6 2.1. Konsep Dasar Web
Menurut Effendy dan Noquba dalam (Tiara & Syukron, 2019) menjelaskan bahwa, “Monitoring merupakan suatu siklus kegiatan yang meliputi : pengumpulan, peninjauan ulang, pelaporan, dan tindakan atas informasi suatu proses yang sedang diterapkan”.
“Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu bentuk implementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah/kampus dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu” (Pratama et al., 2017).
2.1.1. Website 1. Internet
Menurut Wismakarma dalam (Tabrani & Pudjiarti, 2017) menjelaskan bahwa, “Internet adalah suatu jaringan komputer global terbentuk dari jaringan-jaringan komputer lokal dan regional, memungkinkan komunikasi data antar komputer-komputer yang terhubung ke jaringan tersebut”.
2. Website
Website atau situs dapat juga diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink) (Jonathan & Lestari, 2015).
web dapat dibagi kedalam 2 jenis apabila dilihat dari isi atau content web tersebut, yaitu web statis dan web dinamis. Teknologi yang digunakan juga berbeda dalam pembuatan web statsis maupun web dinamis.
3. Aplikasi Berbasis Web
Web browser dan web server merupakan bagian dari aplikasi berbasis web yang satu sama lain saling terikat dalam penggunannya. Berikut penjelasan dari web server dan web browser:
a. Web Server
Menurut Kasiman dalam (Ramadhani & Nugraha, 2018) menjelaskan bahwa, “Web server adalah komputer yang digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen web”. Web server ini bertugas melayani client apabila ada permintaan dokumen atau layanan yang dikirim menggunakan web browser melalui HTTP dan server akan memberikan dokumen atau pelayanan jika tersedia dengan menggunakan HTTP juga.
b. Web Browser
“Web browser adalah perangkat lunak yang memungkinkan mengambil hypermedia dengan mengetik parameter pencarian atau mengklik grafik”
(Ramadhani & Nugraha, 2018).
2.1.2. Bahasa Pemrograman
Programmer menggunakan bahasa pemrograman untuk mengatur perintah atau fungsi mana yang harus dilakukan dalam keadaan tertentu. Bahasa pemrograman berisi kumpulan dari sintaks dan semantik yang berfungsi sebagai instruksi standar untuk memberikan perintah kepada komputer secara persis
untuk mengolah data , bagaimana data itu diolah dan langkah apa yang yang harus di ambil (Saragih, 2018).
Bahasa pemrograman yang penulis gunakan pada pembuatan website ini adalah:
1. HTML (Hyper Text Markup Languange)
Menurut Ardhana dalam (Kesuma & Rahmawati, 2017) menjelaskan bahwa,
“HTML merupakan suatu bahasa yang dikenali oleh web browser untuk menampilkan informasi seperti teks, gambar, suara, animasi bahkan video”.
2. PHP
Menurut Hidayati dalam (Maryani et al., 2018) menjelaskan bahwa, “PHP merupakan bahasa yang hanya dapat berjalan pada server yang hasilnya dapat ditampilkan pada client”.
3. CSS (Cascading Style Sheet)
Menurut Hidayat dalam (Maryani et al., 2018) menjelaskan bahwa:
CSS saat ini dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C) dan menjadi bahasa standar dalam pembuatan web. CSS difungsikan sebagai penopang atau pendukung, dan pelengkap dari file HTML yang berperan dalam penataan kerangka dan layout. CSS dapat dijalankan pada berbagai macam sistem operasi dan web browser. Secara umum, yang dilakukan oleh CSS adalah pengaturan layout, kerangka, gambar, warna, tabel, spasi dan lain sebagainya.
4. JavaScript
Menurut Nugroho dalam (Kesuma & Rahmawati, 2017) menjelaskan bahwa,
“Javascript merupakan bahasa pemrograman berbasis client, artinya bahasa ini berjalan di sisi pengguna, bukan pada server. Salah satu keuntungan dari bahasa ini adalah ringan karena berjalan pada masing-masing browser dan pekerjaan tidak dibebankan pada server”.
5. JQuery
Menurut Sianipar dalam (Hidayat et al., 2017) menjelaskan bahwa, “jQuery merupakan sebuah pustaka JavaScript yang memuat banyak perangkat siap pakai. Perangkat-perangkat tersebut berupa kode-kode JavaScript pustaka yang dapat langsung dipakai untuk halaman web”.
6. Framework CodeIgniter (CI)
Menurut Betha Sidik dalam (Destiningrum & Adrian, 2017) menjelskan bahwa, “CodeIgniter adalah Sebuah framework php yang bersifat open source dan menggunakan metode MVC (Model, View, Controller) untuk memudahkan developer atau programmer dalam membangun sebuah aplikasi berbasis web tanpa harus membuatnya dari awal”.
2.1.3. Basis Data
“Basis data atau Database adalah kumpulan informasi yang disusun dan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang disimpan di dalam perangkat keras (komputer) secara sistematis sehingga dapat diolah menggunakan perangkat lunak” (Swara & Pebriadi, 2016).
Basis data yang digunakan pada website yang dibangun, yaitu:
1. MySQL
Menurut Adi Nugroho, MySQL (My Structured Query Language) adalah Suatu sistem basis data relation atau Relational Database managemnt System (RDBMS) yang mampu bekerja secara cepat dan mudah digunakan MySQL juga merupakan program pengakses database yang bersifat jaringan, sehingga sapat digunakan untuk aplikasi multi user (banyak pengguna). MySQL didistribusikan gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap program bebas menggunakan MySQL namun tidak bisa dijadikan produk turunan yang dijadikan closed source atau komersial (Destiningrum & Adrian, 2017).
2. PHP MyAdmin
Menurut Arif dalam (Maryani et al., 2018) menjelaskan bahwa,
“PHPMyAdmin adalah suatu aplikasi berbasis GUI (Graphical User Interface) yang digunakan untuk mengelola database MySQL”.
Menurut Nugroho dalam (Maryani et al., 2018) menjelaskan bahwa,
“PHPMyAdmin adalah suatu aplikasi open source yang berbasis web, aplikasi ini dibuat menggunakan program PHP, dan berfungsi untuk mengakses database MySQL”.
3. XAMPP
Menurut Wicaksono dalam (Maryani et al., 2018) menjelaskan bahwa,
“XAMPP adalah sebuah software yang berfungsi untuk menjalankan website berbasis PHP dan menggunakan pengolah data MySQL di komputer lokal”.
2.1.4. Model Pengembangan Perangkat Lunak
Penulis menggunakan model waterfall dalam pengembangan perangkat lunak ini, menurut Rosa dan M. Shalahuddin dalam (Dermawan & Hartini, 2017) mengemukakan bahwa, model waterfall memiliki alur yang terurut dan dibagi menjadi lima tahapan , yaitu:
1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Proses mengumpulkan kebutuhan yang dilakukan untuk menspesifikasikan apa saja perangkat lunak yang diperlukan untuk user sehingga dapat mudah dipahami.
Desain perangkat lunak ini meliputi struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka dan prosedur pengkodean. Pada tahap ini analisis kebutuhan ditranslasikan ke desain agar dapat diimplementasikan menjadi program.
3. Pembuatan Kode Program
Pada tahap pembuatan kode program desain yang sebelumnya dibuat ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Program yang dibuat harus sesuai dengan desain yang telah dibuat.
4. Pengujian
Pada tahap pengujian program perangkat lunak pengujian dilakukan terhadap seluruh bagian program secara teratur, serta berfokus pada segi logic dan fungsional. Tahap pengujian bertujuan untuk memastikan output yang dihasilkan sesuai dengan rancangan dan meminimalisir kesalahan (error).
5. Pendukung atau Pemeliharaan (maintenance)
Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan ketika sudah dikirimkan ke user. Perubahan tersebut bisa terjadi karena berbedanya spesifikasi perangkat yang digunakan. Tahap ini dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak.
Sumber: Rosa dan Shalahuddin (Dermawan & Hartini, 2017) Gambar II.1
Ilustrasi Model Waterfall
2.2. Teori Pendukung 2.2.1. Struktur Navigasi
Menurut Ardiansyah dalam (Imaniawan & Wati, 2017) menjelaskan bahwa, “Struktur Navigasi dapat diartikan sebagai alur dari suatu program yang menggambarkan rancangan hubungan antara area yang berbeda sehingga memudahkan proses pengorganisasian seluruh elemen-elemen website”.
1. Struktur Navigasi linear
Navigasi yang dilakukan secara berurutan sehingga pengguna akan diarahkan secara berurutan dari frame atau bytes informasi satu ke yang lainnya.
Sumber: (Zamaludin et al., 2016)
Gambar II. 2 Struktur Navigasi linear
Navigasi yang strukturnya berbentuk seperti percabangan pohon sehingga sering disebut juga struktur “linear dengan percabangan”.
Sumber: (Zamaludin et al., 2016)
Gambar II. 3
Struktur Navigasi Hirearkis 3. Struktur Navigasi Non Linear
Navigasi yang bisa di akses dengan bebas sehingga penggunaannya tidak terikat dengan jalur sevelumnya.
Sumber: (Zamaludin et al., 2016)
Gambar II. 4
Struktur Navigasi Non Linear 4. Struktur Navigasi Komposit
Navigasi dilakukan dengan bebas seperti non-linear, tetapi terkadang dibatasi presentasi linear informasipenting pada data yang paling terorganisasi secara logis pada suatu hierarki.
Sumber: (Zamaludin et al., 2016)
Gambar II. 5
Struktur Navigasi Komposit
2.2.2. ERD (Entity Relationship Diagram)
Menurut Simarmata, “Entity RelationShip Diagram (ERD) adalah alat pemodelan data utama dan akan mambantu mengorganisasi data dalam suatu proyek ke dalam entitas-entitas dan menentukan hubungan antar entitas”
(Fridayanthie & Mahdiati, 2016).
Simbol-simbol dalam ERD (Entity RelationShip Diagram) (Fridayanthie &
Mahdiati, 2016) adalah sebagai berikut:
1. Entitas adalah Sebuah tempat untuk menyimpan data yang bersifat nyata ataupun abstrak yang mempunyai karakteristik. Entitas biasanya berupa orang, benda lokasi dan kejadian (terdapat unsur waktu di dalamnya).
2. Atribut adalah ciri umum semua atau sebagian besar instansi pada entitas tertentu.
3. Relasi adalah hubungan antara entitas dengan entitas lainnya. Biasanya diberi nama dengan kata kerja dasar (bisa dengan kalimat aktif atau pasif).
4. Link adalah garis penghubung atribut dengan kumpulan entitas dan kumpulan entitas dengan relasi.
“Kardinalitas Relasi menunjukan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain”.
Menurut Andrasto dalam (Mulyanto et al., 2018) kardinalitas terdapat empat macam, yaitu:
1. Satu ke Satu (One to One)
Setiap entitas pada himpunan A berhubungan dengan paling banyak 1 entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya.
A B
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Enitas 4
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Enitas 4
Sumber: Andrasto dalam (Mulyanto et al., 2018).
Gambar II. 6 Relasi Satu ke Satu 2. Satu ke Banyak (One to Many)
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
A B
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Enitas 4 Enitas 5
Sumber: Andrasto dalam (Mulyanto et al., 2018).
Gambar II. 7 Relasi Satu ke Banyak 3. Banyak ke Satu (Many to One)
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan banyak entitas pada himpuanan entitas A.
A B
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 1
Entitas 2 Entitas 3 Enitas 4 Enitas 5
Sumber: Andrasto dalam (Mulyanto et al., 2018).
Gambar II. 8 Relasi Banyak ke Satu 4. Banyak ke Banyak (Many toMany)
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya.
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 1
Entitas 2 Entitas 3
Enitas 4 Entitas 3
Sumber: Andrasto dalam (Mulyanto et al., 2018).
Gambar II. 9 Relasi Banyak ke Banyak
2.2.3. LRS (Logical Relationship Structure)
Menurut Simarmata dan Paryudi, “Logical Record Structured (LRS) adalah representasi dari struktur record-record pada tabel-tabel yang terbentuk dari hasil relasi antar himpunan entitas” (Fridayanthie & Mahdiati, 2016).
Berdasarkan Entity Relationship Diagram terdapat 3 cara untuk membentuk skema databse atau LRS (Logical Record Structured) (Fridayanthie & Mahdiati, 2016), yaitu:
1. Foreign key diletakan pada salah satu dari dua entitas yang menyatukan keduanya apabila relasinya satu ke satu.
2. Foreign key diletakan pada entitas many apabila relasinya satu ke banyak.
3. File konektor di buat untuk menyimpan dua foreign key yang berasal dari kedua entitas apabila relasinya many to many.
2.2.4. Implementasi dan Pengujian Web
Menurut Rosa dan Shalahuddin dalam (Fridayanthie & Mahdiati, 2016) menjelaskan bahwa, “Black-box testing adalah perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program”.
Pengujian menggunakan metode black box testing bertujuan untuk mengecek fungsi-fungsi, masukan dan keluaran supaya sesuai dengan yang yang dibutuhkan sebelumnya. Metode ini juga memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.
Berikut beberapa kategori kesalahan yang diuji oleh black box testing (Fridayanthie & Mahdiati, 2016), diantaranya:
1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang.
2. Kesalahan interface.
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
4. Kesalahan performa.
5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.