,
ISSN 1410-895X
EFORMASI INDONESIA
SPOKEN AND SILENT WITNESS:
REPRESENTATIONS
OF THE 1965 TRAGEDY
IN INDONESIAN COLLECTIVE MEMORY
YOSEPH YAPI TAUM
SEJARAH BERBASIS KONTINUITAS
H. PURWANTA
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
BERBASIS KOMPETENSI:
SUATU ANALISIS DESKRIPTIF
DARSITI
LEMBAGA PENELITIAN
DAN PENGABDIAN KEPADAMASYARAKAT
UNIVERSITAS SANATADHARMA
vi
DAFTAR ISi
KATA PENGANTAR ... :':...
iii
DAFfAR ISi
... ... . ... .. ... ... . ... ... ... .. .
vii
1. SPOKEN AND SIIENT WITNESS:
REPRESENTATIONS OF
TIIE 1965
TRAGEDY
IN INDONESIAN COllECTIVE MEMORY...
1
Abstract...
1
1.1 Introduction .. . .. .. . .. .. .. .... .. . .. ... . . . ... . .. .. .. .. . . ... . . .. . . .. . . ... . .. .. . .
2
1.2 A Glimpse into History: PKI and the 1965 Tragedy .... . ...
3
1.3 Anticommunist Campaign as a Cornerstone
of the New Order ...
5
1.4 Making and Evoking Memory . ... ... ... .... .. .. ...
8
1.5 Against the Amnesia: The Role of Indonesian Writers .. . . .. 12
1.6 Concluding Remarks... 17
Bibliography... 19
Footnotes . . . ... . . ... ... ... . .. 23
2.
SEJARAH BERBASIS KONTINUITAS
... .... ... . .. ...
27
2.1 Pengantar . . .. .. . .. .. .. . .. .. .. .. .. .. ... . . .. . . .. .. .. . . ... ... .. . . ... .. .. . .... . .. 27
2.2 Dominasi Wacana Perubahan .. .. .. . . . .. .. .. .. .. . .. ... .. .. .. .. .. .. .. ... 29
2.3 Sejarah Berbasis Kontinuitas ... ... ... ... ... .... 33
2.4 Penutup ... .... . . ... ... ... . . . ... 40
Catatan Kaki ... . .. .. .. .... ... . . .. ... . . . .. . .. .. .. .. . . .. ... ... . . . 41
3.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA
DAN
SASTRA
INDONESIA
BERBASIS KOMPETENSI:
SUATIJ
ANALISIS
DESKRIPTIF
...
43
3.1 Pendahuluan ... 43
3.2 Identifikasi Masalah . . . ... .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. .. .. .. .. .. . .. .. . . .. ... 45
3.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan . .. ... ... .. . . . ... .. .. ... .. .. . . 47
.au-4
1::+--"".
~"',
...
,
26
J
...--SEJARAH
BERBASIS KONTINUlTM
H.
PUl"Nlntl
,
2.1 Pengantar
Setiap Hmu pengetahuan dan teknologi diciptakan oleh nUUlulla
yang terikat ruang dan waktu untuk memenuhi idealisme tcrtentu,
termasuk
di
dalamnya Hmu sejarah. Dari sudut pandang ini, masyarakat
manusia menciptakan Hmu sejarah tentu mempunyai maksud.
Pertanyaan yang kemudian muneul adalah maksud apakah yanll
ada di benak masyarakat saat mencipta Hmu sejarah?
Seeara akademis dipahami bahwa sejarah bertugas menjelaskan
peristiwa yang terjadi di masa lampau subjektif mungkin atau
mendekati realitas objektif dari peristiwa yang dijelaskan. Mungkinkah?
Apabila kedekatan dengan realitas objektif sebagai tujuan, maka sejarah
akan selalu gagal dalam menunaikan tugasnya. Setiap peristiwa terjadi
dalam waktu tertentu dan kemudian hilimg. Dari sudut pandang ini,
tidak mungkin melakukan pembandingan antara eksplanasi sejarah
dengan peristiwa sejarah untuk mengukur tingkat objektifitasnya.
1
_"Cd,Ac.•,
>.a...4
-e~
~'WIIIo""
terhadap realitas objektif. Dengan kata lain, sumber sejarah tidak
lagi dapat ditempatkan
semata~mata
mencitrakan realitas objektif
suatu peristiwa sejarah, tetapi sudah seharusnya ditempatkan sebagai
hasil pemaknaan atau waeana dari pembuat sumber sejarah.
Saat sumber sejarah menjadi teks yang otopom ditemukan dan
dibaea oleh para arkheolog atau sejarawan, maka p,emaknaan dan
proses produksi waeana kembali terulang. Seiring dengan itu, distorsi,
deviasi dan bahkan mungkin destruksi makna juga sangat terbuka
untuk terjadi lagi dan kali ini pelakunya adalah arkheolog atau
sejarawan yang tentu saja memiliki latar kehidupan dan kepentingan
berbeda dengan pembuat sumber. Dari sudut pandang ini, eksplanasi
sejarah yang terkandung pada historiografi juga tidak dapat
ditempatkan sebagai representasi dari realitas objektif, tetapi lebih
sebagai waeana yang diproduksi oleh sejarawan sesuai dengan
idealismenya dan
kaidah~kaidah
yang telah disepakati.
Waeana yang terkandung dalam eksplanasi sejarah itu pulalah
yang dari awal masa reformasi sampai sekarang hangat dibicarakan
orang. Bahkan kemudian melahirkan pandangan bahwa telah terjadi
penggelapan sejarah dan pada tingkat selanjutnya memuneulkan
tuntutan untuk dilakukannya pelurusan sejarah.
2
Terlepas dari kuat
tidaknya argumen yang dinarasikan untuk mengkritik waeana dalam
karya sejarah masa Orde Baru, berbagai kalangan sejarawan tidak
setuju dengan penggunaan kata penggelapan dan pelurusan. Istilah
pelurusan akan memberi kesan dan pesan kepada pembaea ten tang
adanya sejarah yang bengkok (gelap) dan sekaIigus mengklaim bahwa
eksplanasi sejarahnya adalah paling benar.
Kesadaran akan terdapatnya tumpukan waeana pada eksplanasi
sejarah melahirkan pemahaman bahwa klaim sebagai paling benar
merupakan sesuatu yang tabu dalam ilmu sejarah. Disadari sepenuhnya
bahwa kebenaran yang disampaikan melalui tulisan sejarah adalah
bukan kebenaran final yang dapat ditulis dengan "K" huruf kapital.
Sebaliknya. kebenaran yang terdapat pada eksplanasi sejarah
merupakan kebenaran dengan huruf
Uk"
keeil, yang tidak lain
merupakan waeana yang diproduksi oleh sejarawan sesuai dengan
kaidah akademik yang telah disepakati, sehingga setiap saat terbuka
untuk diperbaiki, disempurnakan atau bahkan digantL
Sejarah Berbasis Kontinuitas
" ... sejarah selalu bisa ditulis ulang. Jangan mengunakan istilah
'pelurusan sejarah'. Saya selalu menggunakan istilah 'penulisan
ulang sejarah', karena itu adalah hal yang wajar. Misalnya, kalau
ada fakta baru, kenapa tidak, ya
kan.
Coba lihat sekarang, banyak
sekali buku yang beredar di pasar," jelasnya
32.2 Dominasi Wacana Perubahan
Salah satu waeana yang kuat dinarasikan selama Orde Baru adalah
perubahan. Melalui pembangunan yang dijadikan ikon pada saat
itu, pemerintah berusaha untuk mengubah masyarakat Indonesia dari
agraris menjadi industri. Kiranya belum terhapus dari ingatan kolektif
kita, betapa bangganya ketika kelas tertentu dari masyarakat kita
menyandang gelar sebagai agen perubahan atau agent ofsocial change.
Historiografi Indonesia sebagai produk anak zaman, tentu saja
• tidak dapat lepas dari dominasi waeana perubahan. Hal itu tampak
dari berbagai narasi sejarah yang dihasilkan selama Orde Baru.
Beberapa unsur yang seeara kuat dinarasikan oleh sejarawan
antara lain sebagai berikut.
2.2.1 Konstanta dan Varlabel
;;t
Salah satu waeana yang kuat dinarasikan selama Orde Baru
adalah perubahan. Melalui pembangunan yang dijadikan ikon pada
saat itu, pemerintah berusaha untuk mengubah masyarakat Indonesia
dari agraris rnenjadi industri. Kiranya belum terhapus dari ingatan
kolektif kita, betapa bangganya ketika kelas tertentu dari masyarakat
kita menyandang gelar sebagai agen perubahan atau
agent of social
change sebagai berikut.
Historiografi Indonesia sebagai produk anak zaman, tentu saja
tidak dapat lepas dari dorninasi waeana perubahan. Hal itu tampak
dari berbagai narasi sejarah yang dihasilkan selama Orde Baru. Salah
satu unsur terpenting pada historiografi Indonesia periode Orde Baru
i
adalah eksplanasi sejarah masyarakat Indonesia yang lebih banyak
I
ditampilkan dalam waeana ketergantungan terhadap berbagai kekuatan
~.
di luar masyarakat Indonesia, seperti kebudayaan India, Arab, dan
Barat.
5
Penempatan kekuatan luar sebagai konstanta dan masyarakat
SF
l
28
Indonesia sebagai variabel tergantung, menjadikan eksplanasi sejarah
didominasi oleh wac ana yang menarasikan bahwa kehidupan
masyarakat dalam alur keharusan berubah.6
.
