PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X SMA SWASTATELADAN MEDAN
T.P. 2013/2014
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Guna Memperoleh Gelar Master Pendidikan
Disusun Oleh
ASYMAH EVAYANTI PASARIBU NIM: 8126122006
PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X SMA SWASTATELADAN MEDAN
T.P. 2013/2014
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Guna Memperoleh Gelar Master Pendidikan
Disusun Oleh
ASYMAH EVAYANTI PASARIBU NIM: 8126122006
PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRACK
Asymah Evayanti Pasaribu. (2014). The Effect of Implementation Instructional Strategy and Numeric Ability to Students of KELAS XI SMA SWASTA TELADAN MEDAN. Thesis, State University Medan Of Pasca Sarjana.
The aims of this research is to find of : (1) the difference of instructional result of physics stundents taught by using the strategy computer simulation learning base on laboratory to the students by using strategy laboratory experiment instructional, (2) the interaction between instructional strategy and numerical ability to physics learning outcomes from the students ofSMP Negeri 9 Tebing Tinggi, (3) the students with high numerical competence which are taught by computer simulation learning base on laboratory instructional strategy have difference in taught to the students who are taught by strategy laboratory experiment instructional strategy, (4) the students who have low numerical competence which are taught by computer simulation learning base on laboratory instructional strategy have difference in taught to the students who are taught by strategy laboratory experiment instructional strategy.
The research was conducted to the students of SMP Negeri 9 Tebing Tinggi class for second semester in 2013/2014 period to the result physic learning. The way to taking sample is used cluster Random Sampling base on student’s numeric ability, so this sample research to each learning group consists of 28 for experiment group and 31 students for control group. The method used in this study is a quasi experimental treatment by level with 2 x 2 factorial . The analysis technique used is a two-track analysis of variance with a significance level α = 0.05 by F test , the continuity test used the Scheffe test. The research method uses experiment quasi treatmeny by level with desain factor 2 x 2.
ABSTRAK
Asymah Evayanti Pasaribu. (2014). Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Swasta Teladan Medan T.P. 2013/2014. Tesis, Program Studi Teknologi Pendidikan, Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) perbedaan kemampuan membaca pemahaman siswa yang diajarkan dengan strategi Quantum Teaching dengan kemampuan membaca pemahaman siswa strategi pembelajaran Ekspositori (2) perbedaan kemampuan pemahaman antara kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi dan kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir rendah. (3) intraksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan berpikir kreatif terhadap kemampuan pemahaman membaca siswa kelas XI SMA Swasta Teladan Medan.
Penelitian ini dilakukan pada siswa SMA Swasta Teladan Medan semester genap tahun ajaran 2013/2014 terhadap kemampuan pemahaman siswa. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan Cluster Random Sampling berdasarkan kemampuan berpikir kreatif siswa, sehingga sampel penelitian ini pada kelompok pembelajaran masing-masing terdiri dari 40 orang untuk eksperimen dan 40 orang untuk kelompok kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan faktorial 2 x 2. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis varian dua jalur dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan Uji F, pengujian lanjut menggunakan Uji Tuckey.
Dengan demikian temuan penelitian menyimpulkan, bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi kemampuan membaca pemahaman siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi dengan kemampuan membaca pemahaman siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah, telah teruji kebenarannya sehingga hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak. (4)hasil perhitungan rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa untuk strategi pembelajaran X
�� = 36,10 dan � �� = 28,25 sedangkan X � � = 31,40 dan X � � =
30,25. Hasil perhitungan Anava Factorial 2x2 hasil perhitungan Fℎ = 5272,18 dan harga table ��= 3,96 pada taraf signifikan 0,05% dengan dk = 1,76 adalah ��0,05 (1,76) = 3,96 sehingga di dapat �ℎ = 5272,18 > �� = 3,18, maka hipotesis
yang dirumuskan terdapat strategi pembelajaran
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ……… 1B. Identifikasi Masalah ……… 11
C. Batasan Masalah ………. 12
D. Rumusan Masalah ……… 13
E. Tujuan Penelitian ……… 13
F. Manfaat Penelitian ……….. 13
BAB II : KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis 1. Hakikat Kemampuan Membaca Pemahaman dalam Bahasa Indonesia ………. 15
2. Hakikat Strategi Pembelajaran ………. 23
a. Strategi Pembelajaran Quantum Teaching …… 34
b. Strategi Pembelajaran Ekspositori ……….. 40
3. Hakikat Kemampuan Berpikir Kreatif ………. 46
B. Penelitian Yang Relevan ……… 58
C. Kerangka Berpikir ………. 59
D. Pengajuan Hipotesis ……… 67
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ………... 69
B. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 69
C. Metode Penelitian ……… 71
D. Desain Penelitian ………. 71
E. Pengontrolan Perlakuan ………. 73
1. Pengontrolan Variabel Internal ……… 73
2. Pengontrolan Variabel Eksternal ………. 74
F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ………... 75
2. Pelaksanaan Perlakuan ………. 76
G. Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian ………….. 78
1. Variabel Penelitian ……… 78
2. Defenisi Operasional Variabel Penelitian …………... 79
H. Teknik dan Instrumen Penelitian 1. Instrumen Tes Kemampuan Membaca Pemahaman …. 81 2. Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif …………. 83
3. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data ……… 86
a. Uji Coba Instrumen Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa ……… 86
b. Uji Coba Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif ………. 91
B. Pengujian Persyaratan Analisis ……… 108
1. Uji Normalitas Data ………. 108
2. Homogenitas Varian Sampel ……….. 110
C. Pengujian Hipotesis ……… 113
D. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 121
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Nilai Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Kemampuan Membaca
Pemahaman Siswa SMA Swasta Teladan Medan Tahun Pelajaran
2009 s/d 2014 ……… 5
2. Komponen – komponen dalam Strategi Pembelajaran ……….. 24
3. Pelaksanaan Perlakuan Strategi Pembelajaran Berbasis Quantum
Teaching ………. 38
4. Langkah-langkah Kegiatan Strategi Pembelajaran Ekspositori ……. 45
5. Sintesis Karakteristik Orang-Orang Kreatif (Semiawan, Munandar,
Anastasi)……….. 57
6. Perbedaan Startegi Pembelajaran Quantum Teaching dan Strategi
Pembelajaran Ekspositori ……….. 61
7. Jumlah Sampel Kelas SMA Swasta Teladan Medan ……… 70
8. Desain Penelitian Faktorial 2 x 2 ……….. 72
9. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Membaca Pemahaman …….. 82
10. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif ……….. 85
11. Indeks Kesukaran Soal ………. 87
12. Tabel Indeks Daya Beda Soal ……….. 88
13. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Yang Dibelajarkan
dengan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching ……….. 95
14. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang Dibelajarkan
dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ……….. 97
15. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa dengan Kemampuan
Berpikir Kreatif Tinggi ………. 99
16. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa dengan Kemampuan
Berpikir Kreatif Rendah ………. 100
17. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang Dibelajarkan dengan
Berpikir Kreatif Tinggi ……… 102
18. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang Dibelajarkan dengan
Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dengan Kemampuan
Berpikir Kreatif Rendah ……… 103
19. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang Dibelajarkan dengan
Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan Kemampuan Berpikir
Kreatif Tinggi ……… 105
20. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang Dibelajarkan dengan
Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan Kemampuan Berpikir
Kreatif Rendah ………. 107
21. Hasil Analisis Uji Normalitas Kemampuan Membaca Pemahaman
Siswa dengan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dan
Ekspositori ……….. 109
22. Rangkuman Uji Normalitas Kemampuan Membaca Pemahaman
Siswa untuk Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi dan Rendah ….. 109
23. Rangkuman Uji Normalitas Kemampuan Membaca Pemahaman
Siswa dengan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Kemampuan
Berpikir Kreatif ………. 110
24. Uji Homogenitas untuk Strategi Pembelajaran Quantum Teaching
Dan Strategi Pembelajaran Ekspositori ………. 111
25. Uji Homogenitas untuk Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi dan
Berpikir Kreatif Rendah ……….. 111
26. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok
Strategi Pembelajaran Menurut Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi
dan Rendah ………. 112
27. Rangkuman Data Hasil Perhitungan Ananlisis Deskriptif ………… 113
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Komponen-komponen Utama dari Strategi Pembelajaran ……….. 31
2. Kerangka Teori Pembelajaran (adaptasi dari Reigeluth, 1983) …… 33
3. Strategi Pembelajaran Berbasis Quantum Teachig ……….. 40
4. Strategi Pembelajaran Ekspositori ……… 44
5. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siwa yang
Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching….. 96
6. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang
Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ………….. 98
7. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa dengan
Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi ………... 99
8. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa dengan
Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah ……… 101
9. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang
Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dengan
Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi ……... 102
10. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang
Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dengan
Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah ……... 104
11. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang
Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan
Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi ……… 106
12. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang
Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan
Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah ………... 108
13. Interaksi Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kreatif
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Quantum Teaching ……….. 143
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ekspositori ……….. 172
3. Instrumen Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia ………... . 196
4. Alat Evaluasi Pembelajaran ………. 200
5. Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif ………. 223
6. Skenario Pembelajaran Quantum Teaching ……….. .. 232
7. Skenario Pembelajaran Ekspositori ………. 237
8. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol dan Eksperimen … 239 9. Analisis Butir Soal Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa …… 240
10. Data Induk Penelitian ……… 253
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I tentang pendidikan sebagai
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dari proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual kemampuan membaca siswa, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan bukan saja sebagai proses pengembangan intelektual dan
kepribadian siswa dengan pendidikan lingkungan di mana ia berada, akan tetapi
pendidikan juga merupakan proses penanaman nilai-nilai kebebasan dan
kemerdekaan kepada siswa untuk menyatakan pikiran serta mengembangkan
totalitas dirinya. Salah satu pendidikan di sekolah-sekolah adalah pendidikan.
Pendidikan harus dapat dibina di kalangan siswa. Proses pembinaan pendidikan
tidak saja dalam aspek kognitif (pengetahuan teoretis), tetapi juga aspek afektif
(menyangkut bagaimana sikap dan pengalaman empiris) dan psikomotorik
(praktik secara nyata dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari).
Dalam menjalani kehidupannya setiap hari, manusia senantiasa melakukan
aktivitas berkomunikasi. Komunikasi itu berjalan secara alamiah dan mutlak
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Alat yang paling penting dalam
berupa lambang-lambang bunyi, manusia menyampaikan dan menerima
pesan-pesan yang dapat dipahami. Dengan bahasa, pikiran dan perasaan yang
dimilikinya, dapat diungkapkan kepada orang lain untuk dipahami atau
dimengerti. Dalam berkomunikasi setiap orang menyatakan dan memahami
pikiran dan perasaan, memproses pengertian dan gagasan, dan kemudian
mengimplementasikannya dalam tindakan. Lebih jauh lagi bahasa dapat dikatakan
sebagai alat pengembang kebudayaan. Begitu pentingnya kedudukan bahasa
dalam kehidupan manusia sehingga manusia dinamakan homo symbolicum, yaitu
makhluk yang mempergunakan simbol. Tanpa kegiatan berbahasa, kegiatan
berpikir secara sistematis tidak dapat dilakukan manusia dan manusia pun tidak
dapat mengembangkan kebudayaannya.
Dalam konteks berkomunikasi dengan bahasa, Tampubolon (1987: 3-4)
mengemukakan sebagai berikut.
Dalam berkomunikasi, lambang-lambang bahasa dapat dipergunakan secara langsung, dalam arti bahwa bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan langsung oleh pemberi informasi dan diterima langsung oleh penerima informasi. Komunikasi demikian ini disebut komunikasi lisan, yaitu dengan mempergunakan bahasa lisan. Tetapi lambang-lambang itu dapat juga digunakan secara tidak langsung, dalam arti bahwa bunyi-bunyi bahasa itu diubah menjadi lambang-lambang tulisan dalam menyampaikan informasi. Komunikasi demikian ini disebut komunikasi tulisan, yaitu dengan memakai bahasa tulisan.
Berdasarkan sistem komunikasi di atas, dalam pembelajaran bahasa ada
empat komponen kemampuan berbahasa yang harus dibina dan dikembangkan,
yaitu kemampuan menyimak (mendengarkan), berbicara, membaca, dan menulis.
Kemampuan menyimak dan berbicara dimanfaatkan dalam komunikasi lisan;
kemampuan membaca dan menulis dimanfaatkan dalam komunikasi tulis. Urutan
belajar menyimak bahasa dari lingkungan sekitarnya. Kemudian ia belajar
berbicara, membaca, dan menulis.
Berkaitan dengan hal itu, pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya
bertujuan agar siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik,
lisan maupun tulisan. Di semua jenjang pendidikan, khususnya di SMA
pencapaian tujuan itu dilakukan dengan pembelajaran kemampuan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis.
Dari uraian di atas, dapat diketahui dengan jelas bahwa kemampuan
membaca merupakan salah satu aspek penting dalam kemampuan berbahasa. Pada
saat membaca, seseorang sebenarnya sedang berdialog dan berkata-kata dengan
penulis bacaan yang sedang dibacanya. Melalui membaca seseorang juga dapat
memahami pikiran orang lain, sekaligus mendapatkan sejumlah informasi yang
ada dalam bacaan tersebut.
Pada era globalisasi ini kemampuan membaca pemahaman benar-benar
diperlukan. Sebab kenyataan menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan teknologi
dan seni (IPTEKS) terus berkembang. Ini berarti bahwa pengetahuan sebagai
pengalaman umat manusia terus bertambah sesuai dengan kebutuhan umat
manusia yang semakin meningkat.
Lord Bacon dalam Sutikno (2006 : 95) menyatakan bahwa membaca
menjadikan seseorang itu berisi. Ini berarti bahwa membaca adalah aktivitas yang
membangunkan intelektual, membentuk pemikiran kreatif dan dinamis serta dapat
melahirkan masyarakat yang progresif dan berdaya saing, khususnya di era
Selama ini pandangan yang berkembang di masyarakat bahwa
kemerosotan kemampuan membaca pemahaman siswa disebabkan gagalnya
pendidikan bahasa karena memiliki kelemahan-kelemahan tertentu, mulai dari
jumlah jam pelajaran yang cukup minim, materi pendidikan yang terlalu banyak
teoretis, sampai pada pendidikan yang cenderung bertumpu pada aspek kognitif
daripada afektif dan psikomotorik siswa. Berhadapan dengan berbagai kendala, isi
kurikulum dan juga masalah-masalah seperti ini, pendidikan menjadi kurang
berfungsi maksimal.
Hasil pengamatan peneliti pada sekolah SMA Swasta Teladan Medan,
pada pelaksanaan proses pembelajaran dapat diketahui adanya sebagian guru
dalam menerapkan kurikulum banyak mengalami kendala, sehingga proses
pembelajaran masih didominasi oleh guru sebagai sumber belajar dan penggunaan
metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa di kelas
sangat sering dipergunakan.
Sanjaya (2008:147) mengungkapkan bahwa guru belum merasa puas
manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah.
Metode ceramah adalah metode penyampaian pelajaran yang guru sebagai sumber
ilmu hanya memberikan pengetahuan saja tanpa memperhatikan karakteristik
siswa dan respon dari siswa terhadap pelajaran yang disampaikannya sehingga
siswa merasa bosan dengan metode ceramah.
Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori, sedangkan pada pihak
sekolah juga lebih memperhatikan mata pelajaran lain seperti mata pelajaran
olympiade yang dianggap dapat mengangkat martabat sekolah, selain itu sekolah
menyediakan sarana, fasilitas ruangan untuk pelajaran matematika dan sains,
sedangkan untuk pelajaran yang lain tidak tersedia.
Pengaruh strategi pembelajaran yang tidak efektif mengakibatkan sebagian
siswa di SMA Swasta Teladan Medan belum mencapai nilai ketuntasan yang telah
ditentukan yaitu 75, artinya bahwa nilai yang dicapai berkisar antara 0 – 70
demikian juga nilai harian maupun nilai akhir pada ujian akhir sekolah secara
rata-rata masih belum mencapai nilai optimal yaitu mencapai nilai rata-rata 80. Di
samping itu, sikap belajar yang rendah terhadap pelajaran kemampuan membaca
pemahaman siswa juga mempengaruhi rendahnya kemampuan membaca siswa,
hal ini dapat dilihat dari keseharian siswa yang kurang aktif dalam mempelajari
kemampuan membaca pemahaman siswa. Evaluasi hasil kemampuan membaca
siswa disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1.
Nilai Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa SMA Swasta Teladan Medan Tahun Pelajaran 2009/2012
NO. Tahun
Sumber : Tata Usaha SMA Swasta Teladan Medan
Ada beberapa kelemahan siswa SMA pada UN Bahasa Indonesia yang
berkaitan dengan kemampuan membaca pemahaman. Menurut guru-guru Bahasa
Indonesia SMA Swasta Teladan Medan, kelemahan siswa pada UN, antara lain
kurangnya kemampuan siswa dalam membaca wacana, menafsirkan makna
paragraf wacana. Selain itu, melalui artikelnya yang berjudul “Reposisi
Pendidikan Bahasa” dalam surat kabar Waspada, Syawal Gultom (2012)
menyatakan bahwa dalam UN Bahasa Indonesia siswa SMA mengalami kesulitan
dalam hal menentukan kalimat penjelas pendukung topik dan menentukan kalimat
sumbang dalam paragraf.
Mengacu pada silabus Bahasa Indonesia SMA, membaca artikel
merupakan salah satu kompetensi dasar dengan materi pokok artikel dalam media
massa yang harus diajarkan pada siswa kelas XI SMA. Namun, menurut
guru-guru di sekolah, kemampuan membaca artikel siswa belum memuaskan.
Perihal belum memuaskannya kemampuan membaca anak didik, dapat
dibuktikan dengan laporan Bank Dunia No. 16369-IND, dan studi IEA
(International Association fir the Evaluation of Educational Achievement) di Asia
Tenggara, yang dinyatakan Suyatno dalam Sutikno (2006:93-94), yaitu “Tingkat
terendah membaca anak-anak dipegang oleh negara Indoneesia dengan skor 51,7
di bawah Filipina skor 52,6, Thailand skor 65,1, Singapura skor 74,0, dan
Hongkong skor 75,5”. Senada dengan hal itu, Sutikno (2006:94) menyatakan
bahwa kemampuan anak-anak Indonesia dalam menguasai bahan bacaan rendah
hanya 30 persen.
Oleh sebab itu, kemampuan membaca pemahaman siswa dituntut untuk
dapat menerapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga hasil yang dicapai
lebih maksimal. Salah satu strategi pembelajaran adalah quantum teaching yaitu
pengubahan pembelajaran yang meriah dengan segala nuansanya, juga
menyertakan segala ikatan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen
ditemukan dan dikembangkan oleh Bobby De Porter (2011), berdasarkan
eksperimen yang dilakukan oleh Dr. George Lasanov pendidik asal Bulgaria,
yaitu tentang suggestology dengan prinsip bahwa sugesti dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa.
Quantum Teaching memiliki filosofi interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Yang berarti dalam pembelajaran quantum, interaksi-interaksi
dalam pembelajaran mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi
cahaya yang bermanfaat bagi siswa itu sendiri dan bagi orang lain (DePoter
2011).
DePoter (2011) menyatakan bahwa :
Quantum Teaching adalah ilmu pengetahuan dan metodologi yang diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti; accelerated Learning (Lazanov), Multiple Intelligences (Gardner), Neoro-Linguistic Programming (Gardner & Bandler), Experintial Learning (Hahn), Socratic Inguiry, Cooperative Learning (Johnson & Johnson) dan Elements of effective Instruction (Hunter), menjadi suatu paket multi sensori, multi kecerdasan dan kompatibel otak yang pada akhirnya akan mengetahui kemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan siswa unutk berprestasi.
E = m.�2 dalam pembelajaran quantum teaching berarti E
energi (antusiasme, efektivitas belajar mengajar, semangat), m berarti massa
(semua individu terlibat, situasi, materi, fiisk) dan c berarti interaksi (hubungan
yang tercipta di kelas. Artinya bahwa interaksi yang tercipta dalam proses
pembelajaran akan memberi pengaruh yang sangat besar terhadap efektivita dan
antusias peserta didik dalam belajar.
Untuk memudahkan pemahaman terhadap filosofi quantum teaching
terdapat beberapa kata kunci quantum teaching; (1) quantum, interaksi yang
interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini
mancakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan
siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa
menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain,
(2) pemercepatan belajar, menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses
belajar alamiah dengan cara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan
sekeliling, menyususn bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif penyajian dan
keterlibatan aktif. (3) fasilitas, memudahkan segala hal, ini merujuk pada
implementasi strategi yang menyingkirkan hambatan belajar, mengembalikan
proses belajar ke dalamnya menjadi mudah dan alami (DePorter, 2011).
Berdasarkan hal tersebut peneliti memilih strategi pembelajaran berbasis
quantum teaching yang terjadi interaksi belajar sesuai dengan karakteristik siswa. Strategi pembelajaran berbasis quantum teaching menekankan pembelajaran yang
menyenangkan sesuai dengan karakteristik siswa dan psikologis memberikan
dampak positif pada usia siswa SMA yang mereka lebih senang aktif daripada
hanya mendengarkan ceramah yang disampaikan guru.
Rentang usia siswa SMA kelas XI adalah 15 -17 tahun. Secara psikologis
pada rentang usia ini terjadi pengkonkritan tentang pola pikir anak yang akan
cenderung senang beraktivitas daripada mendengar ceramah yang sifatnya
monoton sehingga menimbulkan rasa bosan. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar, masih banyak guru yang mengalami kesulitan menangani kebosanan
yang timbul pada diri siswa dalam hal belajar sehingga berpengaruh terhadap
Rendahnya nilai kemampuan membaca pemahaman siswa di SMA Swasta
Teladan Medan, juga dilatarbelakangi adanya persepsi yang salah tentang
pelajaran kemampuan membaca siswa tersebut dan menganggap bahwa pelajaran
kemampuan membaca pemahaman siswa tidak diutamakan dan tidak digunakan
pada saat mereka bekerja. Salah satu faktor adalah rendahnya motivasi belajar,
kurangnya minat baca dan rendahnya tingkat kecerdasan siswa. Rendahnya hasil
belajar kemampuan membaca siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun,
secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal di antaranya
adalah kemampuan berpikir kreatif siswa, sedangkan yang merupakan faktor
eksternal adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Hal ini
ditegaskan oleh Pepak (2012:14), bahwa keberhasilan studi siswa yang
dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari dalam dan luar siswa.
Faktor luar misalnya peranan guru, ingin mendapat manfaat praktis dari
pelajaran, ingin mendapat nilai yang baik sebagai bukti mampu berbuat,
sedangkan faktor luar mencakup lingkungan sosial yang membangun dalam
kelompok, lingkungan fisik yang memberi suasana nyaman, tekanan, kompetensi,
termasuk fasilitas belajar yang memadai, membangkitkan minat, sikap belajar
siswa dan sebagainya.
Salah satu cara untuk mendapat hasil belajar yang baik adalah merubah
paradigma pembelajaran kemampuan membaca siswa dari strategi pembelajaran
ekspositori ke arah strategi yang sesuai untuk mewakili kebutuhan dalam
pembelajaran kemampuan membaca siswa. Oleh sebab itu, sudah saatnya guru
konstruktivisme. Dalam pandangan ini para guru merencanakan dan
melaksanakan inovasi alternatif pembelajaran kemampuan membaca siswa
sehingga siswa tidak hanya belajar verbal yang bersifat monoton, tetapi juga
memiliki keterampilan-keterampilan untuk memecahkan masalah yang ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari. Juga dapat membantu siswa dalam melaksanakan
tugas belajar yang berorientasi kepada siswa (student-centered).
Untuk mencapai prestasi yang optimal dibutuhkan kemampuan berpikir
kreatif siswa terhadap pelajaran kemampuan membaca siswa yang tinggi sehingga
hasil belajar siswa juga tinggi. Kenyataannya, kemampuan berpikir kreatif siswa
SMA Swasta Teladan Medan terhadap pelajaran kemampuan membaca
pemahaman siswa rendah menghasilkan belajar yang rendah juga (lihat Tabel 1)
oleh karena strategi pembelajaran yang tidak kontekstual dengan lingkungan
siswa.
Peneliti sangat tertarik untuk menerapkan strategi pembelajaran berbasis
quantum teaching yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa SMA Swasta Teladan Medan. Quantum teaching adalah upaya mengajar untuk mengubah
suasana belajar yang monoton dan membosankan menjadi suasana belajar yang
meriah dan gembira dengan memadukan potensi fisik, psikis, dan emosi siswa
menjadi suatu kesatuan kekuatan yang integral. Strategi pembelajaran berbasis
Quantum Teaching sangat dibutuhkan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pendidikan. Quantum Teaching berisi prinsip-prinsip sistem perancangan
pengajaran yang efektif, efisien, dan progresif dengan metode penyajiannya untuk
B. Identifikasi Masalah
Peneliti mengidentifikasikan beberapa persoalan yang terkait dengan
pengembangan strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching sebagaimana
objek peneliti ini, anatara lain sebagai berikut : Bagaimana penguasaan siswa
SMA Swasta Teladan Medan terhadap konsep tentang kemampuan membaca
pemahaman? Strategi pembelajaran manakah yang tepat untuk mengajar
kemampuan membaca pemahaman siswa di SMA Swasta Teladan Medan?
Apakah ada perbedaan pembelajaran kemampuan membaca pemahaman siswa
dengan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dan strategi Ekspositori
terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa? Bagaimanakah respon guru
terhadap strategi pembelajaran dalam pembelajaran kemampuan membaca
pemahaman siswa di SMA Swasta Teladan Medan? Apakah strategi pembelajaran
berbasis quantum teaching yang dikembangkan dalam pembelajaran kemampuan
membaca pemahaman dapat bermanfaat bagi siswa SMA Swasta Teladan Medan?
Apakah strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dapat meningkatkan
kinerja guru di SMA Swasta Teladan Medan? Apakah tinggi rendahnya
kemampuan berpikir kreatif dapat berpengaruh terhadap kemampuan membaca
pemahaman siwa? Apakah strategi pembelajaran berbasis quatunm teaching dapat
membangkitkan kemampuan berpikir kreatif siswa? Apakah ada pengaruh antara
strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching dan kemampuan berpikir
kreatif terhadap hasil belajar kemampuan membaca pemahaman siswa di SMA
C. Batasan Masalah
Disadari bahwa banyaknya faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil
belajar siswa, maka perlu pembatasan masalah dalam penelitian ini mengingat
keterbatasan dana dan waktu serta kemampuan peneliti. Penelitian ini dibatasi
pada ruang lingkup, lokasi penelitian, subjek penelitian, waktu penelitian, dan
variabel penelitian. Adapun pembatasan masalah yang diteliti dibatasi pada: (1)
penerapan strategi pembelajaran yaitu Quantum Teaching dan Ekspositori, (2)
melihat kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap kemampuan membaca
pemahaman di sekolah (kemampuan berpikir tinggi dan rendah), dan (3) hasil
belajar kemampuan membaca pemahaman siswa.
D. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah kemampuan membaca pemahaman antara kelompok siswa yang
diajarkan dengan strategi pembelajaran Quantum Teaching lebih
tinggi daripada hasil belajar kemampuan membaca pemahaman kelompok
siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Ekspositori?
2. Apakah kemampuan membaca pemahaman antara kelompok siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi lebih tinggi dari
kemampuan membaca pemahaman kelompok siswa yang memiliki
kemampaun berpikir kreatif rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman siswa yang
diajarkan dengan strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan hasil
belajar kemampuan membaca pemahaman siswa menggunakan strategi
pembelajaran Ekspositori
2. Mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara kelompok
siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi dengan kemampuan
membaca pemahaman kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir
kreatif rendah
3. Mengetahui Interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan berpikir
kreatif terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti atau
bermakna bagi dunia pendidikan, antara lain:
a. Manfaat Teoretis
1. Mengembangkan khasanah pengetahuan tentang metode pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan, materi pelajaran, dan karakteristik siswa.
2. Bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan strategi
pemmbelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran
mengenai pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar khususnya
b. Manfaat Praktis
1. Sumbangan pemikiran bagi guru-guru, pengelolah, pengembang, dan
lembaga-lembaga pendidikan dalam menjawab dinamika kebutuhan siswa.
2. Sebagai umpan balik bagi guru Bahasa Indonesia dalam upaya meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman siswa melalui pemberian tugas.
3. Bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia khususnya pada tingkat SMA.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan
1. Kemampuan membaca pemahaman siswa SMA SwastaTeladan Medan yang
diajar dengan strategi pembelajaran quantum teaching lebih tinggi
dibandingkan kemampuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan
strategi pembelajaran ekspositori.
2. Siswa yang memilki kemampuan berpikir kreatif tinggi, penerapan strategi
pembelajaran quantum teaching memberi hasil belajar lebih tinggi
dibandingkan dengan penerapan strategi pembelajaran ekspositori.
3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif
siswa terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa SMA Swasta Teladan
Medan
B. Implikasi
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, beberapa
implikasi dari hasil penelitian ini yaitu,
1. Strategi pembelajaran berbasis quantum teaching lebih efektif diterapkan
dalam peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa SMA. Hal ini
dikarenakan penerapan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching ini
dalam kemampuan membaca pemahaman siswa SMA memberi pengaruh
berbasis quantum teaching ini diharapkan siswa mempunyai sikap yang tinggi
untuk mengikuti mata pelajaran pendidikan Bahasa Indonesia. Disamping itu
strategi pembelajaran quantum teaching mampu memotivasi siswa agarma
maupu membangun dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajarnya untuk
memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
2. Strategi pembelajaran berbasis quantum teaching merupakan suatu strategi
pembelajaran yang pelaksanaanya menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan sesuai dengan karakteristik siswa dan memberikan dampak
positif pada siswa, di mana siswa dapat mengembangkan kemampuan
berpikirnya dengan bebas dalam menyampaikan pendapatnya guna
memecahkan masalah belajar secara tuntas. Siswa tidak hanya dituntut agar
menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat menggunakan
potensi yang dimilikinya. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif
tinggi akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi jika diajarkan dengan
strategi pembelajaran berbasis Quantum Teachig dibandingkan dengan
strategi pembelajaran ekspositori.
3. Penerapan strategi pembelajaran quantum teaching dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia yang berimplikasi terhadap perencanaan dan pengembangan
strategi pembelajaran Bahasa Indonesia. Penerapan strategi pembelajaran yang
bervariasi merupakan salah satu strategi untuk menciptakan suasana
pembelajaran lebih berrmakna, kreatif dan menarik, sehingga terjadi interaksi
antara guru dan siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar
pembelajaran. Suasana kelas dalam penerapan strategi pembelajaran berbasis
Quantum Teaching lebih ceria sebab suasana kelas sudah ditata sedemikian, sehingga siswa aktif untuk belajar.
4. Penerapan pembelajaran berbasis Quantum Teaching bukan difokuskan
terhadap Teacher-Centered tetapi lebih difokuskan terhadap
Student-Centered karena dengan strategi penyampaian dan pengelola pengajaran
dalam strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching diharapkan adanya
perpaduan antara siswa dan gurunya sebagaimana filosofi strategi
pembelajaran berbasis Quantum Teaching dimodelkan dengan sebuah simfoni.
Dalam hal ini siswa bukan saja terdidik belajar mandiri secara individu,
sebaliknya adanya kebersamaan antara siswa untuk maju bersama karena
dengan strategi penyampaian dan pengelola pengajaran dalam strategi
pembelajaran berbasis Quantum Teaching diharapkan tidak ada siswa yang
tidak termotivasi.
5. Dalam upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan situasi yang kondusif
dalam pembelajaran, guru hendaknya mengambil posisi sebagai fasilitator dan
mediator pembelajaran. Peran sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran
akan memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengemukakan
gagasan dan argumentasinya, sehingga siswa terhindar dari cara belaja
rmenghafal.
6. Hasil penelitian ini juga dapat memotivasi guru dalam mengembangkan
strategi pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran quantum
teaching dan mempublikasikannya ke media cetak dan jaringan internet.
karakteristik siswa. Hasil penelitian ini diharapkan guru dapa
tmengembangkan kemampuannya untuk merancang pembelajaran dengan
memperhatikan materi yang tepat yang dapat digunakan dalam pembelajaran,
penyusunan skenario dan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dalam
proses pembelajaran akan membuat tercapai tujuan pembelajaran yang
bermakna.
7. Dalam mengembangkan khasanah pengetahuan di bidang pendidikan dalam
upaya pengenalan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dapat
dikembangkan melalui MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) ataupun
pelatihan-pelatihan bagi guru, workshop ataupun seminar yang memacu guru
dalam menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan dan
disesuaikan dengan karakteristik siswa.
C. Saran
Beradasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan,
maka disarankan beberapa hal berikut ini :
1. Para guru Bahasa Indonesia disarankan untuk menggunakan strategi quantum
teaching. Strategi pembelajaran quantum teaching dapat menghilangkan kebosanan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Kemampuan membaca pemahaman adalah kesanggupan dalam
mendayagunakan seluruh fungsi kognitif untuk memahami lambang-lambang
bahasa seperti kata, frase, atau kalimat yang terdapat dalam sebuah bacaan
bahasa Indonesia dengan tepat, sehingga dibutuhkan kemampuan berpikir
3. Penerapan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa dan
karakteristik mata pelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Maka
guru perlu merancang dan mengembangkan strategi pembelajaran yang
berkaitan dengan Bahasa Indonesia.
4. Untuk kesempurnaan penelitiaan ini, disarankan kepada peneliti untuk
mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain
seperti IQ, gaya belajar, motivasi, dan lain-lain. Perlu juga menambah
populasi dan sampel yang lebih besar lagi, untuk mengecilkan tingkat
DAFTAR PUSTAKA
Abraham. H. Maslow. 1954. Motivation and personality.
Aiken, lewis R. 1997. Psychological Testing and Assessment. Boston: Bacon
Anderson, O. W. Krathwohl. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing. New York: Addison Wesley Longman, Icn
Arikunto, S. 2008. Dasar - dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi revisi), Jakarta: Bumi Aksara
Buzan, T. 2002. Gunakan Kepala Anda: Teknik Berpikir Belajar dan Membangun Otak. Alih Bahasa: Toni Rinaldo. Jakarta
Buzan, T. 2003. The Power Of Creative Inteligence : Sepuluh Cara Jadi Orang yang Jenius Kreatif. Terjemahan oleh Susi Purwoko. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum
Dahar, R. W. 1991. Teori- teori Belajar. Jakarta : Erlangga
Degeng I N. S. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta: Depdikbud
Deporter Et.al. 2011. Quantum Teaching. Bandung. Kaifa
Deporter & Hernacki 2000. Quantum learning. Bandung. Kaifa
Dick and Carey 2005. The systematic Design of Instructional. New York: Harper Collins Publishers
, 2005. The Systematic Design Of Instruction. Baston : Allyn and Bacon
Gagne, Robert M. Leslie J. Briggs, and Walter W. Wager. 1992. Principles of Instructional Design. New york: Holt, Rinerhart and Winston Inc.
Harjasujana, A. S. & Mulyati, Y. 2006. Membaca Dalam Teori dan Praktik. Bandung: Mutiara
Harras, Kholid A dan Lilis Sulistianingsih. 1997. Membaca I. Jakarta: Depdikbud
Hasan, S. Hamid. 2007. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud
http:// kangsuryo. Multiply. com/journal
Munandar, S. C. U. 2004. Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Grasindo
Pidarta, M. 2005. Landasan Pendidikan. Jakarta: Rianeka Cipta
Popham, J.W. 1981. Modern Educationani Measurement. London: Routledge Terbuka
Rahayu. 2009. Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Prestasi Belajae Georaphy XI IPS Ditinjau Dari Intelejensi Siswa SMAN-7 Swakarta (Suatu Penelitian Tindakan Kelas). Tesis. Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
Reigeluth, C. M. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status. Instructional desig n: what is it? New Jersey: Publishers Hildshale
Rohani, 2004. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir
Logis Terhadap Hasil Belajar Biologi SMA Negeri 2 Binjai. Tesis Medan: Program Pascasarjana Unimed
Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanjaya. W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Sibuea, N. 2005. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Verbal Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP Negeri 38 Medan. Tesis Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Soedarso. 1989. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia
Sternberg, Robert J. 2008. Psikologi Kognitif. Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Suparman, Atwi. 2004. Design Instructional. Jakarta: PAU-PPAIUT
Susi Handayani. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Strategi Pembelajaran Ekspositori. Tesis: Universitas Negeri Medan
Tampubolon, D. P. 1987. Kemampuan Membaca : Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung : Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. 1990. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung
Vinacke, W. Edgar. 2003. The Psychology of Thinking. New York: Mc Hall Book Company