• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam melakukan kesehariannya, manusia senantiasa melakukan sebuah aktivitas berkomunikasi. Seringkali manusia pada saat memdapatkan dirinya sedang terpuruk, sedih bahkan bahagia, manusia terkadang mengkomunikasikan hal apa yang dia rasakan kepada seseorang sekelilingnya yang mungkin di anggap dekat. Demikian, berkomunikasi bisa menjadi sangat penting bagi manusia untuk mengungkapkan apa yang sedang dirasakannya.

Secara sederhananya komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari pengirim pesan atau disebut komunikator kepada penerima pesan yang disebut komunikan dengan tujuan. Dalam penyampaian pesan tersebut, pesan di bungkus dalam beberapa kategori yang meliputinya, diantaranya dengan komunikasi secara langsung menggunakan tulisan dan kata kata (verbal) dan komunikasi menggunakan media gerak tubuh, tanda, raut wajah, gerak tangan dan sebagainya.

Dalam kehidupan bersosialnya, manusia sering kali menggunakan komunikasi berbentuk tulisan atau lisan (verbal) disetiap hari harinya. Contohnya mahasiswa yang merantau ke pulau lainnya ataupun benua lainnya untuk menuntut ilmu sendirian. Pada saat itu juga mahasiswa tersebut diharuskan untuk menyesuaikan diri terhadap tempat rantauannya. Tujuan dari hal tersebut adalah agar mahasiswa dapar membiasakan diri dengan lingkungan baru dan dapat di terima oleh penduduk sekitar tempat mahasiswa tersebut merantau.

Komunikasi verbal dapat disadari dengan mudah oleh seseorang. Sedangkan menurut kebanyakan orang komunikasi non verbal menjadi hal yang tidak terlalu mereka pikirkan karena komunikasi non verbal tidak terlalu menonjol.

Adityawarman mengungkapkan “komunikasi non verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata”.1 Tanpa disadari, manusia juga sering malakukan

1Adityawarman, 2000, penelitian dalam suatu metode : Bandung

(2)

13 komunikasi non verbal dalam kehidupannya sehari-hari. Contohnya ketika individu melakukan Tos (highfive) dengan indivdu lainnya menandakan bahwa apa yang mereka rencanakan atau lakukan telah berhasil. Memeluk seseorang menandakan orang tersebut memiliki perasaan sayang atau care terhadap seseorang yang dipeluk.

Komunikasi non verbal juga terdapat pada simbol-simbol. Contohnya saat seseorang berkendara dijalan besar, lalu menemui sebuah perempatan dan terdapat lampu lalu lintas berwarna merah, maka seseorang tersebut harus memberhentikan kendaraannya. Menunggu hijau untuk bisa melanjutkan perjalanannya. Bila seseorang dalam perjalanannya ingin berhenti dan parkir namun di depannya terdapat tanda huruf “P” disilang, makanya seseorang tidak diperbolehkan parkir di area tersebut.

Ronald Adler dan George Rodman menyebutkan bahwa, “komunikasi nonverbal tersebut terdapat empat karakteristik yaitu terkait tentang posisi sebagaimana komunikasi langsung dan tidak langsung, kemampuan dalam menyampaikan pesan tanpa harus melakukan secara mengungkapkan secara langsung atau verbal, sifat ambiguitas dan keterikatannya dalam suatu budayase tertentu”. Banyak orang terkadang salah mengartikan jika berkomunikasi dengan non verbal. Seperti pada logo perusahaan Unilever, banyak orang yang belum mengenal perusahaan Unilever dan apa yang mereka kerjakan.

Jika dilihat dari logonya saja, logo Unilever dapat di artikan menjadi sebuah perusahaan daur ulang atau mungkin cinta dengan lingkungan. Namun tidak, logo tersebut menjelaskan tentang apa saja produk yang mereka jual. Jadi pada logo tersebut sudah tertera produk apa saja yang mereka pasarkan dan mereka ciptakan.

Logo adalah salah satu dari bagian komunikasi non verbal. Sularko, dkk dalam bukunya yang bertajuk “How Do They Think,” mengungkapkan “bahwa logo atau corporate identity atau brand identity merupakan sebuah tanda yang secara langsung tidak menjual, tetapi memberi sebuah identitas yang akhirnya digunakan menjadi alat pemasaran yang signifikan, bahwa logo bisa membuat perbedaan suatu

(3)

14 produk atau jasa dari kompetitornya. Sebuah logo dapat dimaknakan secara baik dan mendalam dari kualitar bentuk dan warna yang disimblokan, melalui pendekatan budaya perusahaan (corporate culture), penempatan posisi (positioning) historis atau aspirasi perusahaan, apa yang dimaksudkan dalam hal tersebut adalah penting dari pada seperti apa rupanya. Penekanannya pada makna di luar atau dibalik wujud logo itu lebih penting dari hanya sekedar tampilan logo.

Secara keseluruhan logo adalah suatu alat sebagai penunjuk rasa harga diri serta nilai-nilainya yang terkandung dalam sebuah logo mampu mewujudkan citra positif bagi perusahaan dan dapat dipercaya”.2

Penjelasan Sularko dalam bukunya “How Do They Think,” sudah jelas, dapat diambil kesimpulan bahwa logo adalah cerminan dari sebuah corporate atau brand tertentu. Dari logo tersebut sebuah corporate atau brand mengkomunikasikan dirinya tentang apa yang mereka lakukan dengan corporate atau brand tersebut.

Maka logo menjadi sangat penting untuk sebuah corporate dan brand untuk menunjukan identitas mereka.

Banyak orang yang tidak mengerti tentang logo, mengatakan bahwa logo tercipta karena imajinasi biasa tanpa memikirkan aspek aspek penting seperti makna filosofinya. Sedangkan dalam penjelasan Sularko dalam bukunya yang bertajuk “How Do They Think,” sesuai yang sudah dijelaskan di paragraph atas terkait logo bahwa logo tidak tercipta hanya karna tampilan yang menarik saja.

Sebagian orang jika melihat sebuah logo tidak melihat bahkan mengartikan maksud logo tersebut. Mereka hanya melihat dari segi keindahan logonya saja. Jadi, setiap seseorang melihat logo maka hal tersebut adalah hal yang biasa. Sedangkan setiap pembuatan logo tersebut memiliki identitasnya sendiri. Ini menandakan bahwa kurangnya kesadaran sebagian orang akan memaknai sebuah logo.

2 Sularko, dkk. 2008. How do They Think? Rekaman Proses Pembuatan Aset Perusahaan Paling Berharga.

Jakarta: Mosher.

(4)

15 Disamping itu, para pembuat logo (Designer) dituntut untuk memberikan atau membuat logo kepada setiap pelanggan (client) mereka untuk memberikan sebuah logo yang memiliki identitas yang jelas tentang sebuah coporate atau brand dari pelanggan (client). Maka disini seorang pembuat logo (Designer) harus memutar otak bagaimana cara membuat logo yang tidah hanya bagus dari sisi luarnya atau penampakannya saja, namun harus juga memiliki makna atau filosofi yang kental terhadap corporate atau brand pelanggan (client). Sehingga logo yang dibuat dapat memberikan pemahaman kepada orang dengan jelas.

Dalam sebuah pembuatan logo, pembuat logo (Designer) tentu harus memperhatikan beberapa yang harus di perhatikan sehingga tujuan dalam pembuatan logo tersebut dapat tersampaikan dengan baik. David E Carter, yang merupakan pakar mengenaiCorporate Identity, dan penulis buku yang bertajuk

“The Big Book of Logo" dari Amerika, mempertimbangan mengenai sebuah logo yang tepat yaitu logo yang harus meliputi beberapa pertimbangan sebagai berikut diantanya:

1. “Original”, atau juga bisa diartikan mempunyai ciri yang khas yang unik, dan tentunya berbeda dari logo-logo lainnya

2. “Legible”, atau bisa diartikan memiliki tingkat kepahaman akan audience yang tinggi, sehingga bisa diaplikasikan dalam bentuk apa saja sebagai media promosi

3. “Simple”, bisa juga diartikan sederhana, yang berarti mudah dipahami dan dimengerti dalam sekali ataupun dua kali melihat

4. “Memorable”, atau bisa diartikan sebagai karya yang mudah diingat karena memiliki keunikan yang bertahan lama dan tidak habis dimakan zaman/waktu.

5. “Easy associated with the Corporate”, dimana logo yang dianggap benar merupakan logo yang gampang untuk dimasukkan atau dihubungkan dengan jenis identitas perusahaan serta jenis usaha dari perusahaan.

6. “Easily adabtable for all graphic media”, membahas mengenai pengaplikasian logo dengan benar menyangkut bentuk fisik logo tersebut,

(5)

16 warna maupun segala aspek yang ada dalam logo di berbagai media aplikasi sebagai bentuk promosi juga perlu dianggap penting pada saat proses pembuatan logo tersebut. Hal tersebut dilakukan demi mengjauhi kesulitan yang akan datang dalam penerapannya. 3

Berdasarkan paparan penjelasan diatas, menarik bagi peneliti untuk meneliti tentang bagaimana cara seseorang memaknai sebuah logo. Memaknai sebuah logo berarti dapat memahami pesan komunikasi yang tertanam dalam sebuah logo.

Bentuk ini melambangkan apa, warna ini melambangkan apa dan lain lain.

Pemaknaan yang dilakukan oleh subjek penelitian nantinya akan sangat penting bagi pelaku karya seni desain logo itu sendiri guna lebih memperhatikan lagi akan penggunaan elemen warna dan elemen bentuk yang digunakan, sehingga mampu menciptakan logo yang lebih memiliki velue yang lebih baik lagi. Hal tersebut penting juga untuk penikmat karya seni desain logo guna menambah wawasan dalam hal karya seni visual khususnya dalam karya seni desain logo.

Pemaknaan yang dilakukan nantinya juga akan sangat penting bagi perusahaan guna mengetahui apakah logo yang dimiliki oleh perusahaan tersebut sudah bisa merepresentasikan perusahaanya atau belum. Maka dari itu, pemaknaan akan kedua logo perusahaan Pertamina dan Unilever ini pun penting bagi perusahaan, pelaku desain grafis ataupun desain logo dan juga para subjek penelitian nanti.

Subjek pada penelitian ini merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2017 yang dipilih melalui parameter-parameter penelitian yang akan dicantumkan dibawah. Pemilihan mahasiswa Ilmu Komunikasi dikarenakan mahasiswa pada bidang studi tersebut dianggap lebih memiliki wawasan akan dunia komunikasi yang lebih baik. Selain itu pemilihan subjek didukung akan adanya parameter-parameter penelitian yang akan membantu penelitian agar lebih mudah mencari subjek penelitian yang sesuai.

3Kusrianto, Adi. (2006). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Surabaya : Penerbit Andi.

(6)

17

Gambar 1.1 Logo Pertamina Gambar 1.2 Logo Unilever Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua buah logo perusahaan besar dan ternama di Indonesia. Logo yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah hasil dari beberapa pertimbangan. Logo pertaman yaitu pertamina. Dimana pertamina adalah sebuah perusahaan minyak dan gas bumi yang diatur atau dinaungi dalam Badan Usaha Milikk Negara (BUMN). Logo kedua yaitu Unilever.

Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Fast Moving Consumer Goods (FMCG) yang cukup ternama di Indonesia. Unilever memproduksi berbagai kebutuhan rumah tangga, makanan, minuman dll. Beberapa produknya yang cukup dikenal di Indonesia yaitu “pepsodent, lux, lifebuoy, dove, sunsilk, clear, rexona, rinso, molto, walls dan masih banyak lagi”.

Pemilihan dua logo tersebut atas pertimbangan dimana peneliti memilih logo- logo yang terkesan familiar dimata audiensnya / komunikannya nanti, sehingga audien / komunikan setidaknya mempunyai bayangan mengenai logo-logo tersebut.

Kedua logo diatas juga merupakan logo yang terbilang cukup simple dari segi desain, warna dan ornament yang sangat jelas sehingga nantinya audiens / komunikan lebih mudah dalam membaca arti / makna dari setiap warna, garis, bentuk yang terdapat di kedua logo tersebut. Disatu sisi lain juga kedua logo ini merupakan logo-logo yang bernilai tinggi bahkan hingga miliaran, dimana logo Perusahaan Pertamina di buat seharga 255.000 US Dollar dengan nilai tukar rupiah pada tahun 2005 jadi bernilai kisaran Rp. 2,5 Miliar. Tidak hanya harga kedua logo tersebut juga memiliki velue yang tinggi dari segi filosofinya. Pada logo perusahaan Unilever juga memiliki makna yang kuat dimana logo tersebut memiliki 24 unsur elemen yang memiliki maknanya masing-masing lalu dirangkai dalam satu bentuk huruf U yang memiliki maknanya tersendiri. Maka bagi peneliti kedua logo tersebut

(7)

18 menarik untuk diteliti terkait pemaknaannya dari sudut pandang konsumennya guna membantu kemudahan dalam penelitian ini.

Produk-produk yang dijual belikan oleh kedua perusahaan ini juga sudah sangat sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Dari segi pertamina menjual bahan bakar, dimana setiap orang yang memiliki kendaraan seperti motor, mobil hingga pesawat menggunakan bahan bakar yang diproduksi oleh pertamina. Sedangkan Unilever juga menjual produk-produk yang sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Seperti yang dijelaskan diatas tadi ada beberpa produk yang dimiliki oleh Unilever. Dimana saat ini Unilever mempunyai 44 brand besar serta sebanyak sembilan pabrik yang tersebar diseluruh Indonesia.

Pemaparan diatas menjadi bukti bahwa logo perusahaan Pertamina dan Unilever ini bukan lagi merupakan logo yang asing dimata calon subjek penelitian nantinya yang dimana subjek penelitian tersebut adalah merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2017 yang cocok dengan parameter yang akan diterangkan pada bab tiga dibawah. Sehingga subjek penelitian nantinya dapat dengan mudah memberi pemaknaan tentang logo tersebut, dikarenakan masing-masing dari subjek penelitian setidaknya pernah memakai produk dari kedua perusahaan ini dan sudah melihat logo dari perusahaan ini beberapa kali.

(8)

19 1.2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan yang disampaikan melalui latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: Bagaimana cara setiap mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2017 memaknai pesan yang terdapat pada sebuah desain logo Pertamina dan logo Unilever, tanpa mengetahui filosofinya terlebih dahulu.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah guna mengetahui bagaimana proses pemaknaan pesan dalam logo perusahaan Pertamina dan Unilever yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang 2017. Sehingga setiap mahasiswa yang telah mengerti pemaknaan pesan pada logo tersebut, akan lebih mudah menghargai setiap logo-logo yang tercipta nantinya.

(9)

20 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan refrensi yang diperuntukan kepada penelitian yang akan datang yang ingin membahas tentang desain logo, desain grafis dan lain-lain.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan mampu menambah pengetahuan serta wawasan bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang 2017 agar lebih bisa memahami makna dari setiap desain logo yang ada serta lebih bisa menghargai setiap karya yang tercipta.

Gambar

Gambar 1.1 Logo Pertamina    Gambar 1.2 Logo Unilever  Dalam  penelitian  ini,  peneliti  menggunakan  dua  buah  logo  perusahaan  besar  dan ternama di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan tiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).

Dengan demikian, jika instrumen baku telah tersedia untuk mengumpulkan data variabel penelitian maka kita dapat langsung telah tersedia untuk mengumpulkan data variabel

Dari hasil uji homogenitas uranium di dalam meat bahan bakar dengan muatan uranium 4,80 g/cm3 yang menggunakan undakan balok AIMgSi1 standar (kode X), diperoleh

Larva udang galah GIMacro II memiliki kemampuan untuk dapat bertahan hidup pada lingkungan media payau, namun setiap organisme akuatik memiliki kendala yang sama yaitu upaya

Produk inovasi atau invensi yang dimaksud tidak harus selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas

Apabila terjadi kondisi fuel filter block sehingga terjadi perbedaan pressure yang di deteksi oleh fuel filter, maka defferential switch akan bekerja pada 10-11,5 psi

Mandiri: mahasiswa mencari sumber atau referensi lain yang terkait materi.. Tujuan