ANALISIS KOMPOSISI MUSIK SUMATRAN FIESTA KARYA
BEN M. PASARIBU
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
RIDHO SUDRAJAT NIM. 209342056
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Ridho Sudrajat, NIM. 209342056. Analisis Komposisi Musik Sumatran Fiesta Karya Ben M. Pasaribu. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang Ben M. Pasaribu sebagai komponis komposisi musik Sumatran Fiesta, struktur komposisi musik Sumatran Fiesta, hasil analisis komposisi musik Sumatran Fiesta karya Ben M. Pasaribu,
serta teknik penciptaan musik dalam komposisi Sumatran Fiesta karya Ben M.
Pasaribu.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini berupa notasi musik Sumatran Fiesta kemudian akan dianalisis struktur musik, melodi, ritme, serta harmoni yang terkandung di dalam karya tersebut.
Penelitian ini lebih kepada kerja laboratorium. Maka lokasi penelitian diadakan di Laboratorium Program Studi Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan dalam rentang waktu tiga bulan lamanya mulai dari bulan November 2014 sampai Maret 2014.
Ben M. Pasaribu telah mengkomposisi banyak karya musik satu judul
komposisinya adalah Sumatran Fiesta yang ditulis pada tahun 1989 dan pertama
kali dimainkan pada tahun 1990 di World Music Hall Universitas Wesleyen sebagai karya penutup dalam konser tunggal yang bertema 10 Pieces From 13.000 Islands yang merupakan tugas akhir untuk memperoleh gelar Magister of Art di Universitas Wesleyen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa komposisi musik Sumatran Fiesta dimainkan oleh empat
instrumen musik yaitu violin, flute, cello dan contrabass terdiri dari 117 birama yang terbagi dalam tiga bagian yang dapat dilihat dari perubahan tempo sepanjang karya tersebut. Bagian pertama dimulai dari birama 1-46 dimainkan dengan tempo lambat yaitu 80 BPM, sedangkan bagian kedua dimulai dari birama 47- 54 dimainkan dengan tempo cepat yaitu 96 BPM, dan bagian ketiga dimulai dari birama 55-117 dimainkan dengan tempo lambat yaitu 80 BPM. Berdasarkan hasil
analisis juga diketahui bahwa dalam komposisi musik Sumatran Fiesta, Ben M.
Pasaribu menerapkan beberapa teknik penciptaan musik, diantaranya teknik serialisme, teknik cluster, dan teknik interlocking.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Penulisan Skripsi ini merupakan sebagian syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Musik Jurusan Sendratasik,
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan dengan judul ”Analisis
Komposisi Musik Sumatran Fiesta Karya Ben M. Pasaribu”. Ucapan terimakasih
disampaikan kepada :
4. Panji Suroso, M.Si, selaku Ketua Prodi Pendidikan Musik UNIMED. Serta
Pembimbing Akademik,
5. Mukhlis Hasbullah, M.Sn, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi.
6. Seluruh Dosen Jurusan Seni Drama, Tari dan Musik dan seluruh staf
pengajar lainnya yang dengan tulus dan ikhlas telah memberi pendidikan
iii
7. (alm) Ben M. Pasaribu yang telah memberikan saran dan dukungan dalan
menyelesaikan penelitian ini jauh hari yang lalu.
8. Keluarga yang tiada henti berdoa, dan memberi dukungan moril dan
materil kepada penulis yang selalu menjadi motivasi penulis untuk
mengembangkan kemampuan.
9. Seluruh rekan-rekan Robert Moog Computer Studio yaitu abangda
Suharyanto, abangda Merdi Roy, Muhammad Yusuf, Aqsa Mulya, serta
teman-teman di Academy Art Social and Science.
10. Seluruh teman-teman seperjuangan di Seni Musik 09 yang takkan
terlupakan, serta seluruh mahasiswa Sendratasik FBS Unimed.
11. Serta semua teman-teman terimakasih atas dukungan yang telah kalian
berikan.
Semoga semua bantuan dan dukungan yang Bapak, Ibu dan Saudara/i berikan
menjadi amalan dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, amin.
Medan, April 2015 Penulis
iv
3. Pengertian Musik Kontemporer ... 17
v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27
A. Ben M. Pasaribu sebagai Komponis Komposisi Musik Sumatran Fiesta ... 27
B. Struktur Komposisi Musik Sumatran Fiesta ... 31
C. Hasil Analisis Komposisi Musik Sumatran Fiesta ... 39
1. Bagian Pertama Komposisi Sumatran Fiesta ... 39
2. Bagian Kedua Komposisi Sumatran Fiesta ... 44
3. Bagian Ketiga Komposisi Sumatran Fiesta ... 46
D. Teknik Penciptaan Musik dalam Komposisi Musik Sumatran Fiesta ... 50
BAB V PENUTUP ... 52
A.Kesimpulan... 52
B.Saran ... 53
vi DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Birama 103 Komposisi Sumatran Fiesta ...40
Gambar 4.2 Notasi Komposisi Musik Sumatran Fiesta Birama 4-8 ...41
Gambar 4.3 Notasi Komposisi Musik Sumatran Fiesta Birama 10-11 ...42
Gambar 4.4 Notasi Ritme Harmonik yang dimainkan Violin Pada Birama 16 Komposisi Musik Sumatran Fiesta ...42
Gambar 4.5 Pola Ritme yang Dimainkan Cello pada Birama 15-24 Komposisi Musik Sumatran Fiesta ...42
Gambar 4.6 Pola Ritme yang dimainkan contrabass pada birama 17-25
komposisi Musik Sumatran Fiesta ... 43
Gambar 4.7 Contra bass memainkan tuplet 7:8 pada Birama 31-32
Komposisi Musik Sumatran Fiesta ...43
Gambar 4.8 Teknik Interlocking yang dimainkan cello dan contra bass pada birama 37-45 ...43
Gambar 4.9 Perubahan Tanda Birama pada Bagian Kedua Komposisi Musik Sumatran Fiesta Karya Ben M. Pasaribu ...44
Gambar 4.10 Pola Irama yang Menjadi Motif Bagian Kedua Komposisi Musik Sumatran Fiesta ...45
Gambar 4.11 Penyusunan melodi Secara Kontrapung pada Birama 49-51
Komposisi Musik Sumatran Fiesta Karya Ben M. Pasaribu ...46
Gambar 4.12 Birama 55-58 sebagai Penghubung Bagian Kedua dan Bagian Ketiga Komposisi Musik Sumatran Fiesta karya
Ben M. Pasaribu ...47
Gambar 4.13 Pola Irama yang dimainkan oleh violin dan Cello Sepanjang Birama 59-81 Komposisi Musik Sumatran Fiesta Karya ben M. Pasaribu ...48
Gambar 4.14 Teknik interlocking pada Birama 78-81 komposisi Musik
Sumatran Fiesta Karya Ben M. Pasaribu ...49
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Birama 103 Komposisi Sumatran Fiesta ...40
Gambar 4.2 Notasi Komposisi Musik Sumatran Fiesta Birama 4-8 ...41
Gambar 4.3 Notasi Komposisi Musik Sumatran Fiesta Birama 10-11 ...42
Gambar 4.4 Notasi Ritme Harmonik yang dimainkan Violin Pada Birama 16 Komposisi Musik Sumatran Fiesta ...42
Gambar 4.5 Pola Ritme yang Dimainkan Cello pada Birama 15-24 Komposisi Musik Sumatran Fiesta ...42
Gambar 4.6 Pola Ritme yang dimainkan contrabass pada birama 17-25
komposisi Musik Sumatran Fiesta ... 43
Gambar 4.7 Contra bass memainkan tuplet 7:8 pada Birama 31-32
Komposisi Musik Sumatran Fiesta ...43
Gambar 4.8 Teknik Interlocking yang dimainkan cello dan contra bass pada birama 37-45 ...43
Gambar 4.9 Perubahan Tanda Birama pada Bagian Kedua Komposisi Musik Sumatran Fiesta Karya Ben M. Pasaribu ...44
Gambar 4.10 Pola Irama yang Menjadi Motif Bagian Kedua Komposisi Musik Sumatran Fiesta ...45
Gambar 4.11 Penyusunan melodi Secara Kontrapung pada Birama 49-51
Komposisi Musik Sumatran Fiesta Karya Ben M. Pasaribu ...46
Gambar 4.12 Birama 55-58 sebagai Penghubung Bagian Kedua dan Bagian Ketiga Komposisi Musik Sumatran Fiesta karya
Ben M. Pasaribu ...47
Gambar 4.13 Pola Irama yang dimainkan oleh violin dan Cello Sepanjang Birama 59-81 Komposisi Musik Sumatran Fiesta Karya ben M. Pasaribu ...48
Gambar 4.14 Teknik interlocking pada Birama 78-81 komposisi Musik
Sumatran Fiesta Karya Ben M. Pasaribu ...49
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Daftar Komposisi Musik Karya Ben M. Pasaribu ... 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan tingkat
pluralitas etnis yang sangat beragam, yang terdiri dari delapan etnis asal yaitu
etnis batak toba, batak karo, batak simalungun, batak mandailing, batak pak-pak,
batak angkola, melayu , dan nias serta beberapa etnis pendatang seperti etnis jawa,
minang, aceh, tiongkok, india, dan lain-lain. Sumatera Utara juga merupakan
kampung halaman bagi banyak musisi di Indonesia baik baik yang berbentuk grup
band, penyanyi solo, pencipta lagu, peneliti musik, pendidik musik atau komponis
dengan berbagai genre dan gaya musik yang dikenal baik secara nasional maupun
internasional.
Dalam ranah musik populer dikenal beberapa nama atau grup dari
Sumatera Utara seperti Rinto Harahap, Reynold Panggabean, Charles
Hutagalung, Eddy Silitonga, Judika N.A. Sihotang, dan lain-lain. Namun ada
juga beberapa tokoh yang terkenal dalam mengaransemen, menciptakan, dan
membawakan lagu daerah seperti Rizaldi Siagian, Djaga Depari, Nahum
Situmorang, Marihot Hutabarat, dan lain-lain. Begitu juga dalam kategori musik
seriosa, klasik, maupun yang masuk daftar pencipta lagu nasional, paduan suara
maupun musik berunsur religi seperti Liberty Manik, Alfred Simanjuntak, Cornel
Simanjuntak, Binsar Sitompul, Nortir Simanungkalit, El Pohan, Bonar Gultom,
Lily Suhairy, Achmad Baki, Theodora Sinaga, Amir Pasaribu dan banyak lagi
yang tidak bisa penulis sebut satu persatu nama-namanya. Sedangkan dalam ranah
2
musik kontemporer dikenal beberapa nama komponis seperti Ben M. Pasaribu,
Irwansyah Harahap, Pulumun Ginting, Daud Kosasih, Erucakra Mahameru,
Marusya Nainggolan, Mukhlis Hasbullah, Arjuna Hutagalung, Tanaka Manalu,
dan lain-lainnya yang mencurahkan beragam warna bagi perkembangan musik di
Indonesia khususnya di Sumatera Utara.
Ben M. Pasaribu merupakan salah satu komponis musik kontemporer yang
berasal dari Sumatera Utara yang cukup dikenal di kalangan musisi Indonesia.
Namanya juga tercatat dalam New Grove Dictionary of Music & Musician yang
merupakan salah satu kamus musik terbaik dan terlengkap yang pernah ada. Ben
M. Pasaribu juga diakui sebagai salah satu komponis kontemporer berlatar
belakang musik tradisi nusantara yang dikenal baik di dalam maupun di luar
negeri. Ben M. Pasaribu menyelesaikan studi formal dalam bidang pedagogi
musik di IKIP Medan, etnomusikologi di Universitas Sumatera Utara, komposisi
musik eksperimental di Wesleyen University Amerika Serikat disini beliau belajar
komposisi dengan tokoh musik eksperimental John Cage, juga beberapa studi
khusus di Marymount College New York dan Gaudeamus Centrum Hedendaagse
Muziek Amsterdam. Beberapa karyanya diterbitkan di American Gamelan Institut
(seperti Lancaran Siborupastima, Gending Alvin, Imaginary Ceremony, Melawan
Angin, dan Mangongkal Holi) dan International Music Council (seperti Taganing
Revisited, Kampung Halaman, Hiperbola Multipulsasi, dan Sumatran Fiesta)
serta dibahas secara khusus pada Zietgenossische Musik in Indonesien di Jerman.
Sumatran Fiesta merupakan salah satu karyanya yang paling banyak
3
Indonesia. Namun kenyataannya di Sumatera Utara sendiri karyanya tersebut
sangat jarang dibahas dan diperbincangkan, padahal dalam karya musik tersebut
terdapat beberapa teknik penciptaan musik kontemporer ataupun teknik
permainan instrumen musik yang menarik untuk dipelajari. Oleh sebab itu penulis
merasa perlu untuk mengkaji dan menganalisis komposisi musik Sumatran Fiesta
berdasarkan parameter musiknya dan juga bebagai pengaruh musikal yang
melatarbelakangi terciptanya komposisi musik tersebut.
Dalam penelitian ini penulis memahami bahwa musik dapat diartikan
sebagai peristiwa bunyi dan peristiwa budaya. Sebagai peristiwa bunyi suatu
karya musik dibahas dan dikaji berdasarkan beberapa parameter musik seperti
ritme, tempo, melodi, tanda ekspresi, harmoni, instrumentasi, teknik permainan
instrumen musik, dan struktur musiknya. Sedangkan sebagai peristiwa budaya
pembahasannya lebih kepada bentuk penyajian, fungsi, peran, dan makna-nya
bagi masyarakat, latar belakang terciptanya karya tersebut, serta beberapa
tanggapan dari beberapa tokoh tentang karya tersebut.
Analisis komposisi musik Sumatran Fiesta dilakukan dengan cara
menguraikan, memilah, dan memotong karya tersebut menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil lalu bagian-bagian tersebut diteliti secara seksama dari segi
konsep, teknik penciptaan, teknik permainan, serta parameter musiknya. Setelah
itu analisis dilakukan secara holistik atau menyeluruh sehingga didapati struktur
komposisi musik tersebut. Dengan demikian akan didapati hasil analisis musik
4
Berdasarkan paparan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Komposisi Musik Sumatran Fiesta Karya
Ben M. Pasaribu”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah sangat penting dilakukan dengan benar dalam
penelitian ilmiah. Hal ini bertujuan agar penelitian menjadi terarah dan cakupan
masalah yang dibahas tidak terlalu luas dan melebar. Identifikasi masalah tersebut
sesuai dengan pendapat Lexy J Meleong (2006: 93) :
Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang meimbulkan tanda-tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sesuatu jawaban.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas
maka didapati beberapa hasil identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan komponis di Sumatera Utara?
2. Bagaimana latar belakang Ben M. Pasaribu sebagai komponis komposisi
musik Sumatran Fiesta?
3. Bagaimana teknik penciptaan musik dalam komposisi Sumatran Fiesta karya
Ben M. Pasaribu?
4. Bagaimana struktur komposisi musik Sumatran Fiesta karya Ben M.
Pasaribu?
5. Bagaimana interpretasi dan teknik permainan instrumen pada komposisi
5
6. Bagaimana perbandingan komposisi musik Sumatran Fiesta karya Ben M.
Pasaribu dengan beberapa komposisi musik yang sejenis?
7. Bagaimana hasil analisis komposisi musik Sumatran Fiesta karya Ben M.
Pasaribu?
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dari
masalah. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasikan faktor mana saja
yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian dan faktor mana yang
tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian.
Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu dan kemampuan
teoritis maka penulis merasa perlu membatasi masalah-masalah dan lain-lain yang
timbul dari rencana tertentu untuk memudahkan pemecahan masalah yang
dihadapi dalam penelitian ini. Sebab sebuah masalah yang dirumuskan terlalu
umum dan luas tidak pernah dipakai sebagai masalah dan tidak akan pernah jelas
batasan-batasan masalahnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukardi (2004 : 30)
yang menyatakan bahwa:
Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas.
6
1. Bagaimana latar belakang Ben M. Pasaribu sebagai komponis komposisi
musik Sumatran Fiesta ?
2. Bagaimana struktur komposisi musik Sumatran Fiesta karya Ben M.
Pasaribu?
3. Bagaimana hasil analisis komposisi musik Sumatran Fiesta karya Ben M.
Pasaribu ?
4. Bagaimana teknik penciptaan musik dalam komposisi Sumatran Fiesta karya
Ben M. Pasaribu?
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik dari penelitian yang hendak
dilakukan.Rumusan masalah itu adalah suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2010:35). Berdasarkan uraian
dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka
permasalahan diatas dapat dirumuskan pada “Bagaimana hasil analisis komposisi
musik Sumatran Fiesta karya Ben M. Pasaribu”
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, pada umumnya pasti
mempunyai tujuan tertentu yang jelas sehingga kegiatan tersebut dapat terarah
karena tahu apa yang ingin dicapai dari suatu kegiatan yang dilakukan. Berhasil
tidaknya suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan terlihat pada tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Hariwijaya (2008:50) mengatakan bahwa
tujuan penelitian merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh peneliti sebelum
7
tersebut maka tujuan penelitian harus selaras dengan rumusan masalah. Adapun
dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai oleh penulis antara lain:
1. Untuk mengetahui latar belakang Ben M. Pasaribu sebagai komponis
komposisi musik Sumatran Fiesta.
2. Untuk mengetahui bagaimana struktur komposisi musik Sumatran Fiesta
karya Ben M. Pasaribu.
3. Untuk mengetahui bagaimana hasil analisis komposisi musik Sumatran
Fiesta karya Ben M. Pasaribu.
4. Untuk mengetahui bagaimana teknik penciptaan musik dalam komposisi
Sumatran Fiesta karya Ben M. Pasaribu.
F. Manfaat Penelitian
Selain tujuan masalah, setiap penelitian juga harus memiliki manfaat
dehingga penelitian tersebut tidak hanya teori semata tapi dapat dipakai oleh
pihak-pihak yang membutuhkan. Menurut Hariwijaya (2008:50) yang mengatakan
bahwa manfaat penelitian adalah apa yang diharapkan dari hasil penelitian
tersebut, dalam hal ini mencakup dua hal yakni kegunaan dalam pengembangan
ilmu dan manfaat di bidang praktik. Berdasarkan pendapat tersebut, maka manfaat
penelitian merupakan hal-hal yang diharapkan dari hasil penelitian dalam hal
pengembangan ilmu dan praktik. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai berikut :
1. Bahan informasi kepada masyarakat yang menekuni bidang musik khususnya
musik kontemporer, agar dapat mengkaji dan memahami komposisi musik
8
2. Menambah wawasan penulis, mahasiswa bidang studi musik, pengajar musik
serta masyarakat umum yang menyukai musik.
3. Sebagai bahan referensi untuk menjadi bahan acuan bagi penelitian yang
relevan di kemudian hari.
4. Bahan informasi kepada masyarakat yang belajar atau mendalami teknik
penciptaan musik kontemporer.
5. Sebagai bahan tambahan atau pengayaan kepustakaan dalam bidang analisis
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang analisis komposisi musik Sumatran Fiesta karya
Ben M. Pasaribu, maka peneliti membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Komposisi Musik Sumatran fiesta ditulis pada tahun 1989 dan pertama kali
dimainkan pada tahun 1990 di World Music Hall Universitas Wesleyen sebagai
salah satu komposisi yang dimainkan sebagai penutup dalam Konser Tunggal
yang bertema 10 Pieces From 13.000 Islands yang merupakan tugas akhir
sekaligus syarat untuk memperoleh gelar Magister of Art di Universitas
Wesleyen Amerika Serikat.
2. Komposisi musik Sumatran Fiesta dimainkan oleh empat instrumen musik yaitu
violin, flute, cello dan contrabass yang terdiri dari 117 Birama dan dibagi
menjadi 3 bagian.
3. Dalam komposisi Musik Sumatran fiesta, Ben M. Pasaribu menerapkan beberapa
teknik penciptaan musik, diantaranya teknik serialisme, teknik cluster, dan
teknik interlocking.
4. Komposisi musik Sumatran fiesta memiliki unsur perkusif yang lebih menonjol
serta mengadopsi beberapa pola irama dari musik tradisional sumatera khususnya
gordang sambilan dan talempong minang.
53
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
diajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Dengan mengetahui bagaimana hasil analisis komposisi musik Sumatran
Fiesta diharapkan dapat memacu kreatifitas dalam mengkomposisi musik
dengan menggunakan teknik-teknik penciptaan musik.
2. Melihat perkembangan musik kontemporer di kota medan saat ini berharap
agar para komponis sumatera bisa menciptakan musik dengan mengambil
unsur-unsur tradisi sebagai identitas masyarakat khususnya di sumatera utara
agar tradisi yang terdapat di Sumatera Utara dapat dikenal luas dikalangan
komponis.
3. Penulis berharap agar dapat muncul komponis-komponis muda di Sumatera
Utara yang mampu bersaing di kancah internasional.
4. Penulis berharap agar karya dari komponis-komponis sumatera utara agar
didokumentasikan dengan baik melalui suatu lembaga agar karya-karya
54
54
DAFTAR PUSTAKA
Andjani, Karina. 2014. Apa Itu Musik? Kajian Tentang Sunyi dan Bunyi
Berdasarkan 4’33” Karya John Cage. Tangerang: Marjin Kiri
Budilinggono, I. 1993. Bentuk dan Analisis Musik. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Bungin, Burhan. 2004. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.
Cope, David. 1997. Techniques of Contemporary Composer. New York :
Schirmer Book
Descartes, René. 2012. Diskursus dan Metode. Yogyakarta: Diva Press
Hadeli. 2006. Metode Penelitian Kependidikan. Padang: Quantum Teaching.
Hariwijaya, M dan Trinton. 2008. Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan
Skripi. Yogyakarta: Oryza
Kodijat Latifah. 1989. Istilah-Istilah Musik. Yogyakarta: Djambatan
Kristianto, Jubing. 2007. Gitarpedia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Mack, Dieter. 1994. Ilmu Melodi. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi
Mack, Dieter. 2004. Zeitgenossische Musik in Indonesien: Zwiischen lokalen
Traditionen, nationalen Verpflichtungen und internationalen Einflussen. Zurich: Georg Olms Verlag
McDermott, Vincent. 2013. Imagi-Nation: Membuat Musik Biasa Jadi Luar
Biasa. Yogyakarta: ArtMusicToday
Meleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya
55
55
Prier SJ, Karl Edmund. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta : Pusat Musik
Liturgis
Prier SJ, Karl Edmund. 2009. Kamus Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgis
Prier SJ, Karl Edmund. 2012. Ilmu Harmoni.Yogyakarta : Pusat Musik Liturgis
Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu
Sosial Humaniora pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sadie, Stanley. 2001. The New Grove Dictionary of Music and Musician. London: Macmillan Publishers Limited
Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta: Grasindo
Sugiyono. 2010. Metode Penulisan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta.
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Kependidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara.
Sylado, Remy. 1992. Ensiklopedi Musik Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pustaka
Wilkin, Margareth Lucy. 2006. Creative Music Composition: The Young