• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Kegiatan Menggambar dalam Meningkatkan Motorik Halus pada Anak di Kelompok B TK Bungamputi DWP Untad Palu | Anggriyani | Bungamputi 3297 10237 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Kegiatan Menggambar dalam Meningkatkan Motorik Halus pada Anak di Kelompok B TK Bungamputi DWP Untad Palu | Anggriyani | Bungamputi 3297 10237 1 PB"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

739

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN

MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B

TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

Arni Anggriyani1

ABSTRAK

Pengembangan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata, serta tangan yang berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari-jari tangan. Salah satu kegiatan yang meningkatkan motorik halus pada anak yaitu kegiatan menggambar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan motorik halus pada anak di TK Bungamputi, untuk mengetahui penerapan kegiatan menggambar di TK Bungamputi, dan untuk mengetahui adakah peranan kegiatan menggambar dalam meningkatkan motorik halus anak di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui lembar pengamatan, pemberian tugas, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan ada tiga aspek dalam mengembangkan motorik halus anak yakni kelenturan, gerakan mengoles warna, dan menggambar sesuai bentuk. Dilihat dari hasil pengamatan pada aspek kelenturan terjadi peningkatan yaitu 45,55% anak kategori BSB, 28,89% anak kategori BSH, 13,33% anak kategori MB, dan 12,22% anak yang termasuk kategori BB. Gerakan mengoles warna terjadi peningkatan yaitu terdapat 25,55% anak kategori BSB, 15,55% anak kategori BSH, 42,23% anak kategori MB, dan 16,66% anak yang termasuk kategori BB. Menggambar sesuai bentuk terjadi peningkatan yaitu terdapat 28,88% anak kategori BSB, 28,89% anak kategori BSH, 26,66% anak kategori MB, dan 15,56% anak yang termasuk kategori BB. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan kegiatan menggambar dapat meningkatkan motorik halus anak di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu.

Kata Kunci: Kegiatan Menggambar, Motorik Halus

PENDAHULUAN

Anak memerlukan kegiatan yang menyenangkan dalam proses pembelajaran. Bagi

anak, bermain merupakan sarana belajar bagi mereka. Bermain merupakan proses

mempersiapkan diri untuk memasuki dunia selanjutnya dan merupakan cara untuk

mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak seperti aspek kognitif, sosial, emosi,

1Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

(2)

740

dan fisik. Melalui kegiatan bermain dengan menggunakan alat permainan, anak terstimulasi

untuk berkembang dengan baik perkembangannya.

Melalui bermain, gerakan motorik anak akan senantiasa terlatih dengan baik.

Peningkatan keterampilan motorik seorang anak akan berdampak positif pada aspek

perkembangan yang lain pula. Bagi anak usia prasekolah, gerakan-gerakan fisik tidak

sekedar penting untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan fisik, melainkan juga

dapat berpengaruh positif terhadap semua kemampuan yang dimiliki oleh anak. Menurut

Husen dkk (2002: 10) menyatakan bahwa: Anak usia dini berada pada masa lima tahun

pertama yang disebut the golden years, masa ini merupakan masa emas perkembangan

anak”. Anak pada usia tersebut mempunyai potensi demikian besar untuk mengoptimalkan

segala aspek perkembangannya, termasuk perkembangan keterampilan motoriknya. Artinya

perkembangan keterampilan motorik sebagai perkembangan unsur kematangan dan

pengendalian gerak tubuh. Terdapat hubungan yang paling mempengaruhi antara kebugaran

tubuh, keterampilan motorik dan control motorik. Kerampilan motorik anak usia dini tidak

akan berkembang tanpa adanya kemantangn control motorik, control motorik tidak akan

optimal tanpa kebugaran tubuh, kebugaran tubuh tidak akan tercapai tanpa latihan fisik.

Perlu diketahui bahwa kemampuan motorik halus sangat penting karena berpengaruh

pada segi pembelajaran lainnya. Dalam perkembangan anak, biasanya kemampuan motorik

kasar lebih dahulu berkembang daripada kemampuan motorik halus. Hal ini terbukti ketika

anak sudah dapat berjalan dengan menggunakan otot-otot kakinya, kemudian anak baru

mampu dapat mengontrol tangan dan jari-jarinya untuk menggambar atau menggunting.

Keterampilan motorik halus pada umumnya memerlukan jangka waktu yang relatif lama

untuk penyesuaiannya. Hal ini merupakan suatu proses bagi seorang anak untuk

mencapainya. Maka diperlukan intensitas kegiatan yang syarat untuk meningkatkan

kemampuan motorik halus. Kemampuan motorik halus yang dimiliki setiap anak berbeda.

Ada yang lambat dan ada pula yang sesuai dengan perkembangan tergantung pada

kematangan anak. Namun sebaiknya selaku pendidik atau orang tua hendaknya mengetahui

permasalahan dan memberikan solusi bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus

pada anak.

Salah satu yang dapat meningkatkan motorik halus anak, yaitu kegiatan menggambar.

Melalui kegiatan menggambar anak mampu mengekspresikan diri dan berkreasi dengan

berbagai gagasan, imajinasi, dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya

seni. Kemudian dalam hasil belajar anak, diharapkan agar dapat menggambar sederhana

(3)

741

media tersebut motorik halus anak dapat ditingkatkan. Menggambar sebagai salah satu

bentuk seni yang diberikan pada anak usia dini. Aktivitas menggambar dimaknai untuk

membentuk dan mengembangkan kepribadian anak agar kemampuan logika dan emosinya

tumbuh berkembang dengan seimbang. Seperti yang diungkapkan oleh Indarti (2005: 4)

bahwa dengan menggambar anak bisa mengeluarkan ekpresi dan imajinasinya tanpa batas.

Pada proses inilah anak dapat mengembangkan gagasan, menyalurkan emosinya,

menumbuhkan minat seni dan kreativitasnya. Kemudian menurut Rohidi (2000: 122)

menggambar adalah kegiatan-kegiatan mebentuk imajinasi dengan menggunakan banyak

pilihan tehnik dan alat. Bisa pula menggambar mempunyai arti membuat tanda-tanda

tertentu diatas permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar. Lebih lanjut menurut

Indarti (2005: 67) menggambar dapat merefleksikan kebutuhan jiwa dan fisiknya (gerakan

tangan) sehingga begitu banyak manfaat dari menggambar. Secara leluasa anak dapat

memilih media yang akan dipakai, sehingga melalui menggambar mereka mempunyai

kesepakatan bereksplorasi terhadap media tersebut.

Adapun penelitian yang relevan dalam penelitian ini. Theresia Suwarni (2013).

Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Metode Pemberian Tugas di

Kelompok B TK Karuna Dipa. Ririn (2012). Peranan Melipat Kertas Terhadap Motorik

Halus Anak di TK Merah Putih Kecamatan Palu Barat. Alur kerangka pemikiran pada

penelitian ini dilihat dari hasil pengamatan awal terdapat masalah yaitu motorik halus yang

belum berkembang seperti kelenturan,gerakan mengoles warna dan menggambar sesuai

bentuk anak-anak belum bisa menggambar gunung, bunga, pohon. Penyebab masalah

berupa media atau metode yang digunakan oleh guru kurang tepat dan tidak sesuai untuk

meningkatkan motorik halus anak.

Oleh karena itu, peneliti mencoba mencari cara memecahkan masalah tersebut dengan

memberi motivasi, dorongan yang dapat memunculkan minat anak terhadap kegiatan

tersebut. Anak dilatih memegang pensil dengan metode yang benar ketika membuat suatu

gambar, mewarnai atau memulas dengan menggunakan krayon atau kuas, sehingga dapat

meningkatkan kelenturan jari jemari anak. Aspek-aspek tolak ukur motorik halus penelitian

ini yaitu kelenturan, gerakan mengoles warna, menggambar sesuai bentuk. terdapat

kesimpulan bahwa ada peranan kengiatan menggambar dalam meningkatkan motorik halus

pada anak dikelompok B2 TK Bungamputi DWP UNTAD Palu, ada beberapa rekomendasi

(4)

742

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di TK Bungamputi DWP UNTAD Palu, dengan subyek

penelitian seluruh anak di kelompok B yang berjumlah 16 anak. Variabel penelitian terdiri

dari motorik halus dan kegiatan menggambar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi, pemberian

tugas, dan dokumentasi. Data akan diolah dengan menggunakan teknik persentase, hasil

olahan tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Rumus yang digunakan dari

Anas Sudjiono (1997:40), untuk menganalisis data yang dikumpulkan secara persentase,

sebagai berikut:

� = �

N x 100%

Keterangan : P = Persentase

f = Jumlah jawaban dari masing-masing alternatif N = Jumlah responden

BSB: Berkembang Sangat Baik MB: Mulai Berkembang

BSH: Berkembang Sesuai Harapan BB : Belum Berkembang

Sesuai tabel 1, dapat dilihat bahwa dari 15 anak didik yang menjadi subjek penelitian

di Kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu. Hasil persentase rata-rata pada aspek

kelenturan, terdapat 45,55% dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 28,89%

dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 13,33% dalam kategori Mulai

(5)

743

Sesuai tabel 2, dapat dilihat bahwa dari 15 anak didik yang menjadi subjek penelitian

di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu. Hasil persentase rata-rata pada aspek

gerakan mengoles warna, terdapat 25,55% dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB),

ada 15,55% dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 42,23% dalam

kategori Mulai Berkembang (MB), dan 16,66% dalam kategori Belum Berkembang (BB).

3. Menggambar Sesuai Bentuk

Sesuai table 3, dapat dilihat bahwa dari 15 anak didik yang menjadi subjek penelitian

di Kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu. Hasil persentase rata-rata pada aspek

menggambar sesuai bentuk, terdapat 28,88% dalam kategori Berkembang Sangat Baik

(BSB), ada 28,89% dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 26,66% dalam

kategori Mulai Berkembang (MB), dan ada 15,56% dalam kategori Belum Berkembang

(6)

744

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada anak di Kelompok B TK

Bungamputi DWP UNTAD Palu, berikut ini gambaran dari masing-masing variabel dan

aspek-aspek yang diamati.

1. Kegiatan Menggambar

Menggambar sebagai salah satu bentuk seni yang diberikan pada anak usia dini.

Aktivitas menggambar dimaknai untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian

anak agar kemampuan logika dan emosinya tumbuh berkembang dengan seimbang.

Sesuai dengan pendapat Rohidi (2000: 120) bahwa dunia seni adalah dunia imajinasi,

maka sudah pada tempatnya apabila anak menceritakan imajinasinya itu kedalam bentuk

suatu karya seni yaitu dengan menggambar.

2. Motorik Halus

Zulkifli L (1987: 45) keterampilan motorik yaitu segala sesuatu yang ada

hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh dalam perkembangan motorik, unsur-unsur

ialah otot, saraf. Dan otot ketiga unsure itu melaksanakan masing-masing perannya

secara “interkasi posotif” artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi

motorik yang lebih sempurna. Menurut Hirmaningsinh (2010:100) Kemampuan motorik

halus anak adalah kemampuan seorang anak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan

pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian. Semakin muda usia anak

semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk berkonsentrasi pada kegiatan yang berkaitan

dengan kemampuan motorik halus.

3. Peranan Kegiatan Menggambar Dalam Meningkatkan Motorik Halus

Motorik halus anak adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau

sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan

berlatih. Misalnya kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret,

menyusun balok, menggunting, menulis, menggambar, dan sebagainya. Sujiono, dkk

(2007: 37) menyatakan bahwa : koordinasi gerak halus antara tangan dan mata

dikembangkan melalui permainan seperti membentuk dengan tanah liat plastisin,

menggambar, mewarnai dan menggunting. Kemampuan gerak motorik halus akan

(7)

745

merupakan gerakan halus lain yang dapat melatih kemampuan melihat ke arah kanan dan

kiri.

Keadaan ini sesuai dengan penelitian Sumantri (2005: 144) bahwa motorik halus

penting karena ini nantinya akan dibutuhkan anak dari segi akademis. Kegiatan akademis

tersebut seperti menulis, menggunting, menjiplak, mewarnai, melipat, menarik garis dan

menggambar. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyanto (2006:320) bahwa penguasaan

motorik halus penting bagi anak, karena seiring makin banyak keterampilan motorik

yang dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosial yang dapat dilakukan anak serta

semakin baik prestasi di sekolah.Ada tiga aspek yang diamati dalam meningkatkan

motorik halus melalui kegiatan menggambar, sebagai berikut:

1. Kelenturan

Menggambar sebagai salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan

motorik halus anak yang melibatkan otot, syaraf,otak, dan jari jemari tangan. Ketika

menggambar, jari jemari tangan anak dilatih kelentuannya sehingga dapat memegang

pensil dengan benar. Melihat dari hasil pengamatan pada minggu pertama, pihak guru

perlu membimbing anak dengan metode dalam menggambar dan motivasi agar

kelenturan tangan mereka saat menggambar lebih berkembang. Setelah dilakukannya

pengamatan kembali, pada minggu keenam yang masuk kategori Berkembang Sangat

Baik terdapat 10 anak (60,67%), hal ini di dukung karena sebelumnya anak-anak

sudah diberikan bimbingan serta latihan untuk kelenturan jari-jari tangan mereka

ketika menggambar. Terdapat 2 anak (13,33%) untuk kategori Berkembang Sesuai

Harapan, terdapat 2 anak (13,33%) untuk kategori mulai Berkembang, dan hanya

terdapat 1 anak (6,67%) pada kategori Belum Berkembang. Hal ini disebabkan karena

nak tersebut tidak senang dengan kegiatan menggambar sehingga membuatnya

merasa enggan melatih jari tangannya agar lentur.

2. Gerakan mengoles warna

Gambar adalah tergolong jenis karya seni rupa dua dimensi artinya hanya

memiliki permukaan yang ditentukan oleh ukuran panjang dan lebar. Oleh karena itu,

gambar dapat dituangkan pada bahan-bahan yang berkarakter memiliki permukaan,

baik permukaan datar maupun melengkung. Melalui menggambar anak dapat

merekfleksikan kebutuhan jiwa dan fisiknya (gerakan tangan) yang dapat dituangkan

(8)

746

Segala sesuatu yang ada hubungan dengan gerakan-gerakan tubuh, dalam hal ini

otot, syaraf dan otak merupakan bagian dari motorik. Keterampilan motorik anak

merupakan kemampuan seorang anak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan

pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian, salah satunya melalui

gerakan mengoles warna pada gambar. Gerakan ini dapat merangsang jari jemaria

anak untuk lebih terampil dan dapat meningkatkan motorik halus anak.

Melihat dari hasil pengamatan pada minggu pertama yang masih kurang baik

guru perlu memberikan bimbingan dan latihan yang intensif yang berkaitan dengan

pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian. Setelah dilakukan

pengamatan kembali pada minggu keenam yang masuk kategori Berkembang Sangat

Baik terdapat 6 anak (40,00%), hal ini didukung karena adanya bimbingan dan latihan

yang intesif sehingga anak dapat memusatkan perhatiannya ketika mengoles warna

sedangkan untuk kategori Berkembang Sesuai Harapan terdapat 4 anak (26,67%), 4

anak (26,67%) yang masuk kategori Mulai Berkembang, nilai tersebut menunjukkan

masih adanya anak yang belum fokus ketika menggerakkan tangannya saat mewarnai

dan menggambar meskipun hasilnya sudah mulai bagus. Dan terdapat 1 anak (6,67%)

pada kategori Belum Berkembang, ini karena anak tersebut tidak dapat memusatkan

perhatiannya ketika guru membimbing dan melatih tangan anak tersebut untuk

bergerak mengoles warna. Dari hasil tersebut, mengalami peningkatan terhadap

motorik halus anak pada kegiatan menggambar. Hal tersebut membuktikan bahwa

dengan bimbingan dan latihan gerakan mengoles warna secara intensif dapat

meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

3. Menggambar sesuai bentuk

Kata menggambar atau kegiatan menggambar dapat diartikan sebagai

memindahkan satu atau beberapa objek ke atas bidang gambar tanpa melibatkan

emosi, perasaan dan karakter penggambarnya. Pemindahan ini dalam pengertian

pemindahan bentuk atau rupa dengan memperkecil atau memperbesar ukuran

keseluruhan yang untuk kepentingan tertentu dapat juga mempergunakan skala

perbandingan (perbandingan ukuran) secara akurat. Hasil gambarnya menunjukkan

kreativitas maupun keterampilan penggambar dalam menampilkan ketepatan bentuk

maupun jenis benda yang digambar. Di Taman Kanak-kanak ini menggambar sesuai

(9)

747

menggambar sesuai pola yang telah diajarkan oleh guru tanpa dilihat dari ukuran

maupun hasil gambarnya yang tepat seperti keadaan benda yang sebenarnya.

Melihat dari hasil pengamatan pada minggu pertama yang masih kurang

maksimal. Maka guru perlu memaksimalkan motivasi, bimbingan dan latihan yang

dapat memunculkan minat anak. Guru juga perlu menguasai teknik menggambar

sesuai bentuk yang menyenangkan sehingga membuat anak lebih tertarik lagi belajar

menggambar dan menghasilkan karya yang terbaik. Adapun hasil yang diperoleh

setelah dilakukannya pengamatan kembali pada minggu keenam yang masuk kategori

Berkembang Sangat Baik terdapat 6 anak (40,00%), ini karena beberapa anak tertarik

menghasilkan gambar yang indah dengan menggambar sesuai bentuk yang diajarkan

oleh guru, dan sering melakukan latihan-latihan menggambar demi mengasah

kemampuan mereka.

Sedangkan, untuk kategori Berkembang Sesuai Harapan terdapat 5 anak

(33,33%), ini karena guru selalu membimbing anak-anak tersebut, yang memiliki

kemauan untuk belajar menggambar sesuai bentuk agar tetap semangat. Terdapat 2

anak (13,33%) yang masuk kategori Mulai Berkembang, dan terdapat 2 anak

(13,33%) pada kategori Belum Berkembang. Dengan demikian, jelaslah bahwa

kegiatan menggambar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di

Kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peranan kegiatan menggambar

dalam meningkatkan motorik halus anak di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD

Palu, maka dapat disimpulkan bahwa:

1) Kemampuan motorik halus anak di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu

dengan kegiatan menggambar yang menerapkan aspek kelenturan yaitu yang masuk

kategori BSB terdapat 10 anak (60,67%), terdapat 2 anak (13,33%) untuk kategori BSH,

terdapat 2 anak (13,33%) untuk kategori MB, dan terdapat 1 anak (6,67%) pada kategori

BB. Aspek gerakan mengoles warna yang masuk kategori BSB terdapat 6 anak

(40,00%), sedangkan untuk kategori BSH terdapat 5 anak (33,33%), 2 anak (13,33%)

yang masuk kategori MB, dan terdapat 2 anak (13,33%) pada kategori BB. Aspek

menggambar sesuai bentuk yang masuk kategori BSB terdapat 6 anak (40,00%),

sedangkan untuk kategori BSH terdapat 4 anak (26,67%), 4 anak (26,67%) yang masuk

(10)

748

2) Kegiatan menggambar di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu menerapkan

aspek kelenturan 66,67%, aspek gerakan mengoles warna 40%, dan aspek menggambar

sesuai bentuk 40%.

3) Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa ada peranan kegiatan

menggambar dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Hal ini dapat dilihat

setelah anak melakukan beberapa latihan, terjadi peningkatan kemampuan motorik halus

anak pada setiap kategori berkembang sangat baik untuk masing-masing aspek yang

diamati.

Dari hasil penelitian dan analisis data serta kesimpulan, maka peneliti menyarankan

sebagai berikut:

1) Bagi Guru, khususnya di Kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu disarankan

agar berupaya semaksimal mungkin untuk dapat memberikan bimbingan serta motivasi

pada anak agar mampu mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan,

imajinasi, dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni, khususnya

pada kegiatan menggambar.

2) Bagi peniliti lain, dapat dijadikan acuan sebagai referensi untuk melakukan penelitian

lebih lanjut dan dapat mengembangkan motorik halus anak melalui metode dan media

yang lain.

3) Bagi Anak, mendorong anak untuk lebih mengasah bakat atau keterampilan motorik

halusnya ketika menggambar.

4) Bagi Kepala Taman Kanak-kanak, hendaknya mampu menyediakan alat peraga yang

mampu menunjang perkembangan anak, dalam pembelajaran guru harus mampu

menciptakan srategi pembelajaran agar anak tidak bosan dalam proses pembelajaran

sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan dapat dijadikan bahan referensi bagi sekolah

dalam rangka mengefektifkan pembinaan.

DAFTAR PUSTAKA

Husen, ali dkk. (2002). Model Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Dini. Jakata: Direktorat olah raga masyarakat.

Hirmaningsih .(2010). Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Indarti. (2005). Dinamika dalam Psikologi Anak, jilid I. Jakarta: Erlangga.

Ririn. (2012). Peranan Melipat Kertas Terhadap Motorik Halus Anak di TK Merah Putih

(11)

749

Rohidi. (2009). Seni Dan Kreativitas Manusia Tiada Batas. Jakarta: Dua Press.

Sugiyanto. (2006). Perkembangan Fisik Motorik. Jakarta: Rajawali Pers.

Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Gambar

Tabel 1 Kelenturan
Tabel 3 Menggambar Sesuai Bentuk

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak melalui media lilin pada anak kelompok A di TK 02 Kaling.Jenis penelitian ini

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam siswa kelompok B TK

untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan. menganyam di TK Pertiwi Prawatan tahun

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENGGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KREATIF ABA JONO TANON SRAGEN TAHUNAJARAN 2015/2016.. Fakultas Keguruan dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan kemampuan motorik halus melalui kegiatan meniru garis pada anak kelas A TK ABA Merbung Klaten Selatan Tahun Ajaran

Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan untuk perkembangan motorik halus pada anak kelompok B di TK Ananda Banda aceh. Untuk mengetahui kendala dan faktor pendukung

Untuk bagian ini akan membahas tentang penelitian kegiatan montase dengan kemampuan motorik halus anak, dan hubungan kegiatan motase dengan kemampuan motorik halus anak,

Strategi guru untuk meningkatkan motorik halus anak di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 17 Medan Dalam meningkatkan motorik halus anak, dapat dilihat dari hasil wawancara yang peneliti