• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN MOTIF KAIN TENUN CUAL MASYARAKAT BANGKA (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN MOTIF KAIN TENUN CUAL MASYARAKAT BANGKA (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Seni Konsentrasi Pendidikan Seni Rupa

Diajukan oleh :

Hari Kiswanto 1201585

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

KAJIAN MOTIF KAIN TENUN CUAL

MASYARAKAT BANGKA

(Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama

Pangkalpinang Bangka)

Oleh

Hari Kiswanto

S.Pd UNY, 2012

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan

Seni

© Hari Kiswanto 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Pembimbing I

Dr. Ayat Suryatna, M.Si NIP. 196403011989011001

Pembimbing II

Dr. Zakarias S Soeteja, M.Sn NIP. 196707241997021001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Seni

(4)

iii Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

ABSTRAK

Kesenian tradisional suatu daerah penting untuk dilestarikan keberadaannnya. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengapresiasikan karya seni yang terlahir dari para leluhur, salah satunya adalah melalui penelitian serta mengimplementasikannya ke dalam karya tulis ilmiah. Judul yang dipilih dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah

“KAJIAN MOTIF KAIN TENUN CUAL MASYARAKAT BANGKA (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)”. Penelitian ini pada hakikatnya menyangkut tentang pengkajian motif kain tenun Cual yang terletak di Koperasi Ibu Maslina Yazid dengan berbagai informan kunci yaitu keluarga besar Bapak Yazid beserta beberapa perajin tenun yang sudah ahli. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk menemukan, menggali serta mengeksplorasikan beberapa hal yang terkandung dalam setiap motif kain tenun Cual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan budaya. Sedangkan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu dengan cara observasi dan wawancara. Adapun temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah berupa sejarah perkembangan kain tenun Cual, jenis-jenis motif, bahasa rupa yang terkandung dalam motif, inovasi motif dan bentuk kain, teknik-teknik yang digunakan, serta serangkaian proses yang harus dilakukan dalam menciptakan kain tenun Cual Bangka.

(5)

iv Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

ABSTRACT

The existence of the local traditional arts is very important to be preserved. There are several ways that can be done to appreciate works of art that was born from the ancestors, one of which is through research and implementing it into a scientific paper. The title is selected in the writing of scientific paper is

“STUDY ON THE MOTIF WOVEN FABRIC OF CUAL BANGKA (Case Study of Cual in Selindung Lama Pangkalpinang- Bangka)". This study concerns the assessment essentially woven motifs of Cual which is located in the Cooperative of Mrs. Maslina Yazid with the helps of various experts those are big family of Mr. Yazid and experts of weaving as the direct informants. The purpose of this research is to discover and explore some of the things contained in each motif woven fabric of Cual. The method which is used in this research is descriptive qualitative method using a cultural approach. While the techniques used to collect the data that is by observation and interview. The findings obtained from this study is a history of the development of woven fabric of Cual, the types of motifs, such term is contained in the motif, motifs and shapes of fabric inovations, techniques used, as well as a series of processes that have to be done in creating the Cual weaving fabric of Bangka.

(6)

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN MODEL BERPIKIR ... 10

7. Konsep Pendidik dan Peserta Didik ... 29

8. Konsep Belajar ... 32

9. Konsep Pembelajaran ... 34

10. Konsep Pembelajaran Seni Rupa ... 37

11. Konsep Semiotika ... 38

12. Konsep Kreativitas ... 40

(7)

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 43

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 44

C. Jadwal Penelitian ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Teknik Analisis Data ... 47

F. Bagan Metode Penelitian ... 50

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 51

A. Gambaran Umum Penelitian ... 51

1. Letak Geografis Penelitian ... 51

2. Objek Wisata ... 54

3. Kebudayaan ... 63

4. Sejarah Kain Tenun Cual ... 73

5. Bangunan ... 75

6. Latar Belakang Ekonomi, Pendidikan, dan Sosial Perajin ... 81

B. Analisis Hasil Penelitian ... 85

1. Klasifikasi Motif Kain Tenun Cual Bangka ... 85

2. Analitik Motif dan Makna Kain Tenun Cual Bangka ... 94

a. Kain Tenun Cual Motif Kembang Kenanga ... 94

b. Kain Tenun Cual Motif Bebek dan Kembang Sumping ... 101

c. Kain Tenun Cual Motif Merak ... 108

d. Kain Tenun Cual Motif Gajah Mada 2003 ... 115

e. Kain Tenun Cual Motif Kembang Setangkai dan Kembang Rukem ... 122

f. Kain Tenun Cual Motif Kembang Sepatu ... 127

g. Kain Tenun Cual Motif Jande Bekecak #1 ... 135

h. Kain Tenun Cual Motif Jande Bekecak #2 ... 142

i. Kain Tenun Cual Motif Ubur-ubur ... 148

3. Proses Pembuatan Kain Tenun Cual Bangka ... 156

a. Tahapan Deskripsi Mesin Tenun ... 156

1) Gedokan ... 156

2) Papan Dayan ... 157

3) Cacak... 158

(8)

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

5) Pengapit ... 160

6) Por ... 161

7) Balok Bantalan Kaki ... 162

8) Benang Lungsi ... 163

9) Gun ... 164

10)Penyincing ... 165

11)Suri ... 166

12)Benang Pakan ... 167

13)Benang Emas ... 168

14)Teropong ... 169

15)Pemipil ... 170

16)Beliro ... 171

b. Tahapan Deskripsi Pembuatan Kain Tenun Cual ... 171

1) Tahapan Pra Penenunan ... 172

2) Tahapan Penenunan Benang Pakan ... 177

3) Tahapan Penenunan Benang Emas ... 179

4) Tahapan Pemotifan Menggunakan Teknik Sungkit (Cukitan)... 181

5) Tahapan Finishing ... 182

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 185

A. Simpulan ... 185

B. Saran ... 186

DAFTAR PUSTAKA ... 187

(9)

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan budaya. Kebudayaan yang ada di Indonesia tersebar ke seluruh wilayahnya yaitu dari sabang sampai marauke. Kebudayaan Indonesia yang dikenal oleh dunia yakni kebudayaan yang bersifat tradisional, hasil kebudayaan yang bersifat tradisional ini adalah berupa seni rupa, seni musik, seni tari, seni sastra, dan seni pertunjukan.

Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang ada pada suatu daerah tertentu. Kesenian adalah produk yang terlahir karena adanya budaya di dalam suatu masyarakat. Sedangkan budaya tercipta karena adanya kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat secara turun-temurun yang nantinya akan melahirkan identitas masyarakat.

Sejak dahulu sampai saat ini kebudayaan yang ada di Indonesia semakin berkembang serta melahirkan budaya-budaya yang baru. Hal ini tentu memberi dampak positif pada produk-produk kebudayaan nusantara yaitu semakin banyaknya inovasi, modifikasi, dan kreativitas karya seni masyarakat yang ada di Indonesia. Masyarakat yang belum mempunyai kesenian tradisional tertentu kemudian menciptakan suatu karya seni tradisional dengan maksud membentuk suatu identitas lokal masyarakatnya di masa kini maupun di masa yang akan datang.

(10)

2

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

dipengaruhi oleh kebudayaan dari mancanegara. Akulturasi budaya biasanya dikemas atau direproduksi secara variatif oleh masyarakatnya sehingga melahirkan suatu produk kebudayaan yang baru.

Bermacam produk kesenian tradisional yang ada di Indonesia, maka pada penelitian ini penulis akan mengeksplorasikan mengenai salah satu hasil karya seni rupa tradisional yang ada di Nusantara. Seni rupa tradisional yang ada di Nusantara secara garis besar dibedakan menjadi dua jenis yaitu karya seni rupa tradisional Nusantara yang berbentuk dua dimensi, dan karya seni rupa Nusantara yang berbentuk tiga dimensi. Masing-masing jenis karya seni rupa tradisional tersebut tentu memiliki keunikan tersendiri.

Salah satu karya seni rupa tradisional yang ada di Indonesia yaitu kain tenun dan batik. Seperti halnya karya seni batik, karya seni tenun yang ada di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing di setiap daerahnya. Seni tenun yang ada di daerah Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan seni tenun yang ada di Pulau Sumatera tentu memiliki bentuk, keunikan, keindahan, fungsi, dan makna yang berbeda-beda. Keanekaragaman tersebut ditentukan oleh letak geografis, agama, tradisi, dan mata pencaharian masyarakat. Namun demikian, secara umum seni tenun yang ada di Indonesia memiliki fungsi dan makna yang sama. Fungsi umum kain tenun yaitu berfungsi sebagai kebutuhan sekunder, sedangkan maknanya yakni berisi ungkapan-ungkapan kehidupan sosial maupun ciri khas daerah yang diungkapkan melalui bahasa-bahasa visual.

(11)

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Sikek, dan kain tenun Silungkang. Dan yang terakhir yaitu di Sumatera Selatan yaitu terdapat kain tenun Songket Palembang, kain tenun Basurek Bengkulu, dan kain tenun Cual Bangka.

Kain tenun Cual Bangka merupakan kesenian masyarakat lokal di bidang seni rupa. Selain itu di Pulau Bangka juga terdapat kesenian-kesenian tradisional yang lain di antaranya adalah: kain peting, musik dambus, tari kedidi, tari campak, dan upacara adat perang ketupat. Kesenian-kesenian tradisional yang ada di Pulau Bangka tersebar ke berbagai daerah, antara lain adalah Kabupaten Bangka Induk, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Bangka Barat, dan Kota Pangkalpinang.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada awalnya merupakan satu kesatuan dari Provinsi Sumatera Selatan, namun saat ini telah berdiri sendiri menjadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pulau Bangka Belitung berada di antara tiga pulau besar yang ada di Indonesia, antara lain adalah: Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera. Namun pulau yang paling dekat letaknya dengan Pulau Bangka Belitung adalah Pulau Sumatera khususnya adalah Palembang. Keadaan geografis ini menimbulkan adanya kesamaan antara kesenian tekstil khas Palembang (kain tenun Songket) dengan kesenian tekstil yang ada di Pulau Bangka (kain tenun Cual).

(12)

4

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

kesadaran individu maupun kelompok yang ada di Pulau Bangka akan pentingnya suatu kebudayaan lokal.

Sama halnya dengan kain tenun yang ada di daerah lain, kain tenun Cual Bangka juga memiliki berbagai keunikan, baik itu dari segi motif, tekstur, warna, komposisi, makna dan fungsinya. Kain tenun Cual memiliki berbagai macam motif, motif-motif yang ada pada kain tenun Cual tentu memiliki makna filosofis tersendiri. Kain tenun Cual jika dilihat secara sekilas hampir mirip dengan kain tenun Songket Palembang. Ciri khas yang membedakan antara keduanya yaitu terletak pada teknik penenunan, motif-motif yang digunakan, kehalusan kain tenun, dan ketajaman motif-motif-motif-motif yang dihasilkan. Ada beberapa kain tenun Cual yang ditenun menggunakan bahan benang emas dan benang sutera, sehingga menghasilkan kain tenun yang sangat halus dan dihiasi dengan motif yang beragam. Namun, selain itu kain tenun Cual juga terdapat kain yang ditenun menggunakan bahan benang yang sama seperti halnya kain tenun Songket Palembang atau kain tenun yang ada di daerah lain.

Pada zaman pramodern kain tenun Cual berfungsi sebagai lambang kebesaran para Bangsawan di daerah Kota Muntok, pakaian pengantin, mahar perkawinan, pakaian pada hari-hari besar agama Islam dan tradisi upacara adat. Namun setelah memasuki zaman modern, kain tenun Cual dapat digunakan oleh masyarakat umum sebagai pakaian khas daerah dalam rangka menghadiri resepsi pernikahan, bekerja di kantor, maupun pakaian sehari-hari. Kemudian kain tenun Cual juga dapat dijadikan sebagai cindera mata khas Pulau Bangka untuk para wisatawan lokal maupun luar daerah.

(13)

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

sangat mudah ditemukan di daerah-daerah yang notabanenya adalah desa yang terdapat kesenian upacara adat, misalnya Desa Tempilang yang ada di bagian barat pulau Bangka. Pada zaman pramodern kain tenun Cual berkembang pesat di wilayah Bangka Barat. Kain tenun Cual oleh masyarakat Bangka Barat dijadikan sebagai mahar pernikahan, selain itu kain tenun Cual juga digunakan sebagai perlengkapan dalam pelaksanaan acara-acara tradisi masyarakat Bangka Barat.

Ironisnya, di zaman yang serba modern seperti saat ini kekayaan akan makna, nilai historis, dan nilai seni yang terdapat pada motif-motif kain tenun Cual tidak sebanding dengan kecintaan masyarakat Pulau Bangka terhadap karya seni tradisional ini. Kain tenun Cual sudah menjadi benda asing oleh masyarakat modern, tak terkecuali para peserta didik lembaga formal maupun nonformal yang ada di Pulau Bangka.

Sepantasnya kain tenun Cual menjadi salah satu pembelajaran di dalam pendidikan formal, nonformal, maupun informal dalam rangka mengapresiasikan kesenian tradisional Nusantara. Tujuannya adalah agar para peserta didik maupun masyarakat dapat mengenal sejak dini mengenai kain tenun Cual Bangka. Tujuan lainnya adalah agar para peserta didik maupun masyarakat terbiasa untuk memberi apresiasi secara bertanggung jawab terhadap karya seni para leluhur. Dengan demikian, kain tenun Cual akan menjadi kebanggaan masyarakat Pulau Bangka sejak saat ini hingga nanti.

Transformasi budaya yang terjadi di masyarakat memang tidak bisa kita hindarkan mengingat bahwa zaman yang serba modern seperti saat ini memang banyak produk-produk kesenian yang terupdate dan dikemas secara

fashionable oleh berbagai distributor dalam negeri maupun luar negeri yang

(14)

6

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

memiliki berbagai macam variasi, baik itu dilihat dari aspek bentuk maupun tingkat ekonomis.

Tujuan utama konsumen produk-produk yang dikemas secara

fashionable yang sedang berkembang di masyarakat saat ini yaitu kalangan

usia remaja, dimana pada usia tersebut merupakan kalangan yang sangat ideal sebagai konsumen bagi distributor-distributor tekstil modern untuk menawarkan produk-produk kesenian terbaru dan fashionable. Tujuan utama ini semata-mata karena usia remaja merupakan kalangan konsumen yang sangat tepat dan mudah terpengaruhi oleh lifestyle yang serba modern.

Kondisi semacam ini tentu menjadi persoalan yang serius bagi kita sebagai masyarakat yang terlahir dari leluhur yang berbudaya dan sarat akan makna disetiap kebudayaannya. Adanya keseimbangan antara kecintaan kita terhadap kesenian tradisional dan kesenian modern merupakan hal penting demi kelangsungan hidup bermasyarakat. Oleh karena itu, kebudayaan yang telah ada seharusnya tetap kita jaga dan lestarikan keberadaannya, agar kesenian tradisional lokal tidak terkesampingkan atau bahkan terlupakan keberaadaanya. Pokok permasalahan yang paling mendasar dalam hal perkembangan kesenian tradisional yang ada di suatu masyarakat adalah minimnya rasa kepedulian terhadap mahakarya para leluhur.

(15)

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

sehingga menjadikannya salah satu kesenian tradisional Nusantara yang dikenal oleh masyarakat luas.

Berkaitan latar belakang dan fenomena di atas mengenai kelestarian kain tenun Cual, maka penulis sangat tertarik untuk menjadikan permasalahan tersebut menjadi fokus dalam penelitian karya ilmiah atau tesis penulis. Fokus dan masalah tersebut juga berhubungan dengan studi yang selama ini penulis ikuti, yakni dalam disiplin pendidikan seni, khususnya pendidikan seni rupa. Selain itu juga bidang tersebut menjadi profesi penulis yang selama ini geluti. Dengan demikian judul rancangan penelitian yang penulis ajukan adalah: “Kajian Motif Kain Tenun Cual Masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan analisis latar belakang dan fenomena yang telah diuraikan mengenai kain tenun Cual Bangka, maka terdapat beberapa masalah yang dapat diangkat adalah mengenai: 1) kajian motif kain tenun Cual Bangka; 2) pembelajaran kain tenun Cual Bangka; 3) minimnya apresiasi masyarakat terhadap kain tenun Cual Bangka; dan 4) persaingan produk seni tradisional dengan produk seni modern (fashionable). Namun dengan berbagai keterbatasan waktu dan dana, maka fokus penelitian akan diarahkan pada pengkajian motif kain tenun Cual Bangka. Dengan demikian fokus penelitian ini adalah: “bagaimana kajian motif kain tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka?”. Agar operasional, maka fokus penelitian ini akan diuraikan dalam tiga pertanyaan penelitian, yakni:

1. Bagaimana klasifikasi motif kain tenun Cual Bangka?

(16)

8

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

3. Bagaimana proses pembuatan kain tenun Cual Bangka?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan titik tolak dari berbagai macam pertanyaan penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan klasifikasi motif kain tenun Cual Bangka. 2. Menganalisis motif dan makna kain tenun Cual Bangka. 3. Mendeskripsikan proses pembuatan kain tenun Cual Bangka.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pengetahuan yang positif dalam dunia pendidikan, pariwisata dan kebudayaan. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang konsep pendidikan seni, khususnya pendidikan seni rupa berkenaan dengan kesenian tekstil tradisional Nusantara.

2. Manfaat Praktis

(17)

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9 E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan: merupakan bagian awal dari penulisan tesis yang berisi latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

(18)

10

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

Bab III Metode Penelitian: berisi tentang pendekatan dan metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, jadwal penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta bagan metode penelitian.

Bab IV Gambaran Umum dan Pembahasan Hasil Penelitian: 1) gambaran umum penelitian yaitu: deskripsi letak geografis penelitian, objek wisata Pulau Bangka, sistem kebudayaan masyarakat setempat, kondisi bangunan yang ada di sekitar lokasi penelitian, latar belakang ekonomi, pendidikan, dan sosial perajin kain tenun Cual; dan 2) pembahasan hasil penelitian yaitu: deskripsi klasifikasi motif kain tenun Cual Bangka, analitik motif dan makna kain tenun Cual Bangka, dan deskripsi proses pembuatan kain tenun Cual Bangka.

(19)

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(20)

43

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam kajian yakni pendekatan budaya, yakni suatu pendekatan dalam penelitian yang lebih memperhatikan hubungan-hubungan fungsional dalam struktur yang bertingkat-tingkat. Dalam pendekatan ini menurut Suparlan (Mufid, 2006: 42) bahwa kebudayaan dan masyarakat yang dikaji dilihat sebagai suatu kesatuan yang menyeluruh (holistik).

Berdasarkan rumusan masalah yang diteliti, maka menenun kain tenun Cual ditempatkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari aspek kehidupan kelompok masyarakat Selindung Baru Pangkal Pinang Bangka. Unsur yang berkaitan tersebut yakni keterampilan menenun dan membuat motif. Unsur tersebut saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan.

Untuk memperoleh penjelasan mengenai hubungan antarunsur tersebut, maka diperlukan penggalian informasi yang meluas dan mendalam. Pengumpulan informasi yang menjadi serangkaian data penjelas dalam pendekatan ini harus berdasar pada pandangan masyarakat setempat sebagai landasan prinsipil yang harus ditaati dalam penelitian kualitatif. Dengan demikian posisi peneliti adalah menafsirkan situasi sosial budaya yang tampak berhubungan dengan tempat, waktu, obyek, pelaku, aktivitas, tindakan, dan perasaan-perasaan masyarakat yang bersangkutan.

(21)

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

44

gejala fisik yang berhubungan dengan budaya belajar produktif, keterampilan menenun dan keterampilan hidup kolektif. Teknik pengamatan terlibat, yakni teknik yang pengamatan mengenai hubungan tindakan manusia dalam kaitanya dengan yang lain. Teknik ini membutuhkan interaksi sosial yang dilakukan dengan kerja sama dengan suatu kelompok sosial sebagaimana yang disarankan oleh Black & Champion (l992: 289). Selanjutnya adalah teknik wawancara berstruktur. Teknik wawancara penting dilakukan untuk melengkapi teknik observasi. Teknik wawancara berstruktur adalah wawancara yang dilakukan melalui sejumlah informan yang setara dengan cara struktur yang bertingkat-tingkat, yakni dengan menggunakan pedoman wawancara yang dirancang sebelum wawancara dilakukan mengenai suatu topik permasalahan. Kemudian teknik wawancara mendalam atau deep

interview yang digunakan untuk melengkapi teknik pengamatan terlibat,

yakni dengan cara konfirmasi kembali kepada sumber lainnya yang dipandang tepat. Dalam wawancara mendalam memerlukan informan kunci (key

informant) guna memperoleh validitas data yang telah diperoleh dari teknik

pengamatan terlibat, dan terakhir adalah teknik studi dokumen, yakni menggali informasi melalui dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian yang dikaji.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

(22)

45

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

45

dalam penelitian kualitatif seperti ini tidak semua subjek dari latar yang diteliti mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sebagai subjek penelitian.

Dalam penelitian ini sampel berarti subjek orang, peristiwa, dan informasi yang dipilih untuk memberikan informasi yang terpercaya. Untuk itu, penetapan subjek dilakukan melalui sampel internal. Bogdan dan Biklen (1982: 62) menyebut sampel internal, yaitu keputusan yang diambil jika setelah memiliki gagasan umum mengenai apa yang akan dikaji, dengan siapa akan berbicara, kapan melakukan pengamatan, dan berapa banyak jenis dokumen yang akan ditinjau. Oleh Glasser dan Straus (1980: 102) disebut sampling teoritis dengan kriteria penentuan kapan berhenti membuat sampling kelompok-kelompok yang berbeda-beda untuk sebuah kategori adalah kejenuhan teoritis kategori itu. Orang memperoleh kejenuhan teoritis dengan cara mengumpulkan data sambil menganalisisnya. Bila suatu kategori telah jenuh, tidak ada cara lain kecuali terus mencari kelompok baru dengan data dari kategori lain dan berusaha menjenuhkan kategori-kategori baru ini juga.

Pemilihan subjek informan, prosedurnya sesuai dengan saran Patton (1980: 205) yaitu peneliti memilih informan yang dipandang paling mengetahui masalah yang dikaji, dan pilihannya dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam pengumpulan data.

C. Jadwal Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada bulan februari hingga maret dengan tujuh kali pertemuan terhadap pemilik usaha dan karyawan/karyawati Koperasi Kain Tenun Cual Ibu Maslina.

(23)

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

46 No Tanggal/bulan/Tahun Alokasi

Waktu Kegiatan Indikator Bahasan

1 22/02/2014 09.00 – 13.00 Observasi

Kain tenun Cual yang telah

jadi (proses finishing

(24)

47

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

47

dijual)

D. Teknik Pengumpulan Data

Sumber informasi atau data yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi lapangan, yakni melalui observasi atau pengamatan, baik berupa pengamatan biasa ataupun pengamatan terlibat. Sumber informasi pengamatan adalah keadaan dan kejadian yang berlangsung dalam lingkungan masyarakat Selindung Lama Pangkalpinang Bangka, seperti: letak geografis pemukiman, jenis bangunan yang ada, jalan-jalan yang saling menghubungkan antarkampung, peralatan dan perlengkapan menenun, kondisi lingkungan sosial sekitar rumah produksi, kondisi rumah produksi, kegiatan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari. Observasi atau pengamatan terlibat digunakan untuk memperhatikan pada: suasana kehidupan, suasana pekerjaan, berbagai proses kegiatan bekerja, proses pembelajaran menenun.

Interview atau wawancara penting dalam penggalian informasi dari

(25)

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

48 E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap studi pendahuluan dan studi implementasi model pembelajaran. Analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara, transkrip dokumen, dan catatan hasil pengamatan. Bahan-bahan tersebut memungkinkan peneliti melaporkan apa yang ditemukannya kepada pihak lain (Bogdan dan Biklen, I982: 145). Selanjutnya dikatakan bahwa pekerjaan analisis meliputi kegiatan mengerjakan data menatanya menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mencari pola, menemukan apa yang penting dan apa yang akan dipelajari serta memutuskan apa yang akan peneliti laporkan.

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan secara berulang-ulang dan berkesinambungan antara pengumpulan dan analisis data, baik selama pengumpulan data di lapangan maupun sesudah data terkumpul (Bogdan dan Biklen, 1982: 145). Pada tahap pertama terdiri atas tiga langkah, yaitu:

checking; organizing; dan coding (Kadir, 1992: l). Adapun penjelasan

mengenai ketiga langkah ini adalah sebagai berikut:

1. Checking

Dimaksudkan untuk menentukan data yang diragukan, data yang perlu dicek lebih lanjut, data yang kurang lengkap, sumber informasi yang diragukan dan tidak diragukan kejujurannya, sumber informasi yang masih diperlukan, waktu dan tempat yang tepat untuk mengumpulkan data. Checking dimaksudkan untuk mengetahui apakah teknik pengumpulan data yang digunakan sudah tepat untuk mendapatkan data yang diharapkan dan tidak mengganggu subjek, dan data apa saja yang perlu diambil dengan triangulasi.

(26)

49

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49

Dimaksudkan untuk mengelompokkan data ke dalam bentuk yang memudahkan pengecekan sumber datanya, tempat dan tanggal data diambil, teknik pengumpulan dan jenis data, memberi tanda pada data yang sudah dicek kelengkapan akurasinya. Pengelompokan data dibuat dalam file/map yang berbeda antara hasil pengamatan, studi dokumen, dan hasil wawancara.

3. Coding

Dimaksudkan untuk mengurangi jumlah data menjadi bagian kecil unit-unit analisis untuk memudahkan peneliti memfokuskan pengumpulan data berikutnya. Pengkodean data dilakukan diengan menciptakan skema umum yang tidak hanya terbatas pada konten, tetapi mengacu kepada domain-domain umum yang menampung kode yang dikembangkan secara inklusif. Setelah data disederhanakan melalui analisis tersebut, maka selanjutnya dianalisis dengan menggunakan model analisis domain, taksonomi, komponen, dan tema (Spradley, 1980: 87).

Analisis domain, dilakukan baik dengan menggunakan folk terms,

analytic terms, maupun mixed terms. Ada enam langkah yang ditempuh dalam

penerapan analisis ini, yaitu: memilih hubungan semantik tunggal, mempersiapkan lembar kerja analisis, memilih sampel dari data lapangan, mencari terminologi peliput dan terminologi diliput yang cocok dengan hubungan semantik, mencari domain yang hubungan semantiknya berbeda, dan membuat daftar pengelompokan domain. Dalam analisis domain ini, selain melihat kode catatan lapangan, juga peneliti kembali membaca catatan lapangan untuk mencari hubungan semantik yang ada di dalamnya, daftar domain ini dibuat berdasarkan urutan pengelompokan Spradley (1980: 93).

(27)

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

belajar, hubungan di antara bagian-bagian dan hubungan keseluruhannya. Dari gambaran kegiatan belajar secara keseluruhan, selanjutnya diperikan bagian-bagian dasar dari domain dan unit lebih kecil yang membentuk suatu domain. Ada tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis ini, yaitu: mulai dengan memilih domain yang memuat informasi yang paling banyak, mencari persamaan berdasarkan hubungan semantik, mencari included terms tambahan, mencari domain yang lebih besar, lebih inclusif yang mungkin memuat sub-set dari domain yang sedang dianalisis, membentuk taksonomi sementara berdasarkan outline, melaksanakan pengamatan terfokus untuk mengecek hasil analisis, dan membentuk taksonomi yang komplit dan peneliti menghentikan pengumpulan data untuk analisis taksonomis.

(28)

51

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51 F. Bagan Metode Penelitian

Subjek dan Objek Penelitian

Observasi Wawancara

Analisis

Checking Organizing Coding

Outcome

(29)

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

185 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kain tenun Cual merupakan karya seni tradisional khas Pulau Bangka yang memiliki berbagai macam keunikan, baik itu dilihat dari segi visual maupun penafsiran makna yang terkandung di dalamnya. Berbagai macam bentuk motif yang ada pada kain tenun Cual merupakan abstraksi bentuk

flora, fauna, benda, serta sejarah yang ada di Pulau Bangka. Pengklasifikasian

motif kain tenun Cual tidak lepas dari pemahaman yang mendalam serta kecerdasan para leluhur masyarakat Pulau Bangka pada zaman pramodern akan suatu bahasa rupa yang syarat akan makna dan menjadikannya sebagai identitas lokal masyarakat setempat.

Penggunaan unsur-unsur seni rupa yang dituangkan pada kain tenun Cual sesuai dengan karakteristik dan genre konsumen. Jika pada konsumen pria menggunakan warna-warna dan motif-motif klasik dan berani, berbeda dengan konsumen perempuan yaitu menggunakan warna-warna dan motif-motif yang bersifat feninime. Ciri-ciri yang mendasar pada kain tenun Cual bergaya klasik yaitu tidak terdapat atau sedikit menggunakan benang emas dalam pemotifannya, sedangkan ciri-ciri kain tenun Cual bergaya modern yaitu terdapat benang emas dalam pemotifannya. Selanjutnya, dengan atau tidak adanya motif pendukung yang dituangkan dalam proses pemotifan, kain hasil tenunan tetap dinamakan sebagai kain tenun Cual jika pada kain tenun tersebut terdapat motif inti (motif asli Pulau Bangka).

(30)

186

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

186

peralatan dan perlengkapan tenun tradisional agar proses penenunan berjalan dengan baik dan lancar. Perajin harus mengetahui susunan serta fungsi masing-masing peralatan tenun tradisional. Selain itu, perajin juga dituntut untuk menguasai bahan-bahan serta teknik-teknik yang digunakan dalam proses penenunan. Agar bisa menghasilkan kain tenun Cual yang halus, rapi, dan berkualitas tinggi, seorang perajin dituntut untuk sabar, teliti, dan tekun dalam melakukan proses penenunan.

B. Saran

Adanya peran penting dari pemerintah, masyarakat umum, pemuda-pemudi, lingkungan pendidikan (formal, nonformal, dan informal) yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk saling berkontribusi dalam mengapresiasi kain tenun Cual diharapkan dapat mempertahankan serta meningkatkan kelestarian karya seni tradisional khas Pulau Bangka ini, baik itu pada tingkat lokal, Nasional bahkan Inernasional. Rekomendasi selanjutnya yaitu ditujukan kepada koperasi kain tenun Cual Ibu Maslina agar meningkatkan produksi kain tenun Cual yang dapat bersaing dengan produk-produk tekstil modern dan fashionable yang berkembang pesat di masyarakat saat ini. Namun, meskipun kain tenun Cual harus dikemas secara modern dan

fashionable, aspek-aspek penting yang menjadi originalitas kain tenun Cual

(31)

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

187

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin, A.W., (2013). Peta Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. [Online]. Tersedia: http://yoshiewafa.blogspot.com/2013/03/daftar-lengkap-nama-objek-tempat-wisata-propinsi-bangka-belitung.html. [20 April 2014].

Asmadiyanti. (2012). Makna dan Simbol Kostum Tari Lilin Siwa di Kota

Palembang. Tesis Magister pada FPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Black, James. A & Champion, Dean J. (1992). Method and Issues in Social

Research, terjemahan E. Koswara, dkk. Jakarta: PT. Eresco

Bogdan, R.C., & Biklen, S.K. (1982). Qualitative Research for Education: An

Introduction to Theory and Method. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

El John Indonesia. Pantai Parai Tenggiri Bangka. [Online]. Tersedia: //tourismnews.co.id/category/destinations/selayang-pandang-parai-beach-resort--spa-bangka. [20 April 2014].

Farida, D. O. (2010). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil

Praktik Menggambar Dengan Perangkat Lunak Siawa Kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 SEYEGAN.

Skripsi, 37.

Garha, Oho. dan Idris, Md. (1979). Pendidikan Kesenian dalam Kurikulum

SPG. Jakarta: C. V. Angkasa.

Glassers, Barney G. Dan Straus, Anselm, L. (1980). Discovery of Grounded

Theory. Strategies for Qualitative Research. New York: Aldine

Publishing Co.

Herliyani, Elly. (2009). Analisis Semiotika terhadap VCD Pembelajaran

bersama Oistein Kristiansen dan Faber Castle Seri 4. Tesis Magister

(32)

188

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

188

Hurlock, Elizabeth B. (1999). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Kartika, D.S. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.

Kuntjara, Esther. (2006). Penelitian Kebudayaan Sebuah Panduan Praktis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mufid, A.S. (2006). Tangklukan, Abangan, dan Tarekat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Nurjoni (2011). Maslina Yazid, Mengangkat Kain Tenun Cual ke Pentas

Nasional. [Online]. Tersedia:

www.investor.co.id/profile/maslina-yasid-mengangkat-kain-tenun-cual-ke-pentas-nasional/11810. [24 Maret 2013].

Pantai Tanjung Kelayang Belitung. [Online]. Tersedia: http://antik.web.id/tempat-wisata-belitung/. [20 April 2014].

Pantai Tikus Bangka. [Online]. Tersedia:

http://bacaanmu.blogspot.com/2011/07/pantai-tikus-keindahan-objek-wisata.html. [20 April 2014].

Patton, M.Q. (1980). Qualitative Evaluation Methods. Beverly Hills, CA: Sage Publication.

Pesta Adat Perang Ketupat Bangka. [Online]. Tersedia: http://babeltourism.tumblr.com/post/26755106821/perangketupat. [20 April 2014].

Pratiwi, Puji (2010). Kritik Seni. [Online]. Tersedia: http://okhepujipratiwi.wordpress.com/2010/11/10/kritik-seni/. [8 Januari 2014].

Pulau Lengkuas Belitung. [Online]. Tersedia:

http://backpackerakhirpekan.blogspot.com/2012/07/pulau-lengkuas-primadona-pariwisata-di.html. [20 April 2014].

(33)

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

189

Rachmawati, Yeni dan Euis Kurnia. (2005). Strategi Pengembangan

Kreativitas pada Masa Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Sardiman, A.M. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (cetakan viii). Jakarta: PT RajaGrafinda Persada.

Semiawan, C. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah

Dasar (cetakan ii). Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.

Spradley, James P. (1980). Participan Observation. New York: Holt Rinehart and Winston.

Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sujiono, N.Y., dan Sujiono, B. (2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan

Jamak. Jakarta: PT Indeks.

Sulaeman, Munandar, M. (2010). Ilmu Budaya Dasar. Bandung: PT. Refika Adetama.

Sumanto. 2006. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Sumardjo, Jacob. (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB.

Surya, Mohamad. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Suwarno, Wiji. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Tirtarahardja, Umar., La Sulo, L.S. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Tirta Tapta Pemali Bangka. [Online]. Tersedia:

http://feri28.wordpress.com/panorama-alam/. [20 April 2014].

(34)

190

Hari Kiswanto, 2014

Kajian motif kain tenun cual masyarakat Bangka (Studi Kasus Kain Tenun Cual di Selindung Lama Pangkalpinang Bangka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

190

Wikipedia. Kepulauan Bangka Belitung. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Bangka_Belitung#Batas_wila yah. [20 April 2014].

Yusuf, Syamsu, L.N., Sugandhi, M. Nani. (2012). Perkembangan Peserta

Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Jakarta Rajawali Press.

(2010). Sejarah Tenun. [Online]. Tersedia:

http://tenunpahang.blogspot.com/2010/06/sejarah-tenunan-tenunan-adalah-suatu.html. [23 April 2013].

Referensi

Dokumen terkait

a) Bab pertama : dalam bab ini berisi pendahuluan, yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, metode

BAB I : PENDAHULUAN, berisi tentang: latar belakang masalah, penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan

Bab I PENDAHULUAN. Didalamnya memuat mengenai latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Sub bab kedua berisi kajian

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, keaslian tugas akhir, tujuan penelitian, manfaat. penelitian,

BAB I PENDAHULUAN ... Latar Belakang Masalah ... Fokus Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Batasan Istilah ... Erzählung sebagai Karya Sastra ... Sastra

Bab pertama berisi Pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab

Pendahuluan merupakan bagian awal tugas akhir yang berisi: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas: BAB I Pendahuluan, berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode