• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian teori

1. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah suatu strategi pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu mata pelajaran agar siswa mendapatkan pengalaman aktif di dalam kelas sesuai dengan pendapat Majid (dalam Depdiknas, 2003:2). Tidak hanya pengalaman yang didapatkan namun berbagai macam pengetahuan serta pembelajaran tingkah laku yang berkarakter agar berguna dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut (Majid, 2014 : 4) peserta didik dilatih dan mengembangkan kemampuan untuk bersosialisasi dengan lingkungan.

Pembelajaran tematik adalah suatu pembelajaran yang menekankan pada suatu konsep tertentu sambil melakukan sesuatu hal yakni learning by doing (Trianto, 2010). Selain itu pembelajaran tematik merupakan penerapan dari pembelajaran terpadu yang dikemas dengan bentuk konsep yang saling berkaitan (Qondias, 2016:854). Ketika penugasan konsep-konsep tersebut dipadukan menjadi satu, dan diharapkan siswa mampu memahami materi dengan mudah, siswa juga bisa mengenal lingkungan yang berkaitan dengan materi yang akan dan sudah dipelajari. Dalam lampiran Permendikbud RI No. 67 Tahun 2013 Tema yang sudah dikemas disesuaikan dengan konsep peserta didik supaya peserta didik tidak mempelajari konsep dasar dengan cara parsial.dan pembelajaran yang diberikan dapat bermakna

9

(2)

secara utuh kepada peserta didik yang tercermin pada tema-tema yang ada dan sudah dipejari.

Dari beberapa paparan pendapat tentang pengertian pembelajaran tematik, bisa disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu pembelajaran yang mengaitkan beberapa konsep mata peljaran tdiak hanya satu konsep saja menjadi satu kesatuan yang terpadu sehingga peserta didik diharapkan mampu untuk aktif ketika dalam proses pembelajaran.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Majid (2014:89) menjelaskan tentang karakteristik pembelajaran tematik, ada enam karakteristik sebagai berikut :

a. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa maksudnya adalah di dalam pembelajaran siswa menajdi subjek belajar yang dituntut untuk aktif dalam pembelajaran sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan kepada siswa dalam melakukan kegiatan belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik memberikan pengelaman secara langsung kepada siswa. Hal ini dimaksudkan siswa secara lagsung dihadapkan dengan kehidupan

c. Pemisahan mata pelajaran tidak terlalu jelas

Pembelajaran tematik ini, pemisahan pelajarannya tidak begitu jelas, karena hanya dipusatkan pada tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan siswa di lingkungan sekitar saja.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

(3)

Pembelajaran tematik juga memaparkan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran yang mudah dipahami oleh siswa. Hal ini memudahkan untuk siswa dalam memecahkan masalah.

e. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik ini bersifat luwes dan fleksibel dimana guru bisa dengan mudah mengaitkan tema-temamata pelajaran dengan kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitarnya.

f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

c. Prinsip Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik juga memiliki prinsip yang berkaitan dengan tematik terintegratif (Majid, 2014:89), antara lain :

a) Pembelajaran tematik terintegratif mempunyai satu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi pemersatu materi dari beberapa mata pelajaran.

b) Pembelajaran tematik terintegratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait. Materi-materi yang dipilih ini dapat menjabarkan tema tema yang bermakna.

c) Pembelajaran integrative tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pem

d) Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan

e) Materi pada mata pelajaran yang dipadukan dan dikaitkan tidak terlalu dipaksakan, maksudnya materi yang tidak bisa dipadukan atau diakitakn maka tidak perlu dipadukan atau dikaitkan.

(4)

2. KI, KD, Indikator Tema 3 a. Pemetaan KI

1. Menerima, menjelaskan, dan mengahargai ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinterkasi degan keluarga, teman, guru dan tetangganya.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaa Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah, sekolha dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

b. Pemetaan KD

IPA

3.4 Mengidentifikasi komponen komponen listrik dan fungsinya dalam rangkaian listrik sederhana.

4.4 Melakukan percobaan ragkaian listrik sederhana secara seri dan paralel.

Bahasa Indonesia

3.2 Menggali isi teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah yang didengar dan dibaca.

4.2 Menyajikan secara lisan, tulis dan visual hasil penggalian informasi dari teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah dengan menggunakan osakata baku dan kalimat efektif.

c. Pemetaan Indikator

IPA

3.4.1 Mengklasifikasikan benda yang termasuk konduktor dan isolator.

4.4.1 Melakukan percobaan untuk membuktikan suatu benda termasuk benda konduktor dan isolator.

(5)

Bahasa Indonesia

3.2.1 Menyimpulkan isi teks tokoh penemu listrik yang didengar dan dibaca.

4.2.1 Menguraikan secara tulis hasil penggalian informasi dari teks penemu listrik dengan menggunakan kosa kata yang baku dan kalimat efektif.

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Dalam bahasa medius kata media yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dan jika dalam bahasa arab media memilki pengertian perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Azhar Arsyad, 2011:3). Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip Azhar Arsyad (2011), apabila dipahami secara garis besar media adalam manusia, materi dan kejadian yang dimana membangun kondisi yang membuat siswa dapat memperoleh penetahuan, ketrampilan dan sikap. Dalam pengertian tersebut buku teks, guru dan lingkungan sekolah merupakan media pembelajaran. Dan Menurut Criticos yang dikutip Daryanto (2011:4) media adalah salah satu omponen komunikasi, yakni sebagai pembawa pesan dari komunikatir dan menuju komunikan.

Sarana penyampaian pesan pembelajaran yang kaitannya dengan mode pembelajaran langsung dengan cara guru yang berperan sebagai penyampai informasi dan guru agar dapat menggunakan media yang sesuai merupakan pengertian media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat bantu dalam proses belajara mengajar. Hal atau segala sesuatu yang digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, kemampuan atau ketrampilan dan perhatian para pelajar sehingga terdorong terjadinya proses belajar. Menurut Heinich yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011:4), media pembelajaran merupakan

(6)

perantara yang membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran antara sumber yang menyampaikan dan penerima. Media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan sebagai perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan (Ari Dwi H, 2015:47).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.

b. Klasifikasi Media Pembelajaran

Komponen yang terdapat pada media pembelajaran merupakan komponen intruksional meliputi pesan, orang, dan ataupun peralatan. Banyak pengaruh yang masuk ke dalam dunia pendidikan seperti konsep atau teori baru serta teknologi, perkembangan terus terjadi pada media pembelajaran, tampil dalam berbagai jenis, dan dengan kemampuannya masing-masing.

Kemudian timbul usaha-usaha yang dilakukan untuk mengklasifikasikan dan mengelompokkan media, mengarah pada pembuatan taksonomi media pembelajaran atau pendidikan di sekolah.

Pengklasifikasian media menurut Rudy Bretz (dalam Sumiati, 2001:128) media dikalsifikasikan berdasarkan unsur pokoknya yakni visual berupa gambar, suara, simbol, garis ataupun gerak. Menurut taksonomi Bretz Media dikelompokkan menjadi 8 kategori yaitu Media audio visual gerak, media audio visual diam, media visual gerak, media audio semi gerak, media visula diam, media semi gerka, media cetak dan media audio.

Pengklasifikasian media menurut tingkat kerumitan perangkat media,

(7)

dikhususkan media audi-visual, dilakukan oleh CJ Duncan, dengan menyusun sebuah hirarki. Dirarki Duncan, Sumiati (2008:131) berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat hirarkisuatu media, maka semakin rendah satuan biaya serta akan semakin khusus sifat penggunaanya. Namun kemudahan dan keluwesan penggunaan media semakin bertambah. Dan berlaku juga sebaliknya, bila suatu media berada pada hirarki yang paling rendah.

Klasifikasi media pembelajaran dilihat dari bentuk menurut Haryono (2014) dikelompokkan yaitu : (1) media dua dimensi, (2) media tiga dimensi (3) media pandang diam dan (4) media pandang gerak. Teknologi sedang berkembang, maka Arsyad (2011:19) mengklasifikasikan media menjadi 4 kelompok yakni media hasil cetka teknologi, media hasil gabungan teknologi cetak serta komputer, media hasil teknologi audio-visual, dan media hasil teknologi berbasis komputer. Dan menurut Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 20111:19) media dibagi menjadi 2 kelompok besar, yakni media teknologi muthakhir dan media tradisional. Lebih lanjut arsyad, (2011:21) dijelaskan sebagai berikut : Media muthakir dapat berupa media berbasisi telekomunikasi seperti media berbasis mikroprosesor seperti pada permaian komputer dan hypermedia dan pilian media tradisional dapat berupa media visual diam tidak diproyeksikan dan yang diproyeksikan, penyajian media, audio, visual dinamis yang diproyeksikan, media realita, permaianan dan media cetak.

Dari beberapa pengelompokkan media yang telah dikemukakan, maka peneliti menggunakan media bikelip (Bintang Kelap kelip) yang termasuk kategori media 3 dimensi.

c. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Menurut Arsyad Azhar (2005:6-7) media memiliki ciri-ciri umum, yakni :

(8)

1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik deikenal sebagai hardware atau perangkat keras, yaitu suatu benda yang dapat diraba, dilihat daan didengar dengan panca indera.

2. Pengertian non fisiknya dikenal sebagai software yang berarti pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang akan disampaikan kepada siswa.

3. Penekanan media pendidikan ada pada visual dan audio.

4. Alat batu pada proses pembelajaran di dalam maupun luar kelas merupakan pengertian media pendidikan.

5. Tujuan media pendidikan digunakan sebagai alat komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.

6. Media pendidikan bisa digunakan secara umum atau massal.

7. Sikap, perbuatan, strategi dan manajemen yang terhubung dengan penerapan suatu ilmu. Menurut Gerlach & Ely yang dikutip Arsyad Azhar (2005:12), mengungkapkan ada 3 ciri media yang merupakan petunjuk mengapa suatu media digunakan dan apa yang dapat dilakukan oleh media yang bisa saja guru tidak mampu atau kurang efisien untuk melakukannya.

3 ciri tersebut yakni :

a. Ciri manipilatif (Manipuative Property)

Ciri manipilatif dimiliki media karena media memungkinkan tranformasi suatu kejadian atau objek. Seperti kejadian yang terjadi berhari-hari dapat disajikan dalam 2 atau 3 menit kepada siswa dengan teknik pengambilan gambar (time-lipse recording).

b. Ciri Fiksiatif (Fixiative Property)

(9)

Media memiliki kemampuan merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi peristiwa atau sebuah objek. Peristiwa yang terjadi atau sebuah objek dapat disusun dan di runtut kembali dengan media seperti video, tape, audio tape, disket komputer, dan film. Media memungkinkan rekaman kejadian atau suatu objek yang terjadi pada waktu tertentu dapat ditransportasikan tanpa mengena waktu.

c. Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri terakhir yang dimiliki media, yakni ciri distributif yang dimana memungkinkan suatu objek atau kejadian dapat ditransportasikan melalui ruang dan kejaidan tersebut secara bersamaan disajikan kepada sebagian besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut. informasi yang tekah direkam dalam bentuk format apapun maka dapat diproduksi berapa kali pun dan bisa digunakan diberbagai tempat dan waktu yang bersamaan dan bahkan secara berulang-ulang. Informasi yang telah direkam memiliki konsistensi sama atau hampir sama dengan aslinya.

Setelah paparan diatas diuraikan dapat ditarik kesimpulan, sesuatu dapat dikatakan media pembelajaran jika memiliki ciri-ciri : ciri manipilatif, ciri fiksiatif, ciri distributif, dapat dalam bentuk software ataupun hardware dan media bisa digunakan tidak hanya perorangan tapi juga kelmpok kecil atau besar dan secara masal.

4. Media Pembelajaran Bikelip

a. Pengertian Media Pembelajaran Bikelip

Media bikelip atau media bintang kelap kelip adalah media pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran tematik kelas VI tema 3

(10)

“Tokoh dan Penemuan” subtema 1 “Penemu yang Mengubah Dunia”

pembelajaran 3. Dalam pembelajarannya terdapat materi komponen listik (konduktor dan isolator) dan teks eksplanasi. Media bikelip ini dapat digunakan untuk menyampaikan tujuan pembelajaran pada tema 3 subtema 1 mengenai “Penemu yang Mengubah Dunia.

Media bikelip ini terdiri dari 2 balok yang dikaitkan dengan menggunakan engsel agar mudah dibuka dan ditutup. Balok yang digunakan berukuran panjang 26,5 cm, lebar 21 cm dan tinggi 3 cm. Di dalam media ini terdapat lampu-lampu Led yang disusun diatas akrilik transparan membentuk bintang berukuran kecil dan besar. Lampu-lampu tersebut menggunakan energi batrei agar aman digunakan jika siswa melakukan uji coba benda- benda konduktor dan isolator, dan didalam media juga terdapat audio (teks eksplanasi penemu listrik). Ukuran media tersebut memudahkan untuk dibawa, sehingga mudah digunakan dalam kelompko kecil maupun menjelaskan konsep di depan kelas.

b. Kekurangan dan Kelebihan

Kelebihan media bikelip “bintang kelap kelip” adalah sebagai berikut : 1. Media ini mudah dipindah tempatkan dan mudah dibawa.

2. Media tidak bergantung kepada listrik, sehingga dapat digunakan di sekolah yang memiliki fasilitas memadai maupun tidak.

3. Media memiliki daya tarik dalam pembelajaran dan media juga melibat aktifkan siswa dalam penggunaannya.

Kekurangan media bikelip “bintang kelap kelip” adalah sebagai berikut :

Kekurangan media bikelip ini sumber energi agar lampu –lampu led dapat menyala yaitu berasal dari batrei yang dapat habis, pembuatan lampu

(11)

lampu yang disusun berbentuk bintang memakan waktu dan tidak banyak orang yang bisa membuatnya.

B. Kajian Teori yang Relevan

Sehubungan dengan penelitian yang sudah dilakukan lebih dahulu oleh peneliti skripsi terdahulu, penelitian yang akan dilakukan peneliti memiliki persamaan dan juga perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian relevan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :

Tabel : 2.1 Kajian teori yang relevan

No Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Andri Prima Pengembangan Media a. Sama sama a. Materi yang

Yoga, 2017 Pembelajaran Miniatur Rumah Rangkaian

melakukan penelitian

digunakan peneliti Listrik Dalam

Pembelajaran IPA kelas VI SD

2 Siti Mariah, 2015 Pengembangan Media Pembelajaran Berupa Miniatur Listrik Rumah Tangga Untuk

Pembelajaran SMP.

pengembangan b. Subjek yang

digunakan sama yakni siswa kelas VI

a. Sama sama melakukan penelitian pengembangan.

terdahulu pada mata pelajaran IPA sedangkan yang

penelitian saat ini tematik menggabungka n mata

pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA.

b. Tempat penelitian terdahulu dilakukan di Kabupaten Pemalang sedangkan penelitian saat ini di

Pasuruan.

a. Subjek penelitian terdahulu pada siswa SMP sedangkan Penelitian saat

(12)

No Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan ini pada siswa kelas VI SD b. Materi yang

digunakan pada penelitian terdahulu yaitu Fisika

sedangkan penelitian saat ini tematik (Bahasa Indonesia dan IPA)

3 Hartariani dkk, 2016

Pengembangan Media Pembelajaran 3 Dimensi Pada Mata Pelajaran Matematika Untuk Siswa

Penyandang Tunagrahita

a. Sama sama melakukan penelitian pengembangan

a. Subjek yang digunakan pada penelitian terdahulu yakni siswa tunagrahita sedangkan penelitian saat ini siswa kelas 6 sekolah dasar.

b. Materi yang digunakan pada penelitian terdahulu yakni Matematika sedangkan penelitian saat ini tematik (Bahasa Indonesia dan IPA)

(Sumber : Olahan Peneliti, 2020) Penelitian yang terdahulu Andri Prima Yoga (2017) dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Miniatur Rumah Rangkaian Listrik Dalam Pembelajaran IPA kelas VI SD” dengan kesamaan subjek yaitu menggunakan siswa kelas 6 SD dan sama-sama melakukan penelitian pengembangan media pembelajaran berupa media 3 dimensi.

(13)

Perbedaan penelitian terdahulu dan sekarang yakni penelitian terdahulu hanya untuk mata pelajaran IPA sedangkan penelitian yang sekarang ditujukan untuk pembelajaran tematik (Bahasa Inonesia dan IPA). hasil dari penelitian yang dilakukan Andri yakni tanggapan siswa mendapat presentase sebesar 96%, hal ini menunjukkan media miniatur rumah rangkaian listrik sangat layak dan efektif digunakan.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Siti Mariah (2015) dengan judul

“Pengembangan Media Pembelajaran Berupa Miniatur Sistem Listrik Rumah Tangga Untuk Pembelajaran Fisika di SMP” dengan kesamaan sama sama melakukan penelitian pengembangan media pembelajaran berupa media 3 dimensi. Perbedaannya peneliti terdahulu yakni materi yang digunakan pada penelitian terdahulu rangkaian listrik dan pada penelitian sekarang yakni konduktor dan isolator listrik dan teks eksplanasi. Subjek pada penelitian terdahulu menggunakan siswa SMP sedangkan Penelitian saait ini pada siswa kelas 6 Sekolah Dasar. Hasil penelitian yang dilakukan Mariah, memberikan respon positif baik dari gurumaupun peserta didik. Penelitian tersebut membantu guru dalam pembelajaran melalui produk media pembelajaran yang dihasilkan.

Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Hartariani,dkk (2016) dengan judul

“Pengembangan Media Pembelajaran 3 Dimensi Pada Mata Pelajaran Matematika Untuk Siswa Penyandang Tunagrahita” dengan perbedaan penelitian terdahulu menggunakan subjek siswa tunagrahita dan penelitian sekarang menggunakan subjek siswa kelas 6 SD, dan Materi yang digunakan pada penelitian terdahulu pada mata pelajaran matematika dan yang saat ini tematik. Dan persamaan sama sama melakukan pengembangan media berupa media 3 dimensi. Hasil penelitian terdahulu menjelaskan bahwa media 3 dimensi matematika yang diperuntukkan untuk penyandang tunagrahita memperoleh respn positif dari peserta didik.

(14)

Berdasarkan pemaparan diatas yang terjadi pada penilitian terdahulu yang relevan diperoleh sama-sama melakukan penelitian pengembangan berupa media pembelajaran,maka dari itu peneliti juga akan melakukan penelitian berupa pengembangan media pembelajaran untuk pembelajaran tematik. Kesamaan penelitian yang dilakukan oleh 3 peneliti dengan peneliti yakni sama-sama mengembangkan media pembelajaan berupa benda konkrit agar sesuai dengan tugas perkembangan anak yaitu pada usia 8-11 tahun anak lebih suka benda yang nyata atau konkrit. Perbedaan yang ada yakni media yang dihasilkan berbeda, peneliti mengembangkan media bikelip ini dikarenakan belum dilakukan oleh peneliti terdahulu.

Subjek yang peneliti akan tuju yakni siswa kelas VI Sekolah Dasar. Oleh karena itu peneliti membuat media yang dapat digunakan untuk pembelajaran tematik kelas VI tema 3 “tokoh dan penemuan” subtema 1 “penemu yang mengubah dunia” pembelajaran 3. Dari hasil perbedaan dan persamaan penelitian relevan dengan penelitian yang akan dilakukan maka peneliti membuat inovasi baru media pembelajaran dengan judul “Pengembangan Media Bikelip (bintang kelap kelip) Tema Tokoh dan Penemuan Subtema Penemu yang Mengubah Dunia kelas VI SD”. Penggunaan media pembelajaran dapat membuat pemahaman belajar siswa meningkat dan menarik minat siswa untuk belajar.

(15)

Rumusam Masalah :

Bagaimana pengembangan media bikelip (bintang kelap kelip) pada tema tokoh dan penemuan subtema yang mengubah dunia kelas 6 Sekolah Dasar ? Bagaimana respon siswa terhadap media bikelip (bintang kelap kelip) pada tema

tokoh dan penemuan subtema yang mengubah dunia kelas 6 Sekolah Dasar ?

Media Bikelip (Bintang Kelap Kelip) pada tema tokoh dan penemuan Model ADDIE

Analisis Kebutuhan :

Menunjukkan guru belum memaksimalkan menggunakan media pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran. Guru di sekolah tersebut menggunakan buku yang sudah disediakan pemerintah. Tidak terdapat lcd yang dapat digunakan dalam mengajar.

Dibutuhkan pengembangan media C. Kerangka Pikir

Analysis Design Development Implementation Evaluation

Gambar : 2.1 Kerangka pikir

Gambar

Tabel : 2.1 Kajian teori yang relevan
Gambar : 2.1 Kerangka pikir

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, perusahaan yang menyajikan kembali laporan keuangan dengan penurunan laba ( Income-Decreasing Restatement ) dan termasuk dalam kategori kesalahan mendasar pada

transfer pricing. Metode penelitian yang dipakai untuk menyusun skripsi ini adalah penelitian hukum normatif atau penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan

[r]

Berdasarkan hasil pembahasan yang dikemukakan dalam laporan akhir ini, kesimpulan yang didapatkan ialah untuk tingkat likuiditas perusahaan dianggap likuid tetapi

“ Proses pembelajaran dalam pengembangan kurikulum PAI yaitu dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang pelaksanaannya itu sesuai dengan materi

Apakah dukungan petugas yang diberikan oleh petugas kesehatan terhadap Bapak/ Ibu untuk kepatuhan minum obat penderita TB MDR mulai dari tahap positif terkena sampai

Hal ini sesuai dengan pendapat Stein (dalam Yuniarti 2002) kehidupan lajang adalah kehidupan pria dan wanita yang belum menikah, yang tidak terlibat dalam hubungan homoseksual

Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan