© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 1
DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2014
Pembelajaran
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 2 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional terdiri
atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa strategi
pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat
dalam kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik,
sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta
didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru
baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada silabus.
Sedangkan strategipenilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan
pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.Penilaian
memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang
tergolong pembelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang tergolong pembelajar
cepat.
Pemerintah mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan dimulainya penerapan kurikulum
2013 pada satuan pendidikan dasar dan menengah termasuk SMA secara bertahap melalui sekolah
sasaran. Selanjutnya kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa pada Tahun
Pelajaran 2014/2015 semua SMA kelas X dan XI di seluruh Indonesia wajib melaksanakan
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 3 Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik
serta melakukan penilaian autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran
operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah
pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan
rambu-rambu yang dapat memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam
mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model
untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memanfaatkan buku sumber yang ada. Secara
khusus naskah ini bertujuan untuk memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis
kompetensi inti dan kompetensi dasar, sehingga dapat:
1. mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran
2. mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
3. mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
4. merancang penilaian autentik
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:
1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik;
2. Langkah-langkah analisis kompetensi;
3. Penilaian autentik; dan
4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 4 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum SMA/MA
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 5 BAB II
PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK
A. Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran
dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan
proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong peserta
didik lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar,
dan mengomunikasikan.
Keberhasilan pembelajaran juga sangat dipengaruhi oleh model,penedekatan,strategi,metode, dan teknik
pembelajaran yang dipilih, namun demikian tidak ada sebuah model,pendekatan,strategi,metode, ataupun
teknik pembelajaran yang paling mujarab/ampuh dalam menentukan keberhasilan sebuah proses
pembelajaran. Hal ini semua tergantung pada karakteristik materi masing-masing mata pelajaran.
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang
sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan
belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah
kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh
melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta
mempengaruhi karakteristik standar proses. Sebagai penguatan pendekatan saintifik maka perlu
diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun
kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi
tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis
kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang
menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
(7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 6 mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10)
pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),
membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di
sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas
perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari
masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara
utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan
kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
B. Pendekatan Pembelajaran saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam
membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan
adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja
diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana
pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun proses
pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada
keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model
pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara
terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer
pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam
proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan
kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan
berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh
para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta
didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang
diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan
peserta didik dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep,
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 7 Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan,
sehingga secara bertahap peserta didik belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian.
Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam
menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum,
prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan
sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar,
dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup
peserta didik melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi
pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk
belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap
individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
Karakteristik pembelajaran matematika memiliki ciri-ciri khas, yang berbeda dengan pembelajaran
lainnya. Menurut Suherman (2003) karaktersitik pembelajaran matematika di sekolah yaitu sebagai
berikut:
1. Pembelajaran matematika langsung (bertahap)
Materi pembelajaran diajarkan secara berjenjang atau bertarap yaitu dari hal konkrit ke
abstrak, hal yang sederhana ke kompleks atau konsep mudah ke konsep yang lebih sukar.
2. Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral
Setiap mempelajari konsep baru perlu memperhatikan konsep ataubahan yang telah dipelajari
sebelumnya. Bahan yang baru selaludikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari.
Pengulangan konsep dalam bahan ajar dengan cara memperluas dan memperdalam adalah
perlu dalam pembelajaran matematika (spiral melebar dan naik).
3. Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif
Matematika adalah deduktif, matematika tersusun secara deduktif,aksiomatik. Namun
demikian harus dapat dipilihkan pendekatan yang cocok dengan kondisi peserta didik. Dalam
pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan pendekatan tetapi masih campur dengan
deduktif. Dengan kata lain bahwa pembelajan matematika dapat pula didekati dengan cara d
induktif, walaupun tidak semuanyadapat didekati secara induktif.
4. Pembelajaran matematika mengganti kebenaran konsistensi
Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi,
tidak bertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan
dianggap benar bila didasarkan atas pernyataan-pernyataan yang terdahulu yang telah diterima
kebenarannya.
Penguatan proses pembelajaran Matematika melalui pendekatan saintifik, mendorong peserta didik
lebih mampu dalam mengamati, menanya, mengeksplorasi/mencoba, mengasosiasi, dan
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 8 Matematika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja
ilmiah. Penjelasan 5 (lima) pengalaman belajar dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup
mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
2. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan peserta didik
dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif.
Tujuannya agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis (critical thingking skill),
logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok
serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan
ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
3. Kegiatan mengumpulkan informasi bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta
didik untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan mengumpulkan
data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup
merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan,
dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi
sangat disarankan dalam kegiatan ini.
4. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah.
Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang
spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan
tertentu sehingga peserta didik melakukan aktifitas antara lain menganalisis data,
mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan
memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi
memungkinkan peserta didik berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga
berpikir metakognitif.
5. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam
bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta
didik mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi
peserta didik melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.
Kelima pengalaman belajar (mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan
mengomunikasikan) tersebut harus dibelajarkan kepada peserta didik melalui model-model
pembelajaran yang sesuai dengan materi Matematika.
Dibawah ini adalah diagram Venn dari model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 9 DIAGRAM VENN PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN PENDEKATAN
Pendekatan
Strategi
Metode
Teknik
Gambar 1
Keterangan:
1. Pendekatan adalah cara pandang yang digunakan atau sistem yang disusun secara terencana
untuk mendekati tujuan yang akan dicapai agar memberikan pengalaman belajar peserta didik
pada kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan;
2. Strategi adalah pendekatan menyeluruh yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan
untuk mencapau suatu tujuan dan biasanya dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori
tertentu.(Permen Nomor 41 Tahun 2007). Strategi pembelajaran merupakan prosedur yang
sistematik dalam mengomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Dalam strategi pembelajaran ada 4 komponen yang saling berkaitan (
langkah/ urutan kegiatan penyampaian muatan materi, metode, media dan waktu );
3. Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam mengorganisasikan materi
pelajaran dan siswa yang memungkinkan terjadinya suatu proses belajar secara kondusif;
4. Teknik pembelajaran adalah cara-cara tertentu yang dipilih guru agar proses pembelajaran
tepat sasaran dalam mencapai tujuan yang ditetapkan;
5. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru di kelas.
Dengan demikian model pembelajaran membungkus semua kegiatan pembelajaran berlangsung
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 10 Matematika, antara lain, Inquiry Based Learning, Discovery Based Learning, Problem Based
Learning, dan Project Based Learning.
Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan karakteristik kompetensi dan kegiatan
pembelajaran dalam silabus. Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut;
1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan faktual dan konsepetual, guru dapat memilih
Inquiry Learning dan Discovery Learning, sedangkan untuk pengetahuan prosedural dapat
menggunakan Project Based Learning dan Problem Based Learning.
2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI- 4. Untuk
keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery Learning dan Problem Based Learning,
sedangkan untuk keterampilan konkrit menggunakan Project Based Learning.
3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap religious 1) maupun sikap sosial
(KI-2)
Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan peserta didik,
kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut
1. Menyajikan atau mengajak peserta didik mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung
dan/ atau rekonstruksi sehingga peserta didik mencari informasi, membaca, melihat,
mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut
2. Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori
3. Mendorong peserta didikaktifmencoba melalui kegiatan eksperimen
4. Memaksimalkan pemanfaatan teknologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran
dan memprediksi fenomena
5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam mengomunikasikan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dimiliki melalui presentasi dan/atau unjuk karya dengan aplikasi pada
situasi baru yang terduga sampai tak terduga.
C. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Matematika
Penilaian autentik (authentic assessment)dalam Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut: (1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk
mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang
relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai
penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta
didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada
peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam
aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 11 Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam
pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.Karena penilaian semacam ini mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,
menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.Penilaian autentik cenderung fokus pada
tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan
kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian
autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan kesempatan
yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkas, eksperimen, mengamati, survei,
proyek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas.
Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan
penilaian proyek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai
proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang
mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian
autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada
umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan
(remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik
dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar
Penilaian Pendidikan.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai
dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal,
penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman.Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan,
dan/atau penugasan.Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio.
Menurut Grant (1990), suatu penilaian dikatakan autentik jika penilaian itu memeriksa/menguji
secara langsung perbuatan atau prestasi peserta didik berkaitan dengan tugas intelektual yang
layak. Sejalan dengan pendapat tersebut, suatu penilaian dinyatakan autentik apabila penilaian itu
melibatkan peserta didik pada tugas-tugas yang bermanfaat, penting, serta bermakna (Hart,
1994).Penilaian seperti ini terlihat sebagai aktivitas pembelajaran, yang melibatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi serta koordinasi tentang pengetahuan yang luas.
Penilaian autentik menyerukan peserta ujian untuk mempertunjukkan kemampuan dan
keterampilan spesifik, dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka sudah
kuasai (Stiggins, 1987).
Dalam Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusab (SKL)
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 12 Penilaian Pendidikan, pembelajran dalan Kurikulum 2013 adalah pembelajaran dengan pendekatan
saintifik dan penilaian autentik yang mencakup domsin sikap, pengetahuan, dan keterampiln.
3. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar
teman.Pengamatan dapat menggunakan lembar pengamatan dalam bentuk ceklis atau skala
likert, dilakukan selama aktivitas pembelajaran berlangsung(dimulai pada kegiatan pendahuluan
sampai kegiatan penutup)Pengamatan sikap seperti kerjasama, peduli, dan kesantunan dapat
dilakukan pada kegiatan kerja kelompok.Sedangkan pengamatan sikap jujur dan teliti dapat
dilakukan saat kegiatan eksperimen (mencoba).Pengamatan sikap melatih ketrampilan peserta
didik untuk mempunyai sikap ilmiah. Selama proses pembelajaran, setiap ketrampilan yang
muncul dalam diri peserta didik dilakukan penilaian. Ketrampilan yang dimaksud adalah,
ketrampilan mengamati,menanya,mendapatkan informasi,mengolah informasi dan
mengomunikasikan.
Jurnal adalah catatan guru yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan
perilaku.Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara
kronologis.Kriteria penilaian jurnal adalah sbb:
a. Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
b. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
c. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
d. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.
e. Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif.
f. Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik
g. menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.
Penilaian-diri (self-assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja. Penilaian diri
merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri
berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam
mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi
kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap misalnya, peserta didik diminta
mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan misalnya, peserta didik diminta untuk
menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria
atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan misalnya, peserta didik diminta
untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu
mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian diri
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 13 Teknik penilaian-diri memiliki beberapa manfaat positif.Pertama, menumbuhkan rasa percaya
diri peserta didik.Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya.Ketiga,
mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan
semangat untuk maju secara personal.
Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik
oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan
belajar.Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi
pembelajaryang baik.Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur.
Kriteria penilaian antar teman adalah sbb:
a. Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik
b. Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana
c. Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik
d. Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik
e. Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna
ganda/berbeda
f. Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya
g. Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)
h. memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi
peserta didik
i. Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur
j. Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai
kemampuan tertinggi.
2. Penilaian Pengetahuan
Kompetensi siswa pada aspek pengetahuan dapat diukur melalui tes dan nontes. Bentuk tes yang
digunakan antara lain adalah tes tertulis (paper and pencil test) dan tes lisan. Sedangkan, bentuk
nontes dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang diberikan, baik tugas menjawab soal, atau tugas
membuat laporan tertulis (penugasan / project assememnet).
Tes tertulis merupakan bentuk penilaian yang digunakan dengan menyajikan sejumlah pertanyaan
dan menggunakan jawaban tertulis sebagai bukti tingkat pencapaian pengetahuan, kompetensi,
pemahaman dan sikap peserta didik secara perorangan.
Pertanyaan yang dikembangkan sebagai bukti pencapaian kompetensi dan sikap
yang berbentuk pertanyaan dengan jawaban singkat atau panjang, betul – salah, menjodohkan,
pilihan ganda, skala likert, kuisioner, dan refleksi diri. Begitu pula bentuk jawaban peserta didik,
tidaklah selalu harus menulis jawabannya, kadang-kadang peserta didik menanggapi dengan
centang, garis, gambar, diagram dan coretan lain di atas bahan cetakan. Alat tulisnya pun tidak
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 14 tulis. Bahkan seiring dengan kemajuan teknologi, peserta didik dapat memberikan responnya
melalui keyboardkomputer atau format input berbasis teknologi yang lain.
Tujuan tes tertulis beragam sesuai dengan jenis keperluannya, yaitu:
a. Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan peserta didik
b. Mengevaluasi pengetahuan/pemahaman, kemampuan/keterampilan, dan sikap peserta didik
c. Sertifikasi
d. Seleksi
e. Memantau standar
Format pertanyaan yang dikembangkan dapat berbentuk:
a. Essai
b. Jawaban singkat
c. Pilihan Ganda
d. Kuesioner
e. Skala Likert, Skala Thurstone, dan Differential Semantik
Contoh indikator dan format pertanyaan:
Mata Pelajaran Indikator Format Pertanyaan
Matematika Menafsirkan dan membandingkan
informasi yang disajikan Jawaban singkat
Tabel 1. Contoh indikator dan format pertanyaan
Jenis Format Jawaban Peserta didik dapat berupa:
a. Close procedure
b. Peta konsep
c. Essai
d. Jawaban singkat
e. Tulisan pengungkapan kembali
f. Penyelidikan (investigation)
g. Menjodohkan
h. Pilihan Ganda
i. Skala Sikap
j. Kuesioner
k. Refleksi diri
Memilih format jawaban peserta didik dapat dilakukan dengan memusatkan perhatian pada jenis
kata kerja yang digunakan dalam indikator (outcomes). Contoh kemampuan yang dibutuhkan
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 15
Kemampuan yang dibutuhkan peserta didik Format Jawaban yang mungkin
Menghitung, mengingat, memilih, mendefinisikan,
mengidentifikasikan. Pilihan ganda
Menyatakan, mendefinisikan, menentukan,
mengklasifikasikan, mengidentifikasikan, menguraikan,
menghitung, mendeskripsikan.
Jawaban singkat
Membandingkan, mengevaluasi, mengkontraskan,
menerjemahkan, mengembangkan, menganalisis,
menginterpretasikan, mendiskusikan, merencanakan.
Essai, investigasi
Tabel 2. Jenis kata kerja yang digunakan dalam indikator dan format jawaban
Contoh-contoh soal penilaian tertulis beserta kemampuan matematik yang diukur:
a. Contoh soal Penilaian tertulis - Kemampuan penalaran
Bila temanmu menyelesaikan beberapa soal seperti berikut ini,
1. 12x + x = 12x2 2. (10x) (2x) = 20x
di manakah letak kesalahannya? Bagaimanakah seharusnya?
Sifat apakah yang diterapkan setiap langkah penyelesaian soal berikut ini?
12m2 ( 5b + c2 )
12m2 (5b) + (12m2) (c2) (sifat .... )
(12)(5) (m2 b) + 12m2 c2 (sifat .... )
(12)(5) (bm2) + 12c2 m2 (sifat .... )
60bm2 + 12c2 m2
Contoh Penilaian Tertulis – Kemampuan koneksi
1) Bu Anis memiliki sejumlah usaha industri rumah tangga, yaitu produksi makanan
ringan. Pemasaran semua produksinya itu dipercayakan kepada ketiga anaknya, yaitu
Irma, Cindy, dan Erna.Irma bertugas memasarkan kue lapis, donat, dan kue molen.Cindy
bertugas memasarkan kue molen dan dadar gulung. Erna bertugas memasarkan donat dan
kue putu.
i. Jika karyawan Bu Anis yang bertugas memproduksi donat selesai membuat donat,
kepada siapa ia harus memberikan kuenya itu untuk dipasarkan?
ii. Apakah Cindy dan Erna memasarkan kue yang sama?
2) Dalam suatu kompetisi sepak bola, setiap kesebelasan yang menang (m) diberi skor 3,
seri (s) diberi skor 1, dan kalah (k) skornya 0. Bila suatu kesebelasan telah melakukan 18
kali pertandingan dan mengumpulkan skor 29.
i. Mungkinkah data skor kesebelasan tersebut adalah m=9, s=5, k=15? Mengapa?
ii. Tentukan kemungkinan yang benar bahwa kesebelasan tersebut menang(m), seri(s),
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 16 Tes Lisan.
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan.Pelaksanaan Tes lisan
dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.
Kriteria Tes lisan adalah sbb:
a. Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang
hendak dinilai.
b. Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
c. Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didikdalam mengkontruksi jawabannya
sendiri.
d. disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.
Penugasan.
Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang harus dikerjakan oleh
peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria
penugasan adalah sbb:
a. Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
b. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
c. Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari
pembelajaran mandiri.
d. Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
e. Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
f. Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok.
g. Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.
h. Tugasharusbersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial ekonomi).
i. Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
j. Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
3. Penilaian Aspek Pengetahuan
Ada dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat
SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkret. Pada ranah abstrak cenderung pada
keterampilan seperti menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan
mental (berpikir) tanpa bantuan alat. Sedangkan untuk ranah konkret cenderung pada kemampuan
fisik seperti menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan
alat. Penilaian Keterampilan dapat dilakukan dengan kinerja (performance assessment), hasil karya
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 17 Penilaian kinerja (Unjuk Kerja)
Penilaian kinerja merupakan bentuk pengamatan dan penilaian secara langsung dan sistematis
dari kinerja para peserta didik dengan mengacu pada kriteria kinerja yang telah ditetapkan.Hal
ini berarti penilaian kinerja merupakan bentuk penilaian hasil belajar yang berorientasi
pada proses. Penilaian kinerja bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana peserta didik
merencanakan pemecahan masalah, melihat dan mengamati bagaimana peserta didik
menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya. Dalam penilaian kinerja pada umumnya
dilengkapi dengan rubrik, kartu evaluasi, dan kartu standar sebagai kriteria penilaiannya.
Keuntungan menerapkan penilaian kinerja secara formal antara lain:
a. menunjukkan bagaimana peserta didik menggunakan pengetahuan untuk melakukan
kegiatan dan menghasilkan sesuatu
b. instrumen penilaian dapat digunakan berkali-kali
c. instrumen penilaian dapat digunakan untuk tujuan diagnostik
d. dengan instrumen yang sama, guru dapat membuat grafik perkembangan peserta didik dari
waktu ke waktu
e. memungkinkanpeserta didik berkompetisi dengan dirinya sendiri
f. bukan akhir, tapi bagian dari proses pembelajaran
g. membuat pelajaran di sekolah menjadi relevan dengan dunia nyata.
Rubrik melengkapi penilaian kinerja sebagai perangkat kriteria penskoran yang digunakan
untuk mengevaluasi kerja peserta didik dan mengakses kerja peserta didik. Di dalam rubrik
terdapat skala kategori. Skala kategori yang digunakan bisa bervariasi. Misalnya, ada yang
menggunakan kategori 4 (hebat/superior), 3 (memuaskan), 2 (cukup memuaskan), dan 1 (tidak
memuaskan). Berikut adalah contoh rubrik penskoran untuk penilaian kinerja.
Level Kriteria Khusus
4
Superior
- Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap suatu
konsep
- Menggunakan strategi yang sesuai
- Perhitungannya benar
- Penjelasannya tertulis sangat jelas
- Diagram/tabel/gambar tepat
- Melebihi semua permasalahan yang diinginkan
3
Memuaskan
- Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap suatu
konsep
- Menggunakan strategi yang sesuai
- Perhitungannya pada umumnya benar
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 18
Level Kriteria Khusus
- Diagram/tabel/gambar pada umumnya benar
- Memenuhi semua permasalahan yang diinginkan
2
Cukup
Memuaskan
- Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian konsep
- Pada umumnya strategi yang digunakan sesuai
- Perhitungannya pada umumnya benar
- Penjelasannya tertulis cukup jelas
- Diagram/tabel/gambar pada umumnya benar
- Memenuhi sebagian permasalahan yang diinginkan
1
Tidak
Memuaskan
- Menunjukkan sedikit atau tidak ada pemahaman
terhadap suatu konsep
- Tidak menggunakan strategi yang sesuai
- Perhitungannya tidak benar
- Penjelasan tertulisnya tidak jelas
- Diagram/tabel/gambar tidak benar atau tidak cocok
- Tidak memenuhi permintaan permasalahan yang
diinginkan
Tabel 3. Rubrik penskoran untuk Penilaian kinerja
Penilaian hasil karya (produk)
Contoh model masalah penilaian hasil karya
a. Buatlah sebuah denah rumah dengan ukuran setiap ruangan berskala 1: 100
b. Denah rumah tersebut memuat : teras rumah, ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, garasi
, dan kamar mandi
c. Warnai dan buat sebagus mungkin sehingga orang tertarik.
Penilaian tugas (proyek)
Penilaian tugas (proyek) adalah penilaian yang diberikan kepada peserta didik untuk tugas
yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu yang melibatkan kegiatan
mengumpulkan, mengorganisasikan, mengevaluasi, dan menyajikan bahan, atau dana.
Permasalahan yang dijadikan proyek tidaklah hanya satu topik saja atau satu mata pelajaran
saja, tetapi kompleks, menyangkut seluruh mata pelajaran yang terkait dengan permasalahan
yang diajukan.
Contoh Penilaian tugas (proyek) untuk peserta didik kelas X
Berpencarlah setiap anggota dalam kelompokmu untuk melakukan beberapa kegiatan berikut
ini
a. Mendata kumpulan peserta didik yang berpenampilan rapi di sekolahmu
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 19 c. Menyebutkan kumpulan bunga indah di sekolahmu
d. Tulislah setiap hasil pendataanmu dengan cara menuliskannya pada tabel berikut:
Kumpulan peserta didik
berpenampilan rapi
Kumpulan peserta didik
berbadan tinggi Kumpulan bunga indah
…. …. ….
e. Adakah teman dari kelompokmu yang membuat susunan suatu jenis kumpulan yang
berbeda dengan yang kamu buat?
f. Setujukah kamu dengan susunan suatu kumpulan yang dibuat temanmu itu?
g. Apa perbedaan karakteristik dari data yang tertulis pada a) , b) dan c)
Pengumpulan kerja peserta didik (Portofolio)
Portofolio merupakan sajian informasi atau data yang berupa kumpulan pekerjaan peserta
didik sebagai bukti usaha, perkembangan, dan kecakapan peserta didik dalam satu bidang atau
lebih selama periode tertentu yang disusun secara sistematik (Paulson dalam Masdjudi, 2002).
Portofolio memuat dan mengembangkan lima dimensi yang mencerminkan profil seorang
peserta didik, yaitu (1) pemahaman fakta, (2) refleksi, (3) kemampuan berkomunikasi, (4)
keterampilan dan konsep, dan (5) kualitas kerja. Kelima dimensi itu diperlihatkan oleh
hasil-hasil proyek peserta didik seperti karangan argumentasi tentang sesuatu konsep, jurnal peserta
didik, tulisan hasil presentasi peserta didik, gambar, hasta karya, dan penyajian data. Melalui
penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik.
Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat,
komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis,
dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan
sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
Khusus dalam matematika, fokus portofolio pada pemecahan masalah, berpikir dan
pemahaman, menulis, komunikasi, hubungan matematika dan pandangan peserta didik sendiri
terhadap dirinya sebagai pembelajar matematika. Dalam portofolio harus menunjukkan
rentangan tujuan pengajaran dan tugas-tugas yang berhubungan. Penilaian portofolio dapat
dilakukan peserta didik dan guru secara bekerja sama. Caranya peserta didik mengumpulkan
semua pekerjaannya selama rentang waktu tertentu.
Keuntungan menerapkan portofolio (Gronlund dalam Rusoni, 2001) di antaranya:
a. Kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat dengan jelas
b. Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik peserta didik memberikan pengaruh positif dalam
belajar
c. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu akan memotivasi laju belajar
d. Keterampilan menilai diri sendiri akan mengembangkan kemampuan menyeleksi dan
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 20 e. Sebagai sarana komunikasi dan informasi yang autentik tentang kemajuan belajar peserta
didik bagi guru, orang tua dan peserta didik itu sendiri.
Prosedur Porfolio
a. Gunakan file folder peserta didik untuk mengumpulkan semua pekerjaannya.
b. Diskusikan format portofolio yang baik pengorganisasiannya, kebersihannya, tulisan, atau
hapusan tinta, daftar isi, dan pernyataan diri tentang mengapa setiap pekerjaan itu
dimasukkan dalam portofolio.
c. Sediakan bermacam tugas sehingga portofolio dapat berupa kerja
kelompok, proyek,investigasi, dan jurnal.
d. Beri kesempatan peserta didik mereview portofolio mereka sendiri dan membandingkan
dengan pekerjaan teman lainnya.
e. Diskusikan bagaimana seharusnya menilai portofolio mereka.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini:
a. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
b. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
c. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru
menyusun portofolio pembelajaran.
d. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai,
disertai catatan tanggal pengumpulannya.
e. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
f. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio
yang dihasilkan.
g. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
Penilaian Portofolio
Kriteria Penilaian
Pemecahan Masalah Bahasa Penalaran logis Lain-lain
o Pemahaman
masalah
o Penggunaan
bermacam strategi
o Kemampuan
mentransformasik
an perencanaan
dengan
menggunakan
model atau
o Menggunakan
simbol dan
terminologi yang
benar
o Menulis tepat,
ringkas dalam
menyampaikan
ide.
o Pengorganisasian
tulisan dalam
o Identifikasi pola
o Membuat
konjektur
o Menulis
pembuktian
o Menjelaskan
mengapa dan
bagaimana
o Meninjau ide-ide
dan prosedur
o Menghubungkan
matematika dengan
dunia nyata
o Membuat
hubungan dalam
matematika
o Mengembangkan
sikap positif
o Nilai-nilai
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 21 Kriteria Penilaian
Pemecahan Masalah Bahasa Penalaran logis Lain-lain
teknologi
o Analisis hasil,
termasuk strategi
estimasinya
o Merumuskan
masalah
o Kreativitas
menemukan
pendekatan untuk
memecahkan
masalah non rutin
o Pemecahan yang
praktis dan
menarik
pekerjaan dan
jurnal yang baik
o Penjelasan hasil
o Ringkasan dari
topik kunci
o Merefleksikan
pada ide
matematika
o Meminta atau
mengajukan
pertanyaan
o Menyeleksi dan
mengorganisasika
n pekerjaan
peserta didik
secara tepat dan
menunjukkan
perkembangannya
o Mengkonstruksi,
memperluas, dan
menerapkan ide
o Merumuskan
contoh
penyangkal
o Menggunakan
penilaian sendiri
dan koreksi sendiri
terhadap
pekerjaannya
o Bekerja dalam
kelompok
o Menggunakan
model-model atau
representasi
matematika yang
berbeda-beda
o Interpretasi ide
o Teknologi
o Konsep dan
prosedur.
Tabel 4. Kriteria Penilaian pada portofolio
Jenis portofolio dapat dibedakan menjadi:
a. Portofolio kerja (working portfolios)
b. Portofolio dokumen (document portfolios)
c. Portofolio penampilan (show portfolios).
Portofolio kerja digunakan untuk memantau kemajuan dan meng-ases peserta didik dalam
mengelola belajar mereka sendiri. Peserta didik mengumpulkan semua hasil kerja termasuk
coret-coretan (sketches), buram, catatan, kumpulan untuk stimulasi, buram setengah jadi atau
pekerjaan yang sudah selesai.Portofolio kerja bermanfaat untuk memberikan informasi tentang
bagaimana peserta didik mengorganisasikan dan mengelola kerja (belajar) serta merefleksi
pekerjaan dan hasilnya.
Portofolio dokumen menyediakan informasi baik proses maupun produk yang dihasilkan
peserta didik. Jenis portofolio ini bermanfaat bagi peserta didik dan orang tuanya untuk
mengetahui kemajuan hasil belajar, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam belajar
secara individual, untuk menunjukkan bahwa peserta didik telah mengikuti proses tertentu dan
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 22 Portofolio penampilan merupakan portofolio yang menyediakan informasi terbaik dari hasil
kerja (artefak) peserta didik.Biasanya digunakan untuk tujuan pertanggungjawaban
(akuntabilitas), pameran, atau kepentingan mempertunjukkan lainnya.
Rubrik Penskoran Portofolio
Level Kriteria Khusus
4
Superior
Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang menonjol Menunjukkan keterampilan berbahasa yang menonjol
Menunjukkan kemampuan memberi alasan yang menonjol
Menunjukkan kemampuan membuat hubungan yang menonjol
Pengorganisasian yang sangat baik (rapi) dan bersih Sesuai dengan permintaan dan persyaratan
3
Memuaskan
Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang baik Menunjukkan keterampilan berbahasa yang baik
Menunjukkan kemampuan memberi alasan yang baik Pengorganisasian yang baik (rapi) dan bersih
Memuaskan dalam semua permintaan dan persyaratan
2
Cukup
Memuaskan
Kadang-kadang menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang baik
Kadang-kadang menunjukkan keterampilan berbahasa yang baik Kadang-kadang menunjukkan kemampuan memberi alasan yang
baik
Pengorganisasian yang dapat diterima dan bersih
Memuaskan dalam sebagian besar permintaan dan persyaratan
1
Tidak
Memuaskan
Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang sangat rendah
menunjukkan keterampilan berbahasa yang sangat rendah Kemampuan memberi alasan yang sangat rendah
Pengorganisasian dan kebersihan yang rendah Tidak sesuai dengan permintaan dan persyaratan
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 23 BAB III
ANALISIS KOMPETENSI
A. Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam
standar kompetensi lulusan, kompetensi inti dan kompetensi dasar.Oleh karena itu fokus pertama dan
utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi
itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada
jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua
mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran
tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari
di sekolah secara mandiri.
Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang
mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan
kompetensi yang relevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 24
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku (buku guru dan buku siswa)
Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum dapat digambarkn
dengan bagan 1 sebagai berikut;
Penjelasan Bagan 1;
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 25 a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai
oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran (though curriculum) yang akan
memberikan pengalaman belajar secara langsung (direct teaching) kepada peserta didik.
b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religious dan sikap social yang harus dicapai
peserta didik sebagai dampak pengiring (nurturant effects) yang merupakan pengalaman
belajar tidak langsung (indirect teaching)
c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil pembelajaran secara utuh atau
teerpadu.
2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media
a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus atau buku dengan
mempertimbangkan keluasan dan/atau kedalaman materi pembelajaran.
b. Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis memiliki perbedaan dengan yang
tercangtum di salabus, maka dilakukn peneyesuain dengn hasil kajian (sesuai
karakteristik materi pemebelajaran)
3. Mengembangkan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD-3. Guru dapat
mengembangkan materi pembelajaran yang sudah tercntum di silabus atau buku sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada
materi pokok dalam silabus atau buku, serta kompetensi dasar yang termuat dalam
kompetensi inti ketiga (pengetahuan).
Linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok seperti tabel berikut ini;
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok
(Dalam Silabus)
3.1 Mendeskripsikan dan
menganalisis berbagai konsep
dan prinsip fungsi
eksponensial dan logaritma
serta menggunakannya dalam
menyelesaikan masalah
C. Mengolah data dan
menganalisis menggunakan
variabel dan menemukan
relasi berupa fungsi
eksponensial dan logaritma
dari situasimasalah nyata
serta menyelesaikannya
Fungsi
Eksponen dan
Logaritma
3.2 Menganalisisdata sifat-sifat
grafik fungsi eksponensial
dan logaritma dari suatu
permasalahandan
menerapkannya dalam
pemecahan masalah
4,1 Menyajikan grafik fungsi
eksponensial dan
logaritma dalam
memecahkan masalah
nyata terkaitpertumbuhan
dan peluruhan.
Grafik Fungsi
Eksponen dan
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 26
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok
(Dalam Silabus) Dan seterusnya …
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi
dasar yang termuat dalam KI-3 (pengetahuan).Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap
diperlukan untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu:
a. Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati
b. Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep
merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep
tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol, bensin, dan spiritus)
adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang
ditempatinya, volume dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi
menuju ke tempat yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan. Konsep adalah kristalisasi dari
fakta yang telah didefinisikan.
c. Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaitan.
Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa
contoh. Contoh yang merupakan prinsip adalah air jika dipanaskan akan menguap. Prinsip
yang menghubungkan adalah konsep air, konsep panas, dan konsep penguapan. Termasuk ke
dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas.
d. Prosedur, merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan
prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan.
Pada mata pelajaran Matematika, langkah kerja ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan
pada setiap materi pokok.
4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan
a. Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan pancaindra dengan cara
melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang
berbentuk fakat, yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara,
atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagaainya
b. Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan prosedur
hingga berpikir metakognitif melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Tujuannnya agar
peserta didik berpikir secara kritis, logis, dan sistematis.
c. Mengumpulkan informasiadalah kegiatan untuk meningkatkan keingintahuan siswa,
mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 27 dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi
sangat disarankan dalam kegiatan ini.
d. Mengasosiasi adalah kegiatan dengan tujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan
bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam
kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktivitas antara lain menganalisis data,
mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan
memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik.
e. Mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk
lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu
mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui
presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.
5. Merencanakan dan melaksanakan Penilaian Autentik
a. Aspek pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan penugasan
b. Aspek keterampilan melalui praktik, proyek dan portofolio produk
c. Aspek sikap melalui melalui observasi, penilaian diri, penilaian sejawat, dan jurnal .
B. Mengkaji Silabus dan Buku (buku guru dan buku siswa)
Hasil Kajian KI, KD, dan Materi Pokok
Kompetensi Dasar
(KI 3)
Kompetensi Dasar
(KI 4)
Materi Pokok
(Dalam Silabus)
3.1 Mendeskripsikan dan
menganalisis berbagai
konsep dan prinsip fungsi
eksponensial dan logaritma
serta menggunakannya
dalam menyelesaikan
masalah
4.2 Mengolah data dan menganalisis
menggunakan variabel dan
menemukan relasi berupa fungsi
eksponensial dan logaritma dari
situasimasalah nyata serta
menyelesaikannya.
Fungsi Eksponen
dan Logaritma
3.2 Menganalisisdata sifat-sifat
grafik fungsi eksponensial
dan logaritma dari suatu
permasalahandan
menerapkannya dalam
pemecahan masalah
4,1 Menyajikan grafik fungsi
eksponensial dan logaritma
dalam memecahkan masalah
nyata terkaitpertumbuhan dan
peluruhan.
Grafik Fungsi
Eksponen dan
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 28 Kompetensi Dasar
(KI 3)
Kompetensi Dasar
(KI 4)
Materi Pokok
(Dalam Silabus)
3.3 Mendeskripsikan dan
menerapkan konsep sistem
persamaan linierdan kuadrat
dua variabel (SPLKDV) dan
memilih metodeyangefektif
untuk menentukan
himpunan penyelesaiannya
3.4 Menganalisisnilai
diskriminan persamaan
linierdan kuadrat dua
variabel dan menerapkannya
untuk menentukan
himpunan penyelesaian
sistem persamaanyang
diberikan.
4.3 Memecahkan dan menyajikan
hasilpemecahan
masalahnyatasebagai terapan
konsep dan aturan penyelesaian
sistem persamaan linierdan
kuadrat dua variabel.
4.4 Mengolah dan menganalisis
informasidari suatu permasalahan
nyata dengan memilih variabel
dan membuat model
matematikaberupasistem
persamaan linierdan kuadrat dua
variabel dan menginterpretasikan
hasilpenyelesaian sistem tersebut.
Sistem
Persamaan
Linier dan
Kuadrat Dua
Variabel
3.5 Mendeskripsikan konsep
sistem pertidaksamaan
kuadrat dua variabel
danmenerapkannya untuk
menentukan himpunan
penyelesaiannya.
3.6 Menganalisiskurva
pertidaksamaan kuadrat dua
variabel pada system
yangdiberikan dan
mengarsir daerah sebagai
himpunan penyelesaiannya.
4.5 Memecahkan masalah dengan
membuat model
matematikaberupasistem
pertidaksamaan kuadrat dua
variabel serta menyajikan
pemecahannyadengan berbagai
cara.
Sistem
Pertidaksamaan
Kuadrat Dua
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 29 Kompetensi Dasar
(KI 3)
Kompetensi Dasar
(KI 4)
Materi Pokok
(Dalam Silabus)
3.7 Mendeskripsikan dan
menerapkan konsep
pertidaksamaan dan
nilaimutlak dalam
menentukan himpunan
penyelesaian
pertidaksamaan
pecahan,irrasional dan
mutlak.
3.8 Mendeskripsikan dan
menerapkan konsep
pertidaksamaan
pecahan,irasional, dan
mutlak dalam
menyelesaikan masalah
matematika.
3.9 Mendeskripsikan dan
menerapkan konsep
dansifat-sifat
pertidaksamaan pecahan,
irrasional dan mutlak
dengan melakukan
manipulasi aljabar dalam
menyelesaikan masalah
matematika.
3.10 Menganalisisdaerah
penyelesaian
pertidaksamaan pecahan,
irrasional danmutlak.
4.6 Memecahkan masalah
pertidaksamaan
pecahan,irrasional dan mutlak
dalam penyelesaian masalah
nyata.
Pertidaksamaan
mutlak,
pecahan, dan
irrasional
3.11 Mendeskripsikan konsep
danaturan padabidang
datarsertamenerapkannyad
alam pembuktian
sifat-sifat (simetris, sudut,
daliltitik tengah segitiga,
4.7 Menyajikan data terkaitobjek
nyatadan mengajukan masalah
sertamengidentifikasi sifat-sifat
(kesimetrian, sudut, dalil
titiktengah segitiga, dalil intersep,
dalil segmengaris, dll) geometri
Geometri Bidang
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah 30 Kompetensi Dasar
(KI 3)
Kompetensi Dasar
(KI 4)
Materi Pokok
(Dalam Silabus)
dalil intersep, dalil
segmengaris, dll) dalam
geometri bidang.
bidangdataryangbermanfaat
dalam pemecahan masalah
nyatatersebut.
3.12Mendeskripsikankonsep
persamaan trigonometri dan
menganalisis untuk
membuktikan sifat-sifat
persamaan Trigonometri
sederhanadan
menerapkannya dalam
pemecahan masalah.
4.8 Mengolah dan menganalisis
informasidari suatu permasalahan
nyata dengan membuat model
berupa fungsi dan persamaan
Trigonometri serta
menggunakannyadalammenyeles
aikan masalah.
4.9 Merencanakan dan melaksanakan
strategi dengan melakukan
manipulasi aljabar
dalampersamaan Trigonometri
untuk membuktikan kebenaran
identitas Trigonometri
sertamenerapkannya dalam