xi ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH
ECONOMIC VALUE ADDED
(EVA)
PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM
Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta
Benedictus Singgih Prasetyo Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh economic value added (EVA) terhadap harga saham. Penelitian dilaksanakan berdasarkan data yang telah dipublikasikan oleh PT Bursa Efek Jakarta bulan Juni sampai dengan bulan September 2008. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 329 perusahaan. Sampel penelitian berjumlah 177 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pendekatan proportional random sampling. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Rank Spearman (r’). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara economic value added (EVA) terhadap harga. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan analisis data di peroleh nilai r’hitung = 0,211 > r’tabel = 0,124 dan
xii ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF COMPANY’S
ECONOMIC VALUE ADDED
(EVA) TOWARDS THE STOCK
PRICE
A Case Study of the Companies Listed in Jakarta Stock Exchange
Benedictus Singgih Prasetyo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
i
ANALISIS PENGARUH
ECONOMIC VALUE ADDED
(EVA)
PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM
Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Benedictus Singgih Prasetyo NIM: 051334015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Yesus Kristus atas segala berkah-Nya
2. Bapak dan Ibu
3. Kakak dan Adik
4. Keluarga besar Hadi Siswoyo
5. Teman spesialku
vi
MOTTO
HIDUP INI TIDAK ADA YANG SEMPURNA
BERBUATLAH SESUATU DENGAN
MAKSIMAL MAKA AKAN
MENGHASILKAN SESUATU YANG
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang
merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan,
saran, masukan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono S.Pd., M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Akuntansi dan Dosen Pembimbing, yang dengan sabar membimbing penulis
menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta
viii
4. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada
penulis selama kuliah.
5. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala
keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.
6. Bapak dan Ibu tercinta, Kakak dan Adik tersayang, yang tidak pernah lelah
memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moral maupun material, serta
semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu beserta kalian semua.
7. Seluruh keluarga Hadi Siswoyo terima kasih atas dukungan, saran dan
kepercayaan yang telah diberikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
8. Kristina Noviyanti yang selalu memberikan dukungannya.
9. Adik Raden Roro Devi Farmasita Prisnawati yang memberikan dukungannya
saat penulisan akhir skripsi ini.
10.Bangkit Harry Saputra, Yulius Noferi Hadi, F.X. Eka Wahyu Wibawa. Terima
kasih atas bantuannya selama ini. Oh iya.. Kapan kita ke timur kampus lagi?
11.Angkatan 2005 “Arnon Samba, Theresia Avilla Lisa Kurniastuti, Asih Dwi
Pawestri, Natalia Niken Krisnawati, Maria Dwi Riwayati, Visensia Pachalina
Ossot, Margareta Uduk Seran, Dian Utaminingsih, Fransisca Heni, Eka
Fransiska Nita, Lucia Leni Cahyati, Novita Wulandari, Lucia Rahayu, Kurnia
Widiastuti, Vironica Harini Rita Sari, Waskito Ismu Hastomo, Florentina
Wulan, Filipus Cukup Santoso, Gede Wija Kusuma, Estianingsih Triaji,
Cristina Ida Fatriani, Era Kumala, Lucia Rini Hapsari, Yansen, Budiman, Adi
ix
12.Kakak-kakak veteran “Beni, Sigit, Ari, Satya, Joko, Sarju, Kompos, Budi, Diar, Taryono, Yudha, Ciptadi”. Terima kasih atas dukungannya selama ini.
13.Teman-teman ronda malam minggu di Siten khususnya RT 06 Danang,
Zainudin, Maryoto, Purwadi, Iswanto, Satri, Dartono, Harwanto, Andrian,
Gilang, Sudar, Ardi. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama ini.
14.Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntasi 2005.
15.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis
yang tidak dapat disebut satu persatu.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat
diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 5 Maret 2009
xi
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH
ECONOMIC VALUE ADDED
(EVA)
PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM
Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta
Benedictus Singgih Prasetyo Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh economic value added
(EVA) terhadap harga saham. Penelitian dilaksanakan berdasarkan data yang telah dipublikasikan oleh PT Bursa Efek Jakarta bulan Juni sampai dengan bulan September 2008. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 329 perusahaan. Sampel penelitian berjumlah 177 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pendekatan proportional random sampling. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Rank Spearman (r’). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara economic value added (EVA) terhadap harga. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan analisis data di peroleh nilai r’hitung = 0,211 > r’tabel = 0,124 dan
nilai probabilitas = 0,005 atau kurang dari α = 0,05. Besaran derajat pengaruh
xii
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF COMPANY’S
ECONOMIC VALUE ADDED
(EVA) TOWARDS THE STOCK
PRICE
A Case Study of the Companies Listed in Jakarta Stock Exchange
Benedictus Singgih Prasetyo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
This research aims to find out the effect of economic value added (EVA) towards the stock price. The research was conducted based on the data issued by Jakarta Stock Exchange Companies from June toSeptember 2008. Documentation was used as a technique for collecting the data. In this research, the population was 329 companies. The samples were 177 companies. Proportional random sampling approach was used as a sampling method. The data analysis technique was Rank Spearman (r’). The result shows that economic value added (EVA) influences the stock price. This result is shown by the result of data analysis computation in which r’observed = 0,211 > r’table = 0,124 and ρvalue = 0,005 < α =
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... x
ABSTRAK ... xi
ABSTRACT ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Saham Perusahaan ... 6
B. Kinerja Perusahaan ... 11
C. Penilaian Kinerja Perusahaan ... 12
D. Economic Value Adeed (EVA) ... 14
E. Kerangka Teoritis ... 17
F. Hipotesis ... 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 20
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel Penelitian ... 21
E. Metode Pengumpulan Data ... 22
F. Teknik Analisis Data ... 22
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Pasar Modal Indonesia ... 27
B. Visi Misi Pasar Modal Indonesia ... 30
C. Struktur Pasar Modal Indonesia ... 30
D. Proses Go Public ... 31
E. Mekanisme Perdagangan Pasar Modal Indonesia ... 33
xv
G. Badan Pengawas Pasar Modal ... 37
H. Perusahaan yang Digunakan Sebagai Sampel ... 38
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 44
B. Analisis Data ... 68
C. Pembahasan ... 72
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 77
B. Keterbatasan Penelitian ... 77
C. Saran ... 78
xvi
DAFTAR GAMBAR
A. Gambar 4.1 Struktur Pasar Modal Indonesia ... 31
xvii
DAFTAR TABEL
A. Tabel 4.1 Jam Perdagangan Efek ... 36
B. Tabel 4.2 Jam Pra Pembukaan ... 36
C. Tabel 4.3 Jam Perdagangan Pasar Tunai ... 36
D. Tabel 4.4 Sampel Perusahaan ... 38
E. Tabel 5.1 Laporan Neraca Perusahaan tahun 2007 ... 44
F. Tabel 5.2 Laporan Laba Rugi Perusahaan tahun 2007 ... 51
G. Tabel 5.3 Perhitungan EVA ... 60
H. Tabel 5.4 Deskripsi EVA Perusahaan ... 65
I. Tabel 5.5 Harga Saham ... 65
J. Tabel 5.6 Deskripsi Harga Saham Perusahaan ... 68
K. Tabel 5.7 Hasil Pengujian Normalitas EVA ... 68
L. Tabel 5.8 Hasil Pengujian Normalitas Harga Saham ... 69
M. Tabel 5.9 Hasil Pengujian Linieritas ... 70
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Lampiran 1 BI Rate 2007 ... 82
B. Lampiran 2 Perhitungan wd ... 83
C. Lampiran 3 Perhitungan kd ... 89
D. Lampiran 4 Perhitungan kd(1-T) ... 95
E. Lampiran 5 Perhitungan ws ... 101
F. Lampiran 6 Perhitungan ks ... 107
G. Lampiran 7 Perhitungan WACC ... 113
H. Lampiran 8 Perhitungan EVA ... 119
I. Lampiran 9 Deskripsi Harga Saham ... 125
J. Lampiran 10 Koefisien Kolerasi Spearman ... 126
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Harga saham atau harga pasar saham setiap waktu dapat mengalami
kenaikan atau penurunan secara tidak tentu. Naik-turunnya harga saham dapat
disebabkan oleh banyak faktor. Ada tujuh macam faktor penggerak harga
saham, yaitu: kondisi fundamental emiten, hukum permintaan dan penawaran,
tingkat suku bunga (SBI), valuta asing, dana asing di bursa, indeks harga
saham gabungan, news dan rumors (Arifin, 2001:116).
Kondisi fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan
kinerja emiten (Arifin, 2001:116). Semakin baik kinerja emiten maka semakin
tinggi pula harga saham. Sebaliknya, semakin buruk kinerja emiten maka
semakin rendah pula harga sahamnya. Selama ini alat populer untuk menilai
kinerja emiten atau perusahaan adalah dengan analisis rasio. Analisis rasio
dibagi dalam 5 kelompok yaitu: rasio likuiditas, rasio manajemen aktiva, rasio
manajemen utang, rasio profitabilitas, dan rasio nilai pasar. Analisis rasio ini
memiliki beberapa kelemahan antara lain: sulit diterapkan pada perusahaan
multidivisi, mengabaikan biaya modal, dan tidak mencerminkan nilai suatu
perusahaan.
Cara lain untuk menilai kinerja perusahaan adalah dengan menghitung
sekaligus sebagai alat yang cocok untuk mengendalikan operasional
perusahaan (Rudianto, 2006:340). Selain itu, EVA menunjukkan ukuran
keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) perusahaan. Jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga
saham perusahaan (Tandelilin, 2001:195). Dengan demikian EVA
dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan analisis rasio di atas.
EVA adalah suatu estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya dari
perusahaan dalam tahun berjalan. Hal inilah yang membedakan EVA dengan
laba akuntansi. EVA menunjukkan sisa laba setelah semua biaya modal
diperhitungkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa memperhitungkan
biaya modal (Brigham dan Houston, 2001:51). Menurut Rusdianto,
(2006:340), EVA merupakan sebuah pengukuran kinerja keuangan
berdasarkan nilai yang merefleksikan jumlah absolut nilai kekayaan pemegang
saham yang dihasilkan, baik bertambah atau berkurang. Dengan demikian
EVA merupakan laba ekonomis dari kinerja suatu perusahaan yang
mencerminkan kesejahteraan pemegang saham. Hasil perhitungan EVA yang
positif akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan
laba ekonomis perusahaan sehingga pemegang saham lebih sejahtera.
Hasil pengamatan oleh John Snow pada CSX Corporation pada tahun
1988 menunjukkan EVA negatif $70 juta dengan harga saham $28. Ketika
perusahaan tersebut mengalami titik impas EVA pada tahun 1993, harga
menunjukkan bukti bahwa ada pengaruh yang positif antara EVA dengan
harga saham. Sejalan dengan itu, perusahaan AT & T menemukan adanya
korelasi yang hampir sempurna antara EVA dan harga saham (Fortune dalam
Brigham dan Houston, 2001:53). Berbeda dengan fakta tersebut, penelitian
Sasongko dan Wulandari (2006) tentang pengaruh EVA terhadap harga saham
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta untuk periode 2001-2002
menunjukkan bahwa EVA tidak mempengaruhi harga saham. Hal yang sama
ditemukan oleh Susanti (2002) yang meneliti pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1997-1999 yang
menunjukkan bahwa EVA tidak berpengaruh pada harga saham.
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk
menyelidiki kembali pengaruh kinerja perusahaan yang tercermin dalam EVA
terhadap harga saham. Penelitian ini selanjutnya mengambil judul:
“ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek
Jakarta.
B. Batasan Masalah
Ada banyak faktor yang menentukan tinggi rendahnya harga saham.
Faktor-faktor tersebut diantaranya: kondisi fundamental emiten, hukum
permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga (SBI), valuta asing, dana asing
faktor-faktor tersebut, penelitian ini difokuskan pada pengujian sebagian faktor-faktor yaitu
kondisi fundamental emiten khususnya pada kinerja manajemen yang diukur
berdasarkan EVA. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada pengaruh
EVA terhadap Harga Saham.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, rumusan
permasalahan penelitian ini adalah apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh secara positif terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar
dalam Bursa Efek Jakarta?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh secara positif terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar
dalam Bursa Efek Jakarta.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan untuk menentukan
2. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk mengelola
informasi-informasi yang diperoleh investor terkait dengan analisis laporan keuangan
sebelum investor mengambil keputusan dalam berinvestasi.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Saham Perusahaan 1. Pengertian Saham
Jakarta Stock Exchange (Bursa Efek Jakarta) dalam penerbitannya di http://www.jsx.co.id, mengartikan saham sebagai tanda penyertaan
modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Adanya tanda penyertaan, maka pihak yang
mempunyai tanda penyertaan mempunyai pengakuan atas perusahaan.
Sejalan dengan pengertian ini, Dwiyanti (1999:11) menyatakan bahwa
saham adalah surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan
seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit saham.
Sementara menurut Sabardi (1994:141), saham adalah penyertaan modal
dalam pemilikan suatu perseroan terbatas.
Ada beberapa jenis saham yang populer di perdagangan Bursa Efek
Jakarta. Jenis-jenis saham tersebut adalah:
a. Saham Biasa
Common stock atau saham biasa adalah saham yang sifat pemberian devidennya tidak tentu. Artinya, besar deviden yang dibagikan
tergantung bagaimana keuntungan yang diperoleh perusahaan
penerbitnya (Dwiyanti, 1999:12). Menurut van Horne dan Wachowicz
(2007:32), pemegang saham biasa perusahaan adalah pemilik terakhir
suatu perusahaan. Secara kolektif, mereka memiliki perusahaan dan
menanggung resiko akhir yang berkaitan dengan kepemilikan. Akan
tetapi, tanggung jawab mereka dibatasi hanya pada jumlah investasi
mereka.
b. Saham Preferen
Saham preferen adalah bentuk hibrida dari pendanaan, yang
menggabungkan fitur utang dan saham biasa (van Horne dan
Wachowicz, 2007:368). Sejalan dengan pengertian ini, Sabardi
(1994:172) menyatakan bahwa saham preferen adalah kombinasi
ciri-ciri dari utang dan saham biasa. Pemegang saham ini mempunyai
klaim terhadap perusahaan di bawah kreditur namun di atas pemegang
saham biasa. Menurut Dwiyanti (1999:12), preferred stock atau saham preferen adalah saham yang sifat pemberian dividennya bisa disepakati
antara investor dengan perusahaan penerbit saham. Saham preferen
disebut juga saham prioritas. Letak lebih diprioritasnya saham ini dari
saham biasa adalah sebagai berikut (http://www.jsx.co.id):
1) Pemodal memiliki hak didahulukan dalam hal pembayaran dividen. 2) Pemodal memiliki hak mendapat pembayaran dividen dengan
jumlah tetap.
3) Pemodal berhak menadapat pembayaran semua dividen yang terutang pada tahun-tahun sebelumnya.
4) Pemodal berhak menukar saham preferen yang dipegangnya dengan saham biasa.
2. Harga Saham
Menurut Halim (2003: 11-12), beberapa istilah yang berkenaan
dengan harga saham adalah sebagai berikut:
a. Harga nominal atau nilai pari adalah nilai yang ditetapkan oleh emiten, untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya.
b. Harga perdana adalah harga sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa efek, atau merupakan harga jual dari penjamin emisi kepada investor.
c. Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain, harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. d. Harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual atau
pembeli pada saat jam bursa dibuka.
e. Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada akhir hari bursa.
Sedangkan istilah-istilah lain yang berkenaan dengan harga saham
menurut Salim (2003:7) adalah sebagai berikut:
a. High adalah harga tertinggi atau harga perdagangan tertinggi untuk suatu periode.
b. Low adalah harga terendah atau harga perdagangan terendah untuk suatu periode.
Tinggi rendahnya harga saham ditentukan oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham antara lain (Arifin, 2001:116):
a. Kondisi fundamental emiten.
Kondisi fundamental mencerminkan kinerja suatu perusahaan. Apabila
semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya
b. Hukum permintaan dan penawaran
Hukum permintaan dan penawaran mencerminkan permintaan dan
penawaran dalam perdagangan saham di bursa efek. Jika permintaan
akan saham meningkat atau penawarannya sedikit maka harga saham
juga mengalami peningkatan.
c. Tingkat suku bunga (SBI)
Tingkat suku bunga mencerminkan besarnya bunga yang diberlakukan
oleh bank sentral yang berkenaan dengan kebijakan pemerintah untuk
mengontrol peredaran uang di masyarakat. Jika peredaran uang terlalu
banyak di masyarakat akan mengakibatkan masayarakat cenderung
membelanjakan uangnya, pada akhirnya bisa berdampak pada
kenaikan harga barang yang dapat memicu inflasi. Dengan menaikkan
bunga SBI maka akan mendorong masyarakat menyimpan uangnya di
bank dalam bentuk tabungan, deposito, dan lain-lain. Hal ini dapat
mengakibatkan perpindahan alokasi dana investasi dari saham menuju
tabungan atau deposito. Investasi produk bank tersebut jauh lebih kecil
resikonya dibandingkan dengan bentuk saham. Karenanya investor
akan menjual sahamnya dan dananya kemudiaan di tempatkan di bank.
Penjualan saham yang serentak dapat menurunkan harga saham.
d. Valuta asing
Perekonomian suatu negara pasti dipengaruhi oleh valuta asing, begitu
juga saham. Apabila kebijakan suatu negara lain, misalnya Amerika
berbondong-bondong menginvetasikan uangnya dalam bentuk tabungan dollar.
Penjualan saham guna menanamkan modalnya di bank dalam bentuk
dollar dapat mengakibatkan merosotnya harga saham.
e. Dana asing di bursa
Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing maka kecenderungan
transaksi saham sedikit banyaknya dipengaruhi oleh investor asing.
Jika investor asing tersebut merasa ragu terhadap bursa suatu negara,
maka ia tidak akan menginvestasikan uangnya. Karena terjadi
penurunan investasi maka harga saham pun dapat berubah.
f. Indeks harga saham gabungan
Indeks harga saham gabungan sebagai tolok ukur kondisi
perekonomian dan investasi suatu negara. Jika indeks harga saham
gabungan tersebut naik maka iklim investasi suatu negara baik. Dan
sebaliknya, jika indeks harga saham gabungan tersebut turun maka
iklim investasi buruk. Baik-buruknya iklim investasi akan berdampak
pada naik-turunya harga saham.
g. News dan rumors.
News dan rumors merupakan semua berita yang beredar dalam masyarakat baik itu mengenai ekonomi, sosial, politik, keamanan
hingga berita mengenai pergantian kabinet. Jika news dan rumors
tersebut baik akan mencerminkan suasana yang kondusif maka banyak
B. Kinerja Perusahaan
Kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang
atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
untuk mencapai tujuan berorganisasi dalam periode waktu tertentu (Pabundu,
2006:121). Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang dimaksud adalah pelaksanaan
hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi
wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. Sedangkan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan atau prestasi kerja seseorang
atau kelompok terdiri dari faktor intern dan faktor ektern. Faktor intern yang
mempengaruhi adalah kecerdasan, keterampilan, emosi, motivasi, kondisi
keluarga karyawan. Sedangkan faktor ekternal yang mempengaruhi adalah
Peraturan Pemerintah tentang ketenagakerjaan, pelangan, pesaing, serikat
buruh, dll. Sejalan dengan pengertian ini, Simanjuntak
(http://www.nakertrans.go.id) menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat
pencapaian atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat
pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Kinerja
manajemen menunjuk pada keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja
masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.
Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) dalam penerbitannya di
http://id.wikipedia.org menyatakan bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
kepadanya. Senada dengan pengertian ini, Hasibuan (2001:34) dalam
penerbitannya di http://id.wikipedia.org mengemukakan bahwa kinerja
(prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
pencapaian hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang atau kelompok dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan waktu dalam suatu organisasi yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi.
C. Penilaian Kinerja Perusahaan
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan
sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi,
1993:419). Menurut Wijayanti (2005:1) dalam penerbitannya di
http://www.bi.go.id, penilaian kinerja adalah salah satu sarana yang penting
dalam mengukur kinerja individual pegawai, pimpinan suatu unit kerja dan
bahkan secara keseluruhan dapat menilai kinerja organisasi.
Simamora (2004:338) dalam penerbitannya di http://id.wikipedia.org
berpendapat bahwa penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh
dengan hal tersebut Wahyudi (2002:101) dalam penerbitannya di
http://id.wikipedia.org menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah suatu
evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi
kerja/jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja
adalah sarana untuk mengevaluasi kinerja pegawai, pimpinan suatu unit kerja,
dan keseluruhan suatu organisasi berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan penilaian kerja adalah sebagai alat memotivasi karyawan untuk
mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi peraturan yang telah
ditetapkan agar dapat menghasilkan kinerja karyawan yang baik. Manfaat dari
penilaian kinerja (Mulyadi, 1993:419), secara lebih rinci sebagai berikut:
1. Untuk mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui permotivasian karyawan secara maksimal.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan. 3. Sebagai alat identifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
karyawan.
4. Sebagai penyedia dasar bagi distribusi penghargaan.
Ada beberapa cara untuk mengukur kinerja perusahaan, antara lain
(Pabundu, 1999:124):
1. Metode UCLA
Metode ini membagi evaluasi ke dalam lima macam yaitu:
a. Sistem assesment, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang keadaan suatu sistem.
b. Program planning, yaitu evaluasi yang membantu penilaian aktivitas-aktivitas dalam program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhannya.
d. Program improvement, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang bagaiman program berfungsi, bagaimana program kerja, bagaimana mengantisipasi masalah-masalah yang mungkn dapat menggangu pelaksanaan kegiatan.
e. Program certification, yaitu evaluasi yang memberikan informasi mengenai nilai-nilai atau manfaat program.
2. Metode Balanced-Scorecard
Balanced scorecard adalah metode untuk mengukur kinerja seseorang atau kelompok/organisasi dengan menggunakan kartu untuk mencatat hasil kinerja. Ada empat perspektif yang digunakan dalam balanced scorecard, yaitu:
a. Perspektif keuangan
Pengukuran kinerja keuangan mengarah kepada perbaikan, perencanaan, implemetasi, dan pelaksanaan strategis. Adapun perbaikan tercermin dari sasaran-sasaran yang terkait dengan laba.
Financial perspective memiliki cakupan operating income, return on capital employed, dan economic value added.
b. Perspektif pelanggan
Perpektif ini berpandangan untuk memuaskan pelanngan, perusahaan perlu menciptakan dan menyajikan suatu produk dan jasa yang bernilai lebih bagi konsumen. Adapun nilai lebih terjadi apabila manfaat yang diterima konsumen dari produk dan jasa lebih tinggi daripada biaya perolehannya. Customer perspective memiliki cakupan customer satisfaction, customer retention dan market share.
c. Perspektif proses bisnis internal
Proses ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu inovasi, operasi, dan layanan purna jual. Business process perspective, menggunakan ukuran seperti
cost, throughput dan quality.
d. Proses belajar dan berkembang
Kinerja ini bertujuan untuk mendorong pembelajaran dan pertumbuhan organisasi. Learning and growth perspective memiliki cakupan
employee satisfaction, employee retention, dan skill.
D. Economic Value Added (EVA)
EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari
kegiatan atau strateginya selama periode tertentu (Utomo, 1999). Menurut
Rudianto (2006:340), EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk
mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan. Sementara menurut Arifin
menilai tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan dari sisi kepentingan dan
harapan penyandang dana (kreditur dan pemegang saham). Pendeknya, EVA
adalah alat pengukur kinerja perusahaan untuk menilai keberhasilan
perusahaan dalam menciptakan laba ekonomi yang dapat mencerminkan
kesejahteraan penyandang dana. Menurut Young dan O’Byrne (2001:32),
secara teoritis EVA dapat dihitung untuk setiap kesatuan, termasuk devisi,
departemen, lini produk, segmen bisnis secara geografis, dan sebagainya.
Dengan demikian EVA mampu memperbaiki garis pandang di tingkat devisi
yang hilang ketika digunakan kelebihan pengembalian. Rumus EVA menurut
Stewart dalam Utomo (1999):
EVA = Operating profits – (c* x Capital)
Keterangan:
Operating profits = Net Operating Profit After Taxes.
c* = CCR (Capital Cost Return ) atau Cost of Capital Rate
atau biasadisebut WACC (Weighted Average Cost of Capital)
Capital = Modal, terdiri dari ekuitas dan hutang
Setiap perusahaan biasanya mempunyai struktur modal yang optimal
yakni perpaduan antara hutang, saham preferen, dan saham biasa yang dapat
memaksimumkan harga saham perusahaan tersebut. Optimalisasi struktur
modal tercermin dari nilai WeightedAverage Cost of Capital (WACC) yakni, biaya rata-rata tertimbang dari keseluruhan modal perusahaan. Jika perusahaan
ingin menambah modal baru untuk membiayai ekspansi aktiva maka
mengganggu keseimbangan dalam struktur tersebut. Secara sederhana, WACC
dirumuskan sebagai berikut (Young dan O’Byrne, 2001:149):
WACC = utang/pembiayaan total (biaya utang) (1-T) + ekuitas
/pembiayaan total (biaya ekuitas).
WACC juga dapat dicari dengan rumus yang digunakan Weston dan Brigham
(1994:116) sebagai berikut:
WACC = wdkd (1 -T)+wpkp+wsks
Keterangan:
1. Wd (Weight debt) adalah persentase utang perusahaan terhadap total
modal. Wd dapat dicari dengan rumus: hutang / total kapital
2. Wp (Weight preferred) adalah persentase saham preferen perusahaan terhadap total modal. Wp dapat dicari dengan menggunakan rumus: saham preferen / total kapital
3. Ws (Weight share) adalah persentase ekuitas biasa perusahaan terhadap total modal perusahaan. Ekuitas biasa berasal dari laba ditahan ditambah dengan saham biasa. Ws dapat dicari dengan menggunakan rumus: ekuitas biasa / total kapital
4. Kd adalah suku bunga atas utang baru perusahaan. 5. T adalah tarif pajak marjinal dan perusahaan.
6. Kd(1-T) adalah biaya hutang setelah pajak yang digunakan untuk menghitung biaya rata-rata tertimbang dari modal.
7. Kp adalah biaya saham preferen. Kp dapat dicari menggunakan rumus: dividen saham preferen / harga bersih saham preferen saat emisi.
8. Ks adalah biaya komponen laba ditahan dan dalam hal ini ks adalah tingkat pengembalian yang dipersyaratkan dari saham biasa.
Salah satu pendekatan untuk menghitung biaya laba ditahan dalam
analisa ini adalah pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Tahap-tahapnya adalah (Weston dan Brigham, 1994:109):
1. Menerapkan perkiraan suku bunga bebas resiko (krf) yang umumnya
2. Memperkirakan koefisien beta saham (βi) dan digunakan sebagai indeks
dari resiko saham. Huruf i menandakan beta dari perusahaan yang ke-i.
3. Memperkirakan tingkat pengembalian yang diharapkan di pasar atau
tingkat pengembalian saham rata-rata (kM).
4. Memasukan nilai-nilai di atas ke dalam persamaan CAPM untuk
mengestimasi tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham yang
bersangkutan:
Ks = kRF + βi (kM- kRF)
Keterangan:
kRF = suku bunga bebas resiko
kM = premi resiko pada rata-rata saham
β = indeks rasio saham bersangkutan yang sedang dianalisa.
Parameter yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan
metode EVA adalah sebagai berikut (Rudianto, 2006:348-349):
1. Nilai EVA > 0, berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan
nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
2. Nilai EVA = 0, berarti manajemen perusahaan berada dalam titik impas
dalam menciptakan nilai tambah perusahaan.
3. Nilai EVA < 0, berarti tidak terjadi proses pertambahan nilai ekonomis
bagi perusahaan.
E. Kerangka Teoritis
Harga saham atau harga pasar saham dapat mengalami kenaikan atau
oleh kejadian-kejadian atau faktor-faktor tertentu. Ada tujuh macam faktor
penggerak harga saham yaitu (Arifin, 2001:116): kondisi fundamental emiten,
hukum permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga (SBI), valuta asing,
news dan rumors.
Kondisi fundamental mencerminkan kinerja suatu perusahaan. Salah
satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan adalah EVA. EVA adalah ukuran
keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value
added) perusahaan. Jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya
nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga
saham perusahaan (Tandelilin, 2001:195). EVA adalah suatu estimasi laba
ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan, dan hal
ini sangat berbeda dengan laba akuntansi. EVA menunjukkan sisa laba setelah
semua biaya modal diperhitungkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan
tanpa memperhitungkan biaya modal (Brigham dan Houston, 2001:51).
Menurut Rusdianto (2006:340), EVA merupakan sebuah pengukuran kinerja
keuangan berdasarkan nilai yang merefleksikan jumlah absolut nilai kekayaan
pemegang saham yang dihasilkan, baik bertambah atau berkurang. Dengan
demikian EVA merupakan laba ekonomis dari kinerja suatu perusahaan yang
mencerminkan kesejahteraan pemegang saham. Hasil perhitungan EVA yang
positif akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan
laba ekonomis perusahaan sehingga pemegang saham lebih sejahtera.
Dengan adanya kesejahteraan bagi pemegang saham dapat menarik
Semakin banyak investor yang tertarik untuk memiliki saham perusahaan
sedangkan jumlah saham yang beredar tidak berubah atau sama maka akan
berdampak pada meningkatnya harga saham.
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritik tersebut di atas, dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
Ha = Economic value added berpengaruh secara positif terhadap harga
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitan ini menggunakan studi kasus. Studi kasus adalah
penelitian mengenai status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu
fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Hasan, 2002:15). Studi
kasus ini dilakukan terhadap perusahaan termasuk dalam Bursa Efek Jakarta
tahun 2007.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta. Data penelitian diakses
melalui Pojok Bursa Efek Jakarta yang ada di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta dan Pojok Bursa Efek Jakarta yang ada di Universitas Gadjah
Mada.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-September 2008.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian merupakan pihak-pihak yang terkait dan yang
diharapkan memberikan informasi sesuai kebutuhan. Dalam penelitian ini
yang menjadi subjek adalah perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek
Jakarta (BEJ).
2. Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok penelitian. Dalam
penelitian ini yang menjadi objek adalah data-data laporan keuangan
perusahaan khususnya laporan laba-rugi tahun 2007, laporan neraca tahun
2007 yang dikeluarkan oleh BEJ, dan data-data lain yang mendukung.
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki
karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang akan diteliti (Hasan,
2002:58). Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah perusahaan yang
terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta periode tahun 2007 dengan jumlah 329
perusahaan.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Suharsimi dan Wahyuni, 2006:70). Sampel
penelitian adalah sebagian dari keseluruhan jumlah perusahaan yang
terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta periode tahun 2007 dengan jumlah 177
perusahaan
3. Teknik Pengambilan Sampel
dengan proporsi 50% pada tiap-tiap sektor usaha. Pengambilan sampel
perusahaan pada tiap-tiap sektor usaha dilakukan secara random.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya
(Arikunto 1991:188). Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan
dokumen-dokumen laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
F. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono1999:142). Dalam
penelitian ini, pendeskripsian data dilakukan untuk economic value added
(EVA) dan harga saham untuk seluruh perusahaan yang menjadi sampel
penelitian.
2. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk
Uji normalitas dalam penelitian ini didasarkan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Ghozali, 2002:122) yaitu:
Dm,n = max | Sm (X) – Sn (X) |
Keterangan:
D = Deviasi Maksimum
Sm (X) = Distribusi frekuensi kumulatif sampel satu Sn (X) = Distribusi frekuensi kumulatif sampel dua
Selanjutnya untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi data
masing-masing variabel normal atau tidak dilakukan dengan
membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel. Adapun kriterianya adalah
sebagai berikut jika nilai Fhitung lebih besar dari nilai probabilitas (ρ =
0,05), maka distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya, jika
nilai Fhitung lebih kecil dari nilai probabilitas (ρ = 0,05), maka
distribusi data dikatakan normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel
terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi
dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan
untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana,1996:332):
e S
TC S
F 2
2
=
Keterangan:
2 ) (
2
− =
2 ) (
2
− =
k E JK e S
Dimana :
F = harga bilangan F untuk garis regresi S2TC = varian tuna cocok
S2e = varian kekeliruan
JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: jika nilai Fhitung < nilai
Ftabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat
bersifat linier, sebaliknya jika nilai Fhitung > nilai Ftabel maka hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat tidak linier.
3. Pengujian Hipotesis
a. Rumusan Hipotesis
Ho = Economic value added tidak berpengaruh secara positif
terhadap harga saham perusahaan
Ha = Economic value added berpengaruh secara positif terhadap
harga saham perusahaan
b. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis di atas dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Menentukan koefisien korelasi
Teknik yang digunakan untuk menentukan koefisien
korelasi adalah analisa korelasi Spearman. Teknik analisa korelasi
bebas dengan variabel terikat dalam permasalahan di atas. Rumus
yang digunakan dalam analisis korelasi Spearman yaitu (Sudjana, 1996:455):
r’ = koefisien korelasi antara variabelEVA danharga saham 2) Uji Rank Spearman (r’)
Ho diterima jika r’hitung < batas nilai kritis untuk uji korelasi
berdasarkan koefisien Rank Spearman atau sig (2-tailed) > α = 0,05 artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan. Sedangkan
Ho ditolak jika r’hitung ≥ batas nilai kritis untuk uji korelasi
berdasarkan koefisien Rank Spearman atau sig (2-tailed) < α = 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan dengan
menggunakan taraf signifikasi (α) 5%.
3) Menentukan derajat besaran pengaruh
Derajat besaran pengaruh dapat dicari dengan rumus
(Sudjana,1996:368):
r2 = derajat besaran pengaruh antara variabel EVA dan harga saham
JKres = jumlah kuadrat residu
Harga JKtot dan JKres dapat dicari dengan rumus (Siregar,
2004:213):
JKtot =
n ) ( 2
2
y
y
− ∑∑
JKres =JKtot –JKreg
JKreg =
⎟⎟ ⎟
⎠ ⎞
⎜⎜ ⎜
⎝
⎛ ∑ ∑
− ∑
n b
x
y
x
y
Dimana:
X = Economic Value Added (EVA) Y = harga saham
27
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Pasar Modal Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia,
dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat
berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal
pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan
pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia
dapat dilihat sebagai berikut:
1. Tanggal 14 Desember 1912: Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di
2. Tahun 1914 – 1918: Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
3. Tahun 1925 – 1942: Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama
dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
4. Awal tahun 1939: Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup.
5. Tahun 1942 – 1952: Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang
Dunia II
6. Tahun 1952: Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat
Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman (Lukman
Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo).
Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950).
7. Tahun 1956: Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek
semakin tidak aktif.
8. Tahun 1956 – 1977: Perdagangan di Bursa Efek vakum.
9. Tanggal 10 Agustus 1977: Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar
Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public-nya
PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
10.Tahun 1977 – 1987: Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah
emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih
11.Tahun 1987: Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES
87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
12.Tahun 1988 – 1990: Paket deregulasi di bidang perbankan dan pasar
modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat.
13.Tanggal 2 Juni 1988: Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
14.Bulan Desember 1988: Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public
dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
15.Tanggal 16 Juni 1989: Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek
Surabaya.
16.Tanggal 13 Juli 1992: Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
17.Tanggal 22 Mei 1995: Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan
dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
18.Tanggal 10 November 1995: Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang
No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai
19.Tahun 1995: Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
20.Tahun 2000: Sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
21.Tahun 2002: BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh
(remote trading).
22.Tahun 2007: Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Visi Misi Pasar Modal Indonesia
1. Visi
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
2. Misi
a. Pillar of Indonesian Economy
b. Market oriented
c. Company transformation d. Institutional building
e. Delivery best quality products & services
C. Struktur Pasar Modal Indonesia
Struktur Pasar Modal Indonesia diatur dalam UU No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Struktur Pasar Modal Indonesia terdiri dari: Menteri
Pasar Modal mengawasi bursa efek. Dalam bursa efek terdapat, perusahaan
efek, lembaga penunjang, profesi penunjang, pemodal, dan emiten.
Gambar 4.1
Struktur Pasar Modal Indonesia STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA
D. Proses Go Public
Proses penawaran umum (go public) saham dapat dikelompokkan menjadi 4
tahapan berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan proses penawaran umum. Pada tahap yang
paling awal perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu
melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk meminta
persetujuan para pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham.
Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya emiten melakukan penunjukan
penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar yaitu:
a. Penjamin Emisi (underwriter). Merupakan pihak yang paling banyak
keterlibatannya dalam membantu emiten dalam rangka penerbitan
saham. Kegiatan yang dilakukan penjamin emisi antara lain:
menyiapkan berbagai dokumen, membantu menyiapkan prospektus,
dan memberikan penjaminan atas penerbitan.
b. Akuntan Publik (auditor independen). Bertugas melakukan audit atau
pemeriksaan atas laporan keuangan calon emiten.
c. Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan
dan menentukan nilai wajar dari aktiva tetap tersebut.
d. Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum.
e. Notaris untuk membuat akta-akta perubahan anggaran dasar, akta
perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga
notulen-notulen rapat.
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon
emiten menyampaikan pendaftaran kepada BAPEPAM-LK hingga
BAPEPAM-LK menyatakan pernyataan pendaftaran menjadi efektif.
3. Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli
penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Perlu diingat pula bahwa
tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini. Misal, saham
yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang
ingin dibeli seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak
mendapatkan saham pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat
membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di Bursa Efek.
4. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham
tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
E. Mekanisme Perdagangan Pasar Modal Indonesia
Mekanisme Perdagangan Pasar Modal Indonesiaadalah sebagai berikut:
1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek.
Pada bagian ini, seseorang yang akan menjadi investor terlebih dahulu
menjadi nasabah atau membuka rekening di salah satu broker atau
perusahaan efek. Setelah resmi terdaftar menjadi nasabah, maka investor
dapat melakuka kegiatan transaksi.
2. Order dari Nasabah.
Kegiatan jual beli saham diawali dengan instruksi yang disampaikan
investor kepada broker. Pada tahap ini, perintah atau order dapat dilakukan
secara langsung dimana investor datang ke kantor broker atau order
disampaikan melalui sarana komunikasi seperti telepon atau sarana
3. Diteruskan ke Floor Trader.
Setiap order yang masuk ke broker selanjutnya akan diteruskan ke petugas
broker tersebut yang berada di lantai bursa atau yang sering disebut floor
trader.
4. Masukkan Order ke JATS
Floor trader akan memasukkan (entry) semua order yang diterimanya ke dalam sistem komputer JATS. Di lantai bursa, terdapat ratusan terminal
JATS yang menjadi sarana entry order-order dari nasabah. Seluruh order
yang masuk ke sistem JATS dapat dipantau baik oleh floor trader, petugas
di kantor broker dan investor. Dalam tahap ini, terdapat komunikasi antara
pihak broker dengan investor agar dapat terpenuhi tujuan order yang
disampaikan investor baik untuk beli maupun jual. Termasuk pada tahap
ini, berdasarkan perintah investor, floor trader melakukan beberapa
perubahan order, seperti perubahan harga penawaran, dan beberapa
perubahan lainnya.
5. Transaksi Terjadi (Matched)
Pada tahap ini order yang dimasukkan ke sistem JATS bertemu dengan
harga yang sesuai dan tercatat di sistem JATS sebagai transaksi yang telah
terjadi (done), dalam arti sebuah order beli atau jual telah bertemu dengan
harga yang cocok. Pada tahap ini pihak floor trader atau petugas di kantor
broker akan memberikan informasi kepada investor bahwa order yang
6. Penyelesaian Transaksi (Settlement)
Tahap akhir dari sebuah siklus transaksi adalah penyelesaian transaksi atau
sering disebut settlement. Investor tidak otomatis mendapatkan
hak-haknya karena pada tahap ini dibutuhkan beberapa proses seperti kliring,
pemindahbukuan, dan lain-lain hingga akhirnya hak-hak investor
terpenuhi, seperti investor yang menjual saham akan mendapatkan uang,
sementara investor yang melakukan pembelian saham akan mendapatkan
saham. Di BEI, proses penyelesaian transaksi berlangsung selama 3 hari
bursa.
Gambar 4.2
Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa
F. Jam Perdagangan Pasar Modal Indonesia 1. Jam Perdagangan
Perdagangan Efek di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi
dilakukan selama jam perdagangan pada setiap Hari Bursa dengan
berpedoman pada Waktu JATS.
Tabel 4.1
Jam Perdagangan Efek
Hari Sesi I Sesi II
Senin – Kamis Jumat
Pukul 09.30 s/d 12.00 Pukul 09.30 s/d 11.30
Pukul 13.30 s/d 16.00 Pukul 14.00 s/d 16.00
2. Pra Pembukaan
Pra Pembukaan untuk Pasar Reguler dilakukan setiap Hari Bursa.
Tabel 4.2 Jam Pra Pembukaan
Jam Kegiatan Pukul 09.10.00 s/d 09.25.00
Pukul 09.25.01 s/d 09.29.59
Anggota Bursa memasukan penawaran jual dan atau permintaan beli
JATS melakukan proses pembentukan Harga Prapembukaan dan alokasi transaksi yang terjadi
3. Jam Perdagangan Pasar Tunai Tabel 4.3
Jam Perdagangan Pasar Tunai
Hari Jam Senin – Kamis
Jumat
G. Badan Pengawas Pasar Modal
Bapepam mempunyai tugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari
kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan kebijakan
yang ditetapkan oleh menteri keuangan, dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bapepam dan
lembaga keuangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. Penyusunan peraturan di bidang pasar modal;
2. Penegakan peraturan di bidang pasar modal;
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar
modal;
4. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi emiten dan
perusahaan publik;
5. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi
oleh bursa efek, kliring dan penjaminan, dan lembaga penyimpanan dan
penyelesaian;
6. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;
7. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;
8. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
9. Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang
lembaga keuangan;
10.Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan;
H. Perusahaan yang Digunakan Sebagai Sampel
Perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini ada 177
perusahaan. Perusahaan-perusahaan itu terbagi kedalam 9 sektor. Kode
perusahaan, nama perusahaan, dan jumlah perusahaan yang diambil sebagai
sampel menurut sektornya, antara lain:
Tabel 4.4 Sampel Perusahaan
Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah
Pertanian UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk
LSIP PP London Sumatera Tbk
CPDW Cipendawa Agroindustri Tbk
DSFI Dharma Samudra Fishing In Tbk
IIKP Inti Kapuas Arowana Tbk
BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk 6
Perkebunan BUMI Bumi Resources Tbk
APEX Apexindo Pratama Duta Tbk
ENRG Energi Mega Persada Tbk
INCO Internasional Nickel Ind. Tbk
TINS Timah Tbk
CNKO Central Corporindo Int Tbk 6
Industri dasar dan kimia
SMCB Holcim Indonesia Tbk
SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk
AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
IKAI Intikeramik Alamasri Tbk
MLIA Mulia Industrindo Tbk
ALMI Alumindo Light Metal Inds. Tbk
BTON Betonjaya Manunggal Tbk
JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
PICO Pelangi Indah Canindo Tbk
TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk
CLPI Colorpak Indonesia Tbk
DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk
ETWA Eterindo Wahanatama Tbk
INCI Intanwijaya Internasional Tbk
Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah
AKKU Aneka Kemasindo Utama Tbk
APLI Asiaplast Industries Tbk
DYNA Dynaplast Tbk
FPNI Fatrapolindo Nusa Industri Tbk
SIMA Siwani Makmur Tbk
JPFA JAPFA Tbk
MAIN Malindo Feedmill Tbk
BRPT Barito Pasific Tbk
DSUC Daya Sakti Unggul Corp. Tbk
TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk
FASW Fajar Surya Wisesa Tbk
TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
SPMA Suparma Tbk 28
Aneka Industri
AUTO Astra Otoparts Tbk
GDYR Goodyear Indonesia Tbk
BRAM Indo Korsda Tbk
LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
PRAS Prima Alloy Steel Tbk
SMSM Selamat Sempurna Tbk
MYTX Apac Citra Centertex Tbk
ARGO Argo Pantes Tbk
CNTX Centex Tbk
ERTX Ereatex Djaja Tbk
MYRX Hanson Internasional Tbk
KARW Karwell Indonesia Tbk
HDTX Panasia Indosyntec Tbk
POLY Polysindo Eka Perkasa Tbk
RICY Ricky Putra Globalindo Tbk
TFCO Tifico Tbk
BATA Sepatu Bata Tbk
SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk
KBLM Kabelindo Murni Tbk
IKBI Sumi Indo Kabel Tbk
VOKS Voksel Electric Tbk
Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah
Industri Barang Konsumsi
ADES Ades Waters Indonesia Tbk
AQUA Aqua Golden Mississipi Tbk
DLTA Delta Djakarta Tbk
MYOR Mayora Indah Tbk
PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
SKLT Sekar Laut Tbk
STTP Siantar Top Tbk
ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk
RMBA Bentoel International Inv. Tbk
HMSP H M Sampoerna Tbk
SQBI Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk
DVLA Darya-Varia Laboratoris Tbk
KLBF Kalbe Farma Tbk
KAEF Kimia Farma Tbk
PYFA Pyridam Farma Tbk
MRAT Mustika Ratu Tbk
UNVR Unilever Indonesia Tbk
KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk
LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk 19
Properti dan Real Estate
BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk
CKRA Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk
CTRS Ciputra Surya Tbk
DILD Dharmala Intiland Tbk
DUTI Duta Pertiwi Tbk
OMRE Indonesia Prima Property Tbk
JAKA Jaka Inti Realtindo Tbk
KIJA Kawasan Industri Jababeta Tbk
LPCK Lippo Cikarang Tbk
PWON Pakuwon Jati Tbk
PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk
RODA Roda Panggon Harapan Tbk
SIIP Suryainti Permata Tbk
SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk
TOLT Total Bangun Persada Tbk
Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk
CMNP Cipta Marga Nusaphala P. Tbk
EXCL Excelcomindo Pratama Tbk
ISAT Indosat Tbk
TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk
CMPP Centris Multi Persada P. Tbk
MIRA Mitra Raharja Tbk
RIGS Rig Tenders Tbk
SMDR Samudra Indonesia Tbk
ZBRA Zebra Nusantara Tbk
PTRO Petrosea Tbk 12
Keuangan INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk
BBCA Bank Central Asia Tbk
BEKS Bank Eksekutif International Tbk
SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
LPBN Bank Lippo Tbk
MAYA Bank Mayapada Tbk
MEGA Bank Mega Tbk
BBNI Bank Negara Indonesia Tbk
NISP Bank NISP Tbk
BNLI Bank Permata Tbk
BSWD Bank Swadesi Tbk
BVID Bank Victoria Int. I Tbk
BFIN BFI Finance Indonesia Tbk
BBLD Buana Finance Tbk
DEFI Danasupra Erapacific Tbk
MFIN Mandala Multifinance Tbk
WOMF Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
AKSI Asia Kapitalindo Securities Tbk
PANS Panin Sekurities Tbk
RELI Relience Securities Tbk
YULE Yulie Sekurindo Tbk
ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk
ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk
AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk
ASRM Asuransi Ramayana Tbk
Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah
PNLF Panin Life Tbk
ARTA Arthavest Tbk
BHIT Bhakti Investama Tbk
GSMF Equity Development Investama Tbk
LPPS Lippo Securities Tbk
SMMA Sinar Mas Multiartha Tbk 32
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
AIMS Akbar Indo Makmur Stimec Tbk
EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk
HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk
INTA Intraco Penta Tbk
ANTA Anta Express Tour & Travel Service
Tbk
MTDL Metrodata Electronics Tbk
Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah
BNBR Bakrie & Brothers Tbk
GEMA Gema Grahasarana Tbk
LPLI Lippo E-NET Tbk
RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk 35
44
BAB V
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Jumlah sampel penelitian ini adalah 177 perusahaan. Rincian jumlah sampel
pada setiap sektor adalah sebagai berikut: pertanian = 6 perusahaan;
perkebunan = 6 perusahaan; industri dasar dan kimia = 28 perusahaan; aneka
industri = 23 perusahaan; industri barang konsumsi = 19 perusahaan; properti
dan real estate = 16 perusahaan; infrastruktur, utilitas, dan transportasi = 12
perusahaan; keuangan = 32 perusahaan; perdagangan, jasa, dan investasi = 35
perusahaan. Berikut ini disajikan deskripsi laporan keuangan, economic value
added (EVA), dan harga saham.
1. Deskripsi Laporan Keuangan
Sumber data penelitian ini adalah laporan neraca dan laporan laba rugi
pada masing-masing perusahaan. Ringkasan neraca perusahaan dan
laporan laba rugi perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini pada
tahun 2007 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1
Laporan Neraca Perusahaan tahun 2007 (dalam jutaan rupiah)
No Kode Total Aktiva
Total Pasiva Hutang Hak
No Kode Total Aktiva
Total Pasiva Hutang Hak