• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN INQUIRY PADA MATERI TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SEMESTER DUA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN INQUIRY PADA MATERI TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SEMESTER DUA."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN INQUIRY PADA MATERI TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SEMESTER DUA

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Fauzul Muna Afani NIM 13301241010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

ii

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN INQUIRY PADA MATERI TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SEMESTER DUA

Oleh:

Fauzul Muna Afani NIM. 13301241010

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan LKS berbasis pendekatan inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri untuk kelas XI IPA yang memiliki kualifikasi yang baik. LKS yang baik dinilai dari aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan LKS.

Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan berupa LKS. Pengembangan LKS dilakukan dengan mengikuti tahap-tahap ADDIE yang terdiri dari 5 tahap yaitu analisis (analysis),desain (design), pengembangan (developmen), implementasi (implementation) dan evaluasi (evaluation). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3, uji coba dilakukan kepada kelas XI IPA 2 yang berjumlah 33 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu lembar penilaian LKS untuk ahli media dan ahli materi serta lembar penilaian RPP untuk menilai kevalidan LKS, angket respon guru dan angket respon siswa untuk menilai kepraktisan LKS dan tes hasil belajar siswa untuk menilai keefektifan LKS.

Hasil penelitian menunjukkan LKS yang dikembangkan memiliki kualifikasi baik yang ditinjau dari valid, praktis dan efektif. LKS yang dikembangkan diawali dengan masalah yang dapat menfasilitasi agar siswa dapat merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dan menguji hipotesis, dan yang terakhir menyimpulkan. LKS valid dengan perolehan rata-rata penilaian yaitu 3,15 yang termasuk dalam kategori baik. LKS praktis berdasarkan rata-rata penilaian yaitu 3,20. LKS efektif dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa dengan persentase ketuntasan belajar 70%, sehingga LKS dikatakan efektif untuk digunakan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(3)

iii

DEVELOPING AN INQUIRY – BASED LEARNING MATERIAL ON DERIVATION OF TRIGONOMETRIC FUNCTION TO IMPROVE THE STUDENTS’ LEARNING

OUTCOME OF THE ELEVENTH GRADERS OF SCIENCE PROGRAM ON THE SECOND SEMESTER

By: Fauzul Muna Afani

NIM. 13301241010

Abstract

This research was a development research which aimed to produce an inquiry – based learning material in the form of student worksheet including the derivation of trigonometric function material for the eleventh graders. A good student worksheet was assessed from the aspects of validity, practicality and effectiveness. The research development developed a student worksheet which followed five stages of ADDIE: analysis, design, development, implementation, and evaluation. The subject of the study was a – 33 student of the eleventh graders of Science Program 2 of Senior High School 3. The instruments were: 1) worksheet assessment sheets for the experts of media and subject matter, 2) lesson plan assessment sheets, and 3) questionnaires for teachers and students to assess the practicality and effectiveness of the student worksheet. The result of the research show that the develop worksheet has good qualification in terms of valid, practical and effective. The student worksheet is developed by starting with the problems in order to formulate the problem, formulate hypotheses, collect data, test hypotheses, and draw conclusion. The student worksheet is valid with the average value of 3.15 which categoriz as a good category. The student worksheet is practical based on the average rating of 3.20. The student learning completeness percentage reach 70%, so that the worksheet is effective to use and can improve student learning outcomes.

(4)

iv

LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir Skripsi dengan Judul

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN INQUIRY PADA MATERI TURUNAN FUGSI TRIGONOMETRI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SEMESTER DUA

Disusun oleh:

Fauzul Muna Afani

NIM 13301241010

telah memenuhi syarat dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk

dilaksanakan Ujian Akhir Tugas Akhir Skripsi bagi yang

bersangkutan

Yogyakarta, 16 Juni 2017

Mengetahui, Disetujui

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing

Dr. Ali Mahmudi Dr. R. Rosnawati

(5)

v

(6)

vi

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama : Fauzul Muna Afani

NIM :13301241010

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul TAS : Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Inquiry Pada Materi Turunan Fungsi Trigonometri

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA Semester Dua.

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang

pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan kutipan dengan mengikuti tata

penulisan karya ilmiah yang telah lazim..

Yogyakarta, 16 Juni 2017

Yang menyatakan,

Fauzul Muna Afani

(7)

vii MOTTO

(8)

viii

PERSEMBAHAN Alhamdululilahi robbil’alamin

Skripsi ini saya persembahan untuk

1. Kedua orang tua saya Bapak Wahid Afani dan Ibu Siti Fathonah atas do’a, semangat dan fasilitas yang telah diberikan.

2. Kakakku Iqbal Ramiza Afani dan dan adikku Aqila Shofia Afani yang selalu memberi semangat dan tidak bosannya mngingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi.

3. Bulekku Nurul Muthmainah yang tidak bosan selalu mengingatkan dan membantu saya menyelesaikan tugas skripsi.

4. Seluruh warga SMA Negeri 3 Klaten yang telah memberikan kesempatan untuk saya

5. Sahabat-sahabat saya (Gatot Jiwandono dan Risa Tri Oktaviani) terimakasih telah memberikan dukungan dan semangat kepada saya 6. Teman-teman kost Srikandi Seturan (Nuna, Piyut, Rahma, Dita, Iim,

Dea) yang telah menemani dan mendukung selama saya kuliah dan membuat skripsi

7. Teman-teman pendidikan Matematika A 2013 yang telah berjuang bersama-sama

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Inquiry pada Materi Turunan Fungsi Trigonometri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA Semester Dua” dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi inidapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ibu Dr. R. Rosnawati, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, membantu, mengarahkan dan memberi motivasi sehingga skripsi dapat diselesaikan dengan baik.

2. Ibu Endang Listiyani, M.S, Ibu Endah Retnowati, M.Ed., Ph.D, dan Bapak Musthofa, M.Sc selaku Validator instrumen penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.

3. Ibu Dr. R. Rosnawati, Ibu Endang Listiyani, M.S, Bapak Musthofa, M.Sc, dan Bapak Dr. Ali Mahmudi selaku Ketua Penguji, Sekertaris dan Penguji yang sudah memberikan koreksi perbaikan secara komperhesif terhadap TAS ini.

4. Bapak Dr. Ali Mahmudi, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Program Studi Pendidikan Matematika beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya TAS ini.

5. Bapak Dr. Hartono selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta yang memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi.

(10)

x

7. Ibu Salimah, M.Pd, selaku guru matematika kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Klaten yang telah bersedia memberikan izin untuk melakukan penelitian di kelas XI IPA 2,

8. Semua pihak, secara lamgsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari ALLAH SWT dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya.

Yogyakarta, Juli 2017 Penulis,

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

MOTTO... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB IIKAJIAN TEORI ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Belajar ... 9

2. Hasil Belajar ... 10

3. LKS Sebagai Bahan Ajar ... 13

4. Materi Turunan Fungsi Trigonometri ... 14

5. Inquiry ... 21

6. Kualitas LKS ... 26

B. Penelitian yang Relevan ... 34

C. Kerangka Berpikir ... 36

D. Pertanyaan Penelitian ... 37

BAB IIIMETODE PENELITIAN PENGEMBANGAN ... 38

A. Metode Penelitian Pengembangan ... 38

B. Prosedur Pengembangan ... 39

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 44

(12)

xii

E. Instrumen Penelitian ... 45

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian... 50

1. Tahap Analisis ... 50

2. Tahap Design ... 57

3. Tahap Development ... 65

4. Tahap Implementation ... 69

5. Tahap Evaluation ... 71

B. Pembahasan ... 75

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN... 83

A. KESIMPULAN ... 83

B. SARAN ... 83

C. KETERBATASAN PENELITI ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Turunan Trigonometri ... 21

Tabel 2. Pedoman Penskoran Lembar Penilaian Ahli Materi, Ahli Media, Guru, dan Angket Respon Siswa ... 46

Tabel 3. Kriteria Penilaian 47 Tabel 4. Kriteria Validitas Produk Pengembangan ... 48

Tabel 5. Kriteria Kepraktisan Berdasarkan Respon Siswa ... 48

Tabel 6. Interval Presentasi Ketuntasan Belajar ... 49

Tabel 7. Hasil Analisis Kompetensi Dasar Materi Turunan Fungsi Trigonometri kelas XI IPA ... 52

Tabel 8. Hasil Validasi oleh Ahli Materi 1 dan ahli materi 2 ... 72

Tabel 9. Hasil Validasi oleh Ahli Media ... 72

Tabel 10. Data Hasil Angket Respon Siswa ... 73

Tabel 11. Data Hasil Angket Respon Guru ... 73

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik Perubahan Nilai dan ( )... 16

Gambar 2. Grafik ( ) = sin ... 17

Gambar 3. Grafik ( ) = cos ... 18

Gambar 4. Cover Depan LKS ... 67

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A... 91

Analisis Kurikulum Turunan Fungsi Trigonometri... 92

Lampiran B... 96

Kisi-kisi Lembar Penilaian RPP... 97

Deskripsi Lembar Penilaian RPP... 98

Lembar Penilaian RPP... 100

Kisi-kisi Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Materi... 104

Deskripsi Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Materi... 105

Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Materi... 106

Kisi-kisi Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Media... 111

Deskripsi Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Media... 112

Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Media ... 114

Kisi-kisi Lembar Penilaian LKS oleh Siswa... 117

Lembar Penilaian LKS oleh Siswa... 118

Kisi-kisi Lembar Penilaian LKS oleh Guru... 120

Deskripsi Lembar Penilaian LKS oleh Guru... 121

Lembar Penilaian LKS oleh Guru... 123

Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar... 125

Soal Tes Hasil Belajar... 142

Lampiran C... 145

Pengisian Lembar Penilaian RPP oleh dosen ahli 1... 146

Pengisian Lembar Penilaian RPP oleh dosen ahli 2... 150

Pengisian Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Materi 1... 154

Pengisian Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Materi 2... 158

Pengisian Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Media... 162

Pengisian Lembar Penilaian LKS oleh Siswa... 165

(16)

xvi

1... 169

Pengisian Lembar Penilaian Soal Tes Hasil Belajar oleh dosen ahli 2... 171

Pengisian Soal Tes Hasil Belajar... 173

Lampiran D 177 Hasil Analisis Penilaian RPP oleh Dosen Ahli 1... 178

Hasil Analisis Penilaian RPP oleh Dosen Ahli 2... 179

Hasil Analisis Penilaian LKS oleh Ahli Materi 1... 180

Hasil Analisis Penilaian LKS oleh Ahli Materi 2... 181

Hasil Analisis Penilaian LKS oleh Ahli Media 1... 182

Hasil Analisis Penilaian LKS oleh Guru... 183

Hasil Analisis Penilaian LKS oleh Siswa... 184

Lampiran E... 186

Surat Permohonan Validasi Instrumen... 187

Surat Permohonan Izin Penelitian FMIPA UNY... 190

Surat Permohonan Izin Penelitian BAPPEDA Klaten... 191

Surat Keterangan Penelitian SMA Negeri 3 Klaten... 192

Lampiran F... 193

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Materi Turunan Fungsi Trigonometri... 194 Lembar Kerja Siswa Materi Turunan Fungsi Trigonometri Berbasis Pendekatan Inquiry... 243

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja

untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun

kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan. Pendidikan dapat mengembangkan atau meningkatkan potensi

manusia melaui pengajaran dan pelatihan-pelatihan melalui proses

pembelajaran sehingga mampu menghadapi perubahan dari kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Pendidikan memegang peranan penting oleh

sebab itu perlu perhatian yang khusus dan penanganan yang lebih terhadap

kualitas maupun kuantitas pendidikan. Salah satu indikator keberhasilan

pendidikan dapat dilihat dari keberhasilan hasil belajar.

Menurut Sudjana (2001:22) hasil belajar merupakan kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menemukan pengalaman belajarnya. Jadi hasil

belajar menggambarkan kemampuan siswa menguasai suatu materi setelah

dilakukan pembelajaran. Sudjana (2010:22) menyatakan hasil belajar

diklasifikasikan secara garis besar menjadi 3 yaitu ranah kognitif, ranah

afektif dan ranah psikomotoris. Hal ini sesuai dengan penilaian dalam

Kurikulum 2013 yang tidak hanya menilai ranah kognitif saja tetapi juga

menilai ranah afektif dan psikomotorik. Hal ini tersirat di dalam KD dari KI

2, 3 dan 4.Dari ketiga ranah hasil belajar tersebut, guru lebih banyak

(18)

dikarenakan ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan siswa dalam

menguasai materi yang diajarkan. Oleh kareba itu, dalam penelitian ini

digunakan hasil belajar yang ditinjau dari ranah kognitif.

Menurut Purwanto (2007:102−106) keberhasilan siswa belajar

matematika dipengaruhi beberapa faktor yang dibedakan menjadi 2 golongan

yaitu:

a. Faktor yang ada pada organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individu, yang termasuk dalam faktor individu antara lain kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan latihan, motivasi dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial, yang termasuk faktor sosial ini antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, Guru, cara mengajarnya, alat – alat yang digunakan dalam belajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.

Dalam uraian di atas dijelaskan bahwa alat-alat yang digunakan dalam

belajar mempengaruhi keberhasilan siswa belajar. Salah satu alat yang

digunakan dalam belajar adalah bahan ajar. Menurut Amri & Ahmadi

(2010:159) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk

membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

kelas. Bahan ajar merupakan salah satu komponen yang harus ada didalam

proses belajar mengajar, karena bahan ajar merupakan acuan guru untuk

mengajarkan materi kepada siswa dan keberhasilan belajar ditentukan oleh

bahan ajar yang digunakan. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nomor.20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa

kewajiban guru sebelum mengajar adalah menciptakan suasana pendidikan

(19)

secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dengan kata lain

diperlukan bahan ajar agar dapat menciptakan suasana belajar yang di

inginkan. Guru wajib mempersiapkan bahan ajar yang dibutuhkan oleh siswa

agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena itu perlu

adanya bahan ajar yang berkualitas sehingga dapat mengoptimalkan

kemampuan siswa. Selain itu, bahan ajar yang digunakan sebaiknya sesuai

dengan kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2013. Bahan ajar yang

dibuat harus bersuasana santifik seperti yang telah diatur dalam

Permendikbud Tahun 2013 Nomor 65 selain itu pemerintah juga telah

membuat pedoman buku untuk mengajar dalam Permendikbud Tahun 2013

Nomor 71 tentang buku teks pelajaran dan buku penduan guru untuk

pendidikan dasar dan menengah sebagai pedoman guru membuat bahan ajar

untuk digunakan dalam pembelajaran.

Bahan ajar yang banyak digunakan untuk membantu proses pembelajaran

adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Prastowo (2011: 204) menyatakan bahwa

LKS merupakan bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang

berisi materi, ringkasan dan petunjuk petunjuk pelaksanaan tugas

pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa, yang mengacu pada

kompetensi dasar yang harus dicapai. LKS sebaiknya memperhatikan

karakteristik siswa dan memudahkan siswa dalam memahami materi. Hal ini

dikarenakan setiap tingkatan peserta didik memiliki karakteristik yang

(20)

tidak semua bahan ajar yang dikembangkan oleh beberapa lembaga cocok

untuk siswa.

Berdasarkan hasil studi dokumentasi Lembar Kerja Siswa yang digunakan

oleh guru berupa rumus dan kumpulan soal-soal, tidak ada langkah yang

membantu siswa untuk dapat mengkonstruksi pemahaman dari materi yang

diajarkan. Untuk beberapa kasus hal ini tidak menjadi masalah akan tetapi

pada umumnya siswa akan sulit memahami materi. Sulitnya memahami

materi yang diajarkan mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Hasil

belajar menggambarkan kemampuan siswa menguasai suatu materi setelah

dilakukan pembelajaran. Salah satu cara untuk dapat menguasai materi yaitu

dari pengalaman yang didapatkan oleh siswa. Berdasarkan Peraturan

Permendikbud Tahun 2013 Nomor 65 tentang standar proses salah satu

prinsip pembelajaran dikelas ialah dari peserta didik diberitahu menuju

peserta didik diberitahu. Oleh karena itu, salah satu pendekatan yang dapat

digunakan untuk belajar dari pengalaman yaitu dengan pendekatan inquiry.

Pendekatan inquiry memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang nyata

dan aktif kepada siswa, sehingga siswa mudah untuk memahami materi dan

meningkatkan hasil belajar siswa.

Lembar Kerja Siswa yang digunakan juga belum sesuai dengan

karakteristik siswa SMA, hal ini terlihat dari design LKS yang berupa

ringkasan materi dan latihan soal dimana tidak memberikan kesempatan

siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Menurut Piaget

(21)

2013: 130). Penalaran formal ditandai dengan kemampuan berpikir tentang

ide-ide abstrak, menyusun ide-ide, menalar tentang apa yang akan terjadi.

Individu yang berada pada tahap operasi formal apabila dihadapkan kepada

sesuatu masalah, dapat merumuskan dugaan-dugaan atau hipotesis-hipotesis

tersebut. Dengan kata lain, individu yang berada pada tahap operasi formal

dapat terlibat dalam tipe penalaran hipotetiko-deduktif. Makna dari Penalaran

hipotetiko-deduktif disini mengandung konsep bahwa individu yang berada

pada tahap operasi formal dapat menyusun hipotesis (dugaan terbaik) tentang

cara untuk memecahkan problem dan mencapai kesimpulan secara sistematis.

Dengan demikian perlu dikembangkan LKS yang sesuai dengan karakteristik

siswa SMA yang berada tahap formal.

Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam mata pelajaran

matematika yang sesuai dengan karakteristik siswa SMA adalah pendekatan

inquiry. Inquiry berasal dari kata “inquire” yang artinya mencari atau

mempertanyakan. Pendekatan inquiry telah diperkenalkan sejak tahun 1970

sebagai suatu metode. Secara umum, inquiry merupakan proses yang

bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan

pertanyaan yang relevan, merencanakan penyelidikan atau investigasi,

mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen

dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan

menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan

hasilnya. Pendekatan inquiry merupakan penanaman dasar berfikir ilmiah

(22)

kreativitas dalam memecahkan masalah. Dalam pembelajaran dengan

pendekatan inquiry siswa sebagai subyek belajar dan guru sebagai

pembimbing dan fasilitator. Siswa akan diarahkan guru untuk

mempergunakan atau mengkomunikasikan ide-ide matematikanya, konsep,

dan keterampilan yang sudah dipelajari untuk menemukan suatu pengetahuan

yang baru yaitu berupa konsep atau prinsip matematika.

Materi matematika yang dapat didekati dengan pendekatan inquiry salah

satunya turunan fungsi trigonometri. Berdasarkan penjelasan sebelumnya

maka perlu dikembangkan bahan ajar berbasis inquiry pada materi turunan

fungsi trigonometri untuk meningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA

semester 2.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat diambil identifikasi masalah

seperti dibawah ini:

1. LKS yang digunakan guru berisi ringkasan materi dan soal-soal

2. LKS yang digunakan oleh guru saat ini belum sesuai dengan karakteristik

siswa SMA yang berada pada tahap formal.

3. LKS yang digunakan, menggunakan metode yang belum sesuai dengan

karakteristik siswa SMA.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada pengembangan LKS berbasis inquiry yang

digunakan untuk pembelajaran matematika materi turunan fungsi

(23)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat diambil rumusan

masalah: bagaimana mengembangkan bahan ajar matematika berupa LKS

pada materi turunan fungsi trigonometri dengan pendekatan inquiry terhadap

peningkatan hasil belajar ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan dan

keefektifan.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tujuan yang ingin dicapai secara umum

yaitu menghasilkan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)

matematika materi turunan fungsi trigonometri dengan pendekatan inquiry

terhadap peningkatan hasil belajar yang valid, praktis dan efektif.

F. Manfaat Penelitian

Pengembangan bahan ajar berupa LKS dengan pendekatan inquiry pada

materi turunan fungsi trigonometri untuk siswa SMA ini mempunyai manfaat

sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. LKS ini dapat digunakan oleh siswa sebagai salah satu sumber

belajar

b. LKS ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan semangat

peserta didik dalam belajar matematika

c. LKS matematika berbasis inquiry ini diharapkan dapat

(24)

2. Bagi guru mata pelajaran

a. LKS ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bahan ajar

b. LKS ini akan mempermudah guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran di kelas dan membimbing siswa dalam

mengkonstruksi pengetahuannya.

3. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan kualitas pendidikan matematika dan sebagai

alternatif dalam menyajikan materi.

b. Sebagai masukan untuk menentukan kebijakan dalam memilih

ragam inovasi pembelajaran untuk membuat dan mengembangkan

bahan ajar sesuai dengan situasi dan kondisi siswa serta potensi

yang ada di sekolah.

4. Bagi Peneliti

Dapat memberikan pengalaman baru untuk bahan ajar dengan

pendekatan inquiry sebagai bekal untuk pembelajaran matematika di

(25)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori 1. Belajar

Menurut Hamalik (2001:27) belajar adalah suatu proses untuk

mencapai tujuan, jadi belajar merupakan langkah-langkah atau prosedur

yang ditempuh.

Hilgard & Brower mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam

perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman (Hamalik, 2002:45).

Menurut Gagne (2006:2) belajar didefinisikan sebagai suatu proses

dimana suatu organisai berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Menurut Dahar (2006:3) belajar dihasilkan dari pengalaman dengan

lingkungan yang didalamnya terjadi hubungan-hubungan antara

stimulus-stimulus dan respon-respon. Pengalaman yang didapatkan dari

stimulus dan respon tersebut akan terbentuk ide atau konsep dibenak

siswa.

Menurut Skemp (1971:23) konsep adalah suatu ide. Oleh karena itu

pemahaman siswa terbentuk dengan baik apabila konsep atau suatu ide

tersebut dibentuk sendiri oleh siswa. Menurut skemp (1971:19−20)

siswa membentuk konsepnya dengan mengklasifikasikan informasi yang

didapat kemudian mengabstrasikan informasi yang didapat.

Menurut Hudojo suatu konsep matematika adalah suatu ide abstrak

(26)

peristiwa-peristiwa serta mengklarifikasikan apakah obyek-obyek dan

peristiwa-peristiwa itu termasuk atau tidak termasuk kedalam ide abstrak

tersebut.

Dari beberapa pengertian belajar maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses untuk mengkonstruksi pemahaman.

2. Hasil Belajar

Tujuan pembelajaran yang dilakukan di sekolah bertujuan agar

siswa berhasil menguasai materi sesuai indikator yang telah ditetapkan.

Menurut Djamarah (2002:141) hasil belajar adalah perubahan yang

terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh

individu.

Hasil belajar siswa selama pembelajaran dapat diketahui dari

beberapa aspek. Menurut Sudjana (2010:22) mengklasifikasikan hasil

belajar secara garis besar menjadi:

a. Ranah Kognitif

Berhubungan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri kognitif tingkat rendah (pengetahuan/ingatan, pemahaman) dan kognitif tingkat tinggi (aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi)

b. Ranah Afektif

Berhubungan sifat yang terdiri atas aspek penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan ternalisasi

c. Ranah Psikomotoris

(27)

Menurut Purwanto (2007: 102-106) keberhasilan siswa belajar

matematika dipengaruhi beberapa faktor yang dibedakan menjadi 2

golongan yaitu:

a. Faktor yang ada pada organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individu, yang termasuk dalam faktor individu antara lain kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan latihan, motivasi dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial, yang termasuk faktor sosial ini antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru, cara mengajarnya, alat – alat yang digunakan dalam belajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.

Menurut Sudjana (2010:40) hasil belajar siswa dipengaruhi oleh

dua faktor yaitu:

a. Faktor Utama

Faktor utama merupakan faktor yang berasal dari diri siswa yang berupa kemampuan yang dimiliki. Menurut Caroll yang berkaitan dengan kemampuan individu adalah bakat pelajar, waktu yang tersedia untuk belajar, waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran serta kemampuan individu.

b. Faktor Lingkungan sekolah atau faktor yang akan datang dari luar diri siswa. Salah satu contoh faktor lingkungan ialah kualitas pembelajaran. Salah satu faktor lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pembelajaran. Kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses-proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.

Dari pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan hasil yang didapatkan oleh siswa dalam bentuk tingkat

penguasaan siswa pada materi yang diajarkan. Dari ketiga ranah hasil

belajar tersebut, guru lebih banyak menggunakan ranah kognitif sebagai

penilaian hasil belajar. Hal ini dikarenakan ranah kognitif berhubungan

(28)

Berdasarkan Permendikbud No 104 tahun 2014 ada 3 tujuan penilaian

hasil belajar yaitu

a. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi; b. menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi;

c. menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi; dan

d. memperbaiki proses pembelajaran.

Penilaian dalam Kurikulum 2013 tidak hanya menilai ranah

kognitif saja tetapi juga menilai ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Hal ini dijelaskan pada permendikbud nomor 24. Tujuan kurikulum

mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)

sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Ranah psikomotorik

dinilai dari keterampilan berpikir siswa dalam menyelesaikan soal-soal

aplikasi dari materi yang dipelajari. Sedangkan ranah kognitif dinilai dari

beberapa aspek. Bloom membagi tipe hasil belajar pada aspek kognitif

menjadi enam yaitu pengetahuan hafalan, pemahaman atau komprehensi,

penerapam aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Hasil belajar dinilai

dari ketercapaian KD pada materi yang dipelajari.

Berdasarkan Permendikbud Tahun 2014 Nomor 104 ada 3 cara

penilaian kemampuan kognitif :

a. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen

b. uraian dilengkapi pedoman penskoran. c. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.

d. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan

(29)

3. LKS Sebagai Bahan Ajar

Menurut Amri & Ahmadi (2010:159) bahan ajar adalah segala

bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Jenis-jenis bahan ajar

menurut Amri & Ahmadi (2010:161) sebagai berikut :

1) Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed), antara

lain: handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,

wallchart, foto, gambar, dan non cetak (not printed) seperti model/

maket.

2) Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan

compact disk audio.

3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact

disk, film.

4) Bahan ajar multimedia interaktif seperti CAI (Computer Assisted

Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif,

dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

LKS merupakan bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas

yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk petunjuk pelaksanaan tugas

pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa, yang mengacu pada

kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2011:204). Setiap

pendidik dalam menyiapkan LKS harus memperhatikan beberapa

persyaratan penyusunan LKS sehingga kompetensi dasar yang harus

(30)

menyusun LKS yang baik apabila memiliki kemampuan dan

keterampilan yang cukup.

Majid (2006: 176) mengemukakan bahwa lembar kegiatan siswa

(student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus

dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan siswa memuat petunjuk

atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang didasari

oleh suatu kompetensi dasar yang akan dicapai. Tugas-tugas dalam

lembar kegiatan siswa dapat berupa tugas teoritis maupun tugas praktis.

Tugas teoritis misalnya berupa tugas membaca, sedangkan tugas praktis

berupa aktivitas atau kerja lapangan.

Dari beberapa pengertian LKS yang disampaikan oleh ahli dapat

disimpulkan LKS adalah salah satu bahan ajar yang berbentuk

lembaran-lembaran kegiatan yang memudahkan siswa untuk memahami materi

yang diajarkan, yang dapat menfasilitasi siswa belajar. Berdasarkan

pengertian sebelumnya belajar adalah mengkonstruksi pemahaman. Jadi

LKS yang dapat mengkonstruksi pemahaman siswa adalah LKS yang

dilengkapi langkah-langkah yang dapat membantu siswa

mengkalsifikasikan informasi yang didapatkan. Selain langkah-langkah,

LKS juga harus berisi latihan soal untuk mengevaluasi pemahaman yang

telah didapatkan.

4. Materi Turunan Fungsi Trigonometri

Turunan fungsi trigonometri merupakan materi pembelajaran yang

(31)

2013 revisi 2014 yaitu Peraturunan Pemerintah Tahun 2014 No 24, KI

dan KD yang harus dicapai oleh siswa adalah sebagai berikut :

a. Kompetensi Inti yang harus dicapai siswa dalam silabus matematika

adalah:

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan

pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dalam silabus

(32)

3.10 Mendeskripsikan konsep turunan fungsi trigonometri untuk

menurunkan sifat-sifatnya serta menggunakannya dalam

memecahkan masalah

3.11 Menganalisis konsep dan sifat turunan fungsi trigonometri dan

menerapkannya untuk menentukan titik stasioner (titik

maksimum, titik minimum dan titik belok)

4.9 Merencanakan dan melaksanakan strategi yang efektif dan

menyajikan model matematika dalam memecahkan masalah

nyata tentang fungsi trigonometri.

4.10 Menyajikan dan memecahkan masalah nyata yang berkaitan

dengan turunan fungsi trigonometri

Untuk mencapai kompetensi tersebut maka materi yang harus

[image:32.595.229.392.466.627.2]

dipelajari melingkupi:

Gambar 1.Grafik Perubahan Nilai dan ( )

Titik A ( , ) dan titik B ( , ), dimana = dan = + ℎ.

(33)

Apabila semakin mendekati pada selang yang semakin sempit

seperti gambar grafik diatas dan hampir tidak ada jarak maka laju

perubahan dapat dituliskan

lim →

( + ℎ) − ( )

+ ℎ − ℎ

Laju perubahan sesaat fungsi = ( ) diperoleh jika ℎ mendekati 0

sebagai berikut:

lim ( ) ( ) dengan syarat limitnya ada.

Turunan fungsi sinus, cosinus, tangen, cotangen, secan dan cosecan

dapat dicari dengan menggunakan laju perubahan sesaat. (Larson &

David, 590:2009), (Wirodikromo, 2007:254-256)

[image:33.595.202.461.446.608.2]

1. Turunan Sinus Grafik fungsi sinus

Gambar 2.Grafik ( ) = Turunan fungsi = sin adalah

( ) = lim →

( + ℎ)− ( )

( ) = lim

sin( + ℎ) −sin( )

(34)

( ) = lim →

sin( + ℎ) −sin( )

( + ℎ)−

( ) = lim

sin cosℎ+ cos sinℎ −sin

( ) = lim

( ) = lim →

cos sinℎ+ sin ( cosℎ −1)

( ) = lim + lim ( )

( ) =

lim cos . lim + lim sin . lim ( )

( ) = cos . ( 1) + sin . ( 0)

( ) = cos

[image:34.595.196.485.103.633.2]

2. Turunan Cosinus Grafik fungsi cosinus

Gambar 3.Grafik ( ) = Turunan fungsi = cos adalah

( ) = lim →

( + ℎ)− ( )

( ) = lim

cos( + ℎ)−cos( )

(35)

( ) = lim →

cos( + ℎ)−cos( )

( + ℎ) −

( ) = lim

cos cosℎ −sin sinℎ −cos

( ) = lim

−sin sinℎ+ cos cosℎ −cos

( ) = lim

−sin sinℎ+ cos ( cosℎ −1)

( ) = lim

→ −sin . lim→ sinℎ

ℎ + lim→ cos . lim→

cosℎ −1 ℎ

( ) = −sin . ( 1) + cos . ( 0)

( ) = −sin

3. Turunan Tanngen

= sin = cos

= cos = −sin

= . .

= cos ( cos )−sin (−sin )

( cos )

= cos + sin

cos

= 1

cos = sec

4. Turunan Cosecan

= 1 = sin

= 0 = cos

(36)

= 0( sin ) −1( cos ) sin

= 0−cos

sin

= −cos

sin

= −

sin .

1 sin

= −cot cosec

5. Turunan Secan

= 1 = cos

= 0 = −sin

= − ′

= 0( cos ) −1(−sin ) cos

= 0 + sin

cos

= sin

cos

= sin

cos .

1 cos

= tan sec

6. Turunan Cotangen

= cos = sin

= −sin = cos

(37)

= − sin ( sin ) −( cos ) ( ) sin

= −sin −cos

sin

= −( sin + cos )

sin

= −1

sin

= −

Di bawah ini tabel turunan fungsi trigonometri

Tabel.1. Turunan Trigonometri

( ) ′( )

cos −sin

sec −

sec . tan

− . cot

Dibawah ini adalah rumus aturan rantai dalam turunan fungsi

Jika ( ) = { ( ) } , dengan ( ) adalah fungsi dari yang

mempunyai turunan ′( ) dan adalah bilangan real, maka

( ) = { ( ) } . ′( )

5. Inquiry

Inkuiri berasal dari kata “inquire” yang artinya mencari atau

mempertanyakan. Secara umum, inkuiri merupakan proses yang

bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan

(38)

mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau

eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data,

menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan

mengkomunikasikan hasilnya.

Menurut Suryani & Agung (2012) pembelajaran inkuiri siswa akan

dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari dan

dicermati sehingga dibutuhkan bahan ajar sebagai penunjangnya.

Berdasarkan komponen-komponen dalam proses inkuiri yang

meliputi topik masalah, sumber masalah atau pertanyaan, bahan,

prosedur atau rancangan kegiatan, pengumpulan dan analisis data serta

pengambilan kesimpulan membedakan inkuiri menjadi lima tingkat yaitu

a. Praktikum (tradisional hands-on)

Praktikum (tradisional hands-on) merupakaninkuiri yang paling

sederhana. Guru menyediakan topik sampai kesimpulan yang harus

ditemukan oleh siswa. Pada tingkat ini komponen esensial dari

inkuiri yakni pertanyaan atau masalah tidak muncul, praktikum tidak

termasuk kegiatan inkuiri

b. Pengalaman sains terstruktur (structured science)

Guru menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan

analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa

c. inkuiri terbimbing (guided inquiry)

Siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan prosedur,

(39)

berperan sebagai fasilitator untuk menentukan topik, pertanyaan dan

bahan penunjang.

d. inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry)

Pada tingkatan tipe inkuiri ini guru hanya sebagai fasilitator dan

pembimbing sedangkan siswa menentukan atau memilih dan

melaksanakan proses dari komponen inkuiri.

e. penelitian siswa (student research).

Pembelajaran dengan inkuiri memacu keinginan siswa untuk

mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga

menemukan jawaban. Siswa juga belajar memecahkan masalah secara

mandiri dan memiliki keterampilan berpikir kritis karena mereka harus

selalu menganalisis dan menangani informasi (Nurhadi, 2004:123).

Inkuiri memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan

aktif kepada siswa. Siswa diharapkan mengambil inisiatif. Mereka dilatih

bagaimana memecahkan masalah, membuat keputusan, dan memperoleh

keterampilan. Inkuiri memungkinkan terjadinya integrasi berbagai

disiplin ilmu. Inkuiri melibatkan pula komunikasi (Nurhadi, 2004: 124).

Menurut Sanjaya (2009: 201-205) penggunaan inquiry harus

memenuhi beberapa prinsip. Prinsip-prinsip penggunaan inquiry didalam

pembelajaran yaitu intelektual, prinsip interaksi, prinsip bertanya,

prinsip belajar untuk berpikir, prinsip keterbukaan.

Secara umum proses pembelajaran inquiry mengikuti

(40)

a. Orientasi, pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif.

b. Merumuskan masalah, merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka teki.

c. Merumuskan hipotesis, hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara,

hipotesis perlu diuji kebenarannya.

d. Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

e. Menguji hipotesis proses menentukan jawaban yang diaggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh

berdasarkan pengumpulan data

f. Merumuskan kesimpulan, merupakan proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Menurut Khoirul Anam ada 5 prinsip dalam inquiry. Prinsip-prinsip

tersebut yaitu:

a. Berorientasi pada pengembangan intelektual

b. Prinsip interaksi

Pembelajaran yang dilaksanakan tidak menjadikan guru

sebagai sumber belajar tetapi sebagai pengatur lingkungan atau

interaksi. Interaksi dapat berupa interaksi siswa dengan guru,

(41)

c. Prinsip bertanya

Guru memberikan pertanyaan yang akan membimbing

siswa untuk dapat mengkonstruksi pemahaman siswa mengenai

materi yang dipelajari

d. Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sebuah fakta akan tetapi

juga merupakan proses berpikir yang akan mengembangkan otak

kanan dan kiri. Berpikir mengenai bagaimana mencari kebenaran

dari fakta tersbut.

e. Prinsip keterbukaan

Anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba segala

kemungkinan. Hal ini karena belajar merupakan proses mencoba

berbagai kemungkinan dengan prinsip segala sesuatu mungkin saja

terjadi.

Pemahaman yang didapat dari pengalaman akan bertahan lama dan

meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dibutuhkan bahan ajar dengan pendekatan yang sesuai

dengan karakteristik siswa. Pendekatan inquiry menuntut siswa aktif dan

menemukan sendiri konsep dari materi yang diberikan. Siswa dapat

menemukan konsep dari materi yang dipelajari dengan berdiskusi dengan

teman yang lain. Siswa SMA belum bisa memaksimalkan kemampuan

berpikir pada tahap formal secara maksimal, diperlukan bantuan untuk

(42)

formal. Oleh karena itu pendekatan inquiry yang digunakan adalah

guided inquiry dimana guru menjadi fasilitator.

Dari uraian di atas diharapkan dengan penerapan pendekatan guide

inquiry dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa, karena siswa

diberikan kemudahan dalam menyelesaikan persoalan secara kelompok,

dengan demikian efektifitas belajar siswa menjadi maksimal, sehingga

apa yang diharapkan oleh guru dapat tercapai. LKS dengan pendekatan

guide inquiry berisi langkah-langkah yang membantu siswa untuk

memahami materi yang dipelajari, hal ini dapat diawali dengan

memberikan siswa permasalahan yang harus diamati oleh siswa,

kemudian mendorong siswa membuat jawaban sementara dari

permasalah yang disajikan, menguji jawaban sementara tersebut dengan

informasi yang diperoleh dan yang terakhir merumuskan kesimpulan.

6. Kualitas LKS

Kualitas LKS yang digunakan dalam pembelajaran tentu akan

mempengaruhi proses dan hasilnya. Oleh karena itu untuk membuat LKS

yang baik perlu memperhatikan beberapa hal. Menurut Nieveen

(1999:125) kualitas LKS dapat dilihat dari 3 aspek yaitu aspek validitas,

aspek kepraktisan dan aspek keefektifan.

a. Aspek Kevalidan

Suatu produk dikatakan valid apabila materi (kurikulum yang

dimaksut) harus dipertimbangkan dengan baik. Komponen serta

(43)

komponen yang berhubungan harus konsisten (construct validity)

(Nieveen, 1999: 127)

b. Aspek Kepraktisan

Suatu produk memiliki kepraktisan yang tinggi apabila guru dan

ahli menganggap bahwa produk dapat bermanfaat bagi pengguna dan

mudah untuk guru dan peserta didik untuk menggunakan produk di

lapangan sesuai dengan niat pengembang (Nieveen, 1999: 127)

c. Aspek Keefektifan

Keefektifan suatu produk dapat tercapai apabila peserta didik

mengapresiasi kegiatan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman

belajarsehingga dapat mempengaruhi hasil evaluasi formatif sesuai

dengan yang diharapkan (Nieveen, 1999: 127-128).

Menurut Darmodjo & Kaligis (1992: 41-46), LKS yang baik

seharusnya disusun dengan memenuhi 3 syarat yaitu

1. Syarat Didaktik

Syarat didaktik berhubungan dengan LKS yang mengikuti

asas-asas pembelajaran efektif di kelas. Asas-asas-asas tersebut antara lain:

a) Memperhatikan perbedaan individu sehingga dapat digunakan

oleh seluruh siswa dengan kemampuan yang berbeda;

b) Menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep

sehingga berfungsi sebagai petunjuk bagi siswa untuk mencari

(44)

c) Memiliki variasi stimulan melalui berbagai media dan kegiatan

siswa sehingga dapat memberikan kesempatam kepada siswa

untuk menulis, menggambar, berdialog dengan temannya,

menggunakan alat, menyentuh benda nyata dan sebagainya;

d) Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,

moral dan estetika pada diri anak, sehingga tidak hanya

ditunjukkan untuk mengenal fakta dan konsep akademis;

e) Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan

pengembangan pribadi siswa

2. Syarat Kontruksi

Syarat kontruksi berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan

kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran dan kejelasan dalam LKS yang

meliputi:

a) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan

siswa;

b) Menggunakan struktur kalimat yang jelas

c) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat

kemampuan siswa.

d) Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, pertanyaan

dianjurkan isian jawabannya merupakan hasil dari pengolahan

informasi, bukan mengambil dari perbendaharaan pengetahuan

(45)

e) Mengacu pada sumber belajar yang masih dalam kemampuan

dan keterbacaan siswa

f) Menyediakan ruang yang cukup untuk memberi keluasaan pada

siswa untuk menulis maupun menggambarkan hal-hal yang

ingin siswa sampaikan dengan memberi bingkai tempat menulis

dan menggambar jawaban

g) Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek

h) Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata

i) Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber

motivasi

j) Mempunyai identitas untuk mempermudahkan administrasi,

misalnya kelas, mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama

anggota kelompok dan sebagainya.

3. Syarat Teknis

Syarat teknis berhubungan dengan tulisan, gambar dan

penampilan LKS. Berikut penjelasannya:

a) Tulisan

Tulisan dalam LKS harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

1) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf

latin

(46)

3) Menggunakan bingkai untuk membedakan pertanyaan dan

jawaban

4) Perbandingan antara huruf dan gambar serasi.

b) Gambar

Gambar didalam LKS harus mendukung kejelasan konsep.

c) Penampilan

Penampilan ini meliputi ukuran LKS, desain, tata letak dan

ilustrasi harus dibuat menarik.

Menurut permendikbud Tahun 2013 Nomor 71 dijelaskan bahwa

buku teks termasuk LKS dinyatakan baik dan layak apabila memenuhi

empat aspek kriteria kelayakan yaitu:

a. Kelayakan Isi

Kelayakan isi ditinjau dari:

 kesesuaian isi materi dengan Kompetensi Dasar (KD)

 keakhuratan materi

 kemitakhiran materi

 potensi memunculkan keingintahuan.

b. Kelayakan bahasa

Kelayakan bahasa ditinjau dari:

 kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia

 ketepatan kepenggunaan istilah dan simbol

(47)

 kesesuaian dengan perkembangan siswa.

c. Kelayakan Penyajian

Kelayakan penyajian ditinjau dari:  teknik penyajian

 pendukung penyajian

 penyajian pembelajaran.

d. Kelayakan Grafika

Kelayak grafika dapat ditinjau dari:  design sampul

 design isi.

Dari uraian di atas, dalam pengembangan dalam penelitian ini

dikembangkan LKS yang baik dengan kualifikasi :

1. Aspek Kevalidan

LKS dengan pendekatan inquiry diakatakan valid apabila

memenuhi kriteria dari validator yang ,menyatakan bahwa LKS layak

digunakan dengan revisi atau tanpa revisi berdasarkan landasan teoritik

yang kuat. LKS ini valid dengan memenuhi syarat konstruksi, syarat

teknis, kualitas materi LKS dan kesesuaian dengan pendekatan inquiry.

2. Aspek Kepraktisan

Aspek kepraktisan dalam LKS ini diambil dari pengertian

kepraktisan menurut Nieveen (1999: 127). Kepraktisan dinilai dari

(1)praktisi atau ahli dapat menyatakan bahwa LKS yang dikembangkan

(48)

lapangan. Berdasarkan hal tersebut maka LKS dengan pendekatan

inquiry dikatakan praktis apabila guru dan siswa memberikan respon baik

terhadap manfaat dan kemudahan penggunaan LKS.

3. Aspek Keefektifan

Aspek keefektifan dalam LKS ini diambil dari pengertian

keefektifan menurut Nieveen (1999: 127). Keefektifan LKS dinilai dari (1) pengalaman menggunakan LKS (2) penggunaan LKS memberikan

hasil yang sesuai dengan harapan. Berdasarkan hal tersebut maka LKS

yang dikembangkan dikatakan efektif apabila minimal persentase

ketuntasan belajar siswa termasuk dalam kategori baik.

Dari uraian diatas pula instrumen penilaian LKS pada penelitian ini

disusun sebagai berikut:

1. Penilaian LKS oleh ahli materi

Terdapat 3 aspek dan 10 indikator yang dirumuskan berdasarkan syarat

didaktik yaitu:

a. Aspek kesesuaian LKS dengan pendekatan inquiry dengan indikator

penilaian yaitu perumusan masalah, prakiraan dan pemeriksaaan

hasil jawaban atau hipotesis dan penyimpulan.

b. Aspek kelayakan isi dengan indikator penilaian yaitu kebenaran

konsep turunan fungsi trigonometri, keruntutan materi, keakuratan

(49)

c. Aspek kesesuaian LKS dengan tujuan belajar dengan indikator

penilaian yaitu pemahaman matematika siswa, kemampuan

pemecahan masalah siswa, dan fasilitas kerja sama antar siswa.

2. Penilaian LKS oleh ahli media

Terdapat 3 aspek dan 8 indikator yang dirumuskan berdasarkan syarat

konstruksi dan syarat teknis yaitu:

a. Aspek kesesuaian tampilan LKS dengan indikator penilaian yaitu

penggunaan huruf pada LKS, desain LKS

b. Aspek keterbacaan LKS dengan indikator penilaian yaitu

penggunaan bahasa, penggunaan kalimat, penggunaan gambar, dan

penggunaan spasi

c. Aspek kesesuaian cover LKS dengan indikator penilaian yaitu warna

pada cover LKS, dan desain cover LKS.

3. Penilaian LKS oleh guru

a. Aspek kesesuaian isi dengan indikator materi LKS dan penyajian

materi

b. Aspek kesesuaian dengan pengembangan siswa dengan indikator

penilaian sikap kerjasama dan hasil belajar

c. Aspek kebahasaan dan kegrafikan dengan indikator penilaian bahasa

dan kalimat LKS serta gambar atau ilustrasi materi

d. Aspek keefektifan penggunaan dengan indikator penilaian manfaat

LKS dalam pembelajaran

(50)

a. Aspek kesesuaian penggunaan bahasa dan kalimat serta tampilan

LKS dengan indikator penilaian kesederhanaan bahasa,kejelasan

kalimat, dan kesesuaian tampilan

b. Aspek penggunaan LKS dalam pembelajaran dengan indikator

penilaian kemudahan menggunakan LKS, kerjasama antar siswa

dalam penggunaan LKS, dan kepuasan penggunaan LKS

c. Aspek materi LKS dengan indikator penilaian kesesuaian LKS

dengan materi pembelajaran

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini mengenai pengembangan bahan ajar berbasis pendekatan

inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri pada materi turunan fungsi

trigonometri untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA, berkaitan

dengan hal ini ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang

dilakukan.

Penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Permatasari (2012) yang berjudul

“pengembangan student worksheet berbasisi penemuan terbimbing pada

materi trigonometri untuk siswa SMA RSBI kelas X”. Penelitian yang

dilakukan menggunakan model pengembangan ADDIE dengan tujuan

penelitian menghasilkan LKS yang valid, praktis dan efektif.

Penelitian yang relevan kedua adalah penelitian dari Noor dengan judul

(51)

untuk menfasilitasi pemahaman konsep materi sistem persamaan linear dua

variabel”. Penelitian yang dilakukan menggunakan model pengembangan

ADDIE dengan tujuan menghasilkan LKS matematika berbasis inkuiri

terbimbing untuk menfasilitasi pemahaman konsepmateri sistem persamaan

linear dua variabel yang valid, praktis dan efektif. LKS valid dengan

mendapatkan skor 78,48%. LKS praktis dengan mendapatkan skor77,75%

dan dikatakan efektif karena persentase ketuntasan belajar siswa sebesar

75%serta evaluasi pemahaman konsep siswa sebesar 77,6%.

Penelitian yang relevan ketiga dari Hidayah (2015) dengan judul

“pengembangan modul matematika berbasis inkuiri terbimbing pada materi

Persamaan Linear Satu Variabel (Plsv) untuk siswa SMP/MTs kelas VII”.

Penelitian yang dilakukan menggunakan model pengembangan modifikasi

dari model pengembangan Borg & Gall dengan tujuan menghasilkan produk

modul matematika berbasis inkuiri terbimbing pada materi Persamaan Linear

Satu Variabel (PLSV) menjadi produk yang valid dan efektif.

Penelitian yang relevan keempat adalah penelitian dari Dinata &

Khabibah dengan judul “pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan

komik untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi

irisan bangun ruang pada siswa kelas X-8 sman 8 surabaya”. Penelitian yang

dilakukan menggunakan model pengembangan 4D. Penelitian ini bertujuan

untuk menghasilkan LKS dengan kualifikasi valid dan efektif terhadap

peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. LKS valid dengan

(52)

belajar siswa sebesar 63,16% danmeningkatkan motivasi belajar siswa

sebesar 1,7426.

Dari penelitian sebelumnya didapatkan hasil bahwa inquiry

meningkatkan konsep dan hasil belajar siswa. Adapun perbedaan penelitian

yang dilakukan dari ke empat penelitian yang relevan tersebut adalah

penelitian yang dilakukan menekankan pada pengembangan bahan ajar

berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis pendekatan inquiry pada materi

turunan fungsi trigonometri untuk siswa kelas XI IPA. Penelitian yang

dilakukan menggunakan model pengembangan ADDIE, dengan tujuan

menghasilkan LKS yang valid, praktis dan efektif.

C. Kerangka Berpikir

Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan

pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang banyak digunakan adalah LKS.

LKS yang digunakan sebaiknya memperhatikan karakteristik siswa dan

memudahkan siswa dalam memahami materi. Hal ini dikarenakan setiap

tingkatan peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Perkembangan kognitif siswa SMA termasuk dalam tahap formal,

dimana sudah dapat menyusun hipotesis (dugaan terbaik) tentang cara untuk

memecahkan problem dan mencapai kesimpulan secara sistematis.

Berdasarkan Permendikbud Tahun 2013 Nomor 65 tentang standar proses

salah satu prinsip pembelajaran dikelas ialah dari peserta didik diberitahu

(53)

dapat diterapkan dalam mata pelajaran matematika yang sesuai dengan

karakteristik siswa SMA adalah pendekatan inquiry.

. Secara umum, inquiry merupakan proses yang bervariasi dan meliputi

kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan,

merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah

diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan

alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta

membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. Dengan demikian perlu

dikembangkan LKS dengan pendekatn inquiry yang sesuai dengan

karakteristik siswa SMA yang berada tahap formal. Langkah-langkah inquiry

tersirat di dalam LKS dimana terdapat langkah-langkah yang akan membantu

siswa mengkonstruksi sendiri pemahamannya, setiap akhir topik diberikan

latihan soal untuk mengevaluasi pemahaman yang didapatkan. Sehingga LKS

dengan pendekatan inquiry dapat meningkatkan hasil belajar.

D. Pertanyaan Penelitian

a. Bagaimana materi turunan fungsi trigonometri untuk SMA? b. Bagaimana karakteristik siswa SMA?

c. Bagaimana design LKS untuk anak-anak SMA? d. Bagaimana design LKS dengan pendekatan inquiry?

e. Bagaimana LKS inquiry yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi turunan fungsi trigonometri?

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN

A. Metode Penelitian Pengembangan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

Metode penelitian dan pengembangan adalah metode yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut

(Sugiyono, 2000: 407).

Menurut Gall model pengembangan pendidikan berdasarkan pada

industri yang menggunakan temuan-teuan penelitian dalam merancang

produk dan prosedur baru (Emzir, 2012:263).

Menurut Richey & Klein (2007:1) mendefinisikan desain dan

pengembangan sebagai berikut :

The systematic study of design, development and evaluation processes with the aim of establishing an empirical basis for the creation of instructional and noninstructional products and tools and new or enhanced models taht govern their development.

Produk yang dihasilkan tidak selalu berupa benda atau perangkat

keras tetapi juga dapat berupa perangkat lunak seperti program komputer

untuk pengolahan data pembelajaran di kelas, perpustakaan dll. Model

pengembangan penelitian yang digunakan pada penelitian pengembangan ini

adalah model pengembangan ADDIE. Model pengembangan ini meliputi 5

(55)

B. Prosedur Pengembangan

Tahap-tahap penelitian pengembangan LKS yang dilakukan sebagi berikut.

1. Analysis

Tahap awal dalam model pengembangan adalah tahap analisis. Pada

tahap ini peneliti melakukan analisis kebutuhan, kurikulum, dan

karakteristik siswa. Analisis yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai

berikut:

a. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan yang dilakukan yaitu mengumpulkan

informasi tentang perangkat pembelajaran apa yang perlu untuk

dikembangkan. Pengumpulan informasi ini dilakukan dengan

wawancara terhadap guru matematika SMA Negeri 3 Klaten.

Pada analisis ini, dilakukan pengkajian pada aspek-aspek untuk

membuat dan mengembangkan LKS yang baik, yaitu LKS yang

memenuhi aspek kelayakan isi, aspek kelayakan bahasa, aspek

kelayakan penyajian, aspek kelayakan kegrafikan. Dilakukan juga

analisis pada pendekatan inquiry yang menjadi dasar LKS yang

akan dikembangkan, sehingga akan didapat LKS matematika

berbasis inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri untuk

siswa SMA kelas XI IPA.

b. Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum dilakukan dengan mengkaji kurikulum

(56)

dianalisis adalah kompetensi dasar, kompetensi inti, metode,

bahan ajar, dan strategi pembelajaran. yang digunakan dalam

pembelajaran materi turunan fungsi trigonometri, SKL, dan

standar proses yang sesuai dengan kurikulum 2013.

c. Analisis Karakteristik Siswa

Analisis karakteristik siswa dilakukan untuk mengetahui

karakteristik siswa SMA kelas XI IPA secara umum mengenai

cara berpikir siswa SMA. Siswa SMA berada pada tahap

penalaran formal oleh karena itu pendekatan yang daat digunakan

adalah pendekatan inquiry. Hasil dari analisis ini akan digunakan

untuk menyusun peta konsep bahan ajar yang akan dikembangkan.

Analisis ini dilakukan dengan wawancara terhadap guru

matematika SMA, kajian teori, dan pengamatan saat

pembelajaran.

2. Design

Penyusunan desain adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan Desain Lembar Kerja Siswa (LKS)

Rancangan penelitian pengembangan LKS (Lembar Kerja Siswa)

matematika berbasis inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri

untuk siswa SMA kelas XI IPA dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

(57)

Judul Lembar Kerja Siswa (LKS) ditentukan berdasarkan

kompetensi dasar (KD), indikator-indikator, dan materi yang

tercantum dalam kurikulum.

2) Menentukan Desain LKS (Lembar Kerja Siswa)

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penulisan LKS

(Lembar Kerja Siswa) sebagai berikut:

a) Perumusan kompetensi dasar

b) Perancangan dari sisi media

c) Penyusunan topik materi

d) Menentukan bentuk evaluasi

b. Penyusunan Desain Instrumen

Hal ini bertujuan agar alat untuk menilai LKS yang dikembangkan

bisa benar-benar valid. Sebelum digunakan dalam penilaian LKS,

instrumen penilaian yang dikembangkan akan divalidasi terlebih

dahulu.

c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Hal ini bertujuan agar mempermudah penggunaan LKS dalam

pembelajaran. RPP yang disusun berisi pentunjuk-petunjuk

penggunaan LKS dan jumlah pertemuan.

3. Development

Pada tahap ini, akan dikembangkan LKS (Lembar Kerja Siswa)

matematika berbasis inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri untuk

(58)

dan revisi produk tahap I. Langkah-langkah pengembangan sebagai

berikut:

a. Pengembangan LKS:

a) Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi

yang akan memerlukan LKS. Hal ini dilakukan dengan cara

melihat materi pokok dan pengalaman dari materi yang akan

diajarkan, kemudian kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.

b) Menentukan Judul-Judul LKS

Judul LKS ditentukan atas kompetensi dasar (KD), materi

pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dari kurikulum.

c) Penulisan LKS, meliputi:

i. perumusan KD yang harus dikuasai,

ii. menentukan alat penilaian,

iii. penyusunan materi.

b. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket validasi

ahli materi, angket validasi ahli media, angket respon siswa, angket

respon guru dan tes hasil belajar. Angket respon guru dan angket

respon siswa disesuaikan dari syarat LKS yang baik dengan

mengubah struktur bahasanya menjadi bahasa yang komunikatif

(59)

c. Validasi Ahli

Validasi Ahli merupakan tahap untuk mengetahui aspek

kevalidan produk yang dikembangkan. Hal ini dilakukan dengan

menguji validitas desain produk oleh dosen ahli serta mendapat

saran dan kritik dari validator terhadap produk yang

dikembangkan.

d. Revisi Tahap I

Tahap ini dilakukan setelah produk dan instrumen selesai

divalidasi. Revisi disesuaikan dengan saran dari ahli yang

kompeten di bidangnya

4. Implementation

Dalam tahap implementation atau penerapan, akan dilakukan uji

coba produk. Lembar Kerja Siswa (LKS) akan diuji cobakan secara

terbatas dengan mengambil satu kelas pada kelas XI IPA di SMA Negeri

3 Klaten.

5. Evaluation

Evaluasi merupakan proses menga

Gambar

Gambar 1. Grafik Perubahan Nilai  dan
Gambar 1.Grafik Perubahan Nilai  � dan �(�)
Grafik fungsi sinus
Grafik fungsi cosinus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Candra Achmad Hanid Rosyidi tentang efek ekstrak daun insulin (smallanthus sonchifolius) terhadap kadar glukosa darah, berat

Namun demikian, dari semua penelitian yang dilakukan di Indonesia, tidak satupun penelitian yang berfokus pada kesiapan, kesediaan dan kemampuan pelaku usahatani tersebut

Pelatihan Jarak Jauh Pemeriksaan Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama Minyak Dan Gas Bumi dimaksudkan untuk mendidik dan melatih fungsional pemeriksa di lingkungan DJP, BPKP,

Secara lebih detail agen komputasi adalah agen yang keputusannya dan tindakannya dapat dijelaskan dalam bentuk perhitungan. Artinya keputusan dapat di pecah

Apakah variabel Current Ratio (CR), Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Inventory Turnover (ITO), Working Capital Turnover (WCT), dan Total Asset

Bagi warga jemaat yang ingin memberikan persembahan Minggu, Bulanan, dan/atau untuk Penggalangan Dana Covid-19 dapat ditransfer melalui rekening gereja atau

Penelitian ini membahas tentang hubungan antara penguasaan siswa terhadap simple past tense dan kemampuan mereka dalam menulis teks anekdot pada kelas delapan MTsN

3.1 Menganalisis fenomena sifat koligatif larutan (penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis)2. Peserta didik