Untuk mendukung wacana yang disampaikan, sebagai.gambaran,
sejarawan menarasikan bangsa India yang agraris sebagai pelaut
ulung. Mereka berhasil mengarungi samudera untuk mengubah
bangsa maritim Nusantara yang saat itu takjelas aktivitasnya. Bahkan
tidak segan-segan Hindu yang merupakan tradisi atau adat istiadat
India oleh sejarawan ditampilkan sebagai agama dakwah yang siap
melakukan pasifikasi kultural dengan didukung kaum Brahmana,
Ksatria, dan Waisya. Eksplanasi sejarah untuk periode itu mewacanakan
dengan kuat bahwa kebudayaan India datang dan menjadikan
masyarakat Nusantara berubah menjadi beragama Hindu. Wacana
yang sarna juga diproduksi untuk ekspalanasi sejarah periode
berikutnya. Ketika pedagang Arab datang, masyarakat Indonesia
berubah menjadi Islam, dan ketika Barat datang masyarakat pun harus
berubah menjadi kuli dan Kristen.
Dengan menempatkan masyarakat Indonesia sebagai obyek
penyebaran kebudayaan luar, disadari ataupun tidak, sejarawan dan
guru sejarah telah menginfuskan wacana ke benak masyarakat luas
bahwa kebudayaan India, Arab, dan Barat sebagai kekuatan pengubah
masyarakat Indonesia. Tanpa kehadiran kebudayaan luar, masyarakat
Indonesia adalah bukan siapa-siapa dan tak berarti apa pun
(nobody
and nothing).
2.2.2 Sindrom Rendah Diri
Akibat "pengarahan opini publik" yang dilakukan melalui
eksplanasi sejarah, terutama oleh sejarawan akademis sebagai pemilik
otoritas terhadap pengolahan masa lampau, masyarakat Indonesia
sebagai pembaca historiografi secara pelan tetapi pasti memiliki
sindrom rendah diri. Masyarakat merasa tak diberi warisan satu hal
pun yang positif atau berharga oleh leluhur mereka. Setiap membaca
sejarah, yang ditemui hanyalah kebiadaban, kebodohan, kemiskinan,
dan kekolotan nenek moyang. Sebaliknya, kekuatan luar selalu
dipandang sebagai pembawa pencerahan yang pada kadar tertentu
mampu memajukan masyarakat Indonesia. Kekuatan yang "memaksa"
30
.-....-
...
,~"""'...
-
...
Sejarah Berbasis Kontinuitas
masyarakat Indonesia mengubah sesuai dengan "kehendak" kekuatan
luar tersebut. Sebagai contoh, banyak ditemukan bangunan candi
diwacanakan sebagai berubah masyarakat Indonesia menjadi Hindu.
Pandangan itu menjadikan dalam darah pembaca sejarah mengalir
"kebenaran" bahwa masyarakat Indonesia memang sungguh lebih
rendah kebudayaannya apabila dibandingkan dengan bangsa-bangsa
lain, terutama bangsa India.
Posisi paling tinggi masyarakat Indonesia seakan hanya sebagai
peniru yang kreatif kalau bukan
copycat.
Sindrom rendah diri itu
semakin membesar ketika dinyatakan bahwa pembuatan patung raja
yang ditempatkan di dalam candi sebagai perwujudan konsep dewa
raja. Melalui wacana yang diproduksi para sejarawan, masyarakat
Indonesia belajar bahwa leluhur mereka selain berposisi peniru juga
memiliki sifat otoriter (sewenang-wenang). Hal yang sarna juga terjadi
ketika serangan Mataram ke Jawa Timur diwacanakan sebagai
manifestasi usaha penciptaan hegemoni. Analisis Mataram
semata-mata sebagai kerajaan yang haus kekuasaan, akan berdampak pada
ketidakbersediaan masyarakat Yogyakarta sebagai pembaca
historiografi untuk menempatkan raja-raja Mataram sebagai pemimpin
yang pantas dihormati dan menempati sudut ingatan kolektif mereka.
2.2.3 Sejarah Tanpa Masyarakat
;'<,
dan Masyarakat Tanpa Sejarah
Selain sindrom rendah diri, penenwatan Indonesia pada posisi
l
selalu tergantung terhadap pengaruh asing, juga menjadikan
11,'
~ii
masyarakat cenderung menolak eksplanasi sejarah sebagai masa
lampau mereka. Masyarakat memahami bahwa eksplanasi sejarah
selalu "bukan tentang kami". Sejarah hanya menceritakan tentang
kiprah kekuatan luar atau "mereka" di Indonesia. Sindiran bahwa
historiografi Indonesia merupakan sejarah tanpa masyarakat kiranya
cukup tepat untuk menggambarkan relasi eksplanasi sejarah dengan
masyarakat sebagai pembacanya.
7
Buku-buku sejarah tidak diminati
dan pendidikan sejarah sebagai mata pelajaran yang membosankan.
Dari sudut pandang ini, peminggiran sejarah yang dilakukan
masyarakat menjadi dapat dimaknai sebagai langkah pencegahan
terhadap berlarutnya kerusakan.
.
~
1::+---
~"'
...
Penolakan masyarakat tentu tidak mungkin disuarakan, karena
mereka tak lagi mampu bersuara. Mereka secara perlahan telah
kehilangan keterampilan dan sistem reproduksi masa lampau, terutama
sejak seminar sejarah nasional pertama di Yogyakarta pada tahun
1957 yang mewacanakan pentingnya metode sejarah dalam sistem
produksi historiografi Indonesia.
8
Hanya sejarawan akademik yang
memiIiki otoritas untuk menyuarakan wacananya melalui rekonstruksi
mas a lampau.
Selain diam-diam menolak wacana yang diproduksi oleh sejarah,
masyarakat juga merasa tidak memiliki banyak manfaat dad belajar
sejarah yang diproduksi oleh sejarawan akademik. Meski oleh guru
sejarah dan para sejarawan dipropagandakan pentingnya kesadaran
sejarah, masyarakat mengalurkan hidup mereka tanpa berlandas
sejarah. Masyarakat meninggalkan sejarah dan hidup tanpa sejarah.
2.2.4 Indonesia Trendy
Wacana perubahan yang dinarasikan oleh historiografi menjadikan
masyarakat tidak memiIiki apa pun dari masa lampau yang dapat
dijadikan pegangan hidup ketika zaman global didatangkan. Pada
pertengahan dasa warsa sembilan puluhan Presiden Soeharto sebagai
pemimpin Indonesia saat itu menyatakan "mau tidak mau, suka tidak
suka, siap tidak siap kita tidak bisa menghindar dari arus besar
globalisasi».
9
Pernyataan itu mengindikasikan akan ketidakberdayaan
masyarakat Indonesia untuk mengambil sikap tertentu sebagai
makhluk yang otonom dan rasional. Seakan satu-satunya kemungkinan
hanyalah pasrah kemana pun pusaran global akan membawa. Apabila
arus global menjadikan jilbab sebagai ikon kebangkitan Islam, maka
masyarakat pun suka tidak suka harus menerimanya. Sebaliknya,
apabila pakaian model tank top menjadi simbol kebebasan kaum
perempuan, mau tidak mau mereka juga harus menerimanya. Oleh
karena itu, tidak perlu heran apabila kemudian jilbab dipadukan dengan
pakaian ketat ala tank top oleh generasi muda Indonesia.'
Bangsa Indonesia telah menjelma menjadi masyarakat trendy,
yaitu mengikuti apa pun yang terjadi untuk tidak dikatakan sebagai
ketinggalan zaman. Ketrendian pun tampak dari generasi muda
32
Sejarah Berbasis Kontinuitas
Indonesia yang tidak lagi memiliki ikatan emosional dengan tanah
tumpah darahnya dan sangat siap menjadi warga global:
Ask young Indonesians today what makes them Indonesians, and
the answer may likely surprise, or disappoint you.
"I'm Indonesian because I was born in Indonesia and I'm
a
citizen
of Indonesia, I just have to live with that," Intan Nirwani.
a
14-year-old high school student, said when she was asked about what
it meant being an Indonesian.
Swastika,
24,
an anchor at
a
TV station and also Javanese, gave
a
similar answer.
"It's just
a
statistical status, I mean ... you are Indonesian because
your ID and your passport say so," Swastika stated.
It may be
a
false assumption to say that Intan and Swastika represent
the general feeling of Indonesia's younger generation about their
country, but their answers reflect
a
growing trend among the younger
generation. They seem to have grown further away from the sense of
being Indonesian that was still very much alive among the previous
generations.
For many of today 's young people, being Indonesian means nothing
more than
a
"geographical fact"
-
because they were born and raised
in the country. Nothing more, nothing less.
Ramadhani,
22,
a
high school dropout and
a
street beggar, and
Ismail,
17, a
student at the Santi Rama school for the disabled,
said they were Indonesians only because they lived here.
102.3 Sejarab Berbasis Kontinuitas
Generasi yang rendah diri, yang hidup tanpa masa lalu dan
trendy
itukah yang hendak dibentuk oleh sejarawan? Tentu saja tidak.
Tak seorang sejarawan pun menghendaki generasi baru Indonesia
hidup tanpa identitas. Sebaliknya, sejarawan menghendaki lahirnya
generasi baru Indonesia yang memiliki identitas kokoh, nasionalis,
dan humanis. Permasalahan yang kemudian muncul adalah bagaimana
cara untuk memproduksi eksplanasi sejarah yang mampu mengantar
ke tujuan tersebut? Adalah menjadi tugas semua orang yang
berkecimpung dalam dunia sejarah untuk mencari terobosan dan
menemukan wacana eksplanasi sejarah yang pas untuk bangsa
Sejarah Berbasis Kontinuitas
a....4
l:+'--
~"',
....:-Indonesia. Eksplanasi yang mampu menjadikan sejarah sebagai
house
of solutlon for contemporary Indones£an problems.
Salah satu model
eksplanasi sejarah yang ditawarkan melalui tulisan ini adafah Sejarah
Berbasis Kontinuitas.
2.3.1 Fungsi Sejarah
Pada semua komunitas, ekspalanasi sejarah secara turun-temurun
difungsikan sebagai media pewaris identitas. Melalui eksplanasi sejarah
yang dilakukan, masyarakat mengharapkan generasi baru menjadi
memahami siapa diri mereka dan ke mana hidup harus diarahkan,
meyakini berbagai keutamaan yang dijadikan landasan untuk
mengarungi dan memaknai kehidupan masa kini dan mendatang.
Salah satu contoh bagaimana masyarakat menghidupi
identitasnya, dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat
Wotgaleh, Yogyakarta. Mereka mengidentifikasi diri sebagai
masyarakat pemberani yang tak mengenal rasa takut untuk membela
kebenaran yang diyakini. Oleh masyarakat sekitar, masyarakat
Wotgaleh diidentifikasi sebagai tukang berkelahi. Identitas Wotgaleh
tersebut berakar dari keyakinan bahwa mereka merupakan pengikut
setia Pangeran Purboyo, panglima perang sakti kerajaan Mataram
dan pemilik perdikan Wotgaleh, yang tidak pernah mengenal rasa
takut.
Untuk menghidupi identitas kolektifnya, masyarakat Wotgaleh
membuat eksplanasi sejarah tentang kehebatan Pangeran Purboyo
yang disampaikan kepada generasi muda melalui pertemuan rutin di
Masjid Sulthoni. Identitas tersebut sampai sekarang tetap dihidupi,
sehingga generasi baru mereka mewarisi sikap pan tang menyerah
untuk meminta kembalinya kampung Wotgaleh yang telah menjadi
milik Bandara Adisucipto.
Hal yang sarna juga dilakukan oleh bangsa Eropa ketika membuat
eksplanasi sejarahnya:
Why all the emphasis on the Greeks? It is because the Greeks were
the first people in ancient times who thought and acted much like
us. They displayed a keen intellectual curiosity, which led to
speculation on almost every subject. They also had a strong
individualistic spirit, and would not accept any law, rule or fact
just because somebodyY
34
Salah satu sifat identitas kolektif adalah unik, sehingga model
eksplanasi sejarah pun bersifat unik. Masyarakat yang menempatkan
individualisme, rasionalisme, dan empirisme sebagai keutamaan akan
memiliki model eksplanasi sejarah yang berbeda dengan masyarakat
yang menempatkan kekerabatan dan keselarasan sebagai keutamaan.
Perbedaan model eksplanasijuga dapat disimak pada masyarakat tulis
dan masyarakat lisan. Pada masyarakat berbudaya tulis, orang
cenderung lebih mempercayai eksplanasi dan sumber yang berbentuk
tulisan dari pada lisan. Sebagai gambaran adalah perkembangan
ilmu sejarah. Pencarian sumber primer tertulis, seperti dokumen,
catatan harian dan sebagainya, menjadi bagian yang sangat penting
dalam ilmu sejarah. Tersendatnya perkembangan sejarah lisan di lain
pihak merupakan manifestasi dari kekurangpercayaan terhadap
sumber lisan.12
Sebaliknya, pada masyarakat berbudaya lisan, orang lebih
mempercayai ucapan lisan dari pada tulisan. Indonesia yang pada
awalnya sebagai masyarakat yang berbudaya lisan, secara
turun-temurun melakukan eksplanasi sejarah secara lisan. Masyarakat
dengan tekun mendengarkan tetua yang mengkisahkan riwayat cikal
bakal kampung mereka saat dilakukan upacara ruwahan. Bagi anggota
masyarakat yang segenerasi atau satu dua tingkat di bawah cikal bakal
akan dapat secara lebih detil mengingat berbagai peristiwa yang
dikisahkan oleh tetua kampung. Akan tetapi, seiring dengan perjalanan
waktu dan pergantian sejumlah generasi, ingatan akan peristiwa
detil menipis dan tergantikan oleh ingatan tentang peristiwa secara
global dan akhirnya yang tertinggal adalah ingatan tentang nilai dari
sebuah peristiwa yang dikisahkan. Pada tahap ini, fenomena historis
yang dijelaskan sangat mungkin berubah bentuk menjadi cerita rakyat
atau legel1da yang tidak jarang dibumbui dengan proses mistifikasi.
Meskipul1 terdapat perbedaan model eksplanasi sejarah an
tar-kebudayaan, tetapi semuanya memiliki tujuan yang sarna, yaitu
mewariskan identitas kultural. Dari perspektif ini, eksplanasi sejarah
akan dipandang baik oleh masyarakat apabila mampu menjadi
media pewarisan identitas kolektif mereka. Eksplanasi sejarah yang
mampu menjadikan generasi baru bangga terhadap kebudayaan dan
menjadi bagian dari masyarakat dimana mereka tinggal.
~
1:..."..
~J.
..,...
Bagaimana kalau eksplanasi sejarah tidak memenuhi fungsi
untuk mewariskan identitas kultural atau bahkan mendestruksinya?
Dapat diprediksi akibatnya, yaitu lahirnya generasi baru yang tidak
memiliki identitas kultural. Sartono menjelaskan:
Tanpa identitas, sukar bahkan mustahil melakukan kotnunikasi
dalam masyarakat. Identitas mendefinisikan status dan peran
seseorang, mencakup ciri·ciri pokok seseorang baik yang fisik
maupun sosial·budaya. Jika seseorang kehilangan memori, antara
lain karena senilitas atau penyakit syaraf, timbullah pada dirinya
kekacauan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Kecuali tidak
mampu mengenal identitas dirinya sendiri, dia juga tidak dapat
menentukan identitas orang lain. Akibatnya ialah miskomunikasi
terus menerus.13
Selain memiliki fungsi sebagai pewaris identitas kultural,
eksplanasi sejarah juga memiliki fungsi untuk menjaga kohesivitas
sosial kontemporer. Dalam rangka mencapai cita-cita kolektif,
masyarakat menghadapi berbagai permasalahan, baik berupa
persaingan, konflik maupun perang, yang tidak jarang mengancam
kepaduan kehidupan mereka sebagai komunitas. Untuk memperoleh
solusi yang tepat, masyarakat akan bertanya kepada sejarah. Dalam
konteks ini, eksplanasi sejarah sudah seharusnya mampu menyumbang
solusi terhadap problem aktual yang sedang dihadapi. Sejarah
dikodratkan menjadi basis data yang berupa kumpulan solusi semua
permasalahan hidup manusia. OIeh karena itu, melalui koleksinya
sejarah memiliki tanggungjawab untuk memberikan eksplanasi
berbagai peristiwa mas a lampau yang memiliki relevansi tinggi
terhadap problem aktual, sehingga masyarakat mampu mengambil
langkah yang tepat dalam usaha mengembalikan kohesivitas sosialnya.
Salah satu usaha untuk menjadikan eksplanasi sejarah sebagai
sumber solusi bagi problem aktual masyarakat adalah tulisan Sartono
Kartodirdjo saat menanggapi gejolak masyarakat di Way]epara,
Talangsari, Lampung. Dengan membahas gerakan protes petani akhir
abad XIX dan awal abad XX. dia berusaha menyatakan bahwa terdapat
kemiripan pola dengan gerakan protes di Way]epara.
36
Sejarah Berbasis Kontinuitas
Dipandang dengan perspektif sejarah, Peristiwa Lampung tidak
merupakan kejutan sejarah karena dalam pola, struktur dan
kecenderungan tidak banyak berbeda dengan peristiwa·peristiwa
gerakan protes petani yang legio (massal) itu. Frekuensinya masa
kini jauh berkurang dan dengan pengetahuan kita mengenai sifat
dan hakekatnya yang lebih luas, kiranya relatif lebih gampang
juga diketemukan pendekatan yang efektif dan bijaksana selaras
dengan etos Bangsa Indonesia.a
Dengan demikian, sejarah memiliki tanggungjawab terhadap
terjaganya kohesivitas sosiaL Sejarah memiliki kewajiban ikut
mendorong semua lapisan masyarakat untuk menjunjung tinggi
berbagai kesepakatan publik yang telah dicapai berdasar hikmat
kebijaksanaan. Melalui eksplanasi diakronisnya, sejarah memiliki
kesempatan luas untuk meninjau secara kritis berbagai kesepakatan
publik, sehingga setiap anggota masyarakat memiliki kebanggaan
rasional untuk mengikuti sistem yang berlaku.
Selain memenuhi fungsi kultural dan sosial, dewasa ini eksplanasi
sejarah juga dituntut untuk dapat memenuhi kriteria-kriteria akademis.
sehingga uraiannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Kriteria ini secara kuat diwacanakan sejak kebudayaan Eropa (pada
masa kinijuga dikenal sebagai kebudayaan Barat) mendominasi dunia
dan berbagai aspeknya ditempatkan sebagai ukuran "kebenaran
universal". OIeh karen a kebudayaan Eropa antara lain menempatkan
objektivitas, rasionalitas dan empirisme sebagai kriteria kebenaran,
maka sejarah sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan juga
menempatkan ketiganya sebagai ukuran kebenaran (baca: kebaikan).
Untuk mencapai sasaran ilmiahnya, yaitu penjelasan sejarah yang
objektif, rasional dan didukung dengan bukti-bukti empiris, ilmu sejarah
mengembangkan berbagai cara yang terangkum dalam metode dan
metodologinya.
2.3.2 Sejarab Berbasis Kontinuitas sebagai Alternatif
Alternatif yang mungkin ditempuh untuk memproduksi eksplanasi
sejarah yang mampu menjadi media pewarisan identitas kultural,
menegakkan kohesivitas sosial dan sekaligus memenuhi kaidah
keilmuan, adalah dengan mengembangkan sejarah berbasis
kontinuitas. Secara tradisi, ilmu sejarah mengkaji dua aspek, yaitu
a...c.
~+
....-
~.&
...
change
dan
continuity.
Bagai dua sisi pada mata uang, kedua aspek
itu seharusnya selalu ada pada setiap eksplanasi sejarah. Akan tetapi,
oleh para
agent
0/
social change
di Indonesia aspek kontinuitas hampir
tidak pernah ternarasikan, untuk tidak mengatakan ditenggelamkan.
Sejarah Berbasis Kontinuitas justru menempatkan· aspek
kontinuitas sebagai jiwa dari eksplanasi sejarah. Salah satu alternatifnya
adalah dengan menempatkan identitas kolektif sebagai unsur utama
dari kontinuitas. Dengan kata lain, peristiwa sejarah dipahami sebagai
tindakan simbolik masyarakat untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan dengan berlandas identitas kolektifnya.
Perubahan yang terdapat pada setiap kejadian sejarah ditempatkan
dalam kerangka mempertahankan dan mengembangkan identitas
kultural tersebut.
Bangunan candi yang banyak terdapat di Indonesia, akan lebih
objektif dan bermakna apabila ditempatkan sebagai pengembangan
bentuk penghormatan kepada orang tua atau yang dituakan dari
pad a dimaknai sebagai dominasi kebudayaan India di Indonesia.
Hal itu sesuai dengan pengertian
cinandi
pad a bahasa Jawa yang
berarti pemuliaan. Penempatan patung raja dalam candi juga akan
lebih masuk akal
(make sense)
apabila dimaknai sebagai manifestasi
penghormatan kepada orang tua dari pada perwujudan konsep
kekuasaan dewa-raja. Dengan demikian, penghormatan kepada orang
tua yang sekarang "masih" dihidupi oleh masyarakat menjadi
memperoleh peneguhan oleh eksplanasi sejarah. Peneguhan melalui
eksplanasi sejarah sangat penting untuk mengembangkan kepercayaan
did, sehingga masyarakat tidak ketakutan dan bahkan bangga
menjalankan penghormatan orang tua yang sudah meninggal (baca:
leluhur) meski dinegasikan sebagai musyrik atau bahkan kafir.
Sejajar dengan itu, serangan Mataram ke J awa Timur akan menjadi
lebih bermakna dan objektifbagi masyarakat Yogyakarta khususnya.
apabila dimaknai sebagai simbol perlawanan masyarakat pendukung
kebudayaan Jawa terhadap tekanan kebudayaan Arab dari pada sekedar
melakukan hegemoni politik. Pemaknaan itu mung kin dilakukan
apabila sejarawan bersedia menempatkan serangan tersebut
dalam satu kesatuan konteks tindakan simbolik Mataram untuk
menghidupkan kembali kebudayaan Jawa pada peristiwa sejarah
38
Sejarah Berbasis Kontinuitas
lainnya, seperti pembangunan makam Imogiri, penciptaan penanggalan
Jawa, penciptaan stratifikasi bahasa Jawa serta pengembangan
kerajinan bergambar manusia dan hewan. Apalagi kalau Yogyakarta
sebagai kota budaya saat ini juga dijadikan pertimbangan.
Eksplanasi sejarah yang mendasarkan diri pada kontinuitas akan
mampu memberikan penjelasan benang merah keutamaan yang
dihidupi masyarakat lampau, kini dan bahkan esok. Dekrit Presiden
5 Juli 1959 akan
meaningless
apabila ditempatkan sebagai tonggak
bagi muncul dan berkembangnya otoritarianisme pemerintahan
Soekarno. Akan lebih manusiawi apabila tindakan Soekarno
ditempatkan pada konteks identitas kulturalnya, yaitu usaha untuk
mewujudkan gotong royong sebagai jiwa sistem politik Indonesia.
Pemaknaan itu sesuai dengan alur pemikirannya, baik pada zaman
pergerakan maupun pidatonya pada sidang BPUPKI. Sebaliknya, sifat
anti perbedaan yang mewarnai pemerintahannya pada waktu-waktu
berikutnya juga akan menjadi dapat dijelaskan secara proporsional
dengan memperhitungkan dinamika politik, baik dalam negeri maupun
internasional sebagai satu kesatuan konteks.
Aspek kontinuitas menjadikan eksplanasi sejarah mampu
menjangkau penjelasan dinamika masyarakat Indonesia menurut
perspektif Indonesia. Dengan kata lain, sejarah berbasis kontinuitas
memungkinkan masa lampau dieksplorasi secara lebih otonom, karena
tidak tergantung pada kekuatan luar. Masyarakat Indonesia menjadi
konstanta dalam dinamika sejarahnya sendiri. Penempatan sebagai
konstanta tidak sekali-kali mengakibatkan eksplanasi sejarah menjadi
ultra nasionalis dan anti asing. Eksistensi pengaruh kekuatan asing
tidak dapat dinafikan dalam sejarah Indonesia, tetapi menjadi
berlebihan apabila ditempatkan sebagai determinan. Berbagai kajian
antropologis memperlihatkan bahwa pengaruh kekuatan asing tidak
pernah menjadikan masyarakat Indonesia pada masa lampau berubah
menjadi masyarakat berbudaya asing.
Selain mengembangkan otonomi sejarah Indonesia, penggunaan
kontinuitas identitas sosio-kultural Indonesia sebagai perspektif akan
menjadikan wacana yang diproduksi me1alui eksplanasi sejarah
memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan masyarakat
kontemporer. Masyarakat masa kini menjadi dapat memahami
Sejarah Berbasis Kontinuitas
nilai dari masa lampau yang harus ditempatkan sebagai keutamaan
untuk mengarungi kehidupan di masa sekarang dan sekaligus memberi
inspirasi bagi eksplorasi kreatif yang harus mereka lakukan untuk
mengembangkan diri ke masa depan. Hanya melalui pemahaman akan
identitas kulturalnya, masyarakat mampu mengembang-kan diri
dan memecahkan berbagai permasalahan kontemporer.
Sebagai bagian dari Fakultas Sastra, eksplanasi aspek kontinuitas
dari masa lampau akan mampu memberikan sumbangan besar dalam
pemaknaan semiotis terhadap berbagai fenomena aktual serta kajian
teks sastra masa lampau. Sebaliknya, sejarah juga dapat memperoleh
berbagai manfaat dari perkembangan hermeneutika dan semiotika
yang terjadi di dunia kebahasaan. Bahkan sekat-sekat yang
mengungkung ketiga program studi yang ada di Fakultas Sastra
menjadi sangat mungkin dicairkan dengan melakukan kajian bersama
dalam payung cultural studies.
2.4
Penutup
TImu sejarah secara kultural merupakan salah satu alat masyarakat
untuk mewujudkan peri kehidupan yang dicitakan. Oleh karena itu,
sudah selayaknya IImu Sejarah bertekun diri untuk menjadi alat
masyarakat dalam membangun kehidupan sesuai dengan tata nilainya.
Dengan kata lain IImu sejarah sudah seharusnya memenuhi fungsi
utamanya, yaitu sebagai alat pewaris identitas kultural dan pembangun
kohesivitas sosial masyarakat. Apabila dengan berbagai alasan justru
menempatkan diri berseberangan, maka akan banyak masalah yang
muncul. Selain masyarakat menolak historiografi yang dihasilkannya,
eIiminasi terhadap Ilmu Sejarah juga menjadi sangat mungkin terjadi.
40
Catatan
Kaki
Oleh karena kebenaran objektif tidak mungkin diperoleh,
maka
dalam ilmu sejarah
berlaku pengukuran khusus, yaitu korespondensi atau Gukungan sumber yang
memadai dan koherensi atau keselarasan dengan kebenaran umum. Simak ER.
Ankersmit, 1987, Refleksi Tentang Sejarah. Terjemahan Dick Hartoko. Jakarta:
Gramedia, him. 1 10-117.
Protes ditujukan kepada eksplanasi sejarah resmi (official), terutama tentang
Peristiwa 1965 atau Gestapu. Kritik antara lain tentang tidak tercanturnnya
kelompok korban, etnis minoritas dan aspek tertentu dalam sejarah nasional.
Misalnya, Revrison Bawasir menyatakan bahwa sejarah tidak menjelaskan tentang
kewajiban Indonesia membayar utang Belanda sebesar 6,3 juta gulden pada pasca
KMB. Liliat Kompas 13 Agustus 2008.
Pikiran Rakyat, 2 Oktober 2003. Lihat juga wawancara Taufik Abdullah pada
Jakarta Post,
22 Januari 2006.
Agent
dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai penyalur. Apabila
kelas tertentu berposisi sebagai agent, siapakah yang bertindak sebagai perancang
atau engineer of social change?
Posisi Indonesia yang digambarkan sangat tergantung pada kekuatan luar dibahas
secara mendalam oleh Bambang Purwanto dengan istilah determinisme. Liliat
Bambang Purwanto, "Historisisme Bam dan Kesadaran Dekonstruktif: Kajian
Kritis tentang Historiografi Indonesiasentris" pada Humaniora volume XIII No.1 /
2001, hlm.36.
Wacana seperti itu mengingatkan penulis pada pemikiran Foucault ten tang
madness, Indonesia oleh sejarawan ditempatkan sebagai orang gila dan asing
sebagai obat mujarab yang mampu mengubahnya menjadi waras. Liliat Michael
Foucault, 1972,
The archeology of knowledge,
Routledge terdapat pada http:/ /
www.marxists.org/reference/subject/philosophy/works/fr/foucauI2.htm
khususnya chapter 3.
Lihat Henk Schulte Nordho1t, De-colonising Indonesian Historiography, Paper
delivered at the Centre for East and South-East Asian Studies public lecture series
"Focus Asia", 25-27 May, 2004 at Lund University, Sweden.
Pembahasan tentang isi
dari
seminar tersebut telah banyak dilakukan. lsi pokoknya
adalah perdebatan penulisan sejarah Indonesia antara kelompok Soedjatmoko
yang menekankan pentingnya penggunaan metodologi secara ketat dengan
kelompok Moh. Yamin yang menekankan mendesaknya kebutuhan masyarakat
akan pengembangan nasionalisme. Patut dis-ayangkan apabila hasil akhirnya
adalah bukan
win-win,
tetapi
win-lose
dengan korban di pihak pengembangan
aMo4~~~
nasionalisme. Perdebatan itu dengan menarik dibahas oleh Rommel Curaming,
Toward Reinventing Indonesian Nationalist Historiography
yang terdapat pada
http:1
Ikyotoreview.cseas.kyoto-u.ac.jP/issue/issue2/article_24s.html
Ungkapan sejenis berkali-kali disampaikan antara lain pada pidato
pertanggungjawaban presiden kepada MPR tanggal 1 Maret 1998.
lO
Jakarta Post,
16
Agustus
2003.
Hal senada diungkapkan olehAlfitra Sa1am, Biarlah
Nasionalisme Keindonesiaan Punah pada www.mediaindo.cojd tertanggal 28
Oktober 2004.
!l
http://www.xenohistorian.faithweb.comlindex.html
12
Bambang Purwanto membahas permasalahan ini dalam satu bab penuh untuk
mencoba meyakinkan bahwa sumber lisan tidak lebih rendah dari pada sumber
tertulis. Lihat Bambang Purwanto, Gagalnya Historiografi Indonesia?!.
Yogyakarta: Ombak,
2006.
Bagian 2.
13
Sartono Kartodirdjo, "Sejak Indische sampai Indonesia". Jakarta:
KiJmpas,
2005,
hlm.l14-11S.
14
Ibid.,
hlm.30.
Implementasi Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia Berbasis Kompetensi:
Suatu Analisis Deskriptif
Darsiti
3.1 Pendahuluan
Bangsa Indonesia saat ini banyak menghadapi tantangan.
Tantangan tersebut antara lain era globalisasi dan reformasi dengan
arus teknologi yang sangat tinggi. Keadaan demikian, menurut Sudjadi
(Kedaulatan Rakyat,
25 Oktober 2001) kondisi tersebut menuntut
adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan sumber
daya manusia yang berkualitas diharapkan Indonesia mampu
berkompetisi baik dalam forum nasional, regional maupun
Internasional (Djohar MS,1999: 10 dan Zamroni, 2001: 33).
Menurut Djoyonegoro (Suyanto, 2001: 144) manusia berkualitas
adalah manusia yang (1) memiliki keahlian dalam suatu bidang
yang berkaitan dengan iptek, (2) mampu bekerja secara profesional
dengan berorientasi mutu dan keunggulan, dan (3) dapat menghasilkan
karya-karya unggul yang mampu bersaing secara global sebagai hasil
dari keahlian dan profesionalitasnya. Manusia berkualitas hanya dapat
dihasilkan melalui proses pendidikan. Dengan demikian, pendidikan
memiliki peranan penting dan sekaligus merupakan sarana paling
efektif dalam pembentukan manusia berkualitas.
Sementara itu, kenyataan menunjukkan bahwa hasil pendidikan
belum menunjukkan peru bahan yang berarti atau berkualitas rendah
(Suyanto, 2000: 4).
Ketimpangan yang terjadi antara harapan dan kenyataan
mengindikasikan bahwa 11asil pendidikan belum menggembirakan
alias gagal menghasilkan manusia-manusia berkualitas. Pendidikan
yang berkualitas rendah akan menghasilkan manusia-manusia
LE MB AR
HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU
PEER REVIEW
Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi
Judul Jurnal llmiah (Artikel)
Sejarah Berbasis Kontinuitas
Penulis Jurnal Ilmiah
Dr. Hieronymus Purwanta, M .A.
ldentitas Jurnal llmiah :
a)
Nama Jurnal
: Arah Reformasi
b)
N omorNolume
: No. 38/Volume 0
c)
Edisi (bulan/tahun) : Februari/2008
d)
Penerbit
: LPPM Universitas Sanata Dharma
e) Jumlah halaman
: 16 halaman
f) ISSN/ISBN
: ISSN 1410-895X
g) Uri
: httQs://reQository.usd.ac.id/5905/
Nilai Maksimal Jurnal Ilmiah
Komponen yang
Inter
Nasional
Nilai Akhir
Inter
Nasional
Nasional
Yang
dinilai
nasional
Tidak
Terindeks
Bereputasi
nasional
Terakreditasi
Terakreditasi
DOAJ
diperoleh
Kelengkapan dan
kesesuaian isi Jurnal
1.00
0,85
(10%)
Ruang Lingkup dan
Kedalaman
3.00
2,55
Pembahasan (30%)
Kecukupan dan
Kemutakhiran Data/
3.00
2,55
Informasi dan
Metodologi (30%)
Kelengkapan Unsur
dan Kualitas Penerbit
3.00
2,55
(30%)
Total=100%
10.00
8,5
Komentar Per Reviewer :
1.
Tentang Kelengkapan dan Kesesuaian Unsur
2.
Tentang Ruang Lingkup dan Kedalaman Pembahasan
~
~
E_Et!_
te:z-3.
Kecukupan dan Kemutakhiran data serta Metodologi
7
4.
Kelengkapan Unsur Kualitas Penerbit
J
5.
Indikasi Plagiasi
M;Jt~
Vp
J
6.
Kesesuaian Bidang Ilmu
Surakarta
,~
et2017
(PROF. R. HERMANU JOEBAGIO M.PD.)
NPP/NI
: ] 9560303198603100]
Jabatan Akademik : Guru Besar (IV-b)
LE MB AR
HASIL PENILAIAN SEJA WAT SEBIDANG ATAU
PEER REVIEW
Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi
Judul Jurnal llmiah (Artikel)
Sejarah Berbasis Kontinuitas
Penulis Jurnal Ilmiah
Dr. Hieronymus Purwanta, M.A.
ldentitas Jurnal llmiah :
a)
NamaJurnal
: Arah Reformasi
b)
NomorNolume
: No. 38/Volume 0
c)
Edisi (bulan/tahun) : F ebruari/2008
d)
Penerbit
: LPPM Universitas Sanata Dharma
e) Jumlah halaman
: 16 halaman
f)
ISSN/ISBN
: ISSN 1410-895X
g) Uri
: httgs://regository.usd.ac.id/5905/
Nilai Maksimal Jurnal llmiah
Komponen yang
Inter
Nasional
Nasional
Nilai Akhir
Inter
Nasional
Yang
dinilai
nasional
nasional
Terakreditasi
Tidak
Terindeks
diperoleh
Bereputasi
Terakreditasi
DOAJ
Kelengkapan dan
kesesuaian isi Jurnal
1.00
1
(10%)
Ruang Lingkup dan
Kedalaman
3.00
2
Pembahasan (30%)
\
Kecukupan dan
Kemutakhiran Data/
3.00
2
Informasi dan
Metodologi (30%)
Kelengkapan Unsur
dan Kualitas Penerbit
3.00
3
(30%)
Total=100%
10.00
8
Komentar Per Reviewer :
1.
Tentang Kelengkapan dan Kesesuaian Unsur
A
cf\¥:€\.
lnemero"'\
UNur-
LWlt.tr
ko~a
llVYl\a
h dCAn
Serueti
de~
\u~n
ffi.\o~i
[}urna\,.
2.
Tentang Ruang Lingkup dan Kedalaman Pembahasan
~8\oo
m~loe1Vior-
·te\larO'fl
BlowUsari .\:erV\c.tdaf
3.
Kecukupan dan Kemutakhiran data serta
Metodolo~i
\)erMBrn\~nct"'
v\cAn
jt{Wtlbct11
c:.\Aur(illll°an
d.-t"ffeh
_Q-elur
4.
Kelengkapan Unsur Kualitas Penerbit
5.
Indikasi Plagiasi
6.
Kesesuaian Bidang Ilmu
Surakarta, 08 Maret 2017
(PROF. DR. SARIY ATUN M.PD., M.HUM.)
NPP/NIP .
:96103181989032001
Jabatan Akademik : Guru Besar (IV-b)
53% Unique
Total 34701 chars, 5013 words, 126 unique sentence(s).
Custom Writing Services
-
Paper writing service you can trust. Your assignment is our priority! Papers ready in 3 hours!
Proficient writing: top academic writers at your service 24/7! Receive a premium level paper!
@charset "UTF-8"; html{height:100%;padding-bottom:1px;} small,.small{font-size:0.9em;} .cssTable { margin:0px;padding:0px; width:100%; box-shadow: 10px 10px 5px
#888888; border:1px solid #ffffff; mozborderradiusbottomleft:0px; webkitborderbottomleftradius:0px; borderbottomleftradius:0px; mozborderradiusbottomright:0px;
-webkit-border-bottom-right-radius:0px; border-bottom-right-radius:0px; border-radius-topright:0px; -webkit-border-top-right-radius:0px; border-top-right-radius:0px;
-moz-border-radius-topleft:0px; -webkit-border-top-left-radius:0px; border-top-left-radius:0px; } .cssTable table { border-collapse: collapse; border-spacing: 0; width:100%; height:100%;
margin:0px;padding:0px; } .cssTable tr:last-child td:last-child { -moz-border-radius-bottomright:0px; -webkit-border-bottom-right-radius:0px; border-bottom-right-radius:0px; }
.cssTable table tr:first-child td:first-child { -moz-border-radius-topleft:0px; -webkit-border-top-left-radius:0px; border-top-left-radius:0px; } .cssTable table tr:first-child td:last-child
{ mozborderradiustopright:0px; webkitbordertoprightradius:0px; bordertoprightradius:0px; }.cssTable tr:lastchild td:firstchild{ mozborderradiusbottomleft:0px;
-webkit-border-bottom-left-radius:0px; border-bottom-left-radius:0px; } .cssTable tr:hover td{ color:#e5e5e5; } .cssTable td{ vertical-align:middle;
background-color:#fcfcfc; border:1px solid #ffffff; border-width:0px 1px 1px 0px; text-align:left; padding:7px; font-size:12px; font-family:Arial; font-weight:normal; color:#000000; } .cssTable
tr:last-child td { border-width:0px 1px 0px 0px; } .cssTable tr td:last-child { border-width:0px 0px 1px 0px; } .cssTable tr:last-child td:last-child { border-width:0px 0px 0px 0px; }
.cssTable tr:first-child td { background:-o-linear-gradient(bottom, #cccccc 5%, #cccccc 100%); background:-webkit-gradient( linear, left top, left bottom, color-stop(0.05, #cccccc),
color-stop(1, #cccccc) ); background:-moz-linear-gradient( center top, #cccccc 5%, #cccccc 100% ); filter:progid:DXImageTransform.Microsoft.gradient(startColorstr="#cccccc",
endColorstr="#cccccc"); background: -o-linear-gradient(top,#cccccc,cccccc); background-color:#cccccc; border:0px solid #ffffff; text-align:center; border-width:0px 0px 1px 1px;
font-size:14px; font-family:Arial; font-weight:bold; color:#000000; } .cssTable tr:first-child:hover td { background:-o-linear-gradient(bottom, #cccccc 5%, #cccccc 100%);
background:-webkit-gradient( linear, left top, left bottom, color-stop(0.05, #cccccc), color-stop(1, #cccccc) ); background:-moz-linear-gradient( center top, #cccccc 5%, #cccccc
100% ); filter:progid:DXImageTransform.Microsoft.gradient(startColorstr="#cccccc", endColorstr="#cccccc"); background: -o-linear-gradient(top,#cccccc,cccccc);
background-color:#cccccc; } .cssTable tr:first-child td:first-child { border-width:0px 0px 1px 0px; } .cssTable tr:first-child td:last-child { border-width:0px 0px 1px 1px; }
Results
Query
Domains (original links)
243,000 results
au-4 1::+--""
training.factor61.com youtube.com cisco.com
ocw.mit.edu ebay.com niap-ccevs.org
domain.com.au domain.com.au wattpad.com Free
Download | Mozilla Firefox® Web Browser
www.mozilla.orgDownload Firefox - the faster,
smarter, easier way to browse the web and all of
Yahoo Also Try samsung galaxy tab 3 tablet 10.1 &
quot1 quot 3-way metal corner braces1 quot led
lights ultra bright1 quote1 quot air impact
tools12345Next243,000 results
Unique
~"',
-JUDUL:
Sejarah Berbasis Kontinuitas
394 results
- SEJARAH BERBASIS KONTINUlTM
issuu.com chroniclingamerica.loc.gov
palni.contentdm.oclc.org
chroniclingamerica.loc.gov ehbritten.org
scribd.com eoinobrien.org
nyshistoricnewspapers.org scribd.com ufdc.ufl.edu
Unique
PUl"Nlntl ,
-Unique
1 Pengantar Setiap Hmu pengetahuan dan teknologi diciptakan oleh nUUlulla yang terikat ruang dan waktu untuk
memenuhi idealisme tcrtentu, termasuk di dalamnya Hmu sejarah
-Unique
Dari sudut pandang ini, masyarakat manusia menciptakan Hmu sejarah tentu mempunyai maksud
-5 results
Pertanyaan yang kemudian muneul adalah maksud apakah yanll ada di benak masyarakat saat mencipta Hmu
sejarah
hadi-historyeducation.blogspot.com
sejarawan.wordpress.com
sejarawan.wordpress.com
wandi.guru-indonesia.net arizaman.blogspot.com
Unique
Seeara akademis dipahami bahwa sejarah bertugas menjelaskan peristiwa yang terjadi di masa lampau subjektif
mungkin atau mendekati realitas objektif dari peristiwa yang dijelaskan
-Unique
Apabila kedekatan dengan realitas objektif sebagai tujuan, maka sejarah akan selalu gagal dalam menunaikan
tugasnya
-1 result
Setiap peristiwa terjadi dalam waktu tertentu dan kemudian hilimg
sites.google.com
2 results
Dari sudut pandang ini, tidak mungkin melakukan pembandingan antara eksplanasi sejarah dengan peristiwa
sejarah untuk mengukur tingkat objektifitasnya
sites.google.com sites.google.com
Unique
1 Selain ketidakmampuan menghadirkan kembali peristiwa sejarah, permasalahan lain adalah panjangnya jarak
antara peristiwa dengan eksplanasi sejarah
-Unique
Hal itu disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang kehidupan dan kepentingan antara penyusun sumber
sejarah dengan pelaku sejarah
-Unique
Dari sudut pandang ini, sumber sejarah lebih merupakan hasil pembacaan subjektif pembuat berita _"Cd,Ac
-Unique
4 -e~ ~'WIIIo"" terhadap realitas objektif
-Unique
Saat sumber sejarah menjadi teks yang otopom ditemukan dan dibaea oleh para arkheolog atau sejarawan, maka
p,emaknaan dan proses produksi waeana kembali terulang
-Unique
Waeana yang terkandung dalam eksplanasi sejarah itu pulalah yang dari awal masa reformasi sampai sekarang
hangat dibicarakan orang
-Unique
2 Terlepas dari kuat tidaknya argumen yang dinarasikan untuk mengkritik waeana dalam karya sejarah masa Orde
Baru, berbagai kalangan sejarawan tidak setuju dengan penggunaan kata penggelapan dan pelurusan
-1 result
Istilah pelurusan akan memberi kesan dan pesan kepada pembaea ten tang adanya sejarah yang bengkok (gelap)
dan sekaIigus mengklaim bahwa eksplanasi sejarahnya adalah paling benar
sites.google.com
7 results
Kesadaran akan terdapatnya tumpukan waeana pada eksplanasi sejarah melahirkan pemahaman bahwa klaim
sebagai paling benar merupakan sesuatu yang tabu dalam ilmu sejarah
sites.google.com anjarsetianingsih.blogspot.com
candikalaku.blogspot.com
dinamikagurusd.blogspot.co.id
dinamikagurusd.blogspot.co.id Free Download |
Mozilla Firefox® Web Browser
www.mozilla.orgDownload Firefox - the faster,
smarter, easier way to browse the web and all of
Yahoo 7 results
1 result
Disadari sepenuhnya bahwa kebenaran yang disampaikan melalui tulisan sejarah adalah bukan kebenaran final
yang dapat ditulis dengan "K" huruf kapital
sites.google.com
1 result
sejarah selalu bisa ditulis ulang
sites.google.com
1 result
Jangan mengunakan istilah 'pelurusan sejarah'
sites.google.com
1 result
Saya selalu menggunakan istilah 'penulisan ulang sejarah', karena itu adalah hal yang wajar
sites.google.com
Unique
Misalnya, kalau ada fakta baru, kenapa tidak, ya kan
-1 result
Coba lihat sekarang, banyak sekali buku yang beredar di pasar," jelasnya 3
sites.google.com
Unique
2 Dominasi Wacana Perubahan Salah satu waeana yang kuat dinarasikan selama Orde Baru adalah perubahan
-Unique
Melalui pembangunan yang dijadikan ikon pada saat itu, pemerintah berusaha untuk mengubah masyarakat
Indonesia dari agraris menjadi industri
-Unique
Kiranya belum terhapus dari ingatan kolektif kita, betapa bangganya ketika kelas tertentu dari masyarakat kita
menyandang gelar sebagai agen perubahan atau agent ofsocial change
-Unique
Historiografi Indonesia sebagai produk anak zaman, tentu saja • tidak dapat lepas dari dominasi waeana perubahan
-Unique
Hal itu tampak dari berbagai narasi sejarah yang dihasilkan selama Orde Baru
-Unique
Beberapa unsur yang seeara kuat dinarasikan oleh sejarawan antara lain sebagai berikut
-Unique
1 Konstanta dan Varlabel ;;t Salah satu waeana yang kuat dinarasikan selama Orde Baru adalah perubahan
-1 result
Kiranya belum terhapus dari ingatan kolektif kita, betapa bangganya ketika kelas tertentu dari masyarakat kita
menyandang gelar sebagai agen perubahan atau agent ofsocial change sebagai berikut
sites.google.com
1 result
Historiografi Indonesia sebagai produk anak zaman, tentu saja tidak dapat lepas dari dorninasi waeana perubahan
sites.google.com
1 result
Hal itu tampak dari berbagai narasi sejarah yang dihasilkan selama Orde Baru
sites.google.com
1 result
di luar masyarakat Indonesia, seperti kebudayaan India, Arab, dan Barat
sites.google.com
Unique
Untuk mendukung wacana yang disampaikan, sebagai
-Unique
gambaran, sejarawan menarasikan bangsa India yang agraris sebagai pelaut ulung
-Unique
Mereka berhasil mengarungi samudera untuk mengubah bangsa maritim Nusantara yang saat itu takjelas
aktivitasnya
-1 result
Eksplanasi sejarah untuk periode itu mewacanakan dengan kuat bahwa kebudayaan India datang dan menjadikan
masyarakat Nusantara berubah menjadi beragama Hindu
sites.google.com
Unique
Wacana yang sarna juga diproduksi untuk ekspalanasi sejarah periode berikutnya
-Unique
Ketika pedagang Arab datang, masyarakat Indonesia berubah menjadi Islam, dan ketika Barat datang masyarakat
pun harus berubah menjadi kuli dan Kristen
-2 results
Tanpa kehadiran kebudayaan luar, masyarakat Indonesia adalah bukan siapa-siapa dan tak berarti apa pun
(nobody and nothing)
sites.google.com sites.google.com
1 result
Masyarakat merasa tak diberi warisan satu hal pun yang positif atau berharga oleh leluhur mereka
sites.google.com
13,800 results
Setiap membaca sejarah, yang ditemui hanyalah kebiadaban, kebodohan, kemiskinan, dan kekolotan nenek
moyang
novrizalfikar123.blogspot.com
noviaasrumiati.wordpress.com
illaphuw.blogspot.com donxsaturniev.blogspot.com
dadangkadarusman.com zadandunia.blogspot.com
kantongilmuhukum.blogspot.com
ugmyfirmansyah13.blogspot.com jagatplay.com
jejakjejakjejak.wordpress.com
Unique
Sebaliknya, kekuatan luar selalu dipandang sebagai pembawa pencerahan yang pada kadar tertentu mampu
memajukan masyarakat Indonesia
-Unique
Kekuatan yang "memaksa" 30
-Unique
,~"""'
-1 result
Sejarah Berbasis Kontinuitas masyarakat Indonesia mengubah sesuai dengan "kehendak" kekuatan luar tersebut
sites.google.com
1 result
Pandangan itu menjadikan dalam darah pembaca sejarah mengalir "kebenaran" bahwa masyarakat Indonesia
memang sungguh lebih rendah kebudayaannya apabila dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain, terutama
bangsa India
sites.google.com
5 results
Posisi paling tinggi masyarakat Indonesia seakan hanya sebagai peniru yang kreatif kalau bukan copycat
lifestyle.okezone.com kompasiana.com
brainly.co.id telaga.org jofipasi.wordpress.com
Unique
Sindrom rendah diri itu semakin membesar ketika dinyatakan bahwa pembuatan patung raja yang ditempatkan di
dalam candi sebagai perwujudan konsep dewa raja
-2 results
Melalui wacana yang diproduksi para sejarawan, masyarakat Indonesia belajar bahwa leluhur mereka selain
berposisi peniru juga memiliki sifat otoriter (sewenang-wenang)
sites.google.com sites.google.com
2 results
Hal yang sarna juga terjadi ketika serangan Mataram ke Jawa Timur diwacanakan sebagai manifestasi usaha
penciptaan hegemoni
sites.google.com sites.google.com
1 result
Masyarakat memahami bahwa eksplanasi sejarah selalu "bukan tentang kami"
sites.google.com
1 result
Sejarah hanya menceritakan tentang kiprah kekuatan luar atau "mereka" di Indonesia
sites.google.com
1 result
Sindiran bahwa historiografi Indonesia merupakan sejarah tanpa masyarakat kiranya cukup tepat untuk
menggambarkan relasi eksplanasi sejarah dengan masyarakat sebagai pembacanya
sites.google.com
14,500,000 results
7 Buku-buku sejarah tidak diminati dan pendidikan sejarah sebagai mata pelajaran yang membosankan
biblegateway.com cafepress.com
biblegateway.com ok.gov legis.nd.gov
dcregs.dc.gov usccb.org pacode.com
dollargeneral.com Free Download | Mozilla
Firefox® Web Browser www.mozilla.orgDownload
Firefox - the faster, smarter, easier way to browse
the web and all of Yahoo Also Try samsung galaxy
tab 3 tablet 10.1 & quot1 quote1 quot led lights
ultra bright1 quot 3-way metal corner braces1 quot
air impact tools12345Next14,500,000 results
Unique
Dari sudut pandang ini, peminggiran sejarah yang dilakukan masyarakat menjadi dapat dimaknai sebagai langkah
pencegahan terhadap berlarutnya kerusakan
-Unique
31 ~ 1::+--- ~"'
-5 results
Penolakan masyarakat tentu tidak mungkin disuarakan, karena mereka tak lagi mampu bersuara
ojs.unm.ac.id syajahratun.blogspot.com theglobal-
review.com download.portalgaruda.org
kompasiana.com
1 result
8 Hanya sejarawan akademik yang memiIiki otoritas untuk menyuarakan wacananya melalui rekonstruksi mas a
lampau
sites.google.com
-1 result
Meski oleh guru sejarah dan para sejarawan dipropagandakan pentingnya kesadaran sejarah, masyarakat
mengalurkan hidup mereka tanpa berlandas sejarah
sites.google.com
5 results
Masyarakat meninggalkan sejarah dan hidup tanpa sejarah
global.liputan6.com global.liputan6.com
edaymedotnet.wordpress.com pulsk.com
rakyatsulsel.com
Unique
4 Indonesia Trendy Wacana perubahan yang dinarasikan oleh historiografi menjadikan masyarakat tidak memiIiki
apa pun dari masa lampau yang dapat dijadikan pegangan hidup ketika zaman global didatangkan
-1 result
9 Pernyataan itu mengindikasikan akan ketidakberdayaan masyarakat Indonesia untuk mengambil sikap tertentu
sebagai makhluk yang otonom dan rasional
sites.google.com
1 result
Seakan satu-satunya kemungkinan hanyalah pasrah kemana pun pusaran global akan membawa
sites.google.com
Unique
Apabila arus global menjadikan jilbab sebagai ikon kebangkitan Islam, maka masyarakat pun suka tidak suka harus
menerimanya
-4 results
Sebaliknya, apabila pakaian model tank top menjadi simbol kebebasan kaum perempuan, mau tidak mau mereka
juga harus menerimanya
sites.google.com repository.usd.ac.id
sketsadamai.blogspot.com academia.edu
2 results
Oleh karena itu, tidak perlu heran apabila kemudian jilbab dipadukan dengan pakaian ketat ala tank top oleh
generasi muda Indonesia
sites.google.com sketsadamai.blogspot.com
40,100,000 results
' Bangsa Indonesia telah menjelma menjadi masyarakat trendy, yaitu mengikuti apa pun yang terjadi untuk tidak
dikatakan sebagai ketinggalan zaman
goodreads.com stat.wisc.edu dictionary.com
measuringu.com en.wikipedia.org
stats.stackexchange.com statisticshowto.com
quoteinvestigator.com community.norton.com
andrews.edu
5 results
"I'm Indonesian because I was born in Indonesia and I'm a citizen of Indonesia, I just have to live with that," Intan
Nirwani
sites.google.com sites.google.com
iakurniaweblog.blogspot.com
sketsadamai.blogspot.com
5 results
a 14 year-old high school student, said when she was asked about what it meant being an Indonesian
sites.google.com sites.google.com
iakurniaweblog.blogspot.com
sketsadamai.blogspot.com
Unique
Swastika, 24, an anchor at a TV station and also Javanese, gave a similar answer
-307,000 results
"It's just a statistical status, I mean
keepbelieving.com searchquotes.com
idioms.thefreedictionary.com youtube.com
english.stackexchange.com imdb.com
bookdaily.com songselect.ccli.com
63,400 results
They seem to have grown further away from the sense of being Indonesian that was still very much alive among
the previous generations
kamus.net bible.com kolektor-mimpi.blogspot.com
scribd.com tipsdoktercantik.com file.upi.edu
ecasouvenirmurah.com goodreads.com Free
Download | Mozilla Firefox® Web Browser
www.mozilla.orgDownload Firefox - the faster,
smarter, easier way to browse the web and all of
Yahoo 12345Next63,400 results
Unique
For many of today 's youngpeople, being Indonesian means nothing more than a "geographical fact" - because they
were born and raised in the country
-Unique
Nothing more, nothing less
-Unique
3 Sejarab Berbasis Kontinuitas Generasi yang rendah diri, yang hidup tanpa masa lalu dan trendy itukah yang
hendak dibentuk oleh sejarawan
-10,700,000 results
Tentu saja tidak
4-l.org dpreview.com 4lmanufacturing.com
cpalms.org ebay.com dodge.com Free Download |
Mozilla Firefox® Web Browser
www.mozilla.orgDownload Firefox - the faster,
smarter, easier way to browse the web and all of
Yahoo Also Try 39 quot bfg
kr2s12345Next10,700,000 results
17,800,000 results
Tak seorang sejarawan pun menghendaki generasi baru Indonesia hidup tanpa identitas
en.wikipedia.org indonesia.travel infoplease.com
nytimes.com wikitravel.org britannica.com
travel.nationalgeographic.com theguardian.com
indonesia-tourism.com Free Download | Mozilla
Firefox® Web Browser www.mozilla.orgDownload
Firefox - the faster, smarter, easier way to browse
the web and all of Yahoo 12345Next17,800,000
results
Unique
Sebaliknya, sejarawan menghendaki lahirnya generasi baru Indonesia yang memiliki identitas kokoh, nasionalis,
dan humanis
-Unique
Permasalahan yang kemudian muncul adalah bagaimana cara untuk memproduksi eksplanasi sejarah yang mampu
mengantar ke tujuan tersebut
-5 results
Adalah menjadi tugas semua orang yang berkecimpung dalam dunia sejarah untuk mencari terobosan dan
menemukan wacana eksplanasi sejarah yang pas untuk bangsa 33 Sejarah Berbasis Kontinuitas
makalahtugaspaper.blogspot.com
syajarahbangsa.blogspot.com
harliandasaputra.blogspot.com
sakersomu.blogspot.com jaribicara14.blogspot.com
Unique
4 l:+'-- ~"',
-2 results
: Indonesia
sites.google.com usd.ac.id
Unique
Salah satu model eksplanasi sejarah yang ditawarkan melalui tulisan ini adafah Sejarah Berbasis Kontinuitas
-1 result
1 Fungsi Sejarah Pada semua komunitas, ekspalanasi sejarah secara turun-temurun difungsikan sebagai media
pewaris identitas
pensa-sb.info
4 results
Salah satu contoh bagaimana masyarakat menghidupi identitasnya, dilakukan secara turun temurun oleh
masyarakat Wotgaleh, Yogyakarta
xenohistorian.faithweb.com brigantesnation.com
sites.google.com usd.ac.id
7 results
Mereka mengidentifikasi diri sebagai masyarakat pemberani yang tak mengenal rasa takut untuk membela
kebenaran yang diyakini
psychologytoday.com trincoll.edu edutopia.org
salesforce.com xenohistorian.faithweb.com
newyorker.com sketsadamai.blogspot.com
Unique
Oleh masyarakat sekitar, masyarakat Wotgaleh diidentifikasi sebagai tukang berkelahi
-Unique
Untuk menghidupi identitas kolektifnya, masyarakat Wotgaleh membuat eksplanasi sejarah tentang kehebatan
Pangeran Purboyo yang disampaikan kepada generasi muda melalui pertemuan rutin di Masjid Sulthoni
-Unique
Identitas tersebut sampai sekarang tetap dihidupi, sehingga generasi baru mereka mewarisi sikap pan tang
menyerah untuk meminta kembalinya kampung Wotgaleh yang telah menjadi milik Bandara Adisucipto
-Unique
Hal yang sarna juga dilakukan oleh bangsa Eropa ketika membuat eksplanasi sejarahnya: Why all the emphasis on
the Greeks
-24 results
It is because the Greeks were the first people in ancient times who thought and acted much like us
id.wikipedia.org sentra-edukasi.com
wismoyonp.blogspot.com
sejarah10-jt.blogspot.com tulisanbasabasi.blogspot.com
berbagaireviews.com docs.google.com
asengkosasih.blogspot.com
violetainayahpama.blogspot.com
lailulyunani.blogspot.com
Unique
They displayed a keen intellectual curiosity, which led to speculation on almost every subject
-Unique
Masyarakat yang menempatkan individualisme, rasionalisme, dan empirisme sebagai keutamaan akan memiliki
model eksplanasi sejarah yang berbeda dengan masyarakat yang menempatkan kekerabatan dan keselarasan
sebagai keutamaan
-Unique
Perbedaan model eksplanasijuga dapat disimak pada masyarakat tulis dan masyarakat lisan
-Unique
Pada masyarakat berbudaya tulis, orang cenderung lebih mempercayai eksplanasi dan sumber yang berbentuk
tulisan dari pada lisan
-Unique
Sebagai gambaran adalah perkembangan ilmu sejarah
Unique
Tersendatnya perkembangan sejarah lisan di lain pihak merupakan manifestasi dari kekurangpercayaan terhadap
sumber lisan
-Unique
12 Sebaliknya, pada masyarakat berbudaya lisan, orang lebih mempercayai ucapan lisan dari pada tulisan
-Unique
Indonesia yang pada awalnya sebagai masyarakat yang berbudaya lisan, secara turun temurun melakukan
eksplanasi sejarah secara lisan
-1 result
Masyarakat dengan tekun mendengarkan tetua yang mengkisahkan riwayat cikal bakal kampung mereka saat
dilakukan upacara ruwahan
sketsadamai.blogspot.com
1 result
Bagi anggota masyarakat yang segenerasi atau satu dua tingkat di bawah cikal bakal akan dapat secara lebih detil
mengingat berbagai peristiwa yang dikisahkan oleh tetua kampung
sites.google.com
1 result
Pada tahap ini, fenomena historis yang dijelaskan sangat mungkin berubah bentuk menjadi cerita rakyat atau
legel1da yang tidak jarang dibumbui dengan proses mistifikasi
wonderfulindonesia-kompetisi.com
2 results
Meskipul1 terdapat perbedaan model eksplanasi sejarah an tar kebudayaan, tetapi semuanya memiliki tujuan yang
sarna, yaitu mewariskan identitas kultural
sites.google.com usd.ac.id
2 results
Dari perspektif ini, eksplanasi sejarah akan dipandang baik oleh masyarakat apabila mampu menjadi media
pewarisan identitas kolektif mereka
sites.google.com usd.ac.id
2 results
Eksplanasi sejarah yang mampu menjadikan generasi baru bangga terhadap kebudayaan dan menjadi bagian dari
masyarakat dimana mereka tinggal
sites.google.com usd.ac.id
2 results
Bagaimana kalau eksplanasi sejarah tidak memenuhi fungsi untuk mewariskan identitas kultural atau bahkan
mendestruksinya
sites.google.com usd.ac.id
Unique
Dapat diprediksi akibatnya, yaitu lahirnya generasi baru yang tidak memiliki identitas kultural
-2 results
Sartono menjelaskan: Tanpa identitas, sukar bahkan mustahil melakukan kotnunikasi dalam masyarakat
sites.google.com usd.ac.id
2 results
Identitas mendefinisikan status dan peran seseorang, mencakup ciri·ciri pokok seseorang baik yang fisik maupun
sosial·budaya
sketsadamai.blogspot.com repository.upi.edu
2 results
Jika seseorang kehilangan memori, antara lain karena senilitas atau penyakit syaraf, timbullah pada dirinya
kekacauan dalam berkomunikasi dengan orang lain
sites.google.com usd.ac.id
2 results
Kecuali tidak mampu mengenal identitas dirinya sendiri, dia juga tidak dapat menentukan identitas orang lain
sites.google.com usd.ac.id
Unique
Akibatnya ialah miskomunikasi terus menerus
Unique
Dalam rangka mencapai cita-cita kolektif, masyarakat menghadapi berbagai permasalahan, baik berupa
persaingan, konflik maupun perang, yang tidak jarang mengancam kepaduan kehidupan mereka sebagai
komunitas
-6 results
Untuk memperoleh solusi yang tepat, masyarakat akan bertanya kepada sejarah
sketsadamai.blogspot.com
yhanyoung.blogspot.com
farisasyarie.wordpress.com
pelajardankomputer.blogspot.com
chikymiziee.blogspot.com
blogger-duniariska.blogspot.com
5 results
Dalam konteks ini, eksplanasi sejarah sudah seharusnya mampu menyumbang solusi terhadap problem aktual
yang sedang dihadapi
brainly.co.id brainly.co.id lets-
sekolah.blogspot.com unita.lecture.ub.ac.id
gurupendidikan.com
1 result
Sejarah dikodratkan menjadi basis data yang berupa kumpulan solusi semua permasalahan hidup manusia
academia.edu
5 results
Salah satu usaha untuk menjadikan eksplanasi sejarah sebagai sumber solusi bagi problem aktual masyarakat
adalah tulisan Sartono Kartodirdjo saat menanggapi gejolak masyarakat di Way]epara, Talangsari, Lampung
id.wikipedia.org emilbalkis.wordpress.com