• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh AKBAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh AKBAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

vii

KEMAMPUAN BERKARYA SENI KRIYA MENGGUNAKAN BAHAN LIMBAH CANGKANG KERANG PADA PESERTA DIDIK KELAS XI MADRASAH

ALIYAH SYEKH YUSUF PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh AKBAR 10541072014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR AGUSTUS 2020-2021

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

• Disaat orang lain tidur kita harus bangun duluan, karna suksesmu ada pada

tindakanmu hari ini untuk esok.

• Kemenangan seseorang bukan tolak ukur dilihat dari segi harta tahta dan

kekayaan melainkan kemenangan seseorang dilihat pada sejauh mana dia bersabar.

PERSEMBAHAN

Ku Persembahkan Skripsi ini buat :

Kedua Orang Tua ku dan para sahabat ku

Atas Keikhlasan dan Do’anya dalam mendukung penulis

(7)

vii ABSTRAK

AKBAR, 2021 Kemampuan berkarya seni kriya mengunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliah Syekh Yusuf. Skripsi, Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Meisar Ashari, S.Pd.,M.Sn dan Pembimbing II Irsan Kadir, S.Pd., M.Pd.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui Kemampuan berkarya seni kriya mengunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliah Syekh Yusuf (2) Untuk memperoleh hasil karya seni kriya mengunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliah Syekh Yusuf. Jenis penelitian ini adalah metode kualitatif dan observasi langsung dilapangan. Penelitian yang akan dilakukan meliputi studi literasi dan studi lapangan dengan metode observasi lapangan. Teknik dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan teknik dokumentasi. Sedangkan Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil pembelajaran seni kriya bahan kain perca maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan Siswa kelas XI Madrasah Aliah Syekh Yusuf secara keseluruhan dikategorikan cukup dalam mempelajari seni kriya bahan kain perca dengan mudah, tercermin pada perolehan nilai/skor yang dicapai, meskipun ada beberapa Siswa yang dikategorikan baik. Dari hasil tes tersebut dapat ditemukan beberapa kesulitan Siswa dalam memotong kertas maka dari itu di sediakan pola Desain yang tidak terlalu sulit untuk dikerjakan.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melipahkan rahmat, taufik, serta hidayat-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan ini. Sholawat serta salam juga tidak lupa penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang menjadi suri tauladan sepanjang masa.

Penulis ini dapat terwujud berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis mngucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Erwin Akib, S.Pd, M,Pd, Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Andi Baetal Mukaddas, S,Pd, M.Sn. ketua Prodi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Makmun, S,Pd., M.Pd. Sekretaris Prodi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Meisar Ashari, S.Pd., M.Sn Pembimbing I yang selalu beredia memberikan pikiran, tenaga, waktu, dan ilmu untuk mengoreksi, membimbing, dan mengaraahkan penulis guna mencampai hasil yang maaksimal dalam penulisan ini. Semoga Allah membalas kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan.

6. Bapak Irsan Kadir. S.Pd., M.Pd. Pembimbing II yang selalu bersedia memberi pikiran, tenaga, waktu, dan ilmu untuk mengoreksi, membimbing, dan mengarahkan penulis guna mencapai hasil yang

(9)

ix

maksimal dalam penulisan ini. Semoga Allah membalas kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan.

7. Segenap Bapak Dosen dan Ibu Dosen Pendidikan seni rupa yang senantiasa bebagi ilmu dan nasehat selama perkuliahan.

8. Ayah dan Ibu tercinta beserta keluarga, yang selalu mendoakan serta memberikan baik dukungan moral maupun materi demi kebaikan anak-anaknya.

9. Semua pihak yang telah membantu untuk selesainya penulisan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Tiada kata yang dapat penulis sampaikan kecuali ucapan terimah kasih

Serta iringan do’a semoga allah SWT, membalasnya dengan sebaik-baik balasan,penulis menyadari bahwa sripsi ini masih jauh dari kesempurnaan penulisan-penulisan selanjutnya.

Semoga penulisan ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti,dunia Pendidikan seni rupa, dan kepada kita semua pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb…

Makassar, 10 Agustus 2021

Penulis Akbar

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING iii

PERMOHONAN JUDUL SKRIPSI iv

PERSETUJUAN JUDUL v

KARTU KONTROL BIMBINGAN vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii ABSTRAK ... viii KATA PENGANTAR ix DAFTAR ISI xi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 4 C. Tujuan Penelitian 5 D. Manfaat Penelitian 5 E. Sistematika Penulisan 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 9

A. Tinjauan Pustaka 9

1. Penelitian relevan 9

2. Kemampuan 10

3. Berkarya 11

(11)

xi

5. Bahan Limbah 13

6. Cangkang Kerang 15

B. Pengertian Kualitas Karya 17

C. Kerangka Berpikir 19

D. Hipotesis 20

BAB III MODEL PENELITIAN 21

A. Jenis Dan Lokasi Penelitian 21

B. Variabel Dan Desain Penelitian 22

C. Devenisi Oprsional Variabel 23

D. Objek Penelitian 24

E. Populasi Dan Sampel 24

F. Teknik Pengimpulan Data 25

G. Instrumen penilaian 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27

A. Hasil Penelitian 27

B. Pembahasan 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 41

A. Kesimpulan 41

B. Saran 42

DAFTAR PUSTAKA 43

LAMPIRAN

(12)

12 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Membangun pendidikan di masa depan perlu dirancang sistem pendidikan yang dapat menjawab harapan dan tantangan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Sistem pendidikan yang dibangun tersebut perlu berkesinambungan dari pendidikan prasekolahan, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Dalam menghadapi harapan dan tantangan di masa depan, pendidikan merupakan sesuatu yang sangat berharga dan dibutuhkan. Pendidikan di masa depan memainkan peranan yang sangat fundamental di mana cita-cita suatu bangsa dan negara dapat diraih. Usaha untuk mengembangkan manusia berkualitas yang siap menghadapi berbagai tantangan di dalam kehidupan harus dimulai sedini mungkin melalui pendidikan.

Pendidikan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang standart nasional pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran, karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran seni budaya dan keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), lampiran peraturan materi pendidikan nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi (Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, 2006), hal 55.

(13)

13

Pembelajaran seni kriya dengan menggunakan media cangkang kerang adalah merupakan salah satu jenis karya seni rupa terapan yang lebih menekankan kegunaannya dibandingkan keindahannya yang terdapat pada bentuk-bentuk yang telah dimodifikasi atau digayakan sehingga bisa dikatakan sebagai seni pakai (applied art), berbicara tentang seni kriya berarti sesuatu yang erat hubungannya dengan keterampilan tangan, atau kerajianan yang membutuhkan ketelitian untuk setiap detail karya seni yang akan dihasilkan.

Cangkang kerang ini merupakan suatu karya yang bersifat karya seni rupa terapan dengan bentuk-bentuk dinamis, beraturan, dan juga dimensis (tiruan alam). Selain itu, motif yang dihasilkan pada umumnya ialah berupa motif geometris dan motif flora. Namun penggunaannya luas dan beridentik dengan nilai kegunaannya, dan seperti halnya karya kolase yang ditempel dalam beberapa media, misalnya guci maupun media lainnya, tetapi kenapa dalam hal ini cangkang kerang lebih dikenal dengan karya seni yang bernilai? Jawaban mudah karena perkembangan karya cangkang kerang dalam konteks kehidupan ini sudah hampir ada disetiap negara bahkan diluar negeri maupun khususnya pecinta seni kriya itu sendiri, dari berbagai aspek perkembangan karya cangkang ini, saya sebagai peneliti ingin membuat satu konsep meneliti sejauh mana standar kualitas karya seni kriya cangkang kerang pada peserta didik yang ada di Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan di Indonesia atau khususnya di Makassar ada beberapa tempat yang mempunyai pesisir yang bisa dirancang oleh peserta didik, nanti untuk mengambil beberapa jenis cangkang kerang lalu dijadikan suatu karya seni, dan seni kriya ini merupakan salah satu karya seni visual yang sangat

(14)

14

digemari dan menarik untuk dikembangkan oleh peserta didik atau pelajar bahkan diperguruan tinggi sekalipun khususnya di Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan ini.

Dalam penelitian ini peneliti lebih fokus pada spesifikasi memaparkan konsep seni kriya cangkang kerang ini dalam bentuk karya kolase yang tentunya melibatkan bahan dan alat limbah cangkang kerang sebagai media pembelajaran, sudah semestinya pembelajaran seni kriya cangkang kerang ini selalu diterapkan kepada peserta didik masa kini, selain dari menambah pengetahuan peserta didik dalam hal yang berbaur seni maupun pelajaran lainnya, peserta didik juga diajarkan bagaimana bisa menghasilkan ide-ide atau gagasan baru dan selalu menghasilkan karya-karya yang cukup menarik sehingga karya seni kriya cangkang kerang ini dapat dihasilkan oleh tangan kreatif para pelajar masa kini bukan hanya dari kalangan peserta didik ataupun dari kalangan seniman dijalanan. Dengan adanya pembelajaran yang efektif, serta usaha untuk menyusun kerja kolektif dan mampu menjawab persoalan pendidikan seni di sekolah. Salah satu yang dapat menumbuhkan kreativitas peserta didik sekaligus melatih peserta didik untuk dapat menerima keberagaman individu adalah belajar dalam kelompok-kelompok kecil beranggotakan 4 – 5 orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, kadang kala banyak dipengaruhi komponen-komponen belajar mengajar, sebagai contoh bagaimana cara penguasaan metode yang diterapkan, media yang digunakan dan lain-lain.

(15)

15

Tetapi di samping komponen-komponen pokok yang terdapat dalam kegiatan belajar mengajar terdapat faktor lain yang ikut memengaruhi keberhasilan belajar peserta didik, yaitu soal kurangnya interaksi maupun pendekatan guru terhadap peserta didik dalam proses belajar, bagaimana baiknya bahan pembelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan, namun jika pendekatan guru terhadap peserta didik dalam proses belajar sangat kurang pasti dapat menimbulkan suatu hasil yang tidak optimal.

Penilaian ini melihat kemampuan peserta didik untuk melakukan kreativitas secara kolektif dengan menggunakan cangkang kerang sesuai dengan desain yang mudah mereka kerjakan. Dalam hal ini, guru Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas dalam mengembangkan kreatifitas peserta didik di kelas. Dengan dasar pemikiran di atas maka peneliti terdorong mengadakan penelitian dengan judul: “Kemampuan Berkarya Seni Kriya Menggunakan Bahan Limbah Cangkang Kerang pada Peserta Didik Kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan”.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini :

1. Bagaimanakah kemampuan berkarya seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan?

(16)

16

2. Bagaimanakah kualitas hasil karya seni kriya menggunanakan limbah cangkang kerang pada peserta didik Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam membuat karya seni kriya menggunakan media limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas hasil karya seni kriya menggunakan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan adanya manfaat yang dapat dipetik utamanya bagi pihak yang terkait penelitian ini, di antaranya:

1. Bagi Peserta didik, penelitian ini semoga dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kreativitas yang inovatif belajar secara berkelompok sehingga tidak terjadi lagi perilaku yang menyimpang.

2. Bagi Guru, ini bisa bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas mengajar guru dalam memahami penerapan seni karya untuk peserta didik.

3. Bagi calon peneliti, penerapan seni kriya cangkang kerang dapat menjadi bahan referensi untuk belajar mengajar peserta didik pada program studi pendidikan seni rupa.

(17)

17 E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan

D. Manfaat Hasil Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka

B. Kerangka Pikir C. Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Peneletian B. Variabel dan Desain Penelitian C. Definisi Operasional Variabel D. Populasi dan Sampel

E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data G. Jadwal Peneletian DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(18)

18 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Relevan

Penelitian Jurnal yang dilakukan oleh Meiftanil Yuda Pratama dengan judul “Nilai Estetika Kerajinan Cangkang Kerang UD Baru Senang (Halik Nawrdi) Panarukan Situbondo. Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan yang menjadi fokus untuk dikaji adalah kerajinan cangkang kerang yang dihasilkan UD Baru Senang, Informan Halik Mawardi, Ririn Kandarwati, dan karyawan yang berkaitan dengan kerajinan cangkang kerang UD Baru Senang.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Validasi data diperoleh dari teknik triangulasi data yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik/metode dan triangulasi waktu. Berdasarkan data yang dianalisis dapat disimpulkan bahwa UD Baru Senang adalah nama Home Industry didirikan oleh Jakfar sejak tahun 1961an yang termotifasi dari perajin asal pulau Ra’as yang sering singgah di kediaman Jakfar. Sampai saat ini diteruskan oleh anak ke 7 dari 9 bersaudara oleh Halik Mawardi. Cara pembuatan kerajinan cangkang kerang melalui beberapa tahap mulai proses pencucian, pengolahan bahan, pembentukan sampai dengan finishing dan sampai menjadi karya yang unik dan menarik.

(19)

19

Rancangan percobaan yang dilakukan adalah pemanfaatan limbah cangkang kerang dengan konsentrasi 50% dan 25% ke dalam pasta gigi. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi bubuk cangkang kerang terbaik pada uji organoleptik adalah aroma A (50%) dengan nilai 4, warna B (25%) nilai 4.11, kekentalan A (50%) nilai 3.83, busa B (25%) dengan nilai 3.7 dan rasa A (50%), B (25%) sama-sama bernilai 3.5. Jumlah mikroba terbaik yaitu B (25%) dengan jumlah 5,4x105 koloni, dan kadar karbohidrat pada sampel A (50%) dengan nilai 0,009 dan sampel B (25%) dengan nilai 0,007. Nilai pH kedua pasta gigi adalah A (50%) dengan nilai 8.37 dan B (25%) dengan nilai 8.69. Nilai tersebut berada dalam kisaran nilai pH yang terdapat pada SNI 12-3524-1995, yaitu 4.5 – 10.5 sebagai syarat mutu pasta gigi sehingga pasta gigi eksperimen yang dihasilkan relatif aman digunakan.

Dari penelitian terdahulu di atas, dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa dari penelitiannya lebih mengarah tentang kerajinan cangkang kerang yang dihasilkan oleh UD Baru Senang, dan juga pemanfaatan cangkang kerang untuk pembuatan pasta gigi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu pemanfaatan limbah cangkang kerang di daerah pesisir sebagai bahan pembelajaran.

2. Kemampuan

Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu). Adapun pendapat Stepen P. Robins (2003:52) yang berkaitan dengan kemampuan yaitu setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan, kecakapan ini mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Seluruh kemampuan seorang individu pada

(20)

20

hakikatnya tersusun pada dua perangkat faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

Selanjutnya Stepen P. Robins (2007:57) menjelaskan pada dasarnya kemampuan terdiri atas dua kelompok faktor yaitu kemampuan intelektual (Intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental berpikir, menalar, dan memecahkan masalah dan kemampuan fisik (Physical Ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan (Ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu tindakan seseorang.

3. Berkarya

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), berkarya memiliki dua arti yaitu berkarya berasal dari kata karya. Berkarya adalah sebuah homonim (kata yang sama lafal dan ejaannya tapi berbeda makna) berkarya memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga berkarya dapat dinyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.

Menurut arti kata berkarya memiliki arti yang pertama yaitu mempunyai pekerjaan tetap, berkarya juga berarti berprofesi dan arti kedua berkarya berarti mencipta, (mengarang, melukis, dan sebagainya), contoh: orang mencari kepuasaan dalam berkarya.

(21)

21

Kartono (2007:15) menarik kesimpulan sebagai berikut berkarya artinya mengerjakan suatu pekerjaan sampai menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa, atau hal yang lainnya. Islam sangat menganjurkan agar umatnya dapat saling menghargai yang didasari oleh jiwa yang tulus. Menghargai karya orang lain berarti kita menghargai orang yang berkarya itu. Begitu juga sebaliknya, mencelanya berarti kita mencela yang menciptakannya.

Dalam pengertian dan konsep seni rupa bahwa berkarya seni rupa adalah merealisasikan konsep seni dengan mengekpresikannya dalam karya seni. Karena pada dasarnya kita sebagai manusia tentunya suka akan suatu hal yang indah dan unik bahkan sampai mengagumi sesuatu yang ada di alam sekitar, secara tidak langsung ataupun langsung, dimulai dari tahap ide atau gagasan sampai dengan wujud karya seni, semua tidak lepas dari hasil pengamatan dan interaksi dengan lingkungan sekitar ataupun pengalaman individu masing-masing.

4. Seni Kriya.

Kriya dalam bahasa Indonesia berarti pekerjaan (kerajinan tangan). Dimana dalam membuat suatu karya memerlukan keterampilan khusus untuk mengubah benda-benda tidak berbentuk menjadi bentuk tertentu untuk menggambarkan suatu subyek. Menurut Liliweri (2014: 396) menyimpulkan kriya menurut bahannya terbagi menjadi kriya kayu, kriya logam, kriya kulit, kriya keramik, dan kriya batu. Kriya menurut keteknikannya terbagi menjadi kriya ukir, batik dan bordir.

(22)

22

Untuk menciptakan suatu karya yang unik serta menarik tentu memerlukan suatu pemikiran yang kreatif. Terkait dengan hal itu, kreativitas sangat dibutuhkan untuk menciptakan karya seni yang fungsional sekaligus tidak meninggalkan unsur artistik. Salah satu usaha untuk tidak meninggalkan unsur artistik tersebut dengan menggunakan ragam hias pada karya.

Dalam sejenisnya saja sebuah bentuk kriya sendiri terbagi menjadi banyak macam seperti kriya kayu, kriya tekstil, keramik, maupun kriya cangkang kerang yang sesuai dengan judul penelitian ini. Istilah dari kriya sendiri merupakan salah satu bahasa sansekerta kriya yang mempunyai arti mengajarkan. Dari satu kata tersebut berkembang menjadi beberapa kosa kata seperti kriya dan karya serta kerja.

“Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada keterampilan tangan yang tinggi pada proses pengerjaannya dan mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau objek yang bernilai seni” (Haryono, 2011: 39). 5. Bahan limbah

Menurut A.K. Haghi (2011) bahwa limbah adalah sebuah kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna jika diproses secara baik dan benar.

Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit,

(23)

23

padahal dengan mengolah sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.

Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalam limbah digolongkan menjadi dua macam limbah yaitu limbah organik dan limbah non organik yaitu: a. Limbah organik basah

Sampah yang mempunyai kandungan air cukup tinggi contohnya seperti kulit buah dan kulit sayuran atau daun-daunan. Limbah organik basah yang dapat dijadikan karya kerajinan adalah kulit jagung, kulit bawang, kulit buah/ biji-bijian, jerami dan sebagainya. Pengolahan limbah organik basah dapat dilakukan dengan cara pengeringan dengan menggunakan sinar matahari langsung hingga kadar air dalam bahan organik habis. Bahan yang sudah kering merupakan bahan baku yang nantinya dapat dibuat berbagai macam produk kerajinan. Proses bahan baku menjadi siap pakai ditentukan pengrajin, apakah dicelup warna atau diberi pengawet agar kuat dan tahan lama, semua dipengaruhi tujuan si pembuat.

b. Limbah organik kering

Sampah yang mempunyai kandungan air cukup rendah, contohnya seperti kertas, kardus, kerang, tempurung kelapa, sisir ikan, kayu, cangkang telur, cangkang kerang, serbuk gergaji, dan sebagainya. Semua sampah limbah organik kering dapat diolah kembali sebagai karya kerajinan, karna sifatnya yang kuat dan tahan lama. Pengolahan limbah organik kering tidak perlu banyak persiapan, karna sifatnya yang kering jenis ini langsung digunakan.

Namun yang perlu diantisipasi adalah jika bahan limbah organik kering ini dikena air, maka yang dapat dilakukan adalah dengan cara peringatan dengan

(24)

24

menggunakan sinar matahari langsung atau alat pengering lain hingga kadar air dalam bahan limbah organik kembali seperti kondisi semula. Bahan limbah organik kering merupakan bahan baku yang bersifat kerajinan. Sama halnya dengan bahan organik basah, proses bahan baku menjadi bahan siap pakai ditentukan oleh pengrajin, apakah dicekup warna atau diberi pelapis agar kuat dan tahan lama, dan semuanya juga dipengaruhi oleh tujuan pembuat karya.

6. Cangkang kerang.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), bahwa cangkang yang artinya kulit telur, rumah keras yang menutupi badan kerang.

a. Proses Pengolahan Kerang

Adapun proses pengolahan cangkang kerang setelah diambil dari pantai adalah:

1) Cangkang kerang dipilah-pilah sesuai ukuran dan bentuknya.

2) Dicuci dengan menggunakan air mengalir dan direndam dalam larutan natrium soda, agar sisa-sisa daging kerang dan kotoran, serta bau yang ada di dalam cangkang kerang dapat larut.

3) Dikeringkan dengan pengering, tidak menggunakan sinar matahari langsung, agar kualitas kerang tetap terjaga baik.

4) Persiapan bahan baku cangkang kerang dengan cara dikikir, diamplas, ataupun dipotong sesuai kebutuhan. Cangkang kerang siap dibuat produk kerajinan sesuai desain yang telah dibuat.

(25)

25 b. Bahan dan Alat

1) Cangkang kerang atau Kulit kerang laut yang sudah diolah terlebih dahulu dan sudah siap digunakan.

2) Amplas dan kikir digunakan untuk menghaluskan permukaan kerang.

3) Lem tembak digunakan untuk menyatukan kerang dengan media pembuatan kerajinan kerang.

4) Aksesoris digunakan untuk melengkapi karya kerajinan yang akan kita buat. c. Hasil karya dari limbah cangkang kerang

Contoh hasil karya dari limbah cangkang kerang sebagai berikut:

Gambar 2.1. gantungan kunci Sumber: Pixabi.com

Gambar 2.2 Pot bunga Sumber: Handicraft.com

(26)

26

Gambar 2.3. Kotak tisu Sumber Handicraft.com B. Pengertian Kualitas Karya

Menurut Ali (2006:4) menarik kesimpulan sebagai berikut kualitas adalah suatu standar yang harus dicapai oleh seseorang atau kelompok mengenai sumber daya manusia, kualitas cara kerja, proses dan hasil kerja atau produk yang berupa barang dan jasa. Kualitas hasil atau mutu adalah tingkat baik buruknya taraf atau derajat sesuatu.

Adapun aspek yang bisa dijadikan ukuran atau kriteria sebuah penilaian dalam berkarya seni rupa menurut Arini (2008:317-320) yaitu:

1. Aspek Penguasaan Bahan.

Setiap bahan mempunyai sifat atau karakteristik yang berbeda, misalnya sifat rotan adalah lentur, logam adalah keras, tanah liat adalah plastis dan masih banyak lagi. Untuk itu seorang pencipta karya seni harus tau betul sifat dan karakter bahan yang digunakan. Kesalahan dalam memilih bahan juga akan berakibat pada hasil karya yang dibuatnya. Untuk itulah aspek penguasaan bahan dan penilaian karya seni rupa terapan patut dipertimbangkan.

(27)

27 2. Teknik pembuatan

Sebagaimana dalam aspek pertimbangan penciptaan karya seni terapan, perlu mempertimbangkan asperk dalam teknik pembuatan karya. Maka dalam penilaian juga perlu mempertimbangkan aspek tersebut. Hal ini sangat penting mengingat fungsi utama dalam seni rupa terapan adalah kegunaan segi-segi penilaian yang perlu dipertimbangkan dalam kegunaan dari segi kenyamanan dalam penggunaan, segi keluasan dan segi keamanan dalam penggunaannya. 3. Keindahan bentuk

Fungsi keindahan bentuk yang dimaksud adalah cara peserta didik dalam mengolah suatu produk menjadi bentuk yang terlihat elegan misalnya dalam penggunaan media, bahan dan alat. Keindahan juga bisa dapat menampilkan bentuk-bentuk baru atau memadukan unsur baru dengan lama. Bila hal-hal di atas dapat dicapai pada penciptan karya seni rupa, khususnya karya seni rupa terapan, maka penilaian dari aspek ini menjadi penting untuk dipertimbangkan.

4. Kerapian

Kerapian dalam berkarya adalah cara seseorang mewujudkan gagasan/ide menjadi seuatu yang menarik sehingga terlihat rapi dan mempunyai nilai perwujudan dengan penggunaan media seni rupa yang berupa alat dan bahan seni rupa. Teknik yang digunakan akan memberi bentuk atau wujut yang berbeda-beda.

(28)

28 C. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian beberapa teori pada kajian pustaka, maka peneliti menentukan skema yang akan dijadikan acuan penelitian dari kerangka berpikir mengenai kemampuan berkarya seni kriya dengan menggunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan. Oleh karna itu peneliti membuat skema sebagai berikut:

Gambar 4. Skema Kerangka Pikir Peserta didik Kelas XI Madrasah Aliyah

Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan Kabupaten Bima

Kemampuan Berkarya Seni Kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang

Kualitas hasil karya Materi seni kriya

(29)

29 D. Hipotesis

Hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengaturan pendapat meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan.

Adapun hipotesis dalam penelitian yaitu:

Gambar 4. Skema Hipotesis Kemampuan

Berkarya Seni Kriya

Peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi

Sulawesi Selatan

Limbah Cangkang

Kerang

(30)

30 BAB III.

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Menurut Ismiyanto (2003) dalam penelitian kualitatif, pengolahan data dan analisisnya tidak menggunakan rumus-rumus atau analisis statistik, namun lebih menggantungkan kemampuan dan kedalaman serta keluasan wawasan peneliti. Pendekatan kualitatif dipilih karena menggambarkan dan mendeskripsikan tentang kemampuan berkarya seni kriya dengan menggunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Lokasi Peneletian

Lokasi yang dipilih dalam melakukan penelitian adalah Madrasah Aliyah Syekh Yusuf, yaitu terletak di Syekh Yusuf Kabupaten Gowa provinsi Sulawesi Selatan. Peneliti memilih lokasi ini karena terdapat aktivitas peserta didik dalam berkarya seni kriya dengan menggunakan bahan limbah cangkang kerang

Gambar 3.4. Lokasi Penelitian Sumber: google maps

(31)

31 B. Variabel dan desain penelitian 1. Variabel

Variabel menurut Setyosari (2010: 108) adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Melihat judul tersebut maka variabel penelitian ini adalah kemampuan berkarya seni kriya dengan menggunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan.

Adapun terkait dengan variabel-variabel dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Kemampuan peserta didik dalam membuat karya seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan.

b. Hasil karya seni kriya menggunakan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan. 2. Desain Penelitian.

Desain penelitian menurut Setyosari (2010: 148) merupakan “rencana atau stuktur yang disusun sedemikian rupa sehingga penelitian dapat memperoleh jawaban atas permasalahan-permasalahan penelitian”. Sedangkan menurut Millan dalam Hadjar (1999:102)

“Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian”.

Dapat disimpulkan bahwa desain penelitian dapat digunakan untuk memudahkan proses penelitian agar terlaksana dengan baik dan dapat mencapai

(32)

32

hasil yang diinginkan. Agar sasaran penelitian ini dapat dilaksanakan dengan sistematis, maka desain penelitiannya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Skema Desain Penelitian

C. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan variabel di atas, maka perlu dilakukan pendefinisian operasional variabel guna memperjelas dan menghindari terjadinya penafsiran yang keliru, adapun definisi operasional variabel tersebut adalah

1. Kemampuan peserta didik dalam membuat karya seni kriya menggunakan limbah cangkang kerang yaitu kapasitas kemampuan peserta didik dalam melakukan aktivitas praktik berkaitan dengan proses pembuatan seni kriya menggunakan limbah cangkang kerang.

2. Kualitas hasil karya seni kriya menggunanakan limbah cangkang kerang adalah hasil dari proses pembuatan yang dilakukan oleh peserta didik kelas XI

Pengumpulan data (observasi, wawancara dan dokumentasi)

Kemampuan berkarya seni kriya.

Kualitas hasil karya.

Pengolahan analisis data

Kesimpulan Deskripsi data

(33)

33

Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan yang dinilai dari bentuk desain, kerapian dan komposisi karya.

D. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran atau permasalahan yang akan diteliti. Adapun objek penelitian ini adalah kemampuan peserta didik dalam membuat karya seni kriya menggunakan limbah cangkang kerang.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia populasi adalah sejumlah orang atau penduduk disuatu daerah, pada wilayah generelisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan yang terdaftar aktif.

2. Sampel

Sampel adalah bagi anda dijumlah karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik pengambilan data atau simple random sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2011:120). Sampel dari penelitian ini terdiri dari objek penelitian seni kriya dengan menggunakan bahan limbah cangkang kerang oleh peserta didik kelas XI yang berjumlah 20 peserta didik, jumlah murid perempuan 11 orang dan laki-laki

(34)

34

9 orang. Dibagi menjadi 5 kelompok sedangkan masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan sejumlah informasi yang memberikan gambaran tentang sesuatu, baik berupa yang berbentuk kategori baik, buruk, tinggi, dan sebagainya, maupun yang berupa angka. Untuk membuat keputusan memerlukan data yang benar.

1. Penelitian lapangan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data primer tentang hasil belajar peserta didik dalam seni kriya cangkang kerang. Untuk memperoleh data tersebut penelitian menggunakan instrument sebagai berikut

2. Observasi

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung ketempat berkarya seni kriya pada kelas yang diajarkan. Di samping itu, observasi dilakukan juga pada karya-karya peserta didik yang telah dipamerkan atau karya yang telah dinilai oleh pendidik.

3. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh infosrmasi atau teknik pengumpulan data yang digambarkan sebagai sebuah interaksi yang melibatkan wawancara dengan yang diwawancarai, dengan maksud mendapatkan informasi yang sah dan dapat dipercayai. Wawancara dapat berlangsung dari percakapan biasa atau pertanyaan singkat, hingga yang bersifat

(35)

35

formal atau interaksi yang lebih lama. Wawancara formal kadang-kadang dibutuhkan dalam penelitian.

4. Hasil Tes Praktik Peserta Didik

Hasil tes praktik peserta didik ini dilakukan upaya mendapatkan data dari hasil praktik masing-masing kelompok, sehingga peserta didik dapat diberikan sebuah penilaian dengan indikator penilaian tertentu.

5. Dokumentasi

Dokumentasi yakni teknik yang dilakukan dengan cara pengambilan data dari dokumen yang ada serta pengambilan gambar melalui kamera atau foto pada karya sebagai salah satu objek penelitian.

H. Instrumen Penilaian No Indikator Kemampuan Hasil Penilaian Jumlah Sangat

Baik Baik Cukup Kurang

Sangat Kurang 1. Bentuk desain 2. Kerapian 3. Komposisi Total Keterangan: Sangat Baik= 85-100 Baik= 65-85 Cukup= 65-85 Sedang= 35-55 Sangat Kurang= 0-35

(36)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada hasil penelitian mengenai kemampuan berkarya seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan, berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran seni budaya di Sekolah tersebut. Adanya sarana pembelajaran mempunyai arti yang penting bagi guru, karena dalam kegiatan proses belajar mengajar, dengan ketidakjelasan materi pengajaran yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan sarana sebagai perantara. Sarana dapat mewakili dengan hal yang kurang mampu guru utarakan melalui penjelasan secara teoritis, dengan demikian peserta didik dapat dengan mudah mencerna materi pengajaran.

1. Kemampuan berkarya seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan.

Adapun yang menjadi tolak ukur kemampuan berkarya seni kriya dalam penelitian ini, antara lain: (1) bentuk desain, (2) kerapian, dan (3) komposisi.

Perihal bagaimana penjelasan antara bentuk desain, kerapian, dan komposisi, berikut ini uraiannya. Namun, sebelum masuk ke tahap praktik, peneliti terlebih dahulu memberikan gambaran materi.

Pada pembelajaran tahap awal yang dilakukan seorang guru dalam menerapkan materi bahan ajar tentang seni kriya menggunakan bahan limbah

(37)

37

cangkang kerang adalah bagaimana kemampuan peserta didik dalam pembuatan seni kriya bahan limbah cangkang kerang, ini sangat efektif dilakukan pada saat pertemuan pertama sehingga peserta didik yang kita ajarkan tidak merasa terbebani dan sangat membantu mereka dalam kemampuan pembuatan karya seni kriya bahan limbah cangkang kerang.

Pada tahapan ini juga peserta didik sudah bisa dibagikan kelompoknya sesuai dengan tahap perencanaan, setelah pembagian kelompok dilakukan maka guru wajib memperkenalkan alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam pembelajaran seni kriya bahan limbah cangkang kerang tersebut.

a. Kemampuan peserta didik dalam memahami materi pelajaran

Pada tahap awal pembelajaran, guru memberikan materi ataupun bahan ajar terhadap peserta didik mengenai seni kriya dengan menggunakan bahan limbah cangkang kerang, agar peserta didik mampu secara pengetahuan memahami materi tentang seni kriya dengan menggunakan bahan limbah cangkang kerang.

Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan seni kriya limbah cangkang kerang merupakan zat atau benda yang dari mana sesuatu dapat dibuat darinya, seperti limbah cangkang kerang. Sedangkan alat merupakan peralatan yang digunakan untuk membuat karya, sehingga bahan berhasil tercipta menjadi suatu hasil karya yang bernilai dan dapat digunakan sebagai pajangan dan benda pakai.

Adapun bahan dan alat saja yang digunakan dalam pembuatan seni kriya: No Bahan dan

Alat

Keterangan Fungsi

(38)

38

kerang bahan utama yang digunakan dalam berkreasi seni kriya dengan memanfaatkan limbah cangkang kerang yang berasal dari laut.

Kertas Kertas berfungsi sebagai media untuk membuat sketsa pada pola yang akan dibuat

Kardus Kardus berfungsi sebagai media pengalas dan penahan beban cangkang kerang

2 Alat Gunting Gunting berfungi sebagai alat yang digunakan untuk memotong bahan yang tipis seperti kain dan memiliki dua sisi yang tajam

Lem korea Lem berfungsi sebagai perekat limbah cangkang kerang

b. Kemampuan berkarya seni kriya dengan menggunakan bahan limbah cangkang kerang.

Kemampuan berkarya seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan ini merupakan pembelajaran dengan model kelompok sehingga dari masing-masing peserta didik memiliki tugas dan harapan yang berbeda

(39)

39

sesuai pola desain kelompok, sehingga pada penyelesaian tugas masing-masing akan mendapat penilain secara kelompok pula.

1). Kemampuan peserta didik dalam membuat pola desain

Pada tahap awal pembuatan seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang, peserta didik membuat desain gambar yang telah dirancang oleh tiap kelompok sehingga dapat mempermudah pembuatan karya. Desain gambar tersebut berukuran kertas A4 yang telah disediakan. Desain sendiri dan dipilih oleh setiap kelompok sebagai referensi dasar, karena untuk memudahkan peserta didik nantinya membuat seni kriya bahan limbah cangkang kerang, peserta didik sendiri khususnya di kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan belum pernah mempelajari seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang. Maka dari itu desain sendiri dipilih sesuai dengan kemampuan peserta didik dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Adapun hasil desain peserta didik dalam pembuatan seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang, yaitu:

No Nama

keompok

Hasil desain Keterangan

1 Kelompok 1 Hasil desain pada

kelompok satu mengambil pola desain tempat penyimpanan pensil.

(40)

40

2 Kelompok 2 Hasil desain pada

kelompok satu mengambil pola desain tempat penyimpanan tisyu.

3 Kelompok 3 Hasil desain pada

kelompok satu mengambil pola desain tempat cermin.

Secara umum, bentuk desain atau pola desain yang dibuat oleh ketiga kelompok peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan

2). Kemampuan peserta didik dalam pemilahan cangkang kerang.

Untuk kemampuan peserta didik dalam memilah cangkang kerang sebagai media utama yang digunakan dalam pembuatan seni kriya. Cangkang kerang yang digunakan dalam pembuatan seni kriya bersumber dari laut. Peserta didik memilih cangkang kerang sesuai dengan karya yang peserta didik desain.

Pada tahap ini kemampuan peserta didik dilihat dari segi kesabaran serta konsentrasi agar cangkang kerang yang dipilih sesuai dengan pola yang diinginkan. Proses pemilahan perlu diperhatikan kerapian, dan kelihaian, karena bentuk dan ukuran besar kecilnya limbah kerang harus sesuai dengan pola desain yang sudah dibuat, agar menghasilkan karya yang baik.

(41)

41

3). Kemampuan peserta didik dalam membersihkan limbah cangkang kerang Pada tahap kemampuan peserta didik dalam membersihkan limbah cangkang kerang, peserta didik diarahkan untuk mencuci bahan limbah cagkang kerang dengan menggunakan air mengalir, atau bisa juga dengan cara direndam dalam larutan natrium soda, agar sisa-sisa daging kerang, kotoran dan bau yang ada dalam cangkang kerang tersebut dapat larut dan hilang. Pada tahap ini memerlukan lokasi yang terdapat aliran air agar supaya proses pembersihannya mudah dikerjakan.

4). Kemampuan peserta didik dalam mengeringkan limbah cangkang kerang. Selanjutnya dalam kemampuan mengeringkan limbah cangkang kerang, peserta didik melakukan pengeringan bahan limbah cagkang kerang dengan menggunakan alat pengering. Tidak disarankan mengeringkan bahan limbah cangkang kerang dengan sinar matahari langsung agar kualitas bahan cangkang kerang tetap terjaga dengan baik.

5). Kemampuan peserta didik dalam mempersiapkan bahan limbah cangkang kerang untuk dikreasikan

Peserta didik mempersiapkan bahan yang telah diproses sebelumnya untuk persiapan bahan baku cangkang kerang dengan cara dikikir, diamplas, ataupun dipotong sesuai kebutuhan. Cangkang kerang siap dibuat produk kerajinan sesuai dengan desain yang telah dibuat.

No Nama

karya

(42)

42 1 Tempat

pensil

1. Menyiapkan alat dan bahan untuk keperluan pembuatan karya.

2. Potong kardus sesuai pola yang telah dibuat, ukurannya kurang lebih 14 x 6 cm.

3. Mengoleskan lem korea atau lem tembok pada setiap pinggiran kardus bekas tersebut, dan jangan didiamkan terlalu lama agar lem tidak mengering

4. Tempel cangkang kerang disetiap sudut dari bingkai yang sudah dioleskan lem putih/lem korea tersebut sesuai kreasi.

5. Diamkan beberapa menit lem dapat menyatu dengan cangkang kerang

6. Tempat pensil dari bahan cangkang kerang siap digunakan untuk mempercantik ruangan 2 Tempat

Tisyu 1. Siapkan alat dan bahan untuk

keperluan pembuatan karya

2. Menyiapkan kardus bekas dengan bentuk kotak dan penutupnya

3. Selanjutnya susunan cangkang kerang sesuai dengan pola atau selera

(43)

43

lem korea

5. Diamkan beberapa menit lem dapat menyatu dengan cangkang kerang

6. Tempat Tisyu dari bahan cangkang kerang siap digunakan untuk mempercantik ruangan dan keperluan sehari-hari.

3 Tempat

cermin 1. Amplas kasar permukaan bingkai

cermin

2. Tempelkan cangkang kerang dengan menggunakan lem korea, bisa dimulai dengan cangkang kerang yang berukuran besar.

3. Tutup celah-celah kerang dengan menggunakan kerang yang lebih kecil hingga permukaan bingkai tertutup semua

4. Bersihkan permukaan dari sisa lem

5. Yang terakhir tutup permukaan cermin dengan koran bekas/kertas, lalu semprot kerang dengan pilox tranparan dan biarkan mengering.

6. Tempat cermin dari bahan cangkang kerang siap digunakan untuk mempercantik ruangan.

(44)

44

Pada tahap kemampuan peserta didik dalam merangkai karya yang telah dibuat dan merapikan karya masing-masing kelompok, karya disetiap kelompok dirangkai menjadi satu sesuai pola desain dengan mengutamakan nilai kegunaan, keindahan, kerapian, komposisi, kerja sama, dan kreativitas.

Dalam berkarya seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang , peserta didik mempresentasikan hasil dan manfaan karya yang mereka buat dan hasil itu akan menjadi penilaian secara kelompok bagi peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan. Presentase dilakukan untuk tujuan agar Peserta didik lain dapat mengetahui tahap pembuatan dan kegunaan karya masing-masing kelompok serta peserta didik dapat menerapkan kembali dilain waktu untuk memanfaatkan limbah cangkang kerang.

2. Kualitas hasil karya seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan.

Kualitas hasil karya peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan menggunakan bahan cangkang kerang dihasilkan dari upaya menciptakan kualitas dan memaksimalkan proses pembelajaran seni kriya guna meningkatkan pemahaman peserta didik terkait dengan materi pembelajaran yang disampaikan.

Skor Frekuensi Persen Kategori

(45)

45 35-55 0 0% Kurang 55-65 0 0% Cukup 65-85 2 100% Baik 85-100 2 - Sangat Baik Jumlah 3 Kelompok 100%

Tabel 4.5 Kategori nilai frekuensi dan persentase hasil belajar berdasarkan hasil belajar peserta didik kelas XI

Berdasarkan tabel frekuensi dan persentase hasil belajar peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf di atas diperoleh dari 15 orang peserta didik dan dibagi kelompok menjadi 3 kelompok dikategorikan baik dalam kegiatan praktik berkreasi dalam pembuatan seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang.

Table 4.8 Kategori Nilai dalam pembelajaran seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang

Berdasarkan klasifikasi nilai di atas maka dapat dideskripsikan bahwa peserta didik yang mendapat nilai 0 – 35 dikategorikan sangat kurang, nilai 35 – 55 dikategorikan sedang, nilai 55 – 65 dikategorikan cukup, nilai 65 – 85

No Nilai Kategori 1 0-35 Sangat Kurang 2 35-55 Sedang 3 55-65 Cukup 4 65-85 Baik 5 85-100 Sangat Baik

(46)

46

dikategorikan baik, dan yang mendaptkan nilai 85 – 100 dikategorikan sangat baik.

a. Daftar nilai karya kelompok peserta didik dalam pembelajaran seni kriya bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik Kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan.

No Nama / Karya Kelompok

Aspek Yang Dinilai Bentuk

desain Kerapian Komposisi

Jumlah nilai Nilai rata-rata Ket 1 Nama kelompok 1 : 1. Erin Firmansyah 2. Syahrir 3. Feri 4. Anita 5. Ahmad D 85 65 80 230 77,5 Baik

(47)

47 2 Nama kelompok 2 : 1. Abdul Khair 2. Irmawati 3. Dina 4. Indar 5. Risma 85 85 85 255 83,7 Baik 3 Nama kelompok 3: 1. Riski Damayanti 2. Nana Khairana 3. Hikmah 4. Rafi 5. Rusdin 85 75 80 240 80,0 Baik B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap kemampuan berkarya seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yususf Provinsi Sulawesi Selatan yaitu sebai berikut:

(48)

48

1. Kemampuan berkarya seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan.

Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan dengan rancangan penelitian kemampuan berkarya seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang. Proses pembelajaran seni disekolah ini berjalan dengan baik, kegiatan ekstrakurikuler dan kesenian mulai berkembang seiring waktu. Begitu pula dengan pembelajaran seni kriya, namun masih perlu peningkatan agar peserta didik lebih memahami secara terstruktur bagaimana cara mengubah dan memanfaatkan limbah anorganik (cangkang kerang) menjadi karya yang bernilai estetik dan memiliki nilai ekonomis, selain itu juga perlu diketahui oleh peserta didik bagaimana proses berkreasi menghasilkan karya yang kreatif dengan memanfaatkan limbah cangkang kerang.

2. Hasil pembelajaran seni kriya dengan menggunakan bahan limbah cangkang kerang.

Berdasarkan hasil pembelajaran seni kriya bahan limbah cangkang kerang maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf secara keseluruhan dikategorikan cukup dalam mempelajari seni kriya bahan cangkang kerang dengan mudah, tercermin pada perolehan nilai yang dicapai, meskipun ada beberapa peserta didik yang dikategorikan baik. Dari hasil tes tersebut dapat ditemukan beberapa kesulitan peserta didik dalam memotong kertas maka dari itu saya menyediakan pola desain yang tidak terlalu

(49)

49

sulit untuk dikerjakan. jadikan sebagai referensi, pemberian pola desain, peserta didik masih terpaku pada objek tertentu saja, dan sebagainya. Ini disebabkan karena pengetahuan peserta didik tentang fasilitas seperti internet untuk dijadikan acuan dalam menpelajari tentang pelajaran seni kriya bahan kain perca.

Dari hasil wawancara tersebut sebagian besar peserta didik mengatakan bahwa mereka kurang memiliki motivasi dalam membuat kriya bahan limbah cangkang kerang, secara internal seperti dorongan untuk berkarya dalam diri mereka sendiri memang sangat kurang, dilingkungan keluarga mereka tidak begitu tertarik untuk mempelajari tantang membuat kriya bahan cangkang kerang. Secara eksternal, seperti di lingkungan Sekolah, pelajaran seni budaya tidak begitu populer sehingga mereka kurang meminatinya. Selain itu, mereka juga kurang memiliki ide atau inspirasi dalam membuat kriya bahan cangkang kerang. Keterbatasan fasilitas seni budaya yang disediakan oleh sekolah, pembelian alat dan bahan untuk digunakan dalam pelajaran seni budaya dalam membuat kriya bahan cangkang kerang. Dapat disimpulkan bahwa memang tidak ada faktor yang lain selain kelengkapan dari sekolah. Fasilitas sekolah harus memadai supaya dapat mengembangkan bakat peserta didik di sekolah tersebut.

Begitu juga hasil wawancara yang dilakukan secara langsung kepada guru selaku guru bidang studi seni budaya di Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan menjelaskan bahwa kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam membuat kriya bahan limbah cangkang kerang adalah faktor pandemi serta diterapkannya belajar dalam jaringan (daring) serta kurangnya motivasi peserta didik dalam belajar dan fasilitas alat dan bahan yang digunakan oleh peserta didik.

(50)

50 BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Setelah diuraikan hasil penelitian dan pembahasannya maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan Peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan secara keseluruhan dikategorikan cukup dalam mempelajari seni kriya bahan limbah cangkang kerang dengan mudah, tercermin pada perolehan nilai/skor yang dicapai, meskipun ada beberapa peserta didik yang dikategorikan baik. Dalam pembuatan seni kriya mengunakan bahan kain perca terdiri dari beberapa tahapan penting yaitu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, menyediakan pola desain, memilah cangkang kerang sesuai pola yang sudah disiapkan, menempelkan cangkang kerang mengunakan lem korea atau lem tembok.

Kemudian pada hasil karya menggunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan dapat dinyatakan memiliki tingkat kemampuan yang baik, ini dapat dilihat dari hasil karya yang mereka ciptakan, dimana karya yang dihasilkan sangat rapi dan indah sehinga mampu mencapai rata-rata nilai standar. Berdasarkan pembahasan indikator penilaian kemampuan dapat disimpulkan dan diuraikan bahwa hasil karya seni kriya bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan memiliki tingkat kemampuan yang baik dari semua aspek.

(51)

51 B. Saran

Untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan disarankan agar seorang guru dalam memberikan pengarahan dibutuhkan teknik pengajaran secara langsung, memperlihatkan secara langsung bagaimana mengolah cangkang kerang dari limbah yang tak mempunyai manfaat menjadi suatu karya yang dapat memiliki fungsi, seperti fungsi keindahan dan fungsi pakai serta memilki nilai ekonomis.

Kemudian untuk peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan, hendaknya lebih melatih diri dan keterampilan tangan lebih baik lagi dalam berkarya seni, khususnya berkarya seni kriya dengan memanfaatkan limbah cangkang kerang. Kemudian selanjutnya kepada peneliti yang akan mengadakan penelitian lanjutan, agar penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya guna meningkatkan pembelajaran seni kriya secara terarah.

(52)

52

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad, 2006. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung: Angkasa

Arini. 2008. Seni budaya jilid 2, Jakarta: Direktorat pembinaan sekolah menengah kejuruan

A. K. Haghi, 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Panataran Jaya permai

Haryono. 2011. Pengertian Seni Kriya, Yogyakarta: Pustaka pelajar

Ismiyanto. 2003. Metode penelitian Semarang: Universitan Negeri Semarang Kartono, dkk 2007. Kreasi seni Budaya SMA X. Jakarta.Geneca Exact

Liliweri. 2014. Makna budaya dalam komunikasi antarbudaya, Yogyakarta: LKIS Printing Cemerlang

Meiftanil Yuda Pratama. 2011. Nilai Estetika Kerajinan Cangkang Kerang. Surabaya Universitas Negeri Surabaya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang standart Nasional Pendidikan

Peraturan Materi Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi

Robins Stepen P. 2003. Fundamentals of management, Yogjakarta: Pustaka Pelajar

Robins. 2007. Perilaku Organisasi, Yogjakarta: Pustaka Pelajar

Setyosari, Punaji, 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Syamsuri.Sukri. A, dkk., 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: FKIP UNISMUH Makassar.

Sugiono 2011. Metode Peneletian, Kuantitatif, kualitatif, Bandung: Alfabeta Tjetjep 2011. Seni Dan Kebudayaan Yogjakarta: Pustaka Pelajar

Winkel, W.S. (2009). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia. Joyce

Zain, Badudu.1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. C.V. Pengarang. Malang

(53)

53

L

A

M

P

I

R

A

N

(54)

54 Lampiran 1: Dokumentasi kegiatan

Adapun dokumentasi kegiatan yang berkaitan dengan kemampuan berkarya seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1: Memberikan ajar seni kriya bahan limbah cangkang kerang (Sumber: Dokumentasi Peneliti Juni 2021)

Gambar 1.2: Membagi kelompok (Sumber: Dokumentasi Peneliti Juni 2021)

(55)

55

Gambar 1.3: Pemilahan limbah cangkang kerang (Sumber: Dokumentasi Peneliti Juni 2021)

Gambar 1.4: Hasil akhir pembuatan kriya dari bahan limbah cangkang kerang

(56)

56 Lampiran 2: Dokumentas alat dan bahan

Adapun dokumentasi alat dan bahan untuk berkarya seni kriya menggunakan bahan limbah cangkang kerang adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1: Cangkang kerang (Sumber: Dokumentasi Peneliti Juni 2021)

Gambar 2.2: Kertas (Sumber: Akbar, 2021)

(57)

57

Gambar 2.3: Kardus

(Sumber: Dokumentasi Peneliti Juni 2021)

Gambar 2.4 : Gunting.

(Sumber: Dokumentasi Peneliti Juni 2021)

Gambar 2.5: Lem Korea.

(58)

58 Lampiran 4: Dokumentasi pola desain karya

Adapun dokumentasi pola desain karya peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf adalah sebagai berikut

Gambar 4.1 : Desain Tempat pensil Kelompok 1 (Sumber: Dokumentasi Peneliti Juni 2021)

Gambar 4.2 : Desain Tempat Tisyu kelompok 2 (Sumber: Dokumentasi Peneliti Juni 2021)

Gambar 4.3 : Desain Cermin kelompok 3 (Sumber: Dokumentasi Peneliti Juni 2021)

(59)

59 Lampiran 5: Dokumentasi hasil karya

Adapun dokumentasi hasil karya peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut :

Gambar 5.1: tempat pensil kelompok 1 (Sumber: Dokumentasi Peneliti Juni 2021)

Gambar 5.2: Tempat Tisyu kelompok 2 (Sumber: Dokumentasi Peneliti Juni 2021)

(60)

60

Gambar 5.3: Tempat cermin kelompok 3 (Sumber: Dokumentasi Peneliti Juni 2021)

(61)

61

RIWAYAT HIDUP

AKBAR lahir di Bima NTB tepatnya di Kecamatan Sape Dusun Rato Desa Sangia tanngal 07 Desember 1996 anak dari pasangan Ayahanda H. M. Saleh dan Ibunda Siti Asmah (Alm). Anak ke-8 dari 9 bersaudara. pertama kali menempuh Pendidikan Sekolah Dasar di MI Al-munawarah selama enam tahun, kemudian melanjutkan

sekolah menengah pertama di SMP Negeri 4 Sape. setelah itu melanjutkan Pendidikan di SMA Negeri 1 Sape dan tamat pada tahun 2014. Pada tahun 2014 kembali melanjutkan Pendidikan S1 di Universitas Muhammadiyah Makassar mengambil jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

(62)
(63)

Gambar

Gambar 2.2 Pot bunga  Sumber: Handicraft.com
Gambar 2.3. Kotak tisu       Sumber Handicraft.com  B. Pengertian Kualitas Karya
Gambar 3.4. Lokasi Penelitian  Sumber: google maps
Table  4.8  Kategori  Nilai  dalam  pembelajaran  seni  kriya  menggunakan  bahan limbah cangkang kerang
+7

Referensi

Dokumen terkait

rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Penelitian Hukum yang berjudul KEBERATAN PENETAPAN STATUS BARANG BUKTI DALAM PUTUSAN PERKARA KEHUTANAN SEBAGAI

Selisih tekanan intraokuler dengan menggunakan laser iridotomi kurang dari 700mW, selisih setelah 7 hari didapatkan hasil uji normalitasnya p=0,001 sedangkan

Bagaimana Disparitas kemampuan penerimaan pajak ( tax ratio) antar Kota, antar Kabupaten/Kota dan antar Provinsi di wilayah Sumatera dan Jawa dengan menggunakan

Secara umum persepsi peternak sapi potong tentang IB menunjukkan perbedaan yang nyata antar lokasi penelitian, kecuali (a) indikator pelayanan inseminator dan kebija-

akan tetapi ketika nilai tukar terdepresiasi akan menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi investor- investor, khususnya investor-investor asing untuk melakukan

Employee involment (pelibatan karyawan). Pelibatan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan organisasi akan meningkatkan komitmen organisasional karyawan,

Akhir sekali ialah Kelab Kitar Semula ini telah mewujudkan warga sekolah yang dapat memanfaatkan program ini dengan mempraktikkan amalan kitar semula tidak kira di dalam sekolah

Bank Jatim Cabang Pacitan dalam hal ini telah mencerminkan pengendalian kredit yang baik khususnya pada kontrol fisik aktiva dan catatan. Pada saat proses penarikan