• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

i

P E R A N A N K L I R I N G D A L A M L A L U L I N T A S

P E M B A Y A R A N G I R A L D I B A N K I N D O N E S I A

C A B A N G S U R A K A R T A

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh: RIZA AFANDHI

C.100.030.147

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan dunia usaha dan perdagangan pada jaman

sekarang ini menyebabkan orang menginginkan segala sesuatunya bersifat

praktis dan aman khususnya dalam lalu lintas pembayaran. Maksudnya orang

tidak lagi harus menggunakan alat pembayaran yang berupa uang tunai

melainkan cukup dengan menerbitkan surat berharga baik sebagai alat

pembayaran tunai maupun sebagai alat pembayaran kredit.

Disamping merupakan alat yang sangat penting bagi usaha untuk

meningkatkan pembayaran giral, juga untuk mendorong agar mereka mau

menyimpan uang tunainya di bank, atau dengan kata lain mereka mau

merubah kebiasaan memegang uang dalam bentuk kartal menjadi bentuk

rekening giro pada bank. Sistem pembayaran tidak dapat dipisahkan dari

perkembangan uang dalam fungsinya untuk penyelesaian transaksi dari

berbagai aktivitas ekonomi yang dilakukan masyarakat. Perkembangannya

diawali dari pembayaran secara tunai sampai pada pembayaran elektronis

yang bersifat non tunai. Sistem pembayaran tunai berkembang dari uang yang

berbentuk barang (commodity money), termasuk emas, hingga uang kertas

dan logam yang dikeluarkan bank sentral.

Sementara itu sistem pembayaran non tunai berkembang dari yang

berbasis warkat (cek, bilyet giro, dan sebagainya) sampai kepada yang

berbasis elektronik. Dengan perkembangan tersebut peran sistem pembayaran

(3)

yang tak terpisahkan dari sistem keuangan dan perbankan suatu Negara.

Keberhasilan sistem pembayaran akan akan menunjang perkembangan sistem

keuangan dan perbankan. Sebaliknya resiko ketidak lancaran atau kegagalan

sistem pembayaran akan akan berdampak negatif pada kestabilan ekonomi

secara keseluruhan. Berkenaan dengan permasalahan tersebut maka sistem

pembayaran perlu diatur dan dijaga keamanan serta kelancarannya oleh suatu

lembaga dan umumnya dilakukan oleh bank sentral. Sistem pembayaran yang

aman dan lancar merupakan salah satu prasyarat bagi pencapaian stabilitas

moneter dan keuangan yang tujuan utama dari bank sentral. Oleh karena itu,

bank sentral pada umumnya terlibat dalam penyelenggara sistem pembayaran,

terutama sebagai pembuat kebijakan dan peraturan, penyelenggara serta

pengawas dalam rangka mengontrol resiko.

Dalam prakteknya transaksi pembayaran dilakukan dengan instrument

tunai dan non tunai. Instrumen pembayaran yang di gunakan oleh suatu

masyarakat tergantung kepada banyak faktor antara lain tingkat ekonomi,

budaya dan preferensinya. Namum demikian, instrumen tunai biasanya

digunakan untuk transaksi bernilai kecil ditingkat ritel dan antar individu,

sementara instrument non tunai umumnya digunakan untuk transaksi bernilai

besar. Presentase penggunaan pembayaran dengan non tunai pada umumnya

meningkat terus sejalan dengan perkembangan ekonomi Negara yang

bersangkutan. Dengan kecenderungan penggunaan pembayaran tunai yang

menurun. Semakin berkembang suatu perekonomian suatu Negara maka peran

sistem pembayaran giral semakin penting.

