SMAN 2 TARUTUNG T.A 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
JENNI DEBORA HUTABARAT NIM. 3102131008
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Jenni Debora Hutabarat. NIM. 3102131008. Upaya Meningkatkan
Minat dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri Pada Materi Lingkungan Hidup di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Peningkatan minat belajar siswa dengan menggunakan Pendekatan Inkuiri pada materi lingkungan hidup dan (2) Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan Pendekatan Inkuiri pada materi lingkungan hidup di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun Ajaran 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) subjek penelitian adalah kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 37 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah komunikasi tidak langsung, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ...xii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Kerangka Teoritis ... 7
B. Penelitian yang Relevan ... 29
C. Kerangka Berpikir ... 33
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 36
A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 36
B. Subjek Penelitian ... 36
C. Objek Penelitian ... 36
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37
E. Jenis Penelitian ... 37
F. Pelaksanaan Penelitian ... 39
G. Teknik Pengumpulan Data ... 43
H. Teknik Analisis Data ... 49
I. Indikator Keberhasilan ... 50
BAB IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 52
A. Kondisi Fisik ... 52
B. Kondisi Nonfisik ... 56
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62
A. Hasil Penelitian ... 62
B. Pembahasan ... 83
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 87
A. Kesimpulan... 87
B. Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 89
DAFTAR LAMPIRAN
No. Uraian Hal.
1. Silabus ... 92
2. RPP Siklus I ... 96
3. RPP Siklus II ... 102
4. Angket Minat Belajar Uji Coba ... 109
5. Angket Minat Belajar Penelitian ... 112
6. Soal Tes Uji Coba ... 115
7. Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba ... 126
8. Soal Siklus I ... 127
9. Soal Siklus II ... 131
10. Kunci Jawaban Tes Tiap Siklus ... 135
11. LKS Siklus I ... 136
12. LKS Siklus II ... 142
13. Kunci Jawaban LKS I ... 145
14. Kunci Jawaban LKS II ... 147
15. Nama-Nama Kelompok ... 150
16. Uji Validitas Tes ... 151
17. Perhitungan Validitas Tes ... 152
19. Uji Validitas Angket ... 156
20. Perhitungan Validitas Angket ... 158
21. Perhitungan Reabilitas Angket ... 159
22. Nama Guru dan Pegawai SMA Negeri 2 Tarutung TP 2013/2014 ... 161
23. Rekapitulasi Siswa SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2013/2014 ... 163
24. Hasil Perhitungan Tes Hasil Belajar Siklus I ... 165
25. Hasil Perhitungan LKS Siswa Siklus I... 167
26. Minat Belajar Siswa Siklus I ... 169
27. Hasil Perhitungan Tes Hasil Belajar Siklus II... 171
28. Hasil Perhitungan LKS Siswa Siklus II ... 173
29.Minat Belajar Siswa Siklus II ... 175
30. Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I ... 177
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia, dan
sangat berperan dalam menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Sebuah bangsa
yang besar adalah bangsa yang maju pendidikannya, hal ini dikarenakan bahwa
bidang pendidikan sangat menunjang kemajuan bidang lainnya. Perkembangan
pendidikan pada era globalisasi saat ini sering dibicarakan. Pendidikan merupakan
satu kebutuhan, karena itu pembangunan di bidang pendidikan haruslah senantiasa
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. Pendidikan
merupakan salah satu sektor dalam usaha meningkatkan sumber daya manusia
untuk kemajuan bangsa. Oleh karenanya setiap individu harus selalu belajar yang
prosesnya dimulai dari lahir hingga akhir hidupnya.
Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling
berkaitan dan saling berinteraksi satu dengan yang lain. Interaksi antara guru dan
peserta didik pada saat proses belajar mengajar memegang peranan penting untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses belajar siswa, minat, bakat,
kemampuan dan potensi-potensi yang mereka miliki tidak akan berkembang
secara optimal tanpa bantuan guru, sebaliknya guru tidak akan bisa menjalankan
semua rancangan rencana pengajarannya tanpa adanya siswa yang bertindak
kooperatif dalam pembelajaran.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak didorong untuk
mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas hanya
diserahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, sehingga siswa
tidak tertarik bahkan merasa bosan yang menunjukkan sebenarnya siswa tidak
berminat bahkan tidak menyukai pelajaran tersebut. Keadaan ini dapat diperparah
lagi jika guru yang mengajarkannya monoton, terlalu teoritis dan kurang buku
ajar.
Berdasarkan hasil observasi di kelas dan wawancara dengan guru mata
pelajaran geografi SMA Negeri 2 Tarutung yaitu Ibu Risma Sitompul (2014),
menyatakan bahwa pembelajaran yang diaplikasikan selama ini adalah metode
ceramah dengan didominasi guru di kelas dan belum divariasi dengan model
pembelajaran lain seperti praktikum sebagai penunjang teori yang telah ada
sehingga siswa merasa bosan. Siswa hanya mencatat materi yang disampaikan
oleh guru. Selain itu komunikasi guru dan siswa kurang dan pembelajaran masih
monoton dan searah. Kepasifan siswa juga terlihat dalam memberikan tanggapan
atau umpan balik dari apa yang sudah diajarkan guru. Hal ini mengakibatkan guru
kurang mengetahui sejauh mana topik yang telah dijelaskan terkuasai oleh siswa
dan pada bagian mana dari topik tersebut yang belum dipahami oleh siswa.
