• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK A MILD VERSI “GO A HEAD DIVING” (Analisis Semiotika Terhadap Iklan A MILD versi “Go A Head Diving” di Media luar Ruang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAKNAAN IKLAN ROKOK A MILD VERSI “GO A HEAD DIVING” (Analisis Semiotika Terhadap Iklan A MILD versi “Go A Head Diving” di Media luar Ruang)."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK A MILD VERSI

“GO A HEAD DIVING”

(Analisis Semiotika Ter hadap Ik lan A MILD ver si “Go A Head Diving” di Media luar Ruang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syar atan Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

Oleh :

ELSYE WEDNES SHEPTALINA 0543010224

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAH AN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN PO LITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)
(3)

ABSTRAKSI

ELSYE WEDNES SHEPTALINA (0543010224) PEMAKNAAN IKLAN

ROKOK A MILD VERSI GO A HEAD DIVING DI MEDIA LUAR RUANG

(Analisis semiotika ter hadap iklan r okok A Mild ver si Go A Head Diving di

media luar r uang)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana makna

yang dikomunikasikan iklan A Mild pada media luar ruang.

Teori yang digunakan adalah semiotika Charles Sanders Pierce yang

mengemukakan membagi antara tanda dan acuannya tersebut menjadi 3 kategori

yaitu : ikon, indeks, simbol adalah tanda yang hubungannya antara penanda dan

penandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Kerangka berfikir yang

digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada Frame of Reference

(berdasarkan pengetahuan) serta Field of Experience (latar belakang pengalaman).

Metode semiotik dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu

sebuah metode yang lebih mudah menyesuaikan diri bila dalam penelitian ini

kenyataannya ganda, menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti

dengan objek peneliti, leih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan pengaruh

terhadap pola- pola nilai yang dihadapi Teknik analisis data dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berupa gambar.

Hasil yang didapat dari interpretasi iklan A Mild adalah berupa iklan yang

persuasive karena A Mild masih dalam tahap kompetitif dengan para pesaingnya.

Maka dari itu A Mild berusaha membentuk citra sebagai rokok yang kreatif,

(4)

Kesimpulan yang didapat adalah iklan ini ingin menyampaikan pesan

kepada khalayak luas yaitu untuk memiliki ingin lebih membangkitkan dan

meningkatkan masyarakat agar lebih maju ke depan dan percaya diri untuk

menaklukkan dan melestarikan laut yang mulai rusak karena akhir- akhir ini

sering terjadi musibah. Contohnya seperti terumbun karang yang menjadi salah

satu keindahan wisata bahari di laut, pasca musibah seperti tsunami yang akhir-

akhir ini sering terjadi di Indonesia maka itu dengan menyelam. Dengan kita

membangkitkan untuk melestarikan laut atau lingkungan yang ada di laut maka

(5)

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillaahir abbil’aalamin, dengan mengucapkan puji syukur

kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang penulis beri judul Pemaknaan Ik lan Rokok A

MILD ver si GO A HEAD diving di media luar r uang (analisis semiotika

ter hadap iklan rokok A Mild ver si Go A Head) Sejujurnya, penulis akui bahwa

pendapat sulit ada benarnya tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari

diri sendiri. Oleh karena itu, kebanggaan penulis bukanlah pada selesainya skripsi

ini melainkan kemenangan atas berhasilnya menundukkan diri sendiri.

Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih

kepada semua pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini, diantaranya :

1. Ibu Dr a. Hj. Supar wati, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak J uwito, S.Sos, M.Si Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Zainal Abidin, S.Sos.,M.Si, selaku dosen pembimbing yang memiliki

empati terhadap kondisi penulis.

4. Tak lupa, kepada seluruh staff dan kar yawan UPN veteran jawa timur

khususnya FISIP jurusan Ilmu Komunikasi yang turut membantu kelancaran

baik dalam hal administrasi maupun kepengurusan akademik.

(6)

6. Keluarga di Surabaya k edua or ang tuaku beserta adekku ocha,ellen tante

ani,dan juga ar ip trima kasih atas doa dan dukungannya.

7. Buat teman- temanku M’bulets (afni, angger z, ntan, bubu, defi, teby, r ima,

iin, butet, r ia, lemot, nany) semuanya aja terima kasih buat support nya. 8. Buat monyetku yang di sana Dizdiez ber ser ta keluar ganya Terima kasih

untuk dukungan dan semangat yang sudah diberikan.

9. Buat temen seperjuanganku mahar dika dan juga andika ayoooh semangat,.

10.Buat temenku Nita CS , begitu juga Nico N.B terima kasih atas segala

bantuan,semangat, waktu dan segalanya tentang aku yang udah diberikan,

never forget you boy..

11.Buat anak anak UPN Ikom angkatan 2005, ayooo rek ojok kalah karo anak

2007. kita pasti bisa…….

Sungguh penulis menyadari benar bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna dan penuh keterbatasan. Oleh karena itu, segala bentuk saran dan kritik

yang membangun nilai positif sangat dinantikan oleh penulis untuk memperbaiki

kekurangan yang ada dengan harapan bahwa skripsi ini Insya Allah akan berguna

bagi rekan-rekan di Jurusan Ilmu Komunikasi. Akhir kata penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat, bagi semua yang membutuhkan.

Surabaya, 28 maret 2011

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... ii

ABSTRAKSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Pengertian Periklanan ... 8

2.1.2 Definisi Iklan ... 10

2.1.3 Jenis- Jenis Iklan ... 11

2.1.4 Iklan Media Luar Ruang ... 13

(8)

2.2.2. Konsep Makna ... 21

2.2.3 Penggunaan Warna ... 25

2.3 Kerangka Berpikir... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Metodologi Penelitian ... 31

3.2 Corpus Penelitian ... 31

3.2.1 Unit Analisis ... 32

3.2.1.1 Ikon ... 32

3.2.1.2 Indeks ... 33

3.2.1.3 Simbol ... 33

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.4 Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan penyajian Data 38 4.1.1 Rokok A Mild... 38

4.1.2 Penyajian Data... 42

4.2 Analisis Iklan A Mild Versi Go A Head...44

4.2.1 Ikon (icon)...45

4.2.2 Indeks (index)...51

(9)

4.3 Makna Keseluruhan Pemaknaan Iklan a Mild Versi Go A Head

Diving ( Triangel Of Meaning Pierce)...55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...

5.1 Kesimpulan...58

5.2 Saran...59

BAGIAN AKHIR

Daftar Pustaka...60

(10)

Halaman

Gambar 2.1. Elemen makna Pierce ... 20

Gambar 2.2. Model Kategori Tanda ... 20

Gambar 2.3. Bagan Kerangka Berpikir Penelitian tentang Pemaknaan Iklan

Rokok A Mild versi “Go A Head Diving” di Media Luar Ruang

Tahun 2010 ... 30

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Devito, Joseph, 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta : Professional Books. Jefkinds, Frank,. 1997. Periklanan. Jakarta : Erlangga.

Shimp, Terence, 2003. Periklanan ASPEC Promosi Tambahan Komunikasi

Terpadu. Yakarta: Erlangga.

Sobur, Alex, 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung : Remaja Roskardaya.

Sudiana, Dendi. 1986. Komunikasi Periklanan Cetak. Bandung : Remadja Karya.

Suhandang, Kustadi. 2005 Periklanan : Manajemen, Kita dan Strategi. Bandung :

Penerbit Nuansa.

Widyatama, Rendra, 2005. Pengantar Periklanan Jogjakarta : Pustaka Publisher

Skr ipsi :

Eko setiadi, Pemaknaan iklan a mild versi mobil menarik kaleng di billboard

(analisis pemaknaan iklan a mild versi mobil menarik kaleng di billboard)

Website :

Media.Isnet.org/islam/paramadina/jurnal/jender1.html, Jurnal Pemikiran Paramadina.

(http://puslit.petra.ac.id/journals/desaign/).

(udaayana.blogspot.com /24 agustus 2010)

(13)
(14)

ROKOK A MILD VERSI GO A HEAD DIVING DI MEDIA LUAR RUANG

(Analisis semiotika ter hadap iklan r okok A Mild ver si Go A Head Diving di

media luar r uang)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana makna yang

dikomunikasikan iklan A Mild pada media luar ruang.

Teori yang digunakan adalah semiotika Charles Sanders Pierce yang

mengemukakan membagi antara tanda dan acuannya tersebut menjadi 3 kategori yaitu

: ikon, indeks, simbol adalah tanda yang hubungannya antara penanda dan

penandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Kerangka berfikir yang digunakan

dalam penelitian ini berdasarkan pada Frame of Reference (berdasarkan pengetahuan)

serta Field of Experience (latar belakang pengalaman).

Metode semiotik dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu

sebuah metode yang lebih mudah menyesuaikan diri bila dalam penelitian ini

kenyataannya ganda, menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan

objek peneliti, leih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan pengaruh terhadap

pola- pola nilai yang dihadapi Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berupa gambar.

Hasil yang didapat dari interpretasi iklan A Mild adalah berupa iklan yang

persuasive karena A Mild masih dalam tahap kompetitif dengan para pesaingnya.

Maka dari itu A Mild berusaha membentuk citra sebagai rokok yang kreatif,

(15)

Kesimpulan yang didapat adalah iklan ini ingin menyampaikan pesan kepada

khalayak luas yaitu untuk memiliki ingin lebih membangkitkan dan meningkatkan

masyarakat agar lebih maju ke depan dan percaya diri untuk menaklukkan dan

melestarikan laut yang mulai rusak karena akhir- akhir ini sering terjadi musibah.

Contohnya seperti terumbun karang yang menjadi salah satu keindahan wisata bahari

di laut, pasca musibah seperti tsunami yang akhir- akhir ini sering terjadi di Indonesia

maka itu dengan menyelam. Dengan kita membangkitkan untuk melestarikan laut

atau lingkungan yang ada di laut maka kita bias membantu membudidayakan wisata

(16)

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini iklan sudah menjadi sarana bagi kebanyakan pengusaha yang

memiliki anggaran besar untuk kegiatan promosi sebagai cara untuk

mendongkrak penjualan produknya. Iklan tersebut disampaikan melalui dua

saluran media massa, yaitu media cetak dan media elektronik. Para pemasang

iklan tentunya berlomba-lomba untuk dapat menampilkan iklan semenarik

mungkin agar selalu dapat diingat oleh konsumennya.

Organisasi profesional AMA (The american Marketing Assosiation)

menyebutkan bahwa iklan merupakan bentuk pembayaran terhadap suatu proses

penyampaian dan perkenalan ide-ide, gagasan, dan layanan yang bersifat non

pesonal atas tanggungan sponsor tertentu. Di Indonesia, masyarakat periklanan

Indonesia mengartikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang produk atau

jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditujukan pada sebagaian atau

seluruh masyarakat (Widyatama, 2005:16). Menurut Suhadang (2005:13)

periklanan adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor

tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah media

massa atas penyiaran iklannya. Adapun iklan itu sendiri biasanya dibuat atas

pesanan si pemasang oleh sebuah agen atau biro iklan, atau bisa saja oleh Humas

lembaga pemasang iklan itu sendiri. Bisa disimpulkan bahwa periklanan adalah

(17)

2

Tujuan dari periklanan adalah untuk membujuk konsumen untuk

melakukan sesuatu, biasanya untuk membeli sebuah produk. Agar iklan dapat

menarik dan berkomunikasi dengan khalayaknya dalam cara tertentu sehingga

membuahkan hasil yang diinginkan, pengiklan harus memahami khalayak

mereka. Mereka harus mengakrabkan diri dengan cara berfikir konsumen, dengan

faktor-faktor yang memotivasi mereka, serta lingkungan dimana mereka hidup

(Lee&Johson, 2004:108). Jadi yang diutamakan bukan hanya bagaimana pesan

dari iklan tersebut dapat menarik minat konsumen, tapi bagaimana pesan dari

iklan tersebut dapat tepat sasaran dan meningkatkan penjualan produk.

Dalam komunikasi periklanan, yang digunakan bukan hanya bahasa

sebagai alatnya, tetapi juga alat komunikasi lainnya seperti ganbar, warna dan

bunyi. Sering juga kita jumpai dalam mengiklanan suatu produk, produk tersebut

tidak ditampilkan secara langsung, daya tarik iklannya ditampilkan hanya melalui

logo dari produk tersebut, warna-warna beserta kalimat pesan yang mengandung

makna konotatif.

Dalam dunia periklanan sendiri ada tiga produk yang selalu menimbulkan

kontroversi, yaitu alkohol, rokok, dan kondom. Karena itu dibutlah peraturan-

peraturan yang membatasi gerak periklanan ketiga produk tersebut. Hampir iklan

produk rokok dengan bahasa simboliknya mengajak audience untuk bermimpi,

melayang, dan membayangkan suatu kesenangan atau kenikmatan yang pada

akhirnya mau mengkonsumsi produk yang ditawarkan

(http://puslit.petra.ac.id/journals/desaign/). Oleh sebab karena itu sebuah iklan

(18)

perwujudan dari produk tersbut. Hal ini membuat para pembuat iklan produk

mereka kepada khalayak luas.

A Mild adalah salah satu salah satu brand rokok yang di produksi oleh PT. HM Sampoerna. PT. HM. Sampoerna, Tbk sebagai perusahaan yang

memproduksi pertama kali di bangun oleh keluarga sampoerna secar turun

menurun. Kesuksesan diawali dari perintisan bisnis oleh Liem Seeng Tee,

dilanjutkan dengan kesuksesan Liem Swie Ling membangun pondasi bisnis yang

kokoh, lalu kemudian diteruskan hingga kini oleh putera Sampoerna dan Michael

Joseph Sampoerna, Putranya bersama produk- produk andalannya seperti Dji Sam

Soe, Sampeorna Hijau, dan Samperna A Mild, perusahaan ini sebenarnya telah menjadi salah satu perusahaan yang paling kokoh di dunia usaha Indonesia.

Dengan demikian ketika awal maret 2005 ini diumumkan akuisisi Philip Moris

International, produsen Marlboro, atas PT. HM. Sampoerna, maka menjadi wajar

jika ada yang mempertanyakan kemampuan produk-produk Sampoerna bertahan

di jalur rokok yang memiliki brand image sebagai Indonesia.

A Mild sudah membantu dan mempopulerkan iklan berbagai kreativitas

para pemuda di Indonesia dalam beberapa tahun ini. Seperti halnya iklan-iklan A

Mild terdahulu yang selalu unik dan menarik untuk disimak, iklan A Mild kali ini juga memberikan sesuatu yang lain dari yang lain dari iklan produk sejenis.

Penggarapan atas iklan tersebut tetap dipercayakan pada agency periklanan di

jakarta, Ogilvy & ditangani oleh Bob Krabbe dari RT Film dengan menggunakan

(19)

4

dengan produk yang ditawarkan, iklan A Mild selama ini juga menjadi trend setter

dalam dunia iklan. Untuk itu, selalu mencoba memunculkan sesuatu yang

berbeda. Kami berharap iklan ini tidak saja mampu menyampaikan keunggulan

produk Sampoerna A Mild, tetapi juga menghibur dan mampu memberikan

inspirasi bagi ide- ide kreatif baru”, ujar senior Brand Manager A Mild Sendi

Sugianto. (http://www.prospek.biz/indeks.php 05 mei 2010).

Sisi menarik lain dari tampilan iklan A adalah justru produk yang

ditawarkan (yaitu rokok A Mild) disajikan dalam skala yang kecil dan nyaris tidak menonjol. Padahal sebagai suatu produk yang dipasarkan, biasanya tampil

mencolok dan cenderung menjadi fokus dari sajian iklan namun hal ini justru

tidak dilakukan oleh iklan rokok A Mild tersebut.

Sebuah iklan A Mild ternyata tidak semata- mata mempunyai fungsi untuk

mendorong, membujuk pada khalayak ramai tentang benda dan jasa yang

ditampilkan iklan rokok A Mild melainkan iklan ini menghadirkan sebuah

prospektif dari keinginan-keinginan yang terjadi di masyarakat atas sebuah

perubahan. Tampilan iklan rokok A Mild bukanlah sebuah produk yang dihasilkan

melalui suatu aturn yang kaku, iklan A Mild membawa pesan-pesan filosofis atas

realitas yang ditampilkan melalui kreativitas pembuatan iklan.

Pada aspek simbolis inilah sajian iklan harus dibaca sebagai suatu sistim

pemaknaan. Rosalind Coward dan John Ellis seperti dikutip freddy h. Istanto

dalam (http://pulsit.petra.ac.id/journals/desaign) mengatakan bahwa semua

(20)

sebagai pertukaran (exchange) diantara subyek- subyek dan karenanya dapat bersandar pada linguistik sebagai model untuk mengembangkan realitasnya secara

sistematis.

Berturut-turut iklan-iklan tematik A Mild bisa di uraikan sebagai berikut: versi How Low Can You Go, versi Bukan Basa Basi, versi Other Can Only

Follow, versi go With the Real Low, vesi Benda Bisa Bicara dan yang terbaru Go

A Head. Iklan A Mild versi Go A Head yang menampilkan gambar par a diving di dalam dasar laut tampil dalam berbagai jenis iklan media, baik above the line

(media massa) maupun under the line (media out-door dan indoor) iklan ini

tampil melalui iklan telivisi dan media majalah. Sementara pada media under the

line iklan tampil melalui media billboard, poster dan bungkus rokoknya sendiri. Iklan A Mild versi Go A Head gambar para diving didasar laut yang di muat di media luar ruang billboard serentak di seluruh wilayah Indonesia Pada

Tanggal 12 Oktober 2010 sebagimana iklan A Mild versi sebelumnya, juga bisa dimaknai sebagai pesan yang ingin disampaikan oleh A Mild, mengenai iklan tersebut menonjolkan tentang alam terutama laut dan para diving membentuk

tulisan Go A Head. Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian berkaitan

dengan keunikan iklannya. Sekilas tidak tampak tentang apa yang ingin

disampaikan oleh A Mild sebagai sang pembuat iklan, tetapi tentunya tidak ada produsen yang membuat iklan tentang suatu produk atau kegiatan yang disponsori

(21)

6

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mearasa tertarik untuk

menganalisis iklan A Mild vesri Go A Head bergambar para diving didasar laut tersebut dengan studi semiotik Charles. S. Pierce yang mengetahui membagi

tanda atas icon, index, dan symbol untuk mengetahui bagaimana pemaknaan iklan

rokok A Mild versi Go A Head di media luar ruang tersebut.

1.2 Rumusan Masa lah

Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan diatas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Pemaknaan Iklan Rokok

A Mild versi “Go A Head”?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian oleh penulis adalah untuk mengetahui pemaknaan

iklan rokok A Mild di media luar ruang pada tanda-tanda yang ada di dalam iklan

tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Untuk memberikan konstribusi terhadap kajian ilmu komunkasi

yang menggunakan pendekatan semiotik untuk menganalisa dan mengkaji

(22)

2. Manfaat Praktis

Untuk menberikan masukan kepada para praktisi periklanan,

khususnya bagi para kreator-kerator iklan, dalam kaitanya dengan

penciptaan konsep-konsep iklan yang ditampilkan ke tengah masyarakat.

Selain itu juga memberikan wacana kepada masyarakat agar bisa

(23)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teor i

2.1.1 Penger tian Periklanan

Periklanan adalah suatu usaha untuk mengenalkan produk atau jasa kepada

masyarakat luas yang bertujuan memasarkan dan menjual. Iklan juga memiliki

arti suatu pesan dari perusahaan yang berupa tulisan ayau gambar yang

disampaikan melalui media yang bersifat persuasif. Tidak ada perusahaan yang

mau maju dan bersaing dalam kompetisi bisnis tanpa menggunakan iklan, karena

periklanan merupakan salah satu strategi dalam pemasaran yang sangat penting

peranananya.

Beberapa pandangan tentang pengertian iklan telah dituliskan, misalkan

oleh Dunn dan Barban (1978) yang menuliskan bahwa iklan merupakan bentuk

kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media dengan

membayar ruang yang dipakai untuk menyampaikan pasar, yang bersifat

membujuk (persuasif) kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga non komersial,

maupun pribadi yang berkepentingan. (Widyatama, 2007:15)

Menurut Alo liliweri dalam kutipan bukunya, menuliskan bahwa iklan

juga merupakan sebentuk penyampaian pesan sebagaimana kegiatan komunikasi

lainnya. Secara lengkap, ia menuliskan bahwa iklan merupakan suatu proses

komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran

(24)

melalui saluran tertentu dalam bnetuk informasi yang persuasif. (Widyatama,

2007:15)

Iklan juga memiliki fungsi, seperti yang dikatakan oleh Alo Liliweri

(1998) yaitu :

1. Fungsi Pemasaran

Fungsi Pemasaran adalah fungsi iklan yang diharapkan untuk membantu

pemasarn atau menjual produk. Artinya iklan digunakan untuk mempengaruhi

khalayak untuk memberi dn memgkonsumsi produk. Hampir semua iklan

memiliki fugsi pemasaran.

2. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi adalah sebntuk pesan dari komunikator kepada

khalayaknya. Sama halnya dengan berbicara kepada orang lain, maka iklan

juga merupakan pesan yang menghubungkan antara komunikator dengan

komunikan.

3. Fungsi Pendidikan

Fungsi ini mengandung makna bahwa iklan merupakan alat yang dapat

membantu mendidik khalayak mengenai sesuatu, agar mengetahui dan mampu

melakukan sesuatu. Mendidik dalam hal ini cenderung diartikan dalam

perspektif kepentingan komersiualisme, industrialisme, dan kapitalisme.

Artinya situasi khalayak yang sudah terdidik tersebut dimaksudkan agar

(25)

10

4. Fungsi Ekonomi

Fungsi ini mengandung makna bahwa iklan mampu menjadi penggerak

ekomoni agar kegiatan ekonomi tetap dapat berjalan. Fungsi ini terjadi karna

melalui iklan, masyarakat menjadi terbujuk untuk membeli barang dan

melakukan konsumerisme.

5. Fungsi Sosial

Fungsi ini iklan telah mampu menghasilakn dampak sosial psikologis yang

cukup besar. Iklan membawa berbagai pengaruh dalam masyarakat, seperti

munculnya budaya konsumerisme, menciptakan status sosial baru, menciptkan

budaya pop dan sebagainya.

Periklanan juga memiliki bebrbagai jenis, jika kita bedakan secara umum

maka dibagi menjadi dua , yaitu Iklan above the line dan iklan bellow the line.

Iklan media above the line adalah media yang bersifat massa. Massa yang di

maksud adalah bahwa khalayak sasaran berjumlah besar, antara satu sama lain

tidak saling kenal dan menerpa pesan iklan secara serempak. Sedangkan iklan

media bellow adalah iklan menggunakan media khusus.

Media itu sendiri adalah suatu alat (sasaran) komunikasi yang berfungsi

sebagai perantara antara komunikator dan komunikan-nya dalam penyampaian

pesan. Media yang kita ketahui ada media cetak (koran, majalah) dan

elektronik (telivisi, radio) yang kita spesifikasikan dengan media massa.

Karena semakin banyak media maka khalayak / komunikannya juga berperan

dalam pemilihan medianya, seperti Uses and Gratifications, dikatakan bahwa

(26)

yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya agar

mencapai suatu tujuannya. Model Uses and Gratifications menunjukan bahwa

yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah

sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana memenuhi kebutuhan pribadi

dan kebutuhan sosial khalayak. Jadi bobotnya ialah khalayak yang aktif, yang

sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. (Effendy, 2003: )

Pembagian periklanan secara umum seperti yang sudah disebutkan diatas

tadi salah satunya adalah Iklan above the line. Iklan above the line ada 5

media, yaitu pers (koran, dan majalah), radio, telivisi, lembaga jasa iklan luar

ruang (outdoor) dan sinema/bioskop (Jefkins, 1997:86) dan billboard adalah

iklan outdoor.

2.1.2 J enis-J enis Iklan

Tidak ada standart baku tentang penggolongan iklan. Iklan seringkali

diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan/jenis. Penggolongan iklan bisa

dilakukan berdasarkan segmentasinya. Berikut ini akan dilakukan klasifikasi iklan

berdasarkan sasaran dan tujuan iklan yaitu:

Iklan yang ditujukan pada konsumen. Iklan ini dibuat konsumen secara

umum. Ada beberapa jenis iklan pada kategori, yaitu:

Iklan mer k, Jenis iklan yang paling dikenal konsumen adalah iklan merk. Iklan

merk ini berfokus pada membangun identitas merk dan image produk untuk

jangka waktu lama. Jenis iklan merk ini akan tampil dengan menonjolkan merk

(27)

12

berfokus para pengecer yang menjual produknya di wilayah tertentu. Pada iklan

ini akan diberitahukan pada konsumen bawah produk tersebut hanya bisa dibeli

pada toko tertentu. Iklan retail ini memberikan tekanan pada harga ketersediaan,

lokasi, dan jam-jam operasi. Iklan Politik :Iklan politik biasa digunakan pada

kampanye- kampanye politik. Iklan ini cenderung berfokus pada penciptaan

image sang kandidat daripada penciptaan issu politik. Iklan Dir ektor i : Disebut

dengan iklan direktori karena konsumen diberikan kemudahan mencari produk

berdasarkan direktori tertentu. Contoh: iklan direktori adalah Yelow Pages. Iklan

Bisnis : Iklan ini ditujukan untuk para pengecer, pedagang grosir, distributor, dan

para profesional seperti pengacara dan dokter untuk mendukung kelancaraan

bisnisnya. Iklan ini tidak dibuat untuk konsumen secara umum. Oleh karena itu

para pengiklan biasanya menepatkan iklan bisnis ini pada media tertentu yang

segmentasinya tertentu pula, seperti jurnal- jurnal profesional atau publikasi

tertentu. Iklan Institusi : Iklan insitisusi ini disebut juga sebagai iklan korporat.

Pesan pada iklan ini berfokus pada pembentukan identitas corporate (perusahaan).

Iklan ini digunakan untuk membentuk kepercayaan publik terhadap (nama)

perusahaanya (suhandang, 2005:49). Iklan Layanan Masyar akat : Iklan ini

dirancang untuk keepentingan masyarakat. Iklan seperti ini biasanya bebas biaya

dengan ruang dan waktu yang dihibahkan oleh pihak media massa. Iklan

inter aktif: Iklan ini melayani konsumen yang mengakses internet. Para pengiklan

biasa menggunakan halaman Web, Iklan banner, dan e-mail untuk menyampaian

(28)

mengabaikannya. Saat ini sudah banyak perusahaan maupun individu yang

menggunakan iklan interaktif ini.

Iklan yang ditujukan untuk kalangan bisnis atau profesional Pada iklan

kategori ini memang tidak dibuat untuk segmentasi secara umum tetapi ditujukan

untuk kalangan tertentu sehingga media yang digunakan pun memiliki segmentasi

yang tertentu pula. Yang termasuk dalam kategori ini adalah Iklan Bisnis : Iklan

ini ditujukan untuk para pengecer, pedagang grosir, distributor, dan para

profesional seperti pengacara dan dokter untuk mendukung kelancaraan bisnisnya.

Iklan ini tidak dibuat untuk konsumen secara umum. Oleh karena itu para

pengiklan biasanya menempatkan iklan bisnis ini pada media tertentu yang

segmentasinya tertentu pula, seperti jurnal- jurnal profesional atau publikasi

tertentu.

2.1.3 Iklan Media Luar Ruang

Iklan media luar ruang (outdoor) merupakan salah satu dari iklan lini atas

(above the line) dan pada umumnya terdiri dari iklan sponsorship (iklan konsumen), iklan layanan masyarakat, iklan sport, promo ad dan iklan politik. Iklan konsumen adalah iklan mempromosikan produk atau jasa yang sifatnya

komersial, dengan harapan konsumen akan mengkonsumsi produk yang

diiklankan tersebut. Burhan Bungin mendefinisikan iklan konsumen sebagai

berikut : iklan konsumen adalah iklan yang digunakan untuk menawarkan barang

dan jasa ke konsumen secara luas dengan menggunakan jasa media massa

(29)

14

Berdasarkan uraian di atas iklan A Mild Versi Go A Head Diving dapat di

kategorikan iklan konsumen. Iklan media luar ruang (outdoor) adalah bentuk iklan yang paling tua. Bukti-bukti penggunaannya, yang pertama telah ditemukan

pada reruntuhan, peninggalan Yunani dan Romawi. Media ini mempunyai

kualitas khusus yang berbeda dengan media iklan lainnya. Namun, sama halnya

dengan semua media iklan yang lain, kedudukan dan fungsi iklan luar ruang telah

mengalami perubahan dari waktu ke waktu, khususnya berkaitan dengan

pemakainya. Fungsi utama sarana ini, sekarang adalah sebagai iklan untuk

mengingatkan.

Iklan outdoor dapat bertahan pada posisinya selama berminggu-minggu,

berbulan-bulan atau malahan tahunan. Kebanyakan billboard atau papan reklame

yang bercap atau yang dihiasi lampu kelap-kelip sengaja dimaksudkan sebagai

perlengkapan iklan yang permanen. Jangka waktunya yang panjang, dalam

posisinya yang mencolok memberi nilai plus pengulangan iklan dan memastikan

ingatan penontonnya. Secara umum, karakteristik media luar dapat dirangkum

sebagai berikut

a. Ukuran dan Dominasi, Karena ukurannya yang pada umumnya cukup besar,

maka poster mendominasi pemandangan dan mudah menarik perhatian.

b. warna, Kebanyakan poster dihiasi dengan aneka warna, dengan

gambar-gambar dan yang realistis, sehingga memudahkan pemirsa untuk mengingat

produk yang diwakilinya.

c. Pesan-pesan singkat. Karena dimaksudkan untuk menarik perhatian

(30)

maka kalimat atau pesan-pesan tertulis biasanya terbatas pada slogan singkat

atau sekedar satu nama yang sengaja dicetak dengan huruf yang besar-besar

dan mencolok.

d. Zoning, Kampanye iklan secara umum dapat diorganisir dalam suatu daerah atau kota tertentu. Tetapi sebuah kampanye yang berskala nasional dapat

dirancang secara lebih rinci jika pengiklannya menggunakan poster.

Pemasangan poster dalam jumlah minimum bisa diatur di setiap kota untuk

menjamin kesempatan penyimakan yang maksimum dari pemirsa penempatan

poster secara strategis dapat menciptakan suatu kampanye iklan yang

ekonomis.

e. Efek mencolok

Karakteristik poster yang paling penting adalah kemampuannya dalam

menciptakan kesan atau ingatan pemirsa melalui penebalan, ukuran dan

pengulangan. (Frank Jefkins, 2001:127) Kelebihan media luar ruang adalah :

a) Iklan billboard dapat bertahan dalam beberapa periode.

b) Harga pembuatan yang tidak terlalu mahal dibandingkan media televisi.

Namun di dalam media luar ruang ini juga terdapat beberapa kelemahan

seperti :

a. ketidakmampuannya memuat banyak pesan sekaligus.

b. Rentan terhadap vandalisme atau cuaca.

c. Kurangnya konsentrasi penonton untuk mengingat pesan-pesan iklan

(31)

16

e. Waktu yang digunakan untuk merancang, mencetak, dan memamerkan

poster cukup lama (Ibid, 2001:130).

Billboard sebagai salah satu media iklan cetak yang sampai saat ini masih

merupakan media yang sangat potensial untuk kegiatan komunikasi, merupakan

organisasi media dalam distribusi pesan-pesan yang sanggup mempengaruhi dan

menggambarkan budaya masyarakat. Mereka menyediakan informasi secara

serempak pada saat yang relatif bersamaan kepada sejumlah besar dan luas

khalayak.(Dendi Sudiana, 1986:8).

2.1.4 Iklan A Mild ver si Go A Head Diving di Media Luar Ruang

Iklan A Mild Versi Go A Head Diving di media luar ruang sangat menarik

perhatian. Dengan menampilkan gambar beberapa para diver yang berada di laut

membentuk tulisan GO A Head yang mengibarkan bendera.

Awal bulan A Mild berkesempatan mengunjungi Banda Aceh. Berbeda

dengan kota-kota besar lain seperti Jakarta, Medan atau Bandung yang

menawarkan kehidupan khas metropolis, suasana menjelang malam di kota itu

terasa mengasyikkan. Natural tanpa polesan kosmetik. Jauh dari kesan hingar

bingar.

Deretan kedai kopi yang bertebaran di seeantero kota, mengundang selera

untuk menikmati segelas minuman penghangat yang oleh masyarakat Aceh,

populer dengan sebutan kopi Sareng. Suasana bertambah mengasyikkan, karena

(32)

atau sinyal 3G milik operator selular. Memang pasca tsunami, Aceh kini semakin

bergerak menuju pemulihan. Meski belum sepenuhnya lepas dari trauma konflik

sekaligus bencana, setidaknya kondisi keamanan yang semakin kondusif,

membuat masyarakat Aceh optimis akan masa depan bumi serambi Mekkah itu.

Dan seperti kota-kota lainnya, ritel dan jasa perdagangan, adalah dua bidang yang

paling mencolok dalam menghela lokomotif ekonomi.

Tanda-tanda geliat ekonomi ini, bisa dilihat dari semakin bertebarannya

billboard dari yang berukuran sedang hingga raksasa. Meski jauh dari kesan

estetis, papan iklan modern itu, suka tidak suka kini menjadi penghias sekaligus

penanda kota. Apalagi letaknya, umumnya berada di tempat-tempat strategis.

bahkan di jalan-jalan protokol sekalipun kokoh berdiri.

Seperti halnya kota lain, rokok adalah brand yang paling dominan.

Merek-merk papan atas seperti A Mild, Gudang Garam, Jarum Super atau Dji Sam Soe,

saling berlomba memanfaatkan setiap jengkal wilayah yang dianggap paling

potensial diakses warga. Begitu pun merek-merek gurem, seperti Nu Mild, yang

mencoba peruntungan mengambil market share di kota-kota sedang, seperti Banda

Aceh.

Salah satu billboard yang cukup menyita perhatian saya adalah A Mild.

Dari sisi tag line, yakni “Go A Head”, sebenarnya tak ada yang berbeda dari billboard yang terletak di jantung kota, dekat kawasan Masjid Baiturahman.

Namun yang menarik, gambar yang ditampilkan berbeda dengan billboard A

Mild pada umumnya. Sebanyak 36 penyelam membentuk posisi membentuk huruf

(33)

18

Apakah tag line itu punya dampak terhadap spirit baru masyarakat Aceh.

Entahlah. Yang pasti, lewat positioning baru itu, A Mild terus menancapkan

pengaruh di benak konsumen. Positifnya, lewat kampanye Go A Head, brand yang

sudah berusia lebih dari dua dekade itu, ingin agar masyarakat terus meningkatkan

motivasi dan kepercayaan diri. Dengan kepercayaan diri, tantangan seberat apa

pun dapat ditaklukkan. (diakses oleh udaayana.blogspot.com /24 Agustus 2010)

2.1.5 Definisi diving

Diver sendiri adalah berasal dari bahasa inggris yang mempunyai arti

penyelam. Selam adalah kegiatan yang di lakukan dalam permukaan laut,

sedangkan penyelam adalah orang yang melakukan kegiatan tersebut. Menyelam

adalah kegiatan yang di lakukan di bawah permukaan air dengan atau tanpa

menggunakan peralatan untuk mencapai satu tujuan.

Perlengkapan yang di gunakan dalam menyelam (diving) sendiri adalah

pertama, masker selam. Masker selam adalah Masker selam adalah jendela kedap

air yang melindungi sebagian wajah, terutama mata dan hidung dari air. Bagian

lensa dibuat dari kaca pengaman sementara kantong hidung serta kerangka masker

dibuat dari silikone atau karet. Di bagian sisi masker terdapat tempat untuk

memasang snorkel. Sewaktu mengenakan masker, penyelam bernafas dengan

mulut. Masker dapat menjadi berembun atau kemasukan air bila penyelam

memaksa untuk bernafas melalui hidung. Rambut penyelam juga tidak boleh

terjepit di antara masker dan wajah supaya masker tidak kemasukan air.

(34)

selang udara dan pelindung mulut. Selang dibuat dari plastik atau karet keras,

dengan ukuran diameter sekitar 2 cm dan panjang sekitar 30 cm. Selang yang

terlalu panjang membuat bernafas menjadi sulit, dan memperbesar kemungkinan

penyelam menghisap kembali karbon dioksida yang tertahan di dalam selang.

Pelindung mulut dibuat dari silikone atau karet, dan terdiri dari penutup berbentuk

lengkung, dan bagian untuk digigit. Ukuran pelindung mulut juga harus sesuai

dengan ukuran mulut. Ketika menyelam di bawah air, udara di dalam snorkel

keluar, dan air masuk ke dalam snorkel. Ketika sampai di permukaan, air dalam

snorkel dikuras dengan cara menghembuskan udara keras-keras dari dalam mulut.

Ketiga di bagian kaki adalah Kaki katak adalah sepatu karet dengan sirip

yang melebar di bagian ujung kaki. Snorkeling bisa saja dilakukan tanpa kaki

katak, tapi alat ini bisa menambah daya dorong kaki manusia ketika berenang.

Kaki katak terdiri dari dua jenis: tumit terbuka (open heel) dan kaki tertutup (full

foot atau pocket foot). Jenis kaki katak kaki tertutup tersedia dalam berbagai

ukuran seperti halnya ukuran sepatu. Dibandingkan kaki katak tumit terbuka, jenis

kaki katak tertutup memiliki ujung sirip yang lebih pendek. Ketika memakai kaki

katak tumit terbuka, penyelam mengenakan sepatu bot dari bahan neoprena.

Sepatu bot berfungsi sebagai pelindung kaki dari dari luka, dinginnya air, atau

pencegah lecet. Kaki katak tumit terbuka hanya dibuat dalam beberapa ukuran:

kecil, sedang, besar, dan ekstra besar. Ukuran kaki katak disesuaikan dengan kaki

(35)

20

2.1.6 Definisi laut

Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang

menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah

merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya

mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan

bermuara ke laut.Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas dan

kurang terjaga sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah

dengan negara tetangga. Untuk landas kontinen negara kita berhak atas segala

kekayaan alam yang terdapat di laut sampai dengan kedalaman 200 meter. Batas

laut teritorial sejauh 12 mil dari garis dasar lurus dan perbatasan laut zona

ekonomi ekslusif (ZEE) sejauh 200 mil dari garis dasar laut.

Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana

awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar

100 °C) karena panasnya Bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat

itu atmosfer Bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang

menyebabkan tingginya pelapukan dan menyebabkan air laut menjadi asin seperti

sekarang ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya

asteroid menghantam Bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu juga

bertipe mamut atau tinggi/besar sekali tingginya karena jarak Bulan yang begitu

dekat dengan Bumi.

Menurut para ahli, awal mula laut terdiri dari berbagai versi; salah satu

versi yang cukup terkenal adalah bahwa pada saat itu Bumi mulai mendingin

(36)

saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar

Matahari untuk masuk ke Bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai

terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan

tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di Bumi hingga terbentuklah

lautan.

Pada hasil penemuan geologis di tahun 1971 pada bebatuan di Afrika

Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya

fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur

mendidih di dasar laut. Hal ini mungkin menjawab pertanyaan tentang saat-saat

awal kehidupan dan di bagian lautan yang mana terjadi awal kehidupan tersebut.

Sedangkan kelautan itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari berbagai biota atau

makhluk hidup di laut yang perlu dimanfaatkan melalui usaha perikanan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Laut)

2.1.7 Definisi Ter umbu Kar ang

Terumbu karang adalah Terumbu karang adalah sekumpulan hewan

karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut

zooxanhellae. Hewan karang bentuknya aneh, menyerupai batu dan mempunyai warna dan bentuk beraneka rupa. Hewan ini disebut polip, merupakan hewan

pembentuk utama terumbu karang yang menghasilkan zat kapur. Polip-polip ini

selama ribuan tahun membentuk terumbu karang. Zooxanthellae adalah suatu

(37)

22

melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen yang berguna untuk kehidupan

hewan karang.

Dalam ekosistem terumbu karang ada karang yang keras dan lunak.

Karang batu adalah karang yang keras disebabkan oleh adanya zat kapur yang

dihasilkan oleh binatang karang. Melalui proses yang sangat lama, binatang

karang yang kecil (polyp) membentuk kolobi karang yang kental, yang

sebenarnya terdiri atas ribuan individu polyp. Karang batu ini menjadi pembentuk

utama ekosistem terumbu karang. Walaupun terlihat sangat kuat dan kokoh,

karang sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan sangat rentan terhadap

perubahan lingkungan. Kerusakan terumbu karang banyak disebabkan oleh

beberapa hal yaitu, keserakahan manusia, ketidak pedulian atau ketidak tahuan

dan penegak hokum yang lemah.

Peran dan manfaat terumbu karang adalah sebagai tempat hidupnya ikan-

ikan yang banyak di butuhkan manusia untuk pangan seperti ikan kerapu, ikan

baronang dll. Selain itu terumbu karang juga sebagai pelindung pantai atau laut

yang di sebabkan oleh gelombang atau ombak laut sehingga manusia bisa hidup di

daerah pemukiman pantai atau laut. Yang paling utama manfaatnya adalah

sebagai tempat wisata, Karena keindahan bentuk dan warnanya banyak orang

(38)

2.2 Pendekatan Semiotika

Komunikasi adalah usaha memperoleh makna dan komunikasi merupakan

tranmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan

menggunakan simbol- simbol kata- kata, gambar, figur, grafik dan sebagianya.

Proses komunikasi merupakan suatu proses dimana pengirim

(komunikator) menyampaikan pesan kepada penerima (komunikan) dan pesan

yang disampaikan itu dinyatakan kedalam sistem tanda, supaya pesan dapat

diterima dengan baik. Pesan membutuhkan konteks yang ada di terima oleh

komunikan. Kode yang dikenal oleh komunikator dan komunikan itu akhirnya

menjadi suatu konteks yang menghasilkan komunikasi yang efektif. Komunikasi

menjadi efektif ketika tanda- tanda dipahami dengan baik (common) berdasarkan

pengalaman pengirim maupun penerima. Sebuah pengalaman, yang disebut juga

Perceptual field, adalah sejumlah total berbagai pengalaman yang dimiliki seorang selama hidupnya. Semakin besar kesesuaian (commonality) dengan

perceptual field si penerima pesan, semakin besar tanda- tanda dapat diartikan

sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh pihak pengirim. (shimp, 1999;166)

Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna, kitalah yang memberi

makna pada lambang tersebut. Makna sebenarnya ada dalam kepala kita bukan

terletak pada lambang itu sendiri. Kalaupun ada orang yang mengatakan bahwa

kata- kata mempunyai makna, yang dimaksudkan sebenarnya bahwa kata- kata itu

(39)

24

kata kata itu. Dengan kata lain, sebenarnya tidak ada hubungan yang dialami

antara lambang dengan referent ( objek yang dirujukan).

Dalam hal ini penekanan yang ada pada sistem tanda dan lambang lebih

pada pemaknaan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator tersebut dapat

mendorong komunikannya untuk memaknai pesan yang disampaikan. Semakin

banyak tanda yang digunakan, maka pemaknaan terhadap sesuatu hal itupun akan

menjadi relatif sama.

Secara etsimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang

berarti “tanda”. Tanda didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi

sosial yang terbangun, sebelumnnya dan dapat dianggap mewakili sesuatu yang

lain (Eco, 1979:16). Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai

ilmu yang mempelajari sederatan luas objek- objek, peristiwa- peristiwa dan

seluruh kebudayaan sebagai tanda (Eco, 1979: 6)

Semiologi atau semiotika adalah “ilmu umum tentang tanda” (Pierce,1931

:35). Semiologi berusaha menggali hakekat sistem tanda yang beranjak keluar

kaidah tata bahasa dan sintaktis yang mengatur arti teks yang rumit, tersembunyi

dan bergantung pada kebudayaan. Hal ini kemudian menimbulkan perhatian pada

makna tambahan (konotatif) dan arti penunjukan (denotatif) kaitan dan kesan

yang ditimbulkan dan diungkapkan melalui penggunaan dan kombinasi tanda.

Beberapa pakar memiliki pandangan yang bermacam- macam tentang

makna semiotik, seperti :

1. Van Zoest (1996 : 5) mengartikan semiotik “ilmu tanda (sign) dan

(40)

dengan kata lain, pengirimannya oleh mereka yang

mempergunakannya”.

2. Preminger (2001 :89) mengartikan semiotik sebagai ilmu tentang

tanda-tanda. Ilmu ini menggangap bahwa fenomena sosial atau

masyarakat dan kebudayaan merupakan tanda- tanda.

3. Saussure (Budiman, 1999: 107) mengartikan bahwa kehidupan tanda-

tanda ditengah masyarakat.

4. Diek Hartoko (1984) memberi semiotik adalah bagaimana karya itu

ditafsirkan oleh para pengamat dan masyarakat lewat tanda- tanda atau

lambang- lambang.

2.2.1 Semiotika Iklan

Seperti yang kita tahu, semiotika adalah cabang dari ilmu pengetahuan

yang mempelajari tentang tanda. Dalam kaitannya dengan iklan adalah semiotik

banyak digunakan oleh para pengiklan dalam proses eksekusi iklan. Iklan

memiliki pengertian sebagai sebagai proses penyampaian pesan kepada

komunikan melalui media dengan tujuan agar komunikan tertarik memilih dan

membeli. Menurut Hoed (1992). Iklan tidak hanya memberikan informasi tentang

suatu produk (ide, jasa, dan barang) tetapi iklan sekaligus memiliki sifat

mendorong dan membujuk agar orang menyukai, memilih kemundian membeli.

Iklan pada umumnya memiliki fungsi komunikasi secara langsung

sehingga unsur pesan merupakan aspek utama dalam iklan. Dari sudut pandang

(41)

26

tanda, dan interpretan. Iklan yang dirancang harus memperhatikan simbol dan

tanda yang akan digunakan untuk memnyampaikan pengertian kepada konsumen.

(susiana, 2002: 182)

Semiotik bagi para pengiklan sangat penting, terlebih lagi dalam membuat

iklan dan sasaran produk. Semiotik penting untuk memahami perilaku konsumen,

karena konsumen menggunakan produk untuk mengekpresikan identitas sosial

mereka (Setiadi, 2003 : 178)

2.2.2 Model Semiotik Char les S. Pier ce

Semiotika Charles S.Pierce menjelaskan teori segitiga makna (Triangel

Meaning) yang terdiri atas sign (tanda), object (objek), dan interpretant

(interpretan). Menurut Pierce, salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan

objek adalah sesuatu yang di rujuk tanda adalah tanda yang ada dalam benak

seseorang tentang objek yang di rujuk oleh sebuah tanda. Ketiga makna

berinteraksi didalam benak seseorang, maka munculah makna tentang sesuatu

yang diwakili oleh tanda tersebut (sobur, 2001:115). Hubungan segitiga makna

pierce lazimnya ditampilkan sebagai tampak dalam gambar berikut ini :

Gambar 2.1. Elemen makna Pier ce Sign

(42)

Sementara interpretan Pierce mengelompokkan tanda (sign) menjadi tiga

kategori, yaitu ikon (icon), indeks (index), dan simbol (symbol). Ketiga kategori

tersebut digambarkan dalam sebuah model segitiga sebagai berikut

Gambar 2.2. Model Kategor i Tanda

Ikon adalah suatu tanda yang hubungan antara petanda dan pertandanya bersifat kemiripan. Misalnya pada peta Madura atau seseorang yang merupakan

ikon pada orang yang ada pada foto tersebut.

Indeks adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung

mengacu pada kenyataan. Seperti asap sebagai indeks akan adanya api atau bersin

sebagai indeks sakit flu.

Simbol adalah tanda yang menunjukan antara penanda dan pertanda yang bersifat arbiter atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian)

masyarakat (Sobur: 41-42).

Dengan mengacu pada model Pierce, maka diketahui bahwa makna dalam

suatu teks tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan diproduksi dalam hubungan Ikon

(43)

28

elemen saling memberi sesuatu yang sejajar, bila suatu teks pengguna tanda

berasal dari budaya yang relatif sama, interaksi antara keduanya akan lebih mudah

terjadi, konotasi dan mitos dalam teks telah menjadi referensi pengguna tanda

yang bersangkutan (Sobur, 2001:115)

2.2.3 Konsep Makna

Para ahli mengakui, istilah makna (meaning) memang merupakan kata dan

istilah membingungkan. Dalam bukunya The Meaning of Meaning, (Ogden dan

Richards dalam Wulandari 1998:27) telah mengumpulkan tidak kurang dari 22

batasan mengenai makna. Bentuk makna diperhitungkan sebagai istilah, sebab

bentuk ini mempunyai konsep dalam bidang tertentu, yakni dalam bidang

linguistik (Pateda, dalam Sobur 2004: 257). Dalam penjelasan Umberto Eco

(Budiman, 1997:7), makna dari sebuah wahana tanda (sign-vihecle) adalah satuan

kultural yang diperagakan oleh wahana- wahana tanda yang lainnya serta dengan

begitu, secara sematik mempertunjukan pula ketidakketergantungan pada wahana

tanda sebelumnya.

Makna, sebagaimana dikemukakan oeh Fisher (dalam Sobur 2004:248),

merupakan konsep yang abstrak, yang telah menarik perhatian para ahli filsafat

dan para teoritis ilmu sosial selama 2000 tahun silam. Semenjak Plato

mengkonseptualisme makna manusia sebagai salinan “ultrarealitas”, para pemikir

besar telah sering mempergunakan konsep itu dengan penafsiran yang sangat luas

yang merentang sejak pengungkapan mental dari locke sampai ke respon yang

(44)

“setiap usaha untuk memberikan jawaban yang telah gagal beberapa, seperti

misalnya Plato, telah terbukti terlalu samar dan spekulatif. Yang lainnya

memberikan jawaban salah”.

Dari mana datangnya makna? “Makna ada dalam manusia”, Menurut

Devito, makna tidak terletak pada kata- kata melainkan pada manusia. “kita”,

lanjut Devito, menggunakan kata- kata untuk mendekati makna yang ingin kita

komunikasikan. Tetapi kata- kata ini secara sempurna dan lengkap mengambarkan

makna yang kita maksudkan. Demikian pula, makna yang didapat pendengar dari

pesan-pesan kita akan sangat berbeda dengan makna yang ingin kita

komunikasikan. Komunikasi adalah proses yang kita gunakan untuk

memproduksi, dibenak pendengar, apa yang ada dalam benak kita. “Reproduksi

ini adalah sebuah proses parsial dan selalu bisa salah” (Devito, 1997:123-124).

Ada tiga hal yang dijelaskan para filusuf dan linguis sehubungan dengan

usaha menjelaskan istilah makna. Ketiga hal tersebut yaitu :

(1)Menjelaskan makna secara alamiah,

(2)Mendesripsikan kalimat secara alamiah dan

(3)Menjelaskan makna dalam proses komunikan (Kempson dalam Sobur,

2004: 258).

Agar dapat mengungkapan makna, perlu dibedakan beberapa pengertian

antara lain:

(1)Terjemah dan translation,

(2)Tafsir atau interpretasi

(45)

30

(4)Pemaknaan atau meaning.

Menurut Muhadjir (dalam Wulandari, 1998:36), terjemah merupakan

upaya mengemukakan materi atau substansi yang sama dengan media yang

berbeda: media tersebut mungkin berupa bahasa yang satu dengan bahasa yang

lain, dari verbal ke gambar dan sebagainya. Pada penafsiaran tetap berpegang

pada materi yang ada, dicari latar belakangnya, konteksnya agar dapat

dikemukakan konsep atau gagasan yang lebih jelas.

Ekstrapolasi lebih menekankan pada kemampuan daya pikir manusia untuk menangkap hal dibalik yang tersajikan. Sedang memberikan makna

merupakan upaya lebih jauh dari penafsiran, dan mempunyai kesejajaran dan

ekstrapolasi. Pemaknaan lebih menuntut pada kemampuan intergratif manusia : indrawinya, daya pikirnya, dan akal budinya. Materi disajikan, seperti

ekstrapolasi dilihat tidak lebih dari tanda- tanda atau indikator bagi sesuatu yang lebih jauh. Hanya saja ekstrapolasi terbatas dalam arti empirik logik, sedang pada

pemaknaan dapat menjangkau yang etik ataupun transedental. Lebih konkret lagi

dan Nimmo dalam mulyana (2003: 79-80), menjelaskan dalam kegiatan simbolik

bahwa orang menginterprestasikan objek- objek dengan cara-cara yang bermakna,

dan dengan demikian membentuk citra mental tentang objek- objek itu. (Bungin,

dalam Wulandari 1998:33)

Ada beberapa pandangan yang menjelaskan teori atau konsep makna.

Model konsep makna Johson (dalam Devito 1997:123-125) sebagai berikut:

1. Makna dalam diri manusia. Makna tidak terletak pada kata-kata melainkan

(46)

ingin komunikasiakan, tetapi kata- kata itu tidak secara sempurna dan lengkap

menggambarkan makna yang kita maksudkan. Komunikasi adalah proses

yang kita gunakan unutk memproduksi di benak pendengar apa yang ada

dibenak kita dan proses ini adalah proses parsial, yang bisa saja salah.

2. Makna berubah. Kata-kata relatif statis, banyak dari kata- kata yang kita

gunakan 200 atau 300 tahun yang lalu. Tetapi makna dari kata- kata ini

berubah dan ini khusus yang terjadi pada dimensi emosional makna.

3. Makna membutuhkan acuan. Walaupun tidak semua komunikasi mengacu

pada dunia nyata, komunikasi hanya masuk akal bilamana ia mempunyai

kaitan dengan dunia atau lingkungan eksernal.

4. Penyingkiran berlebihan akan mengubah makna. Berkaitan erat dengan

gagasan bahwa acuan tersebut kita butuhkan bilamana terjadi masalah

komunikasi yang akibat penyingkatan berlebihan tanpa mengaitkan dengan

acuan yang diamati. Bila kita berbicara tentang cerita, persahabatan,

kebhagiaan, kejahatan dan konsep- konsep lain yang serupa tanpa

mengaitkannya dengan sesuatu yang spesifik, kita tidak akan bisa berbagi

makna dengan lawan bicara.

5. Makna tidak terbatas jumlahnya. Pada suatu saat tertentu, jumlah kata dalam

suatu bahasa terbatas, tetapi maknanya tidak terbatas, karena itu kebanyakan

kita mempunyai banyak makna. Ini bisa menimbulkan masalah bila ada

sebuah kata diartikan secara berbeda oleh dua orang yang sedang

(47)

32

6. Makna yang dikomunikasikan hanya sebagian. Makna yang kita peroleh dari

suatu kejadian bersifat multi aspek dan sangat kompleks, tetapi hanya

sebagian saja dari makna- makna tersebut ini yang benar- benar dapat

dijelaskan. Banyak dari makna tersebut yang tetap tinggal dalam benak kita.

Karenanya pemaknaan yang sebenarnya mungkin juga merupakan tujuan yan

ingin kita capai tetap tidak pernah tercapai (Sobur,2003:285-289).

2.2.4 Peggunaan War na Dalam Iklan

Warna memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan banyak hal

kepada para pembeli prospektif termasuk kualitas rasa, serta kemampuan produk

untuk memuaskan beragam kebutuhan psikologis (Shimp, 2003:308).

Dalam kegiatan periklanan, teknik pewarnaan memiliki peranan penting

dalam menentukan respon konsumen terhadap sebuah iklan, warna merupakan

salah satu aspek penting dari komunikasi visual. Konsumen bisa sangat tertarik

atau bahkan tidak menyukai sebuah iklan hanya karena teknik pewarnaan yang

digunakan dalam iklan tersebut. Hal ini dikarenakan teknik pewarnaan yang

digunakan dalam iklan dapat menarik perhatian dan meningkatkan daya jual dan

konsumen dari sebuah produk iklan. Warna adalah hal pertama yang dilihat oleh

seseorang pengunjung atau pengamat (terutama warna background), dan dalam pemilihan warna yang tepat dapat menyesuaikan tema iklan yang ditampilkan.

Cara ini akan membuat kesan untuk pengamat ataupun pemerhati iklan agar

menarik produk yang disponsorkan.

(48)

1. Biru : Melambangkan kepercayaan, konservatif, keamanan,

teknologi, kebersihan, keteraturan, komunikasi,

peruntungan yang lebih baik, kebijakan, perlindungan,

inspirasi, spiritual, kelembutan, dinamis, air, laut,

kreativitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, loyalitas,

kepandaian, penutan, kekuatan dari dalam, kesediahan,

kestabilan, kepercayaan diri, kesadaran, pesan, ide, berbagi,

idealisme, empati, dingin, konservatisme, persahabatan, dan

harmoni, serta kasih sayang, kalem, ketenangan,

menenangkan, namun juga dapat berarti dingin dan depresi.

Sebagai dari akibat efek menenagkan, warna biru dapat

membuat orang lebih konsentrasi.

2. Hijau : Melambangkan alami, sehat, keberuntungan, pembaharuan,

warna bumi, penyembuhan fisik, kesuksesan materi,

kelimpahan, kesuburan, keajaiban, tanaman dan pohon,

pertumbuhan, pencapaian personal, kebangkitan, muda

stabilitas, daya tahan, kesegaran, lingkungan, keamanan,

rujukan, cinta, keseimbangan, ketenangan, harapan,

ketergantungan, persahabatan,. Warna hijau melambangkan

elastisitas keinginan. Cenderung pasif, bertahan, mandiri,

posesif, susah menerima pemikiran orang lain,. Pengaruh

(49)

34

mempertahankan miliknya, keras kepala, dan berpendirian

tetap.

3. Putih : Melambangkan positif, ketepatan, ketidak bersalahan,

steril, kematian, kedamaian, pencapaian ketinggian diri,

spiritualisme, kesederhanaan, kebersihan, kesempurnaan,

keamanan, cahaya, persatuan, lugu, murni, ringan, netral

dan fleksibel.

4. Merah : Merah merupakan warna power, energi, kehangatan, cinta,

nafsu, agresif, bahaya, kekuatan, eksentrik, aktif, bersaing,.

Warna ini memberikan pengaruh berkemauan keras dan

penuh semangat. Sering juga diaprisiasikan untuk

menunjuk emosi atau debaran jantung.

5. Hitam : Melambangkan power, seksualitias, kecangihan, kematian,

misteri, ketakutan, kesedihan, keanggunan, perlindungan,

pengusiran, sesuatu yang negative, mengikat, formalitas,

kekayaan, kejahatan, perasaan yang dalam, kemarahan,

harga diri, dan ketangguhan.

2.3 Ker angka Berpikir

Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda- beda dalam

memahami suatu peristiwa objek. Hal ini dikarenakan latar belakang pengalaman

(50)

dalam memahami tanda dan lambang dalam objek, yang berdasarkan pengamalan

dan pengetahuan peneliti.

Pada penelitian ini akan menganalisa iklan A mild melalui media luar ruang

(outdoor), beberapa kelebihan dalam iklan cetak adalah mendominasi

pemandangan dan mudah menarik perhatian, serta sasaran dari penyebaran

pesannya secara luas dan serempak yang khalayaknya bersifat heterogen. Melalui

media luar ruang, iklan A mild ditampilkan dengan menggunakan gambar cukup

unik yaitu para diver yang membentuk barisan tulisan Go A Head, dengan diikuti

pesan vervbal berupa teks “Go A Head”.

Dalam penelitian ini penelitian mengprsetasikan pesan komunikasi yang

sampaikan dalam iklan A Mild dengan versi para diver .

Dengan pendekatan semiotik pierce, berdasarkan tanda verbal dan tanda

visual maka bisa di cermati pesan dalam proses pemaknaan melalui petanda dan

penandaan yang terbagi menjadi ikon, indeks, dan simbol. Maka pendekatan

semiotik pierce digunakan membedah iklan A mild sehingga didapat maksud yang

menyeluruh dari tampilan iklan tersebut dan akan memunculkan atau

menghasilkan sebuah makna baru.

Adapun hasil kerangka berpikir diatas dapat digambarkan dalam bentuk

(51)

36

Gambar 2.3. Bagan Ker angka Ber pikir Penelitian tentang

Pemaknaan Iklan Rokok A Mild ver si “Go A Head Diving

di Media Luar Ruang Tahun 2010 Iklan A Mild

versi “Go A Head Diving

di Media Luar Ruang

Analisis semiotic Charles S. Peirce Ikon, Indeks, Simbol

Hasil pemaknaan Iklan Rokok A Mild versi “Go A Head Diving

(52)

3.1 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitalif dengan

menggunakan analisis semiotik, untuk menginterperstasikan penggambaran iklan

pada media cetak, yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian ini adalah iklan A

Mild versi Go A Head yang terdapat pada papan Billboard. Alasan digunakannya metode deskriptif kualitatif berdasarkan bebrapa faktor pertimbangan, yaitu :

pertama, metode deskriptif kualitatif lebih mudah menyesuaikan bila dalam

penelitian kenyataanya ganda; kedua, metode deskriptif kualitatif menyajiakan

secara langsung hubungan antara peneliti obyek yang teliti; dan ketiga, metode

deskriptif kualitatif lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak

pengaruh terhadap pola-pola nilai yang diharapi (Maleong, 2005:5).

Untuk menginterperstasikan obyek peneliti dari iklan A Mild ini, terlebih dahulu harus diketahui sistem tanda dan gambar yang terdapat dalam penelitian

ini. Karena, peneliti menggunakan pendekatan semiotik untuk menganalisis atau

menafsirkan makna yang terdapat dalam iklan tersebut.

3.2 Cor pus Penelitian

Corpus merupakan kumpulan bahan yang terbatas yang dilakukan pada

perkembangannya oleh analisis dengan kesemenaan. Corpus haruslah cukup luas

(53)

38

memelihara sebuah sistem kemiripan dan perbedaan yang lengkap. Corpus juga

bersifat se-homogen mungkin, baik homogen pada taraf substansi maupun

homogen taraf waktu (sinkroni) (kurniawan, 2001:70).

Corpus adalah kata lain dari sampel, bertujuan tetapi khusus digunakan

untuk analisis semiotik dan analisis wacana. Pada peneliti kualitatif ini memberi

peluang yang besar bagi dibuatnya interpretasi alternatif. Corpus dari penelitian

ini adalah iklan A Mild di media luar ruang

3.2.1 Unit Analisis

Unit analisis dari penelitian ini adalah tanda-tanda berupa gambar dan

tulisan pada iklan A Mild versi “GO A HEAD DIVING” pada media luar ruang

Unit analisis di indentifikasi berdasarkan ikon,indeks,dan simbol yang

kemudian di interpretasikan dengan mneggunakan pendekatan semiotik Pierce.

Tanda-tanda berupa gambar dan teks yang ada pada iklan A Mild versi GO

AHEAD Diving pada media luar ruang.dengan menginterpertasikan segala bentuk

penandaan baik yang berupa gambar serta tulisan yang terdapat pada iklan A

Mild, peneliti membentuk berbagai pemaknana tentang iklan tersebut.tanda yang

terdapat di A Mild ini menjadi korpus dalam sebuah penelitian ini,yang kemudian

dimasukkan kedalam kategori hubungan antara tanda dengan acuannya yang

dibuat oleh Charles S Pierce yang terdiri dari tiga kategori tersebut yakni

(54)

3.2.1.1 Ikon

Ikon adalah suatu tanda yang berhubungan antara penanda dan pertanda be

sifat bersamaan bentuk alamiah.(Sobur,2001:41) Atau dengan kata lain, ikon

adalah hubungan antara tanda dan obyek atau acuan yang bersifat kemiripan. Ikon

dalam iklan A Mild versi Go A Head sebagai berikut :

a. Seorang diver yang memakai perlengkapan menyelam seperti masker selam

di wajah, snorkel oksigen pada hidung, kaki katak pada kaki, tabung oksigen

di bagian punggung, dan baju selam berwarna hitam.

b. Laut.

c. Terumbu karang

3.2.1.2 Indeks

Indeks merupakan tanda yang hadir secara asosiatif akibat terdapatnya

hubungan ciri acuan yang sifatnya tetap, atau indeks merupakan tanda yang

hubungannya eksistensinya lansung dengan objeknya (hubungan sebab akibat)

Indeks dalam iklan A Mild versi Go A Head sebagai berikut :

a. Gelembung air

b. Cahaya putih di atas laut sebagai refleksi matahari yang masuk ke dalam laut

c. Bentuk diver yang bergelombang sesuai dengan arus laut.

3.2.1.3 Simbol

Simbol adalah tanda yang mengacu pada objek tertentu di luar tanda itu

(55)

40

(petanda) sifatnya kontrovesional. Simbol dalam iklan A Mild vesi Go A Head

sebagai berikut :

a. Para diver yang mengibarkan bendera yang berlogo brand rokok A Mild.

b. Para diver yang membentuk tulisan “ go a head”

3.3 Tek nik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

dokumentasi dan mengamati iklan A Mild yang ada pada media luar ruan,

melakukan studi pustaka untuk melengkapi data- data dan bahan- bahan

yang dapat dijadikan sebagi refrensi. Data lain dalam penelitian ini

diperoleh dari berbagai situs di internet seperti www.amild.com,

(http://puslit.petra.ac.id0journals/desaign/),

Media.Isnet.org/islam/paramadina/jurnal/jender.html,jurnal pemikiran

paramadina. Buku- buku refrensi pendukung seperti Alex Sobur dengan

Semiotika Komunikasi dan sebagainya. Selajutnya data- data refrensi

tersebut nantinya dianalisis berdasarkan teori- triangle meaning theory-

miliki charles sanders pierce. Dalam teori tersebut Pierce mengetengahkan

pertautan antara sign, object, interpretant.

3.4 Tek nik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam peneliti ini adalah metode

Gambar

Gambar 2.1. Elemen makna Pierce
Gambar 2.2. Model Kategori Tanda
Gambar 2.3. Bagan Kerangka Berpikir Penelitian tentang  Go A Head Diving
Gambar 3.1. Segitiga Makna  (Triangel Meaning)

Referensi

Dokumen terkait

masyarakat dalam hal panduan mitigasi bencana, berita artikel & event mitigasi dan layanan interaksi Lapor Bencana & Tanya Bencana serta memberikan peta

Dengan ini saya, Vivi Aprilia Rachmawati NIM: H0213045 Program Studi Ilmu Tanah menyatakan bahwa dalam skripsi saya yang berjudul “Evaluasi Kesesuaian Sorgum

RANCANG BANGUN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS GAME PUZZLE MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN JARINGAN DASAR SMK.

Peran olahraga pada dinding pembuluh darah adalah terjadi peningkatan tekanan pada arteri sehingga dapat menyebabkan pelebaran pada dinding arteri dan tekanan

Segala puji atas kebesaran Sang Khalik yang telah menciptakan alam semesta dalam suatu keteraturan hingga dari lisan terpercik berjuta rasa syukur kehadirat Allah swt

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 37 Tahun 2016 tentang Pengelolaan dan Tata Cara Pembagian Dana Bagi Hasil Pajak

RAYA PUSPITEK KM.8 NO.99, SERPONG, TANGERANG SELATAN JL RAYA KOSAMBI TIMUR NO