Di lain pihak untuk mendidik masyarakat tersebut tidak hanya terbatas

(4)

untuk perbankan sendiri, agar dalam menjalankan usahanya dapat

menggunakan asas-asas yang sehat dan berlaku.1

Lalu lintas pembayaran giral hanya meliputi hal-hal yang bertalian

dengan kliring antar bank. Penarikan dana nasabah dari suatu bank yang

sebagian besar dilakukan melalui alat-alat pembayaran giral yang

menggunakan warkat seperti cek dan bilyet giro. Kedua warkat ini adalah

warkat yang diperhtungkan dalam proses kliring.

Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter dan menjaga

stabilitas nilai rupiah, sehingga di dalam melaksanakan tugasnya di bidang

pengawasan dan pembinaan perbankan diharapkan mampu untuk

melaksanakan secara baik. Dan salah satu lainnya adalah sebagai clearing

house atau lembaga kliring yang kegiatannya telah dilakukan sejak tahun 1967

dengan Surat Keputusan Direksi bank Indonesia No. 13/12 Kep. Dir. Tanggal

1 Maret 1967. Lembaga kliring sangat penting artinya didalam mengendalikan

surat-surat berharga baik dalam peredaran, perhitungan, maupun dalam

penyelesaian utang-piutang antar bank dapat dilaksanakan secara hemat dalam

tenaga, waktu dan biaya. Oleh karena peranan lembaga kliring yang sangat

strategis ini akan meningkatkan giralisasi pembayaran dalam bentuk wadah

atau tempat dan waktu tertentu, dengan syarat tertentu sehingga akan

menambah kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan.

Dengan mendasarkan pada keadaan yang ada tersebut, maka

diperlukan adanya suatu lembaga atau wadah yang akan menampung segala

1

(5)

aktifitas yang timbul dalam proses peredaran surat berharga dalam

masyarakat. Dan peran yang sangat penting dan strategis tersebut

dipercayakan oleh pemerintah kepada Bank Indonesia untuk

menyelenggarakan kliring.

Dari gambaran tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan lembaga kliring sebagai wahana yang dibentuk berdasarkan kebutuhan

dalam dunia perbankan dan segala aktifitas yang timbul dalam perputaran

giral dalam menggunakan fasilitas lembaga kliring, dalam hal ini maka untuk

membahas masalah tersebut penulis menuangkan dalam bentuk skripsi dengan

judul: PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN

GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA.

B. Pembatasan Masalah

Agar dalam penulisan skripsi tidak mengalami kekaburan didalam

pembahasan maupun pengamatan, maka penulisan skripsi nanti akan dibatasi

dalam hal peranan kliring dalam lalu lintas pembayaran giral di Bank

Indonesia Cabang Surakarta. Sehingga dengan demikian diharapkan data

yang akan diperoleh dalam penelitian sesuai dengan apa yang menjadi tujuan

yang hendak dicapai.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Apa arti penting kliring dalam perhitungan warkat-warkat kliring?

(6)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui arti penting kliring dalam perhitungan warkat-warkat

kliring.

2. Untuk mengetahui peranan lembaga kliring dalam lalu lintas pembayaran

giral.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

ilmu pengetahuan bagi masyarakat terutama di bidang hukum dagang dan

perbankan.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk memberikan bahan masukan, sumber informasi dan gagasan

pemikiran bagi para pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini.

b. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

F. Metode Penelitian

1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian adalah

metode pendekatan secara yuridis sosiologis, yaitu mencari norma-norma

(7)

masyarakatnya terhadap norma hukum. Pendekatan secara yuridis

berpedoman pada peraturan atau norma yang mengatur proses

penyelenggaraan kliring antar bank

Sedangkan penelitian yang dilakukan secara sosiologis yaitu

penelitian hukum dengan menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh

langsung dari masyarakat.

2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

deskriptif analistis, penelitian ini akan mencari data untuk memberikan

gambaran dari masyarakat yang diteliti. Dan tentu saja, gambaran yang

ada dan atau yang akan diteliti adalah mengenai peranan kliring dalam lalu

lintas pembayaran giral khususnya di Bank Indonesia Cabang Surakarta.

