SURAT EDARAN
Perihal : Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal oleh Bank Indonesia
Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/9/PBI/2015 tentang Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal oleh Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5704) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/5/PBI/2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5876), perlu mengatur kembali ketentuan pelaksanaan mengenai penyelenggaraan transfer dana dan kliring berjadwal oleh Bank Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia sebagai berikut:
I. KETENTUAN UMUM
Dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini yang dimaksud dengan:
1. Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal adalah kegiatan dalam rangka memproses perhitungan hak dan kewajiban antar Peserta Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia yang setelmennya dilakukan pada waktu tertentu.
2. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia yang selanjutnya disingkat SKNBI adalah infrastruktur yang digunakan oleh Bank Indonesia dalam Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal untuk memproses Data Keuangan Elektronik pada Layanan Transfer Dana, Layanan Kliring Warkat Debit, Layanan Pembayaran Reguler, dan Layanan Penagihan Reguler.
3. Penyelenggara SKNBI yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah Bank Indonesia.
4. Peserta SKNBI yang selanjutnya disebut Peserta adalah pihak yang telah memenuhi persyaratan dan telah memperoleh persetujuan dari Penyelenggara sebagai Peserta.
5. Layanan ...
5. Layanan Transfer Dana adalah layanan dalam SKNBI yang memproses pemindahan sejumlah dana antar Peserta dari 1 (satu) pengirim kepada 1 (satu) penerima.
6. Layanan Kliring Warkat Debit adalah layanan dalam SKNBI yang memproses penagihan sejumlah dana yang dilakukan antar Peserta dari 1 (satu) pengirim tagihan kepada 1 (satu) penerima tagihan, disertai dengan fisik Warkat Debit.
7. Layanan Pembayaran Reguler adalah layanan dalam SKNBI yang memproses pemindahan sejumlah dana antar Peserta dari 1 (satu) atau beberapa pengirim kepada 1 (satu) atau beberapa penerima.
8. Layanan Penagihan Reguler adalah layanan dalam SKNBI yang memproses penagihan sejumlah dana antar Peserta dari 1 (satu) pengirim tagihan kepada beberapa penerima tagihan.
9. Data Keuangan Elektronik yang selanjutnya disingkat DKE adalah data keuangan dalam format elektronik yang digunakan sebagai dasar perhitungan dalam penyelenggaraan SKNBI.
10. DKE Transfer Dana adalah DKE yang dibuat berdasarkan perintah transfer dana dan digunakan sebagai dasar perhitungan dalam Layanan Transfer Dana.
11. DKE Warkat Debit adalah DKE yang dibuat berdasarkan perintah transfer debit dan digunakan sebagai dasar perhitungan dalam Layanan Kliring Warkat Debit.
12. DKE Pembayaran adalah DKE yang dibuat berdasarkan perintah transfer dana dan digunakan sebagai dasar perhitungan dalam Layanan Pembayaran Reguler.
13. DKE Penagihan adalah DKE yang dibuat berdasarkan perintah transfer debit dan digunakan sebagai dasar perhitungan dalam Layanan Penagihan Reguler.
14. Warkat Debit adalah alat pembayaran nontunai yang diperhitungkan atas beban nasabah atau Bank melalui Layanan Kliring Warkat Debit.
15. Kliring Penyerahan adalah kegiatan untuk memperhitungkan DKE Warkat Debit yang disampaikan oleh Peserta pengirim kepada Peserta penerima melalui Penyelenggara.
16. Kliring ...
16. Kliring Pengembalian adalah kegiatan untuk memperhitungkan DKE Warkat Debit yang diperhitungkan dalam Kliring Penyerahan namun ditolak oleh Peserta penerima berdasarkan alasan yang ditetapkan oleh Penyelenggara.
17. Penyerahan Tagihan adalah kegiatan untuk memperhitungkan DKE Penagihan yang disampaikan oleh Peserta pengirim kepada Peserta penerima melalui Penyelenggara.
18. Pengembalian Tagihan adalah kegiatan untuk memperhitungkan DKE Penagihan yang diperhitungkan dalam Penyerahan Tagihan namun ditolak oleh Peserta penerima berdasarkan alasan yang ditetapkan oleh Penyelenggara.
19. Peserta Langsung Utama yang selanjutnya disingkat PLU adalah Peserta yang mengirimkan DKE ke Penyelenggara secara langsung dengan menggunakan infrastruktur SKNBI dan Setelmen Dana dilakukan ke Rekening Setelmen Dana Peserta yang bersangkutan.
20. Peserta Langsung Afiliasi yang selanjutnya disingkat PLA adalah Peserta yang mengirimkan DKE ke Penyelenggara secara langsung dengan menggunakan infrastruktur SKNBI Peserta yang bersangkutan sedangkan Setelmen Dana dilakukan ke Rekening Setelmen Dana Bank Pembayar.
21. Peserta Tidak Langsung yang selanjutnya disingkat PTL adalah Peserta yang mengirimkan DKE ke Penyelenggara secara tidak langsung melalui Bank Penerus dan Setelmen Dana dilakukan ke Rekening Setelmen Dana Bank Penerus.
22. Bank Pembayar adalah PLU yang ditunjuk oleh PLA dalam rangka Setelmen Dana, penyediaan Prefund, dan/atau pembayaran kewajiban lainnya dalam penyelenggaraan SKNBI.
23. Bank Penerus adalah PLU yang memenuhi persyaratan dan telah memperoleh persetujuan dari Penyelenggara untuk melaksanakan pengiriman DKE, penyediaan Prefund, Setelmen Dana, dan/atau pembayaran kewajiban lainnya untuk kepentingan PTL.
24. Rekening Setelmen Dana adalah rekening Peserta dalam mata uang Rupiah yang ditatausahakan di Bank Indonesia.
25. Setelmen ...
25. Setelmen Dana adalah kegiatan pendebitan dan pengkreditan Rekening Setelmen Dana melalui Sistem BI-RTGS yang dilakukan berdasarkan perhitungan hak dan kewajiban masing-masing Peserta yang timbul dalam penyelenggaraan SKNBI.
26. Prefund adalah dana yang disediakan oleh Peserta untuk memenuhi kewajiban dalam penyelenggaraan SKNBI.
27. Prefund Kredit adalah Prefund yang disediakan untuk Layanan Transfer Dana dan Layanan Pembayaran Reguler.
28. Prefund Debit adalah Prefund yang disediakan untuk Layanan Kliring Warkat Debit dan Layanan Penagihan Reguler.
29. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai perbankan termasuk kantor cabang dari bank di luar negeri dan Bank Umum Syariah termasuk Unit Usaha Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai perbankan syariah.
30. Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank adalah badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan transfer dana.
31. Sistem Sentral Kliring yang selanjutnya disingkat SSK adalah infrastruktur SKNBI di Penyelenggara yang digunakan dalam penyelenggaraan SKNBI.
32. Sistem Peserta Kliring yang selanjutnya disingkat SPK adalah infrastruktur SKNBI di Peserta yang terhubung dengan SSK yang digunakan oleh Peserta dalam penyelenggaraan SKNBI.
33. Jaringan Komunikasi Data yang selanjutnya disingkat JKD adalah infrastruktur komunikasi data yang digunakan dalam penyelenggaraan SKNBI yang menghubungkan SSK dengan SPK.
34. Soft Token adalah sertifikat dalam bentuk file terproteksi yang memuat identitas pemilik sertifikat, kunci enkripsi untuk melakukan verifikasi tanda tangan digital pemilik, dan periode sertifikat yang dihasilkan oleh infrastruktur kunci publik Bank Indonesia.
35. Sistem ...
35. Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement yang selanjutnya disebut Sistem BI-RTGS adalah infrastruktur yang digunakan sebagai sarana transfer dana elektronik yang setelmennya dilakukan seketika per transaksi secara individual.
36. Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System yang selanjutnya disebut BI-SSSS adalah infrastruktur yang digunakan sebagai sarana Penatausahaan Transaksi dan Penatausahaan Surat Berharga yang dilakukan secara elektronik.
37. Keadaan Tidak Normal adalah situasi atau kondisi yang terjadi sebagai akibat adanya gangguan atau kerusakan pada perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, aplikasi, maupun sarana pendukung yang mempengaruhi kelancaran penyelenggaraan SKNBI.
38. Keadaan Darurat adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kekuasaan Penyelenggara dan/atau Peserta yang menyebabkan kegiatan operasional SKNBI tidak dapat diselenggarakan yang diakibatkan oleh, tetapi tidak terbatas pada kebakaran, kerusuhan massa, sabotase, dan bencana alam seperti gempa bumi dan banjir yang dinyatakan oleh pihak penguasa atau pejabat setempat yang berwenang, termasuk Bank Indonesia.
39. Fasilitas Kontinjensi adalah fasilitas yang disediakan oleh Penyelenggara di lokasi Penyelenggara dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri yang dapat digunakan oleh Peserta apabila terjadi Keadaan Tidak Normal atau Keadaan Darurat di lokasi kantor Peserta.
40. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri yang selanjutnya disingkat KPwDN adalah kantor Bank Indonesia selain kantor pusat Bank Indonesia yang melaksanakan fungsi sistem pembayaran.
41. Wilayah Kliring adalah suatu wilayah yang telah disetujui oleh Penyelenggara untuk melaksanakan kegiatan pertukaran Warkat Debit.
42. Wilayah ...
42. Wilayah Kliring Otomasi adalah Wilayah Kliring yang melaksanakan kegiatan pertukaran Warkat Debit secara otomasi.
43. Wilayah Kliring Manual adalah Wilayah Kliring yang melaksanakan kegiatan pertukaran Warkat Debit secara manual.
44. Koordinator Pertukaran Warkat Debit yang selanjutnya disebut Koordinator PWD adalah koordinator pertukaran Warkat Debit kantor Bank Indonesia dan koordinator pertukaran Warkat Debit selain Bank Indonesia yang melaksanakan pertukaran Warkat Debit di suatu Wilayah Kliring.
45. Perwakilan Peserta adalah kantor Peserta di suatu Wilayah Kliring yang ditunjuk sebagai wakil Peserta untuk melaksanakan pertukaran Warkat Debit yang dikliringkan di Wilayah Kliring tersebut.
46. Pimpinan adalah direksi atau pejabat yang berwenang mewakili Peserta sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi masing- masing Peserta sebagai berikut:
a. Pimpinan untuk Peserta berupa Bank Umum dan Bank Umum Syariah adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai perseroan terbatas;
b. Pimpinan untuk Peserta berupa Unit Usaha Syariah adalah anggota direksi Bank Umum Konvensional yang membawahkan Unit Usaha Syariah atau pimpinan kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri yang mengelola dan bertanggung jawab terhadap operasional Unit Usaha Syariah;
c. Pimpinan untuk Peserta berupa kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri adalah pemimpin kantor cabang dan pejabat satu tingkat di bawah pemimpin kantor cabang yang menerima surat kuasa (power of attorney) dari kantor pusat bank yang berkedudukan di luar negeri;
d. Pimpinan...
d. Pimpinan untuk Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan transfer dana.
47. Bukti Penyerahan Warkat Debit yang selanjutnya disingkat BPWD adalah dokumen kliring yang digunakan di Wilayah Kliring Otomasi yang berfungsi sebagai alat kontrol dalam pelaksanaan kegiatan pertukaran Warkat Debit.
48. Rincian Warkat Debit yang selanjutnya disingkat RWD adalah dokumen kliring yang digunakan di Wilayah Kliring Manual yang berfungsi sebagai alat kontrol dalam pelaksanaan kegiatan pertukaran Warkat Debit.
49. Tanda Pengenal Petugas Kliring yang selanjutnya disingkat TPPK adalah tanda pengenal yang digunakan oleh petugas kliring dalam kegiatan pertukaran Warkat Debit.
II. PENYELENGGARA
A. Organisasi Penyelenggara
1. Penyelenggara adalah Bank Indonesia c.q. Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran.
2. Kegiatan korespondensi terkait penyelenggaraan SKNBI ditujukan kepada Penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kegiatan terkait kepesertaan dan operasional penyelenggaraan SKNBI ditujukan ke alamat:
Bank Indonesia
Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Divisi Kliring dan Transfer Dana
Gedung D Lantai 3
Jalan M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350.
b. Kegiatan korespondensi terkait pemantauan kepatuhan Peserta terhadap ketentuan dan prosedur dalam penyelenggaraan SKNBI ditujukan ke alamat:
Bank ...
Bank Indonesia
Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Divisi Kepatuhan dan Informasi Sistem Pembayaran Bank Indonesia
Gedung D Lantai 3
Jalan M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350.
3. Penyelenggara menyediakan helpdesk untuk menangani permasalahan operasional SKNBI yang dihadapi oleh Peserta dengan nomor sebagai berikut:
a. telepon : 021 29818888 b. faksimile : 021 2311902.
4. Dalam hal terdapat perubahan nama departemen, divisi, dan/atau alamat sebagaimana dimaksud dalam angka 2 dan/atau perubahan nomor telepon dan/atau faksimile sebagaimana dimaksud dalam angka 3 maka Penyelenggara memberitahukan perubahan tersebut melalui surat dan/atau sarana lainnya.
B. Tugas Penyelenggara
Dalam rangka penyelenggaraan SKNBI, Penyelenggara melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. menetapkan ketentuan dan prosedur penyelenggaraan SKNBI;
2. menyediakan sarana dan prasarana penyelenggaraan SKNBI sebagai berikut:
a. perangkat keras dan aplikasi SSK di Penyelenggara;
b. 1 (satu) JKD yang menghubungkan SPK dengan SSK;
c. aplikasi SPK dan perubahannya serta buku pedoman pengoperasian aplikasi SPK yang disampaikan oleh Penyelenggara melalui surat dan/atau sarana lain;
d. Fasilitas Kontinjensi; dan
e. sarana dan prasarana pendukung lainnya;
3. melaksanakan kegiatan operasional SKNBI sesuai waktu yang telah ditetapkan, antara lain sebagai berikut:
a. melakukan ...
a. melakukan monitoring pengiriman DKE dan penyediaan Prefund dalam rangka menjaga kelancaran kegiatan operasional SKNBI;
b. melakukan perhitungan DKE yang dikirim oleh Peserta dan diterima oleh Penyelenggara; dan
c. menyediakan data/informasi hasil perhitungan dalam SKNBI.
4. melakukan upaya untuk menjamin keandalan, ketersediaan, dan keamanan penyelenggaraan SKNBI, antara lain sebagai berikut:
a. melakukan pengelolaan dan pengoperasian SSK;
b. melakukan security audit terhadap SKNBI secara berkala;
c. menyediakan helpdesk untuk menangani masalah:
1) operasional penyelenggaraan SKNBI; dan/atau 2) JKD;
d. memberikan layanan yang berkaitan dengan kepesertaan dalam penyelenggaraan SKNBI;
e. menetapkan waktu operasional penyelenggaraan SKNBI;
f. memiliki standar layanan minimum penyelenggaraan SKNBI antara lain standar layanan waktu terkait kepesertaan dan standar layanan dalam penyelenggaraan SKNBI;
g. menetapkan dan memberlakukan ketentuan dan prosedur penanganan Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan Darurat;
h. memberikan pelatihan kepada calon Peserta dan pelatihan secara berkala kepada Peserta; dan
i. menetapkan status kepesertaan Peserta;
5. melakukan pemantauan kepatuhan Peserta dan Koordinator PWD terhadap ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan transfer dana dan kliring berjadwal serta prosedur yang ditetapkan oleh Penyelenggara;
6. menetapkan ...
6. menetapkan dan mengenakan sanksi administratif kepada Peserta;
7. menetapkan batas nilai nominal transaksi yang dapat diperhitungkan dalam penyelenggaraan SKNBI; dan
8. menetapkan jenis dan besarnya biaya dalam penyelenggaraan SKNBI, termasuk batas biaya paling banyak yang dikenakan Peserta kepada nasabah.
III. KEPESERTAAN A. Prinsip Umum
1. Pihak yang dapat menjadi Peserta yaitu:
a. Bank Indonesia;
b. Bank; dan
c. Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank.
2. Dalam hal Peserta sebagaimana dimaksud dalam butir 1.b merupakan Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional sekaligus melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dalam bentuk Unit Usaha Syariah maka kepesertaan dalam penyelenggaraan SKNBI untuk kegiatan usaha secara konvensional harus terpisah dari kepesertaan untuk kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
3. Jenis kepesertaan dalam SKNBI terdiri atas:
a. PLU;
b. PLA; atau c. PTL.
4. Berdasarkan jenis kepesertaan, pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1, diatur sebagai berikut:
a. Bank Indonesia hanya dapat menjadi PLU;
b. Bank hanya dapat menjadi PLU; dan
c. Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank hanya dapat menjadi PLA atau PTL.
5. Berdasarkan jenis layanan, keikutsertaan pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 diatur sebagai berikut:
a. Bank ...
a. Bank Indonesia dapat mengikuti seluruh layanan dalam penyelenggaraan SKNBI.
b. Bank harus mengikuti seluruh layanan dalam penyelenggaraan SKNBI.
c. Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank hanya dapat mengikuti Layanan Transfer Dana dan/atau Layanan Pembayaran Reguler.
6. Keikutsertaan Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank dalam Layanan Pembayaran Reguler hanya berlaku bagi Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank yang mengelola rekening nasabah.
7. Penyelenggara berwenang untuk menetapkan ketentuan dan persyaratan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik untuk Peserta.
B. Persyaratan Menjadi Peserta
Calon Peserta harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Persyaratan Sebagai PLU
a. memiliki surat izin usaha yang masih berlaku dari lembaga yang berwenang;
b. tidak sedang dalam proses likuidasi atau kepailitan;
c. telah menjadi peserta dalam Sistem BI-RTGS;
d. Pimpinan calon Peserta telah memperoleh persetujuan atau dinyatakan lulus dalam fit and proper test yang dilakukan oleh lembaga pengawas yang berwenang;
e. menyediakan infrastruktur SPK dengan spesifikasi sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.1; dan
f. memiliki laporan hasil security audit atas sistem internal Peserta yang dilakukan dalam 1 (satu) tahun terakhir, dalam hal calon Peserta akan menghubungkan sistem internal Peserta ke SSK.
2. Persyaratan Sebagai PLA
a. memiliki izin sebagai penyelenggara transfer dana yang masih berlaku dari Bank Indonesia;
b. tidak sedang dalam proses likuidasi atau kepailitan;
c. menyediakan layanan transfer dana kepada nasabah dan memiliki jaringan kantor yang luas di mayoritas provinsi di Indonesia;
d. memiliki ...
d. memiliki kinerja keuangan yang baik selama 2 (dua) tahun terakhir;
e. memiliki aset paling sedikit Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) atau modal paling sedikit Rp500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah) selama 1 (satu) tahun terakhir;
f. Pimpinan calon PLA tidak tercantum dalam daftar kredit macet dan/atau daftar hitam nasional yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang;
g. menyediakan infrastruktur SPK dengan spesifikasi sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.1;
h. memiliki laporan hasil security audit atas sistem internal Peserta yang dilakukan dalam 1 (satu) tahun terakhir, dalam hal calon Peserta akan menghubungkan sistem internal Peserta ke SSK;
i. menunjuk 1 (satu) Bank Pembayar dalam rangka pendebitan dan/atau pengkreditan dana untuk:
1) Setelmen Dana;
2) penyediaan Prefund Kredit;
3) pembebanan biaya dalam penyelenggaraan SKNBI; dan
4) pembebanan sanksi administratif berupa kewajiban membayar atas pelanggaran ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan transfer dana dan kliring berjadwal; dan
j. memiliki perjanjian dengan Bank Pembayar yang paling kurang memuat:
1) hak dan kewajiban PLA dan Bank Pembayar;
2) mekanisme penyediaan Prefund Kredit;
3) batas waktu penerusan hasil Setelmen Dana dari Bank Pembayar ke PLA;
4) tanggung jawab atas kerahasiaan dan/atau penyalahgunaan informasi hasil Setelmen Dana;
dan
5) mekanisme penyelesaian perselisihan.
3. Persyaratan ...
3. Persyaratan Sebagai PTL
a. memiliki izin sebagai penyelenggara transfer dana yang masih berlaku dari Bank Indonesia;
b. tidak sedang dalam proses likuidasi atau kepailitan;
c. Pimpinan calon PTL tidak tercantum dalam daftar kredit macet dan/atau daftar hitam nasional yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang;
d. menunjuk 1 (satu) Bank Penerus; dan
e. memiliki perjanjian dengan Bank Penerus yang paling kurang memuat:
1) hak dan kewajiban PTL dan Bank Penerus;
2) tanggung jawab atas kerahasiaan dan/atau penyalahgunaan data dan informasi dalam penyelenggaraan SKNBI;
3) mekanisme pelaksanaan:
a) penyediaan Prefund Kredit;
b) pengiriman DKE kepada Penyelenggara; dan c) batas waktu penerusan hasil Setelmen Dana
dari Bank Penerus kepada PTL,
baik dalam keadaan normal, Keadaan Tidak Normal, dan Keadaan Darurat pada Bank Penerus;
4) pengaturan penyelesaian perselisihan;
5) biaya penggunaan infrastruktur yang dikenakan kepada PTL; dan
6) pembebanan sanksi administratif berupa kewajiban membayar atas pelanggaran ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan transfer dana dan kliring berjadwal.
C. Prosedur untuk Memperoleh Persetujuan menjadi Peserta
Prosedur untuk memperoleh persetujuan menjadi Peserta diatur sebagai berikut:
1. Prosedur ...
1. Prosedur menjadi PLU
a. Calon PLU menyampaikan surat permohonan untuk menjadi Peserta kepada Penyelenggara dengan menggunakan format surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.2.
b. Dalam hal calon PLU merupakan Unit Usaha Syariah maka surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a diajukan oleh Bank konvensional atas nama Unit Usaha Syariah.
c. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut:
1) data kepesertaan SKNBI sesuai dengan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.3;
2) Wilayah Kliring yang dipilih oleh calon PLU dalam rangka pertukaran Warkat Debit;
3) fotokopi dokumen persetujuan izin usaha yang masih berlaku dari lembaga berwenang dan telah dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang atau dinyatakan sesuai dengan aslinya oleh Pimpinan calon PLU;
4) fotokopi anggaran dasar perusahaan dan perubahannya yang menunjukan informasi terakhir yang mencakup nama dan kepengurusan perusahaan telah dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang atau dinyatakan sesuai dengan aslinya oleh Pimpinan calon PLU;
5) fotokopi surat kuasa (power of attorney) dari kantor pusat calon PLU yang berkedudukan di luar negeri kepada pemimpin kantor cabang berikut terjemahannya dalam Bahasa Indonesia yang dibuat oleh penerjemah tersumpah, bagi calon PLU yang berkantor pusat di luar negeri;
6) surat pernyataan dari Pimpinan calon PLU yang menyatakan bahwa calon PLU tidak sedang dalam proses likuidasi atau kepailitan dengan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.4;
7) fotokopi ...
7) fotokopi keputusan hasil fit and proper test Pimpinan calon PLU yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.
Dalam hal calon Peserta adalah Unit Usaha Syariah maka yang disampaikan adalah fotokopi keputusan hasil fit and proper test sebagai Pimpinan Unit Usaha Syariah;
8) surat pernyataan dari Pimpinan calon PLU mengenai kesiapan infrastruktur SPK dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.5; dan
9) laporan hasil security audit atas sistem internal calon PLU yang dilakukan oleh auditor internal atau auditor independen, dalam hal sistem internal calon PLU akan dihubungkan ke SSK.
Dalam hal security audit dilakukan oleh auditor internal, laporan hasil security audit dilengkapi dengan surat pernyataan dari Pimpinan calon PLU yang menyatakan bahwa security audit dilaksanakan secara independen.
d. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a ditandatangani oleh Pimpinan PLU dan disampaikan kepada Penyelenggara dengan alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a.
e. Bagi calon PLU yang kantor pusatnya berkedudukan di wilayah kerja KPwDN, surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a disampaikan kepada Penyelenggara dengan alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a dengan tembusan kepada KPwDN yang mewilayahi.
f. Dalam hal calon PLU merupakan peserta Sistem BI- RTGS dan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam huruf c telah disampaikan kepada penyelenggara Sistem BI-RTGS, calon PLU tidak perlu menyampaikan dokumen pendukung dimaksud.
g. Dalam ...
g. Dalam hal diperlukan, calon PLU harus dapat memperlihatkan asli dari dokumen sebagaimana dimaksud dalam butir c.3), butir c.4), butir c.5), dan butir c.7) kepada Penyelenggara.
h. Berdasarkan surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, Penyelenggara dapat melakukan pemeriksaan lokasi kantor calon PLU untuk memastikan antara lain kesesuaian informasi dalam dokumen yang disampaikan dan kesiapan infrastruktur SPK.
i. Penyelenggara memberikan persetujuan prinsip atau penolakan atas permohonan calon PLU sebagaimana dimaksud dalam huruf a, paling lama 25 (dua puluh lima) hari kerja terhitung sejak surat permohonan dan dokumen diterima secara lengkap oleh Penyelenggara.
j. Dalam hal permohonan calon PLU disetujui, Penyelenggara menyampaikan surat persetujuan prinsip sebagai PLU yang memuat antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) persetujuan prinsip menjadi PLU;
2) nama dan kode Peserta;
3) kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, antara lain:
a) mengikuti kegiatan pelatihan;
b) instalasi SPK; dan
c) penandatanganan perjanjian, apabila diperlukan;
4) kelengkapan dokumen administrasi yang harus dipenuhi oleh pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLU dalam rangka pelaksanaan kegiatan operasional.
k. Dalam hal permohonan calon PLU tidak disetujui, Penyelenggara menyampaikan surat pemberitahuan penolakan yang disertai dengan keterangan mengenai alasan penolakan.
1. Dokumen ...
l. Dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam butir j.4) terdiri atas:
1) Surat pemberitahuan kewenangan Pimpinan dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.6.
2) Surat permohonan untuk memperoleh Soft Token disertai dengan file certificate signing request yang disimpan dalam compact disc dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.7.
3) Surat kuasa terkait dengan kepesertaan dan operasional SKNBI dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Pimpinan dapat memberikan kuasa tanpa hak subsitusi atau dengan 1 (satu) kali hak subsitusi dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.8.
b) Surat kuasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a) berlaku untuk 1 (satu) kantor Bank Indonesia.
c) Surat kuasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a) dibuat untuk melakukan kegiatan sebagai berikut:
(1) penandatanganan surat menyurat, laporan, dan/atau dokumen lain, baik dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam penyelenggaraan SKNBI;
(2) penyerahan certificate signing request dan/atau pengambilan Soft Token;
dan/atau
(3) penyerahan dan/atau pengambilan surat, laporan, dan dokumen lain baik dokumen tertulis maupun dokumen
elektronik ...
elektronik, yang terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam SKNBI.
d) Pimpinan atau pejabat penerima kuasa dengan 1 (satu) kali hak substitusi dapat memberikan kuasa tanpa hak substitusi kepada petugas di kantor pusat atau kantor cabang yang bersangkutan hanya untuk melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam butir c)(3).
e) Jumlah pejabat penerima kuasa untuk melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf c) paling banyak 5 (lima) orang.
f) Surat kuasa disertai dengan fotokopi identitas diri yang masih berlaku dari penerima kuasa yaitu:
(1) Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), atau paspor bagi Warga Negara Indonesia (WNI); atau (2) paspor, Keterangan Izin Tinggal
Sementara (KITAS), dan surat izin kerja dari instansi berwenang bagi Warga Negara Asing (WNA).
g) Dalam hal PLU adalah kantor cabang dari Bank yang berkedudukan di luar negeri maka surat kuasa terkait kepesertaan dan operasional SKNBI dapat diberikan oleh pemimpin kantor cabang dari Bank yang bersangkutan.
4) Surat permohonan untuk membuat spesimen tanda tangan bagi:
a) Pimpinan; atau
b) pejabat penerima kuasa untuk melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam butir 3)c),
dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.9.
5) Dalam ...
5) Dalam hal Pimpinan dan/atau pejabat yang berwenang telah memiliki spesimen tanda tangan di Sistem BI-RTGS, dari pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLU dapat menyampaikan surat pemberitahuan mengenai penambahan kewenangan pejabat dimaksud kepada Penyelenggara dengan melampirkan fotokopi surat kuasa terkait dengan kewenangan operasional SKNBI. Surat pemberitahuan mengenai penambahan kewenangan tersebut menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.10.
m. Pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLU menyampaikan seluruh dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam huruf l kepada Penyelenggara dengan alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a.
n. Dalam hal terdapat kekurangan dokumen administrasi dalam rangka pelaksanaan kegiatan operasional SKNBI, Penyelenggara menginformasikan kepada pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLU melalui surat, telepon, atau sarana lain.
o. Berdasarkan dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam huruf l, Penyelenggara menyampaikan surat yang menginformasikan mengenai kegiatan yang harus dilakukan oleh pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLU dalam rangka persiapan operasional.
p. Berdasarkan surat sebagaimana dimaksud dalam huruf o, pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLU melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) mengikutsertakan pejabat dan/atau petugas yang akan menangani operasional SKNBI dalam kegiatan pelatihan;
2) melakukan ...
2) melakukan instalasi SPK dan uji koneksi SPK dengan SSK;
3) mengambil Soft Token yang pelaksanaannya dilakukan oleh Pimpinan atau pejabat yang menerima kuasa;
4) membuat spesimen tanda tangan Pimpinan dan/atau pejabat yang menerima kuasa;
5) menandatangani perjanjian, apabila diperlukan;
6) menunjuk salah satu kantor Peserta sebagai Perwakilan Peserta di setiap Wilayah Kliring; dan 7) menyediakan stempel kliring dan stempel kliring
dibatalkan untuk setiap kantor di Wilayah Kliring yang dipilih dengan contoh sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.1.
q. Pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLU harus menyampaikan dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam huruf l, paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sejak tanggal surat persetujuan prinsip dari Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam huruf j.
r. Dalam hal pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLU tidak dapat memenuhi dokumen administrasi secara lengkap sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam huruf q maka:
1) persetujuan prinsip sebagai PLU menjadi tidak berlaku;
2) pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLU harus mengembalikan aplikasi SPK, buku petunjuk instalasi SPK, dan buku pedoman penggunaan aplikasi SPK kepada Penyelenggara paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak berakhirnya batas waktu sebagaimana dimaksud dalam huruf q; dan
3) pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLU harus mengajukan permohonan baru kepada Penyelenggara, dalam hal tetap ingin menjadi PLU.
s. Setelah ...
s. Setelah pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLU memenuhi dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam huruf l, Penyelenggara melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLU mengenai:
a) persetujuan operasional keikutsertaan sebagai PLU; dan
b) tanggal efektif operasional sebagai PLU,
paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLU melengkapi dokumen administrasi;
dan
2) memberitahukan secara tertulis mengenai penambahan PLU dan tanggal efektif operasional sebagai PLU kepada:
a) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message dan/atau sarana lainnya; dan
b) Koordinator PWD yang di wilayah kerjanya terdapat Perwakilan Peserta melalui surat atau sarana lain.
2. Prosedur menjadi PLA
a. Calon PLA menyampaikan surat permohonan untuk menjadi Peserta kepada Penyelenggara dengan menggunakan format surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.11.
b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut:
1) data kepesertaan SKNBI sesuai dengan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.3;
2) fotokopi dokumen persetujuan izin sebagai penyelenggara transfer dana yang masih berlaku dari Bank Indonesia yang telah dilegalisasi oleh pejabat ...
pejabat yang berwenang atau dinyatakan sesuai dengan aslinya oleh Pimpinan calon PLA;
3) fotokopi anggaran dasar perusahaan dan perubahannya yang menunjukan informasi terakhir yang mencakup nama dan kepengurusan perusahaan dan telah dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang atau dinyatakan sesuai dengan aslinya oleh Pimpinan calon PLA;
4) surat pernyataan dari Pimpinan calon PLA yang menyatakan bahwa calon PLA tidak sedang dalam proses kepailitan atau likuidasi dengan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.4;
5) susunan Pimpinan sesuai kondisi terakhir;
6) data mengenai lokasi kantor cabang calon PLA termasuk mengenai cakupan kegiatan transfer dana yang dilakukan oleh kantor cabang calon PLA;
7) laporan keuangan calon PLA posisi 2 (dua) tahun terakhir;
8) surat pernyataan dari Pimpinan calon PLA yang menyatakan tidak masuk dalam daftar kredit macet dan daftar hitam nasional;
9) surat pernyataan dari Pimpinan calon PLA mengenai kesiapan infrastruktur SPK yang memuat informasi spesifikasi infrastruktur SPK sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Penyelenggara dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.5; dan 10) laporan hasil security audit atas sistem internal
calon PLA yang dilakukan oleh auditor internal atau auditor independen, dalam hal sistem internal calon PLA akan dihubungkan ke SSK.
Dalam hal security audit dilakukan oleh auditor internal, laporan hasil security audit dilengkapi dengan ...
dengan surat pernyataan dari Pimpinan calon PLA yang menyatakan bahwa security audit dilaksanakan secara independen.
c. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a ditandatangani oleh Pimpinan calon PLA dan disampaikan kepada Penyelenggara dengan alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a.
d. Bagi calon PLA yang kantor pusatnya berkedudukan di wilayah kerja KPwDN, surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a disampaikan kepada Penyelenggara dengan alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a dengan tembusan kepada KPwDN yang mewilayahi.
e. Dalam hal diperlukan, calon PLA wajib memperlihatkan asli dari dokumen sebagaimana dimaksud dalam butir b.2) dan butir b.3) kepada Penyelenggara.
f. Berdasarkan surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, Penyelenggara dapat melakukan pemeriksaan lokasi kantor calon PLA untuk memastikan antara lain kesesuaian informasi dalam dokumen yang disampaikan dan kesiapan infrastruktur SPK.
g. Penyelenggara memberikan persetujuan prinsip atau penolakan atas permohonan calon PLA sebagaimana dimaksud dalam huruf a, paling lama 25 (dua puluh lima) hari kerja terhitung sejak surat permohonan dan dokumen diterima secara lengkap oleh Penyelenggara.
h. Dalam hal permohonan calon PLA disetujui, Penyelenggara menyampaikan surat persetujuan prinsip sebagai PLA yang memuat antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) persetujuan prinsip menjadi PLA;
2) nama dan kode Peserta;
3) kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, antara lain:
a) mengikuti ...
a) mengikuti kegiatan pelatihan;
b) instalasi SPK; dan
c) penandatanganan perjanjian, apabila diperlukan;
4) kelengkapan dokumen administrasi yang harus dipenuhi oleh pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLA dalam rangka pelaksanaan kegiatan operasional.
i. Dalam hal permohonan calon PLA tidak disetujui, Penyelenggara menyampaikan surat pemberitahuan penolakan yang disertai dengan keterangan mengenai alasan penolakan.
j. Dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam butir h.4) terdiri atas:
1) Surat pemberitahuan kewenangan Pimpinan PLA dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.6.
2) Surat permohonan untuk memperoleh Soft Token disertai dengan file certificate signing request yang disimpan dalam compact disc dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.7.
3) Surat kuasa terkait dengan kepesertaan dan operasional SKNBI dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Pimpinan dapat memberikan kuasa tanpa hak subsitusi atau dengan 1 (satu) kali hak subsitusi dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.8;
b) Surat kuasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a) berlaku untuk 1 (satu) kantor Bank Indonesia.
c) Surat kuasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a) dibuat untuk melakukan kegiatan sebagai berikut:
(1) penandatanganan ...
(1) penandatanganan surat menyurat, laporan, dan/atau dokumen lain, baik dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam penyelenggaraan SKNBI;
(2) penyerahan certificate signing request dan/atau pengambilan Soft Token;
dan/atau
(3) penyerahan dan/atau pengambilan surat, laporan, dan dokumen lain baik dokumen tertulis maupun dokumen elektronik, yang terkait dengan kepesertaan dan operasional dalam SKNBI.
d) Pimpinan atau pejabat penerima kuasa dengan 1 (satu) kali hak substitusi dapat memberikan kuasa tanpa hak substitusi kepada petugas di kantor pusat atau kantor cabang yang bersangkutan hanya untuk melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam butir c)(3).
e) Jumlah pejabat penerima kuasa untuk melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf c) paling banyak 5 (lima) orang.
f) Surat kuasa disertai dengan fotokopi identitas diri yang masih berlaku dari penerima kuasa yaitu:
(1) Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), atau paspor bagi Warga Negara Indonesia (WNI); atau (2) paspor, Keterangan Izin Tinggal
Sementara (KITAS), dan Surat Izin kerja dari instansi berwenang bagi Warga Negara Asing (WNA).
4) Surat ...
4) Surat permohonan untuk membuat spesimen tanda tangan bagi:
a) Pimpinan; atau
b) pejabat penerima kuasa untuk melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam butir 3).c),
dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.9.
5) Surat penunjukan Bank Pembayar dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.12 yang dilengkapi dengan:
a) surat konfirmasi dari Bank Pembayar dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.13; dan
b) surat kuasa pendebitan Rekening Setelmen Dana dari Bank Pembayar kepada Penyelenggara dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.14.
k. Pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLA menyampaikan seluruh dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam huruf j kepada Penyelenggara dengan alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a.
l. Dalam hal terdapat kekurangan dokumen administrasi dalam rangka pelaksanaan kegiatan operasional SKNBI, Penyelenggara menginformasikan kepada pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLA melalui surat, telepon, atau sarana lain.
m. Berdasarkan dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam huruf j, Penyelenggara menyampaikan surat yang menginformasikan mengenai kegiatan yang harus dilakukan oleh pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLA dalam rangka persiapan operasional.
n. Berdasarkan ...
n. Berdasarkan surat sebagaimana dimaksud dalam huruf m, pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLA melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) mengikutsertakan pejabat dan/atau petugas yang akan menangani operasional SKNBI dalam pelatihan;
2) melakukan instalasi SPK dan uji koneksi SPK dengan SSK;
3) mengambil Soft Token yang pelaksanaannya dilakukan oleh Pimpinan atau pejabat yang menerima kuasa;
4) membuat spesimen tanda tangan Pimpinan dan/atau pejabat yang menerima kuasa; dan 5) menandatangani perjanjian, apabila diperlukan.
o. Pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLA harus menyampaikan dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam huruf j, paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sejak tanggal surat persetujuan prinsip dari Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam huruf h.
p. Dalam hal pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLA tidak dapat memenuhi dokumen administrasi secara lengkap sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam huruf j maka:
1) persetujuan prinsip sebagai PLA menjadi tidak berlaku;
2) pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLA harus mengembalikan aplikasi SPK, buku petunjuk instalasi SPK, dan buku pedoman penggunaan aplikasi SPK kepada Penyelenggara paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak berakhirnya batas waktu sebagaimana dimaksud dalam huruf o; dan
3) pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLA harus mengajukan permohonan baru kepada Penyelenggara, dalam hal tetap ingin menjadi PLA.
q. Setelah ...
q. Setelah pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLA memenuhi dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam huruf j, Penyelenggara melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip menjadi PLA mengenai:
a) persetujuan operasional keikutsertaan sebagai PLA; dan
b) tanggal efektif operasional sebagai PLA,
paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah PLA melengkapi dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam huruf j.
2) memberitahukan mengenai penambahan PLA dan tanggal efektif operasional sebagai PLA kepada:
a) seluruh Peserta melalui fasilitas administrative message dan/atau sarana lainnya; dan
b) KPwDN yang mewilayahi PLA.
3. Prosedur menjadi PTL
a. Permohonan untuk menjadi calon PTL dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1) Penunjukan Bank Penerus
a) Calon PTL menyampaikan permohonan untuk menjadi PTL sekaligus penunjukan PLU sebagai Bank Penerus dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.12.
b) Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a) disampaikan kepada PLU yang akan ditunjuk sebagai Bank Penerus.
c) Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a) dilampiri dengan dokumen sebagai berikut:
(1) fotokopi ...
(1) fotokopi dokumen persetujuan izin sebagai penyelenggara transfer dana yang masih berlaku dari Bank Indonesia yang telah dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang atau dinyatakan sesuai dengan aslinya oleh Pimpinan calon PTL;
(2) fotokopi anggaran dasar perusahaan dan perubahannya yang menunjukan informasi terakhir yang mencakup nama dan kepengurusan perusahaan dan telah dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang atau dinyatakan sesuai dengan aslinya oleh Pimpinan calon PTL;
(3) surat pernyataan dari Pimpinan calon PTL yang menyatakan bahwa calon PTL tidak sedang dalam proses kepailitan atau proses likuidasi dengan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.4; dan
(4) surat pernyataan dari Pimpinan calon PTL yang menyatakan bahwa pengurus calon PTL tidak masuk dalam daftar kredit macet dan daftar hitam nasional.
d) Setelah menerima dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf c), PLU yang ditunjuk sebagai Bank Penerus melakukan verifikasi atas kelengkapan dan kebenaran dokumen.
e) Berdasarkan verifikasi dokumen dan pertimbangan aspek kredibilitas, kondisi keuangan, dan kesiapan sistem calon PTL, PLU yang ditunjuk sebagai Bank Penerus dapat menyetujui atau menolak permohonan calon PTL.
f) Dalam hal PLU yang ditunjuk sebagai Bank Penerus menyetujui permohonan calon PTL maka PLU melakukan hal-hal sebagai berikut:
(1) membuat ...
(1) membuat surat konfirmasi Bank Penerus dengan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.13;
(2) membuat surat kuasa pendebitan Rekening Setelmen Dana Bank Penerus dengan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.14; dan
(3) membuat perjanjian kerja sama dengan PTL.
2) Permohonan sebagai PTL
a) PLU menyampaikan surat yang memuat:
(1) permohonan Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank menjadi PTL; dan (2) penunjukan Bank Penerus oleh calon
PTL,
dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.15.
b) Surat sebagaimana dimaksud dalam huruf a) disampaikan kepada Penyelenggara dengan alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a yang dilengkapi dokumen sebagai berikut:
(1) surat penunjukan dari calon PTL untuk bertindak sebagai Bank Penerus;
(2) surat konfirmasi Bank Penerus sebagaimana dimaksud dalam butir 1)f)(1);
(3) surat kuasa pendebitan Rekening Setelmen Dana Bank Penerus sebagaimana dimaksud dalam butir 1)f)(2); dan
(4) fotokopi perjanjian antara Bank Penerus dengan calon PTL dimaksud dalam butir 1)f)(3).
c) Surat ...
2) Dalam ...
c) Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a) ditandatangani oleh Pimpinan yang ditunjuk sebagai Bank Penerus yang telah memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara.
d) Dalam hal diperlukan, Penyelenggara dapat:
(1) meminta PLU yang ditunjuk sebagai Bank Penerus untuk memperlihatkan asli dari dokumen sebagaimana dimaksud dalam butir 1)c)(1) dan butir 1)c)(2) kepada Penyelenggara; dan/atau (2) melakukan pemeriksaan ke lokasi
kantor calon PTL untuk memastikan antara lain kesesuaian informasi dalam dokumen yang disampaikan.
3) Dalam hal PLU belum memperoleh persetujuan sebagai Bank Penerus dari Penyelenggara maka permohonan untuk menjadi Bank Penerus dapat dilakukan bersamaan dengan proses permohonan Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank sebagai PTL sebagaimana dimaksud dalam angka 2).
b. Penyelenggara memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam butir a.2)a) paling lama 25 (dua puluh lima) hari kerja terhitung sejak surat permohonan dan dokumen diterima secara lengkap oleh Penyelenggara, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Dalam hal permohonan sebagai PTL disetujui, Penyelenggara menyampaikan surat persetujuan kepada Bank Penerus yang memuat antara lain sebagai berikut:
a) persetujuan menjadi PTL;
b) nama dan kode Peserta; dan c) tanggal efektif menjadi PTL.
2) Dalam hal permohonan sebagai PTL tidak disetujui, Penyelenggara menyampaikan surat pemberitahuan mengenai penolakan permohonan sebagai PTL kepada Bank Penerus yang disertai dengan keterangan mengenai alasan penolakan.
D. Persyaratan dan Prosedur untuk Memperoleh Persetujuan menjadi Bank Penerus
1. Calon Bank Penerus harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. masuk dalam kategori Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) 4 sesuai penilaian terakhir yang dilakukan oleh otoritas pengawasan Bank;
b. memiliki teknologi informasi yang memadai yaitu paling kurang memiliki kemampuan untuk:
1) melakukan pemrosesan dan pencatatan transaksi PTL secara seketika; dan
2) menyampaikan informasi transaksi secara terenkripsi;
c. memiliki unit khusus dengan didukung oleh sumber daya manusia yang memadai untuk mengkoordinir kegiatan sebagai Bank Penerus; dan
d. telah menerapkan manajemen risiko dengan mengacu pada ketentuan yang mengatur mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank umum.
2. Prosedur untuk menjadi Bank Penerus adalah sebagai berikut:
a. Calon Bank Penerus menyampaikan surat permohonan untuk menjadi Bank Penerus kepada Penyelenggara dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.16.
b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a harus dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut:
1) surat ...
E. Perubahan ...
1) surat pernyataan dari Pimpinan calon Bank Penerus yang menyatakan bahwa calon Bank Penerus masuk kategori BUKU 4;
2) surat pernyataan dari Pimpinan calon Bank Penerus mengenai kesiapan teknologi informasi yang mendukung operasional sebagai Bank Penerus;
3) struktur organisasi calon Bank Penerus; dan 4) surat pernyataan dari Pimpinan calon Bank
Penerus yang menyatakan bahwa calon Bank Penerus telah menerapkan manajemen risiko.
c. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam butir b.1) ditandatangani oleh Pimpinan calon Bank Penerus atau pejabat yang berwenang yang telah memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara dan disampaikan kepada Penyelenggara dengan alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a.
d. Bagi calon Bank Penerus yang berkantor pusat di wilayah kerja KPwDN, surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam butir b.1) disampaikan kepada Penyelenggara dengan tembusan kepada KPwDN yang mewilayahi.
e. Berdasarkan surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam butir b.1), Penyelenggara dapat melakukan pemeriksaan lokasi kantor calon Bank Penerus untuk memastikan antara lain kesesuaian informasi dalam dokumen yang disampaikan dan kesiapan infrastruktur.
f. Penyelenggara memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan calon Bank Penerus sebagaimana dimaksud dalam butir b.1), paling lama 25 (dua puluh lima) hari kerja terhitung sejak surat permohonan dan dokumen sebagaimana dimaksud butir b.2) diterima secara lengkap oleh Penyelenggara.
1) surat ...
E. Perubahan Data Kepesertaan 1. Perubahan Jenis Kepesertaan
a. Penyelenggara Transfer Dana Selain Bank dapat melakukan perubahan jenis kepesertaan dari PTL menjadi PLA atau sebaliknya.
b. Persyaratan dan prosedur perubahan jenis kepesertaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a mengacu pada persyaratan dan prosedur sebagaimana dimaksud dalam huruf B dan huruf C.
2. Perubahan Kode Peserta
Perubahan kode Peserta dapat dilakukan antara lain karena perubahan kode peserta Sistem BI-RTGS, perubahan Peserta menjadi anggota Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication, atau perubahan Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication Bank Identifier Code dari Peserta.
Dalam hal terdapat perubahan kode Peserta, Peserta harus mengganti Soft Token.
Perubahan kode Peserta dan penggantian Soft Token diatur sebagai berikut:
a. Peserta mengajukan surat permohonan perubahan kode Peserta dan penggantian Soft Token kepada Penyelenggara dengan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.17 dengan melampirkan:
1) dokumen pendukung yang menunjukkan adanya perubahan kode Peserta; dan
2) file certificate signing request yang disimpan dalam compact disc.
Penggantian Soft Token sebagaimana dimaksud dalam huruf a mengacu pada ketentuan butir I.2.d sampai dengan butir I.2.g.
b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a ditandatangani oleh pejabat yang berwenang yang telah memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara dan disampaikan kepada Penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut:
b. Surat ...
1) surat disampaikan ke alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a; dan
2) bagi Peserta yang berkantor pusat di wilayah kerja KPwDN, surat permohonan disampaikan dengan tembusan kepada KPwDN yang mewilayahi.
c. Penyelenggara menyampaikan persetujuan atau penolakan melalui surat yang dapat didahului dengan faksimile kepada Peserta yang bersangkutan paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah surat permohonan dan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam huruf a diterima oleh Penyelenggara secara lengkap.
d. Dalam hal Penyelenggara menyetujui permohonan perubahan kode Peserta maka:
1) Penyelenggara memberitahukan kepada Peserta yang bersangkutan mengenai persetujuan dan tanggal efektif perubahan kode Peserta;
2) Penyelenggara memberitahukan perubahan kode Peserta kepada:
a) seluruh Peserta melalui administrative message atau sarana lainnya; dan
b) Koordinator PWD yang di wilayah kerjanya terdapat Perwakilan Peserta melalui surat atau sarana lainnya.
e. Dalam hal Penyelenggara menolak permohonan perubahan kode Peserta, Penyelenggara menyampaikan surat penolakan dengan disertai alasannya.
3. Perubahan Nama Peserta
Perubahan nama Peserta diatur sebagai berikut:
a. Peserta mengajukan surat permohonan perubahan nama Peserta dalam SKNBI kepada Penyelenggara dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.18.
e. Dalam ...
b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilengkapi dengan dokumen pendukung yang telah dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang atau dinyatakan sesuai asli oleh Pimpinan dari Peserta yang telah memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara berupa:
1) fotokopi akta perubahan anggaran dasar untuk badan hukum Indonesia;
2) fotokopi surat persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang; dan
3) fotokopi surat keputusan dari otoritas yang berwenang tentang perubahan nama Peserta dalam hal Peserta adalah Bank.
Bagi Peserta berupa Bank yang berkantor pusat di luar negeri cukup menyampaikan surat keputusan sebagaimana dimaksud dalam angka 3).
c. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a ditandatangani oleh pejabat yang berwenang yang telah memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara dan disampaikan kepada Penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut:
1) surat permohonan disampaikan ke alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a; dan 2) bagi Peserta yang berkantor pusat di wilayah
kerja KPwDN, surat permohonan disampaikan dengan tembusan kepada KPwDN yang mewilayahi.
d. Penyelenggara menyampaikan persetujuan atau penolakan kepada Peserta melalui surat yang penyampaiannya dapat didahului dengan faksimile kepada Peserta yang bersangkutan paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam huruf b diterima oleh Penyelenggara secara lengkap.
e. Dalam hal Penyelenggara menyetujui permohonan perubahan nama Peserta maka:
1) Penyelenggara menyampaikan surat persetujuan yang memuat informasi mengenai:
a) persetujuan dan tanggal efektif perubahan nama Peserta;
b) permintaan untuk menyediakan stempel kliring dan stempel kliring dibatalkan untuk setiap kantor Peserta di Wilayah Kliring yang dipilih, dengan contoh sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.1; dan/atau c) penyesuaian Warkat Debit dan dokumen
kliring dengan mengacu pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir XI.C.8;
2) Penyelenggara memberitahukan perubahan nama Peserta kepada:
a) seluruh Peserta melalui administrative message atau sarana lainnya; dan
b) Koordinator PWD yang di wilayah kerjanya terdapat Perwakilan Peserta, melalui surat yang penyampaiannya dapat didahului dengan faksimile.
f. Dalam hal Penyelenggara menolak permohonan perubahan nama Peserta, Penyelenggara menyampaikan surat penolakan dengan disertai alasannya.
4. Perubahan Kegiatan Usaha
Perubahan kegiatan usaha Peserta dalam SKNBI dari Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum Syariah dapat menyebabkan adanya perubahan data kepesertaan antara lain nama Peserta dan/atau kode Peserta.
Perubahan data kepesertaan karena adanya perubahan kegiatan usaha Peserta diatur sebagai berikut:
a. Peserta mengajukan surat permohonan perubahan kegiatan usaha kepada Penyelenggara dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.19.
b. Surat ...
b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilengkapi dengan dokumen pendukung yang telah dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang atau dinyatakan sesuai asli oleh Pimpinan dari Peserta yang telah memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara berupa:
1) fotokopi akta perubahan anggaran dasar;
2) fotokopi surat persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang; dan
3) fotokopi surat keputusan dari otoritas yang berwenang mengenai perubahan kegiatan usaha dari bank umum konvensional menjadi bank umum syariah.
c. Dalam hal perubahan kegiatan usaha berdampak pada perubahan kode Peserta maka Peserta harus mengajukan permohonan perubahan kode Peserta dan penggantian Soft Token dengan mengacu pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 2.
d. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a ditandatangani oleh Pimpinan atau pejabat yang berwenang yang telah memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara dan disampaikan kepada Penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut:
1) surat disampaikan ke alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a; dan
2) bagi Peserta yang berkantor pusat di wilayah kerja KPwDN, surat permohonan disampaikan dengan tembusan kepada KPwDN yang mewilayahi.
e. Penyelenggara menyampaikan persetujuan atau penolakan melalui surat yang dapat didahului dengan faksimile kepada Peserta yang bersangkutan paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam huruf b diterima oleh Penyelenggara secara lengkap.
f. Dalam ...
f. Dalam hal Penyelenggara menyetujui permohonan perubahan kegiatan usaha maka:
1) Penyelenggara menyampaikan surat persetujuan yang memuat informasi mengenai:
a) persetujuan dan tanggal efektif perubahan kegiatan usaha Peserta;
b) permintaan untuk menyediakan stempel kliring dan stempel kliring dibatalkan untuk setiap kantor Peserta di Wilayah Kliring yang dipilih, dengan contoh sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.1; dan/atau c) penyesuaian Warkat Debit dan dokumen
kliring, dalam hal perubahan kegiatan usaha mempengaruhi spesifikasi dan informasi pada Warkat Debit dan dokumen kliring;
2) Penyelenggara memberitahukan perubahan kegiatan usaha Peserta kepada:
a) seluruh Peserta melalui administrative message atau sarana lainnya; dan
b) Koordinator PWD yang di wilayah kerjanya terdapat Perwakilan Peserta, melalui surat atau sarana lainnya.
g. Dalam hal Penyelenggara menolak permohonan Peserta, Penyelenggara menyampaikan surat penolakan dengan disertai alasannya.
5. Perubahan Alamat Kantor Peserta
Prosedur perubahan alamat kantor Peserta diatur sebagai berikut:
a. Peserta mengajukan surat permohonan perubahan alamat Peserta kepada Penyelenggara dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.18.
b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilengkapi dengan dokumen pendukung berupa fotokopi surat persetujuan atau penerimaan pemberitahuan perubahan alamat kantor dari otoritas atau lembaga yang berwenang yang telah dilegalisasi oleh ...
oleh pejabat yang berwenang atau dinyatakan sesuai asli oleh Pimpinan dari Peserta yang telah memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara.
c. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a ditandatangani oleh pejabat yang berwenang yang telah memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara dan disampaikan kepada Penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut:
1) surat permohonan disampaikan ke alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a; dan 2) bagi Peserta yang berkantor pusat di wilayah
kerja KPwDN, surat permohonan disampaikan dengan tembusan kepada KPwDN yang mewilayahi.
d. Penyelenggara menyampaikan tanggapan yang dapat didahului dengan faksimile kepada Peserta yang menyatakan bahwa perubahan alamat kantor Peserta telah dicatat dalam tata usaha Penyelenggara paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam huruf b diterima oleh Penyelenggara secara lengkap.
e. Dalam hal perubahan alamat kantor Peserta mengakibatkan perubahan lokasi SPK dan pemindahan JKD utama Peserta, surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a harus memuat perubahan lokasi SPK dan pemindahan JKD utama Peserta.
6. Perubahan Lokasi SPK dan/atau Pemindahan JKD Utama Peserta
Perubahan lokasi SPK dan/atau pemindahan JKD utama Peserta diatur sebagai berikut:
a. Peserta menyampaikan surat permohonan perubahan lokasi SPK utama, SPK cadangan, dan/atau pemindahan JKD utama kepada Penyelenggara dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.18.
b. Surat ...
b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a ditandatangani oleh pejabat yang berwenang yang memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara dan disampaikan kepada Penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut:
1) surat disampaikan ke alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a; dan
2) bagi Peserta yang berkedudukan di wilayah kerja KPwDN, surat permohonan disampaikan dengan tembusan kepada KPwDN yang mewilayahi.
c. Penyelenggara menyampaikan persetujuan atau penolakan melalui surat yang penyampaiannya dapat didahului dengan faksimile kepada Peserta yang bersangkutan paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a diterima oleh Penyelenggara.
d. Dalam hal Penyelenggara menyetujui permohonan perubahan lokasi SPK utama, SPK cadangan, dan/atau pemindahan JKD utama Peserta, Penyelenggara menyampaikan surat persetujuan yang memuat antara lain informasi mengenai:
1) perubahan lokasi SPK utama dan/atau SPK cadangan Peserta telah dicatat dalam tata usaha Penyelenggara;
2) pelaksanaan pemindahan JKD utama; dan
3) kegiatan yang harus dilakukan oleh Peserta terkait dengan perubahan lokasi SPK utama, SPK cadangan, dan/atau JKD utama.
e. Dalam hal Penyelenggara menolak permohonan Peserta, Penyelenggara menyampaikan surat penolakan dengan disertai alasannya.
7. Perubahan Pimpinan
Perubahan Pimpinan dapat berupa perubahan susunan, nama, kewenangan, dan/atau jabatan Pimpinan.
Perubahan Pimpinan diatur sebagai berikut:
a. Peserta mengajukan surat permohonan perubahan Pimpinan kepada Penyelenggara yang ditandatangani oleh Pimpinan atau pejabat yang berwenang yang memiliki ...
memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.20.
b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilengkapi dengan dokumen pendukung yang telah dilegalisasi oleh pejabat atau pihak yang berwenang atau dinyatakan sesuai asli oleh Pimpinan Peserta yang telah memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara berupa:
1) fotokopi perubahan anggaran dasar mengenai pengangkatan Pimpinan, bagi Peserta yang berbadan hukum Indonesia;
2) fotokopi bukti identitas diri Pimpinan yang masih berlaku, berupa:
a) Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Surat Izin Mengemudi (SIM) atau paspor, bagi Warga Negara Indonesia (WNI); atau
b) paspor, Keterangan Izin Tinggal Sementara (KITAS), dan surat izin kerja dari otoritas berwenang, bagi Warga Negara Asing (WNA).
3) bagi Pimpinan baru dari Peserta berupa Bank, selain memenuhi kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1) dan angka 2), harus melengkapi dokumen pendukung berupa:
a) fotokopi keputusan fit and proper test;
b) fotokopi surat kuasa (power of attorney) dari pimpinan kantor pusat Bank yang berkedudukan di luar negeri kepada pemimpin kantor cabang berikut terjemahannya dalam Bahasa Indonesia yang dibuat oleh penerjemah tersumpah; dan c) fotokopi struktur organisasi yang masih
berlaku, bagi kantor cabang dari Bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri.
c. Dalam hal terdapat perubahan kewenangan dan/atau jabatan Pimpinan Peserta yang telah tercatat pada tata ...
tata usaha di Penyelenggara, surat permohonan dilengkapi dengan surat pernyataan bahwa spesimen tanda tangan Pimpinan tetap berlaku dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.21.
d. Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a disampaikan kepada Penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut:
1) surat permohonan disampaikan ke alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a; dan 2) bagi Peserta yang berkantor pusat di wilayah
kerja KPwDN, surat permohonan disampaikan dengan tembusan kepada KPwDN yang mewilayahi.
e. Dalam hal Peserta yang mengajukan permohonan perubahan Pimpinan merupakan peserta Sistem BI- RTGS dan Pimpinan baru telah memiliki spesimen tanda tangan yang digunakan dalam Sistem BI-RTGS maka Peserta dapat meminta penambahan kewenangan operasional SKNBI bagi Pimpinan pemilik spesimen tanda tangan di Sistem BI-RTGS dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.10 dan surat pernyataan tetap diberlakukannya spesimen tanda tangan Pimpinan tersebut dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.21.
f. Penyelenggara memberikan persetujuan atau penolakan perubahan Pimpinan kepada Peserta melalui surat yang dapat didahului dengan faksimile kepada Peserta yang bersangkutan paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam huruf b diterima oleh Penyelenggara secara lengkap.
g. Dalam hal Penyelenggara menyetujui permohonan perubahan Pimpinan maka:
1) Penyelenggara menyampaikan surat pemberitahuan mengenai:
a. pembuatan ...