• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN INDOSAT M2 DI SURABAYA (Studi Kasus Pada Mahasiswa UPN Jawa Timur).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN INDOSAT M2 DI SURABAYA (Studi Kasus Pada Mahasiswa UPN Jawa Timur)."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP

KEPUASAN PELANGGAN INDOSAT M2

DI SURABAYA

(Studi Kasus Pada Mahasiswa UPN Jawa Timur)

S K R I P S I

Oleh:

BAMBANG WISNU MURTI

0612010290 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP

KEPUASAN PELANGGAN INDOSAT M2

DI SURABAYA

(Studi Kasus Pada Mahasiswa UPN Jawa Timur)

Disusun oleh: Bambang Wisnu Murti

0612010290 / FE /EM Telah Dipertahankan Dihadapan

Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur

pada tanggal 27 Mei 2011.

Tim Penguji

Pembimbing Ketua

Dra. Ec. Siti Aminah, MM Dr. Eko Purwanto, SE, MSi Sekretaris

Yuniningsih, SE, MSi Anggota

Dra. Ec. Siti Aminah, MM

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan

berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan

Indosat M2 Di Surabaya (Studi Kasus Pada Mahasiswa UPN Jawa Timur)” dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat

penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan

Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di

Surabaya.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan

selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MT, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa

Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen

(4)

4. Ibu Dra. Ec. Siti Aminah, MM, selaku Dosen Pembimbing yang penuh dengan

mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing penulisan

ini.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan ilmu yang

sangat bernilai. Sehingga ucapan terima kasihpun dirasa belum cukup untuk

menghargai jasa Bapak dan Ibu. Namun teriring do’a, semoga apa yang sudah

diberikan kepada penulis akan terbalaskan dengan berkah dari sang Illahi.

6. Yang terhormat Ibu-Bapak, dan semua keluarga penulis, sembah sujud serta

ucapan terima kasih atas semua do’a, restu, nasehat yang diberikan kepada

penulis.

7. Semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya penyusunan skripsi

ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata

penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, Juni 2011

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori ... 11

2.2.1. Pengertian Pemasaran... 11

2.2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 12

2.2.3. Konsep Pemasaran ... 13

2.2.4. Tujuan Pemasaran ... 14

2.2.5. Pengertian Kualitas Layanan ... 15

(6)

2.2.7. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan

Pelanggan... 19

2.3. Kerangka Konseptual ... 21

2.4. Hipotesis... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 23

3.1.1. Definisi Operasional ... 23

3.1.2. Pengukuran Variabel... 25

3.2. Teknik Penentuan Sampel... 25

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 26

3.3.1. Jenis Data ... 26

3.3.2. Sumber Data... 27

3.3.3. Pengumpulan Data ... 27

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 27

3.4.1. Uji Reliabilitas dan Validitas... 27

3.4.2. Uji Outlier Univariat dan Multivariat ... 28

3.4.2.1. Uji Outlier Univariat... 28

3.4.2.2. Uji Outlier Multivariat ... 29

3.4.3. Uji Normalitas Data ... 29

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling) ... 30

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 35

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 39

4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden ... 39

4.2.2. Deskripsi Kualitas Layanan (X) ... 40

4.2.2.1. Bukti Fisik / Tangible (X1) ... 41

4.2.2.2. Kehandalan / Realibility (X2)... 41

4.2.2.3. Daya Tanggap / Responsiveness (X3) ... 43

4.2.2.4. Jaminan / Assurance (X4) ... 44

4.2.2.5. Empati / Empathy (X5)... 45

4.2.3. Kepuasan Pelanggan (Y) ... 46

4.3. Analisis Data ... 47

4.3.1. Evaluasi Outlier ... 47

4.3.2. Evaluasi Reliabilitas ... 49

4.3.3. Evaluasi Validitas ... 50

4.3.4. Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted ... 51

4.3.5. Evaluasi Normalitas ... 52

4.3.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM ... 53

4.3.7. Uji Kausalitas ... 56

4.4. Pembahasan... 57

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 59

5.2. Saran... 59

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Data Pelanggan Yang Menggunakan Jasa Internet Provider Wireless Broadband Indosat M2 Di Surabaya Periode Jan -

Des 2010 ... 5

Tabel 1.2. Jumlah Komplain Pengguna Jasa Internet Provider Wireless

Broadband Indosat M2 Di Surabaya Periode Jan - Des 2010.. 6

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 40

Tabel 4.3. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Bukti Fisik

(X1) ... 41

Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kehandalan

(X2) ... 42

Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Daya

Tanggap (X3) ... 43

Tabel 4.10. Pengujian Reliability Consistency Internal... 49

Tabel 4.11.

Confirmatory Factor Analysis ... 50

Tabel 4.12. Construct Reliability dan Variance Extracted ... 51

Tabel 4.13. Assessment Of Normality ... 53

Tabel 4.14.

Approach – Base Model... 54 T

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kepuasan

Standardize Faktor Loading dan Construct dengan

(10)

Tabel 4.15. Variabel yang Dimodifikasi Dalam Model... 55

Tabel 4.16.

Approach – Modifikasi... 56

abel 4.17. Uji Kausalitas Antar Faktor ... 57 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual... 21

Gambar 4.1. Model Pengukuran & Struktural Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan, Model Spesifikasi: One Step Approach

– Base Model ... 54

Gambar 4.2. Model Pengukuran & Struktural Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan, Model Spesifikasi: One Step Approach

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Layanan (X) Dan Kepuasan Pelanggan (Y)

(13)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP

KEPUASAN PELANGGAN INDOSAT M2

DI SURABAYA

(Studi Kasus Pada Mahasiswa UPN Jawa Timur)

Oleh :

BAMBANG WISNU MURTI

0612010290 / FE / EM

Abstraksi

Indosat M2 merupakan layanan wireless broadband internet access dengan basis teknologi asymetric digital subscriber line, yang dapat menyalurkan data dan suara secara simultan melalui satu saluran telepon biasa dengan kecepatan maksimal 384 kbps. Fenomena yang terjadi pada saat ini adalah semakin banyaknya keluhan dari masyarakat pengguna jasa layanan internet Indosat M2, dimana selama tahun 2010 telah terjadi kecenderungan kenaikan jumlah komplain pengguna jasa internet provider wireless broadband Indosat M2 di Surabaya. Hal ini juga didukung dengan data bahwa selama tahun 2010 telah terjadi penurunan pelanggan yang menggunakan jasa internet provider wireless broadband Indosat M2 di Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan Indosat M2 pada mahasiswa UPN Jawa Timur.

Data yang digunakan adalah data primer yaitu data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu mahasiswa UPN Jawa Timur. Skala pengukuran yang digunakan adalah semantic differential scale dengan teknik pengukuran dengan jenjang 1-7. Teknik pengambilan sampel menggunakan

purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu,

yaitu berusia minimal 17 tahun dan telah menggunakan Indosat M2 minimal 3 bulan dan sampai saat ini masih aktif menggunakan Indosat M2. Pengambilan sampel didasari asumsi SEM bahwa besarnya sampel yaitu 5 – 10 kali parameter yang diestimasi. Pada penelitian ini ada 13 indikator, sehingga jumlah sampel yang diestimasi yaitu antara 65-130. Adapun jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar (8 x 13) = 104 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM untuk melihat pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan.

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan yang menggunakan jasa provider wireless broadband Indosat M2 pada mahasiswa UPN Jawa Timur.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Industri jasa (service industry) saat ini berkembang dengan sangat cepat.

Persaingan yang terjadi saat ini sangat kompetitif dalam bidang industri ini.

Pelayanan yang diberikan antara satu penyedia jasa (service provider) dengan

pemberi jasa lainnya sangat bervariatif, yang sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan konsumennya. Salah satu industri jasa yang berkembang dengan sangat

cepat di Indonesia adalah industri jasa layanan internet, melalui provider wireless

broadband.

Keberadaan dunia bisnis yang mengetengahkan jasa layanan internet,

dewasa ini sangat menyedot perhatian masyarakat Indonesia selaku konsumen.

Indonesia dengan penduduk yang besar, merupakan ladang untuk bisnis yang

menjanjikan. Kemajuan teknologi dewasa ini menyebabkan makin banyak

masyarakat Indonesia yang terhubung keinternet dan tentu saja membutuhkan jasa

layanan internet, baik untuk informasi, pendidikan, pekerjaan, maupun social

networking semata. Disaat perkembangan teknologi dan ketergantungan manusia

terhadap koneksi internet, memberikan peluang untuk penyediaan jasa layanan

internet, baik melalui line telephone maupun wireless broadband.

Pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan kepada pelanggannya.

Kepuasan dapat membentuk persepsi, hal ini dapat memposisikan produk

(15)

mengetahui kualitas layanan yang telah diberikan, dan sampai seberapa jauh

mempengaruhi kepuasan pelanggannya. Hal tersebut penting sebagai acuan dalam

pembenahan kualitas layanan, sehingga pelayanan yang diberikan bisa

memberikan kepuasan kepada pelanggan pada tingkat yang optimal.

Penelitian ini membahas tentang kualitas layanan yang diberikan oleh

pihak provider wireless broadband terhadap kepuasan pelanggan, yang menjadi

perhatian dalam penelitian ini meliputi pelayanan jasa dibidang internet. Provider

wireless broadband dalam menawarkan jasa harus berupaya memberikan

pelayanan terbaik kepada para pelanggannya dan memiliki perbedaan serta

karakteristik masing-masing. Pelanggan akan sangat teliti menyeleksi dan sangat

memperhitungkan jenis pelayanan yang diberikan pihak provider wireless

broadband tersebut, sehingga hal ini merupakan sebuah tantangan dalam

perkembangan industri jasa internet.

Pelanggan mengharapkan untuk memperoleh pelayanan atau service yang

maksimal dari para penyedia jasa dengan menyediakan service yang memuaskan

harapan mereka atau bahkan melebihi harapan mereka. Oleh karena itu,

manajemen dari industri jasa perlu untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan

kepada pelanggan. Provider wireless broadband merupakan pelayanan publik

yang harus terus-menerus ditingkatkan pelayanannya sampai menuju pelayanan

prima, yaitu pelayanan yang customer oriented atau customer focus.

Kualitas layanan sebagai persepsi pelanggan terhadap keunggulan suatu

layanan. Kualitas layanan dibentuk oleh 5 (lima) dimensi, antara lain: tangible,

(16)

pelanggan adalah perasaan kesenangan atau kekecewaan, suka atau tidak suka

yang timbul dari seseorang berkaitan sebuah produk yang ditawarkan.

(Thyophoida & Natanael, 2009:28)

Dunia telekomunikasi saat ini mengalami persaingan bisnis yang sangat

ketat, baik dikalangan perusahaan telekomunikasi milik pemerintah maupun

swasta. Tiap-tiap perusahaan mempunyai strategi masing-masing dalam

memuaskan konsumennya, mulai dari promosi besar-besaran diberbagai media

sampai dengan mengadakan undian dengan hadiah yang besar, juga

strategi-strategi lainnya.

Penyedia komunikasi juga menyediakan pengembangan-pengembangan

teknologi dan infra struktur dari penyedia jasa layanan komunikasi, salah satunya

adalah PT. INDOSAT, Tbk yang selalu berusaha untuk memberikan pelayanan

dan jasa yang terbaik bagi masyarakat Indonesia. Salah satu produk layanan

unggulan dari PT. INDOSAT, Tbk adalah Indosat M2, yang merupakan layanan

wireless broadband internet access dengan basis teknologi asymetric digital

subscriber line, yang dapat menyalurkan data dan suara secara simultan melalui

satu saluran telepon biasa dengan kecepatan maksimal 384 kbps.

Layanan Indosat M2 ini diluncurkan dengan cakupan layanan nasional

secara bertahap mulai awal Mei 2006. Pada awalnya beberapa daerah yang sudah

dapat dilayani (first package), meliputi: sumatera (medan, pekanbaru, padang,

batam, palembang, lampung) dan Jawa (Bandung, Cirebon, Surabaya,

(17)

Cakupan layanan Indosat M2 senantiasa terus diperluas kedaerah-daerah

lainnya, dari tahun 2006 dan tahun-tahun berikutnya untuk memenuhi kebutuhan

akses wireless broadband yang telah meningkat pesat. Paralel dengan perluasan

layanan akses wireless broadband, Indosatpun akan segera menyiapkan beragam

layanan content broadband, seperti: game broadband online, video streaming,

audio download, web conferences, home surveillances dan masih banyak lagi.

Dengan semakin gencarnya pemasaran yang dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan penyedia jasa layanan internet untuk menarik pelanggan, maka

perusahaan berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada

para pelanggan. Karena dalam perusahaan jasa, kinerja dari pelayanan merupakan

faktor yang sangat penting bagi perkembangan perusahaan tersebut.

Fenomena yang terjadi pada saat ini adalah dengan semakin banyaknya

keluhan dari masyarakat pengguna jasa layanan internet, khususnya Indosat M2.

Hal ini membuat Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) akhirnya

turun tangan dengan memanggil Indosat atas banyaknya keluhan terhadap

penurunan kecepatan data internet. Dijelaskan anggota komite BRTI bahwa

penurunan kualitas layanan mereka dikarenakan pengguna data khususnya

datacard begitu cepat tumbuh dan diminati, sehingga untuk daerah-daerah

tertentu sudah sangat padat. Antisipasi Indosat dan M2 dengan hanya akan

menjual datacard diwilayah yang masih tidak terlalu padat dan mempercepat

pembenahan atau optimasi jaringan node B. Selain itu, bagi pengguna yang sulit

mengakses dan dirugikan, Indosat dan M2 berjanji akan memberikan rabat tagihan

(18)

dilakukan Indosat dan M2, sebab selain berdampak bagi konsumen terutama bagi

perfomance Indosat dan M2 sendiri. Indosat sendiri berencana akan

merampungkan penambahan jaringan node B mereka pada April nanti. Setelah

pembenahan tersebut, diharapkan bisa jadi jalan keluar sementara atas buruknya

performa jaringan 3G, khususnya mobile broadband Indosat M2.

(www.teknologiNET.com)

Fenomena penurunan kualitas layanan dan banyaknya keluhan tersebut

didukung dengan semakin menurunnya jumlah pelanggan yang menggunakan jasa

internet provider wireless broadband Indosat M2 pada salah satu cabang Indosat

M2 di Surabaya periode Januari - Desember 2010, sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Pengguna Baru Yang Menggunakan Jasa Internet

Provider Wireless Broadband Indosat M2 Di Surabaya

Periode Jan - Des 2010

(19)

Berdasarkan Tabel 1.1, diketahui bahwa selama periode Januari -

Desember 2010 telah terjadi penurunan pelanggan yang menggunakan jasa

internet provider wireless broadband Indosat M2 di Surabaya. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin sedikit pelanggan yang menggunakan jasa internet

provider wireless broadband Indosat M2.

Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen yang menggunakan jasa

internet provider wireless broadband Indosat M2, dapat diketahui dari jumlah

komplain pelanggan. Berikut ini disajikan tabel 1.2 yang menunjukkan data

jumlah komplain pelanggan yang menggunakan jasa internet provider wireless

broadband Indosat M2 pada salah satu cabang Indosat M2 di Surabaya dalam 1

tahun terakhir mulai Januari - Desember 2010, sebagai berikut:

Tabel 1.2

Jumlah Komplain Pengguna Jasa Internet

Provider Wireless Broadband Indosat M2 Di Surabaya

Periode Jan - Des 2010

(20)

Berdasarkan tabel 1.2, dapat diketahui bahwa selama 1 tahun terakhir dari

bulan Januari - Desember 2010 telah terjadi kecenderungan kenaikan jumlah

komplain pengguna jasa internet provider wireless broadband Indosat M2 di

Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah komlain

pelanggan yang menggunakan jasa internet provider wireless broadband Indosat

M2.

Terjadinya penurunan pelanggan yang menggunakan jasa internet provider

wireless broadband Indosat M2 di Surabaya dan kecenderungan kenaikan pada

jumlah komplain pengguna jasa internet provider wireless broadband Indosat M2

di Surabaya merupakan fenomena yang harus segera diselesaikan dan dicari

penyebabnya. Banyak hal yang menjadi penyebab dari hal tersebut, salah satunya

adalah buruknya kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak provider wireless

broadband Indosat M2 kepada konsumennya.

Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan, seperti yang

dinyatakan oleh Boone dan Kurtz (1995:439) bahwa pelanggan akan merasa puas,

apabila mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang

diharapkan. Kualitas layanan menentukan kepuasan atau ketidakpuasan

pelanggan.

Berdasarkan survey yang dilakukan peneliti pada salah satu cabang

provider wireless broadband Indosat M2 Di Surabaya, menunjukkan bahwa

beberapa masalah dan keluhan yang sering disampaikan pelanggan berkaitan

(21)

 Signal yang sering tidak terdeteksi dan tidak merata.

 Koneksi lambat.

Sering putus pada waktu digunakan online.

Masuk official website Indosat M2 untuk top-up dan aktivasi lama dan sering

error.

 Kesulitan pelanggan untuk mendapatkan voucher Indosat M2.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Thyophoida

dan Natanael, tahun 2009, tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan

pelanggan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel bukti fisik,

kehandalan, ketanggapan, jaminan, dan empati memberikan pengaruh yang

signifikan baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kepuasan

pelanggan.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dan

kajian yang lebih mendalam tentang hubungan kualitas layanan dan kepuasan

pelanggan, untuk kemudian dijadikan sebagai penelitian dengan judul “Pengaruh

Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Indosat M2 Di Surabaya (Studi Kasus Pada Mahasiswa UPN Jawa Timur)”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diajukan, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

(22)

9

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan dan pokok permasalahan yang telah diuraikan

diatas, maka tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan Indosat M2 pada mahasiswa UPN Jawa Timur”.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini akan diperoleh manfaat yang diharapkan,

antara lain:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan sumbangan

pemikiran pada pihak Indosat M2 yang menjadikan pertimbangan pemecahan

masalah yang berkaitan dengan kualitas layanan dan kepuasan pelanggan.

2. Bagi Universitas

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan

menambah pembendaharaan perpustakaan serta sebagai bahan perbandingan

bagi rekan-rekan mahasiswa yang mengadakan penelitian dengan masalah

yang sama dimasa yang akan datang.

3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai referensi untuk menambah wawasan dan pengalaman praktik yang

menjadi bahan penelitian lanjutan atau perbandingan dalam melakukan

penelitian selanjutnya bidang pemasaran khususnya mengenai teoritik kualitas

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Thyophoida dan Natanael, 2009, dengan judul: “pengaruh

kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan Carrefour di ITC Mega Grosir

Surabaya”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas

pelayanan secara simultan maupun parsial terhadap kepuasan pelanggan Carrefour

di ITC Mega Grosir Surabaya.

Metode penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan proportional

random sampling, yaitu: pengambilan sampel berdasarkan jumlah proporsi jumlah

populasi. Penelitian mengunakan analisis regresi linear berganda, yaitu: untuk

mengetahui pengaruh variabel kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan

Carrefour di ITC Mega Grosir Surabaya.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa variabel bukti

fisik (tangible), kehandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan

(assurance), dan empati (emphaty) memberikan pengaruh yang signifikan baik

secara simultan maupun secara parsial terhadap kepuasan pelanggan dalam

melakukan belanja di Carrefour ITC Mega Grosir Surabaya, serta variabel

kehandalan (reliability) memberikan pengaruh yang dominan terhadap kepuasan

(24)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pemasaran

Banyak definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli dalam bidang

ini walaupun masing-masing memberikan penekanan yang berbeda namun pada

intinya tujuan mereka sama, yaitu bertitik tolak pada pemenuhan kebutuhan dan

keinginan konsumen. Berikut ini dikutip beberepa definisi tentang pemasaran

yang dikemukakan beberapa ahli pemasaran:

1. Swasta (1999:5) mendefinisikan pemasaran sebagai sistem keseluruhan dari

kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan

kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

2. Kotler (1997:8) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan

manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Dari pengertian-pengertian pemasaran diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa: pemasaran merupakan suatu bentuk kegiatan yang mencakup unsur

pemasaran seperti merencanakan, menentukan harga, mempromosikan serta

mendistribusikan barang dan jasa tersebut kepada konsumen yang

(25)

2.2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan

kegiatan-kegiatan pemasaran untuk membantu dan mendukung proses pertukaran yang

efisien dan efektif. Definisi manajemen pemasaran banyak diberikan para ahli

dalam pemasaran.

Adapun definisi manajemen pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler

dan Amstrong (1997:13), adalah: manajemen pemasaran sebagai analsis,

perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk

menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan

dengan target pembeli dengan mencapai sasaran organisasi. Jadi, manajemen

pemasaran termasuk olah permintaan yang akhirnya termasuk

menata-olah hubungan demi pelanggan.

Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler yang dikutip oleh Swasta

dan Handoko (2000:4) adalah manajemen pemasaran adalah penganalisaan,

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan

menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk

mencapai tujuan perusahaaan. Titik berat diletakkan pada penawaran perusahaan

dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga,

mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberi tahu,

(26)

2.2.3. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran selalu menekankan bahwa kunci sukses untuk

keberhasilan tujuan perusahaan adalah dengan mengutamakan pada pemuasan

kebutuhan dan keinginan konsumen melalui cara yang lebih efektif dan lebih

efisien daripada yang dilakukan oleh para pesaing.

Menurut Peter dan Olson (1996:3) menyatakan bahwa perusahaan harus

memahami dan tetap dekat dengan konsumen dalam menyajikan produk serta

pelayanan yang baik, yang akan dibeli dan digunakan konsumen.

Kotler dan Amstrong (1997:17) mengemukakan bahwa konsep pemasaran

merupakan falsafah manajemen pemasaran yang berkeyakinan bahwa pencapaian

sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar

sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien

ketimbang pesaing.

Konsep pemasaran menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel (2001:6) adalah

alasan keberadaan sosial dan ekonomi bagi suatu organisasi dalah memuaskan

kebutuhan konsumen da keinginan tersebut sesuai dengan sasaran perusahaan. Hal

tersebut tersebut didasarkan pada pengertian bahwa suatu penjualan tidak

tergantung pada agresifnya tenaga penjual tetapi lebih pada keputusan konsumen

untuk membeli suatu produk, bahkan apa yang konsumen pikirkan itulah yang

mereka beli-nilai yang mereka persepsikan-definisi suatu bisnis.

Konsep pemasaran menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel (2001:6), terdiri

(27)

1. Fokus pada kemauan dan keinginan konsumen sehingga organisasi dapat

membedakan produknya dari produk yang ditawarkan oleh para pesaing.

2. Mengintegrasikan seluruh aktivitas organisasi, termasuk di dalamnya produksi

untuk memuaskan kebutuhan ini.

3. Pencapaian tujuan jangka panjang bagi organisasi dengan memuaskan

kebutuhan dan keinginan konsumen secara hukum dan bertanggung jawab.

2.2.4. Tujuan Pemasaran

Ada empat tujuan pemasaran atau sasaran alternatif yang diajukan menurut

Kotler dan Armstrong (1997:17):

1. Memaksimalkan konsumsi.

Banyak eksekutif bisnis percaya bahwa jabatan pemasaran semestinya dapat

mendorong konsumsi maksimum, yang pada gilirannya akan menciptakan

produksi, kesempatan kerja, dan kemakmuran maksimum.

2. Memaksimalkan kepuasan konsumen.

Pandangan lain menyatakan bahwa sistem pemasaran adalah untuk

memaksimalkan kepuasan konsumen, bukan jumlah konsumsinya.

3. Memaksimalkan pilihan.

Memaksimalkan ragam produk dan pilihan konsumen akan memungkinkan

konsumen mendapatkan barang yang benar-benar memuaskan selera mereka.

4. Memaksimalkan mutu kehidupan.

Mutu kehidupan ini tidak hanya mencakup kualitas, kuantitas, ketersediaan

(28)

2.2.5. Pengertian Kualitas Layanan

Kotler dan Amstrong (2001:681) dalam Thyophoida & Natanael

(2009:27), yang menyatakan: “Quality is the totally and characteristics of the

product and service that bear on its ability to satisfy stated or implied needs”,

maksud dari definisi tersebut adalah kualitas merupakan keseluruhan dari

keistimewaan dan karakteristik dari produk atau jasa yang menunjang

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan secara langsung maupun tidak

langsung. Ini berarti badan usaha harus dapat memberikan produk atau layanan

yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan agar pelanggan akan merasa puas.

Parasuraman et.al (2000:44): “Service quality is the customer perception’s

of the superiority of the service”. Maksudnya kualitas layanan adalah persepsi

pelanggan terhadap keunggulan suatu layanan. Pada dasarnya hanya pelanggan

yang menilai kualitas layanan suatu badan usaha berkualitas atau tidak.

Kotler (1997:476) bahwa salah satu cara untuk membedakan dengan badan

usaha jasa yang lainnya adalah dengan memberikan kualitas layanan yang lebih

tinggi dari pesaingnya secara terus menerus.

Kinner, Bernhardt, dan Krentler (1995:671) mengemukakan layanan

sebagai berikut: “Service as an intangible activity that provides the user some

degree of performance satisfaction but does not involve ownership and that, in

most cases, cannot be stored or transported”. Layanan merupakan suatu aktivitas

yang tidak berwujud dan yang memberikan suatu tingkat kepuasan bagi pemakai

jasa tersebut tetapi tidak termasuk kepemilikan, dan tidak dapat disimpan atau

(29)

Dalam bersaing, badan usaha yang sejenis pada dasarnya seringkali

terlihat sama dalam hal fasilitas ataupun jenis-jenis layanan yang diberikan

kepada pelanggan, tetapi hal tersebut dipersepsikan berbeda oleh pelanggannya.

Wenny dan Rizal (2008:48) mengemukakan lima dimensi kualitas

layanan, yang terdiri dari:

1. Bukti fisik (tangible) adalah penampilan dari fasilitas-fasilitas fisik,

perlengkapan individu dan alat-alat komunikasi.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

a. Tampilan kartu perdana.

b. Tampilan voucher.

2. Kehandalan (reliability) adalah kemampuan karyawan dalam memberikan

pelayanan kepada pelanggan.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

a. Kemampuan untuk memecahkan masalah pelanggan.

b. Kemampuan dalam memberikan informasi mengenai jasa yang

ditawarkan.

4. Daya tanggap (responsiveness) adalah kemauan karyawan dalam membantu

pelanggan dan memberikan pelayanan dengan cepat.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

a. Kemampuankaryawanmemberikan layanan dengan cepat.

b. Kesediaan karyawanuntuk selalu menolong.

4. Jaminan (assurance) adalah pengetahuan dan kemampuan karyawan untuk

(30)

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

a. Kenyamanan berinteraksi.

b. Kemampuan menjawab.

5. Empati (emphaty) adalah kepedulian dan perhatian pihak perusahaan kepada

pelanggan.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

a. Kepedulian karyawan terhadap kebutuhan pelanggan.

b. Perhatian karyawan pada semua pelanggan tanpa terkecuali.

2.2.6. Kepuasan Pelanggan

Pada saat ini perhatian terhadap kepuasan pelanggan semakin besar,

sehingga banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap hal tersebut. Pengukuran

terhadap kepuasan pelanggan telah menjadi hal yang sangat penting bagi setiap

badan usaha. Hal ini dikarenakan langkah tersebut dapat memberikan umpan balik

dan masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi strategi

peningkatan kepuasan. Kepuasan pelanggan disebut sebagai salah satu strategi

untuk memenangkan persaingan. Secara tradisional falsafah marketing merupakan

pencapaian kepuasan pelanggan.

Kepuasan pelanggan adalah kemenangan jangka panjang. Setiap individu

memiliki kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi untuk mempertahankan

hidupnya. Produk atau jasa dibuat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan dan

(31)

sudah terjadi dan diharapkan perusahaan akan mampu untuk menghasilkan jasa,

sesuai yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan.

Mowen (1995:89) menyatakan bahwa: kepuasan pelanggan sebagai

keseluruhan sikap yang ditunjukkan pelanggan atas barang atau jasa setelah

mereka memperoleh dan menggunakannya. Ini merupakan penilaian evaluatif

pasca pemilihan yang disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman

menggunakan atau mengkonsumsikan barang atau jasa tersebut.

Kotler (1997:40), mengemukakan bahwa: kepuasan merupakan perasaan

seseorang yang timbul dari perbedaan antara kinerja (hasil) yang diterima

pelanggan dengan harapannya. Jika kinerjanya lebih rendah dari harapannya,

maka pelanggan kecewa. Jika kinerja sama dengan harapannya, maka pelanggan

puas. Jika kinerjanya melebihi harapannya, maka pelanggan akan sangat puas.

Menurut Thyophoida & Natanael (2009:28), menyatakan bahwa: kepuasan

pelanggan didefinisikan sebagai perasaan kesenangan atau kekecewaan, suka atau

tidak suka yang timbul dari seseorang berkaitan sebuah produk yang ditawarkan.

Pelanggan membandingkan persepsi mereka atas kualitas produk setelah

menggunakan produk tersebut sesuai dengan ekspektasi kinerja produk sebelum

mereka membelinya. Tergantung pada bagaimana kinerja actual dibandingkan

dengan kinerja yang diharapkan. Mereka akan mengalami emosi yang positif,

negatif atau netral. Tanggapan emosional ini bertindak sebagai masukan atau

input dalam persepsi kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

Berdasarkan uraian diatas bahwa kepuasan merupakan respon pemenuhan

(32)

atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan

ini bisa lebih atau kurang. Oleh karenanya, perusahaan harus dapat memberikan

produk atau layanan yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan dari

pelanggan sehingga mencapai kepuasan dari pelanggan dan lebih jauh lagi dapat

menciptakan kesetiaan pelanggan.

Menurut Wenny dan Rizal (2008:48) bahwa kepuasan pelanggan diukur

dengan 3 indikator, antara lain:

1. Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan.

2. Jasa yang didapatkan melebihi harapan pelanggan.

3. Kepuasan pelanggan secara keseluruhan.

2.2.7. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan

Menurut Kotler dan Armstrong (1994:583), bahwa: kualitas produk dan

kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, selain itu juga

berpengaruh menciptakan keuntungan perusahaan. Semakin tinggi kualitas

perusahaan yang diberikan kepada pelanggan, semakin tinggi pula kepuasan yang

diperoleh oleh pelanggan.

Menurut Boone dan Kurtz (1995:439), bahwa: pelanggan akan merasa

puas, apabila mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang

diharapkan. Kualitas layanan menentukan kepuasan atau ketidakpuasan

pelanggan.

Dalam situasi persaingan yang semakin kompleks, kebutuhan dan

(33)

dari pelanggan. Semakin tinggi tingkat kemampuan pelanggan maka semakin

tinggi pula tuntutan yang diminta dalam pelayanan. Kalau tuntutannya terpenuhi

maka pelanggan akan puas, yang kemudian akan melakukan permintaan ulang dan

pada akhirnya pelanggan menjadi tidak mudah untuk pindah ke perusahaan lain

yang sejenis. Selain itu, pelanggan yang puas juga akan membantu kita untuk

mendapatkan pelanggan baru.

Hasil penelitian Thyophoida & Natanael (2009:39), menunjukkan bahwa:

variabel bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), ketanggapan

(responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (emphaty) memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan dalam melakukan belanja

(34)

2.3. Kerangka Konseptual

Bukti Fisik (X1)

Kualitas Layanan

(X) Kehandalan

(X2)

Daya Tanggap (X3)

Jaminan (X4)

Empati (X5)

Kepuasan Pelanggan

(Y)

Gambar 2.1

(35)

22

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan tujuan

penelitian, maka dalam penelitian diajukan hipotesis sebagai berikut, bahwa:

Diduga, “Kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan

(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian

ini adalah:

1. Kualitas layanan (X), adalah: persepsi pelanggan terhadap keunggulan suatu

layanan. Kualitas layanan (X) dibentuk oleh 5 dimensi, antara lain: (Wenny

dan Rizal, 2008:48)

a. Bukti fisik / tangible (X1), adalah: bukti fisik dari produk Indosat M2.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

X1.1 Tampilan kartu perdana.

X1.2 Tampilan voucher.

b. Kehandalan / reliability (X2), adalah: kemampuan karyawan Indosat

Surabaya dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

X2.1 Kemampuan untuk memecahkan masalah pelanggan.

X2.2 Kemampuan dalam memberikan informasi mengenai jasa yang

ditawarkan.

c. Daya tanggap / responsiveness (X3), adalah: kemauan karyawan Indosat

dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan dengan cepat.

(37)

X3.1 Kemampuankaryawanmemberikan layanan dengan cepat.

X3.2 Kesediaan karyawanuntuk selalu menolong.

d. Jaminan / assurance (X4), adalah: pengetahuan dan kemampuan karyawan

Indosat Surabaya untuk menciptakan kepercayaan dan keyakinan

pelanggan.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

X4.1 Kenyamanan berinteraksi.

X4.2 Kemampuan menjawab.

e. Empati / emphaty (X5), yaitu: adalah kepedulian dan perhatian pihak

Indosat Surabaya kepada pelanggan.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

X5.1 Kepedulian karyawan terhadap kebutuhan pelanggan.

X5.2 Perhatian karyawan pada semua pelanggan tanpa terkecuali.

2. Kepuasan pelanggan (Y), adalah perasaan kesenangan atau kekecewaan, suka

atau tidak suka yang timbul dari seseorang berkaitan sebuah produk yang

ditawarkan.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah: (Wenny dan Rizal,

2008:48)

Y1 Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan pihak Indosat

M2 di Surabaya.

Y2 Kecepatan browsing yang dimiliki produk Indosat M2 yang melebihi

(38)

Y3 Kepuasan pelanggan secara keseluruhan terhadap Indosat M2 di

Surabaya.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan teknik

pengukuran menggunakan semantic differential scale, yaitu: skala untuk

mengukur sikap atau perilaku responden yang berhubungan dengan kondisi sosial.

Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya

tentang serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam

bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi. Digunakan jenjang 7 dalam

penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut:

1 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Tanggapan atau pendapat pelanggan dinyatakan dengan memberi skor yang

berada dalam rentang nilai 1 sampai dengan 7 pada kotak yang tersedia di

sebelahnya, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 7 nilai tertinggi.

Jawaban dengan nilai antara 1 - 4 berarti kecenderungan untuk tidak setuju

dengan pernyataan yang diberikan, sedangkan jawaban dengan nilai antara 5 - 7

(39)

3.2. Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi, yang terdiri atas: obyek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2008:80)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan yang

menggunakan jasa layanan internet provider wireless broadband Indosat M2 di

Surabaya.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. (Sugiyono, 2008:80)

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability

sampling tepatnya purposive sampling, yaitu: pemilihan sampel berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2008:85). Adapun kriteria-kriteria itu adalah:

responden berusia minimal 18 tahun, dan responden pernah menggunakan

Provider Wireless Broadband Indosat M2.

Jumlah sampel didasari oleh asumsi SEM, bahwa besarnya jumlah sampel

yaitu: 5 - 10 kali parameternya yang diestimasi (Augusty, 2002:48). Pada

penelitian ini ada 13 indikator, sehingga jumlah sampel yang diestimasi yaitu

antara 65 - 130. Adapun jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini

adalah sebesar (8 x 13) = 104 responden. Hal ini dilakukan agar dapat memenuhi

persyaratan jumlah minimal sampel yang dikehendaki oleh alat analisis kuantitatif

(40)

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah jenis data primer,

yaitu: jenis data yang diperoleh dengan memberikan kuisioner secara langsung

pada pelanggan yang menggunakan Indosat M2 dan telah terpilih sebagai anggota

sampel.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah diperoleh dari

hasil pengisian kuesioner pada pelanggan yang menggunakan Indosat M2

(mahasiswa UPN Jawa Timur).

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan riset lapangan, yaitu:

kegiatan penelitian dengan tujuan langsung keobyek penelitian dengan:

1. Observasi, yaitu: cara pengumpulan data dengan jalan pengamatan secara

langsung terhadap obyek yang diselidiki mengadakan pencatatan seperlunya.

2. Kuesioner, yaitu: cara pengumpulan data dengan jalan memberikan

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada para responden.

3. Interview, yaitu: suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

wawancara secara langsung terhadap responden untuk mengetahui pendapat

(41)

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Reliabilitas dan Validitas

Variabel atau dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam

daftar pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitasnya, dimana hal ini

dijelaskan sebagai berikut:

a. Uji Validitas.

Validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity) yang

merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur.

b. Uji Reliabilitas.

Uji ini ditafsirkan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Jika nilai

alpha cukup tinggi (berkisar 0,50 - 0,60) dapat ditafsirkan suatu hasil

pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih,

dengan kata lain instrumen tersebut dapat diandalkan. (Augusty, 2002:93)

3.4.2. Uji Outlier Univariat dan Multivariat

Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik

secara univariat maupun multivariat, yaitu: yang muncul karena kombinasi

kharakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari

observasi-observasi lainnya. (Augusty, 2002:52)

3.4.2.1. Uji Outlier Univariat

Deteksi terhadap adanya outlier univariat dapat dilakukan dengan

(42)

mengkonversi nilai data penelitian kedalam standar score atau yang biasa disebut

dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar

satu.

Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam format yang standar (z-score),

maka perbandingan antara besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk

sampel besar (diatas 80 observasi), pedomana evaluasi adalah nilai ambang batas

dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk, 1995 dalam

Augusty, 2002:98). Oleh karena itu apabila ada observasi-observasi yang

memiliki z-score > 3,0 akan dikategorikan sebagai outlier.

3.4.2.2. Uji Outlier Multivariat

Evaluasi terhadap multivariat ouliers perlu dilakukan sebab walaupun data

yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat, tetapi

observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak

Mahalanobis (the Mahalanobis Distance) untuk tiap observasi dapat dihitung dan

menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah

ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat dilakukan dengan menggunakan

kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat  < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat

dievaluasi dengan menggunakan nilai 2 pada derajat kebebasan sebesar jumlah

item yang digunakan dalam penelitian. Apabila nilai Jarak Mahalanobisnya lebih

(43)

3.4.3. Uji Normalitas Data

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak adalah menggunakan uji critical ratio dari

Skewness dan Kurtosis, dengan ketentuan sebagai berikut:

Kriteria Pengujian:

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti

distribusi normal adalah:

1. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang + 2,58 maka distribusi

adalah tidak normal.

2. Jika nilai critical yang diperoleh berada pada rentang + 2,58 maka distribusi

adalah normal.

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling)

Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari

Measurement Model dan Structural Model. Measurement Model atau Model

Pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasikan sebuah dimensi atau faktor

berdasarkan indikator-indikator empirisnya. Structural Model adalah model

mengenai struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antara

faktor (Augusty, 2002:34). Untuk membuat pemodelan yang lengkap beberapa

langkah berikut ini yang perlu dilakukan:

a. Pengembangan model berbasis teori.

Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian atau

pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat.

(44)

b. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kausalitas.

Pada langkah kedua, model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama

akan digambarkan dalam path diagram. Path diagram tersebut memudahkan

peneliti melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diujinya.

c. Konversi diagram alur kedalam persamaan.

Setelah teori atau model dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah

diagram alur, spesifikasi model dikonversikan kedalam rangkaian persamaan.

d. Memilih Matriks Input dan Estimasi Model.

Perbedaan SEM dengan teknik multivariat lainnya adalah dalam input data

yang akan digunakan dalam pemodelan dan estimasinya. SEM hanya

menggunakan matriks varians kovarians atau matriks korelasi sebagai data

input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukannya.

e. Menilai Problem Identifikasi.

Problem identifikasi prinsipnya adalah problem mengenai ketidakmampuan

dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik.

Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala-gejala berikut ini:

1. Standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat besar.

2. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang disajikan.

3. Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif.

4. Muncul korelasi yang sangat tinggi antar korelasi estimasi yang didapat

(misalnya lebih dari 0,9).

(45)

Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap bebagai

kriteria goodness-of-fit. Kriteria-kriteria tersebut adalah:

1. Ukuran sampel yang digunakan adalah minimal berjumlah 100 dan dengan

perbandingan 5 observasi untuk setiap astimated parameter.

2. Normalitas dan Linieritas.

3. Outliers.

4. Multicolinierity and Singularity.

3.4.5. Uji Hipotesis

Dalam analisis SEM umumnya berbagai jenis fit index yang digunakan

untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesakan dengan data

yang disajikan. Berikut ini adalah index kesesuaian dan cut-off valuenya untuk

digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.

a. 2 (Chi Square Statistic).

Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood

ratio Chi-Square Statistic. Model yang diuji akan dipandang baik atau

memuaskan apabila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai 2

semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off

value sebesar  > 0,05 atau  > 0,10.

b. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation).

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi

chi-squre statistic dalam yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan

(46)

RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan index untuk dapat

diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu

berdasarkan degree of freedom.

c. GFI (Goodness of Fit Index).

Indeks keseusaian (fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang dari

varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi

yang terestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang

mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit).

Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit.

d. AGFI (Adjusted Goodness-of-Fit Index).

GFI adalah analog dari R2 dalam regresi linier berganda, yaitu: suatu koefisien

yang mengukur ketepatan sebuah model yang digunakan. Tingkat penerimaan

yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau

lebih besar dari 0,90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang

memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks

kovarians sampel.

e. CMIN/DF.

The Minimum Sample Discrepancy Function (CMIN) dibagi dengan degree of

freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN/DF, yang umumnya dilaporkan

oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya

sebuah model. Nilai 2 relatif kurang dari 2.0 atau bahkan kadang kurang dari

(47)

34

f. TLI (Tucker Lewis Indeks).

TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan

sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang

direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah

penerimaan > 0.95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very

good fit.

g. CFI (Comparative Fit Index).

Merupakan besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 - 1, dimana

semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (a

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Pada tahun 1996, PT. Indosat Mega Media (Indosat M2) didirikan

sepenuhnya, dimiliki oleh PT. Indosat operator International telekomunikasi

terkemuka di Indonesia. PT. Indosat M2 mendirikan sebuah anak perusahaan

bernama PT. Menara Jakarta untuk membangun gedung multimedia paling

canggih dikawasan Kemayoran, Jakarta.

Pada tahun 1997, selanjutnya membuat anak perusahaan PT. Metra, untuk

mengoperasikan bisnis TV bayar, membuat anak perusahaan PT. Yasawirya Indah

Mega Media, bekerjasama dengan TMII (Taman Mini Indonesia Indah) dan YTC

(perusahaan rumah produksi) untuk menjalankan bisnis hiburan di TMII.

Pada tahun 2000, Indosat M2 mulai beroperasi membayar TV dengan

internet via kabel TV didaerah Kelapa Gading, dengan kantor pusat digedung

Sarana Jaya, 4 lantai, Jl. Budi Kemulian No.1, Jakarta Pusat. Selanjutnya

melakukan pemasaran bersama yang mulai menjual internet bagi pelanggan Kabel

Vision.

Pada tahun 2001, PT. Indosat alih bisnis Indosatnet untuk Indosat M2, dan

Indosat M2 menjadi terbesar ISP (Internet Service Provider) dan Polri (Internet

Network Provider) operator di Indonesia.

Pada tahun 2002, deployment TV kabel jaringan dengan mitra dibeberapa

(49)

Ghz untuk link lokal untuk mendukung Indosatnet berdedikasi, dan peluncuran

IM2 Link (IP-VPN). Pada 5 November 2002, Indosat M2 menjadi IP-VPN

pertama di Indonesia penyedia layanan. Pada 31 Desember 2002 Indosatcom

merger dengan Indosat M2, dan dioperasikan Indosat M2 B2B e-commerce dan

juga memiliki anak perusahaan baru PT. Media Gate Indonesia.

Pada tahun 2003, divestasi PT. Metra dan PT. Menara Jakarta, selanjutnya

Indosat M2 melakukan peluncuran nomor akses internet dial-up nasional

080988001, dan dial-up Indosatnet bisa akses dari 180 kota Indonesia. Peluncuran

IM2 Indosatnet kolaborasi instan mobile dengan Satelindo dan Indosatnet bisa

diakses melalui telepon seluler pelanggan Satelindo. Peluncuran IM2 Indosatnet

Power Surf, fitur baru untuk mempercepat aktivitas browsing internet terutama

bagi pelanggan dial-up, dan pengadilan VOIP (telephone via internet)

menggunakan jaringan TV kabel.

Pada tahun 2004, Indosat M2 dan BTN (Beyond The Network)

menandatangani perjanjian kerjasama pada pelaksanaan IP-VPN Internasional

yang berbasis MPLS (Multi Protocol Label Switching). Hal ini memperluas

layanan IM2 Link tidak hanya di Asia Tenggara, tapi juga ke China, Jepang,

Korea, Australia, dan bahkan Eropa serta Amerika Selatan, dan diluncurkan tarif

baru Indosatnet, Kartu Prabayar IM2, dan Hotspot IM2 pada 14 Agustus, dan

Indosat M2 resmi menjadi anggota ke-19 Wireless Broadband Alliance (WBA),

serta menerima penghargaan Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA)

pada 31 September 2004, selama 2 tahun berturut-turut.

(50)

DVB-RCS dan satelit untuk daerah terpencil. Indosat M2 meluncurkan lokasi hotspot

terbesar di Indonesia yang berlokasi di Cihampelas Walk (Ciwalk), sebuah mal

dengan konsep udara terbuka diarea 3,5 hektar. Indosat M2 memenangkan Call

Centre Award 2006 untuk service excellence oleh pusat dari Customer

Satisfaction & Loyalty (CCSL). Memulai Indosat M2 i-memova, sebuah MMS

berbasis push-mail yang dapat digunakan oleh pelanggan prabayar dan pasca

bayar ponsel. Ini adalah yang pertama dari jenisnya di Indonesia.

Pada tahun 2006, Indosat M2 memenangkan Top Brand Award untuk

merek internet terkemuka di Indonesia sebagai pengakuan atas prestasi luar biasa

dalam membangun brand atas dari majalah marketing dan Frontier Consulting

Group. Mencapai sertifikasi ISO 9001:2000 tentang sistem manajemen mutu.

Didirikan 1 Gbps koneksi IIX, ISP pertama menawarkan 3,5 G HSDPA

broadband internet dengan menggunakan teknologi.

Pada tahun 2007, Call Center Award untuk mencapai kinerja pelayanan

yang sangat baik dari CCSL & majalah marketing. Marketing Award untuk The

Best didorong pasar perusahaan dari majalah marketing dan Frontier Consulting

Group. Top Brand Award sebagai pengakuan atas pencapaian luar biasa dalam

membangun Top Brand dari majalah marketing dan Frontier Consulting Grup

untuk kedua kalinya. Memperkenalkan quot; Blitz & quot; IP-VSAT Ku-band,

jenis pertama di Indonesia.

Pada tahun 2008, jalankan prabayar Wireless Broadband Internet pertama

di Indonesia. Dengan hanya sedikit lebih dari 1 dolar, pelanggan dapat menikmati

(51)

Best Contact Center operasional dari Indonesia Contact Center Association

(ICCA) sebagai pengakuan atas dedikasi Indosat M2 untuk pelayanan prima

dalam divisi Contact Center. Bekerja sama dengan Intel Corp untuk prosesor Intel

World Ahead Program sebagai bagian dari akses terhadap teknologi komputer dan

percepatan penggunaan broadband nirkabel. Intel Corp menyumbangkan beberapa

ribu Classmate PC (CMPC) untuk berbagai sekolah di Indonesia dengan

dukungan konektivitas broadband nirkabel dari Indosat M2.

Pada tahun 2009, mengadopsi 2000 pohon di Gede-Pangrango Taman

Nasional Gunung. Menerima berbagai penghargaan seperti Top Brand 2009 dari

Pemasaran Magz dan Frontier Consulting Group dan The Best Call Center Award

2009 dari CCSL dan ICCA. Certified sebagai dunia yang paling inovatif

perusahaan broadband nirkabel dari Wireless Broadband Alliance (WBA).

Diluncurkan Truf Mobile, akses internet melalui CDMA. Bekerja sama dengan

Mobile-8. Tambahkan IBS banyak (IM2 Broadband Services) diseluruh kota-kota

besar Indonesia untuk melayani pelanggan lebih cepat dan lebih baik.

Diperkenalkan solusi e-payment disebut iPay.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Tanggapan responden tentang kualitas layanan (X) dan kepuasan

pelanggan (Y) yang menggunakan jasa provider wireless broadband Indosat M2

di Surabaya, dimana kuisioner disebarkan pada 104 orang. Untuk jawaban

(52)

sampai 7 pada masing-masing skala, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah

dan nilai 7 menunjukkan nilai tertinggi.

Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini dilihat dari

jenis kelamin dan usia responden. Berikut karakteristik responden yang disajikan

dalam tabel frekuensi berikut:

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari 104 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui jenis kelamin dari responden, yakni pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Pria 56 53,85

2 Wanita 48 46,15

Total 104 100,00

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.1, dapat diketahui bahwa responden pria sebanyak 56 orang

(53,85 %) dan responden wanita sebanyak 48 orang (46,15 %).

2. Berdasarkan Usia

Dari 104 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

(53)

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase

(%)

1 17-30 tahun 53 50,96

2 31-45 tahun 36 34,62

3 ≥ 45 tahun 15 14,42

Total 104 100,00

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.2, diketahui responden berusia 17-30 tahun sebanyak 53 orang

(50,96 %), usia 31-45 tahun sebanyak 36 orang (34,62 %), dan usia 45 tahun lebih

sebanyak 15 orang (14,42 %).

4.2.2. Deskripsi Kualitas Layanan (X)

Kualitas layanan (X) adalah persepsi pelanggan terhadap keunggulan suatu

layanan. Kualitas layanan (X) dibentuk oleh 5 dimensi, antara lain: Bukti Fisik

(X1), Kehandalan (X2), Daya Tanggap (X3), Jaminan (X4) dan Empati (X5).

Penjelasan masing-masing dimensi pembentuk kualitas layanan (X),

adalah sebagai berikut:

4.2.2.1. Bukti Fisik / Tangible (X1)

Bukti Fisik (X1) adalah bukti fisik dari produk Indosat M2. Hasil

(54)

Tabel 4.3

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Bukti Fisik (X1)

Skor Jawaban No Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 Mean

Skor

1 Tampilan kartu perdana Indosat

M2 menarik 0 0 3 22 45 25 9 5,14

2 Tampilan voucher Indosat M2

bagus 0 1 9 25 27 36 6 5,02

Mean Skor Keseluruhan 5,08 Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa: pernyataan “Tampilan kartu

perdana Indosat M2 menarik” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,65, yang

berarti responden setuju bahwa tampilan yang meliputi desain dan kemasan kartu

perdana Indosat M2 menarik. Sedangkan secara keseluruhan rata-rata tanggapan

responden terhadap variabel Bukti Fisik (X1) sebesar 5,08, yang berarti responden

setuju bahwa penampilan fisik kartu perdana dan voucher Indosat M2 sangat

bagus dan menarik.

4.2.2.2. Kehandalan / Realibility (X2)

Kehandalan (X2) adalah kemampuan karyawan Indosat Surabaya dalam

memberikan pelayanan kepada pelanggan. Hasil tanggapan responden terhadap

(55)

Tabel 4.4

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Kehandalan (X2)

Kemampuan karyawan Indosat M2 untuk memecahkan masalah pelanggan cukup baik

0 1 9 20 39 27 8 5,02

2

Kemampuan karyawan Indosat M2 dalam memberikan informasi dengan jelas mengenai jasa yang ditawarkan

0 0 4 28 40 26 6 5,02

Mean Skor Keseluruhan 5,02 Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa pernyataan “Kemampuan

karyawan Indosat M2 untuk memecahkan masalah pelanggan cukup baik” dan

pernyataan “Kemampuan karyawan Indosat M2 dalam memberikan informasi

dengan jelas mengenai jasa yang ditawarkan” memiliki nilai rata-rata yang sama

sebesar 5,02, yang berarti responden setuju bahwa kemampuan karyawan Indosat

M2 dalam memecahkan masalah pelanggan dan memberikan informasi dengan

jelas mengenai jasa yang ditawarkan cukup baik. Sedangkan secara keseluruhan

rata-rata tanggapan responden terhadap variabel Kehandalan (X2) sebesar 5,02,

yang berarti responden setuju bahwa karyawan Indosat M2 memiliki kemampuan

yang dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.

4.2.2.3. Daya Tanggap / Responsiveness (X3)

Daya tanggap (X3) adalah kemauan karyawan Indosat dalam membantu

pelanggan dan memberikan pelayanan dengan cepat. Hasil tanggapan responden

(56)

Tabel 4.5

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Daya Tanggap (X3)

Kemampuan karyawan Indosat M2memberikan layanan dengan cepat

1 6 7 16 22 32 20 5,19

2 Kesediaan karyawanIndosat M2

untuk selalu menolong 0 4 2 25 22 33 18 5,27 Mean Skor Keseluruhan 5,23 Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa pernyataan “Kesediaan karyawan

Indosat M2 untuk selalu menolong” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 5,27,

yang berarti responden setuju bahwa karyawan Indosat M2 selalu bersedia untuk

menolong pelanggan yang kesulitan berkaitan dengan penggunaaan Indosat M2.

Sedangkan secara keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap variabel

Daya Tanggap (X3) sebesar 5,23, yang berarti responden setuju bahwa karyawan

Indosat M2 bersedia untuk membantu dan memberikan layanan yang cepat dan

tepat kepada pelanggan.

4.2.2.4. Jaminan / Assurance (X4)

Jaminan (X4) adalah pengetahuan dan kemampuan karyawan Indosat

Surabaya untuk menciptakan kepercayaan dan keyakinan pelanggan. Hasil

(57)

Tabel 4.6

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Jaminan (X4)

Kenyamanan berinteraksi antara pelanggan dengan karyawan Indosat M2

0 4 13 12 24 31 20 5,20

2

Kemampuan karyawan dalam menjawab pertanyaan dari pelanggan cukup baik

0 3 8 14 30 27 22 5,31

Mean Skor Keseluruhan 5,25 Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa pernyataan “Kemampuan

karyawan dalam menjawab pertanyaan dari pelanggan cukup baik” memiliki nilai

rata-rata tertinggi sebesar 5,31, yang berarti responden setuju bahwa karyawan

Indosat M2 memiliki kemampuan yang baik dalam menjawab pertanyaan dari

pelanggan. Sedangkan secara keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap

variabel Jaminan (X4) sebesar 5,25, yang berarti responden setuju bahwa

karyawan Indosat M2 memiliki kemampuan yang baik dalam menjawab

pertanyaan dari pelanggan, dan karyawan Indosat M2 mampu berinteraksi dengan

nyaman dengan para pelanggan.

4.2.2.5. Empati / Empathy (X5)

Empati (X5) adalah kepedulian dan perhatian pihak Indosat Surabaya

kepada pelanggan. Hasil tanggapan responden terhadap empati (X5) dapat dilihat

(58)

Tabel 4.7

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Empati (X5)

Kepedulian karyawan Indosat M2terhadap kebutuhan pelanggan

1 8 7 20 21 30 17 5,02

2

Perhatian karyawan Indosat M2 pada semua pelanggan tanpa terkecuali

0 2 11 12 18 34 27 5,46

Mean Skor Keseluruhan 5,24 Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa pernyataan “Perhatian karyawan

Indosat M2 pada semua pelanggan tanpa terkecuali” memiliki nilai rata-rata

tertinggi sebesar 5,46, yang berarti responden setuju bahwa karyawan Indosat M2

memberikan perhatianpada semua pelanggan tanpa terkecuali. Sedangkan secara

keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap variabel Empati (X5) sebesar

5,24, yang berarti responden setuju bahwa karyawan koperasi Indosat M2 peduli

dan memberikan perhatian kepada semua pelanggan.

4.2.3. Kepuasan Pelanggan (Y)

Kepuasan pelanggan (Y) adalah perasaan kesenangan atau kekecewaan,

suka atau tidak suka yang timbul dari seseorang berkaitan sebuah produk yang

ditawarkan. Hasil tanggapan responden terhadap kepuasan pelanggan (Y) dapat

(59)

Tabel 4.8

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Kepuasan Pelanggan (Y)

Skor Jawaban

Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan pihak Indosat M2 di Surabaya

0 3 13 13 25 29 21 5,22

2

Kecepatanbrowsing yang

dimiliki produk Indosat M2 yang melebihi harapan pelanggan

0 2 9 13 34 25 21 5,29

3

Kepuasan pelanggan secara keseluruhan terhadap Indosat M2 di Surabaya

0 6 11 16 19 33 19 5,14

Mean Skor Keseluruhan 5,22 Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.8, diketahui bahwa pernyataan “Kecepatan browsing

yang dimiliki produk Indosat M2 yang melebihi harapan pelanggan” memiliki

nilai rata-rata tertinggi sebesar 5,29, yang berarti responden setuju bahwa

kecepatan browsing yang dimiliki produk Indosat M2 yang melebihi harapan

pelanggan. Sedangkan secara keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap

variabel kepuasan pelanggan (Y) sebesar 5,22, yang berarti responden setuju

bahwa sebagian besar pelanggan merasa puas dengan layanan yang diberikan oleh

produk Indosat M2.

4.3. Analisis Data

4.3.1. Uji Outlier

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang

terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam

Gambar

Tabel  4.17. Uji Kausalitas Antar Faktor .....................................................
Gambar 4.2. Model Pengukuran & Struktural Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan, Model Spesifikasi: One Step Approach – Modifikasi Model.................................................................
Tabel 1.1 Data Pengguna Baru Yang Menggunakan Jasa Internet
Tabel 1.2 Jumlah Komplain Pengguna Jasa Internet
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tem a t ersebut , kerangka isi karangan yang paling runt ut berdasarkan pola dedukt if adalah (A) pentingnya pembiasaan berperilaku tertib lalu lintas, manfaat

Dalam periode Februari 2017 sampai dengan Juli 2017, DPPM telah melaksanakan berbagai kegiatan yang meliputi: (1) Partisipasi aktif dalam program Pemerintah; (2) Program

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan karier adalah keberhasilan individu untuk membuat keputusan karir dengan informasi yang cukup dan sesuai dengan

Klik tombol Test untuk menguji koneksi, dan jika sukses klik tombol Save. Pastikan centang Save Password agar password dapat diingat oleh sistem setiap kali bekerja dengan

[r]

Paterson beranggapan bahwa, environmental atau teori politik hijau dalam kaitannya dengan teori hubungan internasional adalah sama-sama menjelaskan destruksi yang diakibatkan

Hal tersebut memberikan makna bahwa dengan adanya pengeluaran oleh pemerintah dalam bentuk belanja bantuan sosial dapat menurunkan angka kemiskinan yaitu jumlah penduduk

menyelesaikan dengan baik skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Profitabilitas Yang Di Moderasi Oleh Jenis Perusahaan Pada Perusahaan Tambang