Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan hidayah-Nya kami telah berhasil menyusun Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar
untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Praktikum GIS Tingkat Dasar bagi
Mahasiswa-mahasiswi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Muslim Indonesia
(UMI).
Panduan ini merupakan buah karya dari koordinator matakuliah system infomasi
geografis dan pemetaan FPIK-UMI dalam memberikan konstribusi dan sebagai upaya
pengembangan proses belajar mengajar yang lebih kompetitif guna mempersiapkan
output sumberdaya yang handal di bidang GIS.
Matakuliah Sistem Informasi Geografis merupakan Sebuah sistem informasi
geografis (SIG) adalah sistem yang digunakan untuk menggambarkan dan
mengkarakterisasi bumi dan wilayah geografis lainnya untuk tujuan memvisualisasikan
dan menganalisa informasi yang memiliki referesnsi geografis.
Dengan demikian diharapkan bahwa proses pembelajaran di lingkungan
perikanan dan ilmu kelautan dapat mengaplikasikann pengembangan wilayah pesisir
beserta sumberdaya laut divisualkan baik secara digital maupun analog dalam sebuah
system yang terorganisir dan informatif.
Modul ini juga tak terlepas dari kesalahan dan kekeliruan saat penyusunannya,
untuk itu kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran demi penyempurnaan
modul ini.
”Tetap Semangat dan Berikan Terbaik untuk FPIK-UMI”
Makassar, Maret 2014
DAFTAR ISI
BAB 1. PENGENALAN SIG DAN REMOTE SENSING BAB. 2. PENGENALAN ARCGIS 10
BAB 3. PROYEKSI DAN SISTEM KOORDINAT BAB 4. GEOREFERENCING
BAB 5. DIGITIZING ON SCREN BAB 6. ATTRIBUTING
BAB 7. INPU DATA GPS
BAB 8. TRANSFORMASI KOORDINAT BAB 9 . LAYOUT
BAB 10. ANALISIS SPASIAL BAB 11. SKORING
BAB 12. ANALISIS 3D BAB 13. HIDROLOGI
1.1. Sistem Informasi Geografis 1.1.1 Definisi
Sistem informasi geografi terdiri dari kata sistem, informasi, dan geografis. Sistem merupakan kombinasi sejumlah komponen di dalam sistem tersebut (sub-sistem) yang memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Informasi merupakan data yang ditempatkan dalam konteks yang penuh / memiliki arti oleh yang menerima. Sedangkan geografis adalah hal yang berkaitan dengan keruangan (spasial) ataupun bumi.
Sistem informasi merupakan kombinasi yang teratur, dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber data, pengumpulan data, mengubah dan menyebarkannya dalam sebuah organisasi. Contoh sistem informasi yaitu, sistem informasi akademis, sistem informasi perdagangan, sistem informasi geografis, sistem informasi perbankkan, sistem informasi perpustakaan, dsb.
Informasi geografis merupakan data yang memiliki keterangan tentang ruang atau tempat yang berada di permukaan bumi. Contoh informasi geografis ialah lokasi / posisi koordinat suatu situs budaya, panjang jaringan jalan suat kota, letak dan luas suatu kawasan lindung, dsb.
Sebuah sistem informasi geografis (SIG) adalah sistem yang digunakan untuk menggambarkan dan mengkarakterisasi bumi dan wilayah geografis lainnya untuk tujuan memvisualisasikan dan menganalisa informasi yang memiliki referesnsi geografis (Arcgis Desktop Help).
Data spasial adalah data hasil pengukuran, pencatatan, dan pencitraan erhadap suati unsur keruangan yang berada dibawah,pada, atau di atas permukaan
P e n g e n a l a n S I G d a n R e m o t e S e n s i n g | 2
bumi dengan posisi keberadaannya mengacu pada system koordinat nasional (Perpres No. 85 Tahun 2007 Tentang Jaringan Data Spasial Nasional)
Menurut Undang-undang Geospasial RI No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak, dan posisinya.
Sistem Informasi Geografis atau yang disingkat SIG yaitu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi data geografis (Aqullino et al,2007). Berdasarkan definisi tersebut, secara umum sata SIG dapat di klasifikasi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Data Input(masukan data)
Data masukan di dalam SIG dapat berupa data spasial maupun data tabular (tabel). Data spasial bisa didapatkan dari citra satelit, foto udara, dan peta digital / hasil digitalisasi.
2. Data Handling(data yang ditangani)
a. Data Management, merupakan bagian penempatan data dalam suatu berkas atau direktori yang terstruktur dengan baik.
b. Data Processing, merupakan tahap untuk memaknai data yang terdapat di dalam base data
c. Data Analyzing and modeling, merupakan bagian yang bertugas untuk mengkombinasikan dan mengenali makna secara global dari semua data yang ada.
3. Data Output(hasil / keluaran)
Data ini biasanya dalam bentuk file 2 dimensi, video, ataupun data berupa tabel yang berisi informasi setelah dilakukan data handling. Informasi yang sebelumnya juga hanya tersedia dalam bentuk tabel, dengan adanya bagian ini data tesebut dapat ditampilkan secara tiga dimensi untuk memudahkan interpretasi penggunannya.
P e n g e n a l a n S I G d a n R e m o t e S e n s i n g | 3
1.1.2 Sumber dan Jenis Data Spasial
SIG membutuhkan masukan data yang bersifat spasial maupun deskriptif. Beberapa sumber data tersebut antara lain adalah:
1. Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah, dsb.) Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dsb. Peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan berbagai cara yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format vektor.
2. Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara, dsb.) Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa menerima berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.
3. Data hasil pengukuran lapangan. Contoh data hasil pengukuran lapang adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, dsb., yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut.
4. Data GPS. Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vector (Puntodewo dkk, 2003).
Gambar 1.1. Sumber data dalam SIG foto udara
Citra Satelit
Peta Analog Survey lapang
GPS
P e n g e n a l a n S I G d a n R e m o t e S e n s i n g | 4
Berikut ini merupakan tipe dasar data spasial dari representasi muka bumi dalam SIG. a. Features / vector (kumpulan dari points, lines, danpolygons)
Gambar 1.2. Contoh data feature(Sumber : ArcGis Desktop Help)
Fitur-fitur geografi ini merepresentasikan permukaan bumi, seperti fenomena alam (sungai dan vegetasi), bangunan (seperti jalan, saluran-saluran, dinding, dan gedung-gedung), higga batas-batas suatu kawasan atau negara.
a)Point (titik), biasa digunakan untuk merepresentasikan permukaan bumi yang untuk ukuran sebuah garis atau polygon dinilai terlalu kecil. Misalnya telepon umum, pom bensin dsb. Titik juga bisa merepresentasikan lokasi seperti alamat suatu tempat, koordinat GPS, atau puncak gunung.
b)Lines (garis) digunakan untuk menggambarkan suatu hal yang memiliki jalur dan panjang, bukan suatu area, misalnya garis kontur, jaringan jalan, sungai, listrik, kabel telepon, dsb.
c)Polygon (poligon) memperlihatkan suatu feature yang memiliki luas, misalnya batas suatu Negara, tipe tanah, land system, atau batas-batas kawasan lainnya.
Triangulated Irregular Network(TIN) merupakan model data topologi1berbasis vektor yang digunakan untuk merepresentasikan rupa bumi (terrain). TIN merepresentasikan bentuk permukaan bumi melalui titik-titik contoh yang tersebar secara tidak teratur dan feature break line, serta membentuk jaringan segitiga tidak beraturan yang saling berhubungan. Masing-masing segitiga terdiri dari tiga vertex yang mempunyai koordinat lokasi x, y dan elevasi (z). TIN akan menghasilkan informasi yang padat (rapat) pada daerah yang kompleks, dan informasi yang jarang pada daerah yang homogen.
P e n g e n a l a n S I G d a n R e m o t e S e n s i n g | 5
Gambar 1.3. Contoh data TIN (Sumber : ArcGis Desktop Help) b. Attributes / table (data atribut)
Attribute data(data atribut) menerangkan isi yang berada di dalam suatu data spasial (featureatau raster data) dalam bentuk tabel. Selayaknya setiap data, baik vector maupun raster memiliki data attribute untuk memberikan informasi diri dari data tersebut dan bisa menjadi pembeda dengan data lainnya.
Gambar 1.4. Contoh data attribute(Sumber : ArcGis Desktop Help) c. Imagery / raster
Data raster merupakan representasi permukaan bumi yang tersusun dari sel / piksel sebagai satuan terkecilnya untuk menyimpan data keterangan secara inplisit. . Data raster, seperti foto udara, citra satelit (optik maupun radar) memiliki nilai di dalam setiap piksel datanya (Digital Number).
P e n g e n a l a n S I G d a n R e m o t e S e n s i n g | 6
Gambar 1.5. Piksel / cell dalam data raster dan contoh data imagery(Sumber : ArcGis Desktop Help) 1.1.3. Komponen GIS
SIG merupakan suatu sistem yang cukup kompleks dan terdiri dari beberapa komponen.
Gambar 1.6. Komponen SIG Hardware :
- Komputer (PC: desktop, notebook, desk note,), stand alone/lan (prosesor, memori/ram, video card, harddisk, display)
- Peripheral : digitizer, scanner, printer, plotter, cd writer Software
- OS : DOS, Windows, Linux,
- Software SIG : Arcinfo, Arcview, Arcgis, Envi, Erdas, ermapper, pci, mapinfo, dsb
P e n g e n a l a n S I G d a n R e m o t e S e n s i n g | 7
Data:
- Data: Satu set informasi (numerik, alphabet, gambar) tentang sesuatu (barang, kejadian, kegiatan)
- Metadata : Informasi identitas data Orang / pengguna :
Operator ataupun pemakai sangat berpengaruh pada hasil akhis SIG. Aplikasi GIS
Beberapa contoh aplikasi GIS di dalam bidang lingkungan hidup, termasuk kehutanan yaitu :
- Penentuan Tata Guna Lahan - Mengetahui potensi hutan
- Mengetahui penyebaran flora dan fauna
- Mengetahui kawasan yang bernilai konservasi tinggi - Hidrologi hutan
- Mengetahui tingkat bahaya erosi, dsb
1.2 Remote Sensing 1.2.1. Definisi
Remote Sensing(penginderaan jarak jauh) adalah pengambilan atau perekaman atau pengukuran data / informasi mengenai sifat dari suatu fenomena, objek / benda dengan menggunakan batuan sebuah alat perekam tanpa berhubungan / kontak langsung dengan bahan / objek studinya.
1.2.2. Konsep Perekaman data Remote Sensing
Terdapat lima komponen dasar dari sistem remote sensing, yaitu : o Target : Objek yang di tuju di permukaan bumi.
o Sumber energy : berasal dari tenaga surya atau dari citra satelit itu sendiri. o Alur transmisi : pengiriman data dari pendeteksian objek, perekaman data,
hingga pengiriman data citra satelit.
o Sensor : terdapat dua tipe sensor satelit, yaitu radar dan optic yang digunakan untuk merekam dan mengirim data citra satelit.
P e n g e n a l a n S I G d a n R e m o t e S e n s i n g | 8
Gambar 1.7. Ilustrasi sederhana perekaman data remote sensing 1.2.3. Resolusi data Remote Sensing
Resolusi menerangkan tentang besarnya akurasi yang dapat dijangkau oleh data remote sensing itu sendiri. Terdapat beberapa tipe resolusi yang berkaitan dengan hal ini.
a. Resolusi Spasial
Resolusi ini menerangakan ukuran objek terkecil di muka bumi yang dapat di jangkau dan dikenali sehinnga dapat dibedakan dengan objek yang bersebelahan. Satuan dari resolusi ini adalah piksel atau sel.
b. Resolusi Temporal
Resolusi ini menunjukkan lamanya waktu pengambilan gambar oleh citra satelit (data remote sensing) pada suatu tempat hingga kembali mengambil gambar di tempat yang sama (selang waktu pengambilan gambar di tempat yang sama). Satuan dari resolusi ini sama dengan satuan waktu ( hari, bulan, tahun, dsb) c. Resolusi Spektral
Tipe resolusi ini membahas tentang batas spektral atau radiasi elektromagnetik yang dapat direkam oleh sistem sensor citra satelit. Satuan dari resolusi ini ialah µm (satuan untuk panjang gelombang elektromagnetik).
d. Resolusi Radiometrik
Resolusi radiometrik adalah ukuran sensitifitas sensor untuk membedakan aliran yang dipantulkan atau diemisikan dari suatu objek permukaan bumi. Satuan dari resolusi ini adalah byte. Citra yang mempunyai resolusi radiometrik yang lebih
P e n g e n a l a n S I G d a n R e m o t e S e n s i n g | 9
tinggi akan memberikan variasi informasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan citra yang mempunyai resolusi radiometrik yang lebih rendah.
1.2.4. Contoh data Remote Sensing
Seluruh data remote sensing berasal dari perekaman data oleh citra satelit. Citra satelit yang ada pada saat ini terdapat dua tipe berdasarkan sistem sensornya, yaitu sensor aktif dan sensor pasif.
a. Citra dengan sensor aktif
Citra dengan sensor aktif tidak memerlukan energy matahari dalam melakukan pengambilan data. Citra dengan sensor aktif mempunyai sumber enersi sendiri, sehinga dapat beroperasi siang dan malam dan mempunyai kemampuan menembus awan (tidak terpengaruh oleh atmosfer). Contoh sensor aktif yang paling umum pada saat ini ialah teknologi RADAR (Radio Detection and Ranging). Sistem sensor RADAR mempunyai tiga fungsi yaitu:
Memancarkan gelombang microwave (radio) ke bidang permukaan tertentu Menerima beberapa bagian dari enersi yang dipancarkan balik (backscattered)
oleh permukaan
Menangkap kekuatan (detection, amplitudo) dan perbedaan waktu (ranging, phase) dari pancar balik gelombang energi.
Semua gelombang elektromagnetik berjalan sama dengan kecepatan cahaya, antara lain seperti gelombang X, cahaya tampak, dan gelombang radio. Gelombang elektromagnetik tertentu dapat dijelaskan dengan adanya medan listrik dan magnet yang berlainan. Sedangkan panjang gelombangnya dapat dibedakan dengan adanya polarisasi dan frekuensi atau panjang gelombang (berbanding terbalik dengan frekuensinya). Penginderaan jauh Radar menggunakan spektrum elektromagnetik pada bagian microwave yaitu antara frekuensi 0,3 GHz – 300 GHz atau dalam bentuk panjang gelombang dari 1 mm – 1 m.
Contoh satelit dengan sensor aktif seperti RADAR yaitu Japanese Earth Resources Satellite Synthetic-Aperture Radar (JERS-SAR), Advanced Land Observing Satellite Array type L-band Synthetic Aperture Radar (ALOS PALSAR), Shuttle Radar Topography Mission(SRTM)Airborne Synthetic Aperture Radar(AIRSAR), dsb.
P e n g e n a l a n S I G d a n R e m o t e S e n s i n g | 10
Gambar 1.8. Gelombang Elektromagnetik yang digunakan dalam Penginderaan Radar. b. Citra dengan sensor pasif
Citra satelit dengan sensor pasif bekerja sama seperti halnya kamera dengan lensa optiknya. Citra yang direkam merukapan cahaya tampak yang kasat mata.
Gambar 1.9. Gelombang Elektromagnetik yang digunakan dalam Penginderaan citra satelit sensor pasif
Citra satelit dengan sensor pasif tergantung pada sumber energi dari luar, yaitu matahari. Sehingga penginderaan jauh sistem pasif menerima energi yang dipantulkan dan/atau dipancarkan dari permukaan bumi. Teknologi penginderaan jauh satelit yang menggunakan sensor dengan saluran tampak mata (visible) dan inframerah.
P e n g e n a l a n S I G d a n R e m o t e S e n s i n g | 11
Tabel 1.1. Contoh beberapa citra satelit dengan resolusinya Citra
satelit Saluran Resolusi spasial temporalResolusi Resolusi spektral radiometrikResolusi Landsat
ETM+7 BiruHijau Merah NIR SWIR TIR SWIR Pankromatik (VNIR) 30 m 30 m 30 m 30 m 30 m 30 m 30 m 15 m 16 hari 0,45 - 0,52 µm 0,52 - 0,60 µm 0,63 - 0,69 µm 0,76 - 0,90 µm 1,55 - 1,75 µm 10,24 - 12,5 µm 2,08 - 2,35 µm 0,52 - 0,90 µm 8 bytes Spot-5 HRG Hijau Merah NIR SWIR Pankromatik HRS Pankromatik Vegetation B0, Biru B2, Merah B3, NIR SWIR 10 m 10 m 10 m 20 m 2,5 atau 5 m 10 m 1165 m 1165 m 1165 m 1165 m 26 hari 0,5 – 0,59 µm 0,61 – 0,68 µm 0,79 – 0,89 µm 1,58 – 1,75 µm 0,48 – 0,71 µm 0,49 – 0,69 µm 0,43 – 0,47 µm 0,61 – 0,68 µm 0,79 – 0,89 µm 1,58 – 1,75 µm 8 bytes Ikonos-2 Biru Hijau Merah NIR VNIR 4 m 4 m 4 m 4 m 1 m 1 – 3 hari 0,45 – 0,52 µm 0,51 – 0,60 µm 0,63 – 0,70 µm 0,76 – 0,85 µm 0,45 – 0,90 µm 11 bytes
2.1. ArcMap 10
ArcMap merupakan modul utama di dalam ArcGis yang digunakan untuk membuat (create), menampilkan (
publishing peta (GIS Consortium Aceh ada beberapa cara yaitu melalui
dari shortcut desktop). Cara lain langsung menampilkan ArcMap dari
> ArcGis > ArcMap 10
Gambar 2.1.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ArcMap yaitu penjelajahan data (exploring), analisa SIG (analyzing
BAB
2
Arc Toolbox Table of Content Data view Layout view P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0ArcMap merupakan modul utama di dalam ArcGis yang digunakan untuk menampilkan (viewing), memilih (query), editing, composing GIS Consortium Aceh – Nias, 2007). Untuk menampilkan Arcmap ada beberapa cara yaitu melalui ArcCatalog dengan memilih button
dari shortcut desktop). Cara lain langsung menampilkan ArcMap dari Start Program
> ArcGis > ArcMap 10 .
Gambar 2.1. Tampilan browse awal ArcMap 10
yang dapat dilakukan oleh ArcMap yaitu penjelajahan data analyzing), presenting result, customizing datadan programming
Gambar 2.2.Tampilan ArcMap10
PENGENALAN ARCGIS10
Project yang sudah dibuat
Project yang sudah disediakan oleh ESRI
Map area / Data Frame
Arc CatalogCoordinate System Menu bar
Search
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 1
ArcMap merupakan modul utama di dalam ArcGis yang digunakan untuk composing dan . Untuk menampilkan Arcmap (juga bisa
Start Program
yang dapat dilakukan oleh ArcMap yaitu penjelajahan data programming. disediakan oleh ESRI
Tool bar
Catalog
Coordinate System Search
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 2
2.1.1. Table of Contents (TOC)
Dapat diaktifkan dari Menu bar Windows > Table of Content, atau klik icon dari Tools bar. TOC merupakan listatau daftar isi data yang ditampilkan di dalam Map Area.
Gambar 2.3. Table of Content
TOC terdiri atas Data Frame yang berisi layer-layer yang merepresentasikan data yang ada. Beberapa aksi yang dapat dilakukan dalam TOC antara lain:
o Mengatur susunan layer-layer yang ada.
o Mengkaktifkan layer
o Me-nonaktifkan layer
o Melihat sistem koordinat yang digunakan (Layer Properties). o Membuka tabel attribut data spasial (Open Attribute Table).
Auto Hide TOC
Feature Mode List TOC
Check list tampilan aktif / deaktif di Map Area Simbologi berdasarkan Attribute Tipe feature: Close Layer
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 3
TOC memiliki 4 mode tampilan dan 1 option (untuk ArcGIS 10), yaitu:
o Drawing Order, merupakan mode standar dan paling sering digunakan.
o Source, digunakan untuk melihat sumber data spasial yang ditampilkan.
o Visibility
o Selection, digunakan untuk menentukan layer yang dapat dipilih dengan menggunakan selection tool.
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 4
o Option , digunakan untuk mengatur pilihan tampilan pada TOC.
a. Symbology
Representasi muka bumi yang diwakili oleh symbol (baik bentuk maupun warna) dari feature (point, line, maupun polygon) berdasarkan attribute dapat di sesuaikan melalui TOC.
Gambar 2.4. Tampilan data spasial degan Symbology Symbologi pada featuredilakukan dengan cara :
o klik kanan feature > Layer Properties.
o Symbology > Show : Categories > Unique values > Value Field
(sesuaikan yang akan ditampilkan) > Add All Values (untuk menampilkan semua isi dari kategori / baris pada kolom Attribute) atau Add Values (untuk menampilkan satu per-satu).
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 5
Gambar 2.5. Layer Properties untuk mengatur Symbology
o Klik symbol pada TOC untuk memunculkan Symbol Selector.
Gambar 2.6. Pemberian Symbol melalui TOC – Symbol Selector o Style Reference untuk memilih tipe-tipe symbol selengkapnya
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 6
b. Labeling
Dalam kartografi, pemberian label dan symbol merupakan hal yang penting untuk mempermudah pengguna peta dalam memahami isi peta tersebut. Terdapat beberapa cara untuk menampilkan label pada layar ArcMap atau saat pembuatan peta.
a) Labeling melalui TOC
o Pilih terlebih dahulu attribute yang akan dimunculkan sebagai label melalui
Layer Properties > Label
Gambar 2.8. Layer Properties untuk mengatur Labels
o Aktifasi label juga bias dilakukan dengan mengklik kanan fitur yang akan dilabel > Label Feature.
b) Labeling melalui tool Labeling .
Selain melalui TOC, ArcMap juga menyediakan tools Labeling yang bisa diaktifkan melalui Tools Bar > Labeling. Aktifkan Use Maplex Label Engine dan
Bestuntuk hasil yang lebih baik.
Metode pelabelan
Label (berdasarkan attribute)
Format huruf Label
Penempatan Label dan skala Check list untuk mengaktifkan
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 7
Gambar 2.9. Pengaturan Labels melalui Labeling Tools
Pada kotak Position di Label Manager atau Placement Properties, bisa diatur letak / posisi dari label di tiga tipe feature(polygon, polyline dan point).
2.2.2. ArcToolbox
ArcToolbox merupakan kumpulan alat bantu yang disediakan untuk melaksanakan operasi-operasi tertentu pada ArcGis. Toolbox dapat diaktifkan dari menu Window > ArcToolbox atau dengan mengklik icon ArcToolbox pada menu Toolbar Standar. Tampilan ArcToolbox yaitu berupa tools yang ditampilkan pada folder-folder ArcToolbox berdasarkan pengelompokkan fungsi. Untuk
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 8
beberapa proses analisis spasial, terdapat tools penting yang dibahas dalam bab Analisis Spasial.
2.2.3. Search
Gambar 2.10. Search Tool
Satu hal yang baru di ArcMap 10 yaitu terdapat fasilitas Search. Fasilitas ini menyerupai alat browsing pada layanan mesin pencari Google di dalam ArcGis 10. Melalui fafasilitas ini, kita dapat mencari data spasial, data project, dan tools dari local server, enterprise, maupun ArcGis Online.
Gambar 2.11. Contoh hasil pencarian pada Search Tool Add directory
lokasi Search
Pencarian semua tipe
Pencarian tipe project data work
Pencarian tipe Pencarian tipe tools
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 9
2.2.4. Toolbar
Merupakan kumpulan tool yang diletakkan didalam bar. Secara logis toolbar memiliki tool-tool yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan operasi-operasi tertentu. Sebagaimana layaknya aplikasi modern lainnya yang mengandung konsep user friendly, toolbar dapat ditampilkan atau tidak ditampilkan, dikustomasi sesuai keinginan kita dll (sama seperti pada Ms. Office). Tool bar bisa diaktifkan melalui
Menu Bar Tools > Customize. Selain itu juga dapat diaktifkan dengan cara klik kanan pada Menu Bar hingga muncul tampilan seperi di samping. Tanda menunkukkan bahwa tool tersebut sudah dimunculkan / aktif pada Tools Bar.
Gambar 2.12. Aktivasi Tools
Berikut ini merupakan beberapa contoh tools standard yang terdapat pada ArcMap10
a. Toolbar Tools
Gambar 2.13. Basic Tools
Toolbar ini digunakan untuk navigasi dan explorasi data spasial yang ditampilkan.
b. Toolbar Standard
Gambar 2.14. Tool Standard What’s This? New Map File
Open MXD
Cut
Copy / PasteUndo / Redo
Add Data Scale ArcCatalog Search TOC Model builder Editor Save MXD Print Delete ArcToolbox Zoom in / out
Fixed Zoom in / out
Pan Full Extend
Previous / Next Extend
Select / unselect feature Select Element
Identify
Find
Go To XY
Create Viewer Window Hyperlink / HTML popup
measure
Open time slider window Find Route
Toolbar ini adalah toolbar yang memiliki tool digunakan dalam hampir semua operasi di ArcMap.
1.2.5. Menu Bar
Merupakan kumpulan menu
1.2.6. Map Area / Data Frame
Merupakan area yang memperlihatkan data spasial yang ada. Terdapat dua pilihan tampilan pada Data Frame
terdapat di pojok kiri bawah
2.3. ArcCatalog10
ArcCatalog merupakan bagian dari ArcGis yang digunakan untuk menjelajah (browsing), mengatur (organizing
data – data SIG. Secara sederhana, fungsi dari ArcCatalog ialah manajemen data. Aktifkan ArcCatalog dengan cara
dengan memilih icon
Tree dapat ditampilkan di dalam ArcMap10 walaupun tanpa bantuan XTool Pro.
Gambar 2.15
Hal penting yang harus dilakukan dalam penggunaan ArcGis ialah Connecting Data. Dengan melakukan koneksi data, akan mempermudah untuk
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0
Toolbar ini adalah toolbar yang memiliki tool-tool standar yang sangat sering dalam hampir semua operasi di ArcMap.
Merupakan kumpulan menu-menu yang ArcMap.
1.2.6. Map Area / Data Frame
Merupakan area yang memperlihatkan data spasial yang ada. Terdapat dua
Data Frame, yaitu Data View dan Layout View
terdapat di pojok kiri bawah .
ArcCatalog merupakan bagian dari ArcGis yang digunakan untuk menjelajah organizing), membagi (distribution) dan menyimpan (documentation data SIG. Secara sederhana, fungsi dari ArcCatalog ialah manajemen data. Aktifkan ArcCatalog dengan cara Start > Program > ArcGis > ArcCatalog 10
pada Standard Toolbar. Dalam ArcGis 10, ArcCatalog n di dalam ArcMap10 walaupun tanpa bantuan XTool Pro.
2.15. Tampilan ArcCatalog Tree dan ArcCatalog Desktop
Hal penting yang harus dilakukan dalam penggunaan ArcGis ialah Dengan melakukan koneksi data, akan mempermudah untuk
Arc Catalog Desktop
Arc Catalog pada Arc Map10
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 10
tool standar yang sangat sering
Merupakan area yang memperlihatkan data spasial yang ada. Terdapat dua
Layout View yang
ArcCatalog merupakan bagian dari ArcGis yang digunakan untuk menjelajah documentation) data SIG. Secara sederhana, fungsi dari ArcCatalog ialah manajemen data.
Start > Program > ArcGis > ArcCatalog 10, atau . Dalam ArcGis 10, ArcCatalog n di dalam ArcMap10 walaupun tanpa bantuan XTool Pro.
Hal penting yang harus dilakukan dalam penggunaan ArcGis ialah Dengan melakukan koneksi data, akan mempermudah untuk
Arc Catalog pada Arc Map10
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 11
pencarian file / data yang dibutuhkan. Pilih icon Connect to Folder pada menu bar di ArcCatalog.
Gambar 2.16. ArcCatalog Tree dari induk Folder Connection.
2.3.1. Tampilan ArcCatalog. a. Content
Merupakan petunjuk dan keterangan yang mendeskripsikan lokasi data SIG yang ingin kita tampilkan.
Gambar 2.17. Tampilan ArcCatalog Desktop Klik kanan pada Feature dataset
Tampilan pada Mode Content Move up one folder
Connect to file folder
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 12
b. Preview
Dapat melihat tampilan data dalam preview. Pada sisi bawah terdapat 2 options pilihan tampilan yaitu geography, dantable.
Gambar 2.18. Tampilan Mode Preview tipe Geography (atas) dan Table (Bawah).
c. Description
Di dalam mode ini, kita bisa membuat dan melihat keterangan / deskripsi details tentang data yang kita tampilkan (metadata) termasuk sistem koordinat yang digunakan. Ada 3 options juga yang terdapat pada Description yaitu Print, Edit, Validate, Export, danImport.
Gambar 2.19. Tampilan Mode Description.
Koordinat Mode Preview
Mode Description
Tampilan pada Mode Preview
P e n g e n a l a n A r c g i s 1 0 - 13
2.3.2. Data Properties
Disini kita bisa melihat property dari data yang ada, baik data feature, raster, table, atau geodatabase dengan cara klik kanan pada data tersebut > Properties.
Gambar 2.20. Data Properties
Disini juga bisa menambahkan kolom / Fieldsesuai dengan keperluan
P r o y e k s i d a n S i s t e m K o o r d i n a t -1
3.1. Proyeksi Peta
Peta merupakan representasi permukaan bumi dengan skala dan ukuran yang lebih kecil pada bidang datar. Proyeksi peta adalah prosedur matematis yang memungkinkan hasil pengukuran yang dilakukan di permukaan bumi fisis bisa digambarkan diatas bidang datar (peta). Karena permukaan bumi fisis tidak teratur maka akan sulit untuk melakukan perhitungan-perhitungan langsung dari pengukuran. Misalnya untuk daerah relatif kecil, dengan jarak kurang dari 20 km, teknik pembuatan peta lebih sederhana sebab pengaruh kelengkungan bumi dapat diabaikan karena permukaan bumi dianggap datar. Namun untuk daerah sangat luas (hingga ratusan km), kelengkungan bumi harus mulai diperhitungkan, permukaan lengkung bumi tidak bisa lagi diproyeksikan ke dalam suatu bidang datar tanpa mengalami distorsi. Untuk mengantisipasi masalah itu digunakan metode yang disebut proyeksi peta.
Secara sederhana, proyeksi peta merupakan gambaran permukaan bumi atau sebagian bumi pada suatu permukaan datar.
3.1.1. Tipe Proyeksi Peta
a. Berdasarkan Bidang Proyeksinya
Tipe proyeksi berdasarkan bidang proyeksinya dapat dibagi menjadi berikut:
Gambar 3.1. Tipe proyeksi berdasarkan bidang proyeksinya
BAB
P r o y e k s i d a n S i s t e m K o o r d i n a t -2
a) Conical/ Kerucut :
Bidang proyeksi yang digunakan adalah kerucut. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah sumbu dari kerucut yang melalui pusat bumi.
Gambar 3.2. Contoh proyeksi kerucut
Tangent : bidang proyeksi bersinggungan dengan permukaan bumi Secant : bidang proyeksi berpotongan dengan permukaan bumi b) Cylindrical/ Silinder
Bidang proyeksi yang digunakan adalah silinder. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah sumbu dari silinder yang melalui pusat bumi. Proyeksi Mercator merupakan salah satu proyeksi silinder paling umum dan garis khatulistiwa (normal), equator (transverse), atau diagonal (obelique) bisa menjadi garis singgungnya.
Gambar 3.3. Contoh proyeksi silinder
c) Azimuthal(Planar) / datar
Planar merupakan proyeksi project data peta dalam bidang datar yang
menyentuh permukaan bumi. Sebuah proyeksi planar juga
dikenal sebagai proyeksi azimut atau proyeksi zenithal
P r o y e k s i d a n S i s t e m K o o r d i n a t -3
b. Berdasarkan Ketentuan Geometri
Menurut ketentuan geometrik (jenis unsur yang bebas distorsi ) yang harus dipenuhi, proyeksi peta dibedakan menjadi 3 :
a. Proyeksi Ekuidistan
Jarak antara titik yang terletak di atas peta sama dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)
b. Proyeksi Konform
Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta sama dengan besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi, sehingga dengan memperhatikan faktor skala peta bentuk yang digambarkan di atas peta akan sesuai dengan bentuk yang sebenarnya di permukaan bumi.
c. Proyeksi Ekuivalen
Luas permukaan yang digambarkan di atas peta sama dengan luas sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)
c. Berdasarkan Kedudukan Bidang Proyeksi
Proyeksi peta menurut kedudukan bidang proyeksi dibedakan menjadi 3, yaitu Proyeksi normal, Proyeksi miring, dan Proyeksi transversal.
Gambar 3.5. Proyeksi peta menurut kedudukan bidang proyeksi
Dalam memilih sistem proyeksi, terutama untuk keperluan pemetaan topografi, perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut:
a. Kegunaan dan ketelitian peta yang diinginkan
b. Letak geografi, bentuk, dan luas wilayah yang akan dipetakan c. Ciri-ciri asli yang ingin dipertahankan.
P r o y e k s i d a n S i s t e m K o o r d i n a t -4
3.2. Sistem Koordinat
3.2.1. Jenis-jenis sistem koordinat a. Sistem koordinat dasar
o Sistem koordinat bidang datar
Gambar 3.6. Sistem koordinat kartesian (kiri) dan Sistem koordinat polar (kanan) untuk sistem koordinat bidang datar
o Sistem koordinat 3D
Gambar 3.7. Sistem koordinat kartesian (kiri) dan Sistem koordinat polar (kanan) untuk sistem koordinat 3D
b. Sistem koordinat global
Sistem koordinat ini sering juga disebut Latitude and longitude / Bujur dan Lintang. Salah satu metode untuk menggambarkan posisi dari lokasi geografis di permukaan bumi adalah dengan menggunakan ukuran berbentuk bola lintang dan bujur. Nilai tersebut berupa ukuran sudutθ (dalam derajat) dari pusat bumi ke titik di permukaan bumi. Jenis sistem referensi koordinat sering disebut sebagai sistem koordinat geografis.
Garis bujur merupakan garis-garis yang menghubungkan kutub utara dankutub selatan (sejajar dengan garis equator). Datum merupakan titik acuan awal peta bumi (titik nol), berada di garis khatulistiwa yang sejajar dengan kota Greenwich, Ingris. Sedangkan garis lintang merupakan garis yang sejajar dengan ekuator / khatulistiwa.
P r o y e k s i d a n S i s t e m K o o r d i n a t -5
Gambar 3.8. Garis Lintang Bujur Bumi
10bujur / lintang = 111,322 km = 111.322 m
10bujur / lintang = 60’ (menit) = 3600” (detik)
Contoh satuan dalam sistem koordinat geografis: Degree Minute Second (DMS) : 5030’45”
Degree Minute (DM) : 5030,75’
Decimal Degree : 5,51250
Gambar 3.9. Ilustrasi posisi dan nilai bujur-lintang c. Sistem koordinat regional
a) Sistem Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator)
Seluruh wilayah yang ada di permukaan bumi dibagi menjadi 60 zona bujur. Masing-masing zona memiliki lebar 60atau sekitar 667 km. Zona pertama di mulai
dari lautan teduh pasifik (pertemuan antara garis 180 BT dan 180 BB) dan berakhir pada zona terakhir di tempat zona pertama kembali.
Indonesia masuk di dalam zona 46 – 54.
+ longitude + latitude + longitude - latitude - longitude + latitude - longitude - latitude 00 00 Bujur Timur Lintang Utara Bujur Timur Lintang Selatan Bujur Barat Lintang Utara Bujur Barat Lintang Selatan Khatulistiwa Greenwich 45” : 60” = 0.75’ Garis Lintang / sejajar
Khatulistiwa
Garis Bujur (vertical utara –
P r o y e k s i d a n S i s t e m K o o r d i n a t -6
Gambar 3.10. Zona UTM Wilayah Indonesia
Berbeda dengan sistem koordinat geografis yang menggunakan perhitungan lingkaran (derajat, menit, dan detik), sistem koordinat UTM menggunakan perhitungan jarak (meter, kilometer, dsb) yang menunjukkan jarak sebenarnya di lapang.
b) Sistem Koordinat Transverse Mercator 3 (TM3)
Penggunaan sistem koordinat yang dianggap akurat yaitu Transverse Mercator 3 yang lebih dikenal sebagai Sistem Koordinat TM3.Sistem koordinat TM3 banyak digunakan oleh pengukuran yang cukup detail seperti pengukuran bidang tanah oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). TM3 sebenarnya mirip dengan UTM, karena TM3 membagi zona-zona UTM menjadi dua bagian. Sistem koordinat ini memodifikasi sistem koordinat yang sudah ada sebelumnya yaitu UTM WGS 1984, Dengan cara membagi Sistem Proyeksi UTM 6o ke 3o Sehingga dalam satu zona
UTM 48 selatan misalnya, terdiri dari 2 zona TM3, yaitu TM3 zona 48.1 dan TM3 zona 48.2.
G e o r e f e r e n c i n g - 11
Georeferencing merupakan proses penempatan objek berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam suatu sistem koordinat dan proyeksi tertentu.
4.1. Georeferencing menggunakan koordinat yang tercantum dalam peta analog.
1. Buka Program Arc Map dari start menu > Program > ArcGis > ArcMap 10
2. Untuk menampilkan peta yang akan di-Georeferencing, browse data dari direktorinya melalui icon Add Data .
Jika muncul peringatan Create Pyramid, pilihNountuk langsung memulainya.
Gambar 4.1.
Jika gambar peta / citra sudah tampil di Map Area, hal pertama yang harus diperhatikan yaitu koordinat layar dan koordinat peta. Prinsip dari Georeferencing ialah menyamakan koordinat layar yang mengacu pada koordinat peta. Pada contoh gambar di atas, tipe koordinat peta (115041’40”) yaitu Degree
Koordinat Layar
Koordinat Peta
BAB
G e o r e f e r e n c i n g - 12
Menampilkan titik ikat Membuat titik ikat
Rotasi Gambar yang akan
di-Georeferencing
Minute Second(DMS) yang masuk ke dalam Geographic Coordinate System. Sedangkan koordinat layar belum memilikinya (Unknown Unit).
3. Beri kordinat pada layer dengan cara klik kanan pada layer > Properties > Coordinate system. Pilih Predefined, lalu sesuaikan dengan kebutuhan. Untuk modul ini digunakan Geographic Coordinate System karena koordinat peta pada latihan berupa DMS. Jika koordinat memiliki satuan meter, pilih Projected Coordinate System > UTM > WGS 1984 > sesuaikan dengan zona wilayah.
Gambar 4.2.
4. Aktifkan Georeferencing tool pada toolbars dari View > Toolbar > Georeferencing, atau klik kanan pada tools bar, lalu ceckGeoreferencing.
Gambar 4.3.
5. Add Control Point pada Georeferencing tool. X (hijau) merupakan source (koordinat gambar) dan X (merah)merupakan destination(koordinat sebenarnya).
G e o r e f e r e n c i n g - 13
6. Zoompada gambar koordinat yang berpotongan untuk mempermudah pembuatan titik.
7. Klik kiri titik perpotongan > klik kanan > input DMS or Lon and Lat. Jika koordinat berupa Desimal Degree atau UTM, langsung pilih Input X and Y. Buat titik ikat minimal 4 titik ikat yang bersebrangan untuk mempermudah koreksi.
Gambar 4.4.
Titik ikat atau control point yang digukanan atau dibuat, minimal 4 titik pada sudut yang berbeda. Jika terdapat Residual yang terlalu besar, bisa mendeletenya dengan mengklik icon dan mengganti dengan control point baru yang lebih akurat. Untuk mengecek titik ikat / control point, buka link table pada Georeferencing tools.
Control point Control
G e o r e f e r e n c i n g - 14
Gambar 4.5.
Tapi, jika ingin nilai RMS Erorrlebih baik, perhatikan hal dibawah ini.
Gambar 4.6.
Karena prinsipnya ialah kita membuat X and Y source = X and Y map, maka perhatikan nilai sourcepada :
X pada link1 dan 3 Y pada link1 dan 2
X pada link 2 dan 4 Y pada link3 dan 4
Bandingkan dengan link table sebelumnya. Dengan sedikit merubah angka-angka yang ada di X and Y source (menyamakan dengan menggeser titik atau mengedit angka tersebut langsung di dalam link table) sehingga nilai Total RMS Erorrmenjadi lebih baik.
G e o r e f e r e n c i n g - 15
8. Georeferencing -> Rectify. Pilih folder output dan atur nama filenya (format option).
Gambar 4.7.
4.2. Berdasarkan Featureyang sudah ada memiliki sistem koordinat
1. Add data berupa peta analog dan data feature yang sudah memiliki sistem koordinat. Kondisi yang terjadi dalam layar ialah tidak terjadi tumpang tindih antara dua file tersebut, karena memang koordinatnya tidak sama.
Gambar 4.8.
Prinsinya ialah kita menarik peta analog menuju featureyang bentuknya sama sehingga peta analog tersebut memiliki koorinat yang sama dengan data / feature. Modul ini mengunakan gambar peta analog Provinsi Bali dan data / feature garis pantai Provinsi Bali yang sudah memiliki sistem koordinat Geographic.
G e o r e f e r e n c i n g - 16
2. Klik Add Control Point pada Georeferencing tool.
3. Pilih lokasi pada gambar peta yang mudah dikenali pada data feature yang digunakan sebagai acuan. Zoom to layerpada featureyang berada pada layer.
5. Buat titik ikat source X (hijau) pada gambar peta (kiri) dan titik ikat X (merah) / destinationpada peta / data feature(kanan).
Gambar 4.9.
7. Lakukan pembuatan X (hijau) source dan X (merah) destination untuk titik-titik lainnya.
8. Pethatikan link tableuntuk mengetahui keadaan serta mengontrol titik-titik ikat.
Gambar 4.10.
Jika terdapat titik ikat yang kurang tepat (RMS Error tinggi), titik ikat tersebut dapat diseleksi dan dihapus dengan mengklik icon .
G e o r e f e r e n c i n g - 17
Gambar 4.11.
Garis kuning tebal merupakan file berupa featuregaris pantai yang digunakan sebagai acuan, sedangkan gambar yang berwarna merupakan peta yang sudah mengikuti koordinat pada data featureberdasarkan titik ikat yang telah dibuat.
9. Setelah RMS Error dibuat sekecil mungkin (dengan menambah jumlah titik ikat yang tepat), selanjutnya proses rectify sama seperti pada Bagian A.
D i g i t a l i s a s i - 19
Digitalisasi (Digitizing) adalah proses konversi feature ke dalam format digital, merupakan salah satu cara untuk membuat data fitur (feature data) digital. Ada beberapa cara untuk mendigitalkanfeaturebaru yaitu digitalisasi pada layar, digitalisasi hard copy dari peta di papan digitalisasi (digitizer tablet), atau menggunakan tools digitalisasi otomatis.
Metode Interaktif, atau digitalisasi langsung pada layar computer (Digitizing on Screen) merupakan salah satu metode yang paling umum. Dalam metode ini, kita terlebih dahulu menampilkan peta dasar sebagai acuan digitalisasi (basemap) seperti peta analog, foto udara, citra satelit, atau orthophotograph di layar sebagai basemap, lalu kita menggambar feature, seperti jalan, penutupan lahan, sungai, batas suatu dareah, dsb.
Dalam digitalisasi hard copy, kita bisa menggunakan tabel digitalisasi terhubung ke komputer yang mengubah posisi pada permukaan meja menjadi digital koordinat x, y berdasarkan rekaman titik kita pada mouse digitizer.
Gambar 5.1. Seperangkat perlengkapan / alat digitizer
Digitalisasi otomatis merupakan metode lainnya dalam melakukan digitalisasi feature. ArcScan tools dalam ArcGIS memungkinkan kita untuk melakukannya secara otomatis atau interaktif dengan bantuan konversi data raster-to-vektor dengan presisi tinggi dan sedikit intervensi dari operator.
5.1. Format Shapefile (SHP)
ArcGis dapat melakukan digitalisasi di dalam ArcGis dengan beberapa tipe format data. Untuk data vektor, software keluaran vendor ESRI ini memiliki
BAB
D i g i t a l i s a s i - 20
kemampuan membuat dan menyimpan data feature dalam format Shapefile (SHP) yang familiar dengan produk pendahulunya, ArcView. Format shapefile setidaknya minimal memiliki 3 tipe file (bahkan bisa sampai 7 file) untuk membangun suatu data spasial yaiitu dbf, shx, dan shp. Format dbf yang merupakan file DATABASE IV, shx merupakan file index spatial, sedangkan shp menyimpan file grafis.
Gambar 5.2.
File berupa format ini bisa dibaca di banyak aplikasi software GIS dan Remote Sensing lainnya, seperti Map Info, ILWIS, Global Mapper, ERDAS Image, ENVI, PCI Geomatica dsb (data shapefile biasa digunakan sebagai mask / region of interest(ROI) / area of interest(AOI) untuk pemotongan data raster).
5.1.1. Persiapan File
1. Pembuatan Shapefile melalui ArcCatalog (tree atau Desktop) di foder penyimpanan data feature.
o Klik kanan > New > Shapefile (format ArcView).
Gambar 5.3.
o Sesuaikan name, feature type, dan spatial reference. Untuk Spatial Reference> Description System> Edit>
- Geographic Coordinate System > World > WGS 1984atau
- Projected Coordinate System > UTM > WGS 84 > WGS 1984 Zona wilayah
D i g i t a l i s a s i - 21
Gambar 5.4.
o Untuk mengatur Attribute, klik kanan pada Shapefile > Properties.
Gambar 5.5.
2. Drag shapefile menuju layer pada Arc Map, atau load datamelalui Add Data
pada Arc Map .
5.1.2. Tools Editor
1. Aktifkan Editor pada Toolbars, View > Toolbars > Editor atau klik icon .
Gambar 5.6. Editor Tools
Data type
Short/long interger : biasa untuk ID / FID
Double / Float : untuk besaran seperti luas, keliling, ketinggian,koordinat dsb (yang bisa serubah jika bentuk dan posisi feature ikut berubah)
Text : huruf
Date : format tanggal
Feature type (titik, garis, atau polygon)
Edit tool
Edit Annotation tool
End Point Arc
Straight Point Edit Vertices Reshape Feature Cut Polygon Split tool Rotate tool Attributes Sketch Properties Create feature Sketch tool
D i g i t a l i s a s i - 22
Gambar 5.7. Sketch tool (kiri) dan sketch components(kanan)
Edit tool
Digunakan untuk mengaktifkan featureyang akan diedit.
Edit Annotation tool:
Digunakan untuk mengedit notasi berupa huruf pada layar / data frame.
Straight
Digunakan untuk membuat feature berupa point dan digitalisasi polyline atau polygon dengan pola yang tidak beraturan. Tool ini paling sering digunakan karena polanya tersebut bisa dengan baik mewakili bentuk permukaan bumi.
Gambar 5.8. Straight tool
Endpoint Arc
Hampir sama dengan Arc tool, tapi parameter lengkungan kurvanya ditentukan pada bagian akhir dan dapat menggunakan nilai tertentu dengan menggunakan tombol “R”:
Gambar 5.9. Endpoint Arc tool
Start point End point
Vertex (vertices) Segment
Distance-Distance
Bezier curve segment Arc Segment Trace tool Right Angle Direction-Distance Midpoint Intersection Tangent curve segment
D i g i t a l i s a s i - 23
Midpoint
Digunakan untuk mendapatkan titik tengah antara 2 titik yang dipilih (titik awal dan akhir)
Gambar 5.10. Midpoint tool
Right Angle
Digunakan untuk membentuk featuredengan sudut 900di setiap belokannya.
Gambar 5.11. Right Angle tool
Bezier
Digunakan untuk membuat lekukan bersarkan persinggungan di tengah garis lurus (pusat / tengah menjadi vertex)
Gambar 5.12. Bezier tool
Distance-Distance
Toolini bekerja dengan memanfaatkan titik singgung antara 2 lingkaran yang ditentukan jarak / radiusnya. Jika kedua lingkaran tersebut tidak bersinggungan, maka tidak akan terdapat verteks yang dihasilkan oleh toolini,
Titik tengah
Titik tengah
Terbentuk garis dari 2 titik tengah
900
D i g i t a l i s a s i - 24
sebaliknya akan terdapat 2 titik singgung yang dapat dipilih. Untuk memasukkan nilai radius yang akurat gunakan tombol “R”.
Gambar 5.13. Distance - Distance tool
Untuk membentuk polygon, tentunya membutuhkan lebih dari dua titik vertex.
Intersection
Tool ini digunakan untuk menemukan titik singgung antara 2 garis. Titik singgung ini kemudin bisa digunakan sebagai vertex untuk kemudian dijadikan line, polygon, atah hanya sebuah point.
Gambar 5.14. Intersection tool
Arc
Tool ini digunakan untuk membuat garis lengkungan yang membutuhkan 3 parameter yaitu titik awal, titik tengah/poros dan titik akhir. Garis sketsa yang
Vertex hasil perpotongan 2 garis singgung
Perpotongan 2 garis singgung
D i g i t a l i s a s i - 25
terbentuk akan selalu melalui ketiga titik tersebut walaupun titik genap (tengah) tidak terlihat.
Gambar 5.15. Arc tool
Tangent Curve tool
Tool ini membuat segmen yang berbentuk tangensial terhadap segmen sebelumnya. Tool ini digunakan setelah ada segmen yang dibuat dengan menggunakan toollain. Tekan tombol “R” pada keyboard untuk menentukan radiusnya.
Gambar 5.16. Tangen Curve tool
Trace tool
Digunakan untuk mengikuti jejak / bentuk feature yang telah ada (tracing). Biasanya digunakan untuk mengisi polygon yang berada di dalam / diantara polygonslainnya.
Gambar 5.17. Trace tool Letak titik ke 2
Letak titik ke 4
Letak titik ke 6
Letak titik ke 8
Feature yang terseleksi bisa
menjadi Jalur Trace tools polygonPembuatan fitur di dalam dengan Trace Tool
Feature baru tanpa adanya Gapdengan feature lain di sekitarnya
D i g i t a l i s a s i - 26
Pilihan lainnya terdapat di dalam Trace Option yang dapat dimunculkan dengan menekan tombol “O” pada keyboard.
Gambar 5.18. Trace option tool
Direction Distance
Toolini digunakan untuk menentukan verteks berdasarkan 2 titik input. Satu titik input memerlukan parameter sudut (bearing), sedangkan titik input yang lain memerlukan parameter jarak. Gunakan tombol “A” untuk memasukkan parameter sudut dan tombol “R” untuk parameter Jari-jari lingkaran / “D” untuk distancesecara tepat.
D i g i t a l i s a s i - 27
Edit Vertices
Melalui tools ini, kita dapat mengedit vertex dengan beberapa fasilitas di dalamnya.
Gambar 5.20. Edit Vertices tool
Reshape
Tools ini digunakan untuk merubah bentuk feature sesuai dengan jalur pembuatan segment baru.
Gambar 5.21. Reshape tool
Cut Polygons
Tools ini digunakan untuk memotong feature sesuai dengan jalur pembuatan segment baru.
Gambar 5.22. Cut Polygon tool Menambah vertex Menguragi vertex Finish Sketch Sketch Properties Feature lama Feature baru Reshape Feature Polygon lama Cut Polygon 2 Polygon baru 1 2
D i g i t a l i s a s i - 28
Gambar 5.21. Feature Contruction tool
Split
Tools ini digunakan untuk memotong feature lineterseleksi di suatu titik.
Gambar 5.23. Split tool
Feature Construction
Saat pembuatan feature atau segment dilakukan, akan muncul tool Feature Construction yang mengikuti pointer pebuat vertex dalam segment. Di dalam tool ini terdapat beberapa fungsi yang sama dengan tool editor. Untuk menyembunyikan tool ini saat pembuatan feature, tekan tombol Shift TAB pada keyboard. Jika ingin menonaktifkannya, bisa di atur di Editing Option (Editor > Option)
Create Feature
Gambar 5.22. Create Feature tool Feature
terseleksi Split tool Feature lama baru terpotongFeatureyang
Saat kondisi Editor tools dalam keadaan “editable”, kotak Create Feature ini akan muncul secara otomatis.
Kontruksi pembangunan feature, tersedia dalam beberapa bentuk dan metode.
3 Tipe data feature yang akan dibuat, berupa point, line, & polygon
D i g i t a l i s a s i - 29
Attributes
Gambar 5.23. Attribute
Sketch Properties
Gambar 5.24. Sketch Properties
5.2. Digitalisasi pada Layar (Digitizing on Screen)
Untuk memulai pembuatan feature, pilih Editor > Start Editing.
Terdapat beberapa tools yang aktif saat kondisi editable (Start Editing) seperti gambar di berikut.
Attribute feature, merupakan keterangan isi dari data feature.
Selain dari TOC, Attribute juga bisa dimunculkan dari Editor tools saat kondisi feature editable.
Sketch Properties, merupakan informasi kordinat vertices dalam feature.
Dalam Sketch Properties juga bisa meng-Edit Vertex (menambahkan dan mengurangi) vertex, juga bisa membuat feature berdasarkan titik-titik koordinat yang ada.
D i g i t a l i s a s i - 30
Gambar 5.25. Beberapa tools yang aktif dalam keadaan Editable.
Gambar 5.26. Create Feature tool
5.3. Editor
Saat kondisi pembuatan / pengeditan feature dalam keadaan “start editing” atau editable, terdapat sejumlah tools dibawahnya (akan aktif jika suatu / beberapa feature terseleksi)
a) Start, Stop, and Save Edit
Tools ini digunakan untuk memulai, mengakhiri dan menyimpan hasil pembuatan / pengedian feature.
Based map yang sudah memiliki koordinat digital / telah di Georeferencing
Feature yang akan di edit
Contruction tools Editor tools
Dalam memulai digitalisasi, seleksi terlebih dahulu feature yang akan dibuat di kotak Create Feature kemudian baru pilih Construction Tools
yang akan digunakan.
D i g i t a l i s a s i - 31
b) Move
Digunakan untuk menggeser posisi feature terseleksi dalam satuan unit / sistem koordinatnya.
Gambar 5.28. Move tool
c) Split
Digunakan untuk memotong featuregaris / lineberdasarkan satuan koordinat dan posisinya.
Gambar 5.29. Split tool
d) Construct Points
Membuat pointdari suatu garis (line) dengan catatan sudah ada feature titik (point) di dalam satu layar Data Frame.
Gambar 5.30. Construct Points tool
D i g i t a l i s a s i - 32
Membiat duplikat parallel (kanan dan kiri) suati feature garis (line) terseleksi.
Gambar 5.31. Copy Paralel tool
f) Merge
Menyatukan beberapa shape featureterseleksi menjadi satu (harus satu feature type)
Gambar 5.32. Merge tool
g) Buffer
Membuat buffer sesuai dengan feature type yang terseleksi.
Gambar 5.33. Buffer tool
h) Union
D i g i t a l i s a s i - 33
Gambar 5.34. Union tool
i) Clip
Memotong polygon feature dengan polygon.
Gambar 5.35. Clip tool
j) Snapping
Feature berupa garis memiliki percabangan seperti sungai, dan jalan. Untuk membuat percabangan tersebut, bisa menggunakan snapping.
Dalam ArcGis 10, fasilitas snapping telah diperbaharui dari versi sebelumnya (ArcGis 9.x) seperti yang tertulis di bagian B pada bab ini. Akan tetapi, jika belum terbaiasa dengan “magnetic snapping” pada ArcGis 10, masih bisa dilakukan snaping klasik seperti di ArcGis 9.x yang dapat di atur di dalam Editing Option.
Mengapus seluruh polygon yang bertindihan dengan poligon baru yang terseleksi Mengapus bagian polygon yang bertindihan dengan poligon baru yang terseleksi
untuk memilih jarak / buffer dari polygon terseleksi yang akan di clip.
Polygon baru yang terpisah pembuatan
D i g i t a l i s a s i - 34
Snapping ini dapat dilakukan dengan cara berikut :
klik kanan di dekat garis > Snap to Feature :
End point (Ujung garis) Vertex (vertex terdekat) Midpoint (tengah garis) Edge (tepi)
maka akan secara otomatis, kursor yang kita dekatkan akan menempel pada garis (vertex yang dituju).
Gambar 5.36. Proses Snapping
5.4. Titik (point)
Gambar 5.37. Pembuatan Feature titik
3.2.2. Garis (line)
Pembuatan titik langsung dari kursor / pointer Pembuatan titik di akhir
garis dari kursor / pointer
Point
Langsung menuju mode Attribute untuk mengisi Field yang sudah disiapkan sebelumnya
D i g i t a l i s a s i - 35
Gambar 5.40. Contruction Tools pada Polygon
Gambar 5.39. Pembuatan Feature garis / polyline
3.2.3. Poligon (polygon)
Polygon: untuk membuat segment polygondari vertices hasil “klik” pada mouse / kursor / pointer.
Rectangle: membuat polygondengan bentuk persegi
Cirle: membuat polygondengan bentuk lingkaran
Ellipse: membuat polygondengan bentuk oval
Freehand : membuat polygon dengan bentuk mengikuti pergerakan mouse dengan hanya dua kali klik (diawal dan diakhir) garis)
Auto Complete Polygon : membuat polygonyang tepat bersebelahan dengan polygon lainnya sehingga tidak menimbulkan Gap
Line : untuk membuat segment garis dari vertices hasil “klik” pada mouse / kursor / pointer.
Rectangle: membuat polylinedengan bentuk persegi Cirle: membuat polylinedengan bentuk lingkaran Ellipse: membuat polylinedengan bentuk oval
Freehand : membuat polyline dengan bentuk mengikuti pergerakan mouse dengan hanya dua kali klik (diawal dan diakhir garis)
Pembuatan linedengan Construction Tools Line
Pada ArcGis 10, fasilitas Snapping bisa lebih mudah (otomatis menempel jika kursor didekatkan pada suatu Segment) dalam pembuatan feature seperti cabang anak sungai / simpang jalan.
Gambar 5.38. Contruction Tools pada Polyline
D i g i t a l i s a s i - 36
Gambar 5.41. Pembuatan Feature Polygon
Untuk pilihan Editing, (tampilan umum, digitalisasi Streaming / F8, snaping, dan pilihan-pilihan lain, dapat diatur dalam Editing Option(Editor > Option).
5.3. Kesalahan Pada Digitalisasi
Biasanya terdapat 2 kesalahan dalam pembuatan atau digitasi garis, yaitu:
Over shoot
Kesalahan ini terjadi biasanya karena terdapat dua garis yang tidak terhubung, tapi saling berpotongan.
Under shoot
Kesalahan ini terjadi karena terdapat dua garis yang tidak saling terhubung.
Gambar 5.42. Contoh kesalahan pembuatan data feaure Auto Complete
Polygon
Hasil Auto Complete Polygon
o Untuk mengakhiri pembuatan Segment pada feature (pada pembuatan Line /
Polygon), klik kiri dua kali pada vertex akhir / tekan tombol F2 pada keyboard.
o Setiap selesai mengedit, lakukan penyimpanan melalui Editor > Stop Editing > Save.
D i g i t a l i s a s i - 37
Kita dapat mengedit kesalahan tersebut dengan toolsAdvanced Editing
Gambar 5.43. Advanced Editing tool 1. Copy feature tools
Membuat salinan data yang terseleksi di dalam layer yang sedang aktif / diedit. 2. Fillet tools
Membuat kurva / bentuk sudut yang melengkung diantara 2 garis 3. Extend tools
Menghubungkan satu garis ke garis yang lain 4. Trim tools
Memotong garis yang berpotongan dengan garis lain 5. Line intersection tools
Intersek / memotong garis yang berpotongn dengan garis lain melalui jalur. 6. Explode Multi part feature tools
Memisahkan multi part featuremenjadi featuresterpisah (un-merge) 7. Construct Geodetic
Membuat feature berdasarkan bentuk, pusat titik koordinat, ukuran (panjang dan lebar) serta kemiringan (derajat)
8. Generalize tools
Menyederhanakan feature 9. Smooth tools
Memperhalus bentuk featureyang terseleksi
D i g i t a l i s a s i - 38
3.3. Format Geodatabase (gdb)
Untuk bidang pengelolaan lingkungan, khususnya di bidang kehutanan, geodatabase merupakan format data yang cukup baik untuk digunakan. Geodatabase meliputi seluruh data spasial yang disusun dan bisa di akses oleh walidata eselon 1 dan 2 dalam mendukung penyajian data dan analisa spasial di masing-masing unti kerja. Saran utama Ditjen Planologi Kehutanan adalah tersedianya data spasial kehutanan yang akurat, terkini, dan konsisten, tidak terjadi duplikasi penusunan data pada masing-masing unit kerja.
Direktorat Jendral Planologi Kehutanan sebagai unit kliring data spasial kehutanan mengintergrasikan, memelihara (maintain) geodatabase, menyiapkan untuk mempertukarkan dan menyebarkuaskan data spasial kehutanan sesuai dengan prosedur dan standar yang telah ditentukan (Permenhut P.59/Menhut-II/2008)
Sumber data spasial dibangun, dikumpulkan, dimutahirkan dengan dukungan dari para pemangku data dalam unit kerja-unit kerja Kementrian Kehutanan. Alamat situs informasi geografis / data spasial kehutanan (webGIS Kementrian Kehutanan) yaitu http://webgis.dephut.go.id.
Geodatabase adalah tempat penyimpanan data dan manajemen kerangka kerja di dalam ArcGIS. Geodatabase menggabungkan "geo" (data spasial) dengan "database" (repositori data) untuk menciptakan sebuah pusat penyimpanan data untuk penyimpanan dan manajemen data spasial. Hal ini dapat dimanfaatkan di desktop, server, atau lingkungan mobile dan memungkinkan untuk menyimpan data GIS di lokasi pusat (server) untuk akses dan manajemen data yang mudah.
Di dalam ArcGis, terdapat 2 tipe geodatabase, yaitu File Geodatabase dan Personal Geodatabase. Perbedaan kedua tipe ini dapat dengan mudah di lihat pada windows Exploler. Pada file Geodatabase, file berupa folder, sedangkan Personal Geodatabase file pada windows Explorer berupa format MS. Office Access Database yang jika kita buka di dalamnya, terdapat minimum ada 32 buah tabel dengan suffix GDB (geodatabase) yang bberisi misalnya : GDB_UserMetadata : berisi informasi koordinat. GDB_spatialrefs berisi informasi yang terkait koordinat juga, GDB_release info berisi informasi versi, GDB_object Classes berisi informasi registry untuk object, GDB_geomcolumn berisi informasi extent, GDB_Fieldinfo berisi informasi field-field data grafis, dll.
D i g i t a l i s a s i - 39
Gambar 5.44. Tampilan sederhana format Geodatabase
3.3.1. Pembuatan file Geodatabase
1. Klik kanan pada view di ArcCatalog> New> Personal Geodatabase.
Gambar 5.45. Pembuatan Geodatabase dengan isi feature dataset 2. Di dalam Personal geodatabase, buat feature dataset.
Gambar 5.46. Penamaan Feature Dataset dalam Geodatabase
3. Pilih sistem koordinat data yang akan dibuat / digunakan , misalnya Geografis WGS 1984.
Personal Geodatabase File Geodatabase
D i g i t a l i s a s i - 40
Gambar 5.7. Pendefinisian koordinat pada Feature Dataset
4. Buat feature class, yang merupakan file-file di dalam feature dataset. Feature yang dibuat akan secara otomatis memiliki sistem koordinat yang sama dengan sistem koordinat feature datasetnya.
Gambar 5.48. Pembuatan Feature Class dalam Feature Dataset
D i g i t a l i s a s i - 41
5. Pengaturan attribute data
Gambar 5.49. Pengaturan Attribute dalam Feature Class
Gambar 5.50. Tampilan Feature Class dalam Feature Dataset dengan format Geodatabase Untuk langkah digitalisasinya, sama dengan digitalisasi di dalam format Shapefile.
A t t r i b u t i n g ( T a b l e ) | 36
Setelah memiliki feature data, dilakukan pemberian atau pengeditan attribute data yang merupakan tabel berisi keterangan tentang feature datatersebut.
Gambar 6.1. Attribute Table
Untuk membuka Attribute seperti di atas, klik kanan shapefile pada layer ArcMap > Open Attribute table.
Gambar 6.2. Open Attribute Table dari TOC
Attribute juga terdapat di dalam baris Tools Editor dan akan aktif saat feature dalam keadaan Editable. Di dalam attribute yang satu ini, kita tidak dapat menambah atau mengurangi field, tapi akan lebih mudah untuk melakukan pengeditan Attribute Data
Table Option Related Tables
Select by Attribute Switch Selection Delete Selected
Delete Selected Zoom to Selected Selected Feature Field/ kolom Posisi kursor di FID
Show All Record Show Selected Record Jumlah yang terseleksi
BAB
A t t r i b u t i n g ( T a b l e ) | 37
Gambar 6.3. Open Attribute Table dari Editor tool
6.1. Penambahan dan pengurangan kolom / Field
Penambahan dan pengurangan Field di dalam Attribute Table dapat dilakukan saat keadaan Stop Editing.
o Penambahan Fielddilakukan melalui Table Option > Add Field.
Gambar 6.4. Penambahan field
o Pengurangan Field dilakukan dengan cara klik kanan pada judul Field > Delete Field.
Gambar 6.5. Menghapus Field
o Jika hanya ingin menyembunyikan Field, klik kanan pada judul Field > Turn Field Off, dan untuk menampilkan semua Field yang tersembunyi, Table Option > Turn All Fields On
Keterangan tipe-tipe ini terdapat di bab 3