• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH : Studi Penelitian Pada SMA Se-Kabupaten Karawang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH : Studi Penelitian Pada SMA Se-Kabupaten Karawang."

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN

PEMANFAATAN SARANA PRASARANA TERHADAP

PRODUKTIVITAS SEKOLAH

(Studi Penelitian pada SMA Se-Kabupaten Karawang)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Adminsitrasi Pendidikan

Oleh:

Jantes

NIM : 1009518

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Lembar Pengesahan Tesis

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Endang Herawan, M.Pd

NIP. 196008101986031001

Pembimbing II

Dr. Diding Nurdin, M.Pd

NIP. 197108082001121002

Mengetahui

Ketua Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGARUH KINERJA

KEPALA SEKOLAH DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA

TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH” (Studi Penelitian pada SMA Se -Kabupaten Karawang) ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Karawang, Januari 2014 Yang membuat penyataan,

(4)

ABSTRAK

“PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH”

(Studi Penelitian Pada SMA Se-Kabupaten Karawang)

Titik tolak dari masalah penelitian ini adalah apakah kinerja Kepala Sekolah, Pemanfaatan Sarana Prasarana berpengaruh terhadap Produktivitas Sekolah. Berdasarkan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah, selain tujuan di atas, penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan data empirik, menganalisa, menemukan model hasil analisis serta menguji kebermaknaan pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah.

Produktivitas sekolah belum optimal karena adanya faktor-faktor yang masih belum memenuhi standar, yaitu: 1) kinerja kepala sekolah yang belum maksimal dalam melaksanakan tugas pokok kepala sekolah khususnya dalam bidang supervisi dan manajerial, 2) pemanfaatan sarana prasarana yang belum optimal dalam prinsip dan fungsi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah serta keterbatasan sarana dan prasana di sekolah tersebut.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana gambaran kinerja kepala sekolah; 2) Bagaimana gambaran pemanfaatan sarana prasarana; 3) Bagaimana gambaran produktivitas sekolah; 4) Seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah; 5) Seberapa besar pengaruh pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah; 6) Seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan berjumlah 92 responden terdiri dari kepala sekolah, Wakil kepala sekolah dan guru yang tersebar di Kabupaten Karawang Jawa Barat. Adapun teknik pengolahan data yang digunakan adalah 1) Perhitungan rata-rata variabel, 2) Uji normalitas, 3) Analisis korelasi, 4) Analisis regresi.

Hasil penelitian pada variabel kinerja kepala sekolah berkriteria baik, dan pemanfaatan sarana prasarana berkriteria baik, begitu juga dengan produktivitas sekolah yang berkriteria baik. Pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah berkorelasi kuat signifikan dan persamaan regresi linear. Pengaruh pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah berkorelasi sedang signifikan dan persamaan regresi linear. Pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah berkorelasi kuat signifikan dan persamaan regresi linear.

(5)

yang dapat mendukung tersedianya sarana dan prasarana untuk peningkatan produktivitas sekolah.

Kata kunci : Kinerja Kepala Sekolah, Pemanfaatan Sarana Prasarana, dan Produktivitas sekolah.

(6)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ………. 14

A. Produktivitas Sekolah ……….. 14

1. Produktivitas dalam Konteks Administrasi Pendidikan ……... 14

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Sekolah….. 17

3. Pengukuran Produktivitas ………. 18

4. Indikator Produktivitas Sekolah ………...… 19

B. Kinerja Kepala Sekolah ……… 21

1. Definisi Kinerja ……….…... 21

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah ………... 22

3. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer ……… 25

4. Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ………..… 25

5. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah ……… 26

6. Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah ………... 29

7. Indikator Kinerja Kepala Sekolah ………...…. 31

C. Pemanfaatan Sarana Prasarana ………. 31

1. Definisi Sarana dan Prasarana ……….… 31

2. Jenis-Jenis, Sarana dan Prasarana Pendidikan ………..……… 34

3. Prinsip Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pendidikan ……… 35

4. Fungsi Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pendidikan ……… 35

5. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ……… 36

6. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ………... 37

7. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ………. 38

8. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ……….. 38

9. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan ……… 40

(7)

D. Kerangka Berpikir Penelitian ……….…..… 41

E. Asumsi dan Hipoteis Penelitian ………...… 44

1. Asumsi Penelitian ……….………... 44

2. Hipotesis Penelitian ……….… 45

BAB III METODE PENELITIAN ……… 46

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ………..…….. 46

1. Lokasi ………. 46

F. Proses Pengembangan Instrumen ………... 60

1. Penentuan Alat Pengumpulan Data ………... 60

2. Uji Instrumen ………….……….… 61

G. Teknik Analisis Data ………..… 70

1. Analisis Statistik Deskriptif ………... 70

2. Uji Persyaratan Analisis ……….... 71

J. Analisis Data untuk Pengujian Hipotesis Penelitian ………... 74

1. Analisis Korelasi ………... 74

2. Koefisien Korelasi Ganda ………... 76

3. Mencari Derajat Hubungan Berdasarkan Koefisien Determinasi (r) ……….… 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 78

A. Hasil Penelitian ………..……….. 78

1. Deskripsi Variabel Penelitian ………... 78

2. Uji Hipotesis ………...….. 87

B. Pembahasan ………... 95

1. Gambaran Kinerja Kepala Sekolah SMA di Kabupaten Karawang ……….... 95

2. Gambaran Pemanfaatan Sarana Prasarana SMA di Kabupaten Karawang ………... 96

3. Gambaran Produktivitas Sekolah SMA di Kabupaten Karawang ………... 97

(8)

5. Pengaruh Pemanfaatan Sarana Prasarana Terhadap Produktivitas Sekolah pada SMA

di Kabupaten Karawang ……….. 99

6. Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan Pemanfaatan Sarana Prasarana Terhadap Produktivitas Sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang ……… 100

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……… 103

1. Kesimpulan ………..………. 103

2. Rekomendasi ………. 104

DAFTAR PUSTAKA ………. 106

LAMPIRAN – LAMPIRAN 1. Kisi-kisi Penelitian ………... 109

2. Hasil Analisis Data Statistik SPSS ……….. 116

3. Instrumen Penelitian………. 155

(9)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1 Realisasi dan Target IPM ………. 5

Tabel 1.2 Realisasi dan Target Indeks Pendidikan (IP) .……….. 6

Tabel 1.3 Realisasi dan Target Rata-rata Lama Sekolah (RLS) ………….. 7

Tabel 3.1 Jumlah Sampel ... 48

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Penelitian ……….. 54

Tabel 3.3 Pengukuran dan Skor responden ……….. 61

Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Korelasi ... 64

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen X1 ……….. 65

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen X2 ………. 67

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Y……… 68

Tabel 4.1 Gambaran X1 (Kinerja Kepala Sekolah) ……….. 78

Tabel 4.2 Gambaran Indikator pada X1 (Kinerja Kepala Sekolah) ………… 79

Tabel 4.3 Gambaran Sub Variabel X2 (Pemanfaatan Sarana Prasarana)…… 81

Tabel 4.4 Gambaran Administratifl X2 (Pemanfaatan Sarana Prasarana)….. 82

Tabel 4.5 Gambaran Sub Variabel Y (Produktivitas Sekolah) ……….. 84

Tabel 4.6 Gambaran Administratif Variabel Y (Produktivitas Sekolah)…… 85

Tabel 4.7 Perbandingan Gambaran Umum pada setiap Variabel Penelitian Berdasarkan Status Negeri dan Swasta ………. 86

Tabel 4.8 Uji Korelasi antar Variabel ……… 89

Tabel 4.9 Model Summary Variabel (Kinerja Kepala Sekolah) terhadap Variabel Y (Produktivitas Sekolah) ……… 90

Tabel 4.10 Coefficients(a) Variabel (Kinerja Kepala Sekolah) terhadap Variabel Y (Produktivitas Sekolah) ……… 91

Tabel 4.11 Model Summary Variabel (Manajemen Sarana Prasarana) terhadap Variabel Y (Produktivitas Sekolah) ……… 91

Tabel 4.12 Coefficients(a) Variabel (Pemanfaatan Sarana Prasarana) terhadap Variabel Y (Produktivitas Sekolah) ……… 92

Tabel 4.13 Model Summary Variabel (Kinerja Kepala Sekolah) dan (Pemanfaatan Sarana dan Prasarana) terhadap Variabel Y (Produktivitas Sekolah) ………. 93

(10)

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 1.1 Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi

Produktivitas ……….………. 9

Gambar 1.2 Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Sekolah ……… 10

Gambar 2.1 Kinerja Kepala Sekolah ………. 22

Gambar 2.2 Kerangka Pikiran Penelitian ……….. 43

Gambar 3.1 Pola Dasar Penelitian ………. 51

Gambar 3.2 Desain Penelitian ……… 52

Gambar 4.1 Gambaran Variabel (Kinerja Kepala Sekolah) ………... 79

Gambar 4.2 Gambaran Indikator pada X1 (Kinerja Kepala Sekolah) ………. 80

Gambar 4.3 Gambaran Sub Variabel pada X2 (Pemanfaatan Sarana dan Prasarana) ………. 82

Gambar 4.4 Gambaran Administratif X2 (Pemanfaatan Sarana dan Prasarana) ………. 83

Gambar 4.5 Gambaran Sub Variabel Y (Produktivitas Sekolah) ……… 84

Gambar 4.6 Gambaran Administratif Variabel Y (Produktivitas Sekolah) … 86 Gambar 4.7 Perbandingan Gambaran Umum pada setiap Variabel Penelitian Berdasarkan Status Negeri dan Swasta ……….. 87

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis meningkatkan taraf hidup manusia. Melalui pendidikan manusia dapat menjadi cerdas, memiliki kemampuan, sikap hidup yang baik sehingga dapat bergaul dengan baik pula di masyarakat dan bisa menolong dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan menjadi investasi yang memberikan keuntungan sosial dan pribadi yang menjadikan bangsa yang bermartabat dan menjadikan indivudunya menjadi manusia yang memiliki derajat.

Pendidikan dilakukan manusia sepanjang kehidupannya atau pendidikan dilakukan sepanjang hayat yang makna prasa tersebut mengharuskan manusia untuk menjalani pendidikan selama manusia tersebut melakukan segala tugas aktivitasnya setiap hari. Pendidikan yang terbaik tersebut merupakan pendidikan yang unggul dan bermutu, dengan bermutunya pendidikan tersebut maka para pelaku pendidikan mampu memberikan yang terbaik bagi sesama manusia yang merupakan pengguna jasa pendidikan yaitu peserta didik. Untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, ada proses dan langkah-langkah yang harus dilakukan sehingga pelaksanaan pendidikan dapat berhasil dan memiliki mutu yang baik.

(12)

Untuk mengatasi perkembangan tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberi arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, yang meliputi : (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pembiayaan dan (8) standar penilaian.

Implikasi dari hal tersebut bermakna bahwa tingkat pentingnya pendidikan menuntut pada upaya-upaya untuk menyelenggarakan pendidikan secara baik, tertata dan sistematis serta antisipatif terhadap perubahan yang terjadi sebab pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan jaman, sehingga proses yang terjadi di dalamnya dapat menjadi suatu sumbangan besar bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia/pengembangan potensi manusia, yang pada akhirnya akan berdampak pada makin meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat.

(13)

Sedangkan Danim Sudarwan, (2010: 7) menyatakan bahwa tugas yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah adalah (1) membuat perencanaan; (2) mempersiapkan program pengajaran; (3) dan memanfaatkan serta menambahkan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan untuk mencapai tujuan sekolah yang salah satunya adalah tercapainya peningkatan produktivitas sekolah.

Kualitas kepala sekolah sebagai manajer sangat dipengaruhi oleh kinerja manajerial yang dimiliki dalam upaya memberdayakan semua fasilitas sarana prasarana sekolah untuk meningkatkan produktivitas suatu sekolah. Kepala sekolah yang mempunyai kinerja yang baik yaitu seorang kepala sekolah yang mempunyai kapasitas intelektual, emosional, dan spiritual yang baik serta berwawasan luas dan futuristik. Kapasitas intelektual diperlukan dalam mencermati, memahami, dan menganalisis setiap informasi yang diperoleh. Kapasitas emosional diperlukan dalam menghadapi berbagai tekanan dan dalam membangun hubungan. Sedangkan kapasitas spiritual diperlukan pada saat melakukan pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil merupakan keputusan yang berpihak pada kebenaran.

Menyadari hal tersebut di atas, kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melakukan perubahan dan pengembangan pendidikan secara berencana, terarah dan berkesinambungan untuk meningkatkan produktivitas sekolah. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, kinerjanya sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya peningkatan kinerja kepala sekolah secara profesional untuk mensukseskan program-program pemerintah.

(14)

pengelolaannya, agar tujuan dapat tercapai. Dewasa ini masih sering ditemukan banyak sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah yang diterima sebagai bantuan, baik dari pemerintah maupun masyarakat yang tidak optimal penggunaannya dan bahkan tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan fungsinya. Hal itu disebabkan antara lain oleh kurangnya kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki serta tidak adanya pengelolaan yang memadai.

Hasil pengamatan di lapangan khususnya pada Sekolah Menegah Atas (SMA) baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Karawang Jawa Barat bahwa kinerja kepala sekolah dikatagorikan cukup baik walaupun belum menunjukkan keberhasilan yang signifikan seperti yang diharapkan oleh pemerintah karena kemungkinan kurangnya pengertian, pelatihan dan penerapan tentang kinerja kepala sekolah yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari kepala sekolah tersebut. Begitu juga dengan pelaksanaan pemilihan kepala sekolah baru yang sering dicampuradukan dengan kepentingan-kepentingan tertentu, seperti tim sukses dari kemenangan seorang kepala sekolah, sehingga kepala sekolah yang terpilih adalah calon kepala sekolah yang memiliki ikatan yang khusus atau faktor-faktor yang lain dan ini jauh dari keprofesionalnya seorang pemimpin di suatu sekolah.

Begitu juga dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang sangat minim seperti kurangnya ruangan kelas, ruangan laboratorium, tempat olahraga dan fasilitasnya, serta kamar kecil (WC) yang tidak memenuhi standar, dan lain sebagainya yang akan memperlambat atau menghalangi peningkatan produktivitas sekolah tersebut. Walaupun demikian keadaannya masih tetap bisa dilihat dan dirasakan keberhasilan dalam pencapaian prestasi di berbagai bidang yang jumlahnya sangat sedikit.

(15)

dapat berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keingginan penggeraknya. Ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang relevan sangat diperlukan supaya semua kegiatan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Pada saat ini sekolah baik yang negeri maupun swasta dihadapkan dalam berbagai masalah-masalah yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah untuk menciptakan sekolah yang produktif. Persoalan atau masalah ini juga terjadi pada SMA se-Kabupaten Karawang, hal ini seiring perkembangan zaman, keinginan atau tuntutan masyarakat terhadap kualitas pendidikan yang diharapakan semakin meningkat.

Kabupaten Karawang yang berbatasan dengan tiga kabupaten yang terdekat yaitu kabupaten Bekasi, kabupaten Purwakarta dan kabupaten Subang dalam hal ini perlu disampaikan sebagai gambaran umum yang berkaitan dengan pendidikan sekolah antara lain Indeks Pemabangunan Manusia (IPM), Indeks Pendidikan (IP), dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) yang diambil dari data perubahan RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat 2008 – 2013 yang diambil dari http://litbang.kemdikbud.go.id. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

No Kabupaten Realisasi 2008 Proyeksi 2011 Proyeksi 2013

1 Karawang 69,06 71,34 72,65

2 Bekasi 72,10 73,74 74,90

3 Purwakarta 70,31 72,13 73,38

4 Subang 70,43 71,69 72,20

Tabel. 1.1

(16)

Memperhatikan data pada tabel di atas dapt kita ketahui bahwa pada tahun 2008 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kabupaten Karawang 69,06, kabupaten Bekasi 72,10, kabupaten Purwakarta 70, 31 dan kabupaten Subang 70, 43. Berdasarkan uraian tersebut kabupaten Karawang adalah kabupaten yang terendah dari tiga kabupaten yang lainnya, meskipun data proyeksi yang akan dicapai pada tahun 2011 dan 2013 meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

Bila dilihat dari data Indeks Pendidikan (IP) yang diambil dari data perubahan RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat 2008 – 2013 yang dapat dilihat seperti tabel dibawah ini :

No Kabupaten Realisasi 2008 Proyeksi 2011 Proyeksi 2013

1 Karawang 76,88 80,25 81,66

2 Bekasi 80,45 81,30 81,84

3 Purwakarta 79,28 80, 75 81,63

4 Subang 76,25 77,98 78,20

Tabel. 1.2

Realisasi dan Target Indeks Pendidikan (IP)

(17)

Sementara data untuk rata-rata lama sekolah yang diambil dari data perubahan RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat 2008 – 2013 yang dapat dilihat seperti tabel dibawah ini :

No Kabupaten Realisasi 2008 Proyeksi 2011 Proyeksi 2013

1 Karawang 6,68 7,02 7,22

2 Bekasi 8,10 8,24 8,31

3 Purwakarta 7,00 7,31 7,46

4 Subang 6,60 7,33 7,42

Tabel. 1.3

Realisasi dan Target Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Dari data di atas dapat diketahui bahwa Rata-rata Lama Sekolah (RLS) pada tahun 2008 kabupaten Karawang 6,68, kabupaten Bekasi 8,10 kabupaten Purwakarta 7,00 dan kabupaten Subang 6,60. Berdasarkan uraian tersebut kabupaten Karawang sedikit di atas dari kabupaten Subang, namun masih di bawah kabupaten Bekasi dan Purwakarta.

(18)

Tercapainya hasil produktivitas sekolah tentunya tidak terlepas dari peran seorang pemimpin sekolah yang diharapkan mampu untuk menggerakkan berbagai elemen yang terkait dan bagaimana seorang kepala sekolah dapat memanfaatkan fasilitas sarana dan prasarana yang ada semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil produktivitas sekolah yang meningkat.

Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut di atas, disadari bahwa kepala sekolah melalui kinerjanya dan pemanfaatn fasilitas sarana dan prasarana sekolah dengan baik akan sangat menentukan terhadap terciptanya sekolah yang memiliki peningkatan produktivitas sekolah tersebut. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang : “Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan Pemanfaatan Sarana Prasarana terhadap Produktivitas Sekolah”. (Studi Kasus pada Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Kabupaten Karawang).

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini berfokus pada tiga variabel yaitu produktivitas sekolah, kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana dan prasarana. Lembaga Pendidikan dihadapkan pada berbagai masalah yang berkenaan dengan perubahan lingkungan pendidikan, baik dalam mempertahankan eksistensi maupun dalam upaya pengembangan lembaga itu sendiri. Demikian pula sekolah yang ada di lingkungan Kabupaten Karawang khususnya tingkat SMA yang dihadapkan pada upaya peningkatan produktivitas sekolahnya.

(19)

Untuk meningkatkan produktivitas sekolah, faktor kepala sekolah memiliki peranan yang sangat penting. Kinerja kepala sekolah selaku pimpinan di sekolah secara teori dapat memberikan dampak pada peningkatan produktivitas sekolah, tetapi dalam praktik langsung dilapangan hal ini memerlukan kajian yang lebih mendalam lagi. Begitu juga dengan faktor pemanfaatan sarana prasarana secara teori dapat memberikan pengaruh pada peningkatan produktivitas sekolah, hal ini didasarkan pada bagaimana sarana dan prasarana menjadi salah satu elemen penting dalam mendukung peningkatan produktivitas sekolah. Hal yang perlu ada kajian lebih mendalam adalah praktik dilapangan tentang bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana dapat meningkatkan produktivitas sekolah. Lebih jauh lagi, Sondang P. Siagian (2009: 10-12) memaparkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah: a) perbaikan terus menerus, b) peningkatan mutu hasil pekerjaan, c) pemberdayaan sumber daya manusia, d) pemanfaatan sarana dan prasarana, yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas (Menurut Sondang P. Siagian, 2009 )

Produktivitas

perbaikan terus menerus

peningkatan mutu hasil

pekerjaan

pemberdayaan SDM pemanfaatan

(20)

Apabila merujuk pada peraturan perundang-undangan pendidikan yang berlaku, khususnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan setidaknya terdapat delapan variabel besar yang harus diperhatikan dalam rangka mencapai produktivitas suatu sekolah. Kedelapan variabel tersebut sebagai berikut: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana belajar, pembiayaan, pengelolaan dan standar penilaian. Bila variabel-variabel tersebut dihubungkan dengan produktivitas sekolah akan didapat gambar sebagai berikut:

Gambar 1.2

Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Sekolah (Menurut Engkoswara & Aan Komariah, 2011)

Standar isi Standar Proses

Penilaian

Produktivitas Sekolah :

Stability, Integrity, Voluntarism,

dan Achievement

Penge- lolaan

Kompeten si Lulusan

Pendidik & Tendik Standar

Pembiaya-an

(21)

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, hal ini perlu ada kajian yang berkenan dengan “seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah di SMA Kabupaten Karawang.” Rumusan masalah penelitian tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kinerja kepala SMA di Kabupaten Karawang ?

2. Bagaimana gambaran pemanfaatan sarana prasarana pada SMA di Kabupaten Karawang?

3. Bagaimana gambaran produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?

4. Seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?

5. Seberapa besar pengaruh pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?

6. Seberapa besar pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meperoleh data dan informasi tentang pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk:

a. mendeksripsikan kinerja kepala sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang;

b. mendeksripsikan pemanfaatan sarana prasarana pada SMA di Kabupaten Karawang;

(22)

d. menganalisis pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?

e. menganalisis pengaruh pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?

f. menganalisis pengaruh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana prasarana terhadap produktivitas sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi pihak peneliti maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini secara teoritis dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Memperkaya keilmuan administrasi pendidikan khususnya bagi kepentingan akademis dalam kinerja kepala sekolah, pemanfaatan sarana prasarana dan produktivitas sekolah;

b. Penelitian ini dapat dijadikan acuan pada penelitian berikutnya dalam mengembangkan ilmu administrasi pendidikan khususnya pengembangan kinerja kepala sekolah, pemanfaatan sarana dan prasarana serta produktivitas sekolah.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan bermanfaat untuk dijadikan: a. Informasi bagi para pengelola pendidikan dalam upaya memperbaiki,

meningkatkan, dan mengembangkan produktivitas sekolah yaitu (1) prestasi peserta didik, (2) kesempatan pendidikan lebih tinggi, (3) kesempatan kerja, dan (4) pengembangan diri.

(23)

c. Masukan bagi SMA Kabupaten Karawang untuk dijadikan pertimbangan secara konstektual dan konseptual operasional dalam merumuskan pola pengembangan produktivitas sekolah.

E. Sistematika Penulisan

Penyusunan sistematika penulisan dalam penelitian ini disesuaikan dengan panduan penulisan karya ilmiah UPI tahun 2012 yang terdiri dari terdiri dari lima Bab yang diuraikan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Membahas mengenai: (1) latar belakang masalah,

(2) identifikasi dan perumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Penelitian. Pada bab II ini dibahas beberapa terori yang berkaitan dengan judul

penelitian, yaitu teori produktivitas kerja, teori kinerja kepala sekolah dan teori pemanfaatan sarana dan prasarana. Dalam bab II juga diuraikan mengenai kerangka pikir penelitian serta asumsi dasar dan hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian. Dalam Bab III diuraikan mengenai

metodologi dari penelitian yang dilakukan. Dimulai dari lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen dan juga teknik analisa data.

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan. Pada Bab IV dijelaskan

mengenai: 1) Hasil Penelitian; meliputi deskripsi setiap variabel penelitian, uji normalitas dan juga hasil uji hipotesis, 2) Pembahasan penelitian. Diuraikan mengenai beberapa temuan dari hasil penelitian yang kemudian dibahas

Bab V Kesimpulan Dan Saran. Pada bab ini diuraikan kesimpulan yang

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan pada SMA di lingkungan pemerintahan Kabupaten Karawang. Pengambilan lokasi pada SMA se-Kabupaten Karawang didasarkan pada berkembangnya berbagai permasalahan mengenai produktivitas sekolah, dan tingkat kinerja kepala sekolah serta sistem pemanfaatan sarana dan prasarana.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut pendapat Sugiyono, (2007: 57) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” Populasi bukan hanya orang, akan tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Djam’an Satori & Aan Komariah (2011: 46) mengungkapkan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah topik penelitian dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, sedangkan menurut Riduwan (2011: 54) menyatakan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

(25)

Konsep sampel dalam penelitian adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya secara reprsentatif. Menurut Djam’an Satori & Aan Komariah (2011: 47) menyatakan bahwa konsep sampel yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah sampel yang diambil dari populasi yang benar-benar representatif (mewakili), agar apa yang akan diteliti dari sampel tersebut kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi.

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi, hal ini senada dengan pendapat Riduwan (2011: 56) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk diteliti sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Agar data yang diperoleh dari sampel tersebut dapat digeneralisasikan maka digunakan teknik sampling yaitu menggunakan probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang / kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Dalam memberikan kemudahan proses pengambilan sampel dengan menentukan besarnya ukuran sampel, mmenggunakan rumus Taro Yamane yang dikutip dari Riduwan, dkk (2008: 44), sebagai berikut :

1

.

2

d

N

N

n

Keterangan :

n = adalah jumlah sampel seluruhnya N = adalah jumlah populasi seluruhnya

d² = adalah presisi yang ditetapkan yaitu 10% atau 0,1

(26)

n

N

N

n

i

i

.

Keterangan :

ni = adalah jumlah sampel menurut stratum n = adalah jumlah sampel seluruhnya Ni = adalah jumlah populasi menurut stratum N = adalah jumlah populasi seluruhnya

Setelah perhitungan menggunakan rumus turunan di atas diperoleh data sampel sekolah yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1

Jumlah Sampel

No Nama Sekolah Jumlah

Populasi

Sampel Uraian

1 SMAN 1 Karawang 40 3 1 Ks, 2 Guru

2 SMAN 2 Karawang 53 4 1 KS, 3 Guru

3 SMAN 3 Karawang 46 4 1 KS, 3 Guru

4 SMAN 4 Karawang 49 4 1 KS, 3 Guru

5 SMAN 5 Karawang 62 5 1 KS, 4 Guru

6 SMAN 1 Cikampek 54 4 1 KS, 3 Guru

7 SMAN 2 Cikampek 44 3 1 KS, 2 Guru

8 SMAN 1 Jatisari 51 4 1 KS, 3 Guru

9 SMAN 1 Cilamaya 40 3 1 KS, 2 Guru

10 SMAN 1 Klari 49 4 1 KS, 3 Guru

11 SMAN 1 Batujaya 77 6 1 KS, 5 Guru

(27)

No Nama Sekolah Jumlah Populasi

Sampel Uraian

13 SMAN 1 Telagasari 44 3 1 KS, 2 Guru

14 SMAN 1 Lemahabang 41 3 1 KS, 2 Guru

15 SMAN 1 Tempuran 24 2 1 KS, 1 Guru

16 SMAN 1 Ciampel 29 2 1 KS, 1 Guru

17 SMAN 1 Rengasdengklok 39 3 1 KS, 2 Guru

18 SMAN 1 Pedes 36 3 1 KS, 2 Guru

19 SMAN 1 Pangkalan 43 3 1 KS, 2 Guru

20 SMA Mathaul Anwar Batujaya

27

2

1 KS, 1 Guru

21 SMA Kharisma Karawang 21 2 1 KS, 1 Guru

22 SMA Yos Sudarso 21 2 1 KS, 1 Guru

23 SMA Bhineka 21 2 1 KS, 1 Guru

24 SMA Korpri Karawang 38 3 1 KS, 2 Guru

25 SMA Kosgoro 20 2 1 KS, 1 Guru

26 SMA Budi Mulya 14 1 1 KS

27 SMA IGN Slamet Riyadi 9 1 1 KS

28 SMA Pamor Cikampek 21 2 1 KS, 1 Guru

29 SMA Anwatul Hidayat 21 2 1 KS, 1 Guru

30 SMA Islam Nurul Salam 19 1 1 KS

31 SMA PGRI Cikampek 31 2 1 KS, 1 Guru

32 SMA Sunan Gunung Jati 18 1 1 KS

33 SMA Pelita Ilmu 10 1 1 KS

34 SMA Muhamaddyah Krw 18 1 1 KS

35 SMA Al Holidiyah 32 2 1 KS, 1 Guru

(28)

B. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang sangat penting bagi pengembangan ilmu dan bagi pemecahan suatu masalah, lebih lanjut lagi menurut Djam’an Satori & Aan Komariah (2011: 1) mengungkapkan bahwa penelitian menjadi alat untuk mengungkap tabir yang ada dibalik fenomena yang terjadi sehingga terungkap beberapa kebenaran yang sesungguhnya dan dapat dihasilkan pengetahuan baru yang bermanfaat. Dengan demikian, penelitian pada hakekatnya adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Melalui penerapan metode deskriptif diharapkan peneliti mendapatkan informasi yang tepat serta gambaran korelasi dari kinerja kepala sekolah (X1), manajemen sarana dan prasrana (X2), terhadap produktivitas sekolah (Y).

C. Desain Penelitian

Penelitian ini diarahkan untuk menjelaskan pola hubungan kausal antar variabel penelitian. Dalam hal ini dikaji faktor produktivitas sekolah, sebagai variabel Y yang dipengaruhi oleh kinerja kepala sekolah (X1), pemanfaatan sarana dan

(29)

Gambar 3.1:

Pola Dasar Penelitian

Untuk menganalisis pola korelasi pada setiap variabel digunakan beberapa tahapan. Kerangka desain dalam menganalisis pola korelasi dimulai dengan studi pendahuluan, kemudian merumuskan masalah, dan diperkuat dengan dasar teori untuk melandasi rumusan masalah yang disusun, selanjutnya merumuskan hipotesis penelitian. Setelah hipotesis penelitian ditentukan, maka langkah selanjutnya harus ditentukan populasi dan sampel penelitian sebagai sumber data. Pengumpulan data dimaksudkan untuk mengumpulkan berbagai data dari sumber data atau populasi dan sampel yang kemudian dilakukan uji analisis data, menggunakan sistem statistik sebagai uji hipotesisnya. Setelah itu baru kemudian dilakukan interpretasi dan dan kesimpulan serta rekomendasi dari hasil penelitian, untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 3.2 di bawah ini:

(Y)

Produktivitas Sekolah

( X1) Kinerja Kepala Sekolah

( X2) Pemanfaatan

(30)

Gambar 3.2

Desain Penelitian

D. Definisi Operasional

1. Pengaruh

Pengaruh Menurut Kamus Bahasa Indonesia pengaruh adalah sesuatu yang menimbulkan akibat sedangkan, Arikunto (1996: 31) mengemukakan bahwa: “Pengaruh merupakan suatu bentuk hubungan korelasional di mana antara keadaan atau variabel satu dengan yang lain mempunyai hubungan sebab akibat, keadaan yang pertama diperkirakan menjadi penyebab atau berpengaruh bagi keadaan yang kedua”. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengaruh adalah suatu bentuk hubungan korelasional antara variabel kinerja kepala sekolah dan manajemen saran dan

STUDI PENDAHULUAN

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LANDASAN TEORI MERUMUSKAN

HIPOTESIS

MENENTUKAN POPULASI DAN SAMPEL

PENGUMPULAN DATA PENELITIAN

ANALISIS DATA

INTERPRETASI DATA MERUMUSKAN

MASALAH

(31)

prasarana terhadap produktivitas sekolah di lingkungan SMA se-Kabupaten Karawang.

2. Produktivitas Sekolah

Produktivitas menurut Caplow dalam Engkoswara (2011: 40) adalah “Menawarkan suatu formula yang dinamai SIVA Variabel, yaitu Stability, Integrity, Voluntarism, dan Achievement”. Sehingga dalam penelitian ini yang dimaksud dengan produktivitas sekolah adalah produktivitas sekolah di lingkungan SMA di Kabupaten Karawang yang diukur dari komponen stability, integrity, voluntarism, dan achievement.

3. Kinerja Kepala Sekolah

Menurut Euis Karwati dan Donni J. Priansa, (2013: 45) Kinerja kepala sekolah adalah kerja yang dicapai, berupa prestasi yang diperlihatkan dalam bentuk kemampuan kerja guna melaksanakan kewajiban atau tugas pekerjaan yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya pada waktu tertentu, berdasarkan prosedur dan aturan yang berlaku untuk kepentingan pencapaian tujuan yang ditetapkan.

Dalam prakteknya kinerja kepala sekolah akan terlihat dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta komitmen terhadap tugas. Berdasarkan uraian tersebut yang dimaksud dengan kinerja kepala sekolah adalah pelaksanaan tugas sebagai kepala sekolah yang difokuskan pada tiga hal yaitu supervisi, manajerial dan kewirausahaan (Dirjen Tenaga Kependidikan, 2008: 9) yang berada pada SMA di lingkungan Kabupaten Karawang.

4. Pemanfaatan sarana dan prasarana

(32)

dari sarana dan prasarana sehingga pengelolaannya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dimaksud dengan pemanfaatan sarana dan prasarana adalah pengelolaan sarana dan prasarana di lingkungan SMA se-Kabupaten Karawang Propinsi Jawa Barat yang terlihat dari prinsip dan juga fungsi manajemen sarana dan prasarana.

E. Instrumen Penelitian

Penyusunan instrument penelitian berupa angket yang terdiri dari pernyataan-pernyataan setiap variabel yang diawali dengan menyusun kisi-kisi instrument. Kisi-kisi instrumen disusun untuk memudahkan pelaksananaan penelitian. Kisi-Kisi-kisi instrument memuat tentang beberapa variabel penelitian yaitu X1, kinerja kepala

sekolah, dan X2, tentangpemanfaatan sarana dan prasarana sedangkan Y merupakan

produktivitas sekolah.

(33)
(34)
(35)
(36)

VARIABEL SUB

sekolah (Y) Stability

(37)

VARIABEL SUB konplik yang baik

(38)

VARIABEL SUB

Adanya inisiatif 25 Peran aktif dari

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Penentuan Alat Pengumpulan Data

(39)

Pengukuran dilakukan dengan meminta responden untuk memilih salah satu respon/jawaban yang disediakan. Skor jawaban mempunyai bobot terbalik, yakni : untuk jawaban 1 memiliki bobot 5, jawaban 2 memiliki bobot 4, jawaban 3 memiliki bobot 3, dan seterusnya. Untuk menyempurnakan penelitian ini maka dilakukan dengan cara penyebaran angket, untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Pengukuran dan Skor responden

Pilihan Skor

(S) selalu /Sangat Sesuai 5

(SR) Sering/sesuai 4

(KK) Kadang-kadang/Cukup sesuai 3

(JR) Jarang/Kurang sesuai 2

(TP) Tidak Pernah /Tidak sesuai 1

2. Uji Instrumen

Sebelum instrumen penelitian digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas untuk mengetahui ketepatan instrumen dalam menjalankan fungsi ukuranya, sedangkan uji reliabilitas yaitu untuk mengukur tingkat reliabilitas sehingga data yang diperoleh dari hasil penelitian konsisten dan mengandung makna kecermatan pengukuran.

a. Uji Validitas

(40)

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dan angket dianggap reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Dalam uji validitas ini digunakan uji t-test terhadap skor kelompok tinggi dan skor kelompok rendah, yaitu diambil 27% dari masing-masing kelompok sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004: 137) yaitu:

Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, maka setelah dikonsultasikan ahli maka selanjutnya dinyatakan dan dianalisa dengan analisis item. Analisis item dilakukan dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang membedakan jawaban tinggi dengan jawaban rendah. Jumlah kelompok yang tinggi diambil 27% dan kelompok rendah 27% dari sampel uji coba.

Untuk koefisien validitas digunakan rumus korelasi product moment dengan menggunakan Pearson. Rumus pengujian validitas adalah sebagai berikut:

(Arikunto, 2002 : 72) Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = banyaknya responden X = skor tiap item angket Y = skor total angket

2 2 2 2

( )( )

[ ( ) ][ ( ) ]

xy

N X Y X Y

r

N X X N Y Y

 

 

 

(41)

Untuk mengetahui keberartian koefisien korelasi tersebut menunjukkan valid atau tidaknya, dilanjutkan dengan uji t , dengan rumus :

2

r = Koefisien korelasi hasil t hitung

n = Jumlah responden.

Dengan kriteria uji : jika thitung > ttabel atau jika nilai Sig.(2-tailed) <  maka butir

angket tersebut dikatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Mengenai reliabilitas, untuk mengukur reliabilitas angket, digunakan rumus Cronbach Alpha :

(42)

Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas ini digunakan tolak ukur dari Guilford. (Ruseffendi, 1994 : 144), yaitu :

Tabel 3.4 : Klasifikasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi (r) Interpretasi 0,00 ≤ r < 0,20

Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus alpha terhadap instrument yang disusun, yaitu :

Tingginya koefisien korelasi (mendekati angka 1) menunjukkan kuesioner yang diujicobakan reliabel digunakan sebagai instrumen pengumpul data penelitian.

c. Hasil Uji Validtas dan Reliabilitas

1) Variabel X1

Dari hasil uji validitas pada instrumen penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel X1 tujuh item tidak valid dan sisanya valid. Kesimpulannya yang tidak valid

(43)

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen X1

No Koefisien

Validitas t Hitung t Tabel Keterangan

1 0,73 4,13 1,706 Valid

2 0,74 5,63 1,706 Valid

3 0,73 5,49 1,706 Valid

4 0,70 4,98 1,706 Valid

5 0,55 3,34 1,706 Valid

6 0,43 2,41 1,706 Valid

7 0,64 4,27 1,706 Valid

8 0,64 4,21 1,706 Valid

9 0,73 5,51 1,706 Valid

10 0,74 5,68 1,706 Valid

11 0,73 5,49 1,706 Valid

12 0,70 4,94 1,706 Valid

13 0,62 4,07 1,706 Valid

14 0,70 4,93 1,706 Valid

15 0,31 1,66 1,706 Tidak Valid

16 0,56 3,45 1,706 Valid

17 0,28 1,50 1,706 Tidak Valid

18 0,26 1,37 1,706 Tidak Valid

19 0,44 2,47 1,706 Valid

20 0,48 2,75 1,706 Valid

21 0,48 2,77 1,706 Valid

22 0,49 2,89 1,706 Valid

23 0,46 2,62 1,706 Valid

(44)

No Koefisien

Validitas t Hitung t Tabel Keterangan

25 0,64 4,22 1,706 Valid

26 0,57 3,57 1,706 Valid

27 0,67 4,58 1,706 Valid

28 0,54 3,27 1,706 Valid

29 0,56 3,48 1,706 Valid

30 0,56 3,43 1,706 Valid

31 0,71 5,13 1,706 Valid

32 0,62 3,99 1,706 Valid

33 0,30 1,57 1,706 Tidak Valid

34 0,68 4,68 1,706 Valid

35 0,74 5,56 1,706 Valid

36 0,71 5,19 1,706 Valid

37 0,72 5,26 1,706 Valid

38 0,40 2,19 1,706 Valid

39 0,24 1,26 1,706 Tidak Valid

40 0,27 1,41 1,706 Tidak Valid 41 0,004 0,02 1,706 Tidak Valid

2) Variabel X2

Dari hasil uji validitas pada instrumen penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel X2 satu item tidak valid dan sisanya valid, maka satu item yang tidak valid di

(45)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen X2

No Koefisien

Validitas t Hitung t Tabel Keterangan 1 0,73 4,61 1,706 Valid

2 0,53 3,16 1,706 Valid

3 0,87 9,04 1,706 Valid

4 0,66 4,42 1,706 Valid

5 0,77 6,23 1,706 Valid

6 0,66 4,46 1,706 Valid

7 0,66 4,48 1,706 Valid

8 0,76 6,02 1,706 Valid

9 0,73 5,37 1,706 Valid

10 0,36 1,94 1,706 Valid

11 0,58 3,62 1,706 Valid

12 0,68 4,73 1,706 Valid

13 0,78 6,29 1,706 Valid

14 0,73 5,41 1,706 Valid

15 0,65 4,32 1,706 Valid

16 0,36 1,94 1,706 Valid

17 0,60 3,79 1,706 Valid

18 0,60 3,78 1,706 Valid

19 0,88 9,35 1,706 Valid

20 0,63 4,13 1,706 Valid

(46)

No Koefisien

Validitas t Hitung t Tabel Keterangan

26 0,84 7,74 1,706 Valid 27 0,74 5,59 1,706 Valid 28 0,57 3,50 1,706 Valid 29 0,44 2,48 1,706 Valid 30 0,62 4,02 1,706 Valid 31 0,53 3,21 1,706 Valid 32 0,37 2,04 1,706 Valid 33 0,68 4,66 1,706 Valid 34 0,67 4,54 1,706 Valid 35 0,80 6,87 1,706 Valid

3) Variabel Y

Dari hasil uji validitas pada instrumen penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel Y enam item tidak valid dan sisanya valid, sehingga enam item tersebut di buang. Tingkat reliabilitasnya adalah reliable dengan memakai pengolahan data SPSS (lihat lampiran).

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Instrumen Y

No Koefisien

(47)

No Koefisien

Validitas t Hitung t Tabel Keterangan 7 0,54 3,26 1,706 Valid 8 0,78 6,27 1,706 Valid 9 0,34 1,85 1,706 Valid 10 0,37 2,04 1,706 Valid 11 0,52 3,10 1,706 Valid 12 0,39 2,17 1,706 Valid 13 0,50 2,96 1,706 Valid 14 0,60 3,81 1,706 Valid 15 0,59 3,74 1,706 Valid 16 0,67 4,59 1,706 Valid 17 0,60 3,78 1,706 Valid 18 0,49 2,87 1,706 Valid 19 0,40 2,21 1,706 Valid 20 0,46 2,63 1,706 Valid 21 0,38 2,10 1,706 Valid 22 0,41 2,27 1,706 Valid 23 0,27 1,40 1,706 Tidak Valid 24 0,44 2,46 1,706 Valid 25 0,21 1,11 1,706 TidakValid 26 0,50 2,91 1,706 Valid

(48)

n X

M

No Koefisien

Validitas t Hitung t Tabel Keterangan 30 0,19 1,01 1,706 Tidak Valid 31 -0,1 -0,53 1,706 Tidak Valid 32 0,44 2,51 1,706 Valid 33 0,32 1,73 1,706 Valid 34 0,35 1,91 1,706 Valid 35 0,17 0,90 1,706 Tidak Valid

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan SPSS 17 hal ini digunakan untuk mengungkapkan hasil penelitian dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Analisis Statistik Deskriptif

Melalui statistik deskriptif ini, akan disajikan data dalam tabel distribusi frekuensi, grafik garis maupun batang, penjelasan kelompok melalui mean, dan variasi kelompok melalui rentang dan standar deviasi terhadap semua variabel dan sub variabel penelitian. Perhitungan deskriptif yang digunakan adalah rata-rata hitung (arimatic mean) dengan rumus:

Keterangan: M = Mean.  = Jumlah.

(49)

K R n T n

I  ( ) ( )

Penentuan klasifikasi skor jawaban responden yang disusun berdasarkan skala instrumen dengan rumus:

Keterangan:

I = Interval skor jawaban responden. n = Jumlah item pertanyaan.

 = Kemungkinan skor jawaban (probabilitas). T = Skor jawaban tinggi.

R = Skor jawaban rendah. K = Jumlah kelas interval. b. Uji Prasyarat Analisis

Penggunaan uji prasyarat analisis ditujukan sebagai tahapan awal sebelum pengujian hipotesis penelitian. Uji prasyarat analisis ini meliputi dua uji statistik yaitu dengan uji normalitas dan uji data mentah menjadi baku.

1) Uji Normalitas

Dalam pelaksananaan uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 dengan menggunakan ketentuan dan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal. Ha : Terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.

(50)

Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan 1-Samples Kolmogorov Smirnov (Lihat Lampiran Uji Normalitas): Variabel X1 (Kinerja Kepala Sekolah) nilai .Sig =

0,195 > 0,05, maka Ho diterima. Dengan kata lain distribusi variabel X1 berdistribusi

normal. Sedangkan untuk variabel X2 (Pemanfaatan Sarana dan Prasarana) nilai Sig =

0,222 > 0,05, maka Ho diterima. Dengan kata lain distribusi variabel X2 berdistribusi

normal. Begitu juga dengan nilai sig Y (Produktivitas sekolah diperoleh nilai 0,485 maka nilai sig= 0,485 > 0,05 maka Ho diterima, dengan kata lain variabel Y berdistribusi normal.

2) Uji Pengolahan Data Mentah Menjadi Baku

Pengolahan data dilakukan dengan maksud agar data yang terhimpun dapat memberikan arti bagi penelitian yang dilakukan. Data yang terkumpul harus diolah, diorganisir dan disistematisasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam prosedur pengolahan data, penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

Seleksi dan klasifikasi data, dilakukan melalui :

1). Pemeriksaan kecenderungan umum skor mentah 2). Mengubah skor mentah menjadi skor baku

3) Uji normalitas distribusi data untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis parametik atau non parametik, dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat ( X )

k

i Ei

Ei Oi X

1

2

2 ( )

Keterangan :

(51)

Langkah-langkah yang ditempuh adalah : a) Membuat distribusi frekuensi

b) Mencari batas bawah skor kiri interval dan batas atas skor kanan interval c) mencari Z untuk batas kelas dengan rumus:

S X Xi

Z  

Keterangan :

Xi = skor batas kelas distribusi X = rata-rata untuk distribusi

S = simpangan baku untuk distribusi

d) Mencari luas 0 - Z dari daftar F

e) Mencari luas tiap interval dengan cara mencari selisih luas O - Z dengan interval yang berdekatan untuk tanda Z sejenis dan menambah luas O - Z yang berlawanan

f) Mencari Ei (frekuensi yang diharapkan) diperoleh dengan cara mengalikan luas interval n

g) Mencari Oi ( Frekuensi hasil penelitian ) diperoleh dengan cara melihat tiap kelas interval ( Fi) pada table distribusi frekuensi

h) Mencari X dengan cara jalan membandingkan nilai presentil untuk distribusi X

(52)

J. Analisis data untuk pengujian hipotesis penelitian

1). Analisis korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk menemukan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih ( Sugiyono, 2004: 236). Pada umumnya setiap analisa regresi didahului dengan analisis korelasi, tetapi setiap analisa korelasi belum tentu dilanjutkan dengan regresi.

Untuk lebih jelasnya langkah-langkah terinci dapat dilihat sebagai berikut: a) Memberi bobot setiap kemungkinan jawaban pada item untuk setiap

variable penelitian dan memberi skor pada angket responden berdasarkan petunjuk yang telah ditetapkan

b) Pengolahan data dengan menggunakan perhitungan prosentase. Perhitungan presentase dimaksimalkan untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden terhadap variable penelitian , dengan menggunakan rumus berikut:

Xid X P

Keterangan :

P = Presentase rata-rata yang dicari X = Skor rata-rata tiap variable Xid = Skor ideal setiap variabel

Mengubah skor mentah menjadi skor baku. Sudjana (1992: 104) mengemukakan rumus sebagai berikut:

   

 

 

S X Xi

(53)

Keterangan :

Ti = Skor baku yang dicari X = Skor rata-rata

S = Simpangan baku Xi = Skor mudah

Untuk menggunakan rumus di atas, maka akan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a). Menentukan rentang ( R ) yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah ( STT – STR )

R = STT - STR

b) Menentukan banyak kelas ( bk ) interval dengan menggunakan rumus : Bk = 1 + (3,3) log n

c). Menentukan panjang kelas interval yaitu rentang dibagi banyak kelas

bk R

P

d). Mencari rata-rata dengan rumus:

e). Mencari simpangan baku dengan rumus :

(54)

10

Menghitung keberartian koefisien korelasi (tingkat signifikansi) dengan menggunakan rumus :

Selanjutnya nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel dengan dk = n – 2 pada taraf atau tingkat kepercayaan yang dipilih, dalam hal ini adalah tingkat kepercayaan 95%. Apabila t hitung > t table, maka dapat disimpulkan hipotesis diterima atau dengan kata lain hipotesis nol ditolak.

Kemudian menafsirkan besarnya koefisien korelasi berdasarkan kriteria yang dikemukakan Subino (1982: 66) adalah sebagai berikut:

Kurang dari 0,020 ; Hubungan dianggap tidak ada Antara 0,20 – 0,40 : Hubungan ada tetapi rendah Antara 0,41 – 0,70 : Hubungan cukup

Antara 0,71 – 0,90 : Hubungan tinggi

Antara 0,91 – 1,00 : Hubungan sangat tinggi

2). Koefisien Korelasi Ganda

(55)

2

3). Mencari Derajat Hubungan Berdasarkan Koefisien Determinasi (r )

Dimaksudkan untuk menyatakan besarnya presentase variabel yang satu turut ditentukan oleh variabel yang lain (Subino, 1982: 63) dengan rumus sebagai berikut:

KD = (r)2x100% Dimana :

(56)

A. Kesimpulan

1. Gambaran kinerja kepala sekolah pada SMA di Kabupaten Karawang baik, hal ini terlihat dari bagaimana pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari kepala sekolah. Indikator tertinggi dari kinerja kepala SMA di Kabupaten Karawang adalah pada aspek kewirausahaan dan terendah pada supervisi. Sedangkan indikator tertinggi dari keseluruhan sub indikator adalah pada mengelola program pembelajaran dan terendah pada pengelolaan keuangan sekolah. 2. Gambaran pemanfaatan sarana dan prasarana SMA di Kabupaten Karawang

secara umum baik, hal ini berarti bahwa prinsip dan fungsi pemanfaatan sarana dan prasarana sudah dijalankan dengan baik di lingkungan SMA Kabupaten Karawang. Indikator tertinggi dalam pemanfaatan sarana dan prasarana secara umum ada pada prinsip administratif dan terendah ada pada inventarisasi sarana dan prasarana.

3. Gambaran produktivitas sekolah di lingkungan SMA Kabupaten Karawang secara umum baik, hal ini terlihat dari bagaimana stability, integrity, voluntarism dan achievement di lingkungan SMA sudah berjalan dengan baik. Sub variabel tertinggi ada pada stability sedangkan terendah ada pada voluntarism.

4. Pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah di lingkungan SMA Kabupaten Karawang adalah sedang positif dan signifikan. Produktivitas sekolah dipengaruhi oleh kinerja kepala sekolah sebesar tiga puluh dua persen.

(57)

Produktivitas sekolah dipengaruhi oleh kinerja kepala sekolah dan pemanfaatan sarana dan prasarana sebesar tiga puluh tujuh koma delapan persen.

B. Rekomendasi

Adapun beberapa rekomendasi tersebut ditujukan bagi: 1. Kepala SMA di Lingkungan Kabupaten Karawang:

a. Kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah harus mampu menjaga kinerjanya secara stabil, sehingga dalam peningkatan produktivitas sekolah juga dapat tercapai dengan sangat baik. Apalagi pengaruh kinerja kepala sekolah lebih tinggi dibandingkan dengan pemanfaatan sarana dan prasarana bagi peningkatan produktivitas sekolah.

b. Supervisi menjadi sub variabel terendah, jika dibandingkan dengan sub variabel lainnya. Sehingga sangat penting sekali kepala sekolah untuk dapat lebih meningkatkan kegiatan supervisinya di sekolah terutama dalam hal melakukan tindak lanjut dari kegiatan supervisi.

c. Pengelolaan keuangan sekolah menjadi indikator terendah. Sehingga sangat penting sekali kepala sekolah meningkatkan pengelolaan keuangan sekolah dengan cara menjunjung tinggi transfaransi dan juga melibatkan seluruh komponen sekolah.

d. Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pada SMA di lingkungan Kabupaten Karawang perlu adanya peningkatan dengan cara pengkodean dan juga komputerisasi.

2. Bagi penelitian selanjutnya:

(58)
(59)

DAFTAR PUSTAKA

Aan Komariah dan Cepi Triatna, (2005). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmad S Ruky, (2001). Sistem Manajemen Kinerja.Jakarta: Gramedia.

Amstrong, Michael, (2009). Armstrong’s handbook of performance management : an evidence-based quide to delivering high performance. India by Replika Press Pvt Ltd

Anggono Raras, (2008). Menjadi Manager Sukses. Bandung: Alfabeta.

Arief S. Sadiman, (2009). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi Revisi V). Jakarta: Rineka Cipta.

Aseltine, James M. (2006). Supervision for learning: a performance-based approach to teacher development and school improvement. Alexandria, Virginia USA: Association for Supervision and Curriculum Development

Buchari Alma, (2010). Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.

Danim Sudarwan (2010). Kepemimpinan Pendidikan (Kepemimpinan Jenius IQ+EQ, Etika, Perilaku Motivasional dan Mitos). Bandung: Alfabeta.

Danim Sudarwan (2010) Otonomi Manajemen Sekolah. Bandung: Alfabeta. Danim Sudarwan (2009). Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional

Kekepalasekolahan. Bandung: Alfabeta.

Daryanto, H.M (2013). Administrasi dan Manajemen Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Eka Prihatin, (2011). Teori Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Eka Prihatin, (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta. Engkoswara dan Aan.(2011). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Euis Karwati dan Donni J. Priansa, (2013). Kinerja dan Profesionalisme Kepala

(60)

Irham Fahmi, (2010). Definisi kinerja, manajemen kinerja dan kinerja organisasi. Bandung:Alfabeta.

Irham Fahmi,(2010). Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Jam’an Satori dan Aan Komariah, (2011) Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta.

Jerry H. Makawimbang, (2011). Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Masaong K dan Tilomi, (2011). Kepemimpinan Berbasis Multiple Intellegence. Bandung: Alfabeta.

Masaong K, (2012). Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru. Bandung: Alfabeta.

Michael Adryanto, (2012). Tips n Tricks for Driving Productivity Strategi dan Teknik Mengelola Kinerja Untuk Meningkatkan Produktivitas.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Paul Falcone & Randi Sachs, (2007). Productive Performance Appraisals. New York: American Management Association (AMACOM).

Payaman J Simanjuntak. (2002) Pengantar Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit UI.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Standar Nasional Pendidikan. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen. Jakarta: JECC.

Riduwan, (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Sunarto, (2011) Pengantar Statistik untuk Penelitian, Sosial, Ekonomi Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Saparudin, Y. (2011) Studi Pengembangan Produktivitas Madrasah Aliyah di Jawa Barat. Jurnal Administrasi Pendidikan, 13 (2), hal 16-24

Sergiovanni, Thomas J. et. al. (2008). Educational Governance And Administration: Sixth Edition. Massachusetts: Allyn Bacon.

(61)

Sondang P. Siagian (2009). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung, CV. Alfabeta

Syaiful Sagala, (2009). Manajemen Strategik dalam peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Syaiful Sagala, (2012). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta

Syed Irshad Ali .et. al. (2011). Evaluation Of Performance In Manufacturing Organization Through Productivity And Quality. African Journal Of Business Management Vol. 5 (6), pp. 2211 -2219.

Tjutju Yuniarsih & Suwatno, (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud: Balai Pustaka.

Wahyu Sri Ambar Arum, (2007) Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: CV. Multi Karya Mulia.

Willem Siahaya, (2012). Manajemen Pengadaan. Bandung: Alfabeta.

__________,Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

__________, Peraturan Pemerintah No.19, Tahun 2005, Tentang Standar Pemberdayaan Kepala Sekolah.

__________,Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Gambar

Tabel. 1.1 Realisasi dan Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Tabel. 1.2 Realisasi dan Target Indeks Pendidikan (IP)
Tabel. 1.3 Realisasi dan Target Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Gambar 1.1 (Menurut Sondang P. Siagian, 2009 )
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dari minyak bunga cengkeh dan eugenol standar terhadap minyak jagung yang diradiasi sinar UV dan diuji

Dengan demikian, perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani hidup beribadahnya kepada Allah itu dapat disederhanakan dalam dua kategori, yaitu apa yang

(1) Setelah semua peta-pendaftaran dari sesuatu desa disahkan menurut pasal 5 ayat (3), pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah yang belum dipeta dalam

[r]

Gambar L3.8 Gambar Kulit Pisang Yang Telah Di Bakar Dalam Variasi Waktu Pembakaran.. L3,9 GAMBAR PENENTUAN

Green tea polyphenols and cancer chemoprevention: multiple mechanisms and endpoints for phase II trials.Nutrition Review.. Anti-diabetic activity of green

Pada klinik ini, pendaftaran dan pembayaran masih bersifat manual, oleh karena itu penulis mencoba menerapkan komputerisasi pada klinik tersebut, agar diharapkan tercipta suatu

Anggi Puspita Sari (1002136), “ Penciptaan Customer Value di Mason Pine Hotel Melalui Distinctive Capabilities ” (Survei pada tamu yang menginap di Mason Pine