PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA
JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa Jerman
Oleh:
EKA RAKSA WINARAH 1100359
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA
JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN
Oleh
Eka Raksa Winarah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra
© Eka Raksa Winarah 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA
JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN
Disetujui oleh:
Pembimbing I
Dr. Setiawan, M. Pd.
NIP. 19590623 198703 1 003
Pembimbing II
Putrasulung Baginda, S. Pd., M. Hum.
NIP. 19790102 200312 1 002
Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jerman
Drs. Amir, M. Pd.
i
Eka RaksaWinarah , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN
ABSTRAKSI
Winarah, Eka Raksa. 2015. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman melalui Permainan Koffer packen. Bandung. Skripsi Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia.
ABSTRAKT
Winarah, Eka Raksa. 2015. Die Steigerung Der deutschen Sprechfähigkeit
durch Das Spiel ‘Koffer packen’. Bandung. Eine Abschlussarbeit an der
Deutschabteilung der Pädagogischen Fakultät für Sprachen und Literatur, Pädagogische Universität Indonesiens.
Effektivität des Spiels ‘Koffer packen’ zur Steigerung der Sprechfähigkeit
im Deutschunterricht zu beschreiben; 2) die Sprechfähigkeit der Schüler
vor dem Einsatz des Spiels ‘Koffer packen’ im Deutschunterricht
darzustellen; 3) die Sprechfähigkeit der Schüler nach dem Einsatz des
Spiels ‘Koffer packen’ im Deutschunterricht zu erläutern. In dieser
Untersuchung wurde der Verfasser die Quasi-Experiment Methode mit dem Design Gruppe-Vortest-Nachtest verwendet. Die Population dieser Untersuchung waren alle Schüler der Klasse XI SMA Pasundan 3 Cimahi, nebenbei waren die Schüler der Klasse XI IPA 2 als Sampel. Das benutzte Messinstrument war eine mündliche Prüfung, die aus zwei Teilen besteht.
Außerdem wird das Spiel ‘Koffer packen’ im Lernprozess der
Sprechfertigkeit als die Behandlung eingesetzt. T-Test wird als Signifikanz-Test benutzt, um den Unterschied der durchschnittlichen Note vom Vor- und Nachtest zu finden. Aufgrund der Datenanalyse mit statistischen Berechnungen ist die durchschnittliche Note vom Vortest 50,04, die zur Kategorie ‘ausreichend’ gehört. Daneben ist die durchschnittliche Note vom Nachtest 77,6, die zur Kategorie ‘gut’ gehört. Das Ergebnis der statistischen Signifikanz (ttest) erläutert, dass trechnung höher als ttabelle (20,56 > 2,0639) ist. Durch den t-test ist es erwiesen, dass es einen signifikanten Unterschied zwischen die Sprechfähigkeit der
Schüler vor und nach dem Einsatz des Spiels ‘Koffer packen’ gibt. Deswegen hat das zur Folge, dass der Einsatz des Spiels ‘Koffer packen’ im Deutschunterricht zur Steigerung der Sprechfähigkeit der Schüler effektiv ist. Ausgehend von dem Ergebnis der Untersuchung wird es
vorgeschlagen, dass die Lehrer das Spiel ‘Koffer packen’ als ein
iii
Eka RaksaWinarah , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ... Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi ... Kata Pengantar ... Ucapan Terima Kasih ...
ABSTRAKSI ……….………... i
ABSTRAKT ..……….……….. ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB I PENDAHULUAN …….....………... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ………... 3
C. Pembatasan Masalah ………... 3
D. Rumusan Masalah ………... 4
E. Tujuan Penelitian ……... 4
F. Manfaat Penelitian ……... 4
G. Defiinsi Operasional ……… 5
BAB II KAJIAN TEORETIS ………..... 6
A. Keterampilan Berbicara …... 6
1. Komunikasi ……… 6
2. Pengertian Berbicara ... 6
3. Keterampilan Berbicara dalam Pembelajaran Bahasa Jerman ... 8
iv
B. Media Pembelajaran …... 15
1. Pengertian Media …... 15
2. Kaitan Media dengan Model Pembelajaran ... 17
3. Permainan Koffer packen ………... 18
a. Pengertian Permainan………..……….. 18
b. Permainan Koffer packen ……….… 20
c. Koffer packen dalam Pembelajaran ………. 22
C. Kerangka Berpikir ... 26
D. Hipotesis Penelitian ………...………..28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………... 29
A. Metode Penelitian ... 2 9 B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
C. Variabel ... 30
3. Uji Signifikansi Perbedaan Rata-rata ………...…… 36
v
Eka RaksaWinarah , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN
D. Analisis Perbandingan Pretest dan Posttest ……... 34
E. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………....... 39
A. Kesimpulan ……... 39
B. Saran ………... 39
DAFTAR RUJUKAN ... 41
LAMPIRAN ... 43
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian ……….……… 43
Lampiran 2 RPP Treatment 1 .………... 45
Lampiran 3 RPP Treatment 2 …………... 48
Lampiran 4 RPP Treatment 3 ..………... 51
Lampiran 5 Kategori Penilaian menurut Arikunto ... 53
Lampiran 6 Hasil Pretest ………... 54
Lampiran 7 Uji Normalitas Data Pretest ………. 55
Lampiran 8 Hasil Posttest ……... 58
Lampiran 9 Uji Normalitas Data Posttest ... 59
Lampiran 10 Uji Homogenitas ... 62
Lampiran 11 Uji Signifikansi Perbedaan Rata-rata …... 63
Lampiran 12 Kurve Normal 0 s/d Z ... 67
Lampiran 13 Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors ... 69
Lampiran 14 Tabel Distribusi F ………..………. 70
Lampiran 15 Nilai-nilai dalam Distribusi t ….………... 14
Lampiran 16 Tabel Distribusi t ...………. 73
1
Eka RaksaWinarah , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa merupakan salah satu pembelajaran yang diwajibkan
di sekolah. Para siswa sekolah dasar dan sekolah menengah hingga mahasiswa
diharuskan mengikuti pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa yang dipelajari
tidak hanya pembelajaran bahasa ibu melainkan juga pembelajaran bahasa asing
tertentu. Salah satu pembelajaran bahasa asing yang diminati adalah pembelajaran
bahasa Jerman. Di Indonesia pun terdapat banyak pembelajar bahasa Jerman,
terutama pembelajar yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
di perguruan tinggi, selain mereka yang menjadi peserta kursus bahasa Jerman di
berbagai lembaga kursus bahasa seperti misalnya di Goethe-Institut.
Di dalam pembelajaran bahasa Jerman, terdapat empat keterampilan
berbahasa yang dipelajari. Salah satunya adalah keterampilan berbicara. Sebagai
pembelajar bahasa Jerman pemula, siswa SMA kelas XI diharapkan mampu
memperkenalkan diri dalam bahasa Jerman. Namun berdasarkan pengalaman
mengajar beberapa praktikan di SMA, diketahui bahwa para siswa masih ragu
untuk berbicara dalam bahasa Jerman. Mereka masih kesulitan untuk berbicara
bahasa Jerman meskipun mereka diminta untuk berbicara tentang apa yang telah
mereka pelajari sebelumnya.
Beberapa faktor menjadi hambatan bagi siswa dalam upaya
mengembangkan keterampilan berbicara. Hasil dari wawancara dengan beberapa
siswa di SMA Pasundan 3 Cimahi menunjukkan bahwa media yang digunakan
pada pembelajaran keterampilan berbicara kurang menarik. Selain itu, terkadang
siswa merasa malu untuk berbicara menggunakan bahasa Jerman di dalam kelas,
padahal membiasakan diri berbicara menggunakan bahasa Jerman akan
2
Kosakata yang terbatas juga menghambat siswa untuk bisa dengan bebas
berbicara. Pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa dapat pula menjadi salah
satu faktor kurang berkembangnya keterampilan berbicara siswa. Untuk itu siswa
memerlukan suasana pembelajaran baru yang lebih menarik.
