• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS PENYESUAIAN DIRI REMAJA DALAM ASUHAN IBU TIRI DI DESA KECEPAK BATANG. Diri Remaja dalam Asuhan Ibu Tiri di Desa Kecepak Batang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS PENYESUAIAN DIRI REMAJA DALAM ASUHAN IBU TIRI DI DESA KECEPAK BATANG. Diri Remaja dalam Asuhan Ibu Tiri di Desa Kecepak Batang."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

63

ANALISIS PENYESUAIAN DIRI REMAJA DALAM ASUHAN IBU TIRI DI DESA KECEPAK BATANG

Pada bab ini peneliti akan melakukan analisis dari survey baik dari pustaka maupun lapangan. Dalam hal ini peneliti menganalisa Penyesuaian Diri Remaja dalam Asuhan Ibu Tiri di Desa Kecepak Batang.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data yang bersifat kualitatif. Dengan demikian dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Peneliti akan mendiskripsikan hasil penelitian yang telah dilakukan kemudian memberikan analisis berdasarkan kemampuan dan pengetahuan yang telah dimiliki oleh peneliti kemudian dirujuk kembali kepada teori yang sudah ada. Dari analisis ini diharapkan mampu memberikan gambaran dan pemahaman tentang Penyesuaian Diri Remaja dalam Asuhan Ibu Tiri di Desa Kecepak Batang.

A. Analisis Penyesuaian Diri Remaja dalam Asuhan Ibu Tiri di Desa Kecepak Batang

Menurut Schneiders yang dikutip oleh Hendrianti Agustiani dalam bukunya Psikologi Perkembangan menjelaskan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses yang mencangkup respon-respon mental dan tingkah laku, yang merupakan usaha individu agar berhasil mengatasi kebutuhan, ketegangan, konflik dan frustasi yang dialami di dalam dirinya. Usaha individu tersebut bertujuan untuk memperoleh keselarasan dan

(2)

keharmonisan antar tuntunan dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan.1

Permasalahan-permasalahan penyesuaian diri yang dihadapi remaja dapat berasal dari suasana psikologis keluarga seperti keretakan keluarga. Banyak penelitian membuktikan bahwa remaja yang hidup di dalam rumah tangga yang “retak”, mengalami masalah emosi, tampak padanya ada kecenderungan yang besar untuk marah, suka menyendiri, disamping kurang kepekaan terhadap penerimaan sosial dan kurang mampu menahan diri serta lebih gelisah dibandingkan dengan remaja yang hidup di dalam rumah tangga yang wajar.2

Dunia remaja pasti banyak hal-hal yang unik di dalam kehidupannya, karena masa yang paling indah adalah masa remaja, akan tetapi tidak indah bagi sang remaja yang memiliki ibu pengganti di dalam keluarganya atau biasa di sebut dengan ibu tiri.

Berdasarka hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, bahwa penyesuaian diri remaja dalam asuhan ibu tiri di Desa Kecepak Batang berbagai macam hal remaja menyesuaikan dirinya terhadap ibu tiri. Kehadiran ibu tiri adalah sebuah anggota baru di dalam keluarga. Remaja yang mendapatkan ibu pengganti yang baik dengan mudah untuk menyesuaikan diri dengannya, tetapi remaja akan sulit menyesuaikan diri terhadap ibu tiri yang sifatnya susah ditebak dan egois ataupun ganas. Dengan adanya ibu baru yang sifatnya egois atau ganas itu

1 Hendrianti Agustiani, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006),

hlm. 146.

2

Sunarto dan B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), hlm. 237

(3)

remaja membutuhkan waktu lama untuk menyesuaikan dirinya agar tercipta keluarga yang terlihat baik-baik saja.

Penyesuaian diri secara personal, sikap remaja kepada ibu tirinya hendak berangkat ke sekolah kebanyakan mencium tangan orang tuanya dan memberikan salam. Sikap remaja saat diberi perintah oleh ibu tiri juga kebanyakan perintahnya segera dilaksanaka. Dan sikap remaja saat ibu tiri tidak memasak berbeda-beda menyesuaikannya. Eka Yuniani lebih memilih diam, karena tidak enak sama ibu tirinya jika mengatakan jujur. Kemudian Roni Wijaya, saat itu memilih makan pecel buatan ibu tirinya yang dijualnya, sedangkan Ana Zulfah berbeda, ia lebih terus-terang dan marah kepada ibu tirinya karena waktu pulang sekolah perut keadaan lapar.

Penyesuaian secara sosial remaja menyesuaikan dirinya juga berbeda-beda. Tetapi saat remaja berdekatan dengan ibu tirinya kebanyakan mengajaknya berbicara karena saat itu bisa menjadi hubungan yang baik. Sikap remaja kepada ibu tirinya saat ayah tidak ada di rumah memang berbeda-beda menyesuaikannya, Eka Yuniani dan Ana Zulfah tetap bersikap sopan dan baik kepada ibu tirinya, tetapi berbeda dengan Shintia Adilla lebih memilih pergi ketimbang di rumah karena ibu tirinya tidak perduli dengannya. Kemudian Nurul Huda juga memilih keluar dan lebih meilih main ke rumah temannya. Sikap remaja hendak berangkat ke sekolah tidak diberi uang saku juga berbeda-beda. Nuru Huda lebih memilih pura-pura menerima tidak diberi uang saku meskipun kecewa. Roni Wijaya lebih memilih terus terang kepada ibu tirinya kalau tidak

(4)

diberi uang saku. Sedangkan Ana Zulfah lebih terus terang dan ngambek kalau tidak di beri uang aku saat berangkat sekolah.

Cara ibu tiri mendidik atau mengasuh anak tirinya dan mengatasi masalah pendidikan anak tirinya dapat dilihat dari hasil wawancara dan observasi peneliti berbeda-beda. Ibu Sudarmi mendidik atau mengasuh anak tirinya seperti anak kandungnya sendiri yang mana tidak dibeda-bedakan antara mereka. Seperti memberikan perintah untuk membersihkan lantai saja tidak memilih-milih itu anak sendiri atau tidak. Dan memberikan nasihat-nasihat kepada anak tirinya Eka Yuniani, agar supaya menjadi anak yang baik dan dapat bertanggung jawab apa yang menjadi tanggung jawabnya dalam mengatasi masalah pendidikan Eka Yuniani Bu Sudarmi tidak begitu pusing. Eka hanya disuruh curhat apa yang telah dilakukan dalam kegiatan sekolahnya kepada ibu tirinya.

Ibu Larsih yang memiliki anak tiri yaitu Nurul Huda. Ibu Larsih mendidik Huda dengan cara membebaskan dirinya, karena sudah dianggap anak yang mempunyai pikiran dewasa, tanpa disuruh dan tanpa di ingatkan. Dia akan memilih sendiri dan menilai sendiri mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya. Ibu Larsih mengatasi masalah pendidikan Nurul Huda tidak begitu perduli, tetapi Bu Larsih kadang kala mempertanyakan kegiatan di sekolahnya bagaimana, dan tugas-tugas di sekolah bisa mengerjakan atau tidak. Karena beliau juga merasa bahwa Huda kini menjadi anaknya walaupun bukan anak kandunnya.

Ibu Kusniasih mendidik anak tirinya tidak begitu sempurna, beliau hanya menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu saja. Beliau hanya mengikuti apa yang telah ayahnya Shintia lakukan. Bahkan Bu Kusniasih

(5)

ini sepertinya tidak mengasuh anak tirinya dengan baik. Ibu Kusniasih mengatasi masalah pendidikan anak tirinya Shintia Adilla dengan mempercayai anaknya saja, karena menurut beliau Shintia sudah dewasa yang sudah kuliah semester dua, jadi mengatasi masalah pendidikan kuliahnya tidak begitu di perdulikan.

Ibu Darminah mendidk anaknya dengan cara memperlakukan Roni Wijaya seperti anak kandungnya sendiri, beliau telah kehilangan anaknya sendiri dari pernikahan sebelumnya, sehingga dengan anak tirinya beliau perlakukan sebaik mungkin, tetapi apabila ada kesalahan pada Roni, Bu Darminah tetap menegurnya dan memberikan nasihat dan arahan yang baik untuknya. Ibu Darminah, memilki anak tiri yang bernama Roni Wijaya. Beliau sudah menikah sebelumnya dan mempunyai satu anak, akan tetapi sudah meninggal dunia. Jadi Bu Darminah memperlakukan Roni seperti anaknya sendiri. Dalam masalah pendidikan, beliau hanya bisa bertanya-tanya tentang keadaan Roni di sekolah bagaimana. Karena Bu Darminah merasa bahwa dirinya tidak pintar dalam pendidikan cuma bisa menasihati si Roni saja, agar tetap menjadi anak yang baik.

Ibu Niarti mendidik anaknya sangat sabar dan mengasuhnya seperti anaknya sendiri meskipun belum mempunyai anak sendiri. Ana Zulfah yang usianya masih 13 tahun, membuat Ibu Niarti seperti sibuk dengan mengurus urusan rumah dan anak tirinya itu. Beliau mendidiknya dengan halus seperti berbicara yang sopan dan dalam berkegiatan yang rajin, rapi dan bersih. Dengan demikian, ibu Niarti yakin bahwa Ana pasti meniru apa yang telah ibu tirinya lakukan. Ibu Niarti dalam mengatasi pendidikan Ana Zulfah sangat baik dansangat perhatian dengan kondisi anak tirinya

(6)

itu. Tentang ulangan harian dan tugas-tugas rumah pun Bu Niarti mengeceknya dan Ana beri pertanyaan seputar sekolahnya.

Jadi remaja yang mendapatkan perhatian yang baik seperti Eka Yuniani, Roni Wijaya dan Ana Zulfah dengan mudah untuk menyesuaikan diri dengan ibu tirinya. Apa yang telah ibu tiri mereka lakukan terhadapnya adalah baik untuk dirinya seperti mendidik atau mengasuh mereka dengan cara yang berbeda-beda tetapi dengan tujaun yang sama yaitu menciptakan akhlak yang baik untuk anaknya.

Nurul Huda dan Shintia Adilla yang memiliki ibu tiri yang tidak perduli dan tidak perhatian dengannya.menjadikan remaja ini sulit untuk menyesuaikan dirinya dengan anggota baru di dalam keluarga, dan butuh waktu yang lama untuk memahami sikap dan kepribadian ibu baru ini. Maka dari itu remaja di Desa Kecepak Batang yang mendapatkan ibu tiri ganas atau egois ini sering kali lebih memilih untuk pergi dari rumah atau keluyuran ke rumah teman ataupun jalan-jalan untuk menghilangkan keteganggangan dalam masalah yang yang dihadapi itu.

Masalah yang dihadapi remaja ini dapat mempengaruhi kegiatan sekolahnya dan sangat menggangu pikiran sang remaja baik saat bersama teman sebayanya maupun di dalam lingkungan masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan apa yang dikatakan Wulansari, Pangaribuan (2017, hlm. 23) berpendapat bahwa keluarga tidak hanya memandang anak sebagai wadah dari semua harapannya, tetapi

kota Pontianak. Peran pembinaan ini sangat diperlukan dan dijalin secara berkesinambungan dalam membangun dan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. Tujuan pembinaan ini antara

00008 1.mempertahankan suhu ruangan diatas 22,2 o C 2.mempertahankan pakaian bayi tetap kering, ganti pakaian yang basah segera mungkin. 3.memantau suhu bayi

Dengan demikian, dibutuhkan konstruksi pelindung pilar jembatan yang dapat menahan benturan material pada saat terjadi banjir bandang. Ada beberapa pertimbangan pemilihan

Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Sosial terhadap Kinerja Guru SMAN 1 Muntok4. SMAN 1 Muntok adalah sekolah yang

Dari kajian ini, disarankan beberapa hal sebagai berikut: (1) Perbaikan aspek-aspek GMP, antara lain: desain ruang pengolahan, fasilitas pabrik, peralatan produksi, dan

Dengan mengucapkan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga tesis yang berjudul “Praktik Climate

Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil kerja menganalisis keterkaitan KI dan KD dengan indikator pencapaian kompetensi dan materi pembelajaran sesuai lembar