• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA

JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Bahasa Jerman

Oleh:

EKA RAKSA WINARAH 1100359

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

(2)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA

JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN

Oleh

Eka Raksa Winarah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

© Eka Raksa Winarah 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA

JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN

Disetujui oleh:

Pembimbing I

Dr. Setiawan, M. Pd.

NIP. 19590623 198703 1 003

Pembimbing II

Putrasulung Baginda, S. Pd., M. Hum.

NIP. 19790102 200312 1 002

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jerman

Drs. Amir, M. Pd.

(4)

i

Eka RaksaWinarah , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN

ABSTRAKSI

Winarah, Eka Raksa. 2015. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman melalui Permainan Koffer packen. Bandung. Skripsi Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia.

(5)

ABSTRAKT

Winarah, Eka Raksa. 2015. Die Steigerung Der deutschen Sprechfähigkeit

durch Das Spiel ‘Koffer packen’. Bandung. Eine Abschlussarbeit an der

Deutschabteilung der Pädagogischen Fakultät für Sprachen und Literatur, Pädagogische Universität Indonesiens.

Effektivität des Spiels ‘Koffer packen’ zur Steigerung der Sprechfähigkeit

im Deutschunterricht zu beschreiben; 2) die Sprechfähigkeit der Schüler

vor dem Einsatz des Spiels ‘Koffer packen’ im Deutschunterricht

darzustellen; 3) die Sprechfähigkeit der Schüler nach dem Einsatz des

Spiels ‘Koffer packen’ im Deutschunterricht zu erläutern. In dieser

Untersuchung wurde der Verfasser die Quasi-Experiment Methode mit dem Design Gruppe-Vortest-Nachtest verwendet. Die Population dieser Untersuchung waren alle Schüler der Klasse XI SMA Pasundan 3 Cimahi, nebenbei waren die Schüler der Klasse XI IPA 2 als Sampel. Das benutzte Messinstrument war eine mündliche Prüfung, die aus zwei Teilen besteht.

Außerdem wird das Spiel ‘Koffer packen’ im Lernprozess der

Sprechfertigkeit als die Behandlung eingesetzt. T-Test wird als Signifikanz-Test benutzt, um den Unterschied der durchschnittlichen Note vom Vor- und Nachtest zu finden. Aufgrund der Datenanalyse mit statistischen Berechnungen ist die durchschnittliche Note vom Vortest 50,04, die zur Kategorie ‘ausreichend’ gehört. Daneben ist die durchschnittliche Note vom Nachtest 77,6, die zur Kategorie ‘gut’ gehört. Das Ergebnis der statistischen Signifikanz (ttest) erläutert, dass trechnung höher als ttabelle (20,56 > 2,0639) ist. Durch den t-test ist es erwiesen, dass es einen signifikanten Unterschied zwischen die Sprechfähigkeit der

Schüler vor und nach dem Einsatz des Spiels ‘Koffer packen’ gibt. Deswegen hat das zur Folge, dass der Einsatz des Spiels ‘Koffer packen’ im Deutschunterricht zur Steigerung der Sprechfähigkeit der Schüler effektiv ist. Ausgehend von dem Ergebnis der Untersuchung wird es

vorgeschlagen, dass die Lehrer das Spiel ‘Koffer packen’ als ein

(6)

iii

Eka RaksaWinarah , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ... Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi ... Kata Pengantar ... Ucapan Terima Kasih ...

ABSTRAKSI ……….………... i

ABSTRAKT ..……….……….. ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN …….....………... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ………... 3

C. Pembatasan Masalah ………... 3

D. Rumusan Masalah ………... 4

E. Tujuan Penelitian ……... 4

F. Manfaat Penelitian ……... 4

G. Defiinsi Operasional ……… 5

BAB II KAJIAN TEORETIS ………..... 6

A. Keterampilan Berbicara …... 6

1. Komunikasi ……… 6

2. Pengertian Berbicara ... 6

3. Keterampilan Berbicara dalam Pembelajaran Bahasa Jerman ... 8

(7)

iv

B. Media Pembelajaran …... 15

1. Pengertian Media …... 15

2. Kaitan Media dengan Model Pembelajaran ... 17

3. Permainan Koffer packen ………... 18

a. Pengertian Permainan………..……….. 18

b. Permainan Koffer packen ……….… 20

c. Koffer packen dalam Pembelajaran ………. 22

C. Kerangka Berpikir ... 26

D. Hipotesis Penelitian ………...………..28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………... 29

A. Metode Penelitian ... 2 9 B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

C. Variabel ... 30

3. Uji Signifikansi Perbedaan Rata-rata ………...…… 36

(8)

v

Eka RaksaWinarah , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN

D. Analisis Perbandingan Pretest dan Posttest ……... 34

E. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………....... 39

A. Kesimpulan ……... 39

B. Saran ………... 39

DAFTAR RUJUKAN ... 41

LAMPIRAN ... 43

(9)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ……….……… 43

Lampiran 2 RPP Treatment 1 .………... 45

Lampiran 3 RPP Treatment 2 …………... 48

Lampiran 4 RPP Treatment 3 ..………... 51

Lampiran 5 Kategori Penilaian menurut Arikunto ... 53

Lampiran 6 Hasil Pretest ………... 54

Lampiran 7 Uji Normalitas Data Pretest ………. 55

Lampiran 8 Hasil Posttest ……... 58

Lampiran 9 Uji Normalitas Data Posttest ... 59

Lampiran 10 Uji Homogenitas ... 62

Lampiran 11 Uji Signifikansi Perbedaan Rata-rata …... 63

Lampiran 12 Kurve Normal 0 s/d Z ... 67

Lampiran 13 Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors ... 69

Lampiran 14 Tabel Distribusi F ………..………. 70

Lampiran 15 Nilai-nilai dalam Distribusi t ….………... 14

Lampiran 16 Tabel Distribusi t ...………. 73

(10)

1

Eka RaksaWinarah , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa merupakan salah satu pembelajaran yang diwajibkan

di sekolah. Para siswa sekolah dasar dan sekolah menengah hingga mahasiswa

diharuskan mengikuti pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa yang dipelajari

tidak hanya pembelajaran bahasa ibu melainkan juga pembelajaran bahasa asing

tertentu. Salah satu pembelajaran bahasa asing yang diminati adalah pembelajaran

bahasa Jerman. Di Indonesia pun terdapat banyak pembelajar bahasa Jerman,

terutama pembelajar yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

di perguruan tinggi, selain mereka yang menjadi peserta kursus bahasa Jerman di

berbagai lembaga kursus bahasa seperti misalnya di Goethe-Institut.

Di dalam pembelajaran bahasa Jerman, terdapat empat keterampilan

berbahasa yang dipelajari. Salah satunya adalah keterampilan berbicara. Sebagai

pembelajar bahasa Jerman pemula, siswa SMA kelas XI diharapkan mampu

memperkenalkan diri dalam bahasa Jerman. Namun berdasarkan pengalaman

mengajar beberapa praktikan di SMA, diketahui bahwa para siswa masih ragu

untuk berbicara dalam bahasa Jerman. Mereka masih kesulitan untuk berbicara

bahasa Jerman meskipun mereka diminta untuk berbicara tentang apa yang telah

mereka pelajari sebelumnya.

Beberapa faktor menjadi hambatan bagi siswa dalam upaya

mengembangkan keterampilan berbicara. Hasil dari wawancara dengan beberapa

siswa di SMA Pasundan 3 Cimahi menunjukkan bahwa media yang digunakan

pada pembelajaran keterampilan berbicara kurang menarik. Selain itu, terkadang

siswa merasa malu untuk berbicara menggunakan bahasa Jerman di dalam kelas,

padahal membiasakan diri berbicara menggunakan bahasa Jerman akan

(11)

2

Kosakata yang terbatas juga menghambat siswa untuk bisa dengan bebas

berbicara. Pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa dapat pula menjadi salah

satu faktor kurang berkembangnya keterampilan berbicara siswa. Untuk itu siswa

memerlukan suasana pembelajaran baru yang lebih menarik.

Ada banyak cara atau metode yang dapat dilakukan dalam pembelajaran

bahasa Jerman sehingga siswa dapat secara aktif berpatisipasi dalam kegiatan

pembelajaran. Penggunaan permainan dalam pembelajaran keterampilan berbicara

merupakan salah satu strategi dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

Dengan media permainan, diharapkan tujuan dalam pembelajaran tersebut dapat

tercapai.

Selain itu, kegiatan pembelajaran sebaiknya dapat membuat siswa

termotivasi untuk belajar. Hal ini tentunya memaksa pengajar untuk lebih kreatif

dalam merencanakan kegiatan pembelajaran sehingga mampu menarik perhatian

siswa. Penggunaan permainan di dalam pembelajaran dianggap sebagai salah satu

upaya yang relevan. Media dapat menarik perhatian siswa sehingga mereka lebih

termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Penggunaan media dapat

lebih membuat pembelajaran berkesan. Sesuatu yang berkesan dalam

pembelajaran dapat dengan mudah diserap oleh siswa.

Koffer packen merupakan permainan alternatif yang dapat diterapkan pada pembelajaran bahasa Jerman. Dalam hal ini permainan tersebut diterapkan dalam

ranah peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jerman. Permainan Koffer

packen menutut setiap pemainnya untuk berbicara selama permainan berlangsung. Dengan demikian, permainan ini diharapkan menjadi solusi atas permasalahan

siswa SMA dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jerman.

(12)

3

Eka RaksaWinarah , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah

Berikut adalah masalah yang teridentifikasi berdasarkan latar belakang:

1. Apakah penggunaan metode yang tidak tepat dalam pembelajaran

menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam berbicara bahasa Jerman?

2. Apakah motivasi belajar yang kurang menyebabkan siswa mengalami

kesulitan dalam berbicara bahasa Jerman?

3. Apakah media yang digunakan guru pada pembelajaran keterampilan

berbicara bahasa Jerman menyulitkan siswa dalam berbicara?

4. Apakah media pembelajaran yang kurang menarik menyebabkan siswa

mengalami kesulitan dalam berbicara bahasa Jerman?

5. Apakah perasaan malu menjadi faktor penyebab siswa mengalami kesulitan

dalam berbicara bahasa Jerman?

6. Apakah kosakata yang terbatas menjadi penyebab rendahnya keterampilan

berbicara bahasa Jerman siswa?

7. Apakah kurangnya kesempatan yang diberikan guru kepada siswa untuk

berbicara menjadi penyebab siswa kesulitan dalam berbicara bahasa Jerman?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan sebelumnya, maka

penelitian ini dibatasi hanya mengkaji media permainan pada pembelajaran

bahasa Jerman. Media permainan yang dimaksud ialah permainan Koffer packen.

Teknik permainan Koffer packen dalam penelitian ini diterapkan pada

pembelajaran bahasa Jerman pada ranah berbicara dalam rangka meningkatkan

keterampilan berbicara siswa SMA. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan

bahwa melalui permainan ini siswa dituntut untuk membuat kalimat dan

menyebutkan kata-kata baru. Selain itu, dalam permainan ini siswa tidak perlu

berpikir terlalu jauh. Dengan begitu, diharapkan permainan ini dapat membantu

(13)

4

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jerman sebelum

penerapan permainan Koffer packen?

2. Bagaimana keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jerman setelah

penerapan permainan Koffer packen?

3. Bagaimana efektivitas permainan Koffer packen dalam meningkatkan

keterampilan berbicara bahasa Jerman?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. mengetahui keterampilan berbicara siswa sebelum penerapan permainan

Koffer packen pada pembelajaran bahasa Jerman;

2. mengetahui keterampilan berbicara siswa setelah penerapan permainan Koffer

packen pada pembelajaran bahasa Jerman.

3. mengetahui efektivitas dari permainan Koffer packen dalam peningkatan

keterampilan berbicara pada pembelajaran bahasa Jerman;

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat-manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru dapat menggunakan permainan Koffer packen seperti dalam penelitian

ini sebagai alternatif media pembelajaran bahasa Jerman. Permainan ini tidak

(14)

5

Eka RaksaWinarah , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jerman siswa, melainkan juga dapat mengembangkan penguasaan kosakata

bahasa Jerman siswa.

2. Bagi Siswa

a. Dengan memainkan permainan Koffer packen seperti yang terdapat dalam

penelitian ini, siswa dapat berlatih untuk mengembangkan kemampuannya

dalam berbicara bahasa Jerman;

b. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang baru dalam pembelajaran bahasa

Jerman pada ranah berbicara dengan bermain.

3. Penelitian Lanjutan

a. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan

melakukan penelitian yang berhubungan dengan permainan Koffer packen;

b. Dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian yang berhubungan dengan

pembelajaran keterampilan berbicara.

