• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI KAYUHAN LENGAN DENGAN KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI KAYUHAN LENGAN DENGAN KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI KAYUHAN LENGAN

DENGAN KECEPATAN RENANG 50 METER

GAYA KUPU-KUPU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh

Ria Dilah Farlianti 1000724

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

RIA DILAH FARLIANTI 1000724

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI KAYUHAN LENGAN

DENGAN KECEPATAN RENANG 50 METER

GAYA KUPU-KUPU

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Drs. H. Hadi Sartono, M.Pd. NIP. 196001131987031002

Pembimbing II

Dr. Kardjono, M. Sc. NIP. 196105251986011002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya nyatakan bahwa skripsi dengan judul Hubungan Antara Frekuensi Kayuhan Lengan Dengan Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Kupu-Kupu

beserta seluruh isinya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini. Hal yang sama pula, apabila di kemudian hari ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan

(4)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI KAYUHAN LENGAN

DENGAN KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA

KUPU-KUPU

Pembimbing: 1. Drs. H. Hadi Sartono, M. Pd.

2. Dr. Kardjono, M. Sc.

Ria Dilah Farlianti*

Penelitian ini di latar belakangi untuk mengetahui seberapa Hubungan antara frekuensi kayuhan lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya kupu-kupu. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan yang diberikan melalui perhitungan frekuensi kayuhan lengan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, instrumen yang digunakan berupa pengambilan data menggunakan video kamera. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet renang pada Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia (KRAPSI) dalam gaya kupu-kupu Kelompok Umur 1/ Senior Putra sebanyak 26.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: “Terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi kayuhan lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya kupu-kupu”.

(5)

ABSTRACTEDLY

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE FREQUENCY OF ARM STROKES WITH SWIMMING SPEED 50 METERS BUTTERFLY STYLE

between the frequency of arm strokes with swimming speed 50 meters Butterfly style. The purpose of this research was to know relationship provided through calculation frequency arm strokes.

The research method used is descriptive method, instruments used in the form of data retrieval using video cameras. The population used in this research is the swimming pool Swimming Championships athletes Between Clubs Throughout Indonesia (KRAPSI) in the style of a butterfly age group 1/Senior Son as much as 26.

Based on the results of processing and data analysis, conclusions from the results of this research were: 'there is a significant relationship between frequency arm strokes with swimming speed 50 meters Butterfly-style'.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitan ... 6

D. Manfaat penelitian ... 7

E. Batasan Penelitian ... 7

F. Batasan Istilah ... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Sejarah Renang ... 10

B. Prinsip-prinsip Olahraga Renang ... 13

1. Prinsip Hambatan dan Tahanan ... 13

2. Prinsip Daya Dorong (Propolasion) ... 16

3. Prinsip Hukum Aksi-Reaksi ... 17

(7)

5. Prinsip Teori Hukum Kuadrat ... 18

6. Prinsip Daya Apung ... 18

C. Frekuensi Gaya (Frekuensi Kayuhan Lengan) ... 19

D. Gaya Kupu-kupu ... 22

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis dan nomor perlombaan olahraga renang ... 19

Tabel 4.2 Hasil perhitungan nilai rata-rata dan simpangan baku ... 42

Tabel 4.3 Hasil pengujian normalisasi liliefors ... 43

Tabel 4.4 Uji signifikansi koefesien korelasi antara kayuhan lengan gaya

kupu-kupu dan waktu renang 50 meter ... 44

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kolam renang ... 12

Gambar 2.2 Bentuk sudut tahanan di dalam air ... 14

Gambar 2.3 Lengan gaya kupu-kupu ... 23

Gambar 2.4 Lengan gaya kupu-kupu ... 23

Gambar 2.5 Lengan gaya kupu-kupu ... 24

Gambar 2.6 Lengan gaya kupu-kupu ... 25

Gambar 2.7 Lengan gaya kupu-kupu ... 25

Gambar 2.8 Lengan gaya kupu-kupu ... 26

Gambar 2.9 Bentuk tungkai gaya kupu-kupu ... 26

Gambar 2.10 Bentuk tungkai gaya kupu-kupu ... 27

Gambar 2.11 Bentuk tungkai gaya kupu-kupu ... 27

Gambar 2.12 Bentuk pernapasan gaya kupu-kupu ... 28

Gambar 2.13 Bentuk lengan dan tungkai gaya kupu-kupu ... 29

(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Kecepatan 50 meter gaya kupu-kupu ... 41

Grafik 4.2 Frekuensi kayuhan lengan gaya kupu-kupu ... 42

Grafik 4.3 Frekuensi kayuhan lengan dan kecepatan renang 50 Meter

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Frekuensi

Kayuhan Lengan dan Kecepatan Renang 50 Meter ... 52

2. Hasil Pengujian Normalitas Liliefors Frekuensi Kayuhan Lengan Gaya Kupu-Kupu 50 Meter ... 52

3. Hasil Pengujian Normalitas Liliefors Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Kupu-Kupu ... 54

4. Menghitung koefisien korelasi. Menurut Nurhasan dkk (2008: 55) ... 55

5. Hasil Uji Regresi Frekuensi Kayuhan lengan dan Kecepatan Renang 50 Meter ... 57

6. Daftar Tabel Uji Liliefors ... 58

7. Daftar Tabel F ... 59

8. Daftar Tabel G Untuk Distribusi t ... 60

9. Dokumentasi Penelitian ... 61

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Renang merupakan salah satu olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia. Olahraga ini dapat menyehatkan badan sehubungan dengan gerak tubuh yang kompleks, juga adanya pengaturan nafas yang sangat teratur. Cabang olahraga yang beraktivitas di air ini sebenarnya telah ada semenjak jaman dahulu. Hal ini disampaikan oleh Rob Orr dan Tyler (2000:9) sebagai berikut;

Humans have swimming since the early era. Thousands of years ago, the works of ancient Egyptian art, Assyrian nation, the Greeks and Romans had described the men and women are swimming in the water. Styles that they use very familiar. But the first book about the new swimming appeared about 400 years ago in Germany.

Maksud dari kutipan tersebut adalah manusia telah berenang semenjak awal jaman. Beribu-ribu yang silam, karya-karya seni bangsa Mesir, bangsa Afrika, bangsa Yunani dan bangsa Romawi telah melukiskan laki-laki dan perempuan sedang berenang di air. Gaya-gaya yang mereka pergunakan sangat dikenal. Tetapi buku pertama tentang berenang baru muncul sekitar 400 tahun yang lampau di Jerman. Mungkin dari ketertarikan manusia dengan air yang menjadikan aktivitas renang sebagai sesuatu yang menyenangkan. Berkaitan dengan hal ini Thomas (2001:1) menjelaskan berikut:

Humans, ehether woman or men, compelled to enter into the water by an unexplained force. The kids are always looking to play the rain puddles. Racing sailors to the sea. Travelers come to the beach to enjoy the sights and sound of waves.

(13)

2

berlomba-lomba ke laut. Pelancong mendatangi pantai untuk menikmati pamandangan dan deburan ombak.

Umumnya orang menyenangi olahraga renang karena lebih bersifat rekreasi, kenyamanan bersama air , edukasi, rehabilitasi, penyelamatan diri dan pergerakan yang lebih baik bebas. Seseorang yang sedang berenang merasakan kebebasan tersendiri yang ada dalam dirinya, saat berenang semua beban pikiran yang ada akan hilang. Orang tua, anak muda dan anak-anak senantiasa berharap bisa melakukan olahraga ini, sehubungan dengan banyakanya tempat-tempat rekreasi yang dilengkapi dengan kolam renang, seperti di hotel dan daerah pantai.

Haller (Pionir Jaya Bandung, 1982:8) “Renang bukan saja merupakan

olahraga, tetapi juga merupakan sarana mengisi waktu luang”. Anda dapat berenang demi kesenangan sendiri, tetapi anda juga dapat berlatih untuk berenang. Semakin lama semakin cepat sampai akhirnya dapat ikut serta di perlombaan dengan memenangkan pertandingan nasional ataupun internasional.

Tetapi betapa akan beresiko tinggi ketika ada seseorang yang mencoba berenang tanpa mempunyai keahlian, untuk itu jangan coba-coba berenang di manapun juga tanpa dibekali keterampilan berenang. Bagi anak-anak bisa berenang sangat dianjurkan, sehubungan dengan keselamatan mereka saat berenang dan pertumbuhan badannya secara maksimal. Bagi para orang tua, renang merupakan olahraga terapi dan pergerakan dalam berenang tidak beresiko cedera.

(14)

3

mencapai suatu jarak yang telah ditentukan dengan waktu tempuh yang sesingkat-singkatnya. Dengan kata lain perenang dituntut untuk memiliki kecepatan untuk menempuh jarak tersebut. Perenang yang menjadi juara dalam suatu pertandigan adalah perenang yang memiliki kecepatan dengan waktu tempuh yang paling singkat.

Haller (Pionir Jaya Bandung, 1982:10). Dalam olahraga renang terdapat empat gaya yang sering diperlombakan, baik dalam tingkat regional, nasional maupun dalam tingkat internasional. Keempat gaya renang tersebut dibagi dalam 4 gaya renang, yaitu:

1. Gaya kupu-kupu (Butterfly)

2. Gaya punggung (Back Crawl Stroke) 3. Gaya dada (Breast Stroke)

4. Gaya bebas (Crawl)

Dalam penelitian ini akan dikaji lebih jauh lagi mengenai renang gaya kupu-kupu. Renang gaya kupu-kupu merupakan salah satu gaya renang yang diperlombakan dari empat gaya yang ada. Dalam hal ini, gerakan gaya kupu-kupu terdiri dari satu kali kayuhan lengan dan dua kali lecutan tungkai. Gerakan yang dilakukan oleh perenang dalam satu kali kayuhan (pull, push, recovery and entry). Pergerakan dalam semua gaya renang terdiri dari gerakan lengan dan gerakan tungkai dengan disertai gerakan bernafas.

Gerakan gaya kupu-kupu sering dikatakan gerakan yang sulit, sehubungan dengan sikap pergerakan lengan yang sama-sama kedepan, dan lecutan tungkai yang bersamaan menekan kedalam air. Meskipun demikian, gaya kupu-kupu menjadi gaya favorit, sehubungan dengan pergerakannya yang indah dan bagi para perenang merupakan kebanggan apabila bisa berprestasi dalam gaya kupu-kupu.

(15)

4

cenderung akan berpengaruh terhadap kecepatan waktu tempuh. Persoalannya adalah pada saat mengambil nafas perenang harus mengangkat kepala dan juga sedikit bahu keatas yang akan menambah beban berbeda dibandingkan tanpa mengambil nafas, tetapi tidak mengambil nafas juga merupakan persoalan yang melelahkan, sehubungan dengan kebutuhan oksigen yang dibutuhkan oleh perenang terbatas.

Cabang olahraga renang merupakan olahraga individu yang dituntut untuk memiliki kemampuan dari aspek fisik, teknik, taktik dan mental. Tentang hal tersebut Harsono (1988:100), mengatakan bahwa: “untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dari prestasinya semaksimal mungkin, ada empat aspek yang perlu diperhatikan dan dilatih secara maksimal oleh atlet, yaitu latihan

fisik, teknik, taktik, dan latihan mental.” Oleh karena itu, untuk mencapai prestasi

yang maksimal setiap cabang olahraga harus memperhatikan beberapa aspek latihan, salah satunya adalah penguasaan teknik dasar yang sempurna. Oleh karena itu, penguasaan teknik dasar mutlak diperlukan agar prestasi dapat ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Harsono (1988:100), sebagai berikut:

Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap pergerakan adalah penting, oleh karena itu akan menentukan gerak keseluruhan. Gerak-gerak dasar setiap bentuk yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga haruslah dilatih dan dikuasai secara sempurna.

Aspek penting yang perlu diperhatikan dalam olahraga renang adalah membangkitkan tenaga dorong agar perenang dapat bergerak maju secara efisien.

Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Hidayat (1999:144): “ Usaha meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pada teknik renang, yaitu dengan jalan menghasilkan gaya propulsive (propulsive force) yang sebesar-besarnya dan mengurangi gaya

resistan (retardation) menjadi seminimal mungkin.”

Mengenai perkembangan teknik berenang Hidayat (1999:144),

(16)

5

titik gaya apung dan titik gaya berat, keseimbangan, gaya dorong (propulsive force), daya angkat (lift) dan hambatan atau resistance (drag force).” Sedangkan

Counsilman (1968:2) menjelaskan untuk memperoleh kecepatan dalam berenang sebagai berikut:

At any given a swimmer’s forward speed is the result of two forces. One

force is tending to hold him back. This is the resisten (or drag), caused by the water he has to pushout of this way or pull along with him. The force which pushes him forward is called propulsion, and is created by his arm and legs.

Maksud kutipan diatas adalah, laju kecepatan renang merupakan hasil dua kekuatan. Satu kekuatan yang menahannya, dinamakan resistance (drag), disebabkan oleh perpindahan air selama melakukan tarikan saat berenang. Kekuatan yang mendorongnya maju dinamakan propulsion (dorongan), dan hal ini dihasilkan dari teknik gerakan lengan dan tungkai perenang.

Dalam pergerakan tersebut, ada perenang yang lebih lama mengayuh dan menghasilkan frekuensi kayuhan lebih sedikit tetapi kemungkinan berenangnya lebih laju, ada juga perenang yang mengayuh lebih cepat yang bisa menghasilkan frekuensi kayuhan lebih banyak tetapi kemungkinan berenangnya tidak lebih laju dari frekuensi kayuhan yang sedikit.

Frekuensi gaya yang dicapai oleh seorang perenang bergantung pada waktu yang dihabiskan dalam melakukan setiap gaya dari dua gaya lengan yang sangat dikenal menekan dan mengangkat di udara, tahap pengangkatan lengan di udara cenderung lebih pendek dari pada tahap menekan, karena penurunan daya tahan yang dijumpai ketika lengan bergerak menuju udara dari pada air.

Berdasarkan hal di atas perlu dilakukan penelitian mengenai ada tidaknya hubungan antara frekuensi lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya kupu-kupu, agar hasil penelitian bisa dijadikan sebagai informasi ilmiah yang diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan prestasi atlet.

Penulis menuangkan sebuah ide penelitian tersebut kedalam sebuah

(17)

6

LENGAN DENGAN KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis mencoba mengemukakan suatu permasalahan yang menjadi dasar penelitian ini, yaitu :

Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi kayuhan lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya kupu-kupu?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secra teoritis berdasarkan kondisi aplikasi di lapangan sehingga diketahui makna dan manfaat dari pola latihan teknik yang baik dalam mendukung performa atlet. Sementara penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya. Adapun tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Untuk mengetahui hubungan frekuensi kayuhan lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya kupu-kupu.

D. Manfaat Penelitian

Apabila penelitian ini telah selesai dan terbukti signifikan yang diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kegunaan yang bisa digeneralisasikan. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis:

(18)

7

b. Memberikan bahan informasi bagi para pelatih dan pembina olahraga dalam menjalankan tugasnya untuk memperhatikan prinsip-prinsip dan aspek-aspek latihan dalam menyusun program latihan, serta untuk pengembangan olahraga, khususnya dalam olahraga renang.

2. Secara Praktik

a. Dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan kualitas dan pruduktivitas sumber daya manusia terutama para pelatih dan pembina olahraga dalam mencari bibit-bibit atlet renang yang dipandang mempunyai hubungan erat sekali dengan pencapaian prestasi dalam aplikasinya di lapangan.

b. Dapat dijadikan pedoman/ acuan bagi para pelatih atau pembina dan pihak yang berkompeten terhadap pembinaan atlet.

E. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian agar teratur, terarah dan tidak terlalu luas pelaksanaanya. Maka, ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Yang menjadi dimensi penelitian guna membatasi penelitian ini adalah fokus pada frekuensi kayuhan lengan dalam renang gaya kupu-kupu terhadap kecepatan 50 meter.

2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah frekuensi kayuhan lengan gaya kupu-kupu.

3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecepatan.

(19)

8

F. Batasan Istilah

Pada dasarnya untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dalam suatu masalah, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian ini seperti yang

dikemukakan oleh Nasution (1982:7) bahwa “Analisis suatu masalah dapat juga

membatasi ruang lingkup masalah, hal ini dilakukan khususnya dalam batas-batas masalah agar penelitian ini terperinci”.

Untuk menghindari kemungkinan salah penafsiran terhadap istilah dalam penelitian ini maka penulis membatasi beberapa istilah sebagi berikut:

1. Frekuensi gaya (frekuensi kayuhan lengan) adalah kemampuan seorang perenang bergantung pada waktu yang dihabiskan dalam melakukan setiap gaya dari dua gaya lengan yang sangat dikenal, menekan dan mengangkat di udara (James G. Hay, 1997:355).

2. Tarikan lengan. Pengertian tarikan lengan dalam penelitian ini adalah gerakan lengan saat melakukan renang gaya kupu-kupu. David G. Thomas (2007:99) yang diterjemahkan Alfons Palangkaraya menjelaskan sebagai berikut:

“Gerakan lengan yang simetris dimulai dari posisi mengapung tertelungkup, tangan terjulur kedepan. Lenturkan pergelangan tangan anda, tarik lengan kebelakang dan angkat lengan ke atas permukaan air”.

3. Renang merupakan „sebuah seni dan upaya mendukung diri sendiri atau

gerakan diri sendiri dengan menggunakan tangan dan kaki di dalam dan di

permukaan air atau rekreasi‟ (Funk and Wagenlls New Enslikopedia: 1).

Olahraga renang. Hidayat (1999:142), menjelaskan bahwa: “Renang (Aquatik) adalah olahraga yang cukup tua, dan pendekatan ilmunya menggunakan ilmu pengetahuan suplementer yang disebut hidrodinamika.”

(20)

9

dimaksud adalah kecepatan perenang dengan jarak 50 meter saat melakukan renang gaya kupu-kupu.

5. Gaya kupu-kupu adalah salah satu gaya berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan secara bersamaan ditekan ke bawah dan digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke depan. Sementara kedua belah kaki secara bersamaan menendang ke bawah dan ke atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau lumba-lumba. Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara dihirup lewat mulut ketika kepala berada di luar air. (David G. Thomas, 2007:99).

Gaya kupu-kupu diciptakan tahun 1933, dan merupakan gaya berenang paling baru. Berenang gaya kupu-kupu juga menuntut kekuatan yang lebih besar dari perenang. Kecepatan renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan kedua belah tangan secara bersamaan. Perenang tercepat gaya kupu-kupu dapat berenang

lebih cepat dari perenang gaya bebas.

(www.wilkipedia.com/pengertianberenang, diakses pada 12-02-2013).

(21)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam penelitian, karena akan memberikan petunjuk bagaimana penelitian tersebut harus dilaksanakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan mengumpulkan data guna memecahkan suatu masalah, melalui cara-cara tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian. Penelitian harus disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. Sugiyono (2011:2) mengemukakan “Metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kugunaan tertentu”.

Dengan demikian penggunaan metode penelitian bergantung kepada permasalahan dan pertanyaan penelitian yang muncul. Dari pertanyaan penelitian dapat diketahui variabel yang muncul bersifat atau berupa gambaran peristiwa yang terjadi pada saat pengukuran dan pengumpulan data. Selain itu metode penelitian menjelaskan tata cara pelaksanaan, teknik penelitian dan membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengumpulkan data. Dengan demikian, metode penelitian meliputi prosedur dan teknik penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001: 64) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskriptifkan suatu gejala peristiwa kejadian yang terjadi pada saat

sekarang”. Dengan kata lain, peneltian mengambil masalah atau memutuskan

perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Hal serupa dikemukakan Arikunto (2006: 309) bahwa,

”metode deskriptif merupakan metode penelitian yang dimaksudkan untuk

(22)

32

Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Pelaksanaan metode-metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interprestasi mengenai data itu.

Dalam penelitian ini tidak diberikan perlakuan atau treatment, akan tetapi peneliti mengungkapkan dan menggambarkan fakta berdasarkan kondisi yang ada saat ini. Metode desktriptif terfokus pada gambaran saat kegiatan berlangsung, dengan tujuan untuk menyimpulkan atau menggambarkan suatu peristiwa pada saat tertentu. Dalam penelitian ini diperoleh sejumlah data hasil renang gaya kupu-kupu, yang kemudian diolah dan disimpukan ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara frekuensi lengan gaya kupu-kupu dengan kecepatan renang 50 meter.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian (research design) adalah rancangan yang menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data kondisi arti apa data di kumpulkan dan bagaimana data tersebut dihimpun. Dalam penelitian deskriptif pengambilan data yang digunakan harus dipilih dasar yang tepat dan tersusun dari variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian. Untuk itu diperlukan alur yang dapat digunakan sebagai pegangan agar peneliti tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan, sehingga tujuan dan hasil yang diinginkan dapat sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, penulis dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian sebagai berikut:

r = ?

(23)

33

x = frekuensi kayuhan lengan gaya kupu-kupu. y = kecepatan renang 50 meter.

r = korelasi frekuensi kayuhan lengan gaya kupu_kupu ?

C. Populasi dan Sampel

Pupolasi dan sampel merupakan bagian dari penelitian penulis. Ketelitian menentukan populasi dan sampel akan sangat berpengaruh pada keberhasilan yang dilakukan.

Pengertian populasi menurut Sudjana (1999 : 6) adalah sebagai berikut

“Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pun pengukuran,

kuantitatif atau pun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, dinamakan pupolasi”. Sugiyono (2011: 80) juga mengemukakan bahwa ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet renang pada Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia (KRAPSI) dalam gaya kupu-kupu Kelompok Umur 1/Senior Putra. Mengenai jumlah sampel, penulis berpedoman pada pendapat Sugiyono (2011: 81) menjelaskan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi tersebut.” Pada penelitian ini pengambilan banyak sampel ditentukan

dengan total sampling. Menurut Sugiyono (2011: 83) menjelaskan bahwa ”total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel”. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel yaitu semua peserta

(24)

34

D.Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian, untuk mencapai keberhasilan maka diperlukan alat ukur untuk mencapai data. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010: 203)

bahwa “instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah hasilnya baik,

(25)

35

50 meter 15 meter

Pengambilan Video

(26)

36

Adapun lebih lanjut mengenai instrument penelitian di atas adalah sebagai berikut:

1. Pengambil Data Frekuensi Kayuhan Lengan

a. Tujuan : Untuk melihat dan mengetahui frekuensi kayuhan lengan gaya kupu-kupu.

b. Alat : Handycam dengan merk The Sony Handycam DCR-DVD 650 (430 x 230).

c. Pelaksanaan : Handycam diletakkan di batas 15 meter kolam renang dengan ketinggian 7 meter dan dibantu menggunakan tripod, tripod yang digunakan adalah tripod dengan merk Camera Trypod by Alza Digital (962 x 1406). Cara pengambilan data ini pada saat para perenang meluncur, kemudian handycam mulai dinyalakan, dan merekam gerakan perenang.

Gambar 3.16

The Sony Handycam dcr-dvd 650 (430 x 230)

Gambar 3.17

(27)

37

2. Data Hasil Perlombaan Renang

Data hasil perlombaan renang yang diambil adalah 50 meter gaya kupu-kupu kelompok umur 1/ Senior Putra KRAPSI (kejuaraan renang antar

perkumpulan seluruh Indonesia).

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan di kolam renang Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, pada tanggal 27-30 Desember 2012 dalam Kejuaraan Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia (KRAPSI) XXXIV.

F. Teknik dan Analisis Data

Data yang didapat dari hasil tes awal dan akhir masih merupakan data mentah sehingga diperlukan pengolahan data untuk membakukannya. Data-data yang telah dibakukan dapat diolah dan dianalisis untuk menghasilkan suatu hubungan yang berarti melalui data-data tersebut. Pengolahan data dilakukan

dengan menggunakan metode statisktik yang diambil dari buku “Statistika”

karangan Nurhasan (2008).

Pengelolaan data pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari variabel bebas (frekuensi kayuhan lengan) dengan variabel terikat (kecepatan renang 50 meter gaya kupu-kupu).

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengelolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menghitung nilai rata-rata

Untuk menghitung nilai rata-rata dari setiap kelompok sampel, digunakan rumus :

(28)

38

s = simpangan baku yang dicari X1 = skor yang dicapai seseorang

̅ = nilai rata-rata

n = banyaknya jumlah orang

3. Uji normalitas data dari setiap tes dengan mengunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Nurhasan dkk (2008: 118-119) adalah seperti di bawah ini:

b. Untuk tap bilangan baku ini menggunakan daftar distributor normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = (Z< Z).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1 ,Z2 , … , Zn < Zi . Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka:

(29)

39

e. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga-harga mutlak tersebut. Tentukan harga terbesar atau Lo. Kriteria Uji Normalisasi Liliefors, adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis diterima apabila Lo < L, Kesimpulannya populasi distribusi normal.

2) Hipotesis ditolak apabila Lo > L, Kesimpulannya populasi distribusi tidak normal.

4. Menghitung koefisien korelasi. Menurut Nurhasan dkk (2008: 55) dengan menggunakan rumus:

= √ ∑

Keterangan :

rxy = korelasi antara variabel (x) dan variabel (y)

X1 = perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variabel (X) Y1 = perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variabel (Y)

5. Menguji signifikansi koefisien korelasi. Perhitungan ini dilakukan untuk menerima atau menolak hipotesis. Menurut Nurhasan dkk (2008: 163) rumus yang digunakan adalah:

√ √

t = nilai yang dicari

r = koefisien orelasi variabel

(30)

40

6. Uji Determinasi

Untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y, rumus yang digunakan adalah rumus koefisien determinan sebagai berikut:

Keterangan :

KP = nilai koefisien determinan

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: “Terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi kayuhan lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya kupu-kupu”.

B. Saran-saran

Saran saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepada para atlet, agar selalu memperhatikan dan melatih diri untuk meningkatkan kemampuan unsur kondisi fisik dalam pencapaian prestasi yang maksimal pada olahraga renang terutama dalam melatih power otot lengannya. 2. Bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian tentang

komponen-komponen yang berpengaruh terhadap hasil pencapaian waktu perlombaan seorang atlet renang penulis menganjurkan untuk mencoba komponen lainnya terhadap cabang olahraga renang maupun cabang olahraga lainnya.

3. Bagi Pembina atau pelatih harus bisa melihat lebih jelas komponen apa saja yang akan mempengaruhi kecepatan seorang perenang untuk mencapai hasil terbaiknya.

4. Penulis sarankan untuk penelitian berikutnya selain frekuensi kayuhan lengan gaya kupu-kupu dilakukan pula penelitian tentang frekuensi kayuhan lengan gaya lainnya.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rieka Cipta.

Counsilman, James E. (1977), Competitive Swimming Manual for Coaches and Swimmers, Bloomington, Indiana.

Counsilman, James E. (1982). The Science of Swimming. Terjemahan Soekarno. Yogyakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

C. Rob Orr and Jene B. Tyler. (2000). Dasar-Dasar Renang. Bandung: Angkasa.

David G. Thomas, MS (2007). Renang Tingkat Mahir. Jakarta: PT. Rajagravindo Pasada.

FINA (2009-2013). Peraturan FINA. Bandung.

Haller, David. (2006). Belajar Berenang. Bandung: Pionir Jaya.

Hanula, Dick. (2008). Sukses Melatih Renang, PT. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.

Harsono. (1988), Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: C.V. Tambak Kusuma

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Hay, J. G. (1997). The Biomechanics of Sport Techniques. USA: Prentice, Inc, Englewood Cliffs.

Hidayat, Imam. (1999). Biomekanika Olahraga, FPOK UPI Bandung.

Hidayat, Imam R (2003), Biomekanika. Bandung: Program Pasca Sarjana UPI.

Karnadi, Indik. (1993). Belajar Renang. Bandung: FPOK – IKIP Bandung.

(33)

Nasution. (1982). Research (Penelitian Ilmiah). Bandung: Jemmars.

Nurhasanah, Neuis Rina (2009). Skripsi Kontribusi Dorongan Tungkai dan Tarikan Lengan Terhadap Kecepatan Renang gaya Dada 25 Meter. FPOK UPI Bandung.

Nurhasan, dkk (2008). Modul Statistika, FPOK UPI Bandung.

Soejoko. (1992). Olahraga Pilihan Renang. Jakarta: P & K.

Soekarno. (1984). Renang Dasar. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Sudjana, Nana (1999). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, CV Alfabeta. Bandung.

Surakhmad. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Thomas. (2001), Olahraga Renang.

Tri Tunggal Setiawan. (2004). Renang Dasar 1. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Gambar

Tabel 4.2 Hasil perhitungan nilai rata-rata dan simpangan baku  ..................
Grafik 4.2 Frekuensi kayuhan lengan gaya kupu-kupu  ................................
Gambar 3.15
Gambar 3.16

Referensi

Dokumen terkait

gerak dasar loncat tinggi gaya guling perut melalui modifikasi permainan.. tradisional pada siswa kelas V SDN Ciuyah III Kecamatan

Secara historis, sebelum amandemen Konstitusi Indonesia, rekonstruksi tradisi yang dipraktekkan berdasarkan model partikular absolut., sedangkan setelah amandemen

The raw materials and the results of glycerol purify process was analyzed the density, moisture content, ash content, glycerol content and also composition

Kabupaten Bogor .(Jurnal).UniversitasPendidikan Indonesia

merupakan sikap pemerintah yang menghendaki agar Gubernur DIY tidak.. dijabat oleh Sultan Yogyakarta karena merupakan perwujudan dari

menggunakan pelarut non polar (kloroform) terhadap kemurnian gliserol

Sedangkan titik perbedaannya adalah jika pendidikan umum (progressivisme) menganggap peserta didik mempunyai bakat dan disposisi-disposisi yang memungkinkan untuk diberit

Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa