• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI JAMU CAP ORANG TUA PT. ARTA BOGA CEMERLANG (Studi Kasus Pada Konsumen Toko 24, Pamolokan, Sumenep) KEDIRI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI JAMU CAP ORANG TUA PT. ARTA BOGA CEMERLANG (Studi Kasus Pada Konsumen Toko 24, Pamolokan, Sumenep) KEDIRI."

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus Pada Konsumen Toko 24, Pamolokan, Sumenep)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

OLEH :

TITO EKA PRADIPTO 0842010002

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

(Studi Kasus Pada Konsumen Toko 24, Pamolokan, Sumenep)

Disusun Oleh

TITO EKA PRADIPTO 0842010002

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui, Pembimbing Utama

R.Y. Rusdianto, S. Sos, M.Si NIP . 372069500461

Mengetahui, DEKAN

(3)

(Studi Kasus Pada Konsumen Toko 24 “Pamolokan, Sumenep)

Oleh :

TITO EKA PRADIPTO NPM. 0842010002

Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Ilmu Administr asi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur Pada tanggal 10 Desember 2012

Pembimbing Utama

R.Y Rusdianto, S.Sos., M.Si NIP. 372069500461

Tim Penguji : 1. Ketua

Dr a. Hj. Supar wati, M.Si NIP. 195507181983022001 2. Sekretaris

Dr a. Siti Ning Far ida, M.Si NIP. 196407291990032001 3. Anggota

R.Y Rusdianto, S.Sos., M.Si NIP. 372069500461

Mengetahui, DEKAN

(4)

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Dalam Mengkonsumsi J amu Cap Orang Tua PT. Arta Boga Cemer lang”. (Studi Kasus Pada Konsumen Toko 24, Pamolokan, Sumenep)

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada bapak R.Y Rusdianto, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis, sehingga proposal ini dapat terselesaikan. Tidak lupa penulis juga menyampaikan terimakasih kepada :

1. Ibu Dra. Ec, Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 2. Ibu Lia Nirawati, Dra, M.Si, selaku ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Bisnis FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Ibu Siti Ning Farida, Dra, M.Si, selaku sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(5)

maupun materiil.

Penulis menyadari bahwa di dalam proposal ini akan ditemukan banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan proposal ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, Desember 2012

(6)

Halaman Judul ... i

2.1.1.3 Pengertian Manajemen Pemasaran ... 8

2.1.1.4 Tujuan Pemasaran ... 10

2.1.2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produk .. 18

(7)

2.1.3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penetapan

Harga ... 23

2.1.4 Distribusi ... 25

2.1.4.1 Pengertian Distribusi ... 25

2.1.4.2 Tipe-tipe Saluran Distribusi ... 26

2.1.4.3 Pertimbangan Saluran Distribusi ... 26

2.1.4.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Saluran

2.1.5.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Promosi 34

2.1.6 Perilaku Konsumen ... 36

2.1.6.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 36

2.1.6.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 37

2.1.7 Keputusan Pembelian Konsumen ... 40

2.1.8 Kepuasan Konsumen ... 41

2.1.8.1 Pengertian Kepuasan Konsumen ... 41

2.1.8.2 Pengukuran Kepuasan Konsumen ... 42

2.1.9 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen ... . 43

2.2 Kerangka Berpikir ... 45

2.3 Hipotesis ... 47

(8)

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 50

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 50

3.2.1 Populasi ... 50

3.4 Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis ... 53

3.4.1 Uji Validitas ... 53

3.4.2 Uji Reliabilitas ... 55

3.4.3 Uji Asumsi Klasik ... 56

3.4.3.1. Uji Normalitas ... 56

3.4.3.2. Multikolinieritas ... 57

3.4.3.3. Heteroskedastisitas ... 57

3.4.4 Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ... 58

(9)

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Berdasarkan Kuesioner . 70

4.3 Uji Kualitas Data ... 74

4.3.1 Uji Validitas ... 74

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 77

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 78

4.4.1 Uji Normalitas ... 78

4.4.2 Uji Multikolinieritas ... 79

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 80

4.5 Analisis Regresi dan Uji Hipotesis ... 81

4.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 81

4.5.2 Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi ... 83

4.5.3 Uji F ... 84

4.5.4 Uji t ... 86

4.6 Pembahasan ... 91

4.6.1 Pembahasan Secara Simultan ... 91

4.6.2 Pembahasan Secara Parsial ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 97

5.2 Saran ... 98

(10)

PT. ARTA BOGA CEMERLANG

(Studi Kasus Pada Konsumen Toko 24, Pamolokan, Sumenep) Oleh : perusahaan jamu di Indonesia adalah Cap Orang Tua. Secara umum Produk jamu Cap Orang Tua cukup digemari masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen jamu Cap Orang Tua di Toko 24, Pamolokan, Sumenep. Adapun variabel terikat adalah kepuasan konsumen dan variabel bebas terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi.

Populasi dalam penelitian ini adalah para konsumen Jamu Cap Orang Tua di toko 24 Sumenep dan telah mengkonsumsi lebih dari satu kali yang terdiri dari pelanggan tetap dan pelanggan baru dengan rentan umur mulai 20 tahun sampai 50 tahun. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 75 responden dengan teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan pengumpulan datanya melalui penyebaran kuesioner, teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda.

Dari hasil analisis diperoleh persamaan regresi Kepuasan Konsumen (Y) = -0,282 + 0,188 X1 - 0,127 X2 + 0,125 X3 + 0,882 X4 + ε, dan terbukti bahwa secara simultan dan parsial produk, harga, distribusi dan promosi berpengaruh terhadap kepuasan konsumen jamu Cap Orang Tua di Toko 24 Sumenep.

(11)

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Produk jamu sangat popular bagi masyarakat Indonesia khususnya pulau Jawa, dan dikonsumsi sejak jaman dahulu oleh masyarakat dari berbagai kalangan, golongan menengah kebawah hingga menengah keatas, baik masyarakat yang tinggal di pedesaan hingga kota-kota besar. Saat ini diperkirakan bahwa 80 persen masyarakat Indonesia, mengkonsumsi jamu setiap harinya. Jamu dijajakan melalui para pedagang keliling, mbok jamu yang berkeliling dari desa ke desa, hingga perusahaan-perusahaan jamu besar di Jawa. Sumber http// thesis.binus.ac.id/Doc/Bab1/2007-3-00124-DS-Bab%201.pdf

Maka dari pada itu perusahaan – perusahaan jamu di indonesia bersaing pesat dalam mengambil hati para konsumen jamu, sehingga mendorong mereka untuk lebih keras dan kreatif di bidang pemasaran agar produk yang ditawarkan laku di pasaran.

Pemasaran sendiri dapat diartikan adalah kegiatan manusia yang diharapkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran Angipora (2002 : 3).

(12)

hidup usahanya. Dalam menghadapi persaingan tersebut, dibutuhkan suatu usaha untuk menarik sebanyak mungkin pembeli yang ada, karena dengan semakin banyaknya pembeli kemungkinan untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan sangat besar. Selain itu, juga diperlukan usaha-usaha untuk dapat mempertahankan pembeli yang ada sekarang jika perusahaan sudah berada pada posisi persaingan yang baik, perusahaan harus bisa menetapkan, menerapkan kebijakan dan kegiatan yang tepat.

Kepuasan konsumen merupakan hasil yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi produk dengan membadingkan dengan apa yang diharapkan. Jika konsumen merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk tersebut maka sangat besar kemungkinannya untuk menjadi konsumen dalam waktu yang lama (Umar (2003 : 50)).

Melihat begitu pentingnya, mengetahui bagaimana kepuasan konsumen dalam pembelian atau mengkonsumsi produk jamu, maka perusahaan mencari dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan berhubungan dengan kepuasan konsumen dalam melakukan pembelian. Namun demikian untuk mencapai cita-cita tersebut tidaklah mudah sebab dewasa ini persaingan antar perusahaan sudah sampai pada tahap yang sangat kompetitif.

(13)

Produk (Product) merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan seseorang atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Harga (price) merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapat suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan. Distribusi (place) adalah menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia lagi bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat dimana pun konsumen berada dan promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk, mempengaruhi dan mengingatkan konsumen agar membeli produk yang dihasilkan. Dari produk-produk jamu tersebut.

Salah satu perusahaan jamu di Indonesia yang masih kuat dalam persaingan di Indonesia adalah Cap Orang Tua. Orang tua merupakan perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan jamu merupakan alah satu produk andalannya.

(14)

Hal tersebut pasti tidak lepas dari terciptanya kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi produk jamu cap Orang Tua yang dipengaruhi oleh kualitas yang tetap terjaga dan terbukti, harga yang kompetitif, distribusi yang lancar dan promo-promo yang sering ada.

Maka dari latar belakang di atas penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh produk, harga, distribusi dan promosi dalam mempengaruhi kepuasan konsumen dengan judul “Faktor – foktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi jamu Cap Orang Tua PT. Arta Boga Cemer lang”.

1.2 Perumusan masalah

a. Apakah terdapat pengaruh secara simultan pada produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi jamu cap orang tua?

b. Apakah terdapat pengaruh secara parsial pada produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi jamu cap orang tua?

1.3 Tujuan penelitian

(15)

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial pada produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi jamu cap orang tua.

1.4 Manfaat penelitian

a. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi perusahaan dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan kepuasan konsumen.

(16)

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pemasaran

2.1.1.1Konsep pemasaran

Menurut Alma (2004 : 14) produsen tidak hanya membuat barang, tidak pula hanya melancarkan promosi. Tapi produsen memusatkan perhatian pada selera konsumen. Produsen memperhatikan need dan want dari konsumen. Jadi produsen tidak hanya memperhatikan kebutuhan konsumen saja. Tetapi juga memperhatikan keinginan konsumen. Konsumen juga tidak hanya sekedar membeli fisik barang, melainkan mengharapkan sesuatu dari barang itu. Ini yang disebut dengan want, yaitu ada sesuatu yang lain yang diharapkan setelah membeli barang tersebut. Jika hal ini dapat dipenuhi oleh perusahaan, maka akan mencapai sukses.

Premis yang mendasari konsep pemasaran ini ialah:

1. Konsumen selalu memilih barang yang dapat memuaskan need dan want-nya 2. Konsumen dapat dikelompokan berdasarkan need dan want- nya.

(17)

2.1.1.2 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Pemasaran perusahaan harus dapat juga memberikan kepuasan konsumen agar mencapai pandangan yang baik terhadap perusahaan. Dimana hal ini merupakan kunci sukses keberhasilan suatu perusahaan.

Saat ini banyak berbagai jenis barang dan jasa dengan ratusan merek membanjiri pasar Indonesia. Persaingan merek setiap produk akan semakin tajam dalam merebut konsumen. Bagi konsumen pasar menyediakan berbagai pilihan produk yang banyak, dengan demikian membuat konsumen bebas memilih produk dengan merek yang akan dibelinya. Keputusan membeli ada pada diri konsumen. Konsumen akan menggunakan berbagai kriteria dalam membeli produk dan merek tertentu. Diantaranya adalah konsumen akan membeli produk yang sesuai kebutuhan, selera, dan daya belinya. Konsumen tentu akan memilih produk yang bermutu dan lebih baik dengan harga yang lebih murah. Untuk itu para produsen harus memahami kebutuhan keinginan konsumen dan mempelajari bagaimana konsumen berprilaku. Setelah produsen memahami keinginan dan kebutuhan serta mengetahui bagaimana konsumen berprilaku, produsen dapat merancang sistem pemasaran yang baik sehingga barang dan jasa dapat digunakan.

(18)

a. Angipora (2002 : 3) Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diharapkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran

b. Menurut Kotler dan Amstrong ( 2001: 7 ), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pembuatan dan pertukaran produk dari pihak lain.

c. Menurut Swastha ( 2000 : 5 ), pemasaran adalah keseluruhan sistem dari kegiatan usaha yang ditunjuk untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Dari kedua definisi tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran adalah suatu usaha atau kegiatan manusia yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan sesuatu yang bernilai dan berwujud barang atau jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

2.1.1.3 Pengertian Manajemen Pemasaran

(19)

mengawasi seluruh kegiatan pemasaran agar dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Kotler ( 2001 : 14 ), manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang dimaksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberitahu,mendorong serta melayani pasar.

Sedangkan menurut Alma ( 2002 : 86 ), manajemen pemasaran adalah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan.

Sehubungan dengan itu, maka manajemen pemasaran adalah mempersiapkan rencana dan melaksanakan rencana umum tersebut bagi perusahaan serta mengadakan evaluasi dan menganalisa rencana tersebut dalam operasinya.

(20)

2.1.1.4Tujuan Pemasaran

Berbicara tentang tujuan pemasaran yang dilakukan perusahaan, maka akan terdapat banyak sekali tujuan pemasaran yang ingin dicapai perusahaan dan tiap-tiap perusahaan akan mempunyai tujuan yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Ada perusahaan yang mempunyai tujuan agar dapat bertahan hidup di pasarnya, menaikkan market share, mengembalikan investasi yang telah ditanamkan menjadi pemimpin pasar, melayani kepentingan masyarakat dan lain sebagainya.

Menurut Kotler ( 2001 : 26 ), memberikan alternatif tujuan pemasaran yaitu memaksimalkan konsumsi dan memaksimalkan mutu hidup. Untuk perusahaan jasa makanan dan minuman tujuan pemasarannya adalah memaksimalkan kepuasan konsumen melalui menu, harga, fasilitas dan pelayanan, sehingga jumlah konsumen akan meningkat.

2.1.1.5 Marketing Mix (Bauran pemasaran)

Menurut Angipora (2002 : 24) marketing mix adalah variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran, (target market). Konsep bauran pemasaran merupakan segala usaha yang dapat perusahaan lakukan untuk mempengaruhi permintaan akan produknya.

Untuk mengetahui lebih lanjut konsep dasar marketing mix dan unsur-unsur terkait di dalamnya dapat diuraikan sebagai berikut :

(21)

Merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan seseorang atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Keberadaan produk dapat dikatakan sebagai titik sentral dari kegiatan marketing, karena semua kegiatan dari unsur-unsur marketing mix lainnya berawal dan berpatokan pada produk yang dihasilkan

2.Harga (price)

Merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapat suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan. Didalam menentukan kebijakan harga dari suatu produk yang dihasilkan tentu perlu memperhatikan dan mempertimbangkan secara seksama unsur-unsur yang berkaitan dengan bauran harga yang terdiri dari: daftar harga, rabat, potongan tunai, jangka pembayaran dan syarat kredit yang merupakan salah satu usaha produsen untuk menarik konsumen.

3.Distribusi atau Tempat (place)

Adalah menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia lagi bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat dimana pun konsumen berada. 4.Promosi

(22)

2.1.2 Pr oduk

2.1.2.1 Pengertian Produk

Menurut Fandy Tjipto (2005 : 95), Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikomunikasikan pasar sebagai pemenuhan kebutuhan. Selain itu produk juga dapat di definisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh prodisen melalui hasil produksinya.

Menurut para ahli produk dapat diartikan sebagai berikut, produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan dan dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

Setiap ptoduk berkaitan secara hirarkis dengan produk-produk tertentu lainnya. Hirarki produk ini dimulai dari kebutuhan dasar sampai dengan item tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. Menurut Kotler ada tujuh tingkatan hirarki produk yaitu :

1. Needs family, yaitu kebutuhan inti/dasar membentuk product family. Contoh rasa aman.

2. Product family, yaitu seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu kebutuhan inti/dasar dengan tingkat efektivitas yang memadai. Misal penghasilan.

(23)

4. Lini produk, sekumpulan produk di dalam kelas produk yang berhubungan erat. Misalnya asuransi jiwa.

5. Tipe produk, item-item dalam suatu lini produk yang memiliki bentuk tertentu dari sekian banyak kemungkinan bentuk produk.

6. Merek, yaitu nama yang dapat dihubungkan/diasosiasikan dengan satu atau lebih item dalam lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasikan sumber atau larakter item tersebut.

7. Item, yaitu suatu unit khusus dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau atribut lainnya.

2.1.2.2 Klasifikasi Produk

Klasifikasi produk biasa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang Menurut Kotler berdasarkan wujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu :

1. Barang, merupakan produk yang berwujud fisik sehingga dapat dilihat, diraba,disentuh,dirasa,dipegang,disimpan dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahan terdapat dua macam barang yaitu :

a. Barang tidak tahan lama (Non Durable Goods), yaitu barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau dua beberapa kali pemakaian.

(24)

2. Jasa (Services), merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan unuk dijual. Contoh bengkel reparasi, salon kecantikan, dan lainnya.

Jasa memiliki empat karakteristik utama yang membedakan dari barang yaitu : a. Intangibility, yaitu jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau

diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.

b. Inseparability, hubungan antara penyedia jasa dengan pelanggan sangat penting sehingga efektivitas individu yang menyampaikan jasa (contact personnel), dan pengembangan karyawannya.

c. Variability, jasa versifat sangat variabel karena merupakan non-standarized output yaitu banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan.

d. Perishability, jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disempan.

2.1.2.3 Atribut Produk

(25)

Menurut Stanton yang dikutip oleh Alma (2004 : 139) yang dikatakan atribut produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun yang tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.

Menurut Tjiptono (2001:104) dan Rismiati (2002) berikut akan diuraikan sehubungan dengan masing-masing atribut produk Membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan bernilai adalah satu cara paling efektif untuk beraing.

1. Merek

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, warna, lambang atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.

2. Kemasan

Merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus. Pemberian kemasan pada produk dapat memberikan tiga manfaat yaitu :

a. Manfaat komunikasi, sebagai media pengungkapan informasi produk kepada konsumen.

b. Manfaat fungsional, yaitu dapat memberikan kemudahan, perlindungan dan penyimpanan.

(26)

3. Pemberian Label

Merupakan bagian dari produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Ada tiga macam labeling yaitu Brand Label, Descriptive Label, dan Grade Label.

4. Layanan pelengkap

Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa dan pelayanan, baik jasa itu sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap. Produk inti umumnya sangat bervariasi antara tipe bisnis yang satu dengan tipe bisnis yang lain, tetapi layanan pelengkapnya memiliki kesamaan.

5. Jaminan (garansi)

Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan. Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi (uang kembali atau produk ditukar) dan sebagainya. Jaminan sendiri ada yang bersifat tertulis dan ada pula yang tidak tertulis. Dewasa ini sering seringkali jaminan dimanfaatkan sebagai aspek promosi, terutama pada produk-produk tahan lama.

2.1.2.4 Strategi Pr oduk

Secara garis besar produk dapat dikelompokan menjadi 8 katagori yaitu: 1. Strategi Positioning Produk, yaitu strategi yang berusaha menciptakan

(27)

citra/image merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan merek/produk lain.

2. Strategi Repositioning Produk, yaitu dilaksanakan dengan jalan meninjau kembali posisi produk dan bauran pemasaran saat ini serta berusaha mencari posisi baru yang lebih tepat bagi produk tersebut. Tujuan strategi ini adalah untuk meningkatkan kelangsungan hidup produk dan untuk mengoreksi kesalahan penentuan posisi sebelumnya,

3. Strategi Overlap Produk, yaitu strategi pemasaran yang menciptakan persaingan terhadap merek tertentu milik perusahaan sendiri

4. Strategi Lingkup Produk, berkaitan dengan perspektif terhadap bauran produk suatu perusahaan misalnya jumlah lini produk dan banyaknya item dalam setiap lini yang ditawarkan.

5. Strategi Desai Produk, berkaitan dengan tingkat standarisasi produk.

6. Strategi Eliminasi Produk, yaitu produk yang tidak sukses atau tidak sesuai dengan portofolio produk perusahaan perlu dihapuskan karena dapat merugikan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

7. Strategi Produk Baru, yaitu kegiatan penyempurnaan atau modifikasi produk, produk imitasi/tiruan, dan inovasi produk.

(28)

2.1.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produk

Produk sebagai alat bantu dalam manajemen produksi bertitik tolak penelitian dan pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Pentingnya produk terletak pada penetapan secara rinci disain produk atau jasa yang akan dibuat, serta klasifikasi agar sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. http//google/elib.unikom.ac.id

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi produk adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Produk

Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain produk itu berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya memegang peranan penting dalam menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya untuk memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitas maupun segi kuantitas.

2. Standar dan Spesifikasi Desain

Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari : a. Sambungan - sambungan

Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana menyambung bagian-bagian supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong.

(29)

Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain disambung dengan bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu kesatuan yang kuat

c. Bentuk

Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan dengan penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.

d. Ukuran

Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian - bagian produk secara keseluruhan.

e. Mutu

Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi bila dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang pendek.

f. Bahan

Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik, maka bahan yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang diharapkan dapat terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan tersendiri.

g. Warna

(30)

inilah yang harus dicermati oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.

3. Tanggungjawab Produk

Ini adalah merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat produk kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut. Oleh karena itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan pada waktu mendesain produk tersebut.

4. Harga dan Volume

Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan dibuat berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk yang dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah sehingga desain produknya akan berbeda pula.

5. Prototype

Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu.

(31)

2.1.3 Harga

2.1.3.1 Pengertian Harga

Menurut Alma (2004 : 196), di dalam teori ekonomi pengertian harga, nilai dan utility merupakan konsep yang saling berhubungan yang dimaksud dengan utility ialah suatu atribut yang melekat pada suatu barang yang memungkinkan barang tersebut dapat memenuhi kebutuhan (need),keinginan (wants) dan memuaskan konsumen (santisfaction). Sedangkan value adalah nilai suatu produk untuk ditukarkan dengan produk yang ditawarkan. Jadi harga (price) adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dalam uang.

Menurut Kotler (2000 :34) dalam arti sempit harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa. Sedangkan dalam arti luasnya harga adalah jumlah dari nilai yang ditukar konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Sedangkan Menurut Swastha (2000 :241) Mengemukakan bahwa harga adalah jumlah uang ditambah beberapa produk kalau mungkin yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi produk dan pelayanannya.

Harga memiliki dua peran utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu :

1. Peranan dari alokasi harga, yaitu fungsi dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya.

(32)

Harga sebuah produk atau jasa merupakan faktor penentu dalan permintaan pasar. Harga merupakan hal yang sangat penting yang diperhatikan oleh konsumen dalam membeli produk atau jasa. Jika konsumen marasa cocok dengan harga yang ditawarkan, maka mereka akan cenderung melakukan pembelian ulang untuk produk yang sama. Ini sesuai denagn konsep produksi yang menyatakan bahwa konsumen lebih menyukai produk yang berharga murah.

Menurut Swastha (2000 : 241) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

2.1.3.2 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Fandy Tjiptono (2005 : 152 ) ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :

1. Tujuan Berorientasi pada Laba

Istlah ini dikenal dengan maksimasasi laba. Adanya tingkat laba yang sesuai atau yang diharapkan sebagai sasaran laba.

2. Tujuan Berorientasi pada Volume

Istilah ini biasanya disebut volume pricing objectives. Harga yang ditetapkan sedemikian rupa agar mencapai target volume penjualan atau pangsa pasar. 3. Tujuan Berorientasi pada Citra

(33)

tinggi maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.

4. Tujuan Stabilitas Harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri tertentu yang produknya sangat terstadarisasi. Tujuan stabilisasi dilakukan dengan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.

5. Tujua-tujuan Lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang atau menghindari campur tangan pemerintah.

2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Menurut Swastha (2000 : 240), faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga, yaitu :

1. Keadaan Perekonomian

(34)

masyarakat bisnis. Reaksi spontan terhadap keputusan tersebut adalah adanya kenaikan harga-harga.

2. Penawaran dan Permintaan

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya, tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan sejumlah yang diminta lebih besar. Penawaran adalah suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya, harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar.

3. Elastisitas Permintaan

Sifat permintaan pasar ini tidak hanya mempengaruhi penentuan harganya tetapi juga mempengaruhi volume yang dapat dijual. Untuk beberapa jenis barang. Harga dan volume penjualan ini dibanding terbalik, artinya jika terjadi kenaikan harga maka penjualan akan menurun dan sebaliknya.

4. Persaingan

Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. Barang-barang dari hasil pertanian misalnya, dijual dalam keadaan persaingan murni. Banyaknya penjual dan pembeli ini akan mempersulit penjual perseorangan untuk menjual dengan harga lebih tinggi kepada pembeli yang lain.

5. Biaya

(35)

apabila suatu tingkat harga melebihi sarana biaya, baik biaya produksi, biaya operasi maupun biaya non operasi, akan menghasilkan keuntungan.

2.1.4 Distribusi

2.1.4.1 Pengertian Distribusi

Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaan kerapkali harus bekerjasama dengan berbagai perantara untuk menawarkan produknya ke pasar.

Fandy Tjiptono (2005 : 187), saluran distribusi adalah rute atau rangkaian perantara, baik yang dikelola pemasar maupun yang independent, dalam menyampaikan barang dari produsen ke konsumen.

Menurut Angipora (2002 : 296), saluran distribusi sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak/membantu dalam mengalihkan hak atas barang atau jasa tersebut berpindah tangan dari produsen ke konsumen.

(36)

2.1.4.2 Tipe –Tipe Saluran Distribusi

Mata rantai distribusi menurut bentuknya dibagi atas dua yaitu :

1. Saluran Distribusi Langsung (Direct Channel of Distribution), adalah bentuk penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen dengan tidak melalui perantara.

2. Saluran Distribusi Tidak Langsung (Indirect Channel of Distributtion), yaitu bentuk saluran distribusi yang menggunakan jasa perantara dan agen untuk menyalurkan barang atau jasa kepada para konsumen.

3. Menurut Swastha (2001 : 299), faktor-faktor yang mempengaruhi saluran distribusi, yaitu :

2.1.4.3 Pertimbangan Saluran Distribusi

Pada dasarnya ketika memilih saluran distribusi, perusahaan harus mengikuti kriteria 3C, yaitu channel control, market converage, dan cost. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan meliputi :

1. Pertimbangan Pasar

Beberapa faktor pasar yang harus dipertimbangkan adalah :

a. Konsumen atau pasar industri, apabila pasarnya berupa industri, maka pengecer jarang atau bahkan tidak pernah digunakan dalam saluran ini. b. Jumlah pembeli potensial, jika jumlah konsumen relatif kecil dalam

(37)

c. Konsentrasi pasar secara geografis, untuk daerah konsentrasi yang mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi, maka perusahaan dapat menggunakan distributor industri.

2. Pertimbangan Barang

Beberapa faktor yang dipertimbangkan dari segi barang, anatara lain

a. Nilai unit, jika nilai unit dari barang yang dijual relatif rendah maka saluran distribusinya pendek atau langsung.

b. Besar dan berat barang, manajemen harus mempertimbangkan ongkos angkut dalam hubungannya dengan nilai barang secara keseluruhan dimana besar dan berat barang sangat menentukan.

c. Mudah rusaknya barang, jika barang yang dijual mudah rusak maka perusahaan tidak perlu menggunakan perantara, jika ingin menggunakan perantara maka harus dipilih perantara yang memiliki fasilitas penyimpanan yang cukup baik.

d. Sifat teknis, dalam hal ini produsen harus mempunyai penjual yang daat menerangkan berbagai masalah teknis pengguna dan pemeliharaannya. e. Barang standard dan pesanan, jika barang yang dijual berupa barang

standard ,aka dipelihara sejumlah persediaan pada penyalur, sebaiknya jika barang berdasarkan pesanan maka penyalur tidak perlu memelihara persediaan.

(38)

sebaliknya jika macam barangnya banyak maka perusahaan dapat menjual langsung kepada pengecer.

3. Pertimbangan tentang perantara

a. Jasa yang diberikan perantara, produsen hendaknya memilih perantara yang memberi jasa pemasaran yang tidak bisa dilakukan perusahaan secara teknis maupun ekonomis.

b. Keberadaan perantara yang diinginkan, kesulitanyang dihadapi adalah bahwa seringkali perantara yang diinginkan produsen juga menyalurkan produk yang bersaing dan mereka tidak bersedia menambah lini produknya

c. Sikap perantara terhadap kebijakan perusahaan , seringkali pilihan saluran distribusi produsen menjadi terbatas karena kebijakan pemasarannya tidak bisa diterima oleh perantara tertentu.

4. Pertimbangan Perusahaan

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :

a. Sumber pembelajaan, penggunaan saluran distribusi langsung atau pendek biasanya memerlukan jumlah dana yang lebih besar.

b. Pengalaman dan kemampuan manajemen, biasanya perusahaan yang menjual barang baru ingin memasuki pasar baru, lebih suka menggunakan perantara karena umumnya perantara sudah mempunyai pengalaman, sehingga manajemen dapat mengambil pelajaran dari hal tersebut.

(39)

Pengawasan akan lebih mudah dilakukan jika saluran distribusinya pendek.

d. Pelayanan yang diberikan penjual, jika produsen mau memberikan pelayanan yang lebih baik seperti membangun etalase, mencairkan pembeli untuk perantara, maka akan banyak perantara yang bersedia menjadi penyalurnya.

2.1.4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Saluran Distribusi

Menurut Swastha (2001 : 299), faktor-faktor yang mempengaruhi saluran distribusi, yaitu :

1. Pertimbangan Pasar

Beberapa faktor pasar yang harus dipertimbangkan adalah :

a. Konsumen atau pasar industri, apabila pasarnya berupa industri, maka pengecer jarang atau bahkan tidak pernah digunakan dalam saluran ini. b. Jumlah pembeli potensial, jika jumlah konsumen relatif kecil dalam

pasarnya, maka perusahaan dapat mengadakan penjualan secara kepada pemakai.

c. Konsentrasi pasar secara geografis, untuk daerah konsentrasi yang mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi, maka perusahaan dapat menggunakan distributor industri.

2. Pertimbangan Barang

(40)

a. Nilai unit, jika nilai unit dari barang yang dijual relatif rendah maka saluran distribusinya pendek atau langsung.

b. Besar dan berat barang, manajemen harus mempertimbangkan ongkos angkut dalam hubungannya dengan nilai barang secara keseluruhan dimana besar dan berat barang sangat menentukan.

c. Mudah rusaknya barang, jika barang yang dijual mudah rusak maka perusahaan tidak perlu menggunakan perantara, jika ingin menggunakan perantara maka harus dipilih perantara yang memiliki fasilitas penyimpanan yang cukup baik.

d. Sifat teknis, dalam hal ini produsen harus mempunyai penjual yang daat menerangkan berbagai masalah teknis pengguna dan pemeliharaannya. e. Barang standard dan pesanan, jika barang yang dijual berupa barang

standard akan dipelihara sejumlah persediaan pada penyalur, sebaiknya jika barang berdasarkan pesanan maka penyalur tidak perlu memelihara persediaan.

f. Luasnya produk line, jika perusahaan membuat satu macam barang saja maka pengguna pedagang besar sebagai penyalur adalah baik dan sebaliknya jika macam barangnya banyak maka perusahaan dapat menjual langsung kepada pengecer.

3. Pertimbangan Perusahaan

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :

(41)

b. Pengalaman dan kemampuan manajemen, biasanya perusahaan yang menjual barang baru ingin memasuki pasar baru, lebih suka menggunakan perantara karena umumnya perantara sudah mempunyai pengalaman, sehingga manajemen dapat mengambil pelajaran dari hal tersebut.

c. Pengawasan saluran, faktor pengawasan saluran kadang-kadang menjadi pusat perhatian produsen dalam kebjaksanaan saluran distribusinya. Pengawasan akan lebih mudah dilakukan jika saluran distribusinya pendek.

d. Pelayanan yang diberikan penjual, jika produsen mau memberikan pelayanan yang lebih baik seperti membangun etalase, mencairkan pembeli untuk perantara, maka akan banyak perantara yang bersedia menjadi penyalurnya.

2.1.5 Pr omosi

2.1.5.1Pengertian Promosi

(42)

Menurut Swastha ( 2001 : 349 ), promosi dapat diartikan sebagai arus informasi atas persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa promosi memegang peranan penting bagi perusahaan untuk dapat mengenalkan produknya sehingga diminta dan akhirnya dibeli oleh konsumen.

2.1.5.2 Tujuan Promosi

Menurut Swastha dalam bukunya Manajemen Pemasaran ( 2001 : 353 ) tujuan promosi adalah sebagai berikut :

1. Memodifikasi tingkah laku

Dengan melakukan komunikasi dalam berbagai alasan anatra lain : mencari kesenangan, mencari bantuan, memberi pertolongan, memberi informasi, mengemukakan pendapat dan ide-ide.

2. Memberitahu

Untuk memberitahu atau mengbarkan kepada pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi ini sangat penting bagi konsumen karena dapat membantu dalam mengambil keputusan untuk membeli.

3. Membujuk

(43)

4. Mengingat

Bersifat mengingat, dilakukan terutama untuk mempertahankan suatu produk dihati masyarakat.

2.1.5.3 Bauran Promosi

Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Antara lain :

1. Personal Selling, yaitu komunikasi langsung antara penjual dan calon pembeli untuk memperkenalkan produk dan membentuk pemahaman pembeli terhadap produk. Beberapa fungsi dari aktivitas personal selling yaitu :

a. Prospecting, yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka.

b. Targeting, mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli. c. Communicating, memberi informasi mengenai produk kepada pelanggan. d. Selling, mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan, mengatasi

penolakan serta menjual produk kepada pelanggan.

e. Information gathering, melakukan riset dan intelijen pasar. f. Allocating, menentukan pelanggan yang akan dituju.

(44)

3. Promosi Penjualan, yaitu bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai intensif yang dapat diatur untuk merangsang membeli produk dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Sifat-sifat yang terkandung dalam promosi penjualan diantaranya adalah komunikasi yang dapat menarik perhatian dan memberikan informasi yang memperkenalkan pelanggan pada produk, insentif yang memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi pelanggan serta bersifat undangan untuk mengundang khalayak agar membeli saat itu juga.

4. Public Relation, merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi pesepsi, opni, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.

5. Direct Marketing, sistem pemasaran yang bersifat interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.

2.1.5.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pr omosi

Menurut Swastha ( 2001 : 355), faktor-faktor yang mempengaruhi promosi adalah sebagai berikut :

1. Jumlah Dana

(45)

kurang kuat kondisi keungannya kan lebih baik mengadakan periklanan pada majalah atau surat kabar daripada mengadakan personal selling. Hal ini disebabkan karena penggunaan media periklanan dapat mencapai jumlah calon pembeli lebih, banyak di samping daerah operasionalnya yang lebih luas. Dengan demikian ongkos per orang menjadi lebih rendah.

2. Sifat Pasar

Beberapa macam sifat pasar mempengaruhi promotional mix ini meliputi : a. Luas Pasar Geografis

Perusahaan yang hanya memiliki pasar lokal sering mengadakan kegiatan promosi yang berbeda dengan perusahaan yang memiliki pasar nasional atau internasional.

b. Kosentrasi Pasar

Kosentrasi pasar ini dapat mempengaruhi strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap : jumlah calon pembeli, jumlah pembeli potensial yang macamnya berbeda-beda, dan kosentrasi secara nasional. Perusahaan yang hanya memusatkan penjualannya pada satu kelompok pembeli saja, maka penggunaan alat promosinya akan berbeda dengan perusahaan yang lain pada semua kelompok pembeli.

c. Macam Pembeli

(46)

pedagang ikut menentukan atau bagian dalam pelakanaan program promosi perusahaan.

2.1.6 Perilaku Konsumen

2.1.6.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Istilah perilaku erat hubungannya dengan obyek yang studinya di arahkan pada permasalahan manusia. Dalam bidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen secara terus menerus dikembangkan dengan berbagai pendekatan. Menurut Nugroho ( 2003: 3 ), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyesali tindakan ini.

Perilaku konsumen adalah dinamis itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk jangka waktu tertentu, produk dan individu atau grup tertentu.

(47)

2.1.6.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Nugroho ( 2003 : 11 ), keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Faktor – faktor kebudayaan a. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor tertentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk – makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari.

b. Sub budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya yang lebih kecil, yang memberikan indentifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.

c. Kelas sosial

Kelas sosial adalah kelompok – kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hirarki dan keanggotannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2. Faktor – faktor sosial a. Kelompok referensi

(48)

b. Keluarga

Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli yang pertama adalah keluarga orientasi yang merupakan orang tua seseorang dan yang kedua adalah keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup anak- anak. Seorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yanag paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.

c. Peran dan Status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya. Keluarga, klub dan organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.

3. Faktor – faktor pribadi

a. Umur dan tahapan dalam siklus hidup

Konsumsi seseorang juga di bentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasikan tahapan – tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang – orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi pada saat mereka menjalani hidupnya.

b. Pekerjaan

(49)

c. Keadaan ekonomi

Yang dimaksud keadaan ekonomi seseorang adalah pendapatan anggaran yang dibelanjakan, tabungan dan harta, kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.

d. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseeorang.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

4. Faktor – faktor Psikologis a. Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu. Sedangkan kebutuhan – kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu. b. Persepsi

(50)

c. Proses belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

d. Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskrptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

2.1.7 Keputusan Pembelian Konsumen.

Proses pengambilan keputusan pembelian pada setiap orang pada dasarnya adalah sama, hanya saja semua proses tersebut tidak semua dilaksanakan oleh para konsumen. Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir atau individual dan konsumen organisasional atau konsumen industrial.

Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang dan lembaga non profit, tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

(51)

Berikut adalah tahapan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian: Gambar 2.1

Tahapan Keputusan Pembelian Konsumen

2.1.8 Kepuasan Konsumen

2.1.8.1 Pengertian Kepuasan Konsumen

Setelah melakukan suatu pembelian produk atau jasa maka konsumen akan memperoleh suatu kepuasan atau justru ketidak puasan. Seseorang merasakan puas bila produk atau jasa dipandang menawarkan manfaat yang nyata dan serasi dengan keinginan dan kebutuhan. Kepuasan sendiri bersifat relatif, maksudnya setiap orang berbeda tingkat kepuasannya.

Sedangkan menurut pendapat Kotler ( 2001 : 36 ), kepuasan konsumen diartikan sebagai fungsi daripada jauh dekatnya produk menurut harapan, konsumen dan pandangan prestasi.

Menurut Umar (2003 : 50) Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membadingkan dengan harapannya. Jika konsumen merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk tersebut maka sangat besar kemungkinannya untuk menjadi konsumen dalam waktu yang lama.

(52)

konsumen akan merasa puas. Sebaliknya jika harapan jauh dari prestasi yang diharapkan, konsumen akan merasa tidak puas.

2.1.8.2 Pengukuran Kepuasan Konsumen

Kotler (2007:179), Mengidentifikasi 4 metode untuk mengukur kepuasan konsumen, yaitu sebagai berikut:

1. Sistem Keluhan dan Saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada konsumen perlu memberikan kesempatan yang luas kepada para konsumennya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka.

2. Ghost Shopping

Memperkerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai konsumen atau pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian mereka melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost Shopper juga dapat mengamati cara perusahaan dan pesaingnya melayani permintaan konsumen. 3. Lost Customer Analysis

Perusahaan seyogyanya menghubungi para konsumen yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.

(53)

Banyak penelitian mengenai kepuasan konsumen yang dilakukan dengan penelitian survei, baik dengan survai melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi. Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelangan dan juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para konsumennya.

2.1.9 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen

Proses kepuasan merupakan tahap dan didalam tahap penilaiaan setelah dilakukan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli produk jamu salah satunya adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran untuk produk non jasa sendiri terdiri dari empat komponen yaitu 4P (Product, Price, Place, Promotion) Tjiptono (2005 : 30).

(54)

menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan dengan bauran pemasaran sebagai berikut:

1. Produk (Product)

Merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan seseorang atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Keberadaan produk dapat dikatakan sebagai titik sentral dari kegiatan marketing, karena semua kegiatan dari unsur-unsur marketing mix lainnya berawal dan berpatokan pada produk yang dihasilkan

2. Harga (price)

Merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapat suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan.Didalam menentukan kebijakan harga dari suatu produk yang dihasilkan tentu perlu memperhatikan dan mempertimbangkan secara seksama unsur-unsur yang berkaitan dengan bauran harga.

3. Distribusi atau Tempat (place)

Adalah menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia lagi bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat dimana pun konsumen berada.

4. Promosi

(55)

2.2 Kerangka Berpikir

Kebiasaan menkonsumsi dan sangat populernya jamu di Indonesia membuat perusahaan-perusahaan jamu terus mengembangkan usahanya untuk mendapatkan perhatian dan mempertahankan konsumen, salah satunya adalah kepuasan konsumen. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen diantaranya adalah bauran pemasaran yang terdiri dari roduk, harga, distribusi dan promosi.

Seperti halnya perusahaan jamu Cap Orang Tua juga berhasil mempertahankan kepuasan para konsumennya. Sebagai bukti salah satunya pada masyarakat Sumenep Madura tepatnya pada toko 24 yang khusus menjual produk jamu Cap Orang Tua. Pejualan produk jamu Cap Orang Tua sangatlah stabil, tidak kurangnya 50 konsumen setiap harinya. Karena jamu Cap Orang Tua terus mempertahankan kualitas, harga yang kompetitif, kelancaran distibusi serta promosi yang menguntungkan konsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan konsumen telah tercipta dengan dipengaruhi oleh produk, harga, distribusi, dan promosi.

Pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang di ungkapkan oleh Tjiptono (2005 : 30) yaitu faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli produk jamu salah satunya adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran untuk produk non jasa sendiri terdiri dari empat komponen yaitu 4P (Product, Price, Place, Promotion) .

(56)

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Keterangan :

X : Variabel bebas atau independent veriable, yaitu produk, harga, distribusi dan promosi

Y : Variabel terikat atau dependent, yaitu kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi jamu Cap Orang Tua

→ : Pengaruh

Maksud dari kerangka berpikir diatas untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel dengan kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi jamu Cap Orang Tua. Variabel-variabel tersebut merupakan pengelompokan dari berbagai

Pr oduk (X1)

Harga (X2)

Distribusi (X3)

Kepuasan Konsumen (Y)

(57)

macam alasan yang menyebabkan konsumen mengkonsumsi jamu Cap Orang Tua yaitu produk, harga, distribusi dan promosi.

Dari alur kerangka berpikir diatas terdapat 5 variabel yaitu terdiri dari dari variabel bebas ( X ) dan variabel terikat ( Y ). Variabel bebas tersebut adalah produk ( X1), harga ( X2), distribusi ( X3), promosi ( X4), sedangkan variabel terikat ( Y ) adalah kepuasan konsumen.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan tujuan dan landasan teori serta uraian dan kerangka berpikir, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh secara simultan pada variabel produk, harga, distribusi, promosi terhadap kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi jamu cap orang tua.

(58)

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Difinisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur. Definisi operasional memberikan informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah Produk (X1), Harga (X2), Distribusi (X3), Promosi (X4) sebagai variabel independen. Dan kepuasan konsumen (Y) sebagai variabel terikat atau veriabel dependen. Definisi operasional tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pr oduk (X1)

Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan jamu Cap Orang Tua di pasar untuk mendapatkan perhatian, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen yang meliputi kasiat, rasa, dan varian.

Adapun indikator variabel produk adalah :

a. Khasiat yang didapat dari mengkonsumsi jamu Cap Orang Tua. b. Rasa pada jamu Cap Orang Tua.

(59)

2. Harga (X2)

Harga adalah suatu biaya yang dibebankan kepada konsumen untuk mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan dan diingikan seperti mengkonsumsi jamu Cap Orang Tua atau kebijakan biaya yang ditetapkan.

Adapun indikator variabel harga adalah : a. Harga jual jamu Cap Orang Tua.

b. Kesesuaian harga yang ditawarkan dengan kualitas yang didapat. c. Perbandingan harga jamu Cap Orang Tua dengan produk sejenis. 3. Distribusi (X3)

Distribusi adalah kemudahan tentang keberadaan produk tersebut (jamu Cap Orang Tua) didapat dan kelancaran dalam ketersediaan produk.

Adapun indikator variabel distribusi adalah :

a. Kemudahan dalam menemukan produk jamu Cap Orang Tua. b. Kelancaran dalam ketersediaan produk jamu Cap Orang Tua. c. Banyak terdapat lokasi penjualan jamu Cap Orang Tua. 4. Pr omosi (X4)

Promosi adalah publikasi atau pemberian informasi kepada konsumen agar mendapatkan informasi yang jelas tentang suatu produk.

Adapun Indikator variabel promosi adalah : a. Pemberian diskon pembelian.

b. Promo hadiah pembelian.

(60)

5. Kepuasan Konsumen (Y)

Adalah terpenuhinya kebutuhan dan keinginan konsumen dalam menggunakan jasa kontraktor pameran Jamu Cap Orang Tua .

Adapun Indikator variabel kepuasan konsumen adalah : a. Konsumen membeli kembali produk jamu Cap Orang Tua .

b. Merekomendasikan kepada orang lain tentang jamu Cap Orang Tua .

3.1.2 Pengukuran Variabel

Untuk memudahkan pengukuran, penulis menggunakan skor pada masing-masing jawaban dengan skala likert untuk penilaian dan kuantifikasi data, yaitu sebagai berikut:

Skor sangat Setuju = 5

Skor Setuju = 4

Skor Ragu-Ragu = 3

Skor Tidak Setuju = 2 Skor Sangat tidak Setuju = 1

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1 Populasi

(61)

Populasi dalam penelitian ini yaitu para konsumen Jamu Cap Orang Tua yang berada di toko 24 Sumenep dan telah mengkonsumsi lebih dari satu kali menurut sumber penelitian sebanyak 300 konsumen dalam satu bulan dengan individu (Pelanggan) yang berbeda. Terdiri dari pelanggan tetap dan pelanggan baru dengan rentan umur mulai 20 tahun sampai 50 tahun.

3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono ( 2006: 56 ) Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penggunaan sampel dilakukan bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.

Untuk menentukan besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin pada buku Umar (2003:141) sebagai berikut:

=

( )

Keterangan: N = Jumlah Populasi n = Jumlah Sampel e = Tingkat Kesalahan

Populasi (N) sebanyak 300 konsumen dari perhitungan diatas dengan tingkat kesalahan (e) = 10 %, maka jumlah sampel (n) adalah:

=

( , )

=

(62)

Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 75 responden dengan ketentuan yaitu konsumen Jamu Cap Orang Tua yang berada di toko 24 Sumenep dan telah mengkonsumsi lebih dari satu kali dengan rentan umur mulai 20 tahun sampai 50 tahun.

3.2.3 Teknik Penarikan sampel

Berdasarkan populasi dan sampel tersebut di atas teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik nonprobality sampling dengan metode sampling purposive, menurut Sugiyono (2007:61) sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yaitu para konsumen Jamu Cap Orang Tua di toko 24 Sumenep yang telah mengkonsumsi lebih dari satu kali dengan rentan umur mulai 20 tahun sampai 50 tahun.

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 J enis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang dikumpulkan atau diperoleh secara langsung di tempat obyek penelitian dengan cara memberikan angket atau kuisioner pada konsumen Jamu Cap Orang Tua.

3.3.2 Sumber data

(63)

3.3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner. Menurut Sugiyono (2008 : 199) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diisi berhubungan dengan masalah yang diteliti dan kemudian untuk setiap jawaban diberi nilai.

Dalam penelitian ini kuesioner diberikan langsung kepada responden yang menjadi sampel dari populasi penelitian.

3.4 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.4.1 Uji Validitas

(64)

kemungkinan akan memberikan jawaban yang tidak benar. Pada bagian ini, faktor yang mempengaruhi validitas yang akan dibahas hanya yang menyangkut alat pengukur saja. Sedangkan faktor pewawancara dan responden yang juga dapat menjadi sumber bagi rendahnya validitas dan Harga data tidak dibahas.

Menghitung validitas dengan cara membandingkan antara nilai korelasi data pada masing-masing pernyataan dengan skor total, memakai rumus teknik korelasi product moment, kemudian membandingkan dengan r tabel dengan kriteria sebagai berikut:

Kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel maka dapat diartikan bahwa alat ukur atau kuesioner tersebut adalah valid.

b. Jika r hitung ≤ r tabel maka dapat diartikan bahwa alat ukur atau kuesioner tersebut adalah tidak valid.

Dan untuk menghitung dapat menggunakan rumus seperti berikut :

... (Umar, 2003 : 74). Keterangan :

r = Koefisiensi produk moment X = Skor total tiap-tiap item Y = Skor total

(65)

3.4.2 Uji Reliabilitas

Jika alat ukur telah dinyatakan valid, maka berikutnya alat ukur tersebut diuji reliabilitasnya. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Pada alat pengukur untuk fenomena keuangan, seperti laba dan biaya, konsistensi hasil pengukuran bukanlah hal yang sulit dicapai. Akan tetapi untuk mengukur permasalahan perusahaan yang mencakup fenomena, misalnya perilaku, pengukuran yang konsisten agak sulit untuk dicapai menurut Umar (2003 : 80).

Bila korelasi (r) dikuadratkan, maka hasilnya disebut koefisien determinasi (coefficient of determination). Masing-masing variabel dalam penelitian dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan alpha croanbach. Jika ingin mengetahui tingkat reliabilitasnya dapat menggunakan kriteria dan rumus sebagai berikut:

Kriteria pengujian Harga adalah sebagai berikut:

a. Jika r11 hitung > 0,6 maka dapat diartikan bahwa alat ukur atau kuesioner tersebut adalah reliabel.

(66)

Rumus Alpa sebagai berikut:

(Riduwan, 2007 : 115)

Keterangan :

r11 = nilai reabilitas

Σ si = Jumlah varians skor tiap-tiap item pertanyaan St = Varians total

k = jumlah item pertanyaan

3.4.3 Uji asumsi klasik / BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) 3.4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut harus terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal (Santosa&Ashari, 2005:231).

Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara. Yaitu dengan "Normal P-P Plot" dan "Tabel Kolmogorov Smirnov". Yang paling umum digunakan adalah Normal P-P Plot.

(67)

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali 2007:110-112).

3.4.3.2 Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama varibel independen sama dengan nol. Menurut Ghozali (2005 : 91), untuk mendekteksi ada atau tidaknya multikoloneritas di dalam model regresi adalah :

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel independen.

b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.

Gambar

Gambar 2.1 Tahapan Keputusan Pembelian Konsumen
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Gambar 3.1 : Kurva F
Gambar 3.2 : Kurva t
+7

Referensi

Dokumen terkait

4) Siswa tidak memanfaatkan informasi dari luar materi yang diberikan. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa dengan web MOODLE. Siswa tidak bisa mendapatkan materi dari web dan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAYUNG NEGERI

• Dalam bahasa Urdu majalah dan surat khabar sangat banyak diterbitkan oleh umat Islam di India.. Majalah al-Ma’arif yang diterbitkan oleh Darul Mushannifin di

supports the growth of autotrophic ammonium-oxidisers; burrowing earthworms improve soil drainage and create aeration channels for aerobic biota; detoxi®cation of plant residues

(dalam jutaan) LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN)/ CONDENSED FINANCIAL STATEM ENT (M ONTHLY).. KOM ITM EN KONTIJENSI/ OFF

 Informasi tujuan pembelajaran yaitu: dengan menggunakan rumus-rumus yang berkaitan peserta didik dapat mengolah data dari hasil pengumpulan data dengan menggunakan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu kegiatan Praktek melakukan kerja yang dilaksanakan dan wajib diikuti oleh penulis pada dunia kerja terkait dan untuk menyelesaikan

Sebelum memutuskan membeli semen Holcim, anda akan membandingkan kualitas semen Holcim dengan semen merek