• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh Economic Value Added (EVA) perusahaan terhadap harga saham : studi kasus pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh Economic Value Added (EVA) perusahaan terhadap harga saham : studi kasus pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta."

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

xi ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH

ECONOMIC VALUE ADDED

(EVA)

PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM

Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta

Benedictus Singgih Prasetyo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh economic value added (EVA) terhadap harga saham. Penelitian dilaksanakan berdasarkan data yang telah dipublikasikan oleh PT Bursa Efek Jakarta bulan Juni sampai dengan bulan September 2008. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 329 perusahaan. Sampel penelitian berjumlah 177 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pendekatan proportional random sampling. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Rank Spearman (r’). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara economic value added (EVA) terhadap harga. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan analisis data di peroleh nilai r’hitung = 0,211 > r’tabel = 0,124 dan

(2)

xii ABSTRACT

AN ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF COMPANY’S

ECONOMIC VALUE ADDED

(EVA) TOWARDS THE STOCK

PRICE

A Case Study of the Companies Listed in Jakarta Stock Exchange

Benedictus Singgih Prasetyo Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

(3)

i

ANALISIS PENGARUH

ECONOMIC VALUE ADDED

(EVA)

PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM

Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Benedictus Singgih Prasetyo NIM: 051334015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

(5)

iii

(6)
(7)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Yesus Kristus atas segala berkah-Nya

2. Bapak dan Ibu

3. Kakak dan Adik

4. Keluarga besar Hadi Siswoyo

5. Teman spesialku

(8)

vi

MOTTO

HIDUP INI TIDAK ADA YANG SEMPURNA

BERBUATLAH SESUATU DENGAN

MAKSIMAL MAKA AKAN

MENGHASILKAN SESUATU YANG

(9)
(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang

merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan,

saran, masukan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono S.Pd., M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan

Akuntansi dan Dosen Pembimbing, yang dengan sabar membimbing penulis

menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta

(11)

viii

4. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada

penulis selama kuliah.

5. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala

keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.

6. Bapak dan Ibu tercinta, Kakak dan Adik tersayang, yang tidak pernah lelah

memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moral maupun material, serta

semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu beserta kalian semua.

7. Seluruh keluarga Hadi Siswoyo terima kasih atas dukungan, saran dan

kepercayaan yang telah diberikan terima kasih yang sebesar-besarnya.

8. Kristina Noviyanti yang selalu memberikan dukungannya.

9. Adik Raden Roro Devi Farmasita Prisnawati yang memberikan dukungannya

saat penulisan akhir skripsi ini.

10.Bangkit Harry Saputra, Yulius Noferi Hadi, F.X. Eka Wahyu Wibawa. Terima

kasih atas bantuannya selama ini. Oh iya.. Kapan kita ke timur kampus lagi?

11.Angkatan 2005 “Arnon Samba, Theresia Avilla Lisa Kurniastuti, Asih Dwi

Pawestri, Natalia Niken Krisnawati, Maria Dwi Riwayati, Visensia Pachalina

Ossot, Margareta Uduk Seran, Dian Utaminingsih, Fransisca Heni, Eka

Fransiska Nita, Lucia Leni Cahyati, Novita Wulandari, Lucia Rahayu, Kurnia

Widiastuti, Vironica Harini Rita Sari, Waskito Ismu Hastomo, Florentina

Wulan, Filipus Cukup Santoso, Gede Wija Kusuma, Estianingsih Triaji,

Cristina Ida Fatriani, Era Kumala, Lucia Rini Hapsari, Yansen, Budiman, Adi

(12)

ix

12.Kakak-kakak veteran “Beni, Sigit, Ari, Satya, Joko, Sarju, Kompos, Budi, Diar, Taryono, Yudha, Ciptadi”. Terima kasih atas dukungannya selama ini.

13.Teman-teman ronda malam minggu di Siten khususnya RT 06 Danang,

Zainudin, Maryoto, Purwadi, Iswanto, Satri, Dartono, Harwanto, Andrian,

Gilang, Sudar, Ardi. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama ini.

14.Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntasi 2005.

15.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis

yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat

diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 5 Maret 2009

(13)

xi

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH

ECONOMIC VALUE ADDED

(EVA)

PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM

Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta

Benedictus Singgih Prasetyo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh economic value added

(EVA) terhadap harga saham. Penelitian dilaksanakan berdasarkan data yang telah dipublikasikan oleh PT Bursa Efek Jakarta bulan Juni sampai dengan bulan September 2008. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 329 perusahaan. Sampel penelitian berjumlah 177 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pendekatan proportional random sampling. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Rank Spearman (r’). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara economic value added (EVA) terhadap harga. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan analisis data di peroleh nilai r’hitung = 0,211 > r’tabel = 0,124 dan

nilai probabilitas = 0,005 atau kurang dari α = 0,05. Besaran derajat pengaruh

(14)

xii

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF COMPANY’S

ECONOMIC VALUE ADDED

(EVA) TOWARDS THE STOCK

PRICE

A Case Study of the Companies Listed in Jakarta Stock Exchange

Benedictus Singgih Prasetyo Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This research aims to find out the effect of economic value added (EVA) towards the stock price. The research was conducted based on the data issued by Jakarta Stock Exchange Companies from June toSeptember 2008. Documentation was used as a technique for collecting the data. In this research, the population was 329 companies. The samples were 177 companies. Proportional random sampling approach was used as a sampling method. The data analysis technique was Rank Spearman (r’). The result shows that economic value added (EVA) influences the stock price. This result is shown by the result of data analysis computation in which r’observed = 0,211 > r’table = 0,124 and ρvalue = 0,005 < α =

(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... x

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

(16)

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Saham Perusahaan ... 6

B. Kinerja Perusahaan ... 11

C. Penilaian Kinerja Perusahaan ... 12

D. Economic Value Adeed (EVA) ... 14

E. Kerangka Teoritis ... 17

F. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 20

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 20

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel Penelitian ... 21

E. Metode Pengumpulan Data ... 22

F. Teknik Analisis Data ... 22

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Pasar Modal Indonesia ... 27

B. Visi Misi Pasar Modal Indonesia ... 30

C. Struktur Pasar Modal Indonesia ... 30

D. Proses Go Public ... 31

E. Mekanisme Perdagangan Pasar Modal Indonesia ... 33

(17)

xv

G. Badan Pengawas Pasar Modal ... 37

H. Perusahaan yang Digunakan Sebagai Sampel ... 38

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 44

B. Analisis Data ... 68

C. Pembahasan ... 72

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 77

B. Keterbatasan Penelitian ... 77

C. Saran ... 78

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

A. Gambar 4.1 Struktur Pasar Modal Indonesia ... 31

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

A. Tabel 4.1 Jam Perdagangan Efek ... 36

B. Tabel 4.2 Jam Pra Pembukaan ... 36

C. Tabel 4.3 Jam Perdagangan Pasar Tunai ... 36

D. Tabel 4.4 Sampel Perusahaan ... 38

E. Tabel 5.1 Laporan Neraca Perusahaan tahun 2007 ... 44

F. Tabel 5.2 Laporan Laba Rugi Perusahaan tahun 2007 ... 51

G. Tabel 5.3 Perhitungan EVA ... 60

H. Tabel 5.4 Deskripsi EVA Perusahaan ... 65

I. Tabel 5.5 Harga Saham ... 65

J. Tabel 5.6 Deskripsi Harga Saham Perusahaan ... 68

K. Tabel 5.7 Hasil Pengujian Normalitas EVA ... 68

L. Tabel 5.8 Hasil Pengujian Normalitas Harga Saham ... 69

M. Tabel 5.9 Hasil Pengujian Linieritas ... 70

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

A. Lampiran 1 BI Rate 2007 ... 82

B. Lampiran 2 Perhitungan wd ... 83

C. Lampiran 3 Perhitungan kd ... 89

D. Lampiran 4 Perhitungan kd(1-T) ... 95

E. Lampiran 5 Perhitungan ws ... 101

F. Lampiran 6 Perhitungan ks ... 107

G. Lampiran 7 Perhitungan WACC ... 113

H. Lampiran 8 Perhitungan EVA ... 119

I. Lampiran 9 Deskripsi Harga Saham ... 125

J. Lampiran 10 Koefisien Kolerasi Spearman ... 126

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Harga saham atau harga pasar saham setiap waktu dapat mengalami

kenaikan atau penurunan secara tidak tentu. Naik-turunnya harga saham dapat

disebabkan oleh banyak faktor. Ada tujuh macam faktor penggerak harga

saham, yaitu: kondisi fundamental emiten, hukum permintaan dan penawaran,

tingkat suku bunga (SBI), valuta asing, dana asing di bursa, indeks harga

saham gabungan, news dan rumors (Arifin, 2001:116).

Kondisi fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan

kinerja emiten (Arifin, 2001:116). Semakin baik kinerja emiten maka semakin

tinggi pula harga saham. Sebaliknya, semakin buruk kinerja emiten maka

semakin rendah pula harga sahamnya. Selama ini alat populer untuk menilai

kinerja emiten atau perusahaan adalah dengan analisis rasio. Analisis rasio

dibagi dalam 5 kelompok yaitu: rasio likuiditas, rasio manajemen aktiva, rasio

manajemen utang, rasio profitabilitas, dan rasio nilai pasar. Analisis rasio ini

memiliki beberapa kelemahan antara lain: sulit diterapkan pada perusahaan

multidivisi, mengabaikan biaya modal, dan tidak mencerminkan nilai suatu

perusahaan.

Cara lain untuk menilai kinerja perusahaan adalah dengan menghitung

(22)

sekaligus sebagai alat yang cocok untuk mengendalikan operasional

perusahaan (Rudianto, 2006:340). Selain itu, EVA menunjukkan ukuran

keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) perusahaan. Jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga

saham perusahaan (Tandelilin, 2001:195). Dengan demikian EVA

dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan analisis rasio di atas.

EVA adalah suatu estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya dari

perusahaan dalam tahun berjalan. Hal inilah yang membedakan EVA dengan

laba akuntansi. EVA menunjukkan sisa laba setelah semua biaya modal

diperhitungkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa memperhitungkan

biaya modal (Brigham dan Houston, 2001:51). Menurut Rusdianto,

(2006:340), EVA merupakan sebuah pengukuran kinerja keuangan

berdasarkan nilai yang merefleksikan jumlah absolut nilai kekayaan pemegang

saham yang dihasilkan, baik bertambah atau berkurang. Dengan demikian

EVA merupakan laba ekonomis dari kinerja suatu perusahaan yang

mencerminkan kesejahteraan pemegang saham. Hasil perhitungan EVA yang

positif akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan

laba ekonomis perusahaan sehingga pemegang saham lebih sejahtera.

Hasil pengamatan oleh John Snow pada CSX Corporation pada tahun

1988 menunjukkan EVA negatif $70 juta dengan harga saham $28. Ketika

perusahaan tersebut mengalami titik impas EVA pada tahun 1993, harga

(23)

menunjukkan bukti bahwa ada pengaruh yang positif antara EVA dengan

harga saham. Sejalan dengan itu, perusahaan AT & T menemukan adanya

korelasi yang hampir sempurna antara EVA dan harga saham (Fortune dalam

Brigham dan Houston, 2001:53). Berbeda dengan fakta tersebut, penelitian

Sasongko dan Wulandari (2006) tentang pengaruh EVA terhadap harga saham

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta untuk periode 2001-2002

menunjukkan bahwa EVA tidak mempengaruhi harga saham. Hal yang sama

ditemukan oleh Susanti (2002) yang meneliti pada perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1997-1999 yang

menunjukkan bahwa EVA tidak berpengaruh pada harga saham.

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk

menyelidiki kembali pengaruh kinerja perusahaan yang tercermin dalam EVA

terhadap harga saham. Penelitian ini selanjutnya mengambil judul:

“ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek

Jakarta.

B. Batasan Masalah

Ada banyak faktor yang menentukan tinggi rendahnya harga saham.

Faktor-faktor tersebut diantaranya: kondisi fundamental emiten, hukum

permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga (SBI), valuta asing, dana asing

(24)

faktor-faktor tersebut, penelitian ini difokuskan pada pengujian sebagian faktor-faktor yaitu

kondisi fundamental emiten khususnya pada kinerja manajemen yang diukur

berdasarkan EVA. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada pengaruh

EVA terhadap Harga Saham.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, rumusan

permasalahan penelitian ini adalah apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh secara positif terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar

dalam Bursa Efek Jakarta?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh secara positif terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar

dalam Bursa Efek Jakarta.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan untuk menentukan

(25)

2. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk mengelola

informasi-informasi yang diperoleh investor terkait dengan analisis laporan keuangan

sebelum investor mengambil keputusan dalam berinvestasi.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Saham Perusahaan 1. Pengertian Saham

Jakarta Stock Exchange (Bursa Efek Jakarta) dalam penerbitannya di http://www.jsx.co.id, mengartikan saham sebagai tanda penyertaan

modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau

perseroan terbatas. Adanya tanda penyertaan, maka pihak yang

mempunyai tanda penyertaan mempunyai pengakuan atas perusahaan.

Sejalan dengan pengertian ini, Dwiyanti (1999:11) menyatakan bahwa

saham adalah surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan

seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit saham.

Sementara menurut Sabardi (1994:141), saham adalah penyertaan modal

dalam pemilikan suatu perseroan terbatas.

Ada beberapa jenis saham yang populer di perdagangan Bursa Efek

Jakarta. Jenis-jenis saham tersebut adalah:

a. Saham Biasa

Common stock atau saham biasa adalah saham yang sifat pemberian devidennya tidak tentu. Artinya, besar deviden yang dibagikan

tergantung bagaimana keuntungan yang diperoleh perusahaan

penerbitnya (Dwiyanti, 1999:12). Menurut van Horne dan Wachowicz

(2007:32), pemegang saham biasa perusahaan adalah pemilik terakhir

(27)

suatu perusahaan. Secara kolektif, mereka memiliki perusahaan dan

menanggung resiko akhir yang berkaitan dengan kepemilikan. Akan

tetapi, tanggung jawab mereka dibatasi hanya pada jumlah investasi

mereka.

b. Saham Preferen

Saham preferen adalah bentuk hibrida dari pendanaan, yang

menggabungkan fitur utang dan saham biasa (van Horne dan

Wachowicz, 2007:368). Sejalan dengan pengertian ini, Sabardi

(1994:172) menyatakan bahwa saham preferen adalah kombinasi

ciri-ciri dari utang dan saham biasa. Pemegang saham ini mempunyai

klaim terhadap perusahaan di bawah kreditur namun di atas pemegang

saham biasa. Menurut Dwiyanti (1999:12), preferred stock atau saham preferen adalah saham yang sifat pemberian dividennya bisa disepakati

antara investor dengan perusahaan penerbit saham. Saham preferen

disebut juga saham prioritas. Letak lebih diprioritasnya saham ini dari

saham biasa adalah sebagai berikut (http://www.jsx.co.id):

1) Pemodal memiliki hak didahulukan dalam hal pembayaran dividen. 2) Pemodal memiliki hak mendapat pembayaran dividen dengan

jumlah tetap.

3) Pemodal berhak menadapat pembayaran semua dividen yang terutang pada tahun-tahun sebelumnya.

4) Pemodal berhak menukar saham preferen yang dipegangnya dengan saham biasa.

(28)

2. Harga Saham

Menurut Halim (2003: 11-12), beberapa istilah yang berkenaan

dengan harga saham adalah sebagai berikut:

a. Harga nominal atau nilai pari adalah nilai yang ditetapkan oleh emiten, untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya.

b. Harga perdana adalah harga sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa efek, atau merupakan harga jual dari penjamin emisi kepada investor.

c. Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain, harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. d. Harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual atau

pembeli pada saat jam bursa dibuka.

e. Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada akhir hari bursa.

Sedangkan istilah-istilah lain yang berkenaan dengan harga saham

menurut Salim (2003:7) adalah sebagai berikut:

a. High adalah harga tertinggi atau harga perdagangan tertinggi untuk suatu periode.

b. Low adalah harga terendah atau harga perdagangan terendah untuk suatu periode.

Tinggi rendahnya harga saham ditentukan oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham antara lain (Arifin, 2001:116):

a. Kondisi fundamental emiten.

Kondisi fundamental mencerminkan kinerja suatu perusahaan. Apabila

semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya

(29)

b. Hukum permintaan dan penawaran

Hukum permintaan dan penawaran mencerminkan permintaan dan

penawaran dalam perdagangan saham di bursa efek. Jika permintaan

akan saham meningkat atau penawarannya sedikit maka harga saham

juga mengalami peningkatan.

c. Tingkat suku bunga (SBI)

Tingkat suku bunga mencerminkan besarnya bunga yang diberlakukan

oleh bank sentral yang berkenaan dengan kebijakan pemerintah untuk

mengontrol peredaran uang di masyarakat. Jika peredaran uang terlalu

banyak di masyarakat akan mengakibatkan masayarakat cenderung

membelanjakan uangnya, pada akhirnya bisa berdampak pada

kenaikan harga barang yang dapat memicu inflasi. Dengan menaikkan

bunga SBI maka akan mendorong masyarakat menyimpan uangnya di

bank dalam bentuk tabungan, deposito, dan lain-lain. Hal ini dapat

mengakibatkan perpindahan alokasi dana investasi dari saham menuju

tabungan atau deposito. Investasi produk bank tersebut jauh lebih kecil

resikonya dibandingkan dengan bentuk saham. Karenanya investor

akan menjual sahamnya dan dananya kemudiaan di tempatkan di bank.

Penjualan saham yang serentak dapat menurunkan harga saham.

d. Valuta asing

Perekonomian suatu negara pasti dipengaruhi oleh valuta asing, begitu

juga saham. Apabila kebijakan suatu negara lain, misalnya Amerika

(30)

berbondong-bondong menginvetasikan uangnya dalam bentuk tabungan dollar.

Penjualan saham guna menanamkan modalnya di bank dalam bentuk

dollar dapat mengakibatkan merosotnya harga saham.

e. Dana asing di bursa

Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing maka kecenderungan

transaksi saham sedikit banyaknya dipengaruhi oleh investor asing.

Jika investor asing tersebut merasa ragu terhadap bursa suatu negara,

maka ia tidak akan menginvestasikan uangnya. Karena terjadi

penurunan investasi maka harga saham pun dapat berubah.

f. Indeks harga saham gabungan

Indeks harga saham gabungan sebagai tolok ukur kondisi

perekonomian dan investasi suatu negara. Jika indeks harga saham

gabungan tersebut naik maka iklim investasi suatu negara baik. Dan

sebaliknya, jika indeks harga saham gabungan tersebut turun maka

iklim investasi buruk. Baik-buruknya iklim investasi akan berdampak

pada naik-turunya harga saham.

g. News dan rumors.

News dan rumors merupakan semua berita yang beredar dalam masyarakat baik itu mengenai ekonomi, sosial, politik, keamanan

hingga berita mengenai pergantian kabinet. Jika news dan rumors

tersebut baik akan mencerminkan suasana yang kondusif maka banyak

(31)

B. Kinerja Perusahaan

Kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang

atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor

untuk mencapai tujuan berorganisasi dalam periode waktu tertentu (Pabundu,

2006:121). Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang dimaksud adalah pelaksanaan

hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi

wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. Sedangkan

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan atau prestasi kerja seseorang

atau kelompok terdiri dari faktor intern dan faktor ektern. Faktor intern yang

mempengaruhi adalah kecerdasan, keterampilan, emosi, motivasi, kondisi

keluarga karyawan. Sedangkan faktor ekternal yang mempengaruhi adalah

Peraturan Pemerintah tentang ketenagakerjaan, pelangan, pesaing, serikat

buruh, dll. Sejalan dengan pengertian ini, Simanjuntak

(http://www.nakertrans.go.id) menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat

pencapaian atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat

pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Kinerja

manajemen menunjuk pada keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk

meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja

masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.

Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) dalam penerbitannya di

http://id.wikipedia.org menyatakan bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam

(32)

kepadanya. Senada dengan pengertian ini, Hasibuan (2001:34) dalam

penerbitannya di http://id.wikipedia.org mengemukakan bahwa kinerja

(prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah

pencapaian hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang atau kelompok dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman dan kesungguhan waktu dalam suatu organisasi yang dipengaruhi

oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi.

C. Penilaian Kinerja Perusahaan

Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas

operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan

sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi,

1993:419). Menurut Wijayanti (2005:1) dalam penerbitannya di

http://www.bi.go.id, penilaian kinerja adalah salah satu sarana yang penting

dalam mengukur kinerja individual pegawai, pimpinan suatu unit kerja dan

bahkan secara keseluruhan dapat menilai kinerja organisasi.

Simamora (2004:338) dalam penerbitannya di http://id.wikipedia.org

berpendapat bahwa penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh

(33)

dengan hal tersebut Wahyudi (2002:101) dalam penerbitannya di

http://id.wikipedia.org menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah suatu

evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi

kerja/jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja

adalah sarana untuk mengevaluasi kinerja pegawai, pimpinan suatu unit kerja,

dan keseluruhan suatu organisasi berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tujuan penilaian kerja adalah sebagai alat memotivasi karyawan untuk

mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi peraturan yang telah

ditetapkan agar dapat menghasilkan kinerja karyawan yang baik. Manfaat dari

penilaian kinerja (Mulyadi, 1993:419), secara lebih rinci sebagai berikut:

1. Untuk mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui permotivasian karyawan secara maksimal.

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan. 3. Sebagai alat identifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan.

4. Sebagai penyedia dasar bagi distribusi penghargaan.

Ada beberapa cara untuk mengukur kinerja perusahaan, antara lain

(Pabundu, 1999:124):

1. Metode UCLA

Metode ini membagi evaluasi ke dalam lima macam yaitu:

a. Sistem assesment, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang keadaan suatu sistem.

b. Program planning, yaitu evaluasi yang membantu penilaian aktivitas-aktivitas dalam program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhannya.

(34)

d. Program improvement, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang bagaiman program berfungsi, bagaimana program kerja, bagaimana mengantisipasi masalah-masalah yang mungkn dapat menggangu pelaksanaan kegiatan.

e. Program certification, yaitu evaluasi yang memberikan informasi mengenai nilai-nilai atau manfaat program.

2. Metode Balanced-Scorecard

Balanced scorecard adalah metode untuk mengukur kinerja seseorang atau kelompok/organisasi dengan menggunakan kartu untuk mencatat hasil kinerja. Ada empat perspektif yang digunakan dalam balanced scorecard, yaitu:

a. Perspektif keuangan

Pengukuran kinerja keuangan mengarah kepada perbaikan, perencanaan, implemetasi, dan pelaksanaan strategis. Adapun perbaikan tercermin dari sasaran-sasaran yang terkait dengan laba.

Financial perspective memiliki cakupan operating income, return on capital employed, dan economic value added.

b. Perspektif pelanggan

Perpektif ini berpandangan untuk memuaskan pelanngan, perusahaan perlu menciptakan dan menyajikan suatu produk dan jasa yang bernilai lebih bagi konsumen. Adapun nilai lebih terjadi apabila manfaat yang diterima konsumen dari produk dan jasa lebih tinggi daripada biaya perolehannya. Customer perspective memiliki cakupan customer satisfaction, customer retention dan market share.

c. Perspektif proses bisnis internal

Proses ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu inovasi, operasi, dan layanan purna jual. Business process perspective, menggunakan ukuran seperti

cost, throughput dan quality.

d. Proses belajar dan berkembang

Kinerja ini bertujuan untuk mendorong pembelajaran dan pertumbuhan organisasi. Learning and growth perspective memiliki cakupan

employee satisfaction, employee retention, dan skill.

D. Economic Value Added (EVA)

EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari

kegiatan atau strateginya selama periode tertentu (Utomo, 1999). Menurut

Rudianto (2006:340), EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk

mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan. Sementara menurut Arifin

(35)

menilai tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan dari sisi kepentingan dan

harapan penyandang dana (kreditur dan pemegang saham). Pendeknya, EVA

adalah alat pengukur kinerja perusahaan untuk menilai keberhasilan

perusahaan dalam menciptakan laba ekonomi yang dapat mencerminkan

kesejahteraan penyandang dana. Menurut Young dan O’Byrne (2001:32),

secara teoritis EVA dapat dihitung untuk setiap kesatuan, termasuk devisi,

departemen, lini produk, segmen bisnis secara geografis, dan sebagainya.

Dengan demikian EVA mampu memperbaiki garis pandang di tingkat devisi

yang hilang ketika digunakan kelebihan pengembalian. Rumus EVA menurut

Stewart dalam Utomo (1999):

EVA = Operating profits – (c* x Capital)

Keterangan:

Operating profits = Net Operating Profit After Taxes.

c* = CCR (Capital Cost Return ) atau Cost of Capital Rate

atau biasadisebut WACC (Weighted Average Cost of Capital)

Capital = Modal, terdiri dari ekuitas dan hutang

Setiap perusahaan biasanya mempunyai struktur modal yang optimal

yakni perpaduan antara hutang, saham preferen, dan saham biasa yang dapat

memaksimumkan harga saham perusahaan tersebut. Optimalisasi struktur

modal tercermin dari nilai WeightedAverage Cost of Capital (WACC) yakni, biaya rata-rata tertimbang dari keseluruhan modal perusahaan. Jika perusahaan

ingin menambah modal baru untuk membiayai ekspansi aktiva maka

(36)

mengganggu keseimbangan dalam struktur tersebut. Secara sederhana, WACC

dirumuskan sebagai berikut (Young dan O’Byrne, 2001:149):

WACC = utang/pembiayaan total (biaya utang) (1-T) + ekuitas

/pembiayaan total (biaya ekuitas).

WACC juga dapat dicari dengan rumus yang digunakan Weston dan Brigham

(1994:116) sebagai berikut:

WACC = wdkd (1 -T)+wpkp+wsks

Keterangan:

1. Wd (Weight debt) adalah persentase utang perusahaan terhadap total

modal. Wd dapat dicari dengan rumus: hutang / total kapital

2. Wp (Weight preferred) adalah persentase saham preferen perusahaan terhadap total modal. Wp dapat dicari dengan menggunakan rumus: saham preferen / total kapital

3. Ws (Weight share) adalah persentase ekuitas biasa perusahaan terhadap total modal perusahaan. Ekuitas biasa berasal dari laba ditahan ditambah dengan saham biasa. Ws dapat dicari dengan menggunakan rumus: ekuitas biasa / total kapital

4. Kd adalah suku bunga atas utang baru perusahaan. 5. T adalah tarif pajak marjinal dan perusahaan.

6. Kd(1-T) adalah biaya hutang setelah pajak yang digunakan untuk menghitung biaya rata-rata tertimbang dari modal.

7. Kp adalah biaya saham preferen. Kp dapat dicari menggunakan rumus: dividen saham preferen / harga bersih saham preferen saat emisi.

8. Ks adalah biaya komponen laba ditahan dan dalam hal ini ks adalah tingkat pengembalian yang dipersyaratkan dari saham biasa.

Salah satu pendekatan untuk menghitung biaya laba ditahan dalam

analisa ini adalah pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Tahap-tahapnya adalah (Weston dan Brigham, 1994:109):

1. Menerapkan perkiraan suku bunga bebas resiko (krf) yang umumnya

(37)

2. Memperkirakan koefisien beta saham (βi) dan digunakan sebagai indeks

dari resiko saham. Huruf i menandakan beta dari perusahaan yang ke-i.

3. Memperkirakan tingkat pengembalian yang diharapkan di pasar atau

tingkat pengembalian saham rata-rata (kM).

4. Memasukan nilai-nilai di atas ke dalam persamaan CAPM untuk

mengestimasi tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham yang

bersangkutan:

Ks = kRF + βi (kM- kRF)

Keterangan:

kRF = suku bunga bebas resiko

kM = premi resiko pada rata-rata saham

β = indeks rasio saham bersangkutan yang sedang dianalisa.

Parameter yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan

metode EVA adalah sebagai berikut (Rudianto, 2006:348-349):

1. Nilai EVA > 0, berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan

nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.

2. Nilai EVA = 0, berarti manajemen perusahaan berada dalam titik impas

dalam menciptakan nilai tambah perusahaan.

3. Nilai EVA < 0, berarti tidak terjadi proses pertambahan nilai ekonomis

bagi perusahaan.

E. Kerangka Teoritis

Harga saham atau harga pasar saham dapat mengalami kenaikan atau

(38)

oleh kejadian-kejadian atau faktor-faktor tertentu. Ada tujuh macam faktor

penggerak harga saham yaitu (Arifin, 2001:116): kondisi fundamental emiten,

hukum permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga (SBI), valuta asing,

news dan rumors.

Kondisi fundamental mencerminkan kinerja suatu perusahaan. Salah

satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan adalah EVA. EVA adalah ukuran

keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value

added) perusahaan. Jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya

nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga

saham perusahaan (Tandelilin, 2001:195). EVA adalah suatu estimasi laba

ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan, dan hal

ini sangat berbeda dengan laba akuntansi. EVA menunjukkan sisa laba setelah

semua biaya modal diperhitungkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan

tanpa memperhitungkan biaya modal (Brigham dan Houston, 2001:51).

Menurut Rusdianto (2006:340), EVA merupakan sebuah pengukuran kinerja

keuangan berdasarkan nilai yang merefleksikan jumlah absolut nilai kekayaan

pemegang saham yang dihasilkan, baik bertambah atau berkurang. Dengan

demikian EVA merupakan laba ekonomis dari kinerja suatu perusahaan yang

mencerminkan kesejahteraan pemegang saham. Hasil perhitungan EVA yang

positif akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan

laba ekonomis perusahaan sehingga pemegang saham lebih sejahtera.

Dengan adanya kesejahteraan bagi pemegang saham dapat menarik

(39)

Semakin banyak investor yang tertarik untuk memiliki saham perusahaan

sedangkan jumlah saham yang beredar tidak berubah atau sama maka akan

berdampak pada meningkatnya harga saham.

F. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoritik tersebut di atas, dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

Ha = Economic value added berpengaruh secara positif terhadap harga

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitan ini menggunakan studi kasus. Studi kasus adalah

penelitian mengenai status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu

fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Hasan, 2002:15). Studi

kasus ini dilakukan terhadap perusahaan termasuk dalam Bursa Efek Jakarta

tahun 2007.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta. Data penelitian diakses

melalui Pojok Bursa Efek Jakarta yang ada di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta dan Pojok Bursa Efek Jakarta yang ada di Universitas Gadjah

Mada.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-September 2008.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian merupakan pihak-pihak yang terkait dan yang

diharapkan memberikan informasi sesuai kebutuhan. Dalam penelitian ini

(41)

yang menjadi subjek adalah perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek

Jakarta (BEJ).

2. Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok penelitian. Dalam

penelitian ini yang menjadi objek adalah data-data laporan keuangan

perusahaan khususnya laporan laba-rugi tahun 2007, laporan neraca tahun

2007 yang dikeluarkan oleh BEJ, dan data-data lain yang mendukung.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang akan diteliti (Hasan,

2002:58). Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah perusahaan yang

terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta periode tahun 2007 dengan jumlah 329

perusahaan.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan

karakteristik populasi (Suharsimi dan Wahyuni, 2006:70). Sampel

penelitian adalah sebagian dari keseluruhan jumlah perusahaan yang

terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta periode tahun 2007 dengan jumlah 177

perusahaan

3. Teknik Pengambilan Sampel

(42)

dengan proporsi 50% pada tiap-tiap sektor usaha. Pengambilan sampel

perusahaan pada tiap-tiap sektor usaha dilakukan secara random.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya

(Arikunto 1991:188). Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan

dokumen-dokumen laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

F. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono1999:142). Dalam

penelitian ini, pendeskripsian data dilakukan untuk economic value added

(EVA) dan harga saham untuk seluruh perusahaan yang menjadi sampel

penelitian.

2. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk

(43)

Uji normalitas dalam penelitian ini didasarkan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Ghozali, 2002:122) yaitu:

Dm,n = max | Sm (X) – Sn (X) |

Keterangan:

D = Deviasi Maksimum

Sm (X) = Distribusi frekuensi kumulatif sampel satu Sn (X) = Distribusi frekuensi kumulatif sampel dua

Selanjutnya untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi data

masing-masing variabel normal atau tidak dilakukan dengan

membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel. Adapun kriterianya adalah

sebagai berikut jika nilai Fhitung lebih besar dari nilai probabilitas (ρ =

0,05), maka distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya, jika

nilai Fhitung lebih kecil dari nilai probabilitas (ρ = 0,05), maka

distribusi data dikatakan normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing

variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel

terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi

dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan

untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana,1996:332):

e S

TC S

F 2

2

=

Keterangan:

2 ) (

2

− =

(44)

2 ) (

2

− =

k E JK e S

Dimana :

F = harga bilangan F untuk garis regresi S2TC = varian tuna cocok

S2e = varian kekeliruan

JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: jika nilai Fhitung < nilai

Ftabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat

bersifat linier, sebaliknya jika nilai Fhitung > nilai Ftabel maka hubungan

antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat tidak linier.

3. Pengujian Hipotesis

a. Rumusan Hipotesis

Ho = Economic value added tidak berpengaruh secara positif

terhadap harga saham perusahaan

Ha = Economic value added berpengaruh secara positif terhadap

harga saham perusahaan

b. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis di atas dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Menentukan koefisien korelasi

Teknik yang digunakan untuk menentukan koefisien

korelasi adalah analisa korelasi Spearman. Teknik analisa korelasi

(45)

bebas dengan variabel terikat dalam permasalahan di atas. Rumus

yang digunakan dalam analisis korelasi Spearman yaitu (Sudjana, 1996:455):

r’ = koefisien korelasi antara variabelEVA danharga saham 2) Uji Rank Spearman (r’)

Ho diterima jika r’hitung < batas nilai kritis untuk uji korelasi

berdasarkan koefisien Rank Spearman atau sig (2-tailed) > α = 0,05 artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan. Sedangkan

Ho ditolak jika r’hitung ≥ batas nilai kritis untuk uji korelasi

berdasarkan koefisien Rank Spearman atau sig (2-tailed) < α = 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan dengan

menggunakan taraf signifikasi (α) 5%.

3) Menentukan derajat besaran pengaruh

Derajat besaran pengaruh dapat dicari dengan rumus

(Sudjana,1996:368):

r2 = derajat besaran pengaruh antara variabel EVA dan harga saham

(46)

JKres = jumlah kuadrat residu

Harga JKtot dan JKres dapat dicari dengan rumus (Siregar,

2004:213):

JKtot =

n ) ( 2

2

y

y

− ∑

JKres =JKtot –JKreg

JKreg =

⎟⎟ ⎟

⎠ ⎞

⎜⎜ ⎜

− ∑

n b

x

y

x

y

Dimana:

X = Economic Value Added (EVA) Y = harga saham

(47)

27

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Pasar Modal Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia

merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial

Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu

didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah

kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan

pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada

beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan

kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia,

dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat

berjalan sebagimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal

pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami

pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan

pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia

dapat dilihat sebagai berikut:

1. Tanggal 14 Desember 1912: Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di

(48)

2. Tahun 1914 – 1918: Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

3. Tahun 1925 – 1942: Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama

dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya

4. Awal tahun 1939: Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di

Semarang dan Surabaya ditutup.

5. Tahun 1942 – 1952: Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang

Dunia II

6. Tahun 1952: Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat

Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman (Lukman

Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo).

Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950).

7. Tahun 1956: Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek

semakin tidak aktif.

8. Tahun 1956 – 1977: Perdagangan di Bursa Efek vakum.

9. Tanggal 10 Agustus 1977: Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden

Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar

Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.

Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public-nya

PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.

10.Tahun 1977 – 1987: Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah

emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih

(49)

11.Tahun 1987: Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES

87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan

Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.

12.Tahun 1988 – 1990: Paket deregulasi di bidang perbankan dan pasar

modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat

meningkat.

13.Tanggal 2 Juni 1988: Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan

dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan

organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

14.Bulan Desember 1988: Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88

(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public

dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.

15.Tanggal 16 Juni 1989: Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan

dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek

Surabaya.

16.Tanggal 13 Juli 1992: Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi

Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

17.Tanggal 22 Mei 1995: Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan

dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

18.Tanggal 10 November 1995: Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang

No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai

(50)

19.Tahun 1995: Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

20.Tahun 2000: Sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

21.Tahun 2002: BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh

(remote trading).

22.Tahun 2007: Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek

Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

B. Visi Misi Pasar Modal Indonesia

1. Visi

Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.

2. Misi

a. Pillar of Indonesian Economy

b. Market oriented

c. Company transformation d. Institutional building

e. Delivery best quality products & services

C. Struktur Pasar Modal Indonesia

Struktur Pasar Modal Indonesia diatur dalam UU No. 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal. Struktur Pasar Modal Indonesia terdiri dari: Menteri

(51)

Pasar Modal mengawasi bursa efek. Dalam bursa efek terdapat, perusahaan

efek, lembaga penunjang, profesi penunjang, pemodal, dan emiten.

Gambar 4.1

Struktur Pasar Modal Indonesia STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA

D. Proses Go Public

Proses penawaran umum (go public) saham dapat dikelompokkan menjadi 4

tahapan berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala

sesuatu yang berkaitan dengan proses penawaran umum. Pada tahap yang

paling awal perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu

melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk meminta

persetujuan para pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham.

(52)

Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya emiten melakukan penunjukan

penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar yaitu:

a. Penjamin Emisi (underwriter). Merupakan pihak yang paling banyak

keterlibatannya dalam membantu emiten dalam rangka penerbitan

saham. Kegiatan yang dilakukan penjamin emisi antara lain:

menyiapkan berbagai dokumen, membantu menyiapkan prospektus,

dan memberikan penjaminan atas penerbitan.

b. Akuntan Publik (auditor independen). Bertugas melakukan audit atau

pemeriksaan atas laporan keuangan calon emiten.

c. Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan

dan menentukan nilai wajar dari aktiva tetap tersebut.

d. Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum.

e. Notaris untuk membuat akta-akta perubahan anggaran dasar, akta

perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga

notulen-notulen rapat.

2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon

emiten menyampaikan pendaftaran kepada BAPEPAM-LK hingga

BAPEPAM-LK menyatakan pernyataan pendaftaran menjadi efektif.

3. Tahap Penawaran Saham

Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten

menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli

(53)

penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Perlu diingat pula bahwa

tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini. Misal, saham

yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang

ingin dibeli seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak

mendapatkan saham pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat

membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di Bursa Efek.

4. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek

Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham

tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.

E. Mekanisme Perdagangan Pasar Modal Indonesia

Mekanisme Perdagangan Pasar Modal Indonesiaadalah sebagai berikut:

1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek.

Pada bagian ini, seseorang yang akan menjadi investor terlebih dahulu

menjadi nasabah atau membuka rekening di salah satu broker atau

perusahaan efek. Setelah resmi terdaftar menjadi nasabah, maka investor

dapat melakuka kegiatan transaksi.

2. Order dari Nasabah.

Kegiatan jual beli saham diawali dengan instruksi yang disampaikan

investor kepada broker. Pada tahap ini, perintah atau order dapat dilakukan

secara langsung dimana investor datang ke kantor broker atau order

disampaikan melalui sarana komunikasi seperti telepon atau sarana

(54)

3. Diteruskan ke Floor Trader.

Setiap order yang masuk ke broker selanjutnya akan diteruskan ke petugas

broker tersebut yang berada di lantai bursa atau yang sering disebut floor

trader.

4. Masukkan Order ke JATS

Floor trader akan memasukkan (entry) semua order yang diterimanya ke dalam sistem komputer JATS. Di lantai bursa, terdapat ratusan terminal

JATS yang menjadi sarana entry order-order dari nasabah. Seluruh order

yang masuk ke sistem JATS dapat dipantau baik oleh floor trader, petugas

di kantor broker dan investor. Dalam tahap ini, terdapat komunikasi antara

pihak broker dengan investor agar dapat terpenuhi tujuan order yang

disampaikan investor baik untuk beli maupun jual. Termasuk pada tahap

ini, berdasarkan perintah investor, floor trader melakukan beberapa

perubahan order, seperti perubahan harga penawaran, dan beberapa

perubahan lainnya.

5. Transaksi Terjadi (Matched)

Pada tahap ini order yang dimasukkan ke sistem JATS bertemu dengan

harga yang sesuai dan tercatat di sistem JATS sebagai transaksi yang telah

terjadi (done), dalam arti sebuah order beli atau jual telah bertemu dengan

harga yang cocok. Pada tahap ini pihak floor trader atau petugas di kantor

broker akan memberikan informasi kepada investor bahwa order yang

(55)

6. Penyelesaian Transaksi (Settlement)

Tahap akhir dari sebuah siklus transaksi adalah penyelesaian transaksi atau

sering disebut settlement. Investor tidak otomatis mendapatkan

hak-haknya karena pada tahap ini dibutuhkan beberapa proses seperti kliring,

pemindahbukuan, dan lain-lain hingga akhirnya hak-hak investor

terpenuhi, seperti investor yang menjual saham akan mendapatkan uang,

sementara investor yang melakukan pembelian saham akan mendapatkan

saham. Di BEI, proses penyelesaian transaksi berlangsung selama 3 hari

bursa.

Gambar 4.2

Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa

(56)

F. Jam Perdagangan Pasar Modal Indonesia 1. Jam Perdagangan

Perdagangan Efek di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi

dilakukan selama jam perdagangan pada setiap Hari Bursa dengan

berpedoman pada Waktu JATS.

Tabel 4.1

Jam Perdagangan Efek

Hari Sesi I Sesi II

Senin – Kamis Jumat

Pukul 09.30 s/d 12.00 Pukul 09.30 s/d 11.30

Pukul 13.30 s/d 16.00 Pukul 14.00 s/d 16.00

2. Pra Pembukaan

Pra Pembukaan untuk Pasar Reguler dilakukan setiap Hari Bursa.

Tabel 4.2 Jam Pra Pembukaan

Jam Kegiatan Pukul 09.10.00 s/d 09.25.00

Pukul 09.25.01 s/d 09.29.59

Anggota Bursa memasukan penawaran jual dan atau permintaan beli

JATS melakukan proses pembentukan Harga Prapembukaan dan alokasi transaksi yang terjadi

3. Jam Perdagangan Pasar Tunai Tabel 4.3

Jam Perdagangan Pasar Tunai

Hari Jam Senin – Kamis

Jumat

(57)

G. Badan Pengawas Pasar Modal

Bapepam mempunyai tugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari

kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan

standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan kebijakan

yang ditetapkan oleh menteri keuangan, dan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bapepam dan

lembaga keuangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan peraturan di bidang pasar modal;

2. Penegakan peraturan di bidang pasar modal;

3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,

persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar

modal;

4. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi emiten dan

perusahaan publik;

5. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi

oleh bursa efek, kliring dan penjaminan, dan lembaga penyimpanan dan

penyelesaian;

6. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;

7. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;

8. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

9. Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang

lembaga keuangan;

10.Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan;

(58)

H. Perusahaan yang Digunakan Sebagai Sampel

Perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini ada 177

perusahaan. Perusahaan-perusahaan itu terbagi kedalam 9 sektor. Kode

perusahaan, nama perusahaan, dan jumlah perusahaan yang diambil sebagai

sampel menurut sektornya, antara lain:

Tabel 4.4 Sampel Perusahaan

Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah

Pertanian UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk

LSIP PP London Sumatera Tbk

CPDW Cipendawa Agroindustri Tbk

DSFI Dharma Samudra Fishing In Tbk

IIKP Inti Kapuas Arowana Tbk

BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk 6

Perkebunan BUMI Bumi Resources Tbk

APEX Apexindo Pratama Duta Tbk

ENRG Energi Mega Persada Tbk

INCO Internasional Nickel Ind. Tbk

TINS Timah Tbk

CNKO Central Corporindo Int Tbk 6

Industri dasar dan kimia

SMCB Holcim Indonesia Tbk

SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk

AMFG Asahimas Flat Glass Tbk

IKAI Intikeramik Alamasri Tbk

MLIA Mulia Industrindo Tbk

ALMI Alumindo Light Metal Inds. Tbk

BTON Betonjaya Manunggal Tbk

JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk

PICO Pelangi Indah Canindo Tbk

TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk

CLPI Colorpak Indonesia Tbk

DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk

ETWA Eterindo Wahanatama Tbk

INCI Intanwijaya Internasional Tbk

(59)

Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah

AKKU Aneka Kemasindo Utama Tbk

APLI Asiaplast Industries Tbk

DYNA Dynaplast Tbk

FPNI Fatrapolindo Nusa Industri Tbk

SIMA Siwani Makmur Tbk

JPFA JAPFA Tbk

MAIN Malindo Feedmill Tbk

BRPT Barito Pasific Tbk

DSUC Daya Sakti Unggul Corp. Tbk

TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk

FASW Fajar Surya Wisesa Tbk

TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

SPMA Suparma Tbk 28

Aneka Industri

AUTO Astra Otoparts Tbk

GDYR Goodyear Indonesia Tbk

BRAM Indo Korsda Tbk

LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk

MASA Multistrada Arah Sarana Tbk

PRAS Prima Alloy Steel Tbk

SMSM Selamat Sempurna Tbk

MYTX Apac Citra Centertex Tbk

ARGO Argo Pantes Tbk

CNTX Centex Tbk

ERTX Ereatex Djaja Tbk

MYRX Hanson Internasional Tbk

KARW Karwell Indonesia Tbk

HDTX Panasia Indosyntec Tbk

POLY Polysindo Eka Perkasa Tbk

RICY Ricky Putra Globalindo Tbk

TFCO Tifico Tbk

BATA Sepatu Bata Tbk

SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk

KBLM Kabelindo Murni Tbk

IKBI Sumi Indo Kabel Tbk

VOKS Voksel Electric Tbk

(60)

Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah

Industri Barang Konsumsi

ADES Ades Waters Indonesia Tbk

AQUA Aqua Golden Mississipi Tbk

DLTA Delta Djakarta Tbk

MYOR Mayora Indah Tbk

PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk

SKLT Sekar Laut Tbk

STTP Siantar Top Tbk

ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk

RMBA Bentoel International Inv. Tbk

HMSP H M Sampoerna Tbk

SQBI Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk

DVLA Darya-Varia Laboratoris Tbk

KLBF Kalbe Farma Tbk

KAEF Kimia Farma Tbk

PYFA Pyridam Farma Tbk

MRAT Mustika Ratu Tbk

UNVR Unilever Indonesia Tbk

KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk

LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk 19

Properti dan Real Estate

BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk

CKRA Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk

CTRS Ciputra Surya Tbk

DILD Dharmala Intiland Tbk

DUTI Duta Pertiwi Tbk

OMRE Indonesia Prima Property Tbk

JAKA Jaka Inti Realtindo Tbk

KIJA Kawasan Industri Jababeta Tbk

LPCK Lippo Cikarang Tbk

PWON Pakuwon Jati Tbk

PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk

RODA Roda Panggon Harapan Tbk

SIIP Suryainti Permata Tbk

SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk

TOLT Total Bangun Persada Tbk

(61)

Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah

Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi

PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk

CMNP Cipta Marga Nusaphala P. Tbk

EXCL Excelcomindo Pratama Tbk

ISAT Indosat Tbk

TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk

APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk

CMPP Centris Multi Persada P. Tbk

MIRA Mitra Raharja Tbk

RIGS Rig Tenders Tbk

SMDR Samudra Indonesia Tbk

ZBRA Zebra Nusantara Tbk

PTRO Petrosea Tbk 12

Keuangan INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk

BBCA Bank Central Asia Tbk

BEKS Bank Eksekutif International Tbk

SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk

LPBN Bank Lippo Tbk

MAYA Bank Mayapada Tbk

MEGA Bank Mega Tbk

BBNI Bank Negara Indonesia Tbk

NISP Bank NISP Tbk

BNLI Bank Permata Tbk

BSWD Bank Swadesi Tbk

BVID Bank Victoria Int. I Tbk

BFIN BFI Finance Indonesia Tbk

BBLD Buana Finance Tbk

DEFI Danasupra Erapacific Tbk

MFIN Mandala Multifinance Tbk

WOMF Wahana Ottomitra Multiartha Tbk

AKSI Asia Kapitalindo Securities Tbk

PANS Panin Sekurities Tbk

RELI Relience Securities Tbk

YULE Yulie Sekurindo Tbk

ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk

ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk

AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk

ASRM Asuransi Ramayana Tbk

(62)

Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah

PNLF Panin Life Tbk

ARTA Arthavest Tbk

BHIT Bhakti Investama Tbk

GSMF Equity Development Investama Tbk

LPPS Lippo Securities Tbk

SMMA Sinar Mas Multiartha Tbk 32

Perdagangan, Jasa, dan Investasi

AIMS Akbar Indo Makmur Stimec Tbk

EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk

HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk

INTA Intraco Penta Tbk

ANTA Anta Express Tour & Travel Service

Tbk

MTDL Metrodata Electronics Tbk

(63)

Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah

BNBR Bakrie & Brothers Tbk

GEMA Gema Grahasarana Tbk

LPLI Lippo E-NET Tbk

RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk 35

(64)

44

BAB V

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Jumlah sampel penelitian ini adalah 177 perusahaan. Rincian jumlah sampel

pada setiap sektor adalah sebagai berikut: pertanian = 6 perusahaan;

perkebunan = 6 perusahaan; industri dasar dan kimia = 28 perusahaan; aneka

industri = 23 perusahaan; industri barang konsumsi = 19 perusahaan; properti

dan real estate = 16 perusahaan; infrastruktur, utilitas, dan transportasi = 12

perusahaan; keuangan = 32 perusahaan; perdagangan, jasa, dan investasi = 35

perusahaan. Berikut ini disajikan deskripsi laporan keuangan, economic value

added (EVA), dan harga saham.

1. Deskripsi Laporan Keuangan

Sumber data penelitian ini adalah laporan neraca dan laporan laba rugi

pada masing-masing perusahaan. Ringkasan neraca perusahaan dan

laporan laba rugi perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini pada

tahun 2007 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1

Laporan Neraca Perusahaan tahun 2007 (dalam jutaan rupiah)

No Kode Total Aktiva

Total Pasiva Hutang Hak

(65)

No Kode Total Aktiva

Total Pasiva Hutang Hak

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Pasar Modal Indonesia
Gambar 4.2 Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa
Tabel 4.1 Jam Perdagangan Efek
Tabel 4.4 Sampel Perusahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses kerja uji untai reaktor riset merupakan miniatur untuk mempelajari proses pendinginan primer dan sekunder sebuah reaktor , sehingga sistem pemipaan yang digunakan

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektifitas ekstrak bunga kecombrang ( Nicolaia speciosa Horan) terhadap pengendalian penyakit MAS ( Motile

[r]

Dari sisi harga tekanan inflasi pada 3 bulan (Oktober) dan 6 bulan (Januari) mendatang diprediksi meningkat, tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 dan 6 bulan

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui instrument tersebut valid atau tidak. Pada penelitian ini validasi ahli terkait validasi angket

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga.. Tesis Kekuasaan Soeharto

Tujuan yang ingin dicapai melalui Penelitian Tindakan ini adalah meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII F selama proses pembelajaran yang memanfaatkan

Penulisan ilmiah ini berisi tentang Website Wisata Kuliner Kota Bogor yang menampilkan informasi berisi sejarah, pendiri, tempat dan macam-macam makanan yang sudah dikenal dan