G. Definisi Operasional

1. Keterampilan Berbicara

Maksud dari keterampilan berbicara di dalam penelitian ini adalah

kemampuan siswa SMA dalam berbicara menggunakan bahasa Jerman yang

disesuaikan dengan bahasa Jerman tingkat pemula. Kemampuan memperkenalkan

diri sendiri serta kemampuan untuk meminta informasi dari seseorang dan

memberi informasi kepada seseorang, merupakan kriteria yang harus dipenuhi

oleh pembelajar bahasa Jerman pemula yang dalam hal ini siswa SMA.

2. Permainan Koffer packen

Sedangkan permainan Koffer packen yang dimaksud dalam penelitian ini

merupakan permainan yang dimainkan oleh sekelompok orang yang dimulai oleh

seorang pemain dengan cara menyusun satu kalimat lengkap, lalu pemain

selanjutnya harus mengulangi kalimat yang telah diucapkan oleh pemain

sebelumnya sekaligus menambahkan satu kata/satu kalimat. Peraturan tersebut

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Quasi-Experiment atau eksperimen semu merupakan metode yang

digunakan pada penelitian ini guna mengetahui efektivitas permainan Koffer

packen dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Pada penelitian ini hanya satu kelas eksperimen yang diteliti. Desain yang digunakan adalah one

group pretest-posttest, yang berarti tes awal dan tes akhir hanya kan pada satu kelas tanpa adanya kelas pembanding.

Agar desain dari penelitian ini terlihat lebih jelas, berikut adalah

pemaparannya:

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Keterangan:

O1 : Sejumlah siswa diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal

siswa dalam berbicara sebelum diberi treatment.

X : Perlakuan yang diberikan kepada siswa berupa penerapan permainan

Koffer packen pada pembelajaran bahasa Jerman keterampilan berbicara. O2 : Sejumlah siswa diberikan posttest untuk mengetahui kemampuan akhir

siswa dalam berbicara setelah diberi treatment.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pasundan 3 Cimahi dari bulan Januari

hingga Oktober 2015. Pemilihan sekolah ini didasari pada pengalaman peneliti

(16)

30

Eka RaksaWinarah , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Variabel

Berikut ini merupakan variabel yang terdapat pada peneltian ini.

1. Variabel bebas (Variabel x)

Variabel bebas dari penelitian ini adalah penerapan permainan Koffer packen

pada pembelajaran keterampilan berbicara.

2. Variabel terikat (Variabel y)

Keterampilan berbicara siswa merupakan variabel terikat dari penelitian ini.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian, ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA

Pasundan 3 Cimahi. Pemilihan kelas XI menjadi populasi dikarenakan mereka

telah belajar bahasa Jerman setidaknya selama satu tahun.

2. Sampel

Karena kesamaan karakter yang dimiliki siswa di kelas XI IPA 2, maka

dipilih kelas tersebut sebagai kelas eksperimen dan mewakili populasi.

E. Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen penelitian merupakan langkah yang dilakukan

sebelum pengumpulan data. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini

merupakan tes untuk menilai keterampilan berbicara siswa. Tes terdiri dari dua

bagian dan bertema keluarga. Instrumen penelitian diambil dari buku Start

Deutsch Goethe-Zertifikat A1. Pada bagian pertama, siswa harus memperkenalkan diri menggunakan Bahasa Jerman. Kemudian pada bagian kedua siswa harus

melakukan tanya jawab secara berpasangan menggunakan kata kunci yang

terdapat di dalam beberapa kartu. Setiap siswa mendapat giliran untuk bertanya

dan menjawab dengan menggunakan kartu sebanyak dua kali.

Instrumen soal pretest dan posttest merupakan soal yang sama dan

(17)

31

diberi treatment. Pemberian pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan

siswa dalam berbicara sebelum diberi treatment, sedangkan pemberian posttest

kepada siswa merupakan langkah mengetahui sejauhmana kemampuan siswa

dalam berbicara setelah diberi treatment yang berupa penerapan permainan Koffer

packen.

Berikut merupakan panduan penilaian yang dipakai ketika penelitian

khususnya pada saat pretest dan posttest. Ketiga kriteria yang digunakan

merupakan kriteria penilaian dalam tes keterampilan berbicara yang terdapat

dalam buku Goethe Zertifikat A1 Start Deutsch 1 Prüfungsziele Testbeschreibung.

Kriterien Punkte Verstehen Formulierung Verständlichkeit

81-100 sehr gut sehr gut sehr gut

61-80 gut gut gut

41-60 befriedigend befriedigend befriedigend

21-20 ausreichend ausreichend ausreichend

0-20 nicht bestanden nicht bestanden nicht bestanden

F. Teknik Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Berikut merupakan kegiatan yang dilakukan guna mendapat data untuk

penelitian:

a. Kajian pustaka untuk mendapatkan teori yang relevan serta instrumen

penelitian yang sesuai.

b. Memberi pretest terhadap siswa untuk mendapatkan data siswa sebelum

diberi perlakuan.

c. Memberi posttest terhadap siswa untuk mendapatkan data siswa setelah diberi

perlakuan.

2. Teknik Pengolahan Data

Pada bagian ini data akan dikaji dan dianalisis. Berikut adalah

(18)

32

Eka RaksaWinarah , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menganalisa hasil pretest dan posttest. Kemudian ditampilkan dalam sebuah

tabel sehingga rata-rata nilai, standar deviasi dan koefisiensi varian kelas

dapat jelas terlihat.

b. Untuk melaksanakan pengujian statistik data, dibutuhkan pengujian yang

terdiri dari uji normalitas (Liliefors-Test) dan uji homogenitas.

c. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi perbedaan rata-rata melalui uji-t

dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan

Md : mean dari selisih antara Pretest dan Posttest

Σ(xd)2 : jumlah dari kuadrat deviasi n : subyek (sampel)

3. Prosedur Penelitian

Berikut merupakan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian

ini:

a. Melakukan observasi ke sekolah yang menjadi tempat dilaksanakannya

penelitian.

b. Mengurus izin penelitian.

c. Menyusun instrumen penelitian.

d. Memberikan pretest kepada siswa untuk mengetahui keterampilan berbicara

siswa sebelum penerapan permainan Koffer packen sebagai treatment.

e. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) penelitian.

f. Memberikan treatment kepada siswa berupa penerapan permainan Koffer

packen pada pembelajaran keterampilan berbicara.

g. Memberikan posttest kepada siswa untuk mengetahui keterampilan berbicara

siswa setelah penerapan permainan Koffer packen sebagai treatment.

h. Menganalisis dan menguji data.

(19)

33

G. Hipotesis Statistik

Sebagai langkah terakhir dari pengolahan dan analisis data, maka

dilakukan pengujian statistik terhadap hipotesis dari penelitian ini.

H0 : μ SsP =μ SbP

H1 : μ SsP > μ SbP

Keterangan:

μ SsP : Keterampilan berbicara siswa sebelum diberi treatment (pretest)

μ SbP : Keterampilan berbicara siswa setelah diberi treatment (posttest) H0 : Hasil dari posttest sama dengan hasil dari pretest, yang berarti

tidak terdapat peningkatan terhadap keterampilan berbicara siswa.

H1 : Hasil dari posttest lebih tinggi dari hasil dari pretest, yang berarti

(20)

39

Eka RaksaWinarah , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan beberapa poin penting sebagai berikut:

1. Sebelum pemberian treatment berupa penerapan permainan Koffer packen

pada pembelajaran keterampilan berbicara, siswa kelas XI IPA 2

mendapatkan nilai rata-rata untuk pretest sebesar 50,04 (kurang).

2. Setelah pemberian treatment berupa penerapan permainan Koffer packen

pada pembelajaran keterampilan berbicara, siswa kelas XI IPA 2

mendapatkan nilai rata-rata untuk posttest sebesar 77,6 (baik).

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai siswa pada saat pretest

sebelum pemberian treatment dan nilai siswa pada saat posttest setelah

pemberian treatment. Hal ini berdasarkan uji t yang menghasilkan angka

untuk thitung sebesar 20,56 yang lebih tinggi dari ttabel pada taraf nyata (α)=

0,05 dan dk= 24 sebesar 2,0639 (thitung> ttabel = 20,56 > 2,0639).

4. Penerapan permainan Koffer packen efektif dalam meningkatkan

keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa.

B. Saran

Berikut merupakan beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan

penelitian ini:

1. Permainan kebahasaan seperti Koffer packen dapat menjadi alternatif media

pembelajaran bagi pengajar untuk melatih keterampilan siswa dalam

(21)

40

2. Pengajar harus lebih kreatif dalam mengajar dan memberikan materi ajar.

Menyisipkan permainan kebahasaan dapat menjadi salah satu pilihan agar

proses pembelajaran menjadi lebih menarik bagi siswa.

3. Peneliti selanjutnya dapat meneliti penggunaan permainan Koffer packen

untuk keterampilan berbahasa lainnya. Selain itu, dapat pula meneliti

(22)

41

Eka RaksaWinarah , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN MELALUI PERMAINAN KOFFER PACKEN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Becker, Peter. (2013). Spiele Koffer packen. Diakses dari :

http://www.peter-becker.de/Fundgrube/Spiele/Kofferpacken.htm

Dauvillier, Christa., dan Dorothea Lévy-Hillerich. 2004. Spiele im

Deutschunterricht: Fernstudieneinheit 28. München: Goethe-Institut.

Dinsel dan Reimann. (2011). Tippen und Übungen: Fit fürs Goethe Zertifikat

Deutsch. Ismaning: Hueber Verlag

Balme, Michaela Perlmann., dan Micahela Stoffers. (2011). Goethe Zertifikat

A1-Start Deutsch 1 Prüfungsziele Testbeschreibung. München: Goethe-

Institut.

Geschwandtner. (2003). Lehrplan der Volksschule, Siebenter Teil, Bildungs- und

Lehraufgaben sowie Lehrstoff und didaktische Grundsätze der

Pflichtgegenstände der Grundschule und der Volksschuloberstufe,

Grundschule – Deutsch, Lesen, Schreiben. Diakses dari:

https://www.bmbf.gv.at/schulen/unterricht/lp/VS7T_Deutsch_3994.pdf?4dz

gm2

Götz, Dieter., und Hans Wellmann. (2008). Langenscheidt Power Wörterbuch

Deutsch. Berlin: Langenscheidt.

Huneke, H. W. (2010). Deutsch als Fremdsprache: eine Einführung. Berlin: Erich

Schmidt verlag GmbH.

Indriana, Dina. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva

Press

Kruk, Agnieszka. (2010). Das Spiel und seine Anwendung im Deutsch als

(23)

42

Legawa, I Wayan. (2012). Syarat Media Pembelajaran. Diakses dari:

https://subhandepok.files.wordpress.com/2012/02/syarat-media-pembelajaran.pdf

Liliweri, Alo. (2003). Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Jakarta: Prenada

Media Group

Madeamin, Ishaq. (2015). Model Pembelajaran. Diakses dari:

www.ishaqmadeamin.com

Muhammad, Arni. (1992). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Putri, Y.A. (2011). Tanpa Judul. Diakses dari:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter%20II.pdf

Rösler, Dietmar. (2012). Deutsch als Fremdsprache: Eine Einführung. Stuttgart:

Verlag J. B. Metzler

Siahaan, R. A., dan Siti Kudriyah. (2013). Die Steigerung Der Sprechfertigkeit

der Schüler durch Das Medium Bildergeschichte. Diakses dari:

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=154886&val=3890&titl

Sutirman. (2013). Media & Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tanpa nama, (2013). Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara dalam ZiDS.

Dalam Setiawan, Powerpoint Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman (hlm.

Referensi

Dokumen terkait

ROM (Read Only Memory) adalah data yang terdiri dari program-program pokok yang hanya bisa dibaca saja, berbeda dengan RAM, pada ROM data sudah diisi dari pabrik

Walaupun aspek afektif dan konatif lebih tinggi dimiliki para ibu hamil yang memiliki sikap positif terhadap dokter kandungan wanita, masih terdapat para ibu

Alasan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini karena pH awal jahe pada konsentrasi 15% yaitu 6,56 dimana nilai pH tersebut mendekati netral, sehingga ketika

Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya untuk paket pekerjaan Perencanaan Peningkatan jalan (Hotmix) Dsn Meurandeh menuju pabrik kelapa

Penelitian ini berbeda dengan yang akan penulis teliti nanti karena penulis dalam meneliti tidak melakukan metode komparasi antara Alquran dan al-Kitab tetapi hanya pada kitab

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, hidayah dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya,

Potensi Cairan Ionik CIS-OLEIL-IMIDAZOLINIUM Asetat Sebagai Pelarut Dalam Proses Exfoliasi Grafit Menjadi Grafena.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |