• Tidak ada hasil yang ditemukan

REGULASI KETEKNIKAN DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REGULASI KETEKNIKAN DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

REGULASI KETEKNIKAN

DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

Oleh Ir. PAHALA LINGGA

DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN KETENAGALISTRIKAN

DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

(2)

INSTALASI PENYEDIAAN DAN

PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

(3)

REGULASI KETEKNIKAN SEKTOR KETENAGALISTRIKAN

 Peraturan Perundang-undangan

 Standar Peralatan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik

 Standar Kompetensi

 Baku Mutu Lingkungan

 Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000

 Inspeksi Ketenagalistrikan

 Sanksi-sanksi

Instalasi Tenaga Listrik

- Aman - Andal

- Akrab Lingkungan

•Usaha Penyediaan Tenaga Listrik

•Usaha PenunjangTenaga Listrik

•Tenaga Teknik yang Kompeten dan Bersertifikat

Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik

Industri Penunjang Tenaga Listrik

(4)

REGULASI SEKTOR KETENAGALISTRIKAN

UU No. 15/1985 tentang Ketenagalistrikan;

PP No. 10/1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik, PP No. 3/

2005 tentang Perubahan Atas PP No.10/1989 jo PP No. 26/2006 tentang Perubahan Kedua Atas PP No.10/1989;

Permen ESDM Nomor 0045 Tahun 2005 tentang Instalasi Ketenagalistrikan, Permen ESDM No. 0046 Th 2006 tentang Adendum Permen ESDM No.45 tahun 2005

Kepmen ESDM nomor 1109K/30/MEM/2005 tentang penunjukan KONSUIL

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0027 Tahun 2005 Tentang

Tata Cara Pembubuhan Tanda SNI dan Tanda Keselamatan;

(5)

UU NO. 15 TAHUN 1985

Pasal 15, ayat (1)

Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk kepentingan umum wajib:

a. menyediakan tenaga listrik;

b. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat;

c. memperhatikan keselamatan kerja dan keselamatan umum.

Pasal 17

Syarat-syarat penyediaan, pengusahaan, pemanfaatan,

instalasi, dan standardisasi ketenagalistrikan diatur oleh

Pemerintah.

(6)

Pasal 18

(1) Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan umum terhadap pekerjaan dan pelaksanaan usaha ketenagalistrikan.

(2) Pembinaan dan pengawasan umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terutama meliputi keselamatan kerja, keselamatan umum, pengembangan usaha, dan tercapainya standardisasi dalam bidang ketenaga- listrikan.

UU NO. 15 TAHUN 1985

(7)

PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006 Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989

PASAL 21

• Setiap usaha penyediaan tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan

• Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan meliputi:

- Standardisasi,

- Pengamanan Instalasi TL, - Pengamanan Pemanfaat TL

untuk mewujudkan A3 (Aman,Andal dan Akrab lingkungan)

• Pekerjaan didalam instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang disertifikasi oleh lembaga sertifikasi yang terakreditasi

• Dalam hal di suatu daerah belum terdapat Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang telah disertifikasi, (Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota) sesuai kewenangannya dapat menunjuk Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik

• Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi, (Menteri, Gubernur

atau Bupati/Walikota) sesuai kewenangannya dapat menunjuk lembaga sertifikasi

(8)

PASAL 21

• Setiap usaha penyediaan tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan

• Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan meliputi:

- Standardisasi,

- Pengamanan Instalasi TL, untuk mewujudkan A3 - Pengamanan Pemanfaat TL

• Pekerjaan instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang disertifikasi oleh lembaga sertifikasi yang terakreditasi

• Dalam hal di suatu daerah belum terdapat Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang telah disertifikasi, Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dapat menunjuk Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik

• Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi, Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dapat menunjuk lembaga sertifikasi

PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006

Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989 (sambungan..)

(9)

PASAL 21

• Pemeriksaan dan pengujian instalasi penyediaan dan instalasi pemanfaatan TT dan TM dilaksanakan oleh lembaga inspeksi teknik yang diakreditasi

• Pemeriksaan instalasi pemanfaatan TR oleh lembaga inspeksi independen yang sifat usahanya nirlaba

• Pemeriksaan instalasi TR yang dimiliki oleh konsumen TT dan atau TM dilakukan oleh lembaga inspeksi teknik yang diakreditasi

• Setiap tenaga teknik yg bekerja dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi

TT = tegangan tinggi

TM = tegangan menengah TR = tegangan rendah

PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006

Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989 (sambungan..)

(10)

PASAL 22

• Instalasi ketenagalistrikan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia bidang ketenagalistrikan.

• Setiap instalasi ketenagalistrikan sebelum dioperasikan wajib memiliki sertifikat laik operasi.

Ketentuan mengenai perencanaan, pemasangan, pengamanan, pemeriksaan, dan pengujian serta uji laik operasi instalasi ketenaga- listrikan diatur dengan Peraturan Menteri No. 0045 Tahun 2005 tentang Instalasi Ketenagalistrikan, dan Peraturan Menteri No. 0046 Tahun 2006 tentang Perubahan Permen 0045 Tahun 2005

PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006

Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989 (sambungan..)

(11)

- Instalasi Tenaga Listrik milik Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (BUMN, BUMD, Swasta, Koperasi, Swadaya Masyarakat dan Perorangan atau Lembaga Negara lainnya)

- Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik milik Pelanggan TT, TM dan TR

- Industri Penunjang Tenaga Listrik (produsen peralatan dan pemanfaat tenaga listrik)

- Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (konsultan, kontraktor, Jasa Inspeksi dll)

- Tenaga Teknik Bidang Ketenagalistrikan

OBYEK REGULASI TEKNIK

(12)

SERTIFIKASI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

1. Sertifikasi Peralatan Tenaga Listrik

2. Sertifikasi Pemanfaat Tenaga Listrik

3. Sertifikasi Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik – Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik

– Instalasi Transmisi Tenaga Listrik – Instalasi Distribusi Tenaga Listrik

4. Sertifikasi Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik – Instalasi Pelanggan Tegangan Tinggi

– Instalasi Pelanggan Tegangan Menengah – Instalasi Pelanggan Tegangan Rendah

5. Sertifikasi Tenaga Teknik

Permen ESDM No. 0027 Tahun 2005 tentang Tatacara Pembubuhan

Tanda SNI dan Tanda Keselamatan

Permen ESDM No.

0045 Tahun 2005 dan Perubahannya

SK Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi

No. 1898/40/600.4/2001 tgl 21 Maret 2001 tentang Tata Cara Sertifikasi Tenaga Teknik

Ketenagalistrikan

(13)

INSTALASI TENAGA LISTRIK

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL No. 0045 Tahun 2005 TENTANG INSTALASI KETENAGALISTRIKAN

PASAL 7 ayat (1)

Instalasi penyediaan tenaga listrik :

• selesai dibangun dan dipasang,

• direkondisi, dilakukan perubahan kapasitas, atau

• dilakukan relokasi

wajib dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap kesesuaian dengan ketentuan standar yang berlaku.

PASAL 11 ayat (1)

Instalasi pemanfaatan tenaga listrik yang telah selesai dibangun dan dipasang wajib dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap kesesuaian dengan standar yang berlaku.

Pasal 11 ayat (5)

Pemeriksaan dan pengujian instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen

tegangan rendah dilakukan oleh lembaga inspeksi independen yang sifat

usahanya nirlaba dan ditetapkan oleh Menteri.

(14)

MASA BERLAKU SERTIFIKAT LAIK OPERASI INSTALASI TENAGA LISTRIK

JENIS INSTALASI TENAGA LISTRIK

MASA BERLAKU

(TAHUN)

Instalasi pembangkit tenaga listrik 5 Instalasi transmisi dan distribusi tenaga

listrik 10

Instalasi pemanfaatan tenaga listrik

konsumen TT dan TM 15

Instalasi pemanfaatan tenaga listrik

konsumen TR 15

(15)

K O N S U I L

• Dasar Hukum : Kepmen ESDM

No.1109K/30/MEM/2005 tentang penunjukan KONSUIL sebagai lembaga pemeriksa instalasi pemanfaatan konsumen tegangan rendah

• Tugas : Melaksanakan pemeriksaan instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah dan menerbitkan Sertifikat Laik Operasi

• Cakupan : Instalasi pemanfaatan konsumen

tegangan rendah daya 450 s.d 197 kVA

(16)

PERALATAN DAN PEMANFAAT TENAGA LISTRIK PERATURAN MENTERI ESDM No. 0027 Tahun 2005

TENTANG TATA CARA PEMBUBUHAN TANDA SNI DAN TANDA KESELAMATAN

PASAL 2

• Setiap peralatan tenaga listrik yang SNI-nya diberlakukan sebagai SNI Wajib harus dibubuhi tanda SNI setelah mendapatkan sertifikat produk

• Setiap pemanfaat tenaga listrik yang SNI-nya diberlakukan sebagai SNI Wajib harus dibubuhi tanda Keselamatan setelah mendapatkan sertifikat produk

PASAL 5

Peralatan atau pemanfaat tenaga listrik produk impor yang tidak

mempunyai tanda SNI atau tanda keselamatan dapat diperjualbelikan

dengan dibubuhi tanda kesesuaian produk setelah mendapatkan

sertifikat kesesuaian produk

(17)

DAFTAR SNI WAJIB YG DIBERLAKUKAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

No. Nama Produk No SNI Dasar Peraturan

1 Pemutus Sirkit Mini (Mini Circuit Breaker)

SNI 04-6507.1- 2002/Amd1-2006

Permen No.009 Th 2007

2 Tusuk-kontak & Kotak- kontak

(Plugs and Sockets)

SNI 04-3892.1-2006 Permen No.012 Th 2007

3 Saklar

(Electric Switch)

SNI 04-6203.1-2006 Permen No.010 Th 2007

4 Kipas Angin (Electric Fans)

SNI 04-6292.80- 2006

Permen No.011 Th 2007

5 Persyaratan Umum SNI 04-6292.1-2003 Permen No.38 Th 2005

6 Frekuensi (50 Hz)

SNI 04-1922-2002 Permen No.34 Th 2005

7 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000 Kepmen No.2046 Th

2001

(18)

Produk Peralatan dan Pemanfaat Tenaga Listrik Yang Telah Memperoleh Sertifikat Produk

Peralatan dan Pemanfaat

Tenaga Listrik Merk yang Sudah SNI

MCB

MERLIN GERIN, CHINT, ABB, LIKON, HAGER, SHUKAKU, MASKO, HYUNWOO, ELITECH, VYBA,

MASKO

KOTAK-KONTAK NATIONAL, MERTEN, CLIPSAL,BROCO, HAGER, LEGRAND, GP, VYBA

TUSUK-KONTAK STANDARD, NIYOKU, CABLEX SENTOSA, , LEGRAND, EWINDO

SAKLAR NATIONAL, MERTEN, CLIPSAL,BROCO, HAGER , LEGRAND, GP, VYBA, MK, GB GEBRO

KIPAS ANGIN MASPION, COSMOS, UCHIDA, NLG, SANKEN,

MIYAKO

(19)

USAHA PENUNJANG

KETENAGALISTRIKAN

(20)

KEBIJAKAN – KEBIJAKAN

USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK SECARA UMUM

1. UU No. 15 Tahun 1985, tentang Ketenagalistrikan

2. PP No. 25 Tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik 3. PP No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 Tentang Penyediaan Dan Pemanfaatan Tenaga Listrik

4. Kepmen P & E No. 2500.K/40/M. PE/1997 tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik bidang Konsultasi, Pembangunan dan Pemasangan, dan bidang Pemeliharaan Peralatan Ketenagalistrikan

5. Kepmen ESDM No. 1455 K/40/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintah di Bidang Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Sendiri, Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum dan Usaha Penunjang Tenaga Listrik

6. Permen ESDM No. 0001 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Pekerjaan Jaringan Dalam Keadaan Bertegangan

7. Permen ESDM No. 048 Tahun 2006 tentang Pemanfaatan Jaringan

Tenaga listrik untuk Kepentingan TELEMATIKA

(21)

ayat (3) :

Pekerjaan instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang disertifikasi lembaga sertifikasi yang terakreditasi.

ayat (4) :

Dalam hal di suatu daerah belum terdapat Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang telah disertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dapat menunjuk Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik

ayat (5) :

Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai kewenanagannya dapat menunuk lembaga sertifikasi.

SUBSTANSI USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK

Dalam pasal 21, PP No. 3 TAHUN 2005 tentang

PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

(22)

a. Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik meliputi jenis usaha : - Jasa Konsultansi Ketenagalistrikan

- Jasa Pembangunan dan Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik - Jasa Pengujian Instalasi Tenaga Listrik

- Jasa Pengoperasian Instalasi Tenaga Listrik - Jasa Pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik - Jasa Penelitian dan Pengembangan

- Jasa Pendidikan dan Pelatihan; dan

- Usaha Jasa Lain yang Secara Langsung berkaitan dengan Penyediaan Tenaga Listrik (a.l : Pemanfaatan Jaringan

Tenaga Listrik untuk Telematika).

b. Industri Penunjang Tenga Listrik meliputi jenis usaha : - Industri Peralatan Tenaga Listrik; dan

- Industri Pemanfaat Tenaga Listrik.

Usaha Penujang Tenaga Listrik (UPTL)

(23)

TUJUAN USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK

• MENUNJANG USAHA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK DALAM RANGKA PELAYANAN TENAGA LISTRIK KEPADA MASYARAKAT SECARA MERATA

• MENJAMIN MUTU PELAYANAN TENAGA LISTRIK KEPADA MASYARAKAT

• MENUMBUHKEMBANGKAN BADAN USAHA PENUNJANG YANG BERKUALITAS

• MENDORONG PERTUMBUHAN AHLI SPESIALIS DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN (TENAGA TEKNIK YANG KOMPETEN)

• MELINDUNGI KEPENTINGAN KONSUMEM TENAGA LISTRIK

DAN PENGUSAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

(24)

PROSES IZIN BADAN USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK (IUPTL) DAN SERTIFIKASI BADAN USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK

Permohonan

IUPTL Evaluasi Persyaratan

Memenuhi Syarat?

Sertifikasi &

Registrasi

Evaluasi Persyaratan

Memenuhi Syarat?

BADAN USAHA UJPTL

LEMBAGA SERTIFIKASI BADAN UJPTL

PEMERINTAH PUSAT/DAERAH

* Izin Usaha Penunjang Tenaga Listrik

Operasional Komersil

YA TIDAK

TIDAK

YA

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

Tenaga Teknik Bersertifikat

(25)

PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN BADAN USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK NON KONSTRUKSI

• AKTE PENDIRIAN;

• NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP);

• TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP);

• DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENGURUS BADAN USAHA;

• NERACA PERUSAHAAN TAHUN YANG BARU;

• SERTIFIKAT KOMPETENSI SESUAI PEKERJAANNYA;

• SERTIFIKAT BADAN USAHA SESUAI JENIS,KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI;

• DAFTAR TENAGA TEKNIK TETAP;

• SURAT KETERANGAN DOMISILI DARI INSTANSI YANG BERWENANG;

• REKOMENDASI BANK

• DAFTAR PERALATAN KERJA DAN ALAT UKUR YANG

BERFUNGSI DENGAN BAIK

(26)

AKREDITASI

LEMBAGA SERTIFIKASI BUJPTL

(27)

LEMBAGA SERTIFIKASI LEMBAGA AKREDITASI

PENGATURAN AKREDITASI/SERTIFIKASI

Sertifikasi Personil

Sertifikasi Perusahaan

Akreditasi

PEMERINTAH (PUSAT/DAERAH)

Izin Usaha LPJK

( JK )*

KAN (MSTQ)*

DJLPE (JNK)*

ASOSIASI PERUSAHAAN ASOSIASI

PROFESI

LAB.

UJI PERUSAHAAN

INSPEKSI TEKNIK

USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (UPL) INDUSTRI PENUNJANG TENAGA LISTRIK (IPTL)

USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK (UJPTL) Sertifikasi Produk

Sertifikasi Instalasi

BADAN USAHA

*) Keterangan:

MSTQ : Metrology, Standard, Testing & Quality JK : Jasa Konstruksi Listrik

JNK : Jasa Non Konstruksi Listrik

KAKK : Komisi Akreditasi Kompetensi Ketenagalistrikan

TENAGA TEKNIK

Izin Kerja Kebijakan No. 1, 2, 4, 5 Kebijakan No. 3, 6, 7

(Sedang Proses)

(28)

PROSES PERMOHONAN AKREDITASI

ASOSIASI PERUSAHAAN JASA UPTL (JASA NON KONSTRUKSI)

KOMISI AKREDITASI

ASOSIASI PERUSAHAAN JASA NON KONSTRUKSI Penyampaian

Permohonan

Akreditasi Penilaian

Tim Penilai

LULUS/TIDAK LULUS

Pemberian Akreditasi Disampaikan

kepada

Penyampaian rekomendasi

Tim Pelaksana Teknis

LEMBAGA SERTIFIKASI JASA NON KONSTRUKSI Pengkajian

LULUS

(29)

KAK

ASOSIASI PROFESI

ASOSIASI BADAN USAHA

LSK LSBUPTL

- Jasa Konsultansi Non Konstruksi

- Jasa Pengujian Instalasi Tenaga Listrik - Jasa Pengoperasian Instalasi Tenaga Listrik - Jasa Pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik - Jasa Penelitian dan Pengembangan

- Jasa Pendidikan dan Pelatihan; dan - Usaha Jasa Lain

SERTIFIKAT TENAGA TEKNIK

CATATAN:

1. LSK = LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI 2. LSBUPTL = LEMBAGA SERTIFIKASI BUPTL

AKREDITASI

SERTIFIKASI

SERTIFIKASI

SERTIFIKAT BADAN USAHA KAK (KOMITE AKREDITASI KETENAGALISTRIKAN)NON KONSTRUKSI

(30)

KOMISI AKREDITASI

KEWENANGAN :

 Memeriksa dan menilai berkas permohonan akreditasi Lembaga Sertifikasi Badan Usaha Jasa Penunjang tenaga Listrik Non

Konstruksi(Lembaga Sertifikasi);

 Memberikan akreditasi kepada Lembaga Sertifikasi yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku;

 Mengawasi atau memantau lembaga sertifikasi dalam pelaksanaan sertifikasi Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik (BUPTL);

 Memberikan perpanjangan akreditasi terhadap lembaga sertifikasi;

 Memberikan rekomendasi sanksi (administrasi) kepada lembaga

sertifikasi yang tidak mematuhi ketentuan yang berlaku.

(31)

PERSYARATAN DAN TATACARA

AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI BADAN USAHA JASA NON KONSTRUKSI

DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

1. PERSYARATAN ADMINISTRASI

2. PERSYARATAN ORGANISASI

3. PERSYARATAN SISTEM DAN PROSEDUR SERTIFIKASI

(32)

1. PERSYARATAN ADMINISTRASI :

a. Menyerahkan data daftar anggota lengkap dengan kartu tanda

anggota (KTA) sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun terakhir minimal beranggotakan 10 (sepuluh) perusahaan yang sejenis;

b. Mempunyai Kepengurusan yang Independen dalam Pelaksanaan sertifikasi;

c. Mempunyai akte pendirian notarial;

d. Mempunyai alamat yang tetap; dan e. Mempunyai AD/ART.

2. PERSYARATAN ORGANISASI :

a. Mempunyai organisasi yang mengikutsertakan stakeholder;

b. Mempunyai sarana dan prasarana beserta kelengkapan untuk menyelenggarakan kegiatan sertifikasi;

c. Mempunyai Asesor yang bersertifikat kompetensi, untuk satu bidang

pekerjaan minimum 3 (tiga) orang.

(33)

3. PERSYARATAN SISTEM DAN PROSEDUR SERTIFIKASI :

a. Mempunyai Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Operasional penyelenggaraan sertifikasi;

b. Mempunyai Petunjuk Teknis (Juknis) tentang prosedur pengajuan permohonan Sertifikat Badan Usaha;

c. Mempunyai program sertifikasi yang harus

dipenuhi sesuai jenis usaha, klasifikasi dan kualifikasi bidang pekerjaan yang diinginkan a.n :

- Mempunyai sistem dan prosedur pengawasan terhadap pemilik sertifikat Badan Usaha serta pemberian sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukannya;

- Mempunyai sistem penilaian dalam pemberian atau

perpanjangan sertifikat Badan Usaha.

(34)

KOMISI AKREDITASI

USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK

2. Bidang Metrologi, Pengujian, Standar dan Kualitas (MPSK), akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), untuk jenis usaha :

a. Jasa pemeriksaan dan pengujian instalasi penyediaan tenaga listrik b. Jasa pemeriksaan dan pengujian instalasi pemanfaatan tenaga listrik

pelanggan tegangan tinggi dan menengah

c. Jasa Pemeriksaan instalasi pemanfaatan tenaga listrik pelanggan tegangan rendah

d. Jasa Pengujian peralatan dan pemanfaat listrik e. Jasa sertifikasi produk

f. Jasa Kalibrasi

1. Bidang Jasa Konstruksi, akreditasi oleh Lembaga

Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), untuk jenis usaha :

a. Jasa Konsultansi Perencanaan Tenaga Listrik b. Jasa Konsultansi Pengawasan Tenaga Listrik

c. Jasa Pembangunan dan Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik

3. Bidang Jasa Non-Konstruksi, akreditasi sementara oleh DESDM cq DJLPE sebelum ada Lembaga Akreditasi, yaitu :

a. Jasa Pengoperasian Instalasi Tenaga Listrik b. Jasa Pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik

c. Jasa Penelitian dan Pengembangan di bidang ketenagalistrikan d. Jasa Pendidikan dan Pelatihan di bidang ketenagalistrikan e. Jasa Lain, antara lain : Jasa TELEMATIKA

(35)

SERTIFIKASI

BUJPTL

(36)

LEMBAGA SERTIFIKASI

KEWENANGAN :

 Memeriksa, menilai dan menguji badan usaha JASA UPTL (Jasa Non Konstruksi);

 Memberikan sertifikat kepada badan usaha JASA UPTL (Jasa Non Konstrusi) yang telah lulus dari penilaian dan pengujian

sesuai cakupan wilayah, jenis usaha, klasifikasi , kualifikasi yang diusulkan oleh Badan Usaha tersebut;

 Memberikan perpanjangan sertifikat badan usaha;

 Mengawasi atau memantau kegiatan badan usaha JASA UPTL (Jasa Non Konstrusi) yang telah bersertifikat;

 Memberikan rekomendasi sanksi kepada badan usaha JASA UPTL (Jasa Non Konstruksi) yang tidak mematuhi peraturan yang

berlaku.

(37)

PERSYARATAN DAN TATACARA

SERTIFIKASI

BADAN USAHA JASA NON KONSTRUKSI DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

1. PERSYARATAN ADMINISTRASI

2. PERSYARATAN ORGANISASI

3. PERSYARATAN TEKNIS

(38)

1. PERSYARATAN ADMINISTRASI : a. Akta pendirian Perusahaan;

b. Mempunyai akte pendirian;

c. Mempunyai alamat yang tetap;

d. Memiliki Kemampuan Pendanaan.

2. PERSYARATAN ORGANISASI :

a. Mempunyai Struktur organisasi yang jelas;

b. Memiliki sarana dan prasarana beserta kelengkapan untuk menyelenggarakan kegiatan dibidangnya;

PERSYARATAN DAN TATACARA SERTIFIKASI BADAN USAHA JASA NON KONSTRUKSI

DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

(39)

3. PERSYARATAN TEKNIS DIBIDANGNYA :

a. Mempunyai Sistem Mutu Pelaksanaan Kegiatan dibidangnya;

b. Mempunyai Memiliki Tenaga Teknik yang bersertifikat kompetensi sesuai jenis usaha, klasifikasi dan kualifikasi pekerjaan yang diusulkan oleh Badan Usaha tersebut;

c. Mempunyai Peralatan Kerja sesuai bidangnya;

d. Mempunyai pengalaman dibidangnya;

e. Mempunyai lingkup jenis usaha, klasifikasi, kualifikasi yang dan wilayah kerja Badan Usaha yang diinginkan.

PERSYARATAN DAN TATACARA SERTIFIKASI BADAN USAHA JASA NON KONSTRUKSI

DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

(40)

LEMBAGA SERTIFIKASI

USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK

1. Asosiasi Perusahaan (AKLI, GAPENRI,dll)

Melaksanakan sertifikasi badan usaha jasa penunjang tenaga listrik 2. Asosiasi Profesi (IATKI, APEI, HAEI,Gema PDKB, HAKIT,dll)

Melaksanakan sertifikasi tenaga teknik pada badan usaha jasa penunjang tenaga listrik

3. Laboratorium Uji (PLN JTK, SUCOFINDO, National Gobel,dll) Melaksanakan uji produk peralatan dan pemanfaat tenaga listrik 4. Lembaga Sertifikasi Produk (SUCOFINDO, PLN JTK, dll)

Melaksanakan sertifikasi produk peralatan dan pemanfaat tenaga listrik

5. Lembaga Kalibrasi (PLN JTK,dll)

Melaksanakan kalibrasi peralatan tenaga listrik

6. Lembaga Inspeksi Instalasi Penyediaan (KONEBA, INDOSPEC, DEPRIWANGGA, JASTEK, SUCOFINDO,RADIANT,dll)

Melaksanakan sertifikasi pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian instalasi penyediaan tenaga listrik (Pembangkit, Transmisi, Distrib) 7. Lembaga Inspeksi Nirlaba (KONSUIL)

Melaksanakan pemeriksaan instalasi pemanfaatan tenaga listrik

untuk pelanggan tegangan rendah

(41)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK

- Sosialisasi kebijakan-kebijakan Usaha Penunjang Tenaga listrik ke daerah-daerah.

- Penyusunan Pedoman Akreditasi dan Registrasi Asosiasi Perusahaan Non Jasa Konstruksi

- Penyusunan 5 (lima) Pedoman Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (BUPTL) untuk T.A 2007 sbb :

- Badan Usaha Jasa Operasi Pembangkit Tenaga Listrik

- Badan Usaha Jasa Pemeliharaan Pembangkit Tenaga Listrik - Badan Usaha Jasa Operasi Transmisi Tenaga Listrik

- Badan Usaha Jasa Pemeliharaan Transmisi Tenaga Listrik

- Badan Usaha Jasa Pemanfaatan Jaringan Tenaga Listrik untuk kepentingan Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika (TELEMATIKA)

- Kerjasama dengan Badan/Lembaga yang berkaitan dengan pelaksanaan akreditasi di bidang Usaha Penunjang Tenaga Listrik.

- Kerjasama dengan Lembaga yang berkaitan dengan pelaksanaan sertifikasi di bidang Usaha Penunjang Tenaga Listrik.

.

(42)

BUJPTL

TELEMATIKA

(43)

1. Pasal 23 A PP No. 3 Tahun 2005 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik :

“Pemanfaatan instalasi ketenagalistrikan untuk kepentingan

di luar penyaluran tenaga listrik harus mendapat izin Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya”.

SUBSTANSI USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK UNTUK TELEMATIKA

2. PERMEN ESDM No. 48 Tahun 2006 tentang Pemanfaatan Jaringan Tenaga Listrk untuk Kepentingan Telematika :

Penggunaan jaringan tenaga listrik dapat dimanfaatkan untuk

keperluan lain selain penyaluran tenaga listrik, antara lain untuk

mentransmisikan data, internet, telekomunikasi, multimedia, dan

infomatika.

(44)

• Penyangga dan Jalur Sepanjang Jaringan.

• Serat optik pada Jaringan.

• Kabel Pilot pada Jaringan.

• Konduktor pada Jaringan.

RUANG LINGKUP PEMANFAATAN

JARINGAN

(45)

Tidak mengganggu fungsi utama jaringan untuk menyalurkan tenaga listrik;

Memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan;

Mendapat persetujuan dan pengawasan Pemilik Jaringan;

Ketersediaan Kapasitas Jaringan;

Kekuatan Tiang atau Menara Penyangga;

Perbedaan Kanal dan/atau Inti Serat Optik;

Perbedaan frekuensi, Konduktor dan Kabel Pilot.

KETENTUAN UMUM PEMANFAATAN JARINGAN

(46)

PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN

MENGGUNAKAN JARINGAN (IMJ) TELEMATIKA

• Akta Pendirian Pemanfaat Jaringan dan perubahannya;

• Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

• Profil Pemanfaat Jaringan;

• Daerah cakupan kerja, kapasitas Jaringan, desain, spesifikasi alat dan perangkat Telematika yang akan digunakan;

• Kontrak kerjasama Pemanfaatan Jaringan antara Pemilik Jaringan dan Pemanfaat Jaringan;

• Sertifikat Badan Usaha di bidang Telematika;

• Sertifikat Laik Operasi Peralatan terhadap Sistem Operasi

Ketenagalistrikan.

(47)

NO. NAMA PERUSAHAAN No. SK KETERANGAN 1. PT. SILMA INSTRUMENTAMA 108-12/44/600.4/2006 P, TT dan TM 2. PT. CITRABUANA INDOLOKA 109-12/44/600.4/2006 P, TT dan TM 3. PT. INDUSTIRA 110-12/44/600.4/2006 P, TT dan TM 4. PT. SIBBARA SEJAHTERA

ABADI

111-12/44/600.4/2006 P, TT dan TM

5. PT. GAMMA IRIDIUM

PERKASA 112-12/44/600.4/2006 P, TT dan TM

6. PT. WIDE & PIN 113-12/44/600.4/2006 P, TT dan TM 7. PT. DEPRIWANGGA 376-12/74/600.1/2006 P, TT dan TM 8. PT. INDOSPEC ASIA 378-12/74/600.1/2006 P, TT dan TM 9. PT. KONEBA (PERSERO) 377-12/74/600.1/2006 P, TT dan TM 10. PT. PLN (PERSERO) JASA

SERTIFIKASI

375-12/74/600.1/2006 P, TT dan TM

11. PT. SUCOFINDO (PERSERO) 379-12/74/600.1/2006 P, TT dan TM 12. PT RADIANT UTAMA

INTERINSCO

206-12/20/600.1/2007 P, TT dan TM

13. KONSUIL 1109/MEM/2005 TR

LEMBAGA INSPEKSI TEKNIK

(48)

LEMBAGA SERTIFIKASI

PERALATAN PEMANFAAT TENAGA LISTRIK

NO Nama Perusahaan Surat Penunjukan Keterangan

1. PT. PLN (PERSERO) JASA SERTIFIKASI

328/44/600.0/2003 Pembubuhan Tanda SNI dan Tanda

Keselamatan

2. PT SUCOFINDO (PERSERO)

2485/44/600.4/2003 Pembubuhan Tanda SNI dan Tanda

Keselamatan

(49)

NO NAMA No. SK KET.

1. IKATAN AHLI TEKNIK

KETENAGALISTRIKAN (IATKI)

218-12/77/600.1/2002 25 Oktober 2002

Bidang Pembangkitan dan Distribusi, Sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan

2. GEMA PDKB 291-12/40/600.4/2004

21 September 2004

Bidang Transmisi dan Distribusi, Sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan untuk Kegiatan PDKB dan Non PDKB

3. HIMPUNAN AHLI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK (HAKIT)

01.SK/XII/KAKK/06 28 Desember 2006

Bidang Pembangkitan Operasi dan Pemeliharaan

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

(50)

NO NAMA PERUSAHAAN No. SK KET.

1. PT TUV NORD Indonesia 94-12/47/600.4/2006 LSPro 2. PT SUCOFINDO (PERSERO) 93-12/47/600.4/2006 LSPro

3. PT KONEBA (PERSERO) 92 -12/47/600.4/2006 LSPro 4. PT SUCOFINDO (PERSERO) 91-12/47/600.4/2006 LAB UJI 5. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

TEKNOLOGI KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI BARU TERBARUKAN

90-12/47/600.4/2006 LAB UJI

6. BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (B2TE BPPT)

89-12/47/600.4/2006 LAB UJI

LSPro DAN LAB UJI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK

UNTUK PEMBUBUHAN LABEL TANDA HEMAT ENERGI

(51)

NO NAMA PERUSAHAAN KET.

1. PT . POWERTEL JASA TELEMATIKA

2. PT. INDOSAT M2 JASA TELEMATIKA

3. PT. ICON JASA TELEMATIKA

4. PT. SIEMENS JASA OPERASI

5. PT. TJP. SERVICES JASA OPERASI DAN

PEMELIHARAN

6. PT. NUSANTARA POWER SERVICES JASA OPERASI DAN PEMELIHARAN

BADAN USAHA JASA NON KONSTRUKSI YANG

SEDANG PROSES PENUNJUKAN

(52)

Informasi: www.djlpe.esdm.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Menurut ketentuan Pasal 30 Undang-Undang Ketenagalistrikan, penggunaan tanah oleh PLN dalam melaksanakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum

Pekerjaan instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang disertifikasi lembaga

Program Balai Penelitian Tanaman Hias bertujuan (1) Menghasilkan varietas unggul baru (VUB), benih sumber bermutu tinggi, dan teknologi inovatif mendukung industri

Siswa mengerjakan semua soal yang ada di media, namun dari semua pengerjaan, belum ada siswa yang mendapatkan nilai sempurna, hal ini ditunjukkan dari nilai emas

Dari uraian diatas jelas bahwa faktor-faktor terpenting dalam penilaian untuk menetapkan suku bunga kredit bank adalah kekuatan keuangan bank itu sendiri serta

Jika berhasil maka kita telah bisa membuat program yang fleksible, jika kita mengalami perubahan pada server, kita bisa menggunakan fungsi ini, tanpa harus membuka

Noong una nais siyang maging abogado ni kapitan Tiago ngunit mahabang salaysayin pa ito bago ito maging abogado at pagkatiwalaan ng mga kliente dito sa Pilipinas kaya naman pumayag na

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan