• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip-Prinsip Bedah Mikro Orthopedi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prinsip-Prinsip Bedah Mikro Orthopedi."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Prinsip-Prinsip Bedah Mikro Orthopedi

Nucki N. Hidajat

Bagian Orthopedi dan Traumatologi

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran / RS Dr. Hasan Sadikin Bandung

1. Latar Belakang Sejarah

Istilah pembedahan mikro pertama kali dipresentasikan dalam tulisan tentang percobaan penyambungan pembuluh darah / experimental anastomosis berukuran 1 – 2 mm oleh Jacobson dan Suarez pada pertemuan Ahli Bedah Amerika tahun 1960.1 Sementara kasus replantasi lengan pertama dilaporkan oleh Chen dkk. pada tahun 1963 dalam Jurnal Kedokteran China, walaupun jurnal ini sulit ditemukan diluar China.2 Malt dan McKhann melaporkan dua kasus replantasi di JAMA pada tahun 1964.3 Disusul laporan tindakan transfer ibu jari kaki ke jari tangan oleh Cobbett pada tahun 1969. 4

Perkembangan bedah mikro sampai saat ini berkembang pesat, walaupun belum dapat disebut suatu sub spesialisasi tersendiri karena tekniknya melibatkan berbagai bidang bedah mulai dari obstetri sampai otolarynologi. Banyak ahli bedah tangan juga menggunakan teknik-teknik bedah mikro tanpa menyebut dirinya ahli bedah mikro.5

2. Dasar-Dasar Teknik Bedah Mikro

Setiap ahli bedah yang keterampilan teknis yang memadai dapat melakukan pembedahan mikro dengan persyaratan tersedianya :

a. Alat pembesaran optik ( magnification instrument)

(2)

2.1. Instrumen

2.1.1 Magnification Loupe5

Teleskop bedah atau magnification loupe banyak sekali digunakan untuk mempebesar gambar objek yang dioperasi. Kualitas alat tersebut sudah meningkat dengan pesat , tersedia juga jenis yang bias memberikan gambaran luas / wide field

dengan berbagai kombinasi pembesaran, jarak fokus, kedalaman dan luas lapang pandang.

Penggunaannya dapat di tempelkan pada kacamata atau dipasang dengan pita yang melingkar kepala / head band. Untuk lapang pandang luas dapat digunakan pembesaran 3,2 X sampai 4,5 X dengan jarak kerja 10 sampai 20 inchi, tergantung pilihan ahli bedah. Secara umum dan untuk mencegah nyeri leher jarak kerja biasanya sekitar 16 inchi. Lup dengan daya pembesaran tinggi cenderung lebih berat sehingga lebih nyaman digunakan dengan head band. Pembesaran yang ada sampai 8 X tetapi, magnifikasi pergerakan kepala yang terjadi terlau menyulitkan tindakan operasi.

Gambar 2.1 Penggunaan loup dengan head band

2.1.2 Mikroskop Operasi

Mikroskop operasi juga telah mengalami perkembangan yang sangat cepat, mengikuti kemajuan dibidang bedah mikroskopik ini. Alat yang tersedia semakin canggih dan mudah digunakan. Beberapa fasilitas yang memudahkan :

a. Sistim dengan 2 teropong sehingga operator dan asisten dapat sama-sama melihat lapang operasi.

b. Pembesaran dapat dikontrol dengan pedal kaki ataupun dengan komando suara.

(3)

d. Sumber cahaya dengan serat fiber optik.

Sistim ini dapat diatur sesuai kebutuhan operasi, serta dilengkapi kamera film dan gambar statis sehingga berguna untuk dokumentasi klinis dan pendidikan.

Gambar 2.2 Unit Mikroskop operasi

2.1.3 Posisi meja, kursi dan lengan

Seperti di sebutkan oleh Acland dkk, faktor yang paling berperan untuk menghindari kelelahan, frustasi dan tremor adalah penempatan posisi dan rasa nyaman saat mengerjakan operasi.6

(4)

Gambar 2.3. Posisi ideal Gambar 2.4. Posisi tidak tepat

2.1.4 Instrumen Operasi

Sangat banyak instrumen operasi yang tersedia saat ini, sehingga memilih instrumen yang tepat dapat membingungkan untuk pemula. Alat yang ideal harus mempunyai kriteria : mempunyai ujung yang halus, terbuat dari bahan yang tidak memantulkan cahaya, dan dengan pegangan yang nyaman dan mudah digerakkan sehingga mencegah kelelahan. Instrumen –instumen modern berbeda dengan yang lama, biasanya lebih panjang ( 16 – 18 cm ) dan dengan pegangan yang berbentuk membulat sehingga lebih nyaman dipegang.7

Perlu adanya tempat penyimpanan khusus untuk instrumen ini karena ukurannya yang kecil sehingga lebih mudah rusak bila diletakkan begitu saja di tempat penyimpanan instrumen yang biasa. Pembersihan instrumen pasca operasi sebaiknya menggunakan larutan enzym hemolitik ( hemosol) dengan cara direndam selama 30 menit. Pengerjaannya memerlukan petugas yang terlatih khusus untuk tindakan tersebut.

(5)

Gambar 2.5. Contoh instrument mikro

2.2 Suture Material5

Yang paling sering digunakan adalah nylon monofilamen ukuran 9-0 dengan jarum 100 m lengkung maupun lurus. Pada operasi pembuluh darah jari diperlukan benang yang lebih halus berukuran 10 -0 dengan jarum 75 m lengkung atau lurus. Ukuran benang dan jarum yang lebih kecil juga tersedia, akan tetapi kondisinya membuat benang dan jarum tersebut sangat rapuh, dan hanya bisa dipakai oleh dokter yang sangat berpengalaman.

3. Latihan

Teknik pembedahan mikro tidak dapat dikuasai tanpa latihan yang baik. Untuk itu diperlukan latihan termasuk dengan hewan percobaan . Bila diinstitusi fasilitas tersebut sulit didapatkan, cara lain adalah dengan mengikuti program pelatihan bedah mikro . Pada pelatihan tersebut terdapat banyak keuntungan, dimana peserta dapat mempelajari perisiapan mulai dari awal, kelengkapan instrumen akan disediakan oleh penyelenggara.

(6)

dilakukan latihan dengan model bukan hewan, selanjutnya dengan model hewan setelah peserta lebih terbiasa dengan teknik tersebut.

4. Teknik Dasar 5

Untuk mendapatkan anastomosis pembuluh darah dengan patensi yang baik, ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan :

a. Diseksi dan penanganan pembuluh darah secara hati-hati dengan pengikatan atau koagulasi cabang-cabang pembuluh darah bila diperlukan. b. Pembuluh darah dan permukaan tunika intima harus dalam keadaan baik

pada lokasi anastomosis, bila perlu direseksi sampai daerah yang sehat. c. Harus terdapat aliran darah yang adekuat dari pembuluh darah proksimal. d. Anastomosis terpasang tanpa tegangan .

e. Harus memperhatikan detail.

Gambar 4.1. Teknik end to side anastomosis Gbr 4.2. End to end

5. Kegagalan Anastomosis5

Dapat disebabkan beberapa hal : a. Kesalahan teknik operasi

b. Lemahnya aliran darah dari proksimal karena : - kerusakan yang tidak terdeteksi

- vasospasme

(7)

Cara untuk mempertahankan aliran yang baik : a. Kontrol perdarahan yang baik

b. Fasiotomi bila perlu

c. Bagian yang mengalami amputasi atau flap dihangatkan. d. Pembuluh darah tidak membengkok atau tertekan. e. Bantalan lembut / padding.

f. Jangan ganti balutan selama 5 – 7 hari. g. Elevasi.

Tindakan-tindakan pasca operatif :

a. Bed rest atau membatasi aktivitas 3 – 5 hari. b. Ruang / kamar yang hangat.

c. Analgesia yang memadai.

d. Jangan gunakan obat vasokonstriktor

e. Obat yang dapat digunakan : aspirin, dextran, lidocain.

Daftar Pustaka

1. Jacobson JH, Suarez EI: Microsurgery in anastomosis of small vessels. Surg Forum 11:243,1960.

2. Chen C-W, Chien Y-C, Pao Y-S: Salvage of the forearm following complete traumatic amputation: Report of a case. Chin Med J 82:632,1963.

3. Malt RA, McKhann CF: Replantation of severed arms. JAMA 189:716,1964. 4. Cobbett JR : Free digital transfer. Report of a case of transfer of a great toe to

replace an amputated thumb. J Bone Joint Surg 51:677,1969.

5. Pederson WC, Sanders WE: Principles of microvascular surgery. Green’s operative hand surgery,4th ed , Churchill Livingstone, London,2001.

Gambar

Gambar 2.1 Penggunaan loup dengan head band
Gambar 2.2 Unit Mikroskop operasi
Gambar 2.3. Posisi ideal
Gambar 2.5.   Contoh instrument mikro
+2

Referensi

Dokumen terkait

Klik tombol Start pada sudut kiri bawah tampilan desktop, kemudian pilih atau klik menu All Programs Microsoft Office Microsoft Office PowerPoint 20072. Pada layar

TABEL MATRIK RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016.. 3 4

Berdasarkan tujuan penelitian, manfaat dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh pelaksanaan mata kuliah praktek kerja industri

Ketika ada chat dan pesan yang masuk maka setiap saat Anda akan mengecek smartphone Anda, sehingga hal tersebut akan mengganggu tidur Anda, pastinya Anda akan kurang tidur

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia

Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan

Hasil koefisien determinasi ( Adjusted R Square )menunjukkan bahwa persentase sumbanganpengaruh rasio likuiditas , aktivitas, profitabilitas dan leverage terhadap

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI