ABSTRAK
EFEK INFUSA GEL LIDAH BUAYA (
Aloe vera
L.) TERHADAP
PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA
MENCIT JANTAN GALUR
Swiss Webster
YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Bellany A.R, 2007 . Pembimbing utama : Kartika Dewi, dr., M.Kes Pembimbing pendamping : Diana K Jasaputra, dr., M.Kes
Diabetes adalah penyakit metabolik dengan gejala hiperglikemia dan glukosuria. Pengobatan diabetes sangat penting, selain dengan menggunakan obat modern, sebagai alternative dapat menggunakan obat tradisional salah satunya Lidah buaya. Tujuan penelitian menilai efek infusa gel Lidah buaya (Aloe vera L.) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan. Hewan coba yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan dibagi menjadi 5 kelompok (n=5) diberi perlakuan dengan infusa gel Lidah buaya 1 DMct, 2 DMct, 4 DMct, Glibenklamid, Air suling selama 7 hari, data yang diukur kadar glukosa darah setelah induksi dan perlakuan. Analisis data dengan uji ANAVA dilanjutkan dengan uji Tukey HSD 3 = 0,05. Persentase penurunan kadar glukosa darah setelah diberi infusa gel lidah buaya 1 DMct, 2 DMct, 4 DMct, Glibenklamide, dan air suling berturut-turut adalah 61,93%, 54,69%, 67,5590%, 51,99%, dan 6,54%. Kelompok yang diberi infusa gel Lidah buaya 1 DMct, 2 DMct, 4 DMct, Glibenkamid penurunannya berbeda signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif (p<0,05). Kelompok yang diberi infusa Lidah Buaya dosis 1 DMct dan 2 DMct penurunannya tidak berbeda signifikan dengan kontrol (+). Tetapi, dosis 4 DMct memberikan penurunan kadar glukosa darah yang berbeda bermakna dengan kontrol (+). Berarti Infusa Lidah Buaya 1 DMct dan 2 DMct memiliki kemanjuran yang sama dengan kontrol (+), tetapi dosis 4 DMct efeknya lebih baik. Kesimpulannya adalah infusa gel Lidah Buaya berefek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi Aloksan.
Universitas Kristen Maranatha v
ABSTRACT
THE EFFECT OF ALOE GEL INFUSES (Aloe vera
L.
) ON THE
DECREASE OF BLOOD GLUCOSE CONCENTRATION IN
MALE MICE Swiss Webster STRAIN
WHICH INDUCE
BY
ALOXAN
Bellany A R, 2007 : 1st Tutor : Kartika Dewi, dr., M.Kes 2nd Tutor : Diana K Jasaputra, dr., M.Kes
Diabetes is a metabolism disease with the symptoms are hyperglycemic and glucosuria. Treatment of diabetes is very important, beside used the modern medicine, alternatively we can use traditional medicine. The aim of this research was to know the effect of Aloe gel infuses on the decrease of blood glucose concentration in mice which induced by aloxan. The experimental animals were 25 adult male mice, divided into 5 groups (n=5), were given treatment by aloe gel infuses 1 DMct, 2 DMct, 4 DMct, Glibenclamide, Aquadest for 7 days, then their blood glucose concentrations were measured after induce and treatment. The results were analyzed with ANOVA and continued with Tukey HSD /= 0.05.
Percentage of the decrease after given aloe gel infuses 1 DMct, 2 DMct, 4 DMct, Glibenclamide and aquadest alternately were 61,93%, 54,69%, 67,56%, 51,99%, and 6,54%. The decreasing of blood glucose concentration after given aloe gel infuses 1 DMct, 2 DMct, 4 DMct, Glibenclamide compared with negative control were significant. The decreasing of blood glucose concentration was not significant between the Aloe gel infuses 1 DMct and 2 DMct with positive controls.But, decreasing blood glucose concentration of aloe gel infuses 4 DMct was different with positive control. Its means Aloe gel infuses 1 DMct and 2 DMct have the same efficacy with positive control, but 4 DMct dose given the better effect. The conclusion is aloe gel infuses has the effect to decreasing the blood glucose concentration in mice which induced by aloxan
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas berkat, rahmat dan perlindunganNya, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan pembuatan karya tulis ini. Tujuan dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked).
Selama pembuatan karya tulis ini, penulis banyak dibantu oleh banyak pihak, dan pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Kartika Dewi, dr., M.Kes, selaku pembimbing utama atas semua kesabaran, bimbingan dan masukan yang diberikan kepada penulis selama pembuatan karya tulis ini.
2. Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes, selaku pembimbing pendamping yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.
3. Ellya Rosa D, dr., dan Dra. Rosnaeni, Apt, selaku penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis.
4. Tim KTI yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk membuat Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Bapa dan Mama, atas kasih sayang, doa, semangat, juga dukungan moral dan materiil kepada penulis.
6. Adik-adikku tercinta Inal dan Reyra yang selalu menghadirkan keceriaan pada penulis.
7. Ichsan, Tassa, Dwi, Handy, selaku teman seperjuangan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, terima kasih untuk bantuannya. 8. Dunk, Soek, Vina, Chika, Lissa, Sarah, Pee, Windi, On, Ivan, Billy,
Alogo, Dian, Leni, Ase, Kyan, Dodo, Adit, Indro, Pitung, Kristin untuk semua perhatian dan dukungan moral kepada penulis.
Universitas Kristen Maranatha vii
11.Teman-teman Extravaganza dan Indonesian Idol, yang memberikan semangat dan keceriaan kepada penulis.
12.Bi Nam, yang selalu siap untuk memberikan bantuannya kepada penulis. 13.Ompung, Tulang, Nantulang, Bapatua, Mamatua, Tante, Uda, Amangboru,
Namboru, Abang, Kakak, dan semua adik-adik atas dukungan moral dan doanya kepada penulis.
14.Pak Nana dan Pak Kris atas kerjasama dan bantuannya dalam pelaksanaan penelitian.
15.Seluruh staf bagian Farmakologi yang telah memberikan bantuan peminjaman alat selama melakukan penelitian.
16.Semua teman dan sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Tuhan memberkati kalian semua.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi pembaca dan perkembangan ilmu kedokteran.
Bandung, Januari 2007
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ………... ii
SURAT PERNYATAAN ………... iii
ABSTRAK ……….. iv
ABSTRACT ……… v
PRAKATA………... vi
DAFTAR ISI ………... viii
DAFTAR TABEL ………... xii
DAFTAR GAMBAR ……….. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………... 1
1.2 Identifikasi Masalah ………... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ……… 3
1.4 Kegunaan Penelitian ………... 3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran ………. 4
1.5.2 Hipotesis Penelitian ……….. 5
1.6 Metodologi Penelitian ……… 5
1.7 Lokasi dan Waktu ………... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Fisiologis Kelenjar Pankreas ………... 6
2.2 Insulin 2.2.1 Kimia dan Sintesis ……… 7
2.2.2 Sekresi dan Metabolisme ………. 9
Universitas Kristen Maranatha ix
2.2.3.3 Peran Pada Transport Beberapa Zat Melalui
Membran Sel ………... 10
2.2.3.4 Pengaruh Terhadap Enzim ………... 10
2.3 Defisiensi Insulin ……… 11
2.4 Kebutuhan dan Resistensi Insulin ….………. 12
2.5 Diabetes Melitus 2.5.1 Definisi Diabetes Melitus ……… 12
2.5.2 Etiologi Diabetes Melitus ……… 13
2.5.3 Gejala Klinis Diabetes Melitus ………... 15
2.5.4 Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus ………... 15
2.5.5 Klasifikasi Diabetes Melitus ………... 16
2.5.6 Komplikasi Diabetes ………... 21
2.5.7 Beberapa Petunjuk umum Penggunaan Diit Diabetes Melitus ………... 23
2.6 Aloksan ………... 24
2.7 Obat Hipoglikemik Oral (OHO) atau Oral Anti Diabetes (OAD) 2.7.1 Penggolongan Oral Anti Diabetes ………... 25
2.7.2 Mekanisme Kerja OAD (Sulfonilurea dan Biguanide) 25 2.8 Lidah Buaya 2.8.1 Klasifikasi Lidah Buaya ……….. 27
2.8.2 Asal Usul Lidah Buaya ………... 27
2.8.3 Morfologi Lidah Buaya ………... 28
2.8.4 Jenis Lidah Buaya ………... 29
2.8.5 Khasiat Lidah Buaya ………... 30
2.8.6 Kandungan Kimia Aloe vera L.……… 31
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.2.1 Metode Penarikan Sampel ………... 36 3.2.2 Desain Penelitian ………. 36 3.2.3 Variabel Penelitian ……….. 37 3.2.4 Prosedur Kerja
3.2.4.1 Pengumpulan Bahan ………. 37 3.2.4.2 Pembuatan Infusa Lidah Buaya
(Aloe vera L.)……… 37 3.2.4.3 Penyiapan Hewan Coba ………... 38 3.2.4.4 Pengujian Efek Penurunan Kadar Glukosa
Darah ………... 38
3.3 Metode Analisis ……….. 39 3.4 Hipotesis Statistik
3.4.1 Sesudah Induksi Aloksan ……… 39 3.4.2 Presentase Penurunan Sesudah Perlakuan...…………. 39 3.5 Kriteria Uji ………. 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ……….. 40 4.2 Pembahasan ……… 43 4.3 Uji Hipotesis ………... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ………. 46
Universitas Kristen Maranatha xi
DAFTAR PUSTAKA ………. 47
LAMPIRAN I ….……… 50
LAMPIRAN II ……… 51
LAMPIRAN III ………... 54
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai Diagnostik Untuk Tes Toleransi Glukosa Oral Cara Baku … 16 Tabel 2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus dan Kategori-kategori Intoleransi
Glukosa ………... 17
Tabel 2.3 Zat-zat yang Terkandung Dalam Gel Lidah Buaya ……….. 31 Tabel 4.1 Rata-rata Pengukuran Kadar Glukosa Darah Mencit Setelah
Induksi Aloksan ……….. 40 Tabel 4.2 Hasil ANOVA Kadar Glukosa Darah Mencit Setelah Induksi
Aloksan ………... 41
Tabel 4.3 Rata-Rata Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit setelah induksi Aloksan dan setelah Perlakuan... 41 Tabel 4.4 Hasil ANOVA Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Yang
Diinduksi Aloksan, Sesudah Perlakuan ……….. 42 Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Rata-rata Tukey HSD Persentase Penurunan Kadar
Universitas Kristen Maranatha xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Pankreas ………. 7
Gambar 2.2 Struktur Kimia Insulin ………... 8
Gambar 2.3 Struktur Kimia Aloksan ……… 25
Gambar 2.4 Tanaman Lidah Buaya ……….. 27
Gambar 2.5 Gel Lidah Buaya ………... 30
Gambar 2.6 Struktur Flavonoid ……… 33
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan Sesudah Perlakuan ………...……… 50 Lampiran II Hasil Penghitungan Konversi Dosis ……….. 51 Lampiran III Analisis Kadar Glukosa Darah dengan uji ANOVA yang
Universitas Kristen Maranatha
50
Lampiran I
Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan Sesudah Perlakuan.
Variabel Perlakuan n Sesudah Induksi Sesudah Perlakuan Infusa Gel Lidah Buaya 1 DMct 1 193 67
Kontrol Positif (Glibenklamid) 1 122 70
51
Konversi dosis tikus 200 g ke mencit 20 g = 0,14
Berat mencit rata-rata pada percobaan = 21,04 g
Volume penyuntikan i.v mencit 0,1 ml
- Dosis aloksan untuk mencit 20 g
= 24 mg x 0,14 = 3,36 mg
- Dosis aloksan untuk mencit 21,04 g
= (21,04/20) * 3,36 mg
= 3,53 mg
Jadi, Dosis aloksan yang diberikan pada mencit adalah 3,53 mg/0,1 ml
2. Infusa gel Lidah buaya
Dosis gel lidah buaya pada manusia 70 kg : 100 g
Factor konversi dari manusia 70 kg ke mencit 20 g : 0,0026
Dosis mencit 20 g :
= 100 g x 0,0026
= 0,26 g
Rata-rata berat badan mencit = 27,01 g
Dosis 1 (1 DMct) : 0,26 g / 0,5 ml / mencit 20 g
= (27,01/20) * 0,26 g
= 0,35 g
Jadi, dosis infusa gel Lidah buaya 1 DMct yang diberikan untuk
Universitas Kristen Maranatha
52
Dosis 2 (2 DMct) : 0,52 g/ 0,5 ml/ mencit 20 g
= (27,01/20) * 0,52 g
= 0,70 g
Jadi, dosis infusa gel Lidah buaya 2 DMct yang diberikan untuk
mencit dengan berat badan 27,01 g adalah 0,70 g/0,5 ml
Dosis 3 (4 DMct) : 1,04 g/ 0,5 ml/ mencit 20 g
= (27,01/20) * 1,04 g
= 1,4 g
Jadi, dosis infusa gel Lidah buaya 4 DMct yang diberikan untuk mencit
dengan berat badan 27,01 g adalah 1,4 g /0,5ml
Pembuatan Infusa Gel Lidah Buaya
Infusa gel lidah buaya dibuat dengan konsentrasi 10 %
10 g Gel Lidah buaya + 100 ml air, kemudian dipanaskan dengan suhu
900 C selama 15 menit, kemudian disaring, dan hasil saringannnya
diuapkan kembali.
1,4 g = 0,5 ml
10 g x
x = 10 x 0,5 = 35,71 ml
1,4
Berarti 100 ml infusa gel Lidah buaya 10 % diuapkan sampai 35,71 ml
(dosis 4 DMct)
Selanjutnya untuk membuat dosis 2 DMct diencerkan 2 x
53
3. Larutan Glibenklamide
Dosis Glibenklamid untuk manusia 70 kg : 10 mg
Konversi dari manusia 70 kg ke mencit 20 g : 0,0026
Dosis Glibenklamide untuk mencit 20 g
= 10 x 0,0026
= 0,026 g
dosis untuk 1 kg mencit
= (1000/20)*0,026
=1,3 mg/kg BB Mencit
Volume lambung mencit : 0,5 ml
Berat mencit rata-rata = 23,85 g
Dosis Glibenklamide untuk mencit dengan berat badan 23,85 g
= (23,85/20) * 0,026
= 0,03 g
Jadi, dosis larutan Glibenklamide yang diberikan pada mencit dengan
Universitas Kristen Maranatha
54
Lampiran III
EFEK INFUSA GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Oneway
a. Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi
Descriptives Kadar Glukosa darah Sesudah Induksi
95% Confidence Interval for Mean N Mean
Std.
Deviation Std. Error
Lower Bound
Upper
Bound Minimum Maximum
Dosis 1 DMct 5 159.0000 29.28310 13.09580 122.6402 195.3598 136.00 193.00
Dosis 2 DMct 5 190.6000 77.37441 34.60289 94.5270 286.6730 143.00 326.00
Dosis 4 DMct 5 212.2000 109.80528 49.10642 75.8587 348.5413 145.00 403.00
Kontrol Positif 5 290.6000 107.54673 48.09636 157.0631 424.1369 122.00 393.00
Kontrol Negatif 5 158.6000 21.54762 9.63639 131.8451 185.3549 125.00 179.00
Total 25 202.2000 87.27590 17.45518 166.1743 238.2257 122.00 403.00
ANOVA
Kadar Glukosa darah Sesudah Induksi
Sum of Squares df Mean square F Sig.
Between Groups 59081.600 4 14770.400 2.388 .085
Within Groups 123728.4 20 6186.420
Total 182810.0 24
Homogeneous Subsets
Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi Tukey HSD a
Subset for
alpha = 0.5
Kelompok N 1
Kontrol Negatif 5 158.6000
Dosis 1 DMct 5 159.0000
Dosis 2 DMct 5 190.6000
Dosis 4 DMct 5 212.2000
Kontrol Positif 5 290.6000
Sig. .098
55
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi
Tukey HSD
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) Kelompok (J) Kelompok (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
Dosis 1 DMct Dosis 2 DMct -31.60000 49.74503 .967 -180.4558 117.2558
Dosis 4 DMct -53.20000 49.74503 .820 -202.0558 95.6558
Kontrol Positif -131.60000 49.74503 .099 -280.4558 17.2558
Kontrol Negatif .40000 49.74503 1.000 -148.4558 149.2558
Dosis 2 DMct Dosis 1 DMct 31.60000 49.74503 .967 -117.2558 180.4558
Dosis 4 DMct -21.60000 49.74503 .992 -170.4558 127.2558
Kontrol Ppsitif -100.00000 49.74503 .297 -248.8558 48.8558
Kontrol Negatif 32.00000 49.74503 .966 -116.8558 180.8558
Dosis 4 DMct Dosis 1 DMct 53.20000 49.74503 .820 -95.6558 202.0558
Dosis 2 DMct 21.60000 49.74503 .992 -127.2558 170.4558
Kontrol Positif -78.40000 49.74503 .528 -227.2558 70.4558
Kontrol Negatif 53.60000 49.74503 .816 -95.2558 202.4558
kontrol Positif Dosis 1 DMct 131.60000 49.74503 .099 -17.2558 280.4558
Dosis 2 DMct 100.00000 49.74503 .297 -48.8558 248.8558
Dosis 4 DMc 78.40000 49.74503 .528 -70.4558 227.2558
Kontrol Negatif 132.00000 49.74503 .098 -16.8558 280.8558
Kontrol Negatif Dosis 1 DMct -40000 49.74503 1.000 -149.2558 148.4558
Dosis 2 DMct -32.00000 49.74503 .966 -180.8558 116.8558
Dosis 4 DMct -53.60000 49.74503 .816 -202.4558 95.2558
Universitas Kristen Maranatha
56
b. Kadar Glukosa Darah Sesudah Perlakuan
Descriptives Kadar Glukosa darah Sesudah Perlakuan
95% Confidence Interval for Mean N Mean
Std.
Deviation Std. Error
Lower Bound
Upper
Bound Minimum Maximum
Dosis 1 DMct 5 61.9297 8.25874 3.69342 51.6751 72.1843 50.37 70.71
Kadar Glukosa darah Sesudah Perlakuan
Sum of Squares df Mean square F Sig.
Between Groups 11774.334 4 2943.584 47.256 .000
Within Groups 1245.804 20 62.290
Total 13020.138 24
Homogeneous Subsets
Kadar Glukosa Darah Sesudah Perlakuan Tukey HSD a
Subset for alpha = 0.5
Kelompok N 1 2 3
Kontrol Negatif 5 6.5378
Kontrol Positif 5 51.9855
Dosis 2 DMct 5 54.6889 54.6889
Dosis 1 DMct 5 61.9297 61.9297
Dosis 4 DMct 5 67.5590
Sig. 1.000 .305 .113
57
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Kadar Glukosa Darah Sesudah Perlakuan
Tukey HSD
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) Kelompok (J) Kelompok (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
Dosis 1 DMct Dosis 2 DMct 7.24084 4.99160 .604 -7.6959 22.1776
Dosis 4 DMct -5.62924 4.99160 .790 -20.5660 9.3075
Kontrol Positif 9.94426 4.99160 .305 -4.9925 24.8810
Kontrol Negatif 55.39188* 4.99160 .000 40.4551 70.3286
Dosis 2 DMct Dosis 1 DMct -7.24084 4.99160 .604 -22.1776 7.6959
Dosis 4 DMct -12.87008 4.99160 .113 -27.8068 2.0667
Kontrol Ppsitif 2.70342 4.99160 .982 -12.2333 17.6402
Kontrol Negatif 48.15104* 4.99160 .000 33.2143 63.0878
Dosis 4 DMct Dosis 1 DMct 5.62924 4.99160 .790 -9.3075 20.5660
Dosis 2 DMct 12.87008 4.99160 .113 -2.0667 27.8068
Kontrol Positif 45.57350* 4.99160 .038 .6368 30.5102
Kontrol Negatif 61.02112* 4.99160 .000 46.0844 75.9579
kontrol Positif Dosis 1 DMct -9.94426 4.99160 .305 -24.8110 4.6625
Dosis 2 DMct -2.70342 4.99160 .982 -17.6402 12.2333
Dosis 4 DMct -15.57350* 4.99160 .038 -30.5102 -.6368
Kontrol Negatif 45.44762* 4.99160 .000 30.5109 60.3844
Kontrol Negatif Dosis 1 DMct -55.39188* 4.99160 .000 -70.3286 -40.4551
Dosis 2 DMct -48.15104* 4.99160 .000 -63.0878 -33.2143
Dosis 4 DMct -61.02112* 4.99160 .000 -75.9579 -46.0844
Kontrol Positif -45.44762- 4.99160 .000 -60.3844 -30.5109
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Diabetes melitus (istilah melitus dalam bahasa latin diartikan “madu manis”,
yang merujuk pada rasa urin penderita diabetes) ialah suatu sindroma kronik
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) dan sekresi glukosa
dalam urin (glukosuria). Diabetes melitus ini diakibatkan karena kekurangan
jumlah insulin, efek kerja insulin atau keduanya (Haznam, 1991, Alberti &
Unwim, 1999).
Diabetes melitus dibagi dalam beberapa tipe dengan dua tipe utama, yaitu tipe
I yang dikenal sebagai Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan tipe II
yang dikenal sebagai Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
(Bennet, 1994)
Diabetes saat ini merupakan masalah yang serius di dunia, termasuk di negara
berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan konsensus yang dikeluarkan oleh
Persatuan endokrinologi Indonesia (PERKENI) pada tahun 2006, prevalensi
penderita penyakit ini di Indonesia adalah 1,2 – 1,3 % dari penduduk Indonesia (±
220 juta jiwa) yang berumur di atas lima belas tahun, dan angka ini cenderung
meningkat sejalan dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia (PERKENI,
2006).
Hingga saat ini, diabetes masih belum dapat disembuhkan. Penyakit jantung
koroner, hipertensi, stroke, katarak, gagal ginjal, ganggren dan koma ketoasidosis
adalah beberapa komplikasi yang fatal akibat diabetes yang sering mengakibatkan
cacat dan kematian (Papoz et al, 1994).
Penyebab kematian dan komplikasi yang utama pada penderita diabetes (baik
diabetes tipe I maupun diabetes tipe II) adalah penyakit pembuluh darah. Penyulit
2
nefropati. Sedangkan mikroangiopati pada diabetes bermanifestasi sebagai
arteriosklerosis dini yang dapat mengenai organ-organ vital seperti jantung dan
otak (Papoz et al, 1994).
Sampai saat ini, penanganan diabetes dilakukan terutama dengan
mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal. Pendekatan terapi
tergantung pada tipe diabetes. Pada diabetes tipe I penanganan dilakukan dengan
insulin, sedangkan pendekatan farmakologis utama untuk mengatasi diabetes tipe
II adalah penggunaan obat Oral Anti Diabetes (OAD) (PERKENI, 2006).
Beberapa kekurangan yang dimiliki OAD menyebabkan penggunaannya
menjadi terbatas. Bagi sebagian besar penduduk Indonesia, OAD tergolong obat
yang harganya cukup mahal. Distribusinya yang belum merata hingga ke pelosok
pedesaan, menyebabkan OAD sulit diperoleh oleh para penderita di pedesaan.
Kedua hal itu merupakan kendala yang serius dalam pengelolaan diabetes, karena
penyakit itu juga sering terjadi pada penderita dari tingkat sosial ekonomi yang
rendah dan mereka tinggal di pedesaan. Dengan adanya tingkat kepercayaan yang
cukup tinggi dari masyarakat Indonesia tentang obat-obat tradisional, terkadang
sering menggeser penggunaan obat-obat modern seperti OAD (PERKENI, 2006).
Salah satu alternatif untuk menanggulangi semua permasalahan tersebut diatas
adalah dengan memanfaatkan tanaman obat asli Indonesia. Hal ini sesuai dengan
“kembali ke alam, manfaatkan obat asli Indonesia” yang dicanangkan Departemen
Kesehatan RI sebagai tema Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun 1998
(Maghfiroh, 1998).
Pengertian obat tradisional sendiri menurut UU RI tentang kesehatan adalah
bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan dari tumbuh-tumbuhan, hewan,
mineral, dan atau sediaan galeniknya yang secara turun-temurun telah digunakan
dalam usaha pengobatan berdasarkan pengalaman (Handayani, 2001).
Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera L.) merupakan tanaman yang mudah dan
sering dijumpai di masyarakat, sehingga hal ini akan membuat kemudahan dalam
mendapatkannya. Tanaman Lidah buaya dapat dijadikan obat bagi penderita
Universitas Kristen Maranatha
3
luka-luka, insomnia, gangguan pencernaan, haemoroid, gatal-gatal, sakit kepala,
rambut rontok, penyakit gusi dan mulut, perawatan kulit dan Diabetes melitus
(Irni, 2002).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, apakah infusa gel Lidah buaya
menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud : Mengembangkan pengobatan tradisional dengan menggunakan
Lidah buaya sebagai obat alternatif untuk menurunkan kadar
glukosa darah.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh infusa gel Lidah buaya terhadap
penurunan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi
Aloksan.
1.4 Kegunaan Penelitian
• Kegunaan Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
khususnya mengenai efek infusa gel Lidah buaya terhadap
4
• Kegunaan Praktis
Lidah buaya dapat digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu
obat alternatif untuk menurunkan kadar glukosa darah.
1.5 Kerangka Pemikirian dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Diabetes adalah suatu sindroma kronik dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai peningkatan glukosa darah
(hiperglikemia) dan sekresi glukosa dalam urin. Penyebabnya ialah kekurangan
insulin baik relatif maupun absolut.
Predisposisi terjadinya penyakit diabetes antara lain kelainan genetik,
obesitas, dan terpaparnya individu tersebut terhadap radikal bebas. Radikal bebas
merupakan suatu molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan
sehingga menjadi sangat reaktif dan sering menimbulkan kerusakan jaringan.
Aloksan merupakan suatu molekul radikal bebas yang merusak sel beta pancreas
sehingga terjadi hiperglikemia. Pemberian antioksidan akan mengurangi
kerusakan sel beta pancreas, sehingga terjadi penurunan kadar gula darah.
Lidah buaya merupakan salah satu tanaman yang sudah lama dikenal sebagai
“medical plant”. Bagian dari tumbuhan Lidah buaya yang digunakan sebagai obat
adalah daun, batang, dan gel-nya. Kandungan yang terdapat dalam lidah buaya
yang berguna untuk menurunkan kadar gula darah adalah flavonoid (Irni F., 2002)
Flavonoid merupakan salah satu dari banyak metabolit sekunder yang
bermanfaat sebagai antioksidan. Flavonoid sebagai antioksidan akan
menyumbangkan atom hidrogen dan bereaksi dengan radikal bebas untuk
mencegah dan memutuskan reaksi radikal bebas yang berantai dengan cara
Universitas Kristen Maranatha
5
1.5.2 Hipotesis Penelitian
- Infusa gel Lidah buaya menurunkan kadar glukosa darah pada mencit
yang diinduksi Aloksan
1.6 Metolodogi Penelitian
Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif.
Data yang diukur adalah kadar glukosa darah puasa mencit (mg%) setelah
induksi Aloksan dan sesudah perlakuan. Analisis data dengan ANOVA, yang
dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD, @= 0,05
1.7 Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas Kristen
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Infusa gel Lidah buaya (Aloe vera L.) mempunyai efek untuk menurunkan
kadar glukosa darah mencit yang diinduksi Aloksan.
5.2 Saran
Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan, sehingga masih perlu
dilakukan penelitian selanjutnya. Adapun saran-saran untuk penelitian selanjutnya
antara lain sebagai berikut :
1. Uji toksisitas Lidah buaya.
2. Percobaan dengan menggunakan beberapa dosis yang lebih rendah dan
lebih tinggi.
3. Percobaan yang serupa dengan menggunakan sediaan yang lain,
misalnya : ekstrak etanol.
4. Penelitian dengan menggunakan bahan lain dari Lidah buaya, misalnya
47 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Alberti, KGMM., Uwim, Nigle. 1999. The Diagnosis and Classification of Diabetes. In
Diabetes in the New Millenium. The Endocrinology and Diabetes Research
foundation of The University of Sidney. The Pot Still Press, 41-43 Dickson Avenue, Artamon NSW 2064. p505-514
Alfred A. Djajakusumah. 2003. Lidah Buaya sebagai Obat dan Minuman Penyegar. Dalam: Pikiran Rakyat, Minggu 2 Maret 2003. hal 10
Anonymus http://www.pom.go.id/oai/index.asp?. 22 agustus 2006.
Anonymus http:///www.depkes.go.id/index.php?. 22 agustus 2006.
Anonymus http://digilib.batan.go.id/gdl/go.php?id=jbptitbpp-gdl-s2-2003-fauziah-1815. 22 agustus 2006.
Arief Hariana. 2005. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal 104-106
Askandar Tjokroprawiro, 2001. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal 1-22
Askandar Tjokroprawiro. 2001. Diabetes Melitus Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 1-8, 17-20, 30-36
Bennet, PH. 1994. Definitions, Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and Impaired Glucose Tolerance. In Joslin`s Diabetes Mellitus 13th edition. Pennsylvania; Lea & Febiger. p193-200
Bruneton J. 1999. Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Plants. 2nd edition. New York: Londres. p310-324
Darmono. 2002. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: FKUI, 2002. hal 590-598
Depkes RI. 1995. Sediaan Umum. Dalam Farmakope Indonesia. Edisi 4. 9
Diah Krisnatuti Pranandji, Dwi Hastuti Martianto, Vera Uripi Subandriyo. 2002.
Perencanaan Menu Untuk Penderita Diabetes Melitus. PT Penebar Swadaya.
Jakarta. Hal 3-15
Erni Furuwanthi S.P. 2002. Terapi Aloe vera si obat Ajaib. Balai Penelitian Bioteknologi, BPPT & Agromedia Pustaka. Hal 6-29
Guyton & Hall. 1995. Insulin, Glukagon, dan Diabetes Melitus. Dalam Buku Ajar
48
Handayani, Lestari. 2001. Pemanfaatan obat Tradisional dalam Menangani Masalah Kesehatan. Dalam Majalah Kedokteran Indonesia volume 51. April. Jakarta. Hal hal 139-144
Hafiz Soewoto. 2001. Antioksidan Eksogen Sebagai Lini Pertahanan Kedua Dalam Menanggulangi Peran Radikal Bebas. Dalam : Kursus Penyegar 2001 Radikal Bebas dan Antioksidan Dalam Kesehatan Dasar, Aplikasi, dan Pemanfaatan
Bahan Alam. Jakarta : Bagian Biokimia FKUI. Hal 1-25
Halliwel B., Gutteridge M.C. 1991. Free radicals and toxicology. In : Free radicals in
biology and medicine. 2nd ed. New York. P310-314
Hastawan, Made. http://www.kompas.com/kesehatan/news, 22 Juli 2004
Haznam, M.W. 1991. Pankreas Endokrin. Dalam : Endokrinologi. Bandung. Hal 36-48
Irni F. 2002. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Jakarta: Agro Media Pustaka. Hal 6-29
Kelompok Kerja Ilmiah Phyto Medica. 1993. Kencing Manis - Diabetes Melitus. Dalam
Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Jakarta:
Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. Hal 195-200.
Maghfiroh, Y. 1998. Kembali ke Alam Manfaatkan Obat asli Indonesia. Dalam Republika, Minggu 15 November 1998.
Max B. Skousen. 1982. Aloe vera Hand Book. Cameroon Park, California. Aloe vera Research. p1-5
Newman, Dorland W.A. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC.2002 hal. 602-603
Perkumpulan Endokrikologi Indonesia (PERKENI), 2006. Konsensus Pengelolaan
Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia 2006, Jakarta.
Papoz, Laure; Costagliola, Dominique; Massari, Veronique. 1994. Epidemiology of the Micro dan Macrovascular Complication in Diabetes. In Vascular Complication of
Diabetes. Edition Pradel, Paris. p63-66
Peter Wise H. 1996. Atlas Bantu Endokrinologi. Jakarta: Hipokrates.
Sarwono Waspadji. 2002. Gambaran Klinis Diabetes Melitus. Dalam Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: FKUI. Hal 586-589
Tony Handoko, B. Suharto. 1995. Insulin, Glukagon dan Diabetik Oral. Dalam
Universitas Kristen Maranatha 49
T. Tjahjo Widyasmoro. 2006. Lidah Buaya Kagak Ada Matinye. Dalam Intisari
Tanaman Berkhasiat 2. Jakarta: PT. Intisari Mediatama. Hal 54-61