i
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN INQUIRY PADA MATERI TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SEMESTER DUA
TUGAS AKHIR SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Fauzul Muna Afani NIM 13301241010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
ii
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN INQUIRY PADA MATERI TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SEMESTER DUA
Oleh:
Fauzul Muna Afani NIM. 13301241010
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan LKS berbasis pendekatan inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri untuk kelas XI IPA yang memiliki kualifikasi yang baik. LKS yang baik dinilai dari aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan LKS.
Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan berupa LKS. Pengembangan LKS dilakukan dengan mengikuti tahap-tahap ADDIE yang terdiri dari 5 tahap yaitu analisis (analysis),desain (design), pengembangan (developmen), implementasi (implementation) dan evaluasi (evaluation). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3, uji coba dilakukan kepada kelas XI IPA 2 yang berjumlah 33 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu lembar penilaian LKS untuk ahli media dan ahli materi serta lembar penilaian RPP untuk menilai kevalidan LKS, angket respon guru dan angket respon siswa untuk menilai kepraktisan LKS dan tes hasil belajar siswa untuk menilai keefektifan LKS.
Hasil penelitian menunjukkan LKS yang dikembangkan memiliki kualifikasi baik yang ditinjau dari valid, praktis dan efektif. LKS yang dikembangkan diawali dengan masalah yang dapat menfasilitasi agar siswa dapat merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dan menguji hipotesis, dan yang terakhir menyimpulkan. LKS valid dengan perolehan rata-rata penilaian yaitu 3,15 yang termasuk dalam kategori baik. LKS praktis berdasarkan rata-rata penilaian yaitu 3,20. LKS efektif dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa dengan persentase ketuntasan belajar 70%, sehingga LKS dikatakan efektif untuk digunakan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
iii
DEVELOPING AN INQUIRY – BASED LEARNING MATERIAL ON DERIVATION OF TRIGONOMETRIC FUNCTION TO IMPROVE THE STUDENTS’ LEARNING
OUTCOME OF THE ELEVENTH GRADERS OF SCIENCE PROGRAM ON THE SECOND SEMESTER
By: Fauzul Muna Afani
NIM. 13301241010
Abstract
This research was a development research which aimed to produce an inquiry – based learning material in the form of student worksheet including the derivation of trigonometric function material for the eleventh graders. A good student worksheet was assessed from the aspects of validity, practicality and effectiveness. The research development developed a student worksheet which followed five stages of ADDIE: analysis, design, development, implementation, and evaluation. The subject of the study was a – 33 student of the eleventh graders of Science Program 2 of Senior High School 3. The instruments were: 1) worksheet assessment sheets for the experts of media and subject matter, 2) lesson plan assessment sheets, and 3) questionnaires for teachers and students to assess the practicality and effectiveness of the student worksheet. The result of the research show that the develop worksheet has good qualification in terms of valid, practical and effective. The student worksheet is developed by starting with the problems in order to formulate the problem, formulate hypotheses, collect data, test hypotheses, and draw conclusion. The student worksheet is valid with the average value of 3.15 which categoriz as a good category. The student worksheet is practical based on the average rating of 3.20. The student learning completeness percentage reach 70%, so that the worksheet is effective to use and can improve student learning outcomes.
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Tugas Akhir Skripsi dengan Judul
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN INQUIRY PADA MATERI TURUNAN FUGSI TRIGONOMETRI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SEMESTER DUA
Disusun oleh:
Fauzul Muna Afani
NIM 13301241010
telah memenuhi syarat dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk
dilaksanakan Ujian Akhir Tugas Akhir Skripsi bagi yang
bersangkutan
Yogyakarta, 16 Juni 2017
Mengetahui, Disetujui
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
Dr. Ali Mahmudi Dr. R. Rosnawati
v
vi
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini saya:
Nama : Fauzul Muna Afani
NIM :13301241010
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul TAS : Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Inquiry Pada Materi Turunan Fungsi Trigonometri
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA Semester Dua.
menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim..
Yogyakarta, 16 Juni 2017
Yang menyatakan,
Fauzul Muna Afani
vii MOTTO
viii
PERSEMBAHAN Alhamdululilahi robbil’alamin
Skripsi ini saya persembahan untuk
1. Kedua orang tua saya Bapak Wahid Afani dan Ibu Siti Fathonah atas do’a, semangat dan fasilitas yang telah diberikan.
2. Kakakku Iqbal Ramiza Afani dan dan adikku Aqila Shofia Afani yang selalu memberi semangat dan tidak bosannya mngingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi.
3. Bulekku Nurul Muthmainah yang tidak bosan selalu mengingatkan dan membantu saya menyelesaikan tugas skripsi.
4. Seluruh warga SMA Negeri 3 Klaten yang telah memberikan kesempatan untuk saya
5. Sahabat-sahabat saya (Gatot Jiwandono dan Risa Tri Oktaviani) terimakasih telah memberikan dukungan dan semangat kepada saya 6. Teman-teman kost Srikandi Seturan (Nuna, Piyut, Rahma, Dita, Iim,
Dea) yang telah menemani dan mendukung selama saya kuliah dan membuat skripsi
7. Teman-teman pendidikan Matematika A 2013 yang telah berjuang bersama-sama
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Inquiry pada Materi Turunan Fungsi Trigonometri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA Semester Dua” dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi inidapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Dr. R. Rosnawati, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, membantu, mengarahkan dan memberi motivasi sehingga skripsi dapat diselesaikan dengan baik.
2. Ibu Endang Listiyani, M.S, Ibu Endah Retnowati, M.Ed., Ph.D, dan Bapak Musthofa, M.Sc selaku Validator instrumen penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.
3. Ibu Dr. R. Rosnawati, Ibu Endang Listiyani, M.S, Bapak Musthofa, M.Sc, dan Bapak Dr. Ali Mahmudi selaku Ketua Penguji, Sekertaris dan Penguji yang sudah memberikan koreksi perbaikan secara komperhesif terhadap TAS ini.
4. Bapak Dr. Ali Mahmudi, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Program Studi Pendidikan Matematika beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya TAS ini.
5. Bapak Dr. Hartono selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta yang memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi.
x
7. Ibu Salimah, M.Pd, selaku guru matematika kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Klaten yang telah bersedia memberikan izin untuk melakukan penelitian di kelas XI IPA 2,
8. Semua pihak, secara lamgsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.
Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari ALLAH SWT dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya.
Yogyakarta, Juli 2017 Penulis,
xi DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iv
LEMBAR PENGESAHAN ... v
SURAT PERNYATAAN ... vi
MOTTO... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB IPENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB IIKAJIAN TEORI ... 9
A. Landasan Teori ... 9
1. Belajar ... 9
2. Hasil Belajar ... 10
3. LKS Sebagai Bahan Ajar ... 13
4. Materi Turunan Fungsi Trigonometri ... 14
5. Inquiry ... 21
6. Kualitas LKS ... 26
B. Penelitian yang Relevan ... 34
C. Kerangka Berpikir ... 36
D. Pertanyaan Penelitian ... 37
BAB IIIMETODE PENELITIAN PENGEMBANGAN ... 38
A. Metode Penelitian Pengembangan ... 38
B. Prosedur Pengembangan ... 39
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 44
xii
E. Instrumen Penelitian ... 45
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Hasil Penelitian... 50
1. Tahap Analisis ... 50
2. Tahap Design ... 57
3. Tahap Development ... 65
4. Tahap Implementation ... 69
5. Tahap Evaluation ... 71
B. Pembahasan ... 75
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN... 83
A. KESIMPULAN ... 83
B. SARAN ... 83
C. KETERBATASAN PENELITI ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 85
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Turunan Trigonometri ... 21
Tabel 2. Pedoman Penskoran Lembar Penilaian Ahli Materi, Ahli Media, Guru, dan Angket Respon Siswa ... 46
Tabel 3. Kriteria Penilaian 47 Tabel 4. Kriteria Validitas Produk Pengembangan ... 48
Tabel 5. Kriteria Kepraktisan Berdasarkan Respon Siswa ... 48
Tabel 6. Interval Presentasi Ketuntasan Belajar ... 49
Tabel 7. Hasil Analisis Kompetensi Dasar Materi Turunan Fungsi Trigonometri kelas XI IPA ... 52
Tabel 8. Hasil Validasi oleh Ahli Materi 1 dan ahli materi 2 ... 72
Tabel 9. Hasil Validasi oleh Ahli Media ... 72
Tabel 10. Data Hasil Angket Respon Siswa ... 73
Tabel 11. Data Hasil Angket Respon Guru ... 73
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik Perubahan Nilai dan ( )... 16
Gambar 2. Grafik ( ) = sin ... 17
Gambar 3. Grafik ( ) = cos ... 18
Gambar 4. Cover Depan LKS ... 67
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A... 91
Analisis Kurikulum Turunan Fungsi Trigonometri... 92
Lampiran B... 96
Kisi-kisi Lembar Penilaian RPP... 97
Deskripsi Lembar Penilaian RPP... 98
Lembar Penilaian RPP... 100
Kisi-kisi Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Materi... 104
Deskripsi Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Materi... 105
Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Materi... 106
Kisi-kisi Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Media... 111
Deskripsi Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Media... 112
Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Media ... 114
Kisi-kisi Lembar Penilaian LKS oleh Siswa... 117
Lembar Penilaian LKS oleh Siswa... 118
Kisi-kisi Lembar Penilaian LKS oleh Guru... 120
Deskripsi Lembar Penilaian LKS oleh Guru... 121
Lembar Penilaian LKS oleh Guru... 123
Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar... 125
Soal Tes Hasil Belajar... 142
Lampiran C... 145
Pengisian Lembar Penilaian RPP oleh dosen ahli 1... 146
Pengisian Lembar Penilaian RPP oleh dosen ahli 2... 150
Pengisian Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Materi 1... 154
Pengisian Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Materi 2... 158
Pengisian Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Media... 162
Pengisian Lembar Penilaian LKS oleh Siswa... 165
xvi
1... 169
Pengisian Lembar Penilaian Soal Tes Hasil Belajar oleh dosen ahli 2... 171
Pengisian Soal Tes Hasil Belajar... 173
Lampiran D 177 Hasil Analisis Penilaian RPP oleh Dosen Ahli 1... 178
Hasil Analisis Penilaian RPP oleh Dosen Ahli 2... 179
Hasil Analisis Penilaian LKS oleh Ahli Materi 1... 180
Hasil Analisis Penilaian LKS oleh Ahli Materi 2... 181
Hasil Analisis Penilaian LKS oleh Ahli Media 1... 182
Hasil Analisis Penilaian LKS oleh Guru... 183
Hasil Analisis Penilaian LKS oleh Siswa... 184
Lampiran E... 186
Surat Permohonan Validasi Instrumen... 187
Surat Permohonan Izin Penelitian FMIPA UNY... 190
Surat Permohonan Izin Penelitian BAPPEDA Klaten... 191
Surat Keterangan Penelitian SMA Negeri 3 Klaten... 192
Lampiran F... 193
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Materi Turunan Fungsi Trigonometri... 194 Lembar Kerja Siswa Materi Turunan Fungsi Trigonometri Berbasis Pendekatan Inquiry... 243
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja
untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun
kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Pendidikan dapat mengembangkan atau meningkatkan potensi
manusia melaui pengajaran dan pelatihan-pelatihan melalui proses
pembelajaran sehingga mampu menghadapi perubahan dari kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pendidikan memegang peranan penting oleh
sebab itu perlu perhatian yang khusus dan penanganan yang lebih terhadap
kualitas maupun kuantitas pendidikan. Salah satu indikator keberhasilan
pendidikan dapat dilihat dari keberhasilan hasil belajar.
Menurut Sudjana (2001:22) hasil belajar merupakan kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menemukan pengalaman belajarnya. Jadi hasil
belajar menggambarkan kemampuan siswa menguasai suatu materi setelah
dilakukan pembelajaran. Sudjana (2010:22) menyatakan hasil belajar
diklasifikasikan secara garis besar menjadi 3 yaitu ranah kognitif, ranah
afektif dan ranah psikomotoris. Hal ini sesuai dengan penilaian dalam
Kurikulum 2013 yang tidak hanya menilai ranah kognitif saja tetapi juga
menilai ranah afektif dan psikomotorik. Hal ini tersirat di dalam KD dari KI
2, 3 dan 4.Dari ketiga ranah hasil belajar tersebut, guru lebih banyak
dikarenakan ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan siswa dalam
menguasai materi yang diajarkan. Oleh kareba itu, dalam penelitian ini
digunakan hasil belajar yang ditinjau dari ranah kognitif.
Menurut Purwanto (2007:102−106) keberhasilan siswa belajar
matematika dipengaruhi beberapa faktor yang dibedakan menjadi 2 golongan
yaitu:
a. Faktor yang ada pada organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individu, yang termasuk dalam faktor individu antara lain kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan latihan, motivasi dan faktor pribadi.
b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial, yang termasuk faktor sosial ini antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, Guru, cara mengajarnya, alat – alat yang digunakan dalam belajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.
Dalam uraian di atas dijelaskan bahwa alat-alat yang digunakan dalam
belajar mempengaruhi keberhasilan siswa belajar. Salah satu alat yang
digunakan dalam belajar adalah bahan ajar. Menurut Amri & Ahmadi
(2010:159) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas. Bahan ajar merupakan salah satu komponen yang harus ada didalam
proses belajar mengajar, karena bahan ajar merupakan acuan guru untuk
mengajarkan materi kepada siswa dan keberhasilan belajar ditentukan oleh
bahan ajar yang digunakan. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nomor.20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa
kewajiban guru sebelum mengajar adalah menciptakan suasana pendidikan
secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dengan kata lain
diperlukan bahan ajar agar dapat menciptakan suasana belajar yang di
inginkan. Guru wajib mempersiapkan bahan ajar yang dibutuhkan oleh siswa
agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena itu perlu
adanya bahan ajar yang berkualitas sehingga dapat mengoptimalkan
kemampuan siswa. Selain itu, bahan ajar yang digunakan sebaiknya sesuai
dengan kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2013. Bahan ajar yang
dibuat harus bersuasana santifik seperti yang telah diatur dalam
Permendikbud Tahun 2013 Nomor 65 selain itu pemerintah juga telah
membuat pedoman buku untuk mengajar dalam Permendikbud Tahun 2013
Nomor 71 tentang buku teks pelajaran dan buku penduan guru untuk
pendidikan dasar dan menengah sebagai pedoman guru membuat bahan ajar
untuk digunakan dalam pembelajaran.
Bahan ajar yang banyak digunakan untuk membantu proses pembelajaran
adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Prastowo (2011: 204) menyatakan bahwa
LKS merupakan bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang
berisi materi, ringkasan dan petunjuk petunjuk pelaksanaan tugas
pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa, yang mengacu pada
kompetensi dasar yang harus dicapai. LKS sebaiknya memperhatikan
karakteristik siswa dan memudahkan siswa dalam memahami materi. Hal ini
dikarenakan setiap tingkatan peserta didik memiliki karakteristik yang
tidak semua bahan ajar yang dikembangkan oleh beberapa lembaga cocok
untuk siswa.
Berdasarkan hasil studi dokumentasi Lembar Kerja Siswa yang digunakan
oleh guru berupa rumus dan kumpulan soal-soal, tidak ada langkah yang
membantu siswa untuk dapat mengkonstruksi pemahaman dari materi yang
diajarkan. Untuk beberapa kasus hal ini tidak menjadi masalah akan tetapi
pada umumnya siswa akan sulit memahami materi. Sulitnya memahami
materi yang diajarkan mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Hasil
belajar menggambarkan kemampuan siswa menguasai suatu materi setelah
dilakukan pembelajaran. Salah satu cara untuk dapat menguasai materi yaitu
dari pengalaman yang didapatkan oleh siswa. Berdasarkan Peraturan
Permendikbud Tahun 2013 Nomor 65 tentang standar proses salah satu
prinsip pembelajaran dikelas ialah dari peserta didik diberitahu menuju
peserta didik diberitahu. Oleh karena itu, salah satu pendekatan yang dapat
digunakan untuk belajar dari pengalaman yaitu dengan pendekatan inquiry.
Pendekatan inquiry memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang nyata
dan aktif kepada siswa, sehingga siswa mudah untuk memahami materi dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Lembar Kerja Siswa yang digunakan juga belum sesuai dengan
karakteristik siswa SMA, hal ini terlihat dari design LKS yang berupa
ringkasan materi dan latihan soal dimana tidak memberikan kesempatan
siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Menurut Piaget
2013: 130). Penalaran formal ditandai dengan kemampuan berpikir tentang
ide-ide abstrak, menyusun ide-ide, menalar tentang apa yang akan terjadi.
Individu yang berada pada tahap operasi formal apabila dihadapkan kepada
sesuatu masalah, dapat merumuskan dugaan-dugaan atau hipotesis-hipotesis
tersebut. Dengan kata lain, individu yang berada pada tahap operasi formal
dapat terlibat dalam tipe penalaran hipotetiko-deduktif. Makna dari Penalaran
hipotetiko-deduktif disini mengandung konsep bahwa individu yang berada
pada tahap operasi formal dapat menyusun hipotesis (dugaan terbaik) tentang
cara untuk memecahkan problem dan mencapai kesimpulan secara sistematis.
Dengan demikian perlu dikembangkan LKS yang sesuai dengan karakteristik
siswa SMA yang berada tahap formal.
Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam mata pelajaran
matematika yang sesuai dengan karakteristik siswa SMA adalah pendekatan
inquiry. Inquiry berasal dari kata “inquire” yang artinya mencari atau
mempertanyakan. Pendekatan inquiry telah diperkenalkan sejak tahun 1970
sebagai suatu metode. Secara umum, inquiry merupakan proses yang
bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan
pertanyaan yang relevan, merencanakan penyelidikan atau investigasi,
mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen
dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan
menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan
hasilnya. Pendekatan inquiry merupakan penanaman dasar berfikir ilmiah
kreativitas dalam memecahkan masalah. Dalam pembelajaran dengan
pendekatan inquiry siswa sebagai subyek belajar dan guru sebagai
pembimbing dan fasilitator. Siswa akan diarahkan guru untuk
mempergunakan atau mengkomunikasikan ide-ide matematikanya, konsep,
dan keterampilan yang sudah dipelajari untuk menemukan suatu pengetahuan
yang baru yaitu berupa konsep atau prinsip matematika.
Materi matematika yang dapat didekati dengan pendekatan inquiry salah
satunya turunan fungsi trigonometri. Berdasarkan penjelasan sebelumnya
maka perlu dikembangkan bahan ajar berbasis inquiry pada materi turunan
fungsi trigonometri untuk meningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA
semester 2.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat diambil identifikasi masalah
seperti dibawah ini:
1. LKS yang digunakan guru berisi ringkasan materi dan soal-soal
2. LKS yang digunakan oleh guru saat ini belum sesuai dengan karakteristik
siswa SMA yang berada pada tahap formal.
3. LKS yang digunakan, menggunakan metode yang belum sesuai dengan
karakteristik siswa SMA.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pengembangan LKS berbasis inquiry yang
digunakan untuk pembelajaran matematika materi turunan fungsi
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat diambil rumusan
masalah: bagaimana mengembangkan bahan ajar matematika berupa LKS
pada materi turunan fungsi trigonometri dengan pendekatan inquiry terhadap
peningkatan hasil belajar ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan dan
keefektifan.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tujuan yang ingin dicapai secara umum
yaitu menghasilkan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)
matematika materi turunan fungsi trigonometri dengan pendekatan inquiry
terhadap peningkatan hasil belajar yang valid, praktis dan efektif.
F. Manfaat Penelitian
Pengembangan bahan ajar berupa LKS dengan pendekatan inquiry pada
materi turunan fungsi trigonometri untuk siswa SMA ini mempunyai manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. LKS ini dapat digunakan oleh siswa sebagai salah satu sumber
belajar
b. LKS ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan semangat
peserta didik dalam belajar matematika
c. LKS matematika berbasis inquiry ini diharapkan dapat
2. Bagi guru mata pelajaran
a. LKS ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bahan ajar
b. LKS ini akan mempermudah guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas dan membimbing siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuannya.
3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan kualitas pendidikan matematika dan sebagai
alternatif dalam menyajikan materi.
b. Sebagai masukan untuk menentukan kebijakan dalam memilih
ragam inovasi pembelajaran untuk membuat dan mengembangkan
bahan ajar sesuai dengan situasi dan kondisi siswa serta potensi
yang ada di sekolah.
4. Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengalaman baru untuk bahan ajar dengan
pendekatan inquiry sebagai bekal untuk pembelajaran matematika di
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori 1. Belajar
Menurut Hamalik (2001:27) belajar adalah suatu proses untuk
mencapai tujuan, jadi belajar merupakan langkah-langkah atau prosedur
yang ditempuh.
Hilgard & Brower mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam
perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman (Hamalik, 2002:45).
Menurut Gagne (2006:2) belajar didefinisikan sebagai suatu proses
dimana suatu organisai berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Menurut Dahar (2006:3) belajar dihasilkan dari pengalaman dengan
lingkungan yang didalamnya terjadi hubungan-hubungan antara
stimulus-stimulus dan respon-respon. Pengalaman yang didapatkan dari
stimulus dan respon tersebut akan terbentuk ide atau konsep dibenak
siswa.
Menurut Skemp (1971:23) konsep adalah suatu ide. Oleh karena itu
pemahaman siswa terbentuk dengan baik apabila konsep atau suatu ide
tersebut dibentuk sendiri oleh siswa. Menurut skemp (1971:19−20)
siswa membentuk konsepnya dengan mengklasifikasikan informasi yang
didapat kemudian mengabstrasikan informasi yang didapat.
Menurut Hudojo suatu konsep matematika adalah suatu ide abstrak
peristiwa-peristiwa serta mengklarifikasikan apakah obyek-obyek dan
peristiwa-peristiwa itu termasuk atau tidak termasuk kedalam ide abstrak
tersebut.
Dari beberapa pengertian belajar maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses untuk mengkonstruksi pemahaman.
2. Hasil Belajar
Tujuan pembelajaran yang dilakukan di sekolah bertujuan agar
siswa berhasil menguasai materi sesuai indikator yang telah ditetapkan.
Menurut Djamarah (2002:141) hasil belajar adalah perubahan yang
terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh
individu.
Hasil belajar siswa selama pembelajaran dapat diketahui dari
beberapa aspek. Menurut Sudjana (2010:22) mengklasifikasikan hasil
belajar secara garis besar menjadi:
a. Ranah Kognitif
Berhubungan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri kognitif tingkat rendah (pengetahuan/ingatan, pemahaman) dan kognitif tingkat tinggi (aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi)
b. Ranah Afektif
Berhubungan sifat yang terdiri atas aspek penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan ternalisasi
c. Ranah Psikomotoris
Menurut Purwanto (2007: 102-106) keberhasilan siswa belajar
matematika dipengaruhi beberapa faktor yang dibedakan menjadi 2
golongan yaitu:
a. Faktor yang ada pada organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individu, yang termasuk dalam faktor individu antara lain kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan latihan, motivasi dan faktor pribadi.
b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial, yang termasuk faktor sosial ini antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru, cara mengajarnya, alat – alat yang digunakan dalam belajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.
Menurut Sudjana (2010:40) hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu:
a. Faktor Utama
Faktor utama merupakan faktor yang berasal dari diri siswa yang berupa kemampuan yang dimiliki. Menurut Caroll yang berkaitan dengan kemampuan individu adalah bakat pelajar, waktu yang tersedia untuk belajar, waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran serta kemampuan individu.
b. Faktor Lingkungan sekolah atau faktor yang akan datang dari luar diri siswa. Salah satu contoh faktor lingkungan ialah kualitas pembelajaran. Salah satu faktor lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pembelajaran. Kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses-proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.
Dari pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan hasil yang didapatkan oleh siswa dalam bentuk tingkat
penguasaan siswa pada materi yang diajarkan. Dari ketiga ranah hasil
belajar tersebut, guru lebih banyak menggunakan ranah kognitif sebagai
penilaian hasil belajar. Hal ini dikarenakan ranah kognitif berhubungan
Berdasarkan Permendikbud No 104 tahun 2014 ada 3 tujuan penilaian
hasil belajar yaitu
a. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi; b. menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi;
c. menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi; dan
d. memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian dalam Kurikulum 2013 tidak hanya menilai ranah
kognitif saja tetapi juga menilai ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Hal ini dijelaskan pada permendikbud nomor 24. Tujuan kurikulum
mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Ranah psikomotorik
dinilai dari keterampilan berpikir siswa dalam menyelesaikan soal-soal
aplikasi dari materi yang dipelajari. Sedangkan ranah kognitif dinilai dari
beberapa aspek. Bloom membagi tipe hasil belajar pada aspek kognitif
menjadi enam yaitu pengetahuan hafalan, pemahaman atau komprehensi,
penerapam aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Hasil belajar dinilai
dari ketercapaian KD pada materi yang dipelajari.
Berdasarkan Permendikbud Tahun 2014 Nomor 104 ada 3 cara
penilaian kemampuan kognitif :
a. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen
b. uraian dilengkapi pedoman penskoran. c. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
d. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
3. LKS Sebagai Bahan Ajar
Menurut Amri & Ahmadi (2010:159) bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Jenis-jenis bahan ajar
menurut Amri & Ahmadi (2010:161) sebagai berikut :
1) Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed), antara
lain: handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,
wallchart, foto, gambar, dan non cetak (not printed) seperti model/
maket.
2) Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disk audio.
3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact
disk, film.
4) Bahan ajar multimedia interaktif seperti CAI (Computer Assisted
Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif,
dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
LKS merupakan bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas
yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk petunjuk pelaksanaan tugas
pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa, yang mengacu pada
kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2011:204). Setiap
pendidik dalam menyiapkan LKS harus memperhatikan beberapa
persyaratan penyusunan LKS sehingga kompetensi dasar yang harus
menyusun LKS yang baik apabila memiliki kemampuan dan
keterampilan yang cukup.
Majid (2006: 176) mengemukakan bahwa lembar kegiatan siswa
(student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan siswa memuat petunjuk
atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang didasari
oleh suatu kompetensi dasar yang akan dicapai. Tugas-tugas dalam
lembar kegiatan siswa dapat berupa tugas teoritis maupun tugas praktis.
Tugas teoritis misalnya berupa tugas membaca, sedangkan tugas praktis
berupa aktivitas atau kerja lapangan.
Dari beberapa pengertian LKS yang disampaikan oleh ahli dapat
disimpulkan LKS adalah salah satu bahan ajar yang berbentuk
lembaran-lembaran kegiatan yang memudahkan siswa untuk memahami materi
yang diajarkan, yang dapat menfasilitasi siswa belajar. Berdasarkan
pengertian sebelumnya belajar adalah mengkonstruksi pemahaman. Jadi
LKS yang dapat mengkonstruksi pemahaman siswa adalah LKS yang
dilengkapi langkah-langkah yang dapat membantu siswa
mengkalsifikasikan informasi yang didapatkan. Selain langkah-langkah,
LKS juga harus berisi latihan soal untuk mengevaluasi pemahaman yang
telah didapatkan.
4. Materi Turunan Fungsi Trigonometri
Turunan fungsi trigonometri merupakan materi pembelajaran yang
2013 revisi 2014 yaitu Peraturunan Pemerintah Tahun 2014 No 24, KI
dan KD yang harus dicapai oleh siswa adalah sebagai berikut :
a. Kompetensi Inti yang harus dicapai siswa dalam silabus matematika
adalah:
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan
pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dalam silabus
3.10 Mendeskripsikan konsep turunan fungsi trigonometri untuk
menurunkan sifat-sifatnya serta menggunakannya dalam
memecahkan masalah
3.11 Menganalisis konsep dan sifat turunan fungsi trigonometri dan
menerapkannya untuk menentukan titik stasioner (titik
maksimum, titik minimum dan titik belok)
4.9 Merencanakan dan melaksanakan strategi yang efektif dan
menyajikan model matematika dalam memecahkan masalah
nyata tentang fungsi trigonometri.
4.10 Menyajikan dan memecahkan masalah nyata yang berkaitan
dengan turunan fungsi trigonometri
Untuk mencapai kompetensi tersebut maka materi yang harus
[image:32.595.229.392.466.627.2]dipelajari melingkupi:
Gambar 1.Grafik Perubahan Nilai dan ( )
Titik A ( , ) dan titik B ( , ), dimana = dan = + ℎ.
Apabila semakin mendekati pada selang yang semakin sempit
seperti gambar grafik diatas dan hampir tidak ada jarak maka laju
perubahan dapat dituliskan
lim →
( + ℎ) − ( )
+ ℎ − ℎ
Laju perubahan sesaat fungsi = ( ) diperoleh jika ℎ mendekati 0
sebagai berikut:
lim → ( ) ( ) dengan syarat limitnya ada.
Turunan fungsi sinus, cosinus, tangen, cotangen, secan dan cosecan
dapat dicari dengan menggunakan laju perubahan sesaat. (Larson &
David, 590:2009), (Wirodikromo, 2007:254-256)
[image:33.595.202.461.446.608.2]1. Turunan Sinus Grafik fungsi sinus
Gambar 2.Grafik ( ) = Turunan fungsi = sin adalah
( ) = lim →
( + ℎ)− ( )
−
( ) = lim
→
sin( + ℎ) −sin( )
( ) = lim →
sin( + ℎ) −sin( )
( + ℎ)−
( ) = lim
→
sin cosℎ+ cos sinℎ −sin
ℎ
( ) = lim →
( ) = lim →
cos sinℎ+ sin ( cosℎ −1)
ℎ
( ) = lim → + lim → ( )
( ) =
lim → cos . lim → + lim → sin . lim → ( )
( ) = cos . ( 1) + sin . ( 0)
( ) = cos
[image:34.595.196.485.103.633.2]2. Turunan Cosinus Grafik fungsi cosinus
Gambar 3.Grafik ( ) = Turunan fungsi = cos adalah
( ) = lim →
( + ℎ)− ( )
−
( ) = lim
→
cos( + ℎ)−cos( )
( ) = lim →
cos( + ℎ)−cos( )
( + ℎ) −
( ) = lim
→
cos cosℎ −sin sinℎ −cos
ℎ
( ) = lim
→
−sin sinℎ+ cos cosℎ −cos
ℎ
( ) = lim
→
−sin sinℎ+ cos ( cosℎ −1)
ℎ
( ) = lim
→ −sin . lim→ sinℎ
ℎ + lim→ cos . lim→
cosℎ −1 ℎ
( ) = −sin . ( 1) + cos . ( 0)
( ) = −sin
3. Turunan Tanngen
= sin = cos
= cos = −sin
= . .
= cos ( cos )−sin (−sin )
( cos )
= cos + sin
cos
= 1
cos = sec
4. Turunan Cosecan
= 1 = sin
= 0 = cos
= 0( sin ) −1( cos ) sin
= 0−cos
sin
= −cos
sin
= −
sin .
1 sin
= −cot cosec
5. Turunan Secan
= 1 = cos
= 0 = −sin
= − ′
= 0( cos ) −1(−sin ) cos
= 0 + sin
cos
= sin
cos
= sin
cos .
1 cos
= tan sec
6. Turunan Cotangen
= cos = sin
= −sin = cos
= − sin ( sin ) −( cos ) ( ) sin
= −sin −cos
sin
= −( sin + cos )
sin
= −1
sin
= −
Di bawah ini tabel turunan fungsi trigonometri
Tabel.1. Turunan Trigonometri
( ) ′( )
cos −sin
sec −
sec . tan
− . cot
Dibawah ini adalah rumus aturan rantai dalam turunan fungsi
Jika ( ) = { ( ) } , dengan ( ) adalah fungsi dari yang
mempunyai turunan ′( ) dan adalah bilangan real, maka
( ) = { ( ) } . ′( )
5. Inquiry
Inkuiri berasal dari kata “inquire” yang artinya mencari atau
mempertanyakan. Secara umum, inkuiri merupakan proses yang
bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan
mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau
eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data,
menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan
mengkomunikasikan hasilnya.
Menurut Suryani & Agung (2012) pembelajaran inkuiri siswa akan
dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari dan
dicermati sehingga dibutuhkan bahan ajar sebagai penunjangnya.
Berdasarkan komponen-komponen dalam proses inkuiri yang
meliputi topik masalah, sumber masalah atau pertanyaan, bahan,
prosedur atau rancangan kegiatan, pengumpulan dan analisis data serta
pengambilan kesimpulan membedakan inkuiri menjadi lima tingkat yaitu
a. Praktikum (tradisional hands-on)
Praktikum (tradisional hands-on) merupakaninkuiri yang paling
sederhana. Guru menyediakan topik sampai kesimpulan yang harus
ditemukan oleh siswa. Pada tingkat ini komponen esensial dari
inkuiri yakni pertanyaan atau masalah tidak muncul, praktikum tidak
termasuk kegiatan inkuiri
b. Pengalaman sains terstruktur (structured science)
Guru menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan
analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa
c. inkuiri terbimbing (guided inquiry)
Siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan prosedur,
berperan sebagai fasilitator untuk menentukan topik, pertanyaan dan
bahan penunjang.
d. inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry)
Pada tingkatan tipe inkuiri ini guru hanya sebagai fasilitator dan
pembimbing sedangkan siswa menentukan atau memilih dan
melaksanakan proses dari komponen inkuiri.
e. penelitian siswa (student research).
Pembelajaran dengan inkuiri memacu keinginan siswa untuk
mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga
menemukan jawaban. Siswa juga belajar memecahkan masalah secara
mandiri dan memiliki keterampilan berpikir kritis karena mereka harus
selalu menganalisis dan menangani informasi (Nurhadi, 2004:123).
Inkuiri memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan
aktif kepada siswa. Siswa diharapkan mengambil inisiatif. Mereka dilatih
bagaimana memecahkan masalah, membuat keputusan, dan memperoleh
keterampilan. Inkuiri memungkinkan terjadinya integrasi berbagai
disiplin ilmu. Inkuiri melibatkan pula komunikasi (Nurhadi, 2004: 124).
Menurut Sanjaya (2009: 201-205) penggunaan inquiry harus
memenuhi beberapa prinsip. Prinsip-prinsip penggunaan inquiry didalam
pembelajaran yaitu intelektual, prinsip interaksi, prinsip bertanya,
prinsip belajar untuk berpikir, prinsip keterbukaan.
Secara umum proses pembelajaran inquiry mengikuti
a. Orientasi, pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif.
b. Merumuskan masalah, merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka teki.
c. Merumuskan hipotesis, hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara,
hipotesis perlu diuji kebenarannya.
d. Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
e. Menguji hipotesis proses menentukan jawaban yang diaggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data
f. Merumuskan kesimpulan, merupakan proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Menurut Khoirul Anam ada 5 prinsip dalam inquiry. Prinsip-prinsip
tersebut yaitu:
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual
b. Prinsip interaksi
Pembelajaran yang dilaksanakan tidak menjadikan guru
sebagai sumber belajar tetapi sebagai pengatur lingkungan atau
interaksi. Interaksi dapat berupa interaksi siswa dengan guru,
c. Prinsip bertanya
Guru memberikan pertanyaan yang akan membimbing
siswa untuk dapat mengkonstruksi pemahaman siswa mengenai
materi yang dipelajari
d. Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sebuah fakta akan tetapi
juga merupakan proses berpikir yang akan mengembangkan otak
kanan dan kiri. Berpikir mengenai bagaimana mencari kebenaran
dari fakta tersbut.
e. Prinsip keterbukaan
Anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba segala
kemungkinan. Hal ini karena belajar merupakan proses mencoba
berbagai kemungkinan dengan prinsip segala sesuatu mungkin saja
terjadi.
Pemahaman yang didapat dari pengalaman akan bertahan lama dan
meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dibutuhkan bahan ajar dengan pendekatan yang sesuai
dengan karakteristik siswa. Pendekatan inquiry menuntut siswa aktif dan
menemukan sendiri konsep dari materi yang diberikan. Siswa dapat
menemukan konsep dari materi yang dipelajari dengan berdiskusi dengan
teman yang lain. Siswa SMA belum bisa memaksimalkan kemampuan
berpikir pada tahap formal secara maksimal, diperlukan bantuan untuk
formal. Oleh karena itu pendekatan inquiry yang digunakan adalah
guided inquiry dimana guru menjadi fasilitator.
Dari uraian di atas diharapkan dengan penerapan pendekatan guide
inquiry dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa, karena siswa
diberikan kemudahan dalam menyelesaikan persoalan secara kelompok,
dengan demikian efektifitas belajar siswa menjadi maksimal, sehingga
apa yang diharapkan oleh guru dapat tercapai. LKS dengan pendekatan
guide inquiry berisi langkah-langkah yang membantu siswa untuk
memahami materi yang dipelajari, hal ini dapat diawali dengan
memberikan siswa permasalahan yang harus diamati oleh siswa,
kemudian mendorong siswa membuat jawaban sementara dari
permasalah yang disajikan, menguji jawaban sementara tersebut dengan
informasi yang diperoleh dan yang terakhir merumuskan kesimpulan.
6. Kualitas LKS
Kualitas LKS yang digunakan dalam pembelajaran tentu akan
mempengaruhi proses dan hasilnya. Oleh karena itu untuk membuat LKS
yang baik perlu memperhatikan beberapa hal. Menurut Nieveen
(1999:125) kualitas LKS dapat dilihat dari 3 aspek yaitu aspek validitas,
aspek kepraktisan dan aspek keefektifan.
a. Aspek Kevalidan
Suatu produk dikatakan valid apabila materi (kurikulum yang
dimaksut) harus dipertimbangkan dengan baik. Komponen serta
komponen yang berhubungan harus konsisten (construct validity)
(Nieveen, 1999: 127)
b. Aspek Kepraktisan
Suatu produk memiliki kepraktisan yang tinggi apabila guru dan
ahli menganggap bahwa produk dapat bermanfaat bagi pengguna dan
mudah untuk guru dan peserta didik untuk menggunakan produk di
lapangan sesuai dengan niat pengembang (Nieveen, 1999: 127)
c. Aspek Keefektifan
Keefektifan suatu produk dapat tercapai apabila peserta didik
mengapresiasi kegiatan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman
belajarsehingga dapat mempengaruhi hasil evaluasi formatif sesuai
dengan yang diharapkan (Nieveen, 1999: 127-128).
Menurut Darmodjo & Kaligis (1992: 41-46), LKS yang baik
seharusnya disusun dengan memenuhi 3 syarat yaitu
1. Syarat Didaktik
Syarat didaktik berhubungan dengan LKS yang mengikuti
asas-asas pembelajaran efektif di kelas. Asas-asas-asas tersebut antara lain:
a) Memperhatikan perbedaan individu sehingga dapat digunakan
oleh seluruh siswa dengan kemampuan yang berbeda;
b) Menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep
sehingga berfungsi sebagai petunjuk bagi siswa untuk mencari
c) Memiliki variasi stimulan melalui berbagai media dan kegiatan
siswa sehingga dapat memberikan kesempatam kepada siswa
untuk menulis, menggambar, berdialog dengan temannya,
menggunakan alat, menyentuh benda nyata dan sebagainya;
d) Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,
moral dan estetika pada diri anak, sehingga tidak hanya
ditunjukkan untuk mengenal fakta dan konsep akademis;
e) Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan
pengembangan pribadi siswa
2. Syarat Kontruksi
Syarat kontruksi berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan
kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran dan kejelasan dalam LKS yang
meliputi:
a) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan
siswa;
b) Menggunakan struktur kalimat yang jelas
c) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa.
d) Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, pertanyaan
dianjurkan isian jawabannya merupakan hasil dari pengolahan
informasi, bukan mengambil dari perbendaharaan pengetahuan
e) Mengacu pada sumber belajar yang masih dalam kemampuan
dan keterbacaan siswa
f) Menyediakan ruang yang cukup untuk memberi keluasaan pada
siswa untuk menulis maupun menggambarkan hal-hal yang
ingin siswa sampaikan dengan memberi bingkai tempat menulis
dan menggambar jawaban
g) Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek
h) Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata
i) Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber
motivasi
j) Mempunyai identitas untuk mempermudahkan administrasi,
misalnya kelas, mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama
anggota kelompok dan sebagainya.
3. Syarat Teknis
Syarat teknis berhubungan dengan tulisan, gambar dan
penampilan LKS. Berikut penjelasannya:
a) Tulisan
Tulisan dalam LKS harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf
latin
3) Menggunakan bingkai untuk membedakan pertanyaan dan
jawaban
4) Perbandingan antara huruf dan gambar serasi.
b) Gambar
Gambar didalam LKS harus mendukung kejelasan konsep.
c) Penampilan
Penampilan ini meliputi ukuran LKS, desain, tata letak dan
ilustrasi harus dibuat menarik.
Menurut permendikbud Tahun 2013 Nomor 71 dijelaskan bahwa
buku teks termasuk LKS dinyatakan baik dan layak apabila memenuhi
empat aspek kriteria kelayakan yaitu:
a. Kelayakan Isi
Kelayakan isi ditinjau dari:
kesesuaian isi materi dengan Kompetensi Dasar (KD)
keakhuratan materi
kemitakhiran materi
potensi memunculkan keingintahuan.
b. Kelayakan bahasa
Kelayakan bahasa ditinjau dari:
kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
ketepatan kepenggunaan istilah dan simbol
kesesuaian dengan perkembangan siswa.
c. Kelayakan Penyajian
Kelayakan penyajian ditinjau dari: teknik penyajian
pendukung penyajian
penyajian pembelajaran.
d. Kelayakan Grafika
Kelayak grafika dapat ditinjau dari: design sampul
design isi.
Dari uraian di atas, dalam pengembangan dalam penelitian ini
dikembangkan LKS yang baik dengan kualifikasi :
1. Aspek Kevalidan
LKS dengan pendekatan inquiry diakatakan valid apabila
memenuhi kriteria dari validator yang ,menyatakan bahwa LKS layak
digunakan dengan revisi atau tanpa revisi berdasarkan landasan teoritik
yang kuat. LKS ini valid dengan memenuhi syarat konstruksi, syarat
teknis, kualitas materi LKS dan kesesuaian dengan pendekatan inquiry.
2. Aspek Kepraktisan
Aspek kepraktisan dalam LKS ini diambil dari pengertian
kepraktisan menurut Nieveen (1999: 127). Kepraktisan dinilai dari
(1)praktisi atau ahli dapat menyatakan bahwa LKS yang dikembangkan
lapangan. Berdasarkan hal tersebut maka LKS dengan pendekatan
inquiry dikatakan praktis apabila guru dan siswa memberikan respon baik
terhadap manfaat dan kemudahan penggunaan LKS.
3. Aspek Keefektifan
Aspek keefektifan dalam LKS ini diambil dari pengertian
keefektifan menurut Nieveen (1999: 127). Keefektifan LKS dinilai dari (1) pengalaman menggunakan LKS (2) penggunaan LKS memberikan
hasil yang sesuai dengan harapan. Berdasarkan hal tersebut maka LKS
yang dikembangkan dikatakan efektif apabila minimal persentase
ketuntasan belajar siswa termasuk dalam kategori baik.
Dari uraian diatas pula instrumen penilaian LKS pada penelitian ini
disusun sebagai berikut:
1. Penilaian LKS oleh ahli materi
Terdapat 3 aspek dan 10 indikator yang dirumuskan berdasarkan syarat
didaktik yaitu:
a. Aspek kesesuaian LKS dengan pendekatan inquiry dengan indikator
penilaian yaitu perumusan masalah, prakiraan dan pemeriksaaan
hasil jawaban atau hipotesis dan penyimpulan.
b. Aspek kelayakan isi dengan indikator penilaian yaitu kebenaran
konsep turunan fungsi trigonometri, keruntutan materi, keakuratan
c. Aspek kesesuaian LKS dengan tujuan belajar dengan indikator
penilaian yaitu pemahaman matematika siswa, kemampuan
pemecahan masalah siswa, dan fasilitas kerja sama antar siswa.
2. Penilaian LKS oleh ahli media
Terdapat 3 aspek dan 8 indikator yang dirumuskan berdasarkan syarat
konstruksi dan syarat teknis yaitu:
a. Aspek kesesuaian tampilan LKS dengan indikator penilaian yaitu
penggunaan huruf pada LKS, desain LKS
b. Aspek keterbacaan LKS dengan indikator penilaian yaitu
penggunaan bahasa, penggunaan kalimat, penggunaan gambar, dan
penggunaan spasi
c. Aspek kesesuaian cover LKS dengan indikator penilaian yaitu warna
pada cover LKS, dan desain cover LKS.
3. Penilaian LKS oleh guru
a. Aspek kesesuaian isi dengan indikator materi LKS dan penyajian
materi
b. Aspek kesesuaian dengan pengembangan siswa dengan indikator
penilaian sikap kerjasama dan hasil belajar
c. Aspek kebahasaan dan kegrafikan dengan indikator penilaian bahasa
dan kalimat LKS serta gambar atau ilustrasi materi
d. Aspek keefektifan penggunaan dengan indikator penilaian manfaat
LKS dalam pembelajaran
a. Aspek kesesuaian penggunaan bahasa dan kalimat serta tampilan
LKS dengan indikator penilaian kesederhanaan bahasa,kejelasan
kalimat, dan kesesuaian tampilan
b. Aspek penggunaan LKS dalam pembelajaran dengan indikator
penilaian kemudahan menggunakan LKS, kerjasama antar siswa
dalam penggunaan LKS, dan kepuasan penggunaan LKS
c. Aspek materi LKS dengan indikator penilaian kesesuaian LKS
dengan materi pembelajaran
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini mengenai pengembangan bahan ajar berbasis pendekatan
inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri pada materi turunan fungsi
trigonometri untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA, berkaitan
dengan hal ini ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan.
Penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Permatasari (2012) yang berjudul
“pengembangan student worksheet berbasisi penemuan terbimbing pada
materi trigonometri untuk siswa SMA RSBI kelas X”. Penelitian yang
dilakukan menggunakan model pengembangan ADDIE dengan tujuan
penelitian menghasilkan LKS yang valid, praktis dan efektif.
Penelitian yang relevan kedua adalah penelitian dari Noor dengan judul
untuk menfasilitasi pemahaman konsep materi sistem persamaan linear dua
variabel”. Penelitian yang dilakukan menggunakan model pengembangan
ADDIE dengan tujuan menghasilkan LKS matematika berbasis inkuiri
terbimbing untuk menfasilitasi pemahaman konsepmateri sistem persamaan
linear dua variabel yang valid, praktis dan efektif. LKS valid dengan
mendapatkan skor 78,48%. LKS praktis dengan mendapatkan skor77,75%
dan dikatakan efektif karena persentase ketuntasan belajar siswa sebesar
75%serta evaluasi pemahaman konsep siswa sebesar 77,6%.
Penelitian yang relevan ketiga dari Hidayah (2015) dengan judul
“pengembangan modul matematika berbasis inkuiri terbimbing pada materi
Persamaan Linear Satu Variabel (Plsv) untuk siswa SMP/MTs kelas VII”.
Penelitian yang dilakukan menggunakan model pengembangan modifikasi
dari model pengembangan Borg & Gall dengan tujuan menghasilkan produk
modul matematika berbasis inkuiri terbimbing pada materi Persamaan Linear
Satu Variabel (PLSV) menjadi produk yang valid dan efektif.
Penelitian yang relevan keempat adalah penelitian dari Dinata &
Khabibah dengan judul “pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan
komik untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi
irisan bangun ruang pada siswa kelas X-8 sman 8 surabaya”. Penelitian yang
dilakukan menggunakan model pengembangan 4D. Penelitian ini bertujuan
untuk menghasilkan LKS dengan kualifikasi valid dan efektif terhadap
peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. LKS valid dengan
belajar siswa sebesar 63,16% danmeningkatkan motivasi belajar siswa
sebesar 1,7426.
Dari penelitian sebelumnya didapatkan hasil bahwa inquiry
meningkatkan konsep dan hasil belajar siswa. Adapun perbedaan penelitian
yang dilakukan dari ke empat penelitian yang relevan tersebut adalah
penelitian yang dilakukan menekankan pada pengembangan bahan ajar
berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis pendekatan inquiry pada materi
turunan fungsi trigonometri untuk siswa kelas XI IPA. Penelitian yang
dilakukan menggunakan model pengembangan ADDIE, dengan tujuan
menghasilkan LKS yang valid, praktis dan efektif.
C. Kerangka Berpikir
Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan
pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang banyak digunakan adalah LKS.
LKS yang digunakan sebaiknya memperhatikan karakteristik siswa dan
memudahkan siswa dalam memahami materi. Hal ini dikarenakan setiap
tingkatan peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Perkembangan kognitif siswa SMA termasuk dalam tahap formal,
dimana sudah dapat menyusun hipotesis (dugaan terbaik) tentang cara untuk
memecahkan problem dan mencapai kesimpulan secara sistematis.
Berdasarkan Permendikbud Tahun 2013 Nomor 65 tentang standar proses
salah satu prinsip pembelajaran dikelas ialah dari peserta didik diberitahu
dapat diterapkan dalam mata pelajaran matematika yang sesuai dengan
karakteristik siswa SMA adalah pendekatan inquiry.
. Secara umum, inquiry merupakan proses yang bervariasi dan meliputi
kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan,
merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah
diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan
alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta
membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. Dengan demikian perlu
dikembangkan LKS dengan pendekatn inquiry yang sesuai dengan
karakteristik siswa SMA yang berada tahap formal. Langkah-langkah inquiry
tersirat di dalam LKS dimana terdapat langkah-langkah yang akan membantu
siswa mengkonstruksi sendiri pemahamannya, setiap akhir topik diberikan
latihan soal untuk mengevaluasi pemahaman yang didapatkan. Sehingga LKS
dengan pendekatan inquiry dapat meningkatkan hasil belajar.
D. Pertanyaan Penelitian
a. Bagaimana materi turunan fungsi trigonometri untuk SMA? b. Bagaimana karakteristik siswa SMA?
c. Bagaimana design LKS untuk anak-anak SMA? d. Bagaimana design LKS dengan pendekatan inquiry?
e. Bagaimana LKS inquiry yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi turunan fungsi trigonometri?
BAB III
METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN
A. Metode Penelitian Pengembangan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).
Metode penelitian dan pengembangan adalah metode yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2000: 407).
Menurut Gall model pengembangan pendidikan berdasarkan pada
industri yang menggunakan temuan-teuan penelitian dalam merancang
produk dan prosedur baru (Emzir, 2012:263).
Menurut Richey & Klein (2007:1) mendefinisikan desain dan
pengembangan sebagai berikut :
The systematic study of design, development and evaluation processes with the aim of establishing an empirical basis for the creation of instructional and noninstructional products and tools and new or enhanced models taht govern their development.
Produk yang dihasilkan tidak selalu berupa benda atau perangkat
keras tetapi juga dapat berupa perangkat lunak seperti program komputer
untuk pengolahan data pembelajaran di kelas, perpustakaan dll. Model
pengembangan penelitian yang digunakan pada penelitian pengembangan ini
adalah model pengembangan ADDIE. Model pengembangan ini meliputi 5
B. Prosedur Pengembangan
Tahap-tahap penelitian pengembangan LKS yang dilakukan sebagi berikut.
1. Analysis
Tahap awal dalam model pengembangan adalah tahap analisis. Pada
tahap ini peneliti melakukan analisis kebutuhan, kurikulum, dan
karakteristik siswa. Analisis yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai
berikut:
a. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan yang dilakukan yaitu mengumpulkan
informasi tentang perangkat pembelajaran apa yang perlu untuk
dikembangkan. Pengumpulan informasi ini dilakukan dengan
wawancara terhadap guru matematika SMA Negeri 3 Klaten.
Pada analisis ini, dilakukan pengkajian pada aspek-aspek untuk
membuat dan mengembangkan LKS yang baik, yaitu LKS yang
memenuhi aspek kelayakan isi, aspek kelayakan bahasa, aspek
kelayakan penyajian, aspek kelayakan kegrafikan. Dilakukan juga
analisis pada pendekatan inquiry yang menjadi dasar LKS yang
akan dikembangkan, sehingga akan didapat LKS matematika
berbasis inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri untuk
siswa SMA kelas XI IPA.
b. Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dilakukan dengan mengkaji kurikulum
dianalisis adalah kompetensi dasar, kompetensi inti, metode,
bahan ajar, dan strategi pembelajaran. yang digunakan dalam
pembelajaran materi turunan fungsi trigonometri, SKL, dan
standar proses yang sesuai dengan kurikulum 2013.
c. Analisis Karakteristik Siswa
Analisis karakteristik siswa dilakukan untuk mengetahui
karakteristik siswa SMA kelas XI IPA secara umum mengenai
cara berpikir siswa SMA. Siswa SMA berada pada tahap
penalaran formal oleh karena itu pendekatan yang daat digunakan
adalah pendekatan inquiry. Hasil dari analisis ini akan digunakan
untuk menyusun peta konsep bahan ajar yang akan dikembangkan.
Analisis ini dilakukan dengan wawancara terhadap guru
matematika SMA, kajian teori, dan pengamatan saat
pembelajaran.
2. Design
Penyusunan desain adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan Desain Lembar Kerja Siswa (LKS)
Rancangan penelitian pengembangan LKS (Lembar Kerja Siswa)
matematika berbasis inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri
untuk siswa SMA kelas XI IPA dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Judul Lembar Kerja Siswa (LKS) ditentukan berdasarkan
kompetensi dasar (KD), indikator-indikator, dan materi yang
tercantum dalam kurikulum.
2) Menentukan Desain LKS (Lembar Kerja Siswa)
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penulisan LKS
(Lembar Kerja Siswa) sebagai berikut:
a) Perumusan kompetensi dasar
b) Perancangan dari sisi media
c) Penyusunan topik materi
d) Menentukan bentuk evaluasi
b. Penyusunan Desain Instrumen
Hal ini bertujuan agar alat untuk menilai LKS yang dikembangkan
bisa benar-benar valid. Sebelum digunakan dalam penilaian LKS,
instrumen penilaian yang dikembangkan akan divalidasi terlebih
dahulu.
c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Hal ini bertujuan agar mempermudah penggunaan LKS dalam
pembelajaran. RPP yang disusun berisi pentunjuk-petunjuk
penggunaan LKS dan jumlah pertemuan.
3. Development
Pada tahap ini, akan dikembangkan LKS (Lembar Kerja Siswa)
matematika berbasis inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri untuk
dan revisi produk tahap I. Langkah-langkah pengembangan sebagai
berikut:
a. Pengembangan LKS:
a) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi
yang akan memerlukan LKS. Hal ini dilakukan dengan cara
melihat materi pokok dan pengalaman dari materi yang akan
diajarkan, kemudian kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.
b) Menentukan Judul-Judul LKS
Judul LKS ditentukan atas kompetensi dasar (KD), materi
pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dari kurikulum.
c) Penulisan LKS, meliputi:
i. perumusan KD yang harus dikuasai,
ii. menentukan alat penilaian,
iii. penyusunan materi.
b. Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket validasi
ahli materi, angket validasi ahli media, angket respon siswa, angket
respon guru dan tes hasil belajar. Angket respon guru dan angket
respon siswa disesuaikan dari syarat LKS yang baik dengan
mengubah struktur bahasanya menjadi bahasa yang komunikatif
c. Validasi Ahli
Validasi Ahli merupakan tahap untuk mengetahui aspek
kevalidan produk yang dikembangkan. Hal ini dilakukan dengan
menguji validitas desain produk oleh dosen ahli serta mendapat
saran dan kritik dari validator terhadap produk yang
dikembangkan.
d. Revisi Tahap I
Tahap ini dilakukan setelah produk dan instrumen selesai
divalidasi. Revisi disesuaikan dengan saran dari ahli yang
kompeten di bidangnya
4. Implementation
Dalam tahap implementation atau penerapan, akan dilakukan uji
coba produk. Lembar Kerja Siswa (LKS) akan diuji cobakan secara
terbatas dengan mengambil satu kelas pada kelas XI IPA di SMA Negeri
3 Klaten.
5. Evaluation
Evaluasi merupakan proses menga