• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, 12 Agustus 2020 Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Banda Aceh, 12 Agustus 2020 Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR i i KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat-Nyadokumen Rencana Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh Tahun 2021 dapat terselesaikan.

Rencana Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh Tahun 2021disusun berdasarkan Permendagri No.86Tahun 2017tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Permendagri No.90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah.

Rencana Kerja (Renja) merupakan penjabaran Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh Tahun 2017 – 2022. Rencana Kerja ini disusun dalam upaya memberikan acuan bagi pemerintah Aceh dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Aceh sebagai dasar untuk menyusun KUA PPAS dan RAPBA.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan partisipasinya dalam penyusunan Rencana kerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh tahun 2021.

Pada akhirnya kami berharap agar Rencana Kerja ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai acuan bagi Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dalam menyusun RKA dan DPA sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dalam upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Banda Aceh, 12 Agustus 2020

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk

Ir. Hanan Fahrizal, M.Eng.Sc Pembina Utama Muda NIP. 19631112 199003 1 006

N.D No. 875.1/2267 Tanggal 10 Agustus 2020

(2)

DAFTAR ISI iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Landasan Hukum... 2

1.3. Maksud dan Tujuan ... 3

1.4. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPA TAHUN 2019... 5

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPA Tahun 2019 dan Renstra SKPA Tahun 2017 - 2022... 5

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPA ... 5

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPA ... 10

2.4. Review terhadap Rancangan Awal SKPA... 13

2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan/ Sub Kegiatan Masyarakat ... 13

BAB III TUJUAN DAN SASARAN... 14

3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional ... 14

3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPA ... 17

3.3. Program dan Kegiatan/ Sub Kegiatan... 19

BAB IV RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH ... 20

BAB V PENUTUP ... 25 LAMPIRAN :

I. REKAPITULASI EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENJA SKPA TAHUN 2019 DAN PENCAPAIAN RENSTRA SKPA S.D TAHUN 2022 PROVINSI ACEH

II. PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN SKPA PROVINSI ACEH III. REVIEW TERHADAP RANCANGAN AWAL RKPA TAHUN 2021

PROVINSI ACEH

(3)

DAFTAR ISI iii IV. USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN DARI PARA PEMANGKU

KEPENTINGAN/ MASYARAKAT TAHUN 2021 PROVINSI ACEH

V. RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPA TAHUN 2021 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2022 PROVINSI ACEH

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Kerja (Renja) SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD yang memuat kebijakan, program, kegiatan dan Sub.Kegiatan pembangunan untuk periode satu tahun baik yang dilaksanakan secara langsung oleh pemerintah daerah maupun dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Satuan Kerja Perangkat Derah (SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) mengacu kepada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana Strategis (Renstra) SKPD, hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, masalah yang dihadapi dan usulan program dan kegiatan yang berasal dari masyarakat. Dengan kata lain, Renja SKPD memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan.

Dalam sistem perencanaan pembangunan,Renja SKPA merupakan instrumen penting yang menghasilkan indikasi programdan kegiatan serta subkegiatan spesifik sesuai dengan tugas dan fungsinya. Indikasi Program Kegiatan/SubKegiatan tersebut dikembangkan dalam program pembangunan jangka pendek 1 (satu) tahun. Hal ini berarti Renja SKPA memberi arahan teknis dan operasional terhadap substansi pembangunan daerah yang selaras dengan rencana strategis. Melalui kajian dan kesepakatan dengan pemangku kepentingan penyusunan rencana kerja akan mendorong partisipasi lebih luas meskipun dalam perumusannya tetap didasari analisis teknis dari setiap isu atau program yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, Renja SKPA lebih mengedepankan aspek pengembangan program atau kegiatan/sub Kegiatan bersifat teknokratis dan substantif dan diputuskan melalui keterlibatan berbagai stakeholders.

Seiring dengan kedudukannya yang cukup strategis dalam mendukung penyelenggaraan program pembangunan tahunan pemerintah daerah, proses penyusunan Renja tahun 2021 melibatkan tahapan dan proses awal yang cukup detail, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Diantaranya dilakukan evaluasi atas pelaksanaan Renja tahun sebelumnya, evaluasi capaian Renstra, dan pengkajian terhadap kondisi terkini yang dihadapi.Evaluasi dan kajian terhadap gambaran secara jelas capaian target serta

(5)

2

kondisi terkini sebagai informasi penting untuk perumusan program/kegiatan berikutnya.

Secara umum, proses penyusunan Renja 2021 terbagi dalam dua tahap yang saling berurutan. Pertama, tahap perumusan rancangan Renja, yang terdiri atas kegiatan-kegiatan mendasar dalam rangka mempersiapkan bahan yang dibutuhkan untuk penyajian dokumen Renja, seperti kegiatan pengelolaan data, analisa gambaran pelayanan SKPD, review hasil evaluasi pelaksanaan Renja tahun sebelumnya, isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD, telaah terhadap rancangan awal RKPD, penelaahan usulan program dan kegiatan dari masyarakat, serta perumusan kegiatan prioritas. Kedua, adalah tahap penyajian dokumen Renja yakni penyusunan rancangan Renja SKPD berdasarkan seluruh informasi dan bukti yang telah dikumpulkan pada tahap pertama. Sebagai satu kesatuan dengan program pembangunan tahun-tahun sebelumnya, dalam keseluruhan proses penyusunan Renja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh Tahun 2021 telah mengikutsertakan pertimbangan atas capaian sasaran dan target pembangunan dalam RPJMA 2017 - 2022.

1.2 Landasan Hukum

Adapun yang menjadi Landasan hukum Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dalam menyusun Rencana Kerja Tahun 2021 adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Provinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara;

2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5050);

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh;

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah

(6)

3

dengan Undang-Undang Nomor 29 tahun 2009 tentang perubahan atas Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian;

9. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 - 2024;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah.

12. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Keuangan Aceh;

13. Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus.

14. Qanun Aceh Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

15. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 112 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.

16. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 42 Tahun 2020 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Aceh Tahun 2021.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Rencana Kerja adalah :

 Menjadi pedoman dalam melaksanakan program/kegiatan/sub kegiatan selama 1 (satu) tahun dan sebagai penjabaran dari Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobillitas Penduduk Aceh untuk tahun 2021.

 Menjadi acuan bagi pemerintah dalam menyusun KUA dan PPAS yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Kerja Anggaran dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPA Dinas Tenaga Kerja dan Mobillitas Penduduk Aceh Tahun 2021.

(7)

4

Sedangkan tujuan dari penyusunan Rencana Kerja adalah:

 Mewujudkan sinergitas dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan program kegiatan, perumusan kebijakan teknis;

penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan publik, pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pelayanan publik serta penguatan lembaga Dinas Tenaga Kerja dan Mobillitas Penduduk Aceh

 Mengarahkan program dan kegiatan Dinas Tenaga Kerja dan Mobillitas Penduduk Aceh selama 1 (satu) tahun dengan mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) serta memberikan masukan bagi perencanaan ditingkat yang lebih tinggi.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Rencana Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh Tahun 2021 mengacu kepada Peraturan MenteriDalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan serta sistematika penulisan.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS TAHUN LALU

Memuat tentang hasil evaluasi pelaksanaan renja tahun lalu dan capaian Renstra Dinas, Analisis Kinerja Pelayanan Dinas, Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas, Review Terhadap Rancangan Awal RKPA, dan Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat.

