1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan penyakit yang kompleks yang
mempengaruhi seluruh organ vital dalam tubuh (Nabyl, 2009). Angka kejadian
diabetes melitus pada tahun 2013, menunjukkan bahwa 382 juta dari orang
dewasa menderita diabetes melitus dan 316 juta orang berisiko tinggi diabetes
melitus, jumlah penderita diabetes melitus akan meningkat sebanyak 592 juta
dalam kurun waktu kurang dari 25 tahun, dan 5,1 juta orang meninggal karena
penyakit ini. Dari pasien yang terkena diabetes melitus, 80% pasien berada di
negara berpenghasilan rendah dan menengah. Indonesia menempati peringkat ke 7
terbesar setelah China, India, USA, Brazil, Rusia, dan Mexico, dengan angka
kejadian diabetes melitus sebanyak 8,5 juta orang pada 2013 (Internasional
Diabetic Federation, 2013).
Menurut WHO (2000), angka kejadian diabetes melitus di Indonesia
mencapai 8.426.000 jiwa dan diperkirakan akan meningkat menjadi 21.257.000
jiwa pada tahun 2030. Di Jawa Tengah angka pasien yang terkena diabetes
mencapai 125.075 jiwa (Departemen Kesehatan, 2011). Angka kejadian diabetes
melitus pada tahun 2014 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi mencapai
jumlah 251.584 pasien rawat jalan dan 45.074 pasien rawat inap (Rekam Medik
Diabetes melitus dikenal memiliki banyak komplikasi baik akut maupun
kronik. Terbentuknya zat kompleks yang terdiri dari gula dalam pembuluh darah
mengakibatkan penebalan pembuluh darah, sehingga pembuluh darah mengalami
kebocoran, mengakibatkan aliran darah berkurang. Berkurangnya aliran darah
pada penderita diabetes akan memudahkan terjadinya ulkus diabetes karena
kurangnya suplai darah ke arah distal khususnya ekstremitas bawah yang biasa
disebut neuropati (Nabyl, 2009).
Neuropati akan menyebabkan pasien tidak dapat merasakan rangsangan
eksternal sehingga saat terluka pasien tidak mampu merasakan walaupun kaki
telah terluka parah (Kariadi, 2009). Komplikasi yang berupa luka pada kaki
pasien diabetes melitus yang biasa disebut diabetic foot ulcer (DFU)
mempengaruhi lebih kurang 15% dari penderita diabetes melitus. Luka pada kaki
diabetes melitus sering berakhir dengan amputasi. Sebuah penelitian di Amerika
Serikat menunjukkan bahwa 38% dari semua amputasi disebabkan oleh diabetes
melitus (Singh, Pai, & Yuhhui, 2013).
Penderita diabetes melitus berisiko amputasi 29 kali lebih besar dibanding
dengan non diabetes. Adanya luka terbuka yang disebabkan oleh makroangiopati
mengakibatkan vaskuler insusifiensi dan neuropai. Pada luka yang tidak segera
ditangani mudah berubah menjadi infeksi oleh masuk nya kuman-kuman atau
bakteri dan karena adanya kadar gula darah yang tinggi menjadikan tempat
Selain disebabkan oleh vaskuler insusifiensi dan neuropati, faktor lain yang
mempengaruhi risiko terjadinya ulkus diabetes antara lain adanya riwayat ulkus
sebelumnya, neuropati perifer, kelainan struktural, terbatasnya mobilitas sendi,
adanya penyakit arteri perifer, dan komplikasi mikrofaskuler (Bowering & Embil,
2013). Terjadinya ulkus diabetik dapat dicegah dengan memperhatikan 6
komponen, yaitu, adanya neuropati, kelainan bentuk, trauma sebelumnya, adanya
iskemik, adanya kalus, dan adanya edema atau pembengkakan (Kirsner, Herman,
Funnell, & Nelson, 2012). Menurut Registered Nurses Association of Ontario (RNAO) (2004), ada lima faktor utama yang mempengaruhi risiko terjadinya ulkus yaitu adanya sejarah ulkus, berkurangnya sensasi perlindungan, kelainan
bentuk atau kelainan struktural, gangguan sirkulasi dan kurang nya perawatan
kaki.
Hasil dari survey pendahuluan yang peneliti lakukan, angka kejadian ulkus
diabetik di Rumah Sakit Dr. Moewardi meningkat dari 444 pasien pada tahun
2013 meningkat menjadi 886 pasien pada tahun 2014 (Rekam Medik Rumah
Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi, 2015). Berdasarkan hasil tersebut terjadi
kenaikan 100% dari tahun sebelumnya sehingga perlu untuk diberikan
pencegahan.
Pasien diabetes melitus sangat dianjurkan untuk selalu memperhatikan
perawatan kaki (Kariadi, 2009). Tingginya risiko ulkus pada pasien diabetes
meltus menjadikan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien Diabetes Melitus di Rumah
B. Rumusan Masalah
Peningkatan kejadian ulkus pada pasien diabetes melitus di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Moewardi yang signifikan pada tahun 2014 hampir mencapai
100% dari tahun sebelumnya. Berdasarkan latar belakang diatas, didapakan
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah Gambaran Risiko
Terjadinya Ulkus Pada Pasien Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Moewardi Surakarta?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat risiko terjadinya ulkus pada pasien diabetes
melitus di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
2. Tujuan khusus
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran:
a. Pasien diabetes melitus yang mengalami neuropati.
b. Pasien diabetes melitus yang mengalami gangguan sirkulasi.
c. Pasien diabetes melitus yang mengalami riwayat trauma atau ulkus
sebelumnya.
d. Pasien diabetes melitus yang mengalami deformitas.
e. Pasien diabetes melitus yang berisiko ulkus.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pasien diabetes melitus
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi pasien diabetes untuk
mengindentifikasi lebih dini sebelum terjadinya ulkus diabetes, sehingga
dapat menyikapi lebih baik dan meminimalkan timbulnya ulkus diabetes,
serta segera merujuk ke tempat pelayanan kesehatan jika indikator tersebut
muncul untuk penanganan lebih lanjut.
2. Bagi institusi pelayanan kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk pelayanan
kesehatan dalam upaya pencegahan ulkus dengan melakukan pendidikan
kesehatan pada penderita serta melakukan pengkajian secara rutin.
3. Bagi institusi pendidikan
Penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan khasanah ilmu
pengetahuan khususnya dalam mempelajari tingkat risiko ulkus dan
pengkajian risiko ulkus pada penderita diabetes melitus, serta mampu
menerapkan pengkajian tersebut, dan untuk publikasi ilmiah baik jurnal
nasional maupun internasional.
4. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah informasi bagi peneliti terkait deteksi dini
risiko ulkus sehingga dapat menambah variasi dalam penelitian selanjutnya,
serta turut melakukan upaya pencegahan terjadinya ulkus diabetes pada
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ferawati pada tahun 2014 yang berjudul
“faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ulkus diabetikum pada
pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto”. Faktor penelitian dari penelitian ini meliputi (merokok,
penggunaan alas kaki, lamanya diabetes melitus yang ≥8 tahun, gangguan
penglihatan, deformitas kaki, riwayat ulkus sebelumnya, perawatan kaki
yang tidak teratur, dukungan keluarga dan olahraga). Penelitian ini
mengunakan desain case control. Penelitian ini mengunakan metode quota sampling dengan sampel 72 orang terdiri dari 36 kelompok kasus dan 36 kelompok kontrol, penelitian ini mengunakan analisis univariat,
bivariat dan multivariat. Kesimpulan dari penelitian ini menyebutkan
bahwa faktor olahraga adalah faktor yang paling dominan dalam
mempengaruhi terjadinya ulkus diabetikum. Perbedaan penelitian
Ferawati (2012) dengan penelitian ini adalah pada desain penelitian,
pengambilan sempling, variabel bebas, analisis penelitian dan lokasi