PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PIHAK YANG DIRUGIKAN AKIBAT PEMBATALAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DITINJAU DARI HUKUM KONTRAK INDONESIA DAN UNIDROIT PRINCIPLES
OF INTERNATIONAL COMMERCIAL CONTRACTS
HERBERT BUDIMAN 110110100215
ABSTRAK
Pembuatan MoU awalnya berasal dari sistem hukum common law dan tidak diakui dalam hukum Indonesia. Satu-satunya asas yang melandasi adanya MoU adalah asas kebebasan berkontrak sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata. Secara teori, MoU hanya merupakan perjanjian pendahuluan yang mengikat secara moral, namun dengan tidak adanya pengaturan khusus mengenai MoU, banyak pembuatan MoU yang tidak sesuai dalam praktik karena banyak pihak membuat MoU dengan substansi seperti kontrak, yang di dalamnya dimuat hak dan kewajiban para pihak. Hal ini akan menimbulkan permasalahan apabila salah satu pihak membatalkan MoU begitu saja tanpa alasan yang kuat, sehingga pihak lain mengalami kerugian akibat pembatalan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan dan kekuatan mengikat MoU serta perlindungan bagi pihak yang dirugikan akibat pembatalan MoU ditinjau dari hukum kontrak Indonesia dan prinsip-prinsip UNIDROIT.
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif, yaitu mengkaji dan meneliti data sekunder yang terdiri atas bahan hukum primer berupa Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier dikaitkan dengan teori-teori hukum dan praktik pelaksanaan hukum positif mengenai pokok permasalahan di atas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan dan studi lapangan.
LEGAL PROTECTION FOR THE INJURED PARTY DUE TO CANCELLATION OF MEMORANDUM OF UNDERSTANDING IN FRAMEWORK OF THE LAW OF CONTRACT IN INDONESIA AND
UNIDROIT PRINCIPLES OF INTERNATIONAL COMMERCIAL CONTRACTS
HERBERT BUDIMAN 110110100215
ABSTRACT
MoU was originally derived from the common law system and not acknowledged in Indonesian law. The only principle which underlies MoU presence is the principle of freedom of contract as stipulated in Article 1338 Paragraph (1) of the Civil Code. In theory, MoU is only a preliminary agreement that is morally binding, but by the absence of particular arrangements regarding to MoU, there are many inappropriate manufactures of MoU in practice because many parties make the MoU with substance as well as contract, in which loaded the rights and obligations of the parties. This will cause problems if one party cancels MoU offhanded without any good reasons, so the other party suffered losses due to cancellation. This study aims to determine the legal position and strength binding of the MoU and the protection for the injured party as a result of cancellation of MoU based on Indonesia contract law and the UNIDROIT principles.
The method used in this paper is a descriptive analysis using normative juridical approach, including reviewing and researching secondary data consisting of primary legal materials in the form of Civil Code, secondary legal materials, and tertiary legal materials associated with law theories and implementation of positive law regarding to the subject matter. Data collection techniques used are literature studies and field studies.