• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NASABAH PENSIUN MELAKUKAN TAKE OVER PEMBIAYAAN KE BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG BATUSANGKAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NASABAH PENSIUN MELAKUKAN TAKE OVER PEMBIAYAAN KE BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG BATUSANGKAR SKRIPSI"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Strata 1

Pada Jurusan S1 Perbankan Syariah

Oleh :

LUCIA PEBRIANTI 3316013

JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

TA. 1441 H / 2020 M

(2)
(3)
(4)
(5)

i

KATA PENGANTAR









Assalamu’alaikum, Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, taufiq dan hidayah serta karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah Pensiun Melakukan Take Over Pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Batusangkar”.

Dalam penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak mendapat bantuan, dorongan, petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, izinkan peneliti mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada orang-orang yang paling berjasa dalam penulisan skripsi ini:

1. Kepada kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda (Azwir) yang begitu banyak memberikan motivasi kepada penulis dan juga Ibunda (Desniwenti) yang selalu sabar dan berdoa atas kesuksesan anaknya.

2. Kepada Ibuk Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor IAIN Bukittinggi.

3. Kepada Bapak Dr. Iiz Izmuddin, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dan Ibuk Sandra Dewi, SE.,MM selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah.

4. Kepada Ibuk Dra. Rusyaidah, M.Ag selaku pembimbing yang bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyusun skripsi

hingga selesainya skripsi ini.

(6)

ii

5. Kepada Bapak Dr. Asyari, S.Ag, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang selalu mengarahkan, membimbing, mengajarkan dan mempermudah urusan penulis dalam bidang akademik.

6. Kepada Bapak/Ibuk Dosen IAIN Bukittinggi khususnya Dosen FEBI .

7. Kepada Pimpinan beserta seluruh karyawan Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

8. Kepada keluarga PS_A 16 yang telah memberi dukungan yang sangat berharga selama perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

9. Kepada sahabat yang selalu ada dalam keadaan terpuruk sekalipun dan selalu memberi motivasi terbaik hingga selesainya skripsi ini yaitu Yolanda Sari, Kardila Suci Putry A.Md, dan Ahmad Agus Setiawan.

10. Kepada pihak keluarga yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan terus memberikan semangat yaitu Rian Sagita, SE, Hasbiaturrahman, Cece Lestari, SE, dan Sarah Lasdia Kasih, A.Md.Ak

Semoga petunjuk, motivasi dan bimbingan yang Bapak, Ibu, dan teman- teman berikan menjadi amal Ibadah yang mulia dan mendapat balasan yang sesuai dari Allah SWT, Aamiin. Harapn penelitu, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum, Wr.Wb

Bukittinggi, 20 Mei 2020 Peneliti,

Lucia Pebrianti

Nim: 3316013

(7)

iii

ABSTRAK

Lucia Pebrianti, NIM 3316013 Program Studi S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Skripsi ini berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NASABAH PENSIUN MELAKUKAN TAKE OVER PEMBIAYAAN KE BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG

BATUSNGKAR”

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya nasabah pensiun yang melakukan take over pembiayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor yang diduga mempengaruhi nasabah pensiun melakukan take over pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Batusangkar. Dengan batasan masalah mencakup faktor religiusitas, pribadi, sosial dan kualitas pelayanan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah pensiun yang melakukan take over pembiayaan ke Bank Syariah KC Batusangkar. Dengan teknik pengumpulan data yaitu kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda yaitu Y = 1,173 + 0,034X

1

+ 0,137X

2

+ 0,519X

3

+ 0,493X

4

+e, Uji Pra Penelitian, uji asumsi klasik, uji T, uji F, dan koefisien determinasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara faktor sosial dan kualitas pelayanan terhadap keputusan nasabah melakukan take over pembiayaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai sign faktor sosial 0,003 < 0,05 dan nilai t

hitung

3,145 > t

tabel

2,012, dan nilai sign faktor kualitas pelayanan 0,000 < 0,05 dan nilai t

hitung

4,348 > t

tabel

2,012. Sedangkan faktor religiusitas dan pribadi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah melakukan take over pembiayaan. Hal ini dibuktikan dengan nilai sign faktor religiusitas 0,844 > 0,05 dan nilai t

hitung

0,198 < t

tabel

2,012, dan nilai sign faktor pribadi 0,137 > 0,05 dan nilai t

hitung

1,043 < t

tabel

2,012.

Adapun faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap keputusan nasabah melakukan take over pembiayaan adalah faktor sosial yang dibuktikan dengan nilai regresi faktor sosial sebesar 0,519 atau 51,9%. Secara simultan, faktor religiusitas, pribadi, sosial dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap keputusan nasabah pensiun melakukan take over pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Batusangkar. Hal ini dibuktikan dengan uji F, dimana nilai F

hitung

> F

tabel

(23,489 > 2,802) dan nilai sign 0,000 < 0,05. Dan didapat analisis koefisien determinasi yang ditunjukkan oleh R Square sebesar 0,667 atau 66,7% menunjukkan bahwa variabel faktor religiusitas, pribadi, sosial dan kualitas pelayanan hanya mampu menjelaskan variabel dependen (keputusan nasabah pensiun melakukan take over pembiayaan) sebesar 66,7% sisanya 33,3% di jelaskan oleh variabel lain yang tidak ada atau tidak di perhitngkan dalam analisis penelitian ini.

Kata kunci: Religiusitas, Pribadi, Sosial, Kualitas Pelayanan, Take Over

Pembiayaan

(8)

iv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT PERSETUJUAN PEMBIMBING

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... X BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian... 10

G. Penjelasan Judul ... 11

H. Kajian Terdahulu ... 12

I. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen ... 17

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 18

(9)

v

1. Faktor Religiusitas ... 19

2. Faktor Pribadi ... 20

3. Faktor Sosial... 22

4. Faktor Kualitas Pelayanan ... 23

C. Take Over... 25

D. Pembiayaan Pensiun ... 28

E. Keputusan Pembelian ... 29

F. Landasan Syariah ... 32

G. Kerangka Pemikiran ... 34

H. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

C. Data dan Sumber Data ... 38

D. Populasi dan Sampel ... 39

E. Defenisi Operasional Variabel ... 40

F. Instrumen Penelitian ... 42

G. Teknik Pengumpulan Data ... 43

1. Kuisioner ... 43

2. Observasi... 44

3. Dokumentasi ... 54

H. Teknik Analisi Data... 45

1. Uji Pra Penelitian ... 45

(10)

vi

2. Uji Asumsi Klasik ... 47

3. Regresi Linier Berganda ... 48

4. Uji Hipotesis... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil PT Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar ... 53

B. Struktur Organisasi pada PT. Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar ... 56

C. Produk-produk dan Jasa PT. Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar... 59

D. Karakteristik Responden... 64

1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

2. Responden Berdasarkan Umur ... 64

3. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 65

4. Responden berdasarkan Status Pensiun ... 66

J. Analisis Deskriptif... 67

K. Analisis Inferensial ... 75

1. Uji Pra Penelitian ... 75

2. Uji Asumsi Klasik ... 78

3. Analisis Regresi Linier Berganda... 83

4. Uji Hipotesis... 86

L. Analisis Pembahasan ... 91

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA

(11)

vii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Nasabah dan Pencairan Pembiayaan Pensiun ... 7

Tabel 3.1 Variabel, Definsi Operasional dan Indikator ... 40

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 42

Tabel 3.1 Variabel, Definsi Operasional dan Indikator ... 44

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen ... 47

Tabel 4.1 Responden berdasarkan jenis kelamin... 65

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Umur... 65

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 66

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Status Pensiun ... 67

Tabel 4.5 Tanggapan responden mengenai variabel faktor religiusitas ... 68

Tabel 4.6 Tanggapan responden mengenai variabel faktor pribadi ... 69

Tabel 4.7 Tanggapan responden mengenai variabel faktor social... 70

Tabel 4.8 Tanggapan responden mengenai variabel faktor kualitas pelayanan ... 72

Tabel 4.9 Tanggapan responden mengenai variabel keputusan nasabah memilih take over pembiayaan pensiun ... 74

Tabel 4.10 Uji Validitas Variabel Faktor Religiusitas, Pribadi, Sosial, Kualitas Pelayanan, dan Keputusan Nasabah ... 76

Tabel 4.11 Hasil Uji Reabilitas ... 77

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas ... 79

Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas ... 82

Hasil 4.14 Hasil Analisis Linear Berganda ... 94

Table 4.15 Hasil Uji Simulasi F ... 87

(13)

ix

Table 4.16 Hasil Uji Parsial t ... 88

Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi R

2

... 91

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 34

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BSM KC Batusangkar... 56

Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Distribusi P-P plot ... 80

Gambar 4.3 Uji Normalitas dengan Histogram ... 81

Gambar 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 83

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan.

1

Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2

Bank dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kedua jenis bank tersebut dalam menjalankan kegiatan usahanya diklasifikasikan menjadi 2, yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah.

3

Hal ini berarti perbankan di Indonesia menganut sistem perbankan ganda (dual banking system). Semenjak itu, Bank Syariah mulai tumbuh pesat di Indonesia dalam bentuk Bank Umum Uyariah, Unit Usaha Syariah, dan Office Channeling ( kantor Bank Syariah dikantor Bank Konvensional).

4

Bank Syariah adalah bank yang dalam prinsip, operasional, maupun produknya dikembangkan dengan berlandaskan pada nilai-nilai yang

1 Ismail, “Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi”, (Surabaya: Kencana, 2010),hlm.4

2 Ismail, “Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi”,.. hlm. 3

3 M. Nur Rianto Al-Arif, “Lembaga Keuangan Syariah”, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hlm. 104

4Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hlm.5

(16)

terkandung dalam Al-Qur’an dan petunjuk-petunjuk operasional hadis Muhammad Rasulullah Saw.

5

Kunci keberhasilan manajemen Bank Syariah sangat ditentukan oleh bagaimana bank tersebut dapat merebut hati masyarakat, sehingga peranan Bank Syariah sebagai financial intermediary berjalan dengan baik.

6

Semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis jasa, membuat Bank Syariah harus memiliki strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan.

Salah satu strategi dari Bank Syariah adalah take over. Menurut Darsono (2017), Take Over adalah salah satu bentuk jasa pelayanan Bank Syariah dalam membantu masyarakat mengalihkan transaksi non Syariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan Syariah.

7

Salah satu sumber pendapatan bank adalah pembiayaan, dan karena itu bank sebagai penyalur pembiayaan atau kredit saling bersaing untuk menawarkan jasa pembiayaannya. Salah satu strategi yang telah dilakukan Bank Syariah adalah take over pembiayaan. Adapun tujuan dari strategi ini yaitu untuk menarik nasabah yang memiliki track record (rekam jejak) yang baik dengan menawarkan kelebihan dari bank lain seperti pelayanan yang lebih baik dan lebih menguntungkan nasabah. Biasanya perbankan Syariah menawarkan kelebihan tersendiri kepada masyarakat terutama dalam sisi idealisme kesyariahan, sehingga penawaran pembiayaan take over oleh perbankan Syariah ditawarkan kepada nasabah-nasabah yang sudah memiliki

5 Buchori Alma dan Donni Juni Priansa, “Manajemen Bisnis Syariah”, (Bandung:

Alfabeta, 2014), hlm. 11

6 Muhamad, “Manajemen Dana Bank Syariah”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 107

7 Darsono, ”Perbankan Syariah di Indonesia Kelembagaan dan Kebijakan serta Tantangan ke Depan”, (Jakarta,: Rajawali Pers, 2017), hlm. 239

(17)

fasilitas kredit di bank-bank Konvensional. Hal ini dilakukan dalam rangka memperbesar market share perbankan Syariah sesuai target yang diterapkan Bank Indonesia.

8

Bank Syariah Mandiri sebagai salah satu Bank Syariah di Indonesia juga menerapkan prinsip yang sama dalam menarik calon nasabahnya yaitu melalui cara peralihan pembiayaan atau take over pembiayaan dengan membujuk calon nasabahnya yang menjadi nasabah bank lain dengan prediket lancar dalam pembayaran pembiayaan untuk menjadi nasabah dari Bank Syariah Mandiri tersebut. Dengan demikian, terjadinya take over ini juga lebih condong kepada aspek bisnis yaitu persaingan mencari nasabah.

9

Take over atau pengalihan hutang biasanya menjadi keputusan yang diambil konsumen atau nasabah untuk beralih dari transaksi non syariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan syariah.

Memang ada banyak faktor yang menyebabkan nasabah melakukan take over dari satu bank ke bank yang lain, hal ini dikarenakan setiap orang memiliki faktor yang beraneka ragam dibalik keputusan mereka dalam memilih sebuah produk. Berubah-ubahnya kondisi sosial dan ekonomi membuat perilaku konsumen juga ikut berubah-ubah. Adapun faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi keputusan nasabah melakukan take over di Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar diperoleh dari penelitian terdahulu dan teori-teori

8 Juwita Anggraini dan Mardiah, ”Analisis Kinerja Pembiayaan Take Over pada BTN Syariah di tahun 2014-2015”, Jurnal I-Finance, Vol.2, No.1, Juli 2016, hlm. 101

9 M. Rizaldy, “Pelaksanaan Take Over Pembiayaan di PT Bank Syariah Mandiri Cabang Medan”, Jurnal, Vol.12, No.1, 2015, hlm. 3

(18)

yang dapat digunakan sebagai rujukan. Dalam penelitian ini, penulis akan memfokuskan pada faktor religiusitas, pribadi, sosial, dan kualitas pelayanan.

Faktor yang diduga mendasari nasabah melakukan take over adalah faktor religiusitas, yaitu tingkat kepercayaan pada nilai-nilai agama dan kepercayaannya dalam kehidupan. Religiusitas juga merupakan sebuah komitmen untuk mengikuti prinsip-prinsip yang telah diyakini dan ditetapkan oleh Tuhan dan merupakan ukuran dari tingkat kepatuhan untuk bertingkah laku dan percaya pada Tuhan.

10

Dan juga faktor sosial yang merupakan Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat) dan alam sekelilingnya.

11

Faktor pribadi juga diduga mendasari nasabah melakukan take over.

Dimana, faktor pribadi adalah pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. Dimana seseorang mempunyai sifat untuk bisa menentukan keputusannya sesuai dengan keinginannya tanpa ada paksaan dari pihak lain.

12

Kemudian faktor kualitas pelayanan yang juga digunakan sebagai faktor yang diduga mendasari keputusan pembelian. Pelayanan adalah Suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

13

10 Hesi Eka Puteri dan Zuwardi, “Orientasi Budaya dan Religiusitas dalam Manajemen Kredit serta Dampaknya terhadap Kinerja Sosial Bank Perkreditan Rakyat”, Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019, hlm. 200

11 Nugroho J. Setiadi, “Perilaku Konsumen”, (Jakarta: Kencana, 2003), hlm. 11

12 Danang Sunyoto, “Praktik Riset Perilaku Konsumen”, (Yogyakarta: CAPS, 2014), hlm. 15

13 Sirhan Fikri, Wahyu Wiyani Dkk, “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Mahasiswa”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol 3, No.1, Januari 2016, hlm. 121

(19)

Dalam penelitian Faisal Fajri, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang melatarbelakangi nasabah melakukan take over adalah karena nasabah ingin bersyariah dalam bertransaksi, untuk mendapatkan dana segar, perbedaan margin, plafond yang rendah dan adanya hubungan emosional antara nasabah dengan marketing.

14

Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar memiliki produk pembiayaan yang terdiri dari pembiayaan mikro dan pembiayaan konsumer. Salah satu produk pembiayaan konsumer di Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar adalah produk pembiayaan pensiun. Pembiayaan kepada pensiunan merupakan penyaluran fasilitas pembiayaan konsumer kepada para pensiunan dengan pembayaran angsuran dilakukan melalui pemotongan uang pensiun langsung yang diterima oleh bank setiap bulan/ pensiun bulanan.

15

Bank syariah saat ini telah mendominasi menggunakan akad qardh dan Murabahah untuk pengalihan hutang. Akad ini secara teori tidak menjadi persoalan karena memang diperbolehkan secara syariah. Adapun tujuan dari akad qardh adalah ta’awun atau saling tolong menolong tanpa mengharapkan balasan, yang mana Allah swt telah berfirman di dalam Q.S. Al-Maidah/5:2 yang berbunyi:

...





















 











14 Faisal Fajri, “Faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah melakukan take over KPR Bank Konvensional ke Bank BRI Syariah Banjarmasin”, Skripsi, (Banjarmasin: UIN Antasari Banjarmasin, 2016)

15www.mandirisyariah.co.id (diakses pada tanggal 30 November 2019)

(20)

Artinya: “... Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat besar siksa-Nya” (QS. Al-Maidah:2).

Murabahah adalah istilah dalam fiqh Islam yang berarti transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, dimana penjual mengkonfirmasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli, yang mana Allah swt telah berfirman di dalam Q.S. An-Nisa/4:29 yang berbunyi:































...



Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu” (QS. An- Nisaa:29).

Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar telah bekerjasama dengan Taspen dalam hal pembayaran gaji pensiun. Produk pembiayaan pensiun merupakan produk pembiayaan yang ditujukan khusus kepada para pensiunan atau janda pensiun. Pengajuan pembiayaan pensiun ini cukup mudah karena hanya memerlukan jaminan berupa Surat Keputusan (SK) Pensiun.

Pada umumnya nasabah pensiun di Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar adalah nasabah yang melakukan take over pembiayaan pensiun dari Bank Konvensional ke Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar. Sejalan dengan banyaknya nasabah yang melakukan take over ke Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar, ternyata terdapat beberapa nasabah yang melakukan take over ke Bank Konvensional.

(21)

Padahal perbandingan tingkat dengan bunga di Bank Konvensional lebih memberatkan.

Adapun jumlah nasabah pensiun yang melakukan take over pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar serta pencairannya dalam 4 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:

16

Tabel 1.1

Jumlah Nasabah dan Pencairan Pembiayaan Pensiun

Tahun Jumlah Nasabah Pencairan

2016 3 Orang Rp 33.200.000

2017 34 Orang Rp 4.258.000.000

2018 39 Orang Rp 5.092.200.000

2019 33 Orang Rp 3.336.200.000

Total 109 Orang Rp 12.719.600.000

Sumber: Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar (20 Nov 2019)

Dari data diatas diperoleh kesimpulan bahwa nasabah pensiun yang melakukan Take Over pada Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar dari tahun 2016 sampai tahun 2018 meningkat, namun pada tahun 2019 terdapat sedikit penurunan dari tahun sebelumnya.

Dengan melihat latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nasabah Pensiun Melakukan Take Over Pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Batusangkar”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:

16 Wawancara dengan marketing pensiun (Boy Herman) PT Bank Syariah Mandir KC Batusangkar pada tanggal 20 November 2019

(22)

1. Sejalan dengan banyaknya nasabah yang melakukan take over ke Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar, ternyata terdapat beberapa nasabah yang melakukan take over ke Bank Konvensional. Padahal perbandingan tingkat margin dengan bunga di Bank Konvensional lebih memberatkan.

2. Pencairan pembiayaan pensiun pada tahun 2016 sampai 2018 meningkat namun pada tahun 2019 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya di Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar.

3. Terdapat faktor-faktor yang diduga medasari nasabah lebih memilih menggunakan pembiayaan pensiun di Bank Syariah dibandingkan dengan Bank Konvensional.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan begitu luasnya masalah yang teridentifikasi serta disebabkan karena keterbatasan biaya dan waktu maka peneliti membatasi penelitian ini pada faktor religiusitas, pribadi, social, dan kualitas pelayanan yang mempengaruhi nasabah pensiun melakukan take over pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka diperoleh rumusan masalah yang akan diteliti yaitu:

1. Seberapa besar faktor religiusitas mempengaruhi nasabah pensiun

melakukan Take Over Pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri KC

Batusangkar?

(23)

2. Seberapa besar faktor pribadi mempengaruhi nasabah pensiun melakukan Take Over Pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar?

3. Seberapa besar faktor sosial mempengaruhi nasabah pensiun melakukan Take Over Pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar?

4. Seberapa besar faktor kualitas pelayanan mempengaruhi nasabah pensiun melakukan Take Over Pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar?

5. Seberapa besar faktor religiusitas, pribadi, social, dan kualitas pelayanan secara simultan mempengaruhi nasabah pensiun melakukan Take Over Pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin di capai adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar faktor religiusitas mempengaruhi nasabah pensiun melakukan Take Over Pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar.

2. Untuk mengetahui seberapa besar faktor pribadi mempengaruhi nasabah pensiun melakukan Take Over Pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar.

3. Untuk mengetahui seberapa besar faktor sosial mempengaruhi nasabah

pensiun melakukan Take Over Pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri KC

Batusangkar.

(24)

4. Untuk mengetahui seberapa besar faktor kualitas pelayanan mempengaruhi nasabah pensiun melakukan Take Over Pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar.

5. Untuk mengetahui seberapa besar faktor religiusitas, pribadi, social, dan kualitas pelayanan secara simultan mempengaruhi nasabah pensiun melakukan Take Over Pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar.

F. Manfaat penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Untuk mengetahui kesesuaian ilmu teori yang dipelajari dan praktek di lapangan. Serta untuk memenuhi syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

2. Bagi lembaga bank-bank umum syariah

Melalui penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi sumber informasi dalam mengembangkan pengetahuan khususnya Perbankan Syarih. Serta merupakan masukan yang dapat dipertimbangkan dalam memperbaiki kekurangan yang ada maupun meningkatkan hal yang dianggab ideal yang sesuai dengan harapan nasabah.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi dan

pengetahuan kepada masyarakat.

(25)

4. Bagi pihak akademis

Peneltian ini diharapkan dapat menjadi sarana tambahan referensi dan pertimbangan bagi penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini. Dan sebagai penambah wawasan serta pengetahuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

5. Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk melakukan penelitian sejenis dan lebih lanjut dalam bidang yang sama.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengambil data dari PT Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar dimana, bank ini bertujuan untuk menghimpun dan menyalurkan kembali dana ke masyarakat berdasarkan prinsip syariah.

Adapun yang dijadikan objek penelitian dalam hal ini adalah nasabah yang melakukan Take Over Pembiayaan Pensiun ke Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar.

H. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul yang akan

diteliti, maka penulis perlu menjelaskan pengertian dari beberapa istilah yang

ada dalam judul penelitian ini sebagai berikut:

(26)

Analisis : Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan) untuk mengetahui keadaan sebenarnya.

17

Faktor-faktor : Hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan

(mempengaruhi) terjadinya sesuatu.

Take Over Pembiayaan : Salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan dalam membantu masyarakat untuk mengalihkan transaksi non-syariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan syariah.

18

Dari penjelasan judul diatas dapat disimpulkan bahwa peneliti akan meneliti mengenai “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nasabah Pensiun Melakukan Take Over Pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Batusangkar”

I. Kajian Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan telaah pustaka atau melihat dari beberapa buku dan karya ilmiah yang berkaitan tentang Take Over. Adapun karya-karya ilmiah yang relevan dengan topik yang penyusun ambil yaitu:

1. Lindawati, Skripsi (2018) dengan judul penelitian “Evaluasi Desain Kerangka Syariah Pembiayaan Take Over PPR (Pembiayaan Pemilikan

Rumah) Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Bukittinggi”. Dalam

penelitian ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek dari kerangka

17 Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1997), hlm. 348

18 Darsono, ”Perbankan Syariah di Indonesia Kelembagaan dan Kebijakan serta Tantangan ke Depan”, (Jakarta,: Rajawali Pers, 2017), hlm. 239

(27)

syariah pembiayaan take over PPR Pada BSM KC Bukittinggi sekarang melanggar secara fikih dalam hal aplikasi akad dalam proses atau mekanisme dari pembiayaan take over dan praktek ini dibolehkan oleh fatwa DSN dengan pertimbangan bahwa salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah membantu masyarakat untuk mengalihkan transaksi non-Syariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan syariah.

19

2. Maghfiroh Putri Lutfiana, Tugas Akhir (2018) dengan judul penelitian

“Analisis SWOT Dalam Pertumbuhan Produk Take Over Pembiayaan

Pensiun Di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu

Purbalingga”. Dalam penelitian ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa

Bank Syarian Mandiri KCP Purbalingga mempunyai beberapa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi pemasaran produk pembiayaan pensiun terutama pada produk take over pembiayaan pensiun.

20

3. Marisa Maziya, Skripsi (2012) dengan judul penelitian “Prosedur Pembiayaan Take Over KPR di Bank Syariah Mandiri Cabang

Pekalongan”. Dalam penelitian ini, hasil penelitian menunnjukkan bahwa

secara prosedur pengajuan pembiayaan take over KPR di Bank Syariah Mandiri sama seperti pengajuan KPRS. Hal yang perlu dicermati dalam

19 Lindawati, “Evaluasi Desain Kerangka Syariah Pembiayaan Take Over PPR (Pembiayaan Pemilikan Rumah) Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Bukittinggi”, Skripsi, (Bukittinggi: IAIN Bukittinggi, 2018)

20 Maghfiroh Putri Lutfiana, “Analisis SWOT Dalam Pertumbuhan Produk Take Over Pembiayaan Pensiun Di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Purbalingga”, Tugas Akhir, (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2018), hlm.64

(28)

pembiayaan take over KPR ini adalah akad yang digunakan untuk pengalihan hutang. Dalam proses take over KPR dari Bank Konvensional ke Bnak Syariah Mandiri menggunakan akad Qardh sedangkan take over KPR dari Bank Syariah lain ke Bank Syariah Mandiri menggunakan akad Hiwalah. Selanjutnya Bank Syariah Mandiri mengadakan akad perjanjian baru seperti pembiayaan KPRS dengan akad Murabahah. Jadi perlakuannya sama dengan pengajuan kepemilikan rumah yang baru.

21

4. Rahmi Karlina, Skripsi (2018), dengan judul penelitian “Perbandingan

Akad Pembiayaan Take Over KPR Di Bank Syariah Dengan Perjanjian Kredit Take Over Di Bank Konvensional (Studi Kasus: Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi dan Bank Bukopin Capem Mikro

Bukittinggi)”. Dalam penelitian ini, hasil penelitian menunnjukkan bahwa

akad pembiayaan take over KPR di Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi dan perjanjian kredit take over di Bukopin Capem Mikro Bukittinggi secara teknis memiliki persamaan dalam penerapan pemberian pinjaman pembiayaan/kredit. Sedangkan perbandingannya terletak pada tahap pengajuan pembiayaan, jangka waktu proses pemberian pembiayaan, nilai agunan, penentuan keuntungan, dan bentuk pembayaran angsuran pembiayaan take over KPR dan kredit take over.

22

21 Marisa Maziya, “Prosedur Pembiayaan Take Over KPR di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan”, Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2012)

22 Rahmi Karlina, “Perbandingan Akad Pembiayaan Take Over KPR Di Bank Syariah Dengan Perjanjian Kredit Take Over Di Bank Konvensional (Studi Kasus: Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi dan Bank Bukopin Capem Mikro Bukittinggi)”, Skripsi, (Bukittinggi: IAIN Bukittinggi, 2018)

(29)

5. Fajri Faisal, Skripsi (2016), dengan judul penelitian “Faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah melakukan take over KPR Bank Konvensional ke

Bank BRI Syariah Banjarmasin”. Dalam penelitian ini hasil penelitian

menunjukkan bahwa faktor-faktor yang melatarbelakangi nasabah melakukan take over KPR adalah karena nasabah ingin bersyariah dalam bertransaksi, untuk mendapatkan dana segar, perbedaan margin, plafond yang rendah dan adanya hubungan emosional antara nasabah dengan marketing.

23

Dari kajian terdahulu diatas, yang membedakan dengan hal yang penulis bahas disini adalah tentang “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nasabah Pensiun Melakukan Take Over Pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar”.

J. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui rincian pembahasan dari penulisan ini, maka penulis memberi sistematika penulisan yang dibagi menjadi beberapa bab, diantaranya sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul, kajian terdahulu, dan sistematika penulisan.

23 Faisal Fajri, “Faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah melakukan take over KPR Bank Konvensional ke Bank BRI Syariah Banjarmasin”, Skripsi, (Banjarmasin: UIN Antasari Banjarmasin, 2016)

(30)

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang sejumlah teori yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah pensiun melakukan take over , keputusan pembelian, dan juga teori mengenai take over.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai profil, visi misi perusaan yang diteliti serta hasil penelitian yang dilakukan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini mengemukakan mengenai kesimpulam dan saran

dari hasil penelitian.

(31)

17

BAB II

LANDASAN TEORI A. Perilaku konsumen

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.

24

Dari defenisi tersebut terdapat tiga ide penting, yaitu: (1) perilaku konsumen adalah dinamis; (2) hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar; dan (3) hal tersebut melibatkan pertukaran.

Perilaku konsumen adalah dinamis, berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, demikian pula pada pengembangan strategi pemasaran. Dalam hal studi perilaku konsumen, salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup tertentu.

25

Perilaku konsumen adalah studi individual, kelompok atau organisasi dalam proses memilih, mengamankan, menggunakan, menghabiskan suatu

24 Nugroho J. Setiadi, “Perilaku Konsumen”, (Jakarta: Kencana, 2003), hlm. 2

25 Nugroho J.Setiadi, Perilaku Konsumen, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2003), hlm. 2-3

(32)

produk, pelayanan, pengalaman atau ide-ide untuk kebutuhan kepuasaan dan dampak proses-proses ini pada konsumen dan masyarakat. Untuk lebih sederhana perilaku konsumen adalah studi tentang kapan, mengapa, bagaimana, dimana orang-orang membeli atau tidak membeli suatu produk.

Melalui studi ini dapat mengerti proses pengambilan keputusan dari pembeli secara individual maupun dalam kelompok atau organisasi. Perilaku konsumen mempelajari karakteristik-karakteristik perilaku individu seperti demografik, dan variabel-variabel perilaku dalam mencoba untuk mengerti keinginan konsumen juga mencoba mengukur pengaruh kelompok seperti keluarga terhadap perilaku dalam pembelian produk.

26

Perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan-tindakan nyata individu (konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal yang mengarahkan mereka untuk menilai, memilih, mendapatkan, dan menggunakan barang dan jasa yang dinginkan.

27

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi mengapa seseorang membeli suatu produk tertentu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Kebutuhan bersifat naluriah, sedangkan keinginan merupakan kebutuhan buatan yang dibentuk oleh lingkungan hidup seperti lingkungan keluarga, tempat kerja, kelompok sosial, tetangga dan sebagainya.

28

26 Usman Effendi, Psikologi Konsumen, (jakarta: Rajawali pers, 2016), hlm. 29

27 Totok Subianto, Studi Tentang Perilaku Konsumen Beserta Implikasinya Terhadap Keputusan Pembelian, (Jurnal Ekonomi Modernisasi. Vol 3, Nomor 3, Oktober 2007), (diakses tanggal 7 November 2019, 13:50), hlm. 168

28 Danang Sunyoto, “Praktik Riset Perilaku Konsumen”,.. hlm. 3

(33)

Terdapat banyak faktor yang sebenarnya mendasari seorang konsumen untuk melakukan take over. Namun dalam penelitian ini hanya digunakan Faktor Religiusitas, Faktor Pribadi, Faktor Sosial dan Faktor Kualitas Pelayanan, dengan penjabaran sebagai berikut:

1. Faktor Religiusitas

Religiusitas merupakan sebuah komitmen untuk mengikuti prinsip- prinsip yang telah diyakini dan ditetapkan oleh Tuhan dan merupakan ukuran dari tingkat kepatuhan untuk bertingkah laku dan percaya pada Tuhan.

29

Religiusitas merupakan dorongan jiwa seseorang yang mempunyai akal, dengan kehendak dan pilihannya sendiri mengikuti peraturan tersebut guna mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Nasabah tertarik menggunakan jasa pada lembaga keuangan yang berbasis syariah, karena adanya asas keagamaan yang dipandang lebih baik daripada lembaga keuangan konvensional. Hal ini disebabkan tidak adanya unsur riba, sehingga memberikan efek psikologis dimana nasabah merasa lebih mantap karena tidak berhubungan dengan riba yang jelas diharamkan dalam Islam.

30

Sistem syariah adalah suatu sistem yang menganut unsur-unsur agama Islam, ekonomi Islam menolak sistem bunga karena dianggap riba. Prinsip utama yang dianut didalamnya adalah larangan riba (bunga) dalam berbagai

29 Hesi Eka Puteri dan Zuwardi, “Orientasi Budaya dan Religiusitas dalam Manajemen Kredit serta Dampaknya terhadap Kinerja Sosial Bank Perkreditan Rakyat”, Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019, hlm. 200

30 Nikko Syukur, “Psikologi Agama”, Jurnal JESTT, Vol.2, No.7, Juli 2015. Hlm. 16

(34)

bentuk transaksi, menjalankan bisnis yang syah menurut syariah dan memberikan bagi hasil sebagai pengganti bunga sesuai akad perjanjian.

Implementasi religiusitas di Lembaga Keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk lingkungan keagamaan dan tata kelola yang akan memperkuat transaksi berdasarkan nilai-nilai agama. Keberagaman dalam Islam bukan hanya diwujudkan dalam bentuk Ibadah saja, tapi juga dalam aktivitas-aktivitas lainnya.

31

2. Faktor Pribadi

Faktor pribadi adalah pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. Dimana seseorang mempunyai sifat untuk bisa menentukan keputusannya sesuai dengan keinginannya tanpa ada paksaan dari pihak lain. Adapun indikator dari faktor pribadi adalah sebagai berikut:

32

a. Umur dan tahapan dalam siklus hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan- tahapan dalam siklus hidup psikologis. Dimana, orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

31 Fauzan Adhim, “Pengaruh Religiusitas Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Alumni dan Bukan Alumni Pesantren(Studi Kasus Depag Kabupaten Bangkalan), Jurnal Ekonomi Modernisasi, Vol 5, No.2, Juni 2009, hlm. 134

32 Nugroho J. Setiadi, “Perilaku Konsumen”,.. hlm.12

(35)

b. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

c. Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang mencakup pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan hartanya, serta kemampuan untuk meminjam.

d. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup didunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas social seseorang.

e. Kepribadian dan konsep diri

Yang dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik

psikologis yang berbeda dan setiap orang yang memandang responnya

terhadap lingkungan yang relative konsisten. Kepribadian merupakan

suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku

konsumen. Bila jenis-jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan

memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dan

berbagai pilihan produk atau merek.

(36)

3. Faktor Sosial

Faktor sosial merupakan sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan di dalam status atau penghargaan komunitas yang secara terus-menerus bersosialisasi diantara mereka sendiri, baik secara formal atau informal. Perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status.

Adapun indikator dari faktor sosial adalah sebagai berikut:

33

a. Kelompok referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Beberapa diantaranya kelompok primer, yang dengan adanya interaksi yang cukup berkrsinambungan, seperti keluarga teman, tetangga dan teman sejawat. Kelompok sekunder, yang cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi yang terjadi kurang berkesinambungan.

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat membedakan dua keluarga dalam hidup, yaitu keluarga orientasi, yang merupakan orang tua seseorang. Dari orang itulah seseorang

33 Nugroho J. Setiadi, “Perilaku Konsumen”,.. hlm.11

(37)

mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta. Keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup dan anak-anak yang berpengaruh dalam keputusan pembelian.

c. Peran dan status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasi dalam peran dan status.

4. Faktor Kualitas Pelayanan

Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

34

Kualitas pelayanan adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

35

Layanan konsumen bukan sekedar melayani, namun merupakan upaya untuk membangun suatu kerja sama jangka panjang dengan prinsip saling menguntungkan. Proses ini sudah dimulai sejak sebelum terjadi transaksi hingga tahap evaluasi setelah transaksi. Pelayanan yang baik adalah bagaimana mengerti keinginan konsumen dan senantiasa memberikan nilai tambah dimata konsumen.

34 Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hlm. 85

35 Sirhan Fikri, Wahyu Wiyani Dkk, “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Mahasiswa”, Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol 3 No.1, Januari 2016, hlm. 121

(38)

Adapun indikator dari kualitas pelayanan adalah sebagai berikut:

36

a. Tampilan Fisik (Tangibles)

Kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa, yang meliputi fasilitas fisik (gedung, komputerisasi, ruang tunggu, tempat informasi, dan lain sebagainya), perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.

b. Kehandalan (Reliability)

Reliability adalah kemampuan dan kehandalan untuk menyediakan layanan terpercaya, cepat dan tidak pilih kasih serta melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat waktu.

c. Ketanggapan (Responsiveness)

Responsiveness adalah kesanggupan untuk membantu dan menyediakan pelayanan yang menyenangkan serta tanggap terhadap keinginan konsumen serta memberikan jasa dengan cepat.

d. Jaminan (Assurance)

Assurance mencakup jaminan kompetensi, dapat dipercaya, kejujuran pemberi jasa, kesopanan karyawan bebas dari bahaya, pemilikan kecakapan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengerjakan jasa, dan kredibilitas.

36 Sirhan Fikri, Wahyu Wiyani Dkk, “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Mahasiswa”, Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol 3 No.1, Januari 2016, hlm. 121

(39)

e. Empati (Emphaty)

Emphaty yaitu menunjuk pada syarat untuk memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

C.

Take Over

Menurut Darsono (2017), Take Over adalah salah satu bentuk jasa pelayanan Bank Syariah dalam membantu masyarakat mengalihkan transaksi non Syariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan Syariah.

37

Dalam pembiayaan berdasarkan take over ini, Bank Syariah mengklasifikasikan hutang bank konvensional menjadi dua macam, yaitu hutang pokok plus bunga dan hutang pokok saja. Dalam menangani hutang pokok plus bunga, bank syariah memberikan jasa qard yakni berupa pinjaman dana. Sedangkan untuk hutang pokok saja, bank syariah menggunakan jasa hiwalah yaitu berupa pengalihan hutang karena hiwalah tidak bisa untuk menalangi hutang yang berbasis bunga.

38

37 Darsono, ”Perbankan Syariah di Indonesia Kelembagaan dan Kebijakan serta Tantangan ke Depan”, (Jakarta,: Rajawali Pers, 2017), hlm. 239

38 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh Dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 249

(40)

Pada proses take over, bank syariah sebagai pihak yang akan melakukan take over terhadap kredit yang dimiliki calon nasabahnya di bank konvensional bertindak sebagai wakil dari calon nasabahnya untuk melunasi sisa kredit yang terdapat di bank asal, mengambil bukti lunas, surat asli agunan, perizinan, polis asuransi, sehingga barang (yang dikreditkan) menjadi milik nasabah secara utuh. Kemudian, untuk melunasi hutang nasabah kepada bank syariah, maka nasabah tersebut menjual kembali (barang yang dikreditkan) tersebut kepada bank syariah.

Take Over pembiayaan pensiun yang dilakukan Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar menggunakan akad Qardh wa Murabahah. Tetapi sebelum melakukan take over, marketing pensiunan akan menghitung perkiraan plafon yang akan diambil calon nasabah dengan gaji pensiun calon nasabah.

Kemudian akad pemindahan piutang nasabah (muhil) tentunya dari bank konvensional (muhal) kepada BSM KC Batusangkar (muhal’alaih). Muhil meminta muhal’alaih untuk membayarkan terlebih dahulu hutangnya kepada bank konvensional. Marketing pensiunan BSM KC Batusangkar bertindak sebagai wakil dari muhil untuk melunasi sisa kredit yang terdapat di bank asal, mengambil bukti lunas, surat asli agunan, perizinan, polis asuransi, dll.

Pemindahan hutang ini dilakukan menggunakan akad qardh. Setelah itu nasabah menjualnya kepada pihak bank syariah. Selanjutnya bank syariah menjual secara murabahah kepada nasabah yang dibayar secara cicilan menggunakan gaji pensiunan setiap bulan.

39

39 Wawancara Marketing Pensiunan (Boy Herman) Pda tanggal 20 November 2019

(41)

Adapun pentingnya jasa pelayanan take over ini pada pembiayaan pensiun di Bank Syariah adalah untuk menarik nasabah atau debitur bank lain yang memiliki track record pembiayaan yang baik. Hal ini dilakukam dengan menawarkan beberapa keunggulan dari Bank Syariah seperti, pelayanan yang baik dan lebih menguntungkan nasabah. Pembiayaan didalam Bank Syariah dilakukan dengan prinsip kerjasama melalui sstem berbagi keuntungan, sehingga nasabah tidak dibebankan bunga kredit sebagaimana di bank umum.

Bagi sebagian nasabah, sitstem berbagi keuntungan lebih memudahkan dalam mengembangkan usahanya, sehingga lebih menarik bagi mereka dan menjadi alasan untuk melakukan take over pembiayaan.

40

Keunggulan dari Take Over Pembiayaan Pensiun di Bank Syariah Mandiri KC Batusangkar adalah sebagai berikut:

41

1. Pembiayaan hanya dilakukan sesuai dengan prinsip syariah 2. Menurunkan cicilan bulanan

3. Suku bunga ngambang tidak ada, karena berapa perjanjian dari awal segitu sampai akhir.

4. Memperpendek jangka waktu pinjaman dengan angsuran yang sama dari bank sebelumnya

5. Mendapatkan dana tambahan 6. Proses cepat

40 M. Rizaldy, “Pelaksanaan Take Over Pembiayaan di PT Bank Syariah Mandiri Cabang Medan”, Jurnal, Vol.12, No.1, 2015, hlm. 3

41Wawancara dengan marketing pensiunan (Boy Herman) pada tanggal 14 Februari 2020

(42)

D. Pembiayaan Pensiun

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak pihak yang merupakan defisit unit.

42

Sedangkan menurut Kasmir (2014), pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan dengan persepakatan antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang dan tagihan tesebut, setelah jangka waktu tertentu.

43

Menurut Undang-undang Nomor 11 tahun 1969, pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap Pegawai Negeri Sipil yang telah bertahn-tahun mengabdikan dirinya kepada Negara. Pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudan memasuki usia pensiun atau sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.

44

Pembiayaan kepada pensiunan merupakan penyaluran fasilitas pembiayaan konsumer kepada para pensiunan, dengan pembayaran angsuran dilakukan melalui pemotongan uang pensiun langsung yang diterima oleh bank setiap bulan/pensiun bulanan. Akad yang digunakan adalah akad Murabahah

42 Ismail, “Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi”,.. hlm. 10

43 Kasmir, “Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya”, (Jakarta: Rajawali Pers: 2014), hlm. 63

44 Kasmir, “Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya”, (Jakarta: Rajawali Pers: 2014), hlm. 287

(43)

atau Ijarah.

45

Pembiayan pensiun pada Bank Syariah Mandiri dapat digunakan untuk:

46

1. Pembelian atau renovasi rumah dengan akad Murabahah 2. Pembelian barang untuk usaha dengan akad Murabahah 3. Pembelian kebutuhan rumah tangga dengan akad Murabahah 4. Biaya sekolah atau pendidikan dengan akad Ijarah

5. Pembelian kendaraan bermotor dengan akad Murabahah E. Keputusan Pembelian

Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian seperti pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi altrnatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembelian pada tiap tahap dan peengaruh apa yang bekerja dalam tahap-tahap tersebut.

Pendirian orang lain, faktor situasi tidak diantsipasi, dan resiko yang dirasakan dapat mempengaruhi keputusan pembelian, demikian pada tingkat kepuasan pasca pembelian dipihak perusahaan. Pelanggan yang puas akan terus elakukan pembelian, pelanggan yang tidak puas akan melakukan pemberhentian produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan menyebarkan berita tesebut kepada teman-teman mereka. Karena itu perusahaan harus bisa memastikan kepuasan konsumen pada semua tingkat pada proses pembelian.

Secara terperinci tahap-tahap tersebut dapat diurikan sebagai berikut:

47

45 www.syariahmandiri.co.id (diakses pada tanggal 1 Desember 2019)

46 www.syariahmandiri.co.id (diakses pada tanggal 1 Desember 2019)

(44)

1. Pengenalan masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan. Atau suatu kebutuhan dapat timbul karena disebabkan rangsangan eksternal.

2. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Sumber informasi konsumen dapat berasal dari keluarga, teman, iklan, tenaga penjualan, media massa, organisasi dan juga pengalaman dalam menggunakan produk tersebut. Secara umum konsumen menerima informasi terbanyak dari suatu produk yang bersumber dari para pemasar. Pada sis lain, informasi yang paling efektif justru berasal dari sumber-sumber pribadi seperti keluarga, teman dan tetangga.

3. Evaluasi alternatif

Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

Konsumen mungkin mengembangkan seperangkat kepercayaan merek

47 Nugroho J. Setiadi, “Perilaku Konsumen”,.. hlm.15

(45)

tentang dimana setiap merek berada pada ciri masing-masing. Kepercayaan merek dapat menimbulkan citra merek.

4. Keputusan pembelian

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek- merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Walaupun demikian, ada faktor yang dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor tersebut adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mempengaruhi dalam keputusan pembelian. Dan faktor lainnya seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan.

5. Perilaku sesudah pembelian

Sesudah pembelian terhadap produk yang dilakukan konsmen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidak puasan. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian.

6. Kepuasan sesudah pembelian

Setelah membeli suatu produk, seorang konsumen mungkin akan

mendeteksi adanya suatu cacat. Beberpa pembeli tidak akan menginginkan

cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan

mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari

produk. Puas atau tidaknya konsumen tergantung dari harapan yang

dibentuk oleh konsumen itu sendiri. Apabila konsumen merasa puas, maka

(46)

ia akan loyal terhadap produk tersebut. Dan sebaliknya, apabila konsumen merasa dirugikan atau tidak puas, konsumen akan berpindah ke produk lain.

7. Tindakan sesudah pembelian

Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan berusaha mengurangi ketidak puasannya dengan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut.

8. Penggunaan dan pembuangan sesudah pembelian

Para pemasar juga harus mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan membuang suatu produk. Bila konsumen menemukan cara pemakaian penggunaan baru ini haruslah menarik minat pemasar karena penggunaan baru tersebut dapat diiklankan

E. Landasan Syariah

DSN-MUI telah menerbitkan fatwa No.31/DSN-MUI/V1/2002 tentang pengalihan hutang. Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan pengalihan utang adalah pemindahan utang nasabah dari lembaga keuangan konvensional ke lembaga keuangan syariah. Al-Qardh adalah akad pinjaman dari Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan pokok pinjaman yang diterimanya kepada LKS pada waktu dan dengan cara pengembalian yang telah disepakati.

48

Pengalihan hutang dalam istilah fiqih dikenal dengan hiwalah. Hiwalah adalah pengalihan kewajiban membayar utang dari beban pihak pertama

48 Fatwa DSN-MUI No.31/DSN-MUI/V1/2002 tentang pengalihan hutang, hlm. 3

(47)

kepada pihak lain yang berutang kepadanya atas dasar saling memercayai.

Hiwalah dibolehkan berdasarkan Al-Quran, Sunnah dan Ijma’.

49

1. Al-Quran (Q.S. Al-Baqarah/2:282)





























Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya, dan hendaklah seorang penulis diantara kamu

menuliskannya” (Q.S. Al-Baqarah/2:282).

Surat Al-Baqarah ayat 282 diatas menerangkan bahwa dalam utang- piutang atau transaksi yang tidak kontan hendaklah dituliskan sehingga ketika ada perselisihan dapat dibuktikan. Dalam kegiatan ini pula diwajibkan untuk ada dua orang saksi yang adil dan tidak merugikan pihak manapun, saksi ini adalah orang yang menyaksikan proses utang-piutang secara langsung.

2. Hadis

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairoh, bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Dari Abu Hurairah R.A berkata bahwa nabi Muhammad SAW

bersabda: memperlambat pembayaran utang yang dilakukan oleh orang kaya merupakan perbuatan zalim. Jika salah seorang kamu dialihkan kepada orang yang mudah membayar hutang, maka hendaklah ia beralih

(diterima pengalihan tersebut)”. (HR. Al-Bukhori) )

49 Hermansyah, “Implementasi Akad Hiwalah Pada Bank Syariah Dihubungkan dengan Pasal 26 UU No.21 Tahun 2008”, Scientica, V0l. 1, No. 1, Juni 2013, hlm. 2

(48)

Pada hadis ini Rasulullah memerintahkan kepada orang yang menghuntangkan , jika orang yang berhutang menghiwalahkan kepada orang yang kaya dan berkemampuan, hendaklah ia menerima hiwalah tersebut, dan hendaklah ia mengikuti kepada orang yang dihiwalahkannya (Muhal’alaih), dengan demikian haknya dapat terpenuhi.

3. Ijma’

Selain hadist Nabi, terdapat kesepakatan ulama yang membolehkan hiwalah. Hiwalah dibolehkan pada hutang yang tidak berbentuk barang atau benda, karena hiwalah adalah perpindahan utang, oleh sebab itu harus pada utang dan kewajibab finansial.

F. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Sumber : Peneliti (2019)

Gambar 2.1 menggambarkan perilaku nasabah dalam mengambil keputusan untuk melakukan take over. Dimana faktor religiusitas, pribadi,

Keputusan nasabah melakukan take over pembiayaan pensiun (Y) Faktor

Religiusitas (X1)

Faktor Pribadi (X2)

Faktor Sosial (X3)

Faktor Kualitas Pelayanan (X4)

Referensi

Dokumen terkait

Surat Edaran Nomor HK.02.02/Menkes/24/2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2016 tentang Perubahan atas

dalam rumah tangga terutama kekerasan yang dilakukan suami terhadap istri dengan. cara mengabaikan kewajibanya, menganiaya istri dengan cara memukul

S umur 19 tahun (usia remaja) G1P0A0AH0 dengan nyeri punggung, ketidaknyamanan saat tidur dan kecemasan berlebih dalam menghadapi persalinan dan telah

Masyarakat di Indonesia saat ini sedang kembali meningkatkan pola gaya hidup sehat hal itu di dukung dengan perkembangan industri olahraga yang sangat pesat terutama olahraga

Tujuan Tugas Tujuan tugas adalah agar mahasiswa dapat Memahami tentang fungsi dan jenis Perbankan secara kelembagaan serta perbedaan dari Bank Umum dan Bank Perkreditan

Karakteristik kimia tepung ubi jalar menunjukkan kandungan total fenol untuk metode oven lebih tinggi dari metode jemur, kadar pati pada kedua metode pengeringan sama,

TERHADAP SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DALAM KEGIATAN KEAGAMAAN DI PANTI DAN PONDOK PESANTREN. AL- MIZAN

Perlunya perencanaan dan pelaksanaan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai mengenai apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji material, yang