Oleh:
Asni Merdianti Sianturi NIM 4113141006
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Asni Merdianti Sianturi dilahirkan di Lubuk Pakam, pada tanggal 6 Januari 1992. Ibu bernama Lasmaria Pardosi dan ayah bernama Alm. Samardi Sianturi, dan merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri 101914 Kp. Baru, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Lubuk Pakam, dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam, dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan kasih karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi dengan judul “Efektivitas Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pencemaran Lingkungan di Kelas X SMA
Negeri 2 Lubuk Pakam T.P. 2014/2015”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak
Drs. Nusyirwan, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, motivasi, dan saran-saran yang bermanfaat bagi penulis
sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih
juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si, Ibu Selvia Dewi
Pohan, S.Si, M.Si, Bapak Halim Simatupang, S.Pd, M.Pd, dan Ibu Dra. Hj. Cicik
Suryani, M.Si. sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan
saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Herkules, MS. sebagai dosen
pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak Ibu Dosen beserta Staf Pegawai
Jurusan Biologi FMIPA UNIMED, yang telah membantu penulis selama
penelitian ini. Penghargaan juga penulis sampaikan kepada Kepala Sekolah SMA
Negeri 2 Lubuk Pakam, yaitu Bapak Drs. Ramlan, M.Pd., kepada Ibu Pasu Vera
D. Sitohang, S.Pd selaku guru bidang studi biologi untuk bimbingannya selama
penelitian berlangsung dan siswa-siswi kelas X IPA-1 yang telah membantu
selama penelitian berlansung.
Teristimewa penulis sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibunda L. Pardosi yang selalu mendoakan, bekerja keras, memberi dukungan
kepada penulis. Kepada ayahanda Alm. S. Sianturi atas nasehat-nasehat yang
menjadi semangat bagi penulis dan seluruh keluarga. Terima kasih penulis
sampaikan kepada Christof, buat sahabat-sahabat penulis Yoseva, Christin,
Media, Helen, Dewita, Tiopanta, Nelly, Twentyna, Renny, dan semua
teman-teman Dik C 2011, atas bantuan, semangat dan motivasinya selama ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan pembaca
sekalian.
Medan, Juli 2015
Penulis
iii
EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN
LINGKUNGAN DI KELAS X SMA NEGERI 2 LUBUK PAKAM T.P. 2014/2015
Asni Merdianti Sianturi (NIM 4113141006)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model discovery learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan di kelas X SMA Negeri 2 Lubuk Pakam T.P. 2014/2015. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X IPA-1, yaitu sebanyak 33 siswa yang ditentukan dengan teknik random (random sampling). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Alat pengumpul data dalam penelitian ini berupa tes pilihan berganda yang terdiri dari 30 item soal dan lembar observasi aspek sikap dan keterampilan. Sebelum tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan soal. Pengujiannya meliputi uji validitas, uji reliabilitas, taraf kesukaran tes, dan daya pembeda tes. Dalam penelitian ini, keefektifan suatu pembelajaran dilihat dari 4 indikator, yaitu (1) tingkat penguasaan materi siswa tergolong tinggi, yaitu 81,92%, (2) ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 87,88%, (3) ketuntasan pencapaian indikator sebanyak 7 indikator telah tercapai dengan rata-rata pencapaian, yaitu 80,79%, dan (4) hasil observasi aspek sikap (77,77%) dan keterampilan (75,47%) tergolong baik. Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning pada materi pencemaran lingkungan di kelas X IPA-1 SMA Negeri 2 Lubuk Pakam T.P. 2014/2015 adalah efektif.
THE EFFECTIVENESS OF DISCOVERY LEARNING MODEL FOR STUDENT LEARNING OUTCOMES OF THE ENVIRONMENTAL
POLLUTION IN CLASS X SMA NEGERI 2 LUBUK PAKAM T.P. 2014/2015
Asni Merdianti Sianturi (NIM 4113141006)
ABSTRACT
This research aimed to determine the effectiveness of discovery learning model for student learning outcomes of the environmental pollution in class X SMA Negeri 2 Lubuk Pakam T.P. 2014/2015. The sample in this research is class X IPA-1 as many as 33 students were determined by random technique (random sampling). This research is descriptive. The instruments of data collecting in this research are a multiple-choice test consisting of 30 items and observation sheets about aspects of attitudes and skills. Before the tests were used, the questions must be taken an advisability test firstly. The test includes the validity, reliability, level of difficulty, and discrimination of the test. In this research, the effectiveness of learning seen from four indicators, those are (1) the level of students’ mastery of the material is high that is 81,92%, (2) the classical learning completeness of 87,88%, (3) mastery achievement indicators by 7 indicators have been reached with the achievement average that is 80,79%, and (4) the observation of attitude (77,77%) and skills (75,47%) aspect is quite good. Based on these results, it was concluded that learning by using a model of discovery learning of the environmental pollution in the class X IPA-1 SMA Negeri 2 Lubuk Pakam T.P. 2014/2015 is effective.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 3
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 4
1.6. Manfaat Penelitian 4
1.7. Definisi Operasional 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS 6
2.1. Efektivitas Pembelajaran 6
2.2. Hasil Belajar 7
2.3. Model Pembelajaran 8
2.4. Model Discovery Learning 9
2.4.1. Peranan Guru dalam Discovery Learning 11
2.4.2. Langkah-Langkah Pembelajaran Discovery Learning 12
2.4.3. Kelebihan Discovery Learning 13
2.4.4. Kelemahan Discovery Learning 13
2.4.5. Sistem Penilaian Discovery Learning 14
2.5. Materi Pencemaran Lingkungan 14
2.5.1. Jenis-Jenis Pencemaran Lingkungan 14
2.5.2. Perubahan Lingkungan Karena Aktivitas Manusia 17
2.5.3. Pelestarian Lingkungan 19
2.6. Kerangka Konseptual 20
BAB III METODE PENELITIAN 22
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 22
3.1.1. Lokasi Penelitian 22
3.1.2. Waktu Penelitian 22
3.2.1. Populasi 22
3.2.2. Sampel 22
3.3. Variabel Penelitian 22
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 23
3.5. Prosedur Penelitian 23
3.6. Teknik Pengumpulan Data 24
3.7. Instrumen Penelitian 24
3.7.1. Validitas Tes 25
3.7.2. Reliabilitas Tes 26
3.7.3. Taraf Kesukaran Tes 27
3.7.4. Daya Pembeda Tes 28
3.8. Teknik Analisis Data 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 31
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 31
4.1.1. Tingkat Penguasaan Materi Siswa 31
4.1.2. Ketuntasan Belajar 32
4.1.3 Ketuntasan Pencapaian Indikator 32
4.1.4. Hasil Observasi 34
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 35
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 41
5.1. Simpulan 41
5.2. Saran 42
ix
DAFTAR GAMBAR
[image:10.612.93.528.87.611.2]Halaman
Gambar 2.1 Polusi udara yang disebabkan oleh asap dari pabrik 15
Gambar 2.2 Upaya pembersihan pantai dari tumpahan minyak lepas pantai 16
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 46
Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran 50
Lampiran 3 Lembar kerja siswa 61
Lampiran 4 Lembar pengamatan penilaian sikap 64
Lampiran 5 Instrumen penelitian 70
Lampiran 6 Kunci jawaban 76
Lampiran 7 Lembar pengamatan penilaian keterampilan 77
Lampiran 8 Rubrik penilaian 85
Lampiran 9 Tabel uji validitas dan reliabilitas 88
Lampiran 10 Perhitungan validitas tes 89
Lampiran 11 Perhitungan reliabilitas tes 91
Lampiran 12 Tabel taraf kesukaran tes 92
Lampiran 13 Perhitungan taraf kesukaran tes 93
Lampiran 14 Tabel daya pembeda tes 95
Lampiran 15 Perhitungan daya pembeda tes 96
Lampiran 16 Keterangan Uji Instrumen 98
Lampiran 17 Tingkat penguasaan siswa berdasarkan hasil pre-tes 99
Lampiran 18 Tingkat penguasaan siswa berdasarkan hasil post-tes 100
Lampiran 19 Ketuntasan belajar siswa 101
Lampiran 20 Tabel ketuntasan pencapaian indikator 102
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan pada
kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami
informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan
sehari-hari. Akibatnya ketika siswa lulus dari sekolah, mereka pintar secara
teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi (Sanjaya, 2006).
Pembelajaran biologi sebagai bagian dari sains terdiri dari produk dan
proses. Produk biologi terdiri atas sebuah teori dan prinsip kehidupan makhluk
hidup beserta interaksinya dengan lingkungan. Dari segi proses, maka biologi
sebagai bagian dari sains memiliki berbagai keterampilan sains. Kenyataan yang
terjadi di lapangan, dalam proses belajar-mengajar produk lebih diutamakan dari
pada proses. Sebenarnya dalam proses belajar mengajar biologi, produk dan
proses sama pentingnya serta tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 2
Lubuk Pakam melalui wawancara dengan guru biologi, diketahui bahwa keaktifan
dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. Hal ini terlihat
pada saat pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang tidak memberikan
perhatiannya kepada guru yang sedang menjelaskan pelajaran, tetapi sibuk
melakukan kegiatan yang lain dan masih banyak siswa yang mengumpulkan tugas
tidak tepat waktu. Guru tersebut juga menjelaskan bahwa sekitar 60% atau 20
orang siswa yang nilai ulangan hariannya masih rendah yaitu dibawah 70.
Peneliti juga bertanya kepada beberapa siswa mengenai tanggapan mereka
terhadap pelajaran biologi. Siswa menganggap biologi itu rumit karena banyaknya
teori-teori yang harus dihafal dan dikuasai. Ketika menjelang ujian siswa sulit
belajar karena harus menghafal banyaknya catatan dalam satu malam. Sehingga
2
dia tidak dapat menyelesaikan soal tes dengan baik. Karena materi pelajaran yang
sudah dipelajari siswa tersebut selama satu malam tidak melekat di dalam memori
otaknya.
Hal ini terjadi karena, dalam proses pembelajaran siswa cenderung lebih
banyak menerima informasi dari guru dan menghafal materi-materi yang
disampaikan sehingga hasil ingatan terhadap materi tersebut bersifat kontemporer
atau sementara. Siswa juga lebih sering meringkas materi dari buku kemudian
mempresentasikannya secara individu maupun berkelompok di depan kelas. Siswa
menerima konsep jadi dari pada menemukan konsep itu sendiri. Siswa memiliki
banyak konsep tetapi tidak dilatih untuk menemukan dan mengembangkan konsep
tersebut.
Dalam menangani kasus ini, guru dituntut dapat memilih metode atau
model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif
ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya sehingga dapat meningkatkan hasil
belajarnya. Pembelajaran yang banyak melibatkan peran aktif siswa salah satunya
adalah discovery learning (pembelajaran penemuan). Pada pembelajaran discovery siswa lebih banyak terlibat secara langsung selama proses pembelajaran, siswa dibimbing oleh guru untuk menemukan sendiri maksud dari
materi-materi dalam pembelajaran. Dengan siswa menemukan sendiri dan
menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan bertahan lama dalam
ingatannya dan tidak mudah dilupakan siswa (Melani, dkk. 2012).
Sund dalam Suryosubroto (2009) berpendapat bahwa discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau
sesuatu prinsip. Proses mental tersebut adalah mengamati, mencerna, mengerti,
menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan
dan sebagainya. Dalam model pembelajaran ini, guru bertindak sebagai
pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan suatu
konsep. Model ini menekankan guru untuk memberikan masalah kepada siswa
kemudian siswa berusaha untuk memecahkan masalah tersebut melalui
melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil
dan diskusi kelompok dengan bimbingan guru. Dengan demikian, model ini
diharapkan dapat meningkatkan peran aktif dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Melani, dkk. (2012) diperoleh
bahwa metode discovery learning berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa. Lubis dan Hasruddin (2010) juga memperoleh data yang menunjukkan
hasil belajar siswa yang diajar dengan discovery learning lebih tinggi dari pada yang diajar dengan pembelajaran konvensional, pada materi Pencemaran
Lingkungan di kelas X SMA UISU Medan. Wilke dan Straits (2001) telah
melaporkan bahwa proses pembelajaran yang disajikan dengan menggunakan
discovery learning yang dikombinasikan dengan metode konvensional dapat meningkatkan prestasi siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan, penerapan pembelajaran discovery learning memiliki kelebihan-kelebihan membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan dan proses kognitif. Tahapan dalam discovery learning memunculkan rasa ingin tahu siswa sehingga mendorong siswa untuk mencari tahu, menemukan dan memahami topik pembelajaran (Widiadnyana, dkk.
2014).
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
mengadakan penelitian dengan judul “Efektivitas Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pencemaran Lingkungan di Kelas X SMA Negeri 2 Lubuk Pakam T.P. 2014/2015”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi permasalahan
dalam penelitian ini adalah:
1. Rendahnya hasil belajar siswa yaitu dibawah 70.
2. Kurang aktifnya siswa dalam proses belajar mengajar di kelas.
3. Pengetahuan yang diterima siswa bersifat sementara.
4
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Menguji efektivitas model discovery learning terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Lubuk Pakam T.P. 2014/2015.
2. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pencemaran lingkungan di
kelas X SMA Negeri 2 Lubuk Pakam T.P. 2014/2015.
3. Populasi penelitian dibatasi pada siswa kelas X IPA SMA Negeri 2 Lubuk
Pakam T.P. 2014/2015.
4. Hasil belajar yang dinilai, yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1.4. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah model
discovery learning efektif terhadap hasil belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan di kelas X SMA Negeri 2 Lubuk Pakam T.P. 2014/2015.
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
model discovery learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan di kelas X SMA Negeri 2 Lubuk Pakam T.P. 2014/2015.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui efektivitas discovery learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan di kelas X SMA Negeri 2 Lubuk Pakam
T.P. 2014/2015.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru biologi dalam meningkatkan hasil dan
aktivitas belajar siswa.
1.7. Definisi Operasional
1. Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini dilihat dari 4 indikator, yaitu
tingkat penguasaan materi siswa, ketuntasan belajar, ketuntasan pencapaian
indikator pembelajaran, dan hasil lembar observasi aspek sikap dan
keterampilan siswa.
2. Model discovery learning yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang menuntut siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep materi dalam
pembelajaran dengan bimbingan dari guru. Guru terlebih dahulu memberikan
stimulasi atau rangsangan untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa. Siswa
secara berkelompok mengumpulkan data melalui praktikum dan studi literatur.
Siswa berdiskusi untuk mengolah informasi yang diperoleh dan di akhir
pembelajaran siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian menarik
kesimpulan.
3. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dinilai, yaitu aspek sikap, pengetahuan,
dan keterampilan siswa. Untuk hasil belajar aspek pengetahuan diambil dari
hasil nilai tes dan untuk aspek sikap dan keterampilan diambil dari hasil nilai
observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran, yang akan dianalisis
sehingga terlihat apakah model discovery learning efektif terhadap hasil belajar siswa.
4. Pencemaran lingkungan yang akan diajarkan dalam penelitian ini meliputi
jenis-jenis pencemaran, jenis bahan pencemar, dampak dari pencemaran dan
41
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
bahwa hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Lubuk Pakam pada materi
pencemaran lingkungan dengan menggunakan model discovery learning
dinyatakan efektif dapat dilihat dari 4 indikator, yaitu:
1. Tingkat penguasaan materi siswa terdapat 7 orang siswa dengan kategori
sangat tinggi, 17 orang siswa dengan kategori tinggi, 5 orang siswa dengan
kategori sedang, dan 4 orang siswa dengan kategori rendah. Dapat
disimpulkan bahwa secara umum tingkat penguasaan materi siswa tergolong
tinggi, yaitu 81,92%.
2. Ketuntasan belajar siswa, dari 33 orang siswa diperoleh 29 orang yang tuntas
dan 4 orang siswa tidak tuntas dan ketuntasan secara klasikal diperoleh
sebesar 87,88% siswa yang telah tuntas belajar. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kelas tersebut dinyatakan tuntas.
3. Ketuntasan pencapaian indikator pembelajaran berdasarkan data yang
diperoleh dari 7 indikator yang ditetapkan secara keseluruhan telah tercapai.
Rata-rata pencapaian indikator pembelajaran sebesar 80,79%. Dapat
disimpulkan bahwa ketuntasan pencapaian indikator pembelajaran pada materi
pencemaran lingkungan dinyatakan tuntas.
4. Hasil observasi diperoleh rata-rata aspek sikap sebesar 77,77% dan aspek
keterampilan sebesar 75,47%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar aspek sikap dan keterampilan siswa termasuk dalam kategori
5.2. Saran
Saran dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Model discovery learning dapat dijadikan salah satu alternetif dalam pembelajaran biologi.
2. Disarankan kepada guru mata pelajaran biologi untuk mencoba menggunakan
model discovery learning pada pembelajaran biologi khususnya pada materi pencemaran lingkungan.
3. Dalam penerapan model discovery learning, hendaknya benar-benar memperhatikan langkah-langkah pembelajaran dan adanya persiapan guru dan
43
DAFTAR PUSTAKA
Abdisa, G. dan Getinet T., (2012), The Effect of Guided Discovery on Students’ Physics Achievement, Lat. Am. J. Phys. Educ., 6 (4) 530-537.
Arikunto, S., (2011), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
Balim, A.G., (2009), The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry Learning Skills. Eurasian Journal of Educational Research, 35, 1-20.
Dahar, R.W., (2006), Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Erlangga, Jakarta.
Effendi, L.A., (2012), Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP, Jurnal Penelitian
Pendidikan, 13 (2) 1-10.
Fauziah, (2015), Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Siswa Kelas X Teknik Permesinan SMK Negeri 1 Bireuen, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, 20 (1) 37-43.
Gijlers, H. dan Jong T., (2005), The Relation between Prior Knowledge and Students’ Collaborative Discovery Learning Processes, Journal of Research in Science Teaching, 42 (3) 264-282.
Jihad, A. dan Abdul H., (2012), Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta.
Karmana, O., (2007), Cerdas Belajar Biologi untuk Kelas X SMA/MI, Grafindo Media Utama, Bandung.
Lubis, N. dan Hasruddin, (2010), Pengaruh Pembelajaran Discovery dalam Tatanan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Sosial Siswa SMA UISU Medan, Jurnal Pendidikan Biologi, 1 (3) 207-233.
Melani, R., Harlita, dan Sugiharto, B., (2012), Pengaruh Metode Guided Discovery Learning terhadap Sikap Ilmiah dan hasil Belajar Kognitif Siswa SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, Pendidikan Biologi, 4 (1) 97-105.
Nisa, C. dan Suliyanah, (2014), Pengaruh Penerapan Pembelajaran Penemuan Terbimbing Dengan Mengintegrasikan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 1 Kamal, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), 3 (1) 30-34.
Purnomo, Y.W., (2011), Keefektifan Model Penemuan Terbimbing dan
Cooperative Learning pada Pembelajaran Matematika, Jurnal
Kependidikan, 41 (1) 37-54.
Reid, D.J., Zhang, J., dan Chen, Q., (2003), Supporting Scientific Discovery Learning in A Simulation Environment, Journal of Computer Assisted Learning, 19, 9-20.
Roestiyah, (2012), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Saab, N., van Joolingen W.R., dan van Hout-Wolters B., (2005), Communication in collaborative discovery learning, British Journal of Educational Psychology, 75, 603-621.
Sabri, A., (2010), Strategi Belajar mengajar dan Micro Teaching, Quantum Teaching, Padang.
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Subardi, Nuryani, Pramoho, S., (2009), Biologi untuk Kelas X SMA dan MA, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Sudijono, A., (2011), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Supardi, (2013), Sekolah Efektif Konsep Dasar dan Praktiknya, Rajawali Pers, Jakarta.
Suryosubroto, B., (2009), Proses Belajar Mengajar di Sekolah Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta.
Suryosubroto, B., (2002), Proses Hasil Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.
45
Swaak, J. dan Jong, T., (2001), Discovery Simulations and The Assessment of Intuitive Knowledge, Journal of Computer Assisted Learning, 17, 284-294.
Swaak, J., Jong, T., dan van Joolingen W.R., (2004), The Effects of Discovery Learning and Expository Instruction on The Acquisition of Definitional and Intuitive Knowledge, Journal of Computer Assisted Learning, 20, pp225–234.
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.
Trianto, (2013), Model Pembelajaran Terpadu, Bumi Aksara, Jakarta.
Van Joolingen, W., (1999), Cognitive Tools for Discovery Learning, International Journal of Artificial Intelligence in Education, 10, 385-397.
Widiadnyana, Sadia, dan Suastra, (2014), Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Pemahaman Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4.
Wilke, R.R. dan Straits, W.J., (2001), The Effect of Discovery Learning in a Lower-Division Biology Course, Advances Physiology Education, 25 (2) 62-69.