• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI OPERASI ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 1 BINJAI T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI OPERASI ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 1 BINJAI T.A 2014/2015."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL B MODEL PEMBELA

DAN TIPE TW A L J A

Pr

Diajukan

FAKULTAS

L BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG D LAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI OP J A B A R K E L A S V I I I S M P N E G E R I 1

B I N J A I T . A 2 0 1 4 / 2 0 1 5

Oleh : Fitria Sri Ratu NIM. 4103111033

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

an Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Ge Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

AS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014

DIAJAR DENGAN VESTIGATION OPERASI

1

Gelar

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah

dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini

berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Tipe Two Stay Two Stray

Pada Materi Operasi Aljabar Kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai T.A 2014/2015”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

pendidikan matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

Prof.Dr.Pargaulan Siagian, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini,

Bapak Drs.H.Banjarnahor, M.Pd, Ibu Susiana, S.Si, M.Si, dan Bapak Drs. Syafari,

M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran mulai dari perencanaan

penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini, Bapak Drs. Syafari, M.Pd

selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen

serta staf pegawai jurusan Matematika Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan

Matematika Universitas Negeri Medan.

Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu

Hajar, MS beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak

Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu

Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku

Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program

Studi Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris

Jurusan Matematika.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Hanafiah.I ,

S.Pd, M.M selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melaksanakan penelitian di sekolah SMP Negeri 1 Binjai. Ucapan terima

kasih juga kepada Ibu Lailan, S.Pd selaku guru bidang studi Matematika yang

(4)

Teristimewa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda

Alinia Matra dan Ibunda Sry Hartati yang selalu mendukung, mendoakan, dan

memberi semangat kepada penulis hingga skripsi ini selesai. Terima kasih juga

penulis ucapkan kepada Adikku tersayang Cindy Ayudia Matra yang selalu

memberikan dukungan dan doa.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman

seperjuangan Fitriyanti Fadilla, Linda Purnama Sari, Halimatussa’diah, dan Fitri

Amalia Daulay yang selalu memberikan semangat, nasehat, dan motivasi

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dan teman-teman lainnya di jurusan

matematika khususnya kelas DIK B reguler 2010 serta teman-teman PPLT SMA

Negeri 1 Tanjung Pura yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan

sampai menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada

penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan matematika.

Medan, Oktober 2014

Penulis,

(5)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION DAN TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI OPERASI ALJABAR KELAS VIII SMP

NEGERI 1BINJAI T.A 2014/2015

Fitria Sri Ratu (NIM. 4103111033) ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray lebih tinggi daripada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Group Investigation pada materi Operasi Aljabar di kelas VIII SMP.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai yang terdiri dari 8 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah 76 siswa yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas VIII-6 yang merupakan kelas eksperimen A sebanyak 38 siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan kelas VIII-8 yang merupakan kelas eksperimen B sebanyak 38 siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Instrumen dalam penelitian ini berupa pre test dan post test yang berbentuk objektif pilihan berganda sebanyak 11 soal dan 15 soal. Sebelum tes diberikan kepada siswa (sampel), terlebih dahulu tes divalidkan oleh 3 orang dosen dan dinyatakan valid. Hasil uji validitas dengan rtabel = 0,312 diperoleh bahwa pada soal pre test terdapat 11 soal valid dan untuk soal post test terdapat 15 soal valid serta hasil uji reliabilitas soal pre test diperoleh sebesar 0,815 sedangkan pada soal post test diperoleh sebesar 0,857.

Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitas data. Dari pengujian ini diperoleh bahwa sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang homogen dan berdistribusi normal. Dari analisis data pada kelas eksperimen A diperoleh nilai rata-rata pre test 4,83 dan standart deviasi pret test 1,67 sedangkan nilai rata-rata post test 8,28 dan standart deviasi post test 1,49. Pada kelas ekperimen B nilai rata-rata pre test 4,69 dan standart deviasi pre test 1,68 sedangkan nilai rata-rata post test 6,89 dan standart deviasi post test 1,40. Dari analisis data skor post test dengan menggunakan uji-t pada taraf α= 0,05 diperoleh thitung> ttabel yaitu 2,915 > 1,6676 maka H0ditolak

dan Haditerima.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Batasan Masalah 7

1.4 Rumusan Masalah 7

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 7

1.7 Definisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. Belajar Mengajar Matematika 10

2.1.3. Hasil Belajar Matematika 11

2.1.4. Pembelajaran Kooperatif 12

2.1.4.1.Pengertian Pembelajaran Kooperatif 12

2.1.4.2.Tujuan Pembelajaran Kooperatif 14

2.1.4.3.Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif 14

(7)

vii

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation 16

2.1.5.1.Langkah-Langkah Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation 20

2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Two Stay Two Stray 22

2.1.7. Operasi Aljabar 29

2.1.7.1.Pengertian Variabel, Konstanta, Koefisien

dan Suku 29

2.1.7.2.Operasi Hitung Bentuk Aljabar 29

2.2. Penelitian Yang Relevan 36

2.3. Kerangka Konseptual 38

2.4. Hipotesis Penelitian 40

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 41

3.2 Populasi dan Sampel 41

3.2.1 Populasi 41

3.2.2 Sampel 41

3.3 Variabel Penelitian 42

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 42

3.5 Prosedur Penelitian 43

3.6 Instrumen Penelitian 48

3.6.1 Tes 48

3.6.1.1 Uji Validitas 49

3.6.1.2 Uji Reabilitas 50

3.6.1.3 Tingkat Kesukaran Tes 51

3.6.1.4 Daya Pembeda Tes 51

3.6.2 Penskoran 52

3.7 Teknik Analisis Data 52

(8)

3.7.2 Menghitung Standard Deviasi 53

3.7.3 Uji Normalitas 53

3.7.4 Uji Homogenitas 54

3.7.5 Analisis Pengujian Hipotesis 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 56

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 56

4.1.1.1 Hasil Pre Test Pada Kelas Eksperimen A dan

Kelas Eksperimen B 56

4.1.1.2 Hasil Post Test Pada Kelas Eksperimen A dan

Kelas Eksperimen B 57

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 59

4.2.1 Uji Normalitas Data 59

4.2.2 Uji Homogenitas 64

4.2.3 Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Matematika 68

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 70

4.3.1 Kegiatan Pembelajaran dengan model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan

Group Investigation 70

4.3.2 Hasil Belajar Matematika 72

4.4 Diskusi Hasil Penelitian 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 76

5.2 Saran 76

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 45

Gambar 4.1 Gambar Diagram Jumlah Nilai dan Rata-Rata

Pre Test dan Post Test Kedua Kelas 59

Gambar 5.1 Lokasi Penelitian 218

Gambar 5.2 Siswa kelas eksperimen A mengerjakan pre test 218

Gambar 5.3 Siswa kelas eksperimen B mengerjakan pre test 218

Gambar 5.4 Peneliti membagikan LAS 219

Gambar 5.5 Peneliti mendatangi kelompok diskusi siswa 219

Gambar 5.6 Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan

oleh guru 220

Gambar 5.7 Peneliti membimbing siswa saat diskusi 220

Gambar 5.8 Siswa berdiskusi mengerjakan LAS 221

Gambar 5.9 Peneliti membimbing siswa mempresentasikan

hasil kerja 221

Gambar 5.10 Siswa kelas eksperimen A mengerjakan post test 222

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh kembangkan

potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan

memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Sesuai dengan pernyataan Sukmadinata

(2004 : 4) bahwa: “Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam

pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan serta

karakteristik pribadinya kearah yang positif, baik bagi dirinya maupun

lingkungannya”.

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada.Pendidikan

akan selalu ada seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia.Hal ini

senada dengan pernyataan John Dewey (dalam Syaiful, 2012 : 3) : “A ducation is

all one with growing, it has no end beyond itself. (Pendidikan adalah segala

sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan, pendidikan sendiri tidak punya tujuan

akhir di balik dirinya)”. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa

pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan

demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia

yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang

luhur dan moral yang baik

Pendidikan matematika merupakan bagian dari pendidikan.Matematika

adalah mata pelajaran yang sangat mempengaruhui perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang.Matematika tidak hanya

mampu melatih kemampuan berhitung, tetapi juga mampu melatih cara berpikir

kritis, menganalisa masalah, mengevaluasi hingga akhirnya mampu memecahkan

suatu permasalahan.Matematika merupakan salah satu bidang studi yang

memegang peranan penting baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia

pendidikan.Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa

(11)

2

Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika.Cornelius (dalam

Abdurrahman, 2009 : 253) mengemukakan :

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Selanjutnya Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) juga mengemukakan:

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala jenis kehidupan ; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

matematika sangat penting untuk memajukan kehidupan bangsa. Namun

kenyataannya tidak sedikit siswa yang kurang memahami arti penting matematika

dalam kehidupan, sehingga siswa kurang berminat dan kurang termotivasi dalam

belajar matematika.Umumnya siswa menganggap bahwa pelajaran matematika

adalah pelajaran yang sangat sulit dengan alasan, bidang studi ini identik dengan

hitung menghitung. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa memang matematika

memerlukan penguasaan yang baik dan benar juga menuntut intelektualitas yang

relatif tinggi sehingga sebagian siswa mengalami kesulitan dalam

mempelajarinya.

Berdasarkan data UNESCO, mutu pendidikan matematika di Indonesia

berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain yang

menunjukkan rendahnya hasil matematika siswa Indonesia dapat dilihat dari hasil

survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan (International Center for

Education in Statistics) terhadap 41 negara dalam pembelajaran matematika,

dimana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 di bawah Thailand dan Uruguay

(12)

Keadaan ini sungguh sangat mengkhawatirkan mengingat pentingnya

matematika dalam dunia pendidikan, namun ternyata hasil belajar siswanya masih

tergolong rendah.Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil

belajar matematika siswa.Salah satunya yaitu siswa sering merasa bosan,

matematika sebagai pelajaran yang kurang menyenangkan dan menganggap

matematika sulit dipelajari. Sehingga ada kenyataan bahwa matematika menjadi

momok menakutkan bagi para siswa yang kemudian mereka pun tidak mampu

menerapkan teori di sekolah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari.

Hal ini juga terjadi di SMP Negeri 1 Binjai yang merupakan salah satu

lembaga pendidikan formal yang mengutamakan proses dalam meningkatkan

perkembangan siswanya.Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan pada hari

Kamis tanggal 30 Januari 2014 dengan salah satu guru matematika SMP Negeri 1

Binjai, Ibu Lailan S.Pd yang mengatakan bahwa hasil belajar matematika siswa

masih tergolong rendah.Salah satunya pada materi operasi aljabar.Siswa kurang

memahami konsep awal aljabar yang telah dipelajari di kelas VII sehingga mereka

kesulitan menerima materi operasi hitung bentuk aljabar di kelas VIII.Dalam

melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar, sebagian siswa

belum mampu menentukan mana suku-suku sejenis yang harus

dioperasikan.Sementara pada operasi perkalian, pembagian dan pemangkatan

hanya sebagian saja dari mereka yang bisa menyelesaikannya dengan baik.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Binjai pada materi operasi aljabar, nilai rata-rata kelas VIII pada tahun 2012

masih rendah yaitu dengan nilai rata-rata kelas 69,3.Sedangkan nilai rata-rata

kelas VIII pada tahun 2013 juga masih rendah yaitu dengan nilai rata-rata kelas

72,6.

Selain itu dari hasil tes kemampuan awal siswa yang menyatakan bahwa

hanya sekitar 47,4 % siswa yang tuntas. Dengan kata lain ada sebanyak 18 orang

dari 38 orang siswa yang tuntas sedangkan 20 orang lainnya dinyatakan tidak

tuntas.Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah dan kriteria kelulusan belum

(13)

4

(KKM) yakni 75 yang ditetapkan oleh pihak sekolah.Berdasarkan hasil observasi

tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika kelas VIII SMP

Negeri 1 Binjai masih tergolong rendah dan belum sesuai dengan apa yang

diharapkan.

Rendahnya hasil belajar matematika yang diperoleh oleh siswa SMP

Negeri 1 Binjai, merupakan suatu gambaran tersendiri yang menunjukkan bahwa

proses pembelajaran matematika masih kurang efektif. Proses pembelajaran

dilakukan secara monoton, sehingga yang terjadi hanyalah penyampaian materi

secara satu arah (guru kepada siswa). Menurut Anita Lie (2010 : 3) bahwa :

“Banyak guru mengajar dengan metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk,

diam, dengar, catat dan hafal (3DCH) serta mengadu siswa dengan satu sama

lain”. Hal ini berarti banyak guru melaksanakan kegitan belajar mengajar hanya

dengan memberikan pengetahuan kepada siswa dengan cara yang pasif. Mereka

mengajar dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat dan hafal saja.Hal

tersebut menyebabkan hasil belajar yang tidak optimal.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu dicarikan formula

pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman

konsep siswa serta prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Para

guru terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai model dan metode

pembelajaran yang bervariasi agar siswa tertarik dan lebih aktif dalam belajar

matematika.

Model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan model alternatif yang

diharapkan dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar serta

meningkatkan hasil belajar siswa.Seperti dikemukakan oleh Johnson & Johnson

(dalam Trianto 2011 : 57) bahwa:

(14)

Selain itu Sadker dan Sadker (dalam Miftahul, 2011 : 66) juga menyatakan bahwa

: ”Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan

memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi”.

Dari beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif dapat meningkatkan prestasi akademik dan hasil belajar siswa.Karena

antar siswa dalam kelompok kooperatif dapat saling membantu temannya dengan

bahasanya sendiri yang lebih mudah dipahami daripada penjelasan dari guru.

Dalam Pembelajaran kooperatif ada empat pendekatan yang biasa

digunakan oleh guru, yaitu: (1) STAD, (2) Jigsaw, (3) Investigasi kelompok dan,

(4) Pendidikan struktural. Dalam hal ini penulis menggunakan salah satunya yaitu

tipe Investigasi kelompok (Group Investigation).Investigasi kelompok merupakan

model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks.Model pembelajaran ini

merupakan model pembelajaran yang di dalamnya memberikan kesempatan siswa

untuk berpartisipasi dalam memecahkan masalah matematika dengan

mengkombinasi pengalaman dan kemampuan antar kelompok sehingga diperoleh

kesepakatan yang merupakan penyelesaian dari masalah tersebut.Dalam

implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi

kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen.Selanjutnya siswa memilih

topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik

yang dipilih.Selanjutnya ia menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada

seluruh kelas (Trianto, 2011 : 79).

Selain Investigasi Kelompok, ada juga tipe model pembelajaran kooperatif

lain, salah satunya yaitu tipe Two Stay Two Stray. Model pembelajaran kooperatif

ini merupakan model pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat

saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah

dan saling mendorong untuk berprestasi. Lie (2010 : 61) mengatakan bahwa :

Model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray adalah suatu pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan

(15)

6

Pembelajaran dengan model ini dimulai dengan pembagian kelompok.

Setelah kelompok terbentuk guru membagikan tugas berupa

permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya.Setelah diskusi

intrakelompok selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan

kelompoknya untuk bertemu dengan kelompok yang lain.Anggota kelompok yang

tidak mendapat tugas sebagai duta mempunyai kewajiban menerima tamu dari

suatu kelompok.Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya

terhadap tamu tersebut (Istarani, 2012 : 201).

Alasan yang mendasari peneliti membandingkan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation dan Two Stay Two Stray adalah karena

ditemukannya beberapa penelitian yang relevan mengenai peningkatan hasil

belajar dari model pembelajaran tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui perbedaan hasil

belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Group Investigation dan Two Stay Two Stray sehingga peneliti mengambil

judul: Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Tipe Two Stay Two Stray Pada Materi Operasi Aljabar Kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai

Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi ruang

lingkup masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Persepsi bahwa pelajaran matematika itu adalah pelajaran yang sulit.

2. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.

3. Siswa sulit memahami konsep aljabar.

4. Siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

5. Model pembelajaran matematika yang diterapkan guru masih kurang

(16)

1.3 Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan keterbatasan waktu, penelitian ini

hanya dibatasi dalam hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan

model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada materi Operasi

Aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai tahun ajaran 2014/2015.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah hasil

belajar operasi aljabar dari siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai tahun ajaran

2014/2015 melalui pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray lebih baik

daripada pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka tujuan

penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah hasil belajar operasi aljabar dari

siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai tahun ajaran 2014/2015 melalui

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray lebih baik daripada

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Bagi guru: Sebagai bahan masukan kepada guru matematika mengenai

pembelajaran kooperatif tipe group investigation (investigasi kelompok) dan

tipe two stay two stray (dua tinggal dua tamu) dalam pengajaran matematika.

2. Bagi siswa: Sebagai pengalaman belajar dan memberikan variasi metode

pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam

memahami dan menguasai konsep demi mencapai prestasi yang lebih baik

3. Bagi sekolah: Sebagai bahan pertimbangan untuk melengkapi sarana dan

(17)

8

4. Bagi peneliti: Sebagai bahan masukan dan bekal ilmu pengetahuan bagi

peneliti dalam mengajar matematika dimasa yang akan datang.

1.7 Definisi Operasional

Variabel-variabel dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut

1. Model Pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang

meliputi segala aspek sebelum, sedang, dan sesudah pembelajaran yang

dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara

langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.

2. Model Group Investigation adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang

menuntun siswa untuk melakukan proses penyelidikan yang dilakukan oleh

siswa tersebut, dan kemudian siswa tersebut mengomunikasikan hasil

perolehannya, lalu dapat membandingkannya dengan perolehan siswa yang

lain,sehingga siswa lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan pengetahuan

tentang matematika sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa sehingga

memberikan hasil belajar yang lebih bermakna pada siswa.

3. Model Two Stay Two Stray adalah suatu alternatif model pembelajaran yang

dalam proses pembelajarannya mengutamakan kerjasama kelompok

(kooperatif), dengan jumlah masing-masing kelompok adalah 4 siswa (2 siswa

tinggal dalam kelompok dan 2 sebagai tamu).

4. Hasil Belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul misalnya dari tidak

tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan dalam sikap,

keterampilan menghargai, perkembangan sikap-sikap sosial, emosional dan

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data diperoleh

rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two

Stray sebesar 8,28 dengan standar deviasi 1,49 sedangkan rata-rata hasil belajar

siswa dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation sebesar

6,89 dengan standar deviasi 1,40.Ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika

siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two

Stray lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yang diajarkann dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.

Hal ini dibuktikan secara statistik dengan menggunakan uji-t pada taraf =

0,05 diperoleh thitung = 2,915 dan ttabel = 1,6676.Dengan membandingkan nilai

thitung dengan nilai ttabel diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,915 > 1,6676 maka H0

ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two

Stay Two Stray lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yang

diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada

materi operasi hitung bentuk aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai T.A

2014/2015.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan

adalah:

a. Kepada guru matematika dapat menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Two Stay Two Stray ataupun model pembelajaran Group

Investigation sebagai salah satu alternatif dalam kegiatan pembelajaran

serta model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil

(19)

77

b. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan Group Investigation sebaiknya

lebih memperhatikan alokasi waktu yang ada agar seluruh tahapan

pembelajaran dapat dikerjakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar matematika siswa lebih optimal.

c. Kepada siswa khususnya SMP Negeri 1 Binjai melakukan persiapan

belajar dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga memperoleh

hasil yang lebih baik.

d. Kepada peneliti lanjutan dapat dijadikan pertimbangan sebagai penelitian

lanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yang dapat

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Andrianto, Dian., (2010), Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Tipe GI Pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan Di Kelas XI SMK Dwi Tunggal Tanjung Morawa., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Arikunto, S., (2005), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Asy’Ari, Hasan, (2013), Pengaruh Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Open-Ended Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Pada Materi Teorema Pythagoras Kelas VIII SMP Negeri 11 Tahun Ajaran 2012/2013, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Depdikbud, (2000), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed ke-2, Balai Pustaka, Jakarta.

Dimyati, (2009), Belajar dan Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

FMIPA UNIMED, (2004), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA, Medan.

Hafni, Yunita., (2011), Penerapan Model Group Investigation dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Bangun Ruang Kelas VIII MTS Negeri 1 Medan., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Huda, Miftahul., (2011), Cooperative Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Internasional Center for Education in Statistics, (2010), http://ugm.ac.id/id/post/page?id=4467 (diakses pada tanggal 7 Januari 2014)

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Kooperatif, Media Persada, Medan.

Lie, Anita, (2010), Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

(21)

79

Kelas VIII SMP Muhammadiyah 16 Lubuk Pakam., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Sagala, Syaiful., (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Saputra, Surya., (2012), Penerapan Model Two Stay Two Stray dalam Pembelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Bilangan Berpangkat Di Kelas VII SMP Swasta Eka Prakarsa Binjai., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Slameto, (2010), Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, Robert., (2005), Cooperative Learning, Nusa Media, Bandung.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta.

Sukmadinata, Nana Syaodih, (2012), Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suprijono, Agus, (2010), Cooperative Learning : Teori & Aplikasi Paikem, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Suyono, (2012), Belajar dan Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Trianto, (2011), Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

 Untuk mengetahui bahan yang di gunakan dalam analisis fisik dan analisis kimia besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih...  Untuk

Berdasarkan Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 222/POKJA/XVIII-APBD/11/2017 Tanggal 02 November 2017 dengan ini kami umumkan PEMENANG hasil pelelangan paket Pembangunan Saluran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun sebuah e – Business berbasis website yang bertujuan untuk mempermudah proses promosi dan

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Pembuktian Kualifikasi untuk paket pekerjaan Belanja Pembuatan Aplikasi Si-Monev ABDYA dengan ini kami undang Saudara untuk dapat hadir pada

The objective of this research is to find out if there is any significant difference of English speaking ability between boarding and non-boarding school of the

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kegiatan melipat kertas dengan kreativitas anak terbukti adanya peningkatan dari minggu pertama sampai minggu keenam dalam semua aspek

Tata letak yang kurang efektif akan mengakibatkan masalah sebagai berikut: (1) Bahan-bahan dalam pabrik bergerak lambat sehingga mengakibatkan urutan proses yang berliku,

Jika pemain menjawab dengan benar, maka pemain akan berpindah dari kotak No. Jika pemain menjawab dengan salah, maka pemain akan tetap di