• Tidak ada hasil yang ditemukan

OLEH ABSTRAK. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperetif Tipe TPS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OLEH ABSTRAK. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperetif Tipe TPS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

(TPS) PADA MATA PELAJARAN MERENCANAKAN DAN MENGELOLA PERTEMUAN RAPAT DI KELAS XI APK A SMK

NEGERI 1 SUWAWA

OLEH

Nama : Hertin Biya

Nim : 911 409 155

Jurusan : Pendidikan Ekonomi

Program Studi : Pendidikan Ekonomi Perkantoran Pembimbing I : Dr. H. Rosman Ilato M.Pd

Pembimbing II :Drs. Maha Atma, Kadji, M.Si

ABSTRAK

Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah apakah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share pada pembelajaran Merencanakan dan mengelola pertemuan rapat dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI APK A SMK Negeri 1 Suwawa.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian berjumlah 26 orang. Variabel penelitian terdiri dari variabel input, proses, dan output. Tahapan penelitian terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang diperoleh adalah lembar pengamatan untuk menilai kegiatan guru, lembar pengamatan untuk menilai kegiatan siswa, dan lembar tes untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Teknik analisis data dilaksanakan secara kuantitatif pada setiap akhir siklus pembelajaran dengan menggunakan data hasil observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa serta data hasil belajar siswa.

Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah hipotesis penelitian yang berbunyi: Jika guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Phair Share pada Mata Pelajaran Merencanakan dan Mengelola Pertemuan Rapat di Kelas XI APK A, Maka hasil belajar siswa akan meningkat, dengan indikator kinerja jumlah siswa yang memperoleh nilai 75% meningkat dari 40.75% menjadi 80%, dapat diterima karena didukung dengan hasil analisis data: 1) siswa yang mmperoleh hasil belajar minimal 75 meningkat dari 42.30% hasil observasi awal menjadi 57.7% hasil siklus I dan meningkat lagi menjadi 84.62% hasil siklus II, 2) hasil pengamatan kegiatan guru yang termasuk pada kategori sangat baik dan baik meningkat dari 43.33% siklus I menjadi 86.66% pada siklus II, dan 3) hasil pengamatan kegiatan siswa yang termaksud pada kategori sangat baik dan baik meningkat 73.91% siklus I menjadi 91.3% hasil siklus II.

(2)

ABSTRACT

This research formulated a question of whether the applying cooperative learning model Think Pair Share type on subject of meeting plan and management can increase student’s achievement in the second grade of APK A SMK Negeri 1 Suwawa.

This research applied classroom action research. Research subject was 26 people. Research variable consisted of input, process, and output variables. Research stages consisted of plan, application, observation, and reflection. Form of data gained through data collection process were observation sheet of assessing teacher’s activity, observation sheet of assessing student’s activity, and testing sheet of measuring the increase of student’s achievement. Data analysis was conducted quantitatively on observation result of teacher’s activity, student’s activity, and student’s achievement for every closing learning cycle.

To sum up this research is through regarding research hypothesis to be stated that if teachers apply cooperative learning model think pair share type on subject of meeting plan and management in the second grade of APK A, student’s achievement will increase by verifying some indicators such as student’s performance who gained 75 % increased from 40.75 % to 80 %, therefore it is accepted. It was regarding to the data analysis which are: 1) students gained score 75 increased from 42.30 % as observation phase to 57.7 % in the first cycle and increased 84.62 % in the second cycle; 2) observation output on teacher’s activity as categorized into good and best increased 43.33 % in the first cycle to 86.66 % in the second cycle, and; 3) observation output on student’s activity as categorized into good and best increased 73.91 % in the first cycle to become 91.3 % in the second cycle.

Keywords: Cooperative Learning Model TPS

PENDAHULUAN

Program pembangunan pendidikan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan Iptek serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Aplikasi peningkatan mutu sumber daya manusia, tentunya searah dengan peningkatan manajemen yang merupakan realisasi dan pengelolaan mutu kegiatan. Untuk itu dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia, maka pendidikan sebagai salah satu unsur harus diperbaiki pelaksanaanya.

(3)

Untuk mencapai harapan di atas, maka salah satu cara yang harus dilakukan adalah dengan melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik, agar manusia-manusia yang mengikuti pembelajaran dapat menjadi manusia seutuhnya sesuai harapan. Agar proses belajar mengajar dimaksud dapat terlaksana sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek antara lain, lingkungan, guru, siswa, metode bahkan teknik pendekatan keterampilan proses yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut.

Berdasarkan fakta dilapangan menunjukan bahwa pendekatan dalam pembelajaran sebelum diterapkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran yang berpusat pada guru, kurang memberikan kesempatan kepada siswa dalam berbagai

mata pelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir holistic

(menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis. Dan inilah salah satu alasan mengapa KBK dan KTSP menerapkan pendekatan pengajaran dan pembelajaran kontekstual.

Di SMK Negeri 1 Suwawa, kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru, sehingga mengakibatkan siswa dalam proses pembelajaran tidak memperhatikan apa yang diterangkan oleh guru. Hal ini dikarenakan gaya mengajar guru yang masih monoton, sehingga menyebabkan kurangnya partisipasi dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa yang masih sangat rendah.

Dari hasil pengamatan pada observasi awal dan wawancara dengan guru mata pelajaran Merencanakan Dan Mengelola Pertemuan Rapat di kelas XI APK A SMK Negeri 1 Suwawa diperoleh hasil bahwa dari jumlah siswa 26 orang, hanya 11 orang atau 42,30% yang mencapai nilai KKM, dan 15 orang atau 57.69% yang belum mencapai ketuntasan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Merencananakan Dan Mengelola Pertemuan Rapat di kelas XI APK A SMK Negeri 1 Suwawa adalah dengan menggunakan model

Think Pair Share. Model Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan

(4)

mempengaruhi pola interaksi siswa. Model Pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu.

Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa model pembelajaran tipe Think Pair Share merupakan suatu acara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam model pembelajaran Kooperetif tipe Think Pair Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan dialami. Guru memilih menggunakan Think Pair Share untuk membandingkan Tanya jawab kelompok keseluruhan.

Menurut Joyce ( dalam Trianto 2011 : 5 ) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain.

Selanjutnya menurut Hanafiah dan Suhana ( 2012 : 41 ), model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik dan gaya mengajar guru.

(5)

a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”

b. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam

kelompoknya , di samping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.

c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan

yang sama.

d. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggung jawab sama besarnya

di antara para anggota kelompok.

e. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut

berpengaru terhadap evaluwasi seluruh anggota kelompok.

f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerja sama selama belajar.

g. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi

yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan kerjasama antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan. Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan model pembelajaran koopereatif,

Model pembelajaran Think Pair Share dikembangkan oleh Frank Lyman dan Spencer Kagan. Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa, yaitu member kesempatan delapn kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukan partisipasi mereka kepada orang lain ( Isjoni,2009 : 67 ).

(6)

membutuhkan pegaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat member siswa lebih banyak waktu, berfikir untuk merespon dan saling membantu.

Menurut Arends (1997) dalam buku Trianto (2007 : 61-62 ) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share merupakan satu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas, membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat member siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.

Bedasarkan latar belakang dan permasalahan masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share pada pembelajaran Merencanakan dan mengelola pertemuan

rapat dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI APK A SMK Negeri 1 Suwawa. Tujuan utama pelaksanaan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Merencanakan dan Mengelola Pertemuan Rapat melalui penggunaan model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi kepada guru dalam menerapkan model pembelajaran Think Pair Share dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Merencanakan dan Mengelola Pertemuan Rapat di SMK Negeri 1 Suwawa dan mampu memberikan sumbangan pemikiran yang positif terhadap pengembangan ilmu pengetahuan Merencanakan dan mengelola pertemuan rapat dalam melaksanakan dan memperbaiki kegiatan pembelajaran. Khususnya dalam model pembelajaran Think Pair Share dalam berkaitan hasil belajar.

METODE PENELITIAN

(7)

belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Suwawa di kelas XI APK A semester genap ajaran 2012/2013. Siswa sebagai subjek penelitian berjumlah 26 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Penelitian ini akan dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari bulan April samapai dengan bulan Mei 2013

Adapun alasan penulis memilih lokasi tersebut sebagai objek penelitian, dengan pertimbangan bahwa pada SMK Negeri 1 Suwawa tersebut, dengan pertimbangan waktu dan efisien biaya, juga hasil belajar yang dicapai oleh siswa khususnya pada Mata Pelajaran Merencanakan dan Mengelola Pertemuan Rapat masih rendah.

Variabel penelitian yang digunakan adalah vaiabel input, vairabel proses, variabel output. Adapun prosedur dalam penelitian ini terdiri atas (1)tahap perencanaan tindakan, (2)tahap pelaksanaan tindakan (3) tahap pemantauan dan evaluasi (4) tahap analisis dan refleksi. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yang terdiri dari: (1) lembar pengamatan untuk menilai kegiatan guru, (2) lembar pengamatan untuk menilai kegiatan siswa, dan (3) lembar tes untuk mengukur peningkatan hasil

belajar siswa. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini digunakan

beberapa teknik pengumpulan data yang terdiri dari: (1) lembar pengamatan untuk menilai kegiatan guru, (2) lembar pengamatan untuk menilai kegiatan siswa, dan (3) lembar tes untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan Analisis data dilaksanakan secara kuantitatif pada setiap akhir silkus pembelajaran. Data hasil observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa serta data hasil belajar siswa.

Penelitian ini dikatakan berhasil jika setelah digunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ( TPS ) pada mata pelajaran Merencanakan dan Mengelola Pertemuan Rapat, maka jumlah siswa yang memperoleh hasil belajar minimal 75 akan meningkat dari 42.30% menjadi 80%.

(8)

Salah satu yang dipelajari pada mata pelajaran Merencanakan dan Mengelola Pertemuan Rapat di kelas XI APK A SMK Negeri 1 Suwawa adalah Merencanakan dan Mempersiapkan Pertemuan rapat karena dalam kehidupan sehari-hari, banyak kelompok yang mengadakan pertemuan/rapat baik kelompok formal seperti organisasi atau perusahaan maupun kelompok non formal seperti arisan dan kelompok belajar . Dalam model pembelajaran tersebut siswa diharapkan mampu untuk belajar aktif dalam mengikuti pelajaran, siswa menjadi saling bekerja sama dalam kelompok dan mereka berfikir, berpasangan dan berbagi sehingga siswa merasa tidak bosan atau jenuh dalam menerima materi.

Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS, guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pengarah, dan Siswa diberi kesempatanuntuk berfikir, berpasangan dan berbagi. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS, untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Ukuran keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator kinerja yakni jumlah siswa yang memperoleh nilai minimal 75 atau tuntas belajar adalah (42.30%) meningkat menjadi 80%. Hal ini dapat dilihat dari data hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I, siswa yang memperoleh nilai minimal 75 atau tuntas adalah 15 orang siswa (57.7%) dan yang memperoleh nilai di bawah 75 atau tidak tuntas adalah 11 orang siswa (42.30%). Di samping itu kualifikasi pembelajaran menunjukan bahwa dari 30 aspek yang diamati dari proses pembelajaran, 13 aspek (43.33%) yang memperoleh kualifikasi sangat baik dan baik.

(9)

peneliti belum sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam program satuan pelajaran.

Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I, maka peneliti melakukan perbaikan strategi pembelajaran pada siklus II. Adapun perubahan yang terjadi pada siklus II adalah: pendekatan guru seperti apersepsi, penyajian sesuai materi, dalam penguasaan materi sudah memenuhi kriteria belajar dan ketuntasan penelitian.

Sesuai hasil perbaikan strategi pembelajaran maka siklus II telah terjadi perubahan, baik dari segi hasil belajar maupun proses pembelajaran, perubahannya antara lain sebagi berikut:

1. Jumlah siswa yang tuntas belajar atau memperoleh nilai minimal 75 pada

siklus I adalah 15 orang siswa (57.7%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas belajar atau memperoleh nilai di bawah 75 sebanyak 11 orang (42.30%), pada siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 22 orang siswa (84.62%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas 4 orang (15.38%).

2. Dari 30 aspek yang diamati, pembelajaran pada siklus I sebesar 43.33%

memperoleh kualifikasi sangat baik dan baik, dan pada siklus II meningkat menjadi (86.66%)

(10)

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dikemukakan simpulan penelitian sebagai berikut: hipotesis penelitian yang berbunyi: Jika guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Phair Share pada Mata Pelajaran Merencanakan dan Mengelola Pertemuan Rapat di Kelas XI APK A, maka hasil belajar siswa akan meningkat dapat diterima karena didukung dengan hasil analisis data: 1) siswa yang memperoleh hasil belajar minimal 75 meningkat dari 42.30% hasil observasi awal menjadi 57.7% hasil siklus I dan meningkat lagi menjadi 84.62% hasil siklus II, 2) hasil pengamatan kegiatan guru yang termasuk pada kategori sangat baik dan baik meningkat dari 43.33% siklus I menjadi 86.66% pada siklus II, dan 3) hasil pengamatan kegiatan siswa yang termasuk pada kategori sangat baik dan baik meningkat 73.91% siklus I menjadi 91.3% hasil siklus II.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, maka peneliti dapat memberikan saran :

a) Hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan atau sosialisasi bagi guru

mengenai model-model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai harapan.

b) Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif sesuai dengan

materi yang diajarkan.

c) Siswa harus lebih berperan aktif dalam pembelajaran, mengembangkan

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, Nanang. Suhana, Cucu. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : Refika Aditama

Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Jakarta : Prestasi Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Rataan nilai retensi nitrogen (RN) dan nilai energi metabolis terkoreksi nitrogen (AMEn) ransum menggunakan tepung limbah sawi pada broiler disajikan pada Tabel

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa nilai tukar mata uang berpengaruh signifikan dan negatif terhadap harga saham karena apabila kurs asing me- ningkat secara

Adapun yang menjadi populasi dan responden dalam penelitian ini adalah Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Penyelenggara Jalan atau

Dari hasil pemeriksaan mikrostruktur paduan UZrNb diperoleh hasil bahwa pada kandungan unsur Nb yang berubah dari 1 % menjadi4% dan 7% yang dipanaskan pada

Apabila yang hadir bukan direktur atau penerima kuasa yang namanya tercantum pada akta pendirian atau perubahan, maka POKJA berhak menolak dan perusahaan saudara

Indonesia adalah strategi yang digunakan eksternal relations agar informasi dapat. disebarkan seluas-luasnya agar masyarakat Luwu Timur maupun

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Maksud penelitian ini adalah untuk meninjau kondisi kinerja sistem pelayanan distribusi air bersih yang dihasilkan oleh PDAM Tirta Meulaboh terhadap pelanggan PDAM di