• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN” (Studi Deskriptif Tentang Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan “Surabaya Cantik Green And Clean” di Harian Jawa Pos).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN” (Studi Deskriptif Tentang Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan “Surabaya Cantik Green And Clean” di Harian Jawa Pos)."

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

“SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN”

(Studi Deskriptif Tentang Sikap Masyarakat Sur abaya Ter hadap Pemberitaan “Sur abaya Cantik Green And Clean” di Harian J awa Pos)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi per syar atan memper oleh gelar sar jana

pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

OLEH :

RENNY ELVADARI NPM : 0643310409

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

Masyarakat Sur abaya Terhadap Pemberitaan “Sur abaya

Cantik Green And Clean” di Harian J awa Pos)

Nama Mahasiswa : RENNY ELVADARI

NPM : 0643310409

J ur usan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Seminar

Menyetujui Pembimbing Utama

Dr s. Saifuddin Zuhr i, MSi NPT. 3 7006 94 0035 1

Mengetahui,

Ketua Progdi Ilmu Komunikasi

(3)

“SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN”

(Studi Deskr iptif Tentang Sikap Masyarakat Sur abaya Ter hadap Pemberitaan “Sur abaya Cantik Green And Clean” di Harian J awa Pos)

Oleh

RENNY ELVADARI NPM : 0643310409

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 13 Desember 2012 Z. Abidin Achmad, S.Sos, MSi, MEd NPT. 3 7305 9901 701

Mengetahui,

(4)

Masyarakat Sur abaya Terhadap Pemberitaan “Sur abaya

Cantik Green And Clean” di Harian J awa Pos)

Nama Mahasiswa : RENNY ELVADARI

NPM : 0643310409

J ur usan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Seminar

Menyetujui Pembimbing Utama

Dr s. Saifuddin Zuhr i, MSi NPT. 3 7006 94 0035 1

Mengetahui,

Ketua Progdi Ilmu Komunikasi

(5)

PEMBERITAAN“SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN”

(Studi Deskriptif Tentang Sikap Masyarakat Sur abaya Ter hadap Pemberitaan

“Sur abaya Cantik Green And Clean” di Harian J awa Pos)

Disusun Oleh :

RENNY ELVADARI NPM : 0643310409

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

PEMBIMBING

Dr s. Saifuddin Zuhr i, MSi NPT. 3 7006 94 0035 1

Mengetahui,

DEKAN

Dra. Ec. Hj. Supar wati, MSi

(6)

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN

“SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN” (Studi Deskriptif Tentang

Sikap Masyarakat Sur abaya Terhadap Pemberitaan “Sur abaya Cantik

Green and Clean” di Harian J awa Pos)

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan karena sangat terbatasnya

ilmu dan pengalaman yang dimiliki penulis dalam menyusun tugas akhir atau

Skripsi ini. Meskipun demikian, dalam menyusun Skripsi ini penulis telah

mendapatkan bimbingan, serta saran-saran dari berbagai pihak yang sangat

membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan

banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan Skripsi ini, diantaranya adalah :

1. Ibu Suparwati Dra,Hj, Msi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur,

2. Bapak Drs. Saifuddin Zuhri, MSi dosen pembimbing yang selalu dengan sabar

meluangkan waktu dan memberikan arahan kepada penulis.

3. Bapak Juwito S.Sos.Msi, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas

(7)

Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas semangat dan motivasinya selama

pengerjaan Skripsi ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari masih banyak

kekurangan dan kelemahan dalam menyusun Skripsi ini, untuk itu kritik dan saran

membagun dari para pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

Skripsi ini.

Surabaya, Desember 2012

(8)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

ABSTRAKSI ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II. KAJ IAN PUSTAKA ... 9

2.1. Landasan Teori ... 9

2.1.1. Surat kabar dan Karakteristiknya ... 9

2.1.2. Media Massa ... 15

2.1.3. Media dan Konstruksi Realitas ... 15

2.1.4. Ideologi Media ... 17

2.1.5. Berita ... 19

2.1.6. Pengertian Sikap... 22

2.1.7. Masyarakat Sebagai Khalayak Media Massa .... 24

(9)

2.1.10.Kerangka Berpikir ... 30

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.1.1 Sikap dan Pengukurannya ... 31

3.1.2. Masyarakat Surabaya ... 34

3.2. Berita “Surabaya Cantik” di harian Jawa Pos ... 35

3.3. Surat Kabar Harian Jawa Pos ... 35

3.4. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 36

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.6. Metode Analisis Data ... 41

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 43

4.1.1 Gambaran Umum Jawa Pos ... 43

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ... 51

4.2.1 Identitas Responden ... 52

4.2.1.1 Jenis Kelamin Responden ... 52

4.2.1.2 Usia Responden ... 53

4.2.1.3 Pendidikan Terakhir Responden ... 54

4.2.1.4 Pekerjaan Responden ... 56

4.3 Deskriptif Subyek ... 56

(10)

Kebersihan dan Penghijauan

Tempat Tinggal ... 58

4.3.1.2 Pemberitaan Surabaya Cantik

menjadikan Responden

mengetahui akan pentingnya

program kebersihan yang diadakan

oleh Pemkot ... 60

4.3.1.3 Responden Mengetahui Cara

Mempertahankan Kebersihan

Kampung ... 61

4.3.1.4 Responden Mengetahui adanya

pemberitaan Surabaya Cantik

dapat memberikan motivasi bagi

kampong lain ... 62

4.3.1.5 Aspek Kognitif Masyarakat

Surabaya Terhadap Pemberitaan

Surabaya Cantik di Harian Jawa

Pos ... 63

(11)

terhadap pemberitaan “Surabaya

Cantik” yang diterbitkan Harian

Jawa pos ... 65

4.3.2.2 Sikap Responden merasa Nyaman

dengan pemberitaan “Surabaya

Cantik” dapat menjadikan

Lingkungan bersih dan Hijau ... 66

4.3.2.3 Sikap Responden merasa bangga

sebagai warga Surabaya terhadap

pemberitaan “Surabaya Cantik” ... 67

4.3.2.4 Sikap Responden merasa puas dengan

pemberitaan “Surabaya Cantik” ... 68

4.3.2.5 Aspek Afektif Sikap Masyarakat

Surabaya Terhadap Pemberitaan

Surabaya Cantik di Harian Jawa Pos ... 69

4.3.3 Aspek Konatif ... 71

4.3.3.1 Sikap Responden dengan Adanya

Pemberitaan “Surabaya Cantik” di

Jawa Pos menjadikan ikut menjaga

kebersihan disekitar tempat tinggal ... 72

(12)

4.3.3.3 Sikap Responden Dengan adanya

Pemberitaan “Surabaya Cantik”

membuat responden melaksanakan

kegiatan penghijauan disekitar tempat

tinggal ... 74

4.3.3.4 Sikap Responden dengan adanya

pemberitaan “Surabaya Cantik”

membuat ikut serta memanfaatkan

lingkungan sekitar tempat tinggal ... 75

4.3.3.5 Aspek Konatif sikap masyarakat

tentang pemberitaan “Surabaya

Cantik” diharian Jawapos …………... ... 76

4.4 Sikap Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan

Surabaya Cantik di Surabaya ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA

(13)

Halaman

Gambar 2.1. Model Teori S-O-R ... 23

(14)

Tabel 1 Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 2 Usia Responden ... 53

Tabel 3 Pendidikan Terakhir Responden ... 55

Tabel 4 Pekerjaan Responden ... 56

Tabel 5 Pemberitaan Surabaya Cantik Dapat Membuat Responden Sadar Akan Pentingnya Menjaga Kebersihan dan Penghijauan Tempat Tinggal ... 59

Tabel 6 Pemberitaan Surabaya Cantik menjadikan Responden mengetahui akan pentingnya program kebersihan yang diadakan oleh Pemkot ... 60

Tabel 7 Responden Mengetahui Cara Mempertahankan Kebersihan Kampung ... 61

Tabel 8 Responden mengetahui adanya pemberitaan Surabaya Cantik dapat memberikan motivasi bagi kampong lain ... 62

Tabel 9 Aspek Kognitif terhadap Pemberitaan Surabaya Cantik di Harian Jawa Pos ... 63

Tabel 10 Sikap Responden Merasa Senang terhadap pemberitaan “Surabaya Cantik” yang diterbitkan Harian Jawa pos ... 65

Tabel 11 Sikap Responden merasa Nyaman dengan pemberitaan “Surabaya Cantik” dapat menjadikan Lingkungan bersih dan Hijau ... 66

Tabel 12 Sikap Responden merasa bangga sebagai warga Surabaya terhadap pemberitaan “Surabaya Cantik” ... 67

(15)

Terhadap Pemberitaan Surabaya Cantik di Harian

Jawa Pos ... 70

Tabel 15 Sikap Responden dengan Adanya Pemberitaan “Surabaya Cantik” di Jawa Pos menjadikan ikut

menjaga kebersihan disekitar tempat tinggal ... 72

Tabel 16 Sikap Responden Dengan Adanya Pemberitaan “Surabaya Cantik” membuat responden turut

Mempertahankan Keasrian Lingkungan ... 73

Tabel 17 Sikap Responden Dengan adanya Pemberitaan “Surabaya Cantik” membuat responden melaksanakan kegiatan penghijauan disekitar

tempat tinggal ... 74

Tabel 18 Sikap Responden dengan adanya pemberitaan “Surabaya Cantik” membuat ikut serta

memanfaatkan lingkungan sekitar tempat tinggal ... 76

Tabel 19 Aspek Konatif sikap masyarakat tentang

pemberitaan “Surabaya Cantik” diharian Jawapos ... 77

Tabel 20 Sikap Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan

(16)

Pemberitaan “Sur abaya Cantik Green and Clean” di Harian J awa Pos)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap Masyarakat Surabaya terhadap pemberitaan “Surabaya Cantik Green and Clean” di harian Jawa Pos mengulas bagaimana sikap Masyarakat Surabaya di Surabaya setelah membaca berita tersebut. Landasan teori yang dipakai, diantaranya adalah pengertian sikap, Masyarakat Surabaya di Surabaya sebagai khalayak media massa, surat kabar sebagai kontrol social, dan teori S-O-R (stimulus, organisme, dan respon)

Metode penelitian yang dipakai adalah menggunakan metode deskriptif, dengan satu variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat Surabaya yang tinggal di Surabaya. Teknik penarikan sample dengan menggunakan metode multistage cluster random sampling dengan kriteria responden, Masyarakat Surabaya yang tinggal di Surabaya, baik bekerja maupun tidak bekerja, yang membaca harian Jawa Pos. Penelitian ini melibatkan 100 responden

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa sikap Masyarakat Surabaya terhadap pemberitaan “Surabaya Cantik” di harian Jawa Pos adalah positif. Hal ini disebabkan karena banyak warga yang menyadari akan pentingnya menjaga kebersihan dan penghijauan lingkungan selain itu warga mendukung program kebersihan kampung yang diselenggarakan oleh Pemkot yang bekerja sama dengan harian Jawa Pos membawa dampak positif bagi warga Surabaya.

Kata kunci : Sikap, Masyarakat Surabaya, “Surabaya Cantik Green and Clean”, Jawa Pos .

ABSTRACT This study aims to determine the attitude of society towards the news Surabaya "Surabaya Beautiful Green and Clean " in Jawa Pos daily to review how the attitude of people in Surabaya Surabaya after reading the reports.

Theoretical basis is used, such as understanding attitude, Community Surabaya in Surabaya as the mass media audiences, newspapers as social control, and the theory of SOR (stimulus, organism, and response)

The research method used is descriptive method, the one variables. The population in this study were people who lived in Surabaya Surabaya. Mechanical withdrawal sample using multistage cluster random sampling method with the criteria respondents, people who live in Surabaya Surabaya, whether working or not working, the Jawa Pos daily reading. The study involved 100 respondents

From this research result that Surabaya Public attitudes toward the news "Surabaya Beautiful" in daily Jawa Pos is positive. This is because many people are aware of the importance of maintaining cleanliness and greening the environment in addition to the residents support the village hygiene program organized by the City Government in cooperation with the Jawa Pos daily positive impact for the people of Surabaya.

(17)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Keberadaan media massa saat ini telah menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari, media massa tersebut

bisa berupa surat kabar, majalah, televisi, radio dan film. Media massa

menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk informasi kepada

masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti dan nilai dari informasi

membuat masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari informasi yang

disajikan oleh media massa. (Sobur,2004:162)

Media massa merupakan salah satu sarana untuk memenuhi

kebutuhan manusia akan informasi. Informasi yang disajikan merupakan

suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu fakta

yang akurat dan aktualisasi masyarakat merupakan sebuah perwujudan dari

informasi yang seimbang. Setiap media dalam mengelola informasi akan

selalu berbeda dalam setiap pengemasannya. Hal ini dikarenakan adanya

visi dan misi serta segmentasi yang dibangun oleh media itu sendiri.

Dalam perkembangannya media massa dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu sebagai Pers dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pers dalam

arti sempit meliputi media cetak. Sementara Pers dalam arti luas meliputi

semua media komunikasi baik baik cetak maupun elektronik. Media cetak

(18)

merupan media massa yang digunakan oleh masyarakat perkotaan selain

media elektronik. Oleh karena itu media massa sering digunakan sebagai

alat mentransformasikan informasi kearah masyarakat atau

mentransformasikan informasi diantara masyarakat itu sendiri.

Media massa memiliki peran yang cukup besar dalam berbagai

aspek kehidupan masyarakat. Hal ini karena media massa merupakan salah

satu sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia akan informasi. Informasi

itu sendiri disajikan merupakan suatu peristiwa yang terjadi dalam

kehidupan masyarakat. Antara manusia dan media massa keduanya saling

membutuhkan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Manusia

membutuhkan media massa untuk memenuhi kebutuhannya akan informasi

dengan mengkonsumsi berita-berita yang disajikan oleh media massa

tersebut. Salah satu bentuk media massa adalah media cetak. Bentuk media

cetak itu sendiri bermacam-macam diantaranya surat kabar. Media cetak

seperti surat kabar saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan

merupakan media massa yang digunakan oleh masyarakat perkotaan selain

media elektronik.

Sebagai alat komunikasi massa, surat kabar bersifat umum dan

mempunyai sirkulasi atau peredaran yang sangat luas, karena itu

dalamupaya untuk menarik minat pembaca, maka surat kabar tersebut dapat

menyajikan berita yang memiliki nilai lebih (signifikan, actual, luar biasa,

(19)

memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang

dapat menarik perhatian pembaca (William S. Maulsby dalam Djuroto,

2002:47). Pada umumnya beritadisusun atas dasar upaya membangkitkan

minat awal dengan menyoroti berita tertentu, mempertahankannya dengan

kebinekaan dan minat manusia serta menunda beberapa informasi penting

sampai pada bagian akhir dan mengirim pengamat untuk menghimpun

berita dari sumber langsung (Mc, Quail, 1991:196)

Ketika dihadapkan pada sebuah berita atau informasi, maka secara

tidak langsung akan dapat memunculkan sikap seseorang terhadap berita

tersebut. Sikap adalah suatu kecenderungan bertindak, berfikir, berpersepsi,

dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, ataupun nilai.

Sikap disini bukan perilaku tetapi lebih merupakan kecenderungan untuk

berperilaku dengan cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap bisa

berupa orang, situasi informasi, maupun kelompok. (Sobur, 2003:361)

Oleh karena itu pada 11 September 2012 Jawa pos memuat berita

mengenai digelarnya road show Surabaya Cantik Green and Clean. Dimana

diharapkan dalam program ini masyarakat lebih peduli akan pentingnya

kebersihan dan penghijauan lingkungannya. Sebagai juara Surabaya Green

and Clean yang diwakili RT 3 RW 14, Irvan Widyanto selaku Camat

Rungkut menyiapkan strategi khusus untuk mempertahankan trofi yang

diraih wilayahnya. “Surabaya Cantik Green and Clean” merupakan topik

(20)

lomba semacam itu mengusung tema Green and Clean, hijau dan bersih

yang kini dijadikan ikon dari kota Surabaya. Dari tahun pertama hingga saat

ini SGC (Surabaya Green and Clean) banyak mendapat respon positif dari

masyarakat, tetapi sempat berhenti dan Surabaya menjadi kumuh lagi, yang

membuat Pemkot Surabaya berniat melanjutkan program kebersihan

kampung tersebut dengan mengusung topik “Surabaya Cantik Green and

Clean” yang saat ini sedang digelar. Kata cantik berasal dari bahasa latin,

bellus. Sedangkan menurut kamus lengkap bahasa Indonesia edisi

keempat (2008), cantik mempunyai arti, indah, jelita, elok.

Berbeda dengan pelaksanaan Surabaya Green And Clean

tahun-tahun sebelumnya, tahun-tahun ini sengaja ditambahkan istilah Cantik mengingat

pada program kali ini ada kriteria membuat kampung tersebut menjadi lebih

cantik. Pada dasarnya program Surabaya Green & Clean ataupun Surabaya

Cantik Green and Clean adalah program yang layak untuk dibanggakan oleh

seluruh warga Surabaya mengingat program ini berasal dari Surabaya.

Apalagi sekarang sudah diminati oleh banyak kota lain. Ajang ini bukan

hanya dianggap meraih predikat kampung bersih tetapi juga ada unsur

pendidikan dan partisipasi masyarakat.

Dalam buku sikap manusia Drs. Saifuddin Anwar MA. (2007-5).

Sikap suatu pada perilaku, tendensi atau kesiapan antisifatif predisposisi

untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana. Sikap

(21)

mengetahui bagaimana sikap masyarakat terhadap “ Surabaya Cantik Green

and Clean” oleh pemkot Surabaya.

Sikap adalah suatu kecenderungan bertindak, berpikir, berpersepsi

dan meras dalam menghadapi objek, ide, situasi ataupun nilai. Sikap disini

bukan perilaku tapi lebih merupakan kecenderungan untuk berperilaku

dengan cara tertentu terhadap objek sikap. Dapat dipahami bahwa manusia

dilingkupi masalah yang mengharuskan untuk memiliki sikap.

Sikap dikatakan sebagai respon yang akan timbul bila individu

dihadapkan pada stimulus yang menghendaki timbulnya reaksi individu.

Respon yang timbul terjadi sangat evaluatif bearti bentuk respon yang

dinyatakan sebagai sikap itu didasari oleh proses evaluasi dalam diri

individu yang memberi kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam baik

buruk, positif atau negative, menyenangkan atau tidak menyenangkan suka

atau tidak suka, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap

objek sikap (Rakhmat,2001:40)

Sikap pada penelitian ini akan dianalisis berdasarkan tiga komponen

yaitu kognitif yang meliputi pengetahuan atau pemahaman masyarakat

terhadap adanya program “Surabaya Cantik Green and Clean”, secara

afektif meliputi ketertarikan atau kesukaan terhadap adanya program

“Surabaya Cantik Green and Clean” dan secara konatif yaitu kecenderungan

perubahan perilaku masyarakat di Surabaya terhadap program pemerintah

(22)

Dipilihnya Jawa Pos sebagai surat kabar yang akan diteliti

pemberitaanya karena jawa pos salah satu media cetak yang sudah

menggunakan bahasa yang ilmiah, data yang akurat, dan melakukan

investigative report dalam setiap pemberitaannya. Sehingga jawa pos sering

menjadi referensi dalam penyajiaan fakta yang terjadi.

(www.jawapos.co.id). Pembaca yang dipilih sebagai subyek penelitian

adalah masyarakat terhadap program “Surabaya Cantik Green and Clean”.

Peneliti ingin mengetahui, apakah setelah adanya bukti tersebut

masyarakat menjadi mengerti kalau adanya program Surabaya Cantik Green

and Clean yang digelar Pemkot Surabaya

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Wilburn

Schramm. Teori tersebut peneliti ingin mengetahui sikap berdasarkan dari

pembaca berkaitan dengan pemberitaan tentang Surabaya Cantik Green and

Clean. Target penelitian ini adalah masyarakat Surabaya dengan usia 25-50

tahun, dengan konsep teori yang ada.

Dipilihnya Surabaya dalam penelitian ini disebabkan karena di

Surabaya sejak diselenggarakannya Surabaya Cantik Green and Clean

sebagai ajang untuk kreasi dan inovasi kampung antusiasme warga

Surabaya begitu terlihat, itu mencerminkan bahwa mereka punya semangat

tinggi untuk mau memperbaiki lingkungan tempat tinggalnya. Warga tidak

ingin kampungnya dianggap sebagai kampung yang tidak hijau, kotor dan

(23)

Dari uraian diatas peneliti ingin meneliti tentang Sikap Masyarakat

Surabaya Terhadap terhadap Pemberitaan“Surabaya Cantik Green and

Clean” di harian Jawa Pos.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

perumusan masalahnya dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimanakah Sikap Masyarakat Surabaya terhadap Pemberitaan Surabaya

Cantik Green and Clean” di harian Jawa Pos?”

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan perumusan masalah dalam

penelitian ini, maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui Sikap

Masyarakat Surabaya terhadap Pemberitaan Surabaya Cantik Green and Clean di

harian Jawa Pos.

1.4Kegunaan Penelitian

Manfaat yang akan didapatkan dari penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis

Dari hasil ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau landasan

pemikiran pada ilmu komunikasi terutama topi bahasan yang berhubungan

(24)

2. Kegunaan Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan bisa

menambah pegetahuan masyarakat pada umumnya bahwa media massa

yang perlu perhatian, pengertian dan pemikiran yang luas dalam

menikmatinya terutama berita yang mengenai program Surabaya Cantik

(25)

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sur at kabar dan Karakteristiknya

Berdasarkan pendapat (Effendy, 1993 : 93) komunikasi massa (mass

comunication) adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi

surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang

ditujukan untuk umum, dan film yang dipertunjukan di bioskop-bioskop. Untuk

itu fungsi komunikasi massa adalah untuk menyampaikan suatu informasi dalam

jangkuan yang luas dimana komunikasi tidak diketahui secara pasti jumlahnya

dan tersebar diberbagai daerah atau penjuru.

Berdasarkan pengertian tersebut menunjukan bahwa komunikasi massa

dapat berlangsung dan diperlukan saluran yang memungkinkan disampaikannya

pesan pada khalayak yang dituju. Saluran tersebut adalah media massa yang

menurut bentuknya dikelompokan menjadi dua, yaitu :

1. Media cetak (printed media), yang meliputi : surat kabar, majalah, buku,

pamflet, brosur dan sebagainya.

2. Media elektronik seperti radio, televisi dan film.

Batasan surat kabar menurut (Asegraff, 1991 : 140) adalah penerbitan yang

berupa lembaran yang berisi berita-berita, karangan-karangan dan iklan, yang

(26)

Menurut (Effendy, 2003:81-83) dalam komunikasi massa mempunyai

karakteristik sebagai berikut :

1. Komunikasi Massa bersifat umum

2. Pesan yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua

orang, tidak ditujukan untuk perorangan atau golongan tertentu sehingga

kemasan pesan tersebut untuk umum

3. Komunikator Melembaga

Komunikator disini tidak bertindak atas nama pribadi atau perorangan saja

melainkan organisasi yang merupakan suatu kerja tim.

4. Komunikator Bersifat Heterogen

Media massa dalam komunikasi massa merupakan kumpulan orang-orang

yang heterogen, tinggal dalam komunikasi yang berbeda, baik itu jenis

kelamin, tingkat status sosial ekonomi, usia dan sebagainya. Heterogenitas

dari khalayak pembaca merupakan kesulitan yang paling sering dihadapi

karena setiap individu dari khalayak selalu berkeinginan agar kebutuhan

terpenuhi.

5. Menimbulkan Keserempakan

Keserempakan merupakan kontak atau hubungan dengan sejumlah

komunikasi pada saat yang sama untuk memperhatikan pesan yang

disampaikan pada mereka.

6. Prosesnya Berlangsung Satu Arah

Prosesnya tidak menimbulkan umpan balik, kalaupun ada jelasnya secara

(27)

Menurut Mc. Quail memberi pengertian surat kabar dalam arti sempit

adalah suatu lembaga atau organisasi yang termasuk dalam media massa cetak,

yang menyebarkan berita sebagai kata juralistik berupa lembaran, karangan dan

iklan yang disebarluaskan secara umum (Mc. Quail, 1994 : 153).

Saat ini surat kabar telah berkembang hingga terdapat beberapa jenis, yang

dapat dibedakan menurut berbagai kriteria, misalnya menurut frekuensi terbit

(harian, mingguan, bulanan), bentuk (standart atau tabloid), kelas

ekonomipembacanya, peredarannya (lokal atau nasional), penekanan isinya

(ekonomi, kriminal, agama, atau politik dan umum) dan sebagainya (Kasali, 1992

: 100).

Disamping itu pada dasarnya surat kabar tersebut mempunyai ciri-ciri dan

keunggulan. Adapun ciri-ciri dari surat kabar itu yaitu sebagai berikut :

1. Publisitas

Yang dimaksud dengan publisitas (publicity)adalah penyebaran pada publik

atau khalayak. Karena diperuntukan, maka sifat surat kabar adalah umum. Isi

surat kabar terdiri dari segi lembaranya jika surat kabar mempunyai halaman

yang binyak, isinya juga dengan sendirinya pula akan memenuhi kepentingan

khalayak yang lebih banyak.

2. Periodesitas (periodicity)

Adalah ciri surat kabar yang kedua. Keteraturan terbitnya surat kabar bisa satu

kali sehari, bisa dua kali sehari, dapat pula satu kali atau dua kali seminggu.

Penerbitan lainnya seperti buku umpamanya, tidak disebar secara periodik,

(28)

dari satu kali, terbitnya itu tidak teratur. Jadi terbitan seperti buku mempunyai

khas periodesitas, meskipun disebarkan kepada khalayak dan isinya

menyangkut kepentingan umum.

3. Heterogenitas

Yang dimaksud heterogenitas sebagai ciri ketiga surat kabar yaitu bahwa surat

kabar mempunyai segmentasi atau menjangkau / menerpa semua khalayak

dengan berbagai macam tingkat sosial, ekonomi, usia, jenis kelamin,

pendidikan dan pekerjaan.

4. Universalitas

Yang dimaksud dengan universalitas (universality) sebagai ciri ketiga surat

kabar adalah kemestaan isinya, aneka ragam dan dari seluruh dunia. Sebuah

penerbitan berkala yang isinya mengkhususkan dari pada suatu profesi atau

aspek kehidupan, seperti majalah kedokteran, arsitektur, koperasi atau

pertanian, tidak termasuk pada surat kabar. Adalah benar bahwa berkala

tersebut diperuntukkan khalayak terbit secara periodik, tetapi ciri khas

universalitas tidak ada, sebab lainnya mengenai suatu aspek kehidupan saja.

5. Aktualitas

Aktualitas (actuality) sebagai ciri dari surat kabar adalah mengenai berita yang

disiarkannya. Aktualitas, menurut kata asalnya, berarti “kini” dan “keadaan

sebenarnya”. Kedua-duanya sangat erat sekali sangkut pautnya dengan berita

yang disiarkan surat kabar. Berita adalah laporan yang mengenai peristiwa

yang baru terjadi dan yang melaporkan harus benar. Tetapi yang dimaksudkan

(29)

laporan, tanpa menyampingkan pentingnya kebenaran berita. Hal-hal yang

disiarkan media cetak lainnya bisa saja mengandung kebenaran, tetapi belum

mengenai sesuatu yang baru terjadi. Pada kenyataannya, memang isi surat

kabar beraneka ragam, selain berita juga terdapat artikel, cerita bersambung,

cerita bergambar, teka-teki dan lainnya yang bukan merupakan laporan cepat.

Kesemuannya itu sekedar untuk menunjang upaya pembangkitan minat agar

surat kabar bersangkutan dibeli orang.

6. Terdokumentasi

Yang dimaksud terdokumentasi sebagai ciri surat kabar yang kelima yaitu

bahwa surat kabar dapat didokumentasikan atau disimpan. Dari berbagai fakta

yang disajikan di surat kabar dalam bentuk berita atau artikel, dapat dipastikan

ada beberapa diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu dianggap penting

untuk diarsipkan atau dibuat kliping (Effendy, 2003 : 91).

Keunggulan dari surat kabar, yaitu sebagai berikut :

1. Jangkauan distribusi ( surat kabar ) yang tidak terbatasi.

2. Harga satuan ( surat kabar ) murah dan dapat dibeli eceran.

Secara mikro (surat kabar) dapat hadir diseluruh kota besar di Indonesia

dan memenuhi sasaran informasi secara general, yakni khalayak yang memiliki.

Karena beragamnya media massa, media cetak (surat kabar) sebagai media

massa yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual, memiliki beberapa

kelebihan yang dapat dipilih oleh khalayak sebagai tempat pemenuhan kebutuhan.

(30)

oleh orang lain dan rekaman peristiwa yang dianggap oleh para jurnalis diubah

dalam bentuk kata-kata, gambar, foto dan sebagainya, dengan kata lain

pesan-pesan dalam media cetak adalah terdokumenter.

Fungsi surat kabar sebagai media massa menyebutkan pers sebagai

penyebar informasi yang obyektif dan edukatif, melakukan kontrol sosial yang

konstruktif menyalurkan aspirasi mayarakat, meluaskan komunikasi dan peran

serta positif bagi masyarakat (Rachmat, 1993 : 217).

Sementara (Rachmadi. 1990 : 78) dalam perbandingan sistem pers

menunjukan empat fungsi pers, yaitu :

1. Fungsi Informasi

Menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang aoa yang terjadi

dalam suatu komunitas, negara dan dunia.

2. Fungsi Mendidik

Bahwa fungsi surat kabar adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

melalui informasi yang disampaikan dalam menunjang pendidikan

masyarakat. Akan ditemukan pada artikel ilmuwan, tajuk rencana atau

editorial dan rubrik opini.

3. Fungsi Hiburan

Memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian komik, kartun dan

cerita-cerita khusus.

4. Kekuatan umum media massa sebagai alat kontrol sosial terletak pada

(31)

2.1.2. Media Massa

Media massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi

untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas (KBBI). Media

massa dapat digolongkan menjadi dua, yaitu media massa tradisional dan modern.

Media massa tradisional adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film layar

lebar. Sementara itu, yang diklasifikasikan sebagai media massa modern adalah

internet dan telepon seluler. Mengutip ensiklopedia Wikipedia

(http://id.wikipedia.org), paling tidak ada empat fungsi media massa, yaitu

surveillance (pengawasan), correlation (penghubung), transmission (transfer

budaya), dan entertainment (hiburan). Fungsi pengawasan berhubungan dengan

penyediaan informasi tentang lingkungan, fungsi penghubung berhubungan

dengan penyajian pilihan solusi atas suatu masalah, fungsi transfer budaya

berhubungan dengan kegiatan dalam bidang sosialisasi dan pendidikan, dan fungsi

hiburan berkenaan dengan dunia hiburan. Khusus pada fungsi hiburan, ada dua

efek yang diakibatkan, yaitu positif (dikenal sebagai fungsi) dan negatif (dikenal

juga dengan istilah disfungsi).

2.1.3 Media dan Konstruksi Realitas

Dalam pandangan Konstruksionis, media dilihat bukanlah sekedar saluran

yang bebas, ia juga subyek yang mengkontruksi realitas, lengkap dengan

pandangan, bias, dan pemihakkan. Media bukan hanya memilih peristiwa dan

menentukan sumber berita, melainkan juga berperan dalam mendefinisikan aktor

(32)

dengan bingkai tertentu yang pada akhirnya menentukan bagaimana khlayak

harus melihat dan memahami peristiwa dari kaca mata tertentu.

(Eriyanto;2004:24)

Isi media merupakan hasil para pekerja dalam mengkonstruksi berbagai

realitas yang dipilihnya untuk dijadikan sebagai sebuah berita, diantaranya realitas

politik. Disebabkan sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah

menceritakan peristiwa – peristiwa, maka dapat dikatakan bahwa seluruh isi

media adalah realitas yang dikonstruksi (constructed reality). Pembuatan berita di

media pada dasarnya tak lebih dari penyusunan realitas – realitas sehingga

membentuk sebuah berita.(Tuchman dalam Sobur;2001:88)

Isi media pada hakekatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan

menggunakan bahasa sebagai perangkat dasarnya. Sedangkan bahasa bukan hanya

sebagai alat realitas, namun juga bisa menentukan relief seperti apa yang

diciptakan oleh bahasa tentang realitas. Akibatnya media massa memiliki peluang

yang sangat besar untuk mempengaruhi gambar yang dihasilkan dari realitas yang

dikonstruksikan.(Sobur;2001:88)

Setiap upaya “menceritakan” sebuah peristiwa, keadaan, benda atau

apapun, pada hakekatnya adalah usaha mengkonstruksikan realitas. Begitu pula

dengan profesi wartawan. Pekerjaan utama wartawan adalah mengisahkan hasil

reportasinya kepada khalayak. Dengan demikian mereka selalu terlibat dengan

usaha – usaha mengkonstruksikan realitas, yakni menyusun fakta yang

dikumpulkan ke dalam suatu bentuk laporan jurnalistik berupa berita (news),

(33)

demikian berita pada dasarnya adalah realitas yang telah

dikonstruksikan.(Sobur;2001:88)

Penggunaan bahasa tertentu jelas berimplikasi terhadap kemunculan

makna tertentu. Pilihan kata dan cara penyajian suatu realitas turut menentukan

bentuk konstruksi realitas yang sekaligus menentukan makna yang muncul

darinya. Bahkan menurut Hamad dalam Sobur (2001;90) bahasa bukan cuma

mampu mencerminkan realitas, tetapi sekaligus menciptakan realitas.

Dalam konstruksi realitas, bahasa dapat dikatakan sebagai unsur utama. Ia

merupakan instrumen pokok untuk menceritakan realitas. Sehingga dapat

dikatakan bahwa bahasa adalah alat konseptualisasi dan alat narasi

media.(Sobur;2001:91)

2.1.4 Ideologi Media

Konsep ideologi dalam sebuah institusi media massa ikut berpengaruh

dalam menentukan arah pemberitaan yang akan disampaikan kepada khalayak.

Hal ini disebabkan karena teks, percakapan dan lainnya adalah bentuk dari

praktek ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu.(Eriyanto;2004:13)

Pekerjaan media sebagai agen konstruksi realitas, berlatar belakang pada

ideologi yang dimiliki oleh masing – masing media. Bagaimana peristiwa

dibingkai bukan semata – mata disebabkan oleh struktur skema wartawan,

melainkan juga rutinitas kerja dan institusi media yang secara langsung

mempengaruhi pemaknaan peristiwa. Wartawan hidup dalam institusi media

(34)

institusi media itu yang mengontrol dalam pola kerja tertentu yang mengharuskan

wartawan melihat peristiwa dalam kemasan tertentu, atau bisa juga terjadi

wartawan sebagai bagian dari anggota komunitas menyerap nilai – nilai yang ada

dalam komunitasnya.(Eriyanto;2005:99) Nilai – nilai yang dianut media sebagai

ideologi yang menjadi dasar dalam setiap pemberitaan yang disampaikan kepada

khalayak.

Pada kenyataannya berita di media massa tidak pernah netral dan obyektif.

Jika kita lihat bahasa jurnalistik yang digunakan media pun selalu dapat

ditemukan adanya pemilihan fakta tertentu dan membuang aspek fakta yang lain

yang mencerminkan pemihakkan media pada salah satu kelompok atau ideologi

tertentu. Bahasa ternyata tidak pernah lepas dari subyektifitas dari sang wartawan

dalam mengkonstruksi realitas dengan mengetahui bahasa yang digunakan dalam

berita, pada saat itu juga kita menemukan ideologi yang dianut oleh wartawan dan

media yang bersangkutan.

Konsep ideologi bisa membantu menjelaskan mengapa wartawan memilih

fakta tertentu untuk ditonjolkan daripada fakta yang lain, walaupun hal itu

merugikan pihak lain, menempatkan sumber berita yang satu lebih menonjol

daripada sumber yang lain, ataupun secara nyata atau tidak melakukan

pemihakkan kepada pihak tertentu. Artinya ideologi wartawan dan media yang

bersangkutanlah yang secara srategis menghasilkan berita – berita yang seperti

itu. Disini dapat dikatakan media merupakan inti instrumen ideologi yang tidak di

pandang sebagai zona netral dimana sebagai kelompok dan kepentingan

(35)

penafsiran wartawan atau media sendiri untuk disebarkan kepada

khalayak.(Eriyanto;2004:92)

2.1.5 Berita

Berita berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Vrist yang dalam bahasa

inggris disebut Write, arti sebenarnya ialah ada atau tidak terjadi. Sebagian ada

yang menyebutkan dengan Vrita yang dalam bahas Indonesia kemudian menjadi

berita atau warta. Menurut bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminto,

“berita” berarti kabar atau warta, sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia

terbitan Balai Pustaka, arti berita diperjelas menjadi “laporan mengenai kejadian

atau peristiwa yang hangat”. Jadi berita dapat dikaitkan dengan kejadian atau

peristiwa yang terjadi (Djuroto, 2002 : 46).

Prof. Mitchel V. Charnley dalam bukunya “reporting” memberikan

batasan definisi berita sebagai berikut :

“News is the timely report of facts or opinion either interst or importance,

or both, to a considerable number of people” (1965 : 24). (berita adalah laporan

tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau

penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk) (Effendy, 1982 : 24).

Djafar H. Assegaff dalam bukunya Jurnalistik Masa Kini, mendefinisikan

berita dalam arti jurnalistik, sebagai berikut :

“Berita sebagai laporan tentang fakta atau ide yang termasa dan dipilih

oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang kemudian dapat menarik

(36)

segi-segi human interest seperti humor, emosi, dan ketegangan” (Assegaff, 1982 :

24 ).

Untuk membuat berita, paling tidak harus memenuhi dua syarat, yaitu

faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa sehingga kebenaran tinggal sedikit

saja, yang kedua bahwa berita itu bisa menceritakan segala aspek secara lengkap.

Biasanya suatu media lebih menyukai peristiwa besar atau penting terjadi dalam

skala waktu yang sesuai dengan jadwalproduksi normal, serta menyukai pula

peristiwa yang paling mudah diliput dan dilaporkan serta mudah dikenal dan

dipandang relevan (Djuroto, 2002 : 48).

Faktor yang berkaitan dengan aliran lain, adalah kedekatan media terhadap

peristiwa yang sesuai dengan harapan yang dimiliki khalayak, keinginan utnuk

melanjutkan peristiwa yang sudah terjadi, yang dipandang layak diberitakan

keinginan adanya kesinambungan diantara berbagai jenis berita (Mc. Quail, 1991 :

193).

Ditegaskan bahwa News Must Be Factual, maka ditarik kesimpulan bahwa

berita atau sesuatu dikatakan berita bila ada fakta, interest, dan komunikan atau

khalayak (Mc. Quail, 1991 : 120).

Dalam upaya menarik perhatian pembaca perlu diperhatikan unsur-unsur

penting dalam berita antara lain :

1. Faktual

Isi berita harus merupakan suatu yang berdasrkan fakta, bukan fakta yang

dibuat-buat. Suatu berita harus sesuai dengan fakta yang sebenarnya, jujur,

(37)

2. Objektifitas

Apa yang dilihat dan didengar itulah yang akan ditulis seorang wartawan

menjadi sebuah tulisan yang berisi pemaparan dan penguraian peristiwa atau

pendapat. Suatu berita yang objektif tidak dicampuri dengan sifat subjektifitas

atau opini pribadi dan peliput beritanya.

3. Nilai Berita

Suatu berita akan dianggap penting jika menyangkut kepentingan orang

banyak. Berita yang bernilai harus terdapat keterikatan dengan kepentingan

umum. Sebuah berita dianggap bernilai jika berita itu merupakan kejadian

atau peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat yang luas,

atau dinilai perlu diketahui dan diinformasikan kepada khalayak seperti

kebijakan baru pemerintah, kenaikan harga, dan sebagainya.

4. Aktual

Jarak antara terjadinya peristiwa ataupun suatu pendapat saat diucapkan

dengan saat diturunkannya berita itu, hendaknya secepatnya sebab jika

terlewati beberapa hari saja terutama berita peristiwa, maka nilai aktualitasnya

sudah basi.

5. Menarik

Berita yang disajikan harus berisi peristiwa atau pendapat yang memang

menarik perhatian sebagianbesar pembaca. Biasanya berita yang menarik

adalah tentang sesuatu yang belum pernah terjadi. Suatu berita dikatakan

menarik apabila informasi yang disajikan membangkitkan kekaguman, rasa

(38)

2.1.6 Pengertian Sikap

Sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan reaksi yang

menyenangkan, tidak menyenangkan atau netral terhadap suatu obyek atau sebuah

kumpulan objek.sikap relative menetap, berbagai studi menunjukkan bahwa sikap

kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. (Rakhmat,

2002:39).

Sikap terbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses belajar.

Dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai dampak terpaan, yaitu

bahwa berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai upaya (pendidikan,

komunikasi, dan lain sebagainya) untuk mengubah sikap seseorang (Sobur,

2003:362).

Sikap dapat didefinisikan sebagai perasaan, pikiran dan kecenderungan

seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu

dalam lingkungannya. Lebih mudahnya, sikap adalah evaluatif terhadap objek

atau subjek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana seseorang

berhadap-hadapan dengan objek sikap. Tujuan perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap

seseorang, tetapi juga oleh harapan lingkungan sosialnya terhadap

perilakutersebut, norma-norma subjektif, serta kemampuannya untuk melakukan

perilaku itu, yakni penilaian perilaku sendiri (Van Den Ban dan Hawkins, 1999 :

106-107).

Pada hakikatnya, sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagi

komponen, dimana komponen-komponen tersebut ada tiga, yaitu (Gito Sudarmo,

(39)

1. Komponen Kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi,

keyakinan dan pendapat yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya.

Komponen ini berkaitan dengan proses berpikir yang menekankanpada

rasionalistis dan logika. Adanya keyakinan dan evaluatif yang dimiliki

seseorang diwujudkan dalam kesan baik atau tidak baik terhadap

lingkunganya.

2. Komponen Afektif

Komponen emosional atau perasaan seseorang yang berhubungan dengan rasa

senang atau tidak senang. Jadi, sifatnya evaluatif yang berhubungan erat

dengan nilai-nilai kebudayaan dan sistem nilai yang dimiliki.

3. Komponen Konatif

Komponen yang merupakan kecenderungan seseorang bertindak terhadap

lingkungannya dengan cara ramah, sopan, bermusuhan, menentang,

melaksanakan dengan baik dan sebagainya.

Apabila dihubungkan dengan tujuan komunikasi yang terpenting adalah

bagaimana suatu pesan (isi atau contents) yang disampaikan oleh komunikator

tersebut mampu menimbulkan dampak atau efek pesan tertentu pada komunikan.

Dampak tersebut antara lain (Rachmat, 2005 : 219) :

a. Dampak Kognitif

Adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan seseorang

(40)

diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak. Dampak ini berkaitan dengan

transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi.

b. Dampak Afektif

Timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau

dibenci khalayak. Disini tujuan komunikatorbukan hanya sekedar supaya

komunikan tahu, tapi juga tergerak hatinya.

c. Dampak Konatif

Merujuk pada behavioral atau perilaku nyata yang dapat diamati, yang

meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.

Adapun tolak ukur terjadinya pengaruh terhadap sikap seseorang dapat

diketahui melalui respon atau tanggapan yang dapat dibagi dalam tiga jenis,

yaitu :

a. Respon positif jika seseorang menyatakan setuju

b. Respon negatif jika seseorang menyatakan tidak setuju

c. Respon netral jika seseorang tidak memberikan pendapatnya tentang sesuatu

objek (Effendy, 1993 : 6-7).

2.1.7 Masyarakat Sebagai Khalayak Media Massa

Surat kabar sebagai alat komunikasi memiliki ciri khas, yakni

berkemampuan untuk memikat khalayak secara serempak (simulation) dan

serentak (instantaneaous) (Effendi, 1993:313). Maka dalam hal ini khalayak yang

(41)

merupakan komponen yang paling banyak sekali jumlahnya, serta berasal dari

semua lapisan sosial dan kelompok demografis (Mc Quail, 1987:33).

Setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai

penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Pembaca sebagai khalayak

media massa harus dapat dicapai seraya menerima secara inderawi dan secara

rohani. Yang dimaksudkan inderawi disini adalah diterimanya suatu pesan yang

jelas bagi indera mata, sedangkan yang dimaksud dengan rohani ialah sebagai

terjemahan dari bahasa asing. “Accepted”, yaitu diterimanya suatu pesan yang

sesuai dengan kerangka referensinya ( Frame of Reference), paduan dari usia,

agama, pendidikan, kebudayaan, dan nilai-nilai kehidupan lainnya. Kerangka

referensi tertentu menimbulkan kepentingan dan minat (interest) tertentu

(Effendy,2003:315).

Dinamika masyarakat dalam memperoleh serta membaca suatu informasi

atau berita di media massa jelas menentukan seberapa jauh media massa tersebut,

dalam hal ini aalah media massa cetak (surat kabar) itu mempunyai dampak yang

menyentuh dalam kehidupan masyarakat, meliputi : aspek kepribadian khalayak

secara emosional, intelektual maupun sosial. Setiap proses komunikasi selalu

ditunjukkan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan

komunikator. Masyarakat di sini adalah mereka yang menjadi pembaca media

massa cetak (surat kabar) yang bersangkutan dimana pembaca tersebut heterogen,

anonim dan banyak sekali jumlahnya, serta bersal dari semua lapisan sosial dalam

(42)

Khalayak sasaran (target audience) dalam penelitian ini adalah

masyarakat baik karier maupun domestik yang memiliki pekerjaan maupun tidak

memiliki pekerjaan tetapi memberikan dukungan bagi anggota keluarga yang lain

dalam mencari nafkah yang membaca harian jawa pos. (Mubyanto, 1985:95)

2.1.8 Pemberitaan Sur abaya Cantik Green And Clean di Sur abaya

Sejak diselenggarakannya Surabaya Cantik Green And Clean 2009 sebagai

ajang untuk kreasi dan inovasi kampung antusiasme warga Surabaya begitu

terlihat, itu mencerminkan bahwa mereka punya semangat tinggi untuk mau

memperbaiki lingkungan tempat tinggalnya. Warga tidak ingin kampungnya dicap

sebagai kampung yang tidak hijau, kotor dan tidak asri. Melalui “Surabaya Cantik

Green And Clean” warga menunjukkan bahwa “Kami bisa menghijaukan

kampung kami”.

Digelarnya road show terakhir di Surabaya, kecamatan Rungkut yang

mana kampung tersebut merupakan juara bertahan Surabaya Green and Clean

(SGC 2008) sebagai bukti bahwa semangat warga begitu tinggi untuk menjadikan

kampungnya hijau, asri dan bisa memperoleh juara kembali dalam ajang

kompetisi “Surabaya Cantik Green And Clean”.

Ajang Surabaya Cantik Green And Clean menjadi bukti bahwa kesadaran

lingkungan masyarakat di kota pahlawan sudah sangat tinggi. Kompetisi

kebersihan dan penghijauan ini yang mendapat dukungan pemkot ternyata tidak

hanya bergaung pada tingkat local, regional, atau Nasional, gaung tersebut sudah

go internasional, ungkap Joelianto Madias Putra selaku pemerhati pertanian dan

(43)

2.1.9 Teori S-O-R

Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semua

berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah

sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini,

perilaku, kognisi afeksi dan konasi. Menurut stimulus response ini efek yang

ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang

dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi

komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah :

-Pesan (stimulus, S)

-Komunikan (Organism, O)

-Efek (Response, R)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya

jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip pendapat

Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang

baru ada tiga variabel penting yaitu : (a) perhatian, (b) pengertian, dan (c)

penerimaan.

2.1.9.1 Teari Wilburn Schr am

Wilbur Schramm membuat serangkaian model komunikasi, dimulai

dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih

rumit yang menghitungkan pengalaman dua individu yang mencoba

berkomunikasi, hingga kemodel komunikasi yang dianggap interaksi dua

individu. Model pertama mirip model Shannon dan Weaver. Dalam modelnya

(44)

pengalaman sumber dan sasaranlah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena

bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Model ketiga

Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang

menyandi, menafsirkan, menyandi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin

diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian

dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan

inilah yang melanjutkan proses berikutnya.

Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah

kesediaan untuk mengubah sikapWilbur Schramm membuat serangkaian model

komunikasi, dimulai dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954),

lalu model yang lebih rumit yang menghitungkan pengalaman dua individu yang

mencoba berkomunikasi, hingga kemodel komunikasi yang dianggap interaksi

dua individu. Model pertama mirip model Shannon dan Weaver. Dalam modelnya

yang kedua Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang

pengalaman sumber dan sasaranlah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena

bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Model ketiga

Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang

menyandi, menafsirkan, menyandi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal.

Disini kita melihat umpan balik dan lingkaran berkelanjutan untuk berbagi

informasi.

Menurut Wilbur Schramm, komunikasi senantiasa membutuhkan

(45)

Menurt Schramm, seperti ditunjukkan model ketiganya, jelas bahwa setiap

orang dalam komunikasi adalah sekaligus sebagai encoder dan decoder. Kita

secara konstan menyandi balik tanda-tanda dari lingkungan kita, menafsirkan

tanda-tanda tersebut, dan menyandi sesuatu sebagai hasilnya. Misalnya begitu

Anda mendengar teriakan “Api,” Anda mungkin akan segera berteriak “Tolong!”

Dan apa yang Anda akan sandi bergantung pada pilihan Anda atas berbagai

respons yang tersedia dalam situasi tersebut dan berhubungan dengan makna tadi.

Model pertama mirip dengan model Shannon dan Weaver

Model yang kedua Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan

dalam bidang pengalaman sumber dan sasaranlah yang sebenarnya

dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan

sasaran.

Model yang ketiga Schramm menanggap komunikasi sebagai interaksi

(46)

Schramm berpikir bahwa komunikasi selalu membutuhkan setidaknya tiga unsur :

sumber (source), pesan (message), dan tujuan (destination). Disini kita melihat

umpan balik dan lingkaran yang berkelanjutan untuk berbagi informasi.

2.1.10 Kerangka Berpikir

Penelitian yang dilakukan saat ini adalah meneliti mengenai sikap

masyarakat di Surabaya terhadap pemberitaan “Surabaya Cantik Green And

Clean” pada harian Jawa Pos dengan teori SOR.

Dengan tingkat penduduk yang semakin besar, semakin sulit berkomunikasi

secara interpersonal, dan secara tidak langsung peran komunikasi massa sebagai

sarana penyampaian informasi mengenai diselenggarakannya road show terakhir

di Surabaya dalam ajang “Surabaya Cantik Green And Clean” di harian surat

kabar Jawa Pos.

Adapun kerangka berpikirnya sebagai berikut:

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir Masyarakat Sur abaya Ter hadap Pemberitaan “Sur abaya Cantik Green And Clean” di Harian J awa Pos.

Surat Kabar Harian Jawa

Pos

Masyarakat Surabaya

(47)

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional disini dimaksudkan untuk menjelaskan

indicator-indikator dari variable penelitian. Pada penelitian sikap masyaarakat Surabaya

terhadap pemberitaan “Surabaya Cantik Green and Clean” di harian Jawa Pos

metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode

deskriptif yang bertujuan menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai

situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang timbul di objek

penelitian itu, kemudian menarik kepermukaan sebagai suatu ciri atau gambaran

tentang kondisi, situasi ataupun variabel tertentu (Bungin, 2001:48)

3.1.1 Sikap dan Pengukur annya

Sikap masyaarakat Surabaya terhadap pemberitaan “Surabaya Cantik

Green and Clean” di harian Jawa Pos dilihat dari seluruh aspek sikap meliputi

kognitif yaitu pengetahuan masyarakat tentang pemberitaan “Surabaya Cantik

Green and Clean” di harian Jawa Pos sejauh mana masyaarakat Surabaya

mengerti informasi tentang pemberitaan tersebut. Pada aspek afektif yaitu

mengetahui perasaan masyaarakat Surabaya terhadap pemberitaan “Surabaya

Cantik Green and Clean” di harian Jawa Pos apakah senang atau tidak senang.

Sedangkan aspek konatif adalah sejauh mana masyarakat di Medokan Ayu

bertindak atau bertingkah laku yang berhubungan dengan informasi tersebut.

(48)

Adapun sikap masyarakat dapat dibedakan dalam tiga hal, yaitu komponen

kognitif, komponen afektif , komponen konatif.

Indikator untuk sikap masyarakat Surabaya dapat ditunjukkan melalui total

skor dari seluruh jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

dalam kuisioner sikap masyarakat Surabaya terhadap Program Surabaya Cantik

Green and Clean

Terdapat dua pilihan jawaban pada kuisioner, yaitu :

a. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

b. Tidak Setuju (TS) : 2

c. Setuju (S) : 3

d. Sangat Setuju (SS) : 4

Dimana nantinya jawaban akan diberi skor pada semua pertanyaan dengan

menggunakan skala interval (positif,netral,negatif). Jumlah skor yang menjadi

batasan skor untuk lebar interval antara positif, netral, negatif menggunakan

rumus :

R ( Range) = Skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah Jenjang yang diinginkan

Range : Batasan dari tiap tingkatan.

Skor Tertinggi : Perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah nilai

item pertanyaan.

Skor Terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan jumlah nilai

item pertanyaan.

(49)

Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh tingkat interval untuk

Mengetahui sikap masyarakat Surabaya terhadap Program Surabaya Cantik Green

and Clean,untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Sikap Kognitif terdapat 4 pertanyaan tentang responden yang

membaca Surabaya Cantik Green and Clean di Jawa Pos karena

ingin memperoleh pengetahuan atau wawasan baru

Sikap Kognitif = (4x4) – (1x4) = (16-4) = 12 = 4 3 3 3

Positif = 12 – 16

Netral = 8 – 11

negatif = 4 – 7

b. Sikap afektif terdapat 4 pertanyaan tentang responden yang

membaca Surabaya Cantik Green and Clean di Jawa Pos karena

dampak dari afektif bukan hanya sekedar supaya komunikan thu

tetpi juga tergerak hatinya misalnya perasaan senang, takut, dan lain

sebagainya,selain itu juga mengidentifikasikan diri dengan nilai-

nilai yang ada salah satunya mendiskusikan informasi yang didapat

dengan orang lain.

Sikap Afektif = (4x4) – (1x4) = (16-4) = 12 = 4

3 3 3 Positif = 12 - 16

Netral = 8 – 11

(50)

c. Sikap Konatif terdapat 4 pertanyaan tentang responden yang

membaca Surabaya Cantik Green and Clean di Jawa Pos, sikap

konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan

berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek

sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari olae asumsi bahwa

kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.

Sikap Konatif = (4x4) – (1x4) = (16-4) = 12 = 4 3 3 3

Positif = 12 – 16

Netral = 8 – 11

Negatif = 4 - 7

3.1.2. Masyarakat Sur abaya

Masyarakat di Surabaya merupakan khalayak sasaran (target

audience). Masyarakat yang dijadikan subyek penelitian oleh peneliti adalah

masyarakat yang yang bekerja maupun tidak bekerja, yang membaca surat kabar

harian Jawa Pos terhadap pemberitaan “Surabaya Cantik Green and Clean.

Khalayak sasaran dalam penelitian ini dilakukan pada responden yang berusia

17-72 tahun, dengan alasan karena pada usia ini seseorang telah memiliki kemapuan

intelektual maupun ketrampilan dasar dalam menganalisa sebuah berita dan

ditunjang oleh sikap pandangan yang realistis terhadap lingkungannya, sehingga

(51)

Selain itu jenis kelamin dan tingkat pendidikan responden juga sangat

mempengaruhi pola fikir dan cara penilaian terhadap satu berita atau kejadian di

sekeliling mereka

3.1.3 Berita “Sur abaya Cantik Green and Clean” di harian J awa Pos

Berita mengenai digelarnya road show terakhir di Surabaya, Kecamatan

Rungkut yang mana kampung tersebut merupakan juara bertahan Surabaya Green

and Clean dimana diharapkan dalam program ini masyarakat lebih peduli akan

pentingnya kebersihan dan penghijauan lingkungannya. Sejak diselenggarakannya

Surabaya Cantik Green and Clean sebagai ajang untuk kreasi dan inovasi

kampung antusiasme warga Surabaya begitu terlihat. Program pemerintah kota ini

ditujukan pada warga yang ingin memperbaiki lingkungan tempat tinggalnya yang

tidak ingin dicap sebagai kampung yang tidak hijau, kotor dan tidak asri. Melalui

“Surabaya Cantik Green and Clean” warga menunjukkan bahwa mereka bisa

mewujudkannya.

3.1.4 Sur at Kabar Harian J awa Pos

Surat kabar harian Jawa Pos merupakan salah satu surat kabar yang

pemberitaannya cukup luas dan dikonsumsi oleh banyak pembaca. Surat kabar

harian Jawa Pos itu sendiri merupakan media atau sarana penyampaian informasi

yang menyajikan berita-berita umum. Sebelum dimuat, maka terlebih dahulu

(52)

Beberapa hal tersebut dilakukan dalam rangka untuk memenuhi

keingintahuan masyarakat akan informasi yang dibutuhkan dan menjadi salah satu

bentuk upaya Jawa Pos untuk memberikan kepuasan informasi kepada

pembacanya. Tidak mengherankan apabila isi tampilan halaman Jawa Pos

dipenuhi satu tema berita dengan berbagai ulasan dari berbagai sudut pandang.

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari obyek penelitian

(Bungin,2005:101). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari

masyarakat di kota Surabaya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik diketahui bahwa jumlah

penduduk berusia 17 tahun keatas, dikategorikan dalam kategori umur 17-72

tahun, maka jumlah responden yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh

masyarakat baik pria maupun wanita yang berusia 17 tahun sampai usia 72 tahun

keatas yang bertempat tinggal di Surabaya yang berjumlah 2.013.043 jiwa

(Sumber : Badan Pusat Statistik, Surabaya dalam angka 2011).

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi penelitian, berarti sampel dalam

penelitian ini adalah sebagian dari keseluruhan masyarakat yang bertempat tinggal

di Surabaya yang berjumlah 2.013.043 jiwa, yang berusia 17 tahun keatas dan

(53)

Sehingga untuk menentukan jumlah sampel yang akan digunakan dalam

penelitian ini, ditentukan dengan menggunkan rumus Yamane sebagai berikut

(Rakhmat, 1993:82) :

n = Jumlah sampel yang diperlukan

N = Jumlah populasi

d = Presisi / derejat ketelitian (0,1)

Berdasakan rumus Yamane diatas, sehingga diperoleh sampel dalam penelitian ini

adalah :

Jadi sampel pada penelitian ini sebanyak 100 responden.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah multistage cluster

random sampling (kluster sampel acak banyak tahap). Mengingat responden

dalam penelitian ini banyak dan tersebar luas dalam wilayah kota Surabaya,

(54)

tempat tinggal. Atas dasar luas wilayah kota Surabaya dan banyaknya responden,

maka secara sistematis teknik penarikan sampel dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tahap pertama dilakukan pemilihan pada wilayah penelitian di kota

Surabaya. Kota Surabaya memiliki lima bagian wilayah, yaitu Surabaya

Timur, Surabaya Barat, Surabaya Utara, Surabaya Selatan, dan Surabaya

Pusat. Penentuan wilayah Surabaya dipilih secara random (acak),

sehingga terpilih dua wilayah yaitu Surabaya Timur dan Surabaya

Selatan.

2. Tahap kedua dilakukan pemilihan pada daerah Kecamatan. Dari dua

wilayah kota Surabaya, diperoleh empat kecamatan berdasarkan hasil

pemilihan secara acak. Pada wilayah Surabaya Timur terpilih kecamatan

Rungkut dan Sukolilo. Sedangkan dari wilayah Surabaya Selatan terpilih

kecamatan Wonokromo dan kecamatan Wonocolo.

3. Tahap ketiga adalah pemilihan pada daerah kelurahan. Dari empat

kecamatan yang ada yaitu kecamatan Rungkut, Sukolilo Wonokromo,

dan Wonocolo, masing-masing akan dibagi lagi menjadi dua kelurahan.

Setelah di lakukan pemilihan secara acak, maka diperoleh hasil yaitu

kelurahan Penjaringan Sari dan kelurahan Kedung Baruk untuk wilayah

kecamatan Rungkut, kelurahan Medokan Semampir dan Nginden

Jangkungan untuk wilayah kecamatan Sukolilo, kelurahan Darmo dan

kelurahan Ngagel untuk wilayah kecamatan Wonokromo, serta

kelurahan Margerejo dan kelurahan Siwalankerto untuk wilayah

(55)

Untuk dapat mengetahui lebih jelas lagi mengenai teknik penarikan

sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.1 Sistematika pengambilan Sampel

Untuk mengetahui lebih jelas lagi tentang penarikan sampel pada

masing-masing kelurahan denga menggunakan rumus sebagai berikut (Nazir,2006:300) :

n1 = xn N N1

Keterangan :

n1 = jumlah sampel di tiap kelurahan

N1 = ukuran stratum ke-1

N = jumlah seluruh penduduk

n = jumlah sampel minimum yang ditetapkan

(56)

Kelurahan Kedung Baruk :

Untuk penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert.

Dengan skala ini, responden diminta untuk memberi respon terhadap setiap

pertanyaan dengan memilih salah satu diantara lima pilihan jawaban berdasarkan

perasaan mereka. Pemberian bobot antara satu samapi empat, dimulai dengan

pilihan jawaban sangat setuju dengan bobot tertinggi yaitu empat hingga pilihan

Gambar

Gambar 2.2  Kerangka Berpikir Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan
Gambar 3.1 Sistematika pengambilan Sampel
Tabel 1 Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2 Usia Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Masalah ... Perumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... LANDASAN TEORI ... Disiplin Kerja .... Definisi disiplin kerja

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Masalah ... Identifikasi Masalah ... Pembatasan Masalah ... Perumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... LANDASAN TEORI

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Masalah ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Teori Perilaku Beralasan ... Norma Subyektif ... Landasan Teori

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang ... Perumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... LANDASAN TEORI ... Kriteria Remaja ... Media Massa ... Jenis-jenis

DAFTAR GAMBAR ... Latar Belakang ... Perumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Kegunaan Penelitian ... Penelitian Terdahulu ... Tinjauan Pustaka ... Kerangka Teori Pendekatan

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Masalah ... Identifikasi Masalah ... Pembatasan Masalah ... Perumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... LANDASAN TEORI

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Masalah ... Perumusan Masalah ... Batasan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Landasan Penelitian Terdahulu ... Landasan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pemaknaan Karikatur ”Gurita Cikeas” di Surat