739
PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN
MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B
TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU
Arni Anggriyani1
ABSTRAK
Pengembangan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata, serta tangan yang berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari-jari tangan. Salah satu kegiatan yang meningkatkan motorik halus pada anak yaitu kegiatan menggambar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan motorik halus pada anak di TK Bungamputi, untuk mengetahui penerapan kegiatan menggambar di TK Bungamputi, dan untuk mengetahui adakah peranan kegiatan menggambar dalam meningkatkan motorik halus anak di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui lembar pengamatan, pemberian tugas, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan ada tiga aspek dalam mengembangkan motorik halus anak yakni kelenturan, gerakan mengoles warna, dan menggambar sesuai bentuk. Dilihat dari hasil pengamatan pada aspek kelenturan terjadi peningkatan yaitu 45,55% anak kategori BSB, 28,89% anak kategori BSH, 13,33% anak kategori MB, dan 12,22% anak yang termasuk kategori BB. Gerakan mengoles warna terjadi peningkatan yaitu terdapat 25,55% anak kategori BSB, 15,55% anak kategori BSH, 42,23% anak kategori MB, dan 16,66% anak yang termasuk kategori BB. Menggambar sesuai bentuk terjadi peningkatan yaitu terdapat 28,88% anak kategori BSB, 28,89% anak kategori BSH, 26,66% anak kategori MB, dan 15,56% anak yang termasuk kategori BB. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan kegiatan menggambar dapat meningkatkan motorik halus anak di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu.
Kata Kunci: Kegiatan Menggambar, Motorik Halus
PENDAHULUAN
Anak memerlukan kegiatan yang menyenangkan dalam proses pembelajaran. Bagi
anak, bermain merupakan sarana belajar bagi mereka. Bermain merupakan proses
mempersiapkan diri untuk memasuki dunia selanjutnya dan merupakan cara untuk
mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak seperti aspek kognitif, sosial, emosi,
1Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
740
dan fisik. Melalui kegiatan bermain dengan menggunakan alat permainan, anak terstimulasi
untuk berkembang dengan baik perkembangannya.
Melalui bermain, gerakan motorik anak akan senantiasa terlatih dengan baik.
Peningkatan keterampilan motorik seorang anak akan berdampak positif pada aspek
perkembangan yang lain pula. Bagi anak usia prasekolah, gerakan-gerakan fisik tidak
sekedar penting untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan fisik, melainkan juga
dapat berpengaruh positif terhadap semua kemampuan yang dimiliki oleh anak. Menurut
Husen dkk (2002: 10) menyatakan bahwa: Anak usia dini berada pada masa lima tahun
pertama yang disebut the golden years, masa ini merupakan masa emas perkembangan
anak”. Anak pada usia tersebut mempunyai potensi demikian besar untuk mengoptimalkan
segala aspek perkembangannya, termasuk perkembangan keterampilan motoriknya. Artinya
perkembangan keterampilan motorik sebagai perkembangan unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh. Terdapat hubungan yang paling mempengaruhi antara kebugaran
tubuh, keterampilan motorik dan control motorik. Kerampilan motorik anak usia dini tidak
akan berkembang tanpa adanya kemantangn control motorik, control motorik tidak akan
optimal tanpa kebugaran tubuh, kebugaran tubuh tidak akan tercapai tanpa latihan fisik.
Perlu diketahui bahwa kemampuan motorik halus sangat penting karena berpengaruh
pada segi pembelajaran lainnya. Dalam perkembangan anak, biasanya kemampuan motorik
kasar lebih dahulu berkembang daripada kemampuan motorik halus. Hal ini terbukti ketika
anak sudah dapat berjalan dengan menggunakan otot-otot kakinya, kemudian anak baru
mampu dapat mengontrol tangan dan jari-jarinya untuk menggambar atau menggunting.
Keterampilan motorik halus pada umumnya memerlukan jangka waktu yang relatif lama
untuk penyesuaiannya. Hal ini merupakan suatu proses bagi seorang anak untuk
mencapainya. Maka diperlukan intensitas kegiatan yang syarat untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus. Kemampuan motorik halus yang dimiliki setiap anak berbeda.
Ada yang lambat dan ada pula yang sesuai dengan perkembangan tergantung pada
kematangan anak. Namun sebaiknya selaku pendidik atau orang tua hendaknya mengetahui
permasalahan dan memberikan solusi bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus
pada anak.
Salah satu yang dapat meningkatkan motorik halus anak, yaitu kegiatan menggambar.
Melalui kegiatan menggambar anak mampu mengekspresikan diri dan berkreasi dengan
berbagai gagasan, imajinasi, dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya
seni. Kemudian dalam hasil belajar anak, diharapkan agar dapat menggambar sederhana
741
media tersebut motorik halus anak dapat ditingkatkan. Menggambar sebagai salah satu
bentuk seni yang diberikan pada anak usia dini. Aktivitas menggambar dimaknai untuk
membentuk dan mengembangkan kepribadian anak agar kemampuan logika dan emosinya
tumbuh berkembang dengan seimbang. Seperti yang diungkapkan oleh Indarti (2005: 4)
bahwa dengan menggambar anak bisa mengeluarkan ekpresi dan imajinasinya tanpa batas.
Pada proses inilah anak dapat mengembangkan gagasan, menyalurkan emosinya,
menumbuhkan minat seni dan kreativitasnya. Kemudian menurut Rohidi (2000: 122)
menggambar adalah kegiatan-kegiatan mebentuk imajinasi dengan menggunakan banyak
pilihan tehnik dan alat. Bisa pula menggambar mempunyai arti membuat tanda-tanda
tertentu diatas permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar. Lebih lanjut menurut
Indarti (2005: 67) menggambar dapat merefleksikan kebutuhan jiwa dan fisiknya (gerakan
tangan) sehingga begitu banyak manfaat dari menggambar. Secara leluasa anak dapat
memilih media yang akan dipakai, sehingga melalui menggambar mereka mempunyai
kesepakatan bereksplorasi terhadap media tersebut.
Adapun penelitian yang relevan dalam penelitian ini. Theresia Suwarni (2013).
Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Metode Pemberian Tugas di
Kelompok B TK Karuna Dipa. Ririn (2012). Peranan Melipat Kertas Terhadap Motorik
Halus Anak di TK Merah Putih Kecamatan Palu Barat. Alur kerangka pemikiran pada
penelitian ini dilihat dari hasil pengamatan awal terdapat masalah yaitu motorik halus yang
belum berkembang seperti kelenturan,gerakan mengoles warna dan menggambar sesuai
bentuk anak-anak belum bisa menggambar gunung, bunga, pohon. Penyebab masalah
berupa media atau metode yang digunakan oleh guru kurang tepat dan tidak sesuai untuk
meningkatkan motorik halus anak.
Oleh karena itu, peneliti mencoba mencari cara memecahkan masalah tersebut dengan
memberi motivasi, dorongan yang dapat memunculkan minat anak terhadap kegiatan
tersebut. Anak dilatih memegang pensil dengan metode yang benar ketika membuat suatu
gambar, mewarnai atau memulas dengan menggunakan krayon atau kuas, sehingga dapat
meningkatkan kelenturan jari jemari anak. Aspek-aspek tolak ukur motorik halus penelitian
ini yaitu kelenturan, gerakan mengoles warna, menggambar sesuai bentuk. terdapat
kesimpulan bahwa ada peranan kengiatan menggambar dalam meningkatkan motorik halus
pada anak dikelompok B2 TK Bungamputi DWP UNTAD Palu, ada beberapa rekomendasi
742
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di TK Bungamputi DWP UNTAD Palu, dengan subyek
penelitian seluruh anak di kelompok B yang berjumlah 16 anak. Variabel penelitian terdiri
dari motorik halus dan kegiatan menggambar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi, pemberian
tugas, dan dokumentasi. Data akan diolah dengan menggunakan teknik persentase, hasil
olahan tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Rumus yang digunakan dari
Anas Sudjiono (1997:40), untuk menganalisis data yang dikumpulkan secara persentase,
sebagai berikut:
� = �
N x 100%
Keterangan : P = Persentase
f = Jumlah jawaban dari masing-masing alternatif N = Jumlah responden
BSB: Berkembang Sangat Baik MB: Mulai Berkembang
BSH: Berkembang Sesuai Harapan BB : Belum Berkembang
Sesuai tabel 1, dapat dilihat bahwa dari 15 anak didik yang menjadi subjek penelitian
di Kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu. Hasil persentase rata-rata pada aspek
kelenturan, terdapat 45,55% dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 28,89%
dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 13,33% dalam kategori Mulai
743
Sesuai tabel 2, dapat dilihat bahwa dari 15 anak didik yang menjadi subjek penelitian
di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu. Hasil persentase rata-rata pada aspek
gerakan mengoles warna, terdapat 25,55% dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB),
ada 15,55% dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 42,23% dalam
kategori Mulai Berkembang (MB), dan 16,66% dalam kategori Belum Berkembang (BB).
3. Menggambar Sesuai Bentuk
Sesuai table 3, dapat dilihat bahwa dari 15 anak didik yang menjadi subjek penelitian
di Kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu. Hasil persentase rata-rata pada aspek
menggambar sesuai bentuk, terdapat 28,88% dalam kategori Berkembang Sangat Baik
(BSB), ada 28,89% dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 26,66% dalam
kategori Mulai Berkembang (MB), dan ada 15,56% dalam kategori Belum Berkembang
744
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada anak di Kelompok B TK
Bungamputi DWP UNTAD Palu, berikut ini gambaran dari masing-masing variabel dan
aspek-aspek yang diamati.
1. Kegiatan Menggambar
Menggambar sebagai salah satu bentuk seni yang diberikan pada anak usia dini.
Aktivitas menggambar dimaknai untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian
anak agar kemampuan logika dan emosinya tumbuh berkembang dengan seimbang.
Sesuai dengan pendapat Rohidi (2000: 120) bahwa dunia seni adalah dunia imajinasi,
maka sudah pada tempatnya apabila anak menceritakan imajinasinya itu kedalam bentuk
suatu karya seni yaitu dengan menggambar.
2. Motorik Halus
Zulkifli L (1987: 45) keterampilan motorik yaitu segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh dalam perkembangan motorik, unsur-unsur
ialah otot, saraf. Dan otot ketiga unsure itu melaksanakan masing-masing perannya
secara “interkasi posotif” artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi
motorik yang lebih sempurna. Menurut Hirmaningsinh (2010:100) Kemampuan motorik
halus anak adalah kemampuan seorang anak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian. Semakin muda usia anak
semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk berkonsentrasi pada kegiatan yang berkaitan
dengan kemampuan motorik halus.
3. Peranan Kegiatan Menggambar Dalam Meningkatkan Motorik Halus
Motorik halus anak adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih. Misalnya kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret,
menyusun balok, menggunting, menulis, menggambar, dan sebagainya. Sujiono, dkk
(2007: 37) menyatakan bahwa : koordinasi gerak halus antara tangan dan mata
dikembangkan melalui permainan seperti membentuk dengan tanah liat plastisin,
menggambar, mewarnai dan menggunting. Kemampuan gerak motorik halus akan
745
merupakan gerakan halus lain yang dapat melatih kemampuan melihat ke arah kanan dan
kiri.
Keadaan ini sesuai dengan penelitian Sumantri (2005: 144) bahwa motorik halus
penting karena ini nantinya akan dibutuhkan anak dari segi akademis. Kegiatan akademis
tersebut seperti menulis, menggunting, menjiplak, mewarnai, melipat, menarik garis dan
menggambar. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyanto (2006:320) bahwa penguasaan
motorik halus penting bagi anak, karena seiring makin banyak keterampilan motorik
yang dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosial yang dapat dilakukan anak serta
semakin baik prestasi di sekolah.Ada tiga aspek yang diamati dalam meningkatkan
motorik halus melalui kegiatan menggambar, sebagai berikut:
1. Kelenturan
Menggambar sebagai salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan
motorik halus anak yang melibatkan otot, syaraf,otak, dan jari jemari tangan. Ketika
menggambar, jari jemari tangan anak dilatih kelentuannya sehingga dapat memegang
pensil dengan benar. Melihat dari hasil pengamatan pada minggu pertama, pihak guru
perlu membimbing anak dengan metode dalam menggambar dan motivasi agar
kelenturan tangan mereka saat menggambar lebih berkembang. Setelah dilakukannya
pengamatan kembali, pada minggu keenam yang masuk kategori Berkembang Sangat
Baik terdapat 10 anak (60,67%), hal ini di dukung karena sebelumnya anak-anak
sudah diberikan bimbingan serta latihan untuk kelenturan jari-jari tangan mereka
ketika menggambar. Terdapat 2 anak (13,33%) untuk kategori Berkembang Sesuai
Harapan, terdapat 2 anak (13,33%) untuk kategori mulai Berkembang, dan hanya
terdapat 1 anak (6,67%) pada kategori Belum Berkembang. Hal ini disebabkan karena
nak tersebut tidak senang dengan kegiatan menggambar sehingga membuatnya
merasa enggan melatih jari tangannya agar lentur.
2. Gerakan mengoles warna
Gambar adalah tergolong jenis karya seni rupa dua dimensi artinya hanya
memiliki permukaan yang ditentukan oleh ukuran panjang dan lebar. Oleh karena itu,
gambar dapat dituangkan pada bahan-bahan yang berkarakter memiliki permukaan,
baik permukaan datar maupun melengkung. Melalui menggambar anak dapat
merekfleksikan kebutuhan jiwa dan fisiknya (gerakan tangan) yang dapat dituangkan
746
Segala sesuatu yang ada hubungan dengan gerakan-gerakan tubuh, dalam hal ini
otot, syaraf dan otak merupakan bagian dari motorik. Keterampilan motorik anak
merupakan kemampuan seorang anak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian, salah satunya melalui
gerakan mengoles warna pada gambar. Gerakan ini dapat merangsang jari jemaria
anak untuk lebih terampil dan dapat meningkatkan motorik halus anak.
Melihat dari hasil pengamatan pada minggu pertama yang masih kurang baik
guru perlu memberikan bimbingan dan latihan yang intensif yang berkaitan dengan
pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian. Setelah dilakukan
pengamatan kembali pada minggu keenam yang masuk kategori Berkembang Sangat
Baik terdapat 6 anak (40,00%), hal ini didukung karena adanya bimbingan dan latihan
yang intesif sehingga anak dapat memusatkan perhatiannya ketika mengoles warna
sedangkan untuk kategori Berkembang Sesuai Harapan terdapat 4 anak (26,67%), 4
anak (26,67%) yang masuk kategori Mulai Berkembang, nilai tersebut menunjukkan
masih adanya anak yang belum fokus ketika menggerakkan tangannya saat mewarnai
dan menggambar meskipun hasilnya sudah mulai bagus. Dan terdapat 1 anak (6,67%)
pada kategori Belum Berkembang, ini karena anak tersebut tidak dapat memusatkan
perhatiannya ketika guru membimbing dan melatih tangan anak tersebut untuk
bergerak mengoles warna. Dari hasil tersebut, mengalami peningkatan terhadap
motorik halus anak pada kegiatan menggambar. Hal tersebut membuktikan bahwa
dengan bimbingan dan latihan gerakan mengoles warna secara intensif dapat
meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
3. Menggambar sesuai bentuk
Kata menggambar atau kegiatan menggambar dapat diartikan sebagai
memindahkan satu atau beberapa objek ke atas bidang gambar tanpa melibatkan
emosi, perasaan dan karakter penggambarnya. Pemindahan ini dalam pengertian
pemindahan bentuk atau rupa dengan memperkecil atau memperbesar ukuran
keseluruhan yang untuk kepentingan tertentu dapat juga mempergunakan skala
perbandingan (perbandingan ukuran) secara akurat. Hasil gambarnya menunjukkan
kreativitas maupun keterampilan penggambar dalam menampilkan ketepatan bentuk
maupun jenis benda yang digambar. Di Taman Kanak-kanak ini menggambar sesuai
747
menggambar sesuai pola yang telah diajarkan oleh guru tanpa dilihat dari ukuran
maupun hasil gambarnya yang tepat seperti keadaan benda yang sebenarnya.
Melihat dari hasil pengamatan pada minggu pertama yang masih kurang
maksimal. Maka guru perlu memaksimalkan motivasi, bimbingan dan latihan yang
dapat memunculkan minat anak. Guru juga perlu menguasai teknik menggambar
sesuai bentuk yang menyenangkan sehingga membuat anak lebih tertarik lagi belajar
menggambar dan menghasilkan karya yang terbaik. Adapun hasil yang diperoleh
setelah dilakukannya pengamatan kembali pada minggu keenam yang masuk kategori
Berkembang Sangat Baik terdapat 6 anak (40,00%), ini karena beberapa anak tertarik
menghasilkan gambar yang indah dengan menggambar sesuai bentuk yang diajarkan
oleh guru, dan sering melakukan latihan-latihan menggambar demi mengasah
kemampuan mereka.
Sedangkan, untuk kategori Berkembang Sesuai Harapan terdapat 5 anak
(33,33%), ini karena guru selalu membimbing anak-anak tersebut, yang memiliki
kemauan untuk belajar menggambar sesuai bentuk agar tetap semangat. Terdapat 2
anak (13,33%) yang masuk kategori Mulai Berkembang, dan terdapat 2 anak
(13,33%) pada kategori Belum Berkembang. Dengan demikian, jelaslah bahwa
kegiatan menggambar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di
Kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peranan kegiatan menggambar
dalam meningkatkan motorik halus anak di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD
Palu, maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Kemampuan motorik halus anak di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu
dengan kegiatan menggambar yang menerapkan aspek kelenturan yaitu yang masuk
kategori BSB terdapat 10 anak (60,67%), terdapat 2 anak (13,33%) untuk kategori BSH,
terdapat 2 anak (13,33%) untuk kategori MB, dan terdapat 1 anak (6,67%) pada kategori
BB. Aspek gerakan mengoles warna yang masuk kategori BSB terdapat 6 anak
(40,00%), sedangkan untuk kategori BSH terdapat 5 anak (33,33%), 2 anak (13,33%)
yang masuk kategori MB, dan terdapat 2 anak (13,33%) pada kategori BB. Aspek
menggambar sesuai bentuk yang masuk kategori BSB terdapat 6 anak (40,00%),
sedangkan untuk kategori BSH terdapat 4 anak (26,67%), 4 anak (26,67%) yang masuk
748
2) Kegiatan menggambar di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu menerapkan
aspek kelenturan 66,67%, aspek gerakan mengoles warna 40%, dan aspek menggambar
sesuai bentuk 40%.
3) Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa ada peranan kegiatan
menggambar dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Hal ini dapat dilihat
setelah anak melakukan beberapa latihan, terjadi peningkatan kemampuan motorik halus
anak pada setiap kategori berkembang sangat baik untuk masing-masing aspek yang
diamati.
Dari hasil penelitian dan analisis data serta kesimpulan, maka peneliti menyarankan
sebagai berikut:
1) Bagi Guru, khususnya di Kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu disarankan
agar berupaya semaksimal mungkin untuk dapat memberikan bimbingan serta motivasi
pada anak agar mampu mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan,
imajinasi, dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni, khususnya
pada kegiatan menggambar.
2) Bagi peniliti lain, dapat dijadikan acuan sebagai referensi untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dan dapat mengembangkan motorik halus anak melalui metode dan media
yang lain.
3) Bagi Anak, mendorong anak untuk lebih mengasah bakat atau keterampilan motorik
halusnya ketika menggambar.
4) Bagi Kepala Taman Kanak-kanak, hendaknya mampu menyediakan alat peraga yang
mampu menunjang perkembangan anak, dalam pembelajaran guru harus mampu
menciptakan srategi pembelajaran agar anak tidak bosan dalam proses pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan dapat dijadikan bahan referensi bagi sekolah
dalam rangka mengefektifkan pembinaan.
DAFTAR PUSTAKA
Husen, ali dkk. (2002). Model Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Dini. Jakata: Direktorat olah raga masyarakat.
Hirmaningsih .(2010). Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Indarti. (2005). Dinamika dalam Psikologi Anak, jilid I. Jakarta: Erlangga.
Ririn. (2012). Peranan Melipat Kertas Terhadap Motorik Halus Anak di TK Merah Putih
749
Rohidi. (2009). Seni Dan Kreativitas Manusia Tiada Batas. Jakarta: Dua Press.
Sugiyanto. (2006). Perkembangan Fisik Motorik. Jakarta: Rajawali Pers.
Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.