Dari segi tempat penelitian, maka penelitian akan dilakukan melalui

penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Jadi disini kedua macam

penelitian tersebut digabung karena disamping merupakan informasi dari

buku-buku yang bersifat teoritis dilihat juga bagaimana kenyataannya

dalam praktek.

3. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di Bank Indonesia

Cabang Surakarta berdasarkan pertimbangan oleh karena tersedianya data

yang diperlukan untuk penelitian.

4. Metode Pengumpulan Data

(8)

Data ini diperoleh dari penelitian lapangan dengan penelitian kepada

obyek yang bersangkutan dengan menggunakan:

- Wawancara

Yaitu mengajukan pertanyaan langsung dengan instansi maupun

para pihak yang diteliti. Wawancara ini dilakukan dengan

menetapkan pertanyaan yang telah disusun sehingga dapat

dipergunakan sebagai pedoman.

- Observasi

Yaitu dengan mengadakan penelitian secara langsung di tempat

yang menjadi obyek penelitian.

- Questioner

Yaitu dengan membuat daftar pertanyaan yang kemudian akan

dibagikan kepada para pihak yang diteliti agar mereka dapat

menjawabnya.

c. Data sekunder

Data sekunder dapat diperoleh dengan melakukan penelitian

kepustakaan dengan membaca dan mempelajari buku-buku,

perundang-undangan, brosur, artikel yang erat hubungannya dengan

penelitian ini.

5. Metode Analisis Data

Semua data yang telah dikumpulkan baik data primer maupun data

sekunder akan disajikan dalam bentuk uraian. Dalam menganalisa data ini,

penulis menggunakan metode kualitatif yaitu data-data yang diperoleh dari

(9)

selanjutnya dianalisa berdasarkan ilmu hukum dan ilmu sosial lainnya

untuk mencapai kejelasan yang akan dibahas, kemudian disusun dan

ditulis dalam bentuk skripsi.

G. Sistematika Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Pembatasan Masalah

C. Rumusan Masalah

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian

F. Metode Penelitian

G. Sistematika Skripsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Surat Berharga

1. Pengertian Surat Berharga

2. Dasar Hukum Surat Berharga

3. Fungsi Surat Berharga

4. Jenis-jenis Surat Berharga

B. Tinjauan Umum tentang Bank Indonesia

1. Pengertian Bank Indonesia

2. Sejarah Bank Indonesia

3. Dasar Hukum Bank Indonesia

4. Fungsi Pokok Bank Indonesia

(10)

C. Tinjauan Umum tentang Kliring

1. Pengertian Lembaga Kliring

2. Pengertian Kliring

3. Dasar Hukum Kliring

4. Tujuan Kliring

5. Proses Kliring

6. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Kliring

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Arti penting kliring dalam perhitungan warkat-warkat kliring

B. Peranan lembaga kliring dalam lalu lintas pembayaran giral

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

• Materi , referensi, dan info kelas selalu diumumkan di SiAdin. • Tugas selalu dikumpulkan di

Perancangan CAD model prototype packaging Tugu Yogyakarta menggunakan software PowerShape 2012, untuk memudahkan dalam proses perancangan dengan tingkat detail yang

Uji beda-t (independent samples t-test) digunakan untuk menganalisis perbandingan antar peubah pada penelitian ini yaitu konsumsi pangan, asupan dan tingkat

Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP N 35 Medan diharapkan menerapkan pembelajaran berbasis masalah sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran

[r]

Berdasarkan data penelitian diperoleh gambaran mengenai pembinaan keagamaan pada narapidana wanita di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Bandung yang mulai

Bahaya yang dapat terjadi antara lain pekerja tertimpa material yang akan diangkat, kejut listrik ketika menjalankan crane apabila kontrol terdapat kerusakan,

Berdasarkan Tabel 10 diatas dapat dilihat bahwa sektor pertanian merupakan sektor unggulan yang memiliki peluang bagus untuk lebih dikembangkan,