Ada banyak cara atau metode yang dapat dilakukan dalam pembelajaran
bahasa Jerman sehingga siswa dapat secara aktif berpatisipasi dalam kegiatan
pembelajaran. Penggunaan permainan dalam pembelajaran keterampilan berbicara
merupakan salah satu strategi dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
Dengan media permainan, diharapkan tujuan dalam pembelajaran tersebut dapat
tercapai.
Selain itu, kegiatan pembelajaran sebaiknya dapat membuat siswa
termotivasi untuk belajar. Hal ini tentunya memaksa pengajar untuk lebih kreatif
dalam merencanakan kegiatan pembelajaran sehingga mampu menarik perhatian
siswa. Penggunaan permainan di dalam pembelajaran dianggap sebagai salah satu
upaya yang relevan. Media dapat menarik perhatian siswa sehingga mereka lebih
termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Penggunaan media dapat
lebih membuat pembelajaran berkesan. Sesuatu yang berkesan dalam
pembelajaran dapat dengan mudah diserap oleh siswa.
Koffer packen merupakan permainan alternatif yang dapat diterapkan pada pembelajaran bahasa Jerman. Dalam hal ini permainan tersebut diterapkan dalam
ranah peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jerman. Permainan Koffer
packen menutut setiap pemainnya untuk berbicara selama permainan berlangsung. Dengan demikian, permainan ini diharapkan menjadi solusi atas permasalahan
siswa SMA dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jerman.
3
Eka RaksaWinarah , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Identifikasi Masalah
Berikut adalah masalah yang teridentifikasi berdasarkan latar belakang:
1. Apakah penggunaan metode yang tidak tepat dalam pembelajaran
menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam berbicara bahasa Jerman?
2. Apakah motivasi belajar yang kurang menyebabkan siswa mengalami
kesulitan dalam berbicara bahasa Jerman?
3. Apakah media yang digunakan guru pada pembelajaran keterampilan
berbicara bahasa Jerman menyulitkan siswa dalam berbicara?
4. Apakah media pembelajaran yang kurang menarik menyebabkan siswa
mengalami kesulitan dalam berbicara bahasa Jerman?
5. Apakah perasaan malu menjadi faktor penyebab siswa mengalami kesulitan
dalam berbicara bahasa Jerman?
6. Apakah kosakata yang terbatas menjadi penyebab rendahnya keterampilan
berbicara bahasa Jerman siswa?
7. Apakah kurangnya kesempatan yang diberikan guru kepada siswa untuk
berbicara menjadi penyebab siswa kesulitan dalam berbicara bahasa Jerman?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan sebelumnya, maka
penelitian ini dibatasi hanya mengkaji media permainan pada pembelajaran
bahasa Jerman. Media permainan yang dimaksud ialah permainan Koffer packen.
Teknik permainan Koffer packen dalam penelitian ini diterapkan pada
pembelajaran bahasa Jerman pada ranah berbicara dalam rangka meningkatkan
keterampilan berbicara siswa SMA. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan
bahwa melalui permainan ini siswa dituntut untuk membuat kalimat dan
menyebutkan kata-kata baru. Selain itu, dalam permainan ini siswa tidak perlu
berpikir terlalu jauh. Dengan begitu, diharapkan permainan ini dapat membantu
4
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jerman sebelum
penerapan permainan Koffer packen?
2. Bagaimana keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jerman setelah
penerapan permainan Koffer packen?
3. Bagaimana efektivitas permainan Koffer packen dalam meningkatkan
keterampilan berbicara bahasa Jerman?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. mengetahui keterampilan berbicara siswa sebelum penerapan permainan
Koffer packen pada pembelajaran bahasa Jerman;
2. mengetahui keterampilan berbicara siswa setelah penerapan permainan Koffer
packen pada pembelajaran bahasa Jerman.
3. mengetahui efektivitas dari permainan Koffer packen dalam peningkatan
keterampilan berbicara pada pembelajaran bahasa Jerman;
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat-manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru dapat menggunakan permainan Koffer packen seperti dalam penelitian
ini sebagai alternatif media pembelajaran bahasa Jerman. Permainan ini tidak
5
Eka RaksaWinarah , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jerman siswa, melainkan juga dapat mengembangkan penguasaan kosakata
bahasa Jerman siswa.
2. Bagi Siswa
a. Dengan memainkan permainan Koffer packen seperti yang terdapat dalam
penelitian ini, siswa dapat berlatih untuk mengembangkan kemampuannya
dalam berbicara bahasa Jerman;
b. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang baru dalam pembelajaran bahasa
Jerman pada ranah berbicara dengan bermain.
3. Penelitian Lanjutan
a. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan
melakukan penelitian yang berhubungan dengan permainan Koffer packen;
b. Dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian yang berhubungan dengan
pembelajaran keterampilan berbicara.
G. Definisi Operasional
1. Keterampilan Berbicara
Maksud dari keterampilan berbicara di dalam penelitian ini adalah
kemampuan siswa SMA dalam berbicara menggunakan bahasa Jerman yang
disesuaikan dengan bahasa Jerman tingkat pemula. Kemampuan memperkenalkan
diri sendiri serta kemampuan untuk meminta informasi dari seseorang dan
memberi informasi kepada seseorang, merupakan kriteria yang harus dipenuhi
oleh pembelajar bahasa Jerman pemula yang dalam hal ini siswa SMA.
2. Permainan Koffer packen
Sedangkan permainan Koffer packen yang dimaksud dalam penelitian ini
merupakan permainan yang dimainkan oleh sekelompok orang yang dimulai oleh
seorang pemain dengan cara menyusun satu kalimat lengkap, lalu pemain
selanjutnya harus mengulangi kalimat yang telah diucapkan oleh pemain
sebelumnya sekaligus menambahkan satu kata/satu kalimat. Peraturan tersebut
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode Quasi-Experiment atau eksperimen semu merupakan metode yang
digunakan pada penelitian ini guna mengetahui efektivitas permainan Koffer
packen dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Pada penelitian ini hanya satu kelas eksperimen yang diteliti. Desain yang digunakan adalah one
group pretest-posttest, yang berarti tes awal dan tes akhir hanya kan pada satu kelas tanpa adanya kelas pembanding.
Agar desain dari penelitian ini terlihat lebih jelas, berikut adalah
pemaparannya:
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
Keterangan:
O1 : Sejumlah siswa diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal
siswa dalam berbicara sebelum diberi treatment.
X : Perlakuan yang diberikan kepada siswa berupa penerapan permainan
Koffer packen pada pembelajaran bahasa Jerman keterampilan berbicara. O2 : Sejumlah siswa diberikan posttest untuk mengetahui kemampuan akhir
siswa dalam berbicara setelah diberi treatment.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pasundan 3 Cimahi dari bulan Januari
hingga Oktober 2015. Pemilihan sekolah ini didasari pada pengalaman peneliti
30
Eka RaksaWinarah , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Variabel
Berikut ini merupakan variabel yang terdapat pada peneltian ini.
1. Variabel bebas (Variabel x)
Variabel bebas dari penelitian ini adalah penerapan permainan Koffer packen
pada pembelajaran keterampilan berbicara.
2. Variabel terikat (Variabel y)
Keterampilan berbicara siswa merupakan variabel terikat dari penelitian ini.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian, ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA
Pasundan 3 Cimahi. Pemilihan kelas XI menjadi populasi dikarenakan mereka
telah belajar bahasa Jerman setidaknya selama satu tahun.
2. Sampel
Karena kesamaan karakter yang dimiliki siswa di kelas XI IPA 2, maka
dipilih kelas tersebut sebagai kelas eksperimen dan mewakili populasi.
E. Instrumen Penelitian
Penyusunan instrumen penelitian merupakan langkah yang dilakukan
sebelum pengumpulan data. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini
merupakan tes untuk menilai keterampilan berbicara siswa. Tes terdiri dari dua
bagian dan bertema keluarga. Instrumen penelitian diambil dari buku Start
Deutsch Goethe-Zertifikat A1. Pada bagian pertama, siswa harus memperkenalkan diri menggunakan Bahasa Jerman. Kemudian pada bagian kedua siswa harus
melakukan tanya jawab secara berpasangan menggunakan kata kunci yang
terdapat di dalam beberapa kartu. Setiap siswa mendapat giliran untuk bertanya
dan menjawab dengan menggunakan kartu sebanyak dua kali.
Instrumen soal pretest dan posttest merupakan soal yang sama dan
31
diberi treatment. Pemberian pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam berbicara sebelum diberi treatment, sedangkan pemberian posttest
kepada siswa merupakan langkah mengetahui sejauhmana kemampuan siswa
dalam berbicara setelah diberi treatment yang berupa penerapan permainan Koffer
packen.
Berikut merupakan panduan penilaian yang dipakai ketika penelitian
khususnya pada saat pretest dan posttest. Ketiga kriteria yang digunakan
merupakan kriteria penilaian dalam tes keterampilan berbicara yang terdapat
dalam buku Goethe Zertifikat A1 Start Deutsch 1 Prüfungsziele Testbeschreibung.
Kriterien Punkte Verstehen Formulierung Verständlichkeit
81-100 sehr gut sehr gut sehr gut
61-80 gut gut gut
41-60 befriedigend befriedigend befriedigend
21-20 ausreichend ausreichend ausreichend
0-20 nicht bestanden nicht bestanden nicht bestanden
F. Teknik Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Berikut merupakan kegiatan yang dilakukan guna mendapat data untuk
penelitian:
a. Kajian pustaka untuk mendapatkan teori yang relevan serta instrumen
penelitian yang sesuai.
b. Memberi pretest terhadap siswa untuk mendapatkan data siswa sebelum
diberi perlakuan.
c. Memberi posttest terhadap siswa untuk mendapatkan data siswa setelah diberi
perlakuan.
2. Teknik Pengolahan Data
Pada bagian ini data akan dikaji dan dianalisis. Berikut adalah
32
Eka RaksaWinarah , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Menganalisa hasil pretest dan posttest. Kemudian ditampilkan dalam sebuah
tabel sehingga rata-rata nilai, standar deviasi dan koefisiensi varian kelas
dapat jelas terlihat.
b. Untuk melaksanakan pengujian statistik data, dibutuhkan pengujian yang
terdiri dari uji normalitas (Liliefors-Test) dan uji homogenitas.
c. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi perbedaan rata-rata melalui uji-t
dengan rumus sebagai berikut:
√
Keterangan
Md : mean dari selisih antara Pretest dan Posttest
Σ(xd)2 : jumlah dari kuadrat deviasi n : subyek (sampel)
3. Prosedur Penelitian
Berikut merupakan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian
ini:
a. Melakukan observasi ke sekolah yang menjadi tempat dilaksanakannya
penelitian.
b. Mengurus izin penelitian.
c. Menyusun instrumen penelitian.
d. Memberikan pretest kepada siswa untuk mengetahui keterampilan berbicara
siswa sebelum penerapan permainan Koffer packen sebagai treatment.
e. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) penelitian.
f. Memberikan treatment kepada siswa berupa penerapan permainan Koffer
packen pada pembelajaran keterampilan berbicara.
g. Memberikan posttest kepada siswa untuk mengetahui keterampilan berbicara
siswa setelah penerapan permainan Koffer packen sebagai treatment.
h. Menganalisis dan menguji data.
33
G. Hipotesis Statistik
Sebagai langkah terakhir dari pengolahan dan analisis data, maka
dilakukan pengujian statistik terhadap hipotesis dari penelitian ini.
H0 : μ SsP =μ SbP
H1 : μ SsP > μ SbP
Keterangan:
μ SsP : Keterampilan berbicara siswa sebelum diberi treatment (pretest)
μ SbP : Keterampilan berbicara siswa setelah diberi treatment (posttest) H0 : Hasil dari posttest sama dengan hasil dari pretest, yang berarti
tidak terdapat peningkatan terhadap keterampilan berbicara siswa.
H1 : Hasil dari posttest lebih tinggi dari hasil dari pretest, yang berarti
39
Eka RaksaWinarah , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan beberapa poin penting sebagai berikut:
1. Sebelum pemberian treatment berupa penerapan permainan Koffer packen
pada pembelajaran keterampilan berbicara, siswa kelas XI IPA 2
mendapatkan nilai rata-rata untuk pretest sebesar 50,04 (kurang).
2. Setelah pemberian treatment berupa penerapan permainan Koffer packen
pada pembelajaran keterampilan berbicara, siswa kelas XI IPA 2
mendapatkan nilai rata-rata untuk posttest sebesar 77,6 (baik).
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai siswa pada saat pretest
sebelum pemberian treatment dan nilai siswa pada saat posttest setelah
pemberian treatment. Hal ini berdasarkan uji t yang menghasilkan angka
untuk thitung sebesar 20,56 yang lebih tinggi dari ttabel pada taraf nyata (α)=
0,05 dan dk= 24 sebesar 2,0639 (thitung> ttabel = 20,56 > 2,0639).
4. Penerapan permainan Koffer packen efektif dalam meningkatkan
keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa.
B. Saran
Berikut merupakan beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan
penelitian ini:
1. Permainan kebahasaan seperti Koffer packen dapat menjadi alternatif media
pembelajaran bagi pengajar untuk melatih keterampilan siswa dalam
40
2. Pengajar harus lebih kreatif dalam mengajar dan memberikan materi ajar.
Menyisipkan permainan kebahasaan dapat menjadi salah satu pilihan agar
proses pembelajaran menjadi lebih menarik bagi siswa.
3. Peneliti selanjutnya dapat meneliti penggunaan permainan Koffer packen
untuk keterampilan berbahasa lainnya. Selain itu, dapat pula meneliti
41
Eka RaksaWinarah , 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Becker, Peter. (2013). Spiele Koffer packen. Diakses dari :
http://www.peter-becker.de/Fundgrube/Spiele/Kofferpacken.htm
Dauvillier, Christa., dan Dorothea Lévy-Hillerich. 2004. Spiele im
Deutschunterricht: Fernstudieneinheit 28. München: Goethe-Institut.
Dinsel dan Reimann. (2011). Tippen und Übungen: Fit fürs Goethe Zertifikat
Deutsch. Ismaning: Hueber Verlag
Balme, Michaela Perlmann., dan Micahela Stoffers. (2011). Goethe Zertifikat
A1-Start Deutsch 1 Prüfungsziele Testbeschreibung. München: Goethe-
Institut.
Geschwandtner. (2003). Lehrplan der Volksschule, Siebenter Teil, Bildungs- und
Lehraufgaben sowie Lehrstoff und didaktische Grundsätze der
Pflichtgegenstände der Grundschule und der Volksschuloberstufe,
Grundschule – Deutsch, Lesen, Schreiben. Diakses dari:
https://www.bmbf.gv.at/schulen/unterricht/lp/VS7T_Deutsch_3994.pdf?4dz
gm2
Götz, Dieter., und Hans Wellmann. (2008). Langenscheidt Power Wörterbuch
Deutsch. Berlin: Langenscheidt.
Huneke, H. W. (2010). Deutsch als Fremdsprache: eine Einführung. Berlin: Erich
Schmidt verlag GmbH.
Indriana, Dina. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva
Press
Kruk, Agnieszka. (2010). Das Spiel und seine Anwendung im Deutsch als
42
Legawa, I Wayan. (2012). Syarat Media Pembelajaran. Diakses dari:
https://subhandepok.files.wordpress.com/2012/02/syarat-media-pembelajaran.pdf
Liliweri, Alo. (2003). Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Jakarta: Prenada
Media Group
Madeamin, Ishaq. (2015). Model Pembelajaran. Diakses dari:
www.ishaqmadeamin.com
Muhammad, Arni. (1992). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Putri, Y.A. (2011). Tanpa Judul. Diakses dari:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter%20II.pdf
Rösler, Dietmar. (2012). Deutsch als Fremdsprache: Eine Einführung. Stuttgart:
Verlag J. B. Metzler
Siahaan, R. A., dan Siti Kudriyah. (2013). Die Steigerung Der Sprechfertigkeit
der Schüler durch Das Medium Bildergeschichte. Diakses dari:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=154886&val=3890&titl
Sutirman. (2013). Media & Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Tanpa nama, (2013). Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara dalam ZiDS.
Dalam Setiawan, Powerpoint Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman (hlm.