BAB III TUJUAN DAN SASARAN

Memuat telaahan terhadap kebijakan Nasional, tujuan dan sasaran RenjaDinas, serta Program dan Kegiatan.

BAB IV RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH

Memuat uraian tentang faktor-faktor pertimbangan terhadap rumusan program/kegiatan, rekapitulasi program/kegiatan dan sasaran kelompok masyarakat.

BAB V PENUTUP

Memuat catatan penting yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan atau ketersediaan anggaran, kaidah-kaidah pelaksanaan, dan rencana tindak lanjut.

(8)

BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPA TAHUN 2019

BAB II

HASIL EVALUASI RENJA SKPA TAHUN 2019

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPA Tahun 2019 dan Renstra SKPA Tahun 2017-2022

Selama kurun waktu tahun anggaran 2019 Dinas tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk telah melaksanakan sembilan (9) program dengan 40 (empat puluh) kegiatan yang terakomodir dalam DPA – SKPA yang diharapkan dapat memberi pengaruh positif bagi masyarakat. Dari anggaran sebesar Rp. 105.842.107.087,- (Seratus Lima Milyar Delapan Ratus Empat Puluh Dua Juta Seratus Tujuh Ribu Delapan Puluh Tujuh Rupiah) dapat terealisasikan sebesar 89.856.934.432,- (Delapan Puluh Sembilan Milyar Delapan Ratus Lima Puluh Enam Juta Sembilan Ratus Tiga Puluh Empat Ribu Empat Ratus Tiga Puluh Dua Rupiah) per 30 Desember 2019.

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPA.

Penyelenggaraan Urusan Wajib Tenaga Kerja, dilaksanakan melalui Program Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja; Program Peningkatan kesempatan kerja; Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan. Sedangkan urusan pilihan Transmigrasi yaitu Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi dan program Pengembangan Sosial Ekonomi Wilatyah Transmigrasi

a. Program dan Kegiatan.

 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan kegiatan penyediaan jasa surat menyurat; penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik; penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kenderaan dinas/operasional; penyediaan jasa kebersihan kantor;

penyediaan alat tulis kantor; penyediaan barang cetakan dan penggandaan; penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor; penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor;

penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan;

penyediaan makanan dan minuman; rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah; penyediaan jasa dokumentasi kantor; dan peningkatan administrasi perkantoran;

(9)

BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPA TAHUN 2019

 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor; Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional; Rehabilitasi sedang/berat rumah gedung kantor.

 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan formal; pembinaan mental dan fisik aparatur.

 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, dengan kegiatan Perencanaan pembangunan tenaga kerja dan mobilitas penduduk.

 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, dengan kegiatan Penyusunan database tenaga kerja daerah; pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja; Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana tenaga kerja; Peningkatan kualitas lembagapelatihan dan sertifikasi profesi.

 Program Peningkatan Kesempatan Kerja, dengan kegiatan penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja; penyiapan tenaga kerja siap pakai; pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan kewirausahaan; Kerjasama pelatihan dengan dunia usaha dan industri;

Pengembangan dan peningkatan perluasan kesempatan kerja.

 Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, dengan kegiatan pemberian perlindungan hukum dan jaminan sosial ketenagakerjaan; peningkatan pengawasan perlindungan dan penegakkan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

 Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi, dengan kegiatan Perencanaan pengembangan dan pembagunan permukiman;

Pembangunan pemukiman transmigrasi; penataan dan persebaran penduduk.

 Program Pengembangan Sosial Ekonomi Wilayah Transmigrasi, dengan kegiatan Penyediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana sosial;

pengembangan usaha transmigrasi; pengembangan sosial budaya transmigrasi; pelayanan pertanahan; pelatihan transmigrasi.

(10)

BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPA TAHUN 2019

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan.

Realisasi Anggaran Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2019 Per 30 Desember 2019

Uraian Pagu

(Rp)

Realisasi (Rp) Belanja Tidak Langsung 26.525.362.299,- 25.212.436.418,- Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

3.348.284.275,- 2.844.464.166,-

Penyediaan Jasa Surat Menyurat 26.640.000,- 21.609.400,- Penyediaan Jasa Komunikasi,

Sumber Daya Air dan Listrik

726.900.000,- 492.815.241,-

Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kenderaan

Dinas/Operasional

54.600.000,- 28.851.500,-

Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

330.400.000,- 259.074.000,-

Penyediaan Alat Tulis Kantor 65.000.000,- 64.200.000,- Penyediaan Barang Cetakan dan

Penggandaan

49.686.000,- 49.207.000,-

Penyediaan Komponen Instalansi Listrik/ penerangan Bangunan Kantor

35.000.000,- 34.729.000,-

Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

119.964.275,- 119.634840,-

Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan perundang-undangan

23.100.000,- 22.680.000,-

Penyediaan Makanan dan Minuman

204.300.000,- 140.018.000,-

Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultansi ke Luar Daerah

351.045.000,- 340.808.185,-

Penyediaan Jasa Dokumentasi Kantor

257.500.000,- 209.968.000,-

Peningkatan Administrasi Perkantoran

1.104.149.000,- 1.060.869.000,-

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1.483.065.000,- 1.235.475.317,-

(11)

BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPA TAHUN 2019

Pemeliharaan Rutin/ Berkala Gedung Kantor

63.745.000,- 63.636.000,-

Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional

451.320,000,- 451.202.642,-

Rehabilitasi Sedang/ Berat Rumah Gedung Kantor

143.000.000,- 130.336.675,-

Program Peningkatan Disiplin Aparatur

196.200.000,- 186.954.900,-

Pengadaan Pakaian Dinas beserta perlengkapannya

196.200.000,- 186.954.900,-

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

121.950.000,- 112.469.800,-

Pendidikan dan Pelatihan Formal 90.650.000,- 82.169.800,- Pembinaan Mental dan Fisik

Aparatur

31.300.000,- 30.300.000,-

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

11.132.830.613,-,- 9.452.897.010,-

Penyusunan Data Base Tenaga Kerja Daerah

410.291.000,- 281.463.163,-

Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan bagi Pencari Kerja

2.899.899.500,- 2.326.897.367,-

Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Tenaga Kerja

6.498.575.613,- 6.282.914.380,-

Peningkatan kualitas lembaga pelatihan dan sertifikasi profesi

1.324.064.500,- 561.622.100,-

Program Peningkatan Kesempatan Kerja

9.613.376.410,- 7.401.398.281,-

Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja

804.580.000,- 570.697.195,-

Penyiapan Tenaga Kerja Siap Pakai 1.279.380.000,- 1.001.080.222,- Pengembangan Kelembagaan

Produktivitas dan Pelatihan Kewirausahaan

2.674.000.000,- 1.786.448.422,-

Kerjasama Pelatihan dengan Dunia Usaha Dan Industri

484.275.000,- 172.355.000,-

Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja

4.371.141.410,- 3.870.817.442,-

(12)

BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPA TAHUN 2019

Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

5.000.000.000,- 4.466.952.306,-

Pemberian Perlindungan Hukum dan Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan

2.000.000.000,- 1.924.277.539,-

Peningkatan Pengawasan Perlindungan dan Penegakan Hukum Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3.000.000.000,- 2.542.674.767,-

Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi

33.741.306.990,- 29.373.804.004,-

Perencanaan Pengembangan dan Pembangunan Permukiman

970.317.000,- 733.816.000,-

Pembangunan Permukiman Transmigrasi

30.819.284.990,- 26.955.141.654,-

Penataan dan Persebaran Penduduk

1.951.705.000,- 1.684.846.350,-

Program PengembanganSosial Ekonomi Wilayah Transmigrasi

12.179.731.500,- 7.202.519.037,-

Penyediaan dan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Sosial

3.188.823.000,- 1.454.178.000,-

Pengembangan Usaha Transmigrasi

1.171.646.193,- 417.250.000,-

Pengembanagn Sosial Budaya Transmigrasi

4.790.781.807,- 3.493.587.500,-

Pelayanan Pertanahan 1.258.080.500,- 548.696.815,- Pelatihan Transmigrasi 1.770.400.000,- 1.288.806.722,- Program Perencanaan

Pembangunan Ekonomi

2..500.000.000,- 2.367.563.193,-

Perencanaan Pembangunan Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk

2..500.000.000,- 2.367.563.193,-

Total 105.842.107.087,- 89.856.934.432,-

(13)

BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPA TAHUN 2019

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraaan Tugas dan Fungsi SKPA

Program kegiatan pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobiltas Penduduk Aceh tidak terlepas dari pengaruh faktor internal dan eksternal yang ada. Faktor tersebut menjadi masalah dan isu strategis yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan Rencana Kerja setiap tahunnya. Adapun permasalahan dan isu strategis yang berkembang dan harus diperhatikan adalah :

1. Rendahnya Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Berdasarkan data BPS tahun 2019, penduduk yang bekerja masih didominasi oleh tenaga kerja lulusan SLTA dan setingkatnya, diikuti lulusan SMP.

Sebaliknya, tingkat pendidikan yang lebih tinggi menunjukkan peningkatan yang proporsional. Bila ditinjau dari tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh pekerja maka kualitas tenaga kerja di Aceh masih rendah.

Tingginya tenaga kerja yang terserap di sektor informal, bekerja kurang dari 35 jam seminggu, kurangnya keterampilan dan keahlian mengindikasikan rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja maka perlu dilaksanakan pembinaan dan pelatihan kerja guna menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif, terampil, mandiri dan berdaya saing sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pasar kerja.

Untuk mendukung hal tersebut maka peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana fisik dan non fisik lembaga pelatihan kerja terutama BLK sangat diperlukan.

2. Rendahnya Kesempatan Kerja

Masalah utama yang dihadapi oleh tenaga kerja di Aceh adalah rendahnya kesempatan kerja. Perkembangan perekonomian di Aceh masih belum mengubah struktur lapangan kerja yang masih didominasi oleh sektor informal. Sedangkan untuk sektor formal kesempatan kerja yang tersedia sangat minim.

Tingginya tingkat pengangguran terbuka di Aceh pada tahun 2018 jika dibandingkan dengan rata-rata nasional menunjukan bahwa kondisi perekonomian Aceh belum berjalan seperti yang diharapkan. Artinya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang telah dan sedang dilaksankan oleh pemerintah belum mampu untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat.

(14)

BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPA TAHUN 2019

Salah satu faktor yang menimbulkan hal tersebut adalah belum berkembangnya investasi baik dari dalam maupun dari luar negeri. Sehingga penciptaaan perluasan kerja yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui kegiatan pembangunan belum efektif karena peran swasta yang belum signifikan.

Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilaksanakan program yang berkaitan dengan perluasan kesempatan kerja diantaranya melalui padat karya produktif, padat karya infrastruktur, tenaga kerja mandiri, tenaga kerja sukarela, teknologi tepat guna dan lain sebagainya. Semua kegiatan tersebut bertujuan memberikan kesempatan kerja kepada penganggur baik melalui kegiatan yang bersifat kelompok maupun perorangan dengan memanfaatkan potensi lingkungan sehingga tercipta produksi barang dan jasa yang mendorong munculnya produk unggulan di masing – masing kabupaten/kota.

3. Lemahnya Perlindungan Tenaga Kerja

Banyaknya perusahaan yang melanggar norma ketenagakerjaan terutama norma kerja, norma wanita , norma jamsostek, kebebasan berserikat, norma K3 dan lain sebagainya mengindikasikan bahwa perlindungan bagi tenaga kerja yang masih lemah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kualitas dan kuantitas Pemeriksaan Pengawasan Ketenagakerjaan yang belum sesuai dengan perkembangan kebutuhan di berbagai kabupaten/kota di Aceh.

Selain itu rendahnya pemahaman pekerja tentang berbagai aturan norma ketenagkerjaan telah menyebabkan rendahnya pemenuhan hak – hak pekerja oleh pengusaha atau pengelola perusahaan. Hal ini terjadi akibat minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh dinas terkait di kabupaten/kota yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lemahnya kualitas dan kuantitas petugas Mediator di berbagai kabupaten kota dan minimnya anggaran yang tersedia.

Sementara itu perkembangan pasar kerja diwarnai pasar bebas/liberaliasasi artinya berkembangnya pemikiran yang memanfaatkan lemahnya posisi tawar pekerja akibat berlebihnya suplai tenaga kerja sehingga mendorong terjadinya pelanggaran terhadap hak – hak pekerja. Untuk menghadapi hal tersebut maka pemerintah harus mempersiapkan sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi agar dapat memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dan meningkatkan pemahaman tentang norma ketenagakerjaan agar terpenuhinya hak – hak pekerja untuk menghindari terjadinya perselisihan hubungan industrial sehingga tercipta suasana kerja dan berusaha yang kondusif.

(15)

BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPA TAHUN 2019

4. Belum Berkembangnya Kawasan Permukiman Transmigrasi

Banyaknya warga yang meninggalkan lokasi transmigrasi karena berbagai faktor telah menyebabkan beberapa lokasi transmigrasi tidak berkembang sebagaimana mestinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah rendahnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana lokasi transmigrasi sehingga warga merasa tidak dapat tinggal dilokasi tersebut. Selain itu faktor alam juga mempengaruhi misalnya lokasi yang dibangun sangat terpencil, merupakan daerah resapan air dan bahkan merupakan tempat atau habitat binatang seperti gajah.

Selain faktor alam, faktor yang sangat mempengaruhi adalah rekrutmen warga transmigran yang belum optimal sehingga tidak menghasilkan warga transmigran yang siap untuk menetap di lokasi transmigrasi. Mereka muncul hanya pada saat ada pembagian bantuan seperti jadup dan non jadup.

Hal ini menimbulkan lahan transmigrasi tidak terkelola dengan baik sehingga menimbulkan lahan terlantar. Luasnya lahan terlantar dikawasan permukiman transmigrasi seharusnya dapat dimanfaatkan oleh transmigran.

Oleh karena itu untuk mengembangkan dan mengolah lahan ini menjadi areal tanam yang produktif, diperlukan dukungan pemerintah, antara lain berupa modal awal untuk pembukaan dan pengolahan lahan sampai siap ditanami, benih unggul spesifik lokasi, sarana produksi pertanian, serta peningkatan kualitas transmigran agar lahan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil produksi pangan.

5.Rendahnya Aspek Legalitas Lahan di Kawasan Transmigrasi

Keterbatasan ruang untuk dijadikan tempat tinggal dan lahan usaha yang tetap menjadi salah satu hambatan dari pembangunan yang harus diatasi.

Semakin besarnya kebutuhan lahan untuk berbagai kepentingan pembangunan dan pengembangan usaha mengakibatkan persaingan permintaan atas lahan semakin ketat. Kondisi demikian mengakibatkan terjadinya tumpang tindih penggunaan lahan di wilayah - wilayah yang dikembangkan untuk permukiman transmigrasi yang semakin mempersulit perolehan lahan untuk pembangunan permukiman transmigrasi baru. Persaingan kepentingan dan terjadinya tumpang tindih penggunaan lahan tersebut mengakibatkan semakin banyaknya masalah pertanahan dan klaim – klaim tanah yang telah diusahakan transmigran oleh masyarakat setempat.

(16)

BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPA TAHUN 2019

6.Rendahnya Kualitas, Integritas dan Produktivitas Sumber Daya Aparatur Sesuai dengan Undang – undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara disebut bahwa ASN berhak untuk meningkatkan Kompetensi sesuai dengan bakat yang dimiliki. Ini Artinya peningkatan Kompetensi merupakan Hak yang harus diberikan oleh Negara dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang diharapkan dapat memberikan dapat yang positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Aparatur memiliki peran sangat penting dalam pelaksanaan berbagai program pembangunan baik itu ketenagakerjaan maupun ketransmigrasian.

Tanpa adanya peningkatan kualitas, Integritas dan produktivitas sumber daya aparatur maka sangat sulit pemerintah mencapai tujuan dan sasaran pembangunan. Sehingga dibutuhkan keseriusan semua pihak terkait dalam rangka meningkatkan kualitas, integritas dan produktivitas sumber daya Aparatur.

2.4. Review terhadap Rancangan Awal SKPA

Melihat kondisi internal SKPA sesuai dengan tugas pokok dan fungsi diatas maka dalam penyelenggaraan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dimasa mendatang adalah sebagaimana tabel rencana terlampir.

2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan/ Sub Kegiatan Masyarakat

Setiap program dan kegiatan/ sub kegiatan yang diusulkan oleh kabupaten/kota atau masyarakat akan ditelaah untuk dikaji kembali apakah memenuhi syarat untuk diusulkan atau menjadi prioritas dalam usulan tahun berikutnya (tabel terlampir).

(17)

BAB 3TUJUAN DAN SASARAN

14

BAB III

TUJUAN DAN SASARAN

3.1. TELAAHAN TERHADAP KEBIJAKAN NASIONAL

Kebijakan nasional dalam pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian telah membagi antara urusan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang menurut Undang – undang No.23 tahun 2014 urusan ketenagakerjaan merupakan urusan wajib dan urusan ketransmigrasian merupakan urusan pilihan.Untuk itu maka untuk urusan ketenagakerjaan ditangani oleh Kementrian Ketenagakerjaan, sedangkan ketransmigrasian ditangani oleh Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Kebijakan nasional bidang ketenagakerjaan diarahkan pada perluasan kesempatan kerja baik melalui kebijakan lintas sektor yang mendorong masing-masing sektor dalam menciptakan peluang kerja, maupun berbagai program pemerintah.

Pemerintah telah melakukan reformasi dan revitalisasi berbagai infrastruktur ketenagakerjaan seperti regulasi yang ramah terhadap investasi dan ketenangan berusaha. Demikian juga dengan infrastruktur peningkatan kualitas dan penempatan tenaga kerja. Berbagai sarana dan prasarana pelatihan telah dibangun dan dilakukan revitalisasi.

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk nomor 4 terbanyak di dunia merupakan pasar yang besar tetapi kualitas dan produktivitas tenaga kerja yang rendah tentu akan mengakibatkan rendahnya daya saingdalam pasar tenaga kerja.

Pasar tenaga kerja di era globalisasi merupakan tantangan dan potensi yang harus dihadapi dengan pengelolaan ketenagakerjaan yang profesional, efektif dan efisien.

Tenaga kerja Indonesia di luar negeri telah memberikan kontribusinya dalam mendukung dan memajukan Indonesia melalui remitansi yang menambah devisa negara.

Di sisi lain, Pemerintah terus mengupayakan agar tenaga kerja Indonesia dapat bersaing dalam masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Untuk itu perlu peningkatan kompetensi baik untuk pekerja dan calon pekerja melalui berbagai pendidikan dan pelatihan. Selain itu perlu sertifikasi profesi, hal ini penting dilakukan bagi para pekerja.

Balai Latihan Kerja telah berusaha memenuhi kebutuhanpasartenaga kerjamelalui peningkatan kualitas tenaga kerja. Dalam upaya tersebut, telah

(18)

BAB 3TUJUAN DAN SASARAN

15

dikembangkan Program Three in One yang meliputi pelatihan kerja, sertifikasi dan penempatan. Hampir di setiap Balai Latihan Kerja Unit Pelaksana Teknis Pusat di daerah dibentuk kios Three in One dalam upaya meningkatkan kesesuaian antara output pelatihan kerja dengan dunia usaha.

Permasalahan dalam pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri masih belum optimal dan menjadi perhatian banyak pihak.

Infrastruktur penempatan dan perlindungan baik dalam bentuk kelembagaan maupun peraturan yang ada, belum dapat sepenuhnya memberikan kenyamanan dan keamanan bagi tenaga kerja Indonesia yang mau bekerja dan sedang bekerja di luar negeri.

Gejolak unjuk rasa/pemogokan dan penyelesaian masalah hubungan industrial yang berlarut-larut (PHK dan tuntutan upah) masih menjadi agenda penting. Berbagai tuntutan yang diajukan, terutama terkait dengan sistem alih daya (Outsourcing) dan sistem pengupahan. Di beberapa daerah sarana hubungan industrial belum terbentuk sepenuhnya dan terbatasnya tenaga pengawas ketenagakerjaan. Kondisi ini berpotensi menurunkan ketenangan berusaha dan bekerja, yang akan berdampak terhadap menurunnya kesejahteraan pekerja dan produktivitas perusahaan.

Untuk meningkatkan perlindungan bagi pekerja pemerintah melalui Undang – undang No.23 tahun 2014 telah menetapkan kewenangan pengawasan ketenagakerjaan berada di Provinsi. Hal ini dilakukan untuk memperkuat pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang – undangan ketenagakerjaan.

Penyelenggaraan Transmigrasi sebagai bagian integral pembangunan nasional telah disempurnakan melalui Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian.

Pembangunan Transmigrasi dilaksanakan berbasis kawasan yang memiliki keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan dengan pusat pertumbuhan dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah. Pembangunan Transmigrasi di tingkat daerah adalah sub sistem dari sistem pembangunan daerah yang secara spesifik merupakan upaya pembangunan Kawasan Perdesaan terintegrasi dengan pembangunan Kawasan Perkotaan dan pengembangan ekonomi lokal dalam rangka meningkatkan daya saing daerah.

Transmigrasi dilaksanakan melalui pembangunan dan pengembangan kawasan yang dirancang secara holistik dan komprehensif sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dalam bentuk Wilayah Pengembangan Transmigrasi (WPT) atau Lokasi Permukiman Transmigrasi (LPT). Pembangunan WPT dilaksanakan melalui

(19)

BAB 3TUJUAN DAN SASARAN

16

pengembangan Kawasan Perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam untuk mewujudkan pusat pertumbuhan baru.

Sedangkan pembangunan LPT dilaksanakan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam untuk mendukung percepatan pengembangan wilayah dan/atau pusat pertumbuhan wilayah yang sedang berkembang. Pusat-pusat pertumbuhan pada setiap Kawasan Transmigrasi, baik berupa WPT atau LPT dikembangkan menjadi KPB yang merupakan PPLT.

Pembangunan Transmigrasi adalah sistem proses pencapaian tujuan pembangunan yang mencakup aspek penataan ruang, penataan penduduk, dan penataan sistem kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya yang secara operasional dilaksanakan melalui pembangunan Kawasan Transmigrasi. Pembangunan Transmigrasi harus mampu mengatasi kesenjangan pembangunan antarwilayah.

Pusat-pusat pertumbuhan pada setiap Kawasan Transmigrasi diharapkan dapat menggerakkan aktivitas perekonomian yang dapat membuka ruang berwirausaha.

Terbukanya ruang berwirausaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang dapat mendorong peningkatan daya saing daerah.

Pembangunan Transmigrasi merupakan proses kegiatan lintas pemerintah daerah, lintas institusi Pemerintah, lintas disiplin ilmu, lintas budaya, dan lintas kepentingan. Fungsi utama Pemerintah adalah perumusan kebijakan, pengaturan, pembinaan, koordinasi, motivasi, advokasi, mediasi, dan pengendalian berdasarkan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), sedangkan pelaksana pembangunan Transmigrasi adalah pemerintah daerah, Badan Usaha, dan Transmigran bersangkutan yang didukung oleh masyarakat madani seperti kalangan akademisi, tokoh masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan.

Dalam pengembangan Kawasan Transmigrasi menuju terbentuk dan berkembangnya KPB, Pemerintah dan pemerintah daerah harus berusaha sungguh- sungguh untuk mendorong dan memfasilitasi Badan Usaha dan masyarakat untuk mengambil peran dan tanggung jawab yang semakin besar.

Urusan Pusat untuk bidang Ketransmigrasian

 Penetapan dan perencanaan kawasan transmigrasi.

 Pembangunan satuan permukiman di kawasan transmigrasi.

 Penataan pesebaran penduduk yang berasal lintas Daerah provinsi.

 Pengembangan kawasan transmigrasi.

(20)

BAB 3TUJUAN DAN SASARAN

17

 Pengembangan satuan permukiman pada tahap penyesuaian.

Urusan Provinsi untuk bidang Ketransmigrasian:

 Pencadangan tanah untuk kawasan transmigrasi lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.

 Penataan pesebaran penduduk yang berasal dari lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.

 Pengembangan satuan permukiman pada tahap pemantapan.

Urusan Kabupaten untuk bidang Ketransmigrasian:

 Pencadangan tanah untuk kawasan transmigrasi di Daerah Kabupaten/kota.

 Penataan pesebaran penduduk yang berasal dari 1 (satu) Daerah kabupaten/kota.

 Pengembangan satuan permukiman pada tahap kemandirian.

3.2. TUJUAN DAN SASARAN RENJA SKPA

Tujuan dari program dan kegiatan yang tertuang dalam rencana kerja adalah:

1. Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja;

2. Meningkatkan dan Memperluas Kesempatan Kerja;

3. Menurunkan Perselisihan Hubungan Industrial;

4. Meningkatkan Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan;

5. Meningkatkan Penerapan Perundang - undangan dan Peraturan Ketenagakerjaan;

6. Mempercepat pembangunan infrastruktur wilayah dan mengembangkan wilayah strategis dan cepat tumbuh

7. Mewujudkan Kawasan Transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi wilayah

8. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Pengelolaan Keuangan Dinas;

Sasaran yang ingin dicapai dari program dan kegiatan yang tertuang dalam rencana kerja adalah:

1. Sasaran dari Tujuan Pertama Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja adalah sebagai berikut:

(21)

BAB 3TUJUAN DAN SASARAN

18

 Meningkatnya Penerapan Sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi dengan indikator kinerja: Persentase Peningkatan Tenaga Kerja yang memiliki Sertifikat Kompetensi.

 Meningkatnya Layanan Lembaga Produktivitas dengan indikator kinerja : Persentase Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja.

2. Sasaran dari Tujuan Kedua yaitu Meningkatnya Kualitas Pelayanan penempatan dan pemberdayaan Tenaga Kerja dengan indikator kinerja:

Persentase Peningkatan Tenaga Kerja yang ditempatkan melalui padat karya.

3. Sasaran dari Tujuan Ketiga adalah

 meningkatkan efektivitas kelembagaan dan kerja sama hubungan industrial dengan indikator kinerja: Persentase Lembaga Hubungan Industrial yang efektif

 meningkatkan Pembinaan Jaminan Sosial dan Hubungan antar Lembaga dengan indikator kinerja: Persentase peningkatan Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan

4. Sasaran dari Tujuan Keempat adalah Mewujudkan Pengawasan Ketenagakerjaan yang Profesional, Integritas dan Mandiri dengan indikator kinerja: Persentase Peningkatan Perusahaan yang menerapkan norma ketenagakerjaan dan Persentase Penurunan Kecelakaan Kerja dan Penyakit akibat kerja.

5. Sasaran dari Tujuan Kelima adalah Meningkatnya kawasan transmigrasi yang clean and clear sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak dengan Indikator Kinerja: Persentase Peningkatan Permukiman Transmigrasi yang dibangun dan transmigran yang ditempatkan di kawasan transmigrasi;

6. Sasaran dari Tujuan Keenam adalah Meningkatnya Permukiman Transmigrasi yang mandiri, dan Kawasan transmigrasi yang terintegrasi dan berkembang dengan indikator Kinerja: Persentase Peningkatan Permukiman Transmigrasi yang mandiri dan Persentase Peningkatan Kawasan Transmigrasi yang berkembang;

(22)

BAB 3TUJUAN DAN SASARAN

19

7. Sasaran dari Tujuan Keenam adalah Meningkatkan Akuntabilitas, Transparansi dan Tertib Administrasi Tata Kelola Keuangan Dinas dengan Indikator Kinerja: Persentase Penurunan Temuan oleh Badan Pengawas Daerah.

3.3 Program, dan Kegiatan/ Sub Kegiatan

Setiap program dan kegiatan yang diusulkan oleh kabupaten/kota atau masyarakat akan ditelaah untuk dikaji kembali apakah memenuhi syarat untuk diusulkan atau menjadi prioritas dalam usulan tahun berikutnya (tabel terlampir).

(23)

BAB 4 RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH 24 BAB IV

RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH

Faktor – faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Pendanaan SKPA adalah

 hasil analisis terhadap permasalahan dan isu strategis yang terjadi di Provinsi Aceh, khususnya di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian termasuk kemiskinan dan pengangguran

 visi dan misi Pemerintah Aceh seperti yang tercantum di dalam RPJMA Tahun 2017 -2022

Untuk mendukung pencapaian visi dan misi Kepala daerah, SDGs,Pengentasan Kemiskinan, NSPK dan Pendayagunaan potensi ekonomi daerah dan pengembangan kawasan maka Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh memiliki sejumlah Program/Kegiatan/Sub Kegiatan yang terdiri :

A. Program Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah

Program penunjang urusan pemerintahan daerahterdiri dari 4 Kegiatan yaitu:

1. Perencanaan evaluasi dan kinerja perangkat daerah Sub kegiatan :

a. Penyusunan renstra dan renja perangkat daerah

b. Penyusunan program dan kegiatan perangkat daerah dalam dokumen perencanaan

c. Penyusunan dokumen evaluasi perangkat daerah

d. Koordinasi dan sinkronisasi perencanaan perangkat daerah e. Evaluasi kinerja perangkat daerah

2. Administrasi keuangan

Sub kegiatan : penyediaan gaji dan tunjangan ASN 3. Administrasi Umum

Sub kegiatan :

a. Penyediaan jasa surat menyurat

b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik c. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor

d. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas /operasional dinas e. Penyediaan jasa administrasi keuangan

f. Penyediaan jasa kebersihan kantor

(24)

BAB 4 RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH 24 g. Penyediaan alat tulis kantor

h. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

i. Penyediaan komponen instalasi listrik /penerangan bangunan kantor j. Penyediaan bahan bacaan peraturan dan perundang – undangan k. Penyediaan makanan dan minuman

l. Rapat – rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah m.Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

n. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas /operasional o. Rehabilitasi sedang/berat rumah gedung kantor

4. Peningkatan disiplin dan kapasitas aparatur Sub Kegiatan : Pendidikan dan pelatihan formal

B. Program Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja

Program Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja Terdiri dari 4 kegiatan : 1. Pelatihan kerja berdasarkan klaster kompetensi :

Sub kegiatan :

a. Proses pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja berdasarkan klaster kompetensi

b. Koordinasi lintas lembaga dan kerja sama dengan sektor swasta untuk penyediaan instruktur serta sarana dan prasarana lembaga pelatihan kerja

2. Pelaksanaan akreditasi lembaga pelatihan kerja Sub kegiatan :

a. Survey dan penilaian akreditasi kepada lembaga pelatihan kerja 3. Konsultansi produktivitas pada perusahaan menengah

Sub kegiatan :

a. Pelaksanaan konsultasi produktivitas kepada perusahaan menengah 4. Pengukuran produktivitas tingkat daerah provinsi

Sub kegiatan :

a. Pengukuran kompetensi dan produktivitas tenaga kerja

C.Program Penempatan Tenaga Kerja

Program penempatan tenaga kerja terdiri dari 3 Kegiatan 1. Pelayanan antar kerja lintas daerah kab/kota

Sub kegiatan :

a.Pelayanan antar kerja

(25)

BAB 4 RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH 24 b.Pembinaan operasionalisasi pelayanan penempatan tenaga kerja AKAD & AKL 2. Pengelolaan informasi pasar kerja

Sub Kegiatan : Pelayanan dan penyediaan informasi pasar kerja online 3. Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di daerah provinsi

Sub Kegiatan :

a. Peningkatan perlindungan dan kompetensi calon Pekerja Migran Indonesia /Pekerja Migran Indonesia

b. Pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia purna penempatan

D. Program Hubungan Industrial

Program hubungan industrial terdiri dari 3 Kegiatan yaitu:

1.Pengesahan peraturan perusahaan dan pendaftaran perjanjian kerja bersama untuk yang mempunyai wilayah kerja lebih dari 1 ( satu ) kabupaten /kota

Sub Kegiatan :

a. Pengesahan peraturan perusahaan yang terkait dengan hubungan industrial b. Penyelenggaraan pendataan dan informasi sarana hubungan industrial dan

jaminan sosial tenaga kerja

2. Pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja dan penutupan perusahaan yang berakibat/berdampak pada kepentingan di 1 ( satu ) daerah provinsi

Sub Kegiatan :

a. Pencegahan perselisihan hubungan industrial, mogok kerja dan penutupan perusahaan yang berakibat/berdampak pada kepentingan di 1 ( satu ) daerah provinsi

b. Penyelenggaraan verifikasi dan rekapitulasi keanggotaan pada organisasi pengusaha, federasi dan konfederasi serikat pekerja, serikat buruh dan non afiliasi

c. Pelaksanaan operasional lembaga kerjasama tripatit daerah provinsi

3. Penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP), Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP), Upah Minimum Kabupaten/kota (UMK), Upah Minimum Sektoral Kabupatan/Kota (UMSK)

Sub Kegiatan :

a. Penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP)

b. Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota(UMK)

(26)

BAB 4 RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH 24 E. Program Pengawasan Ketenagakerjaan

Program pengawasan ketenagakerjaan terdiri dari 1 kegiatan yaitu:

1. Penyelenggaraan pengawasan ketenagakerjaan sub kegiatan :

a. Pengawasan pelaksanaan norma kerja di perusahaan b. Penegakan hukum ketenagakerjaan di perusahaan

c. Pelayanan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan

F. Program Perencanaan Kawasan Transmigrasi

Program perencanaan kawasan transmigrasi terdiri dari 1 kegiatan yaitu 1. Pencadangan tanah untuk kawasan transmigrasi

Sub kegiatan :

a. Identifikasi potensi kawasan transmigrasi

b. Advokasi dan musyawarah penetapan kawasan

c. Penyediaan tanah untuk pembangunan kawasan transmigrasi d. Penatausahaan pencadangan tanah untuk kawasan transmigrasi

G. Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi

Program pembangunan kawasan transmigrasiterdiri dari 1kegiatan yaitu :

1.Penataan persebaran penduduk yang berasal dari lintas kabupaten kota dalam daerah 1 (satu) Provinsi

Sub kegiatan :

a. Koordinasi dan sinkronisasi kerja sama pembangunan transmigrasi antar pemerintah daerah kabupaten/kota dalam 1 ( satu ) daerah provinsi

b. Penyiapan lingkungan hunian fisik, sosial ekonomi bagi penduduk setempat dan transmigran

c. Pelaksanaan penataan penduduk setempat sekitar lokasi kawasan transmigrasi d. Pemindahan dan penempatan transmigran yang berasal dari lintas daerah

kabupaten/kota dalam provinsi e. Penyuluhan transmigrasi lokal

f. Penyesuaian lingkungan baru transmigran di kawasan transmigrasi

H. Progam Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Progam pengembangan kawasan transmigrasi terdiri dari 1 kegiatan yaitu 1. Pengembangan satuan permukiman pada tahap pemantapan

(27)

BAB 4 RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH 24 Sub Kegiatan :

a. Penguatan SDM dalam rangka pemantapan satuan permukiman

b. Penguatan infrastruktur sosial, ekonomi dan kelembagaan dalam rangka pemantapan satuan permukiman

Pada program/kegiatan/sub kegiatan bidang ketenagakerjaan dilaksanakan di 23 kabupaten/kota dan program/kegiatan/sub kegiatan bidang ketransmigrasian dilaksanakan di 17 kabupaten/kota.

Kelompok Sasaran

Pada hakekatnya pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian merupakan upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), penciptaan kesempatan kerja, pembangunan kawasan serta pengembangan ekonomi lokal dan daerah. Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dalam menjalankan program/kegiatan/sub kegiatan ditujukan pada 8 kelompok sasaran dalam program bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yaitu:

1. Kaum dhuafa

2. Masyarakat korban konflik

3. Masyarakat yang terkena musibah bencana alam 4. Penataan desa daerah yang terisolir

5. Masyarakat daerah perbatasan 6. Masyarakat perambah hutan

7. Masyarakat miskin yang tidak punya lahan garapan

8. Masyarakat putus sekolah, pengangguran dan pencari kerja

Tabel rumusan rencana program dan kegiatan perangkat daerah tahun rencana dan prakiraan maju rencana tahun selanjutnya

Program merupakan kegiatan nyata, sistimatis dan terpadu yang dilaksanakan oleh suatu atau beberapa InstansiPemerintah. Secara umum Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh menyusun rencana program pembangunan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian yang ada sebagaimana disajikan dalam tabel terlampir.

(28)

25

BAB V PENUTUP

Dalam pembangunan nasional dan daerah, pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian telah berperan aktif dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2021, maka Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh telah menyusun rencana kerja yang akan dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh SKPA bersama pemerintah daerah, dimana kegiatan-kegiatan tersebut diyakini mampu mendorong percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta merupakan kristalisasi dari berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan pembangunan daerah hingga saat ini.

Rencana Kerja Tahun 2021 ini merupakan implementasi dari tahapan kegiatan tahunan dari Rencana Strategis yang disusun selama lima tahunan, dimana draft rencana kerja tahun 2021 ini disusun dalam upaya memberikan arah dan pedoman untuk rencana tindak kegiatan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk pada tahun 2021.

Rencana Kerja tahun 2021 ini diharapkan dapat dijadikan panduan dan acuan bagi Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta peranannya dalam upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Banda Aceh, 12 Agustus 2020

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk

Ir. Hanan Fahrizal, M.Eng.Sc Pembina Utama Muda NIP. 19631112 199003 1 006

N.D No. 875.1/2267 Tanggal 10 Agustus 2020

(29)

LAMPIRAN

(30)

Nama SKPD : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh

2 8 = (7/6) 11 = (10/4)

2 07 01 PROGRAM PENUNJANG URUSAN

PEMERINTAHAN DAERAH

PROVINSI ACEH

Perkiraan Realisasi Capaian Target Renstra SKPD s/d tahun Tingkat

Realisasi (%)

Tingkat Capaian Realisasi

Target Renstra (%) 1

Kode Urusan/ Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Program/ Kegiatan

Indikator Kinerja Program (outcomes)/ Kegiatan (output)

6 7

3

Target Kinerja Capaian Program

(Renstra SKPD) tahun 2022

Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan Keluaran Kegiatan s/d

tahun 2019 5

Target Renja SKPD Tahun

2020

Realisasi Renja SKPD Tahun 2020

Realisasi Capaian Program dan Kegiatan s/d tahun

berjalan (tahun 2020) 10 = (5 + 7 +9 ) Target dan Realisasi Kinerja Program dan

Kegiatan Tahun 2020

4

Target Program dan

Kegiatan (Renja SKPD Tahun 2021)

Persentase laporan capaian 9 kinerja dan keuangan yang tersusun tepat waktu

Page 1 of 34

2 07 01 PROGRAM PENUNJANG URUSAN

PEMERINTAHAN DAERAH 2 07 01 1.01 Perencanaan dan Evaluasi

Perangkat Daerah

2 07 01 1.01 01 Penyusunan Renstra dan Renja

Perangkat Daerah 2 dok

2 07 01 1.01 02 Penyusunan Program dan Kegiatan Perangkat Daerah Dalam Dokumen Perencanaan

10 dok

2 07 01 1.01 03 Penyusunan Dokumen Evaluasi

Perangkat Daerah 4 dok

2 07 01 1.01 04 Koordinasi dan Sinkronisasi

Perencanaan Perangkat Daerah 2 dok

2 07 01 1.01 05 Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah 6 dok

2 07 01 1.02 Administrasi Keuangan

2 07 01 01 217 Orang

1 Tahun 1.02 Penyediaan Gaji dan Tunjangan

Persentase laporan capaian kinerja dan keuangan yang tersusun tepat waktu

Tersedianya dokumen perencanaan Tersedianya dokumen perencanaan dan anggaran

tersedianya laporan dan dokumen evaluasi

Tersedianya dokumen perencanaan dan anggaran

Tersedianya dokumen evaluasi kinerja perangkat daerah Gaji dan tunjangan ASN,insentif, pemungutan retribusi daerah, jasa petugas penunjang kegiatan kantor, tambahan penghasilan ASN

1 Tahun 90 Orang 217 Orang 2 07 01 1.03 Administrasi Umum

2 07 01 1.03 01 1 Tahun

2 07 01 1.03 02 1 Tahun

1.02

Terwujudnya percepatan kinerja aparatur

Penyediaan Gaji dan Tunjangan

Penyediaan Jasa Surat-menyurat

Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

Gaji dan tunjangan ASN,insentif, pemungutan retribusi daerah, jasa petugas penunjang kegiatan kantor, tambahan penghasilan ASN

Terlaksananya pelayanan jasa surat menyurat dalam proses

administrasi

Page 1 of 34

(31)

2 8 = (7/6) 11 = (10/4) Tingkat

Realisasi (%)

Tingkat Capaian Realisasi

Target Renstra (%) 1

Kode Pemerintahan Daerah dan Program/ Kegiatan

Indikator Kinerja Program (outcomes)/ Kegiatan (output)

6 7

3

Capaian Program (Renstra SKPD)

tahun 2022

Program dan Keluaran Kegiatan s/d

tahun 2019 5

Target Renja SKPD Tahun

2020

Realisasi Renja SKPD Tahun 2020

Realisasi Capaian Program dan Kegiatan s/d tahun

berjalan (tahun 2020) 10 = (5 + 7 +9 ) 4

Kegiatan (Renja SKPD Tahun 2021)

Persentase laporan capaian 9 kinerja dan keuangan yang tersusun tepat waktu 2 07 01 1.03 03 Penyediaan Peralatan dan

Perlengkapan Kantor 1 Tahun

2 07 01 1.03 06 1 Tahun

2 07 01 1.03 07 Penyediaan Jasa Administrasi

Keuangan 1 Tahun

2 07 01 1.03 08 1 Tahun

Terlaksananya kelancaran kinerja aparatur dalam pelayanan kepada publik

Tersedianya dokumen perizinan kenderaan dinas

Terlaksananya kelancaran

administrasi keuangan perkantoran Penyediaan Jasa Kebersihan

Kantor

Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan kendaraan dinas/operasional

terlaksananya rasa kenyamanan dalam proses peningkatan kinerja aparatur

Page 2 of 34

2 07 01 1.03 08 1 Tahun

2 07 01 1.03 10 1 Tahun

2 07 01 1.03 11 1 Tahun

2 07 01 1.03 12 1 Tahun

2 07 01 1.03 15 1 Tahun

2 07 01 1.03 17

1 Tahun

2 07 01 1.03 18 1 Tahun

Tersedianya ATK dalam percepatan proses administrasi

Penyediaan Alat Tulis Kantor Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

terpeliharanya sarana gedung kantor sebagai asset dinas dan daerah

Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/penerangan Bangunan Kantor

Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan Penyediaan Makanan dan Minuman

Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah

terlaksananya rasa kenyamanan dalam proses peningkatan kinerja aparatur

Terlaksananya cetakan dan pengandaan sarana perkantoran Tersedianya instalasi listrik dan penerangan kantor

Tersedianya bahan bacaan

Tersedianya makanan dan minuman untuk memperlancar tugas

Terlaksananya koordinasi dan konsultansi untuk pencapaian kinerja yang tepat waktu dan tepat sasaran

2 07 01 1.03 29 Pemeliharaan Rutin/Berkala

Gedung Kantor 1 Tahun

1 Tahun

2 07 01 1.03 39 1 Tahun

Pemeliharaan Rutin/Berkala Kenderaan Dinas/Operasional

terpeliharanya sarana gedung kantor sebagai asset dinas dan daerah

Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah

tersedianya sarana transport aparatur dalam proses percepatan pelaksana tugas

Rehabilitasi sedang/berat rumah

gedung kantor terpeliharanya gedung kantor sebagai asset daerah Terlaksananya koordinasi dan konsultansi untuk pencapaian kinerja yang tepat waktu dan tepat sasaran

Page 2 of 34

(32)

2 8 = (7/6) 11 = (10/4) Tingkat

Realisasi (%)

Tingkat Capaian Realisasi

Target Renstra (%) 1

Kode Pemerintahan Daerah dan Program/ Kegiatan

Indikator Kinerja Program (outcomes)/ Kegiatan (output)

6 7

3

Capaian Program (Renstra SKPD)

tahun 2022

Program dan Keluaran Kegiatan s/d

tahun 2019 5

Target Renja SKPD Tahun

2020

Realisasi Renja SKPD Tahun 2020

Realisasi Capaian Program dan Kegiatan s/d tahun

berjalan (tahun 2020) 10 = (5 + 7 +9 ) 4

Kegiatan (Renja SKPD Tahun 2021)

Persentase laporan capaian 9 kinerja dan keuangan yang tersusun tepat waktu 2 07 01 1.04

Peningkatan Disiplin dan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

2 07 01 1.04 09 1 Tahun

2 07 03 PROGRAM PELATIHAN KERJA

DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

1408 Orang Persentase aparatur yang

memenuhi kompetensi

terciptanya SDM aparatur di dalam peningkatan pelayanan masyarakat Jumlah angkatan kerja yang mendapatlkan pelatihan berbasis kompetensi

Pendidikan dan Pelatihan Formal

Page 3 of 34

2 07 03 PROGRAM PELATIHAN KERJA

DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

1408 Orang

2 07 03 1.01 Pelaksanaan Latihan Kerja Berdasarkan Klaster Kompetensi 2 07 03 1.01 01 Proses Pelaksanaan pendidikan

dan Pelatihan Ketrampilan bagi Pencari Kerja berdasarkan Klaster Kompetensi

520 Orang

2 07 03 1.01 02 Koordinasi Lintas lembaga dan kerjasama dengan Sektor Swasta untuk Penyediaaan Instruktur serta Sarana dan Parsarana Lembaga Pelatihan Kerja

300 Orang

2 07 03 1.02 Pelaksanaan Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja

2 07 03 1.02 01 1'10/30 LPK/Orang

Jumlah angkatan kerja yang mendapatlkan pelatihan berbasis kompetensi

Konsultansi Produktivitas pada Perusahaan Menengah Survey dan Penilaian akreditasi kepada lembaga pelatihan kerja

Terlaksananya pelatihan berbasis kompetensi bagi tenaga kerja dan masyarakat agar memiliki daya saing

Terlaksananya peningkatan kapasitas LPK melalui akreditasi, Terlaksananya peningkatan komptetensi tenaga kepelatihan dan instruktur LPK

2 07 03 1.02 01 1'10/30 LPK/Orang

2 07 03 1.03

280 Orang Konsultansi Produktivitas pada

Perusahaan Menengah

Terlaksanaya Peningkatan produktivitas pada perusahaan menengah

Survey dan Penilaian akreditasi kepada lembaga pelatihan kerja

Pelaksanaan Konsultansi Produktivitas pada perusahaan menengah

Terlaksananya peningkatan kapasitas LPK melalui akreditasi, Terlaksananya peningkatan komptetensi tenaga kepelatihan dan instruktur LPK

Page 3 of 34

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Siswa mendengarkan motivasi dari guru dengan cermat, yaitu agar siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran karena pentingnya kegiatan yang akan

Penelitian ini menganalisis seberapa signifikan perbedaan tingkat return dan risk saham syariah pada indeks Jakarta Islamic Index (JII) dengan saham konvensional

(2) Ketentuan mengenai penggantian antar waktu keanggotaan Dewan Pengawas dan Dewan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Menteri dengan

Peneliti mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah-Nya kepada Peneliti sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tesis

Selain itu, pemilik usaha perlu melakukan penilaian kinerja karyawan yang sudah dilakukan misalnya kedisiplinan datang dan pulang kerja, kedisiplinan dalam mengerjakan

[r]

Hakimi, Sp.A(K), yang telah memberikan bimbingan, koreksi, bantuan serta saran yang sangat berharga dan dukungan moril kepada penulis dalam pelaksanaan penelitian dan

Disini Allah Ta’ala berfirman dalam Al -Quran dengan tutur bahasa yang sangat indah dan sarat akan makna sehingga membuat pembacanya terpesona akan keindahan