“SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN”
(Studi Deskriptif Tentang Sikap Masyarakat Sur abaya Ter hadap Pemberitaan “Sur abaya Cantik Green And Clean” di Harian J awa Pos)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi per syar atan memper oleh gelar sar jana
pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur
OLEH :
RENNY ELVADARI NPM : 0643310409
YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Masyarakat Sur abaya Terhadap Pemberitaan “Sur abaya
Cantik Green And Clean” di Harian J awa Pos)
Nama Mahasiswa : RENNY ELVADARI
NPM : 0643310409
J ur usan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Seminar
Menyetujui Pembimbing Utama
Dr s. Saifuddin Zuhr i, MSi NPT. 3 7006 94 0035 1
Mengetahui,
Ketua Progdi Ilmu Komunikasi
“SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN”
(Studi Deskr iptif Tentang Sikap Masyarakat Sur abaya Ter hadap Pemberitaan “Sur abaya Cantik Green And Clean” di Harian J awa Pos)
Oleh
RENNY ELVADARI NPM : 0643310409
Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 13 Desember 2012 Z. Abidin Achmad, S.Sos, MSi, MEd NPT. 3 7305 9901 701
Mengetahui,
Masyarakat Sur abaya Terhadap Pemberitaan “Sur abaya
Cantik Green And Clean” di Harian J awa Pos)
Nama Mahasiswa : RENNY ELVADARI
NPM : 0643310409
J ur usan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Seminar
Menyetujui Pembimbing Utama
Dr s. Saifuddin Zuhr i, MSi NPT. 3 7006 94 0035 1
Mengetahui,
Ketua Progdi Ilmu Komunikasi
PEMBERITAAN“SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN”
(Studi Deskriptif Tentang Sikap Masyarakat Sur abaya Ter hadap Pemberitaan“Sur abaya Cantik Green And Clean” di Harian J awa Pos)
Disusun Oleh :
RENNY ELVADARI NPM : 0643310409
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
PEMBIMBING
Dr s. Saifuddin Zuhr i, MSi NPT. 3 7006 94 0035 1
Mengetahui,
DEKAN
Dra. Ec. Hj. Supar wati, MSi
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN
“SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN” (Studi Deskriptif Tentang
Sikap Masyarakat Sur abaya Terhadap Pemberitaan “Sur abaya Cantik
Green and Clean” di Harian J awa Pos)
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan karena sangat terbatasnya
ilmu dan pengalaman yang dimiliki penulis dalam menyusun tugas akhir atau
Skripsi ini. Meskipun demikian, dalam menyusun Skripsi ini penulis telah
mendapatkan bimbingan, serta saran-saran dari berbagai pihak yang sangat
membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini, diantaranya adalah :
1. Ibu Suparwati Dra,Hj, Msi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur,
2. Bapak Drs. Saifuddin Zuhri, MSi dosen pembimbing yang selalu dengan sabar
meluangkan waktu dan memberikan arahan kepada penulis.
3. Bapak Juwito S.Sos.Msi, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas
Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas semangat dan motivasinya selama
pengerjaan Skripsi ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan kelemahan dalam menyusun Skripsi ini, untuk itu kritik dan saran
membagun dari para pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
Skripsi ini.
Surabaya, Desember 2012
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
ABSTRAKSI ... xi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Kegunaan Penelitian ... 7
BAB II. KAJ IAN PUSTAKA ... 9
2.1. Landasan Teori ... 9
2.1.1. Surat kabar dan Karakteristiknya ... 9
2.1.2. Media Massa ... 15
2.1.3. Media dan Konstruksi Realitas ... 15
2.1.4. Ideologi Media ... 17
2.1.5. Berita ... 19
2.1.6. Pengertian Sikap... 22
2.1.7. Masyarakat Sebagai Khalayak Media Massa .... 24
2.1.10.Kerangka Berpikir ... 30
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31
3.1.1 Sikap dan Pengukurannya ... 31
3.1.2. Masyarakat Surabaya ... 34
3.2. Berita “Surabaya Cantik” di harian Jawa Pos ... 35
3.3. Surat Kabar Harian Jawa Pos ... 35
3.4. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 36
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.6. Metode Analisis Data ... 41
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 43
4.1.1 Gambaran Umum Jawa Pos ... 43
4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ... 51
4.2.1 Identitas Responden ... 52
4.2.1.1 Jenis Kelamin Responden ... 52
4.2.1.2 Usia Responden ... 53
4.2.1.3 Pendidikan Terakhir Responden ... 54
4.2.1.4 Pekerjaan Responden ... 56
4.3 Deskriptif Subyek ... 56
Kebersihan dan Penghijauan
Tempat Tinggal ... 58
4.3.1.2 Pemberitaan Surabaya Cantik
menjadikan Responden
mengetahui akan pentingnya
program kebersihan yang diadakan
oleh Pemkot ... 60
4.3.1.3 Responden Mengetahui Cara
Mempertahankan Kebersihan
Kampung ... 61
4.3.1.4 Responden Mengetahui adanya
pemberitaan Surabaya Cantik
dapat memberikan motivasi bagi
kampong lain ... 62
4.3.1.5 Aspek Kognitif Masyarakat
Surabaya Terhadap Pemberitaan
Surabaya Cantik di Harian Jawa
Pos ... 63
terhadap pemberitaan “Surabaya
Cantik” yang diterbitkan Harian
Jawa pos ... 65
4.3.2.2 Sikap Responden merasa Nyaman
dengan pemberitaan “Surabaya
Cantik” dapat menjadikan
Lingkungan bersih dan Hijau ... 66
4.3.2.3 Sikap Responden merasa bangga
sebagai warga Surabaya terhadap
pemberitaan “Surabaya Cantik” ... 67
4.3.2.4 Sikap Responden merasa puas dengan
pemberitaan “Surabaya Cantik” ... 68
4.3.2.5 Aspek Afektif Sikap Masyarakat
Surabaya Terhadap Pemberitaan
Surabaya Cantik di Harian Jawa Pos ... 69
4.3.3 Aspek Konatif ... 71
4.3.3.1 Sikap Responden dengan Adanya
Pemberitaan “Surabaya Cantik” di
Jawa Pos menjadikan ikut menjaga
kebersihan disekitar tempat tinggal ... 72
4.3.3.3 Sikap Responden Dengan adanya
Pemberitaan “Surabaya Cantik”
membuat responden melaksanakan
kegiatan penghijauan disekitar tempat
tinggal ... 74
4.3.3.4 Sikap Responden dengan adanya
pemberitaan “Surabaya Cantik”
membuat ikut serta memanfaatkan
lingkungan sekitar tempat tinggal ... 75
4.3.3.5 Aspek Konatif sikap masyarakat
tentang pemberitaan “Surabaya
Cantik” diharian Jawapos …………... ... 76
4.4 Sikap Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan
Surabaya Cantik di Surabaya ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 81
5.2 Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
Gambar 2.1. Model Teori S-O-R ... 23
Tabel 1 Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 52
Tabel 2 Usia Responden ... 53
Tabel 3 Pendidikan Terakhir Responden ... 55
Tabel 4 Pekerjaan Responden ... 56
Tabel 5 Pemberitaan Surabaya Cantik Dapat Membuat Responden Sadar Akan Pentingnya Menjaga Kebersihan dan Penghijauan Tempat Tinggal ... 59
Tabel 6 Pemberitaan Surabaya Cantik menjadikan Responden mengetahui akan pentingnya program kebersihan yang diadakan oleh Pemkot ... 60
Tabel 7 Responden Mengetahui Cara Mempertahankan Kebersihan Kampung ... 61
Tabel 8 Responden mengetahui adanya pemberitaan Surabaya Cantik dapat memberikan motivasi bagi kampong lain ... 62
Tabel 9 Aspek Kognitif terhadap Pemberitaan Surabaya Cantik di Harian Jawa Pos ... 63
Tabel 10 Sikap Responden Merasa Senang terhadap pemberitaan “Surabaya Cantik” yang diterbitkan Harian Jawa pos ... 65
Tabel 11 Sikap Responden merasa Nyaman dengan pemberitaan “Surabaya Cantik” dapat menjadikan Lingkungan bersih dan Hijau ... 66
Tabel 12 Sikap Responden merasa bangga sebagai warga Surabaya terhadap pemberitaan “Surabaya Cantik” ... 67
Terhadap Pemberitaan Surabaya Cantik di Harian
Jawa Pos ... 70
Tabel 15 Sikap Responden dengan Adanya Pemberitaan “Surabaya Cantik” di Jawa Pos menjadikan ikut
menjaga kebersihan disekitar tempat tinggal ... 72
Tabel 16 Sikap Responden Dengan Adanya Pemberitaan “Surabaya Cantik” membuat responden turut
Mempertahankan Keasrian Lingkungan ... 73
Tabel 17 Sikap Responden Dengan adanya Pemberitaan “Surabaya Cantik” membuat responden melaksanakan kegiatan penghijauan disekitar
tempat tinggal ... 74
Tabel 18 Sikap Responden dengan adanya pemberitaan “Surabaya Cantik” membuat ikut serta
memanfaatkan lingkungan sekitar tempat tinggal ... 76
Tabel 19 Aspek Konatif sikap masyarakat tentang
pemberitaan “Surabaya Cantik” diharian Jawapos ... 77
Tabel 20 Sikap Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan
Pemberitaan “Sur abaya Cantik Green and Clean” di Harian J awa Pos)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap Masyarakat Surabaya terhadap pemberitaan “Surabaya Cantik Green and Clean” di harian Jawa Pos mengulas bagaimana sikap Masyarakat Surabaya di Surabaya setelah membaca berita tersebut. Landasan teori yang dipakai, diantaranya adalah pengertian sikap, Masyarakat Surabaya di Surabaya sebagai khalayak media massa, surat kabar sebagai kontrol social, dan teori S-O-R (stimulus, organisme, dan respon)
Metode penelitian yang dipakai adalah menggunakan metode deskriptif, dengan satu variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat Surabaya yang tinggal di Surabaya. Teknik penarikan sample dengan menggunakan metode multistage cluster random sampling dengan kriteria responden, Masyarakat Surabaya yang tinggal di Surabaya, baik bekerja maupun tidak bekerja, yang membaca harian Jawa Pos. Penelitian ini melibatkan 100 responden
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa sikap Masyarakat Surabaya terhadap pemberitaan “Surabaya Cantik” di harian Jawa Pos adalah positif. Hal ini disebabkan karena banyak warga yang menyadari akan pentingnya menjaga kebersihan dan penghijauan lingkungan selain itu warga mendukung program kebersihan kampung yang diselenggarakan oleh Pemkot yang bekerja sama dengan harian Jawa Pos membawa dampak positif bagi warga Surabaya.
Kata kunci : Sikap, Masyarakat Surabaya, “Surabaya Cantik Green and Clean”, Jawa Pos .
ABSTRACT This study aims to determine the attitude of society towards the news Surabaya "Surabaya Beautiful Green and Clean " in Jawa Pos daily to review how the attitude of people in Surabaya Surabaya after reading the reports.
Theoretical basis is used, such as understanding attitude, Community Surabaya in Surabaya as the mass media audiences, newspapers as social control, and the theory of SOR (stimulus, organism, and response)
The research method used is descriptive method, the one variables. The population in this study were people who lived in Surabaya Surabaya. Mechanical withdrawal sample using multistage cluster random sampling method with the criteria respondents, people who live in Surabaya Surabaya, whether working or not working, the Jawa Pos daily reading. The study involved 100 respondents
From this research result that Surabaya Public attitudes toward the news "Surabaya Beautiful" in daily Jawa Pos is positive. This is because many people are aware of the importance of maintaining cleanliness and greening the environment in addition to the residents support the village hygiene program organized by the City Government in cooperation with the Jawa Pos daily positive impact for the people of Surabaya.
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Keberadaan media massa saat ini telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari, media massa tersebut
bisa berupa surat kabar, majalah, televisi, radio dan film. Media massa
menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk informasi kepada
masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti dan nilai dari informasi
membuat masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari informasi yang
disajikan oleh media massa. (Sobur,2004:162)
Media massa merupakan salah satu sarana untuk memenuhi
kebutuhan manusia akan informasi. Informasi yang disajikan merupakan
suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu fakta
yang akurat dan aktualisasi masyarakat merupakan sebuah perwujudan dari
informasi yang seimbang. Setiap media dalam mengelola informasi akan
selalu berbeda dalam setiap pengemasannya. Hal ini dikarenakan adanya
visi dan misi serta segmentasi yang dibangun oleh media itu sendiri.
Dalam perkembangannya media massa dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu sebagai Pers dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pers dalam
arti sempit meliputi media cetak. Sementara Pers dalam arti luas meliputi
semua media komunikasi baik baik cetak maupun elektronik. Media cetak
merupan media massa yang digunakan oleh masyarakat perkotaan selain
media elektronik. Oleh karena itu media massa sering digunakan sebagai
alat mentransformasikan informasi kearah masyarakat atau
mentransformasikan informasi diantara masyarakat itu sendiri.
Media massa memiliki peran yang cukup besar dalam berbagai
aspek kehidupan masyarakat. Hal ini karena media massa merupakan salah
satu sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia akan informasi. Informasi
itu sendiri disajikan merupakan suatu peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat. Antara manusia dan media massa keduanya saling
membutuhkan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Manusia
membutuhkan media massa untuk memenuhi kebutuhannya akan informasi
dengan mengkonsumsi berita-berita yang disajikan oleh media massa
tersebut. Salah satu bentuk media massa adalah media cetak. Bentuk media
cetak itu sendiri bermacam-macam diantaranya surat kabar. Media cetak
seperti surat kabar saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan
merupakan media massa yang digunakan oleh masyarakat perkotaan selain
media elektronik.
Sebagai alat komunikasi massa, surat kabar bersifat umum dan
mempunyai sirkulasi atau peredaran yang sangat luas, karena itu
dalamupaya untuk menarik minat pembaca, maka surat kabar tersebut dapat
menyajikan berita yang memiliki nilai lebih (signifikan, actual, luar biasa,
memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang
dapat menarik perhatian pembaca (William S. Maulsby dalam Djuroto,
2002:47). Pada umumnya beritadisusun atas dasar upaya membangkitkan
minat awal dengan menyoroti berita tertentu, mempertahankannya dengan
kebinekaan dan minat manusia serta menunda beberapa informasi penting
sampai pada bagian akhir dan mengirim pengamat untuk menghimpun
berita dari sumber langsung (Mc, Quail, 1991:196)
Ketika dihadapkan pada sebuah berita atau informasi, maka secara
tidak langsung akan dapat memunculkan sikap seseorang terhadap berita
tersebut. Sikap adalah suatu kecenderungan bertindak, berfikir, berpersepsi,
dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, ataupun nilai.
Sikap disini bukan perilaku tetapi lebih merupakan kecenderungan untuk
berperilaku dengan cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap bisa
berupa orang, situasi informasi, maupun kelompok. (Sobur, 2003:361)
Oleh karena itu pada 11 September 2012 Jawa pos memuat berita
mengenai digelarnya road show Surabaya Cantik Green and Clean. Dimana
diharapkan dalam program ini masyarakat lebih peduli akan pentingnya
kebersihan dan penghijauan lingkungannya. Sebagai juara Surabaya Green
and Clean yang diwakili RT 3 RW 14, Irvan Widyanto selaku Camat
Rungkut menyiapkan strategi khusus untuk mempertahankan trofi yang
diraih wilayahnya. “Surabaya Cantik Green and Clean” merupakan topik
lomba semacam itu mengusung tema Green and Clean, hijau dan bersih
yang kini dijadikan ikon dari kota Surabaya. Dari tahun pertama hingga saat
ini SGC (Surabaya Green and Clean) banyak mendapat respon positif dari
masyarakat, tetapi sempat berhenti dan Surabaya menjadi kumuh lagi, yang
membuat Pemkot Surabaya berniat melanjutkan program kebersihan
kampung tersebut dengan mengusung topik “Surabaya Cantik Green and
Clean” yang saat ini sedang digelar. Kata cantik berasal dari bahasa latin,
bellus. Sedangkan menurut kamus lengkap bahasa Indonesia edisi
keempat (2008), cantik mempunyai arti, indah, jelita, elok.
Berbeda dengan pelaksanaan Surabaya Green And Clean
tahun-tahun sebelumnya, tahun-tahun ini sengaja ditambahkan istilah Cantik mengingat
pada program kali ini ada kriteria membuat kampung tersebut menjadi lebih
cantik. Pada dasarnya program Surabaya Green & Clean ataupun Surabaya
Cantik Green and Clean adalah program yang layak untuk dibanggakan oleh
seluruh warga Surabaya mengingat program ini berasal dari Surabaya.
Apalagi sekarang sudah diminati oleh banyak kota lain. Ajang ini bukan
hanya dianggap meraih predikat kampung bersih tetapi juga ada unsur
pendidikan dan partisipasi masyarakat.
Dalam buku sikap manusia Drs. Saifuddin Anwar MA. (2007-5).
Sikap suatu pada perilaku, tendensi atau kesiapan antisifatif predisposisi
untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana. Sikap
mengetahui bagaimana sikap masyarakat terhadap “ Surabaya Cantik Green
and Clean” oleh pemkot Surabaya.
Sikap adalah suatu kecenderungan bertindak, berpikir, berpersepsi
dan meras dalam menghadapi objek, ide, situasi ataupun nilai. Sikap disini
bukan perilaku tapi lebih merupakan kecenderungan untuk berperilaku
dengan cara tertentu terhadap objek sikap. Dapat dipahami bahwa manusia
dilingkupi masalah yang mengharuskan untuk memiliki sikap.
Sikap dikatakan sebagai respon yang akan timbul bila individu
dihadapkan pada stimulus yang menghendaki timbulnya reaksi individu.
Respon yang timbul terjadi sangat evaluatif bearti bentuk respon yang
dinyatakan sebagai sikap itu didasari oleh proses evaluasi dalam diri
individu yang memberi kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam baik
buruk, positif atau negative, menyenangkan atau tidak menyenangkan suka
atau tidak suka, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap
objek sikap (Rakhmat,2001:40)
Sikap pada penelitian ini akan dianalisis berdasarkan tiga komponen
yaitu kognitif yang meliputi pengetahuan atau pemahaman masyarakat
terhadap adanya program “Surabaya Cantik Green and Clean”, secara
afektif meliputi ketertarikan atau kesukaan terhadap adanya program
“Surabaya Cantik Green and Clean” dan secara konatif yaitu kecenderungan
perubahan perilaku masyarakat di Surabaya terhadap program pemerintah
Dipilihnya Jawa Pos sebagai surat kabar yang akan diteliti
pemberitaanya karena jawa pos salah satu media cetak yang sudah
menggunakan bahasa yang ilmiah, data yang akurat, dan melakukan
investigative report dalam setiap pemberitaannya. Sehingga jawa pos sering
menjadi referensi dalam penyajiaan fakta yang terjadi.
(www.jawapos.co.id). Pembaca yang dipilih sebagai subyek penelitian
adalah masyarakat terhadap program “Surabaya Cantik Green and Clean”.
Peneliti ingin mengetahui, apakah setelah adanya bukti tersebut
masyarakat menjadi mengerti kalau adanya program Surabaya Cantik Green
and Clean yang digelar Pemkot Surabaya
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Wilburn
Schramm. Teori tersebut peneliti ingin mengetahui sikap berdasarkan dari
pembaca berkaitan dengan pemberitaan tentang Surabaya Cantik Green and
Clean. Target penelitian ini adalah masyarakat Surabaya dengan usia 25-50
tahun, dengan konsep teori yang ada.
Dipilihnya Surabaya dalam penelitian ini disebabkan karena di
Surabaya sejak diselenggarakannya Surabaya Cantik Green and Clean
sebagai ajang untuk kreasi dan inovasi kampung antusiasme warga
Surabaya begitu terlihat, itu mencerminkan bahwa mereka punya semangat
tinggi untuk mau memperbaiki lingkungan tempat tinggalnya. Warga tidak
ingin kampungnya dianggap sebagai kampung yang tidak hijau, kotor dan
Dari uraian diatas peneliti ingin meneliti tentang Sikap Masyarakat
Surabaya Terhadap terhadap Pemberitaan“Surabaya Cantik Green and
Clean” di harian Jawa Pos.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
perumusan masalahnya dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimanakah Sikap Masyarakat Surabaya terhadap Pemberitaan Surabaya
Cantik Green and Clean” di harian Jawa Pos?”
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah dan perumusan masalah dalam
penelitian ini, maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui Sikap
Masyarakat Surabaya terhadap Pemberitaan Surabaya Cantik Green and Clean di
harian Jawa Pos.
1.4Kegunaan Penelitian
Manfaat yang akan didapatkan dari penelitian ini adalah:
1. Kegunaan Teoritis
Dari hasil ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau landasan
pemikiran pada ilmu komunikasi terutama topi bahasan yang berhubungan
2. Kegunaan Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan bisa
menambah pegetahuan masyarakat pada umumnya bahwa media massa
yang perlu perhatian, pengertian dan pemikiran yang luas dalam
menikmatinya terutama berita yang mengenai program Surabaya Cantik
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Sur at kabar dan Karakteristiknya
Berdasarkan pendapat (Effendy, 1993 : 93) komunikasi massa (mass
comunication) adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi
surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang
ditujukan untuk umum, dan film yang dipertunjukan di bioskop-bioskop. Untuk
itu fungsi komunikasi massa adalah untuk menyampaikan suatu informasi dalam
jangkuan yang luas dimana komunikasi tidak diketahui secara pasti jumlahnya
dan tersebar diberbagai daerah atau penjuru.
Berdasarkan pengertian tersebut menunjukan bahwa komunikasi massa
dapat berlangsung dan diperlukan saluran yang memungkinkan disampaikannya
pesan pada khalayak yang dituju. Saluran tersebut adalah media massa yang
menurut bentuknya dikelompokan menjadi dua, yaitu :
1. Media cetak (printed media), yang meliputi : surat kabar, majalah, buku,
pamflet, brosur dan sebagainya.
2. Media elektronik seperti radio, televisi dan film.
Batasan surat kabar menurut (Asegraff, 1991 : 140) adalah penerbitan yang
berupa lembaran yang berisi berita-berita, karangan-karangan dan iklan, yang
Menurut (Effendy, 2003:81-83) dalam komunikasi massa mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1. Komunikasi Massa bersifat umum
2. Pesan yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua
orang, tidak ditujukan untuk perorangan atau golongan tertentu sehingga
kemasan pesan tersebut untuk umum
3. Komunikator Melembaga
Komunikator disini tidak bertindak atas nama pribadi atau perorangan saja
melainkan organisasi yang merupakan suatu kerja tim.
4. Komunikator Bersifat Heterogen
Media massa dalam komunikasi massa merupakan kumpulan orang-orang
yang heterogen, tinggal dalam komunikasi yang berbeda, baik itu jenis
kelamin, tingkat status sosial ekonomi, usia dan sebagainya. Heterogenitas
dari khalayak pembaca merupakan kesulitan yang paling sering dihadapi
karena setiap individu dari khalayak selalu berkeinginan agar kebutuhan
terpenuhi.
5. Menimbulkan Keserempakan
Keserempakan merupakan kontak atau hubungan dengan sejumlah
komunikasi pada saat yang sama untuk memperhatikan pesan yang
disampaikan pada mereka.
6. Prosesnya Berlangsung Satu Arah
Prosesnya tidak menimbulkan umpan balik, kalaupun ada jelasnya secara
Menurut Mc. Quail memberi pengertian surat kabar dalam arti sempit
adalah suatu lembaga atau organisasi yang termasuk dalam media massa cetak,
yang menyebarkan berita sebagai kata juralistik berupa lembaran, karangan dan
iklan yang disebarluaskan secara umum (Mc. Quail, 1994 : 153).
Saat ini surat kabar telah berkembang hingga terdapat beberapa jenis, yang
dapat dibedakan menurut berbagai kriteria, misalnya menurut frekuensi terbit
(harian, mingguan, bulanan), bentuk (standart atau tabloid), kelas
ekonomipembacanya, peredarannya (lokal atau nasional), penekanan isinya
(ekonomi, kriminal, agama, atau politik dan umum) dan sebagainya (Kasali, 1992
: 100).
Disamping itu pada dasarnya surat kabar tersebut mempunyai ciri-ciri dan
keunggulan. Adapun ciri-ciri dari surat kabar itu yaitu sebagai berikut :
1. Publisitas
Yang dimaksud dengan publisitas (publicity)adalah penyebaran pada publik
atau khalayak. Karena diperuntukan, maka sifat surat kabar adalah umum. Isi
surat kabar terdiri dari segi lembaranya jika surat kabar mempunyai halaman
yang binyak, isinya juga dengan sendirinya pula akan memenuhi kepentingan
khalayak yang lebih banyak.
2. Periodesitas (periodicity)
Adalah ciri surat kabar yang kedua. Keteraturan terbitnya surat kabar bisa satu
kali sehari, bisa dua kali sehari, dapat pula satu kali atau dua kali seminggu.
Penerbitan lainnya seperti buku umpamanya, tidak disebar secara periodik,
dari satu kali, terbitnya itu tidak teratur. Jadi terbitan seperti buku mempunyai
khas periodesitas, meskipun disebarkan kepada khalayak dan isinya
menyangkut kepentingan umum.
3. Heterogenitas
Yang dimaksud heterogenitas sebagai ciri ketiga surat kabar yaitu bahwa surat
kabar mempunyai segmentasi atau menjangkau / menerpa semua khalayak
dengan berbagai macam tingkat sosial, ekonomi, usia, jenis kelamin,
pendidikan dan pekerjaan.
4. Universalitas
Yang dimaksud dengan universalitas (universality) sebagai ciri ketiga surat
kabar adalah kemestaan isinya, aneka ragam dan dari seluruh dunia. Sebuah
penerbitan berkala yang isinya mengkhususkan dari pada suatu profesi atau
aspek kehidupan, seperti majalah kedokteran, arsitektur, koperasi atau
pertanian, tidak termasuk pada surat kabar. Adalah benar bahwa berkala
tersebut diperuntukkan khalayak terbit secara periodik, tetapi ciri khas
universalitas tidak ada, sebab lainnya mengenai suatu aspek kehidupan saja.
5. Aktualitas
Aktualitas (actuality) sebagai ciri dari surat kabar adalah mengenai berita yang
disiarkannya. Aktualitas, menurut kata asalnya, berarti “kini” dan “keadaan
sebenarnya”. Kedua-duanya sangat erat sekali sangkut pautnya dengan berita
yang disiarkan surat kabar. Berita adalah laporan yang mengenai peristiwa
yang baru terjadi dan yang melaporkan harus benar. Tetapi yang dimaksudkan
laporan, tanpa menyampingkan pentingnya kebenaran berita. Hal-hal yang
disiarkan media cetak lainnya bisa saja mengandung kebenaran, tetapi belum
mengenai sesuatu yang baru terjadi. Pada kenyataannya, memang isi surat
kabar beraneka ragam, selain berita juga terdapat artikel, cerita bersambung,
cerita bergambar, teka-teki dan lainnya yang bukan merupakan laporan cepat.
Kesemuannya itu sekedar untuk menunjang upaya pembangkitan minat agar
surat kabar bersangkutan dibeli orang.
6. Terdokumentasi
Yang dimaksud terdokumentasi sebagai ciri surat kabar yang kelima yaitu
bahwa surat kabar dapat didokumentasikan atau disimpan. Dari berbagai fakta
yang disajikan di surat kabar dalam bentuk berita atau artikel, dapat dipastikan
ada beberapa diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu dianggap penting
untuk diarsipkan atau dibuat kliping (Effendy, 2003 : 91).
Keunggulan dari surat kabar, yaitu sebagai berikut :
1. Jangkauan distribusi ( surat kabar ) yang tidak terbatasi.
2. Harga satuan ( surat kabar ) murah dan dapat dibeli eceran.
Secara mikro (surat kabar) dapat hadir diseluruh kota besar di Indonesia
dan memenuhi sasaran informasi secara general, yakni khalayak yang memiliki.
Karena beragamnya media massa, media cetak (surat kabar) sebagai media
massa yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual, memiliki beberapa
kelebihan yang dapat dipilih oleh khalayak sebagai tempat pemenuhan kebutuhan.
oleh orang lain dan rekaman peristiwa yang dianggap oleh para jurnalis diubah
dalam bentuk kata-kata, gambar, foto dan sebagainya, dengan kata lain
pesan-pesan dalam media cetak adalah terdokumenter.
Fungsi surat kabar sebagai media massa menyebutkan pers sebagai
penyebar informasi yang obyektif dan edukatif, melakukan kontrol sosial yang
konstruktif menyalurkan aspirasi mayarakat, meluaskan komunikasi dan peran
serta positif bagi masyarakat (Rachmat, 1993 : 217).
Sementara (Rachmadi. 1990 : 78) dalam perbandingan sistem pers
menunjukan empat fungsi pers, yaitu :
1. Fungsi Informasi
Menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang aoa yang terjadi
dalam suatu komunitas, negara dan dunia.
2. Fungsi Mendidik
Bahwa fungsi surat kabar adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui informasi yang disampaikan dalam menunjang pendidikan
masyarakat. Akan ditemukan pada artikel ilmuwan, tajuk rencana atau
editorial dan rubrik opini.
3. Fungsi Hiburan
Memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian komik, kartun dan
cerita-cerita khusus.
4. Kekuatan umum media massa sebagai alat kontrol sosial terletak pada
2.1.2. Media Massa
Media massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi
untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas (KBBI). Media
massa dapat digolongkan menjadi dua, yaitu media massa tradisional dan modern.
Media massa tradisional adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film layar
lebar. Sementara itu, yang diklasifikasikan sebagai media massa modern adalah
internet dan telepon seluler. Mengutip ensiklopedia Wikipedia
(http://id.wikipedia.org), paling tidak ada empat fungsi media massa, yaitu
surveillance (pengawasan), correlation (penghubung), transmission (transfer
budaya), dan entertainment (hiburan). Fungsi pengawasan berhubungan dengan
penyediaan informasi tentang lingkungan, fungsi penghubung berhubungan
dengan penyajian pilihan solusi atas suatu masalah, fungsi transfer budaya
berhubungan dengan kegiatan dalam bidang sosialisasi dan pendidikan, dan fungsi
hiburan berkenaan dengan dunia hiburan. Khusus pada fungsi hiburan, ada dua
efek yang diakibatkan, yaitu positif (dikenal sebagai fungsi) dan negatif (dikenal
juga dengan istilah disfungsi).
2.1.3 Media dan Konstruksi Realitas
Dalam pandangan Konstruksionis, media dilihat bukanlah sekedar saluran
yang bebas, ia juga subyek yang mengkontruksi realitas, lengkap dengan
pandangan, bias, dan pemihakkan. Media bukan hanya memilih peristiwa dan
menentukan sumber berita, melainkan juga berperan dalam mendefinisikan aktor
dengan bingkai tertentu yang pada akhirnya menentukan bagaimana khlayak
harus melihat dan memahami peristiwa dari kaca mata tertentu.
(Eriyanto;2004:24)
Isi media merupakan hasil para pekerja dalam mengkonstruksi berbagai
realitas yang dipilihnya untuk dijadikan sebagai sebuah berita, diantaranya realitas
politik. Disebabkan sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah
menceritakan peristiwa – peristiwa, maka dapat dikatakan bahwa seluruh isi
media adalah realitas yang dikonstruksi (constructed reality). Pembuatan berita di
media pada dasarnya tak lebih dari penyusunan realitas – realitas sehingga
membentuk sebuah berita.(Tuchman dalam Sobur;2001:88)
Isi media pada hakekatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan
menggunakan bahasa sebagai perangkat dasarnya. Sedangkan bahasa bukan hanya
sebagai alat realitas, namun juga bisa menentukan relief seperti apa yang
diciptakan oleh bahasa tentang realitas. Akibatnya media massa memiliki peluang
yang sangat besar untuk mempengaruhi gambar yang dihasilkan dari realitas yang
dikonstruksikan.(Sobur;2001:88)
Setiap upaya “menceritakan” sebuah peristiwa, keadaan, benda atau
apapun, pada hakekatnya adalah usaha mengkonstruksikan realitas. Begitu pula
dengan profesi wartawan. Pekerjaan utama wartawan adalah mengisahkan hasil
reportasinya kepada khalayak. Dengan demikian mereka selalu terlibat dengan
usaha – usaha mengkonstruksikan realitas, yakni menyusun fakta yang
dikumpulkan ke dalam suatu bentuk laporan jurnalistik berupa berita (news),
demikian berita pada dasarnya adalah realitas yang telah
dikonstruksikan.(Sobur;2001:88)
Penggunaan bahasa tertentu jelas berimplikasi terhadap kemunculan
makna tertentu. Pilihan kata dan cara penyajian suatu realitas turut menentukan
bentuk konstruksi realitas yang sekaligus menentukan makna yang muncul
darinya. Bahkan menurut Hamad dalam Sobur (2001;90) bahasa bukan cuma
mampu mencerminkan realitas, tetapi sekaligus menciptakan realitas.
Dalam konstruksi realitas, bahasa dapat dikatakan sebagai unsur utama. Ia
merupakan instrumen pokok untuk menceritakan realitas. Sehingga dapat
dikatakan bahwa bahasa adalah alat konseptualisasi dan alat narasi
media.(Sobur;2001:91)
2.1.4 Ideologi Media
Konsep ideologi dalam sebuah institusi media massa ikut berpengaruh
dalam menentukan arah pemberitaan yang akan disampaikan kepada khalayak.
Hal ini disebabkan karena teks, percakapan dan lainnya adalah bentuk dari
praktek ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu.(Eriyanto;2004:13)
Pekerjaan media sebagai agen konstruksi realitas, berlatar belakang pada
ideologi yang dimiliki oleh masing – masing media. Bagaimana peristiwa
dibingkai bukan semata – mata disebabkan oleh struktur skema wartawan,
melainkan juga rutinitas kerja dan institusi media yang secara langsung
mempengaruhi pemaknaan peristiwa. Wartawan hidup dalam institusi media
institusi media itu yang mengontrol dalam pola kerja tertentu yang mengharuskan
wartawan melihat peristiwa dalam kemasan tertentu, atau bisa juga terjadi
wartawan sebagai bagian dari anggota komunitas menyerap nilai – nilai yang ada
dalam komunitasnya.(Eriyanto;2005:99) Nilai – nilai yang dianut media sebagai
ideologi yang menjadi dasar dalam setiap pemberitaan yang disampaikan kepada
khalayak.
Pada kenyataannya berita di media massa tidak pernah netral dan obyektif.
Jika kita lihat bahasa jurnalistik yang digunakan media pun selalu dapat
ditemukan adanya pemilihan fakta tertentu dan membuang aspek fakta yang lain
yang mencerminkan pemihakkan media pada salah satu kelompok atau ideologi
tertentu. Bahasa ternyata tidak pernah lepas dari subyektifitas dari sang wartawan
dalam mengkonstruksi realitas dengan mengetahui bahasa yang digunakan dalam
berita, pada saat itu juga kita menemukan ideologi yang dianut oleh wartawan dan
media yang bersangkutan.
Konsep ideologi bisa membantu menjelaskan mengapa wartawan memilih
fakta tertentu untuk ditonjolkan daripada fakta yang lain, walaupun hal itu
merugikan pihak lain, menempatkan sumber berita yang satu lebih menonjol
daripada sumber yang lain, ataupun secara nyata atau tidak melakukan
pemihakkan kepada pihak tertentu. Artinya ideologi wartawan dan media yang
bersangkutanlah yang secara srategis menghasilkan berita – berita yang seperti
itu. Disini dapat dikatakan media merupakan inti instrumen ideologi yang tidak di
pandang sebagai zona netral dimana sebagai kelompok dan kepentingan
penafsiran wartawan atau media sendiri untuk disebarkan kepada
khalayak.(Eriyanto;2004:92)
2.1.5 Berita
Berita berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Vrist yang dalam bahasa
inggris disebut Write, arti sebenarnya ialah ada atau tidak terjadi. Sebagian ada
yang menyebutkan dengan Vrita yang dalam bahas Indonesia kemudian menjadi
berita atau warta. Menurut bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminto,
“berita” berarti kabar atau warta, sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia
terbitan Balai Pustaka, arti berita diperjelas menjadi “laporan mengenai kejadian
atau peristiwa yang hangat”. Jadi berita dapat dikaitkan dengan kejadian atau
peristiwa yang terjadi (Djuroto, 2002 : 46).
Prof. Mitchel V. Charnley dalam bukunya “reporting” memberikan
batasan definisi berita sebagai berikut :
“News is the timely report of facts or opinion either interst or importance,
or both, to a considerable number of people” (1965 : 24). (berita adalah laporan
tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau
penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk) (Effendy, 1982 : 24).
Djafar H. Assegaff dalam bukunya Jurnalistik Masa Kini, mendefinisikan
berita dalam arti jurnalistik, sebagai berikut :
“Berita sebagai laporan tentang fakta atau ide yang termasa dan dipilih
oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang kemudian dapat menarik
segi-segi human interest seperti humor, emosi, dan ketegangan” (Assegaff, 1982 :
24 ).
Untuk membuat berita, paling tidak harus memenuhi dua syarat, yaitu
faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa sehingga kebenaran tinggal sedikit
saja, yang kedua bahwa berita itu bisa menceritakan segala aspek secara lengkap.
Biasanya suatu media lebih menyukai peristiwa besar atau penting terjadi dalam
skala waktu yang sesuai dengan jadwalproduksi normal, serta menyukai pula
peristiwa yang paling mudah diliput dan dilaporkan serta mudah dikenal dan
dipandang relevan (Djuroto, 2002 : 48).
Faktor yang berkaitan dengan aliran lain, adalah kedekatan media terhadap
peristiwa yang sesuai dengan harapan yang dimiliki khalayak, keinginan utnuk
melanjutkan peristiwa yang sudah terjadi, yang dipandang layak diberitakan
keinginan adanya kesinambungan diantara berbagai jenis berita (Mc. Quail, 1991 :
193).
Ditegaskan bahwa News Must Be Factual, maka ditarik kesimpulan bahwa
berita atau sesuatu dikatakan berita bila ada fakta, interest, dan komunikan atau
khalayak (Mc. Quail, 1991 : 120).
Dalam upaya menarik perhatian pembaca perlu diperhatikan unsur-unsur
penting dalam berita antara lain :
1. Faktual
Isi berita harus merupakan suatu yang berdasrkan fakta, bukan fakta yang
dibuat-buat. Suatu berita harus sesuai dengan fakta yang sebenarnya, jujur,
2. Objektifitas
Apa yang dilihat dan didengar itulah yang akan ditulis seorang wartawan
menjadi sebuah tulisan yang berisi pemaparan dan penguraian peristiwa atau
pendapat. Suatu berita yang objektif tidak dicampuri dengan sifat subjektifitas
atau opini pribadi dan peliput beritanya.
3. Nilai Berita
Suatu berita akan dianggap penting jika menyangkut kepentingan orang
banyak. Berita yang bernilai harus terdapat keterikatan dengan kepentingan
umum. Sebuah berita dianggap bernilai jika berita itu merupakan kejadian
atau peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat yang luas,
atau dinilai perlu diketahui dan diinformasikan kepada khalayak seperti
kebijakan baru pemerintah, kenaikan harga, dan sebagainya.
4. Aktual
Jarak antara terjadinya peristiwa ataupun suatu pendapat saat diucapkan
dengan saat diturunkannya berita itu, hendaknya secepatnya sebab jika
terlewati beberapa hari saja terutama berita peristiwa, maka nilai aktualitasnya
sudah basi.
5. Menarik
Berita yang disajikan harus berisi peristiwa atau pendapat yang memang
menarik perhatian sebagianbesar pembaca. Biasanya berita yang menarik
adalah tentang sesuatu yang belum pernah terjadi. Suatu berita dikatakan
menarik apabila informasi yang disajikan membangkitkan kekaguman, rasa
2.1.6 Pengertian Sikap
Sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan reaksi yang
menyenangkan, tidak menyenangkan atau netral terhadap suatu obyek atau sebuah
kumpulan objek.sikap relative menetap, berbagai studi menunjukkan bahwa sikap
kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. (Rakhmat,
2002:39).
Sikap terbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses belajar.
Dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai dampak terpaan, yaitu
bahwa berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai upaya (pendidikan,
komunikasi, dan lain sebagainya) untuk mengubah sikap seseorang (Sobur,
2003:362).
Sikap dapat didefinisikan sebagai perasaan, pikiran dan kecenderungan
seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu
dalam lingkungannya. Lebih mudahnya, sikap adalah evaluatif terhadap objek
atau subjek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana seseorang
berhadap-hadapan dengan objek sikap. Tujuan perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap
seseorang, tetapi juga oleh harapan lingkungan sosialnya terhadap
perilakutersebut, norma-norma subjektif, serta kemampuannya untuk melakukan
perilaku itu, yakni penilaian perilaku sendiri (Van Den Ban dan Hawkins, 1999 :
106-107).
Pada hakikatnya, sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagi
komponen, dimana komponen-komponen tersebut ada tiga, yaitu (Gito Sudarmo,
1. Komponen Kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi,
keyakinan dan pendapat yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya.
Komponen ini berkaitan dengan proses berpikir yang menekankanpada
rasionalistis dan logika. Adanya keyakinan dan evaluatif yang dimiliki
seseorang diwujudkan dalam kesan baik atau tidak baik terhadap
lingkunganya.
2. Komponen Afektif
Komponen emosional atau perasaan seseorang yang berhubungan dengan rasa
senang atau tidak senang. Jadi, sifatnya evaluatif yang berhubungan erat
dengan nilai-nilai kebudayaan dan sistem nilai yang dimiliki.
3. Komponen Konatif
Komponen yang merupakan kecenderungan seseorang bertindak terhadap
lingkungannya dengan cara ramah, sopan, bermusuhan, menentang,
melaksanakan dengan baik dan sebagainya.
Apabila dihubungkan dengan tujuan komunikasi yang terpenting adalah
bagaimana suatu pesan (isi atau contents) yang disampaikan oleh komunikator
tersebut mampu menimbulkan dampak atau efek pesan tertentu pada komunikan.
Dampak tersebut antara lain (Rachmat, 2005 : 219) :
a. Dampak Kognitif
Adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan seseorang
diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak. Dampak ini berkaitan dengan
transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi.
b. Dampak Afektif
Timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau
dibenci khalayak. Disini tujuan komunikatorbukan hanya sekedar supaya
komunikan tahu, tapi juga tergerak hatinya.
c. Dampak Konatif
Merujuk pada behavioral atau perilaku nyata yang dapat diamati, yang
meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.
Adapun tolak ukur terjadinya pengaruh terhadap sikap seseorang dapat
diketahui melalui respon atau tanggapan yang dapat dibagi dalam tiga jenis,
yaitu :
a. Respon positif jika seseorang menyatakan setuju
b. Respon negatif jika seseorang menyatakan tidak setuju
c. Respon netral jika seseorang tidak memberikan pendapatnya tentang sesuatu
objek (Effendy, 1993 : 6-7).
2.1.7 Masyarakat Sebagai Khalayak Media Massa
Surat kabar sebagai alat komunikasi memiliki ciri khas, yakni
berkemampuan untuk memikat khalayak secara serempak (simulation) dan
serentak (instantaneaous) (Effendi, 1993:313). Maka dalam hal ini khalayak yang
merupakan komponen yang paling banyak sekali jumlahnya, serta berasal dari
semua lapisan sosial dan kelompok demografis (Mc Quail, 1987:33).
Setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai
penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Pembaca sebagai khalayak
media massa harus dapat dicapai seraya menerima secara inderawi dan secara
rohani. Yang dimaksudkan inderawi disini adalah diterimanya suatu pesan yang
jelas bagi indera mata, sedangkan yang dimaksud dengan rohani ialah sebagai
terjemahan dari bahasa asing. “Accepted”, yaitu diterimanya suatu pesan yang
sesuai dengan kerangka referensinya ( Frame of Reference), paduan dari usia,
agama, pendidikan, kebudayaan, dan nilai-nilai kehidupan lainnya. Kerangka
referensi tertentu menimbulkan kepentingan dan minat (interest) tertentu
(Effendy,2003:315).
Dinamika masyarakat dalam memperoleh serta membaca suatu informasi
atau berita di media massa jelas menentukan seberapa jauh media massa tersebut,
dalam hal ini aalah media massa cetak (surat kabar) itu mempunyai dampak yang
menyentuh dalam kehidupan masyarakat, meliputi : aspek kepribadian khalayak
secara emosional, intelektual maupun sosial. Setiap proses komunikasi selalu
ditunjukkan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan
komunikator. Masyarakat di sini adalah mereka yang menjadi pembaca media
massa cetak (surat kabar) yang bersangkutan dimana pembaca tersebut heterogen,
anonim dan banyak sekali jumlahnya, serta bersal dari semua lapisan sosial dalam
Khalayak sasaran (target audience) dalam penelitian ini adalah
masyarakat baik karier maupun domestik yang memiliki pekerjaan maupun tidak
memiliki pekerjaan tetapi memberikan dukungan bagi anggota keluarga yang lain
dalam mencari nafkah yang membaca harian jawa pos. (Mubyanto, 1985:95)
2.1.8 Pemberitaan Sur abaya Cantik Green And Clean di Sur abaya
Sejak diselenggarakannya Surabaya Cantik Green And Clean 2009 sebagai
ajang untuk kreasi dan inovasi kampung antusiasme warga Surabaya begitu
terlihat, itu mencerminkan bahwa mereka punya semangat tinggi untuk mau
memperbaiki lingkungan tempat tinggalnya. Warga tidak ingin kampungnya dicap
sebagai kampung yang tidak hijau, kotor dan tidak asri. Melalui “Surabaya Cantik
Green And Clean” warga menunjukkan bahwa “Kami bisa menghijaukan
kampung kami”.
Digelarnya road show terakhir di Surabaya, kecamatan Rungkut yang
mana kampung tersebut merupakan juara bertahan Surabaya Green and Clean
(SGC 2008) sebagai bukti bahwa semangat warga begitu tinggi untuk menjadikan
kampungnya hijau, asri dan bisa memperoleh juara kembali dalam ajang
kompetisi “Surabaya Cantik Green And Clean”.
Ajang Surabaya Cantik Green And Clean menjadi bukti bahwa kesadaran
lingkungan masyarakat di kota pahlawan sudah sangat tinggi. Kompetisi
kebersihan dan penghijauan ini yang mendapat dukungan pemkot ternyata tidak
hanya bergaung pada tingkat local, regional, atau Nasional, gaung tersebut sudah
go internasional, ungkap Joelianto Madias Putra selaku pemerhati pertanian dan
2.1.9 Teori S-O-R
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semua
berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah
sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini,
perilaku, kognisi afeksi dan konasi. Menurut stimulus response ini efek yang
ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang
dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi
komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah :
-Pesan (stimulus, S)
-Komunikan (Organism, O)
-Efek (Response, R)
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya
jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip pendapat
Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang
baru ada tiga variabel penting yaitu : (a) perhatian, (b) pengertian, dan (c)
penerimaan.
2.1.9.1 Teari Wilburn Schr am
Wilbur Schramm membuat serangkaian model komunikasi, dimulai
dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih
rumit yang menghitungkan pengalaman dua individu yang mencoba
berkomunikasi, hingga kemodel komunikasi yang dianggap interaksi dua
individu. Model pertama mirip model Shannon dan Weaver. Dalam modelnya
pengalaman sumber dan sasaranlah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena
bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Model ketiga
Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang
menyandi, menafsirkan, menyandi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal.
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian
dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan
inilah yang melanjutkan proses berikutnya.
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah
kesediaan untuk mengubah sikapWilbur Schramm membuat serangkaian model
komunikasi, dimulai dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954),
lalu model yang lebih rumit yang menghitungkan pengalaman dua individu yang
mencoba berkomunikasi, hingga kemodel komunikasi yang dianggap interaksi
dua individu. Model pertama mirip model Shannon dan Weaver. Dalam modelnya
yang kedua Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang
pengalaman sumber dan sasaranlah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena
bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Model ketiga
Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang
menyandi, menafsirkan, menyandi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal.
Disini kita melihat umpan balik dan lingkaran berkelanjutan untuk berbagi
informasi.
Menurut Wilbur Schramm, komunikasi senantiasa membutuhkan
Menurt Schramm, seperti ditunjukkan model ketiganya, jelas bahwa setiap
orang dalam komunikasi adalah sekaligus sebagai encoder dan decoder. Kita
secara konstan menyandi balik tanda-tanda dari lingkungan kita, menafsirkan
tanda-tanda tersebut, dan menyandi sesuatu sebagai hasilnya. Misalnya begitu
Anda mendengar teriakan “Api,” Anda mungkin akan segera berteriak “Tolong!”
Dan apa yang Anda akan sandi bergantung pada pilihan Anda atas berbagai
respons yang tersedia dalam situasi tersebut dan berhubungan dengan makna tadi.
Model pertama mirip dengan model Shannon dan Weaver
Model yang kedua Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan
dalam bidang pengalaman sumber dan sasaranlah yang sebenarnya
dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan
sasaran.
Model yang ketiga Schramm menanggap komunikasi sebagai interaksi
Schramm berpikir bahwa komunikasi selalu membutuhkan setidaknya tiga unsur :
sumber (source), pesan (message), dan tujuan (destination). Disini kita melihat
umpan balik dan lingkaran yang berkelanjutan untuk berbagi informasi.
2.1.10 Kerangka Berpikir
Penelitian yang dilakukan saat ini adalah meneliti mengenai sikap
masyarakat di Surabaya terhadap pemberitaan “Surabaya Cantik Green And
Clean” pada harian Jawa Pos dengan teori SOR.
Dengan tingkat penduduk yang semakin besar, semakin sulit berkomunikasi
secara interpersonal, dan secara tidak langsung peran komunikasi massa sebagai
sarana penyampaian informasi mengenai diselenggarakannya road show terakhir
di Surabaya dalam ajang “Surabaya Cantik Green And Clean” di harian surat
kabar Jawa Pos.
Adapun kerangka berpikirnya sebagai berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir Masyarakat Sur abaya Ter hadap Pemberitaan “Sur abaya Cantik Green And Clean” di Harian J awa Pos.
Surat Kabar Harian Jawa
Pos
Masyarakat Surabaya
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional disini dimaksudkan untuk menjelaskan
indicator-indikator dari variable penelitian. Pada penelitian sikap masyaarakat Surabaya
terhadap pemberitaan “Surabaya Cantik Green and Clean” di harian Jawa Pos
metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode
deskriptif yang bertujuan menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai
situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang timbul di objek
penelitian itu, kemudian menarik kepermukaan sebagai suatu ciri atau gambaran
tentang kondisi, situasi ataupun variabel tertentu (Bungin, 2001:48)
3.1.1 Sikap dan Pengukur annya
Sikap masyaarakat Surabaya terhadap pemberitaan “Surabaya Cantik
Green and Clean” di harian Jawa Pos dilihat dari seluruh aspek sikap meliputi
kognitif yaitu pengetahuan masyarakat tentang pemberitaan “Surabaya Cantik
Green and Clean” di harian Jawa Pos sejauh mana masyaarakat Surabaya
mengerti informasi tentang pemberitaan tersebut. Pada aspek afektif yaitu
mengetahui perasaan masyaarakat Surabaya terhadap pemberitaan “Surabaya
Cantik Green and Clean” di harian Jawa Pos apakah senang atau tidak senang.
Sedangkan aspek konatif adalah sejauh mana masyarakat di Medokan Ayu
bertindak atau bertingkah laku yang berhubungan dengan informasi tersebut.
Adapun sikap masyarakat dapat dibedakan dalam tiga hal, yaitu komponen
kognitif, komponen afektif , komponen konatif.
Indikator untuk sikap masyarakat Surabaya dapat ditunjukkan melalui total
skor dari seluruh jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dalam kuisioner sikap masyarakat Surabaya terhadap Program Surabaya Cantik
Green and Clean
Terdapat dua pilihan jawaban pada kuisioner, yaitu :
a. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
b. Tidak Setuju (TS) : 2
c. Setuju (S) : 3
d. Sangat Setuju (SS) : 4
Dimana nantinya jawaban akan diberi skor pada semua pertanyaan dengan
menggunakan skala interval (positif,netral,negatif). Jumlah skor yang menjadi
batasan skor untuk lebar interval antara positif, netral, negatif menggunakan
rumus :
R ( Range) = Skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah Jenjang yang diinginkan
Range : Batasan dari tiap tingkatan.
Skor Tertinggi : Perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah nilai
item pertanyaan.
Skor Terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan jumlah nilai
item pertanyaan.
Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh tingkat interval untuk
Mengetahui sikap masyarakat Surabaya terhadap Program Surabaya Cantik Green
and Clean,untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Sikap Kognitif terdapat 4 pertanyaan tentang responden yang
membaca Surabaya Cantik Green and Clean di Jawa Pos karena
ingin memperoleh pengetahuan atau wawasan baru
Sikap Kognitif = (4x4) – (1x4) = (16-4) = 12 = 4 3 3 3
Positif = 12 – 16
Netral = 8 – 11
negatif = 4 – 7
b. Sikap afektif terdapat 4 pertanyaan tentang responden yang
membaca Surabaya Cantik Green and Clean di Jawa Pos karena
dampak dari afektif bukan hanya sekedar supaya komunikan thu
tetpi juga tergerak hatinya misalnya perasaan senang, takut, dan lain
sebagainya,selain itu juga mengidentifikasikan diri dengan nilai-
nilai yang ada salah satunya mendiskusikan informasi yang didapat
dengan orang lain.
Sikap Afektif = (4x4) – (1x4) = (16-4) = 12 = 4
3 3 3 Positif = 12 - 16
Netral = 8 – 11
c. Sikap Konatif terdapat 4 pertanyaan tentang responden yang
membaca Surabaya Cantik Green and Clean di Jawa Pos, sikap
konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan
berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek
sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari olae asumsi bahwa
kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.
Sikap Konatif = (4x4) – (1x4) = (16-4) = 12 = 4 3 3 3
Positif = 12 – 16
Netral = 8 – 11
Negatif = 4 - 7
3.1.2. Masyarakat Sur abaya
Masyarakat di Surabaya merupakan khalayak sasaran (target
audience). Masyarakat yang dijadikan subyek penelitian oleh peneliti adalah
masyarakat yang yang bekerja maupun tidak bekerja, yang membaca surat kabar
harian Jawa Pos terhadap pemberitaan “Surabaya Cantik Green and Clean.
Khalayak sasaran dalam penelitian ini dilakukan pada responden yang berusia
17-72 tahun, dengan alasan karena pada usia ini seseorang telah memiliki kemapuan
intelektual maupun ketrampilan dasar dalam menganalisa sebuah berita dan
ditunjang oleh sikap pandangan yang realistis terhadap lingkungannya, sehingga
Selain itu jenis kelamin dan tingkat pendidikan responden juga sangat
mempengaruhi pola fikir dan cara penilaian terhadap satu berita atau kejadian di
sekeliling mereka
3.1.3 Berita “Sur abaya Cantik Green and Clean” di harian J awa Pos
Berita mengenai digelarnya road show terakhir di Surabaya, Kecamatan
Rungkut yang mana kampung tersebut merupakan juara bertahan Surabaya Green
and Clean dimana diharapkan dalam program ini masyarakat lebih peduli akan
pentingnya kebersihan dan penghijauan lingkungannya. Sejak diselenggarakannya
Surabaya Cantik Green and Clean sebagai ajang untuk kreasi dan inovasi
kampung antusiasme warga Surabaya begitu terlihat. Program pemerintah kota ini
ditujukan pada warga yang ingin memperbaiki lingkungan tempat tinggalnya yang
tidak ingin dicap sebagai kampung yang tidak hijau, kotor dan tidak asri. Melalui
“Surabaya Cantik Green and Clean” warga menunjukkan bahwa mereka bisa
mewujudkannya.
3.1.4 Sur at Kabar Harian J awa Pos
Surat kabar harian Jawa Pos merupakan salah satu surat kabar yang
pemberitaannya cukup luas dan dikonsumsi oleh banyak pembaca. Surat kabar
harian Jawa Pos itu sendiri merupakan media atau sarana penyampaian informasi
yang menyajikan berita-berita umum. Sebelum dimuat, maka terlebih dahulu
Beberapa hal tersebut dilakukan dalam rangka untuk memenuhi
keingintahuan masyarakat akan informasi yang dibutuhkan dan menjadi salah satu
bentuk upaya Jawa Pos untuk memberikan kepuasan informasi kepada
pembacanya. Tidak mengherankan apabila isi tampilan halaman Jawa Pos
dipenuhi satu tema berita dengan berbagai ulasan dari berbagai sudut pandang.
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari obyek penelitian
(Bungin,2005:101). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari
masyarakat di kota Surabaya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik diketahui bahwa jumlah
penduduk berusia 17 tahun keatas, dikategorikan dalam kategori umur 17-72
tahun, maka jumlah responden yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh
masyarakat baik pria maupun wanita yang berusia 17 tahun sampai usia 72 tahun
keatas yang bertempat tinggal di Surabaya yang berjumlah 2.013.043 jiwa
(Sumber : Badan Pusat Statistik, Surabaya dalam angka 2011).
3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi penelitian, berarti sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian dari keseluruhan masyarakat yang bertempat tinggal
di Surabaya yang berjumlah 2.013.043 jiwa, yang berusia 17 tahun keatas dan
Sehingga untuk menentukan jumlah sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini, ditentukan dengan menggunkan rumus Yamane sebagai berikut
(Rakhmat, 1993:82) :
n = Jumlah sampel yang diperlukan
N = Jumlah populasi
d = Presisi / derejat ketelitian (0,1)
Berdasakan rumus Yamane diatas, sehingga diperoleh sampel dalam penelitian ini
adalah :
Jadi sampel pada penelitian ini sebanyak 100 responden.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah multistage cluster
random sampling (kluster sampel acak banyak tahap). Mengingat responden
dalam penelitian ini banyak dan tersebar luas dalam wilayah kota Surabaya,
tempat tinggal. Atas dasar luas wilayah kota Surabaya dan banyaknya responden,
maka secara sistematis teknik penarikan sampel dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap pertama dilakukan pemilihan pada wilayah penelitian di kota
Surabaya. Kota Surabaya memiliki lima bagian wilayah, yaitu Surabaya
Timur, Surabaya Barat, Surabaya Utara, Surabaya Selatan, dan Surabaya
Pusat. Penentuan wilayah Surabaya dipilih secara random (acak),
sehingga terpilih dua wilayah yaitu Surabaya Timur dan Surabaya
Selatan.
2. Tahap kedua dilakukan pemilihan pada daerah Kecamatan. Dari dua
wilayah kota Surabaya, diperoleh empat kecamatan berdasarkan hasil
pemilihan secara acak. Pada wilayah Surabaya Timur terpilih kecamatan
Rungkut dan Sukolilo. Sedangkan dari wilayah Surabaya Selatan terpilih
kecamatan Wonokromo dan kecamatan Wonocolo.
3. Tahap ketiga adalah pemilihan pada daerah kelurahan. Dari empat
kecamatan yang ada yaitu kecamatan Rungkut, Sukolilo Wonokromo,
dan Wonocolo, masing-masing akan dibagi lagi menjadi dua kelurahan.
Setelah di lakukan pemilihan secara acak, maka diperoleh hasil yaitu
kelurahan Penjaringan Sari dan kelurahan Kedung Baruk untuk wilayah
kecamatan Rungkut, kelurahan Medokan Semampir dan Nginden
Jangkungan untuk wilayah kecamatan Sukolilo, kelurahan Darmo dan
kelurahan Ngagel untuk wilayah kecamatan Wonokromo, serta
kelurahan Margerejo dan kelurahan Siwalankerto untuk wilayah
Untuk dapat mengetahui lebih jelas lagi mengenai teknik penarikan
sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 3.1 Sistematika pengambilan Sampel
Untuk mengetahui lebih jelas lagi tentang penarikan sampel pada
masing-masing kelurahan denga menggunakan rumus sebagai berikut (Nazir,2006:300) :
n1 = xn N N1
Keterangan :
n1 = jumlah sampel di tiap kelurahan
N1 = ukuran stratum ke-1
N = jumlah seluruh penduduk
n = jumlah sampel minimum yang ditetapkan
Kelurahan Kedung Baruk :
Untuk penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert.
Dengan skala ini, responden diminta untuk memberi respon terhadap setiap
pertanyaan dengan memilih salah satu diantara lima pilihan jawaban berdasarkan
perasaan mereka. Pemberian bobot antara satu samapi empat, dimulai dengan
pilihan jawaban sangat setuju dengan bobot tertinggi yaitu empat hingga pilihan