• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Perpustakaan Keliling Pemerintah Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pelayanan Perpustakaan Keliling Pemerintah Kota Medan"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PELAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING PEMERINTAH KOTA

MEDAN

KERTAS KARYA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk

memperoleh gelar ahli madya (Amd ) dalam bidang Perpustakaan dan

Informasi

DISUSUN OLEH:

LAILA AMELIA

102201023

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat kuasa dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini berjudul “Pelayanan Perpustakaan Keliling Pemerintah Kota Medan”. Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Program Studi Ilmu Perpustakaan di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa hormat dengan tulus dan mengucapkan terimakasih kepada keluarga yang tersayang. Kedua orang tua yang sangat mencintai penulis, Papa Zainal Abidin Lubis dan Mama Yetty Herawati, yang telah membesarkan dan mendidik, memberikan doa dan semangat, serta dorongan baik moril maupun material, cinta dan kasih sayangnya yang tiada terhingga selama penulis menyelesaikan kertas karya ini

Buat kakak tersayang Salmi Hayati Lubis yang selalu mendukung dalam doa dan memotivasi penulis, buat abang tersayang Yudhi Fadhillah Lubis, terima kasih untuk doa yang telah kalian berikan sehingga penulis tetap semangat.

Namun demikian penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan petunjuk. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini dengan hormat dan kerendahan hati penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Belling Siregar,SS, M.Lib, selaku Dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan serta waktu dalam penulisan kertas karya ini.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Dosen pembaca yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan kertas karya ini.

3. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

(3)

5. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi pada Program Studi D-III Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis dalam bidang ilmu perpustakaan.

6. Umar Taufik Lubis SE, sebagai Kepala Perpustakaan Umum pemerintah Kota Medan yang telah banyak membantu memberikan data dan informasi kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

7. Semua keluarga yang terus berdoa dan memotivasi penulis, agar dapat menyelesaikan kertas karya ini.

8. Buat Sahabat Penulis, Sella, Diah, dan seluruh teman-teman stambuk 2010 yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan kertas karya ini.

Demikian dapat saya perbuat, apabila ada kata-kata yang tidak berkenan, Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya dan dapat memperluas pemikiran serta wawasan dimasa akan datang

Medan , Januari 2014

Penulis

Laila Amelia

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTR... i

DAFTAR ISI ………....iii

DAFTAR GAMBAR……….. v

DAFTAR TABEL……… vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan……….... 1

1.2 Tujuan Penulisan………. 3

1.3 Ruang Lingkup……… 3

1.4 Metode Pengumpulan Data………. 4

BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Perpustakaan Keliling……….. ………5

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Keliling……….. 5

2.2 Tujuan Fungsi dan Tugas Perpustakaan Keliling……… 5

2.2.1 Tujuan Perpustakaan Keliling………. 5

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Keliling……… 6

2.2.3 Tugas Perpustakaan Keliling……….. ………6

2.3 Koleksi Perpustakaan Keliling……… 7

2.3.1 Jenis Koleksi Perpustakaan………. 8

2.4 Pengadaan……... ………9

2.4.1Pemilihan Koleksi………. 10

2.4.1.1 Pemilihan………... 10

2.4.1.2 Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka………... 10

2.4.1.3 Pihak Yang Dilibatkan……… 11

2.4.1.4 Alat Bantu……….. 12

2.4.2 Cara Pengadaan……… 13

2.4.2.1 Pemesanan……….. 14

2.5 Pelayanan……... ………15

2.5.1 Sistem Pelayanan Perpustakaan……….. 15

2.5.2 Jenis Layanan…. ………18

2.5.2.1Pelayanan Sirkulasi………. 19

2.6 Tempat Layanan……….. 23

2.6.1 Waktu Layanan……….. 24

BAB III PELAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING PEMERINTAH KOTA MEDAN 3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Keliling Pemko Medan……… 25

3.1.1 Visi……….. 26

3.1.2 Misi……….. 26

3.2 Tujuan Fungsi dan Tugas……….. 26

3.2.1 Tujuan……….. 26

3.2.2 Fungsi……….. 26

3.2.3 Tugas……… 26

3.2.4 Struktur Organisasi………. 27

3.3 Koleksi ………29

(5)

3.5 Sarana Dan Prasarana Perpustakaan Keliling……….. 31

3.6 Pelayanan………. 31

3.6.1 Sistem Pelayanan………. 31

3.6.2 Jenis Layanan……… 32

3.6.2.1 Pelayanan Sirkulasi……… 32

3.6.2.2 Layanan Baca……… 35

3.6.2.3 Pelayanan Pemutaran Film……… 35

3.6.2.4 Pelayanan Bercerita……….. 35

3.7 Tempat Layanan ………36

3.7.1 Waktu Layanan……… 37

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan……… 38

4.2 Saran……….. 38

DAFTAR PUSTAKA……… 40

(6)

Daftar Gambar

Struktur Organisasi Perpustakaan Umum Pemko Medan……….. 26

Layanan Pustaka dan Informasi………. 28

Mobil Perpustakaan Keliling Pemko Medan ………42

Kartu Anggota Perpustakaan Keliling Pemko Medan………... 42

Kartu Peminjam Perpustakaan Keliling Pemko Medan………. 43

Flowchart Peminjaman Koleksi Perpustakaan Keliling……… 44

(7)

Tabel

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Perpustakaan merupakan pusat informasi di mana bahan pustaka dikumpulkan, diolah, dan kemudian disebarluaskan agar dapat dimanfaaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat penggunanya. Untuk itu peranan perpustakaan keliling sangat penting dalam lingkungan. Perkembangan suatu perpustakaan dapat dilihat dari kegiatan pelayanannya, karena keberhasilan pelayanan merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh suatu perpustakaan. Pelayanan perpustakaan keliling merupakan salah satu tugas penting dalam penyelenggaraan suatu perpustakaan, karena pelayanan tersebut merupakan suatu unit kegiatan yang mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan informasi sehingga pengguna dapat menelusuri dan mempelajari informasi yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan.

Perpustakaan keliling merupakaan perluasan jasa suatu perpustakaan umum untuk melayani pemakai yang tidak terjangkau oleh perpustakaan umum. Perluasan Jasa tersebut dilakukan dengan kendaraan mobil atau perahu. Perpustakaan umum bersifat statik artinya tidak dapat pindah-pindah. Hal demikian merugikan masyarakaat yang letaknya jauh dari perpustakaan sedangkan pemerintah daerah tidak mampu membangun perpustakaan umum yang baru, dan jika perpustakaan letaknya jauh, perpustakaan umum tidak dapat dikunjungi anak-anak karena orang tua mereka mengkhawatirkan keselamatan anak-anaknya, demikian pula orang-orang yang sudah pensiun tidak mampu lagi mengunjungi perpustakaan karena kemampuan fisik mereka terbatas.

(9)

berguna untuk menjawab pertanyaan yang beberapa kejadiaan penting apa yang terjadi pada tahun yang lalu. Layanan yang dilakukan oleh perpustakaan keliling Kota Medan di tempat pemberhentian mobil biasanya di sekolah-sekolah pinggiran kota Medan dimana para pengunjung dapat dengan bebas membaca dan mimilih koleksi yang diperlukan, karena perpustakaan ini mengunakan sistem pelayanan terbuka (Open Access). Dalam hal ini petugas hanya membantu pengunjung apabila sewaktu-waktu mengalami kesulitan dalam menemukan bahan pustaka yang diperlukan. Hal ini disadari bahwa tidak semua pengunjung pernah mendapatkan pendidikan pemakai yang diberikan pada saat-saat tertentu oleh petugas perpustakaan keliling. Dalam Menjalankan tugasnya perpustakaan keliling mendatangi tempat pemukiman padat penduduk dimana tempat-tempat pemberhentian telah ditentukan, dan dilakukan 3 s/d 5 kali satu minggu.

Perpustakaan Keliling Kota Medan dalam melayani pengguna di pos layanan dimulai pada pukul 09.00 hingga pukul 12.00 WIB. Pelayanan ini dilakukan setiap 4 kali dalam 1 minggu, yaitu ; Senin,Selasa, Rabu dan Kamis. Oleh karena jumlah pos yang dikunjungi dalam satu hari ada 3, maka waktu pelayanan yang diberikan dalam satu pos adalah selama 2 (dua) jam. Sehingga pengguna tidak merasa puas karena pelayanan yang diberikan terbatas, dan layanan yang diberikan belum sesuai dengan waktu-waktu senggang masyarakat setempat, karena pada jam tersebut merupakaan saat sibuk bagi warga setempat. Meskipun waktu layanan telah ditetapkan sebelumnya, namun kemungkinan perubahan jadwal selalu ada, hal ini biasanya disebabkan karena kerusakan, kecelakaan, kemacetan dan lain sebagainya.

Peranan koleksi dalam suatu perpustakaan sangatlah penting, terutama sekali dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Dengan jumlah koleksi yang banyak dan bervariasi. Perpustakaan akan lebih mampu memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Selain itu, jumlah koleksi yang bervariasi.

(10)

keliling saat ini adalah buku, yang terdiri dari buku fiksi dan non-fiksi. Koleksi ini selalu dikembangkan oleh petugas perpustakaan untuk menarik para pengguna. Perpustakaan Keliling Pemko Medan belum memiliki bahan pustaka non-book seperti : majalah, koran, CD dan lain-lain. Hal ini sebenarnya telah lama direncanakan, mengingat bahan pustaka tersebut sifatnya temporer, yang hanya dapat dipergunakan pada saat tanggal berlakunya saja. Bila lewat batas waktunya maka informasi tersebut dianggap tidak mutakhir lagi.

Padahal dalam pengadaannya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sedangkan koleksi buku dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang relatif lama dan penggunaanya lebih efektif jika dibandingkan dengan koleksi non buku. Koleksi ini diprioritaskan untuk penggunanya adalah pelajar yang berada di lingkungan kota Medan.

Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jelas bagaimana pelaksanaan pelayanan perpustakaan keliling di Perpustakaan Umum Pemerintahan Kota Medan. Dengan demikian penulis memilih judul “Pelayanan Perpustakaan Keliling Pemerintahan Kota Medan”

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sistem Pelayanan Perpustakaan Keliling yang sudah diterapkan Pemerintahan Kota Medan.

2. Untuk mengetahui koleksi Perpustakaan Keliling Pemerintahan Kota Medan.

3. Untuk mengetahui pos dan waktu Pelayanan Perpustakaan Keliling Pemerintahan Kota Medan.

1.3 Ruang Lingkup

(11)

1.4 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Mempelajari literatur berupa buku, majalah dan informasi lain yang sesuai dengan masalah yang akan dibahas dalam kertas karya ini.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Penulis melakukan peninjauan atau mengadakan observasi langsung ke Perpustakaan Keliling Perpustakaan Umum Pemerintahan Kota Medan. 3. Wawancara (Interview)

(12)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1Perpustakaan Keliling

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Keliling

Perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran yang terbuka untuk masyarakat umum tanpa membeda-bedakan usia, agama, ras, pekerjaan keturunan, jenis kelamin, serta memberikan layanan tempat rekreasi intelektual serta tempat belajar berkesinambungan. Menurut buku Perpustakaan dan Masyarakat (2006: 43), perpustakaan keliling adalah “Perluasan layanan ekstensi dari perpustakaan umum kabupaten/kota. Perpustakaan tersebut memberikan layanan dengan cara mengunjungi tempat tinggal atau tempat kegiatan masyarakat, dengan jadwal tertentu dan bekerja sama dengan masyarakat dan swasta”.

M. Ali, (2006: 108), mengemukakan bahwa: “Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran, dan bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan Perpustakaan Kotamadya yang menetap”.

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat, dan memberikan layanan gratis kepada masyarakat.

2.2 Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Keliling

2.2.1 Tujuan Perpustakaan Keliling

Pada dasarnya perpustakaan keliling mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling (1992: 4) dinyatakan bahwa perpustakaan keliling mempunyai tujuan utama yaitu:

1. Memeratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai daerah terpencil dan belum/tidak mungkin didirikan perpustakaan menetap.

2. Membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan informal kepada masyarakat.

(13)

4. Memperkenalkan jasa perpustakaan kepada masyarakat, sehingga tumbuh budaya untuk memanfaatkan jasa perpustakaan kepada masyarakat

5. Meningkatkan minat baca dengan mengembangkan cinta buku pada masyarakat.

6. Mengadakan kerjasama dengan lembaga masyarakat sosial, pendidikan dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan kultural masyarakat.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan keliling adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapat informasi secara mudah, cepat, dan tepat. Dalam meningkatkan pengetahuan keterampilan dan kesejahteraan. Disamping itu perpustakaan keliling juga berperan sebagai agen kultural yang bertugas menumbuhkan apresiasi mayarakat di bidang seni dan budaya.

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Keliling

Untuk mencapai tujuan perpustakaan keliling, perpustakaan harus dapat semaksinal mungkin untuk melaksanakan fungsinya dengan baik. Dalam buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling (1992: 5) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan keliling adalah:

1. Pusat pelestarian ilmu pengetahuan 2. Pusat belajar

3. Pusat pengajaran 4. Pusat penelitian

5. Pusat penyebaran informasi

Berdasarkan uraian di atas penulis berkesimpulan bahwa fungsi perpustakaan keliling adalah sebagai tempat untuk menyebarluaskan informasi, mengembangkan kebiasaan membaca, melestarikan, pendidikan, penelitian, informasi, dan mempromosikan kebudayaan.

2.2.3 Tugas Perpustakaan Keliling

(14)

1. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan.

2. Melayani masyarakaat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat datang atau tercapai perpustakaan menetap, misalnya kerena sedang di rawat dirumah sakit, menjalani hukuman di lembaga permasyarakataan, berada di panti asuhan atau rumah jompo dan lain sebagainya.

3. Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakat yang belum pernah mangenal perpustakaan.

4. Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai di tempat tersebut didirikan gedung perpustakaan umum menetap.

5. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat untuk membangun perpustakaan menetap, atau perpustakaan umum yang akan direncanakan untuk dibangun.

6. Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila situasi tertentu memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di tempat tersebut. 7. Melakukan tugas-tugas kepustakawan, seperti : mendata/membuat

lokasi secara berkala, satu sampai dua bulan sekali, agar pengunjung tidak bosan dan membuat laporan kegiatan bulanan, tribulanan dan tahunan.

Dari defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa tugas perpustakaan keliling adalah memberikan layanan kepada masyarakat untuk mendapat informasi secara mudah, tepat dan cepat untuk menigkatkan pengetahuan keterampilan dan kesejahteraan.

2.3 Koleksi Perpustakaan Keliling

Salah satu unsur utama perpustakaan adalah tersedianya koleksi. Tanpa adanya koleksi yang baik dan memadai, perpustakaan tidak akan dapat memberikan layanan yang baik kepada masyarakat pemakainya. Menurut buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (1999: 19) dinyatakan bahwa: “Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat pengguna dalam rangka memenuhi informasi yang dibutuhkan”.

(15)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan keliling terdiri dari bahan tercetak, bahan pustaka terekam, dan bahan pustaka elektronik yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi.

2.3.1 Jenis Koleksi Pepustakaan

Menurut Yulia (1993: 3), ada empat jenis koleksi perpustakaan yaitu: 1. Karya cetak

Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak seperti

a) Buku

Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan.Berdasarkan standart dari Unesco tebal buku paling sedikit 49 halaman, tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, buku rujukan. b) Terbitan berseeri

Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang termasuk dalam bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan bulanan dan lainnya), laporan yang terbit dalam waktu tertentu, seperti laporan tahunan, triwulanan dan sebagainya.

2. Karya noncetak

Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan yidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya.

Istilah lain yang dipakai dalam istilah ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Yang termasuk dalam jenis bahan pustaka ini adalah:

a) Rekaman suara

Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset.

b) Gambar hidup dan rekaman video

Yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan.

c) Bahan grafika

Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat lagsung (lukisan, bagan, foto, gambar, teknik, dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (selid, transparansi, dan film strip)

d) Bahan kartografi

(16)

3. Bentuk mikro

Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup didalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu: a) Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film, ada beberapa ukuran film

yaitu 16 mm, dan 35 mm.

b) Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm dan 75 mm x 125 mm

c) Microopaque, Bentuk micro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya, ukuran sebesar mikrofis.

4. Karya dalam bentuk elektronik

Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan kedalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CD-ROM player dan sebagainya.

Berdasarkan defenisi di atas dapat diketahui bahwa ada empat jenis koleksi yaitu karya cetak, karya noncetak, bentuk mikro, karya dalam bentuk elektronik dan pengelompokan bahan pustaka terdiri dari bahan pustaka umum, bahan pustaka rujukan, bahan pustaka pandang dengar dan audio visual.

2.4 Pengadaan

Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu bidang kegiatan perpustakaan yang mempunyai tugas mengadakan dan mengembangkan semua jenis koleksi bahan pustaka. Dalam buku Panduan Penyelenggara Perpustakaan Keliling (1992: 12) dinyatakan bahwa pengadaan buku-buku untuk perpustakaan keliling dilakukan oleh perpustakaan daerah atau perpustakaan umum yang bekerja sama dengan pemeintah daerah setempat.

(17)

2.4.1 Pemilihan Koleksi

Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama dalam mendirikan suatu perpustakaan. Salah satu kriteria dalam penilaian layanan perpustakaan melalui kualitas koleksinya. Menurut Ade Kohar (2003: 6), “Koleksi perpustakaan adalah yang mencakup berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternative para pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi ”.

2.4.1.1 Pemilihan

Menurut buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (1999: 23) Prosedur yang dilakukan dalam pemilihan koleksi adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan dilakukan dengan cermat berdasarkan skala prioritas dan kemampuan perpustakaan oleh pihak yang diberi wewenang memilih bahan pustaka

2. Pengadaan bahan pustaka disesuaikan dengan misi dan program – program perpustakaan

3. Komposisi cakupan subjek & jenis koleksi hendaknya proporsional dan diupayakan mencukupi kebutuhan dan memuaskan penggunanya 4. Bahan pustaka yang diusahakan hendaknya dipilih yang mutakhir atau

edisi terakhir

5. Pemilihan bahan pustaka didasarkan atas azas manfaat dan efisiensi

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan koleksi dilakukan dengan cermat oleh pihak yang berwenang memilih berdasarkan skala prioritas, sesuai dengan misi program perpustakaan berdasarkan azas manfaat dan efisiensi.

2.4.1.2 Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka

Pengembangan koleksi harus menurut suatu rencana tertentu yang sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Menurut Siregar (2002: 11) prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka antara lain:

1. Relevansi atau kesesuaian

Perpustakaan hendaknya mengusahakan agar koleksi perpustakaan relevan dengan fungsi dan tujuan perpustakaan serta tujuan lembaga induknya

2. Orientasi kepada penguna

(18)

3. Unsur kelengkapan

Pengadaan koleksi hendaknya dilakukan dengan berpedoman kepada kelengkapan koleksi yang dibutuhkan oleh pengguna, bukan berpedoman kepada jumlah eksemplar bahan pustaka, karena mutu suatu perpustakaan bukan dilihat dari jumlah eksemplar bahan pustaka yang dimiliki tetapi dari kelengkapan/jumlah judul dan kualitas koleksi yang dimiliki

4. Unsur kemutakhiran

Perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan sumber-sumber informasi yang paling mutakhir, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

5. Unsur kerjasama dengan berbagai pihak

Perpustakaan hendaknya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak seperti para pakar ilmu pengetahuan, pengguna dalam melaksanakan pemilihan bahan pustaka agar relevansi koleksi dengan kebutuhan pengguna dapat dipenuhi

6. Menggunakan alat bantu pemilihan

Untuk memudahkan dan untuk mengetahui informasi buku secara lengkap, hendaknya pemilihan bahan pustaka dilakukan dengan menggunakan alat bantu pemilihan bahan pustaka seperti katalog penerbit

2.4.1.3 Pihak-Pihak Yang Dilibatkan Dalam Pemilihan Bahan Pustaka

Agar koleksi perpustakaan benar-benar relevan dengan kebutuhan pengguna maka pemilihan bahan pustaka dilakukan atas kerjasama dengan berbagai pihak sebagaimana diuraikan dalam prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka. Menurut Siregar (2002: 11-13) pihak-pihak yang dilibatkan dalam pemilihan bahan pustaka adalah

1. Pustakawan

Pustakawan memegang peranan penting dalam pemilihan bahan pustaka dan pengembangan koleksi, sebagaimana dikemukakan oleh Lyle, bahwa:

Pustakawan memegang peranan penting dan sangat menentukan dalam pemilihan bahan pustaka. Pustakawan mengarahkan dan mengkoordinir seluruh proses pemilihan, meyakinkan pimpinan akan dana yang dibutuhkan, menjalin kerjasama dengan pihak lain, menyusun kebijakan seleksi, memikirkan penggunaan dana secara efektif, mengikuti secara teratur berbagai bibliografi, majalah, tinjauan buku, katalog penerbit.

Secara umum tugas pustakawan pengadaan adalah sebagai berikut 1. Sebagai penentu apakah suatu buku dibeli atau tidak 2. Menyeleksi permintaan pengguna/pakar

(19)

4. Mengarahkan dan mengkordinir pemilihan buku

5. Membina kerjasama dengan pihak lain yang berhubungan dengan pengembangan koleksi

6. Membina hubungan baik dengan penerbit, toko buku, agen 7. Melaksanakan pemilihan buku referensi umum

8. Memikirkan penggunaan dana secara tepat guna 9. Menganalisa kebutuhan pengguna

2. Subyek spesialis /pakar

Dalam pemilihan bahan pustaka, subyek spesialis mempunyai peranan yang penting karena mereka adalah ahli dalam bidang yang ditekuninya.

3. Bagian sirkulasi

Keikutsertaan bagian sirkulasi dalam pemilihan bahan pustaka adalah karena bagian ini dapat memberi informasi tentang bahan pustaka yang banyak digunakan dan dicari oleh pengguna, sehingga dapat dipikirkan pembelian/penambahan jumlah eksemplar jika bahan pustaka tersebut dianggap kurang.

4. Bagian pengadaan

Bagian pengadaan memegang peranan yang penting dalam pemilihan bahan pustaka karena bagian ini bertugas melaksanakan administrasi pemilihan bahan pustaka, seperti mencatat semua permintaan yang datang dari pihak-pihak yang dilibatkan dalam pemilihan buku.

5. Pengguna

Pengguna merupakan orang-orang yang memanfaatkan koleksi perpustakaan, oleh sebab itu permintaan mereka atas bahan pustaka perlu dipertimbangkan agar kebutuhan pengguna terpenuhi. Permintaan pengguna akan bahan pustaka dapat dijadikan alat untuk mengukur selera dan minat baca pengguna

2.4.1.4 Alat Bantu

Alat bantu merupakan alat untuk menyeleksi bahan pustaka dan untuk mendukung proses pemilihan bahan pustaka secara baik dan optimal.

Menurut buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1999: 14) Pemilihan bahan pustaka dapat dilakukan dengan mempergunakan berbagai alat pemilihan sebagai berikut:

1. Bibliografi subyek khusus 2. Daftar tambahan koleksi 3. Timbangan buku

4. Masukan dari pengguna perpustakaan

(20)

Dari pemilihan alat bantu pemilihan buku tersebut dapat diketahui keterangan tentang buku yang akan dipesan. Informasi yang dapat diketahui dari alat bantu pemilihan adalah:

1. Nama pengarang/editor/penerjemah/penyunting 2. Judul buku

3. Tempat terbit, penerbit dan tahun terbit. 4. Edisi

5. ISBN ( international standard book number ) 6. Harga

7. Keterangan singkat mengenai isi buku tersebut, dan kepada siapa buku itu diperuntukkan, jika alat bantu yang digunakan itu beranotasi (Siregar. 2002: 14)

Untuk memudahkan pekerjaan bagian pengadaan dalam penelusuran data bibliografis bahan pustaka tersebut d iatas perpustakaan sebaiknya menyediakan formulir permintaan bahan pustaka bagi pengguna perpustakaan. Formulir tersebut dapat dibuat sebagai berikut.

Sumber : (Siregar. 2002: 17 )

2.4.2 Cara Pengadaan

Dalam pengadaan bahan pustaka, perpustakaan perlu membina hubungan kerja dengan berbagai mitra kerja agar perpustakaan memperoleh informasi yang selalu mutakhir dan cepat. Untuk mengurangi kesalahan dan kegagalan dalam pengadaan perpustakaan sebelumnya perlu mencatat dengan benar data bibliografi bahan pustaka dan melakukan verifikasi pada katalog perpustakaan, kartu

Permintaan Bahan Pustaka 

Pengarang/editor/penyunting :

Judul :

Edisi : Tahun : ISBN :

Penerbit dan tempat terbit :

Jumlah yang meminta : Harga satuan :

Catatan (diisi oleh petugas perpustakaan)

1. Katalog ada/tidak ada :

(21)

desiderata, daftar bahan pustaka yang sedang dalam proses pembelian dan daftar bahan pustaka yang sedang diolah.

Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (1999: 24) Prosedur pengadaan bahan pustaka adalah sebagai berikut:

1. Pembelian meliputi pembelian langsung atau pemesanan kepada penerbit toko buku atau agen, baik pemesanan secara tetap atau sesuai kebutuhan

2. Tukar menukar biasanya dilakukan dengan perpustakaan atau lembaga lain. Untuk melakukan cara ini perpustakaan harus mempunyai bahan pustaka yang dapat dipertukarkan, seperti terbitan perpustakaan, terbitan institusi induk atau diambil dari koleksi yang jumlah koleksinya berlebih

3. Hadiah dari lembaga lain : penambahan melalui cara ini lebih ekonomis, namun sering tidak sesuai dengan kebutuhan dan bahkan kadang-kadang sudah kadaluarsa. Karena itu perpustakaan harus selektif secara ketat agar tidak terjadi peledakan koleksi tidur

4. Titipan : perpustakaan kadang-kadang memperoleh titipan bahan pustaka dari perorangan atau lembaga lain agar bias dimanfaatkan oleh pemakai perpustakaan. Dalam hal ini perpustakaan sekedar menjaga keberadaannya tanpa memikul resiko

5. Terbitan sendiri : perpustakaan hendaknya menghimpun semua bahan pustaka seperti majalah, buku, brosur, laporan direktori yang diterbitkan baik oleh perpustakaan atau lembaga

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan pustaka dipilih yang mutakhir disesuaikan dengan visi dan misi program perpustakaan, dan cara pengadaannya adalah melalui pembelian, tukar menukar, hadiah, titipan, dan terbitan sendiri.

2.4.2.1 Pemesanan

Pemesanan merupakan bagian dari proses pengadaan bahan pustaka untuk menambah koleksi di perpustakaan.

Menurut buku Pedoman Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999: 18) Tahap- tahap pemesanan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Setelah pemilihan selesai dilakukan dan disetujui oleh penanggung jawab pengembangan koleksi, petugas bagian pengadaan menyiapkan kartu/formulir desiderata. Kartu/formulir desiderata ini kemudian disusun berdasarkan abjad pengarang atau penerbit.

(22)

3. Mengirimkan daftar pesanan kepada penerbit, agen atau toko buku disertai dengan surat pengantar yang menjelaskan cara pembayaran yang akan ditempuh,

kepada penerbit, agen, atau toko buku diminta untuk diminta faktur sementara dari bahan-bahan yang dipesan.

4. Faktur sementara yang diterima kemudiaan dicocokkan dengan kartu/formulir desiderata untuk mengetahui judul-judul yang tidak dapat disediakan oleh penerbit, agen atau toko buku.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemesanan bahan pustaka dilakukan melalui tahapan yang telah disesuaikan oleh penerbit, agen atau toko buku. Setelah itu secara otomatis pemesan akan memperoleh bahan tersebut.

2.5 Pelayanan

Salah satu kegiatan perpustakaan adalah melaksanakan kegiatan pelayanan pengguna, yang berupa layanan bahan pustaka dan menyebarluaskan nformasi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Pelayanan pengguna merupakan kegiatan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pengguna sehubungan dengan kebutuhan akan nformasi. Jadi pada kegiatan inilah perpustakaan secara langsung berhubungan dengan pengguna perpustakaan. Karena itu perpustakaan harus menyelenggarakan pelayanan yang cepat dan tepat dengan kebutuhan penggunanya.

Menurut buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004: 71) “Pelayanan pengguna adalah tugas melayani pengguna perpustakaan dalam menggunakan bahan pustaka yang telah disediakan di perpustakaan”.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa pelayanan pengguna adalah kegiatan pemberian bantuan kepada pengguna untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan agar para pengguna dapat memanfaatkan bahan pustaka sebaik-baiknya.

2.5.1 Sistem Pelayanan Perpustakaan

(23)

agar para pengguna dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Lasa (1994: 51),” sistem layanan perpustakaan adalah system layanan tertutup dan layanan terbuka”.

1. Layanan Terbuka (open acces)

Layanan terbuka adalah layanan yang memperkenankan pengguna mencari sendiri informasi yang dibutuhkan dalam jajaran rak koleksi

Dalam sistem ini para pengunjung dapat secara babas memililih dan mencari sendiri bahan pustaka yang ada di mobil. Pengunjung langsung manuju ke rak-rak buku dan majalah dan koran yang tersedia di perpustakaan keliling. Apabila pengunjung mendapat kesulitan dalam menemukan bahan pustaka yang dicari, mereka dapat meminta bantuan petugas perpustakaan. (M.Ali, 2006: 123 ).

Salah satu keuntungan dari pada sistem layanan terbuka ini adalah:

Sistem layanan terbuka dapat menyadarkan seorang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan jalan memanfaatkan koleksi perpustakaan . kesadaran seseorang dimulai melihat, kemudian mangamati dan akhirnya membaca bahan pustaka yang dapat ditemukan di perpustakaan. Dari membaca sebuah buku kemudian timbul keinginan untuk membaca yang lain, yang akhirnya ingin membaca sebanyak mungkin. Tanpa disedari orang akan mendapatkan tambahan pengetahuan dari pembaca”. (Soeatminah, 1987: 77).

Selain keuntungan yang diperoleh dari sistem ini, ada juga kerugiaannya: a. Frekuensi kerusakan kelibih besar.

b. Memerlukan ruangan yang yang lebih luas, sebab letak rak satu dengan rak yang lain nya memerlukan jarak yank longgar.

c. Susunan buku menjaditidak teratur. Oleh sebab itu pustakawan harus sering mengadakan reshelving.

d. Pemula yang datang ke perpustakaan itu untuk mencari buku sering binggung (Lasa, H.s.1994: 5-6)

2. Layanan Tetutup

Pada sistem layanan tertutup pengguna tidak diperkenankan masuk ke ruang koleksi.

(24)

Pengunjung tidak diperkenankan masuk kedalam mobil perpustakaan keliling sehingga pengambil bahan pustaka dilakukan oleh petugas perpustakaan keliling. Oleh karena itu pengunjung harus mengetahui terlebih dahulu secara jelas nama pengarang, judul buku yang dibutuhkan.

Sebelum mengajukan permintaan kepada petugas layanan perpustakaan. Agar judul maupun pengarang yang dimaksud tepat, pengunjung dapat menggunakaan katalog pengarang, judul, maupun subyek. Apabila nama pengarang atau pengarang atau judul buku yang dimaksud sudah ditemukan, pengunjung dapat menuliskan permintaannya pada formulir yang disediakan oleh perpustakaan keliling. Salah satu keuntungan dari pada sistem tertutup ini adalah: “ Penyalah gunaan kepercayaan yang mengakibatkan penyobekan buku pada halaman-halaman tertentu dan pencurian buku dapat diperkecil, sebab buku-buku hanya keluar apabila sudah dicatat peminjamannya”. (Soeatminah, 1987: 78). Kerugiaan menggunakan sistem pelayanan tertutup ini adalah:

a. Banyak energi yang terserap dibagian sirkulasi ini

b. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar/pinjam.

c. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkn misalnya salah pengertian antara petugas dan peminjam.

d. Antrian meminjam maupun mengebalikan buku dibagian ini sering berjubel. Keadaan ini berarti membuang waktu (Lasa, H.s. 1994: 5).

Sedangkan menurut Sariahmas (2007: 17), kelemahan dan keuntungan dari sistem pelayanan terbuka dan palayanan tertutup adalah sebagai berikut:

1. Sistem Pelayanan Terbuka

a. Keuntungan sistem pelayanan terbuka

1. Kartu-kartu katalog tidak cepat rusak, krena sedikit yang menggunakannya. Pada umumnya mereka langsung menuju ke rak utuk memilih sendiri

2. Menghemat tenaga. Dalam sistem ini petugas tidak perlu mengambil buku yang diinginkan pengguna. Pustakawan hanya mencatat dan kemudian mengambilkan buku-buku yang sudah dibaca ditempat maupun yang dikembalikan hari itu.

3. Judul-judul buku lebih banyak diketahui dan dibaca pengguna. 4. Petugas akan segera judul buku yang sedang dipinjam serta

nama ataupun alamat dari peminjam.

5. Apabila pengguna tidak menemukan buku yang dibutuhkan, maka pengguna dapat mencari buku yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.

(25)

b. Kelemahan sistem pelayanan terbuka 1. Frekuensi kerusakan lebih besar

2. Memerlukan ruangan yang lebih besar, serta letak rak dari yang satu dengan yang lainnya memerlukan jarak yang lebih longgar.

3. Susunan buku menjadi tidak teratur.

4. Pemula yang baru datang ke perpustakaan sering kebingungan dalam mencari kebutuhan.

2. Sistem pelayanan tertutup

a. Keuntungan sistem pelayanan tetutup

1. Daya tampung lebih banyak, karena jarak rak yang satu dengan yang lain lebih dekat.

2. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak.

3. Kerusakan dan kehilangan bahan pustaka kan lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem layanan terbuka.

4. Tidak memerlukan ruang baca di ruangan koleksi. b. Kelemahan sistem pelayanan tertutup

1. Banyak tenaga yang terserap

2. Terdapat bahan pustaka yang tidak pernah dipinjam.

3. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya salah pengertian antara pengguna dan petugas.

4. Antrian peminjaman serta pengembalian lebih panjang.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan tertutup mengurangi kebebasan dan kesempatan bagi pengguna untuk mengetahui sejumlah koleksi yang terdapat pada jajaran koleksi perpustakaan.

2.5.2 Jenis Layanan

Jenis pelayanan pengguna yang diberikan perpustakaan akan menentukan mutu dari pelayanan perpustakaan tersebut. Dalam buku pedoman umum pengelolaan koleksi perpustakaan perguruan tinggi.(1992: 53).

Jenis-jenis pelayanan pengguna adalah sebagai berikut: 1. Layanan Sirkulasi

Layanan ini berupa pemberian kesempatan bagi anggota layanan perpustakaan keliling untuk meminjam bahan pustaka yang dapat dibawa pulang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peminjaman hanya diberikan kepada pengunjung yang sudah terdaftar menjadi anggota perpustakaan.

2. Layanan Referensi

(26)

3. Layanan baca.

Bagi pengunjung yang tidak bermaksud meminjam buku, tapi hanya membacanya saja, maka perpustakaan menyediakan layanan baca sekitar mobil perpustakaan keliling.

4. Pembacaan Cerita

Tujuan utama dilakukan pembacaan cerita ini adalah untuk meningkatkan minat baca anak-anak, terutama anak prasekolah. Biasanya layanan ini sering diberikan oleh Perpustakaan Umum, tapi tidak tertutup kemungkinan bagi perpustakaan keliling untuk melakukannya.Langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan adalah mempersiapkan pembacaan cerita yang terampil, materi cerita dan tempat.

5. Pemutaran Film

Jenis layanan ini merupakan jenis yang paling digemari oleh massyarakat. Ini merupakan sarana paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan dan promosi perpustakaan.

6. Layanan Jasa Dokumentasi

Merupakan layanan penyediaan bahan-bahan dokumentasi yang diperlukan oleh pengunjung seperti peraturan-peraturan pemerintah serta peraturan perundang-undangan yang telah dipersiapkan oleh perpustakaan keliling.

7. Layanan Jasa Informasi

Pengunjung bisa menanyakan langsung kepada petugas perpustakaan tentang informasi-informasi yang bersipat umum.

2.5.2.1 Pelayanan Sirkulasi

Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris “circulation” yang mempunyai arti perputaran dan pengedaran. Dalam ilmu perpustakaan arti kata sirkulasi dikenal sebagai kegiatan pertuaran peminjaman dan pengembalian diperpustakaan. Jenis bahan yang dapat dipinjamkan dapat berupa buku, jurnal, kaset, CD atau bahan pustaka lainnya. Menurut Bafadal- Ibrahim

(2000: 24) “pelayanan sirkulasi adalah kegiatan kerja yang berupa pemberian bantuan kepada pemakai perpustakaan dalam proses peminjaman dan pengembalian bahan pustaka”.

Berdasarkan buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman

(2004: 6) Pelayanan sirkulasi adalah kegiatan melayangkan koleksi perpustakaan kepada para pemakai atau pengguna perpustakaan dengan berbagai macam kegiatan seperti:

1. Membuat peraturan mengenai pemakaian/peminjaman koleksi, misalnya yang mengatur

(27)

c. Hak-haknya apa saja

d. Lamanya jangka waktu peminjaman

e. Banyaknya koleksi bahan pustaka yang boleh dipinjam keluar oleh setiap orang/anggota perpustakaan.

f. Sanksi-sanksi bila terlambat mengembalikan pinjaman bahan pustaka ataupun bila terjadi pelanggaran terhadap peraturan perpustakaan. 2. Membuat pengumuman tentang pendaftaran anggota perpustakaan

langsung tertulis diperpustakaan.

3. Melakukan penagihan kepada para anggota perpustakaan yang belum mengembalikan pinjamannya, dengan cara ditagih langsung ataupun lewat surat tagihan.

4. Mencatat dengan tertib dan teratur semua pemasukan uang pendaftaran anggota perpustakaan maupun uang denda keterlambatan pengembalian koleksi pustaka, untuk kemudian menyetorkannya kepada yang berwenang ataupun pimpinan perpustakaan.

5. Melayani permintaan Surat Bebas Pinjaman Pustaka (SBPP) kepada para anggota perpustakaan yang memerlukan untuk keperluan studi.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan sirkulasi adalah kegiatan yang harus ada di dalam perpustakaan yang berhubungan dengan bagian peminjaman dan pengembalian bahan pustaka agar dapat dipergunakan oleh pengguna secara maksimal. Agar perpustakaan dapat memainkan perannya dengan baik maka perpustakaan harus didukung oleh sarana prasarana serta kerja pengelolah yang handal.

Semua kegiatan pelayanan sirkulasi saling berkaitan, maka hendaknya pelayanan sirkulasi disusun dan dikoordinir dengan baik sesuai dengan jenis tugas pada setiap bagian. Proses layanan sirkulasi meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Keanggotaan

Pendaftaran anggota adalah suatu tugas layanan sirkulasi. Setiap perpustakaan harus menentukan siapa yang boleh atau berhak menentukan persyaratan apa saja yang perlu dipenuhi oleh pengguna untuk menjadi anggota perpustakaan. Dalam hal ini perpustakaan melakukan pencatat anggota dalam pendaftaran anggota dan membuat kartu anggota yang digunakan untuk melaksanakan peminjaman.

Martoatmodjo (1994: 38) mengemukakan bahwa kegunaan pendaftaran anggota adalah:

(28)

2. Mengukur daya guna perpustakaan bagi mereka yang dilayaninya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa seseorang ingin mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan maka dia harus mengisi formulir keanggotaan. Hal ini menggambarkan bahwa perpustakaan dapat mengambil kebijakan sesuai dengan kondisi kemampuan perpustakaan, sehingga anggota yang akan mendaftar dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh perpustakaan.

2. Peminjaman Bahan Pustaka

Perpustakaan mempunyai tugas antara lain memberikan informasi kepada masyarakat yang membutuhkan dan berusaha membangkitkan kegairahan membaca ditengah-tengah masyarakat. Untuk memenuhi tugas tersebut pihak perpustakaan hendaknya berusaha mempertemukan bahan pustaka dengan pengunjung atau pembaca.

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 97) “ peminjamam buku atau sirkulasi adalah kegiatan pengedaran koleksi perpustakaan baik untuk dibaca di dalam perpustakaan maupun untuk dibawa diluar perpustakaan”.

3. Pengembalian Bahan Pustaka

Bahan pustaka yang dipinjamkan kepada pengguna harus kembali pada waktunya. Pengembalian merupakan kegiatan pencatatan bahan pustaka yang dikembalikan pengguna kepada perpustakaan. Dalam pengembalian bahan pustaka, disesuaikan dengan prosedur system pengembalian pada masing-masing perpustakaan. Petugas harus melihat keadaan buku tersebut apakah dalam keadaan baik atau tidak. Hal ini erat hubungannya dengan keterbatasan jumlah buku yang dimiliki perpustakaan. Dalam Buku Pedoman Pelayanan Sirkulasi dan Referensi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1982: 9) “Pengembalian adalah kegiatan sirkulasi yang berupa kegiatan pencatat bukti bahwa pengguna menembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya”.

Dalam proses pengembalian pengguna perpustakaan dapat melakukan pencatat pemesanan peminjaman untuk meminta buku yang sedang dipinjam oleh pengguna lain, setelah kembali ke perpustakaan, dipinjamkan kepadanya.

4. Perpanjangan Waktu Pinjaman

(29)

memperpanjang peminjaman bahan pustaka setelah habis masa pinjamnya. Perpanjangan ini dilakukan karena pengguna merasa belum selesai memperoleh ilmu yang terdapat pada bahan tersebut. Menurut buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994: 59) “Memperpanjang masa pinjam adalah izin untuk memperpanjang masa pinjam buku setelah habis masa pinjamnya diberikan jika tidak ada pengguna lain menempah buku tersebut”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpanjangan peminjaman bahan pustaka dapat dilakukan apabila tidak ada pengguna lain yang memesan bahan perpustakaan tersebut.

5. Penagihan

Bila pengguna tidak mengembalikan bahan perpustakaan tepat pada waktunya, maka pihak perpustakaan mempunyai tugas untuk mengadakan penagihan. Hal ini dilakukan agar peminjam mengingat mengembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya. Penagihan bahan pustaka biasanya dilakukan untuk keterlambatan pengembalian yang melebihi batas peminjaman.

Menurut Soeatminah (1992: 148) menyatakan bahwa “Apabila buku yang dipinjam tidak dikembalikan pada waktu yang telah ditentukan, perpustakaan perlu mengirimkan surat tagihan kepada peminjam, biaya pengiriman surat dibebankan kepada peminjam”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur penagihan yaitu petugas memeriksa keterlambatan pengembalian berdasarkan tanggal kembali bahan perpustakaan. Petugas membuat surat penagihan rangkap dua, lembar pertama dikirimkan kepada peminjam, dan lembar kedua disimpan sebagai pertinggal.

6. Sanksi

(30)

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 83), dinyatakan bahwa ada beberapa jenis sanksi yang dikenakan kepada pengguna antara lain:

1. Denda

2. Sanksi administrasi, misalnya tidak boleh meminjam bahan pustaka dalam waktu tertentu

3. Sanksi akademik, berupa pembatasan kegiatan belajar mengajar

Sanksi yang diberikan kepada pengguna yang melanggar peraturan perpustakaan hendaknya bersifat mendidik agar mereka menyadari bahwa bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan juga dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan yang lain.

2.6 Tempat Pelayanan

Tempat pelayanan adalah lokasi pelayanan perpustakaan keliling terhadap pemakai, dimana hari dan jam telah ditentukan. Tempat layanan perpustakaan keliling pada dasarnya tidak hanya di unit keliling saja. Tempat layanan perpustakaan keliling sangat bergantung pada jenis layanan yang diberikan oleh masing-masing perpustakaan keliling yang bersangkutan, tempat layanan dapat saja dilakukan diruangan khusus yang disediakan oleh masyarakat setempat, seperti balai desa, sekolah atau pos RT/RW atau lapangan terbuka dengan menyediakan tenda dan kursi-kursi baca yang penting layanan tersebut diatur dan ditata rapi dan menarik supaya pengunjung suka berkunjung ke unit mobil perpustakaan keliling.

Serta sebaliknya pada tempat layanan membaca di beri papan nama yang bertuliskan : hari dan waktu kunjungan perpustakaan keliling.

Menurut M. Ali (2006: 126), “Pos pelayanan adalah penentuan jadwal yang berpedoman pada usul dan saran para pemuka masyarakat, kepala sekolah, pengawas jalan dan lain-lain”.

(31)

2.6.1 Waktu Layanan

Mengingat layanan Perpustakaan Kelilig bersifat demokratis yang berarti melayani semua lapisan masyarakat, maka waktu layanan perlu diatur sebaik-baiknya sehingga dapat melayani semua pihak yang membutuhkan informasi dan jasa perpustakaan keliling. Menurut buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling (1992: 21), “Secara ideal waktu layanan perpustakaan keliling perlu dilakukan didalam dua shift perhari, yaitu shift pagi antara pukul 08.30 – 14.00 dan shift siang antara pukul 15.00 - 20.00.

Dengan demikian shift pagi dapat melayani satu pos layanan (service Poin) dan shift siang dapat melayani satu pos layanan (service poin) sehingga setiap hari per satu unit mobil perpustakaan keliling dapat melayani dua pos layanan membaca”.

(32)

BAB III

PELAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING PEMERINTAH

KOTA MEDAN

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Keliling Sumatera Utara

Keliling di Perpustakaan Umum Pemko Medan. Perpustakaan Keliling pertama dimulai beroperasi pada tanggal 01 Desember 1978 dengan menggunakan satu unit mobil Perpusrtakaan Keliling. Mobil yang digunakaan saat pertama kali operasi adalah buatan Ford tahun 1987 dengan bahan bakar berjenis solar. Mobil Perpustakaan keliling ini dilengkapi dengan koleksi pertama berjumlah sekitar 6.000 judul buku, yang berasal dari pusat pembinaan Perpustakaan Jakarta . diawali Surat Keputusan Walikota Medan Kepala Daerah Kota Medan no.839/1972 tanggal 27 desember 1972 tentang mendirikan pusat Perpustakaan Umum Kota Medan.Untuk mengetahui jalannya sejarah Perpustakaan pengoperasiannya, perpustakaan keliling ini hanya melayani desa-desa disekitar kota Medan.

Pada tahun 1985, Perpustakaan Keliling Pemko Medan ditambah dengan empat unit mobil perpustakaan baru bermesin Daihatsu yang pengoperasiaannaya dilakukan di Kabupaten Karo 6 desa, Kotamadya Tebing Tinggi 8 desa, Kotamadya Binjai 7 desa dan Kotamadya Medan 20 desa, yang keseluruhannya terdiri dari 41 desa. Kelima buah mobil tersebut beroperasi dari Perpustakaan Daerah Sumatera Utara dan akan kembali setelah operasi dilakukan.

(33)

3.1.1 Visi Perpustakaan Keliling Pemko Medan

Visi yang telah ditetapkan oleh perpustakaan keliling pemko Medan agar tujuan dapat terlaksana degan baik yaitu mewujudkan Perpustakaan yang handal dalam rangka membentuk Masyarakat Kota Medan yang memiliki budaya baca dan cinta buku

3.1.2 Misi Perpustakaan Keliling Pemko Medan

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka perpustakaan keliling

Pemko Medan mempunyai misi yaitu:

1. Meningkatkan kuliatas dan kuantitas Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Khusus dan Perpustakaan Masyarakat

2. Mewujudkan masyarakat yang gemar membaca dan mencintai buku 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap keberadaan

Perpustakaan

3.2 Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Keliling Pemko Medan

3.2.1 Tujuan Perpustakaan Keliling Pemko Medan

Tujuan pokok yang ingin dicapai kantor perpustakaan kota Medan yaitu melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan pemerintah daerah di bidang Perpustakaan.

3.2.2 Fungsi Perpustakaan Keliling Pemko Medan

Untuk mencapai tujuan yang sempurna perpustakaan harus mampu melakukan fungsinya dengan baik, adapun fungsi perpustakaan keliling Pemko Medan adalah:

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang perpustakaan

2. Pemberian dukungan atas penyelenggara pemerintah daerah dibidang perpustakaan

3. Pembinaan dan pelaksaan tugas dibidang perpustakaan

3.2.3 Tugas Perpustakaan Keliling Pemko Medan

Untuk mencapai tujuan dan fungsinya dengai baik, perpustakaan keliling Pemko Medan mempunyai tugas yang harus dilaksanakan yaitu:

1. Memberikan layanan secara gratis kepada masyarakat. 2. Meningkatkan sarana dan prasarana perpustakaan. 3. Menyediakan koleksi bahan pustaka perpustakaan.

(34)

5. Memberikan layanan kepada masyarakat dan sekolah – sekolah dipinggiran kota Medan melalui unit mobil perpustakaan keliling. 6. Memberikan layanan terpadu bagi perpustakaan sekolah

7. Memberikan pembinaan dan koordinasi kepada perpustakaan – perpustakaan yang berada di kota medan.

8. Memberikan stimulan untuk mendorong perkembangan perpustakaan di masyarakat.

9. Memberikan permasyarakatan minat baca di masyarakat.

3.2.4 Struktur Organisasi

[image:34.595.120.504.392.649.2]

Pada umumnya perpustakaan atau instansi manapun mempunyai struktur organisasi yang jelas. Dengan adanya struktur organisasi semua pegawai mengetahui kedududkan dan tanggung jawab masing-masing dan kepada siapa mereka harus mempertanggungjawabkan pekerjaan atau tugas yang mereka laksanakan, karena kelancaran suatu pekerjaan sebagian besar bergantung pada peraturan dan pembagian tugas dalam instansi tersebut. Adapun struktur organisasi perpustakaan umum Pemko Medan adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Struktur organisasi perpustakaan umum Kota Medan.

Struktur organisasi perpustakaan umum Kota Medan berdasarkan tugasnya masing-masing adalah:

 

KEPALA PERPUSTAKAAN 

SEKSI PEMBINAAN 

TEKNIS 

PERPUSTAKAAN 

SEKSI 

PENGEMBANGAN 

DAN PENGOLAHAN 

SUB BAGIAN 

 TATA USAHA 

KELOMPOK JABATAN 

FUNGSIONAL 

SEKSI 

PELAYANAN 

(35)

1. Kepala perpustakaan

a. Membuat rencana strategis bagi pengembangan perpustakaan b. M dana bagi pelaksanaan kerja tim

c. Membuat langkah-langkah kebijakan atau policy untuk mewujudkan rencana pengembangan perpustakaan d. Mempertanggungjawabkan kebijakan yang telah diambil e. Membuat laporan kepada rector

f. Mengidentifikasi permasalahan dan membuat langkah-langkah pemecahan masalah

g. Melaksanakan pekerjaan sesuai perintah atasan

2. Kasubbag tata usaha

a. Menyiapkan bahan penyusunan konsep rencana dan program kerja perpustakaan

b. Melakukan urusan rumah tangga perpustakaan c. Melakukan administrasi kepegawaian

d. Melakukan urusan administrasi keuangan e. Melakukan kearsipan dan persuratan

3. Kasi pengembangan koleksi

a.Pelaksanaan pengembangan koleksi dan pengolahan bahan pustaka b.Pelaksanaan distribusi dan tukar-menukar bahan pustaka

4. Kasi pembinaan teknis perpustakaan

a.Memastikan bahwa tugas di pelayanan teknis berjalan lancer b. Membuat rencana untuk menerapkan full otomasi perpustakan c. Membuat job deskripsi para kour. di bidangnya

d. Mengevaluasi kinerja staf di bidangnya

e.Mempertanggungjawabkan pelayanan umum kepada kepala perpustakaan

f. Koordinasi dengan kobid. pelayanan umum

5. Kasi pelayanan kepustakawanan

a.Memastikan bahwa tugas di pelayanan umum berjalan lancer b.Membuat rencana untuk menerapkan full otomasi perpustakan c.Membuat job deskripsi para kour. di bidangnya

d. Mengevaluasi kinerja staf di bidangnya

e.Mempertanggungjawabkan pelayanan umum kepada kepala perpustakaan

f. Koordinasi dengan kobid. pelayanan teknis

(36)
[image:36.595.120.507.115.219.2]

Tabel 1. Data pegawai perpustakaan umum Pemko Medan

No. NAMA JABATAN

1. ZULKARNAEN, SH Kepala Kantor

2. UMAR TAUFIK LUBIS, SE Kasubbag Tata Usaha 3. Dra. ROHANI Kasi Pengembangan Koleksi 4. SYARIFAH HURIAH, SH Kasi Pembinaan Teknis

Perpustakaan

5. ARRIANI YUSRA, SE Kasi Pelayanan Kepustakaan

Pada struktur perpustakaan umum Kota Medan, perpustakaan keliling masih belum jelas kedudukannya. Untuk sementara waktu Perpustakaan Keliling ditempatkan dibawah seksi LPI (layanan Pustaka dan Informasi). Untuk memperoleh gambaran yang jelas, dapat dilihat pada struktur organisasi di bawah ini.

Gambar 2. Layanan pustaka dan informasi

Jumlah pegawai yang ikut serta dalam melakukan pelayanan perpustakaan keliling Pemko Medan berjumlah empat orang yaitu:

1. Koordinator perpustakaan keliling: 1 orang

2. Pustakawan : 3 orang

3.3 Koleksi

Berdasarkan buku Panduan Penyelenggara Perpustakaan Keliling yang diterbitkan oleh perpustakaan Nasional RI, perpustakaan yang baik minimal memiliki 1000 judul koleksi, yang terdiri dari 2.500 eksemplar. Sedangkan koleksi perpustakaan keliling pemerintah kota medan saat ini telah memiliki 5.400 judul buku, yang terdiri dari 15.661 eksemplar. Dengan perbandingan ini berarti

LPI

SUPIR  PUSTAKAWAN 

[image:36.595.153.473.347.484.2]
(37)

koleksi yang disediakan oleh Perpustakaan Keliling Pemerintah kota Medan sudah memadai.

