Transformasi Pembiayaan Kesehatan Cakrawala Baru dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional
Disampaikan dalam INDO HCF Annual Scientific Meeting IASM VIII-2021
Jakarta, 23 November 2021
dr. Yuli Farianti, M.Epid
Belanja kesehatan dari JKN setiap tahunnya terus meningkat
2
Sumber Data NHA 2019
260.7
287.5
324.6
358.3
399.4
423.9
454.1
490.3
Skema Non-Publik
234,8 T
(47,9%)
Skema Publik
255,5 T
(52,1%)
4.7%1.6% 5.0%1.7% 4.7%1.3% 5.6% 5.8% 4.7% 4.7% 4.3%
2.2% 2.3% 1.9% 2.1% 1.9%
16.4% 17.3% 16.7%
17.7%
21.5% 21.6%
22.2% 22.8%
6.7%
8.4% 14.7%
17.6%
19.3% 22.2%
22.8% 23.1%
2.5%
3.4%
3.2%
2.8%
3.0%
3.2%
3.1%
3.5%
0.8%
0.7%
0.7%
0.9%
1.1%
1.1%
1.1%
1.2%
15.7%
15.0%
15.1%
12.9%
11.3%
11.6%
11.0%
11.1%
51.6%
48.5%
43.7%
40.2%
35.8%
33.7%
33.0%
32.2%
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Skema Kemenkes Skema K/L lain Skema Pemda Skema Askes Sosial Skema Askes Swasta LNPRT Korporasi Skema Pembiayaan RT
• Total Belanja Kesehatan terhadap PDB 3,1%
• Total Belanja
JKN terhadap
PDB 0,7%
Penguatan Sistem Kesehatan Kuratif (UKP)
Gambaran Sumber Pembiayaan Kesehatan di Indonesia
Promprev (UKM)
Dana JKN
Asuransi Swasta
OOP
APBD Swasta/Mitra
Sumber
Kemkes, K/L lain Pemda BPJS Asuransi Swasta OOP Swasta
RPJMN
Skema
Output
APBN Pusat
APBD Swasta/Mitra
Dana JKN
OOP APBN Pusat APBN Pusat
RPJMD SPM
JKN
JKN
Pelayanan kesehatan non JKN
RPJMN
RPJMD
Porsi pengeluaran kesehatan Indonesia masih berfokus pada upaya kuratif
Sumber: National Health Account 2018 (edisi terbaru), Kementerian Kesehatan, World Bank, WHO Global Health Observatory
490
5 272
101
57
Lain-lain
3Total biaya Administrasi
Kesehatan
2Obat dan alkes Rumah Sakit
24
FKTP
159% 22% 12% 5% 1%
Porsi 100%
pengeluaran
4
1. Fasilitas kesehatan tingkat pertama (termasuk Puskesmas) memberikan layanan non-spesialistik dan fungsi lain, termasuk layanan promotif dan preventif . 2. Termasuk layanan promotif, preventif, dan administrasi kesehatan (contoh Kemkes atau K/L lain, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota)
3. Lainnya: Balai Kesehatan, layanan tambahan (misalnya, lab, ambulans), edukasi.
Jika dilihat berdasarkan provider, belanja kesehatan masih didominasi RS
Sumber Data NHA 2019
5
RS 55.7%
FKTP 23.7%
Toko Obat dan Alkes
5.8%
Preventif dan Administrasi
14.1%
Pendidikan Kesehatan
0.6%
Total Belanja Kesehatan 2019 490,3 T
Publik 255,5 T (52,1%)
Non-Publik 234,8 T (47,9%)
21,1 T (4,3%) Kementerian
Kesehatan
9,5 T (1,9%) K/L Lain
111,6 T (22,8%) Pemda
113,3 T (23,1%) Askes Sosial
157,5 T (32,1%) Skema Pembiayaan
RT (OOP)
77,3 T (15.8%) Skema Swasta
Lainnya
FKTP 3,0 T (15,2%)
Provider Preventif &
Administrasi 9,3 T (44,2%) RS 5,8 T (27,3%)
Provider Pendidikan Kes
3,0 T (14,3%)
FKTP 2,7 T (27,9%)
Provider Preventif &
Administrasi 4,7 T (49,3%) RS 2,1 T (22,5%)
Provider Pendidikan Kes
0,03 T (0,3%)
FKTP 30,7 T (27,5%)
Provider Preventif &
Administrasi 40,5 T (36,3%) RS 40,4 T
(36,2%)
FKTP 16,5 T (14,6%)
Provider Preventif &
Administrasi 5,0 T (4,3%) RS 91,8 T
(81,1%)
FKTP 51,9 T (33,0%)
Toko Obat &
Alkes 25,0 T (15,8%) RS 80,6 T
(51,2%)
FKTP 9,7 T (12,5%)
Toko Obat &
Alkes 3,6 T (4,6%) RS 54,0 T
(69,9%)
6
Porsi belanja promotif preventif masih kecil dibandingkan dengan kuratif
Pasal 171
ayat 3, UU No.36 Tahun 2009
Besaran anggaran
kesehatan diprioritaskan untuk kepentingan
“ pelayanan publik ” :
khususnya pelayanan promotif dan preventif yang besarannya
sekurang kurangnya 2/3 dari APBN dan APBD.
Kuratif 56.9%
Barang Medis 5.5%
Promotif Preventif
24.0%
Tata Kelola Administrasi
5.0%
Kapital 8.6%
Belanja Kesehatan Indonesia menurut Fungsi, 2020*
Belanja Kuratif menurut Skema Pembiayaan
Belanja Preventif menurut Skema Pembiayaan
Total Rp 582,9 triliun*
dalam triliun
*angka sementara
Covid Non Covid
Skema Kemenkes 27.66 78.2% 4.42 1.5%
Skema K/L Lain 6.17 17.4% 3.62 1.2%
Skema Subnasional 0.0% 55.13 18.6%
Skema Askes Sosial 0.0% 91.52 30.9%
Skema Askes Swasta 0.70 2.0% 12.12 4.1%
Skema Korporasi 0.85 2.4% 32.35 10.9%
Skema LNPRT 0.0% 0.67 0.2%
Skema OOP 0.0% 96.48 32.6%
Covid Non Covid
Skema Kemenkes 3.24 6.8% 5.21 5.6%
Skema K/L Lain 10.16 21.5% 2.22 2.4%
Skema Subnasional 32.38 68.4% 25.26 27.3%
Skema Askes Sosial 0.0% 4.91 5.3%
Skema Askes Swasta 0.001 0.003% 0.67 0.7%
Skema Korporasi 1.56 3.3% 6.79 7.3%
Skema LNPRT - 0.0% 5.29 5.7%
Skema OOP - 0.0% 42.11 45.5%
Transformasi Sistem Kesehatan 2021-2024
7
5 RPJMN dan 6 Pilar Transformasi
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
Meningkatkan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
Mempercepat perbaikan gizi masyarakat
Memperbaiki
pengendalian penyakit
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Memperkuat sistem kesehatan & pengendalian obat dan makanan
6 kategori utama
OutcomeRPJMN bidang kesehatan
Edukasi penduduk
7 kampanye utama:imunisasi, gizi seimbang, olah raga, anti rokok, sanitasi &
kebersihan lingkungan, skrining penyakit, kepatuhanpengobatan
Pencegahan primer
Penambahan imunisasi rutin menjadi 14 antigen dan perluasan cakupan di seluruh Indonesia.Pencegahan sekunder
Skrining 14 penyakit penyebab kematian tertinggi di tiap sasaran usia, skrining stunting,& peningkatan ANC untuk kesehatan ibu &
bayi.
Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan primer
Pembangunan Puskesmas di 171 kec., penyediaan 40 obat esensial, pemenuhan SDM kesehatan primerTransformasi layanan rujukan
Meningkatkan akses dan mutu layanan sekunder & tersier
Pembangunan RS di Kawasan Timur, jejaring pengampuan 6 layanan unggulan, kemitraan dengan world’s top healthcare centers.Memperkuat ketahanan tanggap darurat
Jejaring nasional surveilans berbasis lab, tenaga cadangan tanggap darurat, table top exercisekesiapsiagaan krisis.
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan pemanfaatan yang efektif dan efisien.
Transformasi sistem pembiayaan kesehatan
Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dalam & luar negeri, kemudahan penyetaraan nakes lulusan luar negeri.
Transformasi SDM Kesehatan
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
Transformasi teknologi kesehatan
1 Transformasi layanan primer 2 3 Transformasi sistem ketahanan
kesehatan
4
Meningkatkan ketahanan sektor farmasi & alat kesehatan
Produksi dalam negeri 14 vaksin rutin, top 10 obat, top 10 alkes by volume & by value.
5 6
a b c d a b
Reformasi manfaat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
1
2
3
4
Perumusan manfaat JKN berbasis
kebutuhan dasar kesehatan untuk menjamin pelayanan kesehatan yang adil dan
berkelanjutan.
Perumusan manfaat JKN untuk penguatan promotif preventif.
Peninjauan manfaat secara sistematis untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pembiayaan JKN.
Perumusan sistem kapitasi berbasis
aktivitas dan redistribusi peserta JKN untuk revitalisasi Puskesmas.
Sustainabilitas
Program JKN Sustainabilitas
Fiscal
Tujuan reformasi manfaat JKN
9
TOPIK
1. Manfaat JKN berbasis Kebutuhan Dasar Kesehatan
2. Penguatan Upaya Promotif Preventif PeroranganDalam JKN
3. Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiayaan JKN dan pengendalian fraud
4. Menjadikan FKTP sebagai gate keeper dengan
mengintegrasikan pelayanan UKM dan UKP
Latar Belakang Peninjauan Manfaat JKN
Poin Penting :
✓ Belum di definisikannya kebutuhan dasar kesehatan dalam UU 40/2004 pada konteks paket manfaat JKN
✓ Perpres 64/2020 mengamanatkan perbaikan tatakelola jkn melalu peninjauan manfaat sesuai kebutuhan dasar kesehatan dan rawat inap kelas standar
• Pasal 19 : Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
• Pasal 22 :Manfaat jaminan Kesehatan bersifat pelayanan perseorangan berupa pelayanan Kesehatan yang mencakup pelayanan promotive, preventif, kuratif dan rehabilitative, termasuk obat dan bahan medis habis pakai
Amanat UU 40/ 2004 tentang SJSN
• Pasal 54 A; Untuk keberlangsungan pendanaan jaminan kesehatan, Menteri bersama dengan K/L terkait, organisasi profesi dan asosiasi faskes melakukan peninjauan manfaat sesuai kebutuhan dasar kesehatan dan rawat inap kelas standar paling lambat Des 2020.
• Pasal 54 B : manfaat sebagaimana dimaksud dalam pasal 54 A diterapkan secara bertahap sampai dengan paling lambat tahun 2022 dan pelaksanaannya dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan tata kelola jamkes.
Amanat Perpres 64/2020 tentang perubahan Kedua
Perpres 82/2018 tentang Jaminan Kesehatan
Perumusan manfaat JKN berbasis kebutuhan dasar kesehatan untuk menjamin pelayanan kesehatan yang adil dan berkelanjutan.
11
Key Word Kebutuhan Dasar Kesehatan
merupakan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk :
✓ menyelamatkan nyawa (life saving),
✓ memelihara kesehatan (promotive-preventif)
✓ menghilangkan gangguan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif)
✓ pola epidemiologi
✓ siklus hidup
Kriteria Manfaat KDK JKN
- Merupakan private goods, - bersifat Unbearable of risk, - Pelayanan standar,
- Cost effective
- Sesuai dgn Beban Penyakit (BOD) Indonesia
Kebutuhan Dasar Kesehatan
Manfaat Dijamin dalam JKN
Manfaat Dasar mencakup
promotif preventif, kuratif
& rehabilitatif
Manfaat Tidak Dijamin dalam JKN
1
Pengenaan Urun Biaya dan Selisih Biaya dalam Program JKN
Sesuai UU No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
Manfaat Dasar yang dijamin
Pengenaan selisih biaya bagi peserta yang ingin Naik kelas perawatan & rawat jalan eksekutif
Upaya pengendalian dari sisi peserta melalui urun biaya pada
pelayananyang dijamin dengan
kategori berpotensi moral hazard
13
TOPIK
1. Peta Jalan Manfaat JKN berbasis Kebutuhan Dasar Kesehatan
2. Penguatan Upaya Promotif Preventif Perorangan Dalam JKN
3. Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiayaan JKN dan pengendalian fraud
4. Menjadikan FKTP sebagai gate keeper dengan
mengintegrasikan pelayanan UKM dan UKP
Layanan Promotif dan Preventif di Puskesmas perlu dioptimalkan
14
Perubahan
pembayaran menjadi performance based payment diharapkan dapat meningkatkan kinerja Puskesmas dalam lingkup
promotive dan preventif.
1. District covered: Tobasa, Situbondo,Ngada, Jeneponto, M aluku Tengah,M ajalengka, Bogor dan Garut
2. Proportion of population that has received specificvaccines from Puskesmas or up to date with the recommended vaccine schedu le 3. Validated through FGD with Puskesmas health workers
Source :BAPPENAS, e xpertinterview