ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PERPUTARAN KREDIT DENGAN LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS
Studi empiris pada Credit Union di Puskopdit Bali Artha Guna periode 2010-2014
Rosa Vinca Rosea NIM : 122114105 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perputaran kredit dengan likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Jenis penelitian adalah studi empiris. Populasi dalam penelitian ini adalah Credit Union yang tergabung di dalam Puskopdit Bali Artha Guna. Jumlah sampel diperoleh sebanyak tujuh Credit Union dengan metode convenience sampling. Data diperoleh dengan melakukan dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Credit Union periode 2010-2014. Teknik analisis data menggunakan korelasi Spearman.
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN CREDIT TURNOVER WITH LIQUIDITY, SOLVENCY, AND PROFITABILITY
Empirical Study at Credit Union Puskopdit Bali Artha Guna in 2010-2014
Rosa Vinca Rosea NIM : 122114105 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
The aim of this study is to determine the relationship between credit turnover, liquidity, solvency, and profitability. This type of research is an empirical study. The population in this study is Credit Unions joining in Puskopdit Bali Artha Guna. Sampling method was convenience sampling and obtained seven Credit Unions as sample. Data obtained by the documentation. The data used in this study were the Credit Union's financial statements in the period 2010-2014. Data were analyzed using Spearman correlation.
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PERPUTARAN KREDIT DENGAN LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS
Studi empiris pada Credit Union di Puskopdit Bali Artha Guna periode 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Progam Studi Akuntansi
Oleh : Rosa Vinca Rosea
NIM : 122114105
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PERPUTARAN KREDIT DENGAN LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS
Studi empiris pada Credit Union di Puskopdit Bali Artha Guna periode 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Progam Studi Akuntansi
Oleh : Rosa Vinca Rosea
NIM : 122114105
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
PERSEMBAHAN
Berikan tanganmu untuk melayani dan
Berikan hatimu untuk mengasihi.
(Bunda Teresa)
Kegagalan membuat kita mengerti bahwa satu-satunya yang
bertanggung jawab atas kejatuhan dan keberhasilan adalah diri kita
sendiri.
(unknown)
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Keluargaku tercinta
Para Sahabatku
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan,
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian penulis.
2. Antonius Diksa Kuntara, S.E., M.F.A., QIA., selaku pembimbing yang telah
banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Ak., QIA., dan Drs. Gabriel Anto
Listianto, M.S.A., Ak., selaku penguji yang telah banyak memberikan
masukan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Pimpinan serta pengurus Kopdit Kubu Gunung Tegaljaya, Kopdit Tritunggal
Tuka, Kopdit Kubu Bingin, Kopdit Artha Mandiri, Kopdit Sumber Kasih
Tangeb, Kopdit Insan Mandiri, dan KSP Wisuda Guna Raharja yang telah
mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian serta membantu memberikan
data yang dibutuhkan.
5. Papa dan mama, Emanuel Frans Supriyanto dan Evarista Tanjung Puspitasari
yang selalu memberi dukungan dalam bentuk doa, perhatian, maupun
semangat kepada penulis.
6. Saudaraku, Yohanes Baptista Adventa Grasius Tan, Anunsiata Vanda
Sanderiana, Valentino Quadra Gesima, Piko dan Luky yang selalu memberi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
ABSTRAK ... xiv
E. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
3. Unsur-unsur Kredit... 13
E. Likuiditas ... 18
F. Solvabilitas ... 20
G. Rentabilitas ... 21
H. Hipotesis Penelitian ... 22
1. Hubungan perputaran kredit dengan likuiditas ... 22
2. Hubungan perputaran kredit dengan solvabilitas ... 23
3. Hubungan perputaran kredit dengan rentabilitas ... 24
BAB III METODE PENELITIAN... 26
A. Jenis Penelitian ... 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 26
1. Subjek Penelitian ... 26
2. Objek Penelitian ... 27
D. Jenis dan Sumber Data ... 27
E. Populasi dan Sampel ... 27
F. Teknik Pengumpulan Data ... 28
G. Variabel Penelitian ... 28
1. Perputaran Kredit ... 28
2. Likuiditas ... 29
3. Solvabilitas ... 29
4. Rentabilitas ... 29
H. Teknik Analisis Data ... 30
1. Menghitung Variabel Penelitian ... 30
2. Melakukan Analisis Statistik Deskriptif ... 31
3. Melakukan Uji Normalitas ... 31
4. Melakukan Uji Korelasi Spearman ... 32
BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN ... 35
A. Puskopdit Bali Artha Guna ... 35
B. Pemilihan Sampel ... 37
C. Profil Credit Union Sampel ... 38
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Analisis Data... 43
1. Perhitungan Variabel Penelitian ... 43
a) Perhitungan perputaran kredit ... 43
b) Perhitungan likuiditas ... 47
c) Perhitungan solvabilitas ... 49
d) Perhitungan rentabilitas ... 51
2. Analisis Statistik Deskriptif ... 52
3. Pengujian Normalitas ... 53
6. Analisis Hubungan perputaran kredit dengan rentabilitas ... 59
B. Pembahasan ... 61
1. Hubungan perputaran kredit dengan likuiditas ... 61
2. Hubungan perputaran kredit dengan solvabilitas ... 62
3. Hubungan perputaran kredit dengan rentabilitas ... 63
BAB VI PENUTUP ... 65
D. Kesimpulan ... 65
E. Keterbatasan Penelitian ... 65
F. Saran ... 66
1. Bagi Credit Union (CU) ... 66
2. Bagi Penelitian Selanjutnya ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Rata-rata Pinjaman Beredar tahun 2010-2014 ... 44
Tabel 5.2 Perputaran Kredit (Receivable Turn Over/RTO) tahun 2010-2014 ... 46
Tabel 5.3 Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) tahun 2010-2014 ... 48
Tabel 5.4 Perhitungan Debt to Total Asset Ratio tahun 2010-2014 ... 49
Tabel 5.5 Perhitungan Return on Equity (ROE) tahun 2010-2014 ... 51
Tabel 5.6 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 53
Tabel 5.7 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 54
Tabel 5.8 Uji Korelasi Spearman antara Perputaran Kredit dengan Likuiditas ... 55
Tabel 5.9 Uji Korelasi Spearman antara Perputaran Kredit dengan Solvabilitas ... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Laporan Keuangan Credit Union ... 72
ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PERPUTARAN KREDIT DENGAN LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS
Studi empiris pada Credit Union di Puskopdit Bali Artha Guna periode 2010-2014
Rosa Vinca Rosea NIM : 122114105 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perputaran kredit dengan likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Jenis penelitian adalah studi empiris. Populasi dalam penelitian ini adalah Credit Union yang tergabung di dalam Puskopdit Bali Artha Guna. Jumlah sampel diperoleh sebanyak tujuh Credit Union dengan metode convenience sampling. Data diperoleh dengan melakukan dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Credit Union periode 2010-2014. Teknik analisis data menggunakan korelasi Spearman.
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN CREDIT TURNOVER WITH LIQUIDITY, SOLVENCY, AND PROFITABILITY
Empirical Study at Credit Union Puskopdit Bali Artha Guna in 2010-2014
Rosa Vinca Rosea NIM : 122114105 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
The aim of this study is to determine the relationship between credit turnover, liquidity, solvency, and profitability. This type of research is an empirical study. The population in this study is Credit Unions joining in Puskopdit Bali Artha Guna. Sampling method was convenience sampling and obtained seven Credit Unions as sample. Data obtained by the documentation. The data used in this study were the Credit Union's financial statements in the period 2010-2014. Data were analyzed using Spearman correlation.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi merupakan bagian dari struktur perekonomian bangsa Indonesia. Hal
tersebut dikarenakan koperasi memiliki peranan yang cukup berarti dalam
memperbaiki dan memajukan perekonomian masyarakat Indonesia. Seperti yang
dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992
tentang perkoperasian, dalam Pasal 1, Ayat (1) menyatakan bahwa koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, menyebutkan bahwa koperasi bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat disekitarnya, serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional.
Di Indonesia, koperasi dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan kegiatan
usaha koperasi, latar belakang anggota, dan kondisi anggota (Muljono, 2012: 4).
Koperasi berdasarkan kegiatan usaha dibagi menjadi koperasi konsumsi, koperasi
produksi, dan koperasi simpan pinjam. Koperasi berdasarkan latar belakang
anggota dibagi menjadi koperasi unit desa, koperasi pasar, koperasi sekolah, dan
koperasi pegawai negeri. Sedangkan koperasi berdasarkan kondisi anggota dibagi
penelitian ini lebih berfokus pada jenis koperasi simpan pinjam yang biasa disebut
dengan koperasi kredit atau Credit Union (CU). Penelitian ini lebih mengarah ke
Credit Union dikarenakan Credit Union hanya bergerak pada kegiatan simpan pinjam dan kegiatannya tidak kompleks dibandingkan dengan koperasi yang lain,
selain itu Credit Union juga mengelola uang (dana) yang sebagian besar
digunakan anggota untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
Credit Union erat kaitannya dengan proses penyimpanan dan pemberian dana atau yang biasa disebut simpanan dan pinjaman. Dalam pemberian pinjaman atau
kredit, Credit Union harus dapat menetapkan kebijakan pemberian kredit yang
baik sehingga proses pemberian pinjaman dapat berjalan dengan lancar dan tidak
terjadinya kegagalan penagihan kredit atau yang biasa disebut kredit macet. Kredit
macet sendiri berhubungan erat dengan tingkat perputaran kredit dalam Credit
Union dimana perputaran kredit/piutang (Receivable Turn Over) adalah kecepatan penggunaan dana yang dialokasikan dalam kredit, dimulai dari diberikannya
kredit sampai pada tahap pelunasan kredit.
Semakin lama pengembalian pinjaman maka semakin lama dana yang terikat
dalam kredit, hal ini berarti tingkat perputaran selama periode tertentu akan
semakin rendah (Suri, 2012). Perputaran kredit yang rendah menyebabkan
rendahnya peredaran penggunaan kredit sehingga dapat mengganggu kegiatan
Credit Union dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, seperti membayar kembali penarikan dana yang dilakukan masyarakat yang merupakan sumber
2011: 121). Oleh karena itu, diduga terdapat hubungan antara perputaran kredit
dengan likuiditas.
Tinggi rendahnya perputaran kredit nampaknya tidak hanya berpengaruh
terhadap kewajiban jangka pendek pada Credit Union. Menurut Rohana (2008),
perputaran kredit yang mengalami kemacetan juga berpengaruh terhadap dana
atau kas yang tersedia pada Credit Union, sehingga apabila kewajiban jangka
panjang Credit Union mengalami jatuh tempo dan harus segera dilunasi namun
dana tidak tersedia atau tercukupi, maka Credit Union tersebut mengalami
masalah dengan solvabilitasnya. Solvabilitas sendiri merupakan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya (Hanafi
dan Halim, 2009:79). Oleh karena itu, diduga terdapat hubungan antara perputaran
kredit dengan solvabilitas,
Menurut Rohana (2008), pelunasan kredit merupakan faktor penting dalam
rentabilitas Credit Union karena merupakan sumber dana untuk memberikan
kredit yang baru. Apabila perputaran kredit semakin cepat maka rentabilitas yang
dicapai akan semakin tinggi, hal tersebut dikarenakan keuntungan yang diperoleh
sebagian besar berasal dari pendapatan bunga pinjaman dari anggota. Rentabilitas
sendiri merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu dimana rentabilitas juga dikenal sebagai profitabilitas (Hery,
2015:227). Dikarenakan Credit Union tidak mencari laba, maka tingi rendahnya
rentabilitas dapat dilihat dari besar kecilnya Sisa Hasil Usaha (SHU) yang
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan peneliti berkeinginan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan diantara elemen-elemen tersebut, sehingga
peneliti merumuskan penelitian yang berjudul "ANALISIS HUBUNGAN
ANTARA PERPUTARAN KREDIT DENGAN LIKUIDITAS,
SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS ".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara perputaran kredit dengan likuiditas?
2. Apakah ada hubungan antara perputaran kredit dengan solvabilitas?
3. Apakah ada hubungan antara perputaran kredit dengan rentabilitas?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan perputaran kredit dengan likuiditas.
2. Untuk mengetahui hubungan perputaran kredit dengan solvabilitas.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi koperasi kredit (Credit Union)
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pengurus Credit
Union sebagai bahan pertimbangan dan alat evaluasi dalam melaksanakan pemberian pinjaman kepada anggota.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan studi maupun
sebagai acuan yang bermanfaat bagi mahasiswa dan penelitian selanjutnya,
serta untuk menambah koleksi referensi di perpustakaan.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah wawasan dan
penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah ke dalam praktik yang
sesungguhnya.
E. Sistematika Penulisan
Pembahasan mengenai hubungan perputaran kredit dengan likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas Credit Union akan dibagi ke dalam enam bab
dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul,
BAB II : Landasan Teori
Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti seperti pembahasan mengenai landasan hukum koperasi,
Credit Union, kredit, perputaran kredit, likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Dalam bab ini juga dikemukakan mengenai hipotesis
penelitian.
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini menguraikan jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu
penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, jenis data, sumber
data, populasi, sampel, teknik pengumpulan data, variabel
penelitian, dan teknik analisis data.
BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi gambaran umum Credit Union yang menjadi objek
penelitian.
BAB V : Analisis Data Dan Pembahasan
Bab ini berisi analisis data dan pembahasan berdasarkan hasil
penelitan dengan menggunakan uji normalitas dan uji korelasi
Spearman.
BAB V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, keterbatasan penelitian, dan saran bagi Credit Union
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Hukum Koperasi
Awal mula pembentukan Credit Union berasal dari adanya koperasi,
dimana Credit Union dapat pula dikatakan sebagai koperasi kredit. Koperasi
sendiri merupakan bagian dari struktur perekonomian bangsa Indonesia. Hal
tersebut dikarenakan koperasi memiliki peranan yang cukup berarti dalam
memperbaiki dan memajukan perekonomian masyarakat Indonesia. Dalam
menjalankan usahanya, koperasi berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25
tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Sebelumnya Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 telah diganti dengan
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012, namun terjadi pembatalan karena
terdapat beberapa pihak yang mengajukan permohonan kepada Mahkamah
Konstitusi untuk membatalkannya. Mereka menganggap bahwa di dalam
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 terdapat beberapa pasal yang tidak
sesuai dengan asas koperasi yang menjunjung tinggi asas kekeluargaan dan
gotong royong seperti yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 28/PUU-XI/2013
B. Credit Union
1. Pengertian Credit Union
Menurut Fried dkk (1993), Credit Union adalah koperasi yang tidak
mencari keuntungan (not-for-profit) yang kehadirannya bertujuan untuk
melayani anggotanya. Selain itu, menurut Munaldus dkk (2012: 3),
terdapat beberapa definisi mengenai Credit Union, salah satunya yaitu
Credit Union adalah koperasi keuangan yang bertujuan melayani para anggota yang berada dalam satu ikatan pemersatu (common-bond) seperti
wilayah tempat tinggal, profesi, tempat kerja, dan lain-lain. Credit Union
berasal dari dua kata, yaitu credit dan union. Credit dalam bahasa Latin
adalah credere artinya saling percaya, sedangkan union (unio) berarti
kumpulan. Jadi, Credit Union artinya kumpulan orang-orang yang saling
percaya.
2. Prinsip Credit Union
Pihak WOCCU (World Council of Credit Unions) mengeluarkan
Operating Principles yang harus diterapkan secara konsisten oleh entitas bernama Credit Union. Prinsip-prinsip Credit Union adalah sebagai
berikut (Munaldus dkk, 2012: 30):
a. Struktur yang Demokratis
1) Keanggotaan terbuka dan sukarela
Keanggotaan di Credit Union adalah terbuka dan sukarela terhadap
yang dapat memanfaatkan pelayan Credit Union, dan bersedia
memikul tanggung jawab bersama.
2) Pengawasan demokratis
Para anggota Credit Union memiliki hak yang sama untuk memilih
dan berpartisipasi di dalam membuat keputusan yang
mempengaruhi kemajuan Credit Union. Pemilihan (voting) di
organisasi atau asosiasi pendukung Credit Union haruslah
proporsional atau representatif, sesuai dengan prinsip-prinsip yang
demokratis.
3) Tidak diskriminatif
Credit Union tidak diskriminatif terhadap semua latar belakang anggota, termasuk suku, orientasi, kebangsaan, seks, agama, dan
politik.
b. Pelayanan kepada Anggota
1) Distribusi kepada anggota
Untuk mendorong pola hidup hemat dengan cara menabung dan
kemudian menyediakan pelayanan pinjaman dan pelayanan
lainnya, balas jasa simpanan yang menarik harus tersedia sesuai
dengan kemampuan Credit Union kepada semua anggota
sebanding dengan jumlah transaksi mereka.
2) Membangun stabilitas keuangan
Perhatian utama Credit Union adalah untuk membangun kekuatan
dan pengendalian internal yang akan memastikan pelayanan
kepada anggota berkelanjutan.
3) Pelayanan kepada anggota
Pelayanan Credit Union diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi semua anggota.
c. Tujuan Sosial
1) Pendidikan yang terus-menerus
Credit Union secara aktif melaksanakan pendidikan kepada para anggota, pengurus, pengawas, komite, staf, serta kepada
masyarakat umum, berdasarkan prinsip-prinsip menolong diri
sendiri dalam kebersamaan (mutual self-help), demokrasi, sosial,
dan ekonomi.
2) Kerjasama antar koperasi (Credit Union)
Sesuai dengan filosofi dan praktik-praktik pengaturan koperasi,
Credit Union dalam kapasitasnya secara aktif bekerja sama dengan Credit Union lain, koperasi, dan berbagai lembaga pada tingkat lokal, nasional, dan internasional agar mampu memberikan
pelayanan terbaik kepada anggota dan masyarakat.
3) Tanggung jawab sosial
Melanjutkan cita-cita dan keyakinan para pionir koperasi, Credit
Union berusaha mewujudkan pembangunan manusia dan pembangunan sosial. Visi mereka adalah keadilan sosial baik
mereka bekerja dan tinggal. Cita-cita Credit Union adalah untuk
memperluas pelayanan kepada semua orang yang membutuhkan
dan dapat mempergunakannya.
3. Pilar Credit Union
Menurut Munaldus dkk (2012: 162), terdapat tiga pilar dalam Credit
Union yaitu: a. Pendidikan
Pendidikan anggota sangat menentukan berkembang atau tidaknya
sebuah Credit Union. Semakin banyak pendidikan semakin banyak
pertumbuhan aset dan anggota, sebaliknya jika Credit Union kurang
memberikan pendidikan, maka kinerja Credit Union cenderung
menurun.
b. Swadaya
Salah satu kekuatan Credit Union adalah swadaya para anggota.
Semua modal yang terkumpul betul-betul dari anggota untuk
dipinjamkan kembali kepada anggota, dimana pinjaman yang
diberikan harus untuk tujuan produktif. Prinsip ini telah dipegang
teguh oleh para anggota Credit Union, dengan moto pilar swadaya
yang berbunyi, “dari anggota, oleh anggota, untuk anggota”.
c. Setia Kawan
Semangat setia kawan dalam bentuk gotong royong yang diwariskan
ini dapat diterapkan dengan baik di dalam Credit Union. Setia kawan
juga dapat dianggap sebagai solidaritas, dimana terdapat berbagai
bentuk semangat solidaritas yang dapat dibangun di dalam Credit
Union, tidak terbatas pada simpanan dan pinjaman saja, melainkan mengembangkan solidaritas diantara sesama anggota. Seluruh anggota
diharapkan mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dengan motto:
Anda susah saya bantu, saya susah anda bantu.
C. Kredit
1. Pengertian Kredit
Istilah Credit, berasal dari bahasa Latin yaitu credo, yang berarti saya
percaya atau saya menaruh kepercayaan. Kata credo berasal dari
kombinasi bahasa Sansekerta cred, yang berarti kepercayaan dan bahasa
Latin do, yang berarti saya menaruh. Sesudah kombinasi tersebut menjadi
bahasa Latin, kata kerja dan kata bendanya masing-masing menjadi
credere dan creditum, yang berarti percaya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kredit merupakan penyerahan barang, jasa, atau uang dari
satu pihak (kreditur/atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan
kepada pihak lain (nasabah atau pengutang/borrower) dengan janji
membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang
telah disepakati kedua belah pihak (Rivai dan Veithzal, 2007: 3).
Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 yang merupakan
kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam- meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu.
2. Tujuan Kredit
Pembahasan mengenai tujuan kredit mencangkup lingkup yang luas.
Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dengan kredit,
yaitu sebagai berikut (Rivai dan Veithzal, 2007: 6):
a. Profitability yaitu memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan
yang diraih dari bunga yang harus dibayar oleh anggota. Oleh karena
itu, bank hanya akan menyalurkan kredit kepada usaha-usaha nasabah
yang diyakini mampu dan mau mengembalikan kredit yang
diterimanya.
b. Safety yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus
benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar
tercapai tanpa hambatan yang berarti. Keamanan ini dimaksudkan agar
prestasi yang diberikan dalam bentuk uang, barang atau jasa
betul-betul terjamin pengembaliannya sehingga keuntungan (profitability)
yang diharapkan dapat menjadi kenyataan.
3. Unsur-unsur Kredit
Menurut Abdullah dan Tantri (2013: 165), unsur-unsur yang
a. Kepercayaan
Suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan akan
benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang.
b. Kesepakatan
Kesepakatan ini meliputi kesepakatan antara pemberi kredit dengan
penerima kredit yang dituangkan dalam suatu perjanjian dimana
masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya.
c. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu yang
mencangkup pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu
tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah, maupun
jangka panjang.
d. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian kredit akan menyebabkan
suatu risiko macet atau tidak tertagihnya pemberian kredit. Semakin
panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian juga
sebaliknya.
e. Balas Jasa
Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau
fase yang kita kenal dengan nama bunga.
4. Jenis-jenis Kredit
Menurut Fahmi (2014: 8), jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi
a. Kredit Berdasarkan Jenisnya
1) Kredit konsumtif digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pribadinya.
2) Kredit produktif digunakan untuk memperluas usaha dan
meningkatkan penghasilan. Kredit ini terbagi menjadi dua, yaitu
kredit investasi dan kredit modal kerja.
3) Kredit perdagangan digunakan untuk keperluan perdagangan.
Kredit ini terbagi menjadi dua yaitu, kredit perdagangan dalam
negeri dan kredit perdagangan luar negeri atau biasa disebut kredit
ekspor dan impor.
b. Kredit Berdasarkan Jangka Waktu
1) Kredit jangka pendek adalah kredit yang memiliki jangka waktu
maksimum 1 tahun.
2) Kredit jangka menengah adalah kredit yang memiliki jangka waktu
antara 1 sampai 3 tahun.
3) Kredit jangka panjang adalah kredit yang memiliki jangka waktu
lebih dari 3 tahun.
c. Kredit Berdasarkan Jaminan
1) Kredit dengan jaminan adalah kredit yang kepemilikan dananya
berasal dari kreditur dan debitur bertugas untuk menjamin risiko
yang akan timbul nantinya. Kredit ini terdiri atas jaminan
kebendaan yang bersifat tangible, jaminan perseorangan, dan
2) Kredit tanpa jaminan atau kredit blanko adalah kredit yang
diberikan kepada debitur tanpa adanya jaminan, hanya berdasarkan
kepercayaan.
d. Kredit Berdasarkan Kualitas
1) Kredit performing adalah kredit yang dikategorikan berdasarkan
kredit dengan kualitas lancar dan kredit dengan kualitas yang harus
mendapat perhatian khusus.
2) Kredit nonperforming adalah kredit yang dikategorikan berdasarkan kredit dengan kualitas kurang lancar, kredit dengan
kualitas diragukan, dan kredit macet.
D. Perputaran Kredit
Perputaran kredit dalam sebuah Credit Union dapat disamakan
sebagai perputaran piutang atau Receivable Turn Over. Hal tersebut
dikarenakan dalam Credit Union pemberian kredit diartikan sebagai
pemberian pinjaman kepada anggotanya. Menurut Herry (2015: 211),
perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang tertanam dalam piutang usaha akan berputar dalam
satu periode. Definisi perputaran piutang tersebut memiliki kesamaan
dengan definisi perputaran kredit menurut Suri (2012), perputaran kredit
merupakan kecepatan penggunaan dana yang dialokasikan dalam kredit,
dimulai dari diberikannya kredit sampai pada tahap pelunasan kredit.
kredit, hal ini berarti tingkat perputaran selama periode tertentu akan
semakin rendah. Selain itu Husna, Topowijono, dan Sulasmiyati (2015)
juga menyatakan bahwa tingkat perputaran kredit merupakan kemampuan
dana yang tertanam dalam piutang berputar berapa kali dalam suatu
periode tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang suatu
perusahaan, maka semakin baik tingkat pengelolaannya. Tingkat
perputaran kredit dirumuskan sebagai berikut:
= � � − ℎ
Perhitungan rata-rata kredit dapat dirumuskan sebagai berikut:
− = � ℎ + ℎ ℎ
Dalam laporan keuangan Credit Union yang tercantum di dalam
buku Rapat Anggota Tahunan (RAT) untuk menghitung RTO, istilah
kredit yang diberikan setahun diganti menjadi pinjaman beredar dalam
setahun, dan rata-rata kredit diganti menjadi rata-rata pinjaman beredar,
sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
= − ℎ
Sama halnya dengan Receivable Turn Over (RTO), untuk
menghitung rata-rata kredit atau pinjaman beredar istilah kredit awal
tahun dan kredit akhir tahun diganti menjadi pinjaman beredar awal tahun
− =
� ℎ + ℎ ℎ
Kemudian untuk menentukan lamanya waktu pengembalian kredit, dapat
ditentukan dengan membagi 365 hari (satu tahun dihitung 365 hari)
dengan perputaran kredit (Receivable Turn Over).
E. Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu (Fahmi, 2011:121).
Pengukuran rasio likuiditas disesuaikan dengan kondisi laporan keuangan
pada Credit Union, dimana istilah-istilah yang digunakan sesuai dengan yang
terdapat dalam laporan keuangan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk menghitung tingkat
likuiditas. Loan to Deposit Ratio menyatakan seberapa jauh kemampuan bank
dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan masyarakat dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Rivai dan
Veithzal, 2007: 156). Adapun pengukuran untuk Loan to Deposit Ratio (LDR)
yaitu:
= � � � + × %
Loan to Deposit Ratio diperoleh dengan membagi total kredit yang diberikan dengan total dana masyarakat ditambah modal inti kemudian
diberikan dapat diartikan juga sebagai pinjaman beredar karena sebenarnya
memiliki makna yang sama, dimana pinjaman beredar tersebut dapat diperoleh
di komparasi neraca yang terdapat dalam buku RAT. Sedangkan penjumlahan
total dana masyarakat dan modal inti diartikan sebagai simpanan non saham.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 41 Ayat (1), modal
koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Ayat (2), modal
sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan,
dan hibah. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, diketahui bahwa modal
berasal dari simpanan, dimana simpanan merupakan modal inti pada Credit
Union. Istilah simpanan non saham sendiri merupakan simpanan yang tidak menanggung resiko ketika Credit Union mengalami kerugian dan akan
memperoleh jasa/bunga yang ditetapkan. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 55, jika terjadinya pembubaran koperasi, anggota
hanya menanggung kerugian sebatas simpanan pokok, simpanan wajib, dan
modal penyertaan yang dimilikinya, dimana simpanan pokok dan simpanan
wajib merupakan simpanan saham, sehingga anggota (masyarakat) dapat tetap
menuntut pengembalian dana (simpanan) diluar simpanan saham tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut, total dana masyarakat yang dapat mereka
terima kembali dapat diartikan sebagai simpanan non saham.
Simpanan non saham diperoleh dengan menjumlahkan simpanan bunga
harian, simpanan berjangka, dan tabungan koperasi yang dapat dilihat di
masing-masing Credit Union. Dengan demikian penghitungan Loan to
Deposit Ratio (LDR) pada Credit Union dapat dirumuskan sebagai berikut:
= ℎ ℎ × %
F. Solvabilitas
Rasio solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable
adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan total asetnya.
(Hanafi dan Halim, 2009:79). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
Debt to Total Asset Ratio untuk menghitung tingkat solvabilitas. Debt to Total Asset Ratio atau dapat disebut juga Debt Ratio digunakan untuk menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur terhadap total aktiva perusahaan
(Rivai dan Veithzal, 2007:352). Debt to Total Asset ratio yang tinggi
menandakan perusahaan menggunakan leverage keuangan yang tinggi.
Adapun pengukuran Debt to Total Asset Ratio adalah:
= � × %
Debt to Total Asset Ratio diperoleh dari total kewajiban dibagi total aset, kemudian dikalikan dengan 100%. Pada laporan keuangan Credit Union, total
G. Rentabilitas
Rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu. Rentabilitas perusahaan diukur dengan
kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara
produktif. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara
laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan
yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa badan usaha
tersebut rendabel (Munawir, 2007) dikutip dari Ikhsan dan Solikhah (2011).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio Return on Equity (ROE)
untuk menghitung tingkat rentabilitas. Return on Equity (ROE) disebut juga
dengan laba atas equity atau rentabilitas modal sendiri. Rasio ini mengkaji
sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki
untuk mampu memberikan laba atas ekuitas (Fahmi, 2011: 137). Adapun
rumus rasio return on equity adalah:
= ℎ × %
Return on Equity (ROE) diperoleh dari laba setelah pajak dibagi dengan modal sendiri, kemudian dikalikan dengan 100%. Laba pada laporan keuangan
Credit Union dapat diartikan sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dapat diperoleh dalam laporan komparasi SHU. Sedangkan istilah modal sendiri
dapat diperoleh dari total ekuitas dikurangi SHU tahun berjalan atau SHU
Anggota Tahunan (RAT). Dengan demikian penghitungan Return on Equity
(ROE) pada Credit Union dapat dirumuskan sebagai berikut:
= ℎ × %
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian
(Sugiyono, 2012: 99).
Berdasarkan rumusan masalah serta landasan teori yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Hubungan perputaran kredit dengan likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu (Fahmi, 2011:
121). Rasio likuiditas juga dapat menilai kemampuan manajemen dalam
mengelola dana dan memantau jumlah kas untuk membiayai kewajiban
jangka pendek perusahaan (Hanafi dan Halim, 2009: 177). Menurut
Hasymi (1983) dalam Rohana (2008), perputaran kredit cenderung
menurun jika masa pelunasan kredit diperpanjang, sehingga apabila
menyebabkan likuiditas juga ikut berkurang. Sebaliknya bila tingkat
pelunasan kredit meningkat, berarti perputaran kredit semakin cepat yang
menyebabkan likuiditas meningkat.
Pamungkas (2011) menemukan hubungan positif antara perputaran
kredit dengan likuiditas, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
perputaran kredit maka semakin tinggi tingkat likuiditas. Septian (2013)
juga menemukan bahwa perputaran kredit berhubungan positif dengan
likuiditas, yang berarti proses pengembalian kredit yang semakin cepat
akan berhubungan pada likuiditas yang semakin besar. Selain itu dalam
menghitung tingkat perputaran kredit dan likuiditas menggunakan
pembilang yang sama yaitu pinjaman beredar dalam setahun. Oleh karena
itu, peneliti merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
HA1 : Ada hubungan antara perputaran kredit dengan likuiditas.
2. Hubungan perputaran kredit dengan solvabilitas
Rasio solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya (Hanafi dan Halim,
2009: 79). Berdasarkan hasil analisis rasio solvabilitas, perusahaan
memperoleh informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pembiayaan, termasuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya (Hanafi dan Halim ,2009: 192). Menurut
Rohana (2008), perputaran kredit yang mengalami kemacetan akan
apabila kewajiban jangka panjang bank mengalami jatuh tempo dan harus
segera dilunasi namun dana tidak tersedia atau tercukupi maka bank
tersebut mengalami masalah dengan solvabilitasnya. Melihat hal tersebut,
dapat disimpulkan bahwa meningkatnya perputaran kredit akan
menyebabkan tingkat solvabilitas meningkat, begitu pula sebaliknya.
Septian (2013) menemukan hubungan positif antara perputaran kredit
dengan solvabilitas, artinya semakin cepat perputaran kredit maka
solvabilitas juga semakin besar atau perusahaan semakin solvabel.
Purwaningsih (2005) juga memperoleh hasil bahwa perputaran kredit
memiliki pengaruh signifikan terhadap solvabilitas, semakin cepat
perputaran kredit semakin besar solvabilitasnya sehingga perputaran uang
yang dimiliki dari pelunasan kredit akan semakin cepat. Oleh karena itu,
peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara perputaran
kredit dengan solvabilitas, sehingga dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
HA2: Ada hubungan antara perputaran kredit dengan solvabilitas.
3. Hubungan perputaran kredit dengan rentabilitas
Rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio rentabilitas juga dikenal
sebagai rasio profitabilitas (Hery, 2015: 227). Menurut Rohana (2008),
pelunasan kredit merupakan faktor penting dalam rentabilitas bank karena
perputaran kredit semakin cepat maka rentabilitas yang dicapai akan
semakin tinggi, hal tersebut dikarenakan keuntungan yang diperoleh
sebagian besar dari pendapatan bunga dari pemberian kredit kepada
nasabah.
Septian (2013) menemukan hubungan positif antara perputaran
kredit dengan rentabilitas, artinya semakin cepat perputaran kredit maka
rentabilitas juga semakin besar. Hal ini disebabkan perputaran kredit yang
menunjukkan perbandingan antara kredit yang diberikan dengan rata-rata
kredit mempunyai efek langsung terhadap indikator dari rentabilitas.
Selain itu Pamungkas (2011) juga menemukan hubungan positif antara
perputaran kredit dengan rentabilitas, dimana semakin tinggi perputaran
kredit maka tingkat rentabilitas juga semakin tinggi. Oleh karena itu,
peneliti merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian menggunakan studi empiris. Studi
empiris berupa pengujian hipotesis, dimana koefisien-koefisien di model
empiris menunjukkan hubungan kausal antara variabel-variabel (Hartono,
2013: 167).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di tujuh Credit Union yang berlokasi di Bali
yaitu Kopdit Kubu Gunung Tegaljaya, Kopdit Tritunggal Tuka, Kopdit Kubu
Bingin, Kopdit Artha Mandiri, Kopdit Sumber Kasih Tangeb, Kopdit Insan
Mandiri, dan KSP Wisuda Guna Raharja dimana semua Credit Union tersebut
tergabung di dalam Puskopdit Bali Artha Guna. Periode penelitian selama
lima periode dari tahun 2010-2014. Dan juga penelitian dilakukan selama
bulan Desember 2015 – Januari 2016.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah tujuh Credit Union
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah suatu entitas yang akan diteliti. Objeknya
dapat berupa perusahaan, manusia, karyawan, dan lainnya (Hartono,
2013). Objek penelitian dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
periode 2010-2014 yang tercantum di dalam buku Rapat Anggota Tahunan
(RAT) masing-masing Credit Union yang merupakan sumber data utama
dalam penelitian ini.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang
diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2009:
33). Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan dari
tujuh Credit Union yang tercantum di dalam buku Rapat Anggota Tahunan
(RAT) masing-masing Credit Union.
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012:
119). Populasi dalam penelitian ini adalah 22 Credit Union yang tergabung di
dalam Puskopdit Bali Artha Guna yang berlokasi di Bali pada periode
memperkirakan karakteristik populasi (Sumarni dan Wahyuni, 2005). Sampel
dalam penelitian ini dipilih secara non probabilitas atau pemilihan
non-random yang menggunakan teknik convenience sampling pada tujuh Credit Union yang tergabung di dalam Puskopdit Bali Artha Guna. Teknik convenience sampling merupakan pengambilan sampel secara nyaman yang dilakukan dengan memilih sampel secara bebas sesuai dengan kehendak
peneliti (Hartono, 2013: 98).
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan mendokumentasi
data sekunder yaitu meninjau laporan keuangan pada masing-masing Credit
Union selama periode 2010-2014.
G. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014: 3), variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapun variabel
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Perputaran Kredit
Variabel pertama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perputaran
kredit. Perputaran kredit dapat dilihat dari besarnya pinjaman beredar yang
terjadi di Credit Union selama setahun dibandingkan dengan rata-rata
digunakan yaitu tahun 2010-2014 yang diperoleh dari laporan keuangan
masing-masing Credit Union.
2. Likuiditas
Variabel kedua yang digunakan dalam penelitian ini yaitu likuiditas.
Likuiditas sendiri merupakan kemampuan Credit Union dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Penghitungan likuiditas
dalam penelitian ini menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR)
yang diperoleh dari laporan keuangan Credit Union periode 2010-2014.
Pengukuran ini diharapkan dapat melihat tingkat likuiditas Credit Union
secara keseluruhan.
3. Solvabilitas
Variabel ketiga yang digunakan dalam penelitian ini yaitu solvabilitas.
Solvabilitas sendiri merupakan kemampuan Credit Union dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Penghitungan
solvabilitas dalam penelitian ini menggunakan Debt to Total Asset Ratio
yang diperoleh dari laporan keuangan Credit Union periode 2010-2014.
Pengukuran ini diharapkan dapat melihat tingkat solvabilitas Credit Union
secara keseluruhan.
4. Rentabilitas
Variabel keempat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rentabilitas.
Rentabilitas sendiri merupakan kemampuan Credit Union untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Penghitungan rentabilitas
laporan keuangan Credit Union periode 2010-2014. Pengukuran ini
diharapkan dapat melihat tingkat solvabilitas Credit Union secara
keseluruhan.
H. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Menghitung Variabel Penelitian
a. Menghitung perputaran kredit
Dalam penelitian ini, perhitungan perputaran kredit disesuaikan
dengan bentuk laporan keuangan pada Credit Union yang dirumuskan
sebagai berikut:
1) = � ℎ
� − �
2) − =
� � ℎ + � ℎ ℎ
b. Menghitung likuiditas
Dalam penelitian ini, perhitungan tingkat likuiditas menggunakan
Loan to Deposit Ratio (LDR) yang telah disesuaikan dengan bentuk laporan keuangan pada Credit Union yang dirumuskan sebagai berikut:
c. Menghitung solvabilitas
Dalam penelitian ini, perhitungan tingkat solvabilitas menggunakan
Debt to Total Asset Ratio yang telah disesuaikan dengan bentuk laporan keuangan pada Credit Union yang dirumuskan sebagai berikut:
= � × %
d. Menghitung rentabilitas
Dalam penelitian ini, perhitungan tingkat rentabilitas menggunakan
Return on Equity (ROE) yang telah disesuaikan dengan bentuk laporan keuangan pada Credit Union yang dirumuskan sebagai berikut:
= ℎ × %
2. Melakukan Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2007:19), statistik deskriptif memberikan gambaran
atau deskripsi mengenai suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean),
standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum. Statistik deskriptif
dalam penelitian ini akan mendeskripsikan nilai dari variabel perputaran
kredit, likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
3. Melakukan Uji Normalitas
Asumsi kenormalan berarti bahwa seluruh variabel tidak hanya
memiliki korelasi tetapi juga didistribusikan secara independen (Gujarati,
1987: 66). Penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk
solvabilitas, dan rentabilitas dengan taraf keyakinan 0,05 menggunakan
program SPSS. Hipotesis dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:
H0 = Data berdistribusi normal.
HA = Data tidak berdistribusi normal.
Adapun dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas dilakukan
dengan melihat besaran probabilitas hasil pengujian sebagai berikut:
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima.
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak.
4. Melakukan Uji Korelasi Spearman
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan perputaran kredit dengan
likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas digunakan pengujian non
parametrik dengan korelasi Spearman. Koefisien korelasi Spearman
merupakan indeks atau angka yang digunakan untuk mengukur keeratan
hubungan antara dua variabel yang datanya berbentuk data ordinal (Hasan,
2009: 236). Menurut Yamin, Rachmach, dan Kurniawan (2011: 223),
analisis korelasi Spearman dikategorikan sebagai analisis statistik non
parametrik yang digunakan untuk menganalisis data yang berskala ordinal
dan didistribusi datanya tidak diketahui atau tidak normal. Oleh sebab itu,
penetian ini menggunakan uji korelasi Spearman karena terdapat data yang
tidak berdistribusi normal.
Santoso (2014: 196) memberikan pedoman untuk mengukur besaran
a. Tahap pertama dengan melihat tanda korelasi apakah bertanda positif
(+) atau negatif (-), jika bertanda positif berarti hubungan kedua
variabel yang diukur searah, sebaliknya jika bertanda negatif maka
berlawanan.
b. Apabila angka korelasi adalah 0, berarti tidak ada hubungan sama
sekali, jika angka korelasi adalah 1, berarti ada hubungan yang
sempurna antara kedua variabel. Pada umumnya, jika korelasi di atas
0,5 maka dapat dikatakan ada hubungan yang erat antara dua variabel.
Sebaliknya jika di bawah 0,5 maka hubungan hubungan tersebut
dikatakan tidak erat.
Berikut ini merupakan langkah-langkah yang digunakan dalam uji
korelasi Spearman dengan sedikit penyesuian dan modifikasi sederhana
dari contoh yang ditulis oleh Santoso (2012: 199):
a. Menghitung koefisien korelasi Spearman dengan menggunakan
program SPSS.
b. Melakukan pengujian hipotesis
1) Merumuskan hipotesis hubungan perputaran kredit dengan
likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas sebagai berikut:
: Tidak ada hubungan antara perputaran kredit dengan
likuiditas.
� : Ada hubungan antara perputaran kredit dengan likuiditas.
: Tidak ada hubungan antara perputaran kredit dengan
� : Ada hubungan antara perputaran kredit dengan solvabilitas.
: Tidak ada hubungan antara perputaran kredit dengan
rentabilitas.
� : Ada hubungan antara perputaran kredit dengan rentabilitas.
2) Menentukan taraf keyakinan, dalam penelitian ini menggunakan
taraf keyakinan (α) = 5%, atau 0,05.
3) Penarikan kesimpulan, selanjutnya peneliti melakukan penarikan
kesimpulan dengan melihat angka probabilitas yang merupakan
hasil pengujian hipotesis untuk uji korelasi dengan ketentuan
sebagai berikut:
Jika probabilitas Sig.(2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima.
BAB IV
GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Puskopdit Bali Artha Guna
Kelahiran Puskopdit Bali Artha Guna diawali dengan berdirinya SPD
(Silang Pinjam Daerah) Denpasar pada tanggal 20 Desember 1995. Setelah
berjalan hampir dua tahun akhirnya SPD berubah menjadi BK3D (Badan
Koordinasi Koperasi Kredit Daerah) Bali Artha Guna. Untuk meningkatkan
kekuatan secara nasional, BK3D Bali Artha Guna berusaha untuk menjadi
anggota BK3I (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia) atau yang biasa
disebut Induk Koperasi Kredit (INKOPDIT). Melalui Rapat Anggota Tahunan
BK3I yang diselenggarakan di Cimacan, Jawa Barat, akhirnya BK3D Bali
Artha Guna resmi menjadi anggota BK3I pada tanggal 24 April 1998. Dengan
berbagai pertimbangan, akhirnya pengurus dan manajemen BK3D Bali Artha
Guna mengubah nama BK3D Bali Artha Guna menjadi Puskopdit (Pusat
Koperasi Kredit) Bali Artha Guna. Kemudian pada tanggal 29 Nopember
2001, pemerintah mengeluarkan status badan hukum untuk Puskopdit Bali
Artha Guna yaitu No. 07/BH/DISKOP/XI/2001.
Susunan pengurus dan pengawas di dalam Puskopdit Bali Artha Guna
periode 2015-2017 beserta koperasi asal pengurus dan pengawas adalah
sebagai berikut:
Wakil : P. Budy Hartono, S.E. (Kopdit Artha Mandiri)
Sekretaris : Jerry Manurip (Kopdit Kubu Bingin)
Bendahara : Y. Wayan Subadi (Kopdit Tritunggal Tuka)
Anggota : FX. Joniono Raharjo, S. H. (KSP Wisuda Guna Raharja)
2. Pengawas
Ketua : Drs. FX. Soenaryo, M. S. (KSP Wisuda Guna Raharja)
Sekretaris : Edy Widiharyanto (Kopdit Tritunggal Tuka)
Anggota : Anton Parmo Saputro (Kopdit Sumber Kasih Tangeb)
Puskopdit Bali Artha Guna dibentuk dengan menggabungkan sumber daya
beberapa koperasi kredit primer. Adapun anggota yang tergabung di dalam
Puskopdit Bali Artha guna adalah sebagai berikut:
1. KSP Bhuana Kasih Babakan
2. Kopkar Kosayu
3. Kopdit Sumber Kasih Tangeb
4. KSP Duta Sejahtera
5. Kopdit Swastiastu Singaraja
6. Kopdit Padang Asri
7. Kopdit Artha Bakti Asih
8. Kopdit Artha Mandiri
9. KSP Wisuda Guna Raharja
10. Kopdit Insan Mandiri
12. Kopdit Tritunggal Tuka
13. Kopdit Kubu Bingin
14. Kopdit Kubu Gunung Tegaljaya
15. KSU Kasih Abadi
16. Kopdit Bali Artha Mandiri
17. Kopdit Tabhira
18. Koperasi Mulia Sejahtera
19. Koperasi Lumbung Sari Sedana
20. Kopdit Setia Kawan
21. Kopdit Tirta Raharja
22. CU. Dominikus
B. Pemilihan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Credit Union yang
tergabung didalam Puskopdit Bali Artha Guna periode 2010-2014. Sampel
dipilih dengan menggunakan metode convenience sampling yaitu pengambilan
sampel secara nyaman yang dilakukan dengan memilih sampel secara bebas
sesuai dengan kehendak peneliti (Hartono 2013:98). Oleh karena itu, peneliti
memilih Credit Union yang lokasinya mudah dijangkau dan mudah untuk
mendapatkan informasi serta data yang akan diteliti, sehingga terpilihlah tujuh
C. Profil Credit Union Sampel
Berikut merupakan profil singkat tujuh Credit Union yang menjadi sampel
dalam penelitian ini:
1. Kopdit Kubu Gunung Tegaljaya
a. Badan hukum : No. 02/BH/KDK 22.7/X/1998
b. Jumlah anggota : 5.057 orang (31 Desember 2014)
c. Pengurus
Ketua : Putu Maria Sriasih
Wakil : Lukas Wayan Wibhawa
Sekretaris : I Putu Suka Adha
Bendahara I : Drs. Gde Putu Suyasa
Bendahara II : I Gst. Ngr. Dian Dipasuda, S.E.
d. Pengawas
Ketua : E. Frans Supriyanto
Anggota I : I Putu Suberjaya, S.T.
Anggota II : Ir. Y. Didik Sugiarto
e. Alamat : Jl. Mudutaki V No. 2, Br. Tegaljaya, Dalung, Kuta
Utara, Badung, Bali
2. Kopdit Tritunggal Tuka
a. Badan hukum : No. 05/BH/KDK.22.7/XII/1998
b. Jumlah anggota : 5.605 orang (31 Desember 2014)
c. Pengurus
Wakil : Yosep I Wayan Subadi
Sekretaris : Gabriel Kadek Siswadi Suwita, S.E.
Bendahara I : Albertus Dwi Rahmat Adnyana Putra
Bendahara II : Herman Yosep Made Sulistya
Bendahara III : I Nyoman Mega Astra, S.E.
Bendahara IV : Paulus I Wayan Atmaja, S.E.
Anggota : Fransiskus I Wayan Lasia, S.Pd
d. Pengawas
Ketua : Norbertus I Nyoman Edy Widiharyanto, S.S.
Wakil : Thadeus I Wayan Dana, S.Ag.
Sekretaris : Dominikus I Ketut Suyanto, S.H.
Anggota : Antonius Madyo Utomo, S.Pd
e. Alamat : Jalan Raya Tuka No. 30, Banjar Tuka, Desa Dalung,
Kuta Utara, Badung, Bali
3. Kopdit Kubu Bingin
a. Badan hukum : No. 02/BH/DISKOP/VIII/2002
b. Jumlah anggota : 2.161 orang (31 Desember 2014)
c. Pengurus
Ketua : I Komang Mertha
Wakil : E. Herry Patrianto
Sekretaris : I Gusti Ayu Putu Anggraeni
Bendahara : Jerry Manurip
d. Pengawas
Ketua : I Wayan Sukra
Sekretaris : Agustinus G. Thuru
Anggota : Ni Nyoman Astini
e. Alamat : Jalan Tengkulak Mas, Desa Kemenuh, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali
4. Kopdit Artha Mandiri
a. Badan hukum : No. 04/BH/XXVII/VI/2011
b. Jumlah anggota : 718 orang (31 Desember 2014)
c. Pengurus
Ketua : Belasen Tarigan
Wakil : Blasius Naya Manuk, S.Pd.
Sekretaris : Dini Puspasari
Bendahara : Paskalis Budy Hartono, S.E
Wk. Bendahara : Drh. I Putu Antara
d. Pengawas
Ketua : A. Andoko Sujatmiko
Anggota I : H. Moh. Khomsun
Anggota II : Ir. Dominikus Ngabut
e. Alamat : Jl. Tegal Luwih Blok SS-29A, Desa Dalung, Kuta
Utara, Badung, Bali
5. Kopdit Sumber Kasih Tangeb
b. Jumlah anggota : 2.862 orang (31 Desember 2014)
c. Pengurus
Ketua : Drs. Nyoman Marsina
Wakil : Drs. F.X. Ketut Lata Suardiana
Sekretaris : Yosep Lado Tukan, S.Pd.
Bendahara I : Ir. Antonius Wayan Puger, M.S.
Bendahara II : I Made Sucita
d. Pengawas
Ketua : Anton Parmo Saputro
Anggota I : Drs. Blasius Ketut Karyawan
Anggota II : Matias Sugeng Prihatin
e. Alamat : Br. Tengah, Abianbase, Mengwi, Badung, Bali
6. Kopdit Insan Mandiri
a. Badan hukum : No. 02/BH/GUB/II/2007
b. Jumlah anggota : 713 orang (31 Desember 2014)
c. Pengurus
Ketua : I Ketut Artawan, M.A.
Wakil : L. I Nyoman Nuaja, M.Pd.
Sekretaris : Antonius Tugimin, S.Pd.
Bendahara I : I Made Radiawan, S.Pd.
Bendahara II : Drs. Gusti Ngurah Rai Sujaya
d. Pengawas
Anggota I : Thomas I Made Sudana, S.Pd.
Anggota II : Nicolaus I Made Wiratna, S.Pd.
e. Alamat : Jl. Serma Made Pil No. 4, Denpasar, Bali
7. KSP Wisuda Guna Raharja
a. Badan hukum : No. 931/BH/VIII
b. Jumlah anggota : 4.010 orang (31 Desember 2014)
c. Pengurus
Ketua : F.X. Joniono Raharjo
Wakil : P. Ketut Murdana
Sekretaris I : Yulius Leo Suprobo
Sekretaris II : Thomas Bili
Bendahara I : Antonius Ari Wijaya
Bendahara II : Herman Yosef Oleona
Anggota : Bernadus I Wayan Durmanto
d. Pengawas
Ketua : F.X. Soenaryo
Wakil : E. Bangkit Dami Arsa
Sekretaris : Y. Putu Suryantha
Anggota I : Emanuel Sukur
Anggota II : Baik Ginting Suka
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
Penelitian dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari laporan
keuangan yang tercantum di dalam buku Rapat Anggota Tahunan (RAT)
periode 2010-2014 pada tujuh Credit Union. Namun data pada tahun 2010 di
KSP Wisuda Guna Raharja tidak diikutsertakan, dikarenakan terdapat jarak
(range) data yang terlalu besar, sehingga pada KSP Wisuda Guna Raharja,
data yang digunakan hanya pada tahun 2011-2014. Berikut ini merupakan
langkah-langkah dalam menganalisis data:
1. Perhitungan Variabel Penelitian
a. Perhitungan perputaran kredit
Dalam menghitung perputaran kredit, sebelumnya harus dicari terlebih
dahulu rata-rata pinjaman beredarnya. Rumus yang digunakan untuk
menghitung rata-rata pinjaman beredar yaitu:
− =
� ℎ + ℎ ℎ
Hasil perhitungan rata-rata pinjaman beredar pada Credit Union
Tabel 5.1 Rata-rata Pinjaman Beredar tahun 2010-2014
20.461.281.400 24.464.551.815 22.462.916.608 KOPDIT
TRITUNGGAL TUKA
23.867.461.407 32.803.368.355 28.335.414.881 KOPDIT KUBU
BINGIN 3.390.995.481 4.375.954.050 3.883.474.766 KOPDIT ARTHA
MANDIRI 1.380.570.260 1.664.681.160 1.522.625.710 KOPDIT SUMBER
KASIH TANGEB 6.650.798.400 7.809.469.800 7.230.134.100 KOPDIT INSAN
MANDIRI 6.864.790.864 7.190.740.633 7.027.765.749 KOPDIT KUBU
GUNUNG TEGALJAYA
2011
24.464.551.815 36.062.504.147 30.263.527.981 KOPDIT
TRITUNGGAL TUKA
32.803.368.355 45.352.020.138 39.077.694.247 KOPDIT KUBU
BINGIN 4.375.954.050 5.298.526.300 4.837.240.175 KOPDIT ARTHA
MANDIRI 1.664.681.160 2.212.438.900 1.938.560.030 KOPDIT SUMBER
KASIH TANGEB 7.809.469.800 8.278.789.400 8.044.129.600 KOPDIT INSAN
MANDIRI 7.190.740.633 8.130.332.626 7.660.536.630 KSP WISUDA GUNA
RAHARJA 21.557.117.327 24.130.674.920 22.843.896.124 KOPDIT KUBU
GUNUNG TEGALJAYA
2012
36.062.504.147 64.034.180.684 50.048.342.416 KOPDIT
TRITUNGGAL TUKA
45.352.020.138 62.284.481.028 53.818.250.583 KOPDIT KUBU
BINGIN 5.298.526.300 7.644.581.850 6.471.554.075 KOPDIT ARTHA
MANDIRI 2.212.438.900 2.638.591.000 2.425.514.950 KOPDIT SUMBER
KASIH TANGEB 8.278.789.400 9.790.377.100 9.034.583.250 KOPDIT INSAN
MANDIRI 8.130.332.626 8.485.453.675 8.307.893.151 KSP WISUDA GUNA
RAHARJA 24.130.674.920 39.123.853.058 31.627.263.989 KOPDIT KUBU
GUNUNG TEGALJAYA
2013
64.034.180.684 100.703.207.484 82.368.694.084 KOPDIT
TRITUNGGAL TUKA
62.284.481.028 83.099.996.814 72.692.238.921 KOPDIT KUBU
Tabel 5.1 Rata-rata Pinjaman Beredar tahun 2010-2014 (lanjutan)
2.638.591.000 2.910.434.400 2.774.512.700 KOPDIT SUMBER
KASIH TANGEB 9.790.377.100 16.410.586.580 13.100.481.840 KOPDIT INSAN
MANDIRI 8.485.453.675 8.893.477.821 8.689.465.748 KSP WISUDA GUNA
RAHARJA 39.123.853.058 53.229.244.206 46.176.548.632 KOPDIT KUBU
GUNUNG TEGALJAYA
2014
100.703.207.484 94.686.290.890 97.694.749.187 KOPDIT
TRITUNGGAL TUKA
83.099.996.814 85.386.323.808 84.243.160.311 KOPDIT KUBU
BINGIN 10.129.066.950 12.983.638.382 11.556.352.666 KOPDIT ARTHA
MANDIRI 2.910.434.400 2.973.760.700 2.942.097.550 KOPDIT SUMBER
KASIH TANGEB 16.410.586.580 23.899.104.267 20.154.845.424 KOPDIT INSAN
MANDIRI 8.893.477.821 10.332.570.895 9.613.024,.358 KSP WISUDA GUNA
RAHARJA 53.229.244.206 66.708.497.246 59.968.870.726
Setelah menghitung rata-rata pinjaman beredar, maka langkah
selanjutnya menghitung perputaran kredit (Receivable Turn Over/RTO) yang dapat dihitung menggunakan rumus:
= − ℎ
Perhitungan perputaran kredit pada Credit Union selama 5 tahun dapat