• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN.docx (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN.docx (3)"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan program khusus yang harus dilaksanakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai dengan kurikulum SMK. Program ini dilaksanakan diluar sekolah dalam bentuk praktek kerja di dunia usaha/industri (instansi) dengan mempertimbangkan sturktur program kurikulum, kalender pendidikan, dan kesediaan dunia usaha/industri (instansi) untuk dapat menerima PKL.

Praktek Kerja Lapangan dimaksudkan untuk mendekatkan siswa kepada tuntutan kerja/industri,yang sekaligus diharapkan mampu memberikan umpan balik kepada pihak dunia usaha/industri, maupun sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan formal, sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang standar kualifikasi lulusan SMK yang sesuai kebutuhan pasar kerja di dunia usaha/industri serta masukan-masukan yang berarti bagi pengembangan mutu pendidikan khususnya di SMK.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang membentuk kemampuan siswa untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.

(2)

2. Mengenal kegiatan-kegiatan baik ditinjau dari aspek administrasi dan social budaya.

3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan farmasi di Puskesmas. 4. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap etis dan professional yang diperlukan siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai bidangnya.

5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memasyarakatkan diri pada suasana/iklim lingkungan kerja yang sesungguhnya.

6. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya. 7. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan

mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan SMK Kesehatan Bhakti Kencana Limbangan.

8. Memberikan kesempatan untuk penempatan kerja.

1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1. Menambah pengetahuan siswa tentang pelayanan pembekalan farmasi kepada masyarakat secara langsung.

2. Menambah wawasan siswa mengenai nama, jenis obat yang beredar di masyarakat.

3. Menambah wawasan siswa tentang berbagai macam tulisan dokter. 4. Siswa dapat membandingkan antara teori yang didapat di sekolah

(3)

1.4. Waktu dan tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

(4)

BAB II

TINJAUAN UMUM UPT PUSKESMAS LIMBANGAN

2.1. Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, upaya kesehatan atau setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi kesehatan masyarakat.

Upaya kesehatan dilaksanakan dengan pendekatan pemeliharaan peningkatan kesehatan ( promotif), pencegahan penyakit ( preventive ), penyembuhan penyakit ( kuratif ),dan pemulihan kesehatan ( rehabilitative ), yang dilaksanakan secara menyeluruh terpadu dan berkesinambung.

2.2. Letak Geografis Puskesmas UPT Limbangan

Wilayah kerja Puskesmas UPT Limbangan merupakan sebagian dari wilayah kerja kecamatan Limbangan, karena kecamatan Limbangan.

2.3 Profil UPT Puskesmas Limbangan

Visi Misi dan Motto PUSKESMAS BL.LIMBANGAN

 Visi

Terwujudnya masyarakat Bl.Limbangan yang sehat dan Puskesmas CERIA( Cerdik, Efektif, Responsif, inovatif dan Agamis)

(5)

Memperdayakan masyarakat untuk berprilaku hidup besih dan sehat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan dasar menggalang kemitraan lintas program dan Lintas sektoral dalam rangka menurunkan AKB menggerakan potensi sumberdaya dalam upaya pengembengan Lingkungan Puskesmas untuk menciptakan suasana yang nyaman dan sejahtera.

 Motto

“Wujud Syukur kami melayani sepenuh hati”

TUJUAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

2. Meningkatkan Kesadaran masyarakat untuk memenfaatkan Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

2. Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular maupun tidak menular.

DATA DEMOGRAFI

(6)

 Jumlah KK Miskin :12.209

Data Sasaran Kesehatan Sarana kesehatan

 PUSTU : 5  POLINDES : 10  POSYANDU : 141

DATA KETENAGAAN

Dokter umum : 2

Dokter Gigi : 1

Bidan puskesmas : 6

Bidan di Desa : 14

Perawat : 16

Perawat Gigi ; 2

Sanitarian ; 1

Apoteker : 1

Pet Farmasi : 2

Tata Usaha : 11

Petugas Lab : 1

Pelaksana Gizi : 1

(7)

Clining Service : 2 2.4. Fasilitas Kesehatan dan Sarana Pendidikan

Fasilitas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas UPT Limbangan Kecamatan Limbangan terdiri dari 5 buah yaitu : Pustu Simpen. Jumlah polindes 8 buah, jumlah posyandu 68 buah. Sarana yang tersedia di Puskesmas Limbangan adalah :

1. TU

2. Ruang Dokter 3. Ruang Inap 4. Poned

5. Laboratorium 6. Ruang Obat

7. Ruang Pemeriksaan 8. Ruang Karcis 9. UGD

10. Toilet 11. Mushola

2.5. Sarana Penunjang

Puskesmas pembantu buah terdiri dari :

(8)

Poliklinik Desa/ Polendes 10 buah :

1. Desa Cijolang 2. Desa Cigagade 3. Desa Pasirwaru

4. Desa Limbangan Barat 5. Desa Limbangan Tengah 6. Desa Limbangan Timur 7. Desa Galih Pakuan 8. Desa Dunguswiru 9. Desa Ciwangi 10. Desa Pangeureunan

2.7. Program Kesehatan di Puskesmas Limbangan

1. KIA

a. K.1 ( Kunjungan Ibu Hamil Pertama ) b. K.4 ( Kunjungan Ibu Hamil ke-4 ) c. Neonatal ( Bayi Baru Lahir ) d. Persalinan Nakes

2. GIZI

a. Hasil Cakupan Gizi:

(9)

b. Jumlah balita Menurut Status Gizi

1) Gizi baik 2) Gizi kurang 3) Gizi buruk

4) BGM ( Bawag Garis Merah )

3. BP ( Balai Pengobatan )

a. Kunjungan pasien per unit pelayanan

 BP Umum  BP Gigi  KIA  Perawatan  KIR

 UGD

 Indra

b. Kunjungan pasien per jenis Kunjungan

 Umum

 Askes  Jamkesmas  Bpjs

4. Gigi

a. Rawat jalan Masyarakat Umum

(10)

5. Laboratorium

Cakupan Laboratorium :

a. Protein

b. Sediman

c. Reduksi

d. Bilirubin

e. HB ( Hemoglobin )

6. Jiwa

Kasus penyakit jiwa

a. Skizoprenia

b. Psikosa

c. Halusinasi dengar/Lihat

d. Paranoid

8. Imunisasi

a. Imunisasi Bayi

(11)

b. imunisasi ibu hamil

1) TT

9. Diare

Sarana kesehatan

1) Infus

2) Pemakaian oralit

3) Pemakaian Ringer Laktat

10. ISPA

a. Pneumonia

b. Non Pneumonia

11. TB-Paru

Kegiatan :

a. Penemuan

b. Dahak diperiksa

c.pemeriksaan suspek TB

(12)

12. Kesling

Cakupanya :

a. SAB ( Sarana Air Bersih )

b. JAGA ( Jamban Keluarga )

(13)

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG KEFARMASIAN

3.1. Perencanaan Obat

Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan :

1. Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang mendekati kebutuhan

2. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional 3. Meningkatkan efisiensi obat

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas.Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan obat antara lain :

3.2. Tahap Pemilahan Obat

Fungsi seleksi/pemilahan obat adalah untuk menentukan apakah obat benar-benar Diperlukan sesuai dengan jumlah penduduk dan pola penyakit didaerah.

3.1.2. Tahap Perhitungan Kebutuhan Obat

Tahap perhitungan kebutuhan obat menentukan kebutuhan obat merupakan tantangan yang berat yang harus dihadapi oleh tenaga farmasi yang bekerja di UPOKK Kabupaten/kota maupun Unit Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD). Metode yang lazim digunakan

(14)

untuk menyusun perkiraan kebutuhan obat tiap Unit pelayanan kesehatan adalah :

a. Metode Konsumsi

Metode ini dilakukan dengan menganalisis data konsumsi obat tahun sebelumnya. Hal yang perlu diperhatikan antara lain :

1) Pengumpulan data dan pengelolaan data 2) Analisis dan untuk informasi dan evaluasi 3) Perhitungan perkiraan kebutuhan obat b. Metode Epidemiologi

Metode ini dilakukan dengan menganalisis kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit, perkiraan kunjungan dan waktu tunggu (lead time).

Langkah-langkah dalam metode ini antara lain :

1) Menentukan jumlah penduduk yang akan dilayani

2) Menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi penyakit

3) Menyediakan standar/pedoman pengobatan yang digunakan 4) Menghitung perkiraan kebutuhan obat

5) Penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia

3.2. Permintaan Obat

(15)

Sumber penyediaan obat dipuskesmas adalah dari dinas kesehatan kabupaten/kota. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas adalah obat esensial yang jenis dan itemnya ditentukan setiap tahun oleh menteri kesehatan dengan menunjuk kepada Daftar Obat Esensial Nasional.

Selain itu sesuai dengan keputusan global maupun keputusan menteri kesehatan No:085 tahun 1989 tentang Kewajiban Menuliskan Resep atau Menggunakan Obat Generik di Pelayanan Kesehatan Milik Pemerintah, maka hanya obat generic saja yang diperkenankan tersedia di Puskesmas.

Berdasarkan UU No:36 tahun 2005 tentang kesehatan dan PP No:51 tahun 2005 tentang pekerjaan kefarmasian yang diperkenankan untuk melakukan penyediaan obat adalah tenaga apoteker. Untuk itu, puskesmas tidak diperkenankan melakukan pengadaan obat secara sendiri-sendiri.

Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-masing kabupaten/kota dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit kepala puskesmas dilakukan secara periodic menggunakan LPLPO sub unit. Berdasarkan pertimbangan efesiensi dan ketepatan waktu penyerahanobat kepada Puskesmas kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menyusun petunjuk lebih lanjut mengenai alur permintaan dan penyerahan obat secara langsung dari UPOPPK ke Puskesmas.

1. Kegiatan Permintaan Obat diantarannya sebagai berikut :

a. Permintaan Rutin dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk masing-masing puskesmas. b. Permintaan Khusus

(16)

2. Menghindari Kekosongan

3. penanganan kejadian luar biasa (KLB), obat rusak dan kadaluwarsa c. permintaan obat dilakukan dengan menggunakian formulir laporan pemakaian dan lembar permintaan Obat (LPLPO)

d. permintaan obat ditunjukan kepada kepala dines kesehatan kabupaten/ kota dan

selanjutnya diproses oleh UPOPPK kabupaten/kota. 2. Menentukan jumlah permintaan obat

Data yang diperlukan :

a. Data pemakaian obat periode sebelumnya b. Jumlah kunjungan resep

c. Data penyakit

d. Frekuensi distribusi obat oleh UPOPPK Sumber data: kabupaten/kota atau pejabat yang diberi wewenang itu.

Semua petugas yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan obat bertanggung jawab atas ketertiban penyimpanan, pemindahan pemeliharaan, dan penggunaan obat berikut kelengkapan catatan yang menyertainya.

(17)

pengecekan terhadap obat-obat yang diserahkan mencangkup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah obat bentuk obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO) dan ditanda tangani oleh petugas penerima atau diketahui Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat petugas penerimaan dapat mengajukan keberatan.

Jika terdapat kekurangan, penerimaan obat wajib menuliskan jenis yang kurang. Setiap penambahan obat-obatan dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu stok (terlampir).

3.4. Penyimpanan Obat

Tujuan penyimpanan obat adalah agar obat yang tersedia di unit pelayanan kesehatan mutunya dapat dipertahankan. Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.

3.4.1. Persyaratan Gudang dan Pengaturan Penyimpanan Obat

a) Persyaratan gudang

1) Cukup luas minimal 3 x 4 m 2) Ruangan kerung tidak lembab

3) Ada ventilasi agar ada aliran udara tidak lembab/panas 4) Perlu adanya cahaya yang cukup, namun jendela harus

mempunyai pelindung untuk menghindari adanya cahaya langsung dari berteralis.

5) Lantai dibuat dari tegel/semen yang tidak memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran lain. Bila perlu diberi alas papan (palet)

6) Dinding dibuat licin

(18)

9) Mempunyai pintu yang dilengkapi dengan kunci ganda 10) Tersedia lemari/laci khusus narkotika dan psikotropika

yang selalu terkunci

11) Sebaiknya ada pengukur suhu ruangan

b). Pengaturan penyimpanan obat

1) Obat disusun secara alphabet

2) Obat dirotasi dengan FIFO dan FEFO Obat disimpan dalam rak

3) Obat yang disimpan pada lantai harus diletakkan diatas palet

4) Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk 5) Cairan dipisahkan dari padatan

6) Sera, paksin, supositoria disimpan dalam lemari pendingin

3.4.2. Tata Cara Menyimpan dan Menyusun Obat

1) Pengaturan menyimpan obat

Pengaturan obat dikelompokan berdasarkan bentuk sedian dan disusun secara alphabet berdasarkan nama generiknya contoh kelompok sediaan tablet, kelompok sediaan sirup dan lain-lain

2) Penerapan system FIFO dan FEFO

(19)

kadaluwarsa harus dikeluarkan terlebih dahulu dari obat yang kadaluwarsa kemudian.

3.5. Distribusi Obat

Tujuan distribusi adalah untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada diwilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan tepat waktu.

Penyaluran distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyaluran obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit pelayanan kesehatan antara lain:

1. Sub unit pelayanan kesehatan dilingkungan puskesmas (kamar obat, laboratorium)

2. Puskesmas pembantu

3. Puskesmas keliling

4. Posyandu

5. Polindes

Adapun kegiatan dalam distribusi adalah :

1) Menentukan frekuensi distribusi

Dalam menentukan frekuensi distribusi perlu pertimbangan jarak sub unit pelayanan dan biaya distribusi yang tersedia

(20)

Dalam menentukan jumlah obat perlu dipertimbangkan pemakaian rata-rata setiap Jenis obat,sisa stok obat, pola penyakit, jumlah kunjungan di masing-masing sub unit Pelayanan kesehatan dengan menghitung stok optimum aetiap jenis obat.

3) Memeriksa mutu dan kadaluwarsa obat

Obat dan alat bantu kesehatan yang di distribusikan ke sub unit pelayanan kesehatan Perlu di cek mutu dan kadaluwarsa

4) Melaksanakan penyerahan obat

a.Gudang obat menyerahkan obat dan di terima di sub uni pelayanan

b. Diambil sendiri oleh petugas sub unit pelayanan.

Obat diserahkan dengan formulir LPLPO yang sudah ditanda tangani dan satu rangkap disimpan sebagai tanda bukti Penyerahan/penerimaan obat

c. Menandatangani dokumen penyerahan obat ke sub unit berupa LPLPO

Penyerahan obat dapat dilakukan dengan cara :

1. Gudang obat menyerahkan/mengirimkan obat dan diterima di unit pelayanan

2. Penyerahan di gudang puskesmas diambil sendiri oleh sub unit pelayanan

3.6. Pengendalian Obat

(21)

1. Pengendalian persediaan

Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran Yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga Tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kekosongan obat diunit pelayanan kesehatan Dasar.

2. Pengendalian penggunaan

Adapun pengendalian penggunaan bertujuan untuk menjaga kualitas pelayanan Obat dan meningkatkan efesien dan pemanfaatan dana obat

3. Penanganan obat hilang

3.7. Penanganan Obat hilang, Obat rusak dan kadaluwarsa

1.Penanganan Obat Hilang

Tujuan penanganan obat hilang adalah sebagai bukti pertanggung jawaban kepala Puskesmas sehingga persediaan obat saat kejadian obat hilang dapat terjadi karena Adanya peristiwa pencurian obat dari tempat penyimpanannya oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Untuk menangani kejadian obat hilang ini, perlu dilakukan langkah-langkah Langkah-langkah sebagai berikut:

a. Petugas pengelola obat yang mengetahui kejadian obat hilang segera menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang hilang

(22)

c. Apabila hilangnya obat karena pencurian maka dilaporkan kepada kepolisian

dengan membuat berita acara (contoh berita acara terlampir)

2.Penanganan Obat rusak/kadaluwarsa

Tujuan penanganan obat rusak/kadaluwarsa adalah untuk melindungi pasien dari Efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.

3.8. Pelayanan Obat

Tujuan pelayanan obat adalah agar pasien mendapat obat sesuai dengan resep dokter dan mendapat informasi bagaimana menggunakannya. Pelayanan obat adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai dari menerima resep dokter sampai penyerahan obat kepada pasien. Kegiatan pelayanan obat meliputi :

1. Penataan ruang pelayanan obat

2. Penyiapan obat

3.Informasi obat

4. Etika pelayanan

(23)

BAB IV

TINJAUAN KHUSUS KEFARMASIAN

PUSKESMAS UPT LIMBANGAN

4.1. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di Puskesmas UPT Limbangan terdiri dari perencanaan obat, permintaan obat, penerimaan obat, penyimpanan obat, distribusi obat, pengendalian obat, pengendalian obat hilang, rusak dan kadaluwarsa, pelayanan obat.

4.1.1. Perencanaan Obat

Perencanaan obat di Puskesmas UPT Limbangan terdiri dari :

a.Pemilahan obat

Pemilihan obat di Puskesmas UPT Limbangan berdasarkan obat pilihan dari penyakit yang pravelansinya tinggi.

b.Tahap perhitungan kebutuhan obat

Perhitungan kebutuhan obat di Puskesmas UPT Limbangan berdasarkan kombinasi metode konsumsi dengan cara menganalisis konsumsi obat pada bulan atau tahun sebelumnya.

(24)

Sumber penyediaan obat di Puskesmas UPT Limbangan adalah dari dinas kesehatan kabupaten. Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan format LPLPO ( laporan pemakaian dan lembar permintaan obat) , sedangkan permintaan Dari subnit ke kepala puskesmas dilakukan secara periodic menggunakan LPLPO sub unit.

Permintaan obat terdiri :

1. Kegiatan

a. Permintaan rutin

Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh dinas kesehatan kabupaten biasanya pada pertengahan bulan.

b. Permintaan khusus

Dilakukan diluar jadwal distribusi rutin apabila:

 Kebutuhan meningkat  Menghindari kekosongan

 Penanganan kejadian luar biasa (KLB) obat rusak dan kadaluwarsa

2. Menentukan jumlah permintaan obat

Data yang diperlukan :

a. Data pemakaian obat periode sebelumnya

b. Jumlah kunjungan resep

c. Data penyakit

(25)

Sumber data :

 LPLPO

4.1.3. Penerimaan Obat

Petugas penerimaan obat wajib melakukan pengecekan terhadap obat-obat Yang diserahkan, mencakup jumlah kmasan/peti, jenis dan jumlah obat,Bentuk obat sesuai dengan dokumen (LPLPO) dan ditanda tangani oleh panitia Penerima obat dan harus diketahui kepala puskesmas. Bila tidak memenuhi Syarat petugas penerima dapat mengajukan keberatan jika terhadap kekurangan, Petugas penerima obat wajib menuliskan jenis yang kurang (rusak, jumlah Kurang, dan lain-lain). Setiap penambahan obat-obatan dicatat dan dibukukan Pada buku penerimaan obat dan kartu stok.

4.1.4. Penyimpanan Obat

Tata cara menyimpan dan menyusun obat di puskesmas UPT Limbangan adalah:

a. Pengaturan Penyimpanan Obat

pengaturan obat dikelompokan berdasarkan bentuk sediaan dan disusun berdasarkan golongan obat seperti antibiotic, analgetik,dll.

b. Penerapan system FIFO dan FEFO

(26)

kadaluwarsanya harus Dikeluarkan terlebih dahulu dari obat yang kadaluwarsanya kemudian.

4.1.5. Distribusi Obat

a. Puskesmas UPT Limbangan diberikan kepada :

 Sub unit pelayanan kesehatan di lingkungan puskesmas ( ruangobat, poned, BP gigi, BP umum, perawatan )

 Puskesmas keliling

 Posyandu

 Polindes

 Puskesmas pembantu

b. Adapun kegiatan dalam distribusi adalah :

 Menentukan frekuensi distribusi

Dalam menentukan frekuensi distribusi perlu pertimbangan jarak sub unit pelayanan dan biaya distribusi yang tersedia

 Menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikan

Dalam menentukan jumlah obat perlu dipertimbangkan pemakaian rata-rata setiap jenis obat, sisa stok obat, pola penyakit, jumlah kunjungan di masing-masing sub unit pelayanan kesehatan dengan menghitung stok optimum setiap jenis obat

 Memeriksa mutu dan kadaluwarsa obat

Obat dan alat bantu kesehatan yang didistribusikan ke sub unit pelayanan kesehatan perlu di cek mutu dan kadaluwarsanya

(27)

 Gudang obat menyerahkan/mengirim obat dan diterima di sub unit pelayanan

 Diambil sendiri oleh petugas sub unit pelayanan obat diserahkan dengan formulir LPLPO yang sudah ditandatangani dan satu rangkap disimpan sebagai tanda bukti penyerahan/penerimaan obat

 Menandatangani dokumen penyerahan obat ke sub unit berupa LPLPO sub unit

4.1.6. Pengendalian Obat

Pengendalian obat dimaksudkan untuk membatasi penggunaan obat yang berlebih Dan obat yang hilang di Puskesmas UPT Limbangan pengendalian obat Dilakukan melalui adanya kartu stok yang diisi setiap obat keluar dari gudang Dan dilakukan stok opname atau pengecekan barang tiap akhir bulan, untuk Menyesuaikan jumlah obat di kartu stok dengan bukti fisiknya.

4.1.7. Penanganan Obat hilang, Obat rusak dan Obat kadaluwarsa

a. Penanganan obat hilang

Apabila ada obat yang hilang maka perlu dilakukan langkah langkah sebagai berikut :

Petugas pengelola obat yang Mengetahui keja pengobatan hilang segera menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang hilang

Kepala Puskesmas kemudian memeriksa dan memastikan keja terrsebut

Apabila hilangnya obat karena pencurian maka dilaporkan kepada kepolisian dengan membuat berita acara ( contoh berita acara terlampir)

(28)

Obat yang rusak dan kadaluwarsa dikumpulkan, kemudian membuat panitia pemusnahan obat, membuat berita acara rangkap 3 ( tiga ) kemudian obat dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar dan berita acaranya dikirimkan ke Dinkes Kabupaten dengan tembusan kepada BPOM dan Dinkes Provinsi.

BAB V TUGAS KHUSUS

5.1 Diuretika

Pengertian

Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan memengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat-zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoxin dan teoflin), memperbesar volume darah (dekstran) atau merintangi sekresi ormon antidiuretik ADH (air, alkohol) (Tjay, T.H dan Rahardja, K. 2007)

Walaupun kerjanya pada ginjal, diuretika bukanlah obat ginjal, artinya senyawa ini tidak bisa memperbaiki atau menyembuhkan penyakit ginjal. Beberapa diuretika pada awal pengobatan justru memperkecil ekskresi zat-zat penting urin engan mengurani laju filtrasi glomerulus sehingga akan memperburuk insufisiensi ginjal (Mutsler, E. 1986).

Efek Samping Diuretik dan Perhatian

Efek Samping dan Perhatian yang harus diperhatikan dari diuretik antara lain :

(29)

hipotensi, hiponetremia, hipokleremia, hipokalsemia dan hipomagnesemia. (Gunawan, 2007).

2. Ototoksisitas. Asam etakrinat dapat menyebabkan ketulian sementara maupun menetap, dan hal ini merupakan efek samping yang serius. Ketulian sementara juga dapat terjadi pada furosemid dan lebih jarang pada bumetanid. Ketulian ini mungkin sekali disebakan oleh perubahan komposisi elektrolit cairan endolimfe. Ototoksitas merupakan suatu efek samping unik kelompok obat ini. (Gunawan, 2007).

3. Hipotensi dapat terjadi akibat depelsi volume sirkulasi. (Gunawan, 2007).

4. Efek metabolik. Seperti diuretic tiazid, diuretic kuat juga dapat menimbulkan efek samping metabolic berupa hiperurisemia, hiperglikemua, peningkatan kolesterol LDL dan trigliserida, serta penurunan HDL (Gunawan, 2007).

5. Reaksi alergi. Reaksi alergi umumnya berkaitan dengan struktur molekul yang menyerupai sulfonamide. Diuretic kuat dan diuretic tiazid dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat alergi sulfonamide. Asam etakrinat merupakan satu-satunya diuretic kuat yang tidak termasuk golongan sulfonamide, dan digunakan khususnya untuk pasien yang alergi terhadap sulfonamide. (Gunawan, 2007). 6. Nefritis interstisialis alergik. Furosemid dan tiazid diduga dapat menyebabkan nefritis interstisialis alergik yang menyebabkan gagal ginjal reversibel. (Gunawan, 2007).

Berdasarkan efeknya pada janin hewan coba, maka diuretic kuat ini tidak dianjurkan pada wanita hamil, kecuali bila mutlak diperlukan. (Gunawan, 2007).

Interaksi Diuretik

Seperti diuretic tiazid, hipopkalemia akibat pemberian diuretic kuat dapat meningkatkan risiko aritmia pada pasien yang juga mendapat digitalis atau obat antiaritma (Gunawan, 2007).

(30)

Pemberian bersama obat yang bersifat nefrotosik seperti aminoglikosida dan antikanker sisplatin akan meningkatkan risiko nefrotoksisitas (Gunawan, 2007).

Probenesid mengurangi sekresi diuretik ke lumen tubulus sehingga efek diuresisnya berkurang (Gunawan, 2007).

Diuretik kuat dapat berinteraksi dengan warfarin dan klofibrat melalui penggeseran ikatannya dengan protein. Pada penggunaan kronis, diuretic kuat ini dapat menurunkan klirens litium. Penggunaan bersama dengan sefalosporin dapat meningkatkan nefrotoksisitas sefalosporin. Antiinflamasi nonsteroid terutama indometasin dan kortikosteroid melawan kerja furosemid (Gunawan, 2007).

Menurut Richard Harkness (1984), obat-obat berkhasiat diuretikamemiliki berbagai interaksi dengan senyawa lain, seperti berikut :

(31)

Penggolongan diuretik

Sebagian besar diuretik bekerja dengan menurunkan reabsorpsi elektrolit oleh tubulus (atas). Ekskresi elektrolit yang meningkat diikuti oleh peningkatan ekskresi air, yang penting untuk mempertahankan keseimbangan osmotik. Direutik digunakan untuk mengurangi edema pada gagal jantung kongestif, beberapa penyakit ginjal, dan sirosis hepatitis. Beberapa diuretik, terutama tiazid, secara luas digunakan pada terai hipertensi, namun kerja hipotensif jangka panjangnya tidak hanya berhubungan dengan sifat deuretiknya (Neal,2006).

Tiazid dan senyawa yang berkaitan (kanan atas) bersifat aman, aktif secara oral, namun merupakan diuretik yang relatif lemah. Obat yang lebih efektif adalah high ceeling atau diuretik loop (kiri atas). Obat ini mempunyai awitan yang sangat kuat (sehingga diberi istilah ‘high ceelibg’) dan bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit serta dehidrasi yang serius. Metolazon merupakan obat yang berkaitan dengan tiazid dan aktivitasnya berada di antara diuretik loop dan tiazid. Metolazon mempunyai efek sinergis yang kuat dengan furosemid, dan kombinasi tersebut bisa efektif pada edema yang resisten dan pada pasien dengan gagal ginjal yang serius. Tiazid dan diuretik loop meningkatkan ekskresi kalium, dan mungkin dibutuhkan suplemen kalium untuk mencegah hipokalemia (Neal,2006) .

(32)

kalium, dan sering diberikan bersama tizaid atau diuretik loop untuk mencegah hipokalemia (Neal,2006).

Inhibitor karbonat anhidrase (kiri bawah) merupakan diuretik lemah dan jarang digunakan untuk diambil efek diuretiknya. Diuretik osmotik (misalnya manitol) merupakan senyawa yang difiltrasi, namun tidak direabsorpsi. Diuretik osmotik diekskresikan dalam jumlah osmotik yang sama dengan air dan digunakan pada edema serebri, dan kadang-kadang untuk mempertahankan diuresis selama pembedahan (Neal,2006) .

Ginjal merupakan salah satu unsur jalur utama untuk eliminasi obat, dan gangguan fungsi ginjal pada usia lanjut atau pada penyakit ginjal dapat menurunkan eliminasi obat secara signifikan (Neal,2006). Aldosteron menstimulasi Na+ pada tubulus distal dan meningkatkan

sekresi K+ dan H+. Obat ini bekerja pada reseptor sitoplasmik (Bab 33)

dan menginduksi sintesis Na+ / K+ -ATPase pada membran basolateral

dan kanal NA+ di membran lumen. Peningkatan permeabilitasnya

kanal Na+ yang lebih cepat dapat diperantai oleh reseptor aldosteron di

permukaan sel. Diuretik meningkatkan muatan Na+ pada tubulus distal

dan kecuali untuk obat-obat hemat kalium, hal ini menyebabkan peningkatan sekresi (dan ekskresi) K+. Efek ini lebih hebat apabila

kadar aldosteron plasma tinggi sebagai contoh, bila terapi diuretik yang kuat sudah mengurangi simpanan Na+ tubuh (Neal,2006).

Vasopresin (ADH) dilepaskan dari kelenjar hipofisis posterior. Obat ini meningkatkan jumlah kanal air pada duktus koligens sehingga memungkinkan reabsorpsi air secara pasif. Pada diabetes insipidus ‘kranial’ tidak adanya ADH menyebabkan ekskresi urin hipotonis dengan volume besar. Kelainan ini diterapi dengan vasopresin atau desmopresin, suatu analog kerja panjang (Neal,2006).

Inhibitor karbonat ahidrase

menurunkan reabsorpsi bikarbonat pada tubulus proksimal melalui inhibisi katalisis hidrasi CO2 dan reaksi dehidrasi. Oleh karena itu

(33)

menjadi self-timming pada saat bikarbonat darah turun. Na+ yang

meningkatkan yang dialirkan ke nefron distal meningkatkan sekresi K+. Asetazolamid digunakan pada terapi glaukoma untuk menurunkan

tekanan intraokular, yang dicapai dengan mengurangi sekresi HCO3- dan H2O yang terkait ke dalam aqueous humuor (Bab 10).

Asetazolamid juga digunakan sebagai profilaksis untuk mountain altitude sickness (Neal,2006).

Karbonik anhidrase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi CO2 +

H2O ↔ H2CO3. Enzim ini terdapat antara lain dalam sel korteks renalis

pankreas, mukosa lambung, mata, eritrosit, dan SSP, tetapi tidak terdapat dalam plasma. Enzim ini dapat dihambat aktivitasnya oleh sianida, azida, dan sulfida. Derivat sulfonamid yang juga dapat menghambat kerja enzim ini adalah asetazolamid dan diklorofenamid. Asetazolamd mudah diserap melalui saluran cerna.obat ini mengalami proses sekresi aktif oleh tubuli dan sebagian direabsorbsi secara pasif. Asetazolamid terikat kuat pada karbonik anhidrase, sehingga terakumulasi dalam sel yang banyak mengandung enzim ini, terutama sel eritrosit dan korteks ginjal. Obat penghambat karbonik anhidrase tidak dapat masuk kedalam eritrosit, jadi efeknya hanya terbatas pada ginjal saja. Distribusi penghambat karbonik anhidrase dalam tubuh ditentukan oleh tidak adanya enzim karbonik anhidrase dalam sel yang bersangkutan dan dapat tidaknya obat itu masuk kedalam sel. Asetazolamid tidak dimetabolisme dan diekskresi dalam bentuk utuh melalui urin (Gunawan, 2007).

Tiazid

(34)

Benzotiazid atau tiazid berefek langsung terhadap transpor Na+ dan

Cl- di tubuli ginjal, lepas dari efek penghambatannya terhadap enzim

karbonik anhidrase. Diuretik tiazid bekerja menghambat simporter Na+ dan Cl- di hulu tubulus distal. Sistem transpor ini dalam keadaan

normal berfungsi membawa Na+ dan Cl- dari lumen kedalam sel epitel

tubulus. Na+ selanjutnya dipompakan keluar tubulus dan ditukar

dengan K+, sedangkan Cl- dikeluarkan melalui kanal klorida. Efek

farmakodinamik tiazid yang utama adalah meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan sejumlah air (Gunawan,2007).

Mekanisme kerja

Tiazid bekerja terutama pada segmen awal tibulus distal, dimana tiazid menghambat reabsorpsi NaCl dengan terikat pada sinporter yang berperan untuk kotranspor Na+/Cl-elektronetral. Terjadi peningkatan

ekskresi Cl-, Na+ dan disertai H

2O. Beban Na+ yang meningkat dalam

tubulus distal, menstimulasi pertukaran Na+ dengan K+ dan H+,

meningkatkan sekresinya dan menyebabkan hipoklamia dan alkalosis metabolik (Neal,2006).

Efek Samping

Efek simpang termasuk kelemahan, impotensi, dan kadang-kadang ruam kulit. Reaksi alergi yang serius (misalnya trombositopenia) jarang terjadi. Yang lebih sering terjadi adalah efek metabolik seperti berikut :

1. Hipokalemia bisa mempresipitasi aritmia jantung, terutama pada pasien yang mendapat digitalis. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian suplemen kalium bila dibutuhkan, atau terapi kombinasi dengan diuretik hemat kalium.

(35)

3. Toleransi glukosa bisa terganggu dan tiazid adalah kontraindikasi pada pasien dengan diabetes tidak tergantung insulin.

4. Lipid. Tiazid meningkatkan kadar kolesterol p;asma paling tidak selama 6 bulan pertama pemberian obat, tetapi signifikansinya tidak jelas.

(Neal,2006).  Diuretik loop

Diuretik loop(biasanya furosemid) diberikan secara oral dan digunakan untuk mengurangi edema perifier dan edema paru pada gagal jantung sedang sampai berat (Bab 18). Obat ini diberikan secara ventrikel akut. Tidak seperti tizaid, diuretik loop efektip pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal (Neal,2006).

Mekanisme kerja

Obat yang bekerja di loop menghambat reabsorpsi NaCl dalam ansa Henle aendens segmen tebal. Segmen ini mempunyai kapasitas yang besar untuj mengabsorpsi NaCl sehingg obat yang bekerja pada tempat ini menyebabkan diuresis yang lebih hebat daripada diuretik lain. Diuretik loop bekerja pada membran lumen dengan cara menghambat kotranspor Na+/K+/2Cl-. (Na+ secara aktif ditranspor

keluar sel ke alam interstisium oleh pompa yang tergantung pada Na+/

(36)

berlebihan (dosis tinggi, pemberian secara intravena)bisa menyebabkan ketulian, tyang tidak dapat pulih kembali (Neal,2006).  Diuretik hemat kalium

Diuretik ini bekerja pada segmen yang berespon terhadapa aldosteron pada nefron distal, dimana homeositas K+ dikendalikan.

Aldosteron menstimulasi reabsorpsi Na+, membangkitakan potensial

negatif dalam lumen, yang mengarahkan ion K+ dan H+ ke dalam

lumen (dan kemudian ekskresinya). Diuretik hemat kaium menurunkan reabsorpsi Na+ dengan mengantagonis aldosteron (spironolakton) atau memblok kanal Na+ (amilorid, triamteren). Hal ini menyebabkan

potensial listrik epitel tubulus menurun, sehingga gaya untuk sekresi K+ berkurang. Obat ini dapat menyebabkanhiperkalemia berat,

terutama pada pasien dengan gangguan ginjal. Hiperkalemia juga mungkin terjadi bila pasien juga mengkonsumsi inhibitor ACE (misalnya kaptopril), karena obat ini menurunkan sekresi aldosteron (dan selanjutnya ekskresi K+) (Neal,2006).

Sprinoloakton secara kompetitif memblok ikatab aldosteron pada reseptor sitoplasma sehinga meningkatkan ekskresi Na+ (Cl- dan H

2O)

dan menurunkan sekresi K+ yang diperkuat oleh listrik. Sprinolakton

merupakan diuretik lemah, karena hanya 2% dari reabsorpsi Na+ total yang berada di bawah kendali aldosteron. Sprinolakton terutama digunakan pada penyakit hati dengan asites, sindrom Conn (hiperaldosteronisme primer), dan gagal jantung berat (Neal,2006). Amilorid dan triamteren menurunkan permeabilitas membran lumen terhadap Na+ pada distal nefron dengan mengisi kanal Na+ dan menghambatnya dengan perbandingan 1:1. Hal ini meningkatkan ekskresi Na+ (Cl- dan H

2O) dan menurunkan ekskresi K+ (Neal,2006).

Yang tergolong dalam kelompok ini adalah antagonis aldosteron, triamteren dan amilorid. Efek diuretiknya tidak sekuat golongan diuretik kuat.

(37)

Aldosteron adalah mineralokortikoid endogen yang paling kuat. Peranan utama aldosteron adalah memperbesar reabsorbsi natrium dan klorida di tubuli distal serta memperbesar ekskresi kalium. Jadi hiperaldosteronisme akan terjadi penurunan kadar kalium dan alkalosis metabolik karena reabsorbsi HCO3- dan sekresi H+ yang bertambah.

Mekanisme kerja antagonis aldosteron adalah penghambatan kompetitif terhadap aldosteron. Ini terbukti dari kenyataan bahwa obat ini hanya efektif bila terdapat aldosteron baik endogen maupun eksogen dalam tubuh dan efeknya dapat dihilangkan dengan meninggikan kadar aldosteron. Jadi dengan pemberian antagonis aldosteron, reabsorbsi Na+ dan K+ di hilir tubuli distal dikurangi,

dengan demikian ekskresi K+ juga bekurang. Saat ini ada 2 macam

antagonis aldosteron, yaitu spironolakton dan eplerenon. (Gunawan,2007)

 Triamteren dan amilorid

Kedua obat ini terutama memperbesar ekskresi natrium dan klorida, sedangkan ekskresi kalium berkurang dan ekskresi bikarbonat tidak mengalami perubahan. Triamteren menurunkan ekskresi K+ dengan

menghambat seksresi kalium disel tubuli distal. Berkurangnya reabsorbsi Na+ ditempat tersebut mengakibatkan turunnya perbedaan

potensial listrik transtubular, sedangkan adanya perbedaan ini diperlukan untuk berlangsungnya proses kalium oleh sel tubuli distal. (Gunawan,2007)

Furosemid

(38)

dalam etanol; sukar larut dalam eter; sangat sukar larut dalam kloroform (Anonim,1979).

Furosemida merupakan diuretik kuat. Tempat kerja utamanya di bagian cabang menaik yang tebal dari jerat Henle, karena itu disebut sebagai loop diuretik. Mekanisme kerja dari senyawa ini adalah memblok pembawa Na+, K+, Cl- dari tepi lumen dan dengan cara ini menghambat absorpsi ion natrium, kalium dan klorida dalam cabang tebal jerat Henle menaik. Sifat khas dari senyawa ini adalah kerjanya yang singkat akan tetapi sangat intensif sehingga sangat bermanfaat jika diperlukan kerja diuretik yang cepat dan intensif (Syukri,2004).

Diuretik Menjadi Pertimbangan lain dalam Pemilihan obat Antihipertensi

Efek Yang Berpotensi Menguntungkan

• Diuretik tipe thiazide berguna untuk memperlambat demineralisasi pada osteoporosis.

• β-blocker dapat berguna untuk pengobatan atrial takhiaritmia/ fibrilasi, migraine,tirotoksikosis (jangka pendek), atau tremor esensial.

• Kalsium antagonis dapat berguna juga untuk pengobatan sindroma Raynaud dan aritmia tertentu

• α-blocker dapat berguna untuk gangguan prostat (Anonim,2006)

Efek Yang Berpotensi Tidak Menguntungkan

(39)

• Hindari penggunaan penyekat β pada pasien asma, reactive airway disease, atau second or third degree heart block

• ACEI dan ARB tidak boleh diberikan kepada perempuan punya rencana hamil dan kontraindikasi pada perempuan hamil. ACEI tidak boleh diberikan pada pasien dengan riwayat angioedema. Antagonis aldosteron dan diuretic penahan kalium dapat menyebabkan hiperkalemia, sehingga jangan diberikan kepada pasien dengan kalium serum >5.0 mEq/L (tanpa minum obat apa-apa) Diuretik, terutama golongan tiazid, adalah obat lini pertama untuk kebanyakan pasien dengan hipertensi(Ditjen Farmasi, 2006).

Bila terapi kombinasi diperlukan untuk mengontrol tekanan darah, diuretik salah satu obat yang direkomendasikan. Empat subkelas diuretik digunakan untuk mengobati hipertensi: tiazid, loop, agen penahan kalium, dan antagonis aldosteron. Diuretik penahan kalium adalah obat antihipertensi yang lemah bila digunakan sendiri tetapi memberikan efek aditif bila dikombinasi dengan golongan tiazid atau loop. Selanjutnya diuretik ini dapat menggantikan kalium dan magnesium yang hilang akibat pemakaian diuretik lain. Antagonis aldosteron (spironolakton) dapat dianggap lebih poten dengan mula kerja yang lambat (s/d 6 minggu

untuk spironolakton). Tetapi, JNC 7 melihatnya sebagai kelas yang independen karena bukti mendukung indikasi khusus. Pada pasien dengan fungsi ginjal cukup (± GFR> 30 ml/menit), tiazid paling efektif untuk menurunkan tekanan darah(Ditjen Farmasi, 2006).

(40)

tiazide, diuretik penahan kalium, dan antagonis aldosteron jarang dikombinasi dengan kebanyakan obat antihipertensif lain. Kebanyakan obat antihipertensi menimbulkan retensi natrium dan air; masalah ini diatasi dengan pemberian diuretik bersamaan. Efek samping diuretik tiazid termasuk hipokalemia, hipomagnesia, hiperkalsemia, hiperurisemia, hiperglisemia, hiperlipidemia, dan disfungsi seksual. Diuretik loop dapat menyebabkan efek samping yang sama, walau efek pada lemak serum dan glukosa tidak begitu bermakna, dan kadang-kadang dapat terjadi hipokalsemia(Ditjen Farmasi, 2006).

Studi jangka pendek menunjukkan kalau indapamide tidak mempengaruhi lemak atau glukosa atau disfungsi seksual. Semua efek samping diatas berhubungan dengan dosis. Kebanyakan efek samping ini teridentifikasi dengan pemberian tiazid dosis tinggi (misalnya HCT 100mg/hari). Guideline sekarang menyarankan dosis HCT atau klortalidone 12.5 – 25 mg/hari, dimana efek samping metabolik akan sangat berkurang (Ditjen Farmasi,2006).

(41)

Diuretik bermanfaat dalam pengobatan berbagai penyakit yang akstraseluler dapat disebabkan oleh kegagalan jantung, sirosis hati, gangguan ginjal, toksemia kehamilan atau akibat sampingan obat (Ditjen Farmasi, 2006).

Fungsi utama ginjal adalah memelihara kemurnian darah dengan jalan mengeluarkan semua zat asing dan sisa pertukaran zat dari dalam darah. Untuk ini, darah mengalami filtrasi, dimana semua komponennya melintasi saringan ginjal kecuali zat putih telur dan sel – sel darah. Setiap ginjal mengandung lebih kurang satu juta filter kecil (glomeruli), dan setiap 50 menit seluruh darah tubuh (ca 5 liter) sudah ‘dimurnikan’ dengan melewati saringan tersebut

Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali menjadi normal. Pengaruh diuretik terhadap ekskresi zat terlarut penting artinya untuk menentukan tempat kerja diuretik dan sekaligus untuk menormalkan akibat suatu diuretik. Secara umum diuretic dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu (1) diuretic osmotic ; (2)penghambat mekanisme transport elektrolit d dalam tubuli ginjal. Pengaruh diuretik terhadap ekskresi zat terlarut penting artinya untuk menentukan tempat kerja diuretik dan sekaligus untuk meramalkan akibat penggunaan suatu diuretik (Ditjen Farmasi, 2006).

(42)

spironolakton menyebabkan gynecomastia pada ±10% pasien, dengan eplerenon gynecomastia jarang terjadi.

Mengurangi konsumsi minuman keras.

Mencegah hipertensi lebih mudah dan murah dibandingkan dengan pengobatan. Karena itu, pencegahan sebaiknya dilakukan seawal mungkin. Jika didiamkan terlalu lama, hipertensi bisa memicu terjadinya komplikasi yang bahkan bisa mengancam jiwa pengidapnya.

5.2 Psikotropika

Pengertian

Psikotropika yaitu suatu obat yang bisa berefek pada pikiran dan sistem saraf bagi pemakainya. Psikotropika bisa didapat secara alami ataupun sintetik (buatan manusia) yang bersifat psikoaktif dan berpengaruh pada susunan saraf pusat sehingga mengakibatkan perubahan pada tingkah laku sehari-hari.

Psikotropika mengakibatkan turunnya kinerja otak atau merangsang susunan saraf pusat sehingga menimbulkan kelainan perilaku dan disertai dengan halusinasi, ilusi, gangguan berpikir, serta ketergangguan, pada akhirnya menyebabkan kematian bagi si pemakai.  Macam-macam psikotropika

Berikut ini adalah macam-macam Psikotropika, diantaranya:

1. Halusinogen 2. Depresan 3. Stimulan

(43)

Merupakan obat yang dapat menimbulkan halusinasi, pengguna dapat melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata, seperti berkhayal. Contoh obat Halusinogen adalah Licercik Acid Dhietilamide (LAD), Psylocibine, Micraline, dan Mariyuana.

2. Depresan

Merupakan obat yang memberi efek seperti kerja system saraf berkurang, kesadaran menurun, dan mengantuk. Zat yang termasuk obat depresan antara lain alkohol, sedatin atau pil BK, Magadon, Valium, dan Mandrak (MX), Cannabis dan Barbiturat.

3. Stimulan

Merupakan obat yang memberikan rangsangan kepada saraf yang mengakibatkan pemakai lebih percaya diri . Contoh obat Stimulan antara lain kafein, kokain, ganja, dan amfetamin. Amfetamin biasanya terdapat pada pil ekstasi.

Ciri-ciri pemakai psikotropika

Orang yang menggunakan zat-zat Psikotropika dapat dikenal dengan jelas melalui fisiknya, kegiatan sehari-hari yang berubah dari biasanya. Berikut adalah ciri-cirinya:

1. Badan terus melemas dan tidak bergairah, tidak ada tenaga untuk beraktivitas.

2. Muka terlihat pucat dan tubuhnya kurus.

3. Tubuh menggigil berat disertai dengan teriakan histeris.

(44)

Bahaya pemakaian psikotropika

 Psikotropika membawa bahaya dan dampak bagi pemakainya, baik kesehatannya, ataupun lingkungannya. Akibat banyaknya aksi penyalahgunaan psikotropika, tingkat kriminalitas pun juga meningkat. Pemakai obat-obatan Psikotropika akan mengalami hidup sulit, hancur, serta mengalami gangguan kesehatan yang membuat masa depannya menjadi suram. Lingkungan sekitarnya pun tidak mau menerima si pemakai untuk berbaur didalam lingkungan itu sendiri. Mungkin karena takut membuat konsumen Psikotropika menyebar dengan luas.

Baca Juga : MOTIF RAGAM HIAS PADA PRODUK KERAJINAN DARI BAHAN LUNAK

Dampak negatif penggunaan obat psikotropika

Kokain dapat menimbulkan rasa takut berlebihan dan depresi.

Pil ekstasi menimbulkan rasa lelah dan tenang.

Morfin menimbulkan rasa ngantuk, gangguan pernafasan, bahagia berlebih (eufhoria), dan kematian.

Barbiturat mengakibatkan mudah tertidur lelap dan menimbulkan kematian.

(45)

Faktor yang memicu seseorang untuk menggunakan Psikotropika

Ada beberapa faktor yang membuat seseorang untuk terjun ke dunia terlarang ini, contohnya:

- Faktor lingkungan

Hidup yang salah bergaul, Hedonisme (hidup bersenang-senang), hidup kurang bergaul juga dapat memicu seseorang untuk memakai obat berbahaya ini.

- Faktor dari dalam keluarga

Ada masalah dalam kehidupan keluarganya yang menurutnya sudah tidak dapat dipecahkan lagi, broken home.

- Faktor dari dalam dirinya sendiri

Rasa ingin tahu, yang selanjutnya ingin coba-coba, labil, kegalauan, frustasi, stres berlebihan, kurangnya wawasan seseorang tentang obat Psikotropika ini.

Pengobatan bagi pemakai Psikotropika

1. Periksa ke dokter dan mengkonsultasikan upaya untuk menghilangkan racun dari obat Psikotropika.

2. Sikap peduli dan perhatian dari anggota keluarga, lingkungan, teman, dan sahabat dapat memberikan semangat untuk lepas dari ketergantungan akan zat Psikotropika.

3. Melakukan kegiatan positif yang membawa manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

4. Aktif dalam kegiatan beragama.

(46)

Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, rutin melakukan kegiatan beragama. Menjauhi zat Psikotropika dan tidak pernah akan mencobanya. Hilangkan rasa ingin tahu, ingin coba-coba. Tidak salah bergaul, terutama bergaul dengan pemakai bahkan pengedar zat Psikotropika.

5.3. Kolesterol

Kolestrol adalah lemak yang terdapat di dalam aliran darah atau sel tubuh yang sebenarnya dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai bahan baku beberapa hormon. Namun apabila kadar kolestrol dalam darah berlebihan, maka bisa mengakibatkan penyakit, termasuk penyakit jantung koroner dan stroke. Kolestrol yang normal harus di bawah 200 mg/dl. Apabila di atas 240 mg/dl, maka Anda berisiko tinggi terkena penyakit seperti serangan jantung atau stroke.

Kolestrol secara alami bisa dibentuk oleh tubuh, selebihnya di dapat dari makanan hewani, seperti daging, unggas, ikan, margarin, keju, dan susu. Adapun makanan yang berasal dari nabati, seperti buah, sayur, dan beberapa biji-bijian, tidak mengandung kolestrol.

(47)

High-Density Lipoprotein (HDL). Anda akan mendapat penjelasannya di bawah ini.

KOLESTROL JAHAT (Low Density Lipoprotein)

Kolestrol LDL adalah lemak yang jahat karena bisa menimbun pada dinding dalam dari pembuluh darah, terutama pembuluh darah kecil yang menyuplai makanan ke jantung dan otak. Timbunan lemak itu semakin lama semakin tebal dan keras, yang dinamakan arteriosklerosis, dan akhirnya menumbat aliran darah.

Kolestrol LDL yang optimal adalah bila kadarnya dalam darah di bawah 100 mg/dl. Kolestrol LDL 100-129 mg/dl dimasukkan kategori perbatasan (borderline). Jika di atas 130 dan disertai afktor risiko lain seperti merokok, gemuk, diabetes, tidak berolah raga, apalagi jika sudah mencapai 160 atau lebih, maka segera perlu diberi obat.

KOLESTROL BAIK (High Density Lipoprotein)

Kolestrol HDL disebut lemak yang baik karena bisa membersihkan dan mengangkut timbunan lemak dari dinding pembuluh darah ke hati. Kolestrol HDL yang ideal harus lebih tinggi dari 40 mg/dl untuk laki-laki, atau di atas 50 mg/dl untuk perempuan.

(48)

Kolestrol Lp (a)

Kolestrol Lp (a) adalah suatu variasi dari kolestrol LDL. Kadar Lp (a) yang tinggi berbahaya bagi jantung. Penyebab peningkatan Lp (a) belum jelas, mungkin berkaitan dengan faktor genetik.

Trigliserida

Trigliserida adalah bentuk lemak lain yang bisa berasal dari makanan atau dibentuk sendiri oleh tubuh. Memiliki trigliserida yang tinggi sering diikuti juga oleh kolestrol total dan LDL yang tinggi, serta kolestrol HDL yang rendah.Orang yang menderita sakit jantung, diabetes, atau obesitas, biasanya mempunyai kadar trigliserida yang tinggi. Trigliserida dalam darah yang normal harus di bawah 150 mg/dl.Beberapa orang mempunyai trigliserida yang tinggi karena penyakit lain atau keturunan. Bila memang ada faktor keturunan, maka Anda harus mengubah gaya hidup, mulai diet rendah lemak, olah raga teratur, menurunkan berat badan, tidak merokok, juga tidak minum alkohol. Anda juga dianjurkan mengurangi konsumsi karbohidrat (misalnya nasi, mie atau roti) sampai kurang dari 50 % dari jumlah kalori total.

Kadar Kolestrol Tinggi

(49)

berserat.Kolestrol diketahui sebagai pemicu berbagai gangguan kesehatan, seperti hipertensi, gangguan jantung, hingga stroke. Sebenarnya kolestrol merupakan unsur yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun, jika kadarnya berlebihan di dalam tubuh akan menyebabkan berbagai penyakit.Jika Anda memiliki gangguan metabolisme kolestrol di dalam tubuh, maka Anda perlu diet, berolah raga, dan tambahan obat-obatan. Sebaiknya Anda tetap berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut. Dokter yang baik akan memberikan obat berdasarkan faktor keamanan. Bukti klinis suatu obat juga harus menjadi bahan pertimbangan jika obat tersebut akan dikonsumsi untuk jangka panjang.

Atorvastatin merupakan salah satu obat golongan statin yang telah memiliki banyak penelitian atau bukti klinis yang baik terhadap penurunan risiko kesakitan dan kematian akibat penyakit jantung koroner dan stroke, dengan profile keamanan yang baik.Namun demikian, daripada Anda mengobati tingginya kadar kolestrol, tentu saja lebih baik mengontrol dan mengendalikan kadarnya agar tetap normal. Nah, berikut ini langkah-langkahnya:

1. MENGETAHUI KADAR KOLESTROL

Umumnya dokter menyarankan agar kadar kolestrol total Anda di bawah 200 mg/dl, dengan kadar LDL (kolestrol jahat) di bawah angka 130, dan HDL (kolestrol baik) berada di atas angka 40.

2. MENJAGA KESEIMBANGAN BERAT BADAN

(50)

ini Anda perlu mengurangi sekitar 2.5 – 4.5 kg berat badan agar bisa memperbaiki kadar kolestrol.

3. AKTIFITAS FISIK RUTIN

Salah satu cara untuk mengendalikan kadar kolesterol adalah dengan berolah raga secara rutin. Jalan kaki atau jenis-jenis olah raga ringan lainnya yang dilakukan secara rutin akan membantu meningkatkan kadar HDL. Pastikan bahwa Anda berolah raga selama 30 menit dalam sehari dan lima hari dalam seminggu.

4. BERKENALAN DENGAN LEMAK BAIK

Jika telah terdiagnosa memiliki kadar kolestrol tinggi, biasanya Anda disarankan untuk menurunkan konsumsi lemak. Sebaiknya Anda mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung lemak tak jenuh tunggal, seperti selai kacang, avokad, minyak zaitun dan kanola, serta kacang-kacangan. Penelitian membuktikan bahwa jenis lemak tersebut membantu menurunkan kadar LDL dan Trigliserida dalam darah, serta meningkatkan HDL.

Berikut cara mengonsumsi lemak yang baik:

a. Pilihlah minyak nabati seperti minyak jagung atau minyak soya (kedelai) daripada minyak hewani.

b. Baca label yang tertera pada minyak sayur (vegetable oil), lalu pilih yang mengandung terutama lemak tak jenuh rantai tunggal atau jamak.

c. Gantilah daging dengan tahu, kacang, atau sayuran.

d. Pilihlah daging kurus daripada daging sosis atau luncheon meat (daging kaleng)

(51)

f. Banyak makan sayuran, termasuk tahu dan kacang , daripada makan daging.

g. Pakai margarin tak jenuh daripada butter.

h. Pilih susu rendah lemak (low fat) daripada susu full cream.

i. Untuk orang dewasa sehat, telur dibatasi 2-3 butir seminggu, sedangkan untuk anak dan remaja bisa 6-7 telur per minggu. Untuk yang mempunyai kolestrol tinggi, telur harus dibatasi 1-2 per minggu.

j. Kurangi masak dengan cara menggoreng, lebih baik dengan cara mengukus, merebus. membakar, atau memanggang.

k. Batasilah makanan yang kaya lemak hanya dua kali per minggu.

l. Hindari makan babi, kambing, jeroan atau makanan yang banyak mengandung lemak.

m. Batasi makanan udang, kepiting, atau kerang.

n. Jauhi kue yang banyak krim atau minyak.

o. Carilah buah segar setiap hari.

p. Banyak mengonsumsi makanan kaya serat seperti sayur, buah, padi-padian, dan kacang-kacangan. Makanan daging, ikan, udang, telur, dan susu sama sekali tidak mengandung serat.

5. MENGONSUMSI MULTIVITAMIN

(52)

penyakit jantung dan stroke.Sebaiknya Anda memilih vitamin yang mengandung asam folat, vitamin B6, dan vitamin B12. Alasannya, ketiganya bermanfaat penting dalam menjaga kesehatan jantung dan juga bisa mengkonsumsi obat seperti simvastatin.

6. POLA MAKAN YANG BENAR

Tingkat kolesterol dapat diturunkan dengan mengikuti pola makan yang sehat dan benar. Kurangilah konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dan minyak seperti goreng-gorengan, jeroan, bebek, kulit, sosis, hamburger, kepiting, udang, cumi, margarin, mentega, kuning telur, susu berlemak dan keju.

5.4. Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai “pembunuh diam-diam” karena jarang memiliki gejala yang jelas. Satu-satunya cara mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah.Jika Anda belum memeriksa dan tidak tahu tekanan darah Anda, mintalah kepada dokter untuk memeriksanya. Semua orang dewasa sebaiknya memeriksa tekanan darah mereka setidaknya setiap lima tahun sekali.

(53)

Hal tersebut menyebabkan hipertensi sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Risiko Mengidap Hipertensi

Penyebab hipertensi belum bisa dipastikan pada lebih dari 90% kasus. Seiring bertambahnya usia, kemungkinan Anda untuk menderita hipertensi juga akan meningkat. Berikut ini adalah faktor-faktor pemicu yang diduga dapat memengaruhi peningkatan risiko hipertensi.

 Berusia di atas 65 tahun.

 Mengonsumsi banyak garam.

 Kelebihan berat badan.

 Memiliki keluarga dengan hipertensi.

 Kurang makan buah dan sayuran.

 Jarang berolahraga.

 Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein).

 Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.

Risiko mengidap hipertensi dapat dikurangi dengan mengubah hal-hal di atas dan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin juga bisa membantu diagnosis pada tahap awal. Diagnosis hipertensi sedini mungkin akan meningkatkan kemungkinan untuk menurunkan tekanan darah ke taraf normal. Hal ini bisa dilakukan dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat tanpa perlu mengonsumsi obat.

(54)

Kekuatan darah dalam menekan dinding arteri ketika dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh menentukan ukuran tekanan darah. Tekanan yang terlalu tinggi akan membebani arteri dan jantung Anda, sehingga pengidap hipertensi berpotensi mengalami serangan jantung, stroke, atau penyakit ginjal.

Pengukuran tekanan darah dalam takaran merkuri per milimeter (mmHG) dan dicatat dalam dua bilangan, yaitu tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan darah saat jantung berdetak memompa darah keluar. Sedangkan tekanan diastolik merupakan tekanan darah saat jantung tidak berkontraksi (fase relaksasi) . Saat ini darah yang baru saja dipompa keluar jantung (tekanan sistolik), berada di pembuluh arteri dan tekanan diastolik juga menunjukkan kekuatan dinding arteri menahan laju aliran darah.

Tekanan darah Anda 130 per 90 atau 130/90 mmHG, berarti Anda memiliki tekanan sistolik 130 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Angka normal tekanan darah adalah yang berada di bawah 120/80 mmHG.Anda akan dianggap mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi jika hasil dari beberapa kali pemeriksaan, tekanan darah Anda tetap mencapai 140/90 mmHg atau lebih tinggi.

Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi

Jika tekanan darah Anda tinggi, pantaulah dengan ketat sampai angka tersebut turun dan bisa dikendalikan dengan baik. Dokter biasanya menyarankan perubahan pada gaya hidup yang termasuk dalam pengobatan untuk hipertensi sekaligus pencegahannya. Langkah tersebut bisa diterapkan melalui:

(55)

 Mengurangi konsumsi garam dan kafein.

 Berhenti merokok.

 Berolahraga secara teratur.

 Menurunkan berat badan, jika di perlukan.

5.5. Anti Diabetes

(56)

Sementara, data International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan, jumlah penyandang diabetes di Indonesia diperkirakan sebesar 10 juta dengan menempati urutan ketujuh tertinggi di dunia.

Prevalensi orang dengan diabetes di Indonesia menunjukan kecenderungan meningkat, yaitu dari 5,7% tahun 2007, menjadi 6,9% tahun 2013. Dikutip dari data yang dirilis Kementerian Kesehatan RI, 2/3 diabetesi (sebutan untuk penderita diabates) di Indonesia tidak mengetahui dirinya memiliki diabetes.

“Sebagian besar penderita diabetes mengunjungi dokter dalam keadaan kronis. Akibatnya, penderita diabetes tidak terdiagnosis dan tidak diobati hingga mengakibatkan komplikasi berat seperti retinopati, penyakit ginjal, stroke, serangan jantung dan kematian dini,” papar Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. H. M. Subuh, MPPM di Jakarta.

Selain tidak mengetahui menderita diabetes, jumlah tersebut juga diperparah dengan berpotensi untuk mengakses layanan kesehatan dalam kondisi terlambat atau sudah komplikasi.

Pengertian dan definisi Diabetes mellitus (DM). Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah akibat gangguansekresi insulin. Diabetes mellitus di sebut juga penyakit kencing manis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, definisi kencing manis adalah penyakit yang menyebabkan air kencing yang di produksi bercampur zat gula. Adanya kadar gula yang tinggi dalam air kencing dapat menjadi tanda-tanda gejala awal penyakit Diabetes melitus.

(57)

memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas.

Kekurangan insulin membuat tubuh tidak mampu mengubah glukosa menjadi sumber energi bagi sel. Sehingga respon yang diterima tubuh adalah rasa lapar dan haus. Namun semakin banyak karbohidrat yang dimakan, maka akan semakin tinggi penumpukan glukosa dalam darah. Kondisi inilah yang kemudian di sebut sebagai penyakit gula atau penyakit kencing manis atau Diabetes mellitus.

Tipe-Tipe Penyakit Diabetes Melitus

Secara umum, tipe penyakit diabetes melitus dibedakan menurut penyebab, berbagai macam jenis masalahnya, dan juga metode penanganannya. Ada 3 macam tipe penyakit diabetes melitus yang sebaiknya diwaspadai. Ketiga jenis penyakit DM tersebut adalah DM tipe 1, DM tipe 2, dan juga DM gestasional. Berikut inilah penjelasan mengenai tipe diabetes melitus :

Penjelasan Mengenai DM Tipe 1

(58)

kebanyakan penderita DM tipe 1 ini masih berusia sangat muda hingga remaja.

Ada beberapa faktor yang dapat memicu kemunculan penyakit DM tipe 1 ini. Inilah beberapa faktor yang sebaiknya diwaspadai:

 Memiliki faktor genetik penderita diabetes melitus.

 Mengalami gangguan pada sistem imun di dalam tubuh.

 Kekurangan nutrisi.

 Serangan virus tertentu yang merusak organ pankreas.

Penjelasan Mengenai DM Tipe 2

Jika DM tipe 1 muncul akibat kerusakan pada organ pankreas, DM tipe 2 adalah tipe penyakit diabetes melitus yang muncul akibat gaya hidup yang tidak sehat. Penderita DM tipe 2 ini tidak memiliki masalah apapun pada organ pankreas. Sehingga hormon insulin dapat diproduksi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh.

Namun masalahnya adalah karena sel di dalam tubuh mengalami masalah resistensi atau tidak peka dengan hormon insulin lagi. Karena masalah tersebut, maka hormon insulinpun tidak dapat menyalurkan glukosa ke sel-sel di dalam tubuh. Penderita DM tipe 2 pun sebenarnya bisa saja mengalami kerusakan organ pankreas.

(59)

Hal itulah yang menyebabkan ada kemungkinan besar bagi penderita DM tipe 2 untuk mengalami kerusakan organ pankreas. Sama halnya seperti DM tipe 2, tipe penyakit diabetes inipun memiliki beberapa faktor pemicu. Berikut adalah beberapa faktor pemicu dari DM tipe 2 ini:

 Obesitas

 Sangat jarang berolahraga

 Tidak mengatur pola makan

 Sering mengalami stres akibat pekerjaan

Sebenarnya, tipe penyakit diabetes melitus inilah yang sangat perlu anda waspadai. Karena mayoritas orang bisa menderita penyakit DM tipe 2 ini.Penjelasan Mengenai DM GestasionalJika DM tipe 1 dan DM tipe 2 bisa menyerang pria maupun wanita, DM Gestasional adalah satu-satunya tipe diabetes melitus yang hanya menyerang wanita khususnya wanita hamil. Memang benar bahwa penyakit DM gestasional ini pada umumnya lenyap setelah penderitanya melahirkan.Namun demikian, jika seorang wanita sudah pernah menderita DM gestasional, maka wanita tersebut akan memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit DM tipe 2 jika tidak bisa mengatur pola hidupnya.Oleh sebab itu, sebaiknya selama mengandung, wanita disarankan untuk terus melakukan pengontrolan kadar gula darah. Karena memang cukup sulit bagi wanita yang sedang hamil untuk mengontrol nutrisi yang dibutuhkan di dalam tubuh.

Penyebab Dan Faktor Resiko Diabetes Melitus

(60)

Keturunan

Orang yang bertalian darah dengan orang yang mengidap diabetes melitus lebih cenderung mengidap penyakit tersebut ketimbang dengan mereka yang tidak memilikinya di dalam keluarga. Resikonya tergantung pada jumlah anggota keluarga yang memiliki diabetes. Semakin banyak jumlah sanak saudara yang mengidap diabetes, semakin tinggi resikonya. Ada resiko 5% bagi Anda untuk mengidap diabates jika orang tua atau sodara kandung Anda mengidap diabetes. Resikonya bisa meningkat menjadi 50% jika Anda kelebihan berat badan.

Pola makan tidak sehat

pola yang disebut pola makan yang tidak sehat banyak sekali macamnya. Dan berkenaan dengan diabetes melitus hal ini sangat menjadi penyebab dari diabetes. Makan-makanan yang terlalu banyak mengandung gula dan juga makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat memicu Anda terkena diabetes nantinya. Makan-makanan mengandung lemak tinggi dan kolesterol tinggi juga memicu diabetes. Karena makanan jenis ini dapat memicu kegemukan atau obesitas terjadi pada diri Anda.

Kegemukan

Hampir 80% orang yang terjangkit diabetes pada usia lanjut biasanya kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan meningkatkan kebutuhan insulin pada tubuh. Orang dewasa yang kegemukan memiliki sel-sel lemak yang lebih besar pada tubuh mereka. Diyakini bahwa sel-sel lemak yang lebih besar tidak merespons insulin dengan baik. Gejala-gejala diabetes mungkin bisa menghilang seiring menurunnya berat badan.

(61)

Resiko diabetes meningkat sejalan dengan bertambahnya usia, terutama setelah usia 40 tahun, karena jumlah sel-sel beta di dalam pankreas yang memproduksi insulin menurun seiring bertambahnya umur.

Jenis Kelamin

Baik pria maupun wanita memiliki resiko yang sama besar untuk mengidap diabetes sampai usia dewasa awal. Setelah usia 30 tahun, wanita memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan pria. Wanita yang terkena diabets selama kehamilan memiliki resiko lebih tinggi untuk terjangkit diabetes Tipe II pada usia lanjut.

Infeksi pada kelenjar pankreas

Hormon insulin untuk mengatur kadar gula dalam darah dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Apabila sampai terjadi infeksi dalam tubuh dan kebetulan menyerang pankreas Anda sehingga pankreas tidak bisa memproduksi hormon insulin dengan baik, maka tanda-tanda diabetes akan muncul. Jaga kesehatan Anda agar tidak terkena infeksi oleh kuman atau bakteri. Kecelakaan atau cedera yang merusak pankreas juga bisa merusak sel-sel beta, dan karenanya menyebabkan diabetes

Kurang aktivitas fisik seperti olahraga

Kebanyakan orang di zaman medern ini tidak sempat sama sekali melakukan olahraga. Padahal demi tubuh yang sehat seseorang dianjurkan untuk melakukan olah raga setiap harinya. Bila tidak olahraga akan mengakibatkan efek lanjutan berupa obesitas. Sudah dijelaskan diatas, bahwa obesitas itu sendiri menjadi penyebab dari diabetes melitus.

(62)

 Kelelahan yang berlebihan

 Peningkatan buang air kecil

 Haus dan mulut terasa kering

 Penurunan berat badan

 Sering lapar

 Penglihatan kabur

 Perasaan kebingungan

 Kerentanan terhadat infeksi tertentu

Jika Anda tidak tahu apakah status tubuh masih aman dari serangan diabetes ataupun tidak, segera lakukan tes darah. Beberapa tes darah tunggal tidak bisa menelurkan hasil akurat, Anda harus melakukan tes darah beberapa kali lagi (harus diulang) untuk memastikan.Bahaya Serta Komplikasi Diabetes Melitus

Penyakit diabetes merupakan penyakit yang perlu adanya perhatian khusus dari setiap penderitanya, karena apabila tidak maka penyakit ini akan membahayakan kesehatan tubuh serta berdampak pada komplikasi dengan penyakit lainnya. Berikut inilah beberapa komplikasi diabetes :

 Penyakit gusi dan infeksi

 Masalah penglihatan, termasuk resiko katarak, glaukoma, dan infeksi mata. Suatu kondisi yang disebut retinopati diabetes dapat menyebabkan kehilangan penglihatan atau kebutaan

Referensi

Dokumen terkait

(4) Buka buku yang halamannya sesuai dengan data yang tercantum pada indeks Langkah yang tepat dalam mencari informasi dari indeks adalah

Peserta didik dengan panduan guru menyimpulkan pembahasan tentang suasana dan hasil sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 serta sistematika UUD 1945 hasil sidang PPKI tanggal 18

Menganalisis hubungan pengetahuan terminologi medis petugas rekam medis dengan ketepatan kode diagnosis yang dihasilkan oleh petugas rekam medis di RS PKU

working flow of PixelFactory(for aerial photo) Based on the picture above, the major procedures referred in PixelFactory in cluster image processing are: data preparation 、

Sebelumnya menjabat Kepala seksi Teknologi Benih subdit Benih Florikultura, Direktorat Perbenihan sejak Desember 2010, pada Januari 2014 – Februari 2016 menjadi

Metode analisis yang digunakan untuk meneliti pengaruh Weekend effect terhadap return saham perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia adalah Analisis Deskriptif dan Uji

[r]

[r]

Tujuan : Kuliah ini bertujuan agar mahasiswa memiliki pengetahuan yang mendasar tentang konsep-konsep utama ilmu politik.. Msialnya Konsep Negara, Kebijakan, Konflik,

Pada hari ini Selasa Tanggal Tiga Bulan Juli Tahun Dua Ribu Dua belas Kami Panitia pekerjaan Pengadaan Alat Kesehatan Puskesmas Pada SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma