• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.6 PENDUKUNG PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "4.6 PENDUKUNG PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK SMA"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 1

DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2014

Pembelajaran

(2)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 2 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional terdiri

atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar

Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran

berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang

Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa strategi

pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat

dalam kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik,

sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta

didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru

baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada silabus.

Sedangkan strategipenilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan

pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.Penilaian

memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang

tergolong pembelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang tergolong pembelajar

cepat.

Pemerintah mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan dimulainya penerapan kurikulum

2013 pada satuan pendidikan dasar dan menengah termasuk SMA secara bertahap melalui sekolah

sasaran. Selanjutnya kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa pada Tahun

Pelajaran 2014/2015 semua SMA kelas X dan XI di seluruh Indonesia wajib melaksanakan

(3)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 3 Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik

serta melakukan penilaian autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran

operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah

pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan

rambu-rambu yang dapat memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam

mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model

untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B. Tujuan

Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam

mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memanfaatkan buku sumber yang ada. Secara

khusus naskah ini bertujuan untuk memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis

kompetensi inti dan kompetensi dasar, sehingga dapat:

1. mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran

2. mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

3. mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian

4. merancang penilaian autentik

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:

1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik;

2. Langkah-langkah analisis kompetensi;

3. Penilaian autentik; dan

4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar

Kompetensi Lulusan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi

Pendidikan Dasar dan Menengah

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar

(4)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 4 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar

dan Struktur Kurikulum SMA/MA

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

(5)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 5 BAB II

PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK

A. Prinsip Pembelajaran

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran

dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan

proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong peserta

didik lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar,

dan mengomunikasikan.

Keberhasilan pembelajaran juga sangat dipengaruhi oleh model,penedekatan,strategi,metode, dan teknik

pembelajaran yang dipilih, namun demikian tidak ada sebuah model,pendekatan,strategi,metode, ataupun

teknik pembelajaran yang paling mujarab/ampuh dalam menentukan keberhasilan sebuah proses

pembelajaran. Hal ini semua tergantung pada karakteristik materi masing-masing mata pelajaran.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi

Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang

sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan

belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah

sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah

kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh

melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan

diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar,

menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta

mempengaruhi karakteristik standar proses. Sebagai penguatan pendekatan saintifik maka perlu

diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk

mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun

kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan

karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi

tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar

berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan

penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis

kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang

menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

(7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara

(6)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 6 mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10)

pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),

membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik

dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di

sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,

siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas

perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari

masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan,

dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara

utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan

kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional

(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

B. Pendekatan Pembelajaran saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam

membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan

adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja

diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana

pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun proses

pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada

keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model

pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara

terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer

pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam

proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan

kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan

berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh

para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta

didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang

diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan

peserta didik dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep,

(7)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 7 Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan,

sehingga secara bertahap peserta didik belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian.

Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam

menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum,

prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya

keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan

sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar,

dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup

peserta didik melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi

pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk

belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap

individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).

Karakteristik pembelajaran matematika memiliki ciri-ciri khas, yang berbeda dengan pembelajaran

lainnya. Menurut Suherman (2003) karaktersitik pembelajaran matematika di sekolah yaitu sebagai

berikut:

1. Pembelajaran matematika langsung (bertahap)

Materi pembelajaran diajarkan secara berjenjang atau bertarap yaitu dari hal konkrit ke

abstrak, hal yang sederhana ke kompleks atau konsep mudah ke konsep yang lebih sukar.

2. Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral

Setiap mempelajari konsep baru perlu memperhatikan konsep ataubahan yang telah dipelajari

sebelumnya. Bahan yang baru selaludikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari.

Pengulangan konsep dalam bahan ajar dengan cara memperluas dan memperdalam adalah

perlu dalam pembelajaran matematika (spiral melebar dan naik).

3. Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif

Matematika adalah deduktif, matematika tersusun secara deduktif,aksiomatik. Namun

demikian harus dapat dipilihkan pendekatan yang cocok dengan kondisi peserta didik. Dalam

pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan pendekatan tetapi masih campur dengan

deduktif. Dengan kata lain bahwa pembelajan matematika dapat pula didekati dengan cara d

induktif, walaupun tidak semuanyadapat didekati secara induktif.

4. Pembelajaran matematika mengganti kebenaran konsistensi

Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi,

tidak bertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan

dianggap benar bila didasarkan atas pernyataan-pernyataan yang terdahulu yang telah diterima

kebenarannya.

Penguatan proses pembelajaran Matematika melalui pendekatan saintifik, mendorong peserta didik

lebih mampu dalam mengamati, menanya, mengeksplorasi/mencoba, mengasosiasi, dan

(8)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 8 Matematika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja

ilmiah. Penjelasan 5 (lima) pengalaman belajar dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata

yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup

mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.

2. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan peserta didik

dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif.

Tujuannya agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis (critical thingking skill),

logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok

serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan

ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.

3. Kegiatan mengumpulkan informasi bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta

didik untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan mengumpulkan

data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup

merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan,

dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi

sangat disarankan dalam kegiatan ini.

4. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah.

Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang

spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan

tertentu sehingga peserta didik melakukan aktifitas antara lain menganalisis data,

mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan

memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi

memungkinkan peserta didik berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga

berpikir metakognitif.

5. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam

bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta

didik mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi

peserta didik melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.

Kelima pengalaman belajar (mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan

mengomunikasikan) tersebut harus dibelajarkan kepada peserta didik melalui model-model

pembelajaran yang sesuai dengan materi Matematika.

Dibawah ini adalah diagram Venn dari model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran

(9)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 9 DIAGRAM VENN PEMBELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN PENDEKATAN

Pendekatan

Strategi

Metode

Teknik

Gambar 1

Keterangan:

1. Pendekatan adalah cara pandang yang digunakan atau sistem yang disusun secara terencana

untuk mendekati tujuan yang akan dicapai agar memberikan pengalaman belajar peserta didik

pada kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan;

2. Strategi adalah pendekatan menyeluruh yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan

untuk mencapau suatu tujuan dan biasanya dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori

tertentu.(Permen Nomor 41 Tahun 2007). Strategi pembelajaran merupakan prosedur yang

sistematik dalam mengomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran tertentu. Dalam strategi pembelajaran ada 4 komponen yang saling berkaitan (

langkah/ urutan kegiatan penyampaian muatan materi, metode, media dan waktu );

3. Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam mengorganisasikan materi

pelajaran dan siswa yang memungkinkan terjadinya suatu proses belajar secara kondusif;

4. Teknik pembelajaran adalah cara-cara tertentu yang dipilih guru agar proses pembelajaran

tepat sasaran dalam mencapai tujuan yang ditetapkan;

5. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang

disajikan secara khas oleh guru di kelas.

Dengan demikian model pembelajaran membungkus semua kegiatan pembelajaran berlangsung

(10)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 10 Matematika, antara lain, Inquiry Based Learning, Discovery Based Learning, Problem Based

Learning, dan Project Based Learning.

Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan karakteristik kompetensi dan kegiatan

pembelajaran dalam silabus. Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut;

1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori pengetahuan faktual,

konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan faktual dan konsepetual, guru dapat memilih

Inquiry Learning dan Discovery Learning, sedangkan untuk pengetahuan prosedural dapat

menggunakan Project Based Learning dan Problem Based Learning.

2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI- 4. Untuk

keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery Learning dan Problem Based Learning,

sedangkan untuk keterampilan konkrit menggunakan Project Based Learning.

3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap religious 1) maupun sikap sosial

(KI-2)

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan peserta didik,

kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut

1. Menyajikan atau mengajak peserta didik mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung

dan/ atau rekonstruksi sehingga peserta didik mencari informasi, membaca, melihat,

mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut

2. Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori

3. Mendorong peserta didikaktifmencoba melalui kegiatan eksperimen

4. Memaksimalkan pemanfaatan teknologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran

dan memprediksi fenomena

5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam mengomunikasikan sikap, pengetahuan,

dan keterampilan yang dimiliki melalui presentasi dan/atau unjuk karya dengan aplikasi pada

situasi baru yang terduga sampai tak terduga.

C. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Matematika

Penilaian autentik (authentic assessment)dalam Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai

berikut: (1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk

mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang

relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai

penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta

didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada

peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam

aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan

(11)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 11 Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam

pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.Karena penilaian semacam ini mampu

menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,

menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.Penilaian autentik cenderung fokus pada

tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan

kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian

autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan kesempatan

yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkas, eksperimen, mengamati, survei,

proyek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas.

Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan

penilaian proyek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai

proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang

mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian

autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada

umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan

(remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik

dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar

Penilaian Pendidikan.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai

dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan,

dan keterampilan.Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal,

penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman.Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan,

dan/atau penugasan.Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian

portofolio.

Menurut Grant (1990), suatu penilaian dikatakan autentik jika penilaian itu memeriksa/menguji

secara langsung perbuatan atau prestasi peserta didik berkaitan dengan tugas intelektual yang

layak. Sejalan dengan pendapat tersebut, suatu penilaian dinyatakan autentik apabila penilaian itu

melibatkan peserta didik pada tugas-tugas yang bermanfaat, penting, serta bermakna (Hart,

1994).Penilaian seperti ini terlihat sebagai aktivitas pembelajaran, yang melibatkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi serta koordinasi tentang pengetahuan yang luas.

Penilaian autentik menyerukan peserta ujian untuk mempertunjukkan kemampuan dan

keterampilan spesifik, dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka sudah

kuasai (Stiggins, 1987).

Dalam Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusab (SKL)

(12)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 12 Penilaian Pendidikan, pembelajran dalan Kurikulum 2013 adalah pembelajaran dengan pendekatan

saintifik dan penilaian autentik yang mencakup domsin sikap, pengetahuan, dan keterampiln.

3. Penilaian Sikap

Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar

teman.Pengamatan dapat menggunakan lembar pengamatan dalam bentuk ceklis atau skala

likert, dilakukan selama aktivitas pembelajaran berlangsung(dimulai pada kegiatan pendahuluan

sampai kegiatan penutup)Pengamatan sikap seperti kerjasama, peduli, dan kesantunan dapat

dilakukan pada kegiatan kerja kelompok.Sedangkan pengamatan sikap jujur dan teliti dapat

dilakukan saat kegiatan eksperimen (mencoba).Pengamatan sikap melatih ketrampilan peserta

didik untuk mempunyai sikap ilmiah. Selama proses pembelajaran, setiap ketrampilan yang

muncul dalam diri peserta didik dilakukan penilaian. Ketrampilan yang dimaksud adalah,

ketrampilan mengamati,menanya,mendapatkan informasi,mengolah informasi dan

mengomunikasikan.

Jurnal adalah catatan guru yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil

pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan

perilaku.Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara

kronologis.Kriteria penilaian jurnal adalah sbb:

a. Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

b. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

c. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.

d. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.

e. Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif.

f. Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik

g. menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.

Penilaian-diri (self-assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja. Penilaian diri

merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri

berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam

mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi

kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap misalnya, peserta didik diminta

mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau

acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan misalnya, peserta didik diminta untuk

menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria

atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan misalnya, peserta didik diminta

untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu

mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian diri

(13)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 13 Teknik penilaian-diri memiliki beberapa manfaat positif.Pertama, menumbuhkan rasa percaya

diri peserta didik.Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya.Ketiga,

mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan

semangat untuk maju secara personal.

Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik

oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan

belajar.Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi

pembelajaryang baik.Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur.

Kriteria penilaian antar teman adalah sbb:

a. Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik

b. Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana

c. Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik

d. Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik

e. Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna

ganda/berbeda

f. Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya

g. Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)

h. memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi

peserta didik

i. Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur

j. Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai

kemampuan tertinggi.

2. Penilaian Pengetahuan

Kompetensi siswa pada aspek pengetahuan dapat diukur melalui tes dan nontes. Bentuk tes yang

digunakan antara lain adalah tes tertulis (paper and pencil test) dan tes lisan. Sedangkan, bentuk

nontes dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang diberikan, baik tugas menjawab soal, atau tugas

membuat laporan tertulis (penugasan / project assememnet).

Tes tertulis merupakan bentuk penilaian yang digunakan dengan menyajikan sejumlah pertanyaan

dan menggunakan jawaban tertulis sebagai bukti tingkat pencapaian pengetahuan, kompetensi,

pemahaman dan sikap peserta didik secara perorangan.

Pertanyaan yang dikembangkan sebagai bukti pencapaian kompetensi dan sikap

yang berbentuk pertanyaan dengan jawaban singkat atau panjang, betul – salah, menjodohkan,

pilihan ganda, skala likert, kuisioner, dan refleksi diri. Begitu pula bentuk jawaban peserta didik,

tidaklah selalu harus menulis jawabannya, kadang-kadang peserta didik menanggapi dengan

centang, garis, gambar, diagram dan coretan lain di atas bahan cetakan. Alat tulisnya pun tidak

(14)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 14 tulis. Bahkan seiring dengan kemajuan teknologi, peserta didik dapat memberikan responnya

melalui keyboardkomputer atau format input berbasis teknologi yang lain.

Tujuan tes tertulis beragam sesuai dengan jenis keperluannya, yaitu:

a. Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan peserta didik

b. Mengevaluasi pengetahuan/pemahaman, kemampuan/keterampilan, dan sikap peserta didik

c. Sertifikasi

d. Seleksi

e. Memantau standar

Format pertanyaan yang dikembangkan dapat berbentuk:

a. Essai

b. Jawaban singkat

c. Pilihan Ganda

d. Kuesioner

e. Skala Likert, Skala Thurstone, dan Differential Semantik

Contoh indikator dan format pertanyaan:

Mata Pelajaran Indikator Format Pertanyaan

Matematika Menafsirkan dan membandingkan

informasi yang disajikan Jawaban singkat

Tabel 1. Contoh indikator dan format pertanyaan

Jenis Format Jawaban Peserta didik dapat berupa:

a. Close procedure

b. Peta konsep

c. Essai

d. Jawaban singkat

e. Tulisan pengungkapan kembali

f. Penyelidikan (investigation)

g. Menjodohkan

h. Pilihan Ganda

i. Skala Sikap

j. Kuesioner

k. Refleksi diri

Memilih format jawaban peserta didik dapat dilakukan dengan memusatkan perhatian pada jenis

kata kerja yang digunakan dalam indikator (outcomes). Contoh kemampuan yang dibutuhkan

(15)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 15

Kemampuan yang dibutuhkan peserta didik Format Jawaban yang mungkin

Menghitung, mengingat, memilih, mendefinisikan,

mengidentifikasikan. Pilihan ganda

Menyatakan, mendefinisikan, menentukan,

mengklasifikasikan, mengidentifikasikan, menguraikan,

menghitung, mendeskripsikan.

Jawaban singkat

Membandingkan, mengevaluasi, mengkontraskan,

menerjemahkan, mengembangkan, menganalisis,

menginterpretasikan, mendiskusikan, merencanakan.

Essai, investigasi

Tabel 2. Jenis kata kerja yang digunakan dalam indikator dan format jawaban

Contoh-contoh soal penilaian tertulis beserta kemampuan matematik yang diukur:

a. Contoh soal Penilaian tertulis - Kemampuan penalaran

Bila temanmu menyelesaikan beberapa soal seperti berikut ini,

1. 12x + x = 12x2 2. (10x) (2x) = 20x

di manakah letak kesalahannya? Bagaimanakah seharusnya?

Sifat apakah yang diterapkan setiap langkah penyelesaian soal berikut ini?

12m2 ( 5b + c2 )

 12m2 (5b) + (12m2) (c2) (sifat .... )

 (12)(5) (m2 b) + 12m2 c2 (sifat .... )

 (12)(5) (bm2) + 12c2 m2 (sifat .... )

 60bm2 + 12c2 m2

Contoh Penilaian Tertulis – Kemampuan koneksi

1) Bu Anis memiliki sejumlah usaha industri rumah tangga, yaitu produksi makanan

ringan. Pemasaran semua produksinya itu dipercayakan kepada ketiga anaknya, yaitu

Irma, Cindy, dan Erna.Irma bertugas memasarkan kue lapis, donat, dan kue molen.Cindy

bertugas memasarkan kue molen dan dadar gulung. Erna bertugas memasarkan donat dan

kue putu.

i. Jika karyawan Bu Anis yang bertugas memproduksi donat selesai membuat donat,

kepada siapa ia harus memberikan kuenya itu untuk dipasarkan?

ii. Apakah Cindy dan Erna memasarkan kue yang sama?

2) Dalam suatu kompetisi sepak bola, setiap kesebelasan yang menang (m) diberi skor 3,

seri (s) diberi skor 1, dan kalah (k) skornya 0. Bila suatu kesebelasan telah melakukan 18

kali pertandingan dan mengumpulkan skor 29.

i. Mungkinkah data skor kesebelasan tersebut adalah m=9, s=5, k=15? Mengapa?

ii. Tentukan kemungkinan yang benar bahwa kesebelasan tersebut menang(m), seri(s),

(16)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 16 Tes Lisan.

Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan.Pelaksanaan Tes lisan

dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.

Kriteria Tes lisan adalah sbb:

a. Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang

hendak dinilai.

b. Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.

c. Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didikdalam mengkontruksi jawabannya

sendiri.

d. disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.

Penugasan.

Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang harus dikerjakan oleh

peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria

penugasan adalah sbb:

a. Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.

b. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

c. Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari

pembelajaran mandiri.

d. Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.

e. Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.

f. Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok.

g. Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.

h. Tugasharusbersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial ekonomi).

i. Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.

j. Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

3. Penilaian Aspek Pengetahuan

Ada dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat

SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkret. Pada ranah abstrak cenderung pada

keterampilan seperti menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan

mental (berpikir) tanpa bantuan alat. Sedangkan untuk ranah konkret cenderung pada kemampuan

fisik seperti menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan

alat. Penilaian Keterampilan dapat dilakukan dengan kinerja (performance assessment), hasil karya

(17)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 17 Penilaian kinerja (Unjuk Kerja)

Penilaian kinerja merupakan bentuk pengamatan dan penilaian secara langsung dan sistematis

dari kinerja para peserta didik dengan mengacu pada kriteria kinerja yang telah ditetapkan.Hal

ini berarti penilaian kinerja merupakan bentuk penilaian hasil belajar yang berorientasi

pada proses. Penilaian kinerja bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana peserta didik

merencanakan pemecahan masalah, melihat dan mengamati bagaimana peserta didik

menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya. Dalam penilaian kinerja pada umumnya

dilengkapi dengan rubrik, kartu evaluasi, dan kartu standar sebagai kriteria penilaiannya.

Keuntungan menerapkan penilaian kinerja secara formal antara lain:

a. menunjukkan bagaimana peserta didik menggunakan pengetahuan untuk melakukan

kegiatan dan menghasilkan sesuatu

b. instrumen penilaian dapat digunakan berkali-kali

c. instrumen penilaian dapat digunakan untuk tujuan diagnostik

d. dengan instrumen yang sama, guru dapat membuat grafik perkembangan peserta didik dari

waktu ke waktu

e. memungkinkanpeserta didik berkompetisi dengan dirinya sendiri

f. bukan akhir, tapi bagian dari proses pembelajaran

g. membuat pelajaran di sekolah menjadi relevan dengan dunia nyata.

Rubrik melengkapi penilaian kinerja sebagai perangkat kriteria penskoran yang digunakan

untuk mengevaluasi kerja peserta didik dan mengakses kerja peserta didik. Di dalam rubrik

terdapat skala kategori. Skala kategori yang digunakan bisa bervariasi. Misalnya, ada yang

menggunakan kategori 4 (hebat/superior), 3 (memuaskan), 2 (cukup memuaskan), dan 1 (tidak

memuaskan). Berikut adalah contoh rubrik penskoran untuk penilaian kinerja.

Level Kriteria Khusus

4

Superior

- Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap suatu

konsep

- Menggunakan strategi yang sesuai

- Perhitungannya benar

- Penjelasannya tertulis sangat jelas

- Diagram/tabel/gambar tepat

- Melebihi semua permasalahan yang diinginkan

3

Memuaskan

- Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap suatu

konsep

- Menggunakan strategi yang sesuai

- Perhitungannya pada umumnya benar

(18)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 18

Level Kriteria Khusus

- Diagram/tabel/gambar pada umumnya benar

- Memenuhi semua permasalahan yang diinginkan

2

Cukup

Memuaskan

- Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian konsep

- Pada umumnya strategi yang digunakan sesuai

- Perhitungannya pada umumnya benar

- Penjelasannya tertulis cukup jelas

- Diagram/tabel/gambar pada umumnya benar

- Memenuhi sebagian permasalahan yang diinginkan

1

Tidak

Memuaskan

- Menunjukkan sedikit atau tidak ada pemahaman

terhadap suatu konsep

- Tidak menggunakan strategi yang sesuai

- Perhitungannya tidak benar

- Penjelasan tertulisnya tidak jelas

- Diagram/tabel/gambar tidak benar atau tidak cocok

- Tidak memenuhi permintaan permasalahan yang

diinginkan

Tabel 3. Rubrik penskoran untuk Penilaian kinerja

Penilaian hasil karya (produk)

Contoh model masalah penilaian hasil karya

a. Buatlah sebuah denah rumah dengan ukuran setiap ruangan berskala 1: 100

b. Denah rumah tersebut memuat : teras rumah, ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, garasi

, dan kamar mandi

c. Warnai dan buat sebagus mungkin sehingga orang tertarik.

Penilaian tugas (proyek)

Penilaian tugas (proyek) adalah penilaian yang diberikan kepada peserta didik untuk tugas

yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu yang melibatkan kegiatan

mengumpulkan, mengorganisasikan, mengevaluasi, dan menyajikan bahan, atau dana.

Permasalahan yang dijadikan proyek tidaklah hanya satu topik saja atau satu mata pelajaran

saja, tetapi kompleks, menyangkut seluruh mata pelajaran yang terkait dengan permasalahan

yang diajukan.

Contoh Penilaian tugas (proyek) untuk peserta didik kelas X

Berpencarlah setiap anggota dalam kelompokmu untuk melakukan beberapa kegiatan berikut

ini

a. Mendata kumpulan peserta didik yang berpenampilan rapi di sekolahmu

(19)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 19 c. Menyebutkan kumpulan bunga indah di sekolahmu

d. Tulislah setiap hasil pendataanmu dengan cara menuliskannya pada tabel berikut:

Kumpulan peserta didik

berpenampilan rapi

Kumpulan peserta didik

berbadan tinggi Kumpulan bunga indah

…. …. ….

e. Adakah teman dari kelompokmu yang membuat susunan suatu jenis kumpulan yang

berbeda dengan yang kamu buat?

f. Setujukah kamu dengan susunan suatu kumpulan yang dibuat temanmu itu?

g. Apa perbedaan karakteristik dari data yang tertulis pada a) , b) dan c)

Pengumpulan kerja peserta didik (Portofolio)

Portofolio merupakan sajian informasi atau data yang berupa kumpulan pekerjaan peserta

didik sebagai bukti usaha, perkembangan, dan kecakapan peserta didik dalam satu bidang atau

lebih selama periode tertentu yang disusun secara sistematik (Paulson dalam Masdjudi, 2002).

Portofolio memuat dan mengembangkan lima dimensi yang mencerminkan profil seorang

peserta didik, yaitu (1) pemahaman fakta, (2) refleksi, (3) kemampuan berkomunikasi, (4)

keterampilan dan konsep, dan (5) kualitas kerja. Kelima dimensi itu diperlihatkan oleh

hasil-hasil proyek peserta didik seperti karangan argumentasi tentang sesuatu konsep, jurnal peserta

didik, tulisan hasil presentasi peserta didik, gambar, hasta karya, dan penyajian data. Melalui

penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik.

Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat,

komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis,

dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan

sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Khusus dalam matematika, fokus portofolio pada pemecahan masalah, berpikir dan

pemahaman, menulis, komunikasi, hubungan matematika dan pandangan peserta didik sendiri

terhadap dirinya sebagai pembelajar matematika. Dalam portofolio harus menunjukkan

rentangan tujuan pengajaran dan tugas-tugas yang berhubungan. Penilaian portofolio dapat

dilakukan peserta didik dan guru secara bekerja sama. Caranya peserta didik mengumpulkan

semua pekerjaannya selama rentang waktu tertentu.

Keuntungan menerapkan portofolio (Gronlund dalam Rusoni, 2001) di antaranya:

a. Kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat dengan jelas

b. Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik peserta didik memberikan pengaruh positif dalam

belajar

c. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu akan memotivasi laju belajar

d. Keterampilan menilai diri sendiri akan mengembangkan kemampuan menyeleksi dan

(20)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 20 e. Sebagai sarana komunikasi dan informasi yang autentik tentang kemajuan belajar peserta

didik bagi guru, orang tua dan peserta didik itu sendiri.

Prosedur Porfolio

a. Gunakan file folder peserta didik untuk mengumpulkan semua pekerjaannya.

b. Diskusikan format portofolio yang baik pengorganisasiannya, kebersihannya, tulisan, atau

hapusan tinta, daftar isi, dan pernyataan diri tentang mengapa setiap pekerjaan itu

dimasukkan dalam portofolio.

c. Sediakan bermacam tugas sehingga portofolio dapat berupa kerja

kelompok, proyek,investigasi, dan jurnal.

d. Beri kesempatan peserta didik mereview portofolio mereka sendiri dan membandingkan

dengan pekerjaan teman lainnya.

e. Diskusikan bagaimana seharusnya menilai portofolio mereka.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini:

a. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.

b. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.

c. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru

menyusun portofolio pembelajaran.

d. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai,

disertai catatan tanggal pengumpulannya.

e. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.

f. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio

yang dihasilkan.

g. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

Penilaian Portofolio

Kriteria Penilaian

Pemecahan Masalah Bahasa Penalaran logis Lain-lain

o Pemahaman

masalah

o Penggunaan

bermacam strategi

o Kemampuan

mentransformasik

an perencanaan

dengan

menggunakan

model atau

o Menggunakan

simbol dan

terminologi yang

benar

o Menulis tepat,

ringkas dalam

menyampaikan

ide.

o Pengorganisasian

tulisan dalam

o Identifikasi pola

o Membuat

konjektur

o Menulis

pembuktian

o Menjelaskan

mengapa dan

bagaimana

o Meninjau ide-ide

dan prosedur

o Menghubungkan

matematika dengan

dunia nyata

o Membuat

hubungan dalam

matematika

o Mengembangkan

sikap positif

o Nilai-nilai

(21)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 21 Kriteria Penilaian

Pemecahan Masalah Bahasa Penalaran logis Lain-lain

teknologi

o Analisis hasil,

termasuk strategi

estimasinya

o Merumuskan

masalah

o Kreativitas

menemukan

pendekatan untuk

memecahkan

masalah non rutin

o Pemecahan yang

praktis dan

menarik

pekerjaan dan

jurnal yang baik

o Penjelasan hasil

o Ringkasan dari

topik kunci

o Merefleksikan

pada ide

matematika

o Meminta atau

mengajukan

pertanyaan

o Menyeleksi dan

mengorganisasika

n pekerjaan

peserta didik

secara tepat dan

menunjukkan

perkembangannya

o Mengkonstruksi,

memperluas, dan

menerapkan ide

o Merumuskan

contoh

penyangkal

o Menggunakan

penilaian sendiri

dan koreksi sendiri

terhadap

pekerjaannya

o Bekerja dalam

kelompok

o Menggunakan

model-model atau

representasi

matematika yang

berbeda-beda

o Interpretasi ide

o Teknologi

o Konsep dan

prosedur.

Tabel 4. Kriteria Penilaian pada portofolio

Jenis portofolio dapat dibedakan menjadi:

a. Portofolio kerja (working portfolios)

b. Portofolio dokumen (document portfolios)

c. Portofolio penampilan (show portfolios).

Portofolio kerja digunakan untuk memantau kemajuan dan meng-ases peserta didik dalam

mengelola belajar mereka sendiri. Peserta didik mengumpulkan semua hasil kerja termasuk

coret-coretan (sketches), buram, catatan, kumpulan untuk stimulasi, buram setengah jadi atau

pekerjaan yang sudah selesai.Portofolio kerja bermanfaat untuk memberikan informasi tentang

bagaimana peserta didik mengorganisasikan dan mengelola kerja (belajar) serta merefleksi

pekerjaan dan hasilnya.

Portofolio dokumen menyediakan informasi baik proses maupun produk yang dihasilkan

peserta didik. Jenis portofolio ini bermanfaat bagi peserta didik dan orang tuanya untuk

mengetahui kemajuan hasil belajar, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam belajar

secara individual, untuk menunjukkan bahwa peserta didik telah mengikuti proses tertentu dan

(22)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 22 Portofolio penampilan merupakan portofolio yang menyediakan informasi terbaik dari hasil

kerja (artefak) peserta didik.Biasanya digunakan untuk tujuan pertanggungjawaban

(akuntabilitas), pameran, atau kepentingan mempertunjukkan lainnya.

Rubrik Penskoran Portofolio

Level Kriteria Khusus

4

Superior

 Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang menonjol  Menunjukkan keterampilan berbahasa yang menonjol

 Menunjukkan kemampuan memberi alasan yang menonjol

 Menunjukkan kemampuan membuat hubungan yang menonjol

 Pengorganisasian yang sangat baik (rapi) dan bersih  Sesuai dengan permintaan dan persyaratan

3

Memuaskan

 Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang baik  Menunjukkan keterampilan berbahasa yang baik

 Menunjukkan kemampuan memberi alasan yang baik  Pengorganisasian yang baik (rapi) dan bersih

 Memuaskan dalam semua permintaan dan persyaratan

2

Cukup

Memuaskan

 Kadang-kadang menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang baik

 Kadang-kadang menunjukkan keterampilan berbahasa yang baik  Kadang-kadang menunjukkan kemampuan memberi alasan yang

baik

 Pengorganisasian yang dapat diterima dan bersih

 Memuaskan dalam sebagian besar permintaan dan persyaratan

1

Tidak

Memuaskan

 Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang sangat rendah

 menunjukkan keterampilan berbahasa yang sangat rendah  Kemampuan memberi alasan yang sangat rendah

 Pengorganisasian dan kebersihan yang rendah  Tidak sesuai dengan permintaan dan persyaratan

(23)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 23 BAB III

ANALISIS KOMPETENSI

A. Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam

standar kompetensi lulusan, kompetensi inti dan kompetensi dasar.Oleh karena itu fokus pertama dan

utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi

itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan

penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada

jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua

mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran

tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak

mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

serta dampak fenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam

ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari

di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang

mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan

kompetensi yang relevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

(24)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 24

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,

responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah

Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta

mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku (buku guru dan buku siswa)

Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum dapat digambarkn

dengan bagan 1 sebagai berikut;

Penjelasan Bagan 1;

(25)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 25 a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai

oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran (though curriculum) yang akan

memberikan pengalaman belajar secara langsung (direct teaching) kepada peserta didik.

b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religious dan sikap social yang harus dicapai

peserta didik sebagai dampak pengiring (nurturant effects) yang merupakan pengalaman

belajar tidak langsung (indirect teaching)

c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil pembelajaran secara utuh atau

teerpadu.

2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media

a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus atau buku dengan

mempertimbangkan keluasan dan/atau kedalaman materi pembelajaran.

b. Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis memiliki perbedaan dengan yang

tercangtum di salabus, maka dilakukn peneyesuain dengn hasil kajian (sesuai

karakteristik materi pemebelajaran)

3. Mengembangkan Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD-3. Guru dapat

mengembangkan materi pembelajaran yang sudah tercntum di silabus atau buku sesuai

dengan karakteristik peserta didik. Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada

materi pokok dalam silabus atau buku, serta kompetensi dasar yang termuat dalam

kompetensi inti ketiga (pengetahuan).

Linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok seperti tabel berikut ini;

Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok

(Dalam Silabus)

3.1 Mendeskripsikan dan

menganalisis berbagai konsep

dan prinsip fungsi

eksponensial dan logaritma

serta menggunakannya dalam

menyelesaikan masalah

C. Mengolah data dan

menganalisis menggunakan

variabel dan menemukan

relasi berupa fungsi

eksponensial dan logaritma

dari situasimasalah nyata

serta menyelesaikannya

Fungsi

Eksponen dan

Logaritma

3.2 Menganalisisdata sifat-sifat

grafik fungsi eksponensial

dan logaritma dari suatu

permasalahandan

menerapkannya dalam

pemecahan masalah

4,1 Menyajikan grafik fungsi

eksponensial dan

logaritma dalam

memecahkan masalah

nyata terkaitpertumbuhan

dan peluruhan.

Grafik Fungsi

Eksponen dan

(26)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 26

Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok

(Dalam Silabus) Dan seterusnya …

Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi

dasar yang termuat dalam KI-3 (pengetahuan).Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap

diperlukan untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan).

Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu:

a. Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati

b. Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep

merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep

tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol, bensin, dan spiritus)

adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang

ditempatinya, volume dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi

menuju ke tempat yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan. Konsep adalah kristalisasi dari

fakta yang telah didefinisikan.

c. Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaitan.

Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa

contoh. Contoh yang merupakan prinsip adalah air jika dipanaskan akan menguap. Prinsip

yang menghubungkan adalah konsep air, konsep panas, dan konsep penguapan. Termasuk ke

dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas.

d. Prosedur, merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan

prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan.

Pada mata pelajaran Matematika, langkah kerja ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan

pada setiap materi pokok.

4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya,

mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan

a. Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan pancaindra dengan cara

melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang

berbentuk fakat, yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara,

atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagaainya

b. Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan prosedur

hingga berpikir metakognitif melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Tujuannnya agar

peserta didik berpikir secara kritis, logis, dan sistematis.

c. Mengumpulkan informasiadalah kegiatan untuk meningkatkan keingintahuan siswa,

mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup

(27)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 27 dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi

sangat disarankan dalam kegiatan ini.

d. Mengasosiasi adalah kegiatan dengan tujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan

bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam

kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktivitas antara lain menganalisis data,

mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan

memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik.

e. Mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk

lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu

mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui

presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.

5. Merencanakan dan melaksanakan Penilaian Autentik

a. Aspek pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan penugasan

b. Aspek keterampilan melalui praktik, proyek dan portofolio produk

c. Aspek sikap melalui melalui observasi, penilaian diri, penilaian sejawat, dan jurnal .

B. Mengkaji Silabus dan Buku (buku guru dan buku siswa)

Hasil Kajian KI, KD, dan Materi Pokok

Kompetensi Dasar

(KI 3)

Kompetensi Dasar

(KI 4)

Materi Pokok

(Dalam Silabus)

3.1 Mendeskripsikan dan

menganalisis berbagai

konsep dan prinsip fungsi

eksponensial dan logaritma

serta menggunakannya

dalam menyelesaikan

masalah

4.2 Mengolah data dan menganalisis

menggunakan variabel dan

menemukan relasi berupa fungsi

eksponensial dan logaritma dari

situasimasalah nyata serta

menyelesaikannya.

Fungsi Eksponen

dan Logaritma

3.2 Menganalisisdata sifat-sifat

grafik fungsi eksponensial

dan logaritma dari suatu

permasalahandan

menerapkannya dalam

pemecahan masalah

4,1 Menyajikan grafik fungsi

eksponensial dan logaritma

dalam memecahkan masalah

nyata terkaitpertumbuhan dan

peluruhan.

Grafik Fungsi

Eksponen dan

(28)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 28 Kompetensi Dasar

(KI 3)

Kompetensi Dasar

(KI 4)

Materi Pokok

(Dalam Silabus)

3.3 Mendeskripsikan dan

menerapkan konsep sistem

persamaan linierdan kuadrat

dua variabel (SPLKDV) dan

memilih metodeyangefektif

untuk menentukan

himpunan penyelesaiannya

3.4 Menganalisisnilai

diskriminan persamaan

linierdan kuadrat dua

variabel dan menerapkannya

untuk menentukan

himpunan penyelesaian

sistem persamaanyang

diberikan.

4.3 Memecahkan dan menyajikan

hasilpemecahan

masalahnyatasebagai terapan

konsep dan aturan penyelesaian

sistem persamaan linierdan

kuadrat dua variabel.

4.4 Mengolah dan menganalisis

informasidari suatu permasalahan

nyata dengan memilih variabel

dan membuat model

matematikaberupasistem

persamaan linierdan kuadrat dua

variabel dan menginterpretasikan

hasilpenyelesaian sistem tersebut.

Sistem

Persamaan

Linier dan

Kuadrat Dua

Variabel

3.5 Mendeskripsikan konsep

sistem pertidaksamaan

kuadrat dua variabel

danmenerapkannya untuk

menentukan himpunan

penyelesaiannya.

3.6 Menganalisiskurva

pertidaksamaan kuadrat dua

variabel pada system

yangdiberikan dan

mengarsir daerah sebagai

himpunan penyelesaiannya.

4.5 Memecahkan masalah dengan

membuat model

matematikaberupasistem

pertidaksamaan kuadrat dua

variabel serta menyajikan

pemecahannyadengan berbagai

cara.

Sistem

Pertidaksamaan

Kuadrat Dua

(29)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 29 Kompetensi Dasar

(KI 3)

Kompetensi Dasar

(KI 4)

Materi Pokok

(Dalam Silabus)

3.7 Mendeskripsikan dan

menerapkan konsep

pertidaksamaan dan

nilaimutlak dalam

menentukan himpunan

penyelesaian

pertidaksamaan

pecahan,irrasional dan

mutlak.

3.8 Mendeskripsikan dan

menerapkan konsep

pertidaksamaan

pecahan,irasional, dan

mutlak dalam

menyelesaikan masalah

matematika.

3.9 Mendeskripsikan dan

menerapkan konsep

dansifat-sifat

pertidaksamaan pecahan,

irrasional dan mutlak

dengan melakukan

manipulasi aljabar dalam

menyelesaikan masalah

matematika.

3.10 Menganalisisdaerah

penyelesaian

pertidaksamaan pecahan,

irrasional danmutlak.

4.6 Memecahkan masalah

pertidaksamaan

pecahan,irrasional dan mutlak

dalam penyelesaian masalah

nyata.

Pertidaksamaan

mutlak,

pecahan, dan

irrasional

3.11 Mendeskripsikan konsep

danaturan padabidang

datarsertamenerapkannyad

alam pembuktian

sifat-sifat (simetris, sudut,

daliltitik tengah segitiga,

4.7 Menyajikan data terkaitobjek

nyatadan mengajukan masalah

sertamengidentifikasi sifat-sifat

(kesimetrian, sudut, dalil

titiktengah segitiga, dalil intersep,

dalil segmengaris, dll) geometri

Geometri Bidang

(30)

©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 30 Kompetensi Dasar

(KI 3)

Kompetensi Dasar

(KI 4)

Materi Pokok

(Dalam Silabus)

dalil intersep, dalil

segmengaris, dll) dalam

geometri bidang.

bidangdataryangbermanfaat

dalam pemecahan masalah

nyatatersebut.

3.12Mendeskripsikankonsep

persamaan trigonometri dan

menganalisis untuk

membuktikan sifat-sifat

persamaan Trigonometri

sederhanadan

menerapkannya dalam

pemecahan masalah.

4.8 Mengolah dan menganalisis

informasidari suatu permasalahan

nyata dengan membuat model

berupa fungsi dan persamaan

Trigonometri serta

menggunakannyadalammenyeles

aikan masalah.

4.9 Merencanakan dan melaksanakan

strategi dengan melakukan

manipulasi aljabar

dalampersamaan Trigonometri

untuk membuktikan kebenaran

identitas Trigonometri

sertamenerapkannya dalam

Gambar

Gambar 1 Keterangan:
Tabel 1. Contoh indikator dan format pertanyaan
Tabel 2. Jenis kata kerja yang digunakan dalam indikator dan format jawaban
Tabel 3. Rubrik penskoran untuk Penilaian kinerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Violating disclosure agreements Violating disclosure agreements Breaking confidentiality Breaking confidentiality Misrepresenting results Misrepresenting results Deceiving

[r]

(3) With probability 1, the percolation graph has infinitely many infinite components, and for every finite n there is some infinite component with more than n ends.. The proof

gear mesh - jejaring gear gear ratio - nisbah gear gear reduction - penurunan gear. gear shift -

Anggaran 2014, maka dengan ini diumumkan bahwa Pemenang e-Lelang Pemilihan Langsung Ulang pekerjaan tersebut di atas adalah sebagai berikut :.. NO

Sehubungan dengan telah selesainya evaluasi dokumen kualifikasi untuk pekerjaan Pengadaan Bahan Kimia Kolam Renang Sekayu, kami bermaksud melakukan Negoisasi Teknis dan Negosiasi

Data tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bahan baku yang harus disediakan oleh gudang Surabaya, sehingga gudang Surabaya tidak mengalami kekurangan

Komponen senyawa kimia apa saja yang dapat teridentifikasi dan bersifat aktif antibakteri dalam minyak atsiri daun legundi.. Bagaimana potensi antibakteri