• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PTPN VI KABUPATEN KERINCI, JAMBI 1996-2013 (Analisis Sejarah Perekonomian).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERKEMBANGAN PTPN VI KABUPATEN KERINCI, JAMBI 1996-2013 (Analisis Sejarah Perekonomian)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN PTPN VI KABUPATEN KERINCI, JAMBI 1996-2013 (Analisis Sejarah Perekonomian)

SKRIPSI

Diajukan Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Ade Ayu Anggraeni Syafrijal 3103121001

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Ade Ayu Anggraeni Syafrijal, NIM. 3103121001. “Perkembangan Perkebunan Teh PTPN VI Kabupaten Kerinci, Jambi 1996-2013 (Analisis Sejarah Perekonomian)”. Pembimbing Skripsi Dra. Lukitaningsih, M.Hum. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah berdirinya Perkebunan Teh PT. Perkebunan Nusantara VI Kabupaten Kerinci, perkembangannya dalam bidang produksi, sarana-prasarana, karyawan dan wilayahnya, serta proses Nasionalisasi Perkebunan Teh PT. Perkebunan Nusantara VI Kabupaten Kerinci.

Untuk memperoleh data-data tersebut, penulis mengadakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, serta dokumen-dokumen terkait dari perusahaan. Wawancara dilakukan dengan asisten bagian pengolahan, bagian SDM, mandor serta karyawan pabrik. Dan data diolah dengan teknik pengolahan data analisis kualitatif.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di dapatkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara VI terbentuk karena adanya proses nasionalisasi perkebunan di Indonesia yang terjadi pada tahun 1959. Hingga akhirnya resmi menjadi PTPN VI pada tahun 1966. Perkembangan Perkebunan Teh PTPN VI Kabupaten Kerinci di pengaruhi oleh faktor produksi, sarana prasarana, wilayah serta karyawan.hal inilah yang menjadikan Perkebunan Teh PTPN VI Kabupaten Kerinci mampu menghasilkan teh yang berkwalitas. Selama masa eksistensinya, Perkebunan Teh PTPN VI Kabupaten Kerinci ini telah memberikan banyak kontribusi bagi masyarakat setempat baik dalam bidang ekonomi maupun pendidikan.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa terbentuknya PTPN VI Kabupaten Kerinci dikarenakan adanya proses nasionalisasi perkebunan di Indonesia. Dan teh berkwalitas yang dihasilkan oleh PTPN VI Kabupaten Kerinci tidak terlepas dari perkembangan produksi, sarana prasarana, wilayah serta karyawannya. Serta dengan adanya Perkebunan Teh PTPN VI Kabupaten Kerinci juga memberikan pengaruh bagi masyarakat sekitar.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala,

karena berkat dan rahmatNya dan karunianyalah penulis dapat menyelesaikan

Skripsi ini dengan berjudul “Perkembangan Perkebunan Teh PTPN VI Kabupaten Kerinci, Jambi 1996-2013 (Analisis Sejarah Perekonomian)” yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan Sarjana pada Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penuliasan Skripsi ini, masih belum sempurna,

oleh karena itu penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran bagi siapa saja

yang membaca Sripsi ini, tentunya yang bersifat membangun bagi skripsi ini.

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak menerima masukan dan

bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis mengucapakan

terimakasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M. Si Selaku Rektor Universitas Negeri

Medan

2. Bapak Dr. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri

Medan

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial, Universitas Negeri Medan

4. Bapak Drs.Sugiharto, M.Si Selaku pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Medan

5. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si selaku pembantu Dekan III Fakultas Ilmu

(6)

6. Ibu Dra. Lukita Ningsih, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah,

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen Pembimbing

Skripsi yang banyak memberikan bimbingan, dukungan, petunjuk dan

motivasi serta banyak meluangkan waktunya dalam membimbing penulis.

7. Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Sejarah Fakultas Ilmu Sosial

8. Bapak Pristi Suhendro Lukitoyo, S.Hum, M.Si selaku Dosen Pembimbing

Akademik dan juga Penguji Utama yang telah banyak memberikan petunjuk

dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Drs. Yushar Tanjung M.Si dan Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku Dosen

Penguji yang telah banyak memberikan petunjuk serta masukan dalam

penyusunan skripsi ini.

10.Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Sejarah serta staf pegawai Jurusan

Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan

11.Staf pegawai PTPN VI Unit Usaha Kayu Aro atas kerjasama dan telah

memberikan banyak bantuan dalam penelitian ini.

12.Yang sangat Tercinta dan Teristimewa Kedua Orang tua Penulis yaitu

Ayahanda Syafrijal Kamin, S.Pd dan Ibunda Sri Hastuti, yang senantiasa

mencurahkan kasih sayang, dorongan, semangat, dan dukungan baik moril

maupun materil serta doa yang tiada terkira untuk penulis. Kiranyalah tanpa

mereka, maka penulis tidak akan pernah menjadi seperti sekarang ini.

13.Spesial untuk kakak dan adik penulis yang tersayang, Mbak Cikita Wulandari,

AMd, Keb, Adikku Nurul Asfariza, serta seluruh keluarga besar penulis yang

(7)

14.Saudari-saudari terkasih penulis yang sejak awal sampai saat ini tinggal di

kontrakan yang sama yang selalu mendukung penulis yaitu Ella Sunarti,

Asliyani Siregar, Sri Guswinda Siregar, Shabrina Amalia, Raminah, Adinda

Siti Fatimah Sitepu, Nurjannah Simamora, Purnama Ramadhani dan Khairani

Siregar.

15.Sahabat penulis dalam suka maupun duka yaitu Wak Risa Christina dan Wak

Fatrika Manurung, sista Ayi Dayma serta Abdul Muis. Juga seluruh keluarga

besar kelas B-Reguler 2010, teman-teman PPLT SMA N 1 Talawi dan seluruh

teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu

baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terkhusus untuk yang terspesial Tegar Giri Suharseno, terima kasih atas segala

kebersamaan, nasehat, canda, tawa, bantuan, kesabaran serta semangat yang

diberikan kepada penulis.

Medan, Agustus 2014

(8)
(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Konsep ... 7

1. Perkembangan Perkebunan ... 7

2. Perkebunan ... 8

3. Tanaman Teh ... 9

B. Kerangka Berpikir ... 11

BAB III : METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 13

B. Lokasi Penelitian ... 13

C. Sumber Data ... 14

D. Teknik Penumpulan Data ... 14

E. Teknik Analisis Data ... 15

BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 16

1. Kabupaten Kerinci ... 16

2. Kecamatan Kayu Aro ... 22

B. Perkebunan di Indonesia ... 25

1. Perkembangan Perkebunan di Indonesia ... 25

2. Perkembangan Perkebunan Teh di Indonesia ... 32

C. Sejarah Berdirinya Perkebunan Teh PTPN VI Kabupaten Kerinci ... 36

1. PT. Perkebunan Nusantara VI (PERSERO)... 36

2. PTPN VI Kabupaten Kerinci Unit Usaha Kayu Aro ... 45

(10)

1. Produksi ... 48

2. Sarana Prasarana ... 58

3. Karyawan ... 59

4. Wilayah ... 62

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR NARASUMBER ... 66

DAFTAR WAWANCARA ... 67 DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Pembagian Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Kab. Kerinci... 19

Tabel 2 : Wilayah Kerja dan Bidang Usaha ... 37

Tabel 3 : Data Produksi Teh Ortodox di Pabrik Kayu Aro ... 48

Tabel 4 : Data Produksi Teh CTC ... 55

Tabel 5 : Fasilitas Rumah Karyawan ... 59

Tabel 6 : Data Jumlah Karyawan di Unit Usaha Kayu Aro ... 60

Tabel 7 : Luas Wilayah Unit Usaha Kayu Aro Tahun 2013 ... 62

Tabel 8 : Luas Wilayah Unit Usaha Kayu Aro Tahun 1998 ... 64

Tabel 9 : Perkembangan Perkebunan Teh PTPN VI Kabupaten Kerinci Unit Usaha Kayu Aro ... 65

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tanpa tahun. Perkebunan Indonesia Dimasa Depan. Jakarta Pusat: Yayasan Agro Ekonomika

Arikunto, Suharsimi. 2006. Proposal Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Badan Pusat Statistik, 2013. Kerinci Dalam Angka 2013. BPS Kabupaten Kerinci: Kerinci. http://www.scribd.com/doc/215862051/Kerinci-Dalam-Angka-2013 (29/06/2014)

Hasibuan, S.P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Kanumoyoso, Bondan. 2001. Nasionalisasi Perusahaan Belanda di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Kartodirjo, Sartono dan Djoko Suryo. 1991. Sejarah Perkebunan di Indonesia. Yogyakarta: Aditya Media

Moedjanto, G. 1988. Indonesia Abad Ke-20 Dari Kebangkitan Nasional sampai Linggarjati. Yogyakarta: Kanisius

Setiawati, Ita dan Nasikun. 1991. Teh Kajian Sosial – Ekonomi. Yogyakarta: Aditya Media

Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Soehardjo, dkk. Tanpa tahun. Vademecum Bidang Tanaman Teh. PT. Perkebunan Nusantara IV (PERSERO)

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada hakikatnya, Indonesia telah mengenal sistem kebun sebagai sistem

perekonomian tradisional dengan penanaman tanaman-tanaman seperti kopi, lada,

kapur barus dan rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia

yang kemudian memperkenalkan sistem perkebunan dengan menanamkan

tanaman-tanaman seperti tembakau, sawit, karet, teh dan tebu, yang diwujudkan

dalam bentuk usaha yang berskala besar, penggunaan lahan yang luas, pembagian

kerja, penggunaan tenaga kerja upahan, teknologi yang modern, serta pemasaran

Internasional.

Di Indonesia, sistem perkebunan berkembang pesat seiring dengan

berakhirnya sistem tanam paksa 1870. Walaupun tanaman-tanaman ekspor seperti

kopi, lada, indigo (pewarna kain), tembakau, dan gula, sudah diusahakan rakyat

dalam sistem tanam paksa (1830-1870). Namun dengan adanya sistem liberal dan

dengan di umumkannya Undang-undang Agraria 1870, benar-benar membuka

lembaran baru bagi sejarah perkebunan Indonesia.

Selama zaman Liberal (1870-1900), kapitalisme swasta memainkan

pengaruh yang sangat menentukan terhadap kebijakan penjajahan. Pemilik modal

Belanda maupun internasional mencari peluang-peluang baru bagi investasi dan

(14)

Penaklukan-penaklukan di daerah-daerah luar Jawa telah memperluas

wilayah kekuasaan Belanda dan daerah-daerah tersebut menjadi fokus yang lebih

penting dari pada Jawa dalam pembangunan ekonomi baru.

Di Sumatera, para pengusaha perkebunan dari Belanda mulai

mengembangkan usahanya sekitar tahun 1863-1870. Perkebunan pertama yang

terbentuk di Sumatera adalah perkebunan tembakau yang di buka di pantai Timur

Sumatera tahun 1863 oleh Jacobus Nienhuys, seorang berkebangsaan Belanda,

yang pada akhirnya disebut sebagai pelopor pertama penanaman tembakau di

Deli. Hal ini juga menarik J.H. Marinus untuk membuka perkebunan teh di sekitar

Siantar pada tahun 1886, disusul dengan dibukanya pula perkebunan teh di

Sumetera Barat dan Sumatera Selatan setelah dibentuknya jalur kereta api dan

hubungan telepon antara tahun 1883-1888.

Teh di Sumatera Barat pertama kali ditanam oleh L. van Warmele, pada

tahun 1903 di perkebunan Akar Gadang. Perluasan perkebunan teh besar-besaran

di Sumatera Barat terjadi sesudah tahun 1927.

Kolonial Belanda melakukan ekspansi ekonomi di Kerinci pada tahun

1925 melalui sebuah perusahaan bernama Namlodse Venotchhaaf Handle

Veriniging Amsterdam (NV. HVA). Mereka melakukan penebangan hutan di kaki

Gunung Kerinci tepatnya di suatu daerah yang bernama Kayu Aro untuk dijadikan

perkebunan teh. Kayu Aro yang pada masa itu masih menjadi bagian dari wilayah

Sumatera Barat juga menjadi salah satu wilayah yang dijadikan perkebunan teh

yang terluas di Sumatera Barat yaitu 2.590 Ha pada tahun 1940 (Setiawati,

(15)

Perkebunan yang dirintis tahun 1925 ini merupakan perkebunan teh tertua

di Indonesia. Selain itu, kini dengan luas 3.014,60 Ha ini membuat perkebunan

teh ini menjadi perkebunan teh dalam satu hamparan terluas di dunia. Disamping

itu, dengan ketinggian mencapai 1.400-1.600 Mdpl (meter diatas permukaan laut),

kebun teh Kayu Aro merupakan perkebunan teh tertinggi kedua di dunia setelah

perkebunan teh Darjeeling di kaki Gunung Himalaya, India.

Bibit tanaman teh mulai ditanam pada tahun 1929, dan dikarenakan

tanaman teh mulai menghasilkan pucuk-pucuk teh yang berkualitas, maka pada

tahun 1932 perusahaan NV. HVA mendirikan pabrik. Dan mulai sejak itu teh

Kayu Aro menghasilkan jenis teh hitam atau dikenal juga dengan nama teh

Orthodoks.

Dikarenakan pengawasan dengan kualitas tinggi dimulai dari

pemeliharaan, pemetikan, pengolahan, pengemasan hingga pengiriman

menjadikan teh ini sebagai teh dengan kualitas terbaik di dunia. Namun, tidak

banyak masyarakat Indonesia yang mengenal teh Kayu Aro ini, apalagi

perkebunannya. Hal ini di karenakan hasil produksinya dengan kualitas terbaik

atau Grade 1 di ekspor keluar negeri seperti Eropa, Russia, Timur Tengah,

Amerika Serikat, Asia Tengah, Pakistan, dan banyak lagi. Sementara di Indonesia

sendiri jarang sekali kita menemui teh ini, jika pun ada maka kita hanya akan

menemukannya di Kerinci dan Sumatera Barat serta beberapa daerah lain namun

dalam jumlah yang tidak banyak dengan kualitas campuran atau Grade II dan

(16)

Pada tahun 1959, perkebunan milik Belanda ini diambil alih oleh

Pemerintah Republik Indonesia. Sejak saat itu perkebunan Kayu Aro mengalami

beberapa kali perubahan status dan manajemen, yang hingga pada akhirnya pada

tahun 1996, perkebunan teh Kayu Aro dan beberapa PTP lainnya yang ada di

Sumatera Barat dan Jambi di konsilidasi menjadi PTP Nusantara VI (Persero).

Salah satu alasan yang menarik peneliti untuk melakukan penelitian lebih

lanjut adalah mengenai proses produksi teh ini hingga menjadi teh yang

disebut-sebut sebagai teh dengan kualitas terbaik yang membuatnya menjadi teh yang di

konsumsi oleh keluarga kerajaan Inggris dan Belanda.

Di samping itu, hal lain yang menarik peneliti adalah mengapa teh dengan

kualitas terbaik yang di ekspor hingga ke negeri Eropa ini tidak dapat dinikmati

oleh masyarakat Indonesia. Dengan ini peneliti akan melakukan penelitian dengan

judul ”Perkembangan Perkebunan Teh Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi,

1996-2013” dengan menggunakan sudut analisis sejarah perekonomian.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di paparkan, maka peneliti

mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Sejarah berdirinya Perkebunan Teh PTPN VI Kabupaten Kerinci

2. Perkembangan Perkebunan Teh PTPN VI Kabupaten Kerinci

C. RUMUSAN MASALAH

(17)

1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya Perkebunan Teh PTPN VI

Kabupaten Kerinci?

2. Bagaimana perkembangan Perkebunan Teh PTPN VI Kabupaten

Kerinci?

D. TUJUAN PENELITIAN

Adapun penelitian yang akan dilakukan oleh penulis ini memiliki beberapa tujuan,

diantaranya:

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah singkat terbentuknya

perkebunan teh PTPN VI Kabupaten Kerinci

2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan perkebunan PTPN VI

Kabupaten Kerinci

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun dengan dilaksanakannya penelitian ini, penulis berharap hasil

penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai

perkebunan khususnya di Kabupaten Kerinci serta menjadi masukan bagi

peneliti dalam pengembangan mutu pendidikan melalui pengetahuan

tentang sejarah lokal di Indonesia

2. Bagi tenaga pengajar, sebagai bahan reverensi dalam pengajaran sejarah

lokal mengenai perkebunan

3. Bagi masyarakat, sebagai penambah wawasan tentang sejarah lokal

sehingga dapat menimbulkan kesadaran untuk menjaga dan

(18)

4. Bagi perusahaan, diharapkan dapat menjadi masukan untuk peningkatan

atau perbaikan di bagian-bagian yang di perlukan

5. Bagi pembaca, untuk menambah pengetahuan dengan memperkenalkan

perkebunan yang ada di Kabupaten Kerinci

6. Bagi UNIMED, untuk menambah kelengkapan pembendaharaan karya

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan,

maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Perkebunan teh milik PT.Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha Kayu Aro

dibuka pada tahun 1925 oleh perusahaan Belanda bernama Namlodse

Venotchaaf Handle Veriniging Amsterdam (NV HVA).

2. Penanaman teh pertama kali dilakukan pada tahun 1929, dan pabriknya

didirikan pada tahun 1932.

3. PT. Perkebunan Nusantara VI merupakan BUMN yang mengalami proses

Nasionalisasi pada tahun 1959 dan resmi menjadi PTPN VI (PERSERO)

pada tahun 1996.

4. PTPN VI Unit Usaha Kayu Aro sejak awal di buka hingga tahun 2010

memproduksi Teh Hitam dengan Sistem Pengolahan Orthodox. Dan mulai

tahun 2011 hingga sekarang perusahaan telah menambah sistem baru

dalam pengolahannya yaitu Sistem Pengolahan CTC.

5. Perkebunan Unit Usaha Kayu Aro mampu menghasilkan bubuk-bubuk teh

kwalitas terbaik dan di ekspor hingga ke Mancanegara. PTPN VI Unit

Usaha Kayu Aro memiliki sarana dan prasarana yang sangat lengkap dan

(20)

6. PTPN VI Unit Usaha Kayu Aro meningkatkan kesejahteraan karyawannya

dengan cara memberikan fasilitas dalam segala bidang seperti Perumahan,

Jaminan Kesehatan, Pendidikan, dan Tunjangan Hari Tua.

7. Semakin tahun luas wilayah milik PTPN VI Unit Usaha Kayu Aro

Semakin berkurang hal ini dikarenakan kontribusi dan pelayanan

Perusahaan terhadap masyarakat dalam bentuk pembangunan Sekolah,

Rumah Ibadah, Pemancar Televisi, Kantor Pos, Bank, dsb.

B. SARAN

1. Diharapkan agar dapat memperluas wilayah pemasaran dalam negeri agar

seluruh masyarakat Indonesia juga dapat menikmati bubuk teh yang

dihasilkan Perkebunan Unit Usaha Kayu Aro.

2. Diusulkan agar PT. Perkebunan Nusantara VI mempertimbangkan untuk

pemasaran di dalam negeri bagi bubuk-bubuk teh dengan kwalitas terbaik

agar teh dengan kwalitas tinggi yang di hasilkan juga dapat dinikmati oleh

masyarakat Indonesia

3. Untuk semua masyarakat Kerinci agar turut menjaga dan melestarikan

Perkebunan Teh Unit Usaha Kayu Aro karena selain sebagai lahan

perekonomian perkebunan ini juga penuh dengan nilai-nilai historis dan

Gambar

Tabel 1 : Pembagian Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Kab. Kerinci..........  19

Referensi

Dokumen terkait

4 Tim PrimaPena, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Gitamedia Press, 2005), 720.. Senada dengan pendapat tersebut, sebagaimana yang dikutip oleh Darmansyah menyatakan

Jumlah Pengurus Jumlah Anggota Jumlah Pemilih pada Pemilu Terakhir Alamat Sekretariat/Kantor Dasar Hukum Pembentukan Ruang Lingkup Kegiatan Organisasi Underbow.. Pemrurus Anggota

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa serta dengan berkat dan rahmat-Nya sehingga tugas akhir penulis dengan judul “ Pengaruh

Spiritualitas penghayat ajaran Kapribaden untuk bisa selalu berhubungan dengan Moho Suci cara yang dilakukan dengan mengabdi kepada guru sejati yaitu urip yang ada dalam

peranan Muhammad Yamin sebagai Mentri PP dan K dalam mendirikan sebuah Perguruan Tinggi Pendidikan Guru dan perkembangan PTPG di Bandung dari tahun

Pengelolaan skripsi merupakan manajemen dalam program studi untuk mengelola hasil skripsi mahasiswa yang dilakukan mulai dari pendaftaran proposal sampai dengan proses ujian

Untuk itu diminta agar Saudara membawa semua asli dokumen persyaratan kualifikasi. Demikian surat ini disampaikan untuk menjadi perhatian dan kami

c) Dalam pengkatalogan menggunakan suatu sistem otomasi yaitu aplikasi Inlis. Namun program tersebut baru diterapkan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Soppeng,