• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN BUDAYA ORGANISASI DALAM IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE SELAMA PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN BUDAYA ORGANISASI DALAM IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE SELAMA PANDEMI COVID-19"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN BUDAYA ORGANISASI DALAM IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE SELAMA PANDEMI COVID-19

Studi Kasus Pada PT. Abadi Express Yogyakarta S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Progam Studi Akuntansi

Oleh:

Melania Rosi Maryono NIM: 172114048

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

(2)

i

PERAN BUDAYA ORGANISASI DALAM IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE SELAMA PANDEMI COVID-19

Studi Kasus Pada PT. Abadi Express Yogyakarta S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Progam Studi Akuntansi

Oleh:

Melania Rosi Maryono NIM: 172114048

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan

permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiran dalam Kristus

Yesus”

(Filipi 4 :6-7)

“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.”

(Yohanes 15:18)

“When a toxic person can no longer control you, they will try to control how others see you. The misinformation will feel unfair, but stay above it,

trusting that other people will eventually see the truth, just like you did”

(anonim)

Kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus Bunda Maria & St. Yosep Santa Melania Bapakku Maryono dan Ibukku tercinta (+) Fransisca Mamik Muryanti Mbak Melania Rosa Maryono, kembaranku Keluarga Besar (+) Simbah Mitro Suhadi & Simbah Arjo Utomo Semua sahabat dan teman.

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI

PROGAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PERAN BUDAYA ORGANISASI DALAM IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE SELAMA PANDEMI COVID-19

(Studi Kasus PT. Abadi Express Yogyakarta)

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 22 Juli 2021 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 30 Juli 2021 Yang membuat pernyataan,

Melania Rosi Maryono

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Melania Rosi Maryono Nomor Mahasiswa : 172114048

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERAN BUDAYA ORGANISASI DALAM IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE SELAMA PANDEMI COVID-19

(Studi Kasus Pt. Abadi Express Yogyakarta)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me- ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan, gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari (search engine), misalnya google.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 30 Juli 2021 Yang menyatakan

Melania Rosi Maryono

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan berkat bimbingan, pernyertaan, dan kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Budaya Organisasi dalam Implementasi Good Corporate Governance selama pandemi Covid-19” ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada progam studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1 Drs. Johanes Eka Priyatna, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.

2 Dr. Firma Sulistyowati, Ak., QIA., CA selaku Ketua Progam Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

3 Dr. FA. Joko Siswanto, M.M., Ak., QIA., CA selaku Dosen Pembimbing Akademik.

4 Dr. Fransisca Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku Dosen Pembimbing yang membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan baik.

5 Semua Dosen Progam Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan.

(9)

viii

6 PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) yang telah memberikan izin kepada penulis sehingga dapat melakukan penelitian di perusahaan.

7 Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, St. Yosep, Malaikat pelindung penulis: St Melania, yang telah memberikan berkat, bimbingan, kekuatan sampai saat ini dan memberikan kelancaran dalam pengerjaan skripsi sehingga dapat lulus tepat waktu.

8 (+) Ibu tercinta, Ibu Fransisca Mamik Muryanti yang telah memberikan dukungan dan doa sampai saat ini.

9 Kedua orang tua penulis, Bapak Maryono dan Ibu Siti Nurazizah yang telah memberikan dukungan, semangat dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini secepat mungkin.

10 Kakak kembaran penulis, Melania Rosa Maryono (Ocha) yang telah sabar, tekun dan mendampingi penulis dalam segala keadaan. Semoga Tuhan Yesus memberkati dan membalas semua kebaikan mu.

11 Keluarga besar (+) Simbah Mitro Suhadi yang tidak pernah lelah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil: Pakde Heru, (+) Bude Suprih, Cecil, Mbak Tik, Mas Hartoko, Mba Monic, Pakde Edi, Bude Ranti, Mba Tiara, Robert, Pakde Servas, Bude Tutik, dan (+) Mas Andre.

12 Keluarga besar Simbah Arjo Utomo atas segala nasehat dan dukungan yang diberikan oleh penulis.

13 Sahabat-sahabat seperjuangan penulis, Silvia Dwi, Dita, Vicky, Bagas, Eliyo, Elsa yang telah mendengarkan segala sambatan dan memberikan segala masukan kepada penulis.

(10)

ix

14 Teman-teman Lektor Gereja St Yohanes Rasul Pringwulung yang telah memberikan semangat, doa, dan masukan: Kak Rifa, Kak Stefy, Kak Bastin, Kak Eci, Kak Ines, Bella, Lintang, Laras.

15 Teman-teman kantor Indah agen Selokan Mataram,Glagahsari dan Blok O atas segala masukan dan guyonan yang diberikan kepada penulis: Roy, Dimas, Mba Ocha, Alex, Tarmizi, Amir, Tina, Farhan, Haris, dan Jum.

16 Teman-teman seperjuangan bimbingan Bu Ninik angkatan 2017.

17 Teman-teman Akuntansi Kelas B angkatan 2017.

18 Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi oleh karena itu penulis berharap saran dan masukan. Semoga skripsi ini dapat bermafaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 30 Juli 2021

Melania Rosi Maryono

(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI...v

HALAMAN PUBLIKASI...vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Budaya Organisasi... 9

1. Pengertian Budaya Organisasi ... 9

2. Fungsi Budaya Organisasi ... 9

3. Organization Culture Assessment Instrument (OCAI) ... 10

B. Good Corporate Governance: ... 13

1. Pengertian Good Corporate Governance ... 13

2. Tujuan Good Corporate Governance: ... 14

3. Asas-asas Good Corporate Governance... 15 C. Hubungan Budaya Organisasi dengan Good Corporate Governance16

(12)

xi

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Desain Penelitian... 19

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 20

D. Data Penelitian ... 20

E. Teknik Pengumpulan Data... 21

F. Variabel Penelitian... 22

G. Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 33

A. Sejarah perusahaan ... 33

B. Visi dan Misi perusahaan. ... 34

C. Struktur organisasi... 34

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Data responden ... 37

B. Analisis dan Pembahasan Budaya Organisasi ... 40

C. Analisis dan Pembahasan Implementasi GCG ... 42

D. Analisis tentang Peran Budaya Organisasi dalam Implementasi Good Corporate Governance selama pandemi Covid-19. ... 54

BAB VI PENUTUP ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Keterbatasan Penelitian ... 67

C. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 68

BIOGRAFI PENULIS...89

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Dimensi Pengukuran Budaya Organisasi ... 23

Tabel 2. Indikator Bobot Nilai ... 25

Tabel 3. Pernyataan untuk Setiap Asas GCG ... 26

Tabel 4. Kriteria Bobot Nilai ... 28

Tabel 5. Kategori Skala pada Setiap Asas GCG ... 31

Tabel 6. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

Tabel 7. Profil Responden Berdasarkan Usia ... 38

Tabel 8. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 38

Tabel 9. Profil Responden Berdasarkan Unit Kerja ... 39

Tabel 10. Profil Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 40

Tabel 11. Tabel 11. Hasil Jawaban Setiap Responden Terhadap Budaya Organisasi Dominan di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) ... 41

Tabel 12. Frekuensi Pilihan Responden Terhadap Tipe Budaya Organisasi di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) ... 42 Tabel 13. Hasil Jawaban Responden Mengenai Implementasi Asas - Asas GCG . 44

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) ... 35

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Kuesioner Penelitian...71 Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Wawancara...79 Lampiran 3. Data Responden...80 Lampiran 4. Perhitungan Hasil Jawaban Responden untuk Budaya Organisasi Dominan di PT. Abadi Express Yogyakarta...81 Lampiran 5. Pernyataan setiap asas GCG...82

(16)

xv

ABSTRAK

PERAN BUDAYA ORGANISASI DALAM

IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE SELAMA PANDEMI COVID-19

Studi Kasus pada PT. Abadi Express Yogyakarta

Melania Rosi Maryono NIM: 172114048

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran budaya organisasi dalam implementasi good corporate governance (GCG) selama pandemi Covid-19 di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI). Penelitian ini berfokus pada apakah budaya organisasi mendukung implementasi asas-asas GCG. Budaya organisasi dianggap penting karena mengatur tentang sikap dan tingkah laku para anggota organisasi dalam menerima, mendukung dan melaksanakan GCG.

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner.

Kuisioner berisi 24 pernyataan dari 4 tipe budaya organisasi meliputi klan, pasar, adhokrasi, hierarki serta 16 pernyataan dari 5 asas good corporate governance seperti transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kesetaraan serta kewajaran.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan budaya organisasi dominan di PT.

Abadi Express Yogyakarta (TIKI) yaitu klan. Implementasi asas-asas GCG di perusahaan sudah dilakukan dengan baik. Keenam karakteristik budaya organisasi dominan klan mendukung implementasi asas-asas GCG.

Kata kunci: budaya organisasi dominan, asas-asas GCG, budaya klan, transparansi, pandemi Covid-19.

(17)

xvi

ABSTRACT

THE ROLE OF ORGANIZATIONAL CULTURE TO IMPLEMENT A GOOD CORPORATE GOVERNANCE

DURING PANDEMIC COVID-19 Case study at PT. Abadi Express Yogyakarta

Melania Rosi Maryono NIM: 172114048

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

2021

This study aims to examine the role of organizational culture in implementing good corporate governance during pandemic Covid-19 at PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI). This study focuses on whether organizational culture supports the implementation of good corporate governance principles. Organizational culture is considered important because it regulates the attitudes and behavior of organizational member ini accepting, supporting, and implementing GCG.

This research was conducted using a case study method with qualitative descriptive analysis techniques. Data was collected through interviews and questionnaires. The questionnaires contains 24 questions from 4 types of organization culture involved namely clan, market, adhocracy, hierarchy, and 16 statements from 5 principles of good corporate governance namely transparency, accountability, responsibility, independency, fairness.

The conclusion of this study showed that the dominant organization culture at PT.

Abadi Express Yogyakarta (TIKI) is clan. The implementation of GCG principles at the company has done well. The sixth dominant clan of characteristics organizational culture supports the to implementation of the GCG principles.

Keywords: the dominant organizational culture, the principles of GCG, clan, transparency, pandemic Covid-19

(18)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan Indonesia (2020), perkembangan kasus Corona Viruses Disease 19 di Wuhan China berawal pada tanggal 30 Desember 2019, dimana Wuhan Municipal Health Committee mengeluarkan pernyataan “urgent notice on the treatment of pneumonia of unknown cause”. World Health Organization (WHO) mengumumkan bahwa Corona Viruses Disease 19 atau Covid-19 sebagai pandemi global. Bahkan, pemerintah Indonesia telah mengumumkan wabah ini sebagai bencana nasional. World Health Organization (WHO) juga menjelaskan bahwa Covid-19 adalah virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Cara penyebaran virus ini yaitu melalui doplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin atau menghembuskan nafas. Seseorang dapat tertular jika menghirup udara yang mengadung virus ini saat berada terlalu dekat dengan orang yang sudah terinfeksi Covid-19 atau dapat juga tertular jika menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi lalu menyentuh mata, hidung atau mulut (www.who.int, 2020). Penyebaran Covid-19 ini sangat cepat.

Sampai saat ini (15/07/2021), di Indonesia sudah tercatat sekitar 2,73 juta kasus, dengan pertambahan kasus rata-rata 44.145 per harinya (covid19.go.id, 2020).

(19)

Meluasnya pandemi Covid-19, menimbulkan berbagai dampak pada semua sektor bisnis. Dampak yang ditimbulkan akibat pandemi ini tidak selalu menjadi dampak negatif, tetapi dapat juga memberikan dampak positif. Salah satu sektor yang merasakan dampak positif yaitu sektor usaha jasa dan angkutan barang. Dampak positif yang dirasakan yaitu terjadinya peningkatan jumlah pengiriman. Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan pada perilaku masyarakat dari offline menjadi online dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meningkatnya jumlah pengiriman dari waktu ke waktu menimbulkan persaingan yang ketat antar perusahaan sejenis.

Dunia bisnis yang dinamis menuntut perusahaan untuk fleksibel.

Selain itu, dunia bisnis juga memasuki kompetisi global serta terbuka pada perubahan yang ada. Dalam menghadapi hal tersebut, tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG) menjadi suatu kebutuhan wajib yang harus dimiliki oleh perusahaan. GCG digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu agar dapat bersaing secara global, menghadapi perubahan yang ada dan secara khusus tetap bertahan dalam menghadapi situasi pandemi saat ini. Menurut Finance Comittee on Corporate Governance (FCCG), good corporate governance (GCG) didefinisikan sebagai proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis serta aktivitas perusahaan kearah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan. GCG merupakan salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar yang saling berkaitan

(20)

erat dengan kepercayaan, baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara (KNKG, 2006). GCG memberikan dampak positif bagi perusahaan yaitu untuk mempertahankan dan meningkatkan usaha yang sehat dan kompetitif dalam jangka panjang melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, responsibilitas, independensi, akuntabilitas, serta kewajaran dan kesetaraan. Hal ini tentunya sangat dibutuhkan pada kondisi pandemi saat ini demi keberlasungan sebuah perusahaan.

Dalam melaksanakan praktik good corporate governance (GCG) perusahaan tidak pernah lepas dari budaya organisasi yang diterapkan dan dijalankan pada setiap perusahaan. Implementasi GCG dikatakan berhasil dengan lancar dan sukses apabila di dukung dengan pernghayatan budaya organisasi yang baik. Tanpa budaya organisasi yang kuat dan dijalankan secara konsisten maka implementasi pada GCG akan mengalami kesulitan atau kegagalan (Budi dan Gilang, 2014). Moeljono (2006: 67) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan sistem dan nilai yang diyakini oleh semua anggota organisasi dan dipelajari, serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dapat dijadikan sebagai acuan perilaku, untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam budaya organisasi terjadi sosialisasi nilai-nilai dan penghayatan dalam diri setiap anggota dan menjiwai orang per orang di dalam organisasi. Fungsi dari budaya organisasi yaitu sebagai perekat sosial dalam mempersatukan setiap

(21)

individu dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan ditengah situasi pandemi saat ini.

Budaya organisasi dijadikan sebagai pedoman konsep manajemen yang mengatur tentang sikap dan tingkah laku para anggota organisasi (Lestari, 2013). Jalannya sebuah perusahaan dipengaruhi oleh perilaku para anggota organisasi yang memiliki kepentingan masing-masing. Oleh karena itu, budaya organisasi dikatakan penting karena memuat kebiasaan- kebiasaan yang ada dalam sebuah perusahaan. Budaya organisasi digunakan untuk mendorong para anggota organisasi untuk menerima, mendukung, dan melaksanakan good corporate governance (Efendi, 2006).

Penerapan good corporate governance dijadikan sebagai landasan yang kokoh dalam manajemen perusahaan.

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) merupakan salah satu perusahaan dibidang usaha jasa dan angkutan barang dan juga merupakan salah satu sektor yang mengalami peningkatan dimasa pandemi ini. PT.

Abadi Express Yogyakarta (TIKI) juga tentunya memiliki pesaing-pesaing di sektor yang sama, seperti PT. Wahana, PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), PT. Pos Indonesia dan lain-lain. Dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan-perusahaan sejenis, penting bagi PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) untuk menerapkan GCG. Good corporate governance (GCG) digunakan untuk memastikan bahwa kegiatan operasional perusahaan sudah dijalankan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku secara umum, sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu

(22)

dalam bersaing secara global dan secara khusus dapat bertahan dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19. Sebelum menerapkan GCG, PT.

Abadi Express Yogyakarta (TIKI) terlebih dahulu harus mengenali value yang diterapkan dalam perusahaan. Value berupa budaya organisasi yang diharapkan dapat menjadi perekat bagi karyawan PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) sekaligus dapat menjadi ciri khas bagi perusahaan untuk dapat menerapkan asas-asas yang terkandung dalam good corporate governance.

Melihat hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti peran budaya organisasi dalam mengimplementasikan good corporate governance.

Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul PERAN

BUDAYA ORGANISASI DALAM IMPLEMENTASI GOOD

CORPORATE GOVERNANCE SELAMA PADEMI COVID-19 (Studi Kasus PT. Abadi Express Yogyakarta)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan maka rumusan masalahnya adalah

1. Apa budaya organisasi dominan di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI)?

2. Bagaimana implementasi asas-asas GCG di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI)?

(23)

3. Bagaimana peran budaya organisasi dalam implementasi asas- asas GCG selama pandemi Covid-19 pada PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah disusun, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui budaya organisasi dominan di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI).

2. Untuk mengetahui apakah implementasi asas-asas GCG sudah diterapkan dengan baik di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI).

3. Untuk mengetahui peran budaya organisasi yang diterapkan oleh perusahaan dalam implementasi good corporate governance (GCG) selama pandemi Covid-19 di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI).

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang peran budaya organisasi yang diterapkan oleh perusahaan dalam implementasi good corporate governance (GCG) selama pandemi Covid-19.

2. Bagi akademisi

Menjadi tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya dan menambah wawasan tentang peran budaya organisasi dalam

(24)

mengimplementasikan good corporate governance (GCG) selama pandemi Covid-19.

3. Bagi PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI)

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) untuk mengetahui peran budaya organisasi yang diterapkan dalam mendukung implementasi good corporate governance (GCG) di perusahaan selama pandemi Covid-19 sehingga dapat digunakan sebagai rujukan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan guna keberlangsungan sebuah perusahaan.

E. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan

BAB I berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II berisi tentang penjelasan atas teori-teori yang mendukung penelitian ini dan menjadi dasar dalam pembahasan hasil penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Bab III berisi cara yang digunakan dalam melakukan penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, subjek dan

(25)

objek penelitian, populasi dan sampel, variable penelitian pengukuran variabel, dan teknik analisis data.

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab IV berisi gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan.

BAB V Bab V berisi deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI).

BAB V I Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran

Bab VI berisi kesimpulan atas hasil penelitian yang dilakukan yang merupakan jawaban atas rumusan masalah yang telah ditentukan dan juga berisi saran untuk peneliti selanjunya dan keterbatan penelitian.

(26)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Budaya Organisasi

1. Pengertian Budaya Organisasi

Robbins (2006: 721) dalam Putri (2012: 198) menyatakan budaya organisasi adalah sebuah sistem yang dianut oleh anggota- anggota organisasi dan merupakan pembeda dari organisasi lainnya.

Moeljono (2006: 67), menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan sistem dan nilai yang diyakini oleh setiap anggota organisasi dan dipelajari, serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dapat dijadikan sebagai acuan perilaku, untuk mencapai tujuan perusahaan.

2. Fungsi Budaya Organisasi

Robbins (2006: 725) dalam Putri (2012: 198) menegaskan bahwa fungsi dari budaya organisasi yaitu:

a. Budaya dapat menciptakan perbedaan antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.

b. Budaya organisasi dapat memberikan rasa identitas ke anggota organisasi.

c. Budaya organisasi memunculkan komitmen bersama daripada kepentingan diri pribadi seseorang.

d. Budaya merupakan digunakan sebagai perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan

(27)

standar-standar yang tepat mengenai apa yang harus dilakukan oleh karyawan.

3. Organization Culture Assessment Instrument (OCAI)

Organization Culture Assessment Instrument (OCAI) yang dikembangkan oleh Cameron and Quinn (2006) merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk menggambarkan budaya organisasi pada suatu perusahaan. Konsep ini disebut dengan competing value framework. Terdapat 4 tipe jenis budaya yang diklasifikasikan oleh OCAI:

a. Budaya Klan (Clan)

Tipe atau model budaya klan lebih menekankan pada sistem kekeluargaan dimana pemimpin dianggap sebagai mentor atau orang tua. Pada budaya ini, setiap individu didorong untuk memiliki rasa loyalitas, taat pada setiap aturan serta memiliki komitmen yang tinggi dari para anggota organisasi. Organisasi ini menekankan pada pembinaan sumber daya manusia dalam jangka waktu yang panjang dan pengembangan terhadap moral karyawan. Budaya ini lebih mengutamakan pada kerja sama tim.

b. Budaya Adhokrasi (Adhocracy)

Budaya adhokrasi merupakan budaya yang memiliki ciri lingkungan kerja yang dinamis. Organisasi ini mendorong

(28)

individu untuk memiliki sikap inovatif, kreatif, inisiatif, dan keberanian dalam mengambil risiko. Pemimpin dipandang sebagai inovator. Budaya ini menekankan pada inovasi dalam menciptakan pertumbuhan dan memperoleh sumber daya baru.

c. Budaya Pasar (Market)

Budaya organisasi pasar merupakan budaya yang berfokus pada pencapaian hasil dalam menyelesaikan pekerjaan sebagai perhatian utamanya. Pemimpin dianggap sebagai penggerak yang keras, produser, dan pesaing. Para karyawan dan kompetitor bisnis memiliki situasi persaingan yang ketat dan tinggi. Tujuan dari organisasi ini adalah tindakan kompetitif dan pencapaian sasaran serta target perusahaan.

d. Budaya Hierarki (Hierarchy)

Budaya hirarki merupakan budaya yang formal dan terstruktur dimana segala sesuatu berdasarkan prosedur- prosedur dan aturan yang telah ditentukan secara baku dan sistematis. Para pemimpin dipandang sebagai koordinator dan pengelola dengan pola pikir dan pendekatan efisiensi. Nilai pada budaya ini yaitu kebijakan formal dan kelancaran dalam menjalankan organisasi. Kebijakan yang sudah ditetapkan harus dipahami, ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi.

(29)

Dari keempat budaya organisasi di atas, terdapat 6 (enam) dimensi pengukuran OCAI yang digunakan untuk mengidentifikasi budaya organisasi dominan yang diterapkan di perusahaan, yaitu:

a. Dominant characteristic (dimensi dominan)

Dimensi ini menunjukkan karakteristik organisasi yang paling menonjol secara keseluruhan pada lingkungan organisasi.

b. Organizational leadership (kepemimpinan organisasi)

Dimensi ini menunjukkan gaya kepemimpinan dan model kepemipinan dalam menentukan dasar dari budaya organisasi.

c. Management of employees (manajemen sumber daya manusia) Dimensi ini menunjukkan perlakuan dan pengelolaan karyawan serta menggambarkan lingkungan kerja pada organisasi.

d. Organizational glue (perekat organisasi)

Dimensi ini menunjukkan mekanisme nilai-nilai yang digunakan untuk mengikat organisasi menjadi satu-kesatuan.

e. Strategy orientation (strategi orientasi)

Dimensi ini menunjukkan strategi yang digunakan dalam organisasi dalam mengetahui budaya organisasi

f. Criteria of success (kriteria kesuksesan)

Dimensi ini menunjukkan tolak ukur keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi.

Keenam dimensi ini merupakan penilaian yang digunakan untuk mengetahui suatu budaya organisasi saat ini (current culture) yang

(30)

diterapkan dan dijalankan dalam perusahaan. Dengan instrument ini dapat dikenali budaya yang dominan (culture strength), tipe-tipe budaya yang ada (culture type), dan kesesuaian budaya tersebut (cultural congruence) (Widyaningsih, 2018).

B. Good Corporate Governance:

1. Pengertian Good Corporate Governance

Finance Committee on Corporate Governance (FCCG), mendefinisikan good corporate governance sebagai proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis serta aktivitas perusahaan kearah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan. Menurut KNKG (2006), good corporate governance merupakan salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar, berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara.

Menurut Peraturan Menteri Negara BUMN No.PER- 01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (good corporate governance) pada BUMN, good corporate governance merupakan prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika perusahaan.

(31)

2. Tujuan Good Corporate Governance:

Berikut 5 tujuan good corporate governance berdasarkan KNKG (2006):

a. Mendorong terciptanya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, idenpendensi serta kewajaran dan kesetaraan, b. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing

organ perusahaan, yaitu Dewan Komisaris, Direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham.

c. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.

d. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.

e. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional, sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang mendukung arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.

(32)

3. Asas-asas Good Corporate Governance

Berikut 5 (lima) Asas good corporate governance berdasarkan KNKG (2006):

a. Transparansi (Transparency)

Perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan guna menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis.

b. Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus mempertanggung jawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan syarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

c. Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan dan juga melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

(33)

d. Independensi (Independency)

Perusahaan harus dikelola secara independent sehingga masing- masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan perusahaan mampu membuat keputusan yang baik bagi perusahaan.

e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Perusahaan harus memberi perlakuan sama terhadap semua pemegang saham, termasuk investor asing dan pemegang saham minoritas.

C. Hubungan Budaya Organisasi dengan Good Corporate Governance

Menurut Moeljono (2006) sebelum menerapkan good corporate governance (GCG), maka perusahaan terlebih dahulu harus mengetahui nilai (value) yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan. Nilai digunakan sebagai acuan bagi setiap anggota organisasi untuk menjalankan fungsinya secara efektif dalam melaksanakan GCG. Nilai (value) disebut organitation culture atau budaya organisasi. Budaya organisasi dianggap sebagai “sisi yang tidak tampak” atau “sisi maya” dari sebuah perusahaan. Sedangkan “sisi nyata” dari perusahaan yaitu good corporate governance (GCG) (Moeljono, 2006: 74). GCG dikatakan sisi tampak atau sisi nyata perusahaan karena dapat dilihat dari ke 5 (lima) asas yang terkandung dalam KNKG (2006) yaitu asas transparansi, akuntabilitas, independensi, dan kesetaraan serta kewajaran.

(34)

Good corporate governace memberikan fokus pada bentuk fisik dan perilaku dari perusahaan. Bentuk ini dapat berupa seperti bentuk gedung dan tata ruangan, cara berpakaian, cara pengambilan keputusan, cara berkomunikasi, cara pembagian tugas dan tanggung jawab serta gaya kepemimpinan dalam suatu perusahaan (Dewani, 2019). Kemudian bentuk-bentuk ini berkembang melalui peningkatan kemampuan (skill) dan peningkatan pengetahuan (knowledge). Sementara itu, budaya organisasi memberikan konsentrasinya pada bentuk sikap. Bentuk sikap ini merupakan kepribadian dari setiap individu dalam perusahaan yang kemudian menjadi kumpulan sikap dan interaksi antar individu sehingga dapat memunculkan karakter perusahaan. Bentuk ini nantinya akan mempengaruhi cara setiap individu dalam bertingkah laku, cara menggambarkan pekerjaan dan cara bekerja antar individu (Lestari, 2013).

Penting bagi sebuah perusahaan dalam membangun budaya organisasi. Tanpa hal itu, perusahaan ibarat wadah tanpa nyawa. Suatu perusahaan yang besar, kuat, dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, akan tetap menjadi pujaan adalah perusahaan yang kompeten dalam menggerakan seluruh bagian tubuhnya atas perintah dari dalam tubuhnya. Dalam setiap perusahaan diharapkan memiliki budaya organisasi yang baik dan kuat karena budaya organisasi akan berhubungan dengan berhasil atau tidaknya organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan. Organisasi yang memiliki budaya organisasi positif

(35)

akan memacu organisasi ke arah yang lebih baik. Sebaliknya budaya organisasi yang negatif akan memberi dampak yang negatif juga pada sebuah organisasi. Oleh sebab itu, apabila budaya organisasi baik maka penerapan GCG juga baik atau semakin kuat budaya organisasi maka semakin tinggi juga penerapan GCG.

Organization Culture Assessment Instrument (OCAI) merupakan suatu instrument yang digunakan untuk menggambarkan budaya organisasi dalam suatu perusahaan. OCAI yang dikembangkan oleh Cameron and Quinn (2006) mengklasifikasikan 4 tipe budaya organisasi yaitu budaya clan, market, adhocracy, dan hierarchy. Terdapat 6 dimensi pengukuran OCAI yang digunakan untuk mengidentifikasi budaya organisasi yang diterapkan oleh perusahaan, diantaranya:

a. Dominant characteristic (dimensi dominan)

b. Organizational leadership (kepemimpinan organisasi)

c. Management of employees (manajemen sumber daya manusia) d. Organizational glue (perekat organisasi)

e. Strategy orientation (strategi orientasi) f. Criteria of success (kriteria kesuksesan)

Secara konseptual, melalui 6 dimensi pengukuran OCAI ini akan dikaitkan dengan asas-asas GCG sesuai dengan karakteristik dari budaya organisasi dominan.

(36)

19 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan pengembangan dari analisis mendalam terhadap suatu kasus, program, aktivitas, atau proses dari satu individual atau lebih. Hasil dari penelitian studi kasus tidak dapat diterapkan pada ruang lingkup yang lebih luas, namun hasil dari penelitian ini dapat mendukung pada studi-studi yang lebih besar di kemudian hari.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Teknik analisis deskriptif kualitatif merupakan kegiatan menganalisis, menggambarkan dan meringkas dari berbagai kondisi, situasi dan data yang telah dikumpulkan berupa hasil wawancara dan observasi mengenai masalah yang diteliti (Wirartha, 2006).

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – April 2021.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI), Jl Veteran No. 216, Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

(37)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak terlibat pada penelitian dan berperan dalam memberikan informasi. Subjek pada penelitian ini adalah Manager HRD (Human Resource Department), Branch Manager, staf di bagian Human Capital, Keuangan, Marketing dan Operasional. Masing-masing subjek diberikan kuesioner berisi beberapa pernyataan terkait budaya organisasi dan good corporate governance. Sedangkan wawancara hanya dilakukan kepada 1 orang Manager HRD.

2. Objek penelitian

Objek penelitian yang digunakan adalah informasi terkait budaya organisasi dalam implementasi good corporate governance di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI).

D. Data Penelitian

Jenis data yang diolah dalam penelitian ini berupa data kualitatif.

Data kualitatif dapat memberikan gambaran mengenai kejadian dalam suatu penelitian. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini didapatkan dari kuesioner dan wawancara. Kuisioner berisi 24 pernyataan dari 4 tipe budaya organisasi yaitu clan, adhocracy, hierarchy, market dan 16 pernyataan dari 5 asas yang terkandung dalam good corporate governance seperti transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan

(38)

kesetaraan serta kewajaran. Pada kuesioner dan wawancara digunakan untuk mengetahui tipe budaya organisasi dan memastikan serta menilai implementasi GCG di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI). Data sekunder dari penelitian ini yaitu website perusahaan yang berisi visi misi dan sejarah perusahaan PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI).

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini dengan mengajukan beberapa daftar pernyataan terkait budaya organisasi dan penerapan good corporate governance. Kuesioner ini akan dibagikan kepada 1 orang Manager HRD, 1 orang Branch Manager dan 3 orang karyawan dari masing- masing unit kerja yaitu staf dibagian Human Capital, Keuangan, Marketing dan 4 orang staf dibagian Operasional. (kuesioner terlampir di halaman 72)

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menggali lebih dalam informasi mengenai jawaban-jawaban yang sudah diberikan dalam kuesioner budaya organisasi dan good corporate governance. Teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada 1 orang Manager HRD. Hal tersebut dipilih karena memiliki kapasitas untuk diwawancarai sehingga mendapatkan informasi lebih dalam (wawancara terlampir di halaman 80).

(39)

F. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yang digunakan, yaitu:

1. Budaya Organisasi

Menurut Cameron dan Quinn (2006), terdapat 6 dimensi pengukuran budaya organisasi terdiri dari:

a. Karakteristik dominan b. Kepemimpinan organisasi c. Manajemen karyawan

d. Keterkaitan dalam organisasi e. Orientasi strategi

f. Kriteria keberhasilan

Untuk mengetahui tipe budaya organisasi yang dominan yang diterapkan di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI), responden diberi kuesioner budaya organisasi yang akan diukur dengan 6 dimensi. Setiap dimensi mengandung 4 pernyataan tipe budaya organisasi yang diidentifikasi oleh OCAI dimana pernyataan A mengarah pada tipe budaya clan, peryataan B mengarah pada tipe budaya organisasi adhokrasi, pertanyaan C mengarah pada tipe budaya market, dan peryataan D mengarah pada tipe budaya hierarchy. Dimensi pengukuran budaya organisasi disajikan dalam tabel berikut ini:

(40)

Tabel 1. Dimensi Pengukuran Budaya Organisasi

No Penyataan

1 . Karakteristik Dominan A

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) merupakan perusahaan yang menerapkan sistem kekeluargaan.

Setiap karyawan dan jajaran saling berbagi dan membantu satu sama lain.

B

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) merupakan perusahaan yang dinamis dimana setiap karyawan dan jajarannya sangat bekerja keras dan berani mengambil risiko.

C

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) lebih

menekankan pada hasil pekerjaan. Perhatian utama para karyawan dan jajarannya adalah menyelesaikan tugas dengan segera. Persaingan antar karyawan sangat terasa dalam mengejar target.

D

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) sangat terkendali dan terstruktur. Dalam tata kerja terdapat prosedur formal.

2. Kepentingan Organisasi A

Kepemimpinan dalam PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) umumnya bertindak sebagai orang yang sering memberikan nasehat, memfasilitasi dan mendampingi para karyawan.

B

Kepemimpinan dalam PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) umumnya bertindak seperti wirausaha yang berani dalam berinovasi, dan mengambil risiko.

C

Kepemimpinan dalam PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) umumnya menggambarkan pekerja keras, agresif, dan sangat berorientasi pada hasil.

D

Kepemimpinan dalam PT. Abadi Ex press Yogyakarta (TIKI) umumnya bertindak melalui koordinasi dan sangat efisien.

3. Manajemen Sumber Daya Manusia A

Gaya manajemen PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) ditandai dengan kerja sama tim dan partisipasi setiap anggota.

B

Gaya manajemen PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) ditandai dengan pengambilan risiko oleh individu, kebebasan dan keunikan.

C

Gaya manajemen PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) ditandai dengan dorongan untuk kerja keras, bersaing, tuntutan yang tinggi, dan prestasi.

(41)

Tabel 1. Dimensi Pengukuran Budaya Organisasi (Lanjutan)

D

Gaya manajemen PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) ditandai dengan keamanan kerja dan terjaga stabilitas hubungan.

4. Perekat Sosial A

Keterkaitan terhadap PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) adalah loyalitas, saling percaya, komitmen terhadap organisasi sangat kuat.

B

Keterkaitan terhadap PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) adalah komitmen untuk berinovasi dan penekanan pada keberanian.

C

Keterkaitan terhadap PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) menekankan pada prestasi dan pencapaian tujuan yang bersidat agresif dan menang.

D Keterkaitan terhadap PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) pada peraturan dan kebijakan formal.

5. Penekanan Strategis A

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) menekankan pada pembangunan manusia. Kepercayaan tinggi keterbukaan dan partisipasi yang kuat.

B

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) menekankan pada perolehan sumber daya baru dan menciptakan tantangan baru.

C PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) menekankan pada tindakan kompetitif dan prestasi.

D

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) menekankan pada sesuatu yang permanen dan terjaga stabilitasnya.

Efisiensi, kontrol dan operasi berjalan lancar merupakan hal yang sangat penting.

6. Kriteria Keberhasilan A

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) mendefinisikan sukses atas dasar pengembangan sumber daya

manusia, kerja sama tim, komitmen karyawan dan kepedulian antar sesama.

B PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) mendefinisikan sukses atas dasar pelayanan jasa yang terbaik.

C

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) mendefinisikan sukses atas dasar menang di pasar dan melampaui para pesaing. Memimpin pasar merupakan hal yang sangat penting.

D

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) mendefinisikan sukses atas dasar efisiensi, pengiriman barang yang tepat waktu merupakan hal yang penting.

Sumber: Dewani (2019) dengan modifikasi

(42)

Setiap tipe budaya organisasi disertai dengan alternatif jawaban yang akan diukur menggunakan indikator skala likert dengan nilai 1 sampai 4. Nilai 1 menyatakan sangat tidak setuju, nilai 2 menyatakan tidak setuju, nilai 3 menyatakan setuju, nilai 4 menyatakan sangat setuju.

Indikator bobot nilai akan disajikan dengan tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 2. Indikator Bobot Nilai Bobot

Nilai 1 2 3 4

Alternatif Jawaban

Sangat Tidak Setuju

Tidak

Setuju Setuju Sangat Setuju Langkah selanjutnya adalah menjumlahkan pada indikator bobot

nilai untuk masing-masing pernyataan. Semua peryataan A, B, C, D masing-masing dijumlahkan. Hasil penjumlahan tertinggi setiap responden untuk pernyataan A, B, C, dan D menunjukan tipe budaya organisasi pada perusahaan berdasarkan pilihan responden. Tipe budaya organisasi dominan yang ada di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) ditentukan dari banyaknya responden yang memilih budaya organisasi.

2. Good Corporate Governance (GGC)

Untuk mengukur implementasi asas GCG akan diukur dengan 5 asas berdasarkan KNKG 2006. Asas-asas tersebut terdiri dari:

a) Asas Transparansi b) Asas Akuntabilitas c) Asas Responsibilitas d) Asas Independensi

(43)

e) Asas Kewajaran dan Kesetaraan

Implementasi asas GCG dilakukan dengan mengisi kuesioner oleh responden. Masing-masing dari asas GCG memiliki pernyataan yang jumlahnya berbeda-beda. Setiap pernyataan tersebut menjadi indikator dalam penerapan asas GCG. Berikut akan disajikan dalam tabel 3.

Tabel 3. Pernyataan untuk Setiap Asas GCG

No Asas Pernyataan

1 Transparansi 1

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) menyediakan informasi yang bersifat tepat waktu, jelas, akurat dan dapat diakses dengan mudah oleh pemangku kepentingan seperti karyawan sesuai haknya.

2

Adanya pertemuan rutin di perusahaan untuk membahas kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.

3

Pengambilan keputusan besar yang penting bagi perusahaan melibatkan seluruh unit kerja yang bersangkutan.

4

Kebijakan PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) sifatnya tertulis dan dikomunikasikan dengan seluruh stakeholders yang

bersangkutan

2 Akuntabilitas

1 PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) memiliki visi dan misi yang jelas.

2

Adanya pembagian kerja yang jelas oleh masing-masing karyawan sesuai dengan job descriptionnya.

3

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) memiliki sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan perusahaan.

4 Adanya sistem reward dan punishment untuk seluruh karyawan.

5

Dalam melaksanakan pekerjaan,karyawan selalu berpegang pada etika bisnis dan kode etik yang telah disepakati.

(44)

No Asas Pernyataan

3 Responsibilitas 1

Kegiatan yang dilakukan PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) sudah sesuai dengan peraturan perundang - undangan, anggaran dasar dan peraturan perusahaan.

2

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) melaksanakan tanggung jawab sosial yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.

4 Independensi

1 PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) selalu menghindari benturan kepentingan.

2

Masing-masing organ di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) selalu melaksanakan tugas sesuai fungsinya dan tidak saling

mendominasi/melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain.

5 Kewajaran dan Kesetaraan

1

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) memberi kesempatan kepada para stakeholders untuk memberi masukan.

2

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) memberi perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku kepentingan sesuai porsinya.

3

PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) tidak mendiskriminasi karyawan berdasarkan SARA.

Total Pernyataan 16 pernyataan

Sumber: KNKG (2006) dengan modifikasi.

Setiap pernyataan akan diberi 5 alternatif jawaban yang nantinya akan dipilih oleh responden sesuai dengan situasi dan keadaan yang terjadi di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI). Hasil jawaban yang dipilih oleh responden akan mempengaruhi tinggi atau rendahnnya implementasi GCG di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI). Masing-masing alternatif jawaban memiliki bobot nilai tertentu yang nantinya akan dijumlahkan per pernyataan untuk melihat jumlah skor dari masing-masih pernyataan dalam suatu asas GCG. Kriteria

(45)

bobot nilai pada alternatif jawaban akan disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4. Kriteria Bobot Nilai

Bobot Nilai Alternatif Jawaban 5 Sangat Setuju (SS)

4 Setuju (S)

3 Cukup Setuju (CS) 2 Tidak Setuju (TS)

1 Sangat Tidak Setuju (STS)

Pada bobot nilai 5 memiliki makna bahwa asas GCG di PT.

Abadi Express Yogyakarta (TIKI) diimplementasikan dengan sangat baik, pada bobot nilai 4 memiliki makna bahwa asas GCG di PT.

Abadi Express Yogyakarta (TIKI) diimplementasikan dengan baik, pada bobot nilai 3 memiliki makna bahwa asas GCG di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) diimplementasikan dengan cukup baik, pada bobot nilai 2 memiliki makna bahwa asas GCG di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) diimplementasikan dengan buruk dan pada bobot nilai 1 memiliki makna bahwa asas GCG di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) diimplementasikan dengan sangat buruk.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah “Bagaimana peran budaya organisasi dalam implementasi good corporate governance di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) selama masa pandemi?” maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

(46)

1. Budaya Organisasi:

Pada bagian pertama untuk mengetahui budaya organisasi yang diterapkan di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) maka, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menjumlahkan bobot nilai sesuai dengan alternatif jawaban yang diberikan pada setiap responden untuk masing-masing tipe budaya organisasi.

b. Melihat tipe budaya organisasi dominan yang dipilih oleh masing- masing responden berdasarkan skor tertinggi dari 4 tipe budaya organisasi. Pernyataan A untuk tipe budaya organisasi clan, pernyataan B untuk tipe budaya organisasi adhocracy, pernyataan C untuk tipe budaya organisasi market, dan pernyataan D untuk tipe budaya hierarchy.

c. Menghitung banyaknya jumlah responden yang memilih tipe budaya organisasi dominan clan, adhocracy, market dan hierarchy untuk menentukan kecenderungan tipe budaya organisasi pada perusahaan PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI).

d. Menarik kesimpulan budaya organisasi dominan di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) berdasarkan banyaknya responden yang memilih tipe budaya organisasi.

(47)

2. Good corporate governance (GCG)

Pada bagian kedua untuk mengetahui apakah good corporate governance sudah diterapkan dengan baik di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) maka, peneliti akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a Menghitung hasil jawaban dari setiap item pernyataan yang diberikan responden. Setiap item pernyataan memiliki 5 alternatif jawaban dengan bobot nilai yang berbeda dimana jawaban

„Sangat Setuju‟ memiliki bobot nilai 5, jawaban „Setuju‟ memiliki bobot nilai 4, jawaban „Cukup Setuju‟ memiliki bobot nilai 3, jawaban „Tidak Setuju‟ memiliki bobot nilai 2, dan jawaban

„Sangat Tidak Setuju‟ memiliki bobot nilai 1. Perhitungan jawaban tertinggi pada masing-masing pernyataan yaitu 5 dan jawaban terendah pada masing-masing pernyataan yaitu 1.

Jawaban yang telah diberikan responden akan mempengaruhi jumlah skor yang dihasilkan oleh masing-masing pernyataan.

b Menjumlahkan hasil skor masing-masing pernyataan kemudian menghitung skor rata-rata pada tiap asas GCG dengan cara membagi sesuai dengan jumlah item pernyataan pada masing- masing asas. Pada asas transparansi memiliki 4 item pernyataan, asas akuntabilitas memiliki 5 item pernyataan, asas responsibilitas memiliki 2 item pernyataan, asas independensi memiliki 2 item

(48)

pernyataan dan asas kesetaraan dan kewajaran memiliki 3 item pernyataan.

c Setelah itu, menentukan kategori implementasi rata-rata setiap asas GCG dengan terlebih dahulu menghitung rentang skala untuk setiap kategorinya dengan rumus:

RS = ) ))

(Umar, Husein 2002) Keterangan:

RS = Rentang Skala

Xtertinggi = Skor tertinggi pada masing-masing pernyataan Xterendah = Skor terendah pada masing-masing pernyataan N = Jumlah responden

Maka, untuk rentang skala diketahui sebagai berikut:

RS = ) ))

RS = 12

Setelah rentang skala ditemukan maka dapat ditentukan kategori pada tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Kategori Skala pada Setiap Asas GCG Rentang

Skala Kategori Skala

15 - 27 Implementasi asas sangat tidak baik / sangat buruk

28 - 40 Implementasi asas kurang baik / buruk 41 - 53 Implementasi asas cukup baik

54 - 66 Implementasi asas baik

(49)

Rentang

Skala Kategori Skala

67 - 79 Implementasi asas sangat baik

Kategori skala digunakan untuk menilai dan menentukan implementasi GCG di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI).

e. Melakukan tahap wawancara dengan seorang Manager HRD untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam terkait penerapan dan contoh dalam implementasi setiap asas GCG di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI).

f. Selanjutnya peneliti akan membahas dan menganalisis peran budaya organisasi dalam implementasi GCG dengan cara, mengaitkan antara budaya organisasi dominan di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) sesuai dengan asas-asas GCG yang relevan melalui 6 dimensi OCAI menurut Cameron and Quinn (2006). Dimensi-dimensi tersebut akan memuat asas-asas GCG yang relavan dan akan dijelaskan sesuai dengan karakteristik dari budaya organisasi dominan di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI).

(50)

33 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah perusahaan

PT. Citra Van Titipan Kilat (TIKI) semula dikenal dengan nama CV Titipan Kilat adalah salah satu perusahaan di sektor pengiriman jasa dan angkutan barang. TIKI pertama kali didirikan oleh Soeprapto dan Ny.

Nuraini Soeprapto pada tanggal 1 September 1970 dengan akte notaris Soetono Prawiroatmodjo no 30. Pada awal periode sampai tahun 1972 layanan pengiriman TIKI hanya menjangkau Kota Pangkal Pinang dan Surabaya dengan personil dan armada yang terbatas.

Di tahun yang sama yaitu 1972, guna menambah personel dan armada sebagai penunjang kegiatan operasional, TIKI melakukan perubahan manajemen yang bekerja sama dengan Alm. Irawan Saputra, Gideon Wiraseputa dan Raphael Rusmadi, yang kemudian menjadi pemegang saham. Melalui perubahan tersebut membuat TIKI mulai berkembang pesat hingga perusahaan memutuskan untuk mendirikan cabang-cabang utama di Ibukota Provinsi. Guna memperluas kegiatan usahanya, TIKI melakukan kerjasama keagenan dengan PT. Abadi Express. PT. Abadi Express diberikan hak untuk menggunakan merk dagang TIKI oleh PT. Citra Van Titipan Kilat dengan wilayah operasional meliput seluruh area Yogyakarta.

(51)

Berdasarkan akta notaris no 1, PT. Abadi Express didirikan pada tanggal 1 Juli 2006 dihadapan notaris Metiara Kartikawati, SH. Kemudian dilakukan perubahan sesuai dengan Undang-Undang No 40 tahun 2007 dengan akta notaris no 20 tanggal 22 Desember 2009 dihadapan notaris Moh Djaelani As‟ad, SH.

B. Visi dan Misi perusahaan.

1. Visi

Menjadikan TIKI sebagai salah satu perusahaan yang terbaik dalam jasa pengiriman dan logistik dengan melayani kebutuhan dan kepentingan pelanggan secara optimal sehingga dikenal di Indonesia dan Internasional.

2. Misi

Bekerja giat secara profesional, jujur, bertanggung jawab dengan penih keyakinan dan dedikasi tinggi untuk selalu menjadi yang terbaik.

C. Struktur organisasi

Struktur organisasi berisi susunan jabatan dari tingkat yang paling atas sampai ke tingkat yang paling bawah dalam suatu perusahaan. Agar setiap kegiatan usaha berjalan dengan lancar, tentunya PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) memliki struktur organisasi. Berikut struktur organisasi yang berada di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI):

(52)

Gambar 1: Struktur Organisasi PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) (Sumber: Laporan Analisis Sistem Manajemen Personalia PT. TIKI)

Secara garis besar, berikut tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian pada struktur organisasi di atas:

1. Direktur Pelaksana:

a Menyusun kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kegiatanoperasional perusahaan.

b Menjadi koordinator team manajemen.

c Menerima laporan dan mempertanggung jawabkan hasil penjualan pada setiap bulannya.

2. Legal Advisor: sebagai penasehat hukum perusahaan yang bertanggung jawab dalam mengurus setiap masalah perjanjian kerjasama antar perusahaan atau perbankan.

3. Trafic Manager: bertanggung jawab dalam setiap barang kiriman yang bersifat ingoing atau outgoing. Ingoing berarti menerima barang

(53)

kiriman dari pelanggan atau cabang-cabang di luar kantor pusat untuk dikirim menuju alamat tujuan. Sedangkan Outgoing berarti mengirim barang kiriman dari pelanggan sesuai alamat tujuan melalui cabang- cabang di luar kantor pusat.

4. Accounting Manajer: bertanggung jawab dalam setiap laporan pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan dan membuat perencanaan keuangan perusahaan serta memastikan bahwa keuangan perusahaan digunkan dengan sebaik-baiknya.

5. Human Resource (HR) & General Affair (GA) Manager:

a Bertanggung jawab dalam mengatur SDM termasuk melakukan proses rekuitment dan memberikan serta mengembangkan pelatihan karyawan.

b Memberikan kompensasi dan perlingan kepada karyawan.

7. IT Manajer : bertanggung jawab terhadap teknologi yang digunakan perusahaan baik itu hardware maupun software.

8. Marketing Manager: bertanggung jawab dalam mengatur kegiatan promosi, media cetak dan elektronik.

9. Operational Manager: bertanggung jawab dalam mengawasi dan mengontrol setiap kegiatan operasional perusahaan baik dalam proses penerimaan dan pengiriman barang.

(54)

37 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Data responden

Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini sejumlah 15 orang.

Semua orang dilibatkan dalam pengisisan kuesioner mengenai budaya organisasi dan implementasi good corporate governance di PT Abadi Express Yogyakarta (TIKI). Namun, pada bagian wawancara hanya ditujukkan bagi Manager HRD. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan mengkonfirmasi hasil jawaban yang diberikan oleh responden. Berikut ini disajikan tabel mengenai profil responden.

1. Profil responden berdasarkan jenis kelamin

Berikut ini merupakan profil responden berdasarkan jenis kelamin di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI):

Tabel 6. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah

(orang)

Persentase (%)

Laki-laki 4 27

Perempuan 11 73

Total 15 100

Berdasarakan profil responden pada tabel 6 di atas, responden yang berjenis kelamin laki-laki sejumlah 4 orang (27%).

Sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sejumlah 11 orang (73%).

(55)

2. Profil responden berdasarkan usia

Berikut ini merupakan profil responden berdasarkan usia di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI):

Tabel 7. Profil Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah

(orang)

Persentase (%)

20 – 29 tahun 12 80

30 – 39 tahun 2 13,33

Di atas 40 tahun 1 6,67

Total 15 100

Berdasarkan profil responden pada tabel 7 di atas, responden yang berusia antara 20 – 29 tahun sejumlah 12 orang (80%).

Responden yang berusia antara 30 – 39 tahun sejumlah 2 orang (13,33%). Sedangkan responden yang berusia diatas 40 tahun sejumlah 1 orang (6,67%).

3. Profil responden berdasarkan pendidikan terakhir

Berikut ini merupakan profil responden berdasarkan pendidikan terakir di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI):

Tabel 8. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir

Jumlah (orang)

Persentase (%)

SMA/SMK/SLTA 4 27

S1 atau Strata-1 11 73

Total 15 100

Berdasarkan profil responden pada tabel 8 di atas, responden yang memiliki jenjang pendidikan terakhir SMA/SMK/SLTA

(56)

sebanyak 4 orang (27%). Sedangkan responden yang memiliki jenjang pendidikan terakhir S1 sebanyak 11 orang (73%).

4. Profil responden berdasarkan unit kerja

Berikut ini merupakan profil reponden bersadarkan unit kerja di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI):

Tabel 9. Profil Responden Berdasarkan Unit Kerja Unit Kerja Jumlah

(orang)

Persentase (%)

HR & GA 2 13,34

Human Capital 3 20

Keuangan 3 20

Operasional 4 26,66

Marketing 3 20

Total 15 100

Berdasarkan profil responden pada 9 di atas responden yang berasal dari unit kerja Human Reseource (HM) & General Affair (GA) sebanyak 2 orang (13,34%) yaitu Branch Manager dan Manager HRD. Responden yang berasal dari unit kerja Human Capital, Keuangan, Marketing masing-masing sebanyak 3 orang (20 %) yaitu terdiri dari para staf. Sedangkan, responden yang berasal dari unit kerja Operasional sebanyak 4 orang (26,66%).

5. Profil responden berdasarkan masa kerja

Berikut ini merupakan profil responden berdasarkan masa kerja di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI):

(57)

Tabel 10. Profil Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Jumlah

(orang)

Persentase (%) Kurang dari 1 tahun 8 53,34

2 – 4 tahun 5 33,33

Lebih dari 4 tahun 2 13,33

Total 15 100 %

Berdasarkan profil responden pada tabel 10 di atas, responden yang memiliki masa kerja kurang dari 1 tahun sejumlah 8 orang (53,34%). Responden yang memiliki masa kerja antara 2 – 4 tahun sejumlah 5 orang (33,33%). Sedangkan responden dengan masa kerja lebih dari 4 tahun sejulah 2 orang (13,33%).

B. Analisis dan Pembahasan Budaya Organisasi

Pada bagian analisis dan pembahasan tipe budaya organisasi dilakukan dengan cara melihat dan menentukan skor tertinggi pada masing-masing responden terhadap 24 pernyataan yang sudah disediakan di lembar kuesioner. Skor tertinggi pada pernyataan A, B, C, D merupakan pilihan responden terhadap tipe budaya organisasi.

Berikut hasil jawaban setiap responden terhadap budaya organisasi dominan di PT. Abadi Express Yogyakarta (TIKI) dapat disajikan pada tabel 11 di bawah ini

Gambar

Tabel 1. Dimensi Pengukuran Budaya Organisasi
Tabel 1.  Dimensi Pengukuran Budaya Organisasi (Lanjutan)
Tabel 2. Indikator Bobot Nilai  Bobot  Nilai  1  2  3  4  Alternatif  Jawaban  Sangat Tidak Setuju  Tidak
Tabel 3. Pernyataan untuk Setiap Asas GCG
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulis skripsi berjudul Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Herba Rumput Mutiara (Hedyotis Corymbosa L. Lamk.) Dengan Metode Hen’s Egg Test Chorioallantoic Membranes

Menyadari persoalan posisi strategis pimpinan sekolah di Yayasan Tarakanita serta pentingnya memastikan engagement mereka terhadap organisasi, maka melakukan diagnosa

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif signifikan antara Adversity Quotient dan komitmen organisasi pada Supir Taksi

dilakukan agar proses kebijakan secara keseluruhan dapat berlangsung secara baik. Tugas pertama adalah untuk menentukan konsekuensi-konsekuensi apa yang ditimbulkan oleh

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai upaya meningkatkan kualitas pengajaran sekaligus hasil dan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika,

Adanya pengaruh intervening pada variabel in- deks pembangunan manusia, mengandung arti bahwa pengeluaran pemerintah sektor publik tidak akan ser- ta merta langsung

Ada tujuh pertanyaan untuk menentukan status suatu hadits berdasarkan kredibilitas perawinya, diantaranya adalah apakah perawi tersebut bertaqwa, apakah perawi tersebut jauh

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada korelasi tingkat sedang antara persepsi perawat terhadap penerapan model pemberian asuhan keperawatan fungsional