• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Formulasi Hand Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera var. sinensis) Menggunakan Basis Carbopol 934: Evaluasi Sifat Fisik Dan Stabilitasnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Formulasi Hand Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera var. sinensis) Menggunakan Basis Carbopol 934: Evaluasi Sifat Fisik Dan Stabilitasnya."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lidah buaya adalah salah satu varietas dari tanaman lidah buaya yang

berada di Indonesia dan merupakan tanaman hias yang sangat mudah ditemukan,

baik di lingkungan rumah atau di luar lingkungan, selain penanaman yang mudah

tanaman ini memiliki kandungan zat yang berkhasiat berguna bagi manusia,

beberapa khasiat diantaranya sebagai anti inflamasi, anti alergi dan banyak khasiat

yang lainnya. Hasil penelitian Ida dan Noer (2012) sediaan gel menggunakan

ekstrak lidah buaya dengan basis carbopol berkhasiat sebagai gel antiseptik luka

bakar. Tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat seerti enzim, asam amino,

mineral, vitamin, polisakarida, dan komponen lain yang sangat bermanfaat bagi

kesehatan (Wijayanti, 2012).

Lidah buaya juga memiliki aktivitas antibakteri, sesuai dengan penelitian

Isabella (2009), menyatakan bahwa ekstrak dari lidah buaya dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan E. coli. Menurut penelitian

Aryanti (2012), kemampuan dari ekstrak kulit daun lidah buaya baru terlihat pada

konsentrasi 75% dengan membentuk diameter zona hambatan sebesar 6,92 mm.

Hasil penelitian Rahayu (2006) ekstrak gel lidah buaya (Aloe barbadensis) pada

konsentrasi 10,5 % mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan

Salmonella thypimurium dengan zona hambat sebesar 7,9 mm dan 6,5 mm.

Dalam industri makanan, lidah buaya telah digunakan sebagai sumber

makanan fungsional dan sebagai bahan dalam produk makanan lainnya,

contohnya dalam produksi minuman kesehatan yang beredar di pasaran. Sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Padmadisastra (2003), lidah buaya

digunakan sebagai minuman kesehatan yang berguna untuk kesehatan manusia

karenga khasiat yang dimiliki oleh tanaman ini. Dalam industri kosmetik, lidah

buaya telah digunakan sebagai bahan dasar untuk produksi krim, lotion, sabun,

shampo, pembersih wajah dan produk lainnya (Hamman, 2008). Dalam dunia

(2)

tidak kering dan terlihat awet muda (Hartawan, 2012). Berdasarkan penelitian

Aslikhah dan Maspiyak (2013) lidah buaya bisa digunakan sebagai produk untuk

merawat diri terutama rambut karena memiliki nutrisi yang penting untuk rambut,

nutrisi yang dibutuhkan diantaranya adalah vitamin A.

Semua bagian tanaman lidah buaya bisa dimanfaatkan dari getahnya

sampai daging atau gelnya. Gel lidah buaya memiliki kandungan nutrisi yang

kompleks namun zat aktifnya mudah rusak sehingga perlu dilakukan metode

yang cocok digunakan dalam pengolahan lidah buaya (Ramadhia et al., 2012).

Freeze drying adalah metode menghilangkan air dengan sublimasi dari es kristal menggunakan bahan yang dibekukan, metode ini menjaga kualitas sifat fisik dan

kimia dari suatu bahan baku, sehingga metode ini cocok untuk menjaga mutu dan

kualitas dari hasil lidah buaya (Ciurzyńska dan Lenart, 2011).

Pemanfaatan bahan baku lidah buaya sendiri digunakan oleh manusia

untuk memenuhi kebutuhannya contohnya untuk mempercantik diri. Industri

kosmetik sudah memanfaatkan lidah buaya sebagai bahan baku herbal yang

bertujuan agar memiliki sediaan yang memiliki efek samping kecil. Sediaan

kosmetik yang sudah dipasarkan diantaranya seperti krim, gel, pasta. Produk

kosmetik yang sudah umum di pasaran diantaranya adalah sediaan gel memiliki

beberapa kelebihan yaitu lebih mudah tersebar serta penyerapannya yang baik

pada kulit manusia, (Ginanjar et al., 2010). Ekstrak lidah buaya dalam penelitian

ini akan dibuat sediaan gel agar dapat memenuhi kebutuhan konsumennya.

Pada formulasi sediaan gel digunakan beberapa polimer sintesis yang

berfungsi sebagai basis untuk membuat massa gel (Lieberman et al., 1996). Massa

gel dibuat dengan menambahkan gelling agent, menurut penelitian Ida dan Noer

(2012) gelling agent yang baik digunakan harus stabil dan optimal. Menurut Voigt

(1984) carbopol merupakan salah satu gelling agent yang baik karena basis ini

tidak beracun, dapat diterima baik di kulit, dan biasa digunakan sebagai

preparat-preparat pelindung kulit. Carbopol memiliki sifat yang cocok dengan kulit

manusia dan memiliki viskositas yang baik selama masa penyimpanan (Allen,

(3)

Berdasarkan hasil penelitian Handani (2006) sediaan gel yang

menggunakan basis carbopol sebagai gelling agent akan mempengaruhi lama

penyimpanan serta berpengaruh terhadap stabilitas fisik, dan daya sebar dari

sediaan gel akan semakin luas dan pada minggu ketiga daya lekat yang dihasilkan

semakin menurun. Sedangkan carbopol 934 sendiri memiliki viskositas yang

tinggi dengan range antara 30.400-39.400 cP (Allen, 2002).

Berdasarkan latar belakang maka akan dilakukan penelitian tentang

formulasi hand gel menggunakan ekstrak lidah buaya menggunakan metode

freeze drying dengan variasi konsentrasi dari basis carbopol 934 untuk

mendapatkan formulasi hand gel yang baik dilihat dari sifat fisik dan

stabilitasnya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan perumusan masalah

sebagai berikut:

Bagaimana pengaruh dari konsentrasi basis carbopol 934 terhadap sifat fisik dan

stabilitas fisik hand gel ekstrak lidah buaya.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

Mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi basis carbopol 934 terhadap sifat

fisik dan stabilitas hand gel ekstrak lidah buaya selama 8 (delapan) minggu masa

penyimpanan.

D. Tinjauan Pustaka

1. Tanaman lidah buaya.

1a. Klasifikasi lidah buaya.

Tanaman lidah buaya memiliki klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

(4)

Suku : Liliaceae

Marga : Aloe

Jenis : Aloe vera

1b. Morfologi

1. Batang

Pada batang lidah buaya memiliki struktur yang berserat. Batang lidah

buaya tidak terlihat karena tertutup oleh daun yang rapat serta sebagian dari

tanaman bantang tertimbun di dalam tanah. Spesies lidah buaya dengan ciri

seperti ini ditemukan dan dijumpai di Afrika Utara dan Amerika. Kemudian

melalu batang ini tumbuhlah tunas yang nantinya akan menjadi anakan.

2. Daun

Daun lidah buaya biasanya berwarna hijau dan memiliki bentuk seperti

tombak dengan helaian yang memanjang, ciri-ciri dari daun lidah buaya adalah

sebagai berikut:

a. Berwarna hijau keabu-abuan dan mempunyai lapiasan lilin di

permukaannya.

b. Berdaging tebal dan tidak bertulang.

c. Bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah, atau lendir yang

mendominasi daun. Rata di bagian atas dan membulat (cembung) di

bagian bawah. Sepanjang tepi daun juga berjajar gerigi atau duri yang

tidak tajam dan tidak memiliki warna.

3. Bunga

Bunga berbentuk trompet atau tabung kecil sepanjang 2-3 cm. Bunga ini

berwarna kuning samapai orange dan tersusun dari tangkai yang menjulang ke

atas sepanjang sekitar 50-100 cm.

4. Akar

Lidah buaya mempunyai sistem perakaran yang sangat pendek dan

memiliki akar serabut yang panjangnya sekitar 30-40 cm.

c. Jenis dan Varietas

Tanaman lidah buaya memiliki ratusan spesies, antara lain adalah Aloe

(5)

Aloe schimperi. Banyak dari lidah buaya yang merupakan dari hasil persilangan.

Namun di dunia ini hanya ada tiga varietas yang dibudidayakan secara komersial,

yaitu Curacao Aloe atau Aloe vera (Aloe barbandesis Miller), Cape Aloe atau

Aloe ferox miller, dan Socotrine Aloe. Lidah buaya merupakan yang paling

banyak dibudidayakan di Indonesia.

d. Kandungan zat aktif lidah buaya yang sudah teridentifikasi.

Tabel 1. Kandungan zat aktif lidah buaya

Zat Aktif Kegunaan

Lignin Mempunyai kemampuan penyerapan yang tinggi sehingga

memudahkan peresepan gel ke dalam kulit atau mukosa.

Saponin Mempunyai kemampuan membersihkan dan bersifat

antiseptik, serta dapat menjadi bahan pencuci yang baik. Complex Anthraquinone Sebagai bahan laktasif, penghilang rasa sakit, mengurangi

racun, dan antibakteri.

Antibiotik Acemannan Sebagai anti-virus, anti-bakteri, anti-jamur, dapat menghancurkan sel tumor, serta meningkatkan data tahan tubuh.

Enzim Bradykinase, Karbiksipeptidase.

Mengurangi Inflamasi, anti alergi, dan dapat mengurangi rasa sakit.

Glukoman, Mukopolysakarida Memberikan efek imonomodulasi.

Tenin, Aloctin A Sebagai anti-inflamasi.

Salisilat Menghilangkan rasa sakit dan anti-inflamasi.

Asam Amino Bahan untuk pertumbuhan dan perbaikan serta sebagai

sumber energi.

Mineral Memberikan ketahanan tubuh terhadap penyakit dan

berinteraksi dengan vitamin untuk melancarkan fungsi tubuh. Vitamin A, B1, B2, B6, B12, C,

E, Asam Folat

Bahan penting untuk menjalankan fungsi tubuh secara normal dan sehat.

Cairan lidah buaya (juga mengandung unsur utama, yaitu aloin, emodin,

gum dan unsur lain seperti minyak atsiri. Aloin merupakan bahan aktif yang

memiliki khasiat sebagai antibiotik. Bahkan cairan lidah buaya dapat digunakan

untuk mengatasi bengkak sendi pada lutut, batuk dan luka (Hartawan, 2012).

Sudah lama lidah buaya digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka,

dan untuk perawatan kulit. Berdasarkan hasil penelitian, tanaman ini kaya akan

kandungan zat-zat seerti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida, dan

(6)

2. Metode freeze dry.

Freeze drying adalah metode menghilangkan air dengan sublimasi dari es kristal dari bahan beku. Parameter yang sesuai dari proses aplikasi memungkinkan

kita untuk mendapatkan produk kualitas terbaik dibandingkan dengan produk

dikeringkan dengan metode tradisional. Sifat fisik dan kimia yang sangat baik

membuat metode ini menjadi yang terbaik untuk pengeringan produk eksklusif.

Namun untuk mendapatkan metode ini harus menggunakan biaya tinggi, sehingga

pengeringan beku masih terbatas aplikasinya dalam industri makanan. Adanya

inovasi peralatan dan pretreatment bahan baku dapat mengurangi waktu dan

energi yang diperlukan untuk melakukan proses ini. (Ciurzyńska dan Lenart,

2011). Proses pengeringan beku (freeze dryer), menurut Muchtadi (1992), bahan

yang dikeringkan terlebih dahulu dibekukan kemudian dilanjutkan dengan

pengeringan menggunakan tekanan rendah sehingga kandungan air yang sudah

menjadi es akan langsung menjadi uap, dikenal dengan istilah sublimasi.

Pengeringan menggunakan alat freeze dryer lebih baik dibandingkan dengan oven

karena kadar airnya lebih rendah. Pengeringan menggunakan alat freeze dryer/

pengering beku lebih aman terhadap resiko terjadinya degradasi senyawa dalam

ekstrak. Hal ini dikarenakan suhu yang digunakan untuk mengeringkan ekstrak

cukup rendah.

3. Sediaan gel

Menurut Ansel (1989), gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah

padat yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik

yang kecil atau molekul organik yang besar dan saling diresapi cairan. Menurut

Allen (2002), ada beberapa penampilan dari sistem gel yang jernih seperti air;

berbeda dengan sistem gel yang keruh karena komposisi molekular yang mungkin

tidak sepenuhnya tersebar atau molekul gel tersebut membentuk sebuah agregat.

Konsentrasi agen pembentuk gel rentangnya diantara 0,5% sampai 20%. Gel

dibuat dengan beberapa proses peleburan dengan tujuan agar gel mudah

mengembang ketika terbentuk massa gel, (Lachman et al., 1994). Menurut

Gibson (1996) Secara sederhana gel mengandung air contohnya adalah pada gum

(7)

carbometilselulosa (CMC), hidroksietilselulosa (HEC), dan bahan sintetik

(contoh: carbomer-carboksifenil).

Gambar 1. Struktur asam poliakrilat (carbopol)

Asam poliakrilat merupakan polimer anion dari asam akrilat, yang hanya

larut sebagian oleh air. Asam poliakrilat (carbopol) memiliki viskositas yang

stabil pada pH 6-10. Namun pada pH > 10-11 akan terjadi penurunan viskositas

yang sangat cepat (Voigt, 1984). Dalam air, partikel tunggal karbomer akan

terbasahi dengan cepat, akan tetapi apabila bentuknya bubuk, maka polimer

carbomer cenderung membentuk gumpalan partikel dalam air. Ada banyak resin

carbomer, dengan rentang viskositas dari 0 sampai 80.000 cP. pH sangat

mempengaruhi viskositas carbomer gel (Allen, 2002).

4. Deskripsi bahan yang digunakan.

a. Methyl paraben

Gambar 2. Struktur methyl paraben.

Methyl paraben dengan rumus molekul C8H8O3, dan memiliki ciri-ciri

hablur halus, berwarna putih, hampir tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa

(Depkes RI,1979). Methyl paraben banyak digunakan untuk mencegah terjadinya

pembusukan dan kontaminasi jamur agar sediaan kosmetik, produk makanan

dapat bertahan lebih lama dalam jangka waktu tertentu. Zat ini memiliki titik didih

(8)

sering digunakan, aktivitas meningkat dengan adanya penambahan propilen glikol

(Rowe, R. C., dan Sheskey, P. J., 2003).

b. Triethanolamin

Rumus molekul triethanolamin adalah C6H15NO3, banyak fungsi dari

TEA ini seperti sebagai stabilizer, dan humektan. Homogenitas dari

triethanolamin dapat dilakukan dengan cara pemanasan dan pencampuran

sebelum digunakan pada sediaan (Depkes RI, 1979). TEA memiliki titik didih

335oC, titik leleh 20-21oC, dan sangat higroskopis, dapat berubah warna menjadi

coklat akibat terpapar cahaya dan udara (Rowe, R. C., Sheskey, P. J., 2003).

Penambahan trietanolamin pada carbopol menyebabkan besarnya nilai pH dari

basis gel. Oleh karena itu penyesuaian pH pada gel berbasis carbopol dapat

dilakukan dengan mengontrol konsentrasi trietanolamin (Ida dan Noer, 2012).

c. Propil paraben

Gambar 3. Struktur propil paraben.

Propil paraben merupakan serbuk kristalin yang berfungsi sebagai bahan

pengawet. Pada konsentrasi 0,01-0,6 % digunakan sebagai sediaan topikal. Propil

paraben sangat larut dalam aseton dan etanol, serta 250 bagian gliserin, stabil

selama 4 tahun pada suhu kamar, peningkatan pH propil paraben dapat

menyebabkan penurunan aktivitas antimikrobanya, (Rowe, R. C., Sheskey, P. J.,

2003).

d. Propilen glikol

Gambar 4. Struktur propilen glikol.

Propilen glikol merupakan cairan yang tidak berwarna dan bening dan

(9)

kosmetik. Propilen glikol digunakan pada zat yang tidak stabil dan tidak larut

dalam air. Dalam wadah tertutup stabilitas dari propilen glikol sangat baik, dan

juga merupakan zat kimia yang stabil bila dicampur dengan gliserin, air dan

alkohol. Propilenglikol digunakan sebagai humectant yang akan mempertahankan

kandungan air dalam sediaan sehingga sifat fisik dan stabilitas sediaan selama

penyimpanan dapat dipertahankan. Propilen glikol memiliki stabilitas yang baik

pada pH 3-6 (Allen, 2002).

e. Natrium Hidroksida (NaOH)

Pemerian bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering, keras,

rapuh dan menunjukan susunan hablur; putih, mudah meleleh basah, sangat

alkalis dan korosif. Segera menyerap karbondioksida. NaOH digunakan sebagai

zat penambah basa dengan penyimpanan dalam wadah tertutup baik (Depkes RI,

1979).

5. Uji Sifat Fisik Gel

Untuk mengetahui sifat fisik dari sediaan gel yang sudah diformulasi

maka perlu dilakukan uji sifat fisik untuk mengetahui kualitas dari sediaan gel.

Beberapa parameter yang digunakan untuk mengevaluasi gel (Kaur et al., 2010)

antara lain;

a. Uji Organoleptik

Uji organoleptik digunakan untuk mengetahui bentuk, warna, dan bau

yang dihasilkan dari formula (Depkes RI, 1979).

b. Uji Daya Sebar

Digunakan untuk mengetahui kecepatan sediaan gel menyebar pada kulit

sebagai tempat aplikasinya (Voigt, 1984). Faktor yang mempengaruhi daya sebar

adalah formulanya, daya lekatnya, temperatur. Daya sebar dipengaruhi pada

viskositas gel, kecepatan evaporasi pada pelarut yang digunakan dan kecepatan

(10)

c. Viskositas

Viskositas adalah suatu tahanan dari suatu cairan untuk bisa mengalir,

makin tinggi viskositas maka makin besar tahanannya (Martin et al, 1993).

Peningkatan viskositas akan menaikkan waktu retensi pada tempat aksinya akan

tetapi dapat menurunkan daya sebar gel. Viskositas sediaan menentukan lama

tinggal sediaan pada kulit, sehingga obat dapat di sebarkan dengan baik.

(Donovan & Flanagan, 1996).

6. Uji Stabilitas

Menurut Ida dan Noer (2012) uji stabilitas dapat berupa pengujian

kestabilan secara fisika, kimia dan mikrobiologi. Uji stabilitas fisik sediaan

dilakukan dengan menyimpan sediaan pada suhu yang berbeda dan kelembaban

yang ekstrim pada rentang waktu tertentu. Pengujian kestabilan dari produk yang

diformulasi dilakukan dengan cara penyimpanan dipercepat pada suhu antara 5°C

dan 35°C secara bergantian, dengan siklus selama 48 jam. Kestabilan fisika

sediaan gel ditetapkan melalui pengamatan kembali terhadap sifat organoleptis,

homogenitas, viskositas, dan pH serta ada tidaknya sineresis yang merupakan

pengujian spesifik pada sediaan gel setelah penyimpanan dipercepat.

Menurut Prasetyo (2008) stabilitas dari suatu sediaan gel menjamin

kualitas dari gel itu sendiri. Karena produk ini nantinya secara luas akan

diproduksi dalam jumlah yang besar. Dalam sediaan farmasi penyimpanan, suhu,

pH, cahaya, dan bahan-bahan eksipien lainnya sangat mempengaruhi stabilitas

suatu sediaan farmasi.

E. Landasan Teori

Dalam industri kosmetik, lidah buaya telah digunakan sebagai bahan

baku untuk produksi krim, lotion, sabun, shampo, pembersih wajah dan produk

lainnya (Hamman, 2008). Produk kosmetik yang sudah umum di pasaran

diantaranya adalah sediaan gel memiliki beberapa kelebihan yaitu lebih mudah

tersebar serta penyerapannya yang baik pada kulit manusia, (Ginanjar et al.,

2010).

Hasil penelitian Ida dan Noer (2012) sediaan gel menggunakan ekstrak

(11)

yang stabilitas yang baik pada konsentrasi 0,5 %, dan merupakan basis yang

paling efektif untuk ekstrak lidah buaya. Hasil penelitian Handani (2006)

menunjukkan formulasi gel ekstrak etanol dari rimpang jahe 10% dengan gelling

agent carbopol mempengaruhi lama penyimpanan dan stabilitas fisik gel ekstrak etanolik rimpang jahe 10% yaitu dengan peningkatan penyebaran gel dan daya

lekat yang semakin turun pada minggu ketiga.

Adanya variasi konsentrasi carbopol sebagai gelling agent pada

formulasi hand gel ekstrak minyak galanga menunjukkan stabilitas fisik yang

semakin baik namun pada sediaan gel viskositas gel turun selama penyimpanan

dan daya penyebaran sediaan gel selama satu bulan masa penyimpanan semakin

meningkat.

Menurut penelitian Rijal (2005) menunjukan bahwa formulasi sediaan

gel ekstrak daun sirih dengan basis carbopol mengalami penurunan viskositas

selama penyimpanan. Berdasarkan penelitian Sudjono dkk (2012) menyatakan

bahwa pembuatan gel dari lendir bekicot yang menggunakan varisi konsentrasi

basis carbomer 934 sebesar 3%, 5% dan 7% selama 5 minggu penyimpanan,

menunjukan bahwa homogenitas yang baik, gel tidak mengalami perubahan

warna, bau dan konsistensi.

F. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas peningkatan konsentrasi carbopol

menunjukkan stabilitas sediaan gel yang baik, namun mempengaruhi sifat fisik

sediaan gel berupa peningkatan viskositas, peningkatan daya lekat gel dan

Gambar

Tabel 1. Kandungan zat aktif lidah buaya
Gambar 2. Struktur methyl paraben.
Gambar 4. Struktur propilen glikol.

Referensi

Dokumen terkait

Relokasi ini memiliki tujuan diantaranya agar pasar Ngasem tidak ditinggalkan para konsumen karena penataan lokasi yang kurang optimal serta diharapkan dengan pemindahan lokasi pasar

Untuk mengetahui Motivasi Anak Untuk Belajar Membaca Al-Quran di Perumahan Koveri Ngaliyan Semarang (Y). Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Intensitas Membaca

Digital Elevation Models play a crucial role for determining hydrological system of Wadis and secondly acts as a key feature in defining flow channels in Wadis for

Pemohon berpendapat bahwa hak-hak konstitusional yang secara tidak langsung diberikan oleh norma Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945, itu

PENGARUH GERMINASI DAN KOMBINASI GERMINASI-ELISITASI MENGGUNAKAN JAMUR TEMPE TERHADAP KANDUNGAN PROKSIMAT DAN KARAKTERISTIK ADONAN KACANG KORO.. PEDANG (Canavalia

P ada FGD I lalu, para peserta rapat yang terdiri dari anggota Tim Penyusun Naskah Kebijakan Pengelolaan SIH 3, nara sumber dan dua orang selaku tenaga ahli, yaitu Hery Haryanto

Berdasarkan teorema grup abelian berhingga maka grup abelian dengan order 324 akan isomorpik dengan direct product dari 2-subgrup Sylow dan 3-subgrup Sylow dan

Suatu struktur aljabar atau sistem matematika merupakan himpunan yang tidak kosong dengan paling sedikit sebuah relasi ekuivalensi, satu atau lebih operasi biner dengan