Tabel 2. Koleksi Perpustakaan Keliling Pemko Medan

No. KELOMPOK DISIPLIN

ILMU JUDUL EKSEMPLAR

1. 000 KARYA UMUM 484 1449

2. 100 FILSAFAT 570 1551

3. 200 AGAMA 471 1381

4. 300 ILMU SOSIAL 523 1497

5. 400 BAHASA 525 1461

6. 500 ILMU MURNI 620 1491 7. 600 TEKNOLOGI 902 2291 8. 700 KESENIAN 448 997 9. 800 KESUSASTRAAN 615 1741 10. 900 SEJARAH 240 851

11. FIKSI, NON FIKSI 951

JUMLAH 5.400 15.661

3.4 Anggaran Operasional Perpustakaan Keliling Pemko Medan

Anggaran adalah unsur utama untuk menjalankan perpustakaan tanpa anggaran perpustakaan tidak mungkin dapat berjalan dengan baik meskipun sistemnya bagus dan pustakawannya bermutu. Maka semua pustakawan harus mau dan mampu ikut ambil bagian dalam perencanaan biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan suatu perpustakaan, paling tidak untuk keperluan satu tahun. Setiap perpustakaan harus membuat rencana anggaran dan mengajukannya kepada lembaga lain yang berkewajiban untuk memberi anggaran kepada perpustakaan. Perpustakaan Pemko Medan menerima dana sebesar

Rp. 79.030.000,- dari APBD.

3.5Sarana dan Prasarana Perpustakaan Keliling Pemko Medan

Pada dasarnya Perpustakaaan keliling memerlukan kendaraan untuk

(38)

ruang yang cukup luas untuk biasa membuat bahan pustaka yang akan dilayankan kepada pengguna nantinya.

Perlengkapan perpustakaan keliling merupakan sarana dan alat untuk mencapai tujuan perpustakaan keliling perlengkapan perpustakaan keliling merupakan barang-barang untuk kebutuhan kerja,pelayanan dan penyimpanan barang-barang perpustakaan yang harus disesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan keliling. Perlengkapan Perpustakaan Keliling Pemko Medan adalah sebagai berikut 

1. 2 buah Mobil Keliling

2. 4 buah kursi biasa

3. 2 rak buku yang disusun didalam mobil keliling 4. 1 meja untuk petugas sirkulasi,

5. kipas, ac, tv, av, speaker, dvd, kulkas, toa .

3.6 Pelayanan

Sebagaimana telah diketahui bahwa pelayanan mempunyai peranan penting dalam penyebaran informasi karena titik layanan merupakan kegiatan peredaran bahan pustaka, oleh karena itu dalam melayani masyarakat pengguna terlebih dahulu petugas perpustakaan keliling memeriksa keadaan mobil, menyusun koleksi, mempersiapkan alat-alat administrasi dan lain-lain yang dianggap perlu. Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka pada jam 09.00 wib, mobil perpustakaan keliling berangkat menuju pos pelayanan yang telah ditentukan.

3.6.1 Sistem Pelayanan

Setiap perpustakaan dalam menyelenggarakan pelayanan harus menentukan sistem yang dianggap sesuai dengan tujuan perpustakaan dan juga penggunanya. Pelayanan pengguna dapat dilakukan dengan dua sistem yaitu system layanan terbuka (open access ) dan sistem layanan tertutup (close access ).

(39)

3.6.2 Jenis Layanan

Layanan yang digunakan oleh Perpustakaan Keliling Pemko Medan adalah layanan sirkulasi dan layanan baca.

3.6.2.1 Pelayanan Sirkulasi

Sebagaimana telah diketahui bahwa layanan sirkulasi merupakan ujung tombak dari sebuah perpustakaan. Demikian juga layanan sirkulasi pada Perpustakaan Keliling Kota Medan, layanan sirkulasi perpustakaan mempunyai peranan penting dalam penyebaran informasi karena titik layanan merupakan pusat peredaran bahan pustaka.

Adapun tugas pelayanan sirkulasi yang dilakukan pada Perpustakaan

Keliling Kota Medan meliputi:

1. Keanggotaan

Anggota Perpustakaan Keliling Kota Medan terdiri dari berbagai masyarakat, mulai dari anak-anak hingga dewasa tanpa memandang status sosialnya di dalam masyarakat.Untuk menjadi anggota Perpustakaan Keliling ini, tidak hanya banyak menuntut persyaratan yang memberatkan calon anggota. Asalkan saja calon anggota tersebut melek huruf dan warga daerah layanan Perpustakaan Keliling. Walaupun demikian, setiap calon anggota yang ingin mendaftar perlu memenuhi persyaratan, yaitu :

1. Mematuhi peraturan-peraturan Perpustakaan Umum Kota Medan. 2. Mengembalikan buku yang dipinjam tepat pada waktunya.

3. Menjaga dan memelihara dengan baik buku yang dipinjam.

4. Membayar atau mengganti dengan buku yang sama apabila buku yang dipinjam rusak atau hilang

5. Buku yang telambat dikembalikan si peminjam (anggota) dengan batas waktu yang ditentukan dikenakan sanksi dengan memberikan peringatan pertama, kedua dan ketiga dan apabiala hal tersebut tidak diindahkan maka keanggotaannya dicabut dan dapat menjadi anggota kembali dengan waktu + 1 (satu) tahun setelah mendapatkan pertimbangan dari Kepala Perpustakaan Umum.

6. Jangka waktu peminjaman selama 14 ( empat belas) hari dan dapat diperpanjang 7 hari lagi dengan terlebih dahulu memberi tahu petugas pelayanan umum sebelum masa peminjaman berakhir.

7. Maksimal buku yang dapat dipinjam sebanyak 3 (tiga) eksemplar. 8. Pas foto ukuran 2 x 3 cm sebanyak 1 (satu) lembar.

9. Kartu pelajar/KTP terlampir (KTM Kota Medan).

(40)

Setelah memenuhi persyaratan diatas maka calon anggota diberi kartu tanda anggota perpustakaan secara cuma-cuma. Kemudian dapat meminjam sebagaimana layaknya anggota yang lain. Menurut pengamatan penulis, pada umumnya anggota Perpustakaan Keliling Kota Medan adalah pelajar. Hal ini disebabkan oleh karena faktor-faktor sebagai berikut :

1. Mobil Perpustakaan Keliling cenderung berpos disekitar gedung sekolah 2. Tidak berfungsinya Perpustakaan Sekolah di daerah tersebut.

2. Peminjaman

Sesuai dengan sistem layanan yang dilaksanankan Perpustakaan Keliling Kota Medan sistem pelayanan terbuka maka pengguna dapat mengambil sendiri buku yang dibutuhkan kejajaran koleksi. Apabila anggota ingin meminjam bahan pustaka, mereka harus menunjukkan kartu anggota yang masih berlaku kepada petugas perpustakaan. Adapun syarat peminjaman buku pada Perpustakaan Keliling Kota Medan adalah sebagai berikut:

1. Setiap pengguna berhak meminjam 1 judul buku.

2. Lama waktu peminjaman dua menggu dan dapat diperpanjang sekali selama satu minggu.

3. Buku yang terlambat dikembalikan maka pengguna diberi peringatan apabila peringatan tersebut tidak diindahkan oleh pengguna tersebut maka sebagai sanksinya peminjaman tidak dibenarkan lagi meminjam bahan pustaka untuk sementara waktu.

Adapun prosedur peminjaman

1. Peminjam melapor terlebih dahulu kepada petugas 2. Peminjaman dapat mencari langsung kerak

3. Setelah menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan kemudian membawanya kebagian sirkulasi guna melakukan transaksi peminjaman.

4. Petugas melakukan transaksi sebagai berikut :

1. Pengguna menyerahkan kartu tanda anggota dan buku kepada tugas sirkulasi.

2. Petugas memeriksa kartu untuk memastikan apakah kartu tanda anggota masih berlaku.

3. Petugas mencatat data buku denagn sistem manual.

4. Petugas men- stempel buku dan tanggal pengembalian buku.

3. Pengembalian

(41)

Adapun prosedur pengembalian bahan pustaka pada Perpustakaan Keliling Kota Medan adalah sebagai berikut

1. Peminjam menyerahkan buku yang dipinjam kepada petugas. 2. Petugas memeriksa buku, apakah buku tersebut dalam kondisi baik

atau keadaan rusak

3. Petugas memeriksa batas akhir pengembalian, untuk memastikan buku terlambat atau belum.

4. Petugas menerima buku dari pengguna. 5. Petugas menyimpan buku ke rak.

6. Kartu buku kemudian dimasukkan kembali kekantong buku, sedangkan kartu anggota diikembalikan kepada peminjam.

4. Perpanjangan waktu pinjaman

Perpanjangan bahan pustaka dapat dilakukan sebanyak satu kali.Jangka waktu perpanjangan sampai tujuh hari lagi. Dalam proses perpanjangan petugas hanya mencatat tanggal kembali pada buku peminjaman dan kartu buku.

5. Penagihan pinjaman yang terlambat dikembalikan

Penangihan bahan pustaka yang dilakukan oleh Perpustakaan Keliling adalah kepada anggota atau pengguna yang meminjam bahan pustaka setelah batas waktu pengembalian yang ditentukan sudah lewat/terlambat dan bahan pustaka tersebut belum juga dikembalikan.

Dalam hal ini petugas akan memeriksa keterlambatan pengembalian bahan pustaka dan melakukan tindakan penagihan kepada pengguna yang meminjam buku dengan via telepon/sms agar segera mengembalikan bahan pustaka.

6. Sanksi

Masalah sanksi keterlambatan ini sengaja diberi kelonggaran mengingat pada umumnya penduduk membutuhkan waktu satu harian penuh untuk bekerja, sehingga kadang-kadang tidak sempat mengembalikan bahan pustaka tepat pada waktunya. Mengingat hal tersebut maka petugas Perpustakaan Keliling sengaja tidak memberikan sanksi berupa uang. Sebagai sanksinya, mereka tidak dibenarkan meminjam untuk sementara waktu.

(42)

3.6.2.2 Layanan Baca

Pada Perpustakaan Keliling Pemko Medan selain meminjamkan bahan pustaka, perpustakaan keliling menyediakan layanan baca anak-anak balita dan anak-anak usia 12 tahun. Mereka diarahkan untuk mengembangkan imajinasi, meningkatkan minat baca, dan gemar belajar serta rekreasi yang mendidik.

3.6.2.3 Pelayanan Pemutaran Film

Seperti yang telah diungkapkan didalam uraian teoritis sebelumnya, jenis layanan pemutaran film merupakan jenis layanan yang paling digemari dan merupakan sarana yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan dan promosi perpustakaan.

Walaupun layanan pemutaran film saat ini belum dilakukan namun untuk masa-masa mendatang layanan ini perlu diadakan. Mengingat perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat yang selalu menuntut masyarakat untuk harus mengikuti sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Untuk melakukan pemutaran film, memang memerlukan dana yang cukup besar. Namun hal ini tidak mutlak untuk menjadikan alasan. Jika permasalahannya terbentur pada dana, maka perpustakaan induk dapat bekerja sama dengan Pemda.

3.6.2.4 Pelayanan Bercerita

(43)

Tujuan utama dilakukan pembacaan cerita ini adalah untuk menumbuhkan minat baca anak sedini mungkin. Walaupun layanan ini lebih sering dilakukan oleh Perputakaan Umum, namun tidak tertutup kemungkinan bagi Perpustakaan Keliling untuk melakukan hal yang sama.

Oleh karena sasaran pembacaan cerita lebih ditekankan kepada anak-anak, sebaiknya jumlah pendengar dibatasi antara 20-25 orang anak, supaya pembaca cerita lebih efektif dan teratur, sebab jika jumlah pendengar terlalu banyak dapat menggangu konsentrasi pembaca dan pendengar cerita.

Tekhnik pembacaan cerita sama dengan yang dilakukan oleh Perpustakaan Umum. Dalam hal ini yang perlu dipersiapkan adalah pembaca cerita yang terampil, materi cerita dan tempat pembacaan cerita. Pembacaan cerita sebaiknya banyak mengetahui cerita rakyat setempat, pandai berdongeng pembacaan cerita banyak didengarkan oleh anak-anak, hendaknyak pembacaan cerita dilakukan disekitar Sekolah Taman Kanak-Kanak.

3.7 Tempat Layanan

Tempat layanan perpustakaan keliling pada dasarnya tidak hanya di unit keliling saja. Tempat layanan perpustakaan keliling sangat bergantung pada jenis layanan yang diberikan oleh masing-masing perpustakaan keliling yang bersangkutan, tempat layanan dapat saja dilakukan diruangan khusus yang disediakan oleh masyarakat setempat, seperti balai desa, sekolah atau pos RT/RW atau lapangan terbuka dengan menyediakan tenda dan kursi-kursi baca yang penting layanan tersebut diatur dan ditata rapi dan menarik supaya pengunjung suka berkunjung ke unit mobil perpustakaan keliling. Sedangkan tempat layanan yang dikunjungi Perpustakaan Keliling Pemerintah Kota Medan adalah sekolah dan pasar.

Dengan perbandingan ini berarti tempat layanan yang dikunjungi Perpustakaan Keliling Kota Medan belum memadai.

(44)

Tabel 3. Rute Perjalanan Perpustakaan Keliling setiap Senin s/d Jum’at sebagai

berikut

Hari Pos Pemberhentian Daerah

Senin

- SMPN 17 - SMP ASISI

- PASAR TITI KUNING

- MEDAN TEMBUNG - MEDAN SELAYANG - MEDAN JOHOR

Selasa

- SMPN 20 - PASAR HALAT

- SMP/SMA KARAKATAU

- MEDAN MARELAN - MEDAN AREA - MEDAN TIMUR

Rabu

- TAMAN SISWA - SMPN 44

- PASAR TITI PAPAN

- MEDAN SELAYANG - MEDAN LABUHAN - MEDAN DELI

Kamis

- SMP ALWASHLIYAH 30 - PESANTREN DARUL HIKMAH TELADAN

- MEDAN MARELAN - MEDAN KOTA - MEDAN TEMBUNG

Jum’at - PASAR AKSARA

3.7.1 Waktu Layanan

Berdasarkan buku Layanan Perpustakaan Keliling yang diterbitkan oleh Ikatan Pustakawan Indonesia. Secara ideal waktu layanan perpustakaan keliling perlu dilakukan dua shift perhari, yaitu shift pagi antara pukul 09.00 – 11.30 dan shift siang antara pukul 11.30 – 14.30. Sedangkan waktu layanan Perpustakaan Keliling Pemerintah Kota Medan hanya dilakukan satu shift yaitu shift pagi saja antara pukul 09.00 – 12.00.

(45)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan data yang telah penulis peroleh dari observasi pada Perpustakaan Keliling Pemerintahan Kota Medan, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Sistem pelayanan yang digunakan Perpustakan Keliling Kota Medan adalah sistem pelayanan terbuka. Dengan adanya sistem ini pengguna diberikan kebebasan untuk mencari koleksi yang mereka butuhkan dalam jajaran koleksi.

2. Jumlah koleksi Perpustakaan Keliling Kota Medan saat ini 5.400 judul yang terdiri dari 15.661 eksemplar. Berdasarkan patokan minimal yang telah ditentukan oleh Perpustakaan Nasional RI, berarti koleksi perpustakaan ini sudah dapat dikatakan telah memadai.

3. Pos dan waktu layanan yang diberikan oleh Perpustakaan Keliling Kota Medan dalam satu pos adalah selama dua jam sehingga pengguna tidak merasa puas, dan waktu layanan perpustakaan keliling Kota Medan belum sesuai dengan waktu-waktu senggang masyarakat setempat.

4.2. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis mengaukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna hendaknya waktu layanan yang diberikan ditambah agar pengguna merasa puas dalam pelayanan yang diberikan.

(46)

3. Hendaknya penagihan koleksi bahan pustaka, tidak melalui telepon maupun sms, karena akan menimbulkan dampak negatif dan hal-hal yang tidak di inginkan

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahid Ali. 2006. Layanan Perpustakaan Keliling. Jakarta : Ikatan Pustakawan Indonesia

Kohar, Ade. 2003. Teknik menyusun Kebijakan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Jakarta : Pustakawan Madya-PDII LIPI

Bafadal-Ibrahim. Pengolahan Perpustakaan Perguruan tinggi. 2000. Jakarta : Bumi Aksara

Hs. Lasa. 1994. Jenis-jenis Pelayanan Informasi di Perpustakaan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Martoadmojo, Karmidi. 1993. Pelayanan Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka.

N.S, Sutarno. 2003. Perpustakaan Masyarakat. Jakarta : yayasan Obor Indonesia

Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling. 1992. Jakarta : Proyek

Pengembangan Sistem Perpustakaan Nasional R.I.

Panduan Koleksi Perpustakaan Keliling. 1992. Jakarta : Proyek Pengembangan

Sistem Perpustakaan Nasional R.I.

Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. 1992. Jakarta : Proyek

Pengembangan Sistem Perpustakaan Nasional R.I.

Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. 1999. Jakarta : Proyek

Pengembangan Sistem Perpustakaan Nasional R.I.

Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan tinggi 1999.

(48)

Gambar

Gambar 1. Struktur organisasi perpustakaan umum Kota Medan.
Tabel 1. Data pegawai perpustakaan umum Pemko Medan

Referensi

Dokumen terkait

Metode pengembangan yang digunakan pada aplikasi manajemen informasi sedekah ini adalah rekayasa perangkat lunak berorientasi penggunaan ulang.. Adapun langkah-langkah

Melalui garapan tari kreasi baru yang berjudul Agirang dikemas dengan pada awal tarian dimulai ( papeson ) menampilkan 3 orang penari putri yang gerak-gerak tarinya

disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.. Rencana Strategis Perangkat

Dalam Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Rumah yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2008, disebutkan bahwa salah satu peran farmasis dalam

Dalam penelitian ini akan dilakukan pengenalan karakter atau huruf arab yang terdapat pada kitab kuning, mengingat banyaknya penerbit dan bentuk tulisan atau font

Berdasarkan perbandingan persentase aktivitas harian maupun frekeunsi aktivitas individu owa jantan sebelum, selama dan pada saat tidak lagi diberikan sanrego

Di sisi lain, dalam tahun ini terjadi rugi operasi karena produk baru (BjLAS) masih belum sempurna sehingga mengakibatkan harga pokok meningkat. Untuk tahun yang

a) Proses Isotermal : proses perubahan keadaan sistem pada suhu tetap. b) Proses Isokhorik : proses perubahan keadaan sistem pada volume tetap c) Proses Isobarik :