrumen kemandirian belajar dalam penelitian ini menggunakan intrumen yang disusun oleh Ishtifa (2011) yang telah di kembangkan yang meliputi aspek dari kemandirian belajar (self regulated learning) yaitu aspek kognitif, aspek motivasi dan aspek perilaku.

Skala yang digunakan pada instrumen kemandirian belajar (self regulated learning) ini adalah skala numerik, yaitu skala yang menggunakan pilihan

jawaban berupa angka dimulai dari angka 1 sampai angka 5, dimana angka 1 menunjukkan penilaian terendah dan angka 5 menunjukkan penilaian tertinggi. Berikut merupakan contoh format penilaian skala numerik :

Tabel 3.4

Penilaian Skala Numerik

No Item Skor

(33)

1 menunjukkan positif sangat rendah 2 menunjukkan positif rendah 3 menunjukkan positif sedang 4 menunjukkan positif tinggi 5 menunjukkan positif sangat tinggi

E. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Instrumen Penelitian

a. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Instrumen yang tidak teruji reliabilitasnya bila digunakan untuk penelitian akan menghasilkan data yang sulit dipercaya kebenarannya (Sugiyono, 2012: 137-138). Untuk menguji uji reliabilitas angket ini, menggunakan metode alpha ( ) dengan rumus dan langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1: Mencari varians skor tiap-tiap item dengan rumus :

(Riduwan, 2009:115) Keterangan :

= Harga varian total

= Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item = Jumlah skor seluruh responden dari setiap item = Jumlah responden

(34)

(Riduwan, 2009:116)

Keterangan :

= Harga varians total

= Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item = Jumlah skor seluruh responden dari setiap item = Jumlah responden

Langkah 3 : Menghitung reliabilitas dengan menggunakan rumus alpha:

(Riduwan, 2009:115) Keterangan :

= Nilai Reliabilitas

= Banyak butir pertanyaan = Jumlah varians butir = Varians total

(35)

Dalam penelitian ini, untuk perhitungan reliabilitas peneliti akan menggunakan Software IBM SPSS V.20 for windows.. Adapun hasil pengujian reliabilitas pada instrumen penelitian ini yaitu angket efikasi diri (self efficacy) dan kemandirian belajar (self regulated learning) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Efikasi Diri (Self Efficacy)

Hasil

0,770 0,361 Reliabel

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 2.6 yang diperoleh adalah sebesar 0,770. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan pada r Product Moment pada taraf signifikansi 0,05 untuk 30 responden, diperoleh yaitu sebesar 0,361. Karena lebih besar dari pada , maka item pernyataan pada angket tersebut reliabel, yang menunjukkan angket efikasi diri (self efficacy) ini terpercaya dan dapat digunakan untuk penelitian.

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning)

Hasil

0,731 0,361 Reliabel

Sumber: Pengolahan Data

(36)

tersebut reliabel, yang menunjukkan angket kemandirian belajar (self regulated learning) ini terpercaya dan dapat digunakan untuk penelitian.

b. Uji Validitas

Menurut Arikunto dalam Riduwan (2010:109) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau keahlian suatu alat ukur”. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Valid menurut Sugiyono (2012:137), berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah teknik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:

(Riduwan, 2009:98) Keterangan :

= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y = Jumlah skor item

= Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

(37)

Uji validitas yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan uji coba angket penelitian kepada 30 siswa SMK Negeri 1 Bandung (8 siswa kelas XI Akuntansi 1, 8 siswa kelas XI Akuntansi 2, 7 siswa kelas XI Akuntansi 3, dan 7 siswa kelas XI Akuntansi 4) dengan 13 item pernyataan untuk angket efikasi diri (self efficacy) dan 29 item pernyataan untuk angket kemandirian belajar (self regulated learning). Berikut ini ditampilkan hasil uji validitas berdasarkan

perhitungan dengan bantuan Software IBM SPSS V.20 for windows, untuk variabel efikasi diri (self efficacy) dan kemandirian belajar (self regulated learning) dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.7

Rekapitulasi Pengujian Validitas Variabel Efikasi Diri (Self Efficacy)

Nomor Item

Nomor Item

Baru (N=30; dk=n-2;

=0,05)

Keterangan

1 1 0,834 0.361 Valid

2 2 0,864 0.361 Valid

3 3 0,766 0.361 Valid

4 4 0,743 0.361 Valid

5 5 0,722 0.361 Valid

6 6 0,759 0.361 Valid

7 7 0,734 0.361 Valid

8 8 0,751 0.361 Valid

9 9 0,481 0.361 Valid

(38)

11 11 0,727 0.361 Valid

12 12 0,662 0.361 Valid

13 13 0,794 0.361 Valid

Sumber: Pengolahan Data

Tabel 3.8

Rekapitulasi Pengujian Validitas Variabel Kemandirian Belajar (Self Regulated Learning)

Nomor Item

Nomor Item

Baru (N=30; dk=n-2;

=0,05)

Keterangan

1 1 0,571 0.361 Valid

2 2 0,571 0.361 Valid

3 3 0,491 0.361 Valid

4 4 0,536 0.361 Valid

5 5 0,628 0.361 Valid

6 6 0,691 0.361 Valid

7 7 0,806 0.361 Valid

8 8 0,547 0.361 Valid

9 9 0,628 0.361 Valid

10 10 0,565 0.361 Valid

11 11 0,642 0.361 Valid

12 12 0,545 0.361 Valid

13 13 0,632 0.361 Valid

14 14 0,502 0.361 Valid

15 - 0,339 0.361 Tidak Valid

16 15 0,691 0.361 Valid

17 16 0,460 0.361 Valid

18 17 0,565 0.361 Valid

19 18 0,419 0.361 Valid

(39)

21 20 0,632 0.361 Valid

22 21 0,695 0.361 Valid

23 22 0,806 0.361 Valid

24 23 0,806 0.361 Valid

25 - 0,258 0.361 Tidak Valid

26 24 0,537 0.361 Valid

27 25 0,695 0.361 Valid

28 - 0,282 0.361 Tidak Valid

29 26 0,806 0.361 Valid

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan hasil uji validitas dari angket efikasi diri (self efficacy) terdapat 13 pernyataan, 13 pernyataan tersebut dinyatakan valid dan dari angket kemandirian belajar (self regulated learning) terdapat 29 pernyataan, 26 pernyataan dinyatakan valid. Pernyataan yang valid dari kedua angket tersebut dapat digunakan untuk instrumen penelitian karena lebih besar dari . Pada angket kemandirian belajar (self regulated learning) tedapat 3 pernyataan yang dinyatakan tidak valid, karena lebih kecil dari , sehingga item pernyataan yang tidak valid tersebut harus dihilangkan.

2. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif menurut Natawiria (2010:30) adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara kelompok. Analisis deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai efikasi diri (self efficacy), kemandirian belajar (self regulated learning) dan prestasi belajar siswa kelas XI Akuntansi di SMK Negeri 1 Bandung.

(40)

1) Mentabulasikan jawaban responden untuk setiap angket ke dalam format berikut :

Tabel 3.9

Format Tabulasi Jawaban Responden

No. responden

Indikator 1 Indikator 2 Indikator... Skor total

1 2 3 4 5 Ʃ 6 7 8 9 10 Ʃ 11 12 13 14 ... Ʃ1-...

2) Menentukan kriteria penilaian untuk setiap variabel dengan terlebih dahulu menetapkan :

a) Skor tertinggi dan skor terendah berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden untuk setiap indikator maupun secara keseluruhan.

b) Jarak atau rentang kelas dengan cara skor tertinggi dikurangi skor terendah c) Banyak kelas interval ada tiga yaitu rendah, sedang dan tinggi

d) Panjang kelas interval dengan cara e) Interval untuk setiap kriteria penilaian

3) Menentukan distribusi frekuensi, baik untuk gambaran umum maupun indikator-indikator dari setiap variabel dengan format sebagai berikut:

Tabel 3.10

Format Distribusi Frekuensi Variabel/Indikator

Kriteria penilaian Interval Frekuensi Persentase(%) Rendah

Sedang Tinggi

Jumlah

(41)

modus / mode adalah nilai dari data yang mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data distribusi atau nilai yang sering muncul dalam kelompok data. Penggunaan modus bagi data kualitatif maupun data kuantitatif dengan cara menentukan frekuensi terbanyak di antara data yang ada.

Berikut

adalah penjelasan mengenai arti kriteria rendah, sedang, tinggi pada setiap indikator yang dikembangkan berdasarkan indikator menurut Bandura (dalam Ghufron & Risnawati, 2010:80) :

Tabel 3.11

Arti Kategori Rendah, Sedang, dan Tinggi pada Setiap Indikator

Variabel Indikator Kriteria

Tinggi Rendah Sedang

(42)

Dimensi

Variabel Indikator Kriteria

Tinggi Rendah Sedang

Kemandi-materi pelajaran

(43)

Motivasi

Variabel Indikator Kriteria

Tinggi Rendah Sedang

(44)

4. Performance

Variabel Indikator Kriteria

Tinggi Rendah Sedang

(45)

7. Personal atau keberartian tugas dengan

Variabel Indikator Kriteria

Tinggi Rendah Sedang

(46)

b. Uji Normalitas

Untuk mengetahui akan menggunakan teknik parametrik atau nonparametrik, maka sebelumnya peneliti harus menguji kenormalan data. Apabila hasil uji normalitas menyatakan data berdistribusi normal maka teknik yang digunakan adalah teknik parametrik, yang artinya hasil penelitian dapat digeneralisasikan terhadap seluruh populasi. Sedangkan jika hasil uji normalitas menyatakan data tidak berdistribusi normal, maka teknik yang digunakan adalah nonparametrik, yang artinya hasil penelitian hanya berlaku bagi sempel saja.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Kolmogorov Smirnov yakni membandingkan Dhitung dengan Dtabel. Berikut langkah-langkah melakukan uji Kolmogorov Smirnov menurut Irianto (2010:273) dan Siregar (2011:245):

1) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat Ho : data berdistribusi normal

Ha : data berdistribusi tidak normal

2) Menentukan taraf signifikan / resiko kesalahan (α) 3) Kaidah pengujian : jika Dhitung < Dtabel maka Ho diterima 4) Menghitung Dhitung dan Dtabel, dengan bantuan tabel berikut:

Keterangan:

X : Skor dari Sampel

f : frekuensi skor dari skor terkecil ke skor tertinggi F : frekuensi kumulatif

n : jumlah sampel/populasi

Z : nilai dari X dikurangi dengan rata-rata populasi kemudian dibagi dengan simpangan baku

P ≤ Z : probabilitas dibawah/diluar nilai Z dicari pada tabel Z D2 : selisih dari masing-masing baris F/n dengan P ≤ Z

(47)

D1 (Dhitung): selisih dari masing-masing baris f/n dengan D2

5) Selanjutnya yakni membandingkan angka tertinggi dari kolom D1 dengan tabel Kolmogorov-Smirnov. Jika Dhitung < Dtabel maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Dalam pengolahan uji normalitas ini, peneliti menggunakan motode Kolmogorov Smirnov yang terdapat dalam Software IBM SPSS V.20 for windows.

3. Pengujian Hipotesis

Adapun pada penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang diajukan apakah diterima atau ditolak. Berdasarkan pertimbangan hipotesis, penulis melakukan statistika untuk mengolah data.

a. Koefisien Korelasi Parsial

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan yang timbul diantara variabel. Dalam penelitian ini digunakan dua macam korelasi yaitu korelasi parsial dan korelasi multipel.

Koefisien korelasi parsial adalah angka yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel, jika variabel lainnya konstan, pada hubungan yang melibatkan lebih dari dua variabel dengan kata lain hubungan variabel Y dengan sebagian varibel bebas apabila sebagian lagi dianggap tetap (Hasan, 2001:286). Rumus yang digunakan untuk menentukan koefisien korelasi parsial adalah:

a. Menentukan korelasi parsial antara Y dan X1 dengan menganggap X2 konstan

(48)

(Sudjana, 2004:266) Keterangan:

ry1.2 = koefisien antara korelasi Y dan X1 dengan menganggap X2 tetap ry2.1 = koefisien antara korelasi Y dan X2 dengan menganggap X1 tetap

Dalam penelitian ini, uji korelasi parsial dibantu dengan Software IBM SPSS V.20 for windows.

b. Analisis Korelasi Multipel

Korelasi multipel berfungsi untuk menentukan hubungan antara variabel independen (X) atau lebih secara bersama-sama dengan variabel dependen (Y). Untuk menentukan pengaruh antara efikasi diri (self efficacy) dan kemandirian belajar (self regulated learning) secara simultan terhadap prestasi belajar, maka korelasi yang digunakan adalah rumus korelasi berganda yang diberi simbol R.

(Sudjana, 2004:265) Keterangan:

= Koefisien korelasi multipel antara X1, X2, dan Y

= Koefisien korelasi antara X1 dan X2

= Koefisien korelasi antara X1 dan Y = Koefisien korelasi antara X2 dan Y

(49)

belajar (self regulated learning), efikasi diri (self efficacy) dan prestasi belajar, serta kemandirian belajar (self regulated learning) dengan prestasi belajar

Nilai tersebut ditunjukkan dengan menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment dengan rumus sebagai berikut:

(Riduwan, 2012:87) Keterangan:

r = koefisien korelasi antara variabel Xi dan variabel Yi, dua variabel yang dikorelasikan

n = jumlah responden Xi = Skor variabel Xi Yi = Skor variabel Yi

Dalam penelitian ini, uji korelasi multipel dibantu dengan Software IBM SPSS V.20 for windows.

Untuk dapat menginterpretasi koefisien korelasi yang didapatkan setelah dilakukan perhitungan menggunakan pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.12

Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,19 Sangat Rendah 0,20 – 0,39 Rendah 0,40 – 0,59 Sedang

(50)

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2012:231)

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan (kontribusi) variabel X terhadap Y. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien determinasi adalah sebagai berikut:

(Riduwan, 2008 : 238)

Keterangan :

KD = nilai koefisien determinan

= nilai koefisien korelasi multiple antara X1, X2, dan Y

Adapun koefisien determinasi parsial adalah sebagai berikut :

Keterangan :

KD = nilai koefisien determinasi

= nilai koefisien korelasi parsial antara Y dan X1 dengan menganggap X2 konstan

= nilai koefisien korelasi parsial antara Y dan X2 dengan menganggap X1 konstan

d. Uji t (Uji Keberartian Koefisien Korelasi Parsial)

(51)

dilakukan dengan membandingkan dengan atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing . Dengan rumusan hipotesis sebagai berikut :

1. H0 : ρ = 0 Efikasi diri (self efficacy) tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Ha : ρ≠ 0 Efikasi diri (self efficacy) berpengaruh terhadap prestasi belajar 2. H0 : ρ = 0 Kemandirian belajar (self regulated learning) tidak berpengaruh

terhadap prestasi belajar.

Ha : ρ ≠ 0 Kemandirian belajar (self regulated learning) berpengaruh terhadap prestasi belajar

Rumus yang digunakan adalah:

t =

t =

(Sudjana, 2003:130) Keterangan:

= koefisien korelasi antara X1 dan Y = koefisien korelasi antara X2 dan Y n = jumlah sampel

(52)

- Jika atau , maka H0 ditolak dan Ha diterima

- Jika atau , maka H0 diterima dan Ha ditolak

Dalam penelitian ini, uji t dibantu dengan Software IBM SPSS V.20 for windows.

e. Uji F (Uji Keberartian Korelasi Multipel)

Analisis data pada penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang diajukan, apakah diterima atau ditolak. Untuk menghitung pengaruh simultan variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat, digunakan rumus sebagai berikut:

(Sudjana,2003:108) Keterangan:

R = koefisien korelasi multiple k = jumlah variabel bebas n = jumlah sampel

dk pembilang = k dk penyebut = n-k-1

Dengan rumusan hipotesis statistika :

H0: R = 0 Efikasi diri (self efficacy) dan kemandirian belajar (self regulated learning) tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar

(53)

Setelah diperoleh Fhitung selanjutnya bandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikan yang digunakan adalah 0,05. Adapun kaidah kriteria pengujiannnya adalah:

- Jika atau maka H0 ditolak dan Ha

diterima

- Jika , maka H0 diterima dan Ha ditolak

(54)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya efikasi diri (self efficacy) siswa kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung termasuk ke

dalam kategori sedang, artinya bahwa siswa memiliki keyakinan yang cukup atas kemampuannya untuk melakukan tugas dengan tingkat kesulitan tugas yang berbeda-beda, dalam bertingkah laku ketika menghadapi suatu tugas dengan kesulitan yang berbeda-beda, dalam kemampuannya untuk menyelesaikan tugas ketika dihadapkan dengan tugas yang kesulitannya tinggi, dan dalam kemampuannya melaksanakan tugas di berbagai aktivitas. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya kemandirian belajar

(self regulated learning) siswa kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung termasuk ke dalam kategori sedang, artinya bahwa siswa sudah memiliki kemandirian belajar (self regulated learning) yang ditunjukkan dengan adanya sikap cukup berusaha dalam mengatur diri dalam tiga aspek umum pembelajaran akademik yaitu strategi untuk mengontrol atau meregulasi kognisi, strategi untuk meregulasi motivasi, dan strategi untuk meregulasi perilaku.

(55)

kurang atau termasuk ke dalam kategori rendah dalam mata pelajaran Akuntansi Keuangan karena nilai yang diperoleh berada di bawah nilai KKM yang telah ditetapkan sekolah.

4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri (self efficacy) berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi Keuangan kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.

5. Hasill penelitian menunjukkan bahwa kemandirian belajar (self regulated learning) berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Akuntansi Keuangan kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.

6. Hasill penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri (self efficacy) dan kemandirian belajar (self regulated learning) berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi Keuangan kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, efikasi diri (self efficacy) termasuk ke dalam kategori sedang dan terdapat indikator yang termasuk

ke dalam kategori rendah yaitu pada kemandirian belajar (self regulated learning). Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya peningkatan oleh berbagai pihak yang memiliki peran penting dalam meningkatkannya agar prestasi belajar siswa menjadi optimal, diantaranya adalah:

1. Bagi Guru

a. Guna meningkatkan efikasi diri (self efficacy) siswa, guru dapat melakukannya dengan cara :

(56)

kemunduran yang bersifat sementara dan dari kegagalan tersebut mereka belajar untuk memperbaiki performanya.

2) Membantu siswa dengan memberikan dorongan motivasi dan pesan secara verbal, baik berupa pujian, kritikan, nasihat, bimbingan dan alasan-alasan untuk percaya bahwa mereka dapat sukses dengan kemampuan yang dimilikinya.

3) Membantu siswa dengan menunjukkan contoh-contoh keberhasilan yang orang lain telah capai, karena siswa akan membentuk opini mengenai kemampuannya sendiri dengan mengamati kesuksesan dan kegagalan orang lain, yang secara khusus keberhasilan dan kegagalan mereka yang serupa dengan kondisi siswa tersebut.

4) Membantu siswa dengan membiasakan siswa belajar dalam bentuk kelompok yang besar untuk menumbuhkan sikap self efficacy kolektifnya, yaitu persepsi siswa akan kapabilitasnya sendiri dengan orang lain, dan persepsi mereka mengenai bagaimana mereka dapat bekerja bersama-sama secara efektif dan mengkoordinasikan peran dan tanggung jawab mereka.

b. Guna meningkatkan kemandirian belajar (self regulated learning) siswa, guru perlu meningkatkan indikator kemandirian belajar (self regulated learning) yang rendah dalam penelitian ini yaitu :

(57)

2) Dalam meningkatkan aspek kognitif pada indikator metacognitive regulation yaitu menentukan tujuan dari membaca atau membuat

perubahan supaya tugas yang dikerjakan mengalami kemajuan pada siswa, guru melakukannya dengan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca terlebih dahulu materi yang akan dipelajarinya, sehingga siswa diharapkan memiliki persepsi awal terhadap materi tersebut sebagai tujuan dari membaca. Kemudian guru membandingkan persepsi siswa tersebut dengan berbagai pendapat atau teori yang sudah ada. Dengan demikian diharapkan siswa berusaha mencari mengenai materi melalui berbagai sumber dan mengalami kemajuan dalam mengerjakan tugas yang dikerjakannya.

3) Dalam meningkatkan aspek motivasi pada indikator environment structuring yaitu berusaha berkonsentrasi penuh untuk mengurangi

gangguan di sekitar tempat belajar dan mengatur kesiapan fisik dan mental untuk menyelesaikan tugas akademis pada siswa, guru dapat membentuk suasana belajar yang kondusif bagi siswa dan menghindarkan sesuatu yang akan menggangu belajar siswa. Guru membuat kesepakatan dengan siswa mengenai aturan-aturan dalam proses pembelajaran di kelas dan menentukan reward dan punishment yang akan diterima siswa sebagai konsekuensi dalam belajar, sehingga diharapkan siswa dapat termotivasi untuk mengatur diri dengan menghindarkan gangguan-gangguan dalam belajarnya. Selain itu guru memberikan siswa kesempatan untuk berdiskusi ketika proses pembelajaran berlangsung, sebagai langkah memberikan siswa waktu untuk santai dan mengatur konsentrasinya kembali juga mengontrol emosinya agar tidak mudah panik dalam menyelesaikan tugas atau menghadapi kesulitan agar dapat berkonsentrasi kembali dengan baik. 4) Dalam meningkatkan aspek motivasi pada indikator mastery talk yaitu

(58)

melakukan pemantauan kemajuan belajar siswa, sehingga guru dapat mengarahkan dan membantu siswa dalam mengenali tipe diri siswa tersebut dalam belajar. Guru harus dapat menjadi sumber belajar siswa yang baik dalam berdiskusi, sehingga siswa akan melihat guru sebagai model yang dapat ditiru dalam memuaskan keingintahuannya untuk menjadi lebih kompeten. Selain itu, guru harus mampu menumbuhkan dan membantu rasa percaya diri siswa bahwa mereka mampu mengerjakan tugas dan materi yang diberikan dengan cara memperlihatkan setiap kemajuan yang telah dicapai oleh siswa tersebut agar siswa dapat mengatur dirinya sendiri untuk lebih mandiri.

5) Dalam meningkatkan aspek motivasi pada indikator personal interest/relevan enhancement yaitu berusaha meningkatkan keterhubungan atau keberartian tugas dengan kehidupan atau minat personal yang dimiliki pada siswa, guru dapat mengajak siswanya berdiskusi secara bersama-sama menghubungkan setiap materi yang akan diajarkannya dengan keadaan yang terjadi dalam lingkungan sekitarnya. Siswa akan dapat lebih mudah memahami keberartian materi dan tugas ketika diberikan contoh dengan yang mereka tahu dan alami sendiri, karena pengalaman yang mereka alami sendiri dan pengalaman orang lain akan menjadi sumber bagi siswa dalam mengenal identitas diri dan mengetahui minat personal yang mereka miliki.

2. Bagi Orang Tua

Adapun saran bagi orang tua dalam upaya membantu anak agar memiliki efikasi diri (self efficacy) dan kemandirian belajar (self regulated learning) yang baik yaitu dengan cara :

Gambar

Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Pelajaran Akuntansi
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa Kelas XI Akuntansi
Tabel 3.3 Sampel Siswa XI Akuntansi SMK Negeri 1 Bandung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sistem tersebut terdapat 4 external entity yang memberikan input dan output pada sistem yaitu Responsibility center melakukan pencatatan administrasi yang meliputi

Metode ini merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif/ kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelom- pok

Gambar 4.11 memperlihatkan hasil pengujian tarik dengan komposisi PP 78% PE 20% dan AL 2 % pada Temperatur 160 0 c di peroleh nilai paling optimum 17,91 N/mm 2 pada putaran 100

Konsep komunikasi jelas ( good idea) dilihat dari proses awal pembuatan logo yang sengaja tidak membuat bentuk baru melainkan... mengolah kasar

Tugas akhir ini disusun untuk diajukan sebagai syarat dalam ujian sarjana teknik sipil bidang studi teknik sumberdaya air pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara..

The minimum expected count is 7,49.. Computed only for a 2x2 table

Hepatoprotective Effects of Allium cepa (Onion) Extracts Against Paracetamol-Induced Liver Damage in Rats.. African Journal

Pembuatan Karbon Aktif Super dari Batubara dan Tempurung Kelapa.. Tesis Fakultas Teknik Universitas