• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR MELALUI SENI MELUKIS DENGAN JARI (FINGER PAINTING) DI TK PGRI SEKAR BUANA PAGERAGEUNG : Penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B taman kanak-kanak PGRI Sekar Buana Kec. Pagerageung Kab. Ta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR MELALUI SENI MELUKIS DENGAN JARI (FINGER PAINTING) DI TK PGRI SEKAR BUANA PAGERAGEUNG : Penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B taman kanak-kanak PGRI Sekar Buana Kec. Pagerageung Kab. Ta"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS

DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR MELALUI SENI

MELUKIS DENGAN JARI (FINGER PAINTING) DI

TK PGRISEKAR BUANA PAGERAGEUNG

(

Penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B Taman Kanak-kanak PGRI Sekar Buana Kec. Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2014-2015

)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

oleh :

Ristiany NIM 1106844

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

▸ Baca selengkapnya: kegiatan paling akhir dalam menggambar rumah tetangga adalah

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR MELALUI SENI MELUKIS DENGAN JARI

(FINGER PAINTING) DI TK PGRI SEKAR BUANA PAGERAGEUNG

(

Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B Taman Kanak-kanak PGRI Sekar Buana Kec. Pagerageung Kab. Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2014-2015

)

oleh

Ristiany NIM. 1106844

Disetujui dan disahkan oleh:

Penguji I

Vina Adriany, M.Ed NIP.197601262003122001

Penguji II

Dr.H. Mubiar Agustin, M.Pd NIP. 197708282003121002

Penguji III

Rita Maryana, M.Pd NIP.197803082001122001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Departemen Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

PERNYATAAN

Tentang Keaslian Skripsi dan Bebas dari Plagiarisme

De ga i i saya e yataka bahwa skripsi i i de ga judul Me i gkatka keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar melalui seni melukis dengan jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageu g i i beserta seluruh isi ya adalah benar-benar karya saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2015 Penulis,

(4)

Ristiany, 2015

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR MELALUI SENI MELUKIS

DENGAN JARI (FINGER PAINTING) DI TK PGRI SEKAR BUANA PAGERAGEUNG

(Penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B taman kanak-kanak PGRI Sekar Buana Kec. Pagerageung Kab. Tasikmalaya

Tahun Pelajaran 2014/2015)

Ristiany (1106844)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang muncul pada anak-anak TK PGRI Sekar Buana Pagerageung yaitu rendahnya keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar, anak belum bisa mewanai gambar dengan rapi dan anak belum bisa menggambar bentuk bermakna. Permasalahan tersebut perlu adanya suatu pendekatan dan metode pembelajaran untuk menangani masalah tersebut dengan penerapan seni melukis dengan jari (finger painting). Peneliti melakukan penelitian pada kelompok B TK PGRI Sekar Buana Pagerageung sebanyak 15 orang anak. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) untuk mengetahui kondisi awal keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar, (2) untuk mengetahui pelaksanaan seni melukis dengan jari (finger painting) dalam meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar, (3) untuk mengetahui peningkatan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar melalui seni melukis dengan jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung. Metode penelitian yang digunakan dalam adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dalam pelaksanaannya terdiri dari 2 siklus, pada setiap siklusnya diberikan 2 tindakan. setiap siklusnya menunjukan peningkatan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Kondisi akhir keterampilan motorik halus anak dalam kegiatan menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung terbukti meningkat, pada kondisi awal 0% untuk anak pada kategori BB, 20% pada kategori DP dan 80% berada pada kategori PS, meningkat pada akhir siklus II 60,96% berada pada kategori BB, 34,67% berada pada kategori DP, dan 3,56% dalam kategori PS. Peningkatan tersebut cukup signifikan jika dibandingkan dengan sebelum mendapatkan tindakan seni melukis dengan jari (finger painting). Saran bagi guru diharapkan dapat mencoba kegiatan ini dengan rancangan yang lebih baik lagi. Bagi anak usia dini dapat memfasilitasi kebutuhan perkembangan morik halus. Bagi peneliti diharapkan selalu mencari alternatif lain dengan permaslahan yang dihadapi dengan menggunakan metode dan alat permainan yang lebih kreatif dan inovatif agar dapat memberikan masukan baru dan berguna bagi masyarakat khusunya pendidikan anak usia dini.

(5)

IMPROVING FINE MOTOR SKILL ON PAINTHING ACTIVITY THROUGH FINGER PAINTING IN

TK PGRI SEKAR BUANA PEGERAGEUNG

(A classroom research on Group B of TK PGRI Sekar Buana Pagerageung Tasikmalaya Year 2014-2015) chosen to be performed to handle the problem. The research sample is group B of TK PGRI Sekar Buana Pagerangung which is consisted of 15 Students. The research is done to fulfil three aim these aim are (1) to know the primary condition of fine motor skill in painthing activity, (2) to observe the effect of finger painting art in improving students’ fine motor skill, (3) to measure the improvement of fine motor skill after finger painting activity. The research method used by writer is classroom action research, consist of 2 process, (two actions are given in each process). Each process show the improvement of fine motor skill in painting activity. On the other hand, the writer does observation, interview, fieldnotes, and documentations to collect data of research. On the end of the research there are shown that most of the

students’ fine motor skill are improving. The improvent is proved by looking

at primary condition which on 0% for students of BB category (improving well), 20% is on DP category (in process) and 80% on PS category (need stimulus). This three categories are improved in second process such as 60,96% is on BB category, and 34,67% is on DP category, and 3,56% is on PS category. This improvement surely is good enough than the primary condition. Hopefully this research will inspire kindergaten teachers to do the same method in better plan. This method will given a good facility for improving fine motor skill of young learners. For other researcher, the writer olso hopes that they will always fine out another alternative way to resolve problem faced by using a more creative and inovative method on instrument to give a new input so that it will be useful for our citizen especially for

young learners’ education.

(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Perkembangan Fisik Motorik Halus Anak Usia Dini ... 8

1. Pengertian Motorik ... 8

2. Perkembangan Motorik Anak Usia Dini ... 8

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Anak Usia Dini... 11

4. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini... 12

5. Konsep Dasar Pengembangan Motorik Halus... 12

6. Keterampilan Motorik Anak Usia Dini... 14

7. Karakteristik Keterampilan Motorik Anak Usia Dini... 16

B. Pengembangan Seni Anak Usia Dini ... ... 20

(8)

2. Karakteristik Anak dan Prinsip Belajar Anak ... ... 22

3. Hakikat Seni Rupa Anak Usia Dini... 23

C. Seni Melukis Jari (finger painting) ... ... 27

D. Penelitian Terdahulu... ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 32

B. Desain Penelitian ... 32

C. Metode Penelitian ... 33

D. Instrumen Penelitian ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ... 44

F. Analisis Data... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Subjek Penelitian ... 54

B. Hasil Penelitian ... 55

1. Kondisi Awal Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar sebelum Pengembangan Seni Melukis Jari (Finger Painting) di TK PGRI Sekar Buana Pageurageung ... 55

2. Pelaksanaan Kegiatan Seni Melukis dengan Jari (finger painting) untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pageurageung ... 56

3. Peningkatan Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar Melalui Seni Melukis Jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pageurageung ... 83

C. Pembahasan... 89

1. Kondisi Awal Keterampilan Motorik Halus dalam Menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pageurageung ... 89

2. Pelaksanaan Seni Melukis Jari (finger painting) dalam Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Dalam Kegiatan Menggambar ... 92

3. Peningkatan Kegiatan Motorik Halus dalam Menggambar Melalui Seni Melukis Jari (finger Painting) ... 93

(9)

1. Simpulan ... 97

2. Implikasi dan Rekomendasi ... 99

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ...

LEMBAR PERBAIKAN ...

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Lima Fungsi Pusat Kontrol di Otak... 9

Tabel 2.2 Tingkat Pencapain Perkembangan Fisik-Motorik... 18

Tabel 2.3 Keterampilan Motorik Halus Lainnya... 19

Tabel 2.4 Tahapan perkembangan keterampilan motorik halus anak TK... 28

Tabel 3.1 Indikator Perkembangan Anak Usia Dini (5-6 tahun) Motorik Kasar dan Halus... 35

Tabel 3.2 Uraian Kompetensi Dasar untuk Kempetensi Inti... 36

Tabel 3.3 Indikator Perkembangan Anak Usia Dini (5-6 tahun)... 37

Tabel 3.4 Tahapan Perkembangan Keterampilan Motorik Halus Anak TK... 38

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar Melalui Seni Melukis dengan Jari... 40

Tabel 3.6 Kisi-kisi Penelitian Seni Melukis Jari (Finger Painting)... 43

Tabel 3.7 Lembar Observasi Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar Melalui Seni Melukis Jari (Finger Painting)... 45

Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah... 47

Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Guru Kelas... 48

Tabel 3.10 Format Catatan Lapangan... 50

Tabel 4.1 Data peserta didik TK PGRI Sekar Buana Pegerageung... 54

Tabel 4.2 Siklus I Tindakan I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Kegiatan Harian... 57

Tabel 4.3 Siklus I Tindakan II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Kegiatan Harian... 66

Tabel 4.4 Siklus II Tindakan I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Kegiatan Harian... 73

Tabel 4.5 Siklus II Tindakan II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Kegiatan Harian... 78

Tabel 4.6 Data Display pada Akhir Siklus I... 83

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(12)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Diagram 4.1 Kondisi Awal Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan

Menggambar Anak di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung... 55

Diagram 4.2 Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar Anak di

TK PGRI Sekar Buana Pagerageung pada akhir siklus I... 85

Diagram 4.3 Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar Anak di

TK PGRI Sekar Buana Pagerageung pada Akhir Siklus II... 87

Diagram 4.4 Perbandingan Keterampilan Motorik Halus dalam menggambar di

TK PGRI Sekar Buana Pagerageng pada Kondisi Awal, Siklus I dan

Siklus II... 88

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan dengan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut (pasal 1 ayat 14 UU RI NO 20 Tahun 2003).

Taman kanak-kanak (TK) adalah pendidikan usia dini jalur formal yang

menyelenggarakan pendidikan anak usia 4-6 tahun. Usia tersebut merupakan masa

usia emas (golden age) bagi anak dalam menerima berbagai upaya

pengembangan seluruh potensi dirinya. Masa tersebut adalah masa terjadinya

kematangan fungsi fisik dan psikis yang merespon stimulasi yang diberikan oleh

lingkungan untuk mendasari pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa,

sosial, emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai

agama. Masa ini memberikan pengalaman tentang hal-hal yang mampu dilakukan

anak menuju jenjang pendidikan selanjutnya (Depdiknas, 2008, hlm. 1).

Motorik merupakan terjemahan dari kata motor yang artinya ‘dasar

mekanik yang menyebabkan terjadinya gerak’. Gerak (movement) adalah

akativitas yang didasari oleh proses motorik. Proses motorik ini melibatkan

sisitem gerak yang terkoordinasi (otak, saraf, otot, dan rangka) dengan proses

mental yang sangat komplek, yang disebut sebagai proses gerak. Keempat unsur

tersebut tidak bisa bekerja secara sendiri-sendiri, tetapi selalu terkoordinasi

(Depdiknas, 2008, hlm. 6). Sementara Wiyani (2014, hlm. 35) menyatakan fisik

secara bahasa diartikan sebagai jasmani, badan, tubuh. Sedangkan motorik

diartikan dengan penggerak. Jadi perkembangan fisik-motorik anak usia dini

dapat diartikan sebagai perubahan bentuk tubuh pada anak usia dini yang

berpengaruh terhadap keterampilan gerak tubuhnya.

(14)

2

bertentangan dengan hal-hal baru yang mungkin telah dipelajari lebih dulu,

menyenangi pengulangan, dan memiliki waktu yang lebih lama untuk

mempelajari keterampilan motorik ketimbang waktu yang mereka miliki sudah

besar.

Tujuan dan fungsi perkembangan motorik anak TK menurut Samsudin

(2005, hlm. 10) adalah penguasaan keterampilan tergambar dalam kemampuan

menyelesaikan tugas motorik tertententu. Kualitas motorik terlihat dari seberapa

jauh anak itu mampu menampilkan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat

keberhasilan dalam melaksanakan tugas motorik tinggi, berarti motorik yang

dilakukannya efektif dan efisien.

Keterampilan motorik yang terkoordinasi baik, otot yang lebih kecil

memainkan peran yang besar. Dalam mendefinisikan “keterampilan” Cronbach

(dalam Hurlock, 1978, hlm. 154) menulis sebagai berikut (16)

“Keterampilan dapat diuraikan dengan kata seperti otomatik, cepat dan akurat. Meskipun demikian, adalah keliru menganggap keterampilan sebagai tindakan tunggal yang sempurna. Setiap pelaksanaan sesuatu yang terlatih, walaupun hanya menulis huruf a, merupakan suatu rangkaian koordinasi beratus-ratus otot yang rumit yang melibatkan perbedaan isyarat dan koreksi kesalahan yang berkesinambungan”.

Suntrock (2002, hlm. 145) menyatakan keterampilan motorik kasar (gross

motor skilla) meliputi kegiatan otot-otot besar seperti menggerakan lengan dan

berjalan. Keterampilan motorik halus (fine motor skills) meliputi gerakan-gerakan

menyesuaikan secara lebih halus, seperti ketangkasan jari.

Hurlock (dalam Depdiknas, 2007 hlm. 9) mencatat beberapa alasan

tentang fungsi perkembangan motorik halus, yaitu: (1) melalui keterampilan

motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang, (2)

melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi helpness (tidak

berdaya) pada bulan pertama kehidupannya, (3) melalui keterampilan motorik

anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemudian Hurlock (1978,

hlm. 111) menjelaskan, apabila anak-anak tidak diberi kesempatan mempelajari

keterampilan tertentu, perkembangannya sudah memungkinkan dan ingin

melakukannya karena berkembangnya keinginan untuk mandiri, maka mereka

(15)

sebayanya tetapi juga akan kurang memiliki motivasi untuk mempelajari berbagai

keterampilan pada saat diberi kesempatan.

Banyak orang yang mengira bahwa satu-satunya bahaya yang serius

dalam perkembangan keterampilan motorik anak adalah kekakuan. Meskipun

tidak dapat disangsikan bahwa kekakuan merupakan bahaya serius bagi

penyesuaian sosial dan pribadi yang baik, tetapi tidak hanya itu. Bahaya lain

mungkin ada dan menimbulkan akibat psikologi yang serius, diataranya:

terlambatnya perkembangan motorik, harapan keterampilan yang tidak realitik,

tidak dapat mempelajari keterampilan motorik yang penting, akrobatik,

pemakaian tangan kiri dan kekakuan (Hurlock, 1978, hlm. 168).

Kategori fungsi keterampilan motorik pada akhir masa kanak-kanak

diantaranya adalah keterampilan bantu diri (self-help), keterampilan bantu sosial

(social-helf), keterampilan bermain, dan keterampilan sekolah. Disekolah anak

mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk menulis,

menggambar, membentuk tanah liat, menari dan mewarnai dengan krayon,

menjahit, memasak dan pekerjaan tangan menggunakan kayu (Hurlock, 1980,

hlm. 151). Dan keterampilan motorik yang paling cenderung memperlihatkan

perbaikan yang terbesar adalah keterampilan yang dipelajari disekolah, dalam

kelompok bermain yang dibimbing, atau didalam berkemah waktu libur (Hurlock,

1978, hlm. 158). Guru dapat membantu anak dalam mengembangkan kemampuan

motorik halusnya dengan memanfaatkan beragam media.

Berdasarkan pengamatan dilapangan yaitu di TK PGRI Sekar Buana

Pagerageung, sejauh ini penyelengaraan kegiatan motorik halus belum

berkembang sesuai harapan, khusunya dalam kegiatan menggambar dan melukis

padahal minat dan antusias anak dalam kegiatan ini cukup tinggi, hal ini

dibuktikan dengan sikap anak yang suka menggambar di dinding, pada balok, rak

buku dll. Anak senang sekali ketika guru mendemotrasikan menggambar yang

digunakan sebagai media untuk pembelajaran. Tetapi hal itu terbentur oleh

kesempatan dan praktek, model yang baik, motivasi dan bimbingan. Guru

cenderung pada kegiatan menulis untuk memenuhi harap orang tua dan syarat

(16)

4

menulis. Guru kurang memberikan kebebasan pada anak untuk menggambar atau

melukis sesuai gagasan dan berekplorasi dengan berbagai media dan kegiatan.

Hal tersebut diatas menyebabkan keterampilan motorik halus anak dalam

mengkordinasikan mata dan jari tangan pada saat kegiatan menggambar masih

belum berkembang, dan kebanyakkan anak dalam memegang pensil warna dan

krayon masih belum sempurna, sehingga dalam menggerakkan jari tangannya

saat menggambar anak merasa kurang percaya diri dengan hasil gambar yang

dibuatnya, anak tidak kreatif dalam menggambar sesuai dengan gagasanya tetapi

hanya fokus pada gambar yang dicontohkan guru, selain itu bahan dan alat yang

digunakan hanya krayon dan pensil warna saja. Dalam kegiatan pembelajaran,

guru lebih banyak menggunakan metode pemberian tugas, dan cenderung pada

lembar kerja saja.

Strategi pengembangan motorik halus anak usia dini sangat beragam.

Sejalan dengan perkembangan fisik dan psikis anak usia dini, maka tumbuh

kebutuhan berkomunikasi visual (kompetensi seni) seperti menggambar,

menyanyi dan menari dan sebagainya. Bagi anak TK berekpresi seni rupa

merupakan salah satu media komunikasi seni yang memiliki daya tarik bagi

semua anak dan dapat mengembangkan kompetensi dasar motorik halus sejalan

dengan masa perkembangan (periodisasi) menggambar yang dialaminya. Selain

itu berkomunikasi visual bagi anak TK tersebut dapat mereka lakukan secara

bebas, ekspresif, sepontan, dinamis, polos, unik, sesuai tipologi dan gaya seni

rupa yang ditampilkan. Seni memiliki fungsi dalam pendidikan TK yaitu sebagai

media ekspresi sebagai media komunikasi, sebagai media bermain, sebagai media

pengembangan bakat seni dan sebagai media untuk mengembangkan kemampuan

berpikir anak dan sebagai media untuk memperoleh pengalaman esthetis

(Sumanto, 2005, hlm. 1-23).

Pada awalnya upaya anak anda untuk menulis sebenarnya merupakan

perluasan dari menggambar. Dengan kata lain, ia hanya mencoret-coret. Kegiatan

melukis dan mewarnai memberikan kesempatan kebebasan untuk berkreasi pada

anak. Ada banyak bukti yang menyebutkan bahwa anak-anak menggunakan

(17)

bukan hanya wahana penyalur imajinasi tetapi juga dapat memberikan anak

tempat untuk menyalurkan emosinya (Cooper, dkk. 2009, hlm. 58-86).

Finger paint (seni melulis dengan jari) adalah cara awal melukis sebelum digunakan alat lukis lain seperti kuas. Kegiatan ini menjadi menarik dimana jari

anak bersentuhan langsung dengan tinta dan kertas.

Melalui penelitian ini penulis mencoba menyajikan kegiatan seni melukis

dengan jari (finger paiting), yang diharapkan mampu meningkatkan keterampilan

motorik halus anak dalam kegiatan menggambar, mampu meniru bentuk,

mengekplorasi dengan berbagai media dan kegiatan, dan mengekpresikan diri

melalui gerakan menggambar secara detail, hal ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk masuk sekolah dasar.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini memfokuskan kajian pada “Meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar melalui kegiatan seni melukis dengan jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana

Pagerageung”.

B. Rumusan Masalah

Masalah penelitian ini di rumuskan sebagi berikut :

1. Bagaimana kondisi awal keterampilan motorik halus anak usia dini dalam

kegiatan menggambar sebelum penerapan seni melukis dengan jari di TK

PGRI Sekar Buana Pagerageung?

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan seni melukis dengan jari (finger

painting) untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung?

3. Bagaimana peningkatan keterampilan motorik halus dalam kegiatan

menggambar setelah penerapan kegiatan seni melukis dengan jari (finger

painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain :

(18)

6

Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan

keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar melalui seni

melukis dengan jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana

Pagerageung.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui secara objektif kondisi awal keterampilan motorik halus

dalam kegiatan menggambar sebelum penerapan seni melukis dengan jari

(finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan seni melukis dengan jari (finger painting)

untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan

menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung.

c. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan motorik halus dalam

kegiatan menggambar setelah penerapan seni melukis dengan jari (finger

painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar

melalui kegiatan seni melukis jari (finger painting) di TK PGRI Sekar

Buana Pagerageung.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan keterampilan motorik

halus dalam kegiatan menggambar melalui kegiatan seni melukis dengan

jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung.

b. Bagi guru

Dapat dijadikan motivasi untuk senantiasa memperbaiki diri dan

kegiatan pembelajaran agar rencana pembelajaran tercapai sesuai dengan

tujuan ingin dicapai.

c. Bagi Lembaga

Diharapkan dapat bekerjasama dengan guru kelas untuk memperbaiki

(19)

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dalam skripsi ini dibagi dalam lima bab, adapun

rangkuman pembahasannya sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan

penelitian, dan struktur organisasi penulisan.

Bab II Penerapan seni melukis dengan jari (finger painting) untuk

meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan

menggambar.

Bab ini membahas kajian-kajian pustaka mengenai

perkembangan motorik halus anak usia dini, pengembangan

seni anak usia dini, melukis dengan jari, dan penelitian yang

relefan.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang metode penelitian yang

digunakan untuk penelitian, yakni penelitian tindakan kelas.

(PTK).

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran

tentang pernyataan-pernyataan di rumusan masalah yang di

dapatkan dari penelitian yang telah dilakukan selama berada

di tempat penelitian.

Bab V Simpulan Implikasi dan Rekomendasi

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian

yang dilakukan penulis implikasi dan rekomendasi sebagai

(20)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung, yang

beralamat di Jl. Raya Pagerageung Wetan No. 124 Desa Pagerageung

Kecamatan Pagerageung kabupaten Tasikmalaya. Subjek penelitian ini yaitu

peserta didik kelompok B1, yang berusia 5-6 tahun, pada tahun ajaran

2014/2015, yang berjumlah 15 orang, terdiri dari 6 orang siswa laki-laki dan

9 orang siswa perempuan.

B.Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam pelaksaan penelitian ini

adalah penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa Inggris adalah Classrom

Action Research (CAR). Model penelitian tindakan kelas ini menggunakan model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Targart. Adapun model PTK

dimaksud menggambarkan empat langkah (dan pengulanganya), yang

disajikan dalam bagan berikut ini.

SIKLUS

PENELITIAN TINDAKAN

Sumber: Arikunto, 2010, hlm. 137

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan Repleksi

Pelaksanaan Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS II

Refleksi

Perencanaan

(21)

Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran, artinya

sesudah langkah ke empat, lalu kembali ke satu dan seterusnya, meskipun

sifatnya berbeda, langkah ke dua dan ke tiga dilakukan secara bersaman jika

pelaksanaan dan pengamatan berbeda. Secara utuh menurut Arikunto (2010,

hlm. 138) mengemukakan bahwa tindakan yang diterapkan dalam penelitian

tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan, melalui tahapan sebagai

berikut:

1. Tahap 1: Menyusun rencana tindakan dan dikenal dengan perencanaan,

yaitu menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan dimana, oleh siapa, dan

bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

2. Tahapan 2: Pelaksanaan Tindakan, yaitu implementasi atau penerapan

isi rancangan didalam kancah, yaitu mengenakan tindakan dikelas.

3. Tahapan 3: Pengamatan, yaitu pelaksanaan pelaksanaan pengamatan

oleh pengamat.

4. Tahap 4: Refleksi, atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan

apa yang yang sudah terjadi.

C.Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang digunakan pada penelitian

ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang

membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat

diterangkan.

1. Penelitian–menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek

dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam

meningkatkan mutu suatu hal menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan–menunjukan pada sesuatu gerakan kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbetuk

rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas–dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi

(22)

34

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1)

Penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas. Segera dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

secara bersama (Arikunto, dkk. 2010 hlm. 2-3.)

Tujuan umum PTK (Suhardjo, 2010, hlm. 61) untuk memecahkan

pemasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak

saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban

ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang

dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru

dalam mengembangkan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk

memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu

pembelajaran dikelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dan

siswa yang sedang belajar.

Penjelasan Istilah

1. Keterampilan Motorik Halus

Santrock (2002, hml. 145) berpendapat bahwa keterampilan

motorik halus (fine motor skills) meliputi gerakan-gerakan menyesuaikan

secara lebih halus, seperti ketangkasan jari). Keterampilan motorik halus

(fine motor skills) merupakan gerakan yang dilakukan hanya melibatkan

bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tidak

memerlukan tenaga tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat sepeti

koordinasi mata, tangan, dan telinga (BPSDMP-PMP, 2014, hlm. 362).

Papilia, dkk. (dalam Budiman 2012, hlm. 33) mengemukakan bahwa fine

motor skills merujuk pada keterampilan-keterampilan fisik yang melibatkan otot halus serta koordinasi antara tangan dan mata, seperti

memakai kancing, menggambar, dan menulis.

Tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak usia 5-≤6

tahun (Permendiknas No.58 Tahun 2009) diantaranya: (1) menggambar

sesuai gagasannya, (2) meniru bentuk, (3) melakukan ekplorasi dengan

berbagai media dan kegiatan, (4) menggunakan alat tulis dengan benar,

(23)

mengekpresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail. Semetara

indikator pencapaian perkembangan anak usia dini usia 5-6 menurut

Pemendikbud kurikulum 2013 PAUD (2014, hlm. 19-20) untuk

kemampuan dasar motorik kasar dan motorik halus adalah sebagai berikut

Tabel 3.1

Indikator Perkembangan Anak Usia Dini (5-6 tahun)

Motorik Kasar dan Halus

Kompetensi Dasar Indikator perkembangan anak usia dini 5-6 tahun

3.3.Mengenal anggota

tubuh, fungsi, dan

gerakannya untuk

pengembangan motorik

kasar dan motorik halus

Melakukan berbagai gerakan

terkoordinasi secara terkontrol,

seimbang, dan lincah

1.3.Mengguna kan anggota

tubuh untuk

pengembangan motorik

kasar dan halus

Melakukan gerakan mata, tangan, kaki,

kepala secara terkoordinasi dalam

menirukan berbagai gerakan (Misal:

senam dan tarian)

Melakukan permainan fisik dengan

aturan

Terampil menggunakan tangan kanan

dan kiri dalam berbagai aktivitas, misal:

mengancing kan baju, menali sepatu,

meng gambar, menempel menggunting,

makan.

Sumber : diadaptasi dari Pemendikbud kurikulum 2013 PAUD

2. Seni Melukis dengan Jari (Finger Painting)

Indikator pencapaian perkembangan anak (Pemendikbud

kurikulum 2013 PAUD, 2014, hlm. 9-12) dirumuskan berdasarkan

kompetensi dasar, kompetensi dasar dirumuskan berdasarkan kompetensi

(24)

36

dalam bentuk KI Sikap Spiritual, KI Sikap Sosial, KI Pengetahuan, dan KI

keterampilan. Berikut merupakan tabel kemampuan Inti dan kemampuan

dasar yang berhubungan dengan pengembangan seni (ditampilkan hanya

sebagian)

Tabel 3.2

Uraian Kompetensi Dasar untuk Kempetensi Inti

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

KI-4. Menunjukkan yang

diketahui, dirasakan,

dibutuhkan, dan dipikirkan

melalui bahasa, musik,

gerakan, dan karya secara

produktif dan kreatif, serta

mencerminkan perilaku

anak berakhlak mulia

4.3 menggunakan anggota tubuh untuk

mengembangkan motorik kasar dan

halus

4.7 menyajikan berbagai karya dalam

bentuk gambar, bercerita,

bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang

lingkungan sosial (keluarga, teman,

tempat tinggal, tempat ibadah,

budaya, transportasi)

4.8 menyajikan berbagai karya dalam

bentuk gambar, bercerita,

bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang

lingkungan alam (hewan, tanaman,

cuaca, tanah, air, batu-batuan,dll)

4.12. Menunjukkan kemampuan

keaksaraan awal dalam berbagai

bentuk karya

4.15. Menunjukkan karya dan aktivitas

seni dengan menggunakan berbagai

media

(25)

Berikut ini merupakan tabel indikator pencapai perkembangan

anak menurut Permendikbud kurikulum 2013 (2014, hlm, 41) khusus

dalam pengembangan seni diantaranya:

Tabel 3.3

Indikator Perkembangan Anak Usia Dini (5-6 tahun)

Kompetensi Dasar

Indikator perkembangan anak usia

dini

Membuat gambar dengan beberapa

coretan/ tulisan yang sudah berbentuk

huruf/kata

3.15. Mengenal berbagai

karya dan aktivitas

seni (*)

Menghargai karya seni: seni musik,

visual, gerak dan tari yang diciptakan

orang lain

Membuat karya seni sesuai

kreativitasnya misal seni musik, visual,

gerak dan tari yang dihasilkannya dan

dihasilkan orang lain

Sumber : diadaptasi dari Pemendikbud kurikulum 2013 PAUD

Berdasarkan uraian kompetensi dasar, kompetensi inti dan indikator

perkembangan anak usia dini yang berhubungan dengan aktivitas seni

diantaranya adalah kegiatan menggambar dan kemampuan menunjukkan

karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media.

Arti dan manfaat menggambar bagi pertumbuhan anak menurut Soesatyo

(dalam Pamadhi, 2010, hlm. 2.12) mengemukakan sebagai berikut:

“anak menggambar adalah menceritakan, mengungkapkan

(26)

38

Melukis adalah kegiatan belajar dengan bermain bentuk dan warna

serta garis yang disusun dalam suatu media, baik itu kertas, kain, kanvas,

maupun dinding yang luas. Anak akan merasa senang sesudah melakukan

coretan. Setidaknya coretan itu akan menjadikan tulisan anak yang

menggambarkan angan-angan dan keinginan serta catatan apa yang pernah

dia alami, peristiwa susah, senang atau marah (Pamadhi, 2010, hlm.

3.1-3.2).

Tahapan perkembangan keterampilan motorik halus menurut

Depdiknas. (2008, hml. 36) dalam keterampilan melukis dijabarkan

sebagai berikut:

Tabel 3.4

Tahapan Perkembangan Keterampilan Motorik Halus Anak TK

No Keterampilan Motorik Halus

Tahapan Perkembangan Melukis

1. Bercak warna secara acak

2 Pemisahan warna, mulai terarah (konsep warna daun, bunga dll

3 Warna bergabung dengan warna lain

4 Warna ditumpuk diatas warna, daerah warna gambar diwarnai

hati-hati

5 Gambar kepala besar, kaki dikepala

6 Gambar tangan pada kepala besar, gambar awal tulisan (garis)

7 Gambar batang/badan, anggota badan

8 Bentuk batang tubuh mulai tertutup

9 Gambar sesuatu menyerupai bentuk aslinya, misalnya rumah dan

bunga

10 Bagian paling bawah kertas sebagai garis dasar objek

11 Garis dasar untuk menopang suatu objek yang akan digambar

12 Garis dasar sebagai garis batas langit, dasar dua dimensi

Sumber: diadaptasi dari Depdikanas (2008).

Teknik melukis langsung dengan pewarna dinamakan finger

(27)

dengan jari-jari tangannya secara langsung. Seperti halnya menggambar

ekspresi karya lukis jari mengutamakan self expression yang lebih mementingkan “bagaimana” anak mengekspresikan atau menuangkan gagasan, perasaan bukan sekedar “apa” yang di lukis anak. Unsur visual yang paling menojol adalah: kualitas goresan atau tarikan garis atau

sapuan tangan dan permainan warna. Media ini memberikan pengalaman

sensasi rabaan yang mengasyikkan

D.Intrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam penelitian.

Arikunto (2010, hlm. 203) menyatakan bahwa:

“ instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematik sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis intrumen penelitian adalah angket, ceklis, (check-list) atau centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan. Ceklis sendiri memiliki wujud yang bermacam-macam.”

Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa penelitian di dalam

menerapkan metode penelitian menggunakan instrumen atau alat, agar data

diperoleh lebih baik. Dalam hal ini peneliti perlu menyusun sebuah rancangan

penyusunan instrumen yang dikenal denga istiloah “kisi-kisi”. Menurut

pengertiannya kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan

antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan

dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukan kaitan antara

variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil,

metode yang digunakan dan instrumen yang disusun.

Adapun manfaat dari kisi-kisi dimaksud adalah sebagi berikut:

1. Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis

intrumen dan isi dari butir-butir yang disusun

2. Peneliti akan mendapatkan kemudahan dalam menyususn instrumen

karena kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menuliskan

butir-butir.

3. Instrumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika

menyusun kisi-kisi penelitian belum dituntut untuk memikirkan

(28)

40

4. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta pelajaran” dari aspek yang akan

dikumpulkan datanya, darimana data diambil, dan dengan apa pula

data tersebut diambil

5. Dengan adanya kisi-kisi yang mantap peneliti dapat menyerahkan

tugas menyusun atau membagi tugas dengan anggota tim ketika

menyusun intrumen (Arikunto, 2010, hlm. 205)

Adapun kisi-kisi instrumen yang di susun oleh peneliti mengacu pada

tahap keterampilan motorik halus anak dalam melukis menurut Dinas

Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan dikembangkan lagi oleh penulis sesuai

dengan tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun

yang ada dalam Permen 58 tahun 2009 dan disesuaikan dengan indikator

perkembangan anak usia dini Pemendikbud kurikulum 2013 PAUD.

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan

Menggambar Melalui Seni Melukis dengan Jari

(29)
(30)
(31)

Tabel 3.6

Kisi-kisi Penelitian Seni Melukis Jari (Finger Painting)

Variabel Sub Variabel Penggunaan

Teknik kepada peserta didik tema

yang akan digunakan.

 Guru mengelompolkan anak satu kelompok 3-4 orang

anak.

 Guru memperlihatkan contoh finger painting yang sudah jadi.

 Guru mendemotrasikan cara pengerjaannya tahap demi

tahap proses pengerjaan

finger painting (seperti contoh).

 Guru memberikan arahan dan tata tertib yang berlaku

selama bermain finger

painting.

 Guru mempersiapkan bahan finger painting untuk setiap kelompok maupun untuk

setiap individu.

 Guru memberikan bimbingan dan bantuan selama anak

bermain finger painting.

 Guru memberikan motivasi & stimulus, agar anak selalu

(32)

44

3.Penilaian bersikap positif selama

proses pengerjaan finger

painting.

 Menilai proses pembelajaran.

 Menilai unjuk kerja dan kreativitas anak berkaitan

dengan pengembangan seni

melukis dengan jari (finger

painting).

 Pemberian tugas sebagai pelaksanaan kegiatan.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mnedapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,

berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari segi cara atau teknik

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan dapat dilakukan dengan

observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket),

dokumentasi dan gabungan keempatnya.

Data yang dikumpulkan oleh peneliti menggunakan tes dan observasi yang

dilakukan oleh peneliti berkolaborasi antara peneliti dengan guru kelas,

kepala sekolah dan peserta didik. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data, diantaranya:

1. Observasi

Observasi (Obsevation) atau pengamatana menurut Nana Syaodih

Sukmadinata (2013, hlm. 220) merupakan teknik atau cara pengumpulan

data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang

(33)

mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan

pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dst.

Nasution (dalam Sugiono, 2013, hlm. 310) menyatakan bahwa:

“ observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan

hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat di observasi dengan jelas.”

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara (Arikunto, 2010, hlm.

200), yang digunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu:

1. Observasi non-sistematis, yaitu yang dilakukan oleh pengamat,

dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.

2. Observasi sistematis, yaitu dilakukan oleh pengamat dengan

menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan

Tabel 3.7

Lembar Observasi Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan

Menggambar Melalui Seni Melukis Jari (Finger Painting)

Nama :

Kelompok :

No Keterampila Motorik Halus Anak Penilaian

PS DP BB

1 Anak dapat mencampur dua warna dengan

menggunakan tangannya.

2. Anak dapat mencampur lebih dari tiga warna

dengan menggunakan tangannya.

3. Anak dapat melukis secara acak dengan

menggunakan tangan kanan.

4. Anak dapat melukis secara acak dengan

menggunakan tangan kiri.

5. Anak dapat melukis secara acak dengan

(34)

46

bergantian dan berkesinambungan.

6. Anak dapat melukis secara acak dengan menjaga

kestabilan gerakan tangan kanan dan tangan kiri

dengan seimbang.

7. Anak dapat meniru bentuk vertikal dengan

jarinya.

8. Anak dapat meniru bentuk garis horizontal

dengan jarinya.

9. Anak dapat meniru bentuk garis miring dengan

jarinya.

10. Anak dapat meniru bentuk garis lengkung

dengan jarinya.

11. Anak dapat meniru bentuk garis zigzag

denganjarinya.

12. Anak dapat meniru bentuk garis gelombang

dengan jarinya.

13. Anak dapat meniru bentuk lingkaran dengan

jarinya.

14. Anak dapat meniru bentuk segitiga dengan

jarinya.

15. Anak dapat meniru bentuk bujur sangkar dengan

jarinya.

Skor

Total

Keterangan :

BB : Berkembang Baik (Anak mampu melakukan kegiatan mandiri

tanpa batuan guru)

DP : Dalam Proses (Anak mampu melakukan kegiatan dengan batuan

guru)

PS : Perlu Stimulasi (Anak belum mampu melakukan kegiatan sendiri

(35)

2. Wawancara

Wawancara atau interview (interview) merupakan salah satu teknik

pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif

kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Esterberg dalam Sugiono, 2013, hlm.

319) mengemukkan beberapa macam wawancara yaitu wawancara

terstruktur, semiterstruktu dan tidak terstruktur.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk dalam

kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas

bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara

jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka,

dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.

Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara

teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Dalam

Penelitian tindakan kelas ini wawancara akan dilakukan kepada kepala

sekolah dan guru untuk mengetahui sejauh mana keterampilan motorik

halus dalam kegiatan menggambar yang dilakukan di TK PGRI Sekar

Buana Pagerageung.Berikut dibawah ini merupakan instrumen pedoman

wawancara kepala sekolah:

Tabel 3.8

Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

No Aspek yang ditanyakan Hasil

Wawancara

1 Bagaimana program pembelajaran yang telah

dilaksanakan di TK PGRI Sekar Buana

Pagerageng selama ini dalam memfasilitasi

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik?

2 Dalam pengembangan keterampilan motorik

halus khususnya dalam kegiatan menggambar,

kegiatan apa saja yang telah dilakukan?

3 Upaya apa yang telah dilakukan untuk

guru-guru di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung

(36)

48

halus dalam kegiatan menggambar?

4 Selama ini pernahkan finger painting

digunakan guru-guru TK PGRI Sekar Buana

Pagerageung dalam upaya meningkatkan

keterampilan motorik halus dalam kegiatan

menggambar?

5 Selama ini adakah hambatan yang dialami oleh

guru-guru TK PGRI Sekar Buana Pagerageung

dalan kegiatan pembelajaran motorik halus

khususnya dalam kegiatan menggambar

melalui seni melukis jari?

6 Bagaiman cara guru mengevalusi hasil

pembelajaran peserta didik TK PGRI Sekar

Buana

Tabel 3.9

Pedoman Wawancara Guru Kelas

No Wawancara Hasil Wawancara

1 Dalam setiap pengembangan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan oleh Ibu,

menurut Ibu apakah penting menetapkan

tujuan pembelajaran? Apa alasannya?

2 Kegiatan apa yang pernah Ibu lakukan dalam

meningkatkan keterampilan motorik halus?

khususnya dalam kegiatan menggambar

3 Media apa saja yang pernah ibu sajikan dalam

meningkatkan keterampilan motorik halus

khususnya dalam kegiatan menggambar

anak? Apakah disesuaikan dengan

karakteristik dan prinsip belajar anak?

4 Selama ini dalam kegiatan pengembangan

(37)

menggambar, teknik dan media apa saja yang

pernah Ibu berikan?

5. Adakah hambatan atau kendala dalam

pembuatan media untuk meningkatkan

keterampilan motorik halus dalam kegiatan

menggambar?

6. Bagaiman cara Ibu mengalokasikan waktu

agar sesuai dengan tujuan pembelajaran “meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegitan menggambar?

7 Dengan program yang dilaksanakan, sejauh

mana keterampilan motorik halus dalam

kegitan menggambar selama ini?

8 Menurut Ibu, apakah penting mengevaluasi

pemebelajaran motorik halus dalam kegiatan

mengambar?

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang terjadi

selama proses kegiatan motorik halus dalam kegiatan menggambar

melalui seni melukis jari (finger painting). Dalam catatan lapangan

seluruh aktifitas yang ditampilakan peserta didik ketika melakukan

kegiatan motorik halus dalam kegiatan menggambar melalui seni melukis

jari (finger painting). Catatan lapangan ini diharapkan menjadi data yang

lengkap dalam memotret pelaksanaan seni melukis jari (finger painting)

dalam upaya meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan

(38)

50

Tabel 3.10

Format Catatan Lapangan

Tempat Penelitian :

Tanggal Penelitian :

Kegiatan yang diobservasi :

Siklus :

Hasil Catatan Lapangan

4. Dokumentasi

Dokumetasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang (Sugiyono, 2013, hlm. 329). Sementara

Sukmadinata (2013, hlm. 221) menyebutnya dengan studi dokumeter

(dokumentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen

tertulis, gambar, maupun elektronik.

Dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran yang

jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai

dari pengembangan seni melukis jari (finger painting) untuk

meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar

di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung. Dokumentasi dilakukan terhadap

data-data yang dimiliki oleh TK PGRI Sekar Buana Pagerageung dan

dokumen-dokumen lain yang menunjang penelitian.

F. Analisis Data

Nasution (dalam Sugiono, 2013, hlm. 334) menyatakan bahwa:

“ melakukan analisis adalah pekerjaanyang sulit, memerlukan kerja

(39)

Menurut Sugiono (2013, hlm. 335) analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis, data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumetasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ada dua jenis data

yang dapat dikumpulkan peneliti (Supardi 2010, hlm. 131)

1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisi

secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisi

statistik deskriptif. Misalnya mencari nilai rerata, prosentase

keberhasilan belajar dan lain-lain

2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat

yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat

pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan

atau sikap siswa tehadap motode pelajaran baru (efektif), aktivitas

siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar,

kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya dapat dianalisis

secara kualitatif.

Untuk menganalisi data agar lebih bermakna dan dapat dipahami,

maka langkah analisis data pada penelitian ini digunakan model interaktif

(Interative Model Analisis) dari Miles dan Huberman.

Menurur Matthew Miles dan Michael Huberman (Hopkins, 2011,

hlm. 237) mendeskripsikan model interaktif analisis data sebagaimana

berikut:

1. Reduksi data: reduksi data merujuk pada proses menyeleksi, memfokuskan, mensimplifikasi, mengabstraksikan, dan

mentransformasikan data ‘mentah’ yang muncul dalam catatan

-catatan lapangan tertulis. Ketika dilaksanakan pengumpulan data,

ada episode-episode lanjutan untuk mereduksi data (meringkas,

(40)

52

menulis memo). Dan proses mereduksi/transformasi data ini terus

berlangsung hingga laporan selesai di tulis. Dalam penelitian ini

proses dirangkum dengan 3 kategori penilaian yaitu:

1. PS (Perlu stimulasi)

2. DP (Dalam Proses)

3. BB (Berkembang Baik)

2. Tampilan data: tahap kedua dari aktivitas analisis adalah tampilan data. Kami mendefinisikan ‘tampilan’ sebagai penghimpunan informasi secara terorganisir yang memungkinkan kita menarik

kesimpulan dan melaksanakan tindakan. Melihat tampilan-tampilan

data membantu kita memahami apa yang terjadi dan melaksanakan

sesuatu-analisis atau tindakan lebih jauh yang didasarkan pada

pemahaman tersebut. Adapun dalam penelitian ini peneliti akan

memaparkan data deskripsi meliputi:

a. Siklus-siklus penelitian. Data dalam deskripsi ini disajikan

secara kontekstual siklus-siklus yang dilakukan. Dengan

demikian dalam penelitian ini dirinci data keseluruhan, setiap

siklus dan tahap disajikan dalam tabel dan grafik, guna

memudahkan dalam mengevalusi setiap tahapan.

b. Tabel, diagram dan grafik sangat baik digunakan untuk

penyajian data hasil observasi sehingga refleksi dapat

dilakukan dengan mudah.

c. Hasil-hasil otentik. Hasil otentik ini dapat digunakan untuk

memperoleh hasil otentik maka hasil penelitian ini disertai

foto-foto.

3. Penarikan kesimpulan/verivikasi: tahap ke tiga dalam analisis data adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari tahap awal

pengumpulan data, [guru peneliti] mulai menelusuri makna-makna

dari data yang diperoleh, mencatat rutinitas, pola-pola,

penjelasn-penjelasn, konfigurasi-konfigurasi, aliran-aliran kausatif, dan

proposisi-proposisi. Peneliti yang kompeten akan terus menjaga

(41)

skeptisime, tetapi kesimpulan-kesimpulan tersebut masih disana,

yang masih baru dan tidak jelas pada awalnya, kemudian semakin

eksplisit dan terorganisir.

Untuk memperjelas tentang peningkatan keterampilan motorik

halus dalam kegiatan menggambar yang dikuasai peserta didik TK PGRI

Sekar Buana Pagerageung sebelum dan sesudah penelitian tindakan

kelas, dalam menarik kesimpulan peneliti menghitung dengan melakukan

perhitungan :

P = persentase

K = jumlah kategori

N = jumlah item x jumlah anak total menjadi 225 K

(42)

96

BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tetang meningkatkan keterampilan

motorik halus dalam kegiatan menggambar melalui seni melukis jari di TK

PGRI Sekar Buana Pagerageung, peneliti dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Kondisi awal keterampilan motorik halus dalam kegiatan

menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pageregeung untuk tahun

pelajaran 2014/2015 dikategorikan masih rendah. Hal ini dibuktikan

dengan 12 anak dari 15 orang anak masih belum bisa

mengkordinasikan antara mata dengan tangan seperti meniru

macam-macam garis diantaranya garis vertikal & horizontal, garis

miring, lengkung, apalagi meniru garis zigzag dan gelombang,

begitu pula dalam meniru bentuk segitiga dan persegi panjang

mereka masih perlu stimulus dari guru. Pada kategori dalam proses

(DP) ada 3 orang anak dari 15 orang anak, anak mampu meniru

berbagai macam garis dan bentuk sederhana dengan bimbingan dan

motivasi guru. Anak yang dikategorikan berkembang baik (BB)

belum ada. Hal ini terjadi karena selain kesempatan yang di berikan

kepada anak sangat sedikit karena guru hanya fokus untuk

meningkatkan keterampilan menulis angka dan hurup saja sesuai

tuntutan orang tua dan guru SD yang mengharuskan calon peserta

didik SD sudah mampu membaca dan menulis, media

pengembangan keterampilan motorik halus pun kurang bervariasi.

Faktor lainnya adalah pengelolaan siswa dan pengelolaan kelas yang

belum maksimal.

2. Tindakan melukis jari (finger painting) dilakukan dalam dua siklus

dan setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan. Pada siklus I dan

tindakan I kegiatan melukis jari (finger painting) belum maksimal.

(43)

mampu melayani anak dengan maksimal, baik secara kelompok

maupun individu sehingga rasa ingin tahu anak dan ekplorasinya

tidak terlayani dengan maksimal kecuali ada beberapa anak yang

pernah mengikuti kegaitan finger painting pada tahun ajaran

sebelumnya seperti NAD tidak telihat canggung lagi. Pada siklus I

tindakan II, anak minat dan atusian anak yang cukup tinggi untuk

melakukan kegiatan,walaupun stimulus dan layanan yang di berikan

oleh guru tidak maksimal karena guru secara bergiliran melakukan

PKG, tetapi karena minat dan rasa ingin tahunya tinggi, warna-warni

cat yang menarik, sehingga kegiatan finger painting ini sangat di

sukai anak.

3. Peningkatan keterampilan motorik halus dalam kegiatan

menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung setelah

pelaksanaan kegiatan seni melukis jari (finger painting) di TK PGRI

Sekar Buana Pagerageung. Kategori berkembang baik (BB) pada

kondisi awal 0% meningkat pada akhir siklus I menjadi 11,56% dan

meningkat cukup signifikan pada akhir siklus II menjadi 60,96%.

Kategori dalam proses (DP) kondisi awal 20% meningkat menjadi

45,34% pada akhir siklus I dan 34,67% pada akhir siklus II. Pada

kategori perlu stimulus (PS) dari kondisi awal 80% anak pada

kategori ini, pada akhir siklus I meningkat menjadi 43,12% dan

menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan hampir mendekati

76,44% peningkatannya jika dibandingkan dengan kondisi prasiklus

menjadi 3,56% pada akhir siklus II

B. Implikasi dan Rekomendasi

Mengacu pada hasil penelitian, peneliti akan mengemukakan

beberapa implikasi dan rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan

masukan bagi pihak-pihak terkait dengan pendidikan anak usia dini.

(44)

98

1. Bagi anak

a. Anak dapat meningkatkan keterampilan motorik halus dalam

kegiatan menggambar sejak dini melalui kegiatan seni melukis

jari (finger painting).

b. Kegiatan finger painting dapat menumbuhkan kepercayaan diri

anak, kemadirian anak dan disiplin pada anak.

c. Kegiatan finger painting meningkatkan kreativitas dan estetis

anak, ketelitian dan kerapian anak dalam menggambar.

d. Anak dapat meningkatkan keterampilan sosial, seperti

bekerjasama, mau berbagi, bangga dengan karya sendiri dan

menghargai hasil karya orang lain.

2. Bagi Guru

a. Menyajikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi

anak dengan berbagai media untuk meningkatkan keterampilan

motorik halus anak dalam menggambar sesuai dengan tahap

perkembangan dan prinsip belajar anak.

b. Berikan kesempatan yang luas kepada anak untuk

mengembangkan ide dan gagasannya dalam setiap lingkup

pengembangan karena anak pembelajar yang aktif

c. Menambah pengetahuan tentang cara atau media pembelajaran

dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak.

3. Bagi Sekolah

a. Laksanakan parenting agar pemahaman orang tua tentang

keterampilan motorik halus pada anak tidak terbatas pada

kemampuan anak dalam menulis angka dan hurup saja.

b. Mengaplikasikan ilmu untuk meningkatkan kualitas pendidikan

anak usia dini dalam meningkatkan keterampilan motorik halus

dalam kegiatan menggambar anak.

4. Bagi Para Peneliti Berikutnya

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi perbandingan sekaligus

landasan bagi peneliti berikutnya baik berhubungan dengan

(45)

pelaksanaa seni melukis jari (finger painting) ataupun penelitian

lainya.

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan memang masih rendah,

tetapi kegiatan seni melukis jari (finger painting) dalam meningkatkan

keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar anak

menunjukan hasil perubahan yang cukup, dalam proses pembelajaran

khusunya dalam mencampur warna dan meniru macam-macam garis (garis

vertikal, horizontal, miring, lengkung, zigzag dan gelombang) dan bentuk

sederhana seperti lingkaran, segitiga dan lingkaran. Dengan keberhasilan

tersebut kegiatan seni melukis jari (finger painting) dapat dilaksanakan di

(46)

Ristiany, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, dkk. (2009). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktis. Jakarta:

Rineka Cipta

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan kebudayaan dan

Penjamin Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP). (2014). Pendidikan

anak usia dini. Bandung: UPI Press.

Budiman, N. (2012). Perkembangan peserta didik. Bandung: UPI Press.

Cooper, Carol dkk. 2009. Your child by year, penerjemaah Nadia Lestari

(Ensiklopedia perkembangan anak). Jakarta: Erlangga.

Depatemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang RI no. 20 tahun 2003.

Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Citra Umbara.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Pedoman pembelajarna bidang

pengembangan seni di taman kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). (2008). Pengembangan

kemampuan motorik halus di taman kanak-kanak. Jakarta: Ditjen Mendikdasmen Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan

Sekolah Dasar.

Dewi, K. N, (2014). Meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk

geometri melalui penggunaan lotto bentuk dan warna. Bandung: Skripsi UPI.

Hopkins. (2011). A teacher’s guide to classroom research (edisi keempat), alih

bahasa: Ahcmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hurlock. (1978). Perkembangan anak jilid 1 (five ed), alih bahasa: dr. Med.

Meitasari tjandras, Dra. Muslichah Zakasih Jakarta: Erlangga.

Hurlock. (1991). Psikologi perkembangan anak (sixed). alih bahasa:Dra.

Istiwidayanti, Dra. Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Makmun, S.A. (2012). Psikologi kependidikan. Perangkat sistem pengajaran

modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(47)

Moeslichatoen. (2004). Metode pengajaran di taman kanak-kanak. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Mulyasa. (2012). Manajemen paud. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nugroho, Jo. (2012, Juni). Tentang finger painting. Pelangi IGTKI. ISSN

1340329.1.Hal 50.

Nurihsan, J. & Agustin, M. (2011).Penilaian perkembangan anak usia dini.

Bandung: PT Rafika Aditama.

Pekerti, W. (2008). Metode pengembangan seni. Jakarta. Universitas Terbuka.

Pamadhi, H. & Sukardi, S. (2010). Seni keterampilan Anak. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional. (2010). Standar pendidikan anak usia

dini. Jakarta: Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementerian

Pendidikan Nasional.

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Tentang kurikulum 2013

pendidikan anak usia dini.Jakarta: Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Rengganis, Ira. 2012. Hand out, catatan kuliah, Pendidikan seni rupa, UPI,

Bandung.

Rahayu, A. S. (2013). Efektivitas kegiatan melukis dengan jari (finge painting)

dalam meningkatkan keterampilan menulis anak taman kanak-kanak. [online]. Diakses http://www.

Repository.upi.edu/2817/1/S_PAUD_0604370_title.Pdf.

Samsudin. (2005). Pengembangan motorik di taman kanak-kanak. Jakarta: UNJ.

Santrock. (2002). Life-span development (edisi kelima), alih bahasa: Chusairi

Ahmad. Damanik,Juda Jakarta: Erlangga.

Sari, K. E. (2012). Peningkatan perkembangan motorik halus anak melalui

kegiatan kolase dari bahan bekas. [Online] Diakses dari http//www.ejournal.unp.ac.id/index.php/paud/article/.../1389

Sugiyono. (2013). Metode penelitiab pendidikan: pendekatan kuantitatif,

(48)

Ristiany, 2015

Sukmadinata, (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sumantri. (2005). Model pengembangan keterampilan motorik anak usia

dini.Jakarta Depdiknas.

Sumanto. (2005). Pengembangan kreativitas seni rupa anak tk. Jakarta:

Depdiknas.

Susilana, R. 2012. Hand out, catatan kuliah, Statistik penelitian 1. UPI

Bandung.

Suyanto & Jihad, A. (2013). Guru profesional. strategi meningkatkan kualifikasi

dan kualitas guru di era global. Jakarta: Esensi, devisi Penerbit Erlangga.

Wahyudin,U. & Agustin,M. (2011). Penilaian perkembangan anak usia dini.

Bandung: PT Rafika Aditama.

Wiyani, A. N. (2014). Psikologi perkembangan anak usia dini. Yogyakarta:

Gava Media.

Gambar

Tabel 3.1 Indikator Perkembangan Anak Usia Dini (5-6 tahun)
Tabel 3.2 Uraian Kompetensi Dasar untuk Kempetensi Inti
Tabel 3.3 Indikator Perkembangan Anak Usia Dini (5-6 tahun)
Gambar kepala besar, kaki dikepala
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan menggambar anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Dharma Wanita 2 Patihan.Jenis penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia 3-4 tahun melalui kegiatan finger painting di Pos Paud Mekar Lestari Pokak, Ceper, Klaten

membentuknya motorik halus anak salah satunya dengan melakukan kegiatan pembelajaran Finger Painting yang diterapkan dalam kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar,

Terdapat pengaruh yang signifikan antara finger painting terhadap kemampuan motorik halus dalam kegiatan menggambar anak usia 5-6 tahun di TK Falmboyant

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan , maka secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik halus

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penanganan anak tuna rungu wicara dalam perkembangan motorik halus melalui kegiatan menggambar kelompok B SLB-B

Abstrak: Penelitian ini bertujuan 11) Untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak usia 4 ± 5 tahun di PAUD Afifah Marpoyan Damai Pekanbaru sebelum penerapan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik halus