• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Loyalitas Pelanggan Di Pasar Gading Kios 45.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Loyalitas Pelanggan Di Pasar Gading Kios 45."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang

Berbelanja adalah suatu aktivitas yang biasa dilakukan oleh setiap orang. Bukan hanya perempuan, laki-laki pun juga melakukan aktivitas belanja. Belanja bisa dilakukan dimana saja, misalnya di pasar. Pasar dalam pengertian konkret adalah tempat dimana pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan jual beli. Pasar dibedakan menjadi dua, yaitu pasar modern dan bukan pasar modern.Pasar modern terdiri dari hypermarket, supermarket, minimarket, swalayan dan departement store, sedangkan yang termasuk bukan pasar modern adalah pasar tradisional, toko, pedagang keliling dan lainnya.

Dengan berkembangnya sektor industri dewasa ini telah membawa perubahan yang berbeda. Muncul persaingan pasar yang cukup tajam dan meluasnya beragam jenis dari berbagai macam produk. Oleh karena itu, agar dapat bertahan dalam kompetisi ketat dewasa ini maka pedagang harus berfokus pada pelanggan.Keberadaan pelanggan merupakan faktor yang penting untuk pedagang.Pelanggan lebih memilih berbelanja di tempat yang memberikan kemudahan serta kenyamanan, baik akses menuju pasar, infra struktur pasar, maupun pelayanan yang diberikan pedagang.

(2)

banyak berdiri pasar modern yang tentunya mengalahkan eksistensi pasar tradisional. Dikutip dalam kompas.com (2010), pendapatan asli daerah Kota Solo pada tahun 2009 sebesar Rp 122 miliar, lebih dari Rp 14 miliar disumbangkan oleh retribusi yang dibayarkan oleh pedagang di pasar tradisional. Ketua DPRD Kota Solo YF Sukasno mengatakan bahwa “Dalam era kompetisi dengan pasar modern, pasar tradisional

perlu mendapat perlindungan.Terlebih selama ini, retribusi dari pasar tradisional menjadi penyumbang terbesar pendapatan asli daerah Kota Solo.”Seperti halnya di

Kota Solo, demi menjaga eksistensi pasar tradisional di Surabaya, Wali Kota Tri Rismahartini menutup 396 toko modern.“Toko modern tidak boleh buka di

perkampungan.Jangan sampai kondisi itu berlangsung terus sampai toko tradisional mati semua”. (Ahmad, S. 2015)

Menurut laporan Nielsen, A.C, Asia Pacific Retail and Shopper Trend 2005, kecenderungan publik untuk berbelanja di pasar-pasar tradisional telah mengalami penurunan rata-rata 2% pertahun. Meski pertumbuhan jumlah supermarket di Indonesia terbilang pesat, 86% hipermarket berada di Jawa.

(3)

pedagang lain dalam pasar tersebut, 27% menyebut supermarket, 18% menyebut pedagang kaki lima (PKL), dan 13% merasa tidak punya saingan. Meskipun sebagian besar pedagang mampu mengidentifikasi pesaing-pesaingnya, strategi riil dalam menghadapi persaingan sangat minim. Hanya 20% pedagang yang memiliki kebijakan jaminan mutu dan 13% lainnya menyediakan potongan harga bagi pelanggan setianya, sementara 38% mengandalkansopan santun pada pelanggan, dan hampir 10% tanpa strategi sama sekali. (Suryadharma, 2008)

(4)

sampel yang digunakan, 4.29% tingkat loyalitas tinggi, 95.71% tingkat loyalitas sedang. Dan tidak ada yang memiliki tingkat loyalitas rendah.

Penelitian ini dilakukan di Pasar Gading di Jalan Veteran No. 42, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Pasar Gading berdiri pada lahan seluas 2.283 m² dan mempunyai 350 pedagang yang aktif. Pasar ini telah melakukan revitalisasi sebanyak dua kali dan yang terakhir di resmikan pada tanggal 9 februari 2009 oleh Mari Elka Pangestu M.A, Ph,D yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan Indonesia. Pasar Gading disebut sebagai pasar percontohan karena pembangunan pasar ini sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh aturan yaitu tentang tata letak dan kebersihan.Pasar Gading mendapatkan juara satu pada lomba penataan pedagang yang diselenggarakan oleh Pemkot Solo, dan mendapatkan juara dua dalam lomba pengelolaan pasar tradisional yang diselenggarakan oleh Pemprov Jateng.

Khamdan dalam (dikti.go.id) menyatakan bahwa kebijakan revitalisasi pasar dari paket stimulus ekonomi harus terus dikembangkan dalam strategi menyambut pemberlakuan MEA. Langkah demikian sekaligus menjadi tonggak awal untuk memperlakukan pedagang di pasar tradisional secara manusiawi dengan tidak sekadar menyediakan lahan usaha yang layak, tetapi perlu diimbangi dengan prosedur pengelolaan dan manajemen yang terpadu. Ini perlu diingatkan sebelum terlambat, agar terwujud pasar dengan harga tradisional berkualitas modern atau agar pasar tradisional tetap memiliki kedaulatannya dalam liberalisasi perekonomian kawasan.

(5)

meja-meja tanpa pintu dan tidak ada pemisah antara pedagang satu dengan yang lain. Pada Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Dan Perlindungan Pasar Tradisional, Bab 1 pasal 1 ayat 21 dan 22 menjelaskan bahwa;

21. Kios adalah tempat berjualan di dalam lokasi pasar yang diizinkan dan dipisahkan antara satu tempat dengan yang lain mulai dari lantai, dinding, plafon dan atap yang sifatnya tetap atau permanen sebagai tempat berjualan barang atau jasa. 22. Los adalah tempat berjualan didalam lokasi pasar yang diizinkan yang beralas

permanen dalam bentuk memanjang tanpa dilengkapi dengan dinding pembatas ruangan atau tempat berjualan dan sebagai tempat berjualan barang atau jasa. Pasar gading memakai lantai keramik putih dan bersih, jadi tidak ada genangan air yang mengganggu kenyamanan pengunjung.Pemandangan ini cukup untu menggantikan persepsi bahwa pasar tradisional merupakan tempat yang kumuh atau becek.Untuk penataan ruangan, pengelola pasar menjadikan lantai satu sebagai pusat peragangan bahan pokok sehari-hari seperti sembako, sayur-mayur, buah-buahan, dan pedagang daging.Khusus untuk pedagang daging, ditempatkan tersendiri dalam satu ruangan dengan sirkulasi udara cukup memadai, lengkap dengan meja khusus dan kran air pada masing-masing meja.Mereka menempati los-los yang tertata rapi.Di lantai dua, merupakan tempat penjualan pakaian bekas yang terdiri dari 100 pedagang yang aktif.

(6)

kotak P3K menempel di tembok depan pintu masuk, lahan parkir yang luas berada di sekitar pasar, Mushola terletak di lantai 2, terdapat 4 toilet pada setiap lantai yang dipisahkan antara toilet perempuan dan laki-laki yang selalu dibersihkan oleh petugas kebersihan, terdapat pula pos keamanan atau pos satpam berada di depan pintu utama yang setiap hari terdapat 2 orang yang bertugas menjaga keamanan pasar, sarana pemadam kebakaran yang menempel pada tembok depan, dan sarana kebersihan seperti sapu dan alat pel yang terletak di bawah tangga. Terdapat pula ruang khusus untuk merokok lengkap dengan meja dan kursi, namun ruangan ini tidak efektif karena tidak pernah di pakai dan didalam pasar banyak polusi asap rokok.

Pasar ini terlihat bersih karena dalam sehari, petugas kebersihan akan selalu membersihkan dengan menyapu dan mengepel lantai pada siang hari saat transaksi perdagangan mulai lengang dan pada malam hari saat semua pedagang sudah tutup. Dari sekian banyak pasar tradisional yang ada di kota Solo, Pasar Gading menjadi salah satu objek study banding oleh beberapa instansi pemerintah baik lokal, maupun nasional, bahkan internasional seperti Dubes Amerika pernah berkunjung di Pasar Gading.

(7)

ini.”Hal serupa juga terjadi di Pasar Piyungan Bantul.Menurut hasil penelitian Masitoh (2013), Pasar Piyungan Bantul sukses melakukan revitalisasi dengan penataan pedagangan, kebersihan dan kesehatan pasar, layanan sosial, dan program dampingan.

Oliver dalam Sangadji, E. M. & Sophiah (2013) menyatakan bahwa loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.

Konsumen yang loyal melakukan pembelian berulang dan akan meningkatkan keuntungan. Konsumen yang loyal merupakan hasil dari suksesnya strategi penjualan dalam persaingan antar toko.(Lien-Li, Mei, dkk. 1999)

Penelitian ini dilakukan di Pasar Gading Kios 45.Kios 45 berdiri sejak tahun 1994. Kios 45 buka pagi hari setelah adzan subuh berkumandang dan tutup paling akhir dari pedagang yang lain yaitu sore hari pukul 17.00 WIB. Selama 20 tahun, Kios 45 mempunyai ±100 pelanggan. Namun peneliti hanya melakukan penelitian terhadap pelanggan yang berbelanja lebih dari 10 tahun yang artinya separuh usia dari Kios 45 ini dibuka. Kios 45 mempunyai 20 pelanggan yang berbelanja lebih dari 10 tahun.

(8)

lain tetapi terlihat penuh dan padat. Hal lain yang dapat dilihat dari Kios 45 adalah jam buka pada pagi hari pukul 04.00 WIB dan buka paling awal yang berbeda dengan kios lainnya. Bukan hanya sebatas jam buka yang berbeda dengan kios lain, jam tutup kios 45 juga yang paling akhir yaitu pada sore hari pukul 17.00. waktu buka yang panjang ini sangat membedakan Kios 45 dengan kios lainnya.

Kios 45 mulai buka sejak tahun 1994 hingga sekarang hanya tutup satu hari selama satu tahun yaitu pada saat Idul Fitri. Sehingga pelanggan di Kios 45 tidak menemui kesulitan untuk berbelanja. Kios 45 juga dapat menjadi alternatif belanja untuk pelanggan yang mau berbelanja pada pagi hari saat kios lain belum buka maupun pada sore hari ketika kios lain sudah tutup. Meskipun demikian, Kios 45 tetap memberikan harga yang sama dan menawarkan harga grosir maupun eceran tanpa biaya beban ppn.

Hal tersebut juga sudah selayaknya menjadi perhatian pemilik kios 45 untuk mempertahankan loyalitas pelanggan kios 45. Karena di dalam dunia perdagangan, pelaku di tuntut untuk mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan untuk meminimalkan atau menyiasati kondisi guna mencapai keberhasilan dalam persaingan perdagangan yang kian menajam.

(9)

(Tunjangan Hari Raya) berupa hadiah kepada para pelanggan kios 45. Ragam hadiahnya pun bervariasi. Baju, perkakas rumah tangga, bahan makanan maupun pembelanjaan gratis.

Dengan adanya hadiah-hadiah tersebut, menjadi daya tarik pembeli untuk berlangganan di Kios 45. Yang akhirnya akan membuat para pelanggan cenderung berbelanja di kios 45. Meskipun juga tidak semua pelanggan kios 45 menjadikan hal tersebut sebagai alasan untuk tetap loyal berbelanja di kios 45. Bahkan ada juga pelanggan kios 45 tidak mengharapkan hadiah dari Kios 45. Tentu saja ada pelanggan yang demikian karena beragamnya karakteristik pelanggan yang berbelanja di kios 45.

Salah-satu pelanggan berinisial SR adalah seorang perempuan yang berusia ±67 tahun yang berprofesi sebagai penjual sayur keliling.SR mengungkapkan kesenangan dan ketidaksenangan terhadap Kios 45. Berikut kutipannya;

“ Walah, aku mbak wis suwe banget blonjo kene. Kesenangan e apa ya, pokok seneng kabeh. Yooo ngene iki aku seneng.Mulih dodol nitip duit tak bungkus kertas nota sisan didoli.Sesuk isuk-isuk kae tak jipuk sisan mangkat dodol. Nek sesuk isuk nambah barang ya jipuk sik bayar e awan oleh. Penak to mbak.Nek ketidaksukaan ku kui mbak, isuk mesti rame.Kabeh bakul njaluk didoli disik.Walaupun aku isuk gur njipuk barang tok tetep mesti enek barang tambahan.Dadi antrine kui mbak ketidaksukaanku. Nek selak awan yoo pie yaa pilih rasido tambah barang, selak bakulku ngarep-arep.”

(10)

ketertarikan penulis untuk mengetahuinya.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika loyalitas yang dimiliki oleh pelanggan di Pasar Gading Kios 45.

C. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Manfaat teoritis

Menambah khasanah keilmuan di bidang psikologi industri. 2. Manfaat praktis

Untuk penjual, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk lebih memahami loyalitas pelanggan sehingga dapat meningkatkan pelayanan untuk pelanggan agar memperoleh loyalitas pelanggan yang lebih optimal

Untuk pelanggan, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan tentang loyalitas pelanggan

3. Penjual pasar

Memberikan sumbangan informasi maupun dijadikan bahan masukan untuk lebih memahami loyalitas pelanggan sehingga dapat meningkatkan pelayanan untuk pelanggan agar memperoleh loyalitas pelanggan yang lebih optimal. 4. Pelanggan pasar

(11)

5. Peniliti selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan distribusi adalah untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada diwilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan tepat waktu1. Penyaluran

Tujuan penelitian adalah mempelajari bioamelioran terhadap peningkatan populasi Rhizobium sp ., N total dan N jaringan pada tanah Vertisol dengan indikator.. tanaman

[r]

: tempat dimana para pengusaha (pembeli faktor produksi) mengadakan transaksi dengan pemilik faktor produksi untuk menentukan jumlah dan harga (pendapatan) faktor produksi yang akan

Jumlah penderita GGK yang menjalani hemodialisis di rumah sakit ini pada tahun 2012 sebesar 241.41 penderita, pada tahun 2013 sebesar 15.11 penderita dan pada tahun 2014 sebesar

Riang dan ceria yang biasa kita lihat pada anak masa pertumbuhan/ kini tidak dirasakan oleh Danang/ salah satu pasien rumah sakit sarjito// awalnya danang sakit panas yang di sertai

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari pengetahuan perpajakan, modernisasi administrasi perpajakan dan kesadaran Wajib Pajak serta menguji