Seringkali pada saat tidak ada umpan balik dari siswa mengenai materi yang
diajarkan, guru menganggap bahwa siswa telah memahami materi.
Hal ini disebabkan karena Guru mata pelajaran geografi memiliki gaya
sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran belum terfokus dan belum
memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru karena siswa enggan untuk
berkomunikasi dengan guru mata pelajaran geografi. Hal ini juga mempengaruhi
minat belajar siswa (Siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung, 2014).
Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010) yang mengemukakan, Minat
adalah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang
disertai rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
belajar yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya, ia segan untuk
belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan yang menarik
minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat akan menambah
kegiatan belajar yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Kriteria ketuntasan minimum (KKM) mata pelajaran Geografi yang
ditetapkan sekolah adalah 73. Namun pencapaian hasil belajar siswa masih belum
memenuhi kriteria ketuntasan minimum, dari 40 siswa hanya 18 siswa yang
mendapat nilai diatas 73 dan 22 siswa mendapat nilai dibawah ≤ 73. Jadi 45%
siswa yang tuntas dan 55% siswa tidak tuntas dalam pembelajaran geografi
khususnya pada materi lingkungan hidup (Sitompul, 2014).
Untuk menyikapi kondisi di atas guru diharapkan mampu menciptakan
kondisi yang dapat merangsang siswa untuk belajar aktif, kreatif, penuh inisiatif,
demikian akan tercipta interaksi antara siswa dengan guru, dan siswa dengan
siswa lain. Guru juga memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
mencari informasi dalam proses belajar mengajar, sehingga proses pembelajaran
tidak lagi berpusat pada guru. Salah satu pendekatan pembelajaran yang
dikembangkan untuk dapat mewujudkan siswa aktif, kreatif, penuh inisiatif, dan
dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal serta dapat meningkatkan
hasil belajar adalah pendekatan inkuiri (Sagala 2003).
Pendekatan inkuiri bertitik tolak dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek
dan objek dalam belajar memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara
optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya. Proses pembelajaran harus
dipandang sebagai stimulus yang bisa menantang siswa untuk melakukan kegiatan
belajar. Peranan guru lebih banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau
pemimpin belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan
sendiri atau dalam bentuk kelompok dalam memecahkan masalah dengan
bimbingan guru. Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan belajar yang berusaha
meletakkan dasar dan lebih menekankan siswa untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Siswa betul-betul
ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru adalah pembimbing
belajar dan fasilisator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang
perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan siswa sendiri. Jadi, pendekatan
inkuiri akan membuat siswa terbiasa memecahkan masalah sendiri dan hal ini
akan meningkatkan kemandirian, kerjasama dan kesadaran siswa belajar. Dengan
demikian, siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari penyelesaian
masalahnya. Dengan berusahanya siswa maka siswa akan menemukan hal-hal
yang baru yang dapat membantunya dalam menyelesaikan masalah dan
memahami materi pelajaran.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah (1) Pembelajaran yang dilakukan hanya
metode ceramah, kurang menvariasikan model pembelajaran dan bersifat monoton
(2) Kurangnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran geografi (3)
Komunikasi guru dan siswa yang kurang intensif (4) Tidak tercapainya ketuntasan
minimal pada mata pelajaran geografi.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka yang menjadi pembatasan
masalah adalah Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa melalui Pendekatan
Inkuiri pada materi lingkungan hidup di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada peningkatan minat belajar siswa dengan menggunakan
pendekatan inkuiri pada materi lingkungan hidup di kelas XI IPS 3 SMAN 2
2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan
inkuiri pada materi lingkungan hidup di kelas XI IPS 3 SMAN 2 Tarutung?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa dengan menggunakan
Pendekatan Inkuiri pada materi lingkungan hidup di kelas XI IPS 3 SMA
Negeri 2 Tarutung
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
Pendekatan Inkuiri pada materi lingkungan hidup di kelas XI IPS 3 SMA
Negeri 2 Tarutung
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar siswa melalui pendekatan
inkuiri.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menggunakan metode
pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan minat dan hasil belajar.
3. Sebagai masukan bagi guru mata pelajaran geografi dalam memilih metode
pembelajaran untuk mencapai ketuntasan kompetensi yang ingin dicapai.
4. Sebagai referensi bagi peneliti lanjutan yang akan mengadakan penelitian
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Tarutung dengan pendekatan inkuiri
pada materi Lingkungan Hidup yang diterapkan di kelas XI IPS 3 semester genap
(II) tahun ajaran 2013/2014. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, karena pada
siklus pertama belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 73 maka
penelitian ini dilanjutkan ke siklus kedua. Adapun tahapan-tahapan yang
dilakukan sebagai berikut:
1. Pratindakan
Pratindakan adalah langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum penelitian
dilakukan. Adapun yang menjadi langkah awal yang dilakukan peneliti adalah
mengamati kegiatan di sekolah penelitian, kemudian mewawancarai guru bidang
studi geografi yaitu (Ibu Risma Sitompul) dan mencari permasalahan dan kendala
yang dihadapi guru dan siswa selama proses pembelajaran, juga mengetahui
kemampuan awal siswa. Setelah berwawancara dengan guru dan beberapa siswa
kelas XII IPS maka peneliti menemukan permasalahan. Yang menjadi
permasalahannya adalah 55 % nilai yang di dapat siswa di kelas XI IPS 3 belum
mencapai nilai KKM. Sehingga dari temuan masalah tersebut peneliti dan guru
menetapkan memberikan pelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri
dalam KBM untuk materi lingkungan hidup. Penerapan pendekatan ini diharapkan
dapat mempermudah siswa untuk memahami materi lingkungan hidup dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Pelaksanaan Siklus 1
a. Perencanaan
Sesuai dengan masalah yang ditemukan pada tahap pratindakan maka peneliti
dan guru mempersiapkan beberapa hal yaitu : 1). Menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) sesuai dengan pendekatan inkuiri yang terlihat pada lampiran
2, 2). Menentukan tugas guru, peneliti dan observer menyiapkan soal post test
yang telah disusun sebelumnya dan akan diberikan kepada siswa setelah kegiatan
pembelajaran selesai, 3.) Menyiapkan soal LKS yang akan dibagikan pada siswa
ketika proses diskusi berlangsung, 4). Menyiapkan soal post test yang telah
disusun sebelumnya dan akan diberikan kepada siswa setelah kegiatan
pembelajaran selesai, 5) Menyiapkan angket yang telah disusun sebelumnya dan
diberikan kepada siswa setelah mengerjakan post tes. menjelaskan mengenai
model pembelajaran dan langkah-langkah pendekatan inkuiri pada siswa pada
pertemuan sebelumnya.
b. Tindakan
Pada tahapan ini merupakan penerapan dari rencana pelaksanaan
pembelajaran mengenai materi Lingkungan Hidup yang dilaksanakan dengan
pendekatan inkuiri. Pembelajaran ini dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2x45
menit). Sebelum pelajaran dimulai kondisi kelas sudah kondusif dan infokus
sudah terpasang. Siswa yang hadir berjumlah 37 orang. Pada tahap pendahuluan,
memeriksa kondisi ruangan kelas (4 Menit), setelah itu menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dalam pertemuan ini (3 Menit).
Pada langkah pelaksanaan (kegiatan inti) peneliti memberikan penjelasan
tentang gambaran lingkungan hidup, kemudian guru meminta siswa untuk duduk
bersama kelompok masing-masing (6 Menit). Penentuan kelompok dilakukan
oleh guru dan peneliti karena untuk membuat semua kelompok menjadi kelompok
yang heterogen dimana setiap satu kelompok ditentukan anggota berdasarkan
tingkat kecerdasan dengan menggabungkan siswa yang memiliki kemampuan
rendah, kemampuan sedang dan kemampuan tinggi. Penentuan kelompok sudah
dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru bidang studi sebelumnya dalam
perencanaan Setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa untuk
merangsang rasa ingin tahu siswa terkait dengan materi yang akan diajarkan dan
membangkitkan semangat belajar siswa dengan menayangkan gambar-gambar
mengenai materi lingkungan hidup khususnya tentang kerusakan lingkungan (5
Menit). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 16.
Selesai menjelaskan informasi mengenai materi, guru bersama peneliti
membagikan LKS kepada siswa untuk didiskusikan bersama dengan
kelompoknya sambil memberikan arahan kepada siswa untuk bekerja sama
mengerjakan soal-soal yang telah diberikan bersama dengan teman kelompoknya
dan setiap kelompok harus bekerjasama dalam mencari informasi dari buku atau
referensi lain yang terkait dengan materi dan diteruskan dengan diskusi kelompok.
Pada saat diskusi kelompok siswa juga diminta untuk dapat aktif dalam kelompok
dan memberikan ide-ide atau pendapat mereka dalam menyelesaikan soal yang
diberikan oleh guru dengan tetap menjaga ketertiban pada saat proses kegiatan
pembelajaran di kelas berlangsung (20 Menit). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 17.
Gambar 17. Siswa Mengerjakan LKS di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
Hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas (25 Menit) dan kelompok lain
memberikan tanggapan ataupun pertanyaan kepada kelompok yang sedang
presentase. Kemudian LKS dikumpulkan untuk dilakukan penilaian. Untuk lebih
Gambar 18. Siswa Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusinya dan Ditanggapi Kelompok Lain di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tahun 2014
Setelah selesai mengadakan presentasi, guru menanyakan kesulitan yang
dihadapi siswa selama proses belajar mengajar dan membimbing siswa untuk
memembuat kesimpulan dari materi yang diajarkan oleh guru (5 Menit).
Peneliti dan guru membagikan post tes yang telah disiapkan kepada siswa
dan meminta siswa mengerjakan soal tersebut (10 Menit). Saat siswa mengerjakan
post test peneliti membagikan angket untuk diisi guna mengukur minat belajar
siswa (10 Menit). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 19.
Setelah itu guru mengumpulkan hasil post tes serta angket dan menutup
pelajaran dengan salam (2 Menit).
c. Observasi
Kegiatan observasi merupakan kegiatan mengamati minat siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Guru menyampaikan materi dengan
menggunakan pendekatan inkuiri. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan
bantuan infokus. Pada saat guru menyampaikan materi siswa terlihat bergairah
pada saat mengikuti pelajaran dan memberikan respon yang baik, namun ada
beberapa siswa yang terlihat kurang fokus dan berbicara dengan temannya dan
tidak memperhatikan guru. Demikian juga dalam mengerjakan Lembar Kerja
Siswa yang diberikan oleh guru siswa terlihat serius dalam berdiskusi dengan
mencari informasi dari buku referensi yang dimiliki. Dari hasil observasi ada
kelompok yang mengerjakan LKS dengan cepat, meskipun ada dua kelompok
yang mengerjakannya kurang serius dan mengganggu anggota kelompok lain
sehingga mengganggu konsentrasi anggota kelompok lain. Hal ini disebabkan
karena kelompok kurang memiliki buku referensi. Kemauan siswa untuk terlibat
dalam diskusi kelompok dan memberikan tanggapan juga masih rendah. untuk
lebih jelasnya, hasil minat belajar siswa untuk deskripsi tiap indikator pada angket
Tabel 10. Deskripsi Minat Belajar Siswa Siklus I Per Indikator di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
N
Sumber : Data Primer Olahan, 2014
Keterangan : F = Frekuensi SC = Skor Nilai
Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa rata-rata minat belajar siswa pada siklus I
adalah sebesar 79,82 %. Apabila dilihat perindikator, didapat hasil seperti
perasaan senang (82,54%), ketertarikan (81,25%), perhatian (78,57%), dan
keterlibatan (76,94%). Untuk data angket minat belajar siswa secara individu
siklus I dapat dilihat pada lampiran 26. Berdasarkan data tersebut bahwaterdapat
23 siswa yang memiliki minat belajar tinggi, 9 siswa yang memiliki minat belajar
sedang dan 5 siswa yang memiliki minat belajar rendah.
Dari hasil observasi selama proses belajar mengajar berlangsung dan hasil
angket membuktikan bahwa ada kesesuaian data dengan pengamatan di dalam
kelas selama proses belajar mengajar. Selama peneliti melakukan pengamatan
pada indikator perhatian dan keterlibatan, masih mengalami kelemahan yaitu
siswa kurang memperhatikan guru pada saat menjelaskan dan pada saat diskusi
kelompok masih ada siswa yang bermain-main dan menggangu kelompok lain.
Selain itu pada saat presentase siswa berdebat secara tidak teratur dan tidak
karena siswa masih kurang memiliki buku referensi dan tidak mempelajari materi
lingkungan hidup di rumah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 20.
Gambar 20. Grafik Persentase Per Indikator Minat Belajar Siswa Siklus I SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
Berdasarkan hasil angket minat belajar siswa, maka hasil rekapitulasi
pencapaian minat belajar siswa SMA Negeri 2 Tarutung T.A 2013/2014 pada
siklus I, sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil Rekapitulasi Pencapaian Minat Belajar Siswa Siklus I SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori
1
Sumber : data primer Olahan, 2014
Hasil rekapitulasi dari lembar observasi dan angket terlihat bahwa minat
belajar siswa siklus I, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan individual pada
minat belajar tinggi sebesar 62,16% atau sebanyak 23 siswa dan yang belum
mencapai ketuntasan sebesar 14 siswa. Hal ini berarti minat belajar siswa masih
belum mencapai indikator ketuntasan yang ditetapkan yaitu jika di dalam kelas
tersebut terdapat 85% siswa telah mencapai nilai 80. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 21.
Gambar 21. Grafik Persentase Minat Belajar Siswa Siklus I di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
Berdasarkan gambar 21 menunjukkan bahwa persentase pada kategori
tertinggi pada minat belajar tinggi dengan persentase sebesar 62,16% dan
terendah pada minat belajar rendah yaitu 13,52%. Data hasil pengamatan pada
siklus I dijadikan sebagai acuan pada tahap perbaikan tindakan untuk melakukan
siklus selanjutnya.
Minat belajar siswa biasanya akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil
post tes yang telah dilakukan menunjukkan hasil belajar siswa secara individu
yang terdapat pada lampiran 30. Hasil belajar secara individu di peroleh dari
penggabungan nilai LKS (40%) dan nilai post tes (60%). Nilai hasil belajar siswa
dapat di lihat pada tabel 12.
Tabel 12. Rekapitulasi Pencapaian Hasil Belajar Siswa Siklus I di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
No Interval Siklus I Keterangan
Frekuensi Persentase (%)
Sumber : Data Primer Olahan, 2014
Hasil belajar siswa pada siklus I nilai tertinggi adalah 86 dan nilai terendah
adalah 50. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan individual pada hasil belajar
sebesar 56,75% atau sebanyak 21 siswa dan yang belum mencapai ketuntasan
sebesar 43,25 % atau sebanyak 16 orang.
Gambar 22. Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
Berdasarkan permasalahan yang didapat tersebut maka peneliti harus
melaksanakan siklus II dan memperbaiki proses pembelajaran dan memberikan
56.75% 43.25%
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tuntas
tindakan yang lebih baik lagi di kelas untuk mengatasi permasalahan untuk lebih
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 3 pada materi lingkungan hidup.
d. Refleksi
Hasil refleksi dari tindakan dan observasi yang dilakukan peneliti dan guru
pada siklus I adalah masih ada permasalahan didalam proses pembelajaran, yaitu
(1) siswa masih ada yang ragu-ragu dan kurang percaya diri dalam bertanya dan
memberikan pendapat (2) kurangnya perhatian siswa pada saat guru menjelaskan
terbukti masih ada 6 siswa yang mengganggu temannya saat guru sedang
menjelaskan(3) minat belajar siswa pada siklus I termasuk kategori sedang. Hal
ini disebabkan karena pada saat diskusi ada beberapa siswa yang kurang terlibat
dalam diskusi, mereka mengganggu anggota kelompok lain yang membuat
mereka tidak fokus dan konsentrasi lagi dalam berdiskusi dengan kelompok
masing-masing (4) Pada saat mempresentasikan hasil Lembar Kerja Siswa (LKS)
siswa masih kurang paham bagaimana melaksanakan presentasi dengan baik (5)
ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I masih tergolong tidak
tuntas, (6) Siswa masih kurang memiliki buku referensi.
3. Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Siklus ke II dilakukan pada pertemuan 2 karena hasil belajar siswa belum
mencapai ketuntasan. Sebelumnya juga peneliti harus melakukan perencanaan
untuk siklus II ini. Perencanaan ini dilakukan agar tindakan nantinya dapat
berjalan lebih teratur dan terorganisir sehingga proses belajar mengajar dapat
Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada siklus I, peneliti dan guru
melakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Langkah-langkah yang
diambil adalah menyusun kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
diantaranya yaitu: (1), Guru membawa siswa ke lapangan supaya lebih paham
mengenai materi lingkungan hidup khususnya tentang kerusakan lingkungan, (2).
Guru menegaskan pemahaman mengenai materi lingkungan hidup, (3). Pada
kegiatan awal guru memberikan motivasi kepada siswa untuk tidak takut dan ragu
dalam bertanya maupun menyampaikan pendapat di depan teman-temannya, (4).
Menekankan kerjasama dalam kelompok dan tiap siswa menunjukkan buku dan
sumber yang lain yang terkait materi, (5). Memberikan arahan kepada siswa
tentang tatacara mempresentasikan hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) supaya
diskusi kelompok berjalan secara sistematis,
4). Tindakan
Pada tahap siklus II ini dilakukan guru dengan lebih menegaskan materi
lingkungan hidup dengan menjelaskan lebih detail mengenai kerusakan
lingkungan hidup. Siklus II ini dilaksanakan dalam waktu 2 x 45 menit. Tahap
awal yang dilakukan guru dan peneliti sebelum melaksanakan pembelajaran di
kelas adalah dengan membawa siswa ke lapangan yaitu sekitar bantaran sungai
Sigeaon. Di lapangan guru memberikan penjelasan tentang bagaimana prosedur
kerja lapangan dan meminta siswa untuk memasuki kelompok masing-masing
yang telah diatur pada siklus I. Kemudian guru membagikan Lembar Kerja Siswa
untuk mengamati sekitar bantaran sungai Sigeaon sesuai petunjuk yang tertera
pada LKS. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 23.
Gambar 23. Guru sedang menjelaskan prosedur kerja lapangan di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
Setelah menjelaskan prosedur kerja, guru mengawasi siswa pada saat
melakukan penelitian. Setiap kelompok mengambil data sesuai dengan petunjuk
pada LKS. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 24.
Setelah mendapatkan data siswa diminta untuk membuat laporan tentang
hasil pengamatan di lapangan untuk dipresentasikan kembali di dalam kelas pada
pertemuan kedua atau siklus II. Kemudian peneliti menutup pelajaran di lapangan
dan siswa diminta untuk kembali ke rumah masing-masing.
Pada pertemuan kedua peneliti membuka pelajaran dengan memberi salam
dan mengajak siswa untuk memfokuskan pikiran dengan mengarahkan siswa
untuk membuka buku pelajaran serta memotivasi siswa agar tidak takut dan ragu
dalam bertanya dan menyampaikan pendapatnya (5 Menit). Pada bagian apersepsi
peneliti menginformasikan pokok materi yang akan diajarkan dan membuat
refleksi dari materi sebelumnya (9 Menit). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 25.
Gambar 25. Guru Menyampaikan Materi di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
Pada kegiatan inti peneliti meminta siswa untuk duduk berdasarkan
dipresentasikan guru memberikan arahan tata cara dalam mempresentasekan hasil
diskusi kelompok agar berjalan dengan baik dan terarah (3 Menit). Kemudian
siswa diminta untuk mengeluarkan hasil kerja siswa dari lapangan berupa laporan
untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas dan kemudian kelompok lain
diminta untuk memberikan tanggapan, pertanyaan ataupun saran untuk kelompok
yang sedang presentasi (40 Menit). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 26.
Gambar 26. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusinya dan Ditanggapi Kelompok Lain di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung
Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti
menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran
berlangsung (5 Menit). Kemudian guru membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan dari materi yang diajarkan (4 Menit)
Setelah pembelajaran berakhir guru memberikan soal post test siklus II dan
angket kepada siswa untuk dikerjakan (20 Menit). Hal ini untuk mengetahui
setelah tindakan siklus II di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung tahun ajaran
2013/2014. Selama kegiatan post test berlangsung guru mengawasi siswa untuk
tidak bekerja sama dengan temannya dalam mengerjakan soal-soal yang telah
diberikan. Setelah itu guru menutup pelajaran dengan doa dan salam (4 Menit).
b. Observasi
Tahap observasi yang dilakukan di siklus II sama seperti pada siklus I yaitu
mengamati minat belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Guru
menyampaikan materi dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Selama proses
belajar mengajar berlangsung, siswa lebih fokus memperhatikan penjelasan guru
karena pada saat kegiatan awal pembelajaran guru sudah memotivasi siswa untuk
bertanya dan memberikan pendapat tentang materi yang sedang disampaikan oleh
guru. Demikian juga dalam mempresentasikan hasil Lembar Kerja Siswa, siswa
terlihat lebih tertib dan terarah pada saat presentasi. Lebih jelasnya, hasil angket
minat belajar siswa untuk deskripsi per indikator pada siklus II dapat dilihat pada
tabel 13.
Tabel 13. Deskripsi Minat Belajar Siswa Siklus II Per Indikator SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
N
Sumber : Data Primer Olahan, 2014
Hasil angket menunjukkan bahwa rata-rata minat belajar siswa pada siklus II
adalah sebesar 85,51%. Hal ini berarti adanya peningkatan rata-rata minat belajar
siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I rata-rata minat belajar siswa memiliki
skor 79,82 dan pada siklus II 85,51. Dan secara keseluruhan minat belajar siswa
pada siklus II dinyatakan memiliki kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 26.
Gambar 26. Grafik Persentase Per Indikator Minat Belajar Siswa Siklus II di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
Berdasarkan gambar 26 menunjukkan bahwa persentase tiap indikator minat
belajar siswa yang tertinggi adalah pada indikator perasaan senang dan terendah
adalah pada indikator Ketertarikan hal ini mengalami peningkatan dari siklus I ke
siklus II. Indikator perasaan senang naik 4,85%, ketertarikan meningkat sebesar
3,38%, perhatian meningkat sebesar 6,76%, dan keterlibatan meningkat sebesar
Data hasil rekapitulasi minat belajar siswa dengan menggunakan pendekatan
inkuiri mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hasil pengumpulan data
tentang minat belajar siswa dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14 Hasil Rekapitulasi Pencapaian Minat Belajar Siswa Siklus II XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori
1
Sumber : Data Primer Olahan, 2014
Dari hasil angket terlihat bahwa minat belajar siswa siklus II adalah pada
kategori tinggi yaitu sebesar 86,49%. Untuk data angket minat belajar siswa
secara individual siklus II dapat dilihat pada lampiran 29. Pada siklus I minat
belajar siswa sebesar 62,16% dan pada siklus II mencapai 86,49%, berarti minat
belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 24,33%. Jumlah siswa yang
mencapai ketuntasan individual minat belajar pada siklus II sebesar 86,49% atau
sebanyak 32 siswa dan yang belum mencapai ketuntasan sebesar 13,51% atau
Gambar 27. Grafik Persentase Minat Belajar Siswa Siklus II Ddi Kelas XI
IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
Berdasarkan gambar 27 menunjukkan bahwa secara keseluruhan minat
belajar siswa pada siklus II dinyatakan memiliki kategori tinggi. Hal ini berarti
minat belajar siswa telah mencapai indikator ketuntasan klasikal yang ditetapkan
yaitu sebesar 86,49% siswa telah mencapai nilai 80. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 28.
Gambar 28. Grafik Peningkatan Minat Belajar Siswa Dari Siklus I ke Siklus II di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
45.95%
Rendah Sedang Tinggi
Pada siklus I ke siklus II siswa yang memiliki minat belajar rendah meningkat
sebesar 13,52%, untuk kategori sedang minat belajar siswa juga mengalami
peningkatan sebesar 10,8%. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan minat
belajar siswa pada kategori tinggi yaitu sebesar 24,33%.
Akhir dari pembelajaran dilakukan post tes untuk mengetahui ketuntasan
hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal. Ketuntasan hasil belajar
siswa secara individu dapat dilihat pada lampiran 31. Untuk mengetahui
rekapitulasi nilaiketuntasan pada siklus II dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 15. Rekapitulasi Pencapaian Hasil Belajar Siswa Siklus II di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
No Interval Siklus I Keterangan Frekuensi Persentase (%)
hasil belajar siswa pada siklus II memiliki nilai tertinggi adalah 94 dan nilai
terenah adalah 58. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan individual pada hasil
belajar sebesar 89,19% atau sebanyak 33 siswa dan yang belum mencapai
ketuntasan sebesar 10,81% atau sebanyak 4 siswa. Hal ini berarti terjadi
peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Untuk lebih jelasnya lihat
Gambar 29. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
Hasil refleksi yang dilakukan pada siklus II oleh peneliti dan guru bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar siswa di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2
Tarutung T.A 2013/2014 pada materi Lingkungan Hidup dengan menggunakan
pendekatan inkuiri. Pada siklus I diperoleh nilai sebesar 56,75% dan pada siklus II
memperoleh nilai sebesar 89,19%. Maka kenaikan nilai yang diperoleh dari siklus
I ke siklus II sebesar 32.44%. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 16.
Tabel 16. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dari Siklus I ke Siklus II di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
No Siklus Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah Siswa Persentase Jumlah Siswa Persentase
1 I 21 56,75 16 43,25
2 II 33 89,19 4 10,81
Sumber :Data Primer Olahan Penulis, 2014
Dari tabel 16 dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil
belajar dari siklus I sebesar 56,75% atau 21 siswa menjadi 89,19% atau 33 siswa
89.19% 10.81%
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Tuntas
dari 37 siswa yang ada. Dalam peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar
32,44% atau 12 siswa yang mengalami peningkatan dalam penelitian ini yang
dilakukan selama dua siklus. Dengan demikian dalam penelitian ini dianggap
selesai sampai siklus II karena sudah mencapai kriteria ketuntasan secara klasikal
dalam penelitian ini yaitu ≥85%. Grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar
siswa dapat dilihat pada gambar 30.
Gambar 30. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung Tahun 2014
B. Pembahasan
1. Minat Belajar Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung
Penelitian ini dilihat dari 4 indikator yaitu perasaan senang, ketertarikan,
perhatian dan keterlibatan. Apabila dilihat perindikator, didapat hasil seperti
perasaan senang (82,54%) pada siklus I dan (87,39%) pada siklus II, Ketertarikan
siklus I dan (85,33%) pada siklus II serta keterlibatan (76,94%) pada siklus I dan
(84,71%) pada siklus II.
Minat belajar siswa menggunakan pendekatan inkuiri mengalami peningkatan
dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I siswa memperoleh minat belajar sebesar
62,16% dan pada siklus II memperoleh minat belajar sebesar 86,49%. Dari hasil
tersebut diperoleh hasil peningkatan sebesar 24,33%. Minat belajar siswa
dikatakan meningkat, hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam mengerjakan
Lembar Kerja Siswa karena dalam bekerja mereka dapat menyatukan pendapat.
Selain itu, pada saat mempresentasikan hasil diskusi sudah berjalan dengan baik
dan lebih terarah. Penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran dalam
meningkatkan minat belajar siswa memegang peranan penting didalam
melahirkan siswa yang kritis dan analitis, dalam arti siswa mampu menyelidiki
suatu masalah dan mampu untuk menyelesaikannya dibawah bimbingan guru.
Penelitian ini sejalan dengan pernyataan Gulo (2012) pendekatan inkuiri
berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga mereka bisa merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri, dan Sagala (2013) Proses pembelajaran harus dipandang sebagai
stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan
demikian siswa lebih banyak melakukan kegiatan atau dalam bentuk kelompok
2. Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Tarutung
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke Siklus II. Pada
siklus I hasil belajar siswa memperoleh nilai dengan persentase 56,75% dan pada
siklus II memperoleh persentase 89,19%. Dari hasil tersebut diperoleh
peningkatan sebesar 32,44%.
Sejalan yang dikatakan oleh Gagne (dalam Suprijono, 2010) menyatakan
hasil belajar berupa (a). Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tertulis. Kemampuan
merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut
tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan
aturan, (b). Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasi,
kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip keilmuan.
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif
bersifat khas, (c). Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. Dalam penelitian guru lebih
melibatkan siswa dalam mencari informasi dari berbagai referensi, setelah itu
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas sehingga hasik belajar siswa
dapat meningkat.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Sofi (2012) dan Rimma (2012) bahwa
penelitian ini telah meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan pendekatan inkuiri pada materi Lingkungan Hidup T.A 2013/2014.
Sesuai dengan kriteria ketuntasan secara klasikal dalam penelitan ini adalah
≥85%. Maka dalam penelitian ini ketuntasan hasil belajar siswa telah melampaui
85% yaitu 89,19% dan penelitian ini dikatakan berhasil dengan baik
Dalam menyempurnakan proses pembelajaran agar siswa mengalami
peningkatan pada ketuntasan hasil belajar siswa maka perlu melakukan perbaikan
pada pemahaman materi. Untuk menambah pengetahuan guru dalam pemahaman
materi dilakukan kerjasama antar guru yang serumpun misalnya guru mata
pelajaran geografi baik yang terdapat di dalam lingkungan sekolah yang sama
maupun dari berbagai sekolah seperti melakukan diskusi yang intensif sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta: Rineka Cipta
Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Suharsimi. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ely. 2012. Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Mata Pelajaran Sains Di Kelas V Mis Al-Kiiairat Deli Tua T.A 2011/2012. Skripsi.
( http://digilib.unimed.ac.id/meningkatkan-minat-belajar-siswa-dengan- menggunakan-model-pembelajaran-inkuiri-pada-mata-pelajaran-sains-di-kelas-v-mis-alkiiairat-deli-tua-ta-20112012-24944.html. diakses pada tanggal 08 April 2014 pukul 13.19 WIB)
Fitriyana. 2012. Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Dipadukan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VII D SMP N 1 Jaten Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. (https://www.google.co.id/search?q=Fitriyana.+2012.+Penerapan+Strategi +Pembelajaran+Inkuiri+Dipadukan+Media+Audio+Visual+Untuk+Menin gkatkan+Kualitas+Pembelajaran+Biologi+Siswa+Kelas+VII+D+SMP+N+ 1+Jaten+Tahun+Pelajaran+2011/2012.+Skripsi.+&ie=utf-8&oe=utf-8&rls=org.mozilla:en US:official&client=firefox. Diakses pada tanggal 17 Juli 2014 pukul 16.14 WIB)
Hamalik, Oemar.2011. Kurikulum Dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara
Moh. Sofi. 2012. Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Dengan Pendekatan Inkuiri Pada Materi Pokok Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas X SMK Asy-Syairozi Jali Bonang Demak Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi
X+SMK+Asy-Syairozi+Jali+Bonang+Demak+Tahun+Pelajaran+2011/2012.&rls=org.mo zilla:en-US:official&spell=1. Diakses pada tanggal 25 Mei 2014 pukul 23.10 WIB)
Murshid N, Yushanafi. 2012. Perbedaan Minat dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Diklat Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektronik Dengan Menggunakan Software Tutorial Plc Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Pengasih. Jurnal Skripsi. (http://digilib.uny.ac.id/files/disk1/17/jhptump-a-herawahyus-817-2-babii.pdfl . diakses pada tanggal 08 April 2014 pukul 14.25 WIB)
Nasution. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Nora, 2011.Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Inkuiri Pada Mata Pelajaran Matematika Di Kelas Iv Sd Negeri 024764 Binjai. Skripsi. ( http://digilib.unimed.ac.id/meningkatkan-hasil-belajar- siswa-dengan-menggunakan-pendekatan-inkuiri-pada-mata-pelajaran- matematika-di-kelas-iv-sd-negeri-024764-binjai-skripsi-fakultas-ilmu-pendidikan-universitas-negeri-medan-2013-26446.html. Diakses pada tanggal 2 Maret 2014 pukul 14.35 )
Nur, Soma.2009. Pembelajaran dengan Tutor Sebaya (Peer Teaching) Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pokok Bahasan Fluida Statik Siswa Kelas XI IPA-1 SMA negeri 8 Semarang. Skripsi.
(http://reseachenginess.com/0408trimo.html. (25 Februari 2014 pukul 20.55 WIB )
Radum. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Inkuiri di Kelas IV SD Swasta Santo Fransiskus Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi.
(diigilib.unimed.ac.id/meningkatkan-hasil-belajar-matematika-melalui-
pendekatan-inkuiri-di-kelas-iv-sd-swasta-santo-fransiskus-pandan-kabupaten-tapanuli-tengah-tahun-ajaran-20122013-27151.html. diakses pada tanggal 17 Juli 2014 pukul 15.40 WIB)
Rini. 2011. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn Dengan Menggunakan Pendekatan Inkuiri Kelas V SD Negeri 028290 Binjai Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta : Raja Grafindo Persada
Setiawan, Yasin.2006. Mencari Metode Pengajaran Yang Lebih Baik.
(www.siaksoft.net. Diaksespada tanggal 15 Februari 2014 pukul 20.25 WIB)
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya . Jakarta : Rineka Cipta
Slavin, Robert E. 2011. Cooperatif Learning. Bandung : Nusa
Rimma. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Inkuiri Pada Materi Lingkungan Hidup Kelas XI SMA Negeri 1 Lintongnihuta Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sudjana, 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Suryabrata, Sumadi.2010. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers
Sagala, Saiful.2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. bandung : Alfabeta