• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KINERJA SISTEM KESELAMATAN REAKTOR RSG-GAS SELAMA BEROPERASI 25 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI KINERJA SISTEM KESELAMATAN REAKTOR RSG-GAS SELAMA BEROPERASI 25 TAHUN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KINERJA SISTEM KESELAMATAN REAKTOR RSG-GAS SELAMA BEROPERASI 25 TAHUN

Iman Kuntoro

Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir, BATAN

ABSTRAK

EVALUASI KINERJA SISTEM KESELAMATAN OPERASI REAKTOR RSG-GAS

SELAMA BEROPERASI 25 TAHUN. Reaktor Serba Guna RSG GAS sudah memasuki usia

ke 26 tahun sejak bulan Agustus 2012 yang lalu. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi keselamatan dari segala aspek pengoperasian reaktor agar dapat memberikan data yang cukup bagi para pengambil keputusan sebagai bahan pertimbangan untuk meletakkan kebijakan rencana pengoperasian di masa datang terutama dalam rangka menjamin keamanan dan keselamatan operasi selanjutnya sampai batas usianya sekaligus untuk memenuhi ketentuan dalam Peraturan Kepala BAPETEN N0. 2/Tahun 2011, yang mewajibkan Pengusaha Instalasi melakukan verifikasi keselamatan reaktor paling sedikit dalam tiap kurun waktu 5 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja sistem keselamatan reaktor RSG-GAS yang meliputi aspek nuklir, thermohidraulik dan radiasi, selama reaktor 25 tahun beroperasi. Evaluasi dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data pengoperasian reaktor selama 25 tahun dan kemudian dibandingkan dengan batasan dan ketentuan keselamatan operasi reaktor. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa reaktor beroperasi dengan aman. Pada saat operasi normal, parameter keselamatan berharga dibawah batas keselamatan operasi. Pada saat terjadi kegagalan dan gangguan operasi, sistem proteksi raktor berfungsi baik dengan memadamkan reaktor.Sejumlah 27 kejadian operasi telah terjadi selama kurun waktu 25 tahun tergolong dalam skala 1 (anomali) dan nol (deviasi) dari skala INES yang tidak menimbulkan dampak radiologis.

Kata kunci: keselamatan reaktor riset, reaktor RSG-GAS. ABSTRACT

Evaluation on the Performance of Safety Systems of the RSG-GAS Reactor During 25 Years Operation.

The RSG GAS reactor in Serpong was stepping the age of 26 years since August 2012. It is of necessary to evaluate the safety of all operational aspects in order to provide adequate data for the decision maker to plan the next operation program especially to guarantee the safe operation until the end of its designed age, and to respon the Regulation of BAPETEN N0. 2/2011, by which request a self safety verification by licensee at least once every 5 years. The aim of the research is to know the performance of safety syatems of the RSG GAS reactor comprising nuclear, thermalhydraulics and radiation aspects, during its 25 years operation. Evaluation was done by collecting all operation data in periode of 25 years and then compared to the safety limits and conditions of reactor operation. The results showed that during the periode the reactor was operated in a safe manner. During normal operations all safety parameters show the values lower than the safety limits. While during incidents or disturbances conditions, the reactor protection system always took actions to shut the reactor

(2)

down. A number of 27 incidents have taken place but in scale 1 (anomaly) and nol (deviation) of the INES Scale which means no radiological impacts occcured.

Keywords: research reactor safety, RSG-GAS reactor.

PENDAHULUAN

Reaktor riset merupakan alat utama

BATAN dalam melaksanakan tugas

penguasaan teknologi nuklir dan

pemanfaatannya bagi masyarakat. Oleh karena itu, BATAN harus selalu mempunyai reaktor riset yang beroperasi secara aman dan efisien. Padahal saat ini tiga buah reaktor riset yang dimiliki BATAN yaitu di Bandung, Yogya dan Serpong sudah berusia tua karena sudah mendekati usia desainnya. Reaktor

Serba Guna RSG-GAS di Serpong

merupakan reaktor paling muda meskipun sejak bulan Agustus 2012 yang lalu usianya sudah memasuki tahun ke 26 dan dipandang masih layak untuk diperpanjang masa operasinya. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi dari segala aspek pengoperasian reaktor agar dapat memberikan data yang cukup bagi para pengambil keputusan sebagai bahan pertimbangan untuk meletakkan kebijakan rencana pengoperasian di masa datang sekaligus untuk memenuhi ketentuan dalam Peraturan Kepala BAPETEN N0.

2/Tahun 2011 Tentang Ketentuan

Keselamatan Operasi Reaktor Non Daya, Pasal 14[1], yaitu bahwa PI atau Pemegang Izin harus melakukan penilaian keselamatan secara berkala secara menyeluruh terhadap semua permasalahan pengoperasian dan kegiatan yang berkaitan dengan keselamatan paling sedikit sekali dalam lima tahun. Salah satu aspek yang penting adalah mengetahui status atau kondisi sistem dan kinerja keselamatan operasi reaktor RSG-GAS setelah beroperasi selama 25 tahun yang meliputi unsur manajemen dan kinerja sistem reaktor, baik pada operasi normal, gangguan maupun kecelakaan. Tulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi salah satu aspek keselamatan operasi reaktor yaitu kinerja

sistem reaktor. Kinerja sistem reaktor akan ditinjau dari kinerja parameter keselamatan operasional yang meliputi aspek neutronik, termohidrolika dan paparan radiasi.

Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulan data operasi reaktor, data gangguan, kejadian dan kecelakaan operasi reaktor, pengolahan data dan evaluasi parameter keselamatan reaktor RSG-GAS. Evaluasi kinerja sistem reaktor dilakukan

dengan membandingkan parameter

keselamatannya terhadap harga batas keselamatan yang termuat dalam Laporan Analisis Keselamatan (LAK). Parameter keselamatan yang dipilih adalah reaktivitas stuck rod, suhu masukan sistem pendingin primer ke teras reaktor dan parameter radiasi berupa laju dosis dan konsentrasi radiasi. Hasil evaluasi diharapkan menunjukkan tingkat keselamatan operasional reaktor RSG-GAS selama dua puluh lima tahun beroperasi.

METODOLOGI

Tujuan keselamatan operasi reaktor adalah pengoperasian reaktor secara aman bagi manusia, instalasi dan lingkungan, baik oleh sebab operasi reaktor dalam kondisi normal, ganngguan dan kecelakaan maupun oleh pengaruh dari luar instalasi reaktor. Keselamatan reaktor dapat dicapai bila pengoperasian reaktor memenuhi kriteria keselamatan sebagai berikut:

1. Operasi reaktor harus selalu dapat dipantau dan dikendalikan keadaannya dan dipadamkan pada setiap saat dan setiap kondisi.

2. Energi panas yang timbul baik pada operasi normal maupun akibat kecelakaan operasi harus dapat dibuang secara selamat.

(3)

3. Paparan radiasi terhadap personil dan lingkungan harus selalu di bawah batas yang diizinkan dan diusahakan sekecil mungkin sesuai dengan prinsip “ALARA”, As Low As Reasoanably Achieveable.

Untuk memenuhi kriteria tersebut diatas, parameter yang digunakan untuk mengevaluasi keselamatan reaktor minimal terdiri dari parameter nuklir, parameter thermohidraulik dan parameter radiasi. Besaran utama yang diperlukan untuk menjamin terpenuhinya kriteria keselamatan reaktor adalah

1. Parameter nuklir berupa reaktivitas teras pada kondisi stuck rod minimum yaitu sebuah batang kendali dengan harga reaktivitas terbesar gagal masuk

ke teras reaktor. Pemenuhan parameter ini untuk menjamin reaktor dapat dipadamkan kapan saja.

2. Dari segi thermohidraulik adalah besaran suhu masukan ke teras reaktor maksimum yang akan menjamin tercukupinya pendinginan bahan bakar reaktor untuk menjaga integritas bahan bakar.

3. Untuk parameter radiasi berupa radioakktivitas alpha, betha, gamma dan neutron serta gas nobel, yang harus dijaga tidak melewati batas yang diizinkan.

Harga batas besaran besaran tersebut disajikan dalam Tabel 1[2] yang akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja keselamatan reaktor RSG-GAS.

Tabel 1. Harga batas parameter nuklir, thermohidraulik dan radiasi.

Parameter Besaran Harga Batas

Nuklir Reaktivitas stuck rod minimum 0,5 %

Thermohidraulik Suhu masuk teras maksimum 42 o C

Radiasi

Paparan radiasi- lantai 0m, 13 m 2,5 mRad/jam Paparan radiasi neutron 2,5 mRad/jam Radioaktivitas alpha 7.03 10-2 Ci/m3 Radioaktivitas beta 7,03 10-1 Ci/m3 Gas nobel keluar cerobong 1,9 104 Ci/m3

Penelitian dilaksanakan dengan cara pengumpulan data operasi reaktor, pengumpulan data gangguan, kejadian dan kecelakaan operasi reaktor, pengolahan data dan evaluasi parameter keselamatan reaktor RSG-GAS. Kegiatan pengumpulan data dilakukan untuk data desain, data parameter operasi termasuk data gangguan, kejadian dan kecelakaan reaktor selama kurun waktu

25 tahun. Data desain diambil dari dokumen Laporan Analisis Keselamatan RSG-GAS terutama untuk data harga batas keselamatan. Data parameter operasi reaktor diambil dari Laporan Operasi Reaktor mulai teras 1 sampai dengan teras 80[3] yang meliputi kurun waktu dari tahun 1987 sampai dengan tahun 2012, dengan periodisasi 5 (lima) tahunan seperti ditunjukkan dalam Tabel 1.

(4)

Tabel 2. Periode Lima Tahunan versus Nomor Teras Reaktor RSG GAS Periode 5 Tahunan No Teras

I 1988 – 1992 1 - 7

II 1993 – 1997 8 - 28

III 1998 – 2002 29 - 44

IV 2003 – 2007 45 – 62

V 2008 – 2012 63 – 80

Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan atau grafik. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkannya dengan harga batas keselamatan pada Tabel 1. Keselamatan operasi juga dievaluasi dari

banyaknya gangguan, kejadian dan

kecelakaan operasi reaktor kemudian

dibandingkan dengan skala INES

(INTERNATIONAL NUCLEAR EVENT

SCALE)[4] yang ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Skala INES Skala dan nama

kejadian

Kriteria atau gejala keselamatan

Dampak off site Dampak on-site Sistem berlapis 7 (Kecelakaan Besar) pelepasan zat r.a. besar

berdampak kesehatan dan lingkungan

- -

6 (Kecelakaan serius) Pelepasan zat r.a. cukup besar

- -

5 (Kecelakaan beresiko off-site)

Pelepasan zat r.a. terbatas

kerusakan berat pada teras reaktor/sistem penghalang

-

4 (Kecelakaan tanpa resiko off-site)

Pelepasan zat r.a. kecil, paparan radiasi ke

masyarakat tidak terlampaui

kerusakan pada teras reactor/system penghalang/paparan radiasi

pekerja besar

-

3 (Kejadian serius) Pelepasan zat r.a sangat kecil kepada masyarakat

Kontaminasi tersebar luas /terjadi pengaruh kesehatan

akut seorang pekerja

Sistem penghalang keselamatan tidak

berfungsi lagi 2 (Kejadian) - kontaminasi atau paparan

lebih kepada seorang pekerja.

Kegagalan persyaratan keselamatan

1 (Anomali) - - Penyimpangan batas

operasi 0 (deviasi) Tidak mempengaruhi keselamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data parameter operasi reaktor RSG-GAS selama 25 tahun dari Teras I sampai

dengan Teras 80, meliputi parameter nuklir, thermohidraulik, radiasi, data gangguan, kejadian, kecelakaan operasi reaktor, telah dikumpulkan dari Laporan Operasi Reaktor

(5)

RSG-GAS yang kemudian disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 5 dan dalam Tabel 4. Dari gambar dan tabel tersebut dapat disarikan hasilnya seperti dibawah ini.

Pada saat operasi reaktor normal, harga parameter keselamatan maksimum selalu berada dibawah batas keselamatan operasi untuk seluruh periode lima tahunan.

Dari aspek nuklir terlihat dari Gambar 1. bahwa reaktivitas teras saat stuck rod minimum mempunyai harga sebesar 1,9%

pada teras operasi ke 45. Harga ini berada jauh diatas batas 0,5%, artinya reaktor selalu bisa dipadamkan oleh sistem batang kendali reaktor. Dari Gambar 2. suhu masukan ke teras reaktor maksimum mencapai 40°C pada Teras no.71. Harga ini berada dibawah harga batas 42°C, artinya pendinginan bahan bakar terjamin aman dan selamat dari aspek termohidraulik.

Reaktivitas stuck rod RSG-GAS

-1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 38 43 48 53 58 63 68 73 78 No. Teras R e a k ti v it a s ( % )

Gambar 1. Reaktivitas stuck rod pada teras operasi no 39 sampai dengan 80 0 10 20 30 40 50 0 10 20 30 40 50 60 70 80 No. Teras Suh u (der aj at Celc iu s)

Suhu Keluar Teras Suhu Masuk Teras

Pe riod e I Pe riod e II Pe riod e III Pe riod e IV Pe riod e V

Gambar 2. Suhu keluar dan masuk teras reaktor maksimum pada operasi teras no. 1 sampai dengan 80

(6)

Dari aspek radioaktivitas, harga paparan radiasi dan konsentrasi radioaltivitas juga diperoleh dibawah harga batas yang diizinkan, lihat Gambar 3 dan 4, yaitu:

Pada Gambar 3.a. paparan radiasi

gamma di lantai 0 m pada operasi Teras no. 25 sampai dengan Teras No. 38, mempunyai harga yang sangat tinggi sampai mencapai harga maksimum sebesar 112 mRad/jam atau 1,12 mGy/jam. Harga ini melebihi batas keselamatan operasi sebesar 2,5 mRad/jam. Ternyata keadaan ini disebabkan oleh kanal berkas neutron S-5 menuju Gedung Hamburan Neutron (Gedung No. 40) di lantai Balai Eksperimen (0 m) belum memadai. Penyelesainya ditambah perisai radiasi dengan parafin pada kanal tersebut dan pada saat operasi daerah tersebut tertutup untuk orang.

Setelah penambahan perisasi

parafin, paparan radiasi- maksimum mencapai 2,2 mRad/jam berada dibawah harga batas

maksimumnya 2,5 mRad/jam,

seperti ditunjukkan pada Gambar 3.b.

Paparan radiasi neutron maksimum

adalah 0,0025 di bawah harga batas maksimum sebesar 0,025 mRad/jam

Radioaktivitas gas nobel yang keluar

cerobong gedung reaktor,

maksimum mencapai 6,1.103 Ci/m3, adapun harga batasnya adalah 1,9.104 Ci/m3.

Radioaktivitas alpha 1,0.10-8 , jauh

dibawah harga batasnya 7.03.10-2 Ci/m3

Radioaktivitas beta 8,0.10-8 , jauh

dibawah harga batasnya 7,03.10-1 Ci/m3 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 No. Teras Laj u d o iss (m R /j)

UJA07 CR001 UJA07 CR002 UJA04 CR002 NEUTRON

Pe riod e I Pe riod e II Pe riod e III Pe riod e IV Pe riod e V

Gambar 3a. Paparan radiasi gamma di lantai 0m (UJA04 CR002) pada operasi teras no. 1 sampai dengan 80

(7)

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 No. Teras Laj u d o si s gam m a ( m R /j)

UJA07 CR001 UJA07 CR002 NEUTRON

Pe riod e I Pe riod e II Pe riod e III Pe riod e IV Pe riod e V

Gambar 3b. Paparan radiasi gamma dan neutron di Balai Operasi Reaktor pada operasi teras no. 1 sampai dengan 80

0.0E+00 3.0E-09 6.0E-09 9.0E-09 1.2E-08 1.5E-08 1.8E-08 2.1E-08 2.4E-08 2.7E-08 3.0E-08 3.3E-08 3.6E-08 3.9E-08 4.2E-08 4.5E-08 4.8E-08 5.1E-08 5.4E-08 5.7E-08 6.0E-08 6.3E-08 6.6E-08 6.9E-08 7.2E-08 7.5E-08 7.8E-08 8.1E-08 8.4E-08 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 No. Teras R ad io akt iv itas u d ar a ( Ci /m 3)) KLK04 CR002 ALFA KLK04 CR002 BETA Pe riod e II Pe riod e I Pe riod e III Pe riod e IV Pe riod e V

Gambar 4. Radioaktivitas alpha dan beta di lantai 13 m gedung reaktor pada operasi teras no. 1 sampai dengan 80

(8)

0.0E+00 2.0E+02 4.0E+02 6.0E+02 8.0E+02 1.0E+03 1.2E+03 1.4E+03 1.6E+03 1.8E+03 2.0E+03 2.2E+03 2.4E+03 2.6E+03 2.8E+03 3.0E+03 3.2E+03 3.4E+03 3.6E+03 3.8E+03 4.0E+03 4.2E+03 4.4E+03 4.6E+03 4.8E+03 5.0E+03 5.2E+03 5.4E+03 5.6E+03 5.8E+03 6.0E+03 6.2E+03 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 No. Teras R ad io akt iv itas gas n o b e l C i/ m 3 Pe riod e I Pe riod e II Pe riod e III Pe riod e IV Pe riod e V

Gambar 4. Radioaktivitas gas nobel keluar cerobong gedung reaktor pada operasi teras no. 1 sampai dengan 80

Pada saat terjadi operasi tidak normal atau gangguan dan kegagalan operasi, sistem proteksi raktor berfungsi dengan baik yaitu dapat memadamkan reaktor secara otomatis. Jumlah kejadian (insiden) operasi reaktor adalah 27 kali kejadian selama beroperasi 25 tahun seperti terlihat pada Tabel 4. Ditinjau dari skala kecelakaan nuklir INES, semua kejadian tersebut tergolong dalam skala 1

(anomali, dimana hanya terjadi

penyimpangan batas operasi) dan skala nol (deviasi, dimana tidak ada dampak atau pengaruh terhadap sistem keselamatan) yang tidak memberi dampak radiologis. Data tersebut menggambarkan bahwa selama kurun waktu 25 tahun reaktor RSG GAS dioperasikan dan digunakan dengan aman.

(9)

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 No. TERAS Ju m lah G an gg u an

GANGGUAN LAINNYA GANGGUAN PLN

Pe riod e II Pe riod e III Pe riod e IV Pe riod e V Pe riod e I

Gambar 5. Gangguan operasi reaktor pada operasi teras no. 1 sampai dengan 80

Tabel 4. Kejadian Operasi Reaktor pada operasi teras no.1 sampai dengan 80

No Tanggal Kejadian Skala

INES 1 15 – 12 – 1989 Tabung pengarah detektor kanal start up, JKT01 CX821 bocor 0

2 23 – 02 – 1993 Kerusakan Trafo BHT03 0

3 05 – 03 – 1997 Terlepasnya kapsul target FPM 0

4 07 – 03 – 1997 Bocor Oli di pompa sekunder PA02 AP01 0

5 13 – 03 – 1993 Kerusakan batang kendali JDA05 0

6 25 – 03 – 1996 Naiknya penunjukan FFD 1

7 30 - 01 – 1997 Terjatuhnya kancing baju di kolam reactor 0

8 07 – 03 – 1997 Pompa Sekunder PA02 AP01 0

9 17 – 03 – 1997 Terjadi gempa bumi 0

10 23 – 04 – 1997 Terjatuhnya stringer pembawa Kapsul 0

11 24 – 04 – 1997 Terjadi kerusakan target HEU 1

12 08 – 05 – 1997 Kotoran benda asing di elemen bakar B-8 (I) 0

13 20 – 07 – 1998 Getaran pada beam tube S-5 0

14 03 – 08 – 1998 Bengkok pada ujung Bahan Bakar RI-219 0 15 18 – 03 – 2000 Seal pompa pendingin primer JE01 AP01 bocor 1

(10)

No Tanggal Kejadian Skala INES 16 29 – 09 – 2000 Kerusakan target FPM selama Iradiasi 1

17 25 – 04 – 2001 Pompa Sekunder PA02 AP01 mati 0

18 22 – 12 - 2002 Kebakaran panel listrik distribusi utama jalur A 0

19 30 – 07 – 2003 Kenaikan Suhu Sistem Pendingin 0

20 19 – 12 – 2003 Kegagalan Iradiasi target FPM 1

21 24 – 01 – 2005 Kebocoran kapsul target FPM 1

22 26 – 01 – 2005 Kenaikan radioaktivitas udara di Balai Operasi 1

23 22 – 06 – 2005 Kerusakan Bahan Bakar RI-362 1

24 01 – 03 – 2006 Kenaikan radioaktivitas udara di Balai Operasi 1 25 10 – 03 – 2006 Konduktivitas Air Primer Naik Hingga > 8 μs/cm 0 26 09 – 06 – 2006 Pipa pendingin sekunder Jalur PA01 bocor 0 27 14 – 11 – 2011 Kopling JE01 AP03 pecah & pompa PA01 AP01 motor terbakar 0

KESIMPULAN

Secara teknis dapat disimpulkan bahwa reaktor RSG-GAS selama kurun waktu 25 tahun dioperasikan dan digunakan dengan aman, tidak terjadi kecelakaan nuklir. Sistem keselamatan reaktor menunjukkan kinerja yang baik dan handal sehingga saat terjadi gangguan atau bahkan kegagalan operasi maupun gangguan penggunaan reaktor, reaktor dapat dipadamkan secara otomatis oleh sistem proteksi reaktor. Kejadian operasi reaktor yang terjadi masuk dalam skala level nol dan skala satu dimana tidak menimbulkan dampak radiologis.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih ditujukan kepada Kepala Pusat Reaktor Serba Guna atas izin memperoleh data operasi reaktor RSG-GAS

dan Bapak Sudijono dan Bapak Sigit

Haryanto yang telah membantu

mengumpulkan data sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Perka BAPETEN No. 2 Tahun 2011 tentang Ketentuan Keselamatan Operasi Reaktor Non Daya.

[2]. LAK RSG - GAS, Rev. 10.1 Tahun 2011.

[3]. Laporan Operasi Reaktor RSG-GAS Teras 1 sampai dengan Teras ke-80, Bidang Operasi Reaktor, Pusat Reaktor Serba Guna, 1987 – 2012. [4]. IAEA Safety Standards, Safety of

Research Reactors, Safety

Requirement No. NS-R-4, Vienna, 2005.

Gambar

Tabel 1. Harga batas parameter nuklir, thermohidraulik dan radiasi.
Tabel 2. Periode Lima Tahunan versus Nomor Teras Reaktor RSG GAS
Gambar 2. Suhu keluar dan masuk teras reaktor maksimum pada operasi   teras no. 1 sampai dengan 80
Gambar 3a. Paparan radiasi gamma di lantai 0m (UJA04 CR002)   pada operasi teras no. 1 sampai dengan 80
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran guided inquiry terhadap hasil belajar siswa kelas X pada materi

exigua instar 3, dan (3) memperoleh konsentrasi polihedra dan waktu panen yang optimal. Infeksi SeNPV pada larva S. exigua menghambat proses ganti kulit dan mengganggu

Muhammadiyah mulai tahun 1969 tidak lagi melakukan Rukyat dan memilih menggunakan Hisab Wujudul Hilal, itu dikarenakan rukyatul hilal atau melihat hilal secara

Pada Tabel 5, distribusi hasil produk kalsium dan fosfat berdasarkan jenis kelamin dari pasien PGK stadium V yang menjalani hemodialisis, didapatkan angka

Dari uraian tersebut memberi gambaran bahwa suplementasi kalsitriol selama 6 minggu pada tikus ovariektomi memicu aktivitas osteoklas meresorpsi tulang yang

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka dapat diduga hasil belajar sikap sosial mata pelajaran IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan model

Oleh karena antigen ini dapat disekresikan dari jaringan normal lainnya, seperti jaringan amnion, sistem organ pernafasan, dan sel epitel saluran genitalia wanita

Salah satu SNP yang diduga berperan dalam regulasi gen RAAS adalah rs5186 (AGTR1) yang merupakan pengkode reseptor angiotensin II tipe I, berfungsi sebagai