• Tidak ada hasil yang ditemukan

WAKTU OPERASIONAL SKNBI A. Prinsip Umum

1. Penyelenggara menetapkan waktu operasional SKNBI yang mencakup:

a. hari operasional;

b. jam operasional;

c. jam layanan; dan

d. periode waktu kegiatan.

2. Hari operasional sebagaimana dimaksud dalam butir 1.a yaitu hari yang ditetapkan oleh Penyelenggara sebagai hari diselenggarakannya operasional SKNBI.

3. Jam ...

3. Jam operasional sebagaimana dimaksud dalam butir 1.b yaitu jam yang ditetapkan oleh Penyelenggara sebagai waktu diselenggarakannya operasional SKNBI pada setiap hari operasional.

4. Jam layanan sebagaimana dimaksud dalam butir 1.c yaitu jadwal yang ditetapkan oleh Penyelenggara untuk setiap layanan dalam SKNBI, misalnya jam Layanan Transfer Dana, jam Layanan Kliring Warkat Debit, jam Layanan Pembayaran Reguler, dan jam Layanan Penagihan Reguler.

5. Periode waktu kegiatan sebagaimana dimaksud dalam butir 1.d yaitu jangka waktu yang ditetapkan oleh Penyelenggara untuk melaksanakan kegiatan operasional setiap layanan dalam SKNBI, misalnya periode waktu untuk pengiriman DKE dan periode waktu untuk penyediaan Prefund.

6. Peserta wajib melakukan kegiatan operasional SKNBI sesuai dengan waktu operasional yang ditetapkan oleh Penyelenggara.

7. Dalam kondisi tertentu, Keadaan Tidak Normal, dan/atau Keadaan Darurat, Peserta dapat tidak ikut serta dalam kegiatan SKNBI berdasarkan persetujuan dari Penyelenggara.

8. Prosedur permohonan Peserta yang tidak ikut dalam kegiatan SKNBI sebagaimana dimaksud dalam angka 7 adalah sebagai berikut:

a. Peserta mengajukan permohonan melalui surat yang ditandatangani oleh Pimpinan atau pejabat yang berwenang yang memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara ke alamat II.A.2.a yang dapat didahului dengan faksimile atau administrative message.

b. Penyelenggara memberitahukan persetujuan atau penolakan atas permohonan Peserta sebagaimana dimaksud dalam huruf a melalui surat yang dapat didahului administrative message atau sarana lainnya.

c. Dalam ...

c. Dalam hal permohonan disetujui, Penyelenggara menginformasikan Peserta yang tidak ikut dalam kegiatan operasional SKNBI kepada seluruh Peserta melalui administrative message.

9. Untuk permohonan tidak ikut serta dalam kegiatan SKNBI dikarenakan kondisi tertentu, permohonan diajukan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal Peserta tidak ikut serta dalam kegiatan SKNBI. Alasan pengajuan permohonan antara lain sebagai berikut:

a. kantor pusat Peserta berada dalam wilayah KPwDN tertentu yang menerapkan hari operasional sebagai libur fakultatif; dan/atau

b. kondisi tertentu yang disetujui oleh Penyelenggara.

10. Dalam hal KPwDN di Wilayah Kliring tertentu menerapkan hari operasional sebagai libur fakultatif maka Peserta tidak dapat melakukan pengiriman DKE Warkat Debit ke Wilayah Kliring tersebut dan kegiatan pertukaran Warkat Debit di wilayah tersebut ditiadakan.

11. Waktu operasional SKNBI sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dapat diubah sewaktu-waktu oleh Penyelenggara.

B. Penetapan Waktu Operasional SKNBI

1. Operasional SKNBI dilaksanakan pada setiap hari kalender yang ditetapkan sebagai hari operasional oleh Penyelenggara.

2. Jam operasional SKNBI adalah pukul 06.30 WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB.

3. Penyelenggara menetapkan jam layanan sebagaimana dimaksud dalam butir A.1.c dan periode waktu kegiatan sebagaimana dimaksud dalam butir A.1.d yang berlaku secara nasional dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk Layanan Transfer Dana

1) Jam Layanan Transfer Dana mengacu kepada jam layanan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

2) Dalam Layanan Transfer Dana, Penyelenggara menetapkan periode waktu kegiatan yang terdiri atas:

a) penyediaan ...

a) penyediaan Prefund Kredit;

b) pengiriman DKE Transfer Dana ke SSK;

c) penyediaan informasi awal;

d) download confirmed incoming DKE Transfer Dana; dan

e) Setelmen Dana,

dengan rincian periode waktu kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

b. Untuk Layanan Kliring Warkat Debit

1) Layanan Kliring Warkat Debit ditetapkan dalam 4 (empat) zona, yang terdiri atas:

a) Zona 1, Zona 2, dan Zona 3 dilaksanakan dalam 1 (satu) hari kerja, yaitu kegiatan Kliring Penyerahan dan Kliring Pengembalian dilakukan pada hari yang sama.

b) Zona 4 dilaksanakan dalam 2 (dua) hari kerja, yaitu:

(1) hari kerja pertama untuk kegiatan kliring penyerahan; dan

(2) hari kerja kedua untuk kegiatan kliring pengembalian.

2) Jam layanan untuk Zona 1, Zona 2, Zona 3, dan Zona 4 mengacu pada jam layanan SKNBI sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

3) Dalam setiap zona, Penyelenggara menetapkan periode waktu kegiatan sebagai berikut:

a) pengiriman DKE Warkat Debit untuk kegiatan:

(1) Kliring Penyerahan; dan (2) Kliring Pengembalian;

b) download DKE Warkat Debit incoming untuk:

(1) Kliring Penyerahan; dan (2) Kliring Pengembalian;

c) download DKE Warkat Debit confirmed outgoing dalam kegiatan Kliring Penyerahan;

d) penyediaan ...

d) penyediaan informasi awal;

e) penambahan Prefund Debit;

f) Setelmen Dana; dan

g) proses pertukaran Warkat Debit untuk:

(1) Kliring Penyerahan; dan (2) Kliring Pengembalian,

dengan rincian periode waktu kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

4) Penetapan zona dalam setiap Wilayah Kliring dilakukan oleh Koordinator PWD berdasarkan kesepakatan Perwakilan Peserta di Wilayah Kliring yang bersangkutan dengan mengacu pada kriteria sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

5) Dalam kondisi tertentu, penetapan zona sebagaimana dimaksud dalam angka 4) dilakukan oleh Penyelenggara.

c. Untuk Layanan Pembayaran Reguler

1) Jam Layanan Pembayaran Reguler ditetapkan dalam 2 (dua) periode, yaitu:

a) periode 1 dilaksanakan dalam 1 (satu) hari kerja yaitu untuk kegiatan pengiriman DKE Pembayaran, pengecekan kecukupan dana dan Setelmen Dana.

b) periode 2 dilaksanakan dalam 2 (dua) hari kerja, yaitu:

(1) hari kerja pertama untuk kegiatan pengiriman DKE Pembayaran; dan

(2) hari kerja kedua untuk kegiatan pengecekan kecukupan dana dan Setelmen Dana.

c) Jam layanan kegiatan untuk periode 1 sebagaimana dimaksud dalam huruf a) dan untuk periode 2 sebagaimana dimaksud dalam huruf b) mengacu pada jam layanan SKNBI sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

2) Dalam...

2) Dalam setiap periode, Penyelenggara menetapkan periode waktu kegiatan sebagai berikut:

a) penyediaan Prefund Kredit;

b) pengiriman DKE Pembayaran ke SSK;

c) penyediaan informasi awal;

d) download DKE Pembayaran confirmed incoming; dan

e) Setelmen Dana,

dengan rincian periode waktu kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

d. Untuk Layanan Penagihan Reguler

1) Jam Layanan Penagihan Reguler mengacu kepada jam layanan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

2) Dalam Layanan Penagihan Reguler, Penyelenggara menetapkan periode waktu kegiatan sebagai berikut:

a) pengiriman DKE Penagihan untuk kegiatan:

(1) Penyerahan Tagihan; dan (2) Pengembalian Tagihan;

b) Download DKE Penagihan incoming untuk:

(1) Penyerahan Tagihan; dan (2) Pengembalian Tagihan;

c) Download DKE Penagihan confirmed outgoing dalam kegiatan Penyerahan Tagihan;

d) penyediaan informasi awal;

e) penambahan Prefund Debit; dan f) Setelmen Dana,

dengan rincian periode waktu kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

C. Perubahan Waktu Operasional SKNBI

1. Penyelenggara dapat melakukan perubahan waktu operasional SKNBI sebagaimana dimaksud dalam butir A.1 berdasarkan pertimbangan antara lain sebagai berikut:

a. adanya Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan Darurat di Penyelenggara;

b. adanya ...

b. adanya perubahan jam operasional Sistem BI-RTGS dan/atau BI-SSSS;

c. adanya kepentingan Bank Indonesia dalam rangka menjaga kelancaran sistem pembayaran;

d. adanya permohonan perpanjangan periode waktu kegiatan dari Peserta; dan/atau

e. adanya permohonan perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit di suatu Wilayah Kliring dari Koordinator PWD.

2. Pengajuan permohonan perpanjangan periode waktu kegiatan oleh Peserta sebagaimana dimaksud dalam butir 1.d dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta dapat mengajukan permohonan perpanjangan periode waktu kegiatan yang terdiri atas:

1) perpanjangan periode waktu pengiriman DKE Transfer Dana, DKE Pembayaran, dan DKE Penagihan; dan

2) perpanjangan periode waktu penambahan Prefund.

b. Permohonan dapat diajukan apabila Peserta mengalami Keadaan Tidak Normal, Keadaan Darurat, dan/atau alasan tertentu yang mengakibatkan adanya kebutuhan perpanjangan periode waktu kegiatan pengiriman DKE dan/atau penyediaan Prefund.

c. Perpanjangan periode waktu kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a yang dapat diberikan oleh Penyelenggara untuk setiap layanan adalah selama 30 (tiga puluh) menit dan dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) menit kecuali dalam kondisi tertentu yang disetujui oleh Penyelenggara.

d. Perpanjangan periode waktu kegiatan pengiriman DKE Transfer Dana, DKE Pembayaran, dan DKE Penagihan atas permintaan Peserta dikenakan biaya sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.6.

e. Perpanjangan periode waktu kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Peserta ...

1) Peserta mengajukan permohonan perpanjangan periode waktu kegiatan kepada Penyelenggara paling lambat 30 (tiga puluh) menit sebelum periode waktu kegiatan berakhir kecuali dalam kondisi tertentu yang disetujui oleh Penyelenggara.

2) Permohonan perpanjangan periode waktu sebagaimana dimaksud dalam angka 1) disampaikan melalui surat yang dapat didahului dengan faksimile, administrative message, dan/atau sarana lainnya.

3) Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1) ditandatangani oleh Pimpinan atau pejabat yang berwenang yang memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara.

4) Penyelenggara memberitahukan persetujuan atau penolakan atas permohonan perpanjangan periode waktu kegiatan sebagaimana dimaksud dalam angka 1) kepada Peserta melalui surat yang dapat didahului dengan faksimile, administrative message, dan/atau sarana lainnya.

5) Dalam hal permohonan perpanjangan periode waktu kegiatan sebagaimana dimaksud dalam angka 1) disetujui, Penyelenggara memberitahukan perpanjangan periode waktu kegiatan kepada seluruh Peserta melalui administrative message dan/atau sarana lainnya.

3. Pengajuan permohonan perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit di suatu Wilayah Kliring oleh Koordinator PWD sebagaimana dimaksud dalam butir 1.e dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit diatur sebagai berikut:

1) Untuk Wilayah Kliring yang terdaftar pada zona 1 dan zona 2, perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit dilakukan dengan mengacu pada jam Layanan Kliring Warkat Debit pada zona berikutnya.

Sebagai ...

Sebagai contoh, apabila terdapat permohonan perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit pada Wilayah Kliring zona 1 oleh Koordinator PWD maka perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit pada zona tersebut dilakukan dengan penyesuaian jam Layanan Kliring Warkat Debit yang mengacu pada jam layanan pada zona 2.

2) Untuk Wilayah Kliring yang terdaftar pada zona 3 dan zona 4, perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit dilakukan dengan perpanjangan periode waktu pengiriman DKE Warkat Debit pada zona tersebut.

Sebagai contoh, apabila terdapat permohonan perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit pada Wilayah Kliring zona 4 oleh Koordinator PWD maka perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit pada zona tersebut dilakukan dengan cara perpanjangan periode waktu pengiriman DKE Warkat Debit.

b. Koordinator PWD dapat mengajukan permohonan perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit di suatu Wilayah Kliring berdasarkan:

1) permintaan Perwakilan Peserta secara tertulis karena adanya Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan Darurat; atau

2) adanya Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan Darurat.

c. Koordinator PWD menyampaikan surat permohonan perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit sebagaimana dimaksud dalam huruf b kepada Penyelenggara dengan alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a.

d. Penyelenggara memberitahukan persetujuan atau penolakan atas permohonan perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit di suatu Wilayah Kliring kepada Koordinator PWD melalui surat dan/atau sarana lainnya.

e. Dalam ...

e. Dalam hal permohonan perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit disetujui, Penyelenggara memberitahukan perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit di suatu Wilayah Kliring kepada seluruh Peserta melalui administrative message dan/atau sarana lainnya.

f. Dalam hal terjadi Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan Darurat yang berdampak pada operasional SKNBI di beberapa Wilayah Kliring, Peserta dapat mengajukan permohonan perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit yang diatur sebagai berikut:

1) Peserta mengajukan permohonan perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit kepada Penyelenggara dengan alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a, yang dapat didahului dengan administrative message, faksimile, dan/atau sarana lainnya.

2) Penyelenggara memberitahukan persetujuan atau penolakan atas permohonan perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit kepada Peserta yang bersangkutan melalui surat yang dapat didahului melalui administrative message dan/atau sarana lainnya.

3) Penyelenggara memberitahukan perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit kepada:

a) seluruh Peserta; dan b) Koordinator PWD terkait,

melalui administrative message dan/atau sarana lainnya.

g. Koordinator PWD mengumumkan perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit kepada seluruh Perwakilan Peserta di Wilayah Kliring yang bersangkutan berdasarkan pemberitahuan perubahan jam Layanan Kliring Warkat Debit sebagaimana dimaksud dalam huruf d dan butir f.3)b).

V. PREFUND ...

V. PREFUND

A. Jenis dan Pengelolaan Prefund 1. Jenis Prefund

a. Jenis Prefund dalam SKNBI terdiri atas:

1) Prefund Kredit berupa dana tunai (cash Prefund);

dan

2) Prefund Debit dapat berupa:

a) dana tunai (cash Prefund); dan/atau b) surat berharga (collateral Prefund).

b. Jenis surat berharga (collateral Prefund) yang dapat disediakan dalam Prefund Debit sebagaimana dimaksud dalam butir a.2)b) mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai tata cara penggunaan fasilitas likuiditas intrahari.

c. Surat berharga (collateral Prefund) sebagaimana dimaksud dalam butir a.2)b) hanya berlaku untuk PLU.

2. Pengelolaan Prefund

a. Dana tunai (cash Prefund) yang disediakan oleh PLU dan PLA untuk Prefund Kredit dan Prefund Debit ditatausahakan pada Sistem BI-RTGS dalam rekening milik Penyelenggara yang khusus menampung dana tunai (cash Prefund). Dana tunai (cash Prefund) untuk masing-masing PLU dan PLA ditatausahakan oleh Penyelenggara di SSK.

b. Surat berharga (collateral Prefund) yang disediakan oleh PLU ditatausahakan pada BI-SSSS dalam rekening surat berharga masing-masing PLU yang digunakan khusus untuk menampung surat berharga (collateral Prefund) sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai BI-SSSS.

B. Nilai Minimum Nominal Prefund

Penyelenggara menetapkan besarnya nilai minimum nominal Prefund yang harus disediakan oleh masing-masing Peserta dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Penyelenggara ...

1. Penyelenggara tidak menetapkan nilai minimum nominal Prefund Kredit yang wajib disediakan oleh Peserta.

2. Penyelenggara menetapkan nilai minimum nominal Prefund Debit yang wajib disediakan oleh Peserta.

3. Nilai minimum nominal Prefund Debit yang wajib disediakan oleh Peserta sebagaimana dimaksud dalam angka 2 ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta wajib menyediakan minimum Prefund Debit sesuai dengan periode waktu sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

b. Nilai minimum Prefund Debit sebagaimana dimaksud dalam huruf a paling sedikit sebesar nilai nominal yang ditetapkan oleh Penyelenggara.

c. Nilai minimum nominal Prefund Debit adalah sebesar total tagihan harian terbesar Peserta dalam Layanan Kliring Warkat Debit dan Layanan Penagihan Reguler dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan terakhir, dengan mengecualikan total tagihan harian yang nilainya di luar kebiasaan (outlier). Khusus untuk bulan ke-12 (keduabelas), data yang diperhitungkan adalah data transaksi sampai dengan tanggal 25.

Apabila tanggal 25 pada bulan ke-12 (keduabelas) jatuh pada hari libur maka data yang diperhitungkan adalah data transaksi sampai dengan hari kerja terakhir sebelum tanggal 25 pada bulan yang bersangkutan. Contoh perhitungan minimum Prefund Debit sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.7.

d. Total tagihan harian yang nilainya di luar kebiasaan (outlier) sebagaimana dimaksud dalam huruf c merupakan total tagihan harian yang nilainya di atas rata-rata total tagihan harian (incoming debit) Peserta yang bersangkutan dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan terakhir ditambah 3 (tiga) standar deviasi.

e. Nilai minimum nominal Prefund Debit sebagaimana dimaksud dalam huruf b yang wajib disediakan oleh Peserta dapat diakses oleh Peserta melalui SPK pada tanggal ...

tanggal 26 setiap bulannya. Apabila tanggal 26 jatuh pada hari libur maka besarnya nilai minimum nominal Prefund Debit dapat diakses oleh Peserta melalui SPK pada hari kerja berikutnya.

f. Dalam hal terdapat Peserta baru dan belum memiliki data historis transaksi Layanan Kliring Warkat Debit dan Layanan Penagihan Reguler, besarnya minimum nilai nominal Prefund Debit yang wajib disediakan oleh Peserta tersebut diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Pada hari pertama keikutsertaan Peserta, nilai minimum nominal Prefund Debit yang harus disediakan adalah sebesar Rp0,00 (nol rupiah).

2) Pada hari kerja berikutnya di bulan yang sama dengan tanggal keikutsertaan Peserta, nilai minimum nominal Prefund Debit yang harus disediakan oleh Peserta ditetapkan berdasarkan data total tagihan harian (incoming debit) terbesar Peserta pada hari kerja sebelumnya.

3) Nilai minimum nominal Prefund Debit untuk bulan berikutnya ditetapkan dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf b sesuai dengan data historis yang dimiliki Peserta. Dalam hal data historis yang dimiliki oleh Peserta kurang dari 12 (dua belas) bulan maka data historis yang digunakan adalah data yang tersedia pada periode tersebut.

g. Dalam hal terdapat Peserta yang melakukan penggabungan atau peleburan usaha, nilai minimum nominal Prefund Debit yang harus disediakan oleh Peserta hasil penggabungan atau peleburan usaha diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Sejak tanggal efektif penggabungan atau peleburan usaha sampai dengan akhir bulan yang

bersangkutan ...

bersangkutan, nilai nominal Prefund Debit yang harus disediakan adalah sebesar total nilai nominal Prefund Debit dari Peserta yang melakukan penggabungan atau peleburan usaha, yang telah ditetapkan pada awal bulan ketika Peserta tersebut belum melakukan penggabungan atau peleburan usaha.

2) Nilai nominal Prefund Debit untuk bulan berikutnya ditetapkan berdasarkan total tagihan harian terbesar Peserta hasil penggabungan atau peleburan usaha untuk Layanan Kliring Warkat Debit dan Layanan Penagihan Reguler dengan mengecualikan total tagihan harian yang nilainya di luar kebiasaan (outlier), dalam bulan sebelumnya terhitung sejak tanggal efektif penggabungan atau peleburan usaha.

3) Nilai minimum nominal Prefund Debit untuk bulan berikutnya ditetapkan dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 2) sesuai dengan data historis yang dimiliki oleh Peserta hasil penggabungan atau peleburan usaha. Dalam hal data historis yang dimiliki oleh Peserta hasil penggabungan atau peleburan usaha kurang dari 12 (dua belas) bulan maka data historis yang digunakan adalah data yang tersedia pada periode tersebut.

h. Dalam hal terdapat perubahan kegiatan usaha Peserta dari konvensional menjadi syariah, nilai minimum nominal Prefund Debit yang harus disediakan oleh Peserta menggunakan data historis 12 (dua belas) bulan sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam huruf b.

i. Dalam ...

i. Dalam hal sampai batas waktu yang ditetapkan Peserta tidak memenuhi kewajiban penyediaan minimum Prefund Debit sebagaimana dimaksud dalam huruf b maka Peserta melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) menginformasikan segera kepada Penyelenggara mengenai tidak dipenuhinya kewajiban penyediaan minimum Prefund Debit beserta alasannya, melalui faksimile dan/atau sarana lainnya.

2) menyampaikan surat pernyataan kepada Penyelenggara mengenai tidak dipenuhinya kewajiban penyediaan minimum Prefund Debit beserta alasan dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.9.

j. Surat pernyataan sebagaimana dimaksud dalam huruf i.3) ditandatangani oleh Pimpinan atau pejabat yang berwenang yang memiliki spesimen tanda tangan di Penyelenggara dan disampaikan ke alamat sebagaimana dimaksud dalam butir II.A.2.a pada hari yang sama dengan Peserta tidak memenuhi kewajiban penyediaan minimum Prefund Debit.

C. Tata Cara Penyediaan Prefund 1. Penyediaan Prefund Kredit

Dalam melakukan kewajiban penyediaan Prefund Kredit, berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Peserta menyediakan Prefund Kredit sesuai periode waktu kegiatan penyediaan Prefund Kredit yang ditetapkan oleh Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

b. Dalam melakukan penyediaan Prefund Kredit sebagaimana dimaksud dalam huruf a, berlaku ketentuan sebagai berikut:

1) Untuk ...

1) Untuk PLU, penyediaan Prefund Kredit dilakukan oleh Peserta yang bersangkutan.

2) Untuk PLA, penyediaan Prefund Kredit dilakukan melalui Bank Pembayar.

3) Untuk PTL, penyediaan Prefund Kredit dilakukan oleh Bank Penerus.

c. Nilai nominal Prefund Kredit yang disediakan oleh Peserta paling sedikit sebesar total DKE Transfer Dana dan/atau DKE Pembayaran keluar (outgoing) dikurangi total DKE Transfer Dana dan/atau DKE Pembayaran masuk (incoming) dari Peserta lain yang didukung oleh dana yang cukup (confirmed incoming).

d. Penyediaan Prefund Kredit dalam bentuk dana tunai (cash Prefund) dilakukan melalui Sistem BI-RTGS dengan cara melakukan transfer dana dari Rekening Setelmen Dana PLU atau Rekening Setelmen Dana Bank Pembayar ke rekening milik Penyelenggara yang digunakan khusus untuk menampung dana tunai (cash Prefund) dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.

2. Penyediaan Prefund Debit

Dalam melakukan kewajiban penyediaan nilai minimum nominal Prefund Debit, berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Penyediaan Prefund Debit dalam bentuk dana tunai (cash Prefund) dilakukan melalui Sistem BI-RTGS dengan cara melakukan transfer dana dari Rekening Setelmen Dana PLU ke rekening milik Penyelenggara yang digunakan khusus untuk menampung dana tunai (cash Prefund) dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.

b. Penyediaan Prefund Debit dalam bentuk surat berharga (collateral Prefund) dilakukan melalui BI-SSSS, dengan prosedur sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan BI-SSSS.

D. Tata ...

D. Tata Cara Penambahan Prefund 1. Penambahan Prefund Kredit

a. Peserta wajib melakukan penambahan Prefund Kredit dalam hal Prefund Kredit yang disediakan oleh Peserta tidak mencukupi untuk memenuhi kewajiban Peserta dalam Layanan Transfer Dana dan/atau Layanan Pembayaran Reguler.

b. Penambahan Prefund Kredit sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilakukan sesuai dengan periode waktu penambahan Prefund Kredit yang ditetapkan oleh Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

c. Mekanisme penambahan Prefund Kredit sebagaimana dimaksud dalam huruf a mengacu pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir C.1.

2. Penambahan Prefund Debit

a. Peserta wajib melakukan penambahan Prefund Debit dalam hal nilai minimum nominal Prefund Debit tidak mencukupi untuk memenuhi kewajiban Peserta dalam Layanan Kliring Warkat Debit dan/atau Layanan Penagihan Reguler.

b. Penambahan Prefund Debit dilakukan sesuai dengan periode waktu penambahan Prefund Debit sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.5.

c. Mekanisme penambahan Prefund Debit mengacu pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf C.2.

E. Pengembalian Prefund

1. Pengembalian Prefund Kredit

Dalam hal setelah jam layanan pada Layanan Transfer Dana dan Layanan Pembayaran Reguler berakhir, Peserta masih memiliki saldo dana tunai (cash Prefund) yang tidak dipergunakan dalam perhitungan Layanan Transfer Dana dan/atau Layanan Pembayaran Reguler maka saldo dana tunai (cash Prefund) tersebut dikembalikan oleh Penyelenggara ke Rekening Setelmen Dana PLU dan/atau Rekening Setelmen Dana Bank Pembayar.

2. Pengembalian ...

2. Pengembalian Prefund Debit

Setelah jam layanan pada Layanan Kliring Warkat Debit dan Layanan Penagihan Reguler berakhir, Penyelenggara melakukan pengembalian dana tunai (cash Prefund) ke Rekening Setelmen Dana PLU dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Dalam hal saldo dana tunai (cash Prefund) menunjukkan nilai positif maka Penyelenggara

a. Dalam hal saldo dana tunai (cash Prefund) menunjukkan nilai positif maka Penyelenggara