• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar IPA menggunakan metode Eksperimen pada materi perubahan benda siswa kelas V SD Negeri Danurejo 1 Mertoyudan, Magelang tahun pelajaran 2013 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar IPA menggunakan metode Eksperimen pada materi perubahan benda siswa kelas V SD Negeri Danurejo 1 Mertoyudan, Magelang tahun pelajaran 2013 2014"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI PERUBAHAN BENDA

SISWA KELAS V SD NEGERI DANUREJO 1 MERTOYUDAN, MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh: Siti Mutiah

101132034

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI PERUBAHAN BENDA

SISWA KELAS V SD NEGERI DANUREJO 1 MERTOYUDAN, MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Disusun oleh: SITI MUTIAH

NIM: 101132034

Telah disetujui oleh:

Pembimbing ,

(4)

iii SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI PERUBAHAN BENDA

SISWA KELAS V SD NEGERI DANUREJO 1 MERTOYUDAN, MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Disusun oleh: SITI MUTIAH

NIM: 101132034

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal, 2014

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama lengkap Tanda Tangan

Ketua : Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A. ... Sekretaris : Catur Rismiati,S.Pd.,M.A.,Ed.D. ... Anggota 1 : Drs. Puji Purnomo, M.Si. ... Anggota 2 : Drs. Y.B. Adimassana, M.A ... Anggota 3 : Drs. Paulus Wahana, M.Hum ...

Yogyakarta, 24 Februari 2014

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(5)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

K esalahan dan kekeliruan itu manusiawi tapi orang yang

mempertahankan kesalahan sama dengan setan ( K aisar

Agustus).

Jangan berhenti berupaya ketika menemui kegagalan karena

kegagalan adalah cara Allah SW T mengajari kita tentang

arti kesungguhan.

Skripsi ini saya persembahkan pada orang tuaku, suamiku,

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Januari 2014 Penulis

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : SITI MUTIAH

NIM : 101132034

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI PERUBAHAN BENDA SISWA

KELAS V SD NEGERI DANUREJO 1 MERTOYUDAN, MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 27 Januari 2014 Yang menyatakan

(8)

vii ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI PERUBAHAN BENDA

SISWA KELAS V SD NEGERI DANUREJO 1 MERTOYUDAN, MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh: SITI MUTIAH NIM: 101132034

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Danurejo 1 tentang materi perubahan benda dengan menggunakan metode eksperimen tahun pelajaran 2013/2014 yang ditandai dengan peningkatan rata-rata nilai ulangan dan persentase siswa yang mencapai KKM.

Jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Danurejo 1 tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 23 siswa. Objek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA tentang materi perubahan benda. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan tes tertulis. Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Penggunaan metode eksperimen dalam upaya meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Danurejo 1 tentang materi perubahan benda dengan menggunakan metode eksperimen tahun pelajaran 2013/2014 ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut a) Persiapan alat dan bahan, b) Pemberian petunjuk dan informasi mengenai tugas yang harus dilaksanakan selama eksperimen, c) Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembaran kerja/ pedoman eksperimen yang disusun secara sistematis dan d) Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen yang dilakukan dengan diskusi, tanya jawab, dan/atau tugas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada materi perubahan benda siswa kelas V SD Danurejo 1. Hal ini dapat dilihat pada hasil prestasi belajar siswa yang telah diperoleh selama kegiatan penelitian. Pada kondisi awal, berdasarkan data siswa pada tahun ajaran 2012/2013 rata-rata nilai siswa adalah 60 dan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 40%. Setelah dikenai tindakan menggunakan metode eksperimen pada siklus I, rata-rata nilai dan persentase siswa yang memenuhi KKM mengalami peningkatan. Rata-rata nilai siswa kelas V tahun pelajaran 2013/2014 meningkat menjadi 89 dan persentase siswa yang memenuhi KKM menjadi 100%. Sedangkan siklus 2 rata-rata nilai siswa mencapai 92 dengan persentase siswa yang memenuhi KKM sebesar 100%.

(9)

viii ABSTRACT

THE INCREASE OF SCIENCE LEARNING ACHIEVEMENT USING EXPERIMENT METHOD ON THE MATERIAL CHANGE OF OBJECT

FOR THE FIVE GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL DANUREJO 1 MERTOYUDAN, MAGELANG

ACADEMIC YEAR OF 2013/2014 grade students of SDN Danurejo 1 in academic year 2013/2014 which is marked with the escalation of the examination score average, and the student percentage that reach the KKM.

This research is a Classroom Action Research (CAR). The subject of this research is the five grade students of SDN 1 Danurejo 1 in academic year 2013/2014. This class consists of 23 students. The object of this research is learning achievement in force can change the motion of an object. Technique of data collection are written test. Method of data analysis is descriptive quantitative. This research consists of two cycles. Each cycle consists of plan, action, observation, and reflection.

Using experiment method in order to find out he enhancement students science learning achievement on the material change of object in the fifth grade students of SDN Danurejo 1 in academic year 2013/2014 could be implemented by the following steps a) Preparation of tools and materials, b) Giving instructions about the must-do tasks during experiment, c) Implementation by using arranged work sheets / experiment guidance sistematically and d) Strengthening the results of experiments by discussion, interview and/or tasks.

The result showed that using experiment method in order to find out he enhancement students science learning achievement on the material change of object in the fifth grade students of SDN Danurejo 1. It could be seen through students’s learning achievement during research. In the initial condition based on student’s examination score in academic year of 2012/2013 was 60 and the percentage of students who reached the KKM was 40%. After using experiment method in the first cycle, the average of examination score and percentage of student’s who reached the KKM could increase. Student’s of fifth grade in the academic year of 2013/2014’s score average increase to 89 and the percentage of student’s who reached KKM is 100%. While in the second cycle, the average of examination score reached 92 and the percentage of students who reached the KKM is 100%.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.

Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Y.B Adimassana, M.A., selaku koordinator Program Sarjana (S1)

Kependidikan Guru dalam Jabatan Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. Puji Purnomo M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah

memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang

penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Isnadiyah, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Danurejo 1, yang

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas.

6. Siswa kelas V SD Negeri Danurejo 1 yang telah bersedia menjadi subjek dalam

penelitian ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

(11)

x

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati bersedia menerima

sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dan peneliti lain.

Yogyakarta, 27 Januari 2014 Penulis

(12)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 2

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Pemecahan Masalah ... 3

E. Batasan Pengertian ... 3

F. Tujuan Penelitian . ... 4

(13)

xii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian yang Relevan ... 6

B. Prestasi Belajar ... 7

C. Metode Eksperimen ... 9

D. IPA ... 13

E. Kerangka Pikir ... 15

F. Hipotesis Tindakan. ... 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 17

B. Setting Penelitian ... 18

C. Rencana Tindakan ... 19

D. Instrumen Penelitian ... 23

E. Validitas Instrumen Penelitian ... 24

F. Teknik Pengumpulan Data ... 28

G. Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31

1. Proses ... 31

2. Hasil ... 45

B. Pembahasan ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian ... 19

Tabel 2. Peubah dan Instrumen Penelitian ... 23

Tabel 3. Rincian Pemberian Skor Soal Evaluasi ... 23

Tabel 4. Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 24

Tabel 5. Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 25

Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 26

Tabel 7. Penghitungan Validitas Soal Siklus I ... 26

Tabel 8. Penghitungan Validitas Soal Siklus II ... 27

Tabel 9. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa ... 30

Tabel 10. Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 45

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 53

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 55

Lampiran 3. Ringkasan Materi ... 67

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 69

Lampiran 5. Soal Evaluasi Siklus ... 82

Lampiran 6. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran ... 86

Lampiran 7. Data Prestasi Belajar Siswa ... 98

Lampiran 8. Hasil Kerja Siswa ... 100

Lampiran 9. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD ... 104

Lampiran 10. Foto-foto ... 106

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari alam semesta secara

sistematis. IPA mengajarkan siswa mengetahui kejadian-kejadian di alam.

Pembelajaran IPA sangat penting sehingga dalam pembelajaran IPA

dikondisikan siswa selalu aktif untuk ingin tahu terhadap permasalahan alam

sekitar.

Salah satu materi IPA SD adalah perubahan benda. Di lingkungan

sekitar kita banyak sekali benda-benda yang berubah bentuk.

Perubahan-perubahan pada benda tersebut dapat kita amati untuk mengetahui sifat benda

sebelum dan sesudah perubahan.

Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) menuntut guru untuk

menyajikan pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif dan melakukan

kerja ilmiah. Guru harus lebih kreatif memilih metode yang sesuai dengan

materi dan karakter siswa. Metode eksperimen merupakan metode

pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk aktif dalam melakukan

percobaan untuk mengetahui informasi yang akan diketahuinya.

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan bahwa siswa kelas V

pada materi perubahan benda mengalami masalah. Hal ini terbukti dari hasil

evaluasi banyak siswa yang berda di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) dan rendahnya rata-rata kelas. KKM mata pelajaran IPA tahun

(18)

rata-rata kelas pada materi tersebut adalah 60, dengan persentase jumlah siswa

yang mencapai KKM 40% yaitu 10 anak dari 25 siswa.

Peneliti menduga metode pembelajaran yang selama ini digunakan

kurang memberi kesempatan kepada siswa. Siswa belum melakukan

percobaan terhadap materi perubahan benda. Pembealajaran selama ini

cenderung menggunakan metode ceramah tanpa pembuktian secara langsung

sehingga siswa tidak mengalami proses eksperimen dan menemukan sendiri

fakta dari materi tersebut.

Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti mencoba meningkatkan

prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen. Metode

eksperimen memberi kesempatan pada anak untuk menyelidiki sesuatu guna

menemukan informasi dari materi yang ingin diketahuinya. Siswa akan lebih

aktif dan informasi yang didapat akan lebih dimengerti. Dengan demikian,

peneliti berharap metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya akan membahas mengenai prestasi belajar siswa

pada kompetensi dasar 4.2 yaitu menyimpulkan hasil penyelidikan tentang

(19)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, masalah penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan metode eksperimen dalam upaya meningkatkan

prestasi belajar IPA pada materi perubahan benda kelas V SD Negeri

Danurejo 1 Mertoyudan, Magelang tahun pelajaran 2013/2014?

2. Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi

belajar IPA pada materi perubahan benda kelas V SD Negeri Danurejo 1

Mertoyudan, Magelang tahun pelajaran 2013/2014?

D. Pemecahan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan rumusan masalah,

masalah prestasi belajar siswa mengenai perubahan benda akan diatasi dengan

pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen.

E. Batasan Pengertian

Berikut ini merupakan batasan pengertian yang peneliti ambil.

1. Prestasi belajar adalah hasil belajar siswa setelah siswa melakukan

kegiatan belajar yang diukur menggunakan tes.

2. Metode eksperimen adalah metode pembelajaran yang memberi

kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan, menyelidiki dan

(20)

F. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode eksperimen dalam

upaya meningkatkan prestasi belajar IPA pada materi perubahan benda

siswa kelas V SD Negeri Danurejo 1 Mertoyudan, Magelang tahun

pelajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode eksperimen dapat

meningkatkan prestasi belajar IPA pada materi perubahan benda kelas V

SD Negeri Danurejo 1 Mertoyudan, Magelang tahun pelajaran 2013/2014.

G. Manfaat Penulisan

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penggunaan metode

eksperimen dalam proses belajar mengajar IPA, antara lain:

1. Peneliti

Memperoleh pengalaman dalam melakukan PTK khususnya

menggunakan metode eksperimen dalam upaya meningkatkan prestasi

belajar IPA pada materi perubahan benda siswa kelas V SD Negeri

Danurejo 1 Mertoyudan, Magelang tahun pelajaran 2013/2014.

2. Siswa

Memberikan pengalaman mempelajari perubahan benda dengan

menggunakan metode eksperimen pada siswa kelas V SD Negeri Danurejo

(21)

3. Sekolah

Menambah bahan bacaaan terkait dengan PTK khususnya

menggunakan metode eksperimen dalam upaya meningkatkan prestasi

belajar IPA pada materi perubahan benda siswa kelas V SD Negeri

Danurejo 1 Mertoyudan, Magelang tahun pelajaran 2013/2014.

4. Prodi

Menambah bahan bacaaan terkait dengan PTK khususnya

menggunakan metode eksperimen dalam upaya meningkatkan prestasi

belajar IPA pada materi perubahan benda siswa kelas V SD Negeri

(22)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian

yang relevan.

1. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Martini Dwi Purnama tahun 2009

dengan judul “Penerapan pakem dengan metode eksperimen untuk

meningkatkan hasil belajar IPA materi benda dan sifatnya di kelas V SDN

Kebonsari 4 Kota Malang”. Hasil penelitian menunjukkan adanya

peningkatan minat siswa dari aspek proses selama berlangsung kegiatan

pembelajaran melalui lembar aktifitas siswa selama mengikuti proses

pembelajaran dari siklus I ke siklus II sebesar 23.8 dari 56,8 menjadi 80,6

dengan skor maksimal 100%. Kemudian adanya peningkatan hasil belajar

siswa dari aspek pemahaman sebelum penerapan tindakan dan sesudah

penerapan tindakan sebesar 29% dari 67.8 menjadi 78.

2. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Joko Purnomo tahun 2012

program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan judul “Peningkatan

Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Metode Eksperimen Pada Materi

Sifat-Sifat Cahaya Siswa Kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten Semester

Genap Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

dengan penggunaan metode eksperimen minat siswa meningkat, dari

kondisi awal menunjukkan rata-rata minat siswa adalah 8,03 mengalami

(23)

dari data kondisi awal siswa pada tahun pelajaran 2010/2011 dengan nilai

rata-rata siswa 61,21 dan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar

36,36%. Setelah dikenai tindakan pada siklus I, nilai rata-rata siswa kelas

V tahun pelajaran 2011/2012 meningkat menjadi 73,95 dari yang semula

61,21. Peningkatan nilai rata-rata siswa dari kondisi awal ke siklus I

meningkat sebesar 12,74%. Sedangkan persentase siswa yang mencapai

KKM pada siklus I sebesar 72,73% dari kondisi awal yang semula

36,36%. Kemudian dilanjutkan tindakan pada siklus II dengan

menggunakan metode eksperimen sehingga dapat meningkatkan nilai

rata-rata kelas menjadi 80,02. Peningkatan nilai rata-rata-rata-rata siswa dari siklus I ke

siklus II meningkat sebesar 6,07%. Sedangkan persentase siswa yang

mencapai KKM pada siklus II sebesar 84,85%. Peningkatan persentase

siswa yang mencapai KKM dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar

12,12%.

Dari penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Atas dasar itu peneliti akan menggunakan metode eksperimen di SD.

B. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas

(24)

adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan

belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah Sudjana (1996: 203).

Suratinah Tirtonegoro (1984:43) menyatakan prestasi belajar adalah

pencapaian hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf,

maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh

setiap anak dalam periode tertentu.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar merupakan hasil belajar siswa yang diperoleh dengan cara tes maupun

non tes. Hasil tersebut merupakan cerminan anak sesudah mengalami proses

belajar. Aspek belajar ada 3 macam yaitu aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Banyak hal yang mempengaruhi prestasi belajar. Syah Muhibbin

(1995: 132) menyebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar

siswa. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi 3 macam yaitu

sebagai berikut:

1. Faktor internal (faktor dari siswa)

a. Aspek fisiologis yaitu berkenaan dengan kondisi umum jasmani,

tonus/tegangan otot, organ-organ seperti tingkat kesehatan indera

pendengaran dan indera penglihatan.

b. Aspek psikologis yaitu intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi .

2. Faktor eksternal siswa dapat dibagi menjadi dua macam yaitu

a. Faktor lingkungan social meliputi guru, para staf administrasi, dan

(25)

siswa tersebut.

b. Faktor lingkungan nonsosial meliputi gedung sekolah dan letaknya,

rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan

cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

c. Faktor pendekatan belajar yaitu suatu upaya belajar siswa dengan

menggunakan berbagai strategi dan metode belajar. Penggunaan

metode yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

C. Metode Eksperimen

1. Pengertian Metode Eksperimen

Jusuf Djajadisastra (1981:10) mengemukakan bahwa metode

eksperimen adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan

kepada murid untuk menemukan sendiri sesuatu fakta yang diperlukannya

atau ingin diketahuinya. Metode eksperimen adalah cara penyajian

pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah, 2006: 84).

Dari pengertian metode eksperimen di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa metode eksperimen adalah suatu metode mengajar yang mengajak

siswa untuk melakukan percobaan guna mengetahui informasi yang ingin

(26)

2. Pelaksanaan Metode Eksperimen

Pelaksanaan metode eksperimen dikemukakan oleh Djajadisastra

(1982: 11-12) sebagai berikut:

a. Kegiatan guru

1) Menetapkan tujuan eksperimen.

2) Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan.

3) Memberikan penjelasan tentang apa yang harus dilakukan dan apa

yang tidak boleh dilakukan

4) Mengecek apakah semua siswa sudah memperhatikan semua alat

dan petunjuk.

5) Meminta murid untuk meyiapkan catatan untuk mencatat seluruh

proses eksperimen.

6) Menyuruh para siswa untuk memulai eksperimen.

7) Selama eksperimen berlangsung, guru berkeliling dan mengamati

siswa

8) Melakukan diskusi mengenai apa yang ditemukan siswa.

9) Meminta siswa menyimpulkan dan membuat laporan mengenai

eksperimen yang telah dilakukan dan menyerahkan kepada guru

untuk diperiksa.

b. Kegiatan siswa

1) Siswa mendengarkan semua petunjuk guru dengan baik dan

(27)

mencatat hal penting atau laporan.

3) Menerima dan mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan

dalam eksperimen.

4) Menjaga alat-alat dan memperlakukan dengan hati-hati agar tidak

rusak, jatuh atau menimbulkan bahaya, baik bagi dirinya maupun

orang lain.

5) Pada saat eksperimen dilakukan, memperhatikan dengan teliti dan

cermat segala proses yang sedang berlangsung. Mencatat seluruh

proses dan bila ada hal yang tidak dimengerti, segera bertanya

kepada guru.

6) Setelah mencuci tangan setelah selesai melakukan eksperimen,

lebih-lebih bila telah menggunakan zat-zat yang mungkin

mengandung racun atau membahayakan kesehatan bila termakan.

7) Menyelesaikan laporan.

8) Mengikuti diskusi.

3. Langkah-langkah Metode Eksperimen

Anitah (2007:5-29) mengemukakan agar pembelajaran dapat

berjalan dengan baik maka penggunaan metode eksperimen dapat

dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mempersiapkan alat dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam

(28)

b. Memberikan petunjuk dan informasi mengenai tugas yang harus

dilaksanakan selama eksperimen

c. Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembaran

kerja/pedoman eksperimen yang disusun secara sistematis sehingga

siswa dalam pelaksanaannya tidak banyak mendapat kesulitan dan

membuat laporan

d. Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen yang dilakukan

dengan diskusi, tanya jawab, dan/atau tugas

4. Kelebihan dan kekurangan metode eksperimen

Jusuf Djajadisastra (1981:16-17) menyatakan kebaikan atau

keuntungan metode eksperimen adalah sebagai berikut:

a. Meniadakan kemungkinan timbulnya verbalisme

b. Mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian

c. Karena mengamati sendiri suatu proses atau kejadian, maka menjadi

benar-benar yakin akan hasil atau sesuatu proses

d. Menjadi lebih bersikap hati-hati, teliti, mampu berpikir analitis, dan

tidak begitu saja percaya pada “kata orang”

e. Sesuai dengan perkembangan siswa yang selalu tertarik pada realitas

atau obyek-obyek yang nyata dari alam sekitarnya

f. Sesuai dengan jiwa anak yang selalu mengadakan eksplorasi

(29)

inovatif (mencari sesuatu yang baru, hasrat menemukan sesuatu yang

baru)

h. Memupuk dan mengembangkan sikap berpikir ilmiah, yaitu suatu

sikap hidup untuk memahami sesuatu melalui data yang dapat

dikumpulkan, melakukan percobaan, dan menarik kesimpulan

i. Membangkitkan hasrat ingin tahu pada anak

j. Memperkaya pengalaman dan meningkatkan ketrampilan

D. IPA

1. Hakekat IPA

Srini (2001:1) mengemukakan bahwa Ilmu Penegtahuan Alam

adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan

dalam alam. Ilmu pengetahuan Alam menawarkan cara-cara untuk dapat

memahami dan mempelajari kejadian-kejadian yang ada di alam dan

supaya dapat hidup di dalam alam. Susanto, Ahmad menambahkan IPA

merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui

pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan

dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan

(2013: 167). Dari pengertian di atas IPA merupakan ilmu yang

(30)

2. Kompetensi Dasar

Materi perubahan benda merupakan salah satu bagian dalam

pembelajaran IPA. Siswa diharapkan mampu mengetahui benda sebelum

dan sesudah mengalami perubahan. Ada beberapa faktor yang dapat

menyebabkan perubahan pada benda yaitu pemanasan, pendinginan,

pembakaran, pencampuran dengan air, pembusukan, dan perkaratan

(Haryanto, 2004: 98).

a. Pemanasan

Air dalam panci akan menjadi cairan yang bergejolak jika

dipanaskan, hal tersebut disebut mendidih. Es yang berwujud padat,

tetapi jika dipanaskan akan berubah menjadi air yang berwujud cair.

Wujud air dapat berubah menjadi gas jika dipanaskan. Jadi pemanasan

menyebabkan benda mengalami perubahan wujud. Wujud padat dapat

berubah menjadi cair. Wujud cair dapat berubah menjadi gas.

b. Pendinginan

Pendinginan menyebabkan benda mengalami perubahan wujud.

Wujud cair dapat berubah menjadi padat. Wujud gas berubah menjadi

cair.

c. Pembakaran

Kertas yang dibakar dapat berubah bentuk menjadi arang.

Warna kertas yang semula putih berubah menjadi hitam. Bentuk kertas

yang berupa lembaran berubah menjadi arang. Kertas yang lebih keras

(31)

warna, kekerasan, kelenturan, dan bau.

d. Pencampuran dengan air

Semen yang dicampur air yang mula-mula menjadi cairan yang

keras lama-lama semen akan memadat. Semen yang bersifat lunak

menjadi semen yang keras.

e. Pembusukan

Buah yang dibiarkan diudara yang terbuka lama-kelamaan akan

mengalami proses pembusukan. Proses tersebut dapat diamati dari

warna buah yang semakin kecokelatan, semakin lunak, dan bau yang

busuk. Jadi, pembusukan dapat menyebabkan benda mengalami

perubahan bentuk, warna, kelenturan, kekerasan, dan bau.

f. Perkaratan

Logam yang terkena air lama kelamaan akan mengalami proses

perkaratan. Warna besi berubah menjadi kecokelatan dan mudah

rapuh. Jadi, perkaratan dapat menyebabkan benda mengalami

perubahan warna dan kekerasan.

E. Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPA bukan hanya menghafal informasi yang diberikan

guru. Siswa harus aktif ikut serta dalam proses pembelajaran demi memahami

materi secara mendalam. Metode eksperimen memudahkan siswa memahami

(32)

informasi tentang proses perubahan benda tersebut. Informasi yang ditemukan

siswa akan lebih bermakna sehingga akan mudah dipahami siswa. Dengan

demikian penggunakan metode eksperimen diharapkan agar meningkatkan

prestasi belajar siswa.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dirumuskan

hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Penggunaan metode eksperimen dalam upaya meningkatkan prestasi

belajar IPA pada materi perubahan benda siswa kelas V SD Negeri I

Danurejo, Mertoyudan, Magelang tahun pelajaran 2013/2014 dapat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Persiapan alat dan bahan

b. Pemberian petunjuk dan informasi mengenai tugas yang harus

dilaksanakan selama eksperimen

c. Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembaran kerja/

pedoman eksperimen yang disusun secara sistematis

d. Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen yang dilakukan

dengan diskusi, tanya jawab, dan/atau tugas

2. Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA

pada materi perubahan benda siswa kelas V SD Negeri I Danurejo,

(33)

17 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti yaitu Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya

sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Zainal, dkk, 2009: 3). Susilo

(2007: 19-24) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas dilaksanakan

melalui empat langkah utama yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi. Langkah-langkah dalam PTK merupakan satu daur ulang atau siklus

yaitu sebagai berikut:

B.

Siklus 1 Siklus 2

Gambar 1 Siklus dalam PTK Perencanaan

Tindakan

Observasi Refleksi

Perencanaan

Tindakan

(34)

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan kegiatan awal dari setiap siklus. Kegiatan

perencanaan meliputi identifikasi masalah, analisis masalah, dan

perumusan masalah.

2. Pelaksanaan/tindakan

Implementasi tindakan dalam proses pembelajaran yang sesuai

dengan perencanaan pembelajaran yang sudah disusun.

3. Pengamatan/observasi

Kegiatan mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran.

Hasil observasi dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan refleksi

dan revisi untuk menyusun rencana dan tindakan selanjutnya.

4. Refleksi

Refleksi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk evaluasi

yang dilakukan guru dan tim pengamat. Berdasarkan hasil refleksi peneliti

akan menentukan perencanaan langkah selanjutnya.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini diadakan di Sekolah Dasar Negeri Danurejo 1 yang

terletak di desa Danurejo, Mertoyudan, Magelang.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Siswa SD Negeri Danurejo 1 tahun

(35)

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar dengan

menggunakan metode eksperimen pelajaran IPA materi perubahan benda

siswa kelas VA SD Negeri Danurejo 1 tahun pelajaran 2013/2014.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan pada semester genap

tahun pelajaran 2013/2014 yakni bulan Agustus-Maret2014.

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Agustus Septem Okt Nov Des Jan Feb Maret

1 Observasi pra penelitian

2 Penyusunan Proposal

3 Permohonan izin penelitian

4 Pengumpulan data

5 Pengolahan data

6 Penyusunan laporan

7 Ujian skripsi

8 Revisi

C. Rencana Tindakan

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala SD Negeri Danurejo 1

b. Mengamati daftar nilai siswa tahun sebelumnya

c. Melakukan observasi pada siswa kelas V SD Negeri Danurejo 1 mata

(36)

d. Menyusun proposal penelitian.

e. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi

pokoknya.

f. Menyusun perangkat pembelajaran (silabus, RPP, LKS, dan soal).

g. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di

kelas, misalnya media/alat peraga.

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan

tindakan kelas sebagai berikut:

a. Siklus I

Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan,

dimana setiap pertemuan beralokasikan 2 JP.

1) Rencana Tindakan

Peneliti menyusun silabus, RPP, LKS, bahan ajar, soal

evaluasi dan kunci jawaban, media, alat dan bahan percobaan,

membagi siswa dalam kelompok.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I

a) Menyampaikan kompetensi dasar, indikator, tujuan yang akan

dicapai dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

b) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang rancangan atau

(37)

c) Siswa melaksanakan kegiatan percobaan yang ada di dalam

LKS secara berkelompok (masing-masing kelompok

beranggotakan 4-5 orang).

d) Siswa membuat laporan hasil percobaan yang ada dalam LKS.

e) Siswa melakukan presentasi hasil laporan kegiatan yang telah

dibuat. Mengadakan tes atau evaluasi pembelajaran (siklus I

pertemuan kedua).

3) Observasi

Peneliti bersama tim pengamat melakukan pengamatan

terhadap proses belajar siswa dengan menggunakan metode

eksperimen.

4) Refleksi

Peneliti berefleksi setelah proses pembelajaran selesai.

Selama proses refleksi peneliti dibantu tim pengamat untuk

berefleksi bersama untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan

selama proses berlangsung.

b. Siklus II

Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan,

dimana setiap pertemuan beralokasikan 2 JP.

1) PerencanaanTindakan

Peneliti memperbaiki RPP, LKS berdasarkan hasil refleksi.

Selanjutnya melanjutkan pembelajaran siklus I dan diakhiri dengan

(38)

2) Pelaksanaan Siklus II

a) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang rancangan atau

petunjuk kegiatan yang akan dilakukan.

b) Siswa melaksanakan percobaan yang ada di dalam LKS secara

berkelompok (masing-masing kelompok beranggotakan 4-5

orang).

c) Siswa membuat laporan dari hasil kegiatan yang telah

dilakukan.

d) Siswa melakukan presentasi laporan kegiatan percobaan secara

bergantian di depan kelas.

e) Mengadakan tes atau evaluasi pembelajaran (siklus II

pertemuan kedua).

3) Observasi

Peneliti bersama tim pengamat melakukan pengamatan

terhadap proses belajar siswa dengan menggunakan metode

eksperimen.

4) Refleksi

Peneliti berefleksi selama proses mengajar. Selama proses

refleksi peneliti dibantu tim pengamat untuk berefleksi bersama

untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan

metode eksperimen berhasil mencapai target akhir yang

(39)

D. Instrumen Penelitian

Peubah dalam penelitian ini adalah prestasi belajar. Data mengenai

prestasi belajar diperoleh menggunakan tes. Tes yang digunakan peneliti

berbentuk tes tertulis yaitu pilihan ganda. Soal yang diberikan siswa setiap

siklusnya berjumlah 20 soal. Setiap soal mempunyai skor satu jika benar dan

skor nol jika salah. Berikut indikator, cara memperoleh data dan juga

instrumen yang digunakan.

Tabel 2: Peubah dan Instrumen Penelitian

No Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen 1 Prestasi

Tabel 3. Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II

No Jenis Soal Jumlah Soal Skor Maksimal Tiap Soal

Jumlah skor maksimal

1 Tes objektif 20 1 20

(40)

E. Validitas Perangkat Pembelajaran dan Penelitian

Masidjo (1995:242) berpendapatbahwa validitas suatu tes adalah taraf

sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas ditempuh melalui expert judgement dan empiris. Expert Judgement

yaitu ditempuh dengan cara mengkonsultasikan perangkat pembelajaran yang

sudah dibuat peneliti kepada ahli. Ahli yang dimaksud adalah guru lain yang

sudah mempunyai gelar sarjana dan kepala sekolah. Sedangkan empiris yaitu

digunakan untuk menguji soal evaluasi yang sudah dibuat peneliti.

1. Perangkat pembelajaran

Di bawah ini adalah hasil validasi instrumen pembelajaran meliputi

silabus, RPP, LKS, dan bahan ajar. Instrumen pembelajaran ini

divalidasikan kepada 3 orang ahli yaitu 2 Kepala Sekolah, dan 1 Guru

IPA. Hasil penghitungan validasi perangkat pembelajaran adalah sebagai

berikut :

Tabel 4. Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran

No Perangkat

pembelajaran Expert judgement Hasil

(41)

No Perangkat

pembelajaran Expert judgement Hasil

4 Bahan Ajar Kepsek SD Banyurojo 4,8 Kepsek SD N Danurejo 1 3,2 Guru SD N Danurejo 1 4,2

Rata-rata 4,1

Tabel 5. Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran

No Skor Kriteria

1 4,2-5 Sangat baik 2 3.4-4,1 Baik 3 2,6-3,3 Cukup 4 1,8-2,5 Kurang baik 5 1-1,7 Sangat kurang baik

Dari hasil skor penghitungan rata-rata validasi perangkat

pembelajaran (silabus, RPP, LKS, bahan ajar) di atas, diperoleh skor

rata-rata silabus adalah 4,3 dengan kriteria sangat baik. Skor rata-rata-rata-rata RPP

adalah 4,2 dengan kriteria sangat baik. Skor rata-rata LKS adalah 4,6

dengan kriteria sangat baik. Skor rata-rata bahan ajar adalah 4,1 dengan

kriteria baik. Dari penghitungan di atas, diperoleh skor rata-rata

keseluruhan perangkat pembelajaran 4,3. Hasil skor penghitungan tersebut

termasuk dalam kriteria sangat baik, sehingga perangkat pembelajaran ini

(42)

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Adapun kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut :

Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Standar

3. Validasi Instrumen Penelitian

Soal evaluasi sebelum diberikan ke siswa di hitung validitasnya

dengan cara diujikan ke siswa sekolah lain. Peneliti memilih SD

Banyurojo karena terletak dalam satu wilayah yang sama dan mempunyai

akreditasi yang sama. Hasil uji empiris dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 7. Hasil Penghitungan Validasi Soal Siklus I

No

soal r hitung r tabel Keputusan 1 0,14 0,361 Tidak valid->> Direvisi

(43)

No

soal r hitung r tabel Keputusan 9 0,31 0,361 Tidak valid->> Direvisi 10 -0,043 0,361 Tidak valid 11 0,35 0,361 Tidak valid->> Direvisi

12 -0,19 0,361 Tidak valid

13 0 0,361 Tidak valid

14 0,34 0,361 Tidak valid->> Direvisi 15 0,33 0,361 Tidak valid->> Direvisi

16 0,42 0,361 Valid

17 0,25 0,361 Tidak valid->> Direvisi 18 0,19 0,361 Tidak valid->> Direvisi 19 0,14 0,361 Tidak valid->> Direvisi

20 0,48 0,361 Valid

21 0,048 0,361 Tidak valid

22 0,40 0,361 Valid

23 0,14 0,361 Tidak valid->> Direvisi

24 0,39 0,361 Valid

30 0,30 0,361 Tidak valid->> Direvisi

Tabel 8. Hasil Penghitungan Validasi Soal Siklus II

No

soal r hitung r tabel Valid/tidak valid

1 0,37 0,361 Valid

2 0,30 0,361 Tidak valid->> Direvisi 3 -0,02 0,361 Tidak valid

4 0,37 0,361 Valid

5 -0,08 0,361 Tidak valid

6 0,40 0,361 Valid

7 -0,13 0,361 Tidak valid

8 0,34 0,361 Tidak valid->> Direvisi 9 0,20 0,361 Tidak valid->> Direvisi 10 0,34 0,361 Tidak valid->> Direvisi 11 0,26 0,361 Tidak valid->> Direvisi 12 0,06 0,361 Tidak valid

(44)

No

soal r hitung r tabel Valid/tidak valid 15 0,33 0,361 Tidak valid->> Direvisi 16 0,10 0,361 Tidak valid->> Direvisi 17 0,086 0,361 Tidak valid

18 0,32 0,361 Tidak valid->> Direvisi 19 0,08 0,361 Tidak valid

20 -0,04 0,361 Tidak valid

21 0,1 0,361 Tidak valid->> Direvisi 22 -0,16 0,361 Tidak valid

23 0,28 0,361 Tidak valid->> Direvisi 24 0,15 0,361 Tidak valid->> Direvisi 25 0,17 0,361 Tidak valid->> Direvisi 26 0,31 0,361 Tidak valid->> Direvisi 27 -0,08 0,361 Tidak valid

28 0,15 0,361 Tidak valid->> Direvisi 29 -0,05 0,361 Tidak valid

30 0,01 0,361 Tidak valid

Dari hasil penghitungan validitas I pada soal siklus I dan soal

siklus II di atas, soal-soal yang valid digunakan untuk soal evaluasi dalam

penelitian. Soal yang tidak valid kemudian direvisi untuk melengkapi

indikator pada kisi-kisi soal. Soal yang tidak valid direvisi dan

dikonsultasikan dengan dosen pembimbing sehingga mendapatkan validasi

berdasarkan expect judgement.

F. Teknik Pengumpulan Data

Tes hasil belajar diperlukan untuk mengukur prestasi belajar dengan

menggunakan metode eksperimen. Data untuk prestasi belajar diperoleh

(45)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah analisis deskriptif kuantitatif. Data atau informasi yang dikumpulkan,

kemudian dianalisis dalam panelititan ini.

Analisis data mengenai prestasi belajar dengan cara membandingkan

skor hasil evaluasi keadaan awal, siklus I, dan siklus II sesuai dengan kriteria

keberhasilan yang telah ditentukan. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat

dihitung dengan cara sebagai berikut :

1. Cara menghitung peningkatan prestasi belajar

Kognitif

a. Penskoran

Jawaban benar = 1

Jawaban salah = 0

b. Menghitung jumlah skor tiap siswa

c. Menghitung nilai setiap siswa dengan rumus:

d. Menghitung Nilai Rata-rata

Ket : ∑N = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa

n = Jumlah seluruh siswa

Nilai Akhir = jumlah skor setiap siswa x 5

Nilai rata-rata (N) =

n N

(46)

e. Menghitung persentase siswa yang telah mencapai KKM, dengan

rumus:

Berikut kriteria keberhasilan yang diharapkan peneliti:

Tabel 9. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa

No Peubah Indikator

Kriteria Keberhasilan Kondisi

awal

Akhir siklus 1

Akhir siklus 2 1 Prestasi

belajar siswa

 Rata-rata nilai ulangan

 Persentase jumlah siswa yang

mencapai KKM

60

40%

70

60%

80

(47)

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Proses (PTK)

a. Siklus I

Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu tanggal 20 dan

21 November 2013 dengan materi perubahan benda karena pemanasan

dan perubahan benda karena pendinginan. Siklus I, siswa dibagi dalam

kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4 dan 5 siswa.

1) Perencanaan

Peneliti dalam Siklus I untuk menilai prestasi belajar siswa

dalam pembelajaran IPA, peneliti amenyusun silabus, RPP, LKS,

bahan ajar, soal evaluasi dan kisi-kisi yang sudah divalidasi oleh

ahli. Peneliti menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk

pertemuan pertama yaitu tabung elemeyer, air, alat pembakar,

spirtus, korek api, dan es. Untuk pertemuan dua Siklus I perubahan

benda karena pembakaran, peneliti menyiapkan bahan dan alat

yaitu plastik, lilin, lidi, korek api dan kertas.

2) Pelaksanaan

a) Pertemuan 1

Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama

dilaksanakan pada tanggal 20 November 2013. Materi

(48)

karena pendinginan. Langkah-langkah pembelajaran sudah ada

pada RPP.

Siswa datang lebih awal sebelum pelajaran dimulai

untuk menghafal juz amma yang dilaksanakan setiap pagi di

sekolah. Sebelum masuk kelas, siswa berbaris terlebih dahulu

di depan kelas dan ketua kelas menyiapkan barisan. Kemudian

setelah masuk kelas, salah satu siswa memimpin doa dan

selanjutnya salam ABITA yaitu Abita Abita Abita Merah Putih

Ya. ABITA singkatan dari Aku Bangga Indonesia Tanah Airku

dipimpin oleh ketua kelas.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan

salam dilanjutkan dengan absensi kepada siswa. Guru

membangkitkan semangat siswa dengan cerita yang terkait

dengan materi. Ketika guru bercerita siswa belum antusias dan

masih ada yang belum fokus dengan perubahan benda sebagai

apersepsi. Kemudian dari apersepsi tersebut guru dan siswa

bersama-sama merumuskan masalah dan hipotesis. Selanjutnya

guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah

pembelajaran.

Kegiatan inti guru membagi Lembar Kerja dalam

kelompok yang heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4 dan 5

siswa. Selanjutnya diberi LKS, kemudian siswa duduk dalam

(49)

tempat duduk, siswa masih bingung dalam pengaturan

kelompok. Perwakilan setiap kelompok mengambil alat dan

bahan percobaan yaitu tabung elemeyer, air, alat pembakar,

spirtus, korek api dan es. Selanjutnya siswa dalam kelompok

melakukan percobaan perubahan benda karena pemanasan dan

pendinginan sesuai petunjuk LKS.

Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dan mengambil

kesimpulan dalam kelompok. Guru berkeliling mengamati

siswa serta memberikan motivasi dan mengarahkan siswa.

Dalam kelompok masih ada beberapa siswa yang pasif dan

belum bisa bekerja sama dalam kelompok. Setelah semua

kelompok selesai diskusi, dilanjutkan persentasi perwakilan

setiap kelompok di depan kelas. Ketika persentasi di depan

kelas siswa masih kelihatan malu-malu dan belum ada

kesadaran untuk mewakili kelompoknya. Akhirnya guru

menunjuk kelompok II untuk presentasi di depan kelas. Ketika

persentasi siswa melaporkan hasil diskusinya. Kelompok lain

dipersilahkan memberi tanggapan mengenai kesimpulan dari

kelompok II.

Seusai presentasi kelompok, alat dan bahan percobaan

pertama dikumpulkan dilanjutkan dengan mengambil alat dan

bahan percobaan kedua yaitu plastik, lilin, lidi, korek api dan

(50)

terlatih, kelihatan ragu. Tapi ada kelompok yang sudah punya

inisiatif untuk mengambil bahan dan alat sendiri tanpa

diperintah. Setelah semua siswa mengambil bahan dan alat

guru mengecek alat dan bahan. Selanjutnya mereka melakukan

eksperimen mengenai perubahan benda karena pembakaran ada

yang menghidupkan korek siswa lain memegang kertas untuk

dibakar, lilin, lidi dan plastik secara bergantian.

Siswa berdiskusi bersama untuk menarik kesimpulan.

Dalam diskusi guru mengingatkan untuk semua anggota

kelompok aktif menyampaikan pendapat. Ada pula yang

mencoba membaca buku sumber. Selesai menarik kesimpulan,

siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok ke depan

kelas. Siswa dalam presentasi percobaan kedua ini juga belum

berani maju secara sukarela. Siswa masih harus ditunjuk oleh

guru. Kemudian guru menunjuk kelompok IV. Saat presentasi

kelompok IV melakukan eksperimen di depan kelas dan

membacakan kesimpulan kelompoknya.

Kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menarik

kesimpulan bersama. Kemudian guru memberi penguat kepada

siswa. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Tapi

siswa masih malu-malu untuk bertanya. Kemudian guru

menjelaskan ulang. Alat dan bahan dikumpulkan ke depan

(51)

Setelah berefleksi, siswa mengerjakan soal evaluasi. Setelah

selesai mengerjakan soal evaluasi. Guru menyampaikan

rencana tindak lanjut. Kemudian salam dan doa penutup.

b) Pertemuan 2

Pertemuan kedua, dilaksanakan tanggal 21 Nopember

2013. Pada pertemuan kedua, siswa membuktikan penyebab

perubahan benda kemudian dilanjutkan mengerjakan soal

evaluasi Siklus I.

Siswa sebelum masuk kelas ada pembiasaan menghafal

juz ama. Setelah menghafal juz ama, siswa berbaris di depan

kelas, disiapkan oleh ketua kelas. Setelah masuk kelas, ketua

kelas memimpin berdoa. Dalam kegiatan awal, guru mengawali

pembelajaran dengan salam, absensi kehadiran siswa

dilanjutkan. Guru membangkitkan semangat siswa dengan

salam ABITA supaya anak fokus pada materi pembelajaran.

Dilanjutkan dengan apersepsi yaitu bertanya jawab mengenai

penyebab perubahan benda karena pemanasan, pendinginan

dan pembakaran. Dibimbing oleh guru siswa membuat

hipotesis. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan inti, siswa dibagi dalam kelompok. Setiap

kelompok beranggotakan 4 dan 5 siswa. Kelompok ini sama

(52)

dalam kelompok, siswa kemudian mengatur tempat duduk dan

meja. Setiap kelompok salah satu siswa untuk mengambil

bahan dan alat. Siswa kemudian langsung melakukan

percobaan untuk mengetahui penyebab perubahan benda.

Mereka mengerjakan LKS sesuai petunjuk LKS. Selesai

mengerjakan LKS, siswa menarik kesimpulan dalam

kelompok. Setelah semua kelompok selesai maka diskusi

dibawa ke kelas klasikal. Guru memberikan kesempatan pada

siswa untuk presentasi hasil diskusinya dengan membuktikan

percobaan di depan kelas. Dalam pertemuan dua ini, siswa

banyak yang menawarkan diri.

Kegiatan akhir, dalam kegiatan ini siswa bersama-sama

dengan guru membuat kesimpulan. Guru memberi penguatan

tentang penyebab perubahan benda yang baru saja dipelajari.

Siswa kemudian diberi kesempatan untuk bertanya jawab dan

dilanjutkan refleksi secara lisan. Setelah selesai refleksi, siswa

mengerjakan soal evaluasi untuk siklus I. Selesai mengerjakan

soal evaluasi, kemudian guru memberi rencana tindak lanjut

yaitu membuat ringkasan dan diakhiri dengan salam penutup.

3) Observasi

Saat proses pembelajaran berlangsung, guru juga

melakukan observasi. Dari hasil observasi pertemuan pertama,

(53)

kelompok dan pengaturan kursi dan meja siswa juga masih malu

untuk menawarkan diri dalam presentasi kelas. Dalam

pengambilan bahan dan alat harus disuruh guru. Dalam kelompok

belum terlihat bekerja sama.

Hasil observasi pertemuan kedua, siswa sudah terlihat tidak

malu dalam menyampaikan diskusi di depan kelas. Salah satu

siswa dari kelompok punya inisiatif tanpa disuruh guru dan berani

maju di depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompok di depan kelas.

4) Refleksi

Siklus I pertemuan pertama ini sudah sesuai dengan alokasi

waktu yang telah ditentukan. Metode yang digunakan membuat siswa aktif. Media alat dan bahan pun menarik. Pengaturan tempat duduk kelompok masih membuat bingung siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, ketika dibagi kelompok maka papan kelompok yang

terbuat dari asturo langsung diletakkan di meja per kelompok. Dengan demikian, siswa akan mudah mencari kelompok dan akan mudah mencari kelompok dan akan mudah dalam mengatur tempat

duduk. Pada saat percobaan siswa yang kurang bisa berkomunikasi sedikit demi sedikit akan bisa berkomunikasi dengan teman kelompoknya. Masih ada siswa yang belum bekerja sama dalam

kelompok. Untuk mengatasi hal tersebut guru memberi arahan kepada siswa supaya ikut berpartisipasi dalam kelompok. Selain

(54)

Pengambilan alat dan bahan siswa belum jelas. Perwakilan

dari kelompok belum ditentukan tugasnya. Untuk mengatasi hal

tersebut, pertemuan berikutnya dalam kelompok ada yang ditunjuk

sebagai ketua. Kemudian ketua yang mengambil alat dan bahan.

Siklus I pertemuan kedua membahas mengenai penyebab perubahan benda karena pembakaran. Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan perencanaan pembelajaran dengan

menggunakan metode eksperimen. Alokasi waktu sesuai yang telah ditentukan. Dengan adanya media, alat dan bahan percobaan materi lebih menarik.

Hasil dari penelitian siklus I menunjukkan bahwa adanya peningkatan prestasi belajar siswa di mana nilai rata-rata siswa yang pada kondisi awal adalah 60 naik menjadi 89 pada siklus I.

Dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM naik 60% dari kondisi awal sebesar 40% menjadi 100% pada siklus I. Walaupun hasil dari siklus I telah menunjukkan adanya kemajuan, namun

peneliti merasa bahwa hasil masih kurang maksimal sehingga dirasa perlu untuk melanjutkan ke siklus selanjutnya.

b. Siklus II

1) Perencanaan

Penilai pada siklus I untuk menilai prestasi belajar siswa

dalam pembelajaran IPA peneliti menyusun silabus, RPP, LKS,

bahan ajar, soal evaluasi dan kisi-kisi. Kemudian alat dan bahan

(55)

baru, sayuran baru, tomat baru, jeruk lama, apel lama, sayuran

lama, tomat lama, paku baru, plastik baru, paku lama, plastik lama,

seng lama dan seng baru. Peneliti membagi siswa dalam kelompok.

Peneliti berharap semua siswa dapat aktif kerja dalam kelompok

dan tidak ada siswa yang hanya berdiam diri. Selanjutnya siswa

melakukan eksperimen.

2) Pelaksanaan

a) Pertemuan 1

Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama

dilaksanakan pada tanggal 25 Nopember 2013. Sebelum masuk

kelas siswa berbaris di depan kelas. Ketua kelas menyiapkan

barisan kemudian mengurutkan barisan yang paling rapi untuk

masuk kelas.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan

salam dilanjutkan dengan absensi kepada siswa. Setelah itu, guru membangkitkan semangat siswa dengan bercerita yang terkait dengan materi pembelajaran, siswa terlihat sangat tertarik dan bersemangat. Siswa juga diajak tepuk kompak agar

lebih semangat. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab terkait dengan perubahan benda karena

pembusukan dan perkaratan. Kemudian dari apersepsi tersebut guru dan siswa bersama-sama merumuskan masalah dan hipotesis. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan

(56)

Kegiatan inti, guru membagi siswa ke dalam kelompok

yang beranggotakan 4 dan 5 siswa. Bahan kelompok sudah

disiapkan di setiap meja. Siswa langsung duduk di

kelompoknya masing-masing, guru membagi LKS di tiap

kelompok. Kemudian perwakilan dari kelompok salah satu

siswa mengambil bahan dan alat percobaan yaitu jeruk baru,

apel baru, sayuran baru, tomat baru, jeruk lama, apel lama,

sayuran lama, tomat lama, paku baru, plastik baru, paku lama,

plastik lama, seng lama dan seng baru. Selanjutnya siswa dalam

kelompok melakukan percobaan mengenai penyebab

perubahan benda karena pembusukan dan perkaratan sesuai

dengan petunjuk LKS. Dalam melakukan percobaan semua

siswa terlihat aktif di dalam kelompok. Kemudian siswa

berdiskusi mengerjakan LKS dan mengambil kesimpulan

dalam kelompok. Setelah semua kelompok selesai, dilanjutkan

presentasi kelompok, siswa sangat antusias. Semua siswa ingin

maju ke depan untuk presentasi. Kemudian guru memilih

kelompok yang mengacungkan tangan paling dulu presentasi.

Guru memberi tahu kalau nanti semua siswa akan mendapat

giliran untuk menjawab pertanyaan.

Kelompok I mempresentasikan hasil diskusi ke depan

kelas. Hasil jawaban dari kelompok I semua siswa setuju.

(57)

Selanjutnya guru menyuruh siswa setelah selesai percobaan

buah yang baru bisa dimakan bersama.

Siswa melakukan percobaan kedua. Siswa dalam

kelompok saling berdiskusi dalam menjawab LKS. Selesai

diskusi, guru memberi kesempatan pada semua siswa untuk

mempresentasikan hasil di depan kelas. Semua siswa antuasias

untuk menjawab pertanyaan. Akhirnya guru menunjuk

kelompok II. Kelompok III maju ke depan kelas membacakan

jawabannya. Selesai menjawab guru memberi penguat dengan

tepuk tangan.

Siswa melakukan percobaan ketiga siswa terlihat sangat

antusias. Semua siswa aktif dalam kelompok. Selesai percobaan yang ketiga dilanjut presentasi. Selesai presentasi bahan dan alat dikumpulkan. Percobaan keempat yaitu gula, semen, garam, sendok, air dan gelas. Dalam kelompok siswa

sudah aktif. Guru berkeliling memberi bimbingan dan motivasi. Sebagai percobaan, keempat siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan di depan kelas untuk membacakan hasil

diskusi sambil membuktikan percobaannya. Selesai presentasi bahan dan alat dibersihkan.

Kegiatan akhir, guru bersama-sama dengan siswa

menyimpulkan materi. Guru kemudian memberi penguatan

mengenai materi. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk

(58)

disuruh bertanya, tidak ada yang bertanya dan semuanya sudah

jelas. Guru dan siswa bersama-sama dilanjutkan berefleksi

secara lisan. Setelah berefleksi siswa mengerjakan tugas soal

evaluasi diberi tindak lanjut yaitu membuat ringkasan tentang

perubahan benda karena percampuran air yang telah

dipelajarinya. Lalu dilanjutkan dengan salam penutup.

b) Pertemuan 2

Pertemuan kedua, dilaksanakan tanggal 26 Nopember

2013. Pada pertemuan kedua ini siswa membuktikan perubahan

benda karena percampuran air kemudian dilanjut mengerjakan

soal evaluasi siklus II.

Kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan

salam dan absensi kehadiran siswa. Kemudian dilanjutkan

tepuk kompak untuk membangkitkan semangat siswa,

dilanjutkan dengan apersepsi yaitu tanya jawab tentang

perubahan benda karena percampuran air. Dibimbing oleh

guru, siswa merumuskan permasalahan dan membuat hipotesis.

Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan inti, siswa dibagi dalam kelompok. Setiap kelompok beranggotakan empat dan lima siswa. Setelah dibagi dalam kelompok siswa kemudian mencari nama kelompok dan

(59)

percobaan. Mereka melakukan percobaan sesuai dengan

petunjuk LKS. Guru membimbing siswa dan melakukan percobaan. Siswa setelah melakukan percobaan membuat kesimpulan bersama-sama anggota kelompok. Setelah semua kelompok selesai maka diskusi secara klasikal. Guru

memberikan kesempatan pada siswa untuk presentasi hasil diskusinya dengan membuktikan percobaan di depan kelas. Kelompok lain memberi tanggapan terhadap hasil diskusi

kelompok yang sedang presentasi, siswa berebut untuk presentasi kelas. Siswa terlihat sangat antusias.

Kegiatan akhir, siswa bersama-sama amembuat

kesimpulan. Siswa kemudian diberi kesempatan untuka bertanya jawab dilanjutkan dengan refleksi. Setelah selesai

refleksi, siswa mengerjakan soal siklus II. Selesai mengerjakan soal evaluasi siswa diberi tindak lanjut untuk membuat ringkasan dan diakhiri dengan salam penutup.

3) Observasi

Pembelajaran siklus I dan II lancar dengan siswa masuk

semua. Semua siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran.

Semua anggota kelompok aktif dan bekerja sama dalam kelompok.

Siswa mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS siswa

presentasi di depan kelas. Pertemuan kedua, siswa terlihat lebih

(60)

4) Refleksi

Siklus II pertemuan I membahas penyebab perubahan

benda karena pembusukan dan perkaratan. Pembelajaran

berlangsung sesuai dengan perencanaan pembelajaran dengan

menggunakan metode eksperimen. Dalam kegiatan pembelajaran

siswa terlihat sangat aktif dan antusias. Semua siswa terlibat dalam

kelompok. Alokasi waktu sesuai dengan yang telah ditentukan.

Pertemuan kedua membahas penyebab perubahan benda karena pencampuran air. Pembelajaran berlangsung sesuai dengan

perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Dalam kegiatan pembelajaran siswa sangat aktif dan antusias sesuai yang diharapkan.

Hasil menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen benar-benar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata dari siklus I sebesar 89 naik menjadi 92 pada siklus II. Sedangkan persentase jumlah siswa

yang mencapai KKM juga naik dari siklus I yang semula 100% tetap berada pada posisi 100% pada siklus II. Dengan demikian target akhir siklus II lebih dimantapkan lagi ketercapaiannya

(61)

2. Hasil Prestasi Belajar Siswa

a. Hasil prestasi belajar siswa kondisi awal, siklus I, dan siklus II

Perolehan hasil prestasi belajar siswa pada kondisi awal, siklus

I dan Siklus II adalah sebagai berikut :

Tabel 10. Hasil Prestasi Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

(62)

b. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

Hasil peningkatan prestasi belajar pada kondisi awal, siklus I, dan

siklus II dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 11. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar

No Peubah Indikator Kondisi awal

Siklus I Siklus II

Target Capaian Target Capaian 1 Prestasi

Gambar 2 : Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas 60

(63)

Gambar 3 : Peningkatan Capaian KKM

B. Pembahasan

Pembelajaran IPA dilaksanakan pada tanggal 20, 21, 25, dan 26

November 2013. Materi yang diajarkan perubahan benda meliputi pemanasan,

pembakaran, pendinginan, perkaratan, percampuran air, dan pembusukan.

Pembelajaran setiap siklusnya terdapat 2 pertemuan. Siswa dibagi dalam

kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Pembagian siswa

secara heterogen supaya siswa yang pandai tidak mendominasi dalam

kelompok.

Hasil prestasi belajar pada siklus I ini meningkat dibandingkan dengan

dengan kondisi awal sebelum adanya tindakan menggunakan metode

eksperimen. Dimana, kondisi awal siswa rata-rata nilai 60 dengan KKM 65

dan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 40%. Syah

Muhibbin (1995: 132) menjelaskan bahwa faktor pendekatan belajar sangat 40%

Kondisi Aw al Siklus I Siklus II

(64)

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Metode pembelajaran yang digunakan

guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Siswa mengalami peningkatan prestasi belajar setelah menggunakan

metode eksperimen. Setelah menggunakan metode eksperimen nilai rata-rata

siswa siklus I menjadi 89 dengan presentase jumlah siswa yang mencapai

KKM sebesar 100% yaitu semua siswa mencapai KKM sebesar 66.

Walaupun hasil yang dicapai pada siklus I sudah menunjukkan hasil yang

memuaskan, namun peneliti tetap melanjutkan pada siklus II supaya hasilnya

lebih mantap. Pada siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 92 dengan presentase

Gambar

Gambar 3. Peningkatan Capaian KKM  ....................................................
Gambar 1  Siklus dalam PTK
Tabel 1.  Jadwal Penelitian
Tabel 2: Peubah dan Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

DISTRIBUSI MATA KULIAH KONSENTRASI &.MATA KULIAH PILIHAN PENDUKUNG. No Mata Kuliah Kosentrasi SKS Mata Kuliah

Instalasi jaringan LAN menggunakan router Cisco memiliki beberapa kelebihan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan efektifitas kinerjanya, namun masih

Dan kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.. Semoga skripsi

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.12 diperoleh koefisien regresi Kepemimpinan transformasional sebesar 0,883 (positif). Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengambil kasus asuhan kebidanan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum pada Ny.A umur kehamilan 10

(2008) yang menyebutkan bahwa dengan adanya peningkatan suhu dari 16°C.. Oleh karena faktor suhu dan cairan penyari akuades berperan penting dalam proses isolasi ekstraksi

Secara pengukuran, depresi fluks neutron termal karena penyisipan elemen bakar uji silisida ditentukan sebagai perubahan antara fluks neutron termal pada kondisi awal (  th0)

Pada penelitian ini, data 3D keluaran dari sensor kamera RGB- D digunakan untuk mengendalikan lengan robot agar dapat bergerak menirukan gerakan natural lengan