• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP KOMUNIKATIF DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP KOMUNIKATIF DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODELCOOPERATIVE PROBLEM BASEDLEARNING UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP KOMUNIKATIF DAN MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI

Oleh

Aiga Elisa NIM 4102131002

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Penerapan Model Cooperative Problem Based Learning Untuk

Menumbuhkan Sikap Komunikatif dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada

Materi Stoikiometri”. Adapun penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof.

Dr. Suharta, M.Si (Alm) dan Dra. Ani Sutiani, M.Si sebagai dosen pembimbing

skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, saran motivasi dan

waktunya kepada penulis sejak awal perencanaan penelitian sampai dengan

selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd, Bapak Drs. Jasmidi, M.Si, Bapak Agus

Kembaren, S.Si, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan

saran-saran demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu

dosen staff pegawai jurusan kimia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan

membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada Bapak Drs. Sariono selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Tebing Tinggi,

Ibu Romiana, S.Pd selaku guru kimia dan Khusus kepada Observer Alwi, Devki

dan Indah serta siswa-siswi kelas X MIA-5 dan X MIA-6 yang telah banyak

membantu penulis selama penelitian berlangsung.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya

kepada sosok yang takkan lekang dari kalbu, yang selalu menjadi inspirasi dan

motivasi, yang mengajarkan arti cinta, keikhlasan, ketegaran dalam menjalani

hidup, sosok yang rela berkorban demi kebahagiaan penulis dan selalu mendoakan

penulis disetiap sujudnya, yakni ayahanda tersayang Muliodinoto dan ibunda

(5)

v

penulis, yakni Kak Ema dan Kak Novi yang selalu memotivasi dan mendoakan

penulis. Rasa terimakasih juga disampaikan kepada Adinda tersayang yang selalu

dirindukan yakni Bella dan Mia.

Penulis sampaikan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan, yakni

mahasiswa Pendidikan Kimia 2010 B yang telah memberi warna dalam

kehidupan, mengajarkan kedewasaan, dan memberikan kebahagiaan selama

bertahun- tahun serta terimakasih kepada teman–teman satu bimbingan skripsi

Evi, Ima dan Rifzal. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada keluarga besar

pondokan Mumtahanah yang akan dirindukan Kak Ima, Kak Vivit, Adinda Indah,

Siti dan Selly yang sedia makan bareng, dan memberikan motivasi yang tiada

henti dan mendoakan penulis. Dan khususnya kepada Ibunda sekaligus sahabat,

serta penasehat Ibu Prihatin Ningsih, S.Pd., M.Si dan teman- teman terkasih Kak

Suci,kak Mimi Ayu, Sarah, Safnita, Lufita, Mutia, Yuni, Mustika, Adinda April,

Sabda, dan Tika M., serta rekan- rekan di PK. KAMMI UNIMED atas motivasi,

do’a dan kerjasama yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Masih Banyak pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi

iniyang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, untuk itu penulis

menyampaikan terimakasih.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi,

susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2014

Penulis

Aiga Elisa

(6)

iii

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP KOMUNIKATIF DAN MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI Aiga Elisa (NIM 4102131002)

ABSTRAK

(7)
(8)

vii

3.5 Rancangan/Desain Penelitian 35

3.6 Teknik Pengumpulan Data 36

3.7 Teknik Analisis Data 38

3.7.1 Uji Normalitas 38

3.7.2 Uji Homogenitas Data 39

3.7.3 Peningkatan Hasil Belajar 39

3.7.4 Pengukuran Tumbuh Kembangnya Karakter Komunikatif 39

3.7.5 Pengukuran Tumbuh Kembangnya Psikomotorik 40

3.7.6 Uji Hipotesis 40

(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Kimia 58 Lampiran 2a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen 1 61 Lampiran 2b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen 2 74 Lampiran 3a. Kisi- Kisi Soal (Sebelum Divalidasi) 84 Lampiran 3b. Kisi- Kisi Soal (Setelah Divalidasi) 94 Lampiran 4a. Instrumen Tes (Soal Belum Valid) 104 Lampiran 4b. Instrumen Tes (Soal Valid) 109 Lampiran 5a. Kunci Jawaban Instrumen Tes 112 Lampiran 6a. Format Lembar Jawaban (Soal Sebelum Divalidasi) 113 Lampiran 6a. Format Lembar Jawaban (Soal Setelah Divalidasi) 114 Lampiran 7. Lembar Analisis Masalah 115 Lampiran 8. Jawaban Lembar Analisis Masalah 121 Lampiran 9. Lembar Pengamatan Karakter Komunikatif 131 Lampiran 10. Lembar Pengamatan Psikomotorik/Keterampilan 132 Lampiran 11. Perhitungan Validitas Test 133 Lampiran 12. Perhitungan Reabilitas Test 136 Lampiran 13. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test 138 Lampiran 14. Perhitungan Daya Pembeda Butir Test 140 Lampiran 15. Tabel Data Tes Awal, Tes Akhir, dan Gain Hasil Belajar 142 Lampiran 16. Tabel Data Hasil Observasi Komunikatif Siswa 144 Lampiran 17. Tabel Nilai Tumbuh Kembang Komunikatif Siswa 146 Lampiran 18. Tabel Data Hasil Observasi Psikomotorik Siswa 147 Lampiran 19. Tabel Nilai Psikomotorik Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 149

Lampiran 20. Uji Normalitas Data 150

Lampiran 21. Uji Homogenitas Data 158

Lampiran 22. Uji Hipotesis 159

Lampiran 23. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 162

Lampiran 24. Tabel r-Product Moment 163

Lampiran 25. Glosarium 164

Lampiran 26. Jadwal Penelitian 165

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan.Peran

pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,

terbuka dan demokratis. Oleh karena itu pembaharuan harus selalu dilakukan

untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pendidikan diharapkan dapat

mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat

memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter

bangsa.

Tujuan pendidikan dalam Undang-undang tentang sistem Pendidikan

Nasional No.20 Bab II pasal 3 Tahun 2003 menjelaskan bahwa :

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab” (Depdiknas, 2003). Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia

Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena

itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan

pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Namun salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa

kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses

pembelajaran dikelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal

informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi

tanpa dituntut memahami informasi yang diingatnya untuk kehidupan sehari-hari.

Akibatnya, ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar teoritis tetapi

mereka miskin aplikasi. Dengan kata lain pendidikan tidak diarahkan untuk

(11)

2

memecahkan masalahnya sendiri serta tidak menjadikan manusia yang lebih

kreatif.

Isi yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional serta permasalahan

yang dihadapi dunia pendidikan sekarang terlihat jelas bahwa pendidikan bukan

hanya membangun ranah kognitif atau ranah yang mencakup kegiatan otak

(mental) yang berorientasi pada kemampuan berfikir saja tetapi juga membentuk

ranah psikomotorik yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan

bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu serta

membangun ranah afektif yang mencakup watak prilaku (karakter) seperti

perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai.

Oleh sebab itu upaya untuk menjawab hal tersebut, kementerian

pendidikan dan kebudayaan di Indonesia telah menetapkannya dalam aturan

kurikulum 2013 yang dimulai pada juli 2013 lalu. Kurikulum ini lebih

menerapkan karakter pendidikan anak didik dimulai dari Sekolah Dasar hingga

Sekolah Menengah Atas. Implementasi kurikulum 2013 sangat membutuhkan

model yang memungkinkan untuk siswa aktif belajar. Model pembelajaran

tradisional dimana pembelajaran berpusat pada guru (teacher center), tidak bisa

lagi digunakan pada saat ini. Oleh karena itu, agar pendidikan karakter dapat

diintegrasikan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar siswa maka dibutuhkan

model pembelajaran yang inovatif pada semua mata pelajaran.

Kimia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus dikuasai

siswa jurusan IPA karena mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang

masuk dalam Ujian Nasional. Namun pada saat ini tingkat penguasaan materi

siswa terhadap pelajaran kimia masih sangat rendah. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Syah dalam Chusna, dkk (2013) menunjukkan bahwa rendahnya

hasil belajar siswa disebabkan adanya faktor yang mempengaruhi seorang siswa

dapat mencapai keberhasilan belajar kimia, antara lain faktor internal, faktor

eksternal dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal yakni keadaan atau

kondisi jasmani dan rohani siswa, faktor eksternal yakni kondisi lingkungan

disekitar siswa dan faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa

(12)

3

pembelajaran materi-materi pelajaran. Selain itu berdasarkan pengalaman dan

hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rijani (2010) bahwa pembelajaran

Stoikiometri seringkali tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang

ditetapkan sekolah baik individu atau ketuntasan klasikal. Materi Stoikiometri

masih dianggap sulit oleh banyak siswa SMA kelas X, karena materi tersebut

cukup kompleks, abstrak untuk dipahami, memerlukan penguasaan materi

prasyarat dan banyak melibatkan konsep matematika dalam pemecahan soal-soal

hitungannya, serta memiliki keterkaitan materi satu sama lain yang cukup erat.

Oleh sebab itu, diperlukan suatu usaha untuk mengoptimalkan pembelajaran

kimia dikelas agar siswa lebih aktif dengan menerapkan model dan metode

pembelajaran yang tepat.

Salah satu model pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif adalah

model pembelajarancooperative problem based learning. Model pembelajaran ini

merupakan kombinasi dari model pembelajaran Problem based learning dengan

model kooperatif. Model cooperative problem based learning dikembangkan

dengan mengambil keuntungan dari Problem based learning dikombinasikan

dengan kelebihan yang ada dalam model kooperatif. Model pembelajaran

cooperative problem based learning memiliki beberapa keunggulan seperti siswa

ditantang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga kemampuan

siswa baik kognitif, afektif dan psikomotorik dapat berkembang (Suharta dan

Luthan, 2013). Dengan demikian maka pengetahuan siswa akan bertambah

sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan meningkat. Dalam tahapan

CPBL siswa dituntut untuk beraktivitas seperti pada tahapan kelima yaitu siswa

mempresentasikan hasil kerja mereka, diikuti dengan pertanyaan dan jawaban.

Maka dari aktivitas-aktivitas inilah karakter komunikatif akan muncul.

Perilaku komunikatif siswa yang diharapkan meliputi siswa menggunakan

bahasa yang mudah dipahami, menyampaikan gagasan dengan tepat, meminta

saran dari orang lain, bertanya pada teman atau guru, menyampaikan pendapat

terhadap gagasan orang lain, menyampaikan kesimpulan, berpartisipasi aktif

dalam kelompok, bertanggung jawab pada tugas masing-masing, meminta

(13)

4

teman, bila terjadi konflik dapat menyelesaikan dengan baik (Suharta dan

Syafriani, 2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yusof, dkk (2010) bahwa

penerapan model CPBL dapat membantu siswa membangun pengetahuannya

sendiri dan meningkatkan motivasi siswa. Penelitian yang sama juga dilakukan

oleh Suharta dan Luthan (2013) yang telah membuktikan bahwa efektivitas dari

model pembelajaran kooperatif berbasis masalah yang diterapkan di SMA

diperoleh sebesar 61,4% dan menumbuhkembangkan nilai- nilai karakter siswa

yang meliputi kecakapan dan tanggung jawab efektivitasnya masing-masing

sebesar 80,8% dan 81,8%, data ini membuktikan bahwa CPBL adalah model

pembelajaran yang mampu membangun nilai karakter mulia siswa serta

meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan uraian diatas Peneliti bermaksud mengambil penelitian

dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Cooperative Problem Based LearningUntuk Menumbuhkan Sikap Komunikatif dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Stoikiometri”.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah

1. Model pembelajaran yang diterapkan belum sesuai dengan tujuan pendidikan

2. Karakter pendidikan kurang terintegrasi dalam pembelajaran di sekolah

3. Hasil belajar kimia masih rendah

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat terjangkau oleh kemampuan peneliti, maka

peneliti membatasi masalahnya yaitu pada:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model cooperative problem

based learning

2. Model pembelajaran yang dijadikan sebagai pembanding adalah model direct

(14)

5

3. Hasil belajar siswa yang diukur adalah hasil belajar kognitif siswa melalui tes

berupa pre-test dan post-test.

4. Pertumbuhan sikap komunikatif siswa diamati melalui lembar observasi

indikator standar pengukuran karakter komunikatif.

5. Penilaian psikomotorik siswa diamati melalui lembar observasi indikator

standar pengukuran psikomotorik.

6. Materi yang diajarkan adalah stoikiometri di kelas X SMA Negeri 2 Tebing

Tinggi Tahun Pembelajaran 2013-2014.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah maka

rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan tumbuh kembangnya sikap

komunikatif siswa yang dibelajarkan dengan model cooperative problem

based learningdibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model

direct instruction?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan tumbuh kembangnya

psikomotorik siswa yang dibelajarkan dengan model cooperative problem

based learning dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model

direct instruction?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang

dibelajarkan dengan model cooperative problem based learning dibandingkan

dengan siswa yang dibelajarkan dengan modeldirect instruction?

4. Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model

cooperative problem based learning?

5. Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model

(15)

6

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui adanya perbedaan yang signifikan tumbuh kembangnya sikap

komunikatif siswa yang dibelajarkan dengan model cooperative problem

based learningdibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model

direct instruction.

2. Mengetahui adanya perbedaan yang signifikan tumbuh kembangnya

psikomotorik siswa yang dibelajarkan dengan model cooperative problem

based learning dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model

direct instruction.

3. Mengetahui adanya perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang

dibelajarkan dengan modelcooperative problem based learning dibandingkan

dengan siswa yang dibelajarkan dengan modeldirect instruction.

4. Mengetahui besar peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan

modelcooperative problem based learning.

5. Mengetahui besar peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan

modeldirect instruction.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, merupakan suatu pengalaman yang dapat dimanfaatkan untuk

mengembangkan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk

mengajarkan kimia di SMA/MA kelas X-MIA Semester II.

2. Bagi Siswa, dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi

stoikiometri dan meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

3. Bagi Guru, membuka wawasan berpikir guru dalam mengajar dan

mengembangkan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar dan

untuk menjadi bahan masukan bagi guru kimia dalam memilih model

(16)

7

4. Bagi Sekolah, meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui peningkatan

hasil belajar siswa dan kinerja guru serta menumbuhkan karakter siswa.

5. Bagi Mahasiswa atau Peneliti Lanjut, sebagai bahan informasi bagi peneliti

lain untuk dapat mengembangkan penelitian selanjutnya tentang model

cooperative problem based learning serta sebagai referensi bagi peneliti

dalam melakukan penelitian yang lebih lanjut.

1.7. Definisi Operasional

1. Model cooperative problem based learning adalah model pembelajaran

yang menerapkan tantangan pada siswa untuk dapat memecahkan masalah

yang dihadapi, sehingga kemampuan siswa baik kognitif, afektif dan

psikomotorik dapat berkembang.

2. Direct instruction (pembelajaran langsung) adalah salah satu pendekatan

mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang

berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang

terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang

bertahap, selangkah demi selangkah (Arends, 2001)

3. Karakter komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara,bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

4. Penilaian psikomotorik berkaitan dengan keterampilan (skill) atau

(17)

55 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan yang signifikan tumbuh kembangnya sikap komunikatif siswa yang dibelajarkan dengan model cooperative problem based learning dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan modeldirect instruction 2. Terdapat perbedaan yang signifikan tumbuh kembangnya psikomotorik siswa

yang dibelajarkan dengan model cooperative problem based learning dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan modeldirect instruction 3. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan

dengan model cooperative problem based learning dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan modeldirect instruction

4. Peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan modelcooperative problem based learningadalah sebesar 75,15 %.

5. Peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model direct instructionadalah sebesar 59,22 %.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan,maka disarankan hal-hal berikut: 1. Bagi guru atau calon guru disarankan untuk menerapkan model CPBL

(cooperative problem based learning) sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkembangkan karakter komunikatif siswa khususnya mata pelajaran kimia.

(18)

55

DAFTAR PUSTAKA

Al-maqassary,Ardi, (2013), Pengertian Kerja Sama, Http://psychologymania .com/2013/02/pengertian-kerja-sama.html (diakses 16 februari 2014)

Arends, (2001), Learning To Teach, jilid 2, Pustaka belajar, Yogyakarta.

Ariyo, (2013), Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Siswa Dihitung Bukan Ditebak, Http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/21/kriteria-ketuntasan-minimal-kkm-siswa-itu-dihitung-bukannya-ditebak-561983.html (diakses 24 Mei 2014)

Chang, Raymond, (2005), Kimia Dasar, edisi ketiga, jilid kedua, Jakarta, Erlangga.

Chusna,C.,dkk, (2013), Studi Komparasi Penggunaan Media Macromedia Flash dengan Handout Inovatif Dalam Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Teams Achievement Divisions) Terhadap Prestasi Belajar Materi Pokok Koloid Siswa Kelas XI MA Darul Huda Ponorogo TP 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia, 2: 102-111.

Dahar,R.W.,(1989), Teori- Teori Belajar, Erlangga, Jakarta.

Depdiknas, 2003, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Djamarah, (2008), Psikologi Belajar Ed.2, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Dimyati, dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta

Hamalik, O., (2001), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Herliany, E., (2009), Penilaian Hasil belajar, PPPTKIPA, Jakarta.

Kardi dan Nur, (2003), Pengajaran Langsung, Universitas Negeri Malang Press, Surabaya.

Maksudin, (2013), Pendidikan Karakter Nondikotomik, Jurnal Pendidikan Karakter, 3: 137-152.

Oxtoby,D.,W., (2001), Prinsip-prinsip kimia modern, edisi keempat, jilid pertama, Jakarta, Erlangga.

(19)

56

Rukiyati, (2013) Urgensi Pendidikan Karakter Holistik Kompherensif di Indonesia, Jurnal Pendidikan Karakter,3: 196-203

Sabri, Ahmad, (2010), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Quantum Teaching, Jakarta.

Setiawan, W.,dkk, (2010), Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) Untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (PTIK)ISSN 1979-9462, 3 : 7-10.

Shofia.R., (2014), Pengembangan Buku Ajar Kimia Kelas XI Semester II Berdasarkan Kurikulum 2013 Dalam Upaya Menungkatkan Hasil Belajar Dan Menumbuhkembangkan Karakter Siswa, Seminar Proposal Tesis, Universitas Negeri Medan, Medan.

Silitonga, PM., (2011), Metodelogi Penelitian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, Medan

Soemanto, W., (2003), Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.

Suharningsih, (2012), Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV A SD N 104202 Bandar Setia T.P.2011/2012 Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, PascaSarjana Universitas Negeri Medan

Suharta dan Luthan,P.L.A., (2013), Pengembangan Model Pembelajaran Dan Penyususnan Bahan Ajar Dengan Pendekatan PAKEM PLUS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Menumbuhkembangkan Karakter Mulia Siswa Dalam Pelajaran Kimia Di SMA, Universitas Negeri Medan,Medan.

Suharta dan Luthan,P.L.A., (2013), Application Of Cooperative Problem-Based Learning Model To Developcreativity And Foster Democracy, And Improve Student Leaning Outcomes Inchemistry In High Scool. Journal Of Education And Practice, 4: 55-60

Suharta dan Syafriani,D. (2012), Sistem Pembelajaran Yang Optimal Untuk Menumbuhkan Perilaku Demokratis Dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Kimia Di Sekolah Menengah Atas, Universitas Negeri Medan,Medan.

Suryosubroto,B.,(2009),Proses Belajar mengajar di Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Syah, (2008), Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT.Remaja Rosda Karya, Bandung.

(20)

57

Yang Tinggi Pada Materi Bentuk Geometri Molekul, PascaSarjana Universitas Negeri Medan, Medan.

Tina ,Sheba S.C.,(2013), Model Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran PKN di sekolah menengah pertama kelas VII SMP N.37 dan SMP Budi Murni 1 Medan T.P. 2012/2013, PascaSarjana Universitas Negeri Medan, Medan.

Wahana Komputer, (2009), Panduan Praktis SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik, Penerbit Andi, Semarang

Wiselmi, (2009), Penerapan kombinasi Metode pembelajaran Direct Instruction dan Physical Self Assesment untuk meningkatkan Hasil belajar biologi siswa kelas IX SMPS 10 Cendana Mandau, Jurnal Cendekia1: 110-114.

Yusof,K.M., Hasan,S.H.A.S., Jamaluddin,M.Z., dan Harun,N.F., (2010), Cooperative Problem Based Learning (CPBL), Global Engineering Education Conference, 6: 366-373.

Referensi

Dokumen terkait

Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif ialah bahasa yang digunakan oleh

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI BERMAIN MUSIK PERKUSI PADA ANAK KELOMPOK B TK PGRI 1 GRABAG TAHUN

Davao/General Santos in Southern Mindanao, the Philippines and Bitung in North.

Undenwiting Treaty & Retrosesi, Kepala Dibisi Undehting Facultative clan Kepala Bagian Undmwiting Treaty & Retrosesi. Reasuransi Nasional Indonesia dengan nilai TAS

Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan di antara para siswa, namun perbedaan tersebut tidak signifikan terjadi pada jenis bahasa narasi, yaitu antara bahasa Sunda dan

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Perancangan Proses Produksi Surfaktan Non Ionik Alkil Poliglikosida (APG) Berbasis Pati Sagu dan Dodekanol serta Karakterisasinya

[r]

Adapun hasil akhir yang diharapkan ( ultimate objectives ) dengan terumuskannya kebijakan pengembangan wilayah pesisir ini adalah sumber daya alam pesisir yang berkelanjutan,