• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sambutan Presiden RI - Peresmian PLTMG Arun, Lhokseumawe, 2 Juni 2016 Kamis, 02 Juni 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sambutan Presiden RI - Peresmian PLTMG Arun, Lhokseumawe, 2 Juni 2016 Kamis, 02 Juni 2016"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERESMIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MESIN GAS (PLTMG) ARUN

PALOH, MUARA SATU, LHOKSEUMAWE, ACEH

2 JUNI 2016

Â

Â

Â

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

Â

(2)

Â

Yang saya hormati Menteri BUMN,

Yang saya hormati Gubernur Aceh beserta Wali Kota Lhokseumawe, Bupati Aceh Utara,

Yang saya hormati Direktur Utama PLN serta Pimpinan PT Arun,

Para Ulama dan Tokoh Masyarakat,

Undangan yang berbahagia,

Â

Setiap saya datang ke provinsi, setiap saya datang ke kabupaten, selalu keluhannya sama. Listriknya hidup dan mati. Listriknya biarpet. Selalu itu keluhannya.

Â

Kemudian, kalau kita membangun dengan batu bara, itu memakan waktu empat-lima tahun. Itu waktu yang sangat panjang.

Â

(3)

Â

Sebagai contoh di sini, yang sebentar lagi kita resmikan, 184 MW. Kalau ini tidak ada, bagaimana investasi yang akan masuk ke Aceh, yang akan masuk ke Lhokseumawe?

Â

Mau bangun hotel, investor tanya PLN. Investor butuh listrik. Kalau listriknya belum tersedia, ya pasti akan mundur investor itu.

Â

Investor mau bangun industri, sudah datang, sudah cocok dengan daerah dan suplai bahan bakunya. Tapi listriknya tidak ada. Pasti juga akan mundur.

Â

(4)

Â

Kemarin yang di Bangka Belitung juga sama, yaitu tiga bulan dan enam bulan.

Â

Tetapi memang, kalau dibandingkan dengan yang bahan bakunya dari batu bara, yang memakai gas harganya memang sedikit lebih mahal. Tetapi, karena kita membutuhkan, sangat membutuhkan, ya harus diputuskan memakai cara yang lain, yang lebih cepat, yang seperti ingin kita resmikan ini.

Â

Setelah ini, tadi saya tanyakan juga ke Dirut PLN. Akan

dilanjutkan lagi untuk tambahnya, yaitu 250 MW yang kita harapkan juga nanti segera selesai.

Â

Selain itu juga di tempat lain, tadi Pak Gubernur sudah menyampaikan ada mikrohidro di Pesangan, kemudian yang geotermal ada di Seulawah. Saya kira ini, kalau semuanya dikerjakan, industri yang ada di Aceh, yang ada di Lhokseumawe ini akan bisa menarik investor untuk datang ke sini sehingga akan ada lapangan pekerjaan yang tersedia bagi masyarakat.

Â

(5)

Â

Tadi malam saya sudah menyampaikan kepada Pak

Gubernur, juga diskusi dengan Menteri BUMN, agar segera dicarikan solusi dari hambatan-hambatan di lapangan. Dan kita harapkan, insya Allah ini bisa hidup kembali dan membuka lapangan pekerjaan.

Â

Dan juga perputaran uang yang ada di Lhokseumawe, yang ada di Aceh Utara, yang ada di Provinsi Aceh ini bisa bisa lebih besar lagi. Dan akhirnya akan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.

Â

Memang tidak mudah memutuskan hal-hal yang menghambat di lapangan, tidak mudah, misalnya suplai gas. Sekarang yang ada suplai gas itu dari Tangguh. Berarti dari Papua dibawa ke sini. Sangat jauh sekali.

Â

(6)

Â

Kemudian yang ketiga, mengenai infrastruktur, ini juga perlu saya

sampaikan. Saya minta kepada Gubernur, Bupati, dan Wali Kota agar pembangunan Tol Trans-Sumatera ini—yang dari Lampung sudah dimulai tahun kemarin—keinginan kita insya Allah yang dari Aceh, dari barat ini juga dimulai. Jadi nanti dari barat,

dari timur menuju ke tengah, sambung.

Â

Tadi malam sudah saya sampaikan kepada Pak Gub, dimulai tahun ini tapi dengan catatan.

Â

Satu, pembebasan lahan harus diselesaikan oleh Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. Yang bayar pemerintah pusat, tetap yang membayar

pemerintah pusat.

Â

Tetapi penyelesaian itu ada di daerah: pendekatan dengan masyarakat,

mengajak masyarakat, mengimbau masyarakat. Kalau tidak, ya percuma. Duitnya ada tetapi pelaksanaan di lapangan enggak bisa. Untuk apa?

Â

(7)

Â

Kalau saya berpikirnya sederhana, berpikirnya gampang. Kalau orang lain bisa, negara yang lain bisa, mestinya kita juga bisa. Bedanya apa sih? Bedanya apa?

Â

Problem kita ini adalah penanganan di lapangan yang selalu terhambat. Sudah dibebaskan misalnya 10 km, ada yang sepuluh meter enggak mau, jadi terhambat.

Ini, kalau enggak diselesaikan di lapangan, enggak rampung-rampung.

Â

Sama seperti saya ceritakan sedikit: outer ring road di

Jakarta. Selama 14 tahun, itu berhenti gara-gara 143 keluarga tidak mau pindah.

Yang lain sudah selesai. Tinggal 1,5 km tidak bisa selesai 14 tahun gara-gara masyarakat tidak mau pindah.

Â

(8)

Â

Ya, ini kan rakyatnya perlu diajak bicara. Rakyat

perlu didekati, rakyat perlu dijelaskan, untuk kepentingan apa sih jalan tol ini, untuk kepentingan apa sih outer ring road itu, dijelaskan.

Kalau enggak, ya enggak sambung. Apalagi pakai ditekan-tekan, ya makin marah nanti rakyat, makin enggak mau gitu.

Didekati, diajak bicara, dijelaskan, diterangkan kegunaan, manfaat, insya Allah akan bisa menjawab persoalan-persoalan yang kita hadapi.

Â

Lapangannya seperti itu. Kenapa saya tiap hari ke lapangan? Ya saya tahu karena di lapangan pasti ada masalah. Kalau pas jalan, pasti ada bisik-bisik dari Pak Gubernur. Nanti ada bisik-bisik dari Pak Bupati. Ada bisik-bisik dari Pak Wali Kota. Ada bisik-bisik dari masyarakat.

Â

Ya itu yang diselesaikan. Tanpa mendengarkan problem-problem di lapangan, yang namanya masalah-masalah besar tidak akan bisa kita selesaikan.

Â

Persoalan sama saja. Membuat jalan tol, problemnya di pembebasan lahan. Membuat pembangkit listrik, problemnya di pembebasan lahan dan prosedur-prosedur yang ruwet. Mau bangun pelabuhan, juga sama, problemnya juga di pembebasan lahan. Mau bangun airport, problemnya juga di pembebasan lahan.

Â

(9)

Â

Insya Allah, kalau nanti di sini pembebasan lahan

sudah ada lampu hijau dari Bupati, Wali Kota, dari Pak Gubernur, insya Allah akhir tahun jalan tolnya bisa dimulai dari Provinsi Aceh.

Â

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan

dengan mengucap ‘Bismillahirrahmanirrahim’, saya resmikan PLTMG Arun. Semoga bermanfaat.

Â

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

*****

Biro

Pers, Media dan Informasi

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bab ini Penulis menguraikan dua hal yaitu yang pertama adalah kerangka teori yang melandasi penelitian serta mendukung di dalam memecahkan masalah yang di angkat

nantinya menimbulkan pendorong lahir dan bathin untuk melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari agar Negara kita dapat lebih maju dan menciptakan

Persoalan cabai merah sebagai komoditas sayuran yang mudah rusak, dicirikan oleh produksinya yang fluktuatif, sementara konsumsinya relatif stabil. Kondisi ini menyebabkan

Dengan menggunakan counting analysis dan logit analysis dari Sawtooth Software, didapatkan usulan kombinasi atribut produk gaming mouse pada level agreggate yang dapat

Merakit (pemasangan setiap komponen, handle, poros pemutar, dudukan handle alas atas bawah, dan saringan).. Mengelas (wadah dengan alas atas, saringan, handle, dan

Dengan produk-produk seperti pinjaman pribadi tanpa jaminan atau kredit pemilikan rumah, kreditur akan mengenakan suku bunga yang tinggi terhadap konsumen yang berisiko

SDIT AL uswah Surabaya is one unified Islamic elementary school that has problems ranging from frequent mistake inputting data, loss of data that has been collected, the data is not

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang lengkuas merah yang diekstraksi dengan lama penyarian 1 jam, 6 jam dan 40 jam menunjukkan